Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PENDATAAN PELAKU USAHA

SUBSEKTOR PENANGKAPAN IKAN

DIREKTORAT PERIZINAN DAN KENELAYANAN


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan buku Pedoman
Pendataan Pelaku Usaha Subsektor Penangkapan Ikan dapat diselesaikan.
Buku ini menyajikan panduan teknis dalam pelaksanaan pendataan
pelaku usaha khususnya nelayan di tingkat kabupaten/kota.
Buku pedoman pendataan ini disusun sebagai panduan bagi para
petugas pendataan di tingkat operasional baik di lingkungan Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi, Dinas Perikanan Kabupaten/Kota
maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan. Diharapkan petugas
mendapatkan pembekalan dan pengetahuan yang memadai tentang tata
cara pengisian kuesioner Kartu Pelaku Usaha dan Pelaku Pendukung
Sektor Kelautan dan Perikanan (selanjutnya disebut KUSUKA) dan aplikasi
satu data kelautan dan perikanan. Pemanfaatan data pelaku usaha ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai populasi survei produksi perikanan
tangkap.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan
kepada segenap pihak yang telah memberikan kontribusi baik tenaga
maupun pikirannya sehingga buku pedoman ini dapat disusun dan
diterbitkan.
Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi para pihak yang
terkait dalam pelaksanaan kegiatan Pendataan Pelaku Usaha Subsektor
Penangkapan Ikan. Kritik dan saran dari semua pihak menjadi bahan
masukan yang sangat berharga dalam meningkatkan kualitas dan
penyempurnaan kegiatan selanjutnya.

Jakarta, Maret 2023


Direktur Perizinan dan Kenelayanan,

Ukon Ahmad Furkon

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................... i


Kata Pengantar ..................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan ....................................................................... 4


1.1. Latar Belakang ................................................................... 4
1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................... 6
1.3. Ruang Lingkup ................................................................... 6
1.4. Landasan Hukum ............................................................... 6
1.5. Pengertian .......................................................................... 7

Bab II PERSIAPAN ........................................................................ 8


2.1. Identifikasi dan Penetapan Lokasi....................................... 8
2.2. Tugas Tim Pelaksana .......................................................... 8

Bab III Mekanisme Pelaksanaan .................................................... 10


3.1. Sasaran Pendataan ........................................................... 10
3.2. Persyaratan Pelaku Usaha Perseorangan........................... 10
3.3. Kriteria Pelaku Usaha ....................................................... 10
3.4. Tahapan Pelaksanaan ....................................................... 10

Bab IV Pelaporan ........................................................................... 30


4.1. Laporan Pendataan KUSUKA ............................................ 30
4.2. Laporan Akhir ................................................................... 30

Bab V Penutup .............................................................................. 31

iii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan perikanan tangkap pada hakikatnya ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan,
sekaligus dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya ikan dan
lingkungannya guna pengelolaan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan
dengan Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun
2020-2024 dalam rangka mewujudkan Indonesia Maju.
Kementerian Kelautan dan Perikanan menyiapkan 5 (lima) program
utama di sektor kelautan dan perikanan yang berbasis pada ekonomi
biru yang menyeimbangkan antara kepentingan biologi, ekologi,
ekonomi, dan sosial. Kelima program strategis KKP tersebut, adalah :
1) Memperluas wilayah konservasi dengan target 30% sebagai wilayah
konservasi tertutup untuk menjaga fungsi serapan karbon dan
menjadikan wilayah konservasi sebagai tempat pemijahan ikan ; 2)
Penangkapan ikan di laut akan diatur dengan menerapkan kebijakan
ikan secara terukur yang berbasis pada kuota penangkapan; 3)
Pembangunan budidaya yang ramah lingkungan di wilayah laut,
pesisir dan darat; 4) Menjaga wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
terhadap potensi kerusakan akibat kegiatan ekonomi yang tidak
terkendali, 5) Penerapan program “Bulan Cinta laut”.
Kebijakan penangkapan ikan terukur yang saat ini menjadi prioritas
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
khususnya perikanan tangkap ingin mewujudkan titik optimum
manfaat yang berkelanjutan dari pengelolaan sumber daya itu sendiri,
baik itu manfaat bagi pelaku usaha, nelayan, dan masyarakat pada
umumnya, bagi penerimaan negara yang selanjutnya digunakan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat, serta bagi
keberlanjutan sumber daya ikan dan lingkungannya.
Pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia
menuntut penyediaan data statistik yang akurat sebagai bahan dalam
penetapan kebijakan, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan,
maupun pemantauan dan evaluasi. Pembangunan kelautan dan
perikanan yang komprehensif dan tepat sasaran antara lain
membutuhkan data pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan by
name by address.
Berdasarkan data statistik kelautan dan perikanan tahun 2021
jumlah nelayan di Indonesia sebanyak 2.925.818 orang, dengan

4
menggunakan berbagai jenis alat penangkapan ikan dan kategori
ukuran kapal penangkap ikan. Sedangkan jumlah nelayan yang
sudah memiliki Kartu Pelaku Usaha dan Pelaku Pendukung Sektor
Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) sebanyak 1.059.818 atau sebesar
36,22% dari total jumlah nelayan berdasarkan data statistik
(satudata.kkp.go.id, 20 Februari 2023). Dari populasi jumlah nelayan
tersebut, sebagian di antaranya adalah nelayan kecil yang
membutuhkan perlindungan dan pemberdayaan.
Penyediaan data pelaku usaha by name by address dapat dilakukan
dengan melakukan pendataan atau pemutakhiran pelaku usaha
kelautan dan perikanan secara menyeluruh. Melalui kegiatan ini akan
diperoleh data pelaku usaha subsektor penangkapan ikan khususnya
nelayan. Data ini sangat penting untuk penyusunan kerangka
sampling pendataan produksi perikanan, juga sangat bermanfaat bagi
pemerintah dalam melaksanakan kegiatan perlindungan dan
pemberdayaan yang tepat sasaran, serta kebijakan dan program
terkait lainnya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menerbitkan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2022 tentang Kartu
Pelaku Usaha dan Pelaku Pendukung Sektor Kelautan dan Perikanan
(KUSUKA). Tujuan kegiatan pendataan Kusuka antara lain untuk
memberikan perlindungan serta pemberdayaan, percepatan
pelayanan, peningkatan kesejahteraan serta menciptakan efektivitas
dan efisiensi program pada Kementerian Kelautan dan Perikanan agar
tepat sasaran.
Selain itu, dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor B.147/MEN-KP/III/2021 tentang Percepatan
Pendataan Pelaku Utama dan Penguatan Kualitas Pengelolaan Data,
Direktorat Perizinan dan Kenelayanan, Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap diberi amanat sebagai produsen data nelayan yang bertugas
melakukan percepatan Pendataan Pelaku Usaha Subsektor
Penangkapan Ikan. Hasil dari pendataan ini nantinya akan menjadi
data dasar dalam memberikan rekomendasi kepada instansi atau
pihak terkait dalam hal program perlindungan maupun
pemberdayaan nelayan.
Dalam rangka pelaksanan kegiatan pendataan ini, Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap melalui Direktorat Perizinan dan Kenelayanan
dibantu dengan unit kerja terkait lainnya menyusun Pedoman
Pendataan Pelaku Usaha Subsektor Penangkapan Ikan.

5
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Pedoman Pendataan Pelaku Usaha Subsektor
Penangkapan Ikan adalah sebagai acuan bagi petugas untuk
pelaksanaan kegiatan pendataan nelayan di tingkat kabupaten/kota,
sehingga diharapkan petugas mendapatkan pembekalan dan
pengetahuan yang memadai tentang tata cara pengisian kuesioner
KUSUKA dan aplikasi satu data kelautan dan perikanan. Sedangkan
tujuan kegiatan ini untuk menghasilkan data KUSUKA subsektor
penangkapan ikan yang valid.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup kegiatan Pendataan Pelaku Usaha Subsektor
Penangkapan Ikan meliputi:
1. Persiapan;
2. Mekanisme Pelaksanaan pendataan;
3. Pelaporan; dan
4. Penutup.

1.4 Landasan Hukum


1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan Ikan, dan Petambak
Garam; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
68)
2. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data
Indonesia; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
112)
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-
KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan
dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 1114)
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 61/PERMEN-
KP/2020 tentang Satu data Kelautan dan Perikanan; (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1788)

6
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41/PERMEN-
KP/2022 tentang Kartu Pelaku Usaha dan Pelaku Pendukung
Sektor Kelautan dan Perikanan; (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 1357)

1.5 Pengertian
Dalam Pedoman Pendataan Pelaku Usaha Subsektor Penangkapan
Ikan ini yang dimaksud dengan:
1. Pelaku Usaha adalah perseorangan atau badan usaha yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan pada bidang tertentu.
2. Pelaku Pendukung adalah orang perseorangan atau kelompok
masyarakat yang melakukan kegiatan untuk mendukung usaha
sektor kelautan dan perikanan.
3. Orang Perseorangan adalah setiap warga negara Indonesia yang
memiliki nomor induk kependudukan dan cakap untuk bertindak
dan melakukan perbuatan hukum.
4. Nelayan adalah Setiap Orang yang mata pencahariannya
melakukan penangkapan ikan.
5. Nomor Induk Kependudukan, yang selanjutnya disingkat NIK
adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas,
tunggal, dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai
penduduk Indonesia.
6. Kartu Pelaku Usaha dan Pelaku Pendukung Sektor Kelautan dan
Perikanan, yang selanjutnya disebut Kusuka adalah identitas
tunggal Pelaku Usaha dan Pelaku Pendukung sektor kelautan dan
perikanan.
7. Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah
bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usaha untuk melakukan
kegiatan usaha dan sebagai identitas bagi Pelaku Usaha dalam
pelaksanaan kegiatan usahanya.
8. Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disebut
Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan.
9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kelautan dan Perikanan.

7
10. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal di lingkungan
Kementerian.
11. Unit Pelaksana Teknis, yang selanjutnya disingkat UPT adalah
unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian.
12. Dinas adalah dinas provinsi atau kabupaten/kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kelautan
dan/atau perikanan.
13. Petugas Kusuka adalah Aparatur Sipil Negara, Penyuluh
Perikanan Bantu, dan/atau pegawai selain Aparatur Sipil Negara
pada Kementerian dan Dinas yang ditunjuk untuk melakukan
pendataan Pelaku Usaha dan Pelaku Pendukung Sektor Kelautan
dan Perikanan.
14. Validasi adalah pemeriksaan kebenaran atas akurasi data Pelaku
Usaha dan Pelaku Pendukung.

II. PERSIAPAN

2.1 Identifikasi dan Penetapan Lokasi


Lokasi Pendataan Pelaku Usaha Subsektor Penangkapan Ikan
dilaksanakan di kabupaten/kota terpilih dengan kriteria:
1. merupakan sentral produksi perikanan tangkap;
2. memiliki potensi target pendataan;
3. lokasi program prioritas KKP;
4. memiliki jumlah sumber daya manusia pengumpul/pengolah data
yang cukup; dan/atau
5. pertimbangan lainnya.

2.2 Tugas Tim Pelaksana


Tim Pelaksana dibagi menjadi Pelaksana Pusat dan Daerah. Pelaksana
Pusat melibatkan unit kerja terkait lingkup Kementerian, sedangkan
Pelaksana Daerah terdiri dari petugas Kusuka dan Validator (petugas
Validasi Data).
2.2.1 Pelaksana Pusat
Pelaksana Pusat mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyiapkan dan melaksanakan rencana kerja kegiatan
pendataan pelaku usaha sub sector penangkapan ikan;

8
2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi pelaksanaan kegiatan
pendataan;
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pendataan; dan
4. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan kepada Direktur Jenderal.

2.2.2 Pelaksana Daerah


Pelaksana daerah mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Petugas Kusuka mempunyai tugas :
a. Mengikuti sosialisasi pendataan pelaku usaha subsektor
penangkapan ikan;
b. Melakukan identifikasi pelaku usaha subsektor
penangkapan ikan di wilayah tugas masing-masing;
c. Melakukan pendataan dengan kuesioner Kusuka,
memeriksa kelengkapan dokumen hasil pendataan dan
memasukkan data di aplikasi satu data kelautan dan
perikanan;
d. Memberikan informasi hasil pelaksanaan pendataan
Kusuka kepada Validator dalam wilayah tugasnya.
e. Menyampaikan rekapitulasi hasil pendataan yang sudah
divalidasi kepada Direktur Perizinan dan Kenelayanan.
Petugas Kusuka merupakan petugas pendataan yang berasal
dari para Penyuluh Perikanan maupun petugas dari
Kabupaten/Kota terkait.
2. Validator dalam hal ini validator perikanan tangkap bertugas
melakukan verifikasi dan validasi data Kusuka.

9
III. MEKANISME PELAKSANAAN PENDATAAN

Kegiatan pendataan pelaku usaha subsektor penangkapan ikan


dilakukan oleh petugas Kusuka yang ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, dan dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2023. Pendataan dilakukan oleh petugas Kusuka terhadap
Pelaku Usaha Perseorangan.

3.1. Sasaran Pendataan


Sasaran pendataan dalam kegiatan ini adalah pelaku usaha
subsektor penangkapan ikan yang dalam hal ini adalah nelayan
pemilik baik yang tidak menggunakan kapal penangkap Ikan
maupun yang menggunakan kapal penangkap Ikan berukuran
sampai dengan 10 GT.

3.2. Persyaratan Pelaku Usaha Perseorangan memiliki:


1. Nomor Induk Berusaha (NIB) yang dikeluarkan oleh Online Single
Submission (OSS) atau;
2. Jika belum memiliki NIB, berupa :
a. Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. Surat keterangan profesi nelayan dari kepala desa/lurah jika
profesi di KTP berbeda.

3.3. Kriteria Pelaku Usaha Perseorangan


Pelaku Usaha subsektor penangkapan ikan yang dapat didaftarkan
KUSUKA Perseorangan yaitu pelaku usaha yang belum terdaftar di
aplikasi, apabila di lokasi target tidak terdapat pelaku usaha baru
maka dapat dilakukan pemutakhiran data KUSUKA. Pemutakhiran
data KUSUKA dapat dilaksanakan apabila di lokasi target terdapat :
1. Data KUSUKA nelayan dengan status tidak valid; dan
2. Penambahan atau perubahan sarana penangkapan ikan.

3.4. Tahapan Pelaksanaan


3.4.1. Penyiapan Kelengkapan Kegiatan Pendataan
Direktorat Perizinan dan Kenelayanan selaku penanggung
jawab kegiatan menyediakan pendukung kegiatan pendataan
antara lain pedoman pelaksanaan kegiatan pendataan
sebagai acuan pelaksanaan kegiatan pendataan bagi petugas.

10
3.4.2. Sosialisasi Kegiatan Pendataan
Direktorat Perizinan dan Kenelayanan mengadakan
sosialisasi kegiatan pendataan dengan mengundang Petugas
dan Dinas Kelautan dan Perikanan terkait untuk memberikan
pemahaman dan pengarahan kegiatan pendataan.

3.4.3. Koordinasi dengan Dinas


Pelaksanaan kegiatan pendataan dilaksanakan oleh Petugas
Kusuka dengan berkoordinasi dengan Dinas.

3.4.4. Alur Pembuatan Akun

Jika ada perubahan Wilayah kerja atau pindah tugas agar


bersurat kembali ke Puslatluh/Dinas KP/UDE I (Unit Data
Eselon I).

11
3.4.5. Registrasi Akun

Registrasi akun di http://satudata.kkp.go.id

3.4.6. Pendataan dan Input KUSUKA


Pendataan dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner
KUSUKA dilakukan melalui metode wawancara dengan
pertanyaan yang meliputi data identitas responden dan data
sarana penangkapan ikan yang digunakan untuk selanjutnya
data tersebut dimasukan kedalam aplikasi satu data modul
KUSUKA.

12
3.4.7. Blok Identitas dan Keterangan Usaha
Blok Identitas dan Keterangan Usaha berisikan informasi
terkait identitas pelaku usaha perseorangan dengan rincian
sebagai berikut :

Keterangan form isian Blok Identitas dan Keterangan Usaha

Kode Keterangan
* Isian formulir dengan * wajib diisi
** Isian formulir dengan ** wajib diisi dan dicoret yang
tidak perlu

13
101 : Tandai apakah formulir merupakan permohonan
baru atau perubahan
102 : Diisi dengan nomor NIB yang dikeluarkan oleh OSS
103 : Diisi dengan kelengkapan administratif seperti KTP
dan Surat Keterangan Profesi
104 : Diisi dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan)
105 : Diisi dengan Nama sesuai KTP
106 : Nomor KUSUKA dan hanya diisi bila jenis formulir
adalah formulir perbaikan
107 : Tandai status pelaku usaha yang bersangkutan
sesuai pilihan di form
108 : Diisi dengan NPWP (tidak wajib diisi bila pelaku
usaha tidak memiliki NPWP)
109 : Diisi nomor SIUP/TDP/sejenis
110 : Diisi Jenis Kelamin
111 : Diisi tempat dan tanggal lahir
112 : Diisi dengan nomor Handphone
113 : Diisi dengan nomor e-Mail
114 : Diisi dengan alamat sesuai KTP
115 : Diisi alamat surat menyurat sesuai domisili terkini
116 : Diisi sesuai pekerjaan sesuai KTP
117 : Ditandai status perkawinan pelaku usaha
118 : Diisi dengan jumlah anggota keluarga yang
ditanggung, tidak termasuk diri sendiri
119 : Tandai Pendidikan yang ditamatkan
120 : Tandai jenis pelaku usaha
121 : Diisi dengan jenis pelaku usaha profesi utama sektor
KP (pilihan kode profesi dapat dilihat di keterangan
form)
122 : Diisi dengan jenis pelaku usaha profesi tambahan
sektor KP (pilihan kode profesi dapat dilihat di
keterangan form)
123 : Diisi dengan jenis pelaku pendukung (pilih pilihan
kode)
124 : Ditandai apakah usaha/kegiatan dilakukan sendiri
atau kelompok
125 : Ditandai apakah pelaku usaha anggota kelompok
atau koperasi
126 : Diisi nama kelompok atau koperasi bila bergabung
dalam kegiatan dimaksud
127 : Tandai dan diisi bila pelaku usaha memiliki asuransi
128 : Diisi Nomor polis asuransi bila memiliki asuransi

14
2001 : Diisi nama petugas pendataan
2002 : Diisi Nomor HP petugas
2003 : Diisi Nama pelaku usaha
2004 : Diisi nomor telpon/HP pelaku usaha
2005 : Diisi tanda tangan petugas pendataan
2006 : Diisi tanda tangan pelaku usaha

3.4.8. Blok Sarana dan Prasarana Nelayan

Pada blok ini, teridentifikasi kegiatan nelayan menurut jenis


profesi, total pendapatan kotor/omzet tahunan jenis
sertifikasi, jumlah unit kapal, dan karakteristik jenis kapal.

15
Keterangan form isian Blok Sarana dan Prasarana Nelayan

Kode Keterangan
* Isian formulir dengan * wajib diisi
** Isian formulir dengan ** wajib diisi dan dicoret yang tidak
perlu
201 : Ditandai jenis pelaku usaha (utama atau tambahan)
202 : Diisi total pendapatan kotor tahunan dalam Rupiah
203 : Ditandai dan diisi jenis usaha yang dimiliki dan nomor
sertifikat
204 : Tandai jenis sertifikasi keahlian yang dimiliki, atau diisi
bila memiliki sertifikasi lain, keterangan terdapat di form
205 : Tandai jenis sertifikasi keterampilan yang dimiliki
206 : Diisi kode waktu pekerjaan yang dilakukan, kode terdapat
di form
207 : Diisi kode kapal alat tangkap yang dimiliki dan digunakan,
kode terdapat di form
208 : Diisi kode jabatan awak kapal perikanan, kode terdapat di
form
209 : Diisi kode kepemilikan Perjanjian Kerja Laut, kode terdapat
di form
210 : Diisi jumlah awak kapal penangkap / pengangkut ikan
yang dimiliki
211 : Diisi jumlah tonase kapal (GT) yang merupakan akumulasi
tonase seluruh kapal

16
Keterangan form isian Blok Sarana dan Prasarana Nelayan

Jenis Usaha Diisi Jenis Usaha yang dijalankan yang


terdiri dari
1. penangkapan laut
2. penangkapan perairan darat
3. pengangkutan ikan
4. penangkapan ikan hias
5. penangkapan benih ikan
Jenis Pendaratan Diisi jenis pendaratan bila jenis usaha
adalah penangkapan laut
1. pelabuhan
2. non-pelabuhan
Jenis Perairan Diisi bila jenis perairan adalah perikanan
darat, terdiri dari
1. Sungai
2. Danau
3. Waduk
4. Rawa
5. Genangan air lainnya
Status milik Diisi status milik, terdiri dari
1. Milik sendiri
2. Sewa
3. Kerjasama/Bagi hasil
Jenis Kapal Diisi Jenis kapal pelaku usaha, terdiri
dari
1. Kapal motor
2. Kapal motor Tempel
3. Kapal tanpa motor
4. Tanpa kapal
Nomor Registrasi Diisi dengan nomor registrasi kapal
Kapal
Nama Kapal Diisi dengan nama kapal
Wilayah Diisi WPP tempat beroperasi
Pengelolaan
Perikanan
Wilayah Diisi WPPNRI Perairan Darat tempat
Pengelolaan beroperasi
Perikanan Darat
Ukuran Kapal Diisi ukuran kapal (GT)
Daya Mesin Diisi daya mesin kapal (PK)

17
API utama Diisi Alat Penangkap Ikan utama
API tambahan Diisi alat penangkap ikan tambahan
Nomor Diisi nomor SIPI/SIKPI/TDKP
SIPI/SIKPI/TDKP
Jumlah awak Diisi dengan jumlah awak kapal (orang)
kapal

Daftar Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara (WPPNRI)

1. WPPNRI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut


Andaman
2. WPPNRI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat
Sumatera dan Selat Sunda
3. WPPNRI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah
Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut
Sawu, dan Laut Timor bagian Barat
4. WPPNRI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna,
dan Laut China Selatan
5. WPPNRI 712 meliputi perairan Laut Jawa
6. WPPNRI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone,
Laut Flores, dan Laut Bali
7. WPPNRI 714 meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda
8. WPPNRI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku,
Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau
9. WPPNRI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah
Utara Pulau Halmahera
10. WPPNRI 717 meliputi perairan Teluk Cendrawasih dan
Samudera Pasifik
11. WPPNRI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan
Laut Timor bagian Timur
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun
2023 Tentang Penangkapan Ikan Terukur, WPPNRI di perairan laut
dan laut lepas dikelompokkan ke dalam Zona Penangkapan Ikan
Terukur.
Zona Penangkapan Ikan Terukur tersebut meliputi:
a. zona 01, meliputi WPPNRI 711 (perairan Selat Karimata, Laut
Natuna, dan Laut Natuna Utara);
b. zona 02, meliputi WPPNRI 716 (perairan Laut Sulawesi dan
sebelah utara Pulau Halmahera), WPPNRI 717 (perairan Teluk

18
Cendrawasih dan Samudera Pasifik), dan Laut Lepas
Samudera Pasifik;
c. zona 03, meliputi WPPNRI 715 (perairan Teluk Tomini, Laut
Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau),
WPPNRI 718 (perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor
bagian timur), dan WPPNRI 714 (perairan Teluk Tolo dan Laut
Banda);
d. zona 04, meliputi WPPNRI 572 (perairan Samudera Hindia
sebelah barat Sumatera dan Selat Sunda), WPPNRI 573
(perairan Samudera Hindia sebelah selatan Jawa hingga
sebelah selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor
bagian barat), dan Laut Lepas Samudera Hindia;
e. zona 05, meliputi WPPNRI 571 (perairan Selat Malaka dan Laut
Andaman); dan
f. zora 06, meliputi WPPNRI 712 (perairan Laut Jawa) dan
WPPNRI 713 (perairan Sela.t Makassar, Teluk Bone, Laut
Flores, dan Laut Bali).

Daftar WPPNRI Perairan Darat

1. WPPNRI PD 411, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,


dan/atau genangan air lainnya di Pulau Papua bagian utara,
Kepulauan Yapen, Pulau Numfor, Pulau Biak dan Pulau Yerui
2. WPPNRI PD 412, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Papua bagian selatan,
Kepulauan Romang, Kepulauan Letti, Kepulauan Damer,
Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kur,
Kepulauan Tayando, Kepulauan Kai, Kepulauan Aru, Pulau
Kisar, Pulau Nuhuyut, Pulau Kolepom, dan Pulau Komolom.
3. WPPNRI PD 413, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Papua bagian barat,
Kepulauan Sula, Kepulauan Raja Ampat, Kepulauan Banda,
Kepulauan Gorom, Kepulauan Watubela, Kepulauan Obi,
Pulau Morotai, Pulau Halmahera, Pulau Ternate, Pulau Tidore,
Pulau Makian, Pulau Kayoa, Pulau Kasiruta, Pulau Bacan,
Pulau Mandioli, Pulau Buru, Pulau Ambalau, Pulau Seram,
dan Pulau Ambon.
4. WPPNRI PD 421, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Sulawesi, Kepulauan
Talaud, Kepulauan Sangihe, Kepulauan Sitaro, Kepulauan
Banggai, Kepulauan Selayar, Kepulauan Wakatobi, Pulau

19
Unauna, Pulau Togian, Pulau Batudaka, Pulau Walea Besar,
Pulau Menui, Pulau Wawonni, Pulau Buton, Pulau Muna, dan
Pulau Kabaena.
5. WPPNRI PD 422, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Timor (bagian wilayah
Indonesia), Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, Pulau Flores,
Pulau Sumba, Kepulauan Solor, Kepulauan Alor, Pulau Sabu,
Pulau Wetar, dan Pulau Rote.
6. WPPNRI PD 431, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Jawa bagian timur,
Kepulauan Kangean, Pulau Madura, Pulau Giliraja, Pulau
Puteran, Pulau Giligenting, Pulau Sapudi, Pulau Raas, Pulau
Nusabarong, Pulau Bali, dan Pulau Nusapenida.
7. WPPNRI PD 432, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Jawa bagian selatan,
Pulau Panaitan, dan Pulau Tinjil.
8. WPPNRI PD 433, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Jawa bagian barat-
utara, Kepulauan Seribu, Pulau Sangiang, Pulau Panjang, dan
Pulau Tunda.
9. WPPNRI PD 434, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Jawa bagian tengah-
utara, Kepulauan Karimun Jawa, dan Pulau Bawean.
10. WPPNRI PD 435, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Kalimantan bagian
barat-selatan, Kepulauan Karimata, Pulau Maya, Pulau Laut,
dan Pulau Sebuku.
11. WPPNRI PD 436, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Kalimantan bagian
timur dan Kepulauan Derawan.
12. WPPNRI PD 437, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Kalimantan bagian
utara, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu, Pulau Nunukan, dan
Pulau Sebatik (bagian wilayah Indonesia).
13. WPPNRI PD 438, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Sumatera bagian
timur, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau,
Kepulauan Meranti, Kepulauan Anambas, Kepulauan Natuna,
dan Pulau Rupat.

20
14. WPPNRI PD 439, meliputi sungai, danau, waduk, rawa,
dan/atau genangan air lainnya di Pulau Sumatera bagian
barat-utara, Kepulauan Banyak, Kepulauan Batu, Kepulauan
Mentawai, Kepulauan Pagai, Pulau Weh, Pulau Bateeleblah,
Pulau Simeuleu, Pulau Nias, dan Pulau Enggano.

3.4.9. Tahapan Pengisian Kuesioner Kusuka Melalui aplikasi

a. Tampilan Modul Kusuka

b. Tampilan Formulir Pendaftaran KUSUKA Perseorangan

21
c. Mengisi Identitas Pelaku Usaha

d. Mengisi Jenis Kelamin, Tempat Tanggal Lahir, Nomor Hp


dan e-Mail Pelaku Usaha

e. Alamat KTP Pelaku Usaha

22
f. Alamat Surat Pelaku Usaha

g. Mengisi Pekerjaan Utama, Status Perkawinan, Jumlah


Tanggungan dan Pendidikan

23
h. Mengisi Jenis Pelaku usaha, Profesi Utama, Jenis Bidang
Usaha

i. Profesi Tambahan Pelaku Usaha

24
j. Kegiatan Usaha Sendiri/Kelompok

k. Pengecekan ulang

25
l. Sistem akan mengecek kelengkapan isi formulir
kemudian melakukan pengecekan kesesuaian dengan
sistem Dukcapil selanjutnya mengupload foto/file KTP

m. Status Pengisian Blok Identitas

26
n. Pengisian Blok sarana dan prasarana

o. Tahapan Pengisian Kuesioner Nelayan

27
28
3.4.10. Pelaporan Rekapitulasi Hasil Pendataan
Petugas KUSUKA menyiapkan rekapitulasi data dan laporan
hasil pendataan pelaku usaha subsektor penangkapan ikan
untuk disampaikan ke Validator di Kabupaten/Kota di
wilayah tugasnya untuk proses validasi, contoh format
sebagai berikut:

REKAPITULASI PENDATAAN SUBSEKTOR PENANGKAPAN IKAN

No Nama Nomor Alamat Status


KUSUKA Pendaftaran Pemutakhiran
Baru

3.4.11. Validasi Data


Validator Kabupaten/Kota melaksanakan proses validasi data
Pendataan Pelaku Usaha Subsektor Penangkapan Ikan,
dalam hal terdapat kekeliruan data atau data tidak lengkap
Validator Kabupaten/Kota akan mengembalikan data
pendataan ke Petugas Kusuka untuk proses perbaikan dan
dilaporkan kembali untuk divalidasi ulang. Data yang sukses
divalidasi akan mendapatkan status valid.

29
3.4.12. Alur Proses Validasi

Petugas Kusuka (Pengelolah Data,


Penyuluh PNS, PPB. Petugas Dinas)
Mengisi kuesioner pendaftaran
KUSUKA di aplikasi SatuData.

IV. PELAPORAN

Hasil pendataan dilaporkan dengan mekanisme sebagai berikut :


4.1. Laporan Pendataan KUSUKA
Petugas Kusuka menyampaikan rekapitulasi pendataan KUSUKA
status valid kepada Direktur Perizinan dan Kenelayanan setiap
triwulan yang diketahui oleh pejabat Dinas Kabupaten/Kota
setempat.

4.2. Laporan Akhir


Direktur Perizinan dan Kenelayanan menyampaikan laporan akhir
Pendataan Pelaku Usaha Subsektor Penangkapan Ikan kepada
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap dengan tembusan kepada
Pusat Data, Statistik dan Informasi, Sekretaris Jenderal.

30
V. PENUTUP

Buku Pedoman Pendataan Pelaku Usaha Subsektor Penangkapan


Ikan ini disusun untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan
dan penyusunan laporan akhir kegiatan. Keterlibatan semua pihak yang
berkepentingan akan sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan
pendataan pelaku usaha subsektor penangkapan ikan.

31
DIREKTORAT PERIZINAN DAN KENELAYANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

32

Anda mungkin juga menyukai