Anda di halaman 1dari 27

KONTRAK RINCI

Pekerjaan Penggantian Trafo Rawan Gangguan Zona Lebak

Nomor PIHAK PERTAMA : 0174.SPK/DAN.01.02/F32020000/2023


Nomor PIHAK KEDUA : 021.1/SP/GAP/VIII/2023
Tanggal Akhir : 19 Desember 2023
Sumber Anggaran : I/2023-002/3/DAL/BTS
No PRK : 2023.DBTN.1.003

Antara

PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK DISTRIBUSI BANTEN
UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN BANTEN SELATAN

Dengan

PT. GRAHA ASA PRADANA

PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK DISTRIBUSI BANTEN
UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN BANTEN SELATAN
KONTRAK RINCI

ANTARA

PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK DISTRIBUSI BANTEN


UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN BANTEN SELATAN

DENGAN

PT. GRAHA ASA PRADANA

TENTANG

Pekerjaan Penggantian Trafo Rawan Gangguan Zona Lebak

PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK DISTRIBUSI BANTEN DI WILAYAH PT PLN (PERSERO) UNIT
PELAYANAN PELANGGAN BANTEN SELATAN

NOMOR PIHAK PERTAMA : 0174.SPK/DAN.01.02/F32020000/2023


NOMOR PIHAK KEDUA : 021.1/SP/GAP/VIII/2023

Kontrak Rinci ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut Kontrak) dibuat dan disepakati di
Rangkasbitung pada hari Senin tanggal Dua Puluh Satu bulan Agustus tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga
(21-08-2023) oleh dan antara :

I. PT PLN (PERSERO), suatu perseroan terbatas yang didirikan dan tunduk pada hukum Negara
Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 169 tanggal 30 Juli 1994 Notaris di
Jakarta, yang telah disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor
C211.519.HT.01.01.TH94 beserta perubahannya terakhir berdasarkan Akta Notaris Nomor 26 tanggal
27 Oktober 2020 dibuat di hadapan Notaris Lenny Janis Ishak, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta
perubahan mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara tanggal 19 November 2020
Nomor AHU-AH.01.03-0409314, berkedudukan di Jalan Trunojoyo Blok M I/135, Kebayoran Baru,
Jakarta 12160, dalam hal ini diwakili oleh ZULHAMDI selaku Manager PT PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan Banten Selatan berdasarkan Surat Kuasa General Manager PT PLN
(Persero) Unit Induk Distribusi Banten Nomor 0033.SKu/ORG.00.02/F32000000/2023 tanggal 05 Juni
2023, bertindak untuk dan atas nama PT PLN (Persero), berkedudukan di JL. RT HARDIWINANGUN
NO. 41 RANGKASBITUNG, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; dan

II. PT. GRAHA ASA PRADANA, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris
Fransisca Poppy Melati, SH Nomor -1- Tanggal 17 April 2003, Notaris di Tangerang, yang telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
C-11680 HT.01.01.TH.2003 Tahun 2003, beserta perubahannya terakhir berdasarkan Akta Notaris
Dyah Dwiyanti Prihatiningtyas, SH, M.Kn Nomor 06 tanggal 10 Januari 2020 Notaris di Jakarta, serta
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor AHU-0006258.AH.01.02.TAHUN 2020 berkedudukan di Jakarta, dalam hal ini diwakili oleh
ZULKIFLI, ST selaku DIREKTUR, PT. GRAHA ASA PRADANA, oleh karenanya secara sah bertindak
untuk dan atas nama PT. PT. GRAHA ASA PRADANA, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 1


Selanjutnya dalam Kontrak ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut Pihak
dan secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, dan PARA PIHAK menerangkan terlebih dahulu hal-hal
sebagai berikut:
(1) Bahwa PARA PIHAK telah menandatangani Perjanjian Nomor PIHAK PERTAMA
0049.SPK/DAN.01.02/F32000000/2023 dan Nomor PIHAK KEDUA 024.1/SP/GAP/I/2023, tanggal 24
Januari 2023 tentang Kesepakatan Harga Satuan tentang Pekerjaan Jasa Konstruksi Paket 1 (SKTM,
SUTM, Sipil Gardu & Jembatan Kabel, Instalasi Gardu) (selanjutnya disebut Perjanjian Kesepakatan
Harga Satuan);
(2) Bahwa PIHAK PERTAMA memberikan penugasan kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan
Pekerjaan Jasa Konstruksi Paket 1 (SKTM, SUTM, Sipil Gardu & Jembatan Kabel, Instalasi Gardu) di
PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan UP3 BANTEN SELATAN, melalui
*surat/rapat/dokumen tertulis lainnya.
(3) Bahwa sebagai tindak lanjut dari Kontrak Kesepakatan Harga Satuan dan permintaan PIHAK
PERTAMA sebagaimana dimaksud pada angka 2 di atas, maka PARA PIHAK sepakat untuk
mengadakan Kontrak Rinci ini.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat dan menyetujui untuk membuat dan
melaksanakan Kontrak Rinci ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
DEFINISI

Dalam Perjanjian/Kontrak rinci ini, yang dimaksud dengan:


(1) Berita Acara Serah Terima Jaminan Pelaksanaan adalah berita acara yang menyatakan bahwa
Jaminan Pelaksanaan telah diterima oleh PIHAK PERTAMA setelah Kontrak ditandatangani oleh
PARA PIHAK dan menjadi tanggal efektif kontrak.
(2) Direksi Pengawas, adalah Manager ULP Terkait.
(3) Direksi Pekerjaan, adalah Assistant Manager Jaringan PT PLN (Persero) UID Banten UP3 BANTEN
SELATAN.
(4) Evaluasi Kinerja adalah evaluasi yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA atas kinerja PIHAK KEDUA
dalam pelaksanaan Pekerjaan selama masa berlaku Kontrak.
(5) Jaminan Pelaksanaan adalah jaminan dalam bentuk bank garansi yang bernilai sebesar 5% (lima
persen) dari nilai Kontrak yang disediakan oleh PIHAK KEDUA untuk kepentingan PIHAK PERTAMA
dengan tujuan menjamin kewajibannya berdasarkan Kontrak ini.
(6) Perjanjian Kesepakatan Harga Satuan adalah Perjanjian tentang Kesepakatan Harga Satuan
Pekerjaan Jasa Konstruksi Paket 1 (SKTM, SUTM, Sipil Gardu & Jembatan Kabel, Instalasi Gardu)
yang ditandantangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan
0049.SPK/DAN.01.02/F32000000/2023 tanggal 24 Januari 2023.
(7) Kontrak Rinci adalah dokumen kontrak yang ditandatangani oleh Manager Unit Pelaksana Pelayanan
Pelanggan (UP3) dengan PIHAK KEDUA yang mengatur secara rinci mengenai kebutuhan jasa yang
akan dilaksanakan dan dituangkan dalam kontrak ini.
(8) Manager UP3 PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Banten adalah Pejabat yang memiliki
kewenangan dan membawahi suatu Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan di PT PLN (Persero) Unit
Induk Distribusi Banten.
(9) Pekerjaan adalah Pekerjaan Penggantian Trafo Rawan Gangguan Zona Lebak.
(10) Pengawas Lapangan, adalah staff bagian terkait yang ditunjuk, Team Leader ULP terkait dan/atau
pegawai yang ditunjuk berdasarkan nota dinas pengawas pekerjaan.
(11) Pengguna Barang/Jasa yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, adalah PT PLN (Persero) diwakili
oleh Manager PT PLN (Persero) UID Banten UP3 BANTEN SELATAN.

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 2


(12) Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA, adalah Perusahaan yang ditunjuk
melalui Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan pekerjaan.
(13) PIHAK KETIGA adalah pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk menyelesaikan
pekerjaan yang belum dan/atau tidak selesai.
(14) Pimpinan Pelaksana adalah seseorang yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA untuk memimpin dan
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dengan persyaratan yang telah ditetapkan dan waktu
penyerahan, persyaratan pembayaran, serta syarat dan ketentuan lainnya.
(15) PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Banten adalah Unit Induk yang beralamat di Jalan Jendral
Sudirman No.1, Babakan, Tangerang, Sukasari, Kecamatan Tangerang.
(16) PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) adalah unit pelaksana di bawah PT
PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Banten.
(17) Sanksi Daftar Hitam (Black List) adalah sanksi berupa larangan untuk mengikuti kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa di PT PLN (Persero) selama 2 (dua) tahun kalender, sesuai ketentuan yang berlaku di
lingkungan PIHAK PERTAMA.
(18) Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja yang berlaku di lingkungan PIHAK PERTAMA.
(19) Surat Peringatan adalah Peringatan tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA atas usulan dari Direksi Pekerjaan akibat adanya pelanggaran SLA dan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan dalam Perjanjian Kesepakatan Harga Satuan ataupun Kontrak Rinci.
(20) Tenaga kerja PIHAK KEDUA adalah semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek, baik
dari yang ahli/professional, sampai tenaga kerja pemborong/buruh.

PASAL 2
DOKUMEN KONTRAK

Dokumen-dokumen berikut harus menjadi dan dibaca serta ditafsirkan sebagai bagian yang merupakan satu
kesatuan dari Kontrak ini dan mengikat PARA PIHAK, yakni:
(1) Kontrak Rinci
(2) Lampiran-lampiran:
(a) Lampiran 1 : Rincian Nilai Kontrak

PASAL 3
HIRARKI DOKUMEN

Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran atau pertentangan antara ketentuan dalam satu dokumen dengan
dokumen lain, maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan
hirarki sebagai berikut:
(1) Kontrak Rinci beserta perubahannya.
(2) Perjanjian Kesepakatan Harga Satuan beserta perubahannya.
(3) Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
(4) Contract Discussion Agreement (CDA).
(5) Addendum/Amandemen Dokumen Pelelangan/RKS (bila ada).
(6) Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
(7) Syarat-Syarat Umum Kontrak.
(8) Instruksi Kepada Calon Penyedia Barang/Jasa.
(9) Ketentuan Penyediaan Jasa termasuk Spesifikasi Teknisnya.
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 3
(10) Surat Penawaran Penyedia Barang/Jasa.

PASAL 4
LINGKUP PEKERJAAN

(1) PIHAK KEDUA setuju untuk melaksanakan, menyelesaikan dan melengkapi semua Pekerjaan dalam
semua aspek dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Kontrak termasuk semua dokumen-
dokumen yang disebutkan dalam Pasal 2 Kontrak ini, dengan lingkup pekerjaan sebagai berikut:
a. Pekerjaan Penggantian Trafo Rawan Gangguan Zona Lebak.
(2) Lokasi untuk pekerjaan tersebut pada ayat (1) pasal ini di wilayah kerja PT PLN (Persero) UP3 Banten
Selatan.
(3) Spesifikasi Teknik sesuai SPLN/ Standar Konstruksi yang berlaku di PT PLN (Persero) dengan uraian
pekerjaan sebagaimana diatur dalam lampiran.
(4) PIHAK KEDUA wajib sudah memiliki ijin tertulis dan telah berkoordinasi dengan pihak dinas / instansi
terkait tentang pekerjaan yang dilaksanakan PIHAK KEDUA sesuai dengan Pasal 4 ayat 1.
(5) Apabila diperlukan, PIHAK KEDUA wajib menyiapkan Konsultan pengawas pekerjaan sesuai Pasal 4
ayat 1.
(6) Dalam Pekerjaan Pembangunan Sipil Gardu, PIHAK KEDUA harus memiliki Berita Acara Tanah Gardu
(BATG) yang telah terverifikasi oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 5
NILAI KONTRAK

(1) Nilai kontrak dalam pelaksanaan Pekerjaan adalah sebesar Rp 48,967,583,- (*** Empat Puluh
Delapan Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Delapan Puluh Tiga Rupiah ***)
termasuk PPN 11% (sebelas persen), dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Kontrak.
(2) Nilai kontrak dan rinciannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah berdasarkan harga
satuan (unit price) yang diatur dalam Perjanjian Kesepakatan Harga Satuan.
(3) Sumber Anggaran Menggunakan SKKI Nomor I/2023-002/3/DAL/BTS Tanggal 12 Juni 2023.

PASAL 6
TANGGAL EFEKTIF DAN JANGKA WAKTU KONTRAK

(1) Tanggal efektif berlakunya Kontrak ini adalah tanggal pada saat Jaminan Pelaksanaan diterima oleh
PIHAK PERTAMA sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Serah Terima Jaminan Pelaksanaan,
selanjutnya disebut Tanggal Efektif.
(2) Jangka waktu Kontrak adalah sejak Tanggal Efektif dengan syarat telah selesainya Kontrak Rinci
sebelumnya sampai dengan selesainya hak dan kewajiban PARA PIHAK sesuai ketentuan Kontrak.

PASAL 7
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

(1) PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan lingkup Pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 Kontrak dalam kurun waktu selama 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 4


terhitung sejak Tanggal Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Kontrak dan masa berakhir
kontrak rinci sampai 19 Desember 2023.
(2) Jangka waktu penyelesaian Pekerjaan ini mengacu pada ketentuan penyelesaian pekerjaan dalam
Perjanjian Kesepakatan Harga Satuan.
(3) Jangka waktu penyelesaian Pekerjaan ini dapat diperpanjang oleh PARA PIHAK berdasarkan
kesepakatan bersama sebelum berakhirnya jangka waktu penyelesaian Pekerjaan ini, yang
selanjutnya akan dituangkan dalam suatu amandemen atau dokumen tertulis lainnya.

PASAL 8
PELAKSANAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

(1) Untuk kelancaran pelaksanaan Pekerjaan, PIHAK PERTAMA menunjuk Assistant Manager Jaringan
sebagai Direksi Pekerjaan yang bertanggung jawab untuk melakukan pengendalian dan pengawasan
terhadap pelaksanaan Pekerjaan, serta memberikan bimbingan dan petunjuk yang diperlukan demi
kelancaran pelaksanaan Pekerjaan.
(2) Direksi Pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
dapat menunjuk Manager ULP Terkait serta Team Leader Teknik ULP Terkait dan/atau pegawai yang
ditunjuk berdasarkan nota dinas pengawas pekerjaan yang diterbitkan oleh Manager Unit.
(3) PIHAK PERTAMA memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan atau audit Pekerjaan yang
telah dan/atau sedang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK KEDUA wajib menyediakan akses kepada PIHAK PERTAMA dalam melakukan pengawasan
atau audit dan PIHAK KEDUA wajib memberikan klarifikasi selama proses pengawasan atau audit
berlangsung untuk menjamin kualitas pekerjaan sesuai standar konstruksi yang dipersyaratkan.
(5) PIHAK KEDUA wajib dengan usahanya sendiri mendapatkan keterangan tentang segala keadaan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, termasuk dan tidak
terbatas pada pengadaan serta pembayaran tenaga kerja, ketentuan dan peraturan terkait, sarana
angkutan yang digunakan, bongkar muat, penggudangan serta peralatan yang digunakan.
(6) Selain hal-hal di atas, PIHAK KEDUA wajib mengetahui dan memperhitungkan tentang kondisi
lapangan, perizinan, risiko dan hal terkait lainnya dengan Pekerjaan.

PASAL 9
JAMINAN PELAKSANAAN

(1) PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Jaminan Pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA sebesar
sejumlah Rp 2,448,400,- (*** Dua Juta Empat Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Empat Ratus Rupiah
***), dengan masa berlaku sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Kontrak ditambah 50 (lima puluh) hari kalender dan 30
(tiga puluh) hari kerja untuk masa klaim.
(2) Jaminan Pelaksanaan diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah Kontrak
ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(3) Penyerahan Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima Jaminan Pelaksanaan yang ditandatangani PARA PIHAK.
(4) Berita Acara Serah Terima Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini
menjadi satu kesatuan dengan Kontrak dan tanggal yang tertuang di dalamnya menjadi tanggal efektif
Kontrak sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Kontrak.
(5) Apabila sampai dengan batas waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Jaminan Pelaksanaan belum diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka
Kontrak ini dapat dibatalkan sepihak oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang ditunjuk dapat

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 5


dikenakan sanksi daftar hitam (Blacklist) serta Jaminan Penawaran (jika ada) dicairkan dan menjadi
milik PIHAK PERTAMA.
(6) PIHAK KEDUA wajib menyesuaikan nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal terdapat penambahan
volume Jasa sesuai Lampiran 1 Kontrak ini.
(7) PIHAK KEDUA wajib untuk memperpanjang jangka waktu Jaminan Pelaksanaan terkait, apabila terjadi
kesepakatan di antara PARA PIHAK untuk perpanjangan jangka waktu masa penyelesaian Pekerjaan.
(8) PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan
(5) Pasal ini selambat-lambatnya pada saat penandatanganan Addendum/Amandemen Kontrak ini.
(9) Jaminan Pelaksanaan terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini akan dikembalikan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah:
(a) PIHAK KEDUA telah memenuhi seluruh kewajiban berdasarkan Kontrak dan jangka waktu
Kontrak telah berakhir; dan
(b) Pembayaran atas pelaksanaan Pekerjaan telah dilakukan oleh PIHAK PERTAMA.
(10) Jaminan Pelaksanaan sebagaimana diuraikan pada ayat (1) pasal ini, sekurang-kurangnya harus
memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagai berikut:
a. Jaminan Pelaksanaan dapat berupa Bank Guarantee atau Demand Guarantee, yang akan
membayar sejumlah uang kepada PIHAK PERTAMA (Penerima Jaminan) jika PIHAK KEDUA
(Terjamin) tidak memenuhi kewajibannya atau cidera janji (Wanprestasi, default) kepada PIHAK
PERTAMA (Penerima Jaminan) sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian.
b. Jumlah uang yang dijamin dalam Jaminan Pelaksanaan harus jelas jumlahnya, dicantumkan
tanggal mulai berlaku dan tanggal berakhirnya jaminan pelaksanaan tersebut.
c. Jaminan Pelaksanaan harus bersifat tanpa syarat (unconditional) dan tidak bisa dialihkan (non
transferable) atau diasuransikan atau dijaminkan lagi oleh Penjamin kepada pihak lainnnya.
d. Di dalam Jaminan Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Penjamin (pihak yang mengeluarkan
jaminan pelaksanaan) harus mencantumkan ketentuan yaitu, “Menunjuk pada pasal 1832, KUH
Perdata, penjamin melepaskan/mengesampingkan/tidak memberlakukan hak-hak istimewanya
untuk menuntut agar harta benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna dapat
memenuhi hutangnya”.
(11) Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dapat dicairkan seluruhnya dan
menjadi milik PIHAK PERTAMA dalam hal:
a. PIHAK KEDUA mengundurkan diri setalah menantadatangani Perjanjian;
b. Apabila terjadi pengakhiran dan pemutusan Perjanjian, kecuali untuk pengakhiran dan
pemutusan Perjanjian yang disebabkan oleh Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24;
c. PIHAK KEDUA mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak atau;
d. PIHAK PERTAMA melakukan pemutusan atau pengakhiran Perjanjian secara sepihak sesuai
ketentuan Pasal 22 ayat (3) dan (4) Perjanjian ini.

PASAL 10
HAK DAN KEWAJIBAN

(1) Selain hak dan kewajiban yang diatur dalam pasal lain pada Kontrak ini, hal-hal sebagai berikut
menjadi hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA, yaitu:
a. Mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA.
c. Memberikan instruksi, baik langsung maupun tidak langsung, sesuai Lingkup Pekerjaan yang

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 6


telah ditetapkan dalam Kontrak.
d. Melakukan pembayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
e. Mempunyai hak dalam hal menunda dan memulai pekerjaan tanpa membatalkan persyaratan
dalam Kontrak.
f. Perintah untuk menunda atau memulai pekerjaan akan dikeluarkan secara tertulis oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
g. Jika penundaan tersebut bukan karena kesalahan/kealpaan PIHAK KEDUA, maka
penyelesaiaan pekerjaan akan diperpanjang sesuai waktu yang hilang akibat penundaan
tersebut di atas.
h. PIHAK PERTAMA berhak melakukan evaluasi terhadap kinerja PIHAK KEDUA secara periodik
dengan tujuan untuk mengetahui standar keberhasilan pekerjaan yang telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di PIHAK PERTAMA. Apabila hasil evaluasi tidak sesuai dengan
Service Level Agreement, PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi atau tindakan kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak ini.
(2) Selain hak dan kewajiban yang diatur dalam pasal lain pada Kontrak ini, hal-hal sebagai berikut
menjadi hak dan kewajiban PIHAK KEDUA, yaitu:
a. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan prosedur serta jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang dibuat dan diajukan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan SLA yang
telah ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
b. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik (laporan harian, mingguan dan bulanan)
kepada PIHAK PERTAMA.
c. Memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan
PIHAK PERTAMA.
d. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam SLA.
e. Mengambil langkah-langkah yang maksimal untuk melindungi lingkungan, baik di dalam
maupun di luar lokasi pekerjaan, dan membatasi perusakan dan pengaruh/gangguan kepada
masyarakat umum maupun miliknya sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang
disebabkan kegiatan PIHAK KEDUA.
f. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain:
1) Ketenagakerjaan, tidak terbatas pada Jaminan Ketenagakerjaan dan Jaminan Kesehatan;
2) Ketenagalistrikan;
3) Perlindungan Konsumen; dan
4) Peraturan Perundang-Undangan yang terkait lainnya.
g. Menerima Pembayaran (termasuk denda) atas prestasi kerja yang dilakukan.
h. PIHAK KEDUA wajib segera memperbaiki semua kerusakan yang dilakukan oleh pekerjaan dan
pemakaian yang abnormal, termasuk kerusakan fasilitas atau instalasi yang ada atas biaya
sendiri dan semua pekerjaan perbaikan harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 11
LARANGAN

(1) PIHAK KEDUA dilarang melakukan hal yang dapat menurunkan kehormatan, martabat dan citra
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK KEDUA dilarang menyalahgunakan wewenang, antara lain:
a. Bertindak selaku perantara bagi PIHAK KEDUA atau Golongan untuk mendapatkan pekerjaan
atau pesanan yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA.
b. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugas untuk
kepentingan diri sendiri, golongan atau pihak lain.
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 7
c. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia PIHAK PERTAMA untuk kepentingan diri
sendiri, golongan atau pihak lain.
d. Menyalahgunakan Jasa-Jasa berharga milik PIHAK PERTAMA atau yang dikuasai oleh PIHAK
PERTAMA.
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan dokumen milik
Perusahaan PIHAK PERTAMA secara tidak sah.
(3) PIHAK KEDUA dilarang melakukan perbuatan yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA antara lain:
a. Melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak
yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani.
b. Melakukan perbuatan yang langsung atau tidak langsung dapat mengakibatkan kerugian PIHAK
PERTAMA baik materiil maupun non materiil.
c. Memindah tangankan pekerjaan baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain.
d. Apabila ditemukan bukti bahwa PIHAK KEDUA memindahtangankan pekerjaan baik sebagian
maupun seluruh jasa kepada pihak lain, maka PIHAK PERTAMA berhak memutus Kontrak
secara sepihak dan diberikan surat peringatan pertama dan terakhir.

PASAL 12
SERVICE LEVEL AGREEMENT (SLA)

Penetapan Service Level Agreement (SLA) Pekerjaan didasarkan kepada TMP yang sudah ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA yang meliputi :
(1) Pelaksana Pekerjaan harus menyiapkan personil dan memiliki fasilitas untuk melaksanakan pekerjaan
berupa tempat kerja/kantor di wilayah kerja yang sudah ditentukan, memiliki Peralatan Kerja, Alat
Pelindung Diri (APD), serta fasilitas penyimpanan material dan berkas yang aman.
(2) Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus mengikuti Standard Operation Procedure
(SOP) yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA, mengenakan seragam dan dilengkapi dengan
APD (Alat Pelindung Diri) dan mentaati ketentuan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan K2
(Keselamatan Ketenagalistrikan) yang berlaku sehingga angka kecelakaan Nol.
(3) Dalam pelaksanaan pekerjaan wajib menyertakan working permit (WP) dan job safety analysis (JSA)
yang telah ditandatangani oleh Pejabat terkait.
(4) Pelaksana pekerjaan setelah pekerjaan selesai menyertakan Berita Acara (BA) pemasangan,
dokumentasi berupa foto berwarna yang memperlihatkan hasil pekerjaan meliputi foto jaringan, gardu
beserta tagging lokasi.
(5) Pelaksana pekerjaan dilarang melakukan manipulasi terhadap data hasil pekerjaan.
(6) Penetapan perhitungan SLA dibuat oleh pengawas, pengenaan sanksi/ denda diperhitungkan
terhadap penetapan SLA tersebut bersamaan penagihan.
(7) Penyerahan Berita Acara Pelaksanaan Pekerjaan Penyelesaian Pekerjaan diserahkan ke PIHAK
PERTAMA maksimum H+3 setelah pekerjaan selesai.

PASAL 13
PEMERIKSAAN DAN PENYERAHAN PEKERJAAN

(1) Direksi Pekerjaan melaksanakan pemeriksaaan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA dengan disaksikan oleh petugas yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA.
(2) Direksi Pekerjaan memberitahukan kepada PIHAK KEDUA mengenai pelaksanaan pemeriksaan
pekerjaan dalam waktu 1 (satu) hari sebelum pemeriksaan dimaksud dilakukan.
(3) Apabila pada hari pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini ternyata petugas

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 8


PIHAK KEDUA yang harus menyaksikan pemeriksaan tidak hadir, maka pemeriksaan pekerjaan
dimaksud tetap dilakukan oleh Direksi Pekerjaan dan hasil pemeriksaan tersebut tidak dapat diganggu
gugat oleh PIHAK KEDUA dengan alasan apapun.
(4) Apabila dalam pemeriksaan dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini terdapat ketidaksesuaian dengan
syarat dan standar yang ditentukan dalam Kontrak, maka PIHAK PERTAMA menolak pekerjaan
dimaksud dan PIHAK KEDUA wajib memperbaiki pekerjaan sehingga memenuhi syarat dan standar
yang ditentukan dalam Kontrak.
(5) Perbaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini dilakukan dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak diterimanya Surat Pemberitahuan, dengan ketentuan
apabila pelaksanaan pekerjaan pengganti melampaui batas waktu yang ditentukan, maka PIHAK
KEDUA dinyatakan melakukan keterlambatan penyerahan pekerjaan dan dikenakan sanksi berupa
denda keterlambatan.
(6) Penerimaan hasil pekerjaan pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini harus diikuti
dengan pemeriksaan pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal
ini berdasarkan ketentuan pemeriksaan yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
(7) Hasil pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan dituangkan Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani
oleh Direksi Pekerjaan.

PASAL 14
SERAH TERIMA PEKERJAAN

(1) Setelah pekerjaan fisik selesai 100% (seratus persen), kecuali untuk bagian pekerjaan yang tidak
mempengaruhi fungsi hasil pekerjaan misalnya pending item pada pekerjaan konstruksi yang dapat
diterima oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dapat mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA untuk penyerahan pekerjaan.
(2) PIHAK PERTAMA melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK
KEDUA.
(3) Dalam hal terdapat kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan yang diserahkan, PIHAK KEDUA wajib
memperbaiki/mengganti/menyelesaikannya.
(4) PIHAK PERTAMA menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak Rinci.

PASAL 15
MASA PEMELIHARAAN

(1) Masa pemeliharaan pekerjaan ini ditentukan 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak penyerahan
pekerjaan.
(2) PIHAK KEDUA wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
(3) PIHAK KEDUA wajib mengadakan perbaikan/penyempurnaan pekerjaan yang kurang selama masa
pemeliharaan atas biaya PIHAK KEDUA.

PASAL 16
TATA CARA PEMBAYARAN

(1) Pekerjaan ini dibiayai dari APLN dan PT PLN (Persero) UP3 Banten Selatan tidak memberikan uang
muka.

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 9


(2) Kelengkapan administrasi yang harus dilampirkan dalam pengajuan permohonan pembayaran adalah
sebagai berikut :
a. Surat Permohonan Pembayaran (yang isinya memuat antara lain : Nama Bank, No.Rekening
dan atas nama pemilik rekening).
b. Kuitansi tagihan rangkap 3 (tiga), termasuk satu asli dibubuhi materai secukupnya.
c. Invoice Tagihan rangkap 3 (tiga).
d. E-Faktur Pajak.
e. Berita Acara Pembayaran rangkap 3 (tiga).
f. Laporan Pemeriksaan Pekerjaan (LPP) rangkap 3 (tiga).
g. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) rangkap 3 (tiga).
h. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP) rangkap 3 (tiga).
i. Progres pekerjaan rangkap 3 (tiga).
j. Reservasi dan TUG-9, TUG 10 (Menyesuaikan).
k. Sweeping Material (Menyesuaikan).
l. Sweeping Material Supply Errect (Apabila ada) dilengkapi dengan menyertakan surat asal usul
pembelian material.
m. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BA STOP) Apabila ada.
n. Copy Kontrak/SPK Asli materai Manager UP3.
o. Copy Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (SBUJK) yang terakreditasi oleh
kementerian dan Lembaga Sertifikasi yang sesuai dengan PP No. 9 Tahun 2022.
p. Dokumen IBPPR, Working Permit (WP), dan Job Safety Analysis (JSA) yang telah disahkan.
q. Formulir penilaian PIHAK KEDUA kerja dengan aplikasi Superman V2 rangkap 2 (dua).
(3) Pembayaran akan dilakukan dikantor PT PLN (Persero) dengan pemindah bukuan atau transfer
kedalam Nomor Rekening Bank PIHAK KEDUA sebagai berikut :
Nama Pemilik Rekening : PT. GRAHA ASA PRADANA
Nomor Rekening : 08562626246
Nama Bank : BANK BNI Polda Cabang Utama Melawai Raya
(4) Besarnya pembayaran yang diterima PIHAK KEDUA sebesar 100% (seratus persen), Berdasarkan
realisasi sesuai Perjanjian/Kontrak (setelah dikurangi denda jika ada).
(5) Biaya transfer sebagaimana dimaksud pada Pasal ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA dan dipotong
langsung dari jumlah pembayaran tersebut.

PASAL 17
PAJAK DAN PUNGUTAN LAINNYA

Apabila dalam pelaksanaan Kontrak ini terdapat pengenaan pajak atau pungutan lainnya dengan nama atau
sebutan apapun juga oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, maka semua pajak atau pungutan
dimaksud menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 18
SANKSI DAN DENDA

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pekerjaan baik seluruh maupun sebagian dan atau
tidak memenuhi spesifikasi sebagaimana dimaksud pada SLA dan atau melakukan pelanggaran atas
ketentuan dalam Kontrak ini untuk pertama kali, PIHAK KEDUA akan diberikan Surat Peringatan
Pertama.

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 10


(2) Apabila PIHAK KEDUA telah mendapatkan surat peringatan tertulis pertama sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), kemudian kembali tidak melaksanakan baik seluruh maupun sebagian dan atau tidak
memenuhi spesifikasi sebagaimana dimaksud pada SLA dan atau melakukan pelanggaran atas
Kontrak ini, PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 5% (lima persen) dari nilai tagihan Kontrak Rinci
dan Surat Peringatan kedua.
(3) Apabila petugas dari PIHAK KEDUA tidak menggunakan Alat Pelindung Diri saat melaksanakan
pekerjaan, PIHAK KEDUA diberikan Surat Peringatan Pertama dan dikenakan denda sebesar 4%
(empat persen) dari nilai tagihan Perjanjian/Kontrak rinci.
(4) Apabila PIHAK KEDUA telah mendapatkan surat peringatan tertulis pertama sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) Pasal ini, kemudian kembali diketahui petugas dari PIHAK KEDUA tidak menggunakan
Alat Pelindung Diri, PIHAK KEDUA diberikan surat peringatan tertulis kedua dan dikenakan denda
sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari nilai tagihan Kontrak.
(5) Apabila PIHAK KEDUA telah mendapatkan surat peringatan tertulis kedua sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) Pasal ini, kemudian kembali diketahui petugas dari PIHAK KEDUA tidak menggunakan
Alat Pelindung Diri dan /atau maksimal denda keterlambatan sudah tercapai namun belum bisa
menyelesaikan pekerjaan, PIHAK KEDUA diberikan surat peringatan tertulis ketiga dan Kontrak
diputus serta dapat dimasukkan ke dalam daftar hitam (blacklist) PIHAK PERTAMA dan Jaminan
Pelaksaan dicairkan menjadi milik PIHAK PERTAMA.
(6) PIHAK PERTAMA dapat memutuskan Perjanjian/Kontrak secara sepihak, apabila besaran denda
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan sudah melampaui besarnya Jaminan Pelaksanaan atau
maksimum denda keterlambatan. PIHAK PERTAMA dapat mempertimbangkan pemberian
kesempatan kepada PIHAK KEDUA untuk menyelesaikan pekerjaan, namun dengan tetap
mengenakan denda keterlambatan maksimal.
(7) Sanksi denda sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai tagihan setiap nilai Kontrak sebelum PPN
dikenakan kepada PIHAK KEDUA apabila terjadi kecelakaan kerja.
(8) Maksimal denda keseluruhan adalah 5% (lima persen) dari nilai tagihan, diluar kecelakaan kerja.
(9) Maksimal denda keseluruhan adalah 10% (sepuluh persen) dari nilai tagihan jika terjadi Kecelakaan
Kerja.
(10) Penetapan besarnya denda adalah berdasarkan Berita Acara yang ditanda tangani oleh PARA PIHAK.
(11) Apabila PIHAK KEDUA telah mendapatkan surat peringatan tertulis kedua sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) Pasal ini, kemudian kembali tidak melaksanakan baik seluruh maupun sebagian dan
atau tidak memenuhi SLA sebagaimana dalam Kontrak ini dan/atau melakukan pelanggaran atas
Kontrak, selain dilakukan pemutusan Kontrak secara sepihak, maka PIHAK KEDUA tidak
diperkenankan untuk mengikuti pengadaan jasa pekerjaan yang sama selama 2 (dua) tahun
berikutnya.
(12) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5) dan
ayat (6) pasal ini berlaku dan dilaksanakan untuk setiap Kontrak.
(13) Apabila terjadi kerugian Kwh Jual PIHAK PERTAMA akibat kelalaian atau kesalahan pasang oleh
PIHAK KEDUA maka kerugian tersebut harus ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
(14) Jika PIHAK KEDUA gagal dalam menyerahkan hasil pekerjaan baik teknis maupun administrasi sesuai
jadwal dengan jadwal yang telah ditentukan, maka akan dikenakan denda keterlambatan, kecuali jika
keterlambatan tersebut disebabkan oleh PIHAK PERTAMA dan keadaan kahar yang disetujui PARA
PIHAK.
(15) Besarnya denda keterlambatan kepada PIHAK KEDUA atas keterlambatan menyelesaikan pekerjaan
adalah 1 ‰ (satu permil) dari Nilai Kontrak rinci untuk setiap hari keterlambatan dengan maksimal
sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.

PASAL 19
KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SERTA KELESTARIAN LINGKUNGAN
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 11
(1) PIHAK KEDUA wajib mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berlaku di
lingkungan PIHAK PERTAMA dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) PIHAK KEDUA wajib menjaga keamanan, keselamatan dan Kesehatan kerja serta kelestarian
lingkung dalam melaksanakan Pekerjaan dengan menerapkan Sistem Manajemen Keamanan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Kegiatan Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja yang
dilakukan dengan:
a. Pencegahan Kondisi Berbahaya (Unsafe Condition)
PIHAK KEDUA wajib melakukan pengendalian teknis terhadap adanya kondisi berbahaya
(unsafe condition) pada tempat kerja, antara lain:
1) PIHAK KEDUA memiliki dan menerapkan Standing Operation Procedure (SOP) untuk
setiap pekerjaan;
2) PIHAK KEDUA wajib menyediakan peralatan kerja dan APD sesuai standar bagi tenaga
kerjanya pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya;
3) PIHAK KEDUA wajib melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian
risiko (IBPPR) pada tempat kerja yang berpotensi bahaya;
4) PIHAK KEDUA wajib membuat Job Safety Analysis (JSA) dan Ijin Kerja (Working Permit)
pada setiap melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya;
5) PIHAK KEDUA wajib melakukan pemeriksaan kesehatan kerja bagi tenaga kerjanya
yang bekerja pada pekerjaan yang berpotensi.
6) Dalam hal pekerjaan dan area kerja berisiko tinggi, wajib menerapkan buddy system
(tidak boleh bekerja atau masuk area kerja seorang diri) dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Pencegahan Tindakan Berbahaya (Unsafe Action)
PIHAK KEDUA wajib melakukan pengendalian personel terhadap perilaku berbahaya (unsafe
act) dari Pelaksana dan Pengawas Pekerjaan, antara lain:
1) PIHAK KEDUA wajib menunjuk dan menetapkan Pengawas Pekerjaan/Pengawas K3
yang memiliki kompetensi di bidang pekerjaannya;
2) PIHAK KEDUA wajib memasang LOTO (Lock Out Tag Out) pada saat pelaksanaan
pekerjaan yang berpotensi bahaya;
3) Pelaksana Pekerjaan dan PIHAK KEDUA Kerja wajib menggunakan peralatan kerja dan
APD sesuai standar pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya;
4) PIHAK KEDUA wajib melakukan pengawasan terhadap perilaku tenaga kerjanya yang
membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain, yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja;
5) PIHAK KEDUA wajib memberikan petunjuk dan arahan keselamatan (Safety Briefing)
kepada pelaksana pekerjaan dan pengawas pekerjaan sebelum melaksanakan
pekerjaan yang berpotensi bahaya.
(4) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan sertifikasi serta pendidikan dan pelatihan kepada tenaga
kerjanya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA wajib melakukan sertifikasi kompetensi bagi pengawas pekerjaan, pelaksana
pekerjaan dan tenaga teknik lainnya sesuai dengan bidang pekerjaannya;
b. PIHAK KEDUA wajib memiliki Tenaga Kerja Ahli K3 yang bersertifikat kompetensi;
c. PIHAK KEDUA wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pengawas Pekerjaan,
Pelaksana Pekerjaan dan tenaga teknik lainnya sesuai dengan bidang pekerjaanya;
(5) Dalam hal terjadi kecelakaan kerja yang menimpa pekerja PIHAK KEDUA, Pihak yang terafiliasi
dengan PIHAK KEDUA ataupun Pihak lain yang terdampak oleh kecelakaan kerja yang diakibatkan
oleh kelalaian PIHAK KEDUA dalam penerapan SMK3, maka PIHAK KEDUA wajib:
a. Menyampaikan pernyataan/laporan secara tertulis tentang peristiwa terjadinya kecelakaan
kepada PIHAK PERTAMA, Instansi Ketenagakerjaan serta Kepolisian Negara Republik
Indonesia setempat. Laporan harus disampaikan selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah
kejadian kecelakaan tersebut.
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 12
b. Bertanggung jawab sepenuhnya baik secara material maupun administratif terhadap kejadian
kecelakaan tersebut tanpa melibatkan dan membebankan PIHAK PERTAMA.
c. Membebaskan dan tidak melibatkan PIHAK PERTAMA dari segala jenis klaim, tuntutan serta
ganti rugi atas kejadian dimaksud.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan pada ayat (1), (2), (3), (4) dan (5) Pasal ini,
PIHAK KEDUA dikenakan sanksi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap kejadian kecelakaan kerja akibat kelalaian PIHAK KEDUA dalam penerapan SMK3,
maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab secara penuh untuk menyelesaikan semua
permasalahan yang ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut tanpa melibatkan PIHAK
PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA menjamin PIHAK PERTAMA untuk bebas dari tuntutan dan ganti rugi dalam
bentuk apapun terhadap kejadian sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas.
c. Dalam hal terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian Pelaksana Pekerjaan dari PIHAK KEDUA,
maka pelaksana pekerjaan tersebut bertanggung jawab secara penuh atas akibat kecelakaan
tersebut.
d. Dalam hal terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian PIHAK KEDUA dalam penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka PIHAK PERTAMA berhak mengevaluasi
ataupun memutus kontrak yang sedang berlangsung secara sepihak serta memasukkan PIHAK
KEDUA tersebut pada Daftar Hitam (Black List) PIHAK PERTAMA.
e. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kegiatan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja
atau sertifikasi/pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
pasal ini, maka PIHAK KEDUA diberikan sanksi Peringatan Tertulis Pertama.
f. Apabila setelah diberikan sanksi peringatan tertulis pertama sebagaimana dimaksud pada huruf
e di atas masih ditemukan bukti bahwa PIHAK KEDUA belum melaksanakan kegiatan
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja atau sertifikasi/pendidikan dan pelatihan, maka PIHAK
KEDUA diberikan Sanksi Peringatan Tertulis Kedua.
g. Apabila setelah diterbitkan Sanksi Peringatan Tertulis Pertama dan Kedua sebagaimana pada
huruf e dan f di atas masih ditemukan bukti PIHAK KEDUA masih tidak melaksanakan kegiatan
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja atau sertifikasi/pendidikan dan pelatihan maka PIHAK
PERTAMA berhak memutus Kontrak yang sedang berlangsung secara sepihak serta
memasukkan PIHAK KEDUA tersebut pada Daftar Hitam (Black List) Perusahaan.
(7) PIHAK KEDUA wajib mematuhi ketentuan terkait Stop Working Authority (SWA) di lingkungan
PIHAK PERTAMA untuk setiap pekerjaan yang memerlukan padam atau tanpa padam, maka PIHAK
KEDUA wajib memenuhi kriteria sebagai berikut:
NO KRITERIA PEMENUHAN KETERANGAN
Working permit yang telah Apabila tidak ada
1 a disahkan oleh pejabat yang Ada / Tidak Ada maka pekerjaan
berwenang dihentikan
Apabila tidak ada
SOP (Prosedur/Instruksi
b Ada / Tidak Ada maka pekerjaan
Kerja/Formulir Checklist)
dihentikan
Job Safety Analysis (JSA) telah Apabila tidak ada
c disahkan oleh pejabat yang Ada / Tidak Ada maka pekerjaan
berwenang dihentikan
Apabila tidak ada
Pengawas pekerjaan yang
2 Ada / Tidak Ada maka pekerjaan
berkompeten
dihentikan
Apabila tidak ada
Pekerja memiliki sertifikat
3 Ada / Tidak Ada maka pekerjaan
kompetensi
dihentikan

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 13


Apabila tidak ada
Peralatan Kerja yang layak dan
4 Ada / Tidak Ada maka pekerjaan
sesuai dengan jenis pekerjaannya
dihentikan
Alat Pelindung Diri (APD) yang Apabila tidak ada
5 layak dan tersedia sesuai dengan Ada / Tidak Ada maka pekerjaan
kebutuhan dilapangan dihentikan

Tabel 1. Stop Working Authority (SWA)

PASAL 20
SARANA, PERALATAN KERJA DAN PERLENGKAPAN KERJA

Untuk menunjang pelaksanaan Pekerjaan Penggantian Trafo Rawan Gangguan Zona Lebak , diperlukan
sarana dan peralatan kerja yang harus disediakan oleh PIHAK KEDUA antara lain :
a. Kantor atau Kantor Perwakilan di wilayah kerja PT. PLN (Persero) UP3 Banten Selatan.
b. Alat Transportasi dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Jenis Kendaraan Truck Engkel/Minibus/Pick up.
 Tahun Pembuatan Minimal Tahun 2015.
 Kapasitas daya kendaraan Minimal 1200 CC.
 Terdapat stiker identitas PLN pada Mobil.
c. Seragam kerja dengan identitas nama perusahaan PIHAK KEDUA.
d. Tanda pengenal dan surat tugas yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA dengan diketahui oleh PIHAK
PERTAMA.
e. Tempat penyimpanan barang ditempat yang tidak mengganggu ketertiban umum dan aman dari
segala kemungkinan terjadinya kecelakaan.
f. Peralatan kerja dan perlengkapan Keselamatan Kerja (K2) untuk Tenaga Kerja di lapangan setiap
tim/regu sesuai spesifikasi minimum standar PLN sebagai berikut :

A PERALATAN KERJA SATUAN VOLUME KONDISI


1 Pagar pengaman galian (kerangka+banner) Bh 100 Baik
2 Karung Bh 10 Baik
3 Pompa air Bh 1 Baik
4 Stick Grounding Set 1 Baik
5 Dongkrak Haspel Pasang 2 Baik
6 Boring Mesin Bh 1 Baik
7 Drum Jack Bh 1 Baik
8 Pemegang kabel (condom) Bh 4 Baik
9 Jack Hammer Bh 2 Baik
10 Takle Bh 4 Baik
11 Pallet troly Bh 1 Baik
12 Tambang Bh 3 Baik
13 Roll gantung TM Bh 5 Baik
14 Mesin penarik kabel setara winch Bh 1 Baik
15 Cutter beton Bh 1 Baik
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 14
16 Tripot / jagrak Bh 1 Baik
17 Alat pembuat lubang tanam tiang Bh 2 Baik
18 Katrol trafo Bh 1 Baik
19 Hydroulic press Set 2 Baik
20 Spanner Bh 2 Baik
21 Burner + gas Bh 2 Baik
22 Bor listrik Bh 2 Baik
23 Water pass Bh 2 Baik
24 Steger Set 1 Baik
25 Mesin las Bh 1 Baik
26 Mesin gerinda Bh 2 Baik
27 Ganco/blencong Bh 4 Baik
28 Pacul, sekop, martil, linggis Bh 2 Baik
29 Molen dan sendok semen Bh 1 Baik
30 Kuas, roll, sprayer cat Bh 1 Baik
31 Kape Bh 4 Baik
32 Siku Bh 1 Baik
33 Bandul lot Bh 2 Baik
34 Cutter kawat Bh 2 Baik
35 Tang catut Bh 3 Baik
36 Pahat beton Bh 3 Baik
37 Ember dan pengki plastik Bh 10 Baik
38 Tangga lipat, 9 m dan 12 m (fiber sliding) Bh 2 Baik
39 Staper Bh 2 Baik
40 Golok Bh 3 Baik
41 Gergaji besi dan kayu Bh 2 Baik
42 Tools Set Lengkap Set 2 Baik
B ALAT PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SATUAN VOLUME KONDISI
1 AVO Meter Bh 3 Baik
2 Tahanan Isolasi 50.000 Volt Bh 1 Baik
3 Phase Sequence Bh 2 Baik
4 Earth Tester Set 2 Baik
5 Tang Ampere Digital Bh 3 Baik
6 Tester 20 kV Bh 1 Baik
7 Kunci Torsi Bh 1 Baik
8 Tongkat Ukur Kedalaman Galian Bh 1 Baik
9 Sigmate Bh 2 Baik
10 Alat ukur ketebalan cat (coating thicknes) Set 1 Baik
11 Roll Meter Dorong Bh 2 Baik
C PERALATAN K3 (APD) SATUAN VOLUME KONDISI
1 Sarung Tangan 20 kV Pasang 2 Baik

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 15


2 Sepatu Karet 20 kV Pasang 2 Baik
3 Sepatu Boot Pasang 2 Baik
4 Sabuk Pengaman (Full Body Harness) Bh 6 Baik
5 Masker Bh 10 Baik
6 Lampu Senter Kepala Bh 4 Baik
7 Kacamata Kerja Bh 6 Baik
8 Rambu Tanda Peringatan Bh 2 Baik
9 Kerucut Pengaman (traffic cone) Bh 4 Baik
10 Tanda Penunjuk Arah Bh 2 Baik
11 Apar Bh 2 Baik
12 Kotak P3K Set 2 Baik
13 Sarung Tangan Kerja Sesuai Jumlah Pekerja
14 Helm Kerja Sesuai Jumlah Pekerja
15 Seragam Kerja / Rompi Spotlight Sesuai Jumlah Pekerja
16 Sepatu safety Sesuai Jumlah Pekerja
17 Jas Hujan Sesuai Jumlah Pekerja
D PERLENGKAPAN KERJA SATUAN VOLUME KONDISI
1 Lampu Penerangan Bh 3 Baik
2 Lampu Sorot Bh 3 Baik
3 Lampu pagar pengaman Mtr 50 Baik
4 Roll Kabel Bh 1 Baik
5 Genset Portable minimal 1.000 W Bh 1 Baik
6 Chain Shaw / Gergaji Pohon Bh 1 Baik

Tabel 2. Peralatan kerja dan Perlengkapan K2/K3

PASAL 21
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

(1) Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PIHAK PERTAMA atas pertimbangan yang
layak dan wajar.
(2) Yang dimaksud hal-hal yang layak dan wajar untuk perpanjangan waktu pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
a. Pekerjaan tambah;
b. Perubahan desain;
c. Keterlambatan yang disebabkan oleh PIHAK PERTAMA;
d. Masalah yang timbul di luar kendali PIHAK KEDUA;
e. Keadaan Kahar.
(3) PIHAK PERTAMA dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan Kontrak setelah melakukan
evaluasi terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh PIHAK KEDUA.
(4) Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam Adendum/Amandemen Kontrak.

PASAL 22
PENGAKHIRAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 16
(1) Kontrak ini berakhir apabila:
a. Masa Berlaku Kontrak telah tercapai;
b. Berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK secara tertulis sebelum Masa Berlaku Kontrak berakhir;
c. Dalam hal terjadi peristiwa yang berada di luar kekuasaan PARA PIHAK yang mengakibatkan
PARA PIHAK tidak mungkin melaksanakan kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak ini yang
disebabkan oleh Keadaan Kahar; atau
d. Keadaan lain yang ditetapkan dalam Kontrak termasuk sebagaimana yang diatur dalam ayat (3)
Pasal ini.
(2) Masing-masing Pihak dapat mengakhiri Kontrak ini secara sepihak apabila salah satu Pihak tidak
memenuhi kewaiibannya sebagaimana diatur dalam Kontrak ini, dengan ketentuan Pihak tersebut
telah menerbitkan teguran tertulis kepada pihak lainnya terlebih dahulu dan memberitahukan secara
tertulis kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal berlakunya
pengakhiran Kontrak ini.
(3) Menyimpang dari ketentuan ayat (2) Pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat memutuskan Kontrak secara
sepihak tanpa memerlukan persetujuan dari PIHAK KEDUA dan tanpa perlu menerbitkan teguran
terlulis kepada PIHAK KEDUA, dalam hal:
a. PIHAK KEDUA terbukti melakukan pemalsuan surat, dokumen, atau material barang yang
berhubungan dengan Kontrak ini termasuk yang dilakukan oleh karyawan PIHAK KEDUA atau
bekerja sama dengan pihak lain yang mengakibatkan kerugian PIHAK PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA melanggar atau melalaikan satu atau lebih dari pernyataan-pernyataan, jaminan
dan kewajibannya dalam Kontrak ini.
c. PIHAK KEDUA dinilai tidak mampu menyelesaikan sebagian atau seluruh Pekerjaan
berdasarkan Evaluasi Kinerja.
d. Pengakhiran Kontrak secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA ini dapat dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA sebelum tanggal pengakhiran, tanpa
memerlukan persetujuan dari PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK PERTAMA dapat memutuskan Kontrak secara sepihak apabila denda keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan PIHAK KEDUA sudah melampaui besarnya Jaminan
Pelaksanaan atau maksimum denda keterlambatan (termasuk PPN 11%), setelah memberikan
peringatan ketiga atas keterlambatan pelaksanaan Kontrak.
(5) Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak sebagaimana diatur ayat (4) di atas, PIHAK KEDUA dikenakan
sanksi berupa pencairan Jaminan Pelaksanaan atau pengenaan maksimum denda keterlambatan
(termasuk PPN 11%).
(6) Pengalihan Pekerjaan kepada pihak lain akibat pengakhiran dan pemutusan Kontrak ini sepenuhnya
menjadi kewenangan PIHAK PERTAMA tanpa memerlukan persetujuan dari PIHAK KEDUA.
(7) Pemutusan Kontrak tidak menghilangkan, mengurangi, menunda dan tidak dapat dijadikan alasan
untuk tidak melaksanakan kewajiban masing-masing Pihak yang telah ada dan timbul sampai dengan
tanggal terjadinya pemutusan Kontrak.
(8) Selain wanprestasi yang diatur dalam Perjanjian maka setiap wanprestasi yang dilakukan PIHAK
KEDUA akan mengikuti ketentuan dibawah ini. Setiap peristiwa sebagai berikut merupakan suatu
peristiwa wanprestasi PIHAK, yaitu :
a. Peristiwa Wanprestasi Yang Tidak Dapat Diperbaiki oleh PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut:
i. PIHAK KEDUA terbukti melakukan tindak pidana antara lain adanya pemalsuan
surat/dokumen, praktek persekongkolan, kecurangan dan pemalsuan yang berkaitan
dengan proses pengadaan, pelaksanaan Perjanjian dan pelaksanaan Pekerjaan.
ii. Berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, PIHAK
KEDUA dinyatakan dalam keadaan pailit, pembubaran, likuidasi atau diberikan penundaan
pembayaran hutang yang menyebabkan PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.
iii. Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum penandatanganan kontrak.
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 17
iv. Apabila Jaminan Pelaksanaan yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA selama jangka waktu Perjanjian terbukti tidak benar.
v. Setiap pernyataan atau jaminan yang dibuat oleh PIHAK KEDUA di dalam Perjanjian ini
yang berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan terbukti tidak sah dan/atau tidak
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
b. Peristiwa Wanprestasi Yang Dapat Diperbaiki oleh PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut:
i. PIHAK KEDUA mengalihkan Pekerjaan baik sebagian atau seluruhnya atau hak atau
kewajiban yang diatur dalam Perjanjian ini tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA;
ii. Apabila denda yang diatur dalam Perjanjian ini tidak dibayar oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA.
iii. Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan perpanjangan Jaminan Pelaksanaan sebagaimana
diatur dalam Perjanjian ini.
iv. PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya sesuai ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian ini.
(9) Dalam hal terjadi Peristiwa Wanprestasi Yang Tidak Dapat Diperbaiki oleh PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud ayat 8a Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan melakukan pencairan
Jaminan Pelaksanaan dan mengakhiri Perjanjian ini dengan memberikan surat pengakhiran Perjanjian
kepada PIHAK KEDUA.
(10) Dalam hal terjadi Peristiwa Wanprestasi yang dapat diperbaiki oleh PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud ayat 6b Pasal ini, PIHAK PERTAMA berhak mengakhiri Perjanjian ini dengan memberikan
surat peringatan, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis pertama kepada PIHAK KEDUA dengan
perintah pemulihan wajib diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dalam waktu 10 Hari Kalender setelah
tanggal diterimanya peringatan PIHAK PERTAMA oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA wajib
menyampaikan pemberitahuan tertulis yang wajib dilengkapi dengan bukti pendukung kepada
PIHAK PERTAMA bahwa pemulihan atau perbaikan tersebut akan, sedang, atau telah
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
b. Apabila PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan pemulihan atau perbaikan dalam waktu 10 Hari
Kalender sesuai ayat 8a Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis
kedua kepada PIHAK KEDUA dengan perintah pemulihan wajib diselesaikan oleh PIHAK KEDUA
dalam waktu 10 Hari Kalender setelah tanggal diterimanya peringatan oleh PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang wajib dilengkapi dengan bukti
pendukung kepada PIHAK PERTAMA bahwa pemulihan atau perbaikan tersebut akan, sedang
atau telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
c. Apabila PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan pemulihan atau perbaikan dalam waktu 10 Hari
Kalender sebagaimana dimaksud pada ayat 8b Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan
memberikan peringatan tertulis ketiga kepada PIHAK KEDUA dengan perintah pemulihan wajib
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dalam waktu 10 Hari Kalender setelah tanggal diterimanya
peringatan dan PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang wajib dilengkapi
dengan bukti pendukung kepada PIHAK PERTAMA bahwa pemulihan atau perbaikan tersebut
akan, sedang atau telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
d. Apabila PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan pemulihan atau perbaikan dalam waktu sebagaimana
disebutkan pada ayat 8c Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA berhak mencairkan Jaminan
Pelaksanaan (jika dipersyaratkan dalam Perjanjian/Kontrak) PIHAK KEDUA pada periode berjalan,
dan mengakhiri Perjanjian ini.
(11) Dalam hal PIHAK KEDUA telah melakukan pemulihan atau perbaikan sebagimana dimaksud pada
ayat 10 pasal ini, dam pemulihan atau perbaikan tersebut disetujui oleh PIHAK PERTAMA maka
peringatam tertulis yang telah diterbitkan tersebut tidak akan diperhitungkan sebagai pemberian
Peringatan yang berkelanjutan atau tidak berlaku kumulatif pada permberian Peringatan berikutnya.
(12) Atas setiap pengakhiran dan Perjanjian ini, seluruh kewajiban - kewajiban masing - masing Pihak
berdasarkan Perjanjian ini wajib berhenti, kecuali :
a. Sehubungan dengan kewajiban - kewajiban pembayaran yang ditimbulkan dari tindakan - tindakan
yang diambil sebelum pengakhiran tersebut termasuk namun tidak terbatas pada hak normative
Pekerja PIHAK KEDUA;
b. Sebagaimana ditentukan lain dalam Perjanjian ini;
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 18
c. Bahwa ketentuan terkait Jaminan Pelaksanaan akan tetap berlaku walaupun Perjanjian ini telah
diakhiri; dan
d. Pengakhiran tersebut tidak akan mengurangi setiap ha katas ganti rugi atau setiap perbaikan
lainnya yang mungkin dimiliki oleh masing - masing Pihak berdasarkan Perjanjian ini.
(13) Dalam hal terjadi Peristiwa Wanprestasi PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan
hukuman/ denda sesuai ketentuan Perjanjian ini.
(14) Dalam hal Kontrak diputus sepihak oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA dapat dimasukkan
ke dalam daftar hitam (blacklist) dan tidak diperbolehkan mengikuti proses pengadaan barang/jasa di
lingkungan PIHAK PERTAMA sesuai ketentuan yang berlaku.
(15) Dalam pemutusan Kontrak yang diatur dalam Pasal ini, PARA PIHAK sepakat untuk
mengesampingkan keberlakuan pasal 1266 KUH perdata yang mensyaratkan putusan pengadilan
untuk mengakhiri berlakunya suatu Kontrak secara sepihak.

PASAL 23
ADMINISTRASI DAN SURAT MENYURAT

(1) Setiap pemberitahuan yang berkaitan dengan Kontrak ini dari Pihak lainnya harus dilaksanakan
secara tertulis dalam bentuk surat dan/atau email. Pemberitahuan secara lisan dan/atau telepon harus
dikuatkan dengan pemberitahuan secara tertulis dalam bentuk surat dan/atau email dalam waktu 24
(dua puluh empat) jam sejak pemberitahuan lisan atau telepon tersebut disampaikan.
(2) Setiap pemberitahuan untuk masing-masing Pihak agar ditujukan kepada pejabat dengan alamat
sebagai berikut :

PT PLN (PERSERO) UID BANTEN UP3 BANTEN SELATAN


Alamat : Jl. RT Hardiwinangun No. 41 Rangkasbitung Lebak
Facsimile/Telepon : Fax (0252) 281630, Tlp (0252) 209830
Untuk perhatian : MANAGER

PT. GRAHA ASA PRADANA


Alamat : Gedung Pesona, JL. Ciputat Raya No 20 Kebayoran
Lama Utara, Jakarta Selatan
Facsimile/Telepon : 08111665654
Untuk perhatian : DIREKTUR
Email : -

(3) Apabila terjadi perubahan alamat PARA PIHAK sebagaimana tercantum pada ayat (2) Pasal ini, maka
Pihak yang alamatnya berubah harus memberitahukan perubahan alamat secara tertulis kepada
Pihak lainnya.

PASAL 24
KEADAAN KAHAR

(1) Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak PARA PIHAK
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi, selanjutnya disebut
Keadaan Kahar.
(2) Yang digolongkan Keadaan Kahar antara lain adalah:
(a) Peperangan;
(b) Kerusuhan;
(c) Revolusi;
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 19
(d) Bencana Alam: banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, dan angin topan;
(e) Bencana Non Alam: wabah penyakit, Virus;
(f) Pemogokan;
(g) Kebakaran (sejauh masing-masing Pihak dapat membuktikan bahwa Kebakaran yang diderita
semata-mata bukan karena kesalahannya);
(3) Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini harus dibuktikan dengan data
pendukung dan peristiwa yang tidak disebutkan pada ayat (2) Pasal ini tidak dapat dikategorikan
sebagai Keadaan Kahar (Force Majeure), kecuali ditetapkan oleh Instansi yang berwenang.
(4) Keadaan Kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian termasuk peristiwa/kejadian atau kondisi yang disebabkan atau diakibatkan oleh perbuatan
atau kelalaian dari Pihak yang mengalami/menderita Keadaan Kahar, afiliasinya dan/atau pihak ketiga
dimana Pihak yang mengalami/menderita Keadaan Kahar mempunyai hubungan hukum.
(5) Pihak yang mengalami/menderita Keadaan Kahar segera dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kalender sejak saat mengalami Keadaan Kahar menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada
Pihak yang tidak mengalami Keadaan Kahar. Keterlambatan pelaksanaan Pekerjaan oleh suatu Pihak
yang diakibatkan oleh karena terjadinya Keadaan Kahar dan dengan menyampaikan pemberitahuan
tertulis kepada Pihak lain tidak dapat dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
Kontrak ini.
(6) Timbulnya Keadaan Kahar tidak menghilangkan, mengurangi, menunda dan tidak dapat dijadikan
alasan untuk tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban Pihak yang mengalami/menderita Keadaan
Kahar yang telah ada dan timbul sampai dengan terjadinya Keadaan Kahar.
(7) Apabila Keadaan Kahar yang dialami atau mempengaruhi salah satu Pihak memiliki dampak buruk
kerugian material terhadap Pihak lainnya dan jika dapat diperkirakan bahwa Keadaan Kahar dan/atau
dampaknya dapat melebihi jangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender, PARA PIHAK harus sepakat
dengan itikad baik untuk membahas kelanjutan pelaksanaan Kontrak atau mengakhiri Kontrak ini
dengan pemberitahuan secara tertulis. Pihak yang bermaksud untuk mengakhiri Kontrak ini harus
memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lainnya mengenai pengakhiran tersebut dan Kontrak ini
berakhir pada tanggal pemberitahuan tersebut atau tanggal lainnya yang dinyatakan dalam
pemberitahuan tersebut. Setelah tanggal efektif pengakhiran tersebut, Pihak manapun tidak memiliki
kewajiban atau kewajiban lebih lanjut kepada Pihak lainnya, kecuali berkenaan dengan kewajiban
yang timbul sebelum pengakhiran tersebut.

PASAL 25
CARA PELAKSANAAN DI LAPANGAN DAN LAPORAN

(1) PIHAK KEDUA sebelumnya memberitahu PIHAK PERTAMA mengenai rencana pelaksanaan
pekerjaannya paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Kontrak rinci ditandatangani.
(2) Pelaksanaan pekerjaan yang diusulkan oleh PIHAK PERTAMA maupun wakilnya tetapi tidak
ditegaskan secara spesifik, bila dipakai oleh PIHAK KEDUA, maka menjadi resiko dan tanggung jawab
PIHAK KEDUA atas keamanan, keefisienan dari alat-alat dan cara pelaksanaannya.
(3) PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab sepenuhnya atas keadaan di tempat pekerjaan, termasuk
keadaan lingkungan selama pelaksanaan pekerjaan. Hal tersebut diatas berlaku terus menerus dan
tidak hanya terbatas pada waktu jam kerja.
(4) Koordinator PIHAK KEDUA memberikan laporan pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. PIHAK KEDUA wajib memberitahukan data yang benar sesuai dengan
kebutuhan, serta menandatangani laporan tersebut.
(5) PIHAK PERTAMA melalui perwakilannya sewaktu-waktu dapat melakukan pengawasan,
pemeriksaan/uji petik dan pengendalian terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan
sedang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, serta melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 20
(6) PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan kepada Pihak Lain untuk melakukan pengawasan,
pemeriksaan dan pengendalian serta penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini.
(7) Untuk meningkatkan kualitas pekerjaan dalam lingkup pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib menyediakan
tenaga Koordinator untuk melakukan verifikasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan Pekerjaan.
(8) Ketentuan tenaga Koordinator yang memahami pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
Pasal ini adalah 1 (satu) orang koordinator yang bertugas untuk mengawasi petugas lapangan
sekaligus sebagai wakil dari PIHAK KEDUA.
(9) PIHAK PERTAMA menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak Rinci.

PASAL 26
PERUBAHAN

(1) PARA PIHAK sepakat bahwa setiap perubahan dalam Kontrak ini hanya dapat dilakukan atas
persetujuan tertulis PARA PIHAK.
(2) Perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini akan dibuat dalam suatu Addendum atau
Amandemen yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini.
(3) Permohonan usulan perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini harus diajukan
secara tertulis oleh Pihak yang berkepentingan kepada Pihak lainnya.

PASAL 27
PENGALIHAN HAK

(1) Hak dan kewajiban yang timbul berdasarkan Kontrak ini tidak dapat dialihkan oleh salah satu Pihak
kepada siapapun tanpa persetujuan tertulis dari Pihak lainnya.
(2) Dalam hal pengalihak hak dan kewajiban mendapatkan persetujuan tertulis dari masing-masing Pihak,
setiap Pihak yang menerima pengalihan hak tersebut wajib untuk menyetujui secara tertulis untuk
mengikatkan diri pada ketentuan dalam Kontrak ini secara keseluruhan tanpa ada yang dikecualikan.

PASAL 28
PEMBEBASAN TANGGUNG JAWAB DAN KERUGIAN

(1) PIHAK KEDUA dengan ini melepaskan dan membebaskan PIHAK PERTAMA dari setiap kerugian,
tuntutan, gugatan, klaim dan biaya yang timbul atau diderita PIHAK KEDUA sebagai akibat
pelanggaran atas setiap pernyataan dan jaminan sesuai dengan Pasal 31 dalam Kontrak ini.
(2) Apabila terjadi tuntutan/klaim dari Pihak manapun terhadap PIHAK PERTAMA akibat pekerjaan yang
dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan sebagai tersebut dalam Kontrak, atau
atas kecelakaan, kerusakan, kerugian, karena kelalaian PIHAK KEDUA, pekerja atau leveransir
PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib membayar/mengganti klaim tersebut dengan tanpa
melibatkan PIHAK PERTAMA.
(3) Dalam hal PIHAK PERTAMA menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggaran atas Kontrak ini,
maka PIHAK PERTAMA memberikan suatu pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KEDUA mengenai
kerugian tersebut dengan bukti-bukti yang mendukung, dan PIHAK KEDUA wajib untuk memberikan
ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal
pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA.

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 21


(4) PIHAK PERTAMA dibebaskan dari segala tuntutan, klaim, atau gugatan dari pihak manapun
sehubungan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sehubungan dengan ketentuan
Pasal 19 Kontrak dalam rangka pelaksanaan Kontrak ini.

PASAL 29
HUKUM YANG BERLAKU
DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) PARA PIHAK sepakat bahwa pelaksanaan Kontrak ini tunduk dan diinterpretasikan berdasarkan pada
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Dalam hal terjadi sengketa, perselisihan, perbedaan pendapat, kontroversi dan pengaduan yang
mungkin timbul dalam melaksanakan Kontrak ini, baik di luar maupun di dalam hubungannya dengan
Kontrak ini, ataupun pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Kontrak ini, termasuk namun tidak
terbatas pada setiap pertanyaan yang berkaitan dengan penafsiran, pelaksanaan, keabsahan,
kekuatan berlaku dan pengakhiran dari hak atau kewajiban dari Pihak manapun (selanjutnya disebut
Perselisihan), maka PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah
untuk mufakat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender.
(3) Apabila Penyelesaian secara musyawarah dan mufakat sebagaimana diatur ayat (1) Pasal ini tercapai
oleh PARA PIHAK, maka kesepakatan dimaksud harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh
PARA PIHAK dan kesepakatan tersebut mengikat PARA PIHAK.
(4) Dalam hal tidak tercapainya penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Pasal ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Pengadilan
Negeri Rangkasbitung.

PASAL 30
KESELURUHAN KONTRAK

Kontrak ini beserta lampiran dan dokumen lainnya yang disebutkan dalam Kontrak ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dan merupakan satu kesatuan dari Kontrak ini yang berisikan keseluruhan Kontrak
antara PARA PIHAK berkenaan dengan Kontrak ini.

PASAL 31
PERNYATAAN DAN JAMINAN

Masing-masing Pihak menjamin Pihak lainnya hal-hal sebagai berikut:


(1) Adalah suatu perseroan terbatas yang telah didirkan berdasarkan undang-undang Negara Republik
Indonesia, dan mempunyai hak serta wewenang penuh untuk membuat dan melaksanakan Kontrak
ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum didalamnya dan telah memperoleh semua ijin,
persetujuan, pendaftaran, dan lisensi yang disyaratkan untuk: melakukan kegiatan usahanya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasarnya dan perijinan yang diberikan oleh pihak yang
berwenang kepada Pihak tersebut;
(2) Telah memperoleh semua ijin dan persetujuan yang harus diperoleh oleh Pihak tersebut untuk
membuat dan melaksanakan Kontrak ini, termasuk ijin dan persetujuan yang harus diperoleh oleh
Pihak tersebut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk tetapi tidak
terbatas pada Undang-Undang Perseroan Terbatas serta berdasarkan ketentuan-ketentuan anggaran
dasarnya dan dokumen korporasi lainnya dari Pihak tersebut, serta ketentuan-ketentuan Perjanjian
atau Kontrak dimana Pihak tersebut menjadi pihak di dalamnya atau asetnya yang material terikat;

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 22


(3) Pembuatan, penandatanganan dan pelaksanaan Kontrak ini tidak melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasarnya, Perjanjian atau Kontrak dimana Pihak
tersebut menjadi pihak didalamnya atau asetnya yang material terikat;
(4) Kewajiban-kewajiban Pihak tersebut dalam Kontrak ini adalah sah, mengikat dan dapat dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kontrak ini.
(5) Tidak dalam suatu sengketa, perkara, tuntutan, gugatan maupun permasalahan hukum apapun
dengan pihak lainnya berdasarkan sepengetahuan masing-masing, yang berakibat material yang
dapat merugikan kondisi keuangan, prospek usaha dan bisnis atau kemampuan masing-masing Pihak
dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Kontrak ini.
(6) Membebaskan Pihak lainnya dari segala tuntutan, klaim, atau gugatan dari pihak ketiga lainnya
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini, termasuk klaim dari pihak lain yang menyampaikan
mempunyai hak terlebih dahulu atau turut mempunyai hak atas Barang atau Pekerjaan yang
diserahkan, seperti hak atas kekayaan intelektual.

PASAL 32
KERAHASIAAN

Seluruh informasi yang berhubungan dengan Kontrak ini termasuk tapi tidak terbatas kepada dokumen-
dokumen lain yang terkait dengan Kontrak ini (informasi tambahan) menjadi informasi yang bersifat rahasia
dan karenanya tidak dapat diperlihatkan dan/atau diinformasikan dalam bentuk apapun kepada pihak
manapun sebelum mendapat persetujuan tertulis dari masing-masing Pihak, kecuali:
1. Informasi rahasia tersebut merupakan domain publik; atau
2. Atas perintah pihak yang berwenang dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; atau
3. Kepada afiliasi, lender, legal advisor, finance advisor, serta pegawai masing-masing Pihak yang terkait
dengan Kontrak ini;
4. Informasi yang terlebih dahulu menjadi milik Pihak yang menerima informasi sebelum Pihak tersebut
menerima informasi dari Pihak yang memberikan informasi.

PASAL 33
INTEGRITAS DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(1) Sehubungan dengan Kontrak dan hal-hal, dokumen-dokumen, kegiatan-kegiatan, dan transaksi-
transaksi yang dimaksud dalam atau terkait dengan Kontrak ini PARA PIHAK menyepakati tidak akan
melakukan tindakan-tindakan yang mengakibatkan terjadinya ketidakwajaran dalam pelaksanaan
Kontrak ini termasuk namun tidak terbatas pada tindakan penipuan, penggelapan, pemerasan, kolusi,
penyuapan, gratifikasi, korupsi, kecurangan, pemalsuan dan tindakan lain yang tidak sesuai dengan
etika bisnis yang baik serta bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
termasuk mengenai pemberantasan tindak pidana korupsi, pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang, penerapan praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), termasuk peraturan yang mengatur mengenai tata kelola anti penyuapan yang
berlaku di lingkungan PIHAK PERTAMA.
(2) PARA PIHAK menyepakati bahwa Kontrak ini dilaksanakan dengan itikad baik, tidak saling
mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung guna memenuhi keinginannya, menerima serta
bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK,
menghindari serta mencegah terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest), menghindari serta
mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
golongan atau pihak lain, dan tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut
diduga berkaitan dengan pelaksanaan Kontrak ini.
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 23
(3) PIHAK KEDUA menyatakan, menjamin dan berkomitmen kepada PIHAK PERTAMA bahwa dalam
melaksanakan Kontrak akan mematuhi ketentuan hukum yang berlaku termasuk namun tidak terbatas
pada peraturan perundang-undangan terkait anti korupsi, anti pencucian uang serta kebijakan PIHAK
PERTAMA mengenai anti-fraud dan tata kelola anti-penyuapan seperti:
a. menerapkan 4 No’s:
1) No bribery, menghindari suap menyuap dan pemerasan,
2) No gift, menghindari hadiah atau gratifikasi yang bertentangan dengan peraturan yang
berlaku,
3) No kickback, menghindari komisi, tanda terima kasih baik dalam bentuk uang atau
bentuk lainnya,
4) No luxurious hospitality, menghindari jamuan yang berlebihan;
b. mengikuti prosedur uji kelayakan berbasis integritas (integrity due diligence) yang diterapkan
PIHAK PERTAMA;
c. mengikuti program sosialisasi sistem manajemen anti-penyuapan yang dilaksanakan PIHAK
PERTAMA yang dapat diwakili oleh pegawai PIHAK KEDUA yang ditunjuk untuk mewakili
PIHAK KEDUA;
d. menandatangani dan melaksanakan pakta integritas PIHAK KEDUA;
e. melaporkan insiden fraud melalui Whistle Blowing System PIHAK PERTAMA.
(4) PIHAK PERTAMA melakukan audit terkait tagihan pembayaran dan dokumen pembukuan serta
pencatatan PIHAK KEDUA ketika terdapat indikasi ketidakwajaran berupa overcharge atau overprice
dari tagihan yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, dimana tujuan
pelaksanaan audit tersebut untuk memastikan kesesuaian tagihan PIHAK KEDUA dengan ketentuan
yang berlaku termasuk kesesuaian dengan ketentuan dalam Kontrak.
(5) Pelaksanaan audit sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini, dilakukan sebagai berikut:
a. Atas biaya PIHAK PERTAMA;
b. Dilakukan dengan pemberitahuan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sebelum
pelaksanaan audit yang disampaikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA;
c. Pelaksanaan audit dilaksanakan paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, dilanjutkan
dengan pembuatan pelaporan audit oleh PIHAK PERTAMA paling lambat dalam 3 (tiga) hari
kerja;
d. Penyelesaian pembayaran (settlement/adjusment) dilakukan paling lambat dalam 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah PIHAK PERTAMA memaparkan laporan hasil audit kepada PIHAK
KEDUA;
e. PIHAK PERTAMA dapat menunjuk pihak lain untuk melakukan audit;
f. PIHAK KEDUA wajib mengizinkan perwakilan PIHAK PERTAMA dan menyediakan dokumen
dan data yang diperlukan;
g. Permintaan dan penyampaian dokumen dan data audit dilaksanakan pada jam kerja PIHAK
KEDUA;
h. Apabila terdapat Kerjasama antara PIHAK KEDUA dengan Pihak Ketiga yang berkaitan dengan
Pelaksanaan Kontrak ini, maka PIHAK KEDUA wajib memastikan dan menuangkan ketentuan
mengenai hak akses PIHAK PERTAMA terhadap dokumen dan data milik Pihak Ketiga dalam
Kontrak antara PIHAK KEDUA dengan Pihak Ketiga tersebut.
i. PARA PIHAK termasuk perwakilannya, akan menjaga kerahasiaan informasi non-publik yang
diperoleh dari pelaksanaan audit tersebut.
(6) Dalam pelaksanaan audit terhadap tagihan pembayaran sebagaimana ayat (4) di atas, PIHAK
PERTAMA berhak melakukan penundaan pembayaran atas tagihan pembayaran tersebut atau dapat
melakukan pembayaran melalui suatu rekening khusus (Escrow Account) yang dibuat oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang beban biayanya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sampai
dilakukan penyesuaian pembayaran.
(7) Dalam hal dilakukan audit sebagaimana dimaksud ayat (4) dan/atau pelaksanaan penundaan
pembayaran sebagaimana ayat (6) pasal ini, PIHAK KEDUA wajib untuk tetap melaksanakan
kewajibannya sesuai Kontrak ini.
Paraf Pihak I Paraf Pihak II 24
(8) Dalam rangka penerapan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance) di PIHAK PERTAMA,
jika dalam proses pelaksanaan Kontrak ini PIHAK KEDUA mengetahui adanya tindakan kecurangan,
pelanggaran peraturan atau hukum, konflik kepentingan, penyuapan/gratifikasi maupun kelakuan
tidak etis yang dilakukan oleh pegawai PIHAK PERTAMA, agar melaporkan melalui Whistle Blower
System dengan media antara lain telepon, SMS, Whatsapp ke 08119861901, atau email ke
wbpln@pln.co.id.
(9) PIHAK KEDUA yang menurut penilaian PIHAK PERTAMA sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak
ini terbukti melakukan larangan-larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan/atau ayat
(3) di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi dari PIHAK PERTAMA sebagai berikut :
a. Pemutusan Kontrak ;
b. Apabila dilakukan Pemutusan Kontrak , maka Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan
ke rekening PIHAK PERTAMA (apabila ada); dan
c. Pengenaan daftar hitam sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan PIHAK PERTAMA.

PASAL 34
KETERPISAHAN

(1) Dalam hal suatu ketentuan yang terdapat dalam Kontrak ini dinyatakan sebagai tidak sah atau tidak
dapat diberlakukan secara hukum baik secara keseluruhan maupun sebagian, maka ketidaksahan
atau ketidakberlakuan tersebut hanya berkaitan pada ketentuan atau sebagian dari pada ketentuan
tersebut, sedangkan ketentuan lainnya dari Kontrak ini tetap berlaku dan mempunyai kekuatan hukum
secara penuh oleh PARA PIHAK.
(2) PARA PIHAK setuju bahwa dalam hal terdapat ketentuan yang tidak sah atau tidak dapat diberlakukan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, maka ketentuan tersebut akan diganti dengan
ketentuan yang sah menurut hukum dan sedapat mungkin mencerminkan maksud dan tujuan
komersial dibuatnya ketentuan tersebut.

PASAL 35
PENGESAMPINGAN

Setiap pengesampingan terhadap ketentuan Kontrak ini harus dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh
Pihak atau PARA PIHAK yang memberikan pengesampingan tersebut.

PASAL 36
LAIN-LAIN

(1) Kontrak ini (berikut lampiran-lampirannya), dokumen dan kelengkapan yang harus ditandatangani
atau diserahkan berdasarkan hal-hal tersebut adalah untuk memuat kontrak final, lengkap dan
eksklusif sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan dalam Kontrak ini.
(2) Kontrak ini menggantikan dan membatalkan semua perundingan, janji, kesepakatan baik tertulis
maupun lisan sehubungan dengan masalah yang disebutkan dalam Kontrak ini dan tidak bertentangan
berdasarkan fakta yang dimuat dalam perjanjian/kontrak sebelumnya atau pada waktu itu, persetujuan
atau jaminan tertulis atau lisan yang dibuat oleh PARA PIHAK sehubungan dengan hal-hal yang
tercantum dalam Kontrak ini.

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 25


Demikian Kontrak ini dibuat, 2 (dua) rangkap masing-masing bermeterai cukup, dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama sebagai dokumen asli dan ditandatangani di Rangkasbitung pada hari, tanggal, bulan,
dan tahun sebagaimana tersebut pada awal Kontrak ini oleh PARA PIHAK yang berwenang penuh.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. PLN (PERSERO) UID BANTEN UP3 PT. GRAHA ASA PRADANA
BANTEN SELATAN
MANAGER

ZULHAMDI ZULKIFLI, ST

Paraf Pihak I Paraf Pihak II 26

Anda mungkin juga menyukai