Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

HUKUM DAN UNDANG-UNDANG PERIKANAN

Oleh:

Disusun Oleh :
Nama : Javens Embram
NIM : 20051106022

PRODI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji serta rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada
Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok
3 sehingga dapat menyelesaikan makalah ini .Makalah ini. Disusun dalam rangka
tugas mata kuliah “Hukum dan Undang-Undang Perikanan”. Dasar.Dalam
makalah ini menyampaikan dan mengharapkan semoga bisa bermanfaat bagi
mahasiswa dan para pembaca semuanya. Namun makalah ini tidak lepas dari
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Manado, April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian WPP ................................................................................... 2
B. Pembagian WPP .................................................................................. 2
C. Hak dan Kewajiban............................................................................... 5
D. Penegakan Hukum ............................................................................... 6
BAB II PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
WPP Negara Republik Indonesia atau WPPNRI sering digunakan untuk
menyebut satuan untuk pengelolaan perikanan secara luas yang mencerminkan
karakteristik wilayah dan sumber daya yang terkandung di dalamnya.

WPP melingkupi fungsi sebagai alas pendugaan potensi, upaya konservasi,


proses pengendalian, dan pengawasan sumber daya ikan. WPP-NRI disusun
berdasarkan ciri khas atau karakteristik, keragaman sumber daya ikan, kaidah
toponim laut, kondisi morfologi dasar laut, dan batas maritim Indonesia.

Sesuai penomoran dan penamaan oleh International Maritime Organization


(IMO), International Hydrographic Organization (IHO), dan Food and Agriculture
Organization (FAO).

Peta WPP RI pertama kali diterbitkan pada tahun 1999 melalui Keputusan
Menteri Pertanian No.995/Kpts/IK 210/9/99 tentang Potensi Sumber Daya Ikan
dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB). Di dalamnya dilampirkan 9
WPP yang telah ditetapkan.

Dalam praktiknya, penetapan itu telah diperbarui melalui Peraturan Menteri


Kelautan dan Perikanan Nomor 18/PERMEN-KP/2014 tentang Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Dalam peraturan tersebut
terdapat 11 WPP-NRI.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian WPP
Wilayah Pengelolaan Perikanan (fisheries management areas), atau disingkat
WPP, menggambarkan pembagian wilayah pengelolaan perikanan yang
didasarkan pada ekologi, karakteristik wilayah, dan sumber daya ikan yang
digunakan sebagai dasar pengelolaan perikanan secara lestari dan berkelanjutan.
WPP Negara Republik Indonesia (NRI) digunakan sebagai satuan untuk
pengelolaan perikanan secara luas yang mencerminkan karakteristik wilayah dan
sumber daya yang terkandung di dalamnya. Fungsinya antara lain untuk
pendugaan potensi, konservasi, pengendalian, dan pengawasan.

WPP-NRI ini disusun mengikuti karakteristik, keragaman sumber daya


ikan, kaidah toponim laut, kondisi morfologi dasar laut, dan batas maritim
Indonesia. Untuk penomoran dan penamaannya disesuaikan dengan International
Maritime Organization (IMO), International Hydrographic Organization (IHO),
dan Food and Agriculture Organization (FAO).
Peta WPP RI pertama kali diterbitkan pada tahun 1999 melalui Keputusan
Menteri Pertanian No.995/Kpts/IK 210/9/99 tentang Potensi Sumber Daya Ikan
dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB). Di dalamnya dilampirkan 9
WPP yang telah ditetapkan.
Kini, penetapan itu telah diperbarui melalui Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor 18/PERMEN-KP/2014 tentang Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia. Disebutkan, bahwa kini telah terdapat 11
WPP-NRI.

B. Pembagian WPP
Adapun 11 wilayah pengelolaan perikanan Negara Indonesia yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun
2014 adalah sebagai berikut:

2
1. WPPNRI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman
2. WPPNRI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera
dan Selat Sunda
3. WPPNRI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa
hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian
Barat
4. WPPNRI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut
China Selatan
5. WPPNRI 712 meliputi perairan Laut Jawa
6. WPPNRI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores,
dan Laut Bali
7. WPPNRI 714 meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda
8. WPPNRI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut
Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau
9. WPPNRI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau
Halmahera
10. WPPNRI 717 meliputi perairan Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik
11. WPPNRI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor
bagian Timur

C. Hak Dan Kewajiban


Setiap orang yang melakukan usaha perikanan tangkap di WPP-NRI, wajib
memiliki izin usaha perikanan tangkap. (2) Setiap orang yang melakukan usaha
perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menggunakan
modal 100% (seratus persen) dalam negeri. (3) Izin usaha perikanan tangkap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. surat izin usaha perikanan
(SIUP); b. surat izin penangkapan ikan (SIPI); dan c. surat izin kapal pengangkut
ikan (SIKPI).

Kewajiban memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2)


huruf a dikecualikan bagi: a. nelayan kecil; dan b. Pemerintah, pemerintah daerah,
atau perguruan tinggi untuk kepentingan pelatihan dan penelitian/eksplorasi
perikanan. (2) Kewajiban memiliki SIPI dan SIKPI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) huruf b dan huruf c, dikecualikan bagi nelayan kecil dan
kewajiban tersebut diganti dengan Bukti Pencatatan Kapal.

3
D. Penegakan Hukum

Wilayah perairan Indonesia mencapai lebih dari 5,887,879 km. Nilai ekspor
perikanan meningkat dari tahun 2016 sebesar USD 2,092 miliar1 mencapai USD
3,61 miliar2 namun belum merupakan nilai maksimal potensi ekspor perikanan
sebenarnya. Salah satu penyebabnya adalah illegal fishing sebagai salah satu
tindak pidana perikanan yang kerap terjadi. Terlebih sejak Peraturan Nomor
56/Permen-KP/2014 tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan
Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia mulai
diberlakukan pada tanggal 3 November 2014, industri perikanan tangkap yang
mayoritas dikuasai oleh kapal-kapal asing terhenti seketika dan industri perikanan
di beberapa negara di regional juga mengalami kemunduran yang signifikan
sehingga semakin meningkatkan ancaman praktek-praktek illegal fishing di
perairan Indonesia. Salah satu ancaman praktek illegal fishing di perairan
Indonesia yaitu ada di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

Penegakan hukum tindak pidana perikanan di wilayah ZEEI diatur dalam


Pasal 97 ayat (2), 102 UU Perikanan, dan Pasal 104 ayat (1). Pasal-pasal ini
merupakan adopsi dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam UNCLOS. Pasal 97
ayat (2) mengatur mengenai Nakhoda kapal yang mengoperasikan kapal
penangkap ikan berbendera asing yang telah memiliki izin penangkapan ikan
dengan 1 (satu) jenis alat penangkapan ikan tertentu di bagian tertentu di ZEEI
yang membawa penangkapan ikan lainnya dapat dipidana dengan pidana denda.

4
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil diatas terdapat berberapa point tentang Wilayah pengelolaan


perikanan (WPP) :

1. Pengertian tentang wilayah pengelolaan perikanan


2. Pembagian wilayah pengelolaan perikanan
3. Hak dan kewajiban
4. Dan penegakan hukum

Dengan wilayah laut Indonesia yang begitu luas, sangat dimungkinkan bahwa
dengan pengelolaan yang baik maka akan dapat mensejahterakan hidup
masyarakat di Indonesia. pemerintah melalui kementerian kelautan dan tekanan
membenarkan potensi Indonesia yang sangat kaya dengan hasil laut.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://jdih.kkp.go.id/peraturan/draft-permen-kp.pdf

https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1069/Suwandi
%20Situngkir.pdf?sequence=1&isAllowed=y

http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/view/1125

https://www.handalselaras.com/wilayah-pengelolaan-perikanan-negara/

Anda mungkin juga menyukai