Anda di halaman 1dari 75

GEOGRAFI | REVISI 2018

KATA PENGANTAR

Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir dalam Jaringan dikembangkan


untuk memberikan layanan bagi masyarakat yang membutuhkan pendidikan namun
terhambat pada waktu dan jarak.Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Program Paket C
Mahir dalam Jaringan dirancang agar peserta didik mampu belajar mandiri sehingga
peserta didik dapat menentukan kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan belajaranya,
mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan mela melaksanakan strategi belajar serta
mampu mengukur hasil belajarnya. Dengan kata lain, peserta didik dapat menentukan
bagaimana, kapan dan dimana dia akan belajar. Namun demikian untuk membantu
peserta didik dalam memperoleh sumber belajar, maka disediakan media pembelajaran
dalam bentuk modul dan audiovisual.
Modul dikembangkan untuk untuk tiga belas mata pelajaran, yaitu 1) Pendidikan
Agama Islam, 2) Pendidikan kewarganegaraan, 3) Bahasa Indonesia, 4) Bahasa Inggris,
5) Matematika, 6) Sejarah Indonesia, 7) geografi, 8) ekonomi, 9) Sosiologi, 10) Sejarah
Peminatan, 11) Seni Budaya, 12) Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, 13)
Keterampilan fungsional (house keeping). Modul ini diharapkan mampu mempermudah
penyajian pesan, mengatasi keterbatasan waktu dan ruang peserta didik, serta
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggali dan berinteraksi langsung
dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.
Guna memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi yang ada, modul
memuat deskripsi, petunjuk penggunaan modul, standar kompetensi, peta konsep dan
kegiatan belajar.Kegiatan Belajar yang memuat tujuan pembelajaran, uraian materi,
rangkuman dan latihan soal. Tugas dan kunci jawaban akan disampaikan terpisah melalui
aplikasi pembelajaran paket c dalam jaringan.

Semoga Bermanfaat.

Penulis

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN i


GEOGRAFI | REVISI 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

PETUNJUK PENGGUNAAN ............................................................................................. iv

A. Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................................... iv

B. Kriteria Pindah/Lulus Modul ........................................................................................ v

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

A. Kompetensi Inti ........................................................................................................... 1

B. Kompetensi Dasar ...................................................................................................... 1

C. Deskripsi ..................................................................................................................... 2

D. Waktu ......................................................................................................................... 2

KEGIATAN BELAJAR 1 ...................................................................................................... 3

A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 3

B. Uraian materi .............................................................................................................. 3

KEGIATAN BELAJAR 2 .................................................................................................... 12

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 12

B. Uraian Materi ............................................................................................................ 12

KEGIATAN BELAJAR 3 .................................................................................................... 23

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 23

B. Uraian Materi ............................................................................................................ 23

KEGIATAN BELAJAR 4 .................................................................................................... 34

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 34

B. Uraian Materi ............................................................................................................ 34

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN ii


GEOGRAFI | REVISI 2018

KEGIATAN BELAJAR 5 .................................................................................................... 43

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 43

B. Uraian Materi ............................................................................................................ 43

KEGIATAN BELAJAR 6 .................................................................................................... 49

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 49

B. Uraian Materi ............................................................................................................ 49

RANGKUMAN .................................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ x

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN iii
GEOGRAFI | REVISI 2018

PETUNJUK PENGGUNAAN
Bahan belajar ini diperuntukkan bagi peserta didik Paket C Mahir dalam jaringan
derajat 1. Proses pembelajaran dikemas dalam bentuk modul, masing-masing modul
saling berurutan dan menjadi satu kesatuan pemahaman untuk dihayati dan diamalkan.
Cepat atau lambatnya penyelesaian modul tersebut sangat tergantung pada
kesungguhan dan kerajianan anda mempelajarinya.

A. Petunjuk Penggunaan Modul


Cara belajar andA akan menentukan penguasaan dan keberhasilan anda sebagai
peserta didik paket C Mahir dalam jaringan derajat 1. Ikutilah petunjuk belajar ini agar
anda dapat memahami isi bahan belajar ini dengan baik.
1. Yakinkan diri anda bahwa anda telah siap untuk belajar.
2. Tenangkan pikiran dan pusatkan perhatian anda pada bahan belajar yang akan
anda pelajari.
3. Berdoalah sejenak sesuai agama dan keyakinan anda dan sekarang anda siap
untuk belajar.
4. Baca dan pahami deskripsi isi dari setiap bahan belajar, agar anda dapat
mengetahui apa yang harus dipelajari dari isi bahan belajar.
5. Baca dan pahami secara mendalam tujuan yang harus dicapai setelah melakukan
pembelajaran
6. Bacalah uraian materi secara seksama. Tandai dan catat materi yang
belum/kurang anda pahami.
7. Diskusikan materi-materi yang belum dipahami dengan teman, tutor/pendidik,
dan/atau orang yang dianggap ahli dalam bidang ini melalui chat, e-mail, forum
diskusi atau bertanya langsung saat video converence.
8. Anda juga dapat mempelajari materi melalui media yang tersedia seperti video,
ppt, dan gambar. Media yang ada karena akan lebih memudahkan anda
mempelajari materi/isi yang diuraikan.
9. Carilah sumber atau bacaan lain yang relevan dengan untuk menunjang
pemahaman dan wawasan tentang materi yang sedang anda pelajari.
10. Kerjakan soal latihan /evaluasi dalam modul atau dalam aplikasi untuk mengukur
tingkat penguasaan materi sebagai hasil pembelajaran.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN iv


GEOGRAFI | REVISI 2018

11. Kerjakan soal ujian modul sebagai syarat untuk membuka modul berikutnya.
12. Jika hasil anda belum memuaskan jangan putus asa, cobalah lebih giat lagi
belajar.

B. Kriteria Pindah/Lulus Modul


1. Jawablah pertanyaan ujian modul dalam aplikasi setiap akhir modul
2. Jawaban benar atau salahakan terlihat langsung dalam setiap pertanyaan.
3. Hasil ujian modul akan langsung keluar setelah anda selesai menyelesaikan seluruh
soal.
Arti tingkat penguasaan yang capai:
90% –100% = baik sekali
80% – 89% = baik
70% – 79% = cukup
– 69% = kurang
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 70 atau lebih, maka anda dapat
melanjutkan dengan modul berikutnya.
Tetapi jika nilai anda di bawah 69, anda diharuskan untuk mengulang mempelajari
modul terutama pada bagian yang belum anda kuasai.
4. Setelah anda mempelajari seluruh modul pada setiap matapelajaran, cobalah anda
sekali lagi mengerjakan latihan pada setiap modul. Jika secara keseluruhan anda
telah mencapai tingkat penguasaaan 80 atau lebih, maka anda sudah siap
menempuh ujian naik derajat.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN v


GEOGRAFI | REVISI 2018

PENDAHULUAN
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam


pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya dengan pengembangan dari yang
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
budaya, dan humaniora dengan wawasan dan mampu menggunakan metode sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, kaidah keilmuan.
dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

B. Kompetensi Dasar
1. Menganalisis dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
2. menyajikan proses dinamika litosfer dengan menggunakan peta, bagan, gambar,
tabel, grafik, video, dan/atau animasi
3. menganalisis jenis dan penanggulangan bencana alam melalui edukasi, kearifan
lokal, dan pemanfaatan teknologi modern
4. membuat sketsa, denah, dan/atau peta potensi bencana wilayah setempat serta
strategi mitigasi bencana berdasarkan peta tersebut

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 1


GEOGRAFI | REVISI 2018

C. Deskripsi
Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari bagaimana Bumi bisa terbentuk dan
dampak yang ditimbulkan akibat gerak rotasi dan revolusi bumi. Bumi yang seperti bola
batuan raksasa ternyata terdiri dari beberapa lapisan, yaitu barisfer yang terdiri dari inti
dalam dan inti luar, mantel, dan kerak bumi. Perlu Anda ketahui bahwa manusia dan
kehidupan lainnya dengan segala aktivitasnya hanya terdapat pada lapisan yang paling
luar yaitu pada kulit bumi tepatnya di bagian permukaannya.
Dibandingkan dengan lapisan bumi yang lain, kulit bumi sebenarnya hanya
merupakan lapisan yang tipis. Lapisan kulit bumi yang berada di atas permukaan
sebagaimana kita kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari ternyata bentuknya tidak rata.
Ada yang berupa gunung, lembah, lereng terjal, dataran, dan sebagainya. Perbedaan
bentuk tersebut dinamakan relief. Mengapa bentuk bumi di atas permukaan dapat bersifat
demikian? Faktor apa yang mempengaruhi bentuk tersebut?
Perlu kamu ketahui bahwa bentuk muka bumi yang kita saksikan saat ini berbeda
dengan masa lalu, demikian halnya pada masa mendatang. Suatu daerah yang asalnya
merupakan dataran, kemudian oleh suatu kekuatan besar menjadikan sebagian
terangkat, sementara bagian lain turun. Kadang-kadang pengangkatan atau penurunan
itu disertai pergeseran, sehingga terpotong menjadi bagian-bagian yang patah. Bagian
yang terangkat tadi, kemudian terkikis oleh air sehingga teriris-iris menjadi relung-relung
alur sungai. Semua fenomena tersebut merupakan hasil pengerjaan tenaga geologi,
sehingga kita sekarang dapat melihat keadaan relief permukaan bumi.
Pada modul ini Anda akan mempelajari mengenai karakteristik perlapisan Bumi,
proses terbentuknya relief permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen dan
eksogen, serta faktor pembentukan tanah dan persebarannya di Indonesia.

D. Waktu
12 x 45 menit

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 2


GEOGRAFI | REVISI 2018

KEGIATAN BELAJAR 1
DINAMIKA LITHOSFER DAN PEDOSFER

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan peserta didik dapat menjelaskan
karakteristik lapisan bumi dan teori pembentukkan muka bumi.

B. Uraian materi
Guys, apakah Anda pernah mendengar kata litosfer dan pedosfer ? Ya, tentu saja
sudah ya, pada modul 1 Anda sudah mempelajari lapisan geosfer yang salah satunya
adalah litosfer dan pedosfer. Litosfer adalah salah satu nama lapisan yang menyelubungi
bumi. Nah, ternyata banyak lho yang bisa dibahas dari litosfer ini. Kira-kira, lapisan litosfer
apa aja, ya? Terbentuknya gimana? Terus, manfaatnya apa saja? Kuy, keep scrolling!
Hari ini kita kenalan dengan litosfer, ya!

1. Karakteristik Lapisan Bumi


Bumi, sebagaimana planet yang dapat kita huni, memiliki beberapa lapisan loh. Tahu
nggak apa saja lapisan yang menyelimuti bumi ? Ada seorang ahli, yang bernama
Wiechert. Beliau membuat sebuah teori bahwa bumi terbagi atas beberapa lapisan, yaitu:
a. Lapisan litosfer
 Kerak bumi/Lithosfer
Memiliki ketebalan 30-70 km, terdiri atas batuan basalt dengan massa jenis
2,7.
 Selubung bumi/sisik silikat
Memiliki ketebalan ± 1.200 km, berat jenis 3,4-4.
b. Lapisan antara/khalkosfer/asthenosfer/mantle
Merupakan sisik oksida dan sulfida dengan tebal 1.700 km dan berat jenis 6,4.
c. Inti besi nikel/barisfer
Jari-jari 3.500 km dengan berat jenis 9,6.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 3


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 1. Lapisan Bumi


Sumber : http://www.tandapagar.com/struktur-lapisan-bumi/

Nah, tahukah Anda bagaimana karakteristik setiap lapisannya ? Apakah berbeda atau
sama ? Selanjutnya kita akan membahas bagaimana karakteristik setiap lapisan.
a. Lapisan Lithosfer
 Merupakan lapisan batuan yang sering disebut kerak bumi. Kerak bumi terdiri
atas kerak benua dan kerak samudra
 Tebal (terutama SiAl) :
- Daratan yang berupa pegunungan : 70 km
- Daratan yang berupa kontinen : 30 km – 40 km
- Dasar samudera : 5 km – 7 km (Si Al kadang tidak ada)
 Struktur kerak bumi :
- Bagian atas : lapisan Silikon Aluminium (Si Al), bersifat batuan keras
- Bagian bawah : lapisan Silikon Magnesium (Si Ma), bersifat cair pijar
 Berat jenis : 3,4 g/cm3
 Kerak benua umumnya bersifat asam, sedangkan kerak samudra tersusun dari
batuan basalt.
 Lapisan SiAI : Lapisan kulit bumi yang terdiri logam silisium dan aluminium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan ini terdapat batuan
sedimen, granit, andesit. Lapisan ini juga disebut lapisan kerak, karena bersifat

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 4


GEOGRAFI | REVISI 2018

padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata ±35 km. Kerak terbagi menjadi 2,
yaitu:
1) Kerak benua :
Benda padat yang terdiri dari batuan beku granit pada bagian atas dan batuan
beku basalt pada bagian bawah.
2) Kerak samudra:
Benda padat yang terdiri atas endapan di laut pada bagian atas, di bawahnya
batuan vulkanik, dan paling bawah berupa batuan gabro dan peridotit.
 Lapisan SiMa : Lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logam silisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa SiO 2 dan MgO. Lapisan ini mengandung
besi dan magnesium. Lapisan ini merupakan bahan yang bersifat elastis
dengan ketebalan rata-rata 65 km. Hampir seluruh kulit bumi (98,5%) terdiri
atas 8 unsur yaitu: O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, dan Mg. Sedang unsur yang lain
(1,5%) terdiri atas C, S, P, H, P, Zn, Ni, Cu, Ti, dan Mn. Unsur-unsur tersebut
bersenyawa melalui berbagai cara menjadi sebuah mineral dengan sifat-sifat
yang berlainan.

b. Karakteristik Mantel Bumi (Astenosfer)


 Letak di bawah kerak bumi dan di atas inti bumi (perantara)
 Terletak pada kedalaman : 35 km – 2900 km
 Struktur mantel :
- Astenosfer
- Mantel bagian atas
- Zona transisi
- Mantel bagian bawah
 Berat jenis : 3,6 g/cm3 – 4 g/cm3 (mantel atas), 5 g/cm3 – 6 g/cm3 (mantel bawah)
 Materi penyusun :
- Mantel bagian atas : peridotit dan dunit
- Mantel bagian bawah : nikel dan besi
 Sifat : plastis
 Sering pula disebut dengan kalkosfer

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 5


GEOGRAFI | REVISI 2018

c. Karakteristik Inti Bumi (Barisfer)


 Terdapatnya : dari batas bawah mantel sampai ke pusat bumi. Inti bumi sering
disebut barisfer
 Terletak pada kedalaman : 2.900 km – 6.370 km
- Inti luar : 2.900 km – 5.000 km (cair kental)
- Inti dalam : 5.000 km – 6.370 km (padat)
 Berat jenis : 10 g/cm3
 Jari-jari : 3.470 km
 Suhu : 2.000°C – 20.000°C
 Tekanan : 3.000.000 atm – berakibat inti bumi padat
 Material penyusun: nikel (Ni) dan besi (Fe).

1. Karakteristik Umum Planet Bumi


Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat kita huni. Bumi sebagai tempat
tinggal kita, punya ciri-ciri lho, seperti :
 Umur : 4,5 milyar tahun
 Diameter : 12.757 km (khatulistiwa), 12.714 km (kutub)
 Rata-rata jari-jari : 6.278 km (jari-jari khatulistiwa 21 km lebih panjang dari jari-
jari kutub)
 Massa : 6 x 6 x 1.021 ton
 Luas permukaan : 510.541.000 km2
 Berat jenis rata-rata : 5,52 g/cm3 (berat jenis bagian dalam ± 12 g/cm3)
 Volume air : 1,4 milyar km3 (97,5% berupa air laut)
 Gaya tarik : gaya tarik bumi di kutub lebih besar daripada gaya tarik di
khatulistiwa. Perubahan percepatannya mencapai 0,5%.
Susunan batuan berpengaruh dalam hal ini. Bila berat jenis
batuan rendah, maka rendah pula gaya tariknya.
 Kemagnetan : KU & KS magnet bumi tidak berimpit dengan kutub
geografi
bumi, yakni 70° 5’ 33” U, 96° 45’ 3” B, dan 75° 6’ S, 154° 8’ T.
 Suhu : 2.000°C – 20.000°C (inti bumi)
 Lapisan bumi : lithosfer, astenosfer (mantel), barisfer (inti bumi)

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 6


GEOGRAFI | REVISI 2018

 Bagian bumi yang lain : atmosfer, hidrosfer, biosfer (ada pula yang menambahkan
dengan pedosfer dan antroposfer)

2. Teori Pembentukan Muka Bumi


Siapa yang belum pernah melihat fenomena gunung, bukit, daratan, atau lautan yang
ada di permukaan bumi ? Pastinya semua sudah pernah melihat ya. Lalu, apakah pernah
terpikirkan oleh Anda bagaimana itu semua bisa terbentuk? Fenomena tersebut terbentuk
dapat dikaji dengan menggunakan beberapa teori, seperti :
a. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
 Dikemukakan oleh Descrates (1596–1650) kemudian dikembangkan oleh James
Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852)
 Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut
disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya
terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.
b. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
 Dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912.
 Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu samudra disebut
Panthalasa dan satu benua maha besar disebut Pangea yang kemudian
terpecah-pecah karena adanya pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang
sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat dan
utara menuju ekuator. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai
berikut:
- Bentangan-bentangan samudera dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
- Samudera atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika masih terus
bergerak ke arah barat sehingga terjadi lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran
pegunungan utara-selatan yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara
Selatan.
- Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St, Andreas
dekat pantai Barat Amerika Serikat.
- Batas samudera Hindia makin mendesak ke Utara (India makin menyempit dan
makin mendekat ke Benua Eurasia). Proses tersebut menimbulkan lipatan
pegunungan Himalaya.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 7


GEOGRAFI | REVISI 2018

- Benua-benua sekarang masih terus bergerak yang dibuktikan dengan


melebarnya celah yang terdapat di alur dalam samudera.

Gambar 2. Pergerakan Lempeng


Sumber : http://www.gurugeografi.id/2016/12/bukti-teori-continental-drift-wegener.html

 Pangea, yang sebagian besar terbentuk dari batuan granit, terapung pada batuan
basalt yang mengelilinginya (granit lebih ringan dari pada basalt) seperti es
terapung.
 Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa :
- kesamaan garis pantai Eropa dan Afrika bagian barat dengan Amerika Utara
dan Amerika Selatan bagian timur, adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua
daerah tersebut. Buktinya, Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat
dari Sierra Leone sampai tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang ada di
Pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
- Anak Benua India semula agak panjang, kini mulai menyempit dan makin
mendekat ke Eurasia dengan kecepatan rata-rata 25 mm/tahun.
- Daerah Greenland bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan
36meter/tahun, sedangkan kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan
dengan kecepatan 9 meter/tahun

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 8


GEOGRAFI | REVISI 2018

C. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)


 Dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
 Teori ini dikembangkan dari teori apungan benua. Teori ini menyatakan bahwa
pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di
sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi dan dipisahkan
oleh Laut Tethys. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah
equator bumi sehingga pada akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang
lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara dan
Greenland sekarang, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia,
India dan Amerika Selatan dan Antartika sekarang. Sedangkan Laut Thetys
menjadi Eropa Selatan, Iran, Himalaya, Burma, Asia Tenggara sekarang.

Gambar 3. Teori Dua Benua


Sumber : https://fkhoerunnisa5.wordpress.com/2013/04/13/teori-pangea-laurasia-dan-
gondwana/

D. Teori Konveksi (Convection Theory)


 Dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan oleh
Robert Diesz,
 Teori ini menyatakan bahwa di dalam lapisan astenosfer yang agak kental terjadi
aliran konveksi yang berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada diatasnya.
Aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak
bumi menjadi lunak, sehingga gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan
bumi tidak rata. Aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi membentuk

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 9


GEOGRAFI | REVISI 2018

punggung tengah laut (mid ocean ridge). Ketika arus konveksi yang membawa
materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung
tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang
baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
 Buktinya yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan
Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
 Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan
semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya,
terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan
disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.

Gambar 4. Arus Konveksi


Sumber : http://wmh1989.blogspot.co.id/2011/05/arus-konveksi.html

E. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)


 Dikemukakan oleh Tozo Wilson

Gambar 5. Pertemuan Lempeng Tektonik


Sumber : http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/12/perkembangan-bumi.html

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 10


GEOGRAFI | REVISI 2018

 Teori ini mengatakan bahwa kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik
yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-
lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh
arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di
bawah lempeng tektonik kulit bumi.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 11


GEOGRAFI | REVISI 2018

KEGIATAN BELAJAR 2
PROSES TERJADINYA BATUAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan
batuan, peserta didik dapat mengidentifikasi macam-macam batuan, dan peserta didik
dapat menjelaskan macam-macam gerak lempeng tektonik.

B. Uraian Materi
Siapa yang tidak pernah melihat batuan ? Pasti semua pernah melihat batuan ya. Seperti
yang sama-sama kita ketahui, lapisan terluar bumi adalah lapisan litosfer yang unsurnya
berupa batuan. Tahukah Anda, bahwa batuan di muka bumi ini tidak akan pernah habis
atau punah, karena batuan memiliki siklus dalam pembentukannya. Jadi sudah bisa
dipastikan, batuan dipermukaan bumi tidak akan pernah habis. Adanya batuan ini juga
menjadi bahan induk dalam pembentukan tanah lho. Untuk lebih memahaminya, let’s go
kita pelajari kegiatan belajar ini.
1. Batuan
 Siklus Batuan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa batuan memiliki siklus yang membuat
ketersediaannya akan selalu ada di muka bumi ini. Berikut adalah siklus batuan
yang ada di muka bumi ini :

Gambar 6. Siklus Batuan


Sumber : Modul Litosfer 1 Quiper Geografi

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 12


GEOGRAFI | REVISI 2018

 Klasifikasi batuan
Batuan merupakan kombinasi dari berbagai mineral. Batuan pada lapisan litosfer
terbagi atas 3 golongan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
a. Batuan beku
Batuan beku ialah batuan yang terbentuk akibat pembekuan cairan/magma.
Berdasarkan tempat proses pendinginannya batuan ini digolongkan menjadi 3 :
1) Batuan beku dalam
Pembekuannya jauh di dalam kulit bumi. Contoh: peridotit, gabro, granit, diorite,
dan lain-lain.

Gambar 7. Batuan Beku Dalam


Sumber : Modul Litosfer 1 Quiper Geografi

2) Batuan beku gang/korok/saluran


Pembekuannya terjadi di dalam celah-celah kedalaman yang tidak jauh/di dalam,
pipa gunung api. Contoh: granit, porfir, diorit porfirit.
3) Batuan beku luar/lelehan
Pembekuan terjadi pada permukaan bumi. Contoh: basalt, andesit, batu apung

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 13


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 8. Batuan Beku Luar


Sumber : Modul Litosfer 1 Quiper Geografi

b. Batuan sedimen
Batuan ini terjadi dari batuan beku lapuk yang terlepas karena pengaruh gaya
mekanis, kimiawi atau organis. Batuan ini mengalami pemindahan melalui tenaga
angin, air, atau es dan diendapkan di tempat lain.
1) Bila dilihat dari perantaranya, batuan ini terbagi menjadi 3 yaitu:
a) Batuan sedimen aeris/aeolis: terbentuk oleh angin. Contoh: tanah los, tanah
tuff, tanah pasir di gurun
b) Batuan sedimen glasial: terbentuk oleh es. Contoh: morena.
c) Batuan sedimen aquatis: terbentuk oleh air. Contoh: breksi, konglomerat, batu
pasir.
2) Bila dilihat dari tempat pengendapannya:
a) Batuan sedimen lakustre (danau). Contoh: tuff danau, tanah liat danau.
b) Batuan sedimen kontinental (daratan). Contoh: tanah los, tanah gurun pasir.
c) Batuan sedimen marine (laut). Contoh: lumpur biru di pantai, endapan radiolaria,
lumpur merah.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 14


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 9. Batuan Sedimen Marine


Sumber : Modul Litosfer 1 Quiper Geografi

3) Bila dilihat dari materi batuannya :


a) Sedimen klastis: materi berupa batuan/butir-butir mineral. Contoh: konglomerat,
breksi, batu pasir.

Gambar 10. Batuan Sedimen Klastis


Sumber : Modul Litosfer 1 Quiper Geografi

b) Sedimen khemis/kimiawi : endapannya berupa larutan. Contoh: batu kapur,


diatomit, gips.
c) Sedimen organis: berupa sisa hewan/tanaman dalam fosil. Contoh: batu kapur
tahan fosil, radiolarit.

c. Batuan metamorf
Batuan metamorf terbentuk karena perubahan suhu dan tekanan yang tinggi. Batuan
ini dibedakan atas beberapa faktor berikut :
1) Batuan Metamorf Kontak (Geotermal)
Pembentukan batuan ini disebabkan oleh suhu yang tinggi dengan waktu yang
lama. Contoh: marmer dari batu kapur menjadi marbel, marmer, atau pualam, dari

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 15


GEOGRAFI | REVISI 2018

batu granit menjadi intan, azurit (permata biru tua), dari batu fluvium menjadi
topaz (permata kuning), dan lain-lain.

Gambar 11. Batuan Metamorf Kontak


Sumber : Modul Litosfer 1 Quiper Geografi

2) Batuan Metamorf Dinamo


Pembentukan batuan ini disebabkan oleh tekanan yang tinggi yang berasal dari
endapan yang tebal di atasnya. Contoh : dari batu pasir menjadi kuarsa, sari
batu lempung menjadi batu sabak, batu tulis (slate).

Gambar 12 : Batuan Kuarsa


Sumber : Modul Litosfer 1 Quiper Geografi

3) Batuan Metamorf Dinamo Termal


Pembentukan batuan ini disebabkan oleh tekanan yang besar, suhu yang tinggi,
dengan waktu yang lama. Tekanan dan suhu yang tinggi terjadi bila ada pelipatan
dan geseran waktu yang menyebabkan terbentuknya pegunungan. Contoh : dari
batu granit menjadi gneiss, dari batu kuarsa menjadi kuarsit, dari batubara muda
menjadi antrasit. Apabila dalam proses pembentukannya disusupi oleh unsur
batuan lain disebut batuan metamorf pneumatolitik. Misalnya kuarsa yang
disusupi barium menghasilkan batu permata turmalin, juga unsur

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 16


GEOGRAFI | REVISI 2018

penambahannya flurium akan menghasilkan topas.

Gambar 13. Proses Pembentukan Batuan Metamorf


Sumber : Modul Litosfer 1 Quiper Geografi

2. Pergerakan Lempeng
Setelah kita pelajari batuan penyusun lapisan litosfer, sekarang kita akan membahas
tentang lempeng. Lempeng bumi merupakan bagian dari litosfer sebagai lapisan terluar
dari permukaan bumi yang memiliki struktur padat dan keras karena terdiri atas berbagai
batuan dan tanah. Tahukah kamu bahwa lempeng itu terus bergerak? Bagaimana
pergerakan lempeng tersebut? Lempeng tersebut dapat bergerak dengan beberapa arah,
yaitu :

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 17


GEOGRAFI | REVISI 2018

a. Konvergen
- yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik.
- Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa :
 antara lempeng benua dan benua, terjadi ketika salah satu lempeng benua
menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena keduanya adalah lempeng
benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam
masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan
mengeras dan menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain
range).

Gambar 14. Gerak Konvergen antar Lempeng Benua


Sumber : https://imas94.wordpress.com/2011/10/08/teori-lempeng-tektonik-geografi/

 Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua
disebut zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng
benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya Dataran Tinggi Tibet dan
pegunungan lipatan muda Himalaya yang merupakan pegunungan tertinggi di
dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest, tumbukan lempeng Italia
dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya jalur Pegunungan Alpen.
 Antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra, lempeng samudra akan
tertekuk ke bawah dengan sudut 45º atau lebih, menyusup ke bawah blok benua
menuju atenosfer. Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan
lempeng dasar samudra, disebut zona subduksi (subduction zone),
contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar
Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan
tumbukan antara Lempeng Nazca dengan lempeng Amerika Selatan sehingga
daerah tubrukan pada sisi lempeng Amerika Selatan naik, menciptakan

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 18


GEOGRAFI | REVISI 2018

pegunungan Andes. di Indonesia, pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan


Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur
gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti
Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan
Jawa Utara.

Gambar 15. Gerak Konvergen antara Lempeng Benua dan Samudera


Sumber : https://imas94.wordpress.com/2011/10/08/teori-lempeng-tektonik-geografi/

 Antara lempeng samudera dan lempeng samudera, terjadi ketika salah satu
lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya, menyebabkan
terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang pararel terhadap
parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang
timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic
island chain). Contoh : Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau
vulkanik dari proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng
Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.

Gambar 16. Gerak Konvergen antara Lempeng Samudera dan Samudera


Sumber : https://imas94.wordpress.com/2011/10/08/teori-lempeng-tektonik-geografi/
MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 19
GEOGRAFI | REVISI 2018

 Fenomena yang dihasilkan dari gerak konvergen :


 lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua
 terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut
 pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
 terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi
 daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
 penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng
 timbunan sedimen campuran/melange

b. Divergen
- yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik
- Zona berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona
divergen (zona sebar pisah).
- Pada batas pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang baru atau lantai samudra
baru karena naiknya materi dari lapisan mantel ( magma ) ke permukaan bumi dan
membeku sehingga membentuk punggung laut atau tanggul dasar samudra.

Gambar 17. Gerak Divergen


Sumber : http://januarmalinbandaro.blogspot.co.id/2012/11/bumi.html

- Fenomena yang terjadi :


 Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya
 Pembentukan tanggul dasar samudera (mid ocean ridge) di sepanjang tempat
perenggangan lempeng-lempeng tersebut
 Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal
(lava bantal) dan hamparan leleran lava encer
 Aktivitas gempa

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 20


GEOGRAFI | REVISI 2018

- Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor
spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan
terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng
yang saling menjauh tersebut.
- Contoh : Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) yang merupakan rangkaian
pegunungan bawah air membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra
Atlantik sampai selatan Afrika, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua
Amerika,

c. Sesar Mendatar (Transform)


- yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik.
- Zona berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut zona
Sesar Mendatar (zona transform).

Gambar 18. Gerak Transform (berpapasan)


Sumber : http://januarmalinbandaro.blogspot.co.id/2012/11/bumi.html

- Terjadi pergeseran dua lempeng dengan arah yang berlawanan


- Pergeseran tidak menimbulkan penghilang atau pemunculan kerak bumi, tetapi
akan terjadi patahan ( sesar )
- Gerakan ini akan menimbulkan terjadi gempa tektonik yang lemah

- Contohnya gesekan antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan


Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang
membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara
sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 21


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 20. Pergerakan Lempeng Dunia


Sumber : http://lempengbumi.blogspot.co.id/

Terdapat 6 lempeng utama di permukaan bumi, yaitu :


- Lempeng Amerika, terdiri dari Amerika Utara dan Selatan serta setengah dasar
Samudra Atlantik bagian barat.
- Lempeng Afrika, terdiri dari Afrika dan sebagian besar dasar samudra sekitarnya.
- Lempeng Eurasia, terdiri dari Eropa, Asia dan dasar laut disekitarnya
- Lempeng Antartika, terdiri dari Antartika dan laut disekitarnya
- Lempeng India-Australia, terdiri dari India, Australia dan semua dasar laut diantara
lempeng-lempeng itu.
- Lempeng Pasifik, mendasari samudra Pasifik

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 22


GEOGRAFI | REVISI 2018

KEGIATAN BELAJAR 3
BENTUK MUKA BUMI AKIBAT TENAGA ENDOGEN

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan bentukan alam yang diakibatkan oleh tenaga
endogen serta pengaruhnya terhadap kehidupan.

B. Uraian Materi
Setelah mempelajari siklus batuan serta pergerakan lempeng pada kegiatan belajar
sebelumnya, pada kegiatan belajar kali ini kita akan membahas tentang bentukan bumi
yang diakibatkan oleh adanya gerak lempeng tersebut.
Pembentukan bumi yang dapat kita lihat disekitar kita, seperti danau, gunung, lembah,
sungai, rawa, dan lainnya dipengaruhi oleh tenaga geologi. Tapi sebelumnya apasih
geologi itu?
Geologi adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kebumian yang berkaitan dengan
planet bumi, baik komposisi, sifat fisik, sejarah, komposisi, maupun proses
pembentukannya. Nah, kalau begitu tenaga geologi apa dong ? Tenaga geologi adalah
tenaga yang dapat mengubah bentuk permukaan bumi atau membentuk relief muka bumi.
Tenaga geologi ini dapat dibedakan atas tenaga endogen dan tenaga eksogen. Pada
kegiatan belajar ini, kita akan fokus membahas bentuk muka bumi akibat tenaga
endogen. Yuk, simak dengan saksama yaa!
Tenaga endogen merupakan bagian dari tenaga geologi yang berasal dari dalam bumi
dan bersifat membentuk muka bumi. Berikut adalah bentang alam yang terbentuk akibat
tenaga endogen :

1. Vulkanisme
Vulkanisme (kegunungapian) adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya
magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batuan dalam keadaan cair, liat,
dan sangat panas. Gunung api adalah tempat di permukaan bumi yang pernah/masih
mengeluarkan magma. Ada banyak macam-macam gunung api, diantaranya :
 Berdasarkan proses terbentuknya, ada 3 macam gunung api, seperti berikut:

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 23


GEOGRAFI | REVISI 2018

a. Gunung api maar


Bentuknya seperti danau kecil/danau kawah, dan terjadi karena letusan yang
hebat. Akibat letusan terbentuklah corong yang dikelilingi oleh tebing. Contoh:
gunung Lamongan, gunung bromo di Jawa Timur
b. Gunung api kerucut/strato
Bentuknya kerucut dan terjadi karena letusan dan lelehan yang bergantian. Di Indo-
nesia banyak terdapat gunung api jenis ini. Contoh : gunung merapi, gunung
papandayan
c. Gunung api perisai (tameng)
Lerengnya agak landai berbentuk perisai. Gunung api ini hanya terdiri dari
lapisan-lapisan lava saja, karena lava yang keluar dari gunung api hanya berupa
lava yang cair sekali, sehingga dapat mengalir jauh menuruni lereng, kemudian
mengalami pembekuan. Contoh: gunung Mauna Loa di Hawaii.

Kuat lemahnya letusan gunung api tergantung dari tekanan gas, kedalamam dapur
magma, luasnya dapur magma, dan sifat magma.
 Berdasarkan aktivitas gunung apinya, terbagi atas:
a. Gunung api aktif : Masih bekerja, sering berasap, sering terjadi gempa dan
letusan.
b. Gunung api mati : Gunung yang sejak tahun 1600 tidak meletus lagi.
c. Gunung api istirahat : Gunung yang sewaktu-waktu meletus kemudian
beristirahat.
 Berdasarkan tipe letusannya, gunung api dibedakan atas :
a. Tipe Hawai
Magma sangat cair, tekanan gasnya rendah, berasal dari dapur magma yang

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 24


GEOGRAFI | REVISI 2018

dangkal. Contoh: Gunung Kilaulea dan Maona Loa di Hawaii.


b. Tipe Stromboli
Erupsi tidak terlalu eksplosif, magma cair dengan tekanan gas sedang, dan berasal
dari dapur magma yang agak dalam. Contoh: Gunung Vesuvius di Italia dan Gunung
Raung di Jawa Timur.
c. Tipe Vulkano
Magma kental dengan tekanan gas sedang sampa tinggi, berasal dari magma yang
dangkal sampai agak dalam. Contoh: Gunung Etna di Italia dan Gunung Semeru di
Jawa Timur.
d. Tipe Perret
Mempunyai ledakan yang sangat dahsyat disertai material yang menyembur karena
tekanan gas yang tinggi.
Contoh: Gunung Krakatau di
Selat Sunda.
e. Tipe Merapi
Magma kental dan mengalir
perlahan karena tekanan
gasnya yang rendah sehingga
membentuk sumbat kawah.
Akibatnya tekanan gas makin
kuat hingga kawah terangkat
dan pecah yang disertai
keluarnya awan panas.
Contoh: Gunung Merapi di
Gambar 22 . Tipe Letusan Gunung Api
Jawa Tengah.
Sumber : http://zonegeologi.blogspot.com/2013/09/tipe-
f. Tipe St. Vincent letusan-gunung-api.html
Magma kental dengan
tekanan gas sedang, berasal dari dapur magma yang dangkal. Contoh: Gunung Kelud
di Jawa Timur dan Gunung St. Vincent di kepulauan Antiles.
g. Tipe Pelee
Magma kental dengan tekanan gas yang tinggi, berasal dari dapur magma yang
dalam. Contoh: Gunung Pelee di Amerika Tengah.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 25


GEOGRAFI | REVISI 2018

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tipe letusan gunung api antara lain derajat
kekentalan magma, tekanan gas magnetik, dan kedalaman dapur magma. Setelah
membahas macam-macam gunung api, kita akan bahas gejala dari vulkanisme ini. Gejala
vulkanisme merupakan peristiwa yang muncul pada gunung api aktif. Gejala ini dapat
dibedakan menjadi dua lho, yaitu :
 Intrusi magma :
Terobosan magma ke dalam litosfer tetapi belum sampai pada permukaan bumi.
Akibat adanya intrusi magma, terjadi bermacam-macam bentukan seperti berikut:
 Sill : magma yang masuk di antara dua lapisan bahan sedimen dan membeku,
bantuknya pipih.
 Lakolit : magma yang masuk di antara batuan sedimen menekan ke atas, bagian
atas cembung, bawah datar.
 Batolit : magma yang menembus lapisan batuan dan membeku di tengah jalan.
 Intrusi korok (gang) : magma yang menyusup menerobos lapisan batuan.
 Apofisis : semacam intrusi korok, namun lebih kecil, merupakan cabang dari gang.
 Diatrema : magma (batuan) yang mengisi pipa letusan (pipa kawah).

Gambar 23. Bagian Intrusi Magma


http://pages.geo.wvu.edu/

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 26


GEOGRAFI | REVISI 2018

 Ekstrusi magma :
Peristiwa menyusupnya magma ke permukaan bumi yang menyebabkan
terjadinya gunung api. Ekstrusi (erupsi) dapat berlangsung secara eksplosif
(ledakan) maupun effusif (tanpa ledakan). Dilihat dari bentuknya, erupsi terdiri atas
tiga jenis.
 Erupsi sentral, yaitu gerakan magma yang keluar dari saluran magma.
 Erupsi linier, adalah erupsi yang terjadi pada lubang yang berbentuk celah yang
memanjang.
 Erupsi areal, adalah erupsi yang terjadi melalui lubang yang besar karena
dapur magma letaknya dekat sekali dengan permukaan bumi.

Ketika gunung api erupsi, ada beberapa bahan yang dikeluarkan oleh gunung api,
diantaranya :
 Bahan efflata yang berupa bahan padat, seperti bom, lapili (kerikil)
 Bahan cair, seperti lava, lahar panas, lahar dingin.
 Bahan ekshalasi yang berupa gas, seperti solfatar (gas belerang), fumarol (uap air),
mofet (gas asam arang).

Demikianlah bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung api ketika meletus. Nah,
sebelum meletus, ada beberapa tanda yang ditunjukkan oleh gunung api yang dapat
kita jadikan acuan untuk menyelamatkan diri, diantaranya :
 Suhu di sekitar gunung naik
 Mata air menjadi kering
 Sering mengeluarkan suara gemuruh dan kadang-kadang disertai getaran gempa
 Tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu, dan binatang di sekitar gunung
bermigrasi.
Selain sebelum meletus, gunung api juga meninggalkan tanda-tanda setelah terjadinya
letusan, seperti :
 Terdapatnya sumber air panas yang banyak mengandung mineral, terutama
belerang seperti di Ciater dan Cipanas Jawa Barat serta Batu Raden Jawa Tengah
 Terdapatnya geyser, yaitu semburan air panas yang keluar secara berkala dari
celah-celah batuan, seperti di Cisolok (Sukabumi, Jawa Barat), The Old Faithfull
Geyser di Taman Nasional Yellow Stone (USA)

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 27


GEOGRAFI | REVISI 2018

 Terdapatnya ekshalasi (sumber gas) berupa fumarola (sumber uap air dan zat
lemas), solfatar (sumber gas belerang), dan mofel (sumber gas asam arang).
Letusan gunung api dikategorikan sebagai salah satu jenis bencana. Meskipun
demikian, letusan gunung api juga memberikan beberapa keuntungan bagi daerah
sekitarnya loh, seperti :
 Munculnya geyser (mata air panas)
 Menyuburkan tanah.
 Menjadi penangkap hujan.
 Material-material yang dikeluarkan dapat menjadi bahan bangunan.
 Letak mineral lebih dekat dengan permukaan.
 Menjadi tempat wisata/sanatorium.

2. Seisme/Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang merambat ke mana-mana yang
disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Berdasarkan intensitasnya, gempa dapat
dibedakan atas macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan microseisme,
gempa yang intensitasnya kecil. Sedangkan menurut penyebab terjadinya, gempa
dibedakan atas :
- Gempa runtuhan, terjadi karena runtuhnya tanah.
- Gempa vulkanis, terjadi karena letusan gunung api.
- Gempa tektonik, terjadi karena pergeseran lapisan batuan di dalam bumi.

Gempa merupakan sebuah getaran, dan setiap getaran pasti memiliki gelombang.
Gelombang gempa dapat dibedakan atas :
a. Gelombang longitudinal : gelombang yang merambat dari hiposentrum melalui bumi
dengan kecepatan 7-14 km/detik. Disebut dengan gelombang primer.
b. Gelombang transversal: gelombang yang merambat dari hiposentrum dengan
kecepatan 4-7 km/detik. Disebut dengan sekunder.
c. Gelombang permukaan/panjang: gelombang gempa yang dirambatkan dari
episentrum dengan kecepatan 3,5 - 3,9 km/detik.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 28


GEOGRAFI | REVISI 2018

Btw, sebelum kita lanjut, kalian tahu tidak apa itu hiposentrum dan episentrum?
Hiposentrum merupakan pusat gempa yang ada di dalam bumi, sedangkan
episentrum merupakan pusat gempa di permukaan bumi. Jika kalian pernah mendengar
atau melihat berita bencana gempa, dijamin nggak bakal asing deh dengan kata-kata
tersebut. Setiap aktivitas seisme, kita dapat tentukan jarak episentrumnya loh, dengan
menggunakan rumus Laska berikut:

 = ((S - P) – 1’) x 1 megameter


Ket :
 = jarak episentrum
P = gelombang primer
S = gelombang sekunder
1 megameter = 1.000 km

Selain itu, kalian pasti pernah merasakan gempa kan ? Ada yang kuat, sedang
bahkan lemah. Intensitas kekuatan gempa ini dapat diketahui dengan menggunakan
Skala Richter dan Skala Mercalli. Sedangkan alat pencatat gempanya adalah
seismograf.

Nanti, jika semua fenomena yang berhubungan dengan gempa sudah dicatat,
biasanya para ahli akan menyajikannya dalam bentuk peta. Pada peta gempa, ada
beberapa garis yang masing-masingnya memiliki makna tersendiri, seperti :
- Homoseista : garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa
pada waktu yang sama.
- Isoseista : garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa
dengan intensitas yang sama.
- Pleistoseista : gempa yang mengelilingi daerah yang mendapat kerusakan
terhebat dari gempa.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 29


GEOGRAFI | REVISI 2018

3. Tektonisme
Diatropisme/tektonisme/tektogenese adalah gerakan perubahan letak lapisan
permukaan bumi secara perlahan, baik vertikal maupun horizontal. Menurut
kecepatannya gerakan ini dibedakan:
 Epirogenetik adalah gerak lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam
waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik dibedakan
menjadi 2, yaitu:
a) Epirogenetik positif : gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut tampak
naik. Contoh : tenggelamnya Benua Gondwana, tenggelamnya daratan
Atlantis.
b) Epirogenetik negatif: gerak naiknya daratan sehingga permukaan laut tampak
turun. Contoh: naiknya P. Timor dan Buton, naiknya pantai Skandinavia.

Gambar 24 : Epirogenesa Positif dan Epirogenesa Negatif


Sumber : www.e-dukasi.net

 Orogenetik adalah gerak yang relatif lebih cepat daripada gerak epirogenetik dan
meliputi daerah yang sempit. Contoh : terbentuknya lipatan pegunungan muda Sirkum
Pasifik. Gerak orogenetik atau orogenesa ini dapat menyebabkan terjadinya :
a. Lipatan (Folds)
Struktur batuan akan mengalami pelipatan jika terkena suatu tekanan yang lemah,
berlacagsung terus-menerus dan dalam waktu yang lama. Bagian puncak lipatan
disebut antiklilnal, sedangkan lembah lipatan disebut sinklinal.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 30


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 25. Bagian Lipatan


Sumber : Pendukung Modul Geografi Tektonisme-Litosfer,
Iswahyudiharto

Daerah pegunungan lipatan biasanya dihasilkan oleh tekanan horizontal dari arah
yang berlawanan yang puncaknya mengalami pelipatan kecil-kecil. Ada 4 macam
lipatan, berdasarkan sumbu lipatannya:
- Lipatan tegak
- Lipatan miring
- Lipatan menggantung
- Lipatan reba
- Lipatan isoklinal
- Lipatan rebah berpindah menjadi sesar sangkup

Gambar 26. Macam-macam Lipatan


Sumber : http://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-lipatan

b. Patahan (Fault)
Struktur batuan mengalami patahan jika terjadi tekanan yang kuat melampaui
titik patah batuan dan berlangsung sangat cepat. Daerah sepanjang patahan

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 31


GEOGRAFI | REVISI 2018

biasanya merupakan pusat gempa bumi karena selalu mengalami pergeseran.

Gambar 27. Bagian Patahan


Sumber : Pendukung Modul Geografi Tektonisme-Litosfer,
Iswahyudiharto

Bentuk permukaan bumi akibat patahan :


- Graben atau slerik (tanah turun) yaitu suatu depresi yang berbentuk antara dua
patahan sehingga blok batuan yang berada di tengah kedua patahan
mengalami penurunan
- Horst (tanah naik), yaitu jika bagian di antara dua patahan mengalami
pengangkatan lebih tinggi dari daerah sekitarnya
- Fault scrap yaitu dinding terjal (cliff) yang dihasilkan oleh patahan dengan salah
satu blok bergeser ke atas menjadi lebih tinggi.
- Retakan (joint) yaitu struktur retakan terjadi karena pengaruh gaya renggangan
sehingga batuan retak-retak, tetapi masih bersambung. Retakan biasanya
ditemukan pada batuan yang rapuh di daerah puncak antiklinal, dikenal
dengan nama tectonic joint.

Gambar 26. Patahan Semangko di Pulau Sumatera


Sumber : https://www.itiakladomudo.com/ngarai-sianok.html

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 32


GEOGRAFI | REVISI 2018

c. Pelengkungan (warping)
Gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah akan menghasilkan perubahan
struktur lapisan yang semula horizontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke
atas akan membentuk kubah, sedangkan jika melengkung ke bawah akan
membentuk cekungan (basin).

d. Sesar
Patahan ini terjadi akibat adanya gerak horizontal yang tidak frontal. Ada dua
macam sesar, yaitu:
- Dekstral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu, potongan sesarlainnya di
depan kita bergeser ke kanan
- Sinistral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu, potongan sesar lainnya di
depan kita bergeser ke kiri

e. Fleksur
Fleksur adalah bentuk pergeseran vertikal yang merupakan peralihan dari bentuk
lipatan ke patahan.

f. Block Mountain
Block mountain adalah kumpulan pegunungan-pegunungan patahan, di dalamnya
terdapat bermacam-macam bentuk horst, slenk, dan sebagainya.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 33


GEOGRAFI | REVISI 2018

KEGIATAN BELAJAR 4
BENTUK MUKA BUMI AKIBAT TENAGA EKSOGEN

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan bentukan alam yang diakibatkan oleh tenaga eksogen
serta pengaruhnya terhadap kehidupan.

B. Uraian Materi
Bagaimana guys, sudah tahukan bentukan muka bumi apa saja yang diakibatkan oleh
tenaga endogen? Nah, kali ini kita akan bahas, bentukan muka bumi yang diakibatkan
oleh tenaga geologi lainnya, yaitu tenaga eksogen. Masih ingat nggak, apa itu tenaga
eksogen ? Yup, benar sekali, tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi
dan bersifat merusak. Tenaga eksogen mempunyai pengaruh yang besar terhadap
terbentuknya bentang alam di permukaan bumi. Sekeras apapun bentukan muka bumi
yang sudah dibentuk oleh tenaga endogen, nyatanya dapat dihancurkan oleh tenaga
eksogen. Berikut adalah bagian dari bentukan muka bumi akibat tenaga eksogen :

1. Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perusakan dan penghancuran massa batuan yang
disebabkan oleh pengaruh cuaca, angin, maupun organisme. Berdasarkan proses
terjadinya, pelapukan dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Pelapukan fisis (mekanis):
Pada pelapukan ini batuan mengalami perubahan/perusakan fisik. Pelapukan ini
dapat terjadi karena perbedaan perbedaan temperatur yang ekstrem, pembekuan air
tanah, mengkristalnya air garam, dan adanya gerakan air.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 34


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 29. Pelapukan Fisis/Mekanik


Sumber : http://rodanasciencias.blogspot.co.id/2016/11/la-accion-del-hielo.html

b. Pelapukan kimiawi
Pelapukan kimiawi merupakan proses penghancuran massa batuan yang disertai
perubahan struktur kimia batuan. Pelapukan ini terjadi karena adanya pelarutan.
Pelapukan kimiawi dapat ditemukan di daerah kapur.

Gambar 30. Pelapukan Kimiawi


Sumber : http://budisma.net/2015/04/jenis-jenis-pelapukan-fisika.html

Bantukan-bentukan muka bumi yang terjadi akibat pelapukan kimiawi antara lain:
- Karren : lubang-lubang di daerah kapur
- Ponor : lubang-lubang di daerah kapur yang berupa doline atau pipa karst.
- Doline : lubang yang berbentuk corong.
- Pipa karst : lubang kecil yang dinding dalamnya tegak.
- Uvala : lubang doline yang besar.
- Polye : deretan doline-doline besar.
- Sungai di bawah tanah.
- Gua-gua kapur. Dalam gua-gua kapur biasanya terdapat stalaktit dan stalakmit.
Stalaktit adalah endapan batu kapur yang berbentuk kerucut yang bergantung di
atap gua. Sedangkan stalakmit adalah endapan batu kapur yang terdapat di
dasar gua.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 35


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 31. Stalaktit dan Stalagmit


Sumber : https://ringkasanbukugeografi.blogspot.co.id/2015/12/tenaga-eksogen.html

c. Pelapukan Organis
Pelapukan yang terjadi karena organisme, misalnya disebabkan oleh tumbuhan,
hewan ataupun manusia. Contoh: proses penghancuran batuan yang dilakukan oleh
akar tanaman atau lumut yang menempel pada batuan.

Gambar 32. Pelapukan Organis


Sumber : http://smpn5muaraenim.blogspot.co.id

2. Erosi
Erosi atau pengikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan secara alamiah oleh
tenaga pengangkut yang ada di permukaan bumi, antara lain oleh angin dan air. Erosi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Iklim
Faktor iklim yang besar pengaruhnya terhadap erosi tanah adalah hujan. Butir-butir
air hujan dapat mengikis permukaan tanah dan dihanyutkan oleh aliran permukaan.
b. Tanah
Faktor tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur tanah, struktur tanah,
infiltrasi, kandungan bahan organik

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 36


GEOGRAFI | REVISI 2018

c. Topografi
Pada lahan yang datar, percikan air dapat melebarkan partikel tanah ke segala arah,
sedangkan pada lahan yang miring partikel tanah banyak yang terlempar ke arah
bawah sesuai dengan kimiringan lereng.
d. Vegetasi
Vegetasi penutup tanah berfungsi menahan jatuhnya air hujan langsung ke tanah
dan menahan kecepatan aliran permukaan.
e. Campur tangan manusia
Kegiatan manusia yang kurang bijaksana dalam mengelola hutan dan mengolah
lahan berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan, terutama terjadinya erosi.
Contoh: penebangan hutan secara liar menyebabkan terjadinya banjir bandang di
beberapa wilayah di Indonesia.

Setelah tahu apa saja yang menjadi faktor pendorong terjadinya erosi, sekarang kita
akan bahas macam-macam erosi, yaitu :
a. Ablasi
Ablasi atau erosi air sungai merupakan suatu proses pengikisan tanah di sekitar aliran
air. Kecepatan air, banyaknya air, dan pasir yang diangkut dalam air dapat
mempengaruhi cepat lambatnya pengikisan. Aliran dari air sungai yang terus menerus
mengikis permukaan atau sisi-sisi sungai akan berdampak pada terbentuknya
ngarai, jurang, maupun lembah. Erosi yang kemungkinan bisa terjadi sepanjang aliran
sungai adalah :
 Erosi mudik. Adalah pengikisan yang terjadi pada dinding air terjun dan lama
kelamaan akan mempengaruhi letak air terjun jadi mundur ke hulu.
 Erosi tebing sungai. Adalah pengikisan dinding sungai yang berdampak pada
meluasnya lembah.
 Erosi badan sungai. Adalah pengikisan yang terjadi di dalam badan sungai dan
berdampak pada sungai yang makin dalam.

Berdasarkan tingkatan/tahapan kerusakan tanah yang terkikis, dapat dibagi menjadi :


 Erosi percik (Splash Erosion)
Erosi percik yaitu pengikisan yang terjadi saat percikan air jatuh ke tanah. Misalnya
ketika terjadi hujan yang mengikis tanah sedikit demi sedikit.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 37


GEOGRAFI | REVISI 2018

 Erosi saluran
Adalah saat air lewat tanah yang lebih rendah dan menghasilkan cekungan. Air yang
mengalir dan terus mengikis tanah akan membentuk alur air (rill) atau erosi alur/rill
erosion, selanjutnya apabila prosesnya lama akan terbentuk parit (gully) atau erosi
parit/gully erosion.
 Erosi lembar (Sheet Erosion)
Erosi lembar adalah proses pengikisan lapsan tanah paling atas dan tipis sehingga
ketebalan tanahya berkurang. Ciri erosi lembar :
- Air yang mengalir di permukaan tanah berwarna keruh (kuning kecokelatan).
- Warna tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi lebih pucat.
- Terdapat bercak-bercak di permukaan tanah.
- Kesuburan tanah berkurang karena banyak unsur hara yang hilang.

Bentang alam hasil dari ablasi antara lain :


 Oxbow lake (danau tapal kuda). Adalah danau yang terjadi dari sungai yang
dahulu belok, lalu menerobos.
 Meander adalah sungai berliku yang lama-lama dapat membentuk oxbow lake
b. Abrasi
Abrasi yang biasa disebut dengan erosi gelombang laut atau erosi marin adalah proses
pengikisan pantai oleh gelombang laut. Penyebab abrasi adalah permukaan air laut
yang naik, dikarenakan mencairnya es di kutub. Sehingga berdampak pada pengikisan
daerah permukaan yang lebih rendah. Abrasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Diantaranya adalah besar atau kecilnya gelombang laut dan cepat lambat
gelombang tersebut. Sementara kekuatan abrasi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
besar kecil gelombang laut, tingkat kekerasan batuan (makin keras batu, kian tahan
terhadap abrasi), dalamnya laut pada muka pantai (semakin dalam, kekuatan abrasi
makin besar), banyaknya materi yang dibawa oleh gelombang (banyaknya materi yang
sebagian besar berupa pasir atau kerikil akan menambah kekuatan abrasi jadi kian
besar juga). Bentang alam hasil dari abrasi antara lain :
 Cliff (tebing pantai)
Merupakan pantai yang mempunyai batuan keras juga terjal dan curamnya
pegunungan. Tebing bagian bawah yang lama kelamaan mengikis akan
membentuk wave cut platform. Termasuk cekungan yang terbentuk di dinding cliff

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 38


GEOGRAFI | REVISI 2018

atau disebut relung


 Cave, arch, stack, stump
Cave atau sebutan gua yang ada di tebing pantai, apabila terobosan gua sampai
dua sisi tebing akan jadi arch, arch yang terkena pengikisan atau erosi dan
menyisakan tiang yang jauh dari cliff akan membentuk stack, sementara jika stack
mengalami erosi dan gugur masuk ke bawah air laut dinamakan stump.
 Dataran abrasi. Adalah wilayah dataran yang sudah terkena abrasi dan dapat dilihat
secara jelas saat air laut surut
c. Eksharasi
Eksharasi dinamakan juga dengan erosi es atau gletser. Pengikisan ini disebabkan
oleh es yang mencair atau gerakan lapisan es. Batuan yang terkikis akan masuk ke
bawah dan akhirnya mengendap. Materi yang mengendap disebabkan terjadinya erosi
es atau gletser disebut dengan morena. Bentang alam hasil dari eksharasi adalah fyord
atau wilayah pantai yang menjorok ke darat, sekelilingnya ada tebing curam dan
terbentuk karena erosi es/gletser saat jaman es.
d. Deflasi/Korosi
Deflasi atau korosi disebut juga dengan erosi angin. Erosi ini terjadinya kebanyakan di
daerah gurun. Pengikisan pasir oleh angin dan membuat pasir itu mengendap akan
membentuk bukit pasir. Angin pun akan mengikis bebatuan yang ia lewati. Hasil dari
deflasi adalah tanah loess yang terdapat di daerah Cina Utara. Ini hasil deflasi yang
berasal dari gurun Gobi.

Gamber 33. Bentuk muka bumi akibat erosi.


http://ips-abi.blogspot.com/2012/10/tenaga-eksogen.html

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 39


GEOGRAFI | REVISI 2018

Erosi tanah dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan tanah. Ciri-ciri tanah
yang tingkat kesuburan tanahnya menurun adalah partikel-partikel tanahnya hanyut
terjadi perubahan struktur tanah, kapasitas infiltrasi menurun, terjadi perubahan profil
tanah, unsur hara lenyap.

3. Mass wasting
Mass wasting (tanah bergerak) adalah perpindahan massa batuan atau tanah karena
pengaruh gaya berat. Bentuk-bentuk mass wasting antara lain:
- Tanah longsor (land slide).
- Tanah amblas atau ambruk (subsidence)
- Tanah nendat (slumping) yaitu proses longsoran tanah yang gerakannya terputus-
putus sehingga hasilnya memperlihatkan bentuk teras.
- Tanah mengali (earth flow) yaitu gerakan tanah jenuh air pada lereng-lereng yang
landai.
- Lumpur mengalir (mud flow) yaitu sejenis tanah mengalir dengan kadar air yang
tinggi.
- Rayapan tanah (soil creep) yaitu gerakan tanah lambat pada lereng yang landau

4. Sedimentasi
Sedimentasi adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga
media pengangkutnya berkurang. Proses pengendapan ini dapat dilakukan oleh air,
angin, dan es.
Material yang terbawa oleh erosi setelah menempuh jarak tertentu akan diendapkan,
lama-kelamaan membentuk batuan sedimen. Berdasarkan tenaga alam yang
membentuknya, batuan sedimen diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
 Sedimen aquatis (air)
Sedimentasi ini juga disebut sedimentasi fluvial, karena banyak terjadi di aliran
sungai. Ciri-ciri fluvial: makin ke hilir makin kecil butiran batuan yang diendapkan,
pada bagian hulu batuan yang diendapkan berupa bongkahan besar dengan
sudut runcing, di bagian tengah sungai batuan yang diendapkan batuan gulung
berbentuk bulat, di bagian muara sungai yang diendapkan berupa pasir halus dan
lumpur. Bentukan endapan fluvial antara lain delta (endapan di muara sungai)
dan bantaran sungai (endapan di tengah-tengah badan sungai).

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 40


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 34. Bentukan hasil sedimen aquatic


Sumber : http://sapakabar.blogspot.com/2015/02/pengertian-dan-jenis-
sedimentasi.html

 Sedimen aeolis (angin)


Sedimentasi ini juga disebut sedimentasi terestrial, karena terjadi di daratan.
Bentukan alamnya berupa gumuk pasir (sand dunes), barkhan (gumuk pasir yang
bentuknya seperti bulan sabit), dan whale back (gumuk pasir yang memanjang).

Gambar 35. Sandunes


Sumber : http://sapakabar.blogspot.com/2015/02/pengertian-dan-jenis-
sedimentasi.html

 Sedimen marine (air laut)


Pengendapan terjadi di sepanjang pantai. Bentukan sedimentasinya antara lain:
gosong (timbunan pasir hasil pengikisan air laut) tombolo (gosong yang
menghubungkan pulau karang dan pulau utama), beach, (timbunan puing-puing
batu karang yang terdapat disekitar cliff sebagai akibat pemecahari gelombang air
laut), dan bar (gosong pasir di pantai arahnya memanjang sebagai hasil
pengerjaan arus laut).

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 41


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 36. Bentukan hasil sedimen marine


Sumber : http://sapakabar.blogspot.com/2015/02/pengertian-dan-jenis-
sedimentasi.html

 Sedimen glasial (es)


Sedimentasi es atau glasial atau gletser adalah pengendapan suatu material
pada suatu tempat oleh es. Beberapa bentang alam hasil sedimentasi es adalah,
bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba,
terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau
tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah.
Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U. Osar, yaitu
endapan es yang berbentuk punggung yang sempit dan panjang. Kame, yaitu
endapan es yang berbentuk seperti dataran tinggi. Drumlin, yaitu bukit – bukit
kecil yang berbentuk bulat panjang, sebagian terbentuk oleh moraine dasar dan
till plain, yaitu dataran hasil pengendapan es.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 42


GEOGRAFI | REVISI 2018

KEGIATAN BELAJAR 5
PERUBAHAN PEDOSFER

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan dinamika perubahan pedosfer dan pengaruhnya
terhadap kehidupan.

B. Uraian Materi
Pada modul sebelumnya kita sudah kupas tuntas materi tentang litosfer. Lapisan litosfer
yang merupakan batuan itu juga terdiri dari lapisan pedosfer. Apa sih pedosfer itu ?
Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas
permukaan bumi atau batuan/zat organik yang mengalami pelapukan. Tanah yang
terbentuk di permukaan bumi secara langsung ataupun tidak, berkembang dari bahan-
bahan mineral batuan. Melalui proses pelapukan, baik secara fisis maupun kimia
dibantu oleh pengaruh atmosfer, maka batu-batuan berdisintegrasi menghasilkan bahan
induk lepas, dan selanjutnya berkembang menjadi tanah. Ada beberapa faktor
pembentu tanha, yaitu :
 Iklim (terutama faktor curah hujan dan temperatur).
 Jasad hidup (terutama vegetasi memegang peranan yang besar).
 Bahan induk (jenis bahan induk menentukan sifat fisika dan kimia tanah).
 Topografi (mempengaruhi kondisi drainase dan permukaan air tanah).
 Waktu (lama waktu yang dibutuhkan tanah dalam pembentukan horizon tergantung
oleh faktor lain seperti iklim, sifat bahan induk, binatang dalam tanah dan topografi).

1. Jenis-jenis tanah di Indonesia


Indonesia memiliki beberap ajenis tanah yang tersebar tidak merata. Adapun jenis
tanah yang dimiliki Indonesia adalah :
 Tanah podzolik merah kuning
Terjadi karena pelapukan batuan yang mengandung kuarsa pada iklim basah.
Sifat tanah ini akan basah jika terkena air. Terdapat di pegunungan daerah Nusa
Tenggara.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 43


GEOGRAFI | REVISI 2018

 Tanah organosol
Terjadi dari bahan induk organik. Terdapat di daratan Timur Sumatra, pantai
Kalimantan bagian barat dan selatan, pantai Irian Jaya bagian barat dan selatan.
Tanah organosol yang terdapat di Jawa, pantai barat Sumatra dan pantai
Kalimantan mempunyai kandungan ursur hara yang tinggi.
 Tanah alluvial
Berasal dari endapan lumpur yang dibawa oleh sungai. Tanah ini sangat subur
dan baik untuk pertanian. Di Sumatra bagian timur, Jawa bagian utara, Kalimantan
bagian selatan dan tengah, dan Papua bagian selatan terdapat dataran aluvial
yang luas.
 Tanah kapur
Tanah ini berasal dari batuan kapur yang terdapat di pegunungan tua. Jenis tanah
ini tidak subur. Terdapat di Pegunungan Kendeng (Jawa Tengah), pegunungan
Sewu (Yogyakarta).
 Tanah vulkanis
Berasal dari pelapukan batu-batuan vulkanis, tanah ini sangat subur. Contoh:
tanah tuff di Lampung, Palembang, dan Sumatra Barat.
 Tanah pasir
Berasal dari batu pasir yang telah lapuk. Kadar airnya sangat sedikit. Terdapat di
pantai barat Sumatra, Jawa Timur, dan Sulawesi.
 Tanah humus
Terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Tanah ini sangat subur dan
warnanya hitam.
 Tanah Laterit
Tanah ini mengandung besi dan aluminium, tidak subur, dan warnanya merah.

2. Komponen dan horizon tanah


Tanah terdiri dari beberapa unsur/komponen. Komponen tanah terdiri atas mineral
(45%), bahan organik (5%), air (20-30%), dan udara (20-30%). Tanah mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh tekstur tanah,
permeabilitas tanah, solum tanah, kemiringan lereng, tingkat erosi, dan penyaluran air.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa
tanah, terutama fraksi-fraksi pasir, debu, dan lempung. Permeabilitas tanah adalah cepat

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 44


GEOGRAFI | REVISI 2018

atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui poripori tanah, baik ke arah horizontal
maupun vertikal. Solum tanah adalah ketebalan tanah diukur dari permukaan sampai
batuan induk. Solum tanah terdiri dari horizon. Adapun horizon tanah adalah lapisan-
lapisan tanah. Berikut adalah horizon pada tanah :

Gambar 37. Horizon Tanah


Sumber : http://farahatikahgeografitanah.blogspot.co.id/p/horizon-tanah.html
- Horizon O : lapisan yang didominasi oleh bahan organik.
- Horizon A : tanah mineral yang terbentuk pada tanah atas atau lapisan atas di
bawah lapisan O, yang menunjukkan hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur
batuan asli dan memperlihaatkan satu atau lebih sifat.
- Horizon E : tanah yang mengalami proses pelindian(leaching) maksimal, dicirikan
oleh warna yang lebih terang daripda horizon B yang terletak di bawahnya.
- Horizon B : mencirikan hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli
dan menunjukkan satu atau lebih sifat.
- Horizon C : lapisan bahan induk tanah.
- Horizon R : lapisan batuan induk misalnya granit, basalt, batugamping , batu pasir,
dll.

3. Warna tanah
Pernahkah Anda memperhatikan warna setiap tanah yang Anda temui ? Apkah semua
tanah berwarna sama ? Tentu tidak. Lantas, tahukah Anda apa yang membuat tanah
berbeda-beda warnanya ?
Tanah yang kita temui disekitar kita, berbeda-beda warnanya. Hal ini diakibatkan oleh
adanya ikatan senyawa organik yang terdapat dalam tanah. Adapun asal warna-warna
tanah itu antara lain:

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 45


GEOGRAFI | REVISI 2018

4. Erosi Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan


Tanah mempunyai peranan yang penting bagi manusia karena dapat digunakan untuk
tempat tinggal, tempat tumbuhnya tanaman, mengandung barang tambang, dan
tempat berkembangnya makhluk hidup. Tanah dapat mengalami kerusakan atau
degradasi, seperti hilangnya unsur hara dan bahan organik di daerah perakaran,
terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinasi), terkumpulnya unsur atau senyawa
yang menjadi racun bagi tanaman, penjenuhan tanah oleh air (water logging) dan erosi
tanah yang dapat disebabkan oleh tanah yang gundul, tanah yang miring yang tidak
dibuat teras-teras, tanah tidak dibuat tanggul penahan erosi, adanya penebangan liar dan
adanya penggembalaan liar.
Jika tanah sudah mengalami degradasi, maka kehidupan manusia pun akan
terganggu, hal ini berkaitan dengan kemampuan tanahnya. Jika tanahnya subur, maka
tanaman akan berkembang dengan baik. Tanah yang subur dicirikan dengan tekstur dan
struktur tanah yang baik, mengandung banyak garam dan air. Dilihat dari kesuburannya
tanah dibedakan:
 Tanah muda
Ciri-ciri: unsur hara yang terkandung belum banyak sehingga belum subur.
 Tanah dewasa
Unsur hara pada tanah ini sangat banyak sehingga subur dan baik untuk pertanian.
 Tanah tua
Unsur hara sudah berkurang.
 Tanah sangat tua
Unsur hara yang terkandung sangat sedikit dan hampir habis. Tanah ini sangat
tidak subur. Untuk menjaga kesuburan tanah, diperlukan unsur-unsur K, P, N, C, H, O,

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 46


GEOGRAFI | REVISI 2018

Na, S, Mg, Fe, Zn, B, Cu, dan Mn. Ada dua macam pupuk yang dapat digunakan
untuk menyuburkan tanah yaitu :
- Pupuk alam (pupuk organik)
Pupuk ini dihasilkan dari sisa-sisa tanaman, hewan, atau manusia. Contoh:
pupuk hijau, pupuk kandang, dan pupuk kompos.
- Pupuk buatan (anorganik)
Pupuk ini dibuat oleh pabrik. Contoh: pupuk urea, amonium sulfat, NP, NK, NPR, dan
lain-lain.

5. Usaha Mengurangi Erosi Tanah


Kerusakan tanah dapat dikurangi dan dicegah melalui upaya konservasi tanah.
Konservasi tanah adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah secara teratur
guna mengurangi dan mencegah kerusakan tanah dengan cara pelestarian. Dalam
konservasi tanah yang dilakukan adalah menggunakan tanah berdasarkan
kemampuannya dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan.
Hal ini dilakukan agar tanah tidak rusak dan tetap produktif. Strategi dalam konservasi
tanah harus mengarah pada hal-hal berikut:
 Melindungi tanah dari hantaman air hujan dengan penutup permukaan tanah.
 Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi.
 Meningkatkan stabilitas agregat tanah.
 Mengurangi kecepatan aliran permukaan tanah dengan meningkatkan kekasaran
permukaan lahan.

Adapun metode yang digunakan dalam konservasi tanah adalah :


 Konservasi secara agronomis
Konservasi secara agronomis adalah konservasi dengan memanfaatkan vegetasi
(tanaman) dan sisa tanaman untuk mengurangi laju perusakan lapisan paling atas.
 Konservasi secara mekanis
Konservasi secara mekanis adalah konservasi tanah yang prinsipnya berupaya
mengurangi/banyaknya tanah yang hilang akibat erosi. Contohnya: pembuatan
guludan dan terassering.
 Konservasi secara kimiawi
Konservasi secara kimiawi adalah konservasi tanah dengan memanfaatkan bahan-

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 47


GEOGRAFI | REVISI 2018

bahan kimia. Konservasi ini bertujuan untuk memperbaiki kemantapan struktur


tanah. Selain dengan upaya konservasi tanah, untuk menjaga kesuburan tanah
dapat dilakukan dengan pemupukan, sistem irigasi yang baik, pada lereng-lereng
gunung dibuat hutan cadangan, reboisasi dan pertanian di lahan miring.

Selain yang disebutkan di atas, kegiatan konservasi tanah juga dapat dilakukan
dengan cara membuat :
 Terassering : penanaman dengan sistem berteras pada lahan miring.
 Contour farming : menanam menurut garis kontur
 Pembuatan tanggul
 Contour plowing : membajak searah garis kontur.
 Contour strip cropping : membagi tanah dalam bentuk bidang yang sempit dan
memanjang mengikuti kontur dengan jenis tanaman yang berselang-seling.
 Crop rotation : pergantian jenis tanaman supaya unsur hara tidak habis.
 Reboisasi : menanami kembali hutan - hutan yang gundul.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 48


GEOGRAFI | REVISI 2018

KEGIATAN BELAJAR 6
MITIGASI BENCANA

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan dan mengidentifikasi langkah-langkah mitigasi bencana.

B. Uraian Materi
Letak geologis Indonesia berada di jalur pertemuan tiga lempeng. Hal ini
mengakibatkan Indonesia memiliki banyak gunung api di sepanjang Pulau Sumatera
hingga Pulau Jawa. Selain itu, Indonesia juga memiliki tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi sehingga memunculkan berbagai bencana sosial. Berada pada negara yang
memiliki tingkat kebencanaan tinggi baik alam maupun sosial, maka dibutuhkan upaya
untuk dapat meminimalisir resiko yang dapat ditimbulkan jika terjadi bencana.
Sebelum kita belajar lebih lanjut, berikut ada beberapa istilah yang akan kita gunakan
pada materi ini, yaitu :
- Mitigasi : mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh dari
suatu bahaya sebelum bahaya terjadi (Coburn A.W., Spence R. J. S., Pomonis A
dalam Iswa).
- Bencana : suatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia,
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan, sehingga menyebabkan hilangnya jiwa
manusia, harta benda dan kerusakan lingkungan yang kejadian ini terjadi di luar
kemampuan masyarakat dengan segala sumberdayanya (Nurjanah, dkk, 2012 : 11
dalam Iswa)
- Mitigasi Bencana : suatu tahapan yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan
dampak negative kejadian bencana terhadap kehidupan dengan menggunakan
cara-cara alternative yang lebih dapat diterima secara ekologi (edukasi, pemberian
sanksi dan reward, penyuluhan, penyedian informasi)
- Pencegahan : caran mengurangi tekanan, mengatur dan menyebarkan energy atau
material ke wilayah yang lebih luas atau melalui waktu yang lebih panjang
- Kesiapsiagaan : kegiatan penyusunan dan uji coba rencana penanganan
kedaruratan, mengorganisasi, memasang dan menguji system peringatan dini,

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 49


GEOGRAFI | REVISI 2018

penggudangan dan penyiapan barang-barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasr,


pelatihan dan gladi, penyiapan mekanisme alarm danprosedur-prosedur tetap.

Tingginya potensi bencana yang ada di Indonesia, menuntut semua orang dapat
melakukan mitigasi bencana. Berikut adalah siklus mitigasi bencana :

Gambar 38. Siklus Mitigasi Bencana

1. Upaya-upaya Mitigasi Bencana :


a. Saat Terjadinya Bencana :
 Tanggap darurat : tindakan-tindakan yang dilakukan seketika sebelum, pada saat
dan seketika sesudah terjadinya suatu kejadian bencana
 Pengkajian cepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya
 Pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban
 Pemenuhan kebutuhan dasar
 Pemulihan dengan segera sarana-sarana kunci
b. Sesudah Terjadi Bencana ( Rehabilitasi dan Rekonstruksi)
 Pembangunan sarana dan prasarana dasar (jalan, listrik, air bersih, dll)

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 50


GEOGRAFI | REVISI 2018

 Pembangunan sarana social masyarakat (tempat ibadah, balai desa, rumah sakit,
sekolah, dll)
 Membantu masyarakat memperbaiki rumah
 Pemulihan kegiatan bisnis dan ekonomi

2. Mitigasi Bencana Letusan Gunung Api


a. Sebelum Gunung Api Meletus
Beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapi letusan gunung berapi
adalah sebagai berikut :
- Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung berapi, dan ancaman-
ancamannya
- Ajaklah keluarga dan masyarakat untuk menghindari daerah bahaya, yang
dimaksud daerah bahaya adalah lereng gunung, lembah atau kawasan yang
memungkinkan dialiri lahar
- Mengetahui jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan
kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan

Gambar 39. Panah Jalur Evakuasi

- Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting


- Memantau informasi yang diberikan oleh pos pengamatan gunung api (dikoordinasi
oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan
gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat
radio komunikasi.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 51


GEOGRAFI | REVISI 2018

Gambar 40. Pemantauan Informasi


- Patuhilah pedoman dan perintah dari instansi berwenang tentang
upaya penanggulangan bencana. Jangan mudah terhasut untuk segera kembali ke
rumah saat status masih dalam bahaya.
b. Saat Gunung Api Meletus
Tahukah Anda, apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana letusan gunung api ?
Yuk, kita simak. Tindakan yang harus dilakukan adalah :saat terjadi bencana gunung
api meletus :
- Carilah tempat perlindungan yang aman.
- Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering
dan daerah aliran lahar. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan.
- Saat memilih alat penerangan, pilihlah lampu senter. Jangan gunakan api, lilin,
atau yang mengandung gas.
- Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya.
- Jika terjadi bencana gunung berapi, lindungi mata dari debu – bila ada gunakan
pelindung mata seperti kaca mata renang atau apapun yang bisa mencegah
masuknya debu ke dalam mata.

Gambar 41. Penggunaan Masker

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 52


GEOGRAFI | REVISI 2018

- Jangan memakai lensa kontak saat gunung berapi meletus.


- Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung dari abu letusan gunung
berapi.
- Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.
- Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang telruka
atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan
pertolongan pertama jika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka
yang luka serius karena justru bisa memperparah luka.

Gambar 42. Pemberian Pertolongan Pertama


- Pemerintah akan menyediakan angkutan untuk pengungsian. Masyarakat
harus mengungsi ke barak pengungsian;

Gambar 43. Pengkondisian Korban

c. Sesudah Gunung Api Meletus


Sedangkan berikut ini adalah panduan tindakan pasca bencana gunung api meletus:
- Cari tempat penampungan/ evakuasi.
MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 53
GEOGRAFI | REVISI 2018

- Apabila kondisi memungkinkan, bersihkan atap dari timbunan abu karena


beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.

Gambar 44. Debu vulkanik di Atap Rumah


- Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang,
baju lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini
akan melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.
- Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk
pecahan gelas, kaca dan obat-obatan yang tumpah.
- Gunakan air bersih untuk mencuci piring, mandi, minum, dan sebagainya. Jangan
gunakan air yang tercemar.
- Sebelum air digunakan harus direbus terlebih dahulu, kurang lebih 7 menit.
- Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum
memasak atau makan, setelah buang air, setelah melakukan pembersihan,
setelah menangani apa saja yang telah tercemar oleh abu vulkanik.
- Waspada terhadap bencana susulan.
- Berdoa kepada Tuhan YME agar selalu dilindungi dan diberikan keselamatan.

3. Mitigasi Bencana Tsunami


a. Sebelum terjadi Tsunami
Beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapi bencana tsunami adalah
sebagai berikut :
- Mengenali apa yang disebut tsunami
- Memastikan struktur dan letak rumah
- Jika tinggal atau berada di pantai, segera menjauhi pantai
- Jika terjadi getaran atau gempa bumi, segera menjauhi pantai
- Selalu sedia alat komunikasi

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 54


GEOGRAFI | REVISI 2018

b. Saat terjadi Tsunami


- Bila berada di dalam ruangan, segera keluar untuk menyelamatkan diri
- Berlari menjauhi pantai
- Berlari ke tempat yang aman atau tempat lebih tinggi
c. Sesudah terjadi Tsunami
- Periksa jika ada keluarga yang hilang ataupun yang terluka
- Minta pertolongan jika ada keluarga yang yang hilang atau terluka
- Jangan berjalan di sekitar daerah tsunami atau pantai, karena kemungkinan
terjadi bahaya susulan

4. Mitigasi Bencana Tanah Longsor


a. Sebelum terjadi Tanah Longsor
Beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapi bencana tanah longsor
adalah sebagai berikut :
- Memberi tanda khusus pada daerah rawan longsor lahan
- Manfaatkan peta-peta kajian tanah longsor secepatnya
- Permukiman sebaiknya menjauhi tebing
- Tidak melakukan pemotongan lereng
- Melakukan reboisasi pada hutan gundul
- Membuat terasering atau sengkedan pada lahan yang miring
- Membatasi lahan untuk pertanian
- Membuat saluran pembuangan air menurut kontur tanah
- Menggunakan teknik penanaman dengan sistem kontur tanah
- Waspada gejala tanah longsor (retakan, penurunan tanah).
- Melakukan sosialisasi tentang mitigasi bencana tanah longsor

Gambar 45. Penanaman Pohon

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 55


GEOGRAFI | REVISI 2018

b. Saat terjadi Tanah Longsor


- Apabila Anda di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera keluar cari
tempat lapang dan tanpa penghalang
- Apabila Anda di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi tebih atau tanah
yang mengalami longsor.
- Berlari menyelamatkan diri dan pergi ke tempat yang lebih aman.

Gambar 46. Berlari ke Tempat yang Aman

c. Sesudah terjadi Tanah Longsor


- Penyelamatan korban secepatnya ke daerah yang lebih aman
- Penyelamatan harta benda yang mungkin masih dapat di selamatkan,
- Menyiapkan tempat-tempat penampungan sementara bagian para pengungsi
seperti tenda-tenda darurat
- Menyediakan dapur-dapur umum
- Menyediakan air bersih, sarana kesehatan
- Koordinasi dengan aparat secepatnya

Gambar 47. Pencarian Korban

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 56


GEOGRAFI | REVISI 2018

5. Mitigasi Bencana Gempa Bumi


a. Sebelum terjadi Gempa Bumi
Beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapi bencana gempa bumi
adalah sebagai berikut :
- Ikutilah ketentuan pendirian bangunan jika akan membangun sebuah rumah atau
gedung.
- Rumah tempat tinggal anda berada pada lokasi yang rawan gempa atau tidak,
anda perlu menelitinya terlebih dahulu.
- Perabotan yang ada dirumah anda tempatkan pada posisi yang aman. Usahakan
semua perabotan tidak mudah jatuh jika terjadi gempa. Jika memungkinkan paku
lemari tempat anda menyimpan perabotan agar aman dari bahaya kejatuhan
lemari ketika gempa.
- Siapkan alat komunikasi yang tahan gempa, seperti radio yang menggunakan
baterai karena semua alat komunikasi akan menjadi tidak berfungsi lagi ketika
gempa terjadi. Sediakan juga kotak P3K serta senter yang menggunakan energi
baterai.
- Agar bisa berjaga-jaga saat gempa terjadi, pahamilah jalur evakuasi didaerah anda
tinggal.
- Jika didaerah tempat anda ada kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa bumi,
ikutilah supaya anda bisa terbiasa dengan peringatan-peringatan yang mungkin
terjadi saat akan terjadi gempa seperti suara sirine.

- Jangan lupa mencatat nomor penting yang mungkin diperlukan saat gempa akan
terjadi seperti nomor rumah sakit.
- Siapkan alat pemadam kebakaran, diantaranya tabung pemadam kebakaran.

b. Saat terjadi Gempa Bumi

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 57


GEOGRAFI | REVISI 2018

Berikut adalah beberapa metode langkah-langkah tercepat agar terhindar dari gempa
bumi, yaitu :
- Jangan merasa panik, tenangkanlah diri anda dan berpikirlah positif bahwa anda
bisa selamat dari bencana yang sedang terjadi.
- Jika anda berada didalam gedung atau sebuah bangunan keluarlah karena lebih
aman diluar bangunan agar bisa terhindar dari bahaya kerobohan gedung. Jika
berada diluar ruangan jangan berlindung di bawah tiang listrik atau pohon yang
memungkin bisa menjatuhi diri anda. Lebih baik anda berlindung di bawah meja
tau tempat tidur yang kuat.
- Pastikan anda berdiri tidak di atas tanah yang memungkinkan terjadi rengkahan
tanah karena gempa dengan kekuatan besar bisa menimbulkan tanah merengkah
dan erosi tanah.

- Jauhilah pantai karena pantai bisa berpotensi penyebab tsunami. Jika berada di
daerah pegunungan pastikan daerah yang anda tempati tidak berpotensi longsor.
- Jika anda sedang dalam perjalanan dengan menaiki kendaraan, maka turunlah
dan matikan kendaraan anda.
- Ketika gempa terjadi, jauhi jendela, kaca dan benda-benda berat yang dapat
menimpa dan melukai.
- Jika terjadi kebakaran akibat hubungan arus pendek pada jaringan listrik atau
akibat meledaknya jaringan pipa gas / tabung gas
- Berlindunglah di bawah meja yang kokoh. Pastikan meja yang melindungi kita
dari jatuhan benda memang benar-benar kuat menerima jatuhan benda.
- Tunggu sampai getaran berhenti, kemudian keluar dari ruangan dengan sigap.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 58


GEOGRAFI | REVISI 2018

c. Setelah terjadi Gempa Bumi


Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan setelah terjadi gempa bumi, yaitu :
- Keluarlah dari dalam gedung atau bangunan apabila anda masih berada didalam
gedung dan agar lebih aman hindari menggunakan lift tetapi gunakanlah tangga.
- Periksa terlebih dahulu kondisi fisik anda jika ada yang terluka maka segera
lakukan pertolongan pertama. Periksa juga kondisi sekitar anda apakah keadaan
sudah aman.
- Berhati-hati dan waspadalah dengan lingkungan yang baru terjadi gempa, lihatlah
secara saksama apakah ada pohon atau bangunan yang berpotensi roboh, jika
ada maka hindarilah agar anda selamat.
- Jangan kembali dulu ke rumah sebelum ada informasi kondisi aman dari pihak
berwenang.
- Jika gempa bumi susulan muncul, maka segera lakukan langkah mitigasi kembali.

Usahakanlah mencari informasi tentang pusat gempa dan berbagai informasi lain yang
penting melalui saluran radio jika alat komunikasi lain belum bisa berfungsi dengan baik.

6. Kelembagaan Bencana Alam


a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah sebuah Lembaga
Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu Presiden
MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 59
GEOGRAFI | REVISI 2018

Republik Indonesia dalam: mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan


kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu; serta
melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada
saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan,
penanganan darurat, dan pemulihan.
b. Kementerian Sosial adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan sosial.
c. Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di
Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.
d. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika adalah Lembaga Pemerintah Non
Departemen Indonesiayang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
e. Departemen Pekerjaan Umum Ditjen Sumber Daya Air, tugasnya antara lain
pemetaan daerah rawan banjir, peringatan dini, mitigasi struktural (pembuatan
tanggul, normalisasi sungai).
f. Departemen Dalam Negeri, tugasnya antara lain memfasilitasi Pemerintah Daerah
dalam menanggulangi bencana.
g. Kementerian Negara Riset dan Teknologi Deputi Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Iptek Asisten Deputi Urusan Analisis Kebutuhan Iptek, tugasnya
antara lain penyusunan masterplan waduk resapan untuk pencegahan bencana
banjir, penyusunan rencana pengembangan Indonesia Fire Watch and Warning
Systems (Ina FWWS), dan koordinasi pemasangan jaringan
peralatan accelerometer (pengukur getaran kuat).
h. Instansi Kegiatan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi, tugasnya antara lain pemetaan daerah kerentanan
gerakan tanah, tanggap darurat, dan penyusunan masterplan waduk resapan
untuk pencegahan bencana kekeringan.
i. Departemen pertanian, Ditjen Tanaman Pangan serta Ditjen Pengelolaan Lahan
dan Air, tugasnya antara lain peringatan dini, pemetaan daerah rawan pangan,
penyediaan bantuan sarana produksi peringatan dini, prasarana irigasi sekunder
dan tersier.
j. Departemen Kehutanan, Ditjen Pengendalian Kebakaran Hutan, tugasnya antara
lain pencegahan, pemadaman, dan penanganan pasca kebakaran hutan.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 60


GEOGRAFI | REVISI 2018

k. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tugasnya antara lain


deteksi dini dan identifikasi daerah rawan kebakaran.
l. Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, tugasnya antara lain pemetaan
sesar aktif, mitigasi, penyuluhan.
m. Bakosurtanal, tugasnya antara lain yaitu deteksi dini pasang surut air laut,
pembuatan peta.
n. LIPI, tugasnya antara lain edukasi dan sosialisasi Sistem Peringatan Dini Tsunami
di Indonesia.
o. Departemen Kelautan dan Perikanan, tugasnya antara lain mitigasi bencana di
daerah pesisir serta pulau – pulau kecil.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 61


GEOGRAFI | REVISI 2018

RANGKUMAN
KB 1

1. Lapisan bumi terdiri atas lapisan litosfer, lapisan astenosfer (mantel bumi) dan
lapisan barisfer (inti bumi)
2. Lapisan litosfer terdiri atas lapisan Si Al dan Si Ma
3. Teori Kontraksi : bumi mengamali pendinginan sehingga semakin lama semakin surut
dan mengerut sehingga terbentuk gunung, lembah, dan dataran
4. Teori Pengapungan Benua (continental drift theory) : pada awalnya di bumi hanya
ada satu samudera yang disebut panthalasa dan datu benua maha besar disebut
pangea.
5. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory) : awalnya bumi ini terdiri atas dua
benua yang sangat besar yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di
sekitar kutub selatan bumi dan dipisahkan oleh Laut Tethys.
6. Teori Konveksi (Convection Theory) : menyatakan bahwa di dalam lapisan astenosfer
terjadi aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi dan menyebabkan
batuan kerak bumi menjadi lunak, sehingga gerak aliran dari dalam mengakibatkan
permukaan bumi tidak rata.
7. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory) : kulit bumi terdiri atas beberapa
lempeng tektonik yang selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi pada
lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN 62


GEOGRAFI | REVISI 2018

KB 2

1. Batuan pada kulit bumi terbagi terbagi atas 3 golongan; yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf
2. Berdasarkan tempat proses pendinginannya, batuan beku dibagi atas batuan beku
dalam, batuan beku gang dan batuan beku luar.
3. Berdasarkan perantaranya, batuan sedimen dibagi atas batuan sedimen aeolis,
batuan sedimen glasial, dan batuan sedimen aquatik
4. Batuan metamorf terbentuk karena perubahan suhu dan tekanan yang tinggi
5. Gerak lempeng ada tiga, yaitu konvergen (mendekat), divergen (menjauh), dan
transform (berpapasan)
6. Gerak lempeng yang konvergen dapat terjadi antara lempeng benua dengan benua,
lempeng benua dengan samudera, serta antara lempeng samudera dengan
samudera.
7. Fenomena yang dihasilkan dari gerak konvergen :
 lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua
 terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut
 pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
 terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi
 daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
 penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng
 timbunan sedimen campuran/mélange
8. Fenomena yang dihasilkan dari gerak divergen :
 Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya
 Pembentukan tanggul dasar samudera (mid ocean ridge) di sepanjang tempat
perenggangan lempeng-lempeng tersebut
 Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal
(lava bantal) dan hamparan leleran lava encer
 Aktivitas gempa
9. Fenomena yang dihasilkan dari gerak transform adalah adanya patahan dan
menimbulkan gempa tektonik yang lemah

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN v


GEOGRAFI | REVISI 2018

KB 3

1. Bentuk atau relief muka bumi terbentuk akibat adanya tenaga geologi yaitu tenaga
endogen dan tenaga eksogen.
2. Tenaga endogen : tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membentuk.
3. Tenaga eksogen : tenaga yang berasal dari luar bumi yang bersifat merusak.
4. Bentang alam akibat adanya tenaga endogen adalah vulkanisme (gunung api), seisme
(gempa bumi), tektonisme (pergerakan lempeng)
5. Graben adalah tanah turun, sedangkan horst adalah tanah naik.
6. Antiklinal adalah puncak lipatan, sedangkan sinklinal adalah lembah lipatan.
7. Epirogenesa : gerak lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang
lama dan meliputi daerah yang luas.
8. Epirogenesa positif : gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut tampak naik.
9. Epirogenesa negatif: gerak naiknya daratan sehingga permukaan laut tampak turun.
10. Orogenesa : gerak yang relatif lebih cepat daripada gerak epirogenetik dan meliputi
daerah yang sempit.
11. Hiposentrum : pusat gempa di dalam bumi.
12. Episentrum : pusat gempa di permukaan bumi.
13. Makroseista : daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan terberat akibat
gempa.
14. Rumus menghitung jarak episentrum (Rumus Lasca) :  = ((S - P) – 1’) x 1 megameter
15. Seismologi : ilmu yang mempelajari hal ikhwal gempa.
16. Seismogram : gambaran getaran gempa yang dibuat oleh seismograf.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN vi


GEOGRAFI | REVISI 2018

KB 4

1. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak.
2. Bentukan alam akibat tenaga eksogen adalah pelapukan, erosi, mass wasting,
sedimentasi.
3. Pelapukan terdiri atas, pelapukan fisik, pelapukan organis dan pelapukan kimiawi.
4. Pelapukan kimiawi banyak terjadi pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi.
5. Erosi : terlepasnya partikel batuan secara alamiah oleh tenaga pengangkut yang ada di
permukaan bumi, antara oleh angin dan air.
6. Mass wasting (tanah bergerak) adalah perpindahan massa batuan atau tanah karena
pengaruh gaya berat.
7. Sedimentasi adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga media
pengangkutnya berkurang.
8. Berdasarkan tenaga alam yang membentuknya, sedimentasi diklasifikasikan menjadi
4, yaitu : sedimen aquatis (air), sedimen aeolis (angin), sedimen marine (air laut) dan
sedimen glasial (es).

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN vii
GEOGRAFI | REVISI 2018

KB 5

- Tanah terbentuk dari batuan yang mengalami proses pelapukan, baik secara fisis
maupun kimia dibantu oleh pengaruh atmosfer.
- Faktor-faktor pembentuk tanah yaitu : Iklim, jasad hidup (organisme), bahan induk,
topografi, dan waktu.
- Jenis tanah di Indonesia adalah tanah podzolik merah kuning, tanah organosol, tanah
alluvial, tanah kapur, tanah vulkanis, tanah pasir, tanah humus, serta tanah Laterit.
- Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa
tanah, terutama fraksi-fraksi pasir, debu, dan lempung.
- Permeabilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui
poripori tanah, baik ke arah horizontal maupun vertikal.
- Solum tanah adalah ketebalan tanah diukur dari permukaan sampai batuan induk.
- Jenis erosi tanah, yaitu erosi percik (splash erosion), erosi lembar (sheet erosion),
erosi alur (riil erosion), dan erosi parit (gully erosion).
- Faktor penyebab erosi tanah adalah iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan campur
tangan manusia.
- Terassering adalah penanaman dengan sistem berteras pada lahan miring.
- Contour farming adalah menanam menurut garis kontur.
- Contour plowing adalah membajak searah garis kontur.
- Contour strip cropping adalah membagi tanah dalam bentuk bidang yang sempit
dan memanjang mengikuti kontur dengan jenis tanaman yang berselang-seling.
- Crop rotation adalah pergantian jenis tanaman supaya unsur hara tidak habis.
- Reboisasi adalah menanami kembali hutan - hutan yang gundul.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN viii
GEOGRAFI | REVISI 2018

KB 6

1. Indonesia berada di jalur pertemuan tiga lempeng yang mengakibatkan Indonesia


memiliki banyak gunung api di sepanjang Pulau Sumatera hingga Pulau Jawa.
2. Mitigasi : mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh dari
suatu bahaya sebelum bahaya terjadi.
3. Bencana : suatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia,
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan, sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia,
harta benda dan kerusakan lingkungan yang kejadian ini terjadi di luar kemampuan
masyarakat dengan segala sumberdayanya.
4. Mitigasi Bencana : suatu tahapan yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan
dampak negative kejadian bencana terhadap kehidupan dengan menggunakan cara-
cara alternative yang lebih dapat diterima secara ekologi (edukasi, pemberian sanksi
dan reward, penyuluhan, penyedian informasi)
5. Pencegahan : caran mengurangi tekanan, mengatur dan menyebarkan energy atau
material ke wilayah yang lebih luas atau melalui waktu yang lebih panjang
6. Kesiapsiagaan : kegiatan penyusunan dan uji coba rencana penanganan kedaruratan,
mengorganisasi, memasang dan menguji system peringatan dini, penggudangan dan
penyiapan barang-barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasr, pelatihan dan gladi,
penyiapan mekanisme alarm dan prosedur-prosedur tetap.
7. Upaya mitigasi bencana dilakukan pada saat pra bencana, ketika bencana serta pasca
bencana.

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN ix


GEOGRAFI | REVISI 2018

DAFTAR PUSTAKA

Sindhu. Yasinto. Geografi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Erlangga :
Jakarta, 2013
Wardiyatmoko.K. Geografi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Erlangga : Jakarta,
2013
https://informazone.com/struktur-lapisan-bumi/
http://www.gurugeografi.id/2016/12/bukti-teori-continental-drift-wegener.html
http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/12/perkembangan-bumi.html
http://wmh1989.blogspot.co.id/2011/05/arus-konveksi.html
http://www.tandapagar.com/struktur-lapisan-bumi/
http://www.gurugeografi.id/2016/12/bukti-teori-continental-drift-wegener.html
https://fkhoerunnisa5.wordpress.com/2013/04/13/teori-pangea-laurasia-dan-gondwana/
http://wmh1989.blogspot.co.id/2011/05/arus-konveksi.html
http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/12/perkembangan-bumi.html
https://imas94.wordpress.com/2011/10/08/teori-lempeng-tektonik-geografi/
http://smamuhammadiyahtasikmalayageo.blogspot.co.id/2011/12/prinsip-dasar-dari-teori-
lempeng.html
http://januarmalinbandaro.blogspot.co.id/2012/11/bumi.html
http://lempengbumi.blogspot.co.id/
Pendukung Modul Geografi Tektonisme-Litosfer, Iswahyudiharto
http://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-lipatan
http://rodanasciencias.blogspot.co.id/2016/11/la-accion-del-hielo.html
http://budisma.net/2015/04/jenis-jenis-pelapukan-fisika.html
https://ringkasanbukugeografi.blogspot.co.id/2015/12/tenaga-eksogen.html
http://smpn5muaraenim.blogspot.co.id/2012/01/fenomena-di-litosfer-dan-atmosfer-
bumi.html
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/abrasi-dan-erosi
http://farahatikahgeografitanah.blogspot.co.id/p/horizon-tanah.html
http://agroteknologi.id/pengertian-dan-definisi-horizon-tanah/
https://abelpetrus.wordpress.com/geography/persebaran-jenis-jenis-tanah-di-indonesia/
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/jenis-jenis-tanah

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN x


GEOGRAFI | REVISI 2018

http://syafiraistyani.blogspot.co.id/2012/11/mitigasi-tsunami.html
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/cara-melakukan-mitigasi-gempa-bumi
http://mitigasigempa.blogspot.co.id/2011/11/langkah-langkah-mitigasi-gempa.html
http://mitigasitanahlongsor.blogspot.co.id/
http://kami-pelongsor-tanah.blogspot.co.id/2014/04/tindakan-mitigasi-bencana-alam-
tanah.html

MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN xi

Anda mungkin juga menyukai