KATA PENGANTAR
Semoga Bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
C. Deskripsi ..................................................................................................................... 2
D. Waktu ......................................................................................................................... 2
RANGKUMAN .................................................................................................................. 62
MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN iii
GEOGRAFI | REVISI 2018
PETUNJUK PENGGUNAAN
Bahan belajar ini diperuntukkan bagi peserta didik Paket C Mahir dalam jaringan
derajat 1. Proses pembelajaran dikemas dalam bentuk modul, masing-masing modul
saling berurutan dan menjadi satu kesatuan pemahaman untuk dihayati dan diamalkan.
Cepat atau lambatnya penyelesaian modul tersebut sangat tergantung pada
kesungguhan dan kerajianan anda mempelajarinya.
11. Kerjakan soal ujian modul sebagai syarat untuk membuka modul berikutnya.
12. Jika hasil anda belum memuaskan jangan putus asa, cobalah lebih giat lagi
belajar.
PENDAHULUAN
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
B. Kompetensi Dasar
1. Menganalisis dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
2. menyajikan proses dinamika litosfer dengan menggunakan peta, bagan, gambar,
tabel, grafik, video, dan/atau animasi
3. menganalisis jenis dan penanggulangan bencana alam melalui edukasi, kearifan
lokal, dan pemanfaatan teknologi modern
4. membuat sketsa, denah, dan/atau peta potensi bencana wilayah setempat serta
strategi mitigasi bencana berdasarkan peta tersebut
C. Deskripsi
Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari bagaimana Bumi bisa terbentuk dan
dampak yang ditimbulkan akibat gerak rotasi dan revolusi bumi. Bumi yang seperti bola
batuan raksasa ternyata terdiri dari beberapa lapisan, yaitu barisfer yang terdiri dari inti
dalam dan inti luar, mantel, dan kerak bumi. Perlu Anda ketahui bahwa manusia dan
kehidupan lainnya dengan segala aktivitasnya hanya terdapat pada lapisan yang paling
luar yaitu pada kulit bumi tepatnya di bagian permukaannya.
Dibandingkan dengan lapisan bumi yang lain, kulit bumi sebenarnya hanya
merupakan lapisan yang tipis. Lapisan kulit bumi yang berada di atas permukaan
sebagaimana kita kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari ternyata bentuknya tidak rata.
Ada yang berupa gunung, lembah, lereng terjal, dataran, dan sebagainya. Perbedaan
bentuk tersebut dinamakan relief. Mengapa bentuk bumi di atas permukaan dapat bersifat
demikian? Faktor apa yang mempengaruhi bentuk tersebut?
Perlu kamu ketahui bahwa bentuk muka bumi yang kita saksikan saat ini berbeda
dengan masa lalu, demikian halnya pada masa mendatang. Suatu daerah yang asalnya
merupakan dataran, kemudian oleh suatu kekuatan besar menjadikan sebagian
terangkat, sementara bagian lain turun. Kadang-kadang pengangkatan atau penurunan
itu disertai pergeseran, sehingga terpotong menjadi bagian-bagian yang patah. Bagian
yang terangkat tadi, kemudian terkikis oleh air sehingga teriris-iris menjadi relung-relung
alur sungai. Semua fenomena tersebut merupakan hasil pengerjaan tenaga geologi,
sehingga kita sekarang dapat melihat keadaan relief permukaan bumi.
Pada modul ini Anda akan mempelajari mengenai karakteristik perlapisan Bumi,
proses terbentuknya relief permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen dan
eksogen, serta faktor pembentukan tanah dan persebarannya di Indonesia.
D. Waktu
12 x 45 menit
KEGIATAN BELAJAR 1
DINAMIKA LITHOSFER DAN PEDOSFER
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan peserta didik dapat menjelaskan
karakteristik lapisan bumi dan teori pembentukkan muka bumi.
B. Uraian materi
Guys, apakah Anda pernah mendengar kata litosfer dan pedosfer ? Ya, tentu saja
sudah ya, pada modul 1 Anda sudah mempelajari lapisan geosfer yang salah satunya
adalah litosfer dan pedosfer. Litosfer adalah salah satu nama lapisan yang menyelubungi
bumi. Nah, ternyata banyak lho yang bisa dibahas dari litosfer ini. Kira-kira, lapisan litosfer
apa aja, ya? Terbentuknya gimana? Terus, manfaatnya apa saja? Kuy, keep scrolling!
Hari ini kita kenalan dengan litosfer, ya!
Nah, tahukah Anda bagaimana karakteristik setiap lapisannya ? Apakah berbeda atau
sama ? Selanjutnya kita akan membahas bagaimana karakteristik setiap lapisan.
a. Lapisan Lithosfer
Merupakan lapisan batuan yang sering disebut kerak bumi. Kerak bumi terdiri
atas kerak benua dan kerak samudra
Tebal (terutama SiAl) :
- Daratan yang berupa pegunungan : 70 km
- Daratan yang berupa kontinen : 30 km – 40 km
- Dasar samudera : 5 km – 7 km (Si Al kadang tidak ada)
Struktur kerak bumi :
- Bagian atas : lapisan Silikon Aluminium (Si Al), bersifat batuan keras
- Bagian bawah : lapisan Silikon Magnesium (Si Ma), bersifat cair pijar
Berat jenis : 3,4 g/cm3
Kerak benua umumnya bersifat asam, sedangkan kerak samudra tersusun dari
batuan basalt.
Lapisan SiAI : Lapisan kulit bumi yang terdiri logam silisium dan aluminium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan ini terdapat batuan
sedimen, granit, andesit. Lapisan ini juga disebut lapisan kerak, karena bersifat
padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata ±35 km. Kerak terbagi menjadi 2,
yaitu:
1) Kerak benua :
Benda padat yang terdiri dari batuan beku granit pada bagian atas dan batuan
beku basalt pada bagian bawah.
2) Kerak samudra:
Benda padat yang terdiri atas endapan di laut pada bagian atas, di bawahnya
batuan vulkanik, dan paling bawah berupa batuan gabro dan peridotit.
Lapisan SiMa : Lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logam silisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa SiO 2 dan MgO. Lapisan ini mengandung
besi dan magnesium. Lapisan ini merupakan bahan yang bersifat elastis
dengan ketebalan rata-rata 65 km. Hampir seluruh kulit bumi (98,5%) terdiri
atas 8 unsur yaitu: O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, dan Mg. Sedang unsur yang lain
(1,5%) terdiri atas C, S, P, H, P, Zn, Ni, Cu, Ti, dan Mn. Unsur-unsur tersebut
bersenyawa melalui berbagai cara menjadi sebuah mineral dengan sifat-sifat
yang berlainan.
Bagian bumi yang lain : atmosfer, hidrosfer, biosfer (ada pula yang menambahkan
dengan pedosfer dan antroposfer)
Pangea, yang sebagian besar terbentuk dari batuan granit, terapung pada batuan
basalt yang mengelilinginya (granit lebih ringan dari pada basalt) seperti es
terapung.
Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa :
- kesamaan garis pantai Eropa dan Afrika bagian barat dengan Amerika Utara
dan Amerika Selatan bagian timur, adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua
daerah tersebut. Buktinya, Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat
dari Sierra Leone sampai tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang ada di
Pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
- Anak Benua India semula agak panjang, kini mulai menyempit dan makin
mendekat ke Eurasia dengan kecepatan rata-rata 25 mm/tahun.
- Daerah Greenland bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan
36meter/tahun, sedangkan kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan
dengan kecepatan 9 meter/tahun
punggung tengah laut (mid ocean ridge). Ketika arus konveksi yang membawa
materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung
tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang
baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
Buktinya yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan
Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan
semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya,
terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan
disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.
Teori ini mengatakan bahwa kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik
yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-
lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh
arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di
bawah lempeng tektonik kulit bumi.
KEGIATAN BELAJAR 2
PROSES TERJADINYA BATUAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan
batuan, peserta didik dapat mengidentifikasi macam-macam batuan, dan peserta didik
dapat menjelaskan macam-macam gerak lempeng tektonik.
B. Uraian Materi
Siapa yang tidak pernah melihat batuan ? Pasti semua pernah melihat batuan ya. Seperti
yang sama-sama kita ketahui, lapisan terluar bumi adalah lapisan litosfer yang unsurnya
berupa batuan. Tahukah Anda, bahwa batuan di muka bumi ini tidak akan pernah habis
atau punah, karena batuan memiliki siklus dalam pembentukannya. Jadi sudah bisa
dipastikan, batuan dipermukaan bumi tidak akan pernah habis. Adanya batuan ini juga
menjadi bahan induk dalam pembentukan tanah lho. Untuk lebih memahaminya, let’s go
kita pelajari kegiatan belajar ini.
1. Batuan
Siklus Batuan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa batuan memiliki siklus yang membuat
ketersediaannya akan selalu ada di muka bumi ini. Berikut adalah siklus batuan
yang ada di muka bumi ini :
Klasifikasi batuan
Batuan merupakan kombinasi dari berbagai mineral. Batuan pada lapisan litosfer
terbagi atas 3 golongan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
a. Batuan beku
Batuan beku ialah batuan yang terbentuk akibat pembekuan cairan/magma.
Berdasarkan tempat proses pendinginannya batuan ini digolongkan menjadi 3 :
1) Batuan beku dalam
Pembekuannya jauh di dalam kulit bumi. Contoh: peridotit, gabro, granit, diorite,
dan lain-lain.
b. Batuan sedimen
Batuan ini terjadi dari batuan beku lapuk yang terlepas karena pengaruh gaya
mekanis, kimiawi atau organis. Batuan ini mengalami pemindahan melalui tenaga
angin, air, atau es dan diendapkan di tempat lain.
1) Bila dilihat dari perantaranya, batuan ini terbagi menjadi 3 yaitu:
a) Batuan sedimen aeris/aeolis: terbentuk oleh angin. Contoh: tanah los, tanah
tuff, tanah pasir di gurun
b) Batuan sedimen glasial: terbentuk oleh es. Contoh: morena.
c) Batuan sedimen aquatis: terbentuk oleh air. Contoh: breksi, konglomerat, batu
pasir.
2) Bila dilihat dari tempat pengendapannya:
a) Batuan sedimen lakustre (danau). Contoh: tuff danau, tanah liat danau.
b) Batuan sedimen kontinental (daratan). Contoh: tanah los, tanah gurun pasir.
c) Batuan sedimen marine (laut). Contoh: lumpur biru di pantai, endapan radiolaria,
lumpur merah.
c. Batuan metamorf
Batuan metamorf terbentuk karena perubahan suhu dan tekanan yang tinggi. Batuan
ini dibedakan atas beberapa faktor berikut :
1) Batuan Metamorf Kontak (Geotermal)
Pembentukan batuan ini disebabkan oleh suhu yang tinggi dengan waktu yang
lama. Contoh: marmer dari batu kapur menjadi marbel, marmer, atau pualam, dari
batu granit menjadi intan, azurit (permata biru tua), dari batu fluvium menjadi
topaz (permata kuning), dan lain-lain.
2. Pergerakan Lempeng
Setelah kita pelajari batuan penyusun lapisan litosfer, sekarang kita akan membahas
tentang lempeng. Lempeng bumi merupakan bagian dari litosfer sebagai lapisan terluar
dari permukaan bumi yang memiliki struktur padat dan keras karena terdiri atas berbagai
batuan dan tanah. Tahukah kamu bahwa lempeng itu terus bergerak? Bagaimana
pergerakan lempeng tersebut? Lempeng tersebut dapat bergerak dengan beberapa arah,
yaitu :
a. Konvergen
- yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik.
- Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa :
antara lempeng benua dan benua, terjadi ketika salah satu lempeng benua
menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena keduanya adalah lempeng
benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam
masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan
mengeras dan menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain
range).
Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua
disebut zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng
benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya Dataran Tinggi Tibet dan
pegunungan lipatan muda Himalaya yang merupakan pegunungan tertinggi di
dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest, tumbukan lempeng Italia
dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya jalur Pegunungan Alpen.
Antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra, lempeng samudra akan
tertekuk ke bawah dengan sudut 45º atau lebih, menyusup ke bawah blok benua
menuju atenosfer. Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan
lempeng dasar samudra, disebut zona subduksi (subduction zone),
contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar
Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan
tumbukan antara Lempeng Nazca dengan lempeng Amerika Selatan sehingga
daerah tubrukan pada sisi lempeng Amerika Selatan naik, menciptakan
Antara lempeng samudera dan lempeng samudera, terjadi ketika salah satu
lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya, menyebabkan
terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang pararel terhadap
parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang
timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic
island chain). Contoh : Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau
vulkanik dari proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng
Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.
b. Divergen
- yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik
- Zona berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona
divergen (zona sebar pisah).
- Pada batas pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang baru atau lantai samudra
baru karena naiknya materi dari lapisan mantel ( magma ) ke permukaan bumi dan
membeku sehingga membentuk punggung laut atau tanggul dasar samudra.
- Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor
spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan
terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng
yang saling menjauh tersebut.
- Contoh : Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) yang merupakan rangkaian
pegunungan bawah air membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra
Atlantik sampai selatan Afrika, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua
Amerika,
KEGIATAN BELAJAR 3
BENTUK MUKA BUMI AKIBAT TENAGA ENDOGEN
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan bentukan alam yang diakibatkan oleh tenaga
endogen serta pengaruhnya terhadap kehidupan.
B. Uraian Materi
Setelah mempelajari siklus batuan serta pergerakan lempeng pada kegiatan belajar
sebelumnya, pada kegiatan belajar kali ini kita akan membahas tentang bentukan bumi
yang diakibatkan oleh adanya gerak lempeng tersebut.
Pembentukan bumi yang dapat kita lihat disekitar kita, seperti danau, gunung, lembah,
sungai, rawa, dan lainnya dipengaruhi oleh tenaga geologi. Tapi sebelumnya apasih
geologi itu?
Geologi adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kebumian yang berkaitan dengan
planet bumi, baik komposisi, sifat fisik, sejarah, komposisi, maupun proses
pembentukannya. Nah, kalau begitu tenaga geologi apa dong ? Tenaga geologi adalah
tenaga yang dapat mengubah bentuk permukaan bumi atau membentuk relief muka bumi.
Tenaga geologi ini dapat dibedakan atas tenaga endogen dan tenaga eksogen. Pada
kegiatan belajar ini, kita akan fokus membahas bentuk muka bumi akibat tenaga
endogen. Yuk, simak dengan saksama yaa!
Tenaga endogen merupakan bagian dari tenaga geologi yang berasal dari dalam bumi
dan bersifat membentuk muka bumi. Berikut adalah bentang alam yang terbentuk akibat
tenaga endogen :
1. Vulkanisme
Vulkanisme (kegunungapian) adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya
magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batuan dalam keadaan cair, liat,
dan sangat panas. Gunung api adalah tempat di permukaan bumi yang pernah/masih
mengeluarkan magma. Ada banyak macam-macam gunung api, diantaranya :
Berdasarkan proses terbentuknya, ada 3 macam gunung api, seperti berikut:
Kuat lemahnya letusan gunung api tergantung dari tekanan gas, kedalamam dapur
magma, luasnya dapur magma, dan sifat magma.
Berdasarkan aktivitas gunung apinya, terbagi atas:
a. Gunung api aktif : Masih bekerja, sering berasap, sering terjadi gempa dan
letusan.
b. Gunung api mati : Gunung yang sejak tahun 1600 tidak meletus lagi.
c. Gunung api istirahat : Gunung yang sewaktu-waktu meletus kemudian
beristirahat.
Berdasarkan tipe letusannya, gunung api dibedakan atas :
a. Tipe Hawai
Magma sangat cair, tekanan gasnya rendah, berasal dari dapur magma yang
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tipe letusan gunung api antara lain derajat
kekentalan magma, tekanan gas magnetik, dan kedalaman dapur magma. Setelah
membahas macam-macam gunung api, kita akan bahas gejala dari vulkanisme ini. Gejala
vulkanisme merupakan peristiwa yang muncul pada gunung api aktif. Gejala ini dapat
dibedakan menjadi dua lho, yaitu :
Intrusi magma :
Terobosan magma ke dalam litosfer tetapi belum sampai pada permukaan bumi.
Akibat adanya intrusi magma, terjadi bermacam-macam bentukan seperti berikut:
Sill : magma yang masuk di antara dua lapisan bahan sedimen dan membeku,
bantuknya pipih.
Lakolit : magma yang masuk di antara batuan sedimen menekan ke atas, bagian
atas cembung, bawah datar.
Batolit : magma yang menembus lapisan batuan dan membeku di tengah jalan.
Intrusi korok (gang) : magma yang menyusup menerobos lapisan batuan.
Apofisis : semacam intrusi korok, namun lebih kecil, merupakan cabang dari gang.
Diatrema : magma (batuan) yang mengisi pipa letusan (pipa kawah).
Ekstrusi magma :
Peristiwa menyusupnya magma ke permukaan bumi yang menyebabkan
terjadinya gunung api. Ekstrusi (erupsi) dapat berlangsung secara eksplosif
(ledakan) maupun effusif (tanpa ledakan). Dilihat dari bentuknya, erupsi terdiri atas
tiga jenis.
Erupsi sentral, yaitu gerakan magma yang keluar dari saluran magma.
Erupsi linier, adalah erupsi yang terjadi pada lubang yang berbentuk celah yang
memanjang.
Erupsi areal, adalah erupsi yang terjadi melalui lubang yang besar karena
dapur magma letaknya dekat sekali dengan permukaan bumi.
Ketika gunung api erupsi, ada beberapa bahan yang dikeluarkan oleh gunung api,
diantaranya :
Bahan efflata yang berupa bahan padat, seperti bom, lapili (kerikil)
Bahan cair, seperti lava, lahar panas, lahar dingin.
Bahan ekshalasi yang berupa gas, seperti solfatar (gas belerang), fumarol (uap air),
mofet (gas asam arang).
Demikianlah bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung api ketika meletus. Nah,
sebelum meletus, ada beberapa tanda yang ditunjukkan oleh gunung api yang dapat
kita jadikan acuan untuk menyelamatkan diri, diantaranya :
Suhu di sekitar gunung naik
Mata air menjadi kering
Sering mengeluarkan suara gemuruh dan kadang-kadang disertai getaran gempa
Tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu, dan binatang di sekitar gunung
bermigrasi.
Selain sebelum meletus, gunung api juga meninggalkan tanda-tanda setelah terjadinya
letusan, seperti :
Terdapatnya sumber air panas yang banyak mengandung mineral, terutama
belerang seperti di Ciater dan Cipanas Jawa Barat serta Batu Raden Jawa Tengah
Terdapatnya geyser, yaitu semburan air panas yang keluar secara berkala dari
celah-celah batuan, seperti di Cisolok (Sukabumi, Jawa Barat), The Old Faithfull
Geyser di Taman Nasional Yellow Stone (USA)
Terdapatnya ekshalasi (sumber gas) berupa fumarola (sumber uap air dan zat
lemas), solfatar (sumber gas belerang), dan mofel (sumber gas asam arang).
Letusan gunung api dikategorikan sebagai salah satu jenis bencana. Meskipun
demikian, letusan gunung api juga memberikan beberapa keuntungan bagi daerah
sekitarnya loh, seperti :
Munculnya geyser (mata air panas)
Menyuburkan tanah.
Menjadi penangkap hujan.
Material-material yang dikeluarkan dapat menjadi bahan bangunan.
Letak mineral lebih dekat dengan permukaan.
Menjadi tempat wisata/sanatorium.
2. Seisme/Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang merambat ke mana-mana yang
disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Berdasarkan intensitasnya, gempa dapat
dibedakan atas macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan microseisme,
gempa yang intensitasnya kecil. Sedangkan menurut penyebab terjadinya, gempa
dibedakan atas :
- Gempa runtuhan, terjadi karena runtuhnya tanah.
- Gempa vulkanis, terjadi karena letusan gunung api.
- Gempa tektonik, terjadi karena pergeseran lapisan batuan di dalam bumi.
Gempa merupakan sebuah getaran, dan setiap getaran pasti memiliki gelombang.
Gelombang gempa dapat dibedakan atas :
a. Gelombang longitudinal : gelombang yang merambat dari hiposentrum melalui bumi
dengan kecepatan 7-14 km/detik. Disebut dengan gelombang primer.
b. Gelombang transversal: gelombang yang merambat dari hiposentrum dengan
kecepatan 4-7 km/detik. Disebut dengan sekunder.
c. Gelombang permukaan/panjang: gelombang gempa yang dirambatkan dari
episentrum dengan kecepatan 3,5 - 3,9 km/detik.
Btw, sebelum kita lanjut, kalian tahu tidak apa itu hiposentrum dan episentrum?
Hiposentrum merupakan pusat gempa yang ada di dalam bumi, sedangkan
episentrum merupakan pusat gempa di permukaan bumi. Jika kalian pernah mendengar
atau melihat berita bencana gempa, dijamin nggak bakal asing deh dengan kata-kata
tersebut. Setiap aktivitas seisme, kita dapat tentukan jarak episentrumnya loh, dengan
menggunakan rumus Laska berikut:
Selain itu, kalian pasti pernah merasakan gempa kan ? Ada yang kuat, sedang
bahkan lemah. Intensitas kekuatan gempa ini dapat diketahui dengan menggunakan
Skala Richter dan Skala Mercalli. Sedangkan alat pencatat gempanya adalah
seismograf.
Nanti, jika semua fenomena yang berhubungan dengan gempa sudah dicatat,
biasanya para ahli akan menyajikannya dalam bentuk peta. Pada peta gempa, ada
beberapa garis yang masing-masingnya memiliki makna tersendiri, seperti :
- Homoseista : garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa
pada waktu yang sama.
- Isoseista : garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa
dengan intensitas yang sama.
- Pleistoseista : gempa yang mengelilingi daerah yang mendapat kerusakan
terhebat dari gempa.
3. Tektonisme
Diatropisme/tektonisme/tektogenese adalah gerakan perubahan letak lapisan
permukaan bumi secara perlahan, baik vertikal maupun horizontal. Menurut
kecepatannya gerakan ini dibedakan:
Epirogenetik adalah gerak lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam
waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik dibedakan
menjadi 2, yaitu:
a) Epirogenetik positif : gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut tampak
naik. Contoh : tenggelamnya Benua Gondwana, tenggelamnya daratan
Atlantis.
b) Epirogenetik negatif: gerak naiknya daratan sehingga permukaan laut tampak
turun. Contoh: naiknya P. Timor dan Buton, naiknya pantai Skandinavia.
Orogenetik adalah gerak yang relatif lebih cepat daripada gerak epirogenetik dan
meliputi daerah yang sempit. Contoh : terbentuknya lipatan pegunungan muda Sirkum
Pasifik. Gerak orogenetik atau orogenesa ini dapat menyebabkan terjadinya :
a. Lipatan (Folds)
Struktur batuan akan mengalami pelipatan jika terkena suatu tekanan yang lemah,
berlacagsung terus-menerus dan dalam waktu yang lama. Bagian puncak lipatan
disebut antiklilnal, sedangkan lembah lipatan disebut sinklinal.
Daerah pegunungan lipatan biasanya dihasilkan oleh tekanan horizontal dari arah
yang berlawanan yang puncaknya mengalami pelipatan kecil-kecil. Ada 4 macam
lipatan, berdasarkan sumbu lipatannya:
- Lipatan tegak
- Lipatan miring
- Lipatan menggantung
- Lipatan reba
- Lipatan isoklinal
- Lipatan rebah berpindah menjadi sesar sangkup
b. Patahan (Fault)
Struktur batuan mengalami patahan jika terjadi tekanan yang kuat melampaui
titik patah batuan dan berlangsung sangat cepat. Daerah sepanjang patahan
c. Pelengkungan (warping)
Gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah akan menghasilkan perubahan
struktur lapisan yang semula horizontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke
atas akan membentuk kubah, sedangkan jika melengkung ke bawah akan
membentuk cekungan (basin).
d. Sesar
Patahan ini terjadi akibat adanya gerak horizontal yang tidak frontal. Ada dua
macam sesar, yaitu:
- Dekstral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu, potongan sesarlainnya di
depan kita bergeser ke kanan
- Sinistral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu, potongan sesar lainnya di
depan kita bergeser ke kiri
e. Fleksur
Fleksur adalah bentuk pergeseran vertikal yang merupakan peralihan dari bentuk
lipatan ke patahan.
f. Block Mountain
Block mountain adalah kumpulan pegunungan-pegunungan patahan, di dalamnya
terdapat bermacam-macam bentuk horst, slenk, dan sebagainya.
KEGIATAN BELAJAR 4
BENTUK MUKA BUMI AKIBAT TENAGA EKSOGEN
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan bentukan alam yang diakibatkan oleh tenaga eksogen
serta pengaruhnya terhadap kehidupan.
B. Uraian Materi
Bagaimana guys, sudah tahukan bentukan muka bumi apa saja yang diakibatkan oleh
tenaga endogen? Nah, kali ini kita akan bahas, bentukan muka bumi yang diakibatkan
oleh tenaga geologi lainnya, yaitu tenaga eksogen. Masih ingat nggak, apa itu tenaga
eksogen ? Yup, benar sekali, tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi
dan bersifat merusak. Tenaga eksogen mempunyai pengaruh yang besar terhadap
terbentuknya bentang alam di permukaan bumi. Sekeras apapun bentukan muka bumi
yang sudah dibentuk oleh tenaga endogen, nyatanya dapat dihancurkan oleh tenaga
eksogen. Berikut adalah bagian dari bentukan muka bumi akibat tenaga eksogen :
1. Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perusakan dan penghancuran massa batuan yang
disebabkan oleh pengaruh cuaca, angin, maupun organisme. Berdasarkan proses
terjadinya, pelapukan dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Pelapukan fisis (mekanis):
Pada pelapukan ini batuan mengalami perubahan/perusakan fisik. Pelapukan ini
dapat terjadi karena perbedaan perbedaan temperatur yang ekstrem, pembekuan air
tanah, mengkristalnya air garam, dan adanya gerakan air.
b. Pelapukan kimiawi
Pelapukan kimiawi merupakan proses penghancuran massa batuan yang disertai
perubahan struktur kimia batuan. Pelapukan ini terjadi karena adanya pelarutan.
Pelapukan kimiawi dapat ditemukan di daerah kapur.
Bantukan-bentukan muka bumi yang terjadi akibat pelapukan kimiawi antara lain:
- Karren : lubang-lubang di daerah kapur
- Ponor : lubang-lubang di daerah kapur yang berupa doline atau pipa karst.
- Doline : lubang yang berbentuk corong.
- Pipa karst : lubang kecil yang dinding dalamnya tegak.
- Uvala : lubang doline yang besar.
- Polye : deretan doline-doline besar.
- Sungai di bawah tanah.
- Gua-gua kapur. Dalam gua-gua kapur biasanya terdapat stalaktit dan stalakmit.
Stalaktit adalah endapan batu kapur yang berbentuk kerucut yang bergantung di
atap gua. Sedangkan stalakmit adalah endapan batu kapur yang terdapat di
dasar gua.
c. Pelapukan Organis
Pelapukan yang terjadi karena organisme, misalnya disebabkan oleh tumbuhan,
hewan ataupun manusia. Contoh: proses penghancuran batuan yang dilakukan oleh
akar tanaman atau lumut yang menempel pada batuan.
2. Erosi
Erosi atau pengikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan secara alamiah oleh
tenaga pengangkut yang ada di permukaan bumi, antara lain oleh angin dan air. Erosi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Iklim
Faktor iklim yang besar pengaruhnya terhadap erosi tanah adalah hujan. Butir-butir
air hujan dapat mengikis permukaan tanah dan dihanyutkan oleh aliran permukaan.
b. Tanah
Faktor tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur tanah, struktur tanah,
infiltrasi, kandungan bahan organik
c. Topografi
Pada lahan yang datar, percikan air dapat melebarkan partikel tanah ke segala arah,
sedangkan pada lahan yang miring partikel tanah banyak yang terlempar ke arah
bawah sesuai dengan kimiringan lereng.
d. Vegetasi
Vegetasi penutup tanah berfungsi menahan jatuhnya air hujan langsung ke tanah
dan menahan kecepatan aliran permukaan.
e. Campur tangan manusia
Kegiatan manusia yang kurang bijaksana dalam mengelola hutan dan mengolah
lahan berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan, terutama terjadinya erosi.
Contoh: penebangan hutan secara liar menyebabkan terjadinya banjir bandang di
beberapa wilayah di Indonesia.
Setelah tahu apa saja yang menjadi faktor pendorong terjadinya erosi, sekarang kita
akan bahas macam-macam erosi, yaitu :
a. Ablasi
Ablasi atau erosi air sungai merupakan suatu proses pengikisan tanah di sekitar aliran
air. Kecepatan air, banyaknya air, dan pasir yang diangkut dalam air dapat
mempengaruhi cepat lambatnya pengikisan. Aliran dari air sungai yang terus menerus
mengikis permukaan atau sisi-sisi sungai akan berdampak pada terbentuknya
ngarai, jurang, maupun lembah. Erosi yang kemungkinan bisa terjadi sepanjang aliran
sungai adalah :
Erosi mudik. Adalah pengikisan yang terjadi pada dinding air terjun dan lama
kelamaan akan mempengaruhi letak air terjun jadi mundur ke hulu.
Erosi tebing sungai. Adalah pengikisan dinding sungai yang berdampak pada
meluasnya lembah.
Erosi badan sungai. Adalah pengikisan yang terjadi di dalam badan sungai dan
berdampak pada sungai yang makin dalam.
Erosi saluran
Adalah saat air lewat tanah yang lebih rendah dan menghasilkan cekungan. Air yang
mengalir dan terus mengikis tanah akan membentuk alur air (rill) atau erosi alur/rill
erosion, selanjutnya apabila prosesnya lama akan terbentuk parit (gully) atau erosi
parit/gully erosion.
Erosi lembar (Sheet Erosion)
Erosi lembar adalah proses pengikisan lapsan tanah paling atas dan tipis sehingga
ketebalan tanahya berkurang. Ciri erosi lembar :
- Air yang mengalir di permukaan tanah berwarna keruh (kuning kecokelatan).
- Warna tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi lebih pucat.
- Terdapat bercak-bercak di permukaan tanah.
- Kesuburan tanah berkurang karena banyak unsur hara yang hilang.
Erosi tanah dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan tanah. Ciri-ciri tanah
yang tingkat kesuburan tanahnya menurun adalah partikel-partikel tanahnya hanyut
terjadi perubahan struktur tanah, kapasitas infiltrasi menurun, terjadi perubahan profil
tanah, unsur hara lenyap.
3. Mass wasting
Mass wasting (tanah bergerak) adalah perpindahan massa batuan atau tanah karena
pengaruh gaya berat. Bentuk-bentuk mass wasting antara lain:
- Tanah longsor (land slide).
- Tanah amblas atau ambruk (subsidence)
- Tanah nendat (slumping) yaitu proses longsoran tanah yang gerakannya terputus-
putus sehingga hasilnya memperlihatkan bentuk teras.
- Tanah mengali (earth flow) yaitu gerakan tanah jenuh air pada lereng-lereng yang
landai.
- Lumpur mengalir (mud flow) yaitu sejenis tanah mengalir dengan kadar air yang
tinggi.
- Rayapan tanah (soil creep) yaitu gerakan tanah lambat pada lereng yang landau
4. Sedimentasi
Sedimentasi adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga
media pengangkutnya berkurang. Proses pengendapan ini dapat dilakukan oleh air,
angin, dan es.
Material yang terbawa oleh erosi setelah menempuh jarak tertentu akan diendapkan,
lama-kelamaan membentuk batuan sedimen. Berdasarkan tenaga alam yang
membentuknya, batuan sedimen diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
Sedimen aquatis (air)
Sedimentasi ini juga disebut sedimentasi fluvial, karena banyak terjadi di aliran
sungai. Ciri-ciri fluvial: makin ke hilir makin kecil butiran batuan yang diendapkan,
pada bagian hulu batuan yang diendapkan berupa bongkahan besar dengan
sudut runcing, di bagian tengah sungai batuan yang diendapkan batuan gulung
berbentuk bulat, di bagian muara sungai yang diendapkan berupa pasir halus dan
lumpur. Bentukan endapan fluvial antara lain delta (endapan di muara sungai)
dan bantaran sungai (endapan di tengah-tengah badan sungai).
KEGIATAN BELAJAR 5
PERUBAHAN PEDOSFER
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan dinamika perubahan pedosfer dan pengaruhnya
terhadap kehidupan.
B. Uraian Materi
Pada modul sebelumnya kita sudah kupas tuntas materi tentang litosfer. Lapisan litosfer
yang merupakan batuan itu juga terdiri dari lapisan pedosfer. Apa sih pedosfer itu ?
Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas
permukaan bumi atau batuan/zat organik yang mengalami pelapukan. Tanah yang
terbentuk di permukaan bumi secara langsung ataupun tidak, berkembang dari bahan-
bahan mineral batuan. Melalui proses pelapukan, baik secara fisis maupun kimia
dibantu oleh pengaruh atmosfer, maka batu-batuan berdisintegrasi menghasilkan bahan
induk lepas, dan selanjutnya berkembang menjadi tanah. Ada beberapa faktor
pembentu tanha, yaitu :
Iklim (terutama faktor curah hujan dan temperatur).
Jasad hidup (terutama vegetasi memegang peranan yang besar).
Bahan induk (jenis bahan induk menentukan sifat fisika dan kimia tanah).
Topografi (mempengaruhi kondisi drainase dan permukaan air tanah).
Waktu (lama waktu yang dibutuhkan tanah dalam pembentukan horizon tergantung
oleh faktor lain seperti iklim, sifat bahan induk, binatang dalam tanah dan topografi).
Tanah organosol
Terjadi dari bahan induk organik. Terdapat di daratan Timur Sumatra, pantai
Kalimantan bagian barat dan selatan, pantai Irian Jaya bagian barat dan selatan.
Tanah organosol yang terdapat di Jawa, pantai barat Sumatra dan pantai
Kalimantan mempunyai kandungan ursur hara yang tinggi.
Tanah alluvial
Berasal dari endapan lumpur yang dibawa oleh sungai. Tanah ini sangat subur
dan baik untuk pertanian. Di Sumatra bagian timur, Jawa bagian utara, Kalimantan
bagian selatan dan tengah, dan Papua bagian selatan terdapat dataran aluvial
yang luas.
Tanah kapur
Tanah ini berasal dari batuan kapur yang terdapat di pegunungan tua. Jenis tanah
ini tidak subur. Terdapat di Pegunungan Kendeng (Jawa Tengah), pegunungan
Sewu (Yogyakarta).
Tanah vulkanis
Berasal dari pelapukan batu-batuan vulkanis, tanah ini sangat subur. Contoh:
tanah tuff di Lampung, Palembang, dan Sumatra Barat.
Tanah pasir
Berasal dari batu pasir yang telah lapuk. Kadar airnya sangat sedikit. Terdapat di
pantai barat Sumatra, Jawa Timur, dan Sulawesi.
Tanah humus
Terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Tanah ini sangat subur dan
warnanya hitam.
Tanah Laterit
Tanah ini mengandung besi dan aluminium, tidak subur, dan warnanya merah.
atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui poripori tanah, baik ke arah horizontal
maupun vertikal. Solum tanah adalah ketebalan tanah diukur dari permukaan sampai
batuan induk. Solum tanah terdiri dari horizon. Adapun horizon tanah adalah lapisan-
lapisan tanah. Berikut adalah horizon pada tanah :
3. Warna tanah
Pernahkah Anda memperhatikan warna setiap tanah yang Anda temui ? Apkah semua
tanah berwarna sama ? Tentu tidak. Lantas, tahukah Anda apa yang membuat tanah
berbeda-beda warnanya ?
Tanah yang kita temui disekitar kita, berbeda-beda warnanya. Hal ini diakibatkan oleh
adanya ikatan senyawa organik yang terdapat dalam tanah. Adapun asal warna-warna
tanah itu antara lain:
Na, S, Mg, Fe, Zn, B, Cu, dan Mn. Ada dua macam pupuk yang dapat digunakan
untuk menyuburkan tanah yaitu :
- Pupuk alam (pupuk organik)
Pupuk ini dihasilkan dari sisa-sisa tanaman, hewan, atau manusia. Contoh:
pupuk hijau, pupuk kandang, dan pupuk kompos.
- Pupuk buatan (anorganik)
Pupuk ini dibuat oleh pabrik. Contoh: pupuk urea, amonium sulfat, NP, NK, NPR, dan
lain-lain.
Selain yang disebutkan di atas, kegiatan konservasi tanah juga dapat dilakukan
dengan cara membuat :
Terassering : penanaman dengan sistem berteras pada lahan miring.
Contour farming : menanam menurut garis kontur
Pembuatan tanggul
Contour plowing : membajak searah garis kontur.
Contour strip cropping : membagi tanah dalam bentuk bidang yang sempit dan
memanjang mengikuti kontur dengan jenis tanaman yang berselang-seling.
Crop rotation : pergantian jenis tanaman supaya unsur hara tidak habis.
Reboisasi : menanami kembali hutan - hutan yang gundul.
KEGIATAN BELAJAR 6
MITIGASI BENCANA
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan dan mengidentifikasi langkah-langkah mitigasi bencana.
B. Uraian Materi
Letak geologis Indonesia berada di jalur pertemuan tiga lempeng. Hal ini
mengakibatkan Indonesia memiliki banyak gunung api di sepanjang Pulau Sumatera
hingga Pulau Jawa. Selain itu, Indonesia juga memiliki tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi sehingga memunculkan berbagai bencana sosial. Berada pada negara yang
memiliki tingkat kebencanaan tinggi baik alam maupun sosial, maka dibutuhkan upaya
untuk dapat meminimalisir resiko yang dapat ditimbulkan jika terjadi bencana.
Sebelum kita belajar lebih lanjut, berikut ada beberapa istilah yang akan kita gunakan
pada materi ini, yaitu :
- Mitigasi : mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh dari
suatu bahaya sebelum bahaya terjadi (Coburn A.W., Spence R. J. S., Pomonis A
dalam Iswa).
- Bencana : suatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia,
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan, sehingga menyebabkan hilangnya jiwa
manusia, harta benda dan kerusakan lingkungan yang kejadian ini terjadi di luar
kemampuan masyarakat dengan segala sumberdayanya (Nurjanah, dkk, 2012 : 11
dalam Iswa)
- Mitigasi Bencana : suatu tahapan yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan
dampak negative kejadian bencana terhadap kehidupan dengan menggunakan
cara-cara alternative yang lebih dapat diterima secara ekologi (edukasi, pemberian
sanksi dan reward, penyuluhan, penyedian informasi)
- Pencegahan : caran mengurangi tekanan, mengatur dan menyebarkan energy atau
material ke wilayah yang lebih luas atau melalui waktu yang lebih panjang
- Kesiapsiagaan : kegiatan penyusunan dan uji coba rencana penanganan
kedaruratan, mengorganisasi, memasang dan menguji system peringatan dini,
Tingginya potensi bencana yang ada di Indonesia, menuntut semua orang dapat
melakukan mitigasi bencana. Berikut adalah siklus mitigasi bencana :
Pembangunan sarana social masyarakat (tempat ibadah, balai desa, rumah sakit,
sekolah, dll)
Membantu masyarakat memperbaiki rumah
Pemulihan kegiatan bisnis dan ekonomi
- Jangan lupa mencatat nomor penting yang mungkin diperlukan saat gempa akan
terjadi seperti nomor rumah sakit.
- Siapkan alat pemadam kebakaran, diantaranya tabung pemadam kebakaran.
Berikut adalah beberapa metode langkah-langkah tercepat agar terhindar dari gempa
bumi, yaitu :
- Jangan merasa panik, tenangkanlah diri anda dan berpikirlah positif bahwa anda
bisa selamat dari bencana yang sedang terjadi.
- Jika anda berada didalam gedung atau sebuah bangunan keluarlah karena lebih
aman diluar bangunan agar bisa terhindar dari bahaya kerobohan gedung. Jika
berada diluar ruangan jangan berlindung di bawah tiang listrik atau pohon yang
memungkin bisa menjatuhi diri anda. Lebih baik anda berlindung di bawah meja
tau tempat tidur yang kuat.
- Pastikan anda berdiri tidak di atas tanah yang memungkinkan terjadi rengkahan
tanah karena gempa dengan kekuatan besar bisa menimbulkan tanah merengkah
dan erosi tanah.
- Jauhilah pantai karena pantai bisa berpotensi penyebab tsunami. Jika berada di
daerah pegunungan pastikan daerah yang anda tempati tidak berpotensi longsor.
- Jika anda sedang dalam perjalanan dengan menaiki kendaraan, maka turunlah
dan matikan kendaraan anda.
- Ketika gempa terjadi, jauhi jendela, kaca dan benda-benda berat yang dapat
menimpa dan melukai.
- Jika terjadi kebakaran akibat hubungan arus pendek pada jaringan listrik atau
akibat meledaknya jaringan pipa gas / tabung gas
- Berlindunglah di bawah meja yang kokoh. Pastikan meja yang melindungi kita
dari jatuhan benda memang benar-benar kuat menerima jatuhan benda.
- Tunggu sampai getaran berhenti, kemudian keluar dari ruangan dengan sigap.
Usahakanlah mencari informasi tentang pusat gempa dan berbagai informasi lain yang
penting melalui saluran radio jika alat komunikasi lain belum bisa berfungsi dengan baik.
RANGKUMAN
KB 1
1. Lapisan bumi terdiri atas lapisan litosfer, lapisan astenosfer (mantel bumi) dan
lapisan barisfer (inti bumi)
2. Lapisan litosfer terdiri atas lapisan Si Al dan Si Ma
3. Teori Kontraksi : bumi mengamali pendinginan sehingga semakin lama semakin surut
dan mengerut sehingga terbentuk gunung, lembah, dan dataran
4. Teori Pengapungan Benua (continental drift theory) : pada awalnya di bumi hanya
ada satu samudera yang disebut panthalasa dan datu benua maha besar disebut
pangea.
5. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory) : awalnya bumi ini terdiri atas dua
benua yang sangat besar yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di
sekitar kutub selatan bumi dan dipisahkan oleh Laut Tethys.
6. Teori Konveksi (Convection Theory) : menyatakan bahwa di dalam lapisan astenosfer
terjadi aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi dan menyebabkan
batuan kerak bumi menjadi lunak, sehingga gerak aliran dari dalam mengakibatkan
permukaan bumi tidak rata.
7. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory) : kulit bumi terdiri atas beberapa
lempeng tektonik yang selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi pada
lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
KB 2
1. Batuan pada kulit bumi terbagi terbagi atas 3 golongan; yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf
2. Berdasarkan tempat proses pendinginannya, batuan beku dibagi atas batuan beku
dalam, batuan beku gang dan batuan beku luar.
3. Berdasarkan perantaranya, batuan sedimen dibagi atas batuan sedimen aeolis,
batuan sedimen glasial, dan batuan sedimen aquatik
4. Batuan metamorf terbentuk karena perubahan suhu dan tekanan yang tinggi
5. Gerak lempeng ada tiga, yaitu konvergen (mendekat), divergen (menjauh), dan
transform (berpapasan)
6. Gerak lempeng yang konvergen dapat terjadi antara lempeng benua dengan benua,
lempeng benua dengan samudera, serta antara lempeng samudera dengan
samudera.
7. Fenomena yang dihasilkan dari gerak konvergen :
lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua
terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut
pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi
daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng
timbunan sedimen campuran/mélange
8. Fenomena yang dihasilkan dari gerak divergen :
Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya
Pembentukan tanggul dasar samudera (mid ocean ridge) di sepanjang tempat
perenggangan lempeng-lempeng tersebut
Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal
(lava bantal) dan hamparan leleran lava encer
Aktivitas gempa
9. Fenomena yang dihasilkan dari gerak transform adalah adanya patahan dan
menimbulkan gempa tektonik yang lemah
KB 3
1. Bentuk atau relief muka bumi terbentuk akibat adanya tenaga geologi yaitu tenaga
endogen dan tenaga eksogen.
2. Tenaga endogen : tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membentuk.
3. Tenaga eksogen : tenaga yang berasal dari luar bumi yang bersifat merusak.
4. Bentang alam akibat adanya tenaga endogen adalah vulkanisme (gunung api), seisme
(gempa bumi), tektonisme (pergerakan lempeng)
5. Graben adalah tanah turun, sedangkan horst adalah tanah naik.
6. Antiklinal adalah puncak lipatan, sedangkan sinklinal adalah lembah lipatan.
7. Epirogenesa : gerak lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang
lama dan meliputi daerah yang luas.
8. Epirogenesa positif : gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut tampak naik.
9. Epirogenesa negatif: gerak naiknya daratan sehingga permukaan laut tampak turun.
10. Orogenesa : gerak yang relatif lebih cepat daripada gerak epirogenetik dan meliputi
daerah yang sempit.
11. Hiposentrum : pusat gempa di dalam bumi.
12. Episentrum : pusat gempa di permukaan bumi.
13. Makroseista : daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan terberat akibat
gempa.
14. Rumus menghitung jarak episentrum (Rumus Lasca) : = ((S - P) – 1’) x 1 megameter
15. Seismologi : ilmu yang mempelajari hal ikhwal gempa.
16. Seismogram : gambaran getaran gempa yang dibuat oleh seismograf.
KB 4
1. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak.
2. Bentukan alam akibat tenaga eksogen adalah pelapukan, erosi, mass wasting,
sedimentasi.
3. Pelapukan terdiri atas, pelapukan fisik, pelapukan organis dan pelapukan kimiawi.
4. Pelapukan kimiawi banyak terjadi pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi.
5. Erosi : terlepasnya partikel batuan secara alamiah oleh tenaga pengangkut yang ada di
permukaan bumi, antara oleh angin dan air.
6. Mass wasting (tanah bergerak) adalah perpindahan massa batuan atau tanah karena
pengaruh gaya berat.
7. Sedimentasi adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga media
pengangkutnya berkurang.
8. Berdasarkan tenaga alam yang membentuknya, sedimentasi diklasifikasikan menjadi
4, yaitu : sedimen aquatis (air), sedimen aeolis (angin), sedimen marine (air laut) dan
sedimen glasial (es).
MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN vii
GEOGRAFI | REVISI 2018
KB 5
- Tanah terbentuk dari batuan yang mengalami proses pelapukan, baik secara fisis
maupun kimia dibantu oleh pengaruh atmosfer.
- Faktor-faktor pembentuk tanah yaitu : Iklim, jasad hidup (organisme), bahan induk,
topografi, dan waktu.
- Jenis tanah di Indonesia adalah tanah podzolik merah kuning, tanah organosol, tanah
alluvial, tanah kapur, tanah vulkanis, tanah pasir, tanah humus, serta tanah Laterit.
- Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa
tanah, terutama fraksi-fraksi pasir, debu, dan lempung.
- Permeabilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui
poripori tanah, baik ke arah horizontal maupun vertikal.
- Solum tanah adalah ketebalan tanah diukur dari permukaan sampai batuan induk.
- Jenis erosi tanah, yaitu erosi percik (splash erosion), erosi lembar (sheet erosion),
erosi alur (riil erosion), dan erosi parit (gully erosion).
- Faktor penyebab erosi tanah adalah iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan campur
tangan manusia.
- Terassering adalah penanaman dengan sistem berteras pada lahan miring.
- Contour farming adalah menanam menurut garis kontur.
- Contour plowing adalah membajak searah garis kontur.
- Contour strip cropping adalah membagi tanah dalam bentuk bidang yang sempit
dan memanjang mengikuti kontur dengan jenis tanaman yang berselang-seling.
- Crop rotation adalah pergantian jenis tanaman supaya unsur hara tidak habis.
- Reboisasi adalah menanami kembali hutan - hutan yang gundul.
MODUL 4 | DINAMIKA LITOSFER, MITIGASI BENCANA & PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN viii
GEOGRAFI | REVISI 2018
KB 6
DAFTAR PUSTAKA
Sindhu. Yasinto. Geografi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Erlangga :
Jakarta, 2013
Wardiyatmoko.K. Geografi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Erlangga : Jakarta,
2013
https://informazone.com/struktur-lapisan-bumi/
http://www.gurugeografi.id/2016/12/bukti-teori-continental-drift-wegener.html
http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/12/perkembangan-bumi.html
http://wmh1989.blogspot.co.id/2011/05/arus-konveksi.html
http://www.tandapagar.com/struktur-lapisan-bumi/
http://www.gurugeografi.id/2016/12/bukti-teori-continental-drift-wegener.html
https://fkhoerunnisa5.wordpress.com/2013/04/13/teori-pangea-laurasia-dan-gondwana/
http://wmh1989.blogspot.co.id/2011/05/arus-konveksi.html
http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/12/perkembangan-bumi.html
https://imas94.wordpress.com/2011/10/08/teori-lempeng-tektonik-geografi/
http://smamuhammadiyahtasikmalayageo.blogspot.co.id/2011/12/prinsip-dasar-dari-teori-
lempeng.html
http://januarmalinbandaro.blogspot.co.id/2012/11/bumi.html
http://lempengbumi.blogspot.co.id/
Pendukung Modul Geografi Tektonisme-Litosfer, Iswahyudiharto
http://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-lipatan
http://rodanasciencias.blogspot.co.id/2016/11/la-accion-del-hielo.html
http://budisma.net/2015/04/jenis-jenis-pelapukan-fisika.html
https://ringkasanbukugeografi.blogspot.co.id/2015/12/tenaga-eksogen.html
http://smpn5muaraenim.blogspot.co.id/2012/01/fenomena-di-litosfer-dan-atmosfer-
bumi.html
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/abrasi-dan-erosi
http://farahatikahgeografitanah.blogspot.co.id/p/horizon-tanah.html
http://agroteknologi.id/pengertian-dan-definisi-horizon-tanah/
https://abelpetrus.wordpress.com/geography/persebaran-jenis-jenis-tanah-di-indonesia/
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/jenis-jenis-tanah
http://syafiraistyani.blogspot.co.id/2012/11/mitigasi-tsunami.html
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/cara-melakukan-mitigasi-gempa-bumi
http://mitigasigempa.blogspot.co.id/2011/11/langkah-langkah-mitigasi-gempa.html
http://mitigasitanahlongsor.blogspot.co.id/
http://kami-pelongsor-tanah.blogspot.co.id/2014/04/tindakan-mitigasi-bencana-alam-
tanah.html