Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENELITIAN UMKM BATIK

ecoprint (BATIK SIDORAME)

Disusun oleh:
Aditia Aji Suseno 0831164000097
M. Teguh Ramadhani 0831164000036
Rendhy Wahyu Permana P 0831164000070
Savira Ainun Nisa 0831164000022

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


FAKULTAS ARSITEKTUR, DESAIN DAN PERENCANAAN
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan manusia pun semakin beragam.


Hal ini menjadi suatu peluang bagi masyarakat untuk mendirikan usaha. Berbagai
macam usaha pun didirikan oleh masyarakat. Menurut data yang diterbitkan oleh
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
(Depkop), jumlah UMKM di Indonesia selalu meningkat. Terhitung hingga tahun
2017, UMKM di Indonesia sudah mencapai jumlah 62,9 unit dan jumlah itu
diprediksi akan terus meningkat.

*dalam satuan juta unit

Salah satu bidang usaha yang kian diminati oleh masyarakat Indonesia
adalah fesyen. Perkembangan zaman menghasilkan beragam model baru pada
bidang fesyen terutama busana. Hal ini menimbulkan berbagai macam inovasi baru
bagi industri busana Indonesia yang tradisional supaya dapat menyesuaikan zaman.
Salah satu bentuk ragam busana tradisional di Indonesia adalah batik. Batik
merupakan motif kain khas Indonesia yang telah ada sejak akhir abad ke-19. Batik
sendiri merupakan warisan budaya yang harus selalu dilestarikan. Pada tanggal 9
Oktober 2009, batik telah resmi diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh
UNESCO. Hal ini pun mendongkrak pertumbuhan jumlah UMKM batik di
Indonesia. Menurut data dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia
(Kemenprin), jumlah unit usaha batik selama lima tahun sejak 2011 hingga 2015
tumbuh 14,7% dari 41.623 unit menjadi 47.755 unit. Bahkan, nilai ekspor batik dan
produk batik sampai Oktober 2017 mencapai USD 51,15 juta. Hal ini membuktikan
bahwa batik semakin diminati oleh orang-orang, baik dari dalam maupun luar
negeri.

2
Batik sendiri dikenal dengan teknik pembuatannya yang menggunakan
canting dan malam yang ditorehkan ke kain. Namun, seiring dengan perkembangan
zaman, teknik pembuatan batik semakin mudah dan beragam. Salah satu teknik
batik yang baru adalah batik cap. Sesuai dengan namanya, batik cap dilakukan
dengan mengecap motif tertentu pada kain sehingga lebih mudah dan cepat. Inovasi
pada teknik pembuatan batik cap juga bertambah luas. Salah satu inovasi dalam
batik cap yaitu batik ecoprint. Batik ecoprint memiliki dasar teknik cap, namun
media yang digunakan lebih ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan
berbagai macam bagian tanaman seperti daun dan bunga. Penggunaan bahan ramah
lingkungan dalam industri batik seperti diatur dalam Undang Undang no 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bab 1 ayat 6 yang
berisi ‘Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk
memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup’.

Salah satu usaha batik ecoprint asli Indonesia adalah Batik Sidorame yang
berdomisili di Surabaya. Batik Sidorame didirikan oleh Bu Noer Cholifah pada
tahun 2013. Saat ini, Batik Sidorame dapat meraup omset hingga 15 juta per tahun
dengan jumlah produksi 5 potong kain dalam seminggu.

Gambar 1.1.1 Batik ecoprint yang diproduksi oleh Batik Sidorame

Batik Sidorame sendiri tidak hanya memproduksi kain batik ecoprint saja,
melainkan juga batik jenis jumputan, sintesis, dan shibori. Namun, dari proses
pembuatannya, batik ecoprint memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Bu Ifah
menggunakan berbagai macam daun dan bunga seperti daun jati,daun waru, dan
bunga waru. Hasil yang diperoleh dari daun dan bunga pada ecoprint pun berbeda-
beda dari segi warna sehingga tiap kain memiliki warna dan corak yang berbeda
satu sama lain. Harga kain yang dijual Batik Sidorame pun bervariasi. Untuk batik
ecoprint sendiri lebih mahal dari batik jenis jumputan, sintesis, dan shibori. Harga

3
dipatok mulai dari 150 ribu hingga 1 juta tergantung tingkat kesulitan dan jenis kain
yang digunakan.

Melihat dari segi kualitas dan keunikan Batik Sidorame, brand tersebut
memiliki potensi untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas. Namun, Batik Sidorame
masih memiliki kendala dalam mengenalkan produknya pada audiens. Dari segi
identitas visualnya, Batik Sidorame belum memiliki logo yang selaras dengan jenis-
jenis batik yang dimiliki. Tidak ada pembeda antara batik ecoprint, batik sintetis,
batik jumputan, dan batik shibori. Selain itu, pembuatan packaging untuk Batik
Sidorame sendiri pernah dilakukan di event Tata Rupa. Namun, nyatanya
pembuatan packaging itu hanya sementara dan tidak dipakai lagi. Untuk pemasaran,
Batik Sidorame memasarkan produknya di berbagai pameran budaya, baik di Jawa
Timur, luar Jawa Timur. Namun, penjualan tidak selalu mencapai target. Penjualan
Batik Sidorame yang lebih bergantung pada pameran saja membuat penghasilan
Batik Sidorame tidak menentu setiap bulannya.

Gambar 1.1.2 Packaging yang telah dilakukan di Tata Rupa

Dalam mengatasi hal ini, maka branding ulang pada Batik Sidorame pun
diperlukan. Tujuan dari branding sendiri adalah agar dapat membangun kesadaran
masyarakat akan salah satu budaya khas Indonesia yaitu batik. Selain itu,
membentuk sistem pelayanan dan pemasaran yang tepat juga dilakukan seiring
dengan terbentuknya brand Batik Sidorame sehingga audiens yang dituju dapat
terjangkau.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, terdapat beberapa hal yang
mendasari perlunya re-branding pada UMKM Batik Sidorame yaitu:

1. Batik Sidorame masih belum memiliki identitas visual yang seragam


sehingga belum dapat merepresentasikan produknya pada konsumen.

4
2. Batik Sidorame butuh memperluas segmentasi pasarnya sehingga
produknya dapat dikenal luas.
3. Membentuk strategi branding Batik Sidorame untuk jangka waktu yang
panjang untuk membangun brand loyalty.

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka masalah
yang dirumuskan adalah “Bagaimana merancang sebuah branding yang sistematis
yang terintegrasi guna meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat
terhadap Batik Sidorame sehingga dapat meningkatkan profit untuk
keberlangsungan UMKM Batik Batik Sidorame ?”

1.4 Batasan Masalah


Mengingat permasalahan yang terdapat pada perkembangan Batik Sidorame
cukup luas, maka pada perancangan kali ini permasalahan akan dibatasi seputar:
1. Perancangan kali ini terfokus pada branding pada Batik Sidorame dalam
jangka waktu satu tahun.
2. Output Desain pada perancangan ini menggunakan media digital dan
konvensional yang dibutuhkan guna memaksimalkan pembentukan karakteristik
dari batik ecoprint.

1.5 Tujuan
Tujuan dari branding UMKM Batik ecoprint ini adalah “Menghasilkan
rancangan branding berjangka secara sistematis yang terintegrasi, meningkatkan
kesadaran masyarakat, memperkuat brand positioning di benak konsumen dan
calon konsumen, dan menyampaikan pesan Batik Sidorame melalui identitas visual.

1.6 Manfaat
Dalam penelitian yang dilakukan kali ini, terdapat manfaat yang diharapkan oleh
peneliti pada hasil akhir yaitu:
Manfaat bagi institusi
1. Sebagai sumber referensi ilmu baru terhadap strategi branding yang teratur
2. Sebagai pelopor untuk perancangan-perancangan lain agar penelitian ini terus
penyempurnaan.
Manfaat bagi mahasiswa
1. Menjadi salah satu referensi atau rujukan bagi penelitian yang akan datang
mengenai perkembangan batik ecoprint di Indonesia.
2. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan media
pembelajaran dan sebagai kajian perancangan branding dalam industri kreatif
khususnya pada bidang fashion tradisional.

5
Manfaat bagi masyarakat
1. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai macam macam jenis batik dan
proses pembuatannya
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi yang dimiliki oleh batik
ecoprint.
3. Mengedukasi masyarakat mengenai proses pembuatan batik ecoprint.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

6
2.2 Brand
Semakin tingginya kompetisi di era modern, maka pilihan dalam kehidupan
pun semakin tak terbatas jumlahnya. Berbagai perusahaan mencari cara untuk
membangun hubungan dengan konsumen yang tak tergantikan dan
menciptakan hubungan dengan konsumen yang lebih tahan lama. Oleh karena
itu, suatu perusahaan butuh brand agar dapat membedakan produk atau
servisnya dengan produk lainnya (Gronroos, 2009:384). Menurut Marty
Neumeier (2009: 2), brand adalah persepsi seseorang mengenai sebuah produk,
servis, atau perusahaan. Orang-orang bisa menyukai, setia, dan percaya pada
sebuah brand saat sebuah brand menjadi superior. Bagaimana sebuah brand
diterima dan diketahui konsumen mempengaruhi kesuksesannya, baik
perusahaan itu berupa start-up, nonprofit, atau sebuah produk.

2.2.1 Branding
Menurut Alina Wheeler (2009:6) branding merupakan sebuah proses
disiplin yang digunakan untuk membangun kesadaran dan memperdalam
kesetiaan konsumen. Branding membutuhkan kesiapan untuk
menginvestasikan masa depan suatu perusahaan. Dalam membranding,
perusahaan mencari segala celah dan kesempatan juga memberikan alasan
mengapa orang-orang harus memilih suatu brand dari brand yang lainnya.
Adanya branding dipengaruhi oleh hasrat memimpin, memenangkan
kompetisi, dan memberikan pegawai metode terbaik untuk mencapai
konsumen yang dituju.
Beberapa cara yang ditempuh sebuah perusahaan dalam membranding
perusahaannya antara lain:
1. Co-branding, yaitu bekerja sama dan menjadi partner brand lain untuk
mencapai tujuan
2. Digital branding, berupa web, media sosial, optimalisasi pada mesin
pencarian (contoh: Google), dan iklan web.
3. Personal branding, yaitu cara yang ditempuh seseorang dalam
membangun reputasi mereka secara individu
4. Cause branding, menghubungkan brand dengan badan amal atau badan
sosial
5. Country branding, berupa usaha untuk menarik turis atau bisnis asing

7
Gambar 2.1.1 Branding Process by Alina Wheeler

Dalam membranding sesuatu, maka dibutuhkan kepercayaan dari


konsumen. Menurut Marty Neumeier (2003), kepercayaan dapat datang dari
menemui dan mengalahkan perspektif konsumen. Caranya yaitu dengan
menggabungkan hal yang dapat dipercaya (reliability) dengan kesukaan
konsumen (delight) sehingga penting bagi perusahaan untuk memahami apa
yang diinginkan oleh konsumen.

2.2.2 Digital Branding


Semakin berkembangnya zaman, maka media untuk membranding sebuah
perusahaan pun semakin luas. Perkembangan media dalam membentuk brand
pun merambah ke dunia digital. Hal ini pun disebut dengan digital branding.

Menurut Daniel Rowles (2014:7), dunia digital sekarang tidak lagi hanya
satu arah. Konsumen bisa memberikan feedback langsung mengenai produk
yang mereka konsumsi. Perusahaan pun bisa menanyakan, memberikan
tantangan, dan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai suatu brand.
Selain itu, dengan digital branding maka sesuatu dapat dipromosikan secara
komersil dan luas, membuka peluang sekaligus menjadi momok menakutkan
bagi brand tradisional.

Jika sebuah brand adalah personaliti, maka dengan digital branding maka
konsumen dapat mengerti dengan lebih jelas personaliti dari sesuatu.
Konsumen juga dapat menggunakan pengertian itu pada proses menentukan
pilihan. Daniel Rowles juga mengatakan bahwa digital .

Salah satu bentuk dari branding digital adalah lewat media sosial. Sosial
media menyediakan ruang luas dan kesempatan besar bagi pengguna untuk
membranding personaliti diri. Sosial media juga menyediakan komunikasi
dua arah bagi para penggunanya, memudahkan kegiatan business to business
juga business to consument. Media sosial yang tersedia saat ini sudah cukup
banyak, seperti Instagram, Twitter, Facebook, WhatsApp, dan lain
sebagainya. Dengan tersedianya beragam media sosial tersebut, maka selain
mempermudah kegiatan branding namun juga dapat mempermudah dalam
mempromosikan suatu brand dari perusahaan.

2.2.3 Fashion Branding


Fesyen merupakan suatu istilah mengenai apa yang sedang tren di
lingkungan sekitar, baik berhubungan dengan busana, aktivitas sosial, hiburan,
dan lain-lain. Perkembangan zaman membuat fesyen mengalami perubahan
yang cepat tiap waktu, terutama dalam bidang busana. Hal ini menimbulkan
banyaknya inovasi baru dalam menampilkan keindahan pada berbusana

8
menjadi lebih modern namun tidak melupakan asalnya. Salah satu hal
tradisional yang mengalami perubahan itu adalah batik.
Menurut Ari Wulandari (2011), batik merupakan wujud hasil cipta karya
seni yang adiluhung, diekspresikan pada motif kain untuk pakaian, sarung,
kain panjang, dan kain dekoratif lainnya. Dalam pembuatan batik, terdapat
bermacam-macam metode. Pembuatan batik secara tradisional yang paling
umum yaitu batik tulis yang dilakukan dengan menorehkan lilin (malam)
menggunakan canting ke kain mori lalu dicelupkan ke cairan warna. Metode
yang lebih mudah pun muncul, yaitu batik cap. Batik cap sendiri sekarang
sudah mengalami perkembangan. Terdapat terobosan baru yang lebih ramah
lingkungan yaitu batik ecoprint.
Batik ecoprint merupakan batik yang proses pewarnaannya
menggunakan bahan alami seperti daun dan bunga untuk menghasilkan motif
yang natural. Teknik pembuatan batik ecoprint pun hampir sama dengan batik
cap. Daun yang telah ditentukan disusun di atas kain lalu ditekan atau dipukul-
pukul sehingga corak dan warna dari tanaman muncul di kain. setelah itu, kain
direbus supaya warna lebih tahan lama, Jenis daun dan bunga yang digunakan
pada batik ecoprint pun bermacam-macam, seperti daun jati, daun jambu,
bunga waru, dan lain-lain.
Penyebaran batik ecoprint di Indonesia awal mulanya berkembang di
Yogyakarta. Setelah itu, batik ecoprint sudah mulai terkenal di seantero Jawa
bahkan popularitasnya merambah ke dunia internasional. Dengan adanya batik
ecoprint, maka ragam budaya pun semakin bertambah luas.

2.3 Brand Management


Hal ini berhubungan dengan upaya yang telah dilakukan oleh sebuah
perusahaan untuk mengendalikan reputasi dan value dari perusahaan agar tetap
unggul dalam benak konsumen. Brand Management sendiri dapat dilihat
sebagai proses dalam mengontrol segala hal yang berkaitan dengan brand, baik
strategi dari segi brand dengan konsumen, atau antara pegawai dan pemilik
tokoh, cara brand mengkomunikasikan sebuah produk atau jasanya dengan
baik sehingga dapat dijadikan modal baik dalam mengendalikan value dan
image dari Sidorame kelak.

2.3.1 Planning & positioning


Tujuan dari planning adalah untuk mendapatkan suatu hal yang
menjadikan fokusan utama dari sumber daya internal dapat
mengkomunikasikan keunggulan dari umkm ini ( batik eco print ). positioning
merupakan suatu hal yang lebih menitikberatkan pada keunikan yang dimiliki
yang dianggap dapat bersaing dan dapat unggul di benak masyarakat. Sehingga
positioning adalah tentang menciptakan perbedaan, persepsi, posisi sebuah
brand adalah bagian dari identitas brand dan value proposition yang dimana

9
secara aktif dikomunikasikan kepada target audience (Aaker 2010,71). Hal ini
guna membangun hubungan erat dengan konsumen.
Strategi brand perlu dilihat dari tiga perspektif yakni dari
konsumen,competitor,dan diri sendiri, hal ini bertujuan untuk menghasilkan
bisnis yang sesuai dengan konsumen, menghindari kekuatan competitor, dan
menetralisir kelemahan diri sendiri dengan memperkuat keunggulan diri
sendiri dan kelemahan yang dimiliki kompetitor (Aaker 2010,190)

2.3.2 Implementasi dan monitoring


Dengan adanya sebuah visi, strategi dan identitas visual yang bagus akan
sia – sia ketika tidak terimplementasikan. Dalam mengimplementasikannya
dibutuhkan sebuah sistem yang terencana. Bagaimana mengkomunikasikan
sebuah value dari batik ecoprint agar dapat sesuai di benak konsumen maka
diperlukannya monitoring berkala.

2.3.3 Brand visibility


Brand visibility adalah bagian dari brand yang dapat dilihat langsung
oleh masyarakat. Dalam hal ini meliputi warna, typeface atau huruf, slogan,
logo atau simbol. Brand visibility ini sangat membantu masyarakat untuk
menemukan produk yang kita jual, sehingga brand akan lebih mudah
diidentifikasi seta membuat asosiasi tersendiri di benak masyarakat.

2.3.4 Core idea


Core idea menjadikan perusahaan atau organisasi terlihat berbeda dari
brand satu dengan kompetitor lainnya ada 4 komponen dalam core idea yaitu
produk, produk merupakan hasil produksi agar dapat dinikmati konsumen,
kemudian environment, merupakan tempat konsumen dapat merasakan
atmosfer ruang dan lingkungan dari suatu umkm atau mendapatkan
pengalaman tersendiri ketika konsumen menggunakan produk yang ditawarkan
oleh produsen, kemudian komunikasi, merupakan cara perusahaan
menyampaikan informasi terkait dengan brandnya ke internet maupun
eksternal perusahaan, kemudian behaviour atau kebiasaan tingkah laku sifat
ataupun kultur yang sudah melekat dengan sistem umkm

2.4 Brand Equity


Ekuitas merek merupakan kumpulan dari beberapa aspek, dimana aspek
tersebut dapat menciptakan nilai bagi konsumen maupun perusahan. Salah satu
aspek dari ekuitas merek adalah kesadaran merek. Kesadaran merek adalah
kesanggupan seseorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali
suatu merek. Hal ini dapat terjadi antara lain karena kepuasan produk, keunikan
tampilan, karakter yang berbeda dan sebab lainnya yang merupakan nilai
positif suatu produk.

10
2.4.1 Brand Awareness
Brand awareness atau kesadaran merek adalah kesanggupan seorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek. Tingkat
kesadaran merek sendiri memilki tingkatannya sendiri, semakin tinggi
tingkatannya berarti merek semakin digemari, luas dan akrab di masyarakat.
Berikut merupakan tingkatan kesadaran merek secara berurutan. Tingkatan
paling tinggi adalah top of mind ( puncak pikiran ), Brand Recall ( pengingat
kembali merek ), Brand Recognition ( pengenalan merek), dan yang paling
bawah yaitu unware of brand ( tidak menyadari merek ).

2.4.2 Brand Association


Brand association akan membentuk suatu pencitraan merek terhadap
suatu identitas tertentu misalnya gaya hidup, kebiasaan, manfaat, produk dan
lainnya. Brand image dari sebuah brand yang dapat tercerminkan merupakan
suatu hal yang penting dimata konsumen karena dapat menjadi value added
(nilai tambah). Fungsi brand association dalam pembentukan brand equity
antara lain :
a. Membantu menyusun informasi merek
b. Memberikan diferensiasi dengan merek lainnya
c. Sebagai alas an konsumen untuk membeli
d. Menciptakan kesan positif terhadap merek
Brand Association yang jelas dapat membuat suatu merek menjadi lebih
menonjol dibanding dengan merek lain dibenak masyarakat, karena adanya
kecenderungan tersebut hal ini mendorong masyarakat lebih fokus dan percaya
terhadap merek tersebut

2.4.3 Perceived Quality


Persepsi kualitas merupakan sebuah persepsi yang timbul dari benak
konsumen terhadap kualitas atau keunggulan baik itu sebuah produk ataupun
jasa secara keseluruhan. Karena persepsi dari konsumen ini menentukan nilai
dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh langsung kepada keputusan
pembelian dan loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Didalam
mendapatkan persepsi ada beberapa penilaian mendasar terhadap produk mulai
dari karakteristik produk, kinerja produk, Feature (bagian tambahan/ elemen
sekunder pada produk), kesesuaian dengan spesifikasi, keandalan, ketahanan,
pelayanan, dan hasil akhir dengan memenuhi beberapa penilaian diatas maka
secara umum perceived quality menghasilkan beberapa nilai-nilai, yaitu :
A. Alasan konsumen untuk membeli
B. Diferensiasi atau positioning produk
C. Harga optimum
D. Kepentingan berbagai saluran distribusi

11
E. Perluasan merek
Apabila semua aspek diatas dapat dipenuhi maka dapat dikatakan menjadi
pemenuhan kepuasan konsumen dalam menggunakan produk

2.4.4 Brand Loyalty


Sebuah sikap positif konsumen dalam memandang merek yang pernah
dipakainya, sikap ini dapat membuat komitmen sendiri sehingga dimasa depan
dapat melakukan pembelian. Brand loyalty juga dapat dikatakan sebagai
ukuran kedekatan merek dengan konsumen.
Tingkatan loyalitas :
1. Switcher (konsumen yang berpindah-pindah)
2. Habitual buyer (pembeli karena kebiasaan )
3. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
4. Liking the brand (pembeli menyukai merek)
5. Loyal buyer (pembeli yang setia)

2.5 Identitas Visual


Identitas visual adalah suatu bagian dari sistem branding yang bertujuan
untuk mengidentifikasi, membedakan, dan mengakrabkan hubungan
masyarakat dengan perusahaan, serta mampu menciptakan kepercayaan
melalui kesan yang positif di benak masyarakat atau konsumen. Identitas visual
mencangkup semua aplikasi desain, seperti logo, kartu nama, kop surat, name
tag, kuitansi, website dan aplikasi desain lainnya.

2.5.1 Logo
Logo merupakan bentukan unik yang mengandung pesan dari suatu
perusahaan, perorangan, object atau suatu ide. logo merupakan hal pertama
yang menjembatani persepsi kesan yang ingin dikomunikasikan oleh
perusahaan kepada konsumen. adapun ciri-ciri logo yang baik, yaitu :
1. Simple : logo yang sederhana dapat membuat mudah diingat.
2. Relevant : logo harus dapat memudahkan konsumen mengidentifikasi
perusahaan.
3. Timeless : logo dapat mengikuti perkembangan zaman dan tidak tertinggal
oleh zaman.
4. Memorable : logo yang dapat diingat dengan mudah dan tertanam ke dalam
benak masyarakat
5. Think small : logo dapat diaplikasikan dalam ukuran yang kecil, namun
memiliki tingkat keterlihatan yang sangat jelas.
6. Think focus on one thing : logo harus mempunyai point of interest agar
menjadi logo yang menonjol

2.5.2 Logotype & logogram

12
Logotype adalah bentuk logo yang dasarnya diambil dari rupa huruf asli
ataupun huruf yang telah dimodifikasi. bentuk logo ini biasanya menggunakan
nama perusahaan sebagai logo sehingga masyarakat mengetahui nama
perusahaan sekaligus melihat logo perusahaan
Logogram sendiri merupakan elemen dari gambar pada logo. dimana
logogram sendiri mewakili sebuah kata dan makna dari perusahaan

2.5.3 Warna
Menurut Aliana Wheeler (2009), “warna merupakan salah satu aspek yang
dapat menciptakan asosiasi brand di benak konsumen serta mengekspresikan
diferensiasi”. Warna yang dilihat oleh mata memberikan sinyal melalui saraf
ke otak manusia dan memberikan respon mental dan emosi, sehingga inilah
yang menciptakan kesan dan persepsi

2.5.4 Tipografi
Tipografi yang dimaksudkan merujuk pada model huruf, dimana hal ini
bertujuan untuk menjaga kesatuan desain dalam aplikasi maupun media yang
digunakan. Dimana model huruf yang diambil pun dapat mencerminkan
positioning perusahaan, kompatibel dengan logo, memiliki diferensiasi dan
memiliki kepribadian. Dalam pemilihannya diperlukan model huruf yang dapat
mencerminkan karakter dari usaha kecil menengah dengan baik dan jelas.

2.5.5 Imagery
Elemen gambar yang dimaksud ini dapat berupa foto,artwork,supergrafis
dan elemen gambar lainnya yang memperkuat kesan terhadap kepribadian
brand. Imagery sebisa mungkin untuk konsisten karena hal ini dapat membuat
terciptanya persepsi dan kesan yang baik di benak konsumen

2.5.6 Packaging
Kemasan membuat brand lebih kuat dan tentunya menciptakan interaksi
bagi klien. kemasan yang menarik dan memiliki ciri khas tersendiri dan lebih
menunjang ciri dari barang yang dijual dapat menghasilkan citra positif di
benak konsumen. packaging sendiri merupakan salah satu cara untuk
menunjang pembelian. Brand yang kuat saat ini haruslah unik agar lebih diingat
orang. Brand yang kuat tak perlu berusaha lebih dikarenakan mereka sudah
memenangkan kompetisi terhadap target market.

2.5.7 Media Cetak


Dalam membranding sesuatu, dibutuhkan media promosi untuk
menginformasikan produk dari perusahaan dan memperkenalkan ke audiens.
Salah satu media yang digunakan dalam membentuk brand adalah media cetak.

13
Di dunia periklanan, media cetak termasuk dalam media below the line atau
media lini bawah. Dikutip dari Surianto Rustan (2017:89) media lini bawah
adalah media yang digunakan dalam mempromosikan suatu brand dalam
jumlah target pasar yang lebih terbatas. Contoh dari media lini bawah yang
dapat digunakan untuk mempromosikan brand fashion adalah brosur, poster,
kartu nama/kartu bisnis, dan lain-lain.

2.6 Studi Eksisting

UMKM BATIK SIDORAME

1. Profil Perusahaan
Batik Sidorame merupakan sebuah UMKM batik yang bertempat di Waru,
Sidoarjo, Jawa Timur. Batik Sidorame didirikan oleh Nur Cholifah. Batik
Sidorame telah berdiri sejak tahun 2015. Pada awalnya, wanita yang akrab
disapa Bu Ifah ini sempat mendapat kritik dari Walikota Surabaya, Tri
Rismaharini, mengenai batik ecoprintnya saat mengikuti pameran yang
diselenggarakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana
(Bapemas KB) pada tahun 2014. Hingga akhirnya, Bu Ifah mengikuti
pelatihan Pahlawan Ekonomi dan pelatihan batik ecoprint di Yogyakarta
sehingga usaha batik ecoprintnya semakin berkembang dan mendapat
pujian dari Walikota Surabaya.

Gambar 2.6.1 Produk Batik Sidorame

Saat ini, untuk proses pembuatan batik dari umkm sidorame sendiri di
produksi di kediaman ibu ifah, untuk proses pengerjaannya ibu ifah di bantu
oleh sang suami. Untuk seminggunya batik Sidorame sendiri dapat
memproduksi kurang lebih 4-5 jenis batik, ada beberapa macam produk
yang diproduksi oleh umkm sidorame sendiri yaitu batik jumput, batik
marble, batik ecoprint.

2. Analisis Kompetisi
Sidorame sendiri menjual kain batik dengan kisaran harga 100.000 -
800.000, terkadang UMKM sidorame tidak hanya menjual batik dalam

14
bentuk kain melainkan dalam bentuk kaos dengan motif batik marble, ada
juga dalam bentuk pasmina dengan motif ecoprint. untuk pemasarannya
UMKM Sidorame sendiri sudah melakukan pemasaran dengan cara
mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah. Peminat batik
dari UMKM Sidorame bermacam - macam mulai dari kota Surabaya,
Sidoarjo sendiri, terkadang hingga ke mancanegara ketika menjajakan batik
di pameran baik dalam negri maupun luar negri. Namun untuk melakukan
pemasaran melalui media digital belum dilakukan oleh ibu Ifah,
Dikarenakan pemilik dari UMKM Sidorame ini kesulitan ketika
menggunakan media sosial, ditambah kurangnya tenaga kerja guna
melakukan produksi pembuatan batik itu sendiri.

3. Visual Audit
Produk batik Sidorame cukup bervariasi dan memiliki berbagai
macam jenis dan motif batik dengan tampilan visual yang indah dan
menarik. Motif batiknyapun terus dikembangkan seperti batik eco print
yang umumnya bermotif macam macam daun sekarang dikombinasikan
dengan bunga, selain itu warna batik juga terus di eksplorasi sehingga
menghasilkan warna-warna yang unik.

Gambar 2.6.2 Logo batik sidorame saat ini


Gambar 2.6.3 Identitas visual dari Tatarupa Kreavi

Pada segi identitas visual, batik sidorame sudah memiliki logo,


namun masih belum memiliki elemen-elemen visual yang dapat mewakili
dan menggambarkan brand Sidorame. Batik Sidorame pernah mengikuti
pelatihan branding UMKM bersama Pahlawan Ekonomi Surabaya dalam
event Tatarupa dan menghasikan Identitas baru yang cukup bagus, namun
karena dirasa kurang mendapat manfaat dan hanya jenis batik jumputannya
saja yang mendapat identitas visual akhirnya Ibu Ifah kembali memakai
Identitas visual yang lama.

15
Gambar 2.6.2 Packaging batik sidorame saat ini

Pada packaging batik Sidorame sendiri saat ini masih menggunakan


packaging hasil kerjasama dengan UKM lain yang memiliki usaha kerajinan
menggunakan limbah daun/organik. Sehingga packaging batik Sidorame
masih belum memiliki ciri khas tersendiri. Pada media promosi, batik
sidorame belum memiliki media promosi dalam bentuk online maupun
konvensional. Pameran dan referal word of mouth masih menjadi media
promosi yang digunakan saat ini.

2.7 Studi Kompetitor

1. Batik Jumputan Willis and Verda

Gambar 2.7.1 Logo dan Tagline Wilis and Verd a


Gambar 2.7.2 Booth Pameran Wilis and Verda
● Profil Perusahaan
Wilis and Verda merupakan UMKM batik jumputan yang terletak di
Surabaya. UMKM ini telah didirikan sejak tahun 2011 oleh Siti Ma’rifah
atau biasa dipanggil Bu Ifa. Terbentuknya usaha batik ini adalah pada saat
Bu Ifa mengikuti pelatihan dari LSM yang ditujukan kepada masyarakat
kurang mampu Kecamatan Sawahan Pada awalnya, usaha ini bernama
Warna Ayu, namun mengalami re-branding sehingga sekarang menjadi
Wilis and Verda. Jenis produk yang menjadi produk unggulan Wilis dan
Verda adalah batik jumputan.
Batik jumputan yang diproduksi oleh Wilis and Verda menggunakan
bahan yang alami dan ramah lingkungan. Bahan pewarna yang digunakan

16
berasal dari daun tarum, daun mangga, daun leci, hingga kayu mahoni.
Motif batik jumputan yang dihasilkan memiliki warna yang khas yaitu
warna yang kalem dan hangat. Teknik pembuatan batik Wilis and Verda
juga masih tradisional yaitu dengan mengikat dan mencelupkan kain ke
pewarna, menghasilkan beragam motif yang unik.
Selain menjual batik jumputan, Wilis and Verda juga menjual batik
jenis ecoprint. Batik ecoprint dari Wilis and Verda juga memiliki
karakteristik yang cocok untuk anak muda, dengan motif yang tidak terlalu
berlebihan dan warna yang lembut.

● Analisis Kompetisi
Dalam segi penjualannya, Wilis and Verda tidak hanya menjual
produknya di Surabaya saja, namun sudah tersebar di luar kota seperti
Makassar, Jakarta, Bali, hingga luar negeri seperti Liverpool dan Australia.
Omzet yang diperoleh Wilis and Verda setiap bulannya sebesar 8 juta
rupiah. Untuk harga produknya, Wilis and Verda mematok harga dari Rp
195.000 hingga Rp 450.000. Bentuk produk yang dijual Wilis and Verda
selain kain batik namun juga sudah dalam bentuk kemeja, blouse, dan scarf.
Produk Wilis and Verda tersedia untuk berbagai kalangan. Dari studi
persona konsumen Wilis and Verda di dapat hasil bahwa konsumen berasal
dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, milenial
pecinta fashion, hingga pengusaha aksesoris.
Wilis and Verda biasanya menjual produknya lewat pameran UMKM
dan sentra-sentra UMKM seperti sentra UMKM Merr, Siola, dan Surabaya
North Quay. Selain itu, media sosial juga digunakan sebagai media promosi
dan penjualan seperti di Instagram, Shopee, Whatsapp, Blog, dan
Bukalapak.

● Visual Audit
Dalam segi desain, produk Wilis and Verda berfokus pada inovasi
busana yang dapat menyesuaikan trend dan dapat dikombinaskan dengan
berbagai aksesoris. Dalam segi Identitas Visual Wilis and Verda telah
mempunyai Logo yang cukup bagus dan simpel. Dengan menggunakan
Logotype dengan serif typeface memberikan kesan elegan dan mewah.

17
Gambar 2.7.3 Logo dan Tagline Wilis and Verd a

Dengan Tagline fabric close to heart mereka ingin menyampaikan


bahwa mereka menggunakan bahan alami dan konsisten menghasilkan
produk dengan cara yang masih tradisional dan dibuat dengan hati, serta
memiliki ciri khas di setiap pola batik sehingga keunikannya memiliki kesan
di hati para penggemarnya.

Gambar 2.7.4 Tampilan Profil Instagram Wilis and Verda


Gambar 2.7.5 Tampilan Konten Instagram Wilis and Verd a

Walaupun beberapa identitas visual sudah dimiliki namun untuk


pengaplikasian pada media promosi, periklanan dan packaging masih belum
memiliki elemen yang dapat menyatukan dan menggambarkan Wilis and
Verda. Konten visual yang ditampilkan dalam media promosi saat ini
berupa fotografi produk dan model serta keterangan produk yang dijual.

Analisa SWOT Wilis and Verda :


Strength
❖ Batik Wilis and Verda memiliki produk batik jumputan dengan
variasi pola batik yang khas dan memiliki variasi busana yang
mengikuti trend sehingga dapat diminati oleh konsumen usia muda

18
❖ Memiliki media promosi berupa akun instagram yang aktif dan
konten Instagram yang cukup menarik.
Weakness
❖ Identitas visual yang masih kurang lengkap dan masih belum dapat
menyatukan semua media dengan suatu elemen yang dapat
menggambarkan Wilis and Verda.
❖ Kurang maksimalnya penggunaan media promosi secara online
Opportunities
❖ Produk dengan warna yang cenderung soft dapat mencakup target
pasar yang lebih muda
❖ Sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah kota Surabaya dan
sudah melakukan pameran di beberapa event UMKM Surabaya.
Threats
❖ Untuk batik dengan pewarna alami harganya cenderung mahal
sehingga orang lebih memilih mencari produk serupa yang lebih
murah.
❖ Banyak pesaing dengan kualitas dan harga yang bersaing.

2. Shantika Fashion

Gambar 2.7.6 Logo Shantika Fashion


Gambar 2.7.7 Booth Pameran Shantika Fashion

● Profil Perusahaan
Shantika Fashion merupakan UKM yang semula bergerak di bidang
fashion lukis. Setelah mengikuti berbagai pelatihan batik baik yang
diadakan Dinas Perdagangan Surabaya, Kementrian Perindustrian, dan
Pahlawan Ekonomi, produk UKM Shantika Fashion berkembang dan
merambah ke Batik Tulis Lukis, Ecoprinting, Shibori, Ikat Jumput, dan
Aksesoris. Jika awalnya kain yang digunakan adalah sifon dan katun
premis, seiring permintaan pelanggan yang brasal dari kalangan menengah
ke atas, Shantika dashion mulai merambah menggunakan surta dan katun
tenun ATBM dari Turki. Pewarna yang digunakanpun menggunakan
pewarna alami seperti tingi, jolawe, daun jati, indigo dan daun yang lainnya.

19
● Analisis Kompetisi
UKM fashion asal surabaya ini memiliki berbagai macam produk
dan dan cukup konsisten dalam dunia fashion batik di Surabaya. Shantika
fashion sangat aktif mengikuti kegiatan yang di adakan oleh pemerintah
kota Surabaya seperti kegiatan pameran UKM maupun event rutin seperti
mlaku-mlaku nang tunjungan. Produk yang ditawarkan pun cukup
bervariasi mulai kain batik hingga aksesoris. Melalui studi persona, peminat
produk fashion shantika adalah ibu - ibu rumah tangga ataupun ibu - ibu
fashionista. selain itu shantika fashion memiliki kegiatan atau program
workshop yang diperuntukkan untuk kalangan umum yang ingin belajar
mengenai teknik batik, sehingga dapat meraih berbagai macam audens dari
anak muda hingga berusia lanjut.

● Visual Audit
Dalam segi produk, shantika fashion memiliki berbagai jenis produk
sehingga desainnya pun bermacam-macam, namun mempunyai kelemahan
yaitu tidak ada produk yang memiliki prioritas utama yang ditonjolkan oleh
shantika fashion. Untuk identitas visual, shantika fashion sudah memiliki
logotype yang digambarkan dengan huruf Sf yang berarti shantika fashion,
namun sama halnya dengan Wilis and Verda, shantika fashion masih belum
memiliki elemen yang dapat menyatukan keseluruhan produknya dalam
satu elemen visual.

Gambar 2.7.8 Tampilan Profil Instagram Shantika Fashion

20
Gambar 2.7.9 Tampilan Konten Instagram Shantika Fashion

Shantika fashion memiliki slogan “Eksplorasi Seni Tiada Henti”


namun masih belum dipakai secara konsisten dalam setiap elemen visual.
Kemudian pada media promosi media online dan offline, visual yang
ditampilkan masih tidak teratur dan belum memiliki elemen yang dapat
menyatukan dan menggambarkan Shantika fashion itu sendiri.

Analisa SWOT Shantika Fashion :


Strength
❖ Shantika fashion memiliki reputasi yang cukup bagus dan memiliki
produk fashion yang bervariasi.
❖ Memiliki treatment yg bagus kepada konsumen dan memberikan
edukasi berupa workshop untuk konsumen yang ingin belajar
membuat batik eco print.
Weakness
❖ Identitas visual yang masih kurang lengkap dan masih belum dapat
menyatukan semua media dengan suatu elemen yang dapat
menggambarkan Shantika fashion.
❖ Kurang maksimalnya penggunaan media promosi secara online.
Opportunities
❖ Memiliki prestasi dan penghargaan dari berbagai instansi
pemerintahan
❖ Sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah kota Surabaya dan
sudah melakukan pameran di beberapa event UMKM Surabaya.
Threats
❖ Banyak pesaing dengan kualitas dan harga yang bersaing.
❖ Masih belum memiliki produk andalan.

2.8 Studi Komparator

1. Batik Ecoprint Kagunan Kain Indonesia

21
Gambar 2.8.1 Booth Pameran Batik Kagunan

● Profil Perusahaan
Kagunan Kain Indonesia merupakan sebuah usaha batik ecoprint
yang berbasis di Bantul, Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak tahun
2015. Pendiri batik Kagunan adalah Narsih Setyawan atau akrab
dipanggil Bu Awang. Bu Awang menggunakan beragam bagian
tumbuhan seperti daun dan bunga untuk mengkreasikan batik yang
diproduksinya. Jenis daun dan tumbuhan yang digunakan Bu Awang
yaitu daun srikaya, bunga matahari, daun jati, kayu putih, mahoni, dan
lain-lain.
Ide awal pembuatan batik ecoprint didapatkan Bu Awang secara
tidak sengaja saat melihat tetangganya menebang pohon jambu. Ia lalu
menggunakan daun jambu untuk membuat batik ecoprint pertamanya.
Teknik yang digunakan oleh Bu Awang adalah teknik pounding yaitu
dengan cara memukul-mukul daun ke kain yang digunakan sebagai
media motif batik ecoprint. Setelah dipukul, daun akan mengeluarkan
warna alaminya di kain. Kemudian, kain direndam sehingga motif dari
daun tahan lama. Selain teknik pounding, Bu Awang juga
menggunakan teknik steam pada kain sutra. Teknik steam yaitu menata
dedaunan di selembar kain lalu digulung dan direbus selama dua sampai
tiga jam.
Menurut Bu Awang, batik ecoprint memiliki keunikan tersendiri.
Beberapa keunikannya yaitu warna yang dihasilkan tiap daun akan
berbeda-beda sehingga setiap kain memiliki motif tersendiri. Selain itu,
batik ecoprint juga lebih ramah lingkungan karena menggunakan
bahan-bahan alam yang mudah didapat di sekitar. Jenis-jenis batik
ecoprint Kagunan Kain Indonesia dibedakan dari teknik pewarnaannya
yaitu natural dye, rust dye, pounding fresh leaves, botanical 3D print.
Hingga saat ini, Bu Awang telah memiliki empat karyawan yang
membantunya mengkreasikan batik ecoprint. Bu Awang biasanya
mempromosikan batik ecoprintnya di berbagai macam pameran UKM.
Brand Kagunan sendiri telah mengikuti pameran di berbagai daerah
seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota di Jawa Tengah.

● Analisis Kompetisi
Kagunan Kain Indonesia telah menjual puluhan potong kain batik
ecoprint selama karirnya berlangsung. Satu potong kain harganya
berkisar antara 200 ribu hingga 1,6 juta tergantung kualitas kain dan
kerumitan motifnya. Kain yang dijual memiliki ukuran 2,5 meter.
Selain kain, Kagunan Kain Indonesia juga menjual produk siap pakai
seperti pashmina, scarf, selendang, hingga blus dan gaun. Dengan

22
banyaknya variasi, maka Kagunan Kain Indonesia menyasar baik
audiens laki-laki maupun perempuan dari berbagai kalangan. Kagunan
Kain Indonesia merepresentasikan produk mereka sebagai batik khas
Yogyakarta dengan gaya yang tradisional, menampilkan kebudayaan-
kebudayaan Indonesia dengan produk mereka seperti tari tradisional,
lalu latar belakang rumah adat yang dipakai pada postingannya, dan
model yang digunakan
Untuk pemasarannya, Kagunan Kain Indonesia mengikuti berbagai
pameran UKM baik di kota-kota Jawa Tengah maupun luar kota seperti
Jakarta dan Surabaya. Selain pameran, Kagunan Kain Indonesia juga
memasarkan produknya secara online dengan bantuan media sosial
seperti Facebook dan Instagram. Di page Facebooknya dengan
username ‘Kagunan Kain Indonesia’, Kagunan Kain Indonesia telah
memiliki 1400 lebih penyuka dengan jumlah post per hari sekitar 2 post.
Sementara di Instagramnya (@kainkagunan.id), Kagunan Kain
Indonesia memiliki 5606 pengikut. Kagunan Kain Indonesia menerima
kelas privat untuk membatik, workshop, dan pemesanan secara custom.

● Visual Audit
Kagunan Kain Indonesia telah memiliki visual identity berupa
logotype bergaya script bertuliskan ‘Kagunan Kain Indonesia’ dengan
latar belakang hijau dan bentuk daun di ujung kanan logotype,
memperlihatkan bahwa batik Kagunan memiliki tema ecoprint yang
ramah lingkungan. Logo ini diaplikasikan pada label harga dan juga
pada hampir tiap postingan di facebook maupun instagram sebagai
watermark.

Gambar 2.8.2 Logo Kagunan Kain Indonesia


Gambar 2.8.3 Postingan Instagram Kagunan Kain Indonesia

Kagunan Kain Indonesia memiliki slogan yaitu ‘membumi ramah


alam’, mencirikan produk Kagunan Kain Indonesia yang ramah
lingkungan dengan pewarna yang alami. Penggunaan warna batik yang
soft dan alami menjadi nuansa dari postingan Kagunan Kain Batik di
Instagram maupun Facebook. Kesan visual yang kental dengan

23
kebudayaan Indonesia dibuktikan dari postingan yang menggunakan
model seperti penari, petani, dan latar belakang foto yang
memperlihatkan keasrian alam Indonesia seperti sawah dan air terjun.
Selain itu, postingan juga ditata sehingga feeds terlihat rapi.
Penggunaan efek foto yang dominan coklat dan sedikit gelap memberi
kesan elegan dan natural.

Analisa SWOT
Strength
❖ Kagunan Kain Indonesia telah menjadi brand yang terkenal. Brand
ini sudah mengikuti berbagai pameran seperti Indonesia Fashion
Week dan telah diliput oleh berbagai macam media
❖ Memiliki media sosial seperti instagram dan facebook serta feeds
instagram yang tersusun rapi dan tematik yaitu ‘tradisional dan
nasionalisme’ dibuktikan dengan model produk seperti penari
tradisional
❖ Penggunaan bahan yang ramah lingkungan
❖ Pelayanan yang ekstra, dilihat dari tersedianya desain custom bagi
konsumen
❖ Penyelenggaraan workshop sehingga audiens dapat mengetahui
proses pembuatan produk
Weakness
❖ Tidak terdapat desain kemasan yang dapat membedakan batik
ecoprint jenis satu dengan lainnya
❖ Komunikasi dengan pelanggan di sosial media kurang terlihat
Opportunities
❖ Ditetapkannya batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh
UNESCO menjadikan penjualan batik Indonesia semakin
meningkat
❖ Penggunaan bahan ramah lingkungan sebagaimana diatur dalam
UU no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
❖ Batik ecoprint menjadi terobosan baru dalam dunia batik
Threats
❖ Masyarakat masih belum banyak yang mengetahui batik ecoprint
❖ Mulai munculnya brand batik ecoprint lainnya yang menjadi
pesaing Kagunan Kain Indonesia

2. Margaria Batik

24
Gambar 2.8.4 Batik Margaria
● Profil Perusahaan
Margaria Batik merupakan retail batik yang berasal dari Yogyakarta,
Jawa Tengah. Awal berdirinya Margaria Batik ditandai pada tahun
1960, ketika waktu itu toko Wisma Batik Margaria beralamat di Jl.
Ahmad Yani 69, yakni di kawasan bisnis Malioboro Yogyakarta.
Margaria Batik bergerak di bidang retail busana batik, yang kemudian
berkembang hingga mempunyai beberapa gerai usaha sejenis, yaitu
Butik Batik Margaria, Margaria Galeria Batik, Rotowijayan Batik dan
Nandia Batik.
Latar belakang berdirinya Margaria Batik adalah semangatnya untuk
melestarikan batik Yogyakarta yang memiliki ciri khas yang tak dapat
dilupakan. Kelahiran Margaria Batik sungguh kontekstual dengan
kondisi masyarakat Yogyakarta, yang menghargai batik sebagai
identitas kultur sehari-hari. Di Yogyakarta batik tumbuh sebagai
identitas citra diri, yang tak akan dapat ditemui di wilayah geografis
manapun. Jenis dan motif batik Yogyakarta begitu khas, menunjukkan
identitas pemakainya yang tentu saja menjunjung tinggi sikap
berbudaya.
Batik yang diproduksi Margaria Batik bermacam-macam, mulai dari
batik tulis, batik berbahan katun, hingga batik sutera. Margaria batik
sendiri sudah menjadi batik yang terkenal di Jawa Tengah. Dengan
semakin berkembangnya usaha Margaria Batik, maka dibentuklah gerai
baru yaitu pada tahun 1982 ditandai dengan dibukanya lantai 2 Wisma
Batik margaria, tahun 1996 mendirikan cabang batik Margaria di
Galeria Mall, Jl. Jenderal Sudirman Yogyakarta dan tahun 1997
mendirikan butik batik Margaria di Jl. Ahmad Yani 65 Yogyakarta.

● Analisis Kompetisi
Margaria Batik merupakan brand yang telah berdiri selama 59 tahun.
Margaria Batik telah memiliki popularitas di kalangan pecinta batik
khususnya daerah Jawa Tengah. Margaria Batik menyasar konsumen

25
dari berbagai kalangan, mulai dari wanita hingga pria juga segala usia
mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Margaria Batik menyediakan berbagai macam busana batik seperti
kebaya, blus, kemeja laki-laki, mini-dress, dan lain sebagainya. Motif
batik pun tidak hanya motif tradisional Yogyakarta saja, melainkan
tersedia motif batik yang modern dan kekinian seperti motif tanaman
kaktus. Batik Margaria juga tersedia dalam edisi spesial hari raya agama
tertentu seperti batik edisi Idul Fitri. Batik yang disediakan tersedia
mulai dari batik tulis hingga batik cap, dengan bahan yang bervariasi
mulai dari sutera hingga katun.
Harga batik Margaria pun bermacam-macam tergantung bahan dan
tingkat kesulitan. Harga batik dipatok mulai dari Rp 130.000 hingga Rp
600.000. Dalam menggaet konsumennya, Margaria Batik memiliki
media sosial berupa Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp dan
website. Di Instagramnya dengan akun @margariabatik.id, selain
mempromosikan produk-produknya, Margaria Batik juga memposting
saat hari-hari perayaan seperti Imlek, Nyepi, Isra Miraj, dan lain-lain.

Gambar 2.8.5 Postingan @margariabatik.id yang bertepatan dengan hari-hari raya

Di websitenya sendiri, Margaria Batik memiliki laman look book


sehingga konsumen dapat melihat-lihat produk apa yang dimiliki
Margaria Batik. Selain itu, konsumen juga dapat membuat kartu
member sehingga dapat menikmati pelayanan dan penawaran spesial
dari Margaria Batik.

Gambar 2.8.6 Tampilan website Margaria Batik (www.margaria.co.id)


Gambar 2.8.7 Kartu member Margaria Batik

26
● Visual Audit
Margaria Batik sendiri telah memiliki identitas visual yang dapat
dikenali. Tujuan dari identitas visual Margaria Batik adalah untuk
membedakan produk yang asli dengan yang palsu. Hal ini dikarenakan
produk Margaria Batik banyak yang meniru.

Gambar 2.8.8 Logo Margaria Batik

Margaria Batik memiliki logo yang berupa logotype bertuliskan


‘Margaria’. Warna logotype yaitu kuning dengan latar belakang merah
marun. Terdapat logo yang berbentuk huruf ‘M’ di atas logotype dan
slogan di bawah logotype bertuliskan ‘traditional and exclusive batik’.
Penggunaan logo ini terdapat pada label harga, kemasan, hingga di
setiap postingan Instagram sebagai watermark.

Gambar 2.8.9 Desain kemasan produk Margaria Batik

Margaria Batik mengusung tema tradisional dan eksklusif pada


produknya. Terlihat dari slogan yang digunakan dan postingan di sosial
medianya yang terlihat elegan dan membawa budaya khas Yogyakarta.
Postingan dari Margaria Batik dominan menggunakan fotografi dengan
model yang mengenakan busana dari Margaria Batik.

27
Gambar 2.8.10 Postingan dari Instagram @margariabatik.id

Analisa SWOT
Strengths
❖ Margaria Batik telah menjadi brand batik khas Yogyakarta yang
terkenal di Jawa Tengah sehingga lebih mudah dikenali
❖ Telah memiliki dua cabang retail, di Semarang dan di Yogyakarta
sehingga cakupan konsumen dapat lebih luas
❖ Memiliki identitas visual yang dapat membedakan produk asli
dengan yang palsu dan membedakan Margaria Batik dengan
produk lain
❖ Pelayanan yang ekstra, dilihat dari adanya kartu member sehingga
terdapat pelanggan tetap
❖ Interaksi dengan pelanggan melalui sosial media baik. Terdapat
postingan tematik sesuai hari-hari raya atau hari-hari tertentu
lainnya yang menandakan Margaria Batik peduli terhadap
pelanggannya dari kalangan tertentu.
❖ Memiliki batik edisi spesial seperti batik khusus hari raya Idul Fitri.
❖ Mengadakan give away batik dengan mengisi kuis dan game
sehingga mampu menarik pelanggan baru
Weakness
❖ Terdapat variasi kemasan yaitu hitam dan merah, tetapi tidak
dijelaskan apa perbedaan dari dua kemasan itu
Opportunities
❖ Ditetapkannya batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh
UNESCO menjadikan penjualan batik Indonesia semakin
meningkat
❖ Penggunaan bahan ramah lingkungan sebagaimana diatur dalam
UU no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
Threats
❖ Munculnya brand batik lainnya dengan harga yang lebih murah
❖ Muncul variasi batik yang memiliki corak lebih soft

28
BAB III
METODE PENELITIAN

29
3.1.1 Definisi Branding
Branding adalah proses yang dilakukan secara terencana dalam
membangun presepsi dan kesan positif dibenak konsumen. aktivitas branding
sendiri memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang lebih untuk
meningkatkan presepsi dari brand itu sendiri. untuk meningkatkan citra dan
presepsi dari brand yaitu dengan cara pemberian brand identity, dimana brand
identity UMKM mampu mengkomunikasikan dengan jelas dan konsisten melalui
media - media desain berupa, logo, website, kartu nama.

3.1.2 Definisi Sidorame


Sidorame merupakan fashion brand asal Surabaya yang dibuat oleh Nur
Cholifah bersama sang suami. Sidorame sendiri lebih sering melakukan eksplorasi
teknik pembuatan batik. Batik dari Sidorame sendiri lebih mengedepankan produk
yang ramah lingkungan sebagai idealisme dalam berpakaian, batik Sidorame
sendiri selalu menaruh perhatian penuh terhadap teknik pembuatan produk,
pemilihan material, serta detail di setiap pembuatan kain batiknya.

3.1.3 Definisi Problem


Dengan berdasarkan pada identifikasi masalah yang sudah dipaparkan,
penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah strategi branding dari batik
Sidorame dari sisi brand identitas serta beberapa bentuk komunikasi brand yang
dapat memberikan citra baru yang lebih sesuai dengan batik Sidorame sehingga
mampu membangun hubungan emosional dengan konsumen. Semakin kuat
hubungan emosional, maka interaksi pun akan lebih berkualitas, misalnya saja
konsumen akan lebih sering lagi membeli produk.

3.2 Pengumpulan Data

3.2.1 Depth Interview


Untuk mencari data dalam branding yang telah dilakukan oleh Batik
Sidorame digunakan metode depth interview oleh stakeholder dalam branding
batik Sidorame. Metode ini guna membahas merencanakan proses final desain
yang akan dibuat. yang menjadi narasumber dalam perancangan ini antara lain :
- Nur Cholifah, Owner Batik Sidorame
-

Ringkasan hasil depth interview dengan Nur Cholifah sebagai owner batik
Sidorame

30
3.2.2 Hasil Kuisioner
Tujuan utama penyebaran kuisioner ini adalah memperkuat positioning
statement yang akan dilakukan perancang pada perancangan branding ini.

3.2.3 Brand Maping

3.3 Jenis dan Sumber Data


3.3.1 Data Primer
Data primer penelitian ini adalah hasil wawancara yang diperoleh
dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan pemegang
kebijakan UMKM Sidorame. Sumber data dan teknik pengambilan data
secara lengkap adalah sebagai berikut :
1. Depth Interview
2. Online kuisioner
3. ngelihat follower instagram kompetitor dan
komparator

3.3.2 Data Sekunder


Data sekunder pada penilitian ini berhubungan dengan objek
penelitian. Sumber data secara lengkap sebagai berikut :
1. Buku
2. Teori pendukung perancangan
3. Studi komparator
4. Artikel dari media elektronik
3.4 Analisa Hasil Penelitian
3.4.1 UMKM Sidorame
A. Produk (+)
I. Porduk berkualitas karena secara langsung pemilik dari
barik Sidorame sendiri yang memilih dan memilah material
dengan kualitas terbaik
II. Desain dan motif yang organik dan dapat di tumpuk dengan
warna lain ketika ingin memberi efek warna lebih
Produk (-)
I. Logo pada label yang digunakan pada produk UMKM
Sidorame tidak sama dengan kemasan
II. Update produk yang dilakukan tidak berkala
III. Stok yang tersedia tidak banyak

31
B. Communication (+)
I. Pelayanan yang dilakukan oleh Sidorame sangat ramah
karena pembeli langsung bertemu dengan owner dan
dilayani dengan maksimal.
Communication (-)
I. Belum ada customer service sehingga pelayanan belum
maksimal karena proses
II. Belum ada komunikasi melalui media sosial
III. Pesan

32

Anda mungkin juga menyukai