POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE
WAKTU
: DEMOGRAFI
DEMOGRAFI
: RUANG LINGKUP DEMOGRAFI
: I DAN II
: 100
I.
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan ruang lingkup demografi, geografi penduduk dan analisis demografi
II.
INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian demografi dan geografi penduduk
2. Mendeskripsikan ruang lingkup demografi
3. Membedakan konsep demografi dengan geografi penduduk,
kependudukan
4. Mengidentifikasi variabel demografi dan variabel non demografi
III.
pendidikan
MATERI
RUANG LINGKUP DEMOGRAFI
GEOGRAFI
PENDUDUK
PENDIDIKAN
KEPENDUDUKAN
DEMOGRAFI
A. Pengertian Demografi
Istilah Demografi pertama kali diperkenalkan oleh Archile Guillard, dalam kertas kerjanya
(1855) Element do Statistique Humaine ou Demographie Compare, tetapi Bapak
Demografi adalah John Graunt.
1
Demografi berasal dari bahasa Yunani, demos, artinya penduduk, dan grafein yang berarti
menulis atau menggambar.
Demografi berarti tulisan atau gambaran tentang penduduk suatu wilayah tertentu.
1. Kamus Umum Demografi
Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk suatu wilayah menyangkut
jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).
2. James D. Bogue
Demografi adalah Studi matematik dan statistik terhadap jumlah, komposisi dan distribusi
spatial penduduk manusia dan perubahan-perubahan dari aspek-aspek tersebut yang
terjadi karena bekerjanya 5 proses (fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan
mobilitas).
3. Philip M. Hauser dan Dudley Duncan (1958)
Demografi mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang terjadi karena
natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan
status).
4. G.W Barclay
Mempelajari tingkah laku keseluruhan dan bukan perseorangan
5. D.V. Glass
Mempelejari pengaruh proses demografi terhadap penduduk dunia
DEMOGRAFI
STRUKTUR
PROSES
(Statis)
(Dinamis)
Jumlah
Persebaran
Komposisi
RUANG
RUANG
LINGKUP
LINGKUP
Kelahiran
Kematian
Migrasi
Mobilitas Sosial
Ciri Demografi
Kajian demografi adalah sekelompok orang (agregates/collection) yang bertempat tinggal di
suatu wilayah
2
Demografi bersifat matematis, yang berarti analisis didasari pada analisis kuantitatif,
sehingga demografi disebut juga dengan Statistik Penduduk/demografi Formal /
demografi Murni.
Demografi murni (pure demography) atau demografi formal (formal demography) hanya
menganalisis variabel-variabel demografi (hubungan antara aspek statis dengan aspek
dinamis).
B. Geografi Penduduk
1. Murray Chapman (1972)
Population Geography is the study of human population within area (geographic space) over
time. The size of the population under study ranges from a single individual to large
aggregates (eq continental population) such a population can be studied in terms of its
intrinsic/extrinsic characteristics and for in terms of its interrelation ships with the area of
which it is part.
2. Zelinsky (1962)
Population Geography is the science that deals with the extent and ways in which the total
unique geographical character of places is formed by and in turn reats upon a set of
population phenomena which vary within it throug both space and time as they ffolow their
own behavioral laws and interact with various non-demographic phenomena.
3. Clarke (1972)
Population Geography is concerned with demonstrating how spatial variations in the
distribution composition, migration and growth of populations are related to spatial varations
in the nature of palces.
Geografi penduduk mempelajari penduduk menyangkut distribusinya, komposisinya dan
pertumbuhannya pada ruang yang bervariasi serta keterkaitannya dengan wilayah tersebut
pada suatu waktu tertentu.
Atau Studi yang menekankan pada hubungan manusia dengan wilayah ,
terutama menyangkut ruang/space, pemanfaatann ruang, man land ratio, masalah-masalah
kependudukan, kebijaksanaan untuk mengatasi masalah penduduk.
C. Pendidikan Kependudukan
Studi yang menitik beratkan pada perubahan sikap dan prilaku menyangkut
reproduksi dan persebaran penduduk secara nasional dan bertanggung jawab, dalam rangka
peningkatan kualitas hidup penduduk dalam arti luas.
Atau program untuk membina anak didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan
tingkah laku yang rasional dan bertanggung jawab tentang pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap aspek-aspek kehidupan yang menyangkut segi-segi sosial, politik, budaya, dalam
lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa.
GEOGRAFI PENDUDUK
VARIABEL PENGARUH
DEMOGRAFI
Spt Komposisi Umur
PUS
NON DEMOGRAFI
Faktor budaya
Faktor ekonomi
Faktor social
Non demografi:
NATURAL, EKONOMI
Iklim
Potensi sda
BUDAYA
Nilai anak
Adat istiadat
SOSIAL, EKONOMI
Lapangan pekerjaan
Jenis pekerjaan
Tingkat pendapatan
Tingkat pendidikan
VARIABEL TERPENGARUH
DEMOGRAFI
Contoh,Kelahiran
DEMOGRAFI
Contoh; Migrasi keluar
DEMOGRAFI
Kegunaannya, terutama sebagai data dasar dalam perencanaan pembangunan (buat laporan
tentang data penduduk, kegunaan dan manfaat dari pendataan/ data tersebut).
IV.
PERTANYAAN/TUGAS
1. Bagaimana menentukan perbedaan analisis demografi, geografi penduduk, atau
pendidikan kependudukan.
V.
SUMBER
1. Abdurahim, Iih. 1986. Pengantar Penduduk. Bandung: Alumni
2. Mantra, Ida Bagus. 2005. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nurcahaya
3. Rusli Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.
4. Lembaga Demografi UI. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: FEUI
MATA KULIAH
POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE
WAKTU
: DEMOGRAFI
: SUMBER DATA DEMOGRAFI
: III DAN IV
: 100
I.
KOMPETENSI DASAR
Membedakan sumber data demografi dan ruang lingkupnya
II.
INDIKATOR
1. Mendeskripsikan arti dan ruang lingkup sensus
2. Mendeskripsikan pelaksanaan sensus di Indonesia
3. Mengidentifikasikan topik minimal yang terdapat dalam sensus
4. Membedakan cakupan sensus, registrasi dan survai penduduk
III.
MATERI
A. Sensus Penduduk
1. Pelaksanaan Sensus
Pelaksanaan Sensus dalam artian Tradisional, untuk Tujuan militer
Babilonia (4000 BC), Cina (3000 BC), Mesir (2500 BC)
Abad ke-16 dan 17 sensus di Italia, Sisislia, Spanyol
Sesudah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan hingga tahun 1959, pemerintah tidak melaksanakan sensus.
Sensus pertama, sedianya akan dilakasanakan tahun 1960, tertunda menjadi tahun
1961. Sensus ini dilaksanakan berdasarkan UU No. 6/1960 dan PP RI No.49/1960.
Sensus kedua, tahun 1971, yang dilaksanakan atas dua tahap yaitu, pertama
merupakan pencacahan lengkap bagi seluruh penduduk pada tanggal 6-24 September
1971. Kedua, berupa pencahahan sampel untuk memperoleh keterangan lebih
lengkap tentang aspek kependudukan, misalnya tenaga kerja, migrasi (tanggal 20
sept- 4 Oktober 1971). Kemudian tahun 1980, 1990, dan tahun 2000.
Topik
Geografi dan
Migrasi
Rumah Tangga
Karakteristik Sosial
Dan Demografi
Fertilitas dan
Mortalitas
Karaktersitik Pendidikan
Karaktersitik Ekonomi
Jabarannya
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Daerah sensus
Tempat lahir
Lama tinggal di daerah sekarang
Tempat tinggal beberapa tahun yang lalu
Jumlah anggota RT
Hubungan masing-masing anggota dengan KK
Komposisi anggota RT dan Jenkel
Jenis kelamin
Umur
Status Perkawinan
Kewarganegaraan
Agama
Bahasa
Suku
Anak lahir hidu
Anak masih hidup
Umur waktu kawin
Lama kawin
Jumlah anak lahir hidup 12 bulan sebelum hari sensus
Jumlah bayi meninggal 12 bulan sebelum sensus
Yatim karena kematian ibu
Tingkat pendidikan
Melek huruf
School attedance
Educational Qualifications
Aktivitas ekonomi
Kedudukan dalam aktivitas
Industri
Status pekerjaan
Jam kerja
Pendapatan
Aktivitas menurut sektor
De-facto, sensus yang dilakukan terhadap penduduk yang karena pekerjaannya atau
sebab-sebab lain tidak mempunyai tempat tinggal tetap.
Atau de-facto ---- sensus terhadap penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap.
4. Kesalahan Sensus
1. Kesalahan cakupan (errors of coverage
2. Kesalahan isi pelaporan (errors of content)
3. Kesalahan ketepatan pelaporan (estimating errors)
B. Registrasi Penduduk
Pencacatatan setiap kali terjadi persitiwa demografi yang bersifat vital.
Pada umumnya pelayanan registrasi dilaksanakan oleh Kantor Pemerintahan Dalam Negeri
Pelaporan data sistem registrasi bersifat Pasif, yg dapat menimbulkan beberapa
permasalahan, karena tidak lengkapnya data yang dilaporkan Seperti:
Bayi lahir hidup (beberapa menit)--dilaporkan saja sebagai lahir mati
Banyak persitiwa yang tidak dilaporkan
C. Survai Penduduk
Survai penduduk biasanya dilakukan dengan sistem sampel, baik wilayah maupun data yang
dikumpulkan.
Misalnya Survai Fertilitas dan KB di wilayah A. Data yang disajikan lebih mendalam
dibanding data sensus, dan registrasi.
IV.
TUGAS
1. Jelaskanlah ruang lingkup, cakupan dan ciri sensus
2. Jelaskan kesalahan apa saja yang ditemukan dalam sensus
3. Jelaskanlah perbedaan cakupan sensus, survai dan registrasi penduduk
4. Jelaskanlah data apa saja yang bersumberkan dari registrasi dan dimana didapatkan
5. Jelaskanlah kenapa catatan kematian lebih lengkap diibanding catatan Kelahiran
V.
SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Abdurahim, Iih. 1986. Pengantar Penduduk. Bandung: Alumni
2. Mantra, Ida Bagus. 2005. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nurcahaya
3. Rusli Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.
4. Lembaga Demografi UI. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: FEUI
: DEMOGRAFI
: KOMPOSISI DAN PIRAMIDA PENDUDUK
: 5 DAN 6
: 200
I.
STANDAR KOMPETENSI
Menganalisa kompoisi pendudukan pada suatu daerah tertentu berdasarkan teori dan
teknis analisa demografi serta pengaruhnya terhadap kehidupan
II.
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis susunan dan persebaran penduduk
III.
INDIKATOR
1. Menyusun data penduduk ke dalam komposisi penduduk
2. Memperhalus data komposisi penduduk
3. Menghitung beban ketergantungan dan umur median berdasarkan penduduk
komposisi umur
4. Menghitung rasio seks, rasio anak dan perempuan berdasarkan penduduk komposisi
umur
5. Menyajikan data penduduk dalam bentuk piramida penduduk
IV.
MATERI
A. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk merupakan susunan penduduk berdasarkan karakateristik tertentu:
Biologis: umur dan jenis kelamin
Sosial: Tingkat pendidikan, status perkawinan dan sebagainya
Ekonomi: lapangan pekerjaa, jenis pekerjaaan, tingkat pendapatan dansebagainya
Geografis: berdasarkan tempat tinggal, kabupaten kota, propinsi dan sebagainya
1. Komposisi Penduduk Menurut Umur
Komposisi penduduk berdasarkan umur dalam analisis demografis merupakan
karakteristik vital, selain karakteristik berdasarkan jenis kelamin.
Komposisi umur dibagi menjadi beberapa kelompok umur dengan interval yang sama.
Guna berbagai kepentingan dan analisis, komposisi umur penduduk disusun dalam
struktur lima tahunan, ataupun satu tahun.
Komposisi Penduduk Menurut Umur
Kelompok Umur
Jumlah
(tahun)
04
59
Dan seterusnya
8
Persen
Sunberg, demograf Swedia, meletakkan dasar pembagian umur dalam relasinya dengan
kehidupan produktif secara ekonomi sebagai berikut: (a) 0 14 tahun (kelompok belum
produktif, (b) 15 49 tahun (kelompok umur produktif penuh, (c) 50 tahun ke atas
(kelompok umur tidak produktif lagi. Berikut pengelopokan yang lebih teliti: (a) 0 14
tahun (belum produktif), (b) 15 19 tahun (belum produktif penuh), (c) 20 54 tahun
(produktif penuh), (d) 55 64 tahun (tidak produktif penuh), dan (e) 65 tahun ke atas tak
produktif lagi (Daldjoeni, 1986).
Pengelompokan yang banyak digunakan demograf sekarang adalah: 0 14 tahun
(kelompok belum produktif), 15 64 tahun (kelompok umur produktif), dan 65 tahun ke
atas (kelompok tidak produktif lagi).
Kelompok Umur dan Penggolongan Penduduk:
Umur
Penduduk Tua
0 14 Tahun
30 %
15 64 Tahun
60 %
65 +
10 %
a.
Penduduk Muda
40 %
55 %
5%
Angka Ketergantungan
Rumus:
Penduduk Umur 0-14 Tahun + 65 Tahun ke atas
Rasio Beban Tanggungan = ------------------------------------------------------------- x 100 %
Penduduk Umur 15 64 Tahun
b.
Umur Median
Umur median adalah umur yang membagi penduduk atas umur tua, intermediate, dan
umur muda. Dengan demikian umur median berguna untuk menentukan pemusatan
penduduk pada kelompok umur tertentu.
Rumus:
Md = 1Md +
1Md
N
fx
fMd
i
N/2 - fx
------------ x i
fMd
Kategori
Penduduk tua
9
10 30 tahun
30 tahun
Penduduk intermediate
Penduduk muda
Rasio
Seks
TUGAS
1. Jelaskan kenapa struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin sangat
penting dalam analisis demografi
10
2.
3.
4.
5.
VI.
Hitunglah dependency ratio, sek ratio dan umur median penduduk Sumatera Barat,
Kota Padang, kota serta kabupaten lainnya di Sumatera Barat berdasarkan data
sensus ataupun data survai terbaru.
Tuliskanlah pengelompokkan umur penduduk di Indonesia dalam kaitannya dengan
kegiatan kerja, selain yang dijelaskan di atas, serta kemukakan alasannya kenapa
demikian.
Buatlah piramida penduduk sesuai dengan data seperti soal nomor dua, jelaskan
kenapa bentuk piramidanya seperti itu.
Buatlah analisa terhadap piramida-piramida tersebut
SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Abdurahim, Iih. 1986. Pengantar Penduduk. Bandung: Alumni
2. Mantra, Ida Bagus. 2005. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nurcahaya
3. Rusli Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.
4. Lembaga Demografi UI. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: FEUI
5. BPS; BAPPENAS; UNFPA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia
Population Projection) 2000-2025. Jakarta
6. BPS Suamtera Barat. Karakteristik Penduduk Padang Hasil Sensus Penduduk 2000.
Padang:BPS
11
: DEMOGRAFI
: TEORI PERTAMBAHAN PENDUDUK
: LIMA/ENAM
: 200
I.
KOMPETENSI DASAR
Memahami teori-teori pertambahan penduduk dan aplikasinya dalam analisis penduduk
suatu daerah
II.
INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pandangan Malthus tentang penduduk dan pembangunan
2. Mendeskripsikan pandangan Neo Malthusian tentang kelahiran, lingkungan dan
pembangunan.
3. Membedakan teori sosial dengan teori penduduk natural
4. Mendeskripsikan beberapa pandangan optimis tentang pertumbuhan penduduk
dengan pembangunan
III.
MATERI
13
TUGAS
1. Jelaskanlah bagaimana pandangan Malthus, dan Malthusian terhadap pertumbuhan
penduduk dan pemabnguanan
2. Malthus merupakan salah seorang yang pesimis melihat pertumbuhan penduduk
dunia, jelaskan kenapa demikian
3. Jelaskanlah apa yang dicemaskan para ahli terhadap pertumbuhan penduduk
memang terjadi, baik di negara-negara berkembang maupun di negara maju.
V.
SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Dwiyanto, Agus. Dkk. 1996. Penduduk Dan Pembangunan. Yogyakarta: Aditya
Media.
2. Mantra, Ida Bagus. 2005. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nurcahaya
3. Rusli Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.
4. Salladien. 1980. Konsep Dasar Demografi. Surabaya: PT Bina Ilmu
15
: DEMOGRAFI
: KERANGKA ANALISIS FERTILITAS
: 7 DAN 8
: 200
I.
STANDAR KOMPETENSI
Menganalisis dinamika kependudukan pada suatu daerah tertentu berdasarkan teori dan
teknis analisa demografi serta pengaruhnya terhadap kehidupan
II.
KOMPETENSI DASAR
Menghitung jumlah fertilitas penduduk
determinan fertilitas dan dampak fertilitas
III.
INDIKATOR
1. Mendekripsikan istilah-istilah yang berkaitan dengan fertilitas
2. Menghitung tingkat fertilitas berdasarkan parameter tertentu
3. Menjelaskanketerkaitan determinan fertilitas terhadap pertumbuhan penduduk pada
suatu wilayah
4. Menghitung proyeksi penduduk berdasarkan data yang ada
IV.
MATERI
16
B. PARAMETER FERTILITAS
a. Angka Fertilitas Kasar/ Crude Birth Rate (CBR)
Jumlah kelahiran hidup selama satu tahun
CBR = -------------------------------------------------- x 1000
Jumlah penduduk pertengahan tahun
b. Angka Fertilitas Umum/ General Fertility Rate (GFR)
Jumlah kelahiranm dalam satu tahun
GFR = --------------------------------------------------------------- x 1000
Jumlah perempuan usia 15-44 tahun pada th tersebut
c. Angka Fertilitas Menurut Umur/ Age Specific Fertility Rate (ASFR)
Jumlah kelahiran pada perempuan golongan umur tertentu
ASFR = ----------------------------------------------------------------------- x 1000
Jumlah perempuan golongan umur tertentu
d. Tingkat Kelahiran Menurut Urutan Kelahiran/ Birth Order-Specific Fertility Rate
(BOSFR)
Jumlah kelahiran urutan ke i
BOSFR = -------------------------------------------------------------------------- x 1000
Jumlah perempuan umur 15-49 tahun pada pertengehan tahun
e. Rasio Anak terhadap Perempuan Usia Subur/ Child Women Ratio (CWR)
Jumlah anak yang berumur di bawah 5 tahun
CWR = ------------------------------------------------------- x 100
Jumlah perempuan umur 15 49 tahun
f.
17
FAKTOR
SOSIAL
FERTILITAS
VARIABEL
ANTARA
Ada 11 variabel antara dan faktor-faktor fertiltas oleh Davis dan Blake, sebagai berikut;
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan Hubungan Kelamin (Intercouse
Variabel)
1. Age of entry into sexual union
2. Permanent Celibacy
3. Age of merried status
4. Abstentie Sukarela
5. Abstentie Terpaksa
6. Frekuensi Hubungan seks
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan (Conceptional V.)
7. Fecundity (kesuburan), infecundity (kemandulan) tidak disengaja/bawaan
8. Pemakian kontrasepsi
9. Kesuburan dan kemandulan yang disengaja (sterilisasi/tubektomy, vacektomy)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan dan Kelahiran dengan Selamat
10. Mortalitas janin yang tidak disengaja
11. Mortalitas janin yang disengaja
Kategori Angka Kelahiran:
Tinggi, apabila lebih dari 30 per seribu kelahiran hidup
Sedang, antara 20 30 per seribu kelahiran hidup
Rendah, apabila kurang dari 20 per seribu kelahiran hidup
2. Model Freedman
Freedman mengembangkan model yang diusulkan oleh Davis dan Blake, dengan melihat
saling mempengaruhi antara variabel lingkungan, sosek, mortalitas, norma besarnya
keluarga, pengetahuan, dengan variabel antara serta fertilitas (lihat bagan).
18
Angka
Kematian
Lingkungan
Norma
Jumlah Keluarga
Variabel
Antara
Fertilitas
Norma
Variabel Antara
Struktur Sosial
Ekonomi
KB
Sumber:
3. Kerangka Dasar Analisis Fertility Model World Fertility Survey (1977)
Struktur Sosial
Ekonomi (1)
Sikap Terhadap
Jumlah, struktur
Pembentukan
Keluarga (5)
Karakteristik
Sosial Ekonomi (4)
Variabel Antara
(7)
Lingkungan
(2)
Karakteristik
Biososial
(3)
Fertilitas
Pengetahuan, Sikap
terhadap
Kontrasepsi (6)
D. Penerapan Model Frekuensi Tabel Tunggal dan Tabel Silang Perbedaan Fertilitas:
Model 1. Distribusi Anak Lahir Hidup dan
Anak Masih hidup Mneurut Umur
19
Umur
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
Total
Model 2. Distribusi Anak Lahir Hidup Menurut Pendidikan
Anak Lahir
Hidup
TS
0
1
2
3
4
5
6+
Total
SD tt
100% 100%
SD
Pendidikan Perempuan
SLTP tt
SLP+SMU tt
SMU +
100
100%
100%
100%
Total
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
SD tt
Total
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
Total
Untuk menganalisis fertilitas, dapat dilihat dari beberapa variabel saja tergantung pada kondisi
masyarakat dan lingkungan setempat.
V.
TAGIHAN
1. Tuliskanlah perbedaan istilah berikut: fertilitas, fecunditas, live birth, still birth,
abortus
20
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
VI.
Dalam analisis fertilitas, ukuran yang sering digunakan adalah TFR dan ASFR.
Je;askan kenapa demikian
Gambarkanlah kerangka analisis fertilitas model Davis dan Blake
Gambarkanlah kerangka analisis fertilitas model Freedman dan model The World
Fertility Survey
Menurut ketiga teori di atas, variabel sosial ekonomi tidak berpengaruh secara
langsung terhadap fertilitas. Jelaskanlah kenapa demikian.
Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan nilai plus dan nilai minus variabel antara.
Masing-masing kelompok membuat rancangan analisis fertilitas dari beberapa
variabel (minimal 5 variabel)
Mengumpulkan data fertilitas di lapangan (minimal 30 RT/pasangan)
Menganalisis hasil data fertilitas sesuai dengan rancangan yang dibuat.
SUMBER
1. Roland Freedman. 1987. Fertility Determinant in John Cleland and Chis Scott
(eds). The World Fertility Survey. New York: Oxford University Press. Hal 274-295
2. Ida Bagus Mantra. 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nircahaya
3.
Masri Singarimbun. 1987. Kependudukan Liku-Liku Penurunan Kelahiran.
Yogyakarta: LP3ES Kerjasama dengan LK UGM
4. Mariyati Sukarni. 1999. Kesehatan Keluarga & Lingkungan. Jakarta: Kanisius.
5. United Nation. 1987. Educational and Fertility In United Nation. The World
Fertility Survey. New York. Hal 214-247.
6. Tukiran. 1997. Analisis Fertilitas di Indonesia dari Data Sekunder: Prosiding:
Pelatihan peningkatan kemampuan Penelitian dan Analisis Data Bagi Staf Biro Pusat
Statsitik Yogyakarta, 20 Oktober 1 November 1997. Yogyakarta: Pusat Pendidikan
Kependudukan
: DEMOGRAFI
21
POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE
WAKTU
I.
STANDAR KOMPETENSI
Menganalisis dinamika kependudukan tentang kerangka mortalitas pada suatu daerah
tertentu berdasarkan teori dan teknis analisa demografi serta pengaruhnya terhadap
kehidupan
II.
KOMPETENSI DASAR
Menghitung tingkat mortalitas penduduk pada region tertentu dan menaganalisis faktorfaktor yang mempengaruhinya
III.
INDIKATOR
1. Mendekripsikan istilah-istilah yang berkaitan dengan mortalitas
2. Menghitung tingkat mortalitas berdasarkan parameter tertentu
3. Menjelaskanketerkaitan determinan mortalitas terhadap pertumbuhan penduduk pada
suatu wilayah
IV.
MATERI
A. PENDAHULUAN
Mortalitas adalah salah satu variabel demografi yang
Mempengaruhi Pertumbuhan penduduk
Merupakan barometer tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
Mati, peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, setelah
adanya kehidupan: Lahir hidup---hidup--- mati
1. Peristiwa Kematian yang terjadi dalam rahim (intra uterin/kematian janin/Fetal Death)
Early Fetal Death: kematian janin kehamilan kurang dari 28 minggu, disebut juga
Abortus/Keguguran
Late Fetal Death, kematian janin kehamilan di atas 28 minggu sampai waktu lahir
(Peristiwa ini dalam analisis mortalitas sudah dikatakan sebagai kematian bayi)
2. Kematian bayi di Luar rahim (extra uterin)
Kematian baru lahir (neo natal death), kematian bayi sebelum berumur satu bulan (28
hari).
Kematian lepas baru lahir (post neo-natal death), kematian bayi setelah berumur satu
bulan tetapi kurang satu tahun.
PMR (Perinatal Mortality Rate)
Kematian janin umur diatas 7 bln/28 minggu sampai bayi berumur satu minggu/7 hari
B. SUMBER DATA MORTALITAS
1. Sistem Registrasi Vital
22
Di dalam sistem ini kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah kematian
tersebut.
Masalahnya : hasil registrasi penduduk di Indonesia belum memuaskan?
Akhirnya data registrasi hanya sebagai pelengkap saja.
Cakupan Laporan kematian (oleh WHO dianjurkan)
Umur
Jenis kelamin
T4 tinggal
Sebab kematian
Tanggal dan tempat kematian
Status perkawinan
Satatus pekerjaan
Jenis Kegiatan
Pendidikan
Jumlah anak yang dilahirkan (jika perempuan)
Umur Suami/istri yang masih hidup (menikah).
2. Sensus atau Survai Penduduk
3. Sumber lain, rumah sakit, dinas pemakaman, kantor polisi dsb
C. PENGUKURAN DATA KEMATIAN
1. CDR
2.
3. IMR
a.
NMR (Neonatal Mortality Rate), kematian bayi umur satu bln atau 0-28 hari
Jumlah Kematian bayi 0-28 hari dalam 1 Tahun
NMR = ------------------------------------------------------------ x 1000
Jumlah Kelahiran Hidup pada tahun yang sama
b.
PNMR(Postneonatal Mortality Rate), kematian bayi umur 28 hari sampai umur satu
tahun
Kematian bayi antara umur 28 hari sampai satu tahun
PNMR = ----------------------------------------------------------------- x 1000
Jumlah Kelahiran hidup pada tahun yang sama
23
c.
PMR (Prenatal Mortality Rate), kematian janin kehamilan di atas 28 minggu sampai
bayi umur 7 hari.
Kematian Janin kehamilan di atas 28 minggu sampai bayiumur 7 hari
PMR= --- -------------------------------------------------------------------------------- x 1000
Kelahiran Hidup
4. Childhood Mortality Rate (CMR), kematian anak umur satu sampai empat tahun.
Jumlah Kematian anak umur 1- 4 tahun
CMR = --------------------------------------------------------------- x 1000
Jumlah anak umur 1- 4 tahun pd pertengahan tahun
5. CMR (Case Mortality Rate), kematian karena sebab penyakit tertentu, seperti
kecelakaan, penyakit menular, bunuh diri, dsb.
Jumlah kematian disebabkan penyakit tertentu
CSMR = ------------------------------------------------------------------ x 1000
Jumlah kasus penyakit yang sama pada tahun tersebut
6. Maternal Mortality Rate (MMR), jumlah perempuan yang mati waktu hamil,melahirkan,
dan masa nifas (kurang 40 hari)
Jumlah kematian perempuan hamil, melahirkan dan pada masa nifas
MMR = ----------------------------------------------------------------------------------- x 1000
Jumlah kelahiran selama tahun yang sama
MMR penting untuk:
Melihat resiko kematian pd ibu-ibu hamil, melahirkan dan masa nifas
Dipakai sebagai ukuran tingkat kesehatan negara
Penyebab kematian ibu
Predeposisi (Anemia, Acute hepatitic failure/hati
Pendarahan (Ruptua uteri/rahim sobek, abortus, kehamilan ektonik)
Sepsis (Higiene yg buruk, pertolongan persalinan tradisional)
Toksemia (Peningkatan darah, albumin urine/adanya protein dlm kencing,
oedema/pembengkakan)
Komlikasi (jantung, ginjal, kanker-tumor)
Ukuran mortalitas yang sering dipakai sebagai indikator pembangunan adalah Infant Mortality
Rate (IMR)
Ada hipotesis yang menyatakan:
Terdapat hubungan yang negatif antara IMR dengan Pembangunan ekonomi.
Jika IMR rendah --- pembangunan ekonomi maju
IMR tinggi --- pembangunan ekonomi rendah
24
1. Variabel antara
Faktor ibu
Pencemaran Lingkungan
Kekurangan gizi
Luka
Pengendalian penyakit perorangan
Cara Kerja Lima Kelompok Variabel Antara pada
Dinamika Kesehatan Penduduk
DETERMINAN SOSIAL EKONOMI
IBU
PENCEMARAN
LINGKUNGAN
KURANG
GIZI
Kesehata
n
Pencegahan
Pengobatan
PENGENDALIAN
PENYAKIT
PERORANGAN
LUKA
L
Sakit
Gangguan
Pertumbuhan
Mortalitas
26
3. Variabel terpengaruh
Kematian merupakan peristiwa definitif yang dapat diukur dan dihitung. Namun, perhatian
yang khusus terhadap kematian kecil, karena:
kematian peristiwa yang jarang terjadi
pengukurannya mengharuskan peneltian penduduk dalam jumlah besar
atau terhadap kumpulan pengalaman mortalitas penduduk dalam jumlah kecil tetapi
priode yang panjang
F. TEORI BLUM (1974)
1. Faktor yg berhubungan dgn prilaku hidup sehat dan prilaku hidup sakit, termasuk dlm hal
ini pemilihan provider kesehatan. Ukurannya adalh persentase penduduk yg
memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
2. Faktor yg berhubungan dgn lingkungan hidup, meliputi:
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Masyarakat
c. Lingkungan Regional, berhubungan pencemaran.
3. Faktor yg berhub dgn kesehatan biologik
4. Faktor yg berhubungan dgn kemampuan organisasi pelayanan kesehatan
Tahapa Kematian Bayi
Soft rock
Intermediate rock,
Hard rock .
V.
EVALUASI
1. Jelaskanlah dengan contoh perbedaan antara intra uterin dan extra uterin
2. Sebutkanlah varibel antara dan indikatornya yang berpengaruh terhadap mortalitas
3. Variabel sosial ekonomi tdk berpengaruh secara langsung terhadap mortalitas.
Jelaskan kenapa demikian
4. Jelaskanlah bagaimana variabel antara dapat berepangaruh terhadap mortalitas
5. Jelaskanlah faktor yang memepengaruhi kematian menurut Blum
VI.
SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Kasto. 1997. Kerangka Studi Mortalitas: Prosiding Pelatihan Peningkatan
Kemampuan dan Analisis Data Bagi Staf Biro Pusat Statistik. Yogyakarta 20
Oktober 1 November 1997. Yogyakarta: PPK UGM.
2. Kasto. 1992/1993. Analisa Perkembangan Kependudukan Menurut Sensus
Penduduk 1990: Dinamika Mortalitas. Yogyakarta: Kantor Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup-PPK UGM
3. Lembaga Demografi UI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta:FEUI.
4. Mariyati Sukarni. 1994. Kesehatan Keluarga & Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius
By:YS
27
MATA KULIAH
POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE
WAKTU
: DEMOGRAFI
: MOBILITAS PENDUDUK
: 11 DAN 12
: 200
I.
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan ruang lingkup, pola dan trend mobilitas penduduk
II.
INDIKATOR
1. Menjelaskan ruang lingkup mobilitas penduduk
2. Menjelaskan determinan mobilitas penduduk
3. Menjelaskan kerangka pengambilan keputusan mobilitas penduduk
4. Menganalisis Indeks migrasi masuk dan keluar menurut Propinsi: 1975-1980; 19851990; 1990-1995, 1995-2000, 2005
III.
MATERI
M..HORIZONTAL/
GEOGRAFIS
M.VERTIKAL
M. PERMANEN/
MIGRASI
INTERNASIONAL
SUKARELA
PAKSAAN/
REPATRIASI
M. PSIKIS
M. NON PERMANEN/
SIRKULASI
DLM NEGERI
DISPONSORI
TRANSMIGRASI
SPONTAN/
URBANISASI
ULANG-ALIK/
COMMUTING
28
NGINAP/
MONDOK
1. MOBILITAS VERTIKAL
Disebut juga perubahan status baik sosial maupun ekonomi, contohnya adalah status
pekerjaan, dari bidang pertanian ke bidang non pertanian.
2. MOBILITAS PSIKIS
Terjadinya perubahan pada aspek psikis sesorang karena suatu sebab.
3. MOBILITAS HORIZONTAL (GEOGRAFIS)
Merupakan gerak (movement) penduduk melintasi batas teritorial tertentu dalam periode
waktu tertentu.
Hingga kini belum ada kesepakatan wilayah/teritorial dan waktu tersebut, termasuk di
dalamnya lamanya waktu niatan untuk menetap di daerah tujuan.
Batasan Ruang dan Waktu dalam Mobilitas Penduduk
Bentuk Mobilitas
1. Ulang-alik (commuting)
2. Nginap/mondok
3. Permanen (Migrasi)
Batas Wilayah
Jorong, Nagari, bs
RT/RW
Jorong, Nagari
Batas Waktu
Enam jam/atau lebih
& kembali pada hari yg sama
Lebih dari satu hari, tetapi kurang
enam bulan, jangka panjang tetapi
tidak bernita menetap.
Enam bulan/ atau lebih, dan menetap
Jorong, Nagari
29
DESTINATION
FORCED
MIGRATION
RETURN
MIGRATION
Misalnya orang Korea Selatan mungkin memilih tidak pindah ke Korea Utara karena
rintangan politik.
5. Kesempatan Antara
Contoh adalah Kota Sidoardjo untuk menghalagi penduduk ke kota Surabaya
6. Migrasi Paksaan (Forced Migration)
Karena peperangan dsb. Contoh orang Yahudi diusir keluar Jerman pada waktu PD II.
Model dorong-tarik (Push-pull factor)
Mitchell (1961), seorang ahli sosiologi Inggris menyatakan, bahwa:
Kekuatan Sentripetal (Centripetal foces)
Kekuatan sentripugal (Centrifugall forces).
Sesorang akan tetap tinggal di daerah asal atau menetap di daerah lain tergantung
pada imbangan kedua daerah tersebut.
Lee (1966), Todaro (1979) dan Titus (1982) berpendapata bahwa:
Motivasi ekonomi, karena adanya ketimpangan ekonomi antardaerah.
Mobilitas ke perkotaan mempunyai dua harapan yaitu:
Harapan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi
Harapan untuk memperoleh pekerjaan
Meskipun demikian, arah gerak penduduk juga ditentukan oleh faktor lain: seperti jarak,
biaya, dan informasi yang diperoleh.
Faktor jarak dan biaya merupakan satu kesatuan karena kemajuan di bidang transportasi
maka jarak sudah merupakan fungsi dari biaya/uang. Faktor ini setidaktidaknya
menentukan bentuk mobilitas.
Kota yang jauh dengan daerah asal cenderung menghasilkan bentuk mobilitas
permanan
Kota yang berjarak sedang menghasilkan bentuk mobilitas non-permanan.
Informasi. Mabogunje (1970) melihat bahwa kontribusi dari migran terdahulu di kota
sangat besar dan membantu migran baru yang berasal dari desa/daerah yang sama,
terutama pada tahap awal.
Mantra (1979) melihat adanya hubungan terbalik antara jarak dengan intesitas hubungan.--Semakin dekat jarak, frekuensi kunjungan ke daerah asal makin besar.
Menurut mabogunje (1970) hub. Migran dengan daerah asal dapat dilihat dari aliran materi
dan informasi.
Informasi positif akan berakibat:
Stimulus untuk pindah semakin kuat di kalangan migran potensial di desa
Pranata sosial yang mengontrol mengalirnya warga desa ke luar makin longgar
Arah gerak penduduk tertuju ke kota-kota atau daerah tertentu
31
Perubahan pola investasi dan atau pemilikan tanah di desa karena tanah mulai dilihat
sebagai suatu komoditi pasar.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MOBILITAS
(Mantra, 1985)
Masyarakat A
Individu
Kebutuhan/ Aspirasi
Tak Terpenuhi
Terpenuhi
Tekanan Ekonomi
Tekanan Sosial/Psyc
Proses Kontak
Lang./Tak Lang.
Penghalang Antara
Keputusan
Tinggal
Nglaju
Mondok
Perdesaan
Menyesyauikan Diri
32
Migrasi
Kota
IV.
TUGAS
1. Jelaskan ruang lingkup mobilitas penduduk
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya mobilitas penduduk menurut
beberapa ahli
2. Jelaskanlah faktor apa saja yang mempengaruhi orang bermigrasi menurut Everett S
Lee
3. Jelaskan kerangka analisis keputusan bermigrasi menurut Todaro
4. Jelaskanlah kerangka anlisis migrasi desa kota menurut Mabogunje
5. Deskripsikanlah pola dan trend mobilitas penduduk Indonesia dari tahun 1975
sampai dengan tahun 2005.
6. Jelaskan daerah-daerah manasaja yang menjadi tujuan utama mobilitas penduduk
Indonesia, dan kenapa demikian
V.
SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Ediastuti, Endang., 1996. Pola dan Trend Demografi Indonesia. Agus Dwiyanto
ed: Penduduk dan Pembangunan. Yogyakarta: PPK UGM
2. Karyan, Yayat. 1996. Migrasi Internal 1975-1980, 1980-1985-1990, dan 19901995., Aris Anantra ed: Mobilitas Penduduk di Indonesia. Jakarta: Lembaga
Demografi FEUI dan BKKBN
3. Lee, Everett S. 1995. Teori Migrasi. Edisi terjemahan: Hans Daeng. Yogyakarta:
PPK UGM
4. Mantra, Ida Bagoes. 1995. Mobilitas Penduduk Sirkuler Dari Desa ke Kota di
Indonesia. Yogyakarta: PPK UGM
5. Mantra, Ida Bagus. 1996. Migrasi Internasional., Aris Anantra ed: Mobilitas
Penduduk di Indonesia. Jakarta: Lembaga Demografi FEUI dan BKKBN Todaro,
Michael P. Kajian Ekonomi Migrasi Internal di Negara Berkembang. Yogyakarta:
PPK UGM
By:YS
33
MATA KULIAH
POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE
WAKTU
: DEMOGRAFI
: PERTUMBUHAN DAN PROYEKSI
PENDUDUK
: 13 DAN 14
: 100
I.
KOMPETENSI DASAR
Menghitung proyeksi penduduk pada region tertentu
II.
INDIKATOR
1. Menghitung keadaan penduduk suatu daerah
2. Menghitung natural increase penduduk suatu daerah
3. Menghitung proyeksi penduduk suatu daerah
III.
MATERI
Migrasi Netto
Imigrasi Outmigrasi
------------------------------- x 100 %
Po
Jika pend Sumbar pert th 1990 adalah 4 juta, kelahiran 70.000 orang, kematian 60.000
orang,penduduk yang masuk 25.000 orang, dan keluar 30.000 orang
70.000 60.000
---------------------- x 100 % =
4.000.000
25.000 30.000
34
---------------------- x 100 =
4.000.000
0,25 + ( - 0,125) = 0,125 %
B. PERKIRAAN PENDUDUK
1.
2.
Postcensal Estimated
Adalah perkiraan mengenai penduduk sesudah sensus. Prisinpnya juga sama yaitu
pertambahan penduduk linear.
Rumus: Pm = Po + ( n + m ) (Pn Po)
n
Pm = Pn + m (Pn Po)
n
3.
Proyeksi
Perkiraan penduduk dalam hal ini tidak hanya beberapa tahun sesudah sensus tetapi bisa
sampai puluhan tahun sesudah sensus, yaitu dengan metode matematika.
Matematical method digunakan, jika data tentang komponen penduduk tidak diketahui,
disini dianggap yang digunakan hanyalah penduduk keseluruhan.
Arithmatic of growth
Pertumbuhan penduduk secara arithmatic adalah pertumbuhan penduduk dengan jumlah
(absolut number) adalah sama setiap tahun.
Rumus:
Pt
= Po (1 + rn )
Pt
Po
r
n
= Pt Po
35
----------n
Rumus:
= Po.e
e = angka exponsiil = 2,71828
Kegunaan Proyeksi
Bidang Pangan,: menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi,serta susunan
penduduk menurut umur.
Bidang kesehatan: menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan, jumlah tempat tidur di
rumah sakit yang diperlukan.
Bidang pendidikan: sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah,
jumlah murid, jumlah guru, gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang.
Bidang Tenaga Kerja: menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang
erat hubungannya dengan proyeksi tentang kemungkinan perencanaan untuk
memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, skilled dan pengalaman dari tenaga kerja.
Bidang Produksi barang dan jasa: dasar estimasi produksi barang-barang dan jasa dimasa
mendatang.
Secara Umum:
36
TUGAS
1. Hitunglah keadaan penduduk suatu daerah (daerah saudara masing-masing)
berdasarkan data fertilitas, mortalitas, jumlah penduduk yang masuk dan jumlah
yang keluar.
2. Hitunglah waktu lipat ganda penduduk pada suatu daerah tertentu, baik dari
pertumbuhan penduduk berimbang maupun berdasarkan hasil proyeksi penduduk.
V.
SUMBER
1. Abdurahim, Iih. 1986. Pengantar Penduduk. Bandung: Alumni
2. Mantra, Ida Bagus. 2005. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nurcahaya
3. Rusli Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.
4. Lembaga Demografi UI. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: FEUI
37
MATA KULIAH
POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE
WAKTU
III.
IV.
IV.
: DEMOGRAFI
: ANGKATAN KERJA
: LIMA BELAS
: 100
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan angkatan kerja Indonesia
INDIKATOR
1. Membedakan istilah ecconomically active popualation dengan ecconomically
inactive popualation
2. Membedakan dan menjelaskan ruang lingkup tenaga kerja, angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja
MATERI
PENDUDUK
Tenaga Kerja
Penduduk diluar
(Manpower)
usia kerja
Dibawah usia
kerja
Angkatan kerja
(Labor
Force)
(Labor
Force)
Bekerja
(Employed)
IRT
Unemployed
Bekerja Penuh
(Fully Employed)
menganggur
(Underemployed)
Pengangguran Kentara
Visible Underemployed
38
Lain-lain
menganggur menurut
pendapatan/income
menganggur menurut
produktivitas
menganggur
menurut pendidikan
Underemployed
PENDUDUK:
A. Penduduk Usia Kerja (Working Age Population)
Penduduk dlm usia kerja (15-64 tahun), tetapi di Indonesia dipakai 10 tahun ke atas
Setengah Menganggur
b.
Mencari Pekerjaan
EVALUASI
SUMBER
39
40
HAND OUT
DEMOGRAFI
Oleh
41
6. Migran di kota merupakan penolong utama bagi migran yang baru dalam mencari pekerjaan,
dan pemondokan di kota.
PENERAPAN KERANGKA ANALISIS MOBILITAS
A. Mobilitas Permanen
Sebelum tahun 1970-an
Penelitian mengenai mobilitas penduduk di Indonesia lebih ditekankan pada mobilitas
permanan (migrasi).
Karena sejalan dengan usaha pemerintah untuk mengatasai tekanan penduduk di Jawa, yaitu
memindahkan sebagian penduduk Jawa yang padat ke daerah yang jarang penduduknya. Pada
zaman Hindi Belanda program ini disebut dengan Kolonisasi, dan jaman pemerintahan RI
disebut Transmigrasi
Diantara peneliti tersebut adalah: Karl J Pelzer (1945). A. Sjamsu (1952), Jitandra Nath
Bhatta (1961), H. Soedigdo (1965) dan H.J Heeren (1967)--- Umumnya para peneliti ini ingin
mencari metoda yang paling efisien dalam pelaksanaan pemindahan penduduk dari daerah
yang padat ke daerah yang kurang penduduknya.
Masa transmigrasi antara Tahun 1905 1931
Masa Transmigrasi antara Tahun 1931 1941
Usaha Transmigrasi dalam Zaman Kemerdekaan
B. Mobilitas Beberapa Suku di Indonesia .
1. Mobilitas Suku Minangkabau
Merantau merupakan bentuk mobilitas penduduk suku Minangkabau. Dari segi sosiokultural,
merantau berarti,
Pergi meninggalkan kampung halaman dan berinteraksi dengan etnik lain
Dengan sukarela dan atas kemauan sendiri
Dalam waktu yang singkat ataupun dalam waktu yang lama
Dalam rangka mencari rezeki, menuntut ilmu, atau menambah pengalaman
Dengan keinginan untuk selalu kembali (non permanen) dan
Didorong oleh sistem sosial yang ada dan melembaga (Mochtar Naim, 197).
Faktor yang mendorong orang Minangkabau untuk migrasi adalah faktor:
Fisik, karena masih muda (tenaga masih kuat). Tempat utama yang dituju adalah kotakota besar di Jawa karena di kota ini terdapat kesempatan ekonomis yang luas.
Faktor sosiokultural, pertama anjuran tradisional yang menganjurkan laki-laki Minang
untuk merantau (belum berguna kalau belum punya ilmu, dan rezeki di daerah lain).
Kedua, karena pengaruh sistem kekerabatan matrilineal.
Meskipun sifat mobilitas suku Minangkabau adalah non-permanen, tetapi menurut Hugo
(dalam Murad, 1979), hanya 35,2 persen perantau Miang yang kembali ke kampung mereka,
(mungkin karena belum mendapat rezeki, malu, atau karena masih senang untuk merantau
pulang bila usia sirembang petang).
43
Mobilitas penduduk non permanen jauh lebih banyak dari mobilitas penduduk permanen
Frekuensi mobilitas penduduk non permanen yang meninggalkan desa paling pendek
banyak terjadi. Contoh pengamatan yang dilakukan selama 8,5 bulan di dukuh Piring
Kelurahan Murtigading, Bantul, Yogya ditemukan:
Sebanyak 244 penduduk usia kerja melkasanakan mobilitas penduduk sebanyak 9.098
kali
8.575 mobilitas harian (nglaju)
523 mobilitas lebih dari satu hari.
Untuk mobilitas harian sadudara bisa mengamatinya dengan berdiri di pinggir
jalan, terutama pada pagi hari, yang menghubungkan desa-kota. (ada arus pekerja,
pedagang, pegawai, pelajar).
Makin lama waktu meninggalkan daerah asal, makin kecil frekuensi mobilitasnya.
Migran sirkuler di Indonesia pada umumnya masih tercatat sebagai penduduk daerah asal,
sementara keluarganya tetap tinggal dikampung. Hal ini menyebabkan hubungan mereka
dengan kampung lebih intensif dibanding migran permanen.
Migran permanen berprilaku seperti semut. Amati, Apa yang terjadi , bila semut
menemukan makanan.
-Tukang Becak di Yogyakarta yang berasal dari Klaten, pada waktu malam tidur di
becaknya untuk menghindari pengeluaran uang pondokan
- Buruh-buruh bangunan dari Jatim yang bekerja di proyek Pariwisata Bali, tinggal di
bedeng-bedeng kumuh.
Dapat disimpulkan bahwa migran sirkuler dan anggota RT mereka di desa merupakan satu
kesatuan ekobnomi, Oleh karena itu, Remitan juga merupakan bagian dari kehidupan RT
migran di desa.
Besarnya Remitan tergantung pada: pendapatan migran (Stahl, 1989). Semakin miskin suatu
daerah makin banyak penduduk yang meninggalkan daerahnya dan makin banyak pula
remitan yang dikirim ke daerah tersebut. Lamanya menetap di daerah tujuan juga
mempangaruhi besarnya remitan.
45
Contoh besarnya Remitan (penelitian Sunarto Hs, 1995) untuk kabupaten Gunung Kidul tiap
idul Fitri diperkirakan 100.000 orang mudik, Jika masing-masingnya membawa Rp 200.000,Dan tiap bulan rata-rata mereka kirim Rp. 40.500,Padang, 27/04/03 -YSBogue (1959) mengidentifikasikan tiga kelompok variabel yang mempengaruhi migrasi yaitu;
sosial ekonomi, keadaan yang meransang migrasi, dan prasaran/saran untuk mencapai daerah
tujuan (misalnya ongkos, teman, dsb).
Teori yang konprehensifhubungan faktos sosial, lingkungan dengan mobilitas
dikemukakan oleh Mabogunje (1970) yang terkenal dengan General System Theory
Sistem migrasi dipengaruhi oleh:
Lingkungan ekonomi
Sosial
Politik
Lingkungan teknologi
Dalam teori ini dibedakan antara Sistem dan Lingkungan
Sistem adalah suatu kompleks interaksi dari berbagai unsur
46