Anda di halaman 1dari 97

Lampiran-1

(Perdir No. 0133.P/DIR/2019 Tentang Pedoman Tata Usaha Konsumen di


Lingkungan PT PLN (Persero))
Lampiran-2
(Perdir No. 0016.P/DIR/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Usulan dan
Penelitian Penghapusan Piutang Ragu-Ragu)
Lampiran-3
(Perdir No. 0017.P/DIR/2015 Tentang Peningkatan dan Pengendalian Penjualan
Tenaga Listrik)
PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR: 0 017 .P/D|RY2015

TENTANG

PROGRAM PENINGKATAN DAN PENGENDALIAN PENJUALAN TENAGA LISTRIK

DIREKSI PT PLN (PERSERO)

lvlenimbang bahwa dalam rangka menjalankan misi PT PLN (Persero) sebagai pendorong
kegiatan ekonomi, maka dipandang perlu mendorong peningkatan penjualan
tenaga listrik di daerah-daerah yang mampu menambah penjualan tenaga
listrik;

b. bahwa pada kenyataannya ada daerah-daerah yang kemampuan penyediaan


tenaga listriknya terbatas, maka dipandang perlu mengendalikan penlualan
tenaga listrik,
bahwa masih terdapat golongan tarif yang penjualan tenaga listriknya perlu
dikendalikan untuk menekan peningkatan nilai subsidi, yaitu golongan tarlf
yang belum mencapai nilai keekonomian dan belum mengikuti mekanisme Faflff
adjustment,
d. bahwa untuk mendukung upaya peningkatan penjualan dan pengendalian
tenaga listrik pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c di
atas, perlu ditetapkan program untuk meningkatkan dan mengendalikan
penjualan tenaga listriki
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf d di
atas, maka perlu menetapkan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) tentang
Program Peningkatan dan Pengendalian Penjualan Tenaga Listrik.

IVle ng ing at 1. Undang-undang Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara;
Undang-undang Republik lndonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
3. Undang-undang Republik lndonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan;
Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 23 Tahun 1994 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara lvlenjadi
Perusahaan Perseroan (Persero);
5. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
6. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 023.ruD|R/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 273.1<lDlRl2013 dan
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0443.KDIR2013.

MEMUTUSKAN:

lvlenetapkan PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG PROGRAM


PENINGKATAN DAN PENGENDALIAN PENJUALAN TENAGA LISTRIK,

BAB I,.,
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. pLN adalah perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan
A[i; nolaris Sutjipto SH, Nomor tOO tanggjt 30 Juli 1994 yang telah dimuat dalam Berita Negara
Refublik lndonesia Nomor 6731 Tahun 1994 Tambahan Nomor 73'
tugas pengusahaan
-2. Unit pLN adalah unlt organisasi di bawah PLN Kantor Pusat yang mempuny_ai
PLN Distribusi, Unit Pelaksana adalah PLN
t""rg, ii"t1k metiputi Unii lndut yaitu PLN Wilayah dan
AreJdan Sub Unit Pelaksana yaitu PLN Rayon'
pemangku iab€lan slrllftYral yang memiliki
3.
" General lvlanager selanjutnya disebut GM adalah sebutan
jawab Unit lnduk dalam hal ini GM PLN Distribusi dan GM PLN
["*".;"g;n Oin seOagii pLnrnggrng
Wilayah.
Manajer unit adalah sebutan pemangku jabatan- struktural yang memiliki kewenangan dan
sebagai
4.
' petaksana Unit Pelaksana dalam hal ini
;";r;;g;g'1awao unit da'iam'hal ini Manajer Area dan Sub
l\Ianajer RaYon.

-
5'KonsumenadalahSetiaporangataubadanusahaataubadan/lembagalainnyayangmemakaitenaga
ristrir< juii inrtrtr"i pLN berd-asarkan alas hak yang sah baik yang menggunakan
sistem reguler
maupun sistem Prabayar.
yang memakai
6. Konsumen Reguler adalah setiap orang atau badan usaha atau badan/lembaga lainnya
- t"n"!i pLN yang melunasi pembayaran tagihan
iLtrit ojari instalasi berdaiarkan alas hak yang sah
listriti setiap bulan setelah pemakaian tenaga listrik
Konsumen Prabayar adalah setiap orang atau badan usaha atau badan/lembaga lainnya
yang
7. yang pembayaran
memakai tenaga listrik dari instalasi PLN berdasarkan alas hak yang sah melunasi
tagihan listrik sebelum pemakaian tenaga listrik.

8. tdentitas Pelanggan (Konsumen) selanjutnya disebut IDPEL adalah kumpulan angka yang merupakan
identitas Konsumen yang membedakan antara satu Konsumen dengan Konsumen lainnya.

9. penyambungan Baru selanjutnya disebut PB adalah proses pengajuan pasang baru listrik oleh Calon
Koniumen mulai pendaftaran sampai dengan penyambungan listrik di Konsumen

10. Tambah Daya selanjutnya disebut TD adalah proses pengajuan tambah daya listrik oleh Konsumen
mulai pendaitaran sampai dengan Konsumen memperoleh daya baru yang diajukan'
j1. penyambungan Sementara selanjutnya disebut PS adalah penyambungan tenaga listrik untuk
kepentingan yang bersifat sementara.
12. perjanjian Kerjasama selanjutnya disebut PKS adalah suatu kesepakatan antara Direksi PLN dengan
Konsumen daiam rangka jual beli tenaga liskik yang selanjutnya dituangkan dalam Perjanjian Jual Beli
Tenaga Listrik.
13. perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik selanjutnya disebut PJBTL adalah hubungan hukum antara Unit PLN
dengan Konsumen yang merupakan alas hak yang sah dalam jual beli tenaga listrik.
14. Daya Tersambung adalah daya yang disepakati antara PLN dengan Konsumen yang dituangkan dalam
PJBTL,
15. Biaya penyambungan selan.jutnya disebut BP adalah biaya yang dibayar oleh Konsumen/Calon
Konsumen ketika menga.,ukan penyambungan baru dan/atau penambahan daya
.16. Bp Standar adalah biaya yang dibayar oleh Konsumen/Calon Konsumen ketika mengajukan
penyambungan baru dan/atau penambahan daya, yang besarnya sesuai dengan tarif yang ditetapkan
dalam peraturan yang berlaku.
17. BP Rencana Anggaran Biaya selanjutnya disebut BP RAB adalah biaya yang dibayar oleh
Konsumen/Calon Konsumen ketika mengajukan penyambungan baru dan/atau penambahan daya,
yang besarnya sesuai dengan rencana anggaran biaya mengacu kepada harga satuan yang ditetapkan
PLN.
18. Jaminan Langganan (JL) adalah jaminan berupa uang atau bank garansi yang dikeluarkan oleh
perbankan nasional atas pemakaian daya dan energi listrik selama menjadi Konsumen.
19. Piutang Ragu-ragu (PRR) adalah plutang Konsumen yang tidak dilunasi dan sukar ditagih atau
diragukan pembayarannya serta telah dilaksanakan pemutusan rampung sambungan tenaga listrik.
20. Dafa..
20. Data lnduk Langganan selanjutnya disebut DIL adalah sekumpulan data induk Konsumen yang memuat
histori transaksijual beli tenaga listrik.
21. Komponen C adalah komponen biaya energi primer untuk memproduksi tenaga listrik termasuk minyak
pelumas, zat kimia apabila diperlukan.
21. Tegangan Tinggi (TT) adalah tegangan sistem di atas 35.000 Volt sampai dengan 24S.000 Volt.
22. Tegangan Menengah (TM) adalah tegangan sistem di atas 'l.000 Volt sampai dengan 35.000 Volt.
23. Tegangan Rendah (TR) adalah tegangan sistem sampai dengan 1.000 Volt.
24. Sambungan Rumah (SR) adalah jaringan/instalasi antara jaringan distribusi tenaga listrik sampai
dengan rel pembatas dan pengukur.
25. Alat Pembatas dan Alat Pengukur yang selanjutnya disebut APP adalah alat milik PLN yang dipakai
untuk membatasi daya listrik dan mengukur energi listrik baik sistem reguler maupun sistem prabayar.
26. Alat Pembatas adalah alat milik PLN untuk membatasi daya listrik yang digunakan Konsumen sesuai
dengan PJBTL antara PLN dengan Konsumen.
27. Alat Pengukur adalah alat milik PLN berupa peralatan elektromekanik maupun elektronik untuk untuk
mengukur energi listrik yang dipakai Konsumen.
28. Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) adalah pekerjaan pengoperasian dan pemeliharaan
jaringan listrik dalam keadaan bertegangan.
29. Pelayanan Teknik selanjutnya disebut Yantek adalah unit pemeliharaan dan pelayanan gangguan yang
dikontrakkan kepada pihak ketiga.
30. Tatal Maintenance Contract (T|\IC) adalah pekerjaan pemeliharaan yang dlkontrakkan kepada pihak
ketiga.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan

(1) Maksud ditetapkannya Peraturan.ini adalah sebagai pedoman dalam program peningkatan dan
pengendalian penjualan tenaga listrik.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan ini adalah untuk keseragaman dalam melaksanakan program
peningkatan dan pengendalian penjualan tenaga listrik.

pasal 3

Ruang Lingkup

Ruang ljngkup Peraturan ini meliputi:


1. Kriteria Peningkatan Penjualan Tenaga Listrik.
2. Ktiletia Pengendalian Penjualan Tenaga Listrik.

BAB II

PENINGKATAN PENJUALAN TENAGA LISTRIK

Bagian Kesatu
Kriteria Peningkatan penjualan Tenaga Listrik

Pasal 4

Kriteria daerah yang penjualan tenaga listriknya didorong untuk ditingkatkan


sebagai berikut:
1. Daerah dengan kemampuan pembangkitan memenuhi kriteria (n-'1) atau
daerah yang akan memenuhi
kriteria (n-1) karena mendapat tambrhan pasokan dari pembang'kit .".-BBM y-; ;Jn
beroperasi
kurang dari 1 (satu) tahun ke depan,

2. Daerah..
puluh persen), dan
2. Daerah dengan pembebanan trafo tenaga belum mencapai rata-rata 80% (delapan
3. Dalam hal penambahan penjualan tenaga listrik ada golongan tarif dengan harga.jual lebih tinggi dari
biaya energi primer untuk memproduksi tenaga listrik (komponen C)'

Bagian Kedua
Penyambungan Baru (PB) dan Tambah Daya (TD)

Pasal 5

(1) Pada prinsipnya PB/TD '1 (satu) persil hanya boleh dilayani dengan 1 (satu) IDPEL. Dalam hal terdapat
kendala keieriediaan lahan gardu, atau Konsumen memerlukan pengaturan pemanfaatan bangunan,
maka unit PLN dapat melayani PB/TD pada 1 (satu) persil dengan lebih dari 1 (satu) IDPEL, dengan
persyaratan sebagai berikut:
1. Konsumen/Calon Konsumen kesulitan menyediakan lahan gardu, maka:
a. Unit pLN dapat membangun gardu dengan ukuran lahan yang tidak sesuai dengan standar
pLN karena keterbatasan luas lahan yang disediakan oleh Konsumen/Calon Konsumen
sepanjang memenuhi persyaratan keselamatan teknis, atau Unit PLN tidak dapat
membangun gardu karena Konsumen/Calon Konsumen sama sekali tidak dapat
menyediakan lahan untuk gardu, maka Konsumen/Calon Konsumen dapat dilayani leblh dari
1 (satu) IDPEL dalam 1 (satu) persil.

b. Permohonan PB/TD golongan tarif lndustri dengan Daya Tersambung 30 MVA atau lebih
besar dalam hal Konsumen/Calon Konsumen meminta dilayani dengan Tegangan
Menengah, maka dapat dilayani melalui Tegangan Menengah dengan lebih dari 1 (satu)
IDPEL, dengan ketentuan masing-masing IDPEL maksimal daya 30 MVA dan menggunakan
Tarif l-3ffM .
c. Permohonan PB/TD golongan tarif Bisnis dan Pemerintah dengan Daya Tersambung di atas
200 kVA dalam hal Konsumen meminta dilayani dengan Tegangan Rendah, maka dapat
dilayani melalui Tegangan Rendah dengan lebih darl 1 (satu) IDPEL, dengan ketentuan
masing-masing IDPEL maksimal daya 200 kVA dan menggunakan Tarif B-2 atau P-1.
d. Permohonan PB/TD golongan tarif Industri dengan Daya Tersambung di atas 200 kVA dalam
hal Konsumen memlnta dilayani dengan Tegangan Rendah, maka dapat dilayani melalui
Tegangan Rendah dengan lebih dari 1 (satu) IDPEL, dengan ketentuan masing-masing
IDPEL maksimal daya 200 kVA dan menggunakan Tarif Layanan Khusus.
2 Dalam hal Konsumen memerlukan pengaturan pemanfaatan bangunan, dimungkinkan melayani
lebih dari 1 (satu) IDPEL dalam '1 (satu) persil dengan persyaratan peruntukan listriknya berbeda
dan/atau pemiliknYa berbeda.
3 lnstalasi antara 't (satu) IDPEL dengan IDPEL lainnya harus terpisah dan tidak dapat saling

4. Dalam hal salah satu IDPEL yang dimaksud pada angka 1 dan angka 2 mengalami pemutusan
sementara/bongkar rampung karena menunggak pembayaran tagihan listrik atau Penertiban
Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) atau saling pasok diantara IDPEL dalam 1 (satu)
persil/bangunan, maka IDPEL lainnya harus dalam keadaan diputus sementara, dimana ketentuan
ini harus diperjanjikan dan disepakati oleh Konsumen dalam PJBTL yang mengajukan permintaan
2 (dua) pasokan/lebih dengan 2 (dua) IDPEL/lebih di dalam 1 (satu) persil.
(2) Permohonan PB/TD yang memerlukan investasi trafo dan jaringan atau jaraknya relatif jauh dari
jaringan yang memerlukan investasi pembangunan jaringan lishik melebihi nilai BP yang dibayar
Konsumen, di mana pembangunan jaringan tersebut berpotensi menumbuhkan pasar pemanfaatan
listrik, maka Unit PLN atas persetujuan GM dapat melayani permohonan PBffD dengan nllai investasi
sesuai kewenangan GM yang berlaku.
(3) Konsumen/Calon Konsumen yang mengalami kendala biaya saat mengajukan PB/TD karena besarnya
beban BP dan/atau JL, maka GM dapat:
1. Menyetu.iui PB dengan pembayaran BP dan JL dalam bentuk uang secara angsuran maksimum
selama 24 (dua puluh empat) bulan.
2. I\,4enyetujui TD dengan pembayaran BP dan JL dalam bentuk uang secara angsuran maksimum
selama 24 (dua puluh empat) bulan hanya untuk Konsumen yang tidak pernah menunggak dalam
waktu 1 (satu) tahun terakhir.
3. N,4emberi...
--
3,N4emberikeringananpembayaranBPdenganpemotonganmaksimumsebesarS0%'(limapuluh
peis"n) untut iD yang hanya memerlukan setfrn g relay alau penggantian Alat Pembatas, di mana
JL mengikuti tetentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) angka 2'
pemasangan kembali
(4) Konsumen/calon Konsumen yang mengalami kendala.biaya saat mengajukan
pemasangan ada PRR, maka GM
eks-bongkar rampung tarena padi persii yang dimohonkan kembali.
'12 (dua belas)
dapat mimberi keririganan pembafaran nltai-pRR dengan cara angsuran mals.TyT
Ouiln paO, tDpEL tima. Afabila pada persil tersebut diperlukan tambahan IDPEL baru maka PRR
pada IDPEL Iama wajib dilunasi terlebih dahulu.

Pasal 6

Percepatan pelayanan PBiTD dilakukan sebagai berikut:


pengadaan
1. Dalam hal menyediakan material tepat waktu Glil diberi kewenangan untuk melakukan
sendiri dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk material penyambungan TlVl/TR dalam hal material pengadaan Terpusat/Joinl Procurement
Divisi/Unit pelaksana pengadaan
belum tersedia, dengan teilebin dahulu berkoordinasi dengan
terkait.
b. permintaan pB/TD memerlukan material yang melebihi pagu material yang diadakan secara
fetpusa7Joint procurement, dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Divisi/Unit pelaksana
pengadaan terkait.
2. Dalam hal layanan PB/TD/PS terkendala oleh ketersediaan material, maka unit PLN dapat:
a. Memasok listrik dengan temporary material alau peralatan rnobile sambil menunggu selesainya
pekerjaan fisik secara Permanen.
b. Masing-masing Unit PLN saling transparan atas persediaan material penyambungan di unitnya
untuk pemanfaatan material penyambungan antar Unit PLN
c. Dapat melayani PS tidak permanen tanpa mengenakan BP RAB namun material penyambungan
disediakan dan dipasang oleh pemohon PS, dan PLN hanya menyediakan APP.
d. Dapat melayani kebutuhan listrik masa konstruksi dengan layanan reguler yang dikenakan tarif
reguler apabila listrik yang digunakan akan dipakai secara permanen di lokasi yang sama.
3. Dalam memenuhi kecukupan kapasitas trafo dan/atau ketersediaan jaringan untuk mengantisipasi
permintaan PB/TD yang berpotensi menumbuhkan pasar pemanfaatan tenaga listrik, GN/ dapat
menyetujui penambahan kapasitas/pembangunan trafo distribusi dan/atau jaringan walaupun Calon
Konsumen belum membayar BP.
4. Untuk mengantisipasi agar pelayanan PB/TD tidak tertunda karena proses persetujuan administrasi,
maka :

a. Manajer Area dapat memproses PJBTL untuk Konsumen Layanan Khusus (Premium) sambil
menunggu persetu.juan Direksi terkait penetapan tarif premium standar dengan atau tanpa PKS.
b. Pejabat satu tingkat di bawah pejabat yang beMenang diberi kewenangan menandatangani
persetujuan administrasi layanan PB/TD bila pejabat yang beMenang sedang tidak dapat
menandatangani dokumen administrasi.

Bagian Ketiga
Jumlah dan Lama Gangguan

Pasal 7

(1) Untuk mengurangi terjadinya jumlah dan lama pemadaman akibat masalah koordinasi sistem proteksi,
maka sistem proteksi jaringan, Gardu lnduk, dan pembangkit sewa/lPP harus dipastikan dapat bekerja
dengan baik.
(2) Untuk mengurangi energi yang tidak tersalurkan akibat gangguan, masing-masing Unit PLN agar
mengoptimalkan regu Yantek yang mobile mendekati lokasi pusat beban dan secara rutin melakukan
inspeksi potensi gangguan.
(3) Dalam hal lviaterial Distflbusi Utama (MDU) tipe tertentu sering mengalami gangguan dan dipandang
perlu untuk tidak digunakan lagi sampai adanya hasil pengujian, maka GM dapat:
1. Melakukan pengadaan sendiri material pengganti, khusus untuk material yang sering mengalami
gangguan dengan jumlah sesuai dengan material yang mengalami gangguan.

2. I\/eminta...
atau konsultan
-2. Meminta bantuan pLN pusat penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
i;i;;;fu." (non profit) untuk melakukan kajian penyebab gangguan'
(4) Dalam hal penyelesaian gangguan yang bersifat darurat',
Unit PLN dapat melakukan pengadaan
menuntaskan perDarKan'
material yang diperlukan untuk secepatnya
yang. diakibatkan oleh gangguan instalasi milik
(5) Untuk mengu'angi lama padam pada Konsumen.
x"""".". "trk"" Unit PLN oapai memoeri penjelaian- kepada Konsumen untuk meminta bantuan
gangguan instalasi milik Konsumen'
;i.];i;; y;.; tompeten dalam rangka memperbaiki

Bagian KeemPat
Frekuensi dan Lama Pemeliharaan, dan Tegangan Layanan

Pasal 8

pemeliharaan dilakukan cara:


Upaya untuk mengurangi frekuensi dan lama
lvlemastikan agar pemeliharaan dilakukan dengan disiplin dan
rutin' maka unit PLN dapat melakukan
1. jadwal pemeliharaan Konsumen'
p"rnJif,rtu"n !ang disesuaikan dengan
pekerjaan dalam keadaan bertegangan oleh regu PDKB untuk pekerjaan
yang
-2. Mengoptimalkan
Jirrlgfi"fan dikerjat<in dalam keadaan Oertegangan pada saat perbaikan
gangguan atau
pemeliharaan.
3.Pekerjaan-pekerjaanpemeliharaanyangberpotensimenyebabkanpemadamansedapatmungkin
dilakukan bersamaan.

Pasal 9

Untuk memperbaiki tegangan layanan dilakukan dengan cara:


untuk memastikan bahwa penurunan tegangan pelayanan tidak lebih rendah dari
10% (sepuluh
1. persen) tegangan TMIT darl tegangan
p"rr*l tlg"ngan TR dan tidax lebih rendah-dari 5% (lima
nominal, maka Unit PLN dapat:
tetap
a. Melakukan pengadaan trafo khusus bila tegangan TM di bawah standar PLN diperkirakan
terjadi dalam waktu di atas 6 (enam) bulan'

Melakukan pengadaan trafo distribusi bila pengadaan TerpusavJoinf Procurement tetlambat


atau
b.
pengadaan gagal.
c.MemasangtrafononStandar(darisisikapasitasdaya)untukmengatasikesulitanlahan
pemasangan trafo.

d'MengoptimalkanpemanfaatankapasitoratauAutomaticVo|tageRegulator(AVR).

e. Mensyaratkan Konsumen untuk memasang kapasitor di sisi Konsumen TN/[T bila beban
Konsumen menyebabkan penurunan tegangan di bawah ketentuan aturan
jaringan (distribution
code/grid code).
2. Unit PLN wajib melakukan pengukuran beban trafo dan tegangan ujung secara rutin guna
nnengantisipasi pertumbuhan beban setempat

Bagian Kelima
Kesalahan Baca Meter atau APP Rusak

Pasal 10

Untuk mengurangi kesalahan baca meter atau APP rusak dilakukan dengan cara:
1. Unit PLN harus segera mengganti APP yang rusak.
2 Unit PLN dapat menyediakan stock APP per Area sesuai kebutuhan untuk mengganti APP yang rusak
3. Untuk memastikan agar angka stand APP mudah terbaca oleh petugas catat meter, maka Unit PLN
dapat:
a. Memindahkan APP dari dalam rumah Konsumen ke posisi luar rumah atas biaya PLN.
b. Mengganti...
rusak
b. Mengganti APP bila kaca APP sudah buram atau
di atas 10 (sepuluh) tahun'
c. I\/lengganti secara bertahap APP yang telah beroperasi

4. HarusdipastikanagarrasioCurrentTransformer(cr)lPotentiatTransformer(PT)SesuaiantaraDlL
dengan fisik di laPangan

Bagian Keenam
Kerjasama Bisnis Dengan Konsumen

Pasal 11

Untukmengatasirendahnyape(umbuhanpenjualantenaga.Iistrikkhususnyadikelompoklndustridan
;j.;., ;;;i"";;.eoagai oimpak-;iri aoanyd penyesuaian tirif tenaoa listrik dan kecenderungan Konsumen
pemnangtit 1istril sendiri, maka GM diberi kewenangan
dengan daya di atas 200 xvn ,#rrailislrir oaii
untuk melakukan:
1. Negosiasi dengan Konsumen berupa:
a. pemberian insentif harga di Luar waktu Beban Pucak (LWBP), di mana persetujuan tarifnya
d itetaPkan oleh Direksi'
(musim-musim tertentu seperti
b. Menjual listrik lebih murah pada kondisi pembangkitan berlimpah
musimhujanyangmenyebabkanPLiAberlimpah,adanyaketentuan'take'orpayyang
mengakibatkan p"ngrrrngln produksi pembangkit PLN
yang biaya produksinya lebih rendah dari
nargi juat), dimana perseiujuan tarifnya ditetapkan oleh Direksi
c.lnsentifhargaataspenambahanpemakaiandaripemakaianreguler,dimanapersetujuantarifnya
ditetaPkan oleh Direksi
2'NegosiasidenganKonsumenuntukmemberiinsentifdalambentuktambahanlayanan,berupa:
dengan prioritas tarif l-2, I-3, l-4
a. Kompensasi gratis layanan konsultasi teknis di internal Konsumen
dan B-3.
Ketenagalistrikan bagl
b. Bantuan konsultasi teknis dari PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan
Konsumen lndustri/Bisnis dengan biaya PLN apabila diperlukan'
yang memiliki pembangkit tenaga
3.
- GM dapat melakukan negosiasi untuk membeli listrik dari Konsumen
Khusus (harga jual
#ir. ir.menjualnya kJmbali kepada Konsumen tersebut dengan tarif Layanan
di bawah tarif reguler),
Juii pLfl kepada Konsumen di atas harga beli PLN dari Konsumen dapatpersetujuan
pLN ke[ada Konsumen harus mendapat oleh Direksi
iJngrn nu.ir.n trarga juat dari
sesuai ketentuan Yang berlaku

Bagian Ketujuh
Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik Non Konsumen

Pasal 12

berikut:
Tindak lanjut hasil Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) Non Konsumen dilakukan sebagai
1. Untuk mempermudah proses legalisasi Penerangan Jalan Umum (PJU) ilegal setelah ada kesepakatan
dengan Pemerintah Daerah setempat, maka Unit PLN dapat melakukan:
a. Legalisasi pJU ex pemasangan masyarakat yang instalasinya sudah terpasang, dapat dilayani
dengan BP RpO,- untuk layanan Prabayar.
b.
- Legalisasi pJU ex pemasangan masyarakat yang instalasinya sudah terpasang, dapat dilayani
deigan Bp Rp.O,-'dan JL Jiangsur maksimal 2 (dua) tahun dalam pembayaran tagihan listrik
untu-k layanan Reguler baik pola abonemen maupun menggunakan APP'

c. Keamanan instalasi PJU ex pemasangan masyarakat menjadi tanggung jawab Pemerintah


Daerah.
2. Unit pLN dapat memasang APP sistem prabayar untuk penggunaan khusus seperti pasar malam,
pedagang fakl tima, kegiatin umum/sosial (lapangan olah raga), pos ronda atas nama PLN setempat
ifOpif- ifru) dengan daya dibatasi maksimum 5500 VA dan dikenakan tarif Layanan Khusus TR
dengan faktor pengali N=1
Bagian...
Bagian KedelaPan
Pemantauan Potensi Pasar

Pasal 13

Pemantauan potensi pasar dilakukan dengan cara:


1,|\,4elakukanpromosiuntukmendorongpenambahandayaterutamaKonsumenbisnisdanindustriyang
,".nitifi jrrn nyala di atas 400 (empat ratus)jam per bulan'
pertekstllan, asosiasi
2. Melakukan kemitraanpeoailng dengan asosiasi Konsumen di daerah (antara lain.asosiasi
r.axi r-al guna memperoleh data potensi pasar yang secara cepat dan
oenousaha, asosiasi
akuiat dapat segera ditindaklanjuti untuk menjadi Konsumen
guna memperoleh data potensi
3. Melakukan kemltraan dengan asosiasi kontraktor ketenagalistrikan
pasar secara berkala.
Modal (BKPM) Daerah (badan perljinan
4.
- N,4elakukan kemitraan dengan Badan Koordinasi Penanaman
peiijinan baru yang terah diterbitkan khususnya untuk tarif lndustri
dan
;;;;;;j;;"" ,"rp"ror"n"J"ta
Bis n is.

BAB III
PENJUALAN TENAGA LISTRIK

DIDAERAHYANGMEMERLUKANPENGENDALIANPENJUALANTENAGALISTRIK

Bagian Kesatu
Pengendalian Pemakaian Tenaga Listrik

Pasal 14
Kriteria Pengendalian Peniualan Tenaga Listrik

listrik adalah sebagai berikut:


Kriteria daerah yang memerlukan adanya pengendalian penjualan tenaga
1. Daerah dengan pembangkitan yang tidak memenuhi kriteria (n-1 )i
(delapan puluh
2 Daerah dengan pembebanan trafo tenaga telah mencapai rata-rata lebih dari 80%
persen); dan
jual lebih
3. Dalam hal penambahan penjualan tenaga listrik tidak ada golongan tarif dengan harga
tinggi dari biaya energi primei untuk memproduksi tenaga listrik (komponen C)'

Pasal 15

Pengendalian peftumbuhan pemakaian tenaga listrik dilakukan dengan cara:


1. I\Iemberi insentif kepada Konsumen tndustri dan Bisnis dengan daya di atas- 200 kVA yang bersedia
Jipaoamtan paoa WBp dan beralih menggunakan pembangkit sendiri. lnsentif diberikan berupa diskon
tarif untuk pemakaian listrik pada LWBP yang nilainya setara dengan selisih antara biaya bahan bakar
produksi sendiri dengan harga listrik PLN pada wBP. Biaya yang diganti mengacu kepada jumlah
energi listrik yang difroduksi genset milik Konsumen sebagai akibat berhentinya pasokan listrik PLN
atas iermintjan Flr.l. erogram pemberian insentif ini diberikan kepada Konsumen setelah memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
a. Secara administrasi ada kesepakatan tertulis antara PLN dengan Konsumen
b. Secara teknis telah dipasang APP elektronik pada keluaran genset yang dapat merekam
angka stand APP produksi genset sebagai akibat berhentinya pasokan listrik PLN atas
permintaan PLN.
c. Perhitungan tarif yang dlgunakan untuk skema insentif ini ditetapkan oleh Direksi.
2. Dalan hal adanya permintaan PB/TD dengan daya di atas 200 kVA, GM hanya dapat melayani PB/TD
Konsumen dengan tarif non subsidi untuk Konsumen yang bersedia memakai tenaga listrik pada
LWBP.
3. PB/TD,..
h.em-at energi' dan langkah .penghematan
PB/TD harus disertai dengan upaya-upaya .sosialisasi. beban puncak sistem setempat secara
G;;r# ;;*il;ni"gs" FenD ii;l;riui tiorr meninskatkan
signifikan.

Bagian Kedua
Optimalisasi Kapasitas Sistem Pembangkitan

Pasal 16

dengan cara:
Optimalisasi kapasitas 6istem pembangkitan dilakukan
l.MelakukanPB/TDataumeningkatkanpenjualanSepanjangadapeningkatanrasiototalpendapatan
terhadaP biaYa Pokok Produksi'
m,9lilfi-e:J!^Tgl]l t"":.??' llstrik dan
2. Melakukan nesosiasi untuk membeli listrik dari Konsumen vlns
'bawah Khusus
nan;,,2tnv. kembali ke fon.r."n-t"ri"Out dengan tarif Layanin (harga jual dari PLN kepada
'd;l:il;';J:i;."'.risr'b"il piN oaiKontrrn"-n dapat di tarif regule0 densan besaran harsa
harus mendapat persetujuan Direksi'
i"rr o"iipLr.r r"pidu Klon.u,"n
di daerah yang memenuhi
3. N/ienqinformasikan kepada Calon Konsumen lndustri untuk berinvestasi
kriteia peningkatan penjualan tenaga listrik'

-4.DalamhalPLNbekerjasamadenganmitrapenyediatenagalistrik.nonbahanbakarminyakdan
jaringan untuk menyalurkan tenaga listrik ke
JJnv"oiu i""aga ristrik',oeitangguni ia*ao- menyediaran evakuasi daya dari
Ii"#, pLf.t, m"aka Unit efru h'a"rus"pioat<tlf mel;kukan upaya-upaya mempercepat
berkoordinasi dengan Pemerintah
oembanokit milik mitra untarr-t"in membantu pembebasan lahan, jaringan.
5l"irr,, I"t"rJrt, memberi masukan untuk mempercepat pembangunan
yang diperkirakan akan beroperasi dalam waktu
"5. Dalam hal pembangkit baru non bahan bakar minyak
k;;;g iari'o (enarn') outan seningga dimungkinkan menaribah penjualan tenaga listrik, maka Unit PLN
listrik kepada calon Konsumen sehingga
J"pit'rero"i.,grn ilun .urp"rJi"rpkan .pe-nyaluran .tenaga
dapat menyala iegera setelah pembangkit beroperasi'

Bagian Ketiga
Penyediaan KaPasitas Pembangkit

Pasal 17

(1) G[/ dapat melakukan kerjasama dengan Anak Perusahaan penyedia tenaga listrik dalam. rangka
."n*Jatan kapasitas pembangkit guia memenuhi permintaan listrik calon Konsumen lndustri besar
,t"r'xu*ut"n industri dengan skema layanan Busmess fo Euslness (B to B)'

(2) GM oroaktif mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (PLT Minihidro, PLT Biomasa dan PLT
'produksi
ei"g5.);"irx menggan-ti listrik daripembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak.

Bagian Keempat
Sosialisasi Penghematan

Pasal 18

Sosialisasi hemat energi kepada Konsumen secara rutin dilakukan dengan cara:
perumahan tentang
1. I\,4engedukasi Konsumen dan masyarakat antara lain melalui sekolah, kantor dan
penggunaan listrik yang hemat dan tepat guna.

2. Mengedukasi Konsumen dan masyarakat untuk menggunakan sumber energi lain selain listrik untuk
mem"enuhi kebutuhan sehari-hari, seperti konversi penggunaan pemanas air listrik ke
pemanas air gas
atau pemanas air tenaga matahari.
3. Memberikan penghargaan bagi Konsumen yang peduli energl bersih (Green Energy) dan
memanfaatkan energi matahari untuk penerangan baik di dalam maupun luar ruangan.
Bagian...
Bagian Kelima
Penjualan Tenaga Listrik Tarif Bersubsidi

Pasal '19

PengendalianpenjualantenagalistrikuntukrumahtanggatarifR-ldengandayatersambung450VAdan
900 VA dilakukan dengan cara:
secara ekonomi yang dibuktikan dengan surat
1 Melavani PB hanya bagi pemohon yang tidak mampu
t"i"tL"gr" tidak n''ampu dari Kelurahani Desa setempat'
g00 VA hanya bagi pemohon yang tidak.mampu secara
2. Melayani penurunan daya menjadi 450 vA atau
tidak mampu dari Kelurahan/Desa setempat'
ekonomi yang dibuktikan o"ng;n ;ut'i k'"t"iingan
soo-(lima ratus) 'lam per bulan atau lebih besar
3. Mendorong pelanggan yang jam nyalanya m.en:ap3i proses plnambahan,daya tidak tersedia
untuk melakukan penamoaiJn J"y". o"ir* hal
pelaksanaan
ifli p".inriri, Unit pf-ftf OiO"ri fu*"nrngun untuk melakukan pengadaan AIat Pembatas'
BP dan JL dapat diangsur bersamaan
4 neniadi 1300 vA atau lebih besar bagi Konsumen Reguler.sejak penyala-an rD. Khusus Konsumen
" TD
ft;; tr;ih;; il.i;k plrrg rrrl1+- rorT putuh empaQ_bu-ran
przhavar untuk TD menladi 1300 VA atau lebih besar' maka BP dan kewajiban lainnya dapat dibayar
:#;j;r;;;;;" p"L "g 6'u 24 (dua puluh empat) bulan sejak penvalaan rD'
Pasal 20

PenqendalianpenjualantenagalistrikbagiKonsumendengangolongantarifbersubsidiselaintarifR-1daya
450VA dan 900 VA dilakukan dengan cara:
ada pemohon PB/TD dari Konsumen/Calon
1. Apabila dalam suatu sistem yang kapasitasnya
-terbatas
ada pemohon dalSoTrum.el/Calon Konsumen
Konsumen y"ng p"nggrn,un' r'itiixnl" produi<tif dan.
ristiirnva-roniu.tii, maka unit PLN memprioritaskan PB/TD untuk Konsumen/calon
y";;;;;;g'r;""";
kon-tr.en y"ng pen gg unaan listriknya produktif '

2,ApabilaadapemohonPB/TDgolongantarifbersubsidiSelaintarifR-1daya450VAdan900VA,maka
' iji,t-pir.r ."Jmoert pen;erasa"" k;;;A femohon PBffDlerkait konsekuensi dari golongan tarif dava
vanq diminta oengan tu.juan ;effianran yang
pemohon PB/TD memperoleh daya yang sesuai dan
illli iJ.iijlrioi ,ir" iuJrn oiprritan tida( ada peluang untuk dlarahkan ke golongan tarif vans tidak
tersubsidi. maka permohonan PB/TD dapat dilayani'
3,DalamhalUnltPLNharusmelayanisebagaimana.limaksuddalamayat2Pasalini,makaUnjtPLN
yang mendekati ke golongan tarif yang tidak
lebih
tersebut memprioritasran FB,TD'untuk besiran tarif
bersubsidi.
Anahila ada Dermintaan penurunan daya menjadi 450 VA atau 900 VA' hanya
d dapat dilayani bagi
" ;H:;i"'pBiro ,r." tifi ,.rp, ""tut" ekonomi golongan tarif S-2 daya 450 VA
yang dibuktikan dengan surat keterangan tidak
dan S-2 daya
[r.p, irrr k"pria o-eialruran setempat kecuati untuk
900 vA.

BAB IV
PELAPORAN

Pasal 21

Divisi yang
Unit pLN melaporkan pelaksanaan atas Peraturan ini setiap semester kepada Kepala
memoidingidistiibusi/operasi dan pelayanan pelayanan masing-masing Regional'

BAB V.,,
BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal22

PadaSaatPeraturaninimulaiberlaku,makaketentuan.ketentuanlainyangbertentangandenganPeraturan
ini dinyatakan tidak berlaku

Peraturan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan'

Dikeluarkan di Jakarta
28 Agustus 20 75

AMA,
Lampiran-4
(Surat Dirut No. 1998/161/DIRUT/2013 Tanggal 11 Oktober 2013 Perihal
Pelayanan Bagi Pelanggan Korban Musibah)
Lampiran-5
(Surat Dirut No. 0285/AGA.01.01/DIRUT/2019 Tanggal 18 April 2019 Perihal Surat
Layanan Sambung Kembali Konsumen Korban Bencana Alam dan Kebakaran)

Anda mungkin juga menyukai