Oleh:
Disusun Oleh :
Nama : Javens Embram
NIM : 20051106022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian WPP ................................................................................... 2
B. Pembagian WPP .................................................................................. 2
C. Hak dan Kewajiban............................................................................... 5
D. Penegakan Hukum ............................................................................... 6
BAB II PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
WPP Negara Republik Indonesia atau WPPNRI sering digunakan untuk
menyebut satuan untuk pengelolaan perikanan secara luas yang mencerminkan
karakteristik wilayah dan sumber daya yang terkandung di dalamnya.
Peta WPP RI pertama kali diterbitkan pada tahun 1999 melalui Keputusan
Menteri Pertanian No.995/Kpts/IK 210/9/99 tentang Potensi Sumber Daya Ikan
dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB). Di dalamnya dilampirkan 9
WPP yang telah ditetapkan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian WPP
Wilayah Pengelolaan Perikanan (fisheries management areas), atau disingkat
WPP, menggambarkan pembagian wilayah pengelolaan perikanan yang
didasarkan pada ekologi, karakteristik wilayah, dan sumber daya ikan yang
digunakan sebagai dasar pengelolaan perikanan secara lestari dan berkelanjutan.
WPP Negara Republik Indonesia (NRI) digunakan sebagai satuan untuk
pengelolaan perikanan secara luas yang mencerminkan karakteristik wilayah dan
sumber daya yang terkandung di dalamnya. Fungsinya antara lain untuk
pendugaan potensi, konservasi, pengendalian, dan pengawasan.
B. Pembagian WPP
Adapun 11 wilayah pengelolaan perikanan Negara Indonesia yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun
2014 adalah sebagai berikut:
2
1. WPPNRI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman
2. WPPNRI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera
dan Selat Sunda
3. WPPNRI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa
hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian
Barat
4. WPPNRI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut
China Selatan
5. WPPNRI 712 meliputi perairan Laut Jawa
6. WPPNRI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores,
dan Laut Bali
7. WPPNRI 714 meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda
8. WPPNRI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut
Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau
9. WPPNRI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau
Halmahera
10. WPPNRI 717 meliputi perairan Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik
11. WPPNRI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor
bagian Timur
3
D. Penegakan Hukum
Wilayah perairan Indonesia mencapai lebih dari 5,887,879 km. Nilai ekspor
perikanan meningkat dari tahun 2016 sebesar USD 2,092 miliar1 mencapai USD
3,61 miliar2 namun belum merupakan nilai maksimal potensi ekspor perikanan
sebenarnya. Salah satu penyebabnya adalah illegal fishing sebagai salah satu
tindak pidana perikanan yang kerap terjadi. Terlebih sejak Peraturan Nomor
56/Permen-KP/2014 tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan
Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia mulai
diberlakukan pada tanggal 3 November 2014, industri perikanan tangkap yang
mayoritas dikuasai oleh kapal-kapal asing terhenti seketika dan industri perikanan
di beberapa negara di regional juga mengalami kemunduran yang signifikan
sehingga semakin meningkatkan ancaman praktek-praktek illegal fishing di
perairan Indonesia. Salah satu ancaman praktek illegal fishing di perairan
Indonesia yaitu ada di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan wilayah laut Indonesia yang begitu luas, sangat dimungkinkan bahwa
dengan pengelolaan yang baik maka akan dapat mensejahterakan hidup
masyarakat di Indonesia. pemerintah melalui kementerian kelautan dan tekanan
membenarkan potensi Indonesia yang sangat kaya dengan hasil laut.
5
DAFTAR PUSTAKA
https://jdih.kkp.go.id/peraturan/draft-permen-kp.pdf
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1069/Suwandi
%20Situngkir.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/view/1125
https://www.handalselaras.com/wilayah-pengelolaan-perikanan-negara/