EKONOMINYA
Makalah Kelompok :
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Dan Teknologi Maritim ( Kelas 02 ) Program Studi Teknik Informatika
FT UMRAH
TANJUNGPINANG-KEPULAUAN RIAU
OLEH
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini. Terima kasih penyusun ucapkan kepada bapak Eko Prayetno, ST., M,Eng selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu dan Teknologi Kemaritiman. Penyusun
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “Potensi Sumberdaya Kemaritiman Dan Ekonominya”.
Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah penyusun buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penyusun memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan penulisan .............................................................................................. 3
1.4 Manfaat penulisan ............................................................................................ 3
1.5 Metode penulisan ............................................................................................. 3
BAB II .............................................................................................................................. 4
2.1 Pengertian Sumberdaya Maritim ..................................................................... 4
2.2 Potensi Sumberdaya Maritim........................................................................... 6
1. Sumber Daya Perikanan dan Kelautan.................................................... 6
2. Sumberdaya Migas Mineral .................................................................. 19
3. Sumberdaya Mineral ............................................................................. 21
4. Pariwisata Bahari .................................................................................. 27
5. Transportasi Laut .................................................................................. 28
6. Garam Industri ...................................................................................... 29
7. Energi terbarukan .................................................................................. 33
8. Biofarmasi Laut..................................................................................... 36
9. Industri dan jasa maritim....................................................................... 36
2.3 Posisi Indonesia diantara negara yang Berjaya diindustri tangkap dunia ...... 37
2.4 Perbandingan Kontribusi Ekonomi Kelautan Terhadap GDP dari Berbagai
Negara ............................................................................................................ 40
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Potensi Sumberdaya
Maritim dan Berkelanjutannya ...................................................................... 46
BAB III ........................................................................................................................... 51
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 51
3.2 Saran .............................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 53
PENDAHULUAN
Posisi Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan Australia serta diapit oleh
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia menjadikan wilayah perairan laut Indonesia
sebagai perairan berproduktivitas tinggi dengan daya dukung alam (natural carrying
capacity) yang kuat. Selain itu, letak Indonesia di wilayah tropis dengan tingkat perubahan
suhu lingkungan yang relatif rendah memungkinkan perkembangan berbagai hayati laut
sehingga Indonesia dipandang dunia sebagai daerah “megabiodiversity”. Posisi geografis
yang strategis ini menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang berpotensi besar baik
dalam hal ekonomi maupun geo-politik. Sekitar 40% lalu lintas perdagangan barang dan
jasa yang diangkut kapal melintasi perairan Indonesia. Dengan 75% wilayah Indonesia
berupa laut dan wilayah pesisir (coastal zone) dengan kandungan sumberdaya alam yang
kaya dan beragam, maka sektor kelautan merupakan sektor strategis bagi pembangunan
ekonomi Indonesia ke depan. Sekitar 70% produksi minyak dan gas nasional berasal
dari wilayah pesisir dan lautan (offshore). Sumberdaya hidrokarbon, khususnya minyak
dan gas yang tersedia di 60 titik cekungan masih sangat besar sedangkan yang sudah
dieksploitasi relatif masih sedikit. Minyak, tersedia 86,9 miliar barel, dan baru dicadangkan
untuk dieksploitasi 9,1 miliar barel, sedangkan yang sudah diproduksi baru mencapai
0,387 miliar barel. Gas, tersedia 384,7 Trillion Standard Cubic Feet (TSCF), dan dicadangkan
185,8 TSCF, sedangkan yang sudah diproduksi hanya 2,95 TSCF (Firmanzah, 2012).
Posisi geografis Indonesia yang memungkinkan Indonesia untuk mendapatkan
manfaat ekonomi politik yang lebih besar tersebut hanya dapat diraih bila Indonesia
memiliki geo-politik, geo-ekonomi dan geo-strategis yang jelas dan terarah. Agar peran
ekonomi kelautan dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan kemakmuran bangsa
dan selanjutnya memanfaatkan posisi geografis yang strategis maka diperlukan sebuah
pergeseran paradigma pembangunan yang lebih memahami jati diri bangsa Indonesia
sebagai bangsa bahari dan negara kepulauan terbesar di dunia serta memadukan
kekuatan ekonomi berbasis darat dan laut sebagai sinergi kekuatan ekonomi nasional.
Perubahan pemikiran tersebut harus segera dilakukan mengingat perubahan lingkungan
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu dan teknologi maritim.
1.3.2 Memberikan informasi kepada pembaca tentang paradigma kemaritiman
dan jejak maritim yang terhapus.
1.5.1 Penulis mencari sumber melalui buku, pdf , ebook dan jurnal.
1.5.2 Penulis mencari sumber melalui website yang tersedia di internet.
Sejarah telah mencatat bahwa jatuh dan bangunnya peradaban bangsa yang tinggal
di kepulauan nusantara sangat dipengaruhi oleh penguasaan lautan. Kerajaan-kerajaan
besar seperti Sriwijaya dan Majapahit berhasil menguasai dan memakmurkan
kerajaannya melalui kekuatan armada lautnya. Bahkan serikat dagang Belanda (VOC)
mampu menjajah nusantara selama 3,5 abad dengan kemampuannya menguasai lautan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa laut merupakan suatu aset untuk kedaulatan dan
kemakmuran bangsa Indonesia.Wilayah kedaulatan dan yuridiksi Indonesia terbentang
dari 6°08' LU hingga 11°15' LS, dan dari 94°45' BT hingga 141°05' BT terletak di
posisi geografis sangat strategis, karena menjadi penghubung dua samudera dan dua
benua, Samudera India dengan Samudera Pasifik, dan Benua Asia dengan Benua
Australia. Kepulauan Indonesia terdiri dari 17.508 pulau besar dan pulau kecil dan
memiliki garis pantai 81.000 km, serta luas laut terbesar di dunia yaitu 5,8 juta
km2.Wilayah laut Indonesia mencakup 12 mil laut ke arah luar garis pantai, selain itu
Indonesia memiliki wilayah yuridiksi nasional yang meliputi Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) sejauh 200 mil dan landas kontinen sampai sejauh 350 mil dari garis pantai.
Dengan ditetapkannya konvensi PBB tentang hukum laut Internasional 1982,
wilayah laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan diperkirakan mencapai 7.9 juta km2
terdiri dari 1.8 juta km2 daratan, 3.2 juta km2 laut teritorial dan 2.9 juta km2 perairan
ZEE. Wilayah perairan 6.1 juta km2 tersebut adalah 77% dari seluruh luas Indonesia,
dengan kata lain luas laut Indonesia adalah tiga kali luas daratannya.
Wilayah laut sangat penting dengan dicantumkannya pada GBHN tahun 1993, dan
didirikannya Departemen Kelautan dan Perikanan. Undang-undang no. 22 dan 25 tahun
1999 juga mencantumkan kelautan sebagai bagian dari otonomi daerah. Sangat penting
bahwa kawasan laut perlu diintegrasikan dalam perencanaan tata ruang wilayah
nasional, provinsi dan tingkat kabupaten.
Pemahaman terhadap makna dan fungsi laut ini secara selaras dan seimbang,
diharapkan dapat memberikan pemanfaatan sumberdaya laut yang komperhensif,
sekaligus mendukung prinsip pemanfaatan sumberdaya secara lestari. Laut Indonesia
telahdimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, sebagai area pertambangan, jalur
transportasi, jalur kabel komunikasi dan pipa bawah air, perikanan tangkap dan budi
daya, wisata bahari, area konservasi dan sebagainya. Kesadaran akan pentingnya
pengelolaan sumberdaya laut secara multisektoral telah memicu terbentuknya Dewan
Maritim Indonesia yang kemudian dirubah menjadi Dewan Kelautan Indonesia
berdasarkan Keppres No. 21 tahun 2007. Dewan tersebut terdiri dari berbagai elemen
pemerintahan dan kelompok masyarakat, serta bertugas untuk menyusun dan memberi
pertimbangan pada presiden mengenai kebijakan umum mengenai pengelolaan laut.
Indonesia dianugerahi laut yang begitu luas dengan berbagai sumber daya
ikan di dalamnya. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena
memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia
mencapai 95.181 km (World Resources Institute, 1998) dengan luas wilayah
laut 5,4 juta km2, mendominasi total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta
km2. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai
sumber daya kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati
dan non hayati kelautan terbesar.
Indonesia memiliki sumberdaya perikanan meliputi, perikanan tangkap di
perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta
ton/tahun. Budidaya laut terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu,
dan gobia), budidaya moluska (kekerangan, mutiara, dan teripang), dan
budidaya rumput laut, budidaya air payau (tambak) yang potensi lahan
pengembangannya mencapai sekitar 913.000 ha, dan budidaya air tawar terdiri
dari perairan umum (danau, waduk, sungai, dan rawa), kolam air tawar, dan
mina padi di sawah, serta bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri
bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku untuk makanan, industri
bahan pakan alami, benih ikan dan udang serta industri bahan pangan. Besaran
potensi hasil laut dan perikanan Indonesia mencapai 3000 triliun per tahun,
1
www.kmip.faperta.ugm.ac.id/potensi-kelautan-dan-perikanan-indonesia/
Sumberdaya dapat pulih terdiri dari ikan dan vegetasi lainnya. Namun yang
menjadi primadona kita selama ini adalah pada sebatas ikan konsumsi seperti
ikan pelagis, ikan demersal, ikan karang, udang dan cumi-cumi. Sedangkan
untuk vegetasinya adalah terumbu karang, padang lamun, rumput laut, dan
hutan mangrove. Sumber daya perikanan laut sebagai sumber daya yang dapat
pulih sering kita salah tafsirkan sebagai sumber daya yang dapat eksploitasi
secara terus menerus tanpa batas. Dalam data Ditjen Perikanan, (1995), Potensi
sumber daya perikanan laut di indonesia terdiri dari sumber daya perikanan
Sementara itu, potensi vegetasi biota laut juga sangat besar. Salah satunya
adalah terumbu karang. Dimana terumbu karang ini memilki fungsi yang
sangat startegis bagi kelangsungan hidup ekosistem laut yakni fungsi ekologis
yaitu sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat
pemijahan, tempat bermain dan asuhan berbagai biota. Terumbu karang juga
menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis penting seperti berbagai
jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang dan kerang mutiara Data Ditjen
Perikanan tahun 1991 menunjukan, potensi lestari sumber daya ikan pada
terumbu karang di perairan indonesia diperkirakan sebesar 80.802
ton/km2/tahun, dengan luas total terumbu karang 50.000 km2. Vegetasi lainnya
adalah rumput laut. Rumput laut memiliki potensi lahan untuk budidaya sekitar
26.700 ha dengan kemampuan potensi produksi sebesar 482.400 ton/tahun
(Ditjen Perikanan, 1991).
Potensi lain yang juga belum tergarap adalah pemanfaatan wilayah pesisir
dan laut sebagai penghasil daya energi, belum dimanfaatkan secara optimal.
Padahal wilayah pesisir dan lautan merupakan salah satu sumber energi
9 | Potensi Sumberdaya Kemaritiman Dan Nilai Ekonominya
alternatif yang sangat ramah lingkungan. Sumber energi yang dapat
dimanfaatkan antara lain berupa; arus pasang surut,, gelombang, perbedaan
salinitas, angin, dan pemanfaatan perbedaan suhu air laut di lapisan permukaan
dan lapisan dalam perairan atau yang kita kenal dengan OTEC (Ocean Thermal
Energy Convertion).
Minapolitan, berasal dari kata MINA dan POLITAN. Mina adalah ikan dan
Politan adalah kawasan. Kawasan Minapolitan adalah kawasan yang
terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan
sebagai sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumber daya alam
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem minabisnis. Minabisnis
merupakan suatu kegiatan penanganan komoditas secara komprehensif mulai
dari hulu sampai hilir (pengadaan dan penyaluran minainput, proses produksi,
pengolahan, dan pemasaran).
Berdasarkan issue dan permasalahan perdesaan yang terjadi di Indonesia,
pengembangan Kawasan Minapolitan merupakan alternatif solusi untuk
pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah. Konsepm
pembangunan tersebut sejalan dengan Arah Umum Pembangunan Nasional
dan Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan dan Pengembangan Kawasan
sebagaimana tertuang di dalam Buku I RPJM Tahun 2010-2014. Sejalan
dengan arah kebijakan nasional tersebut, pembangunan sektor kelautan dan
perikanan perlu dilakukan dengan pengembangan kawasan-kawasan
ekonomi unggulan menjadi lebih produktif dengan konsep Kawasan
Minapolitan. Pengembangan Kawasan Minapolitan di Indonesia diindikasikan
oleh ketersediaan lahan perikanan dan tenaga kerja yang murah, telah
terbentuknya kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) di sebagian
besar pembudidayaan, jaringan (network) terhadap sektor hulu dan hilir yang
sudah terjadi. Kondisi seperti ini merupakan sebuah keuntungan kompetitif
untuk Indonesia dalam pengembangan Kawasan Minapolitan daripada negara
lain. Pengembangan Kawasan Minapolitan ini menggunakan potensi lokal,
sehingga konsep ini sangat mendukung perlindungan dan pengembangan
budaya sosial lokal Indonesia.
Konsep Minapolitan adalah pengembangan kawasan ekonomi yang
terintegrasi dengan perikanan budidaya sebagai basis usaha. Konsep ini
bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan sumber
daya alam serta sekaligus memberdayakan masyarakat di suatu kawasan,
Industri minyak bumi nasional sudah tua, lebih dari 100 tahun, dan produksinya
semakin menurun. Sepanjang sejarah Republik Indonesia merdeka, puncak produksi
minyak terjadi sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 1977 dan 1995 dimana produksi
minyak bumi masing-masing sebesar 1,68 juta bpd dan 1,62 juta bpd. Setelah 1995
produksi minyak Indonesia rata-rata menurun dengan natural decline rate sekitar 12%
per tahun. Namun sejak tahun 2004 penurunan produksi minyak dapat ditahan dengan
decline rate sekitar 3% per tahun.
Pada tahun 2014, produksi minyak bumi hanya sekitar 789 ribu bpd atau menurun
menjadi 96% dibandingkan tahun 2013 sebesar 824 ribu bpd. Sejak tahun 2010 s.d.
2014 terjadi penurunan produksi rata-rata sekitar 4,41% per tahun. Penurunan produksi
tersebut lebih disebabkan selain usia lapangan minyak Indonesia yang sudah tua, dan
adanya kendala teknis seperti unplanned shutdown, kebocoran pipa, kerusakan
peralatan, kendala subsurface dan gangguan alam. Selain itu, terdapat kendala non
teknis masih terjadi seperti perizinan daerah, lahan, sosial dan keamanan. Selain itu,
terlambatnya peak production dari the giant field-Blok Cepu, akibat pembebasan lahan
yang berlarut-larut menyebabkan onstream proyek mundur menjadi tahun 2015.
Meskipun produksi minyak bumi tahun 2014 hanya sekitar 789 ribu bpd, namun
jika dilihat minyak dan gas bumi as a single comodity, produksinya mencapai 2,01 juta
barrel oil equivalen per day (boepd). Bahkan jika dilihat energi fosil sebagai satu
kesatuan mencakup migas dan batubara, maka produksi energi fosil Indonesia tahun
2014 mencapai 7,25 juta boepd, hampir mendekati produksi minyak negara di Timur
Tengah, dimana mereka lebih dominan memiliki migas tetapi tidak batubara
sebagaimana Indonesia.
Sebaliknya, produksi gas bumi Indonesia relatif meningkat sejak tahun 1970-an,
meskipun akhir-akhir ini produksinya cederung stagnan pada level kisaran 8.000
mmscfd. Pada tahun 2014 produksi gas bumi sebesar 8.177 mmscfd. Angka produksi
gas tersebut berbeda dengan angka lifting gas bumi yang pada tahun 2014 sekitar 6.838
mmscfd atau 1.221 ribu boepd. Produksi, merupakan volume gas yang tercatat di
wellhead dikurangi pemakaian sendiri (own use) yaitu untuk gas reinjeksi dan gas lift.
Indonesia memiliki potensi hidrokarbon di 60 cekungan sedimen. Bahkan hasil
penelitian Badan Geologi terakhir diidentifikasi cekungan migas sebanyak 128
cekungan. Cadangan terbukti minyak bumi tahun 2014 sebesar 3,6 miliar barel dan
3. Sumberdaya Mineral
Sumber daya mineral atau bahan galian adalah sumber daya yang telah disediakan
oleh kulit bumi sebagai bagian dari mineral batuan dalam jumlah tertentu. Sumber daya
ini jika diolah akan menghasilkan logam dan berbagai bahan keperluan proses industri
untuk menunjang kehidupan manusia.
Sumber daya mineral yang tergolong tidak dapat diperbarui di antaranya logam
mulia (emas, perak, platina), bukan logam mulia (tembaga, timbal, seng, timah, besi,
mangaan, nikel), dan bahan galian industri (fosfat, asbes, belerang, gamping, pasir
kuarsa, oker, lempung, mangaan, diatomae, gips, dan anhidrid).
1) Tahap Pertama
a. Golongan bahan galian stategis juga dikenal dengan sebutan bahan galian
golongan A, jenisnya antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, uranium,
nikel, dan timah.
b. Golongan bahan galian vital juga dikenal dengan sebutan bahan galian golongan
B, jenisnya antara lain besi, mangaan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas,
perak, intan, platina, yodium, dan belerang.
c. Golongan bahan galian lainnya dikenal dengan sebutan bahan galian golongan
C, jenisnya antara lain fosfat, asbes, mika, tawas, okek, batu permata, pasir
1) Golongan pertama, yaitu mineral organik yang terdiri atas minyak bumi, gas alam,
batubara, dan aspal.
2) Golongan kedua, yaitu bijih logam yang terdiri atas timah, emas, perak, bauksit,
nikel, mangaan, tembaga, seng, dan platina.
3) Golongan ketiga, yaitu mineral anorganik bukan bijih logam, seperti fospat, belerang
(sulfur), yodium, gamping, dan air raksa.
Berikut akan dijelaskan beberapa bahan galian yang cukup penting dan sudah
diusahakan, di antaranya sebagai berikut.
1) Bijih Timah
Daerah penghasil timah terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep, Karimun,
Kundur, dan Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung. Pengeksploitasian
timah di Indonesia seluruhnya dilakukan oleh PT Timah Tbk. yang berpusat di
Pangkal Pinang (Pulau Bangka). PT Timah Tbk dalam kegiatan operasionalnya
dibantu oleh PT Tambang Timah dan PT Koba Tin (keduanya anak perusahaan PT
Timah Tbk.).
Hasil eksploitasi timah berupa bijih timah, kemudian diolah oleh pabrik peleburan
timah sehingga menjadi timah batangan atau logam timah. Pusat peleburan timah di
Indonesia terdapat di Muntok (Pulau Bangka).
Pemanfaatan timah di dalam negeri antara lain digunakan untuk pembuatan
kaleng, pipa saluran, pembungkus rokok, mata peluru, dan solder.
Cadangan timah terdapat dalam urat-urat kuarsa dalam batuan granit dan skis,
juga dalam endapan atau lapisan aluvial dan eluvial. Cadangan timah di Indonesia
diperkirakan terdapat sekitar satu juta ton, jumlah ini mungkin bertambah jika telah
dilakukan inventarisasi sumber daya yang lebih saksama.
2) Nikel
Nikel kali pertama ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu sekitar
1909. Deposit tersebut mulai dieksplorasi pada 1934 dan mulai berproduksi pada
Hasil penambangan nikel adalah bijih nikel, nikel matte, (bijih nikel yang sudah
dipisahkan dengan bahan buangannya), dan ferronikel (campuran yang mengandung
nikel 78% dan besi 0,7%).
Emas dan perak banyak dipergunakan untuk membuat barangperhiasan dan obat-
obatan. Pada umumnya, emas digunakan sebagai alat pembayaran. Pada abad ke-16
dan-17 manusia banyak yang berlomba mencari emas ke berbagai daerah atau
negara yang dianggap sebagai negara emas, terutama orang-orang Spanyol.
Negara yang banyak kandungan emasnya di antaranya Afrika Selatan (merupakan
daerah terpenting penggalian emas di seluruh dunia, yang berpusat di kota
Johannesburg), Rusia, Amerika Serikat (bagian barat Amerika Serikat, Alaska,
Kanada), dan Australia.
Cadangan perak jumlahnya jauh lebih banyak daripada emas sehingga harganya
jauh lebih murah. Negara yang paling banyak kandungan peraknya adalah Meksiko.
Logam emas dan perak sering terdapat bersamaan dan berasosiasi dengan logam-
logam tembaga, besi, seng, dan logam platina. Logam emas paling mudah dikenali
karena warnanya kuning, lunak, dapat ditempa, tahan terhadap asam, dan tidak
mudah teroksidasi.
Emas banyak ditemukan di urat-urat batuan atau gang di dalam batuan. Proses
pengikisan pada saat erosi dapat menyebabkan kikisan emas yang akan terakumulasi
di daerah endapan sekitar muara sungai. Oleh karena itu, terdapat beberapa pasir
endapan yang bercampur emas. Dapat juga batuan yang bercampur emas kemudian
mengendap ke tempat lain sehingga terjadi lapisan emas baru.
Potensi tambang emas di Indonesia terdapat di wilayah Sumatra Utara, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa
Tenggara, dan Maluku (Pulau Halmahera dan Pulau Obi). Pengusahaan tambang
emas di Indonesia sudah dilakukan sejak lama, seperti yang dilakukan di Rejang
Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara),
dan Sambas (Kalimantan Barat). Eksploitasi tambang emas di Indonesia dilakukan
oleh PT Antam, di antaranya di Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Adapun di
Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dilakukan
oleh pihak perusahaan swasta.
5) Tembaga
Tembaga merupakan kelompok logam bukan besi yang telah dipergunakan sejak
3.500 SM oleh orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi perunggu,
sedangkan jika tembaga dipadu dengan seng menjadi kuningan.
Tambang tembaga di Indonesia terdapat di Kalimantan, Pulau Sram, Papua, dan
Maluku. Jumlah cadangan diperkirakan ada 170 juta ton dengan kadar tembaga 1%.
Di Papua terdapat cadangan tembaga sebanyak 33 juta ton dengan kadar tembaga
2,5% dan besi 40,6%. Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di Tembagapura
(Papua), yang pengelolaannya bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia
Company (Amerika Serikat) sejak 3 Maret 1973.
6) Intan
Pengertian wisata alam meliputi obyek dan kegiatan yang berkaitan dengan
rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan
ekosistemnya, baik dalam bentuk asli (alami) maupun perpaduan dengan kasil
karya / buatan manusia. Manusia sudah mulai jenuh dengan kehidupan perkotaan
yang sibuk oleh berbagai kegiatan industri dan bisingnya kota. Akibatnya tempat-
tempat rekreasi di alam terbuka yang sifatnya masih alami dan dapat memberikan
kenyamanan semakin banyak dikunjungi orang (wisatawan). Meningkatnya
kegiatan wisata alam, termasuk wisata bahari, ini ada kaitannya dengan perubahan
pola hidup masyarakat, meningkatnya taraf kehidupan, adanya pertambahan waktu
luang dan semakin meningkatnya fasilitas, sarana dan prasarana sehingga dapat
menjangkau tempat-tempat dimanapun lokasi wisata berada. Untuk mengimbangi
peningkatan kebutuhan di bidang rekreasi diperlukan usaha penggalian terhadap
obyek-obyek wisata alam baru, yang belum dikelola dan punya potensi layak untuk
dikembangkan, agar permintaan terhadap wisata alam dapat dapat terpenuhi.
Hal yang mendasar bagi kepariwisataan yaitu daya tarik wisata. Adanya daya
tarik wisata disuatu daerah bisa menunjang kepariwisataan didaerah tersebut. Daya
tarik wisata yang tidak atau beum dikembangkan semata-mata hanya merupakan
sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata apabila
belum dikembangkan dengan optimal.
Pariwisata biasanya akan dapat lebih berkembang atau dikembangkan, jika
disuatu daerah tersebut memiliki lebih dari suatu jenis daya tari wisata sehingga
dapat dikembangkan potensi yang ada. Hal ini perlu diperhatikan dalam
pengembangan suatu daya tarik wisata yang potensial dengan dilakukan penelitian
dan evaluasi sebelum fasilitas sarana dan prasarana wisata dikembangkan suatu
daerah tertentu.
Menurut (Yoeti, 1990) bahwa ada tiga faktor yang dapat menentukan
berhasilnya pengembangan pariwisata sebagai suatu industri, ketiga faktor tersebut
diantaranya : tersedianya objek dan daya tarik wisata (attraction), kemudahan
dalam mencapai daerah tujuan wisata baik secara geografis atau kecepatan teknis,
serta tersedinya sarana transportasi ke tujuan tersebut (accessibility) dan
tersedianya fasilitas-fasilitas seperti tempat penginapan, restoran, hiburan serta
komunikasi (amenities).
5. Transportasi Laut
Transportasi laut adalah sebagai mobilitas manusia, barang dan jasa baik lokal,
regional, nasional mauoun international. Jasa industri angkutan menggunakan kapal
laut merupakan jasa angkutan yang bergerak dalam pengakutan penumpang dan
barang (cargo).
Dalam melakukan perdagangan intrnational dan domestik banyak pemilik
barang (shipper) menggunakan jasa transportasi laut, hal ini di karenakan jumlah
barang yang akan diangkut relatif dalam jumlah yang besar serta ongkos
pengangkutannya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan moda lainnya.
6. Garam Industri
Garam adalah benda padat berwarna putih berbentuk Kristal yang merupakan
kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta senyawa
lainnya, seperti Magnesium Chlorida,Magnesium sulfat, dan Calsium Chlorida.
Sumber garam yang didapat di alam berasal dari air laut, air danau asin, deposit
dalam tanah, tambang garam, sumber air dalam tanah (Burhanuddin S 2001).
Menurut Desrosier (1988) dalam Amalia (2007), ada tiga sumber utama garam,
yaitu :
1) Garam solar ialah garam yang diperoleh dengan cara penguapan dari air
garam baik yang dari laut maupun yang dari danau garam daratan.
Garam tambang atau garam sumber pada umumnya bebas dari kontaminasi
organisme ini.
1. Jenis dan manfaat garam
Menurut Zaelaniat (2013),garam terdiri dari beberapa jenis dan memiliki banyak
manfaat. Adapun jenis-jenis garam yaitu sebagai berikut:
a. Garam industri
Garam industri yaitu jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97%
dengan kandungan impurities (sulfat, magnesium, dan kalsium serta
ketoran lainnya) yang sangat kecil. Kegunaan garam industry antara lain
untuk industri perminyakan, pembuatan soda dan chlor, penyamakan kulit
dan pharmaceutical salt
b. Garam konsumsi
Garam konsumsi merupakan jenis garam dan kadar NaCl sebesar 97%
atas dasar bahan kering (dry basis), kandungan impurities (sulfat,
magnesium dan kalsium) sebesar 2% dan kotoran lainnya (lampu, pasir)
sebesar 1% serta kadar air maksimal sebesar 7%. Kelompok kebutuhan
garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industry
makanan, industry minyak goreng, industry pengasinan dan pengawetan
ikan.
c. Garam pengawetan
c. Tanah
- Sifat porositas tanah mempengaruhi kecepatan perembesan
(kebocoran) air laut kedalam tanah yang di meja.
Segi ini meliputi jadwal pungutan, umur kristalisasi garam dan jadwal
pengerjaan tanah meja (pengerasan dan pengeringan).
Air Bittern adalah air sisa kristalisasi yang sudah banyak mengandung
garam-garam magnesium (pahit). Air ini sebaiknya dibuang untuk
mengurangi kadar Mg dalam hasil garam, meskipun masih dapat
menghasilkan kristal NaCl. Sebaiknya kristalisasi garam dimeja terjadi
antara 25–29°Be, sisa bittern ≥ 29°Be dibuang.
a. Definisi Energi
Energi panas bumi berasal dari peluruhan radioaktifdi pusat Bumi, yang
membuat Bumi panas dari dalam, serta dari panas matahari yang
membuat panaspermukaan bumi. Panas bumiadalah suatu bentuk energi
33 | Potensi Sumberdaya Kemaritiman Dan Nilai Ekonominya
panasatau energi termal yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi.
Energi panas adalah energi yang menentukan temperatur suatu benda.
Energi panas bumi berasal dari energi hasil pembentukan planet (20%)
dan peluruhan radioaktif dari mineral (80%) Gradien panas bumi, yang
didefinisikan dengan perbedaan temperatur antara inti bumidan
permukaannya, mengendalikan konduksi yang terus menerus terjadi
dalam bentuk energi panas dari inti ke permukaan bumi
2.) Energi Surya
Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air
memiliki massa jenis 800 kali dibandingkan udara. Bahkan gerakan air
yang lambat mampu diubah ke dalam bentuk energi lain. Turbin air
didesain untuk mendapatkan energi dari berbagai jenis reservoir, yang
diperhitungkan dari jumlah massa air, ketinggian, hingga kecepatan air.
Maritim bukan hanya persoalan perikanan dan kelautan saja, akan tetapi
maritim adalah segala sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan
kemaritiman/kelautan baik yang langsung maupun tidak langsung. Sebagai
contoh misalnya dari industri maritim; galang kapal, teknologi perkapalan,
desain kapal, perbaikan kapal, manufaktur komponen kapal dan lainnya.
Kemudian jasa maritim dari aktifitas ekspor/impor; pemeliharaan, penyediaan,
36 | Potensi Sumberdaya Kemaritiman Dan Nilai Ekonominya
perbaikan, bongkar muat, layanan broken kapal, asuransi untuk para pelaut,
jasa angkutan dan pelabuhan.
Pembangunan ekonomi indonesia sangat membutuhkan industri maritim
yang handal agar konektifitas antar pulau dapat terlaksana. Industri maritim
tersebut meliputi industri perkapalan, industri pelayaran dan jasa pelabuhan,
untuk mengelola dan mengolah sumber daya kelautan dan sumber daya alam
yang lain yang ada, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan
bangsa Indonesia, utamanya dalam ketersediaan pangan diwilayah-wilayah
terpencil yang sulit terjangkau oleh jalur transportasi darat dan udara.
Pemerintah telah mengembangkan upaya di bidang industri jasa maritim
dengan membangun 10 sektor ekonomi kelautan unggulan yaitu perikanan
tangkap, budi daya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi
kelautan, energi dan sumber daya mineral, serta pariwisata bahari.
2.3 Posisi Indonesia diantara negara yang Berjaya diindustri tangkap dunia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini juga memiliki
posisi geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini dapat dilihat dari
letak Indonesia yang berada di antara dua samudera dan dua benua sekaligus memiliki
perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan internasional. Posisi ini
menempatkan Indonesia berbatasan laut dan darat secara langsung dengan sepuluh
negara di kawasan sekitarnya. Keadaan ini menjadikan Indonesia rentan terhadap
sengketa perbatasan dan ancaman keamanan yang menyebabkan instabilitas dalam
negeri dan di wilayahnya.
Letak geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan masa depan
dari suatu negara dalam melakukan hubungan internasional. Meski untuk sementara
waktu sedang diacuhkan, kondisi geografis suatu negara akan menentukan peristiwa-
peristiwa yang memiliki pengaruh secara global. Robert Kaplan menuturkan bahwa
geografi secara luas akan menjadi determinan yang mempengaruhi berbagai peristiwa
lebih dari pada yang pernah terjadi sebelumnya (Foreign Policy, May/June, 09). Di
masa yang akan datang, keberadaan Indonesia akan dipengaruhi oleh kondisi dan letak
geografisnya. Maka tata kelola sumber daya alam, wilayah perbatasan dan pertahanan
yang mumpuni sangat diperlukan.
Beberapa kajian tentang keragaan ekonomi kelautan telah dilakukan, dalam uraian
berikut ini disajikan deskripsi dan analisis ekonomi kelautan tersebut:
Dari kajian tersebut dihasilkan PDB sektor kelautan atas dasar harga konstan Tahun
1993 pada tahun 1995 –1998 menurut sub sektor (Milyar Rupiah).
Tabel 1. Distribusi Produk Domestik Bruto Bidang Kelautan atas Dasar Harga Berlaku
(dalam miliar rupiah)
3. Industri Maritim
Dimana bila dilihat dari persentase, maka nilainya adalah sebagai berikut:
Distribusi Prosentase Produk domestik Bruto Bidang Kelautan tahun 1995-1998 atas
Harga Berlaku
3. Industri Maritim
4. Industri Maritim
Pada saat ini, Australia, Mexico atau China dianggap sebagai negara produsen
garam yang besar di dunia. Ladang garam Australia yang dikelola secara besar-
besaran dapat menghasilkan sekitar 70 cm endapan garam dan hanya 50 cm bagian
atas yang diambil, sehingga mutunya baik. Produksi ladang garam Australia seluas
5. Transportasi laut
Sementara itu di jasa penyediaan tenaga kerja pelaut, potensinya pun luar
biasa besarnya. Kebutuhan pelaut dunia pada 2000 sebanyak 1,32 juta orang dengan
gaji mencapai 18 miliar dolar AS per tahun. Indonesia baru memasok 34 ribu orang
(3 persen). Sedangkan Filipina 191 ribu pelaut (25 persen) dan RRC 104 ribu pelaut
(10 persen). Belum lagi potensi ekonomi dari sektor industri dan jasa maritim.
Negara Indonesia memiliki luas sekitar 7,66 juta km2, sekitar 5,8 juta km2 atau
75,7% merupakan laut yang terdiri dan 2,8 juta km2 perairan Laut Nusantara, 0,3 km2
Laut Teritorial dan 2,7 juta km2 adalah Zona Ekonomi Ekslusif dengan jumlah pulau
no Wilayah deskripsi
1 Laut 5,8 juta km2
2 Panjang 81,290 km
3 luas daratan 1,86 juta km2
11 Wpp, meliputi: (1) Selat Malaka dan Laut Andaman;
(2) Selat Karimata, Laut Natuna dan Laut Cina Selatan;
(3) Laut Jawa; (4) Selat Makasar, Teluk Bone, Laut
Flores, Laut Arafura, dan Laut Timor Timur; (7) Teluk
jumlah wilayah
Tomimi, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram,
4 pengelolahan
dan Teluk Barau; (8) Laut Sulawesi dan Utara Pulau
perikanan (WPP)
Halmahera; (9) Teluk Cendrawasih dan Samudra
Pasifik; (10) Samudra Hindia A (Barat Sumatera dan
selat Sunda); (11) Samudra Hindia B (Selatan Jawa –
Laut Timor Barat)
2) Hutan Mangrove
4) Terumbu Karang
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Posisi Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan Australia serta diapit oleh
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia menjadikan wilayah perairan laut Indonesia
sebagai perairan berproduktivitas tinggi dengan daya dukung alam (natural carrying
capacity) yang kuat. Selain itu, letak Indonesia di wilayah tropis dengan tingkat perubahan
suhu lingkungan yang relatif rendah memungkinkan perkembangan berbagai hayati laut
sehingga Indonesia dipandang dunia sebagai daerah “megabiodiversity”. Posisi geografis
yang strategis ini menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang berpotensi besar baik
dalam hal ekonomi maupun geo-politik. Sekitar 40% lalu lintas perdagangan barang dan
jasa yang diangkut kapal melintasi perairan Indonesia. Dengan 75% wilayah Indonesia
berupa laut dan wilayah pesisir (coastal zone) dengan kandungan sumberdaya alam yang
kaya dan beragam, maka sektor kelautan merupakan sektor strategis bagi pembangunan
ekonomi Indonesia ke depan. Sekitar 70% produksi minyak dan gas nasional berasal
dari wilayah pesisir dan lautan (offshore). Sumberdaya hidrokarbon, khususnya minyak
dan gas yang tersedia di 60 titik cekungan masih sangat besar sedangkan yang sudah
dieksploitasi relatif masih sedikit. Minyak, tersedia 86,9 miliar barel, dan baru dicadangkan
untuk dieksploitasi 9,1 miliar barel, sedangkan yang sudah diproduksi baru mencapai
0,387 miliar barel. Gas, tersedia 384,7 Trillion Standard Cubic Feet (TSCF), dan dicadangkan
185,8 TSCF, sedangkan yang sudah diproduksi hanya 2,95 TSCF (Firmanzah, 2012).
Pemahaman terhadap makna dan fungsi laut ini secara selaras dan seimbang,
diharapkan dapat memberikan pemanfaatan sumberdaya laut yang komperhensif,
sekaligus mendukung prinsip pemanfaatan sumberdaya secara lestari. Laut Indonesia
telahdimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, sebagai area pertambangan, jalur
transportasi, jalur kabel komunikasi dan pipa bawah air, perikanan tangkap dan budi
daya, wisata bahari, area konservasi dan sebagainya. Kesadaran akan pentingnya
pengelolaan sumberdaya laut secara multisektoral telah memicu terbentuknya Dewan
Maritim Indonesia yang kemudian dirubah menjadi Dewan Kelautan Indonesia
berdasarkan Keppres No. 21 tahun 2007. Dewan tersebut terdiri dari berbagai elemen
pemerintahan dan kelompok masyarakat, serta bertugas untuk menyusun dan memberi
3.2 Saran
Indonesia memiliki potensi sumberdaya maritim yang besar. Baik dari segi
sumberdaya mineral, sumberdaya migas, garam industri, energi terbarukan, dsb. Potensi
sebesar ini akan sangat berguna jika digunakan dengan semestinya; jika semua
hambatan diselesaikan. Hal ini akan sangat membantu Indonesia dalam mecapai
tujuannya sebagai negara bahari dan negara maritim.
Hani S.Handayawati, dkk. 2010. Potensi Wisata Alam Pantai-Bahari. PM PSLP PPSUB
Agustus 2010.
A. Firdaus, Darsiharjo, dan Nandi. 2015. Potensi Pengembangan Daya Tarik Wisata
Bahari Di Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Agung Prasteyo ,Kongres Maritim Indonesia di Balai Senat Universitas Gadjah Mada
Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan (24 September 2014)
Dewan Kelautan Indonesia, Kebijakan Ekonomi Kelautan Dengan Model Ekonomi Biru.
www.kmip.faperta.ugm.ac.id/potensi-kelautan-dan-perikanan-indonesia/
https://www.academia.edu/7305992/Potensi_Kelautan_Indonesia
https://artikelbermanfaat100.blogspot.co.id/2013/04/makalah-potensi-dan-
sumberdaya.html