ANTARA
TENTANG
Pada hari ini Senin, Tanggal Satu Bulan November Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu
(01-11-2021), kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud diadakannya Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk melakukan kerja sama
pemanfaatan Cold Storage kapasitas 80 ton dan ABF kapasitas 2,5 ton yang dimiliki
oleh PIHAK KESATU sebagai salah satu implementasi pelaksanaan program sistem
logistik ikan di Provinsi Maluku Utara.
2. Tujuan Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk menjalin kerja Sama yang saling
menguntungkan bagi PARA PIHAK.
Pasal 2
OBJEK DAN RUANG LINGKUP
1. PIHAK KESATU dengan ini sepakat untuk memberikan hak pemanfaatan kepada
PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA dengan ini pula sepakat untuk menerima hak
pemanfaatan atas Sarana Rantai Dingin/Unit Pengolahan Ikan (UPI) berupa
Cold Storage dan ABF dari PIHAK KESATU untuk kegiatan pengolahan ikan berlokasi
di BP3D Wilayah III Ternate, Provinsi Maluku Utara sesuai dengan ketentuan dalam
Perjanjian Kerja Sama ini.
2. Sarana Rantai Dingin/UPI (Unit Pengolahan Ikan) yang menjadi objek perjanjian ini
berupa:
a. 1 (satu) unit Gedung Beku/Cold storage kapasitas 80 ton;
b. 1 (satu) unit Pembekuan/ABF kapasitas 2,5 ton;
3. PIHAK KEDUA akan menanggung semua biaya penggunaan listrik untuk kebutuhan
pemanfaatan sarana pengolahan ikan.
Pasal 3
KONTRIBUSI PIHAK KEDUA
Pasal 4
JANGKA WAKTU
1. Jangka waktu Perjanjian Kerja Sama ini adalah selama 5 (lima) tahun terhitung sejak
ditandatanganinya perjanjian ini.
2. Perjanjian Kerja Sama ini dapat diperpanjang kembali berdasarkan kesepakatan
PARA PIHAK sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Permohonan perpanjangan jangka waktu perjanjian dapat diajukan PIHAK KEDUA
kepada PIHAK KESATU paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka
waktu perjanjian dengan melampirkan:
a. Surat permohonan perpanjangan perjanjian kerja sama; dan
b. Data terkait kondisi objek perjanjian kerja sama.
Pasal 5
PEMELIHARAAN
1. Untuk menjaga agar pengunaan Cold Storage dan ABF dapat digunakan,
PIHAK KEDUA wajib merawat dan memelihara semua komponen yang ada dengan
sebaik-baiknya;
2. Semua aset yang diserahkan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA menjadi
tanggungjawab PIHAK KEDUA;
3. Tanggung jawab sebagimana dimaksud pada ayat (2), meliputi pemeliharaan aset,
perbaikan, pergantian suku cadang sesuai merek atau spesifikasi standar
yang sama, pemeliharaan jaringan listrik dan lain-lain yang berhubungan dengan
pemanfaatan dan pengoperasian aset yang diserahkan;
4. Semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemanfaatan pengoperasian aset,
menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA;
5. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) perbaikan
dilakukan berdasarkan kesepakatan antara PIHAK KESATU dengan PIHAK KEDUA
apabila kerusakan atas sarana dan prasarana yang dikerjasamakan diakibatkan
oleh keadaan kahar (force majeure).
Pasal 6
PENGAWASAN
Pasal 8
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
c. Mengacu pada pasal 2 ayat (3), PIHAK KEDUA yang akan membayar seluruh
tagihan listrik bulanan selama operasional, maka untuk tarif listrik tidak dipungut
oleh PIHAK KESATU.
d. Melakukan pengajuan sertifikasi terhadap semua sarana yang menjadi objek
kerjasama sesuai standar dan peraturan yang berlaku atas nama PIHAK KEDUA.
e. Merawat dan memelihara sarana rantai dingin dengan sebaik-baiknya
dan membayar segala biaya yang ditimbulkan berkenaan dengan
pemeliharaan/perawatan dan penggunaan sarana pengolahan ikan.
f. Menggunakan sarana dan peralatan produksi dalam proses produksi sesuai
standar higenitas dan spesifikasi teknis produksi.
g. PIHAK KEDUA, berkewajiban melaporkan hasil produksi penggunaan
pemanfaatan Cold Storage dan ABF setiap bulan berjalan ke Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Maluku Utara/UPTD BP3D Wilayah III Ternate.
Pasal 9
TATA CARA PEMBAYARAN
1. Pembayaran Jasa Penggunaan Bangunan Permanen dan Jasa Pemanfaatan
Cold Storage dan ABF dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembayaran Jasa:
1. Pembayaran Jasa Penggunaan Cold Storage dan ABF disetor langsung ke
rekening kas daerah Provinsi Maluku Utara Bank Negara Indonesia (BNI)
dengan nomor rekening: 000.861.294.46 atas nama Sekretaris Daerah
Provinsi Maluku Utara;
2. Pembayaran Jasa Penggunaan Cold Storage dan ABF dilakukan paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berjalan.
b. Bukti Pembayaran:
1. Bukti Pembayaran Jasa Penggunaan Cold Storage dan ABF dari PIHAK
KEDUA diserahkan ke Bendahara Penerima Pembantu di UPTD BP3D
Wilayah III Ternate sebagai bukti laporan pembayaran ke Bendahara Penerima
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara di Sofifi;
2. Bukti Pembayaran meliputi: Slip Setoran dari Bank, Surat Tanda Setoran (STS)
dari PIHAK KEDUA sebagimana sesuai dengan poin (1).
2. Apabila terjadi kelalaian atau keterlambatan dalam hal pembayaran oleh PIHAK
KEDUA yang disebabkan oleh keterlambatan dokumen pembayaran/invoice dari
PIHAK KESATU maka keterlambatan tersebut bukan merupakan tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
Pasal 10
SYARAT DAN KETENTUAN OPERASIONAL
Syarat dan ketentuan operasional dalam Kerja Sama ini harus sesuai dengan spesifikasi
teknis dan kapasitas terpasang yang merupakan beban serta tanggung jawab masing-
masing pihak antara lain:
1. Operasional pembuatan, pengolahan dan perdagangan produk pada Unit Pengolahan
Ikan (Sarana Rantai Dingin) untuk pasar lokal (domestic) maupun untuk tujuan pasar
luar negeri (export) harus mengacu pada ketentuan serta peraturan yang berlaku.
Hal tersebut sepenuhnya tanggung jawab dari PIHAK KEDUA termasuk segala resiko
dan beban biaya yang harus dibayarkan.
2. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan aktifitasnya (Pembuatan, penyimpanan dan
penjualan) harus mempertimbangkan kemampuan peralatan sesuai kapasitas
terpasang sesuai dengan alur proses masing-masing unit sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
3. Dalam hal pemanfaatan sarana yang menjadi objek dalam kerjasama ini melebihi
kapasitas yang terpasang, maka segala resiko yang terjadi terhadap produk hasil
olahan milik PIHAK KEDUA bukan merupakan tanggungjawab PIHAK KESATU.
4. PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan service secara berkala dan perbaikan
apabila terdapat kerusakan selama masa waktu perjanjian.
5. PIHAK KEDUA tidak akan meminta segala biaya ganti rugi perbaikan kerusakan
sarana dan prasarana yang digunakan kepada PIHAK KESATU apabila terjadi
pemutusan perjanjian kontrak atau telah berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
sama ini.
Pasal 11
PEMBATASAN
1. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan menyerahkan asset objek perjanjian untuk sebagian
atau keseluruhannya kepada Pihak Lain tanpa persetujuan PIHAK KESATU.
2. PIHAK KEDUA dilarang menggunakan Sarana rantai dingin ini untuk kegiatan-
kegiatan yang melanggar hukum dan perundang-undangan Indonesia.
Pasal 12
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
1. PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau keterlambatan
dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian ini, yang disebabkan
hal-hal di luar kemampuan yang wajar dari PARA PIHAK dan bukan disebabkan
kesalahan PARA PIHAK, yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut keadaan kahar
(force majeure), kecuali kewajiban untuk melakukan pembayaran yang ditimbulkan
sebelum terjadinya keadaan kahar tersebut.
2. Yang dimaksud keadaan kahar (force majeure) adalah peristiwa bencana alam,
kebakaran, kerusuhan, huru-hara, pemberontakan, pemogokan, peperangan,
embargo, blockade, peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau
keputusan pemerintah/instansi berwenang yang berkaitan langsung dengan
pelaksanaan perjanjian.
3. Apabila terjadi keadaan kahar (force majeure), maka pihak yang terkena harus
melakukan usaha-usaha dan mengambil tindakan yang terbaik dan maksimal untuk
menanggulangi dan/atau mengurangi dampak yang merugikan.
4. Dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeure), pihak yang mengalami keadaan
kahar (force majeure) harus segera memberitahukan kepada pihak lainnya secara
tertulis selambat-lambatnya 3 x 24 jam setelah hari pertama keadaan kahar (force
majeure) tersebut disertai dengan bukti atau keterangan resmi dari instansi
berwenang dan perkiraan atau upaya-upaya yang telah dan/atau akan dilakukan
dalam rangka mengatasi keadaan kahar (force majeure) tersebut. Atas pemberitahuan
dimaksud, pihak yang diberitahukan dapat menolak atau menyetujui keadaan kahar
(force majeure) secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam sejak
menerima pemberitahuan.
5. Apabila keadaan kahar berlangsung lebih dari 30 (tiga puluh) hari kalender, maka
PARA PIHAK dapat merundingkan kembali mengenai penyelesaiannya dan
pelaksanaan perjanjian ini. Apabila tidak diperoleh penyelesaian, maka PARA PIHAK
dimungkinkan untuk mengakhiri perjanjian ini
Pasal 13
SANKSI
Apabila dalam pelaksanaannya sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini terdapat
salah satu pihak yang lalai dan/atau tidak mematuhi satu atau lebih ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam perjanjian ini, maka pihak lainnya dapat memutus perjanjian ini
secara sepihak dan pihak yang lalai wajib membayar segala kerugian yang ditimbulkan
akibat kelalainnya tersebut.
Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 15
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) mengenai persyaratan adanya keputusan
pengadilan untuk pengakhiran perjanjian, dalam hal berakhirnya perjanjian sebagai
berikut:
1. Berakhirnya jangka waktu perjanjian sebagaimana tertuang dalam perjanjian ini.
2. Pengakhiran perjanjian secara sepihak oleh PIHAK KESATU, apabila PIHAK KEDUA
tidak membayar harga sewa selama 3 (tiga) bulan berturut-turut.
Pasal 16
KORESPONDENSI
1. Semua surat menyurat atau pemberitahuan yang harus dikirim oleh masing-masing
PIHAK kepada PIHAK lainnya dalam Perjanjian Kerja Sama ini dapat dilakukan
melalui surat elektronik, faksmili, pos tercatat, komunikasi lain yang disepakati
masing-masing PIHAK ke alamat yang disebutkan di bawah ini:
PIHAK KESATU
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA
u.p. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara
Alamat : Jl. Raya Tuna, Nomor 06 Sofifi, Kota Tidore Kepulauan
Telepon : (0921) 31233073, 3125963
Email/Faks : (0921) 3123073