Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PERUNDANG-

UNDANGAN PERIKANAN

MAKALAH

“STUDI UDANG DI INDONESIA”

DISUSUN OLEH :

BAU WENNI ASTUTI DG EGI (L012232015)


NURFADILAH MUSFIRAH ANWAR (L012232010)
RINI SUMARTINI (L012232033)
RIZKYAWAN ALWI (L012232023)
WA ODE ASNAWIAH (L012232005)

PROGRAM MAGISTER
ILMU PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2024

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

atas semua limpahan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun

Makalah “Potensi Permasalahan dan Solusi Budidaya Dalam Ekspor

Udang” ini walaupun dalam bentuk yang masih sangat sederhana.

Harapan kami semoga Makalah yang telah tersusun ini dapat

bermanfaat sebagai salah satu rujukan atau pedoman bagi yang

membacanya, dan menambah wawasan serta pengalaman, sehingga

nantinya kami dapat memperbaiki isi maupun bentuk laporan ini

menjadi lebih baik.

Terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini. Kami mengakui bahwasanya masih banyak

kekurangan yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu dengan

penuh kerendahan hati kami berharap kepada pembaca untuk

memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Terima kasih.

Makassar, April 2024

Penyusun,

KELOMPOK 2

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

1.1. Latar Belakang............................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah......................................................... 1

1.3. Tujuan........................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH............................................ 3

2.1 Pengembangan & pemanfaatan Udang di Indonesia......... 3

2.2 Permasalahan yang terjadi terkait Udang di Indonesia.... 6

2.3 Solusi mengatasi masalah Udang di Indonesia................ 8

BAB III. PENUTUP.................................................................... 12

3.1 KESIMPULAN............................................................................ 12

3.2 SARAN...................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 13

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim, kaya akan sumber daya kelautan

juga kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan yang tersebar

pada 3,351 juta km2 wilayah laut dan 2,936 km2 wilayah perairan zona ekonomi

ekslusif dan landasan kontinen (BPS, 2018). Sub sektor perikanan memiliki

peluang besar dalam memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia, hingga

mencapai 227,3 Triliun dengan pertumbuhan sebesar 5,95%, pertumbuhan

tersebut naik 15,33% pada tahun 2017. Potensi sektor perikanan yang memiliki

kontribusi terhadap PDB Perikanan Indonesia di support oleh ekspor udang

sebesar 2,60% yang disebabkan oleh membaiknya iklim dan pola budidaya usaha

oleh masyarakat.

Terdapat lima provinsi di Indonesia yang menjadi pensupply benih ikan

dan udang skala nasional yang terdiri dari Jawa Timur (34%), Lampung (27,58%),

Bali (18,39%), Banten (14,04%), dan Sulawesi Selatan (4,39) (Kementrian Kelautan

dan Perikanan , Seri Lalu Lintas Domestik Hasil Perikanan Nasional, 2017:9).

Sehingga dari hal ini menjadikan udang sebagai sektor perikanan yang memiliki

peran dalammeningkatkan usaha-usaha udang lokal dan bentuk budidiya yang

dioptimalkan menjadikan usahawan bergerak maksimal untuk membudidayakan

udang dan menjadi jenis komoditas yang berperan besar dalam meningkatkan

PDB Perikanan Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan dan pemanfaatan udang di Indonesia ?

2. Bagaimana permasalahan yang terjadi terkait ekspor udang di

Indonesia?

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan penyusunan

makalah ini yaitu, mengetahui permasalahan, potensi dalam budidaya sert

keberlanjuta udang.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan dan pemanfaatan udang di Indonesia

Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang penting di Indonesia,

baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor. Pengembangan dan pemanfaatan

udang di Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan

pangan, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Indonesia, dengan garis pantainya yang panjang dan iklim tropis yang

bersahabat, bagaikan surga bagi udang. Ditambah dengan sumber daya air

melimpah dan tenaga kerja terampil, tak heran jika Indonesia menjelma sebagai

salah satu raksasa dalam industri udang global.

Beberapa daerah di Indonesia menjadi primadona budidaya udang, seperti:

 Pulau Jawa: Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten

 Pulau Sumatera: Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu

 Pulau Sulawesi: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara

 Pulau Kalimantan: Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan

 Pulau Nusa Tenggara: Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

Data menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi udang vaname

hingga 200 ton per siklus panen di Pulau Lombok. Angka ini mencerminkan

potensi besar yang menanti untuk digali.

Upaya pengembangan udang di Indonesia dapat dilakukan melalui berbagai

strategi, yang antara lain meliputi:

1. Peningkatan kapasitas penyimpanan dan barang: Meningkatkan

infrastruktur penyimpanan dan barang, seperti kolam, penyimpanan udang, dan

fasilitas pengolahan, dapat membantu meningkatkan produksi dan kualitas

udang.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


2. Merekrut tenaga kerja berkompeten: Mengatur tenaga kerja yang

kompeten dan terlatih dapat membantu mengembangkan bisnis budidaya

udang.

3. Pelatihan dan penyuluhan: Melakukan pelatihan dan penyuluhan bagi

para petani dan pembudidaya udang dapat membantu mengembangkan

kemampuan dan keterampilan mereka.

4. Menerapkan teknologi intensif: Menerapkan teknologi yang efisien,

seperti teknologi pengolahan udang, dapat membantu mengurangi biaya

produksi dan meningkatkan kualitas produk.

5. Membangun hubungan dengan komunitas pemerintah: Membangun

hubungan dengan pemerintah lokal dan nasional dapat membantu

mengembangkan industri budidaya udang.

6. Mengaplikasikan perhitungan cost/benefit: Mengaplikasikan perhitungan

cost/benefit dapat membantu mengidentifikasi keuntungan dan kerugian

dari investasi dalam budidaya udang.

7. Mempersiapkan keuangan perusahaan: Mempersiapkan keuangan

perusahaan dapat membantu mengembangkan bisnis budidaya udang.

8. Diversifikasi pasar ekspor: Mengembangkan pasar ekspor ke negara-

negara berkembang dan potensial lain dapat membuka pintu untuk

peningkatan share ekspor udang Indonesia1.

9. Peningkatan nilai tambah produk: Memperluas lini produk dan

meningkatkan kualitas udang Indonesia dapat memenuhi permintaan

konsumen yang semakin beragam di pasar internasional.

Dengan implementasi strategi tersebut, pengembangan budidaya

udang di Indonesia dapat terus mengalami pertumbuhan dan mampu

meningkatkan nilai ekspor udang nasional.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


Pengembangan dan pemanfaatan udang di Indonesia dilakukan melalui

budi daya, yang telah menjadi prioritas pengembangan akuakultur di

Indonesia. Pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk menggenjot produksi

udang dengan metode budi daya yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu sumberdaya

hayati laut yang cukup banyak dimanfaatkan oleh pembudidaya udang di

pertambakan sepanjang pantai di seluruh Indonesia. Produksi udang Indonesia

mengalami peningkatan sebesar 13,9 % per tahun dalam kurun waktu lima tahun

terakhir.

Udang menjadi komoditas ekspor terbesar dibandingkan komoditas

perikanan yang lain, dengan volume eskpor mencapai 239,28 juta kg dan nilai US$

2,04 miliar pada tahun 2020. Udang merupakan komoditas unggulan di beberapa

daerah di Indonesia, seperti Lampung Selatan, Cirebon, dan

Situbondo. Pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk menggenjot produksi

udang dengan metode budi daya yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Pengembangan budi daya udang di Indonesia dilakukan dengan tujuan

menggenjot produksi, memperbaiki produktivitas, dan mengatur perizinan dan

regulasi. Pemerintah Indonesia terus melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo

untuk menggenjot produksi pada subsektor perikanan budi daya, yang termasuk

udang. Berdasarkan potensi lahan dan pengembangan serta dukungan teknologi,

produksi udang nasional tahun 2015 ditingkatkan sekitar 32 % dari produksi

udang tahun 2014 dengan target produksi sebesar 2016.Untuk mengoptimalkan

investasi dalam industri udang, Pemerintah Daerah dan seluruh stakeholder

terkait mengoptimisasi pinjaman Asian Development Bank (ADB) senilai Rp1,348

triliun dalam jangka waktu hingga Desember 2027, yang akan digunakan untuk

peningkatan infrastruktur budidaya udang.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


2.2 Permasalahan yang terjadi terkait udang di Indonesia

Ada beberapa permasalahan udang yang terjadi di Indonesia, yaitu :

2.2.1 Permasalahan Ekspor

Permasalahan yang terjadi terkait ekspor udang di Indonesia

meliputi berbagai aspek, termasuk persyaratan kesehatan, hambatan tarif

dan non-tarif, dan konkurensi dari produsen lain. Berikut ini beberapa

masalah yang terjadi:

1. Persyaratan Kesehatan: Ekspor udang Indonesia ke pasar

internasional dapat diterhindarkan atau disusulkan karena

persyaratan kesehatan yang tidak dipenuhi. Misalnya, kebijakan

pengendalian hama dan penyakit dapat meninggalkan produk

udang Indonesia tidak layak untuk diekspor.

2. Hambatan Tarif: Ekspor udang Indonesia ke pasar internasional

dapat ditinggalkan atau dihambat oleh hambatan tarif. Misalnya,

bea masuk tinggi dapat membuat ekspor menjadi tidak

menguntungkan. Penelitian menunjukkan bahwa hambatan tarif

yang tinggi menyebabkan ekspor udang Indonesia ke pasar

Amerika Serikat berkurang.

3. Hambatan Non-Tarif: Ekspor udang Indonesia ke pasar

internasional dapat ditinggalkan atau dihambat oleh hambatan

non-tarif, seperti peraturan kesehatan, persyaratan kualitas, dan

peraturan lain yang tidak dipenuhi. Misalnya, kebijakan

pengendalian hama dan penyakit dapat meninggalkan produk

udang Indonesia tidak layak untuk diekspor.

4. Konkurensi Dari Produsen Lain: Ekspor udang Indonesia ke

pasar internasional dapat ditinggalkan atau dihambat oleh

konkurensi dari produsen udang lain, seperti Vietnam dan

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


Thailand. Misalnya, harga udang pesaing dapat membuat ekspor

menjadi tidak menguntungkan.

Untuk mempertahankan nilai ekspor udang di Indonesia, perlu

dilakukan beberapa upaya, seperti mempertahankan kualitas produk,

memenuhi persyaratan kesehatan, dan mengurangi hambatan tarif dan

non-tarif. Selain itu, perlu mengurangi konkurensi dari produsen lain

dan mengembangkan pasar ekspor baru.

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

43/PERMEN-KP/2014 tentang Larangan Pemasukan Udang dan Pakan

Alami dari Negara dan/atau Negara Transit yang Terkena Wabah Early

Mortality Syndrome atau Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease

maksudkan untuk melarang ekspor udang dan pakan alami dari

Indonesia. Larangan ini disampaikan langsung oleh Menteri Kelautan

dan Perikanan, Wahyu Trenggono, melalui sosial media pada 17 Juni

2021. Peraturan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan budidaya

udang di Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sebab udang

merupakan salah satu komoditas ekspor yang bernilai ekonomis tinggi1.

2.2.2 Permasalahan Budidaya

Budidaya udang di Indonesia menghadapi beberapa tantangan yang

perlu diatasi agar industri ini dapat berkembang lebih baik. Berdasarkan

beberapa penelitian, berikut adalah beberapa permasalahan yang sering

dihadapi oleh pembudidaya udang di Indonesia:

1. Penyakit: Penyakit merupakan salah satu masalah utama dalam

budidaya udang. Sekitar 20% dari nilai produksi udang

dipengaruhi oleh penyakit. Pencegahan dan pengelolaan penyakit

menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas udang.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


2. Keterbatasan Benih Bermutu: Ketersediaan benih udang unggul

yang berkualitas masih terbatas. Akses terhadap benih bermutu

perlu diperhatikan agar produksi udang dapat optimal.

3. Pakan Mahal: Biaya pakan udang yang tinggi menjadi kendala

bagi petani udang. Pengelolaan biaya pakan perlu diperhatikan

agar tetap efisien.

4. Manajemen Lingkungan: Pengelolaan lingkungan, termasuk

keberlanjutan dan biosekuriti, memengaruhi produktivitas udang.

Keberlanjutan lingkungan harus menjadi fokus dalam budidaya

udang.

5. Persaingan Benih Udang Asing: Persaingan dengan benih udang

dari negara lain juga memengaruhi industri udang di Indonesia.


Untuk mengatasi masalah ini, strategi yang holistik harus

mempertimbangkan aspek teknologi, sosial-ekonomi, dan keberlanjutan

lingkungan dalam budidaya udang.

2.3 Solusi dalam mengatasi permasalahan udang di Indonesia

Industri udang di Indonesia memiliki potensi besar, namun dihadapkan

dengan berbagai permasalahan yang menghambat produksinya. Berikut beberapa

solusi yang dirumuskan berdasarkan hasil jurnal:

1. Peningkatan Kualitas Benur:

 Pengembangan sistem pembenihan: Memperkuat penelitian dan

pengembangan sistem pembenihan udang yang efisien dan berkelanjutan,

termasuk penggunaan induk udang bebas penyakit (SPF) dan penerapan

bioflok.

 Pengawasan peredaran benur: Memperketat pengawasan peredaran benur

untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kualitas benur.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


2. Pengelolaan Tambak yang Berkelanjutan:

 Penerapan biosekuriti: Menerapkan sistem biosekuriti yang ketat untuk

mencegah masuknya penyakit ke dalam tambak, seperti desinfeksi kolam,

pembatasan akses, dan kontrol hewan liar.

 Manajemen kualitas air: Menjaga kualitas air tambak dengan optimal

melalui pengaturan parameter lingkungan seperti salinitas, pH, dan

oksigen terlarut.

 Pengelolaan pakan: Memberikan pakan berkualitas dengan nutrisi yang

sesuai untuk pertumbuhan udang yang optimal dan pencegahan penyakit.

3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit:

 Penelitian dan pengembangan vaksin: Mendukung penelitian dan

pengembangan vaksin untuk penyakit udang yang umum di Indonesia.

 Penggunaan probiotik: Memanfaatkan probiotik sebagai agen hayati

untuk meningkatkan kesehatan udang dan ketahanan terhadap penyakit.

 Pemantauan kesehatan udang: Melakukan pemantauan kesehatan udang

secara rutin untuk mendeteksi penyakit dini dan melakukan tindakan

pencegahan atau pengobatan yang tepat.

4. Peningkatan Kapasitas Petambak:

 Pelatihan dan penyuluhan: Memberikan pelatihan dan penyuluhan

kepada petambak tentang budidaya udang yang berkelanjutan, termasuk

biosekuriti, manajemen air, dan pencegahan penyakit.

 Adopsi teknologi: Mendorong adopsi teknologi baru dalam budidaya

udang, seperti sistem bioflok, akuakultur cerdas, dan otomatisasi.

 Akses permodalan: Mempermudah akses permodalan bagi petambak

untuk meningkatkan skala usaha dan menerapkan praktik budidaya yang

lebih baik.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


5. Pengelolaan Limbah Budidaya:

 Pengembangan sistem pengolahan limbah: Mengembangkan sistem

pengolahan limbah budidaya udang yang ramah lingkungan dan

berkelanjutan.

 Pemanfaatan limbah budidaya: Mempelajari dan menerapkan teknologi

pemanfaatan limbah budidaya udang untuk pupuk organik, energi

terbarukan, atau produk lainnya.

 Regulasi dan penegakan hukum: Memperkuat regulasi dan penegakan

hukum terkait pengelolaan limbah budidaya udang untuk mencegah

pencemaran lingkungan.

6. Penguatan Kelembagaan dan Kerjasama:

 Koordinasi antar instansi: Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait

untuk mendukung pengembangan industri udang yang berkelanjutan.

 Kemitraan dengan swasta: Membangun kemitraan dengan sektor swasta

untuk meningkatkan investasi, transfer teknologi, dan akses pasar bagi

produk udang Indonesia.

 Pengembangan kelembagaan: Memperkuat kelembagaan di tingkat lokal

untuk mendukung petambak dan pengelolaan sumber daya perikanan.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pengembangan dan pemanfaatan udang di Indonesia memiliki potensi

besar untuk meningkatkan ketahanan pangan, menciptakan lapangan

kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Masih terdapat banyak permasalahan dalam pengembangan budidaya

udang yang ada di Indonesia.

Beberapa solusi dalam mengatasi permasalahan udang di Indonesia :

peningkatan prduktifitas benur; pengelolaan limbah budidaya; pengelolaan

tambak berkelanjutan; pencegahan dan pengendalian penyakit peningkatan

SDM petambak; dan penguatan kkelembagaan dan kerjasama.

3.2 Saran

 Regulasi dan kebijakan Pemerintah utamanya terkait ekspot udang windu


dan Vanamae memerlukan perbaikan mengingat nilai ekspor yang
disumbangkan bagi devisa negara cukup besar dibandingkan hasil laut
lainnya.

 Perlu penerapan terkait pengelolaan budidaya perikanan yang berkelanjutan


yang ramah lingkungan.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2


DAFTAR PUSTAKA

Alsy, B. I., Hidayat, C. F., Friyatna, F., Nugraha, M. A., & Febriyani, W. T.
(2023). Analisis Hambatan Tarif dan Non-Tarif dalam Ekspor
Udang ke Amerika Serikat. Jurnal Economina, 2(2), 553-561.

Fortuna, S. D. 2024 . Bagaimana proyeksi peningkatan ekspor udang di


Indonesia di tahun 2024? . Delos . Diakses pada 2 April 2024
dari https://delosaqua.com/id/peningkatan-ekspor-udang-
indonesia/

Layna, I. A. (2023). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor


udang Indonesia ke pasar Amerika Serikat tahun 1989–
2018 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).

Rahman, M. K. (2014). Persengketaan perdagangan antara indonesia dan


amerika serikat dalam ekspor udang ke amerika serikat tahun
2010-2013. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, 1(1), 1-14.

Rizki, M. J. 2021 . Ini penjelasan pemerintah soal aturan larangan ekspor


benur . Hukum online.com . Diakses pada 2 April 2024 dari
https://www.hukumonline.com/berita/a/ini-penjelasan-
pemerintah-soal-aturan-larangan-ekspor-benur-
lt60cc75a41dd61/

Satrio, R., Irfani, Y. N., & Lasut, M. R. S. (2023). Hambatan Dan Upaya
Meningkatkan Ekspor Udang Di Indonesia. ECOMA: Journal of
Economics and Management, 1(3), 123-131.

PAGE \* MERGEFORMAT iii | KELOMPOK 2

Anda mungkin juga menyukai