Anda di halaman 1dari 13

PT.

PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

ADDENDUM VI
NOMOR: 110.ADD/HKM.00.01/UPKNTT/2018
TANGGAL: 11 DESEMBER 2018
TENTANG
PENGADAAN SEWA MESIN GENSET HIGH SPEED DIESEL
BERBAHAN BAKAR HSD 3500 KW DI SISTEM ALOR PT. PLN
(PERSERO) UNIT INDUK WILAYAH NTT UPK NUSA TENGGARA
TIMUR.
SESUAI:
SURAT PERJANJIAN NOMOR: 001.PJ/613/SEK.NTT/2014, TANGGAL 20 MARET 2014
ADDENDUM I NOMOR: 006.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, TANGGAL25MARET 2016
ADDENDUM II NOMOR: 032.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, TANGGAL 05 SEPTEMBER
2016
ADDENDUM III NOMOR: 018.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017, TANGGAL 10 MEI 2017
ADDENDUM IV NOMOR: 081.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017, TANGGAL 22 DESEMBER
2017
ADDENDUM V NOMOR: 065.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017, TANGGAL 28 JUNI 2018

Pada hari ini Selasa Tanggal Sebelas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan Belas (11
– 12 – 2018), kami yang bertandatangandibawahini:

1. PT PLN (PERSERO) dalam hal ini diwakili oleh H. S. HANDOKO selaku Manajer PT
PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT Unit Pelaksana NTT berdasarkan Surat
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor : 3823.K/SDM.00.03/DIR/2018 Tanggal :
14 September 2018, bertindak untuk dan atas nama PT PLN (Persero) Unit Induk
Wilayah NTT Unit Pelaksana NTT, berkedudukan di Jalan Diponegoro Kuanino-Kupang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA,

2. PT. THAS POWER, Suatu badan Hukum yang didirikan berdasarkan Akta notaries
Herman Soesilo, SH nomor 06 tanggal 08 April 2009 dan Akte Perubahan Eny Wahjuni,
SH no. 26 tanggal 04 Mei 2012 berkedudukan di RukoPuriKencanaKarah B-34C Jalan
Jambangan Baru Selatan Surabaya dalam hal ini diwakili oleh EDY LIWANG, SE
selaku Direktur Utama PT. THAS POWER selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Halaman 1 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

Berdasarkan:

1. Surat Perjanjian Nomor: 001.PJ/613/SEK.NTT/2014 tanggal 20 MARET 2014, tentang


PENGADAAN SEWA MESIN GENSET HIGH SPEED BERBAHAN BAKAR HSD
2000 KW DI SISTEM ALOR PT. PLN (PERSERO) WILAYAH NTT SEKTOR NUSA
TENGGARA TIMUR.
2. Addendum I Nomor: 006.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, tanggal25 Maret 2016,
tentang PENGADAAN SEWA MESIN GENSET HIGH SPEED BERBAHAN BAKAR
HSD 2000 KW DI SISTEM ALOR PT. PLN (PERSERO) WILAYAH NTT SEKTOR
NUSA TENGGARA TIMUR.
3. Addendum II Nomor: 032.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, tanggal05 September
2016, tentang PENGADAAN SEWA MESIN GENSET HIGH SPEED BERBAHAN
BAKAR HSD 3.500 KW DI SISTEM ALOR PT. PLN (PERSERO) WILAYAH NTT
SEKTOR NUSA TENGGARA TIMUR.
4. Addendum III Nomor: 018.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017,tanggal10 Mei 2017,
tentang PENGADAAN SEWA MESIN GENSET HIGH SPEED BERBAHAN BAKAR
HSD 3.500 KW DI SISTEM ALOR PT. PLN (PERSERO) WILAYAH NTT SEKTOR
NUSA TENGGARA TIMUR.
5. Addendum IV Nomor: 081.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017, tanggal22 Desember
2017, tentang PENGADAAN SEWA MESIN GENSET HIGH SPEED BERBAHAN
BAKAR HSD 3.500 KW DI SISTEM ALOR PT. PLN (PERSERO) WILAYAH NTT
SEKTOR NUSA TENGGARA TIMUR.
6. Addendum V Nomor: 065.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2018, tanggal 28 Juni 2018,
tentang PENGADAAN SEWA MESIN GENSET HIGH SPEED BERBAHAN BAKAR
HSD 3.500 KW DI SISTEM ALOR PT. PLN (PERSERO) WILAYAH NTT SEKTOR
NUSA TENGGARA TIMUR.
7. Surat Permohonan perpanjangan kontrak PT. Thas Power Nomor 001/TP-
SPADD/XI/2018 Tanggal : 29 November 2018.
8. Notulen rapat Pembahasan Perpanjangan Sewa Genset dengan PT. Thas Power tanggal
10 Desember 2018.
9. Dengan mempertimbangkan hal – hal tersebut diatas, kedua belah pihak sepakat
melakukan Addendum VI atas surat perjanjian nomor 001.PJ/613/SEK.NTT/2014,
tanggal 20 Maret 2014, dan Addendum I Nomor: 006.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016,
tanggal 25 Maret 2016, dan Addendum II Nomor: 032.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016,
tanggal 5 September 2016, Addendum III Nomor: 018.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017,
tanggal 10 Mei 2017 dan Addendum IVNomor: 081.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017,
tanggal 22 Desember 2017 dan Addendum V Nomor:
065.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2018, tanggal 28 Juni 2018 yang dituangkan
sebagaimana diuraikan pada pasal – pasal berikut:

Halaman 2 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

PASAL 1
PERUBAHAN
1. Merubah Pasal 1 ayat 4, ayat 6 dan ayat 7
Tentang definisi sesuai surat perjanjian Nomor 001.PJ/613/SEKNTT/2014 tanggal 20
Maret 2014 Yang Tertuang Dalam Addendum II Nomor:
032.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, tanggal 05 September 2016

Semula tertulis

1) Daya kontrak adalah daya tetap (base load) yang harrus disiapkan oleh penyedia
Barag/ Jasa selama periode perjanjian sebesar 3500 kW
2) Capacity factor (CF) yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah perbandingan
antara total realisasi produksi kWh Mesin Sewa yang bersangkutan (realisasi
produksi kWh yang diterima PIHAK PERTAMA 3500 kW x jam periode bulan
yang bersangkutan).
3) Kondisi N-1 yaitu suatu criteria keandalan system pembangkitan dimana apabila
salah satu unit terbesar keluar dari seluruh mesin sewa PIHAK KEDUA keluar
system baik karena gangguan mesin ataupun sebab lainnya maka mesin sewa
masih mampu memasok daya sebesar 3500 kW.

Berubah menjadi

1) Daya kontrak adalah daya tetap (base load) yang harus disiapkan oleh penyedia
Barag/ Jasa selama periode perjanjian sebesar 5000 Kw
2) Capacity factor (CF) yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah perbandingan
antara total realisasi produksi kWh Mesin Sewa yang bersangkutan (realisasi
produksi kWh yang diterima PIHAK PERTAMA 5000 kW x jam periode bulan
yang bersangkutan).
3) Kondisi N-1 yaitu suatu criteria keandalan system pembangkitan dimana apabila
salah satu unit terbesar keluar dari seluruh Mesin Sewa PIHAK KEDUA keluar
system baik karena gangguan mesin ataupun sebab lainnya maka mesin sewa
masih mampu memasok daya sebesar 5000 kW.

2. Merubah Pasal 2 ayat (4) Tentang Lingkup pekerjaan sesuai surat perjanjian Nomor
001.PJ/613/SEKNTT/2014 tanggal 20 Maret 2014, dan Addendum V Nomor :
065.ADD/HJM.00.01/SEK.NTT/2018 tanggal : 28 Juni 2018.

Semula tertulis

Mengoperasikan dan memelihara objek sewa sehingga memenuhi :

Halaman 3 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

1) Produksi Energi listrik minimal sejumlah 58.800 kWh per hari atau 10.819.200
kWh per Enam Bulan
2) Kriteria N-1
3) SFC Tidak melebihi 0,272 liter/kWh
4) Standar keselamatan ketenaga listrikan (k2) dan standar Lingkungan Hidup (LH)
5) Kaidah dan standar pengoperasian pembangkit dan distribusi yang berlaku di
lingkungan PIHAK PERTAMA
6) Mengikuti asas – asas Good Corporate Governance (GCG) Memenuhi peratuan
ketentuan yang berlaku sesuai Pasal (Pasal 16) (Pasal 17) surat perjanjian Nomor
001.PJ/613/SEKNTT/2014 Tanggal 20 Maret 2014

Berubah menjadi

Mengoperasikan dan memelihara objek sewa sehingga memenuhi :

1) Produksi Energi listrik minimal sejumlah 120.000 kWh per hari atau 22.800.000
kWh selama Masa Sewa terhitung dari 23 Desember 2018 sampai dengan 30 Juni
2019
2) Skema Take and Pay
3) Kriteria N-1
4) SFC Tidak melebihi 0,270 liter/kWh
5) Standar keselamatan ketenaga listrikan (k2) dan standar Lingkungan Hidup (LH)
6) Kaidah dan standar pengoperasian pembangkit dan distribusi yang berlaku di
lingkungan PIHAK PERTAMA
7) Mengikuti asas – asas Good Corporate Governance (GCG) Memenuhi peratuan
ketentuan yang berlaku sesuai Pasal (Pasal 16) (Pasal 17) surat perjanjian Nomor
001.PJ/613/SEKNTT/2014 Tanggal 20 Maret 2014

3. Merubah Pasal 4 ayat 3,


Tentang tempat dan jangka waktu pemasangan sesuai Surat Perjanjian nomor
001.PJ/613/SEKNTT/2014 tanggal 20 Maret 2014 sebagaimana tertuang dalam
Addendum II Nomor: 032.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, tanggal 05 September
2016.

Semula Tertulis :

Jangka waktu dari mobilisasi, pemasangan, masa percobaan dan komisioning


seluruh obyek sewa milik PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (5) surat perjanjian ini harus sudah beroperasi secara komersial (Commercial
Operation Date/COD) dengan total daya mampu Tiga Koma Lima (3,5) MW
paling lambat 10 hari kalender terhitung sejak penandatanganan Surat Perjanjian
ini.

Halaman 4 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

Berubah Menjadi :

Jangka waktu dari mobilisasi, pemasangan, masa percobaan dan komisioning


seluruh obyek sewa milik PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksudkan dalam
pasal 1 ayat (5) perjanjian ini harus sudah beroperasi secara komersial
(Commercial Operating Date/COD) dengan total daya mampu Lima Ribu (5000)
kW pada tanggal : 23 Desember 2018 dibuktikan dengan Barita Acara
Pengoperasian Awal (COD 5000 kW) yang dilakukan oleh petugas PIHAK
KEDUA dan disaksikan oleh petugas PIHAK PERTAMA.

4. Merubah Pasal 8 ayat 1 tentang Harga Sewa sesuai Surat Perjanjian nomor
001.PJ/613/SEKNTT/2014 tanggal 20 Maret 2014 sebagaimana tertuang dalam
Addendum V nomor : 065.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2018 tanggal 28 Juni 2018.

Semula Tertulis :

Total Harga Sewa Obyek sewa milik PIHAK KEDUA masa sewa selama 184 hari
(seratus delapan puluh empat) hari kalender adalah sebesar Rp. 2.996.918.400
(Dua Milyar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Enam Juta Sembilan Ratus
Delapan Belas Ribu Empat Ratus Rupiah) sudah termasuk PPN 10% atau
setara Rp, 277,00/kWh (Dua Ratus Tujuh Puluh Tujuh Rupiah per kWh) termasuk
PPN 10%.

Berubah Menjadi :

Total Harga Sewa Obyek sewa milik PIHAK KEDUA masa sewa selama 190 hari
(seratus sembilan puluh) hari kalender adalah sebesar Rp. 6.315.600.000 (Enam
Milyar Tiga Ratus Lima Belas Juta Enam Ratus Ribu Rupiah) sudah
termasuk PPN 10% atau setara Rp, 277,00/kWh (Dua Ratus Tujuh Puluh Tujuh
Rupiah per kWh) termasuk PPN 10%.

5. Merubah Pasal 9 tentang Pembayaran sesuai Surat Perjanjian nomor


001.PJ/613/SEKNTT/2014 tanggal 20 Maret 2014 sebagaimana tertuang dalam
Addendum V nomor : 065.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2018 tanggal 28 Juni 2018.

Semula Tertulis :

Pembayaran dilakukan setiap bulan berdasarkan realisasi CF pembangkit yang


dicapai dan pengenaan denda yang ada. Dalam bulan bersangkutan maka
pembayaran harga sewa Generator Set (Genset) sebagaimana dimaksud
dilaksanakan per bulan dengan perhitungan sebagai berikut :

JUMLAH PEMBAYARAN = [kWh Produksi Netto x Harga Sewa Rp/kWh) –


Denda]

Halaman 5 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

KETERANGAN :
kWh Produksi Netto = Kwh Realisasi
Daya Kontrak = KontrakDaya (Kw) Sesuaikontrak
Harga Sewa Rp/kWh = HargaRp per kWh sesuaiKontrak

Berubah Menjadi :

(1) PIHAK PERTAMA tidak memberikan uang muka kepada PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Harga Sewa Generator Set (GENSET) menggunakan rumus :

JUMLAH PEMBAYARAN = [kWh Produksi Netto x Harga Sewa Rp/kWh) –


Denda]

KETERANGAN :
kWh Produksi Netto = Total produksi kWh mesin sewa yang dihitung di
titik transaksi.
Harga Sewa Rp/kWh = Harga Rp/kWh sebagaimana dimaksud pada pasal
8 ayat 1 perjanjian ini.
Denda = Denda – denda sesuai pasal 10 perjanjian ini.
(3) Jumlah nilai yang ditagihkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA stiap
bulan dihitung untuk periode sampai dengan akhir bulan.

6. Merubah Pasal 10,


Tentang Denda – Denda sesuai Surat Perjanjian nomor 001.PJ/613/SEKNTT/2014
tanggal 20 Maret 2014.

Semula Tertulis :
(1) Denda Keterlambatan Pemasangan
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pemasangan insfrastuktur
sentral pembangkit sewa berupa bangunan dan instalasinya dan
mengoperasikannya dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 surat
perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi setiap hari keterlambatan
dengan perhitungan sebagai berikut :

Denda Keterlambatan = 1/1000 X Nilai Kontrak Sebelum PPN

Halaman 6 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

Denda Maksimal Keterlambatan = 5% X Nilai Kontrak Sebelum PPN

(2) Debda Kurang Daya


Apabila obyek sewa tidak dapat memenuhi kapasitas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 surat perjanjian ini pada bulan bersangkutan, kecuali akibat PIHAK PERTAMA
tidak dapat menyediakan bahan bakar sesuai kebutuhan operasi atau terjadi black-out
yang bukan diakibatkan oleh keluarnya mesin milik PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA
dikenakan denda yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Denda Kurang Daya = 1,0 X (Daya Kontrak) kW – Daya Realisasi) X Jam


Kurang Daya X Harga Sewa.
Keterangan :
Daya Realisasi = Realisasi daya (kW) yang besarnya kurang dari Daya
Kontrak (kW).
Jam Kurang Daya = Lamanya terjadi kurang daya dalam jam, dimana jika
kurang dari 30 menit tidak dihitung, namun jika
terjadi 30 menit sampai dengan 1 (satu) jam, dihitung
sebagai 1 (satu) jam.
Harga Sewa Per kWh = Harga Rp/kWh (sebelum PPN) sebagaimana dimaksud
pada pasal 7 (tujuh) ayat 1 (satu) surat perjanjian ini.

(3) Denda Specific Fuel Comsumption (SFC) :


Apabila realisasi SFC pada bulan yang bersangkutan melebihi 0,275 ltr/kWh,
maka PIHAK KEDUA dikenakan denda dengan perhitungan sebagai berikut :

Denda SFC = (SFC Realisasi - 0,275) X Produkdi kWh di Titik Transaksi X


Harga HSD.
Keterangan :

SFC Realisasi = SFC yang terukur selama satu periode pengamatan


(perbulan) dalam satuan ltr/kWh. Nilai SFC
dibulatkan menjadi 3 (tiga) angka dibelakang koma
dengan mengikuti kaidah matematika.

Produksi kWh = Total produksi kWh seluruh mesin sewa yang dihitung
dititk transaksi pada bulan yang bersangkutan.

Halaman 7 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

Harga HSD = Harga BBM HSD rata – rata per liter pada bulan
bersangkutan (harga dasar perbulan ditetapkan oleh
PLN Pusat) termasuk ongkos angkut dan PPN 10%.

(4) Pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai ayat (4) pasal
ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan
cara memotong langsung dari jumlah pembayaran yang akan dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA atau dengan cara lain apabila pembayaran yang dilakukan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA tidak mencukupi untuk
pengenaan denda dimaksud.
(5) Pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai ayat (5) pasal
ini, tidak berlaku apabila kejadiannya disebabkan karena foce majeure.

Berubah Menjadi :
(1) Denda Keterlambatan Pemasangan
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pemasangan insfrastuktur
sentral pembangkit sewa berupa bangunan dan instalasinya dan
mengoperasikannya dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 surat
perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi setiap hari keterlambatan
dengan perhitungan sebagai berikut :

Denda Keterlambatan = 1/1000 X Nilai Kontrak Sebelum PPN


Denda Maksimal Keterlambatan = 5% X Nilai Kontrak Sebelum PPN
Yang dimaksud dengan nilai kontrak untuk perhitungan denda adalah nilai
kontrak penambahan daya 1500 kW sebelum PPN 10% atau Rp. 1.705.212.000,-
(Satu milyar tujuh ratus lima juta dua ratus dua belas ribu rupiah).

(2) Denda Kurang Daya


Bila PIHAK KEDUA tidak mampu memasok daya sesuai daya kontrak maka :
- Menyampaikan laporan sementara estimasi pemulihan daya mampu sesuai
kontrak melalui media komunikasi berupa Whatsapp, layanan pesan
singkat/SMS (Short Masage Servuce), atau media komunikasi lainnya yang
disampaikan paling lambat 1 X 24 jam sejak terjadinya ketidak mampuan
PIHAK KEDUA memasok daya sesuai daya kontrak.
- Diberikan waktu 7 x 24 jam (168 Jam) sejak awal mulai gangguan untuk
melakukan perbaikan/investigasi/pembuatan action plan (tidak dikenakan
denda).

Halaman 8 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

- Apabila sampai batas waktu tersebut (7 x 24 jam) mesin belum bisa masuk
sistem atau belum ada Berita Acara Investigasi Kerusakan yang dilengkapi
dengan Action Plan pemulihan gangguan mesin, maka PIHAK KEDUA akan
dikenakan denda yang dihitung perjam sampai adanya Berita Acara Investigasi
Kerusakan yang ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak dalam hal ini Pihak
Pertama diwakili oleh Manager ULP atau ULPL yang dilengkapi dengan Action
Plan pemulihan gangguan mesin.
- Apabila Berita Acara Investigasi Kerusakan yang dilengkapi dengan Action Plan
pemulihan gangguan mesin telah dibuat, maka PIHAK KEDUA tidak akan
dikenakan denda selama masa perbaikan yang telah tertuang pada Berita Acara
dan action plan pemulihan gangguan mesin.
- Apabila sampai batas waktu yang tertuang dalam Berita Acara Investigasi
Kerusakan yang dilengkapi dengan Action Plan pemulihan gangguan namun
mesin belum masuk sistem, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda yang
dihitung perjam sampai dengan mesin telah masuk sistem.
- Adapun rumus denda ketidakmampuan daya sebagai berikut:

Denda Kurang = (Daya Permintaan PLN – Daya Mampu Aktual Mesin


Daya Sewa) x Harga Sewa

Keterangan:

DayaPermintaan = Daya yang diminta oleh PLN (dalam kW) sesuai


PLN kebutuhan sistem pada setiap jam.
Daya Mampu = Daya mampu aktual mesin sewa (dalam kW) pada setiap
Aktual Mesin jam.
Sewa
Harga Sewa = Harga Rp/kWh sesuai kontrak sebelum PPN 10% atau
sebesar Rp. 249,3/kWh (Dua Ratus Empat Puluh Sembilan
Koma Tiga Rupiah).

(3) Denda Specific Fuel Comsumption (SFC) :


Apabila realisasi SFC pada bulan yang bersangkutan melebihi 0,270 ltr/kWh,
maka PIHAK KEDUA dikenakan denda dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Apabila menggunakan bahan bakar 100% HSD, maka denda SFC


menggunakan rumus sebagai berikut :

Halaman 9 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

Denda SFC = (SFC Realisasi - 0,270) X Produksi kWh di Titik Transaksi X


Harga HSD.

b. Apabila menggunakan bahan bakar Biofuel atau campuran HSD dengan


Biofuel (B20), maka denda SFC menggunakan rumus sebagai berikut :

Denda SFC = (SFC Realisasi – (0,270 + (1,58% X SFC Kontrak)) X kWh


Produksi di Titik Transaksi X Harga HSD

Keterangan :

SFC Realisasi = SFC yang terukur selama satu periode pengamatan


(perbulan) dalam satuan ltr/kWh. Nilai SFC
dibulatkan menjadi 3 (tiga) angka dibelakang koma
dengan mengikuti kaidah matematika.

SFC Kontrak = SFC yang ditentukan pada point 2 pasal 2 ayat 4


perubahan dalam surat perjanjian ini untuk suatu
periode pengamatan (perbulan) dalam satuan ltr/kWh.
Nilai SFC dibulatkan menjadi 3 (tiga) angka
dibelakang koma dengan mengikuti kaidah
matematika.

1,58% = Prosentase Hasil Test Litbang.

Produksi kWh = Total produksi kWh seluruh mesin sewa yang dihitung
dititk transaksi pada bulan yang bersangkutan.

Harga HSD = Harga BBM HSD rata – rata per liter pada bulan
bersangkutan (harga dasar perbulan ditetapkan oleh
PLN Pusat) termasuk ongkos angkut dan PPN 10%.

(4) Pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai ayat (4) pasal
ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan
cara memotong langsung dari jumlah pembayaran yang akan dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA atau dengan cara lain apabila pembayaran yang dilakukan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA tidak mencukupi untuk
pengenaan denda dimaksud.

Halaman 10 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

(5) Pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai ayat (5) pasal
ini, tidak berlaku apabila kejadiannya disebabkan karena foce majeure.

7. Merubah Pasal 3 ayat 3,


Tentang jangka waktu surat perjanjian sesuai surat perjanjian Nomor
001.PJ/613/SEKNTT/2014 tanggal 20 Maret 2014 Yang Tertuang Dalam Addendum V
Nomor: 065.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2018, tanggal 28 Juni 2018,

Semula tertulis:
(1) Jangka waktu surat perjanjian ini (Masa sewa) adalah sampai dengan tanggal 31
Desember 2018 yang mana jangka waktu Addendum ini mulai Tanggal 01 Juli
2018 sampai dengan Tanggal 31 Desember 2018 dan dapat diperpanjang lagi
apabila dibutuhkan.

Berubah Menjadi :
(1) Jangka waktu surat perjanjian ini (Masa Sewa) adalah Seratus Sembilan Puluh
(190) hari dimulai dari Tanggal 23 Desember 2018 sampai dengan Tanggal 30
Juni 2019 dan dapat diperpanjang lagi apabila dibutuhkan.

8. Merubah Pasal 12 ayat 1,


Tentang Jaminan pelaksanaan sesuai surat perjanjian Nomor 001.PJ/613/SEKNTT/2014
Tanggal 20 Maret 2014 yang tertuang dalam amandemen kontrak Nomor
065.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2018, tanggal 28 Juni 2018

Semula tertulis :

PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan perjanjian ini akan menyerahkan jaminan


pelaksanaan (performance bond) kepada PIHAK PERTAMA sebesar 5% dari jumlah
borongan sebesar Rp.2.996.918.400 (Dua Milyar Sembilan Ratus Sembilan Puluh
Enam Juta Sembilan Ratus Delapan Belas Ribu Empat Ratus Rupiah) Yaitu sebesar
Rp. 149.845.920 (Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Empat Puluh
Lima Ribu Sembilan Ratus Dua Puluh Rupiah) sebagai jaminan pelaksanaan atas
kewajiban – kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA menurut perjanjian
ini termasuk pemenuhan sanksi berupa denda-denda.

Berubah menjadi:

Halaman 11 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
4. Notulenrapat….
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan perjanjian ini akan menyerahkan jaminan


pelaksanaan (performance bond) kepada PIHAK PERTAMA sebesar 5% dari jumlah
borongan sebesar Rp.6.315.600.000 (Enam Milyar Tiga Ratus Lima Belas Juta Enam
Ratus Ribu rupiah) Yaitu sebesar Rp. 315.780.000 (Tiga Ratus Lima Belas Juta
Tujuh Ratus Delapan Ribu Rupiah) sebagai jaminan pelaksanaan atas kewajiban –

kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA menurut perjanjian ini termasuk
pemenuhan sanksi berupa denda-denda.

PASAL 2
PENUTUP
1. Pasal - pasal yang tidak tercantum dalam AddendumVI Surat Perjanjianini dinyatakan
tetap berlaku dan wajib dilaksanakan oleh PARA PIHAK sesuai Surat Perjanjian No.:
001.PJ/613/SEK.NTT/2014, tanggal 20 Maret 2014, Serta Addendum I Nomor:
006.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, tanggal 25 Maret 2016, Addendum II Nomor:
032.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, Tanggal 05 September 2016, Addendum III
Nomor: 018.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017, tanggal 10 Mei 2017, Addendum IV
Nomor: 081.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017 tanggal 22 Desember 2017 dan
Addendum V Nomor: 065.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2018 tanggal 28 Juni 2018
sepanjang tidak diatur dengan tegas dalam Addendum Surat Perjanjian ini.
2. Addendum VI ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap asli bermaterai Rp. 6.000,- yang masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, 1 (satu) rangkap asli untuk PIHAK
PERTAMA dan 1 (satu) rangkap asli lainnya untuk PIHAK KEDUA.
3. Addendum VI ini berlaku efektif tanggal 23 Desember 2018 dan dibuat pada hari,
tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas dan ditandatangani di kantor PT. PLN (Persero)
Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur UPK Nusa Tenggara Timur Jalan Diponegoro
Kuanino - Kupang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian nomor:
001.PJ/613/SEK.NTT/2014 tanggal 20 Maret 2014, Serta Addendum I Nomor:
006.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, tanggal 25 Maret 2016, Addendum II Nomor:
032.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2016, Tanggal 05 September 2016 Addendum III
Nomor: 018.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017, tanggal 10 Mei 2017,Addendum IV
Nomor: 081.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2017, tanggal 22 Desember 2017 dan
Addendum V Nomor: 065.ADD/HKM.00.01/SEKNTT/2018, tanggal 28 Juni 2018
sepanjang tidak diatur dengan tegas dalam Addendum Surat Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT. THAS POWER PT. PLN (Persero) UI WIL.NTT
DIREKTUR UTAMA UPK NUSA TENGGARA TIMUR
MANAJER

Halaman 12 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :
PT. PLN (PERSERO)
UNIT INDUK WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
UPK NUSA TENGGARA TIMUR

ERIC PEETRA SAHETAPY, ST H. S. HANDOKO

Halaman 13 dari 13 PIHAK PERTAMA :


PIHAK KEDUA :

Anda mungkin juga menyukai