Anda di halaman 1dari 173

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA


MATERI POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS
MARITIM DUNIA
KELAS XI IIS1 SMA NEGERI 1 SIOMPU

HASIL PENELITIAN

diajukan sebagai salah satu syarat


untuk mengikuti ujian seminar hasil
pada jurusan/program studi pendidikan geografi

OLEH

ISMAIL

A1P1 15 057

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING

HASIL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA PADA MATERI
POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA
KELAS XI IIS1 SMA NEGERI 1 SIOMPU

Oleh

ISMAIL

A1P1 15 057

Telah disetujui untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti seminar hasil pada

Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Iniversitas Halu Oleo

Kendari, Januari 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Mustamin Anggo, M.Si La Ode Nursalam, S.Pd., M.Pd


NIP. 19670602 198703 1 002 NIP. 19770821 200312 1 001

Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd


NIP. 19750310 200112 1 002

ii
ABSTRAK

Ismail (2019). Telah melakukan penelitian dengan judul “Penerapan


Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
XI IIS1 SMAN 1 Siompu Pada Materi Posisi Strategis Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia”. Rumusan Masalah : (1) Bagaimana gambaran aktivitas
belajar siswa kelas XI IIS1 SMAN 1 Siompu saat mengikuti pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada materi Posisi Strategis
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia (2) Bagaimana gambaran aktivitas
mengajar guru di kelas XI IIS1 SMAN 1 Siompu saat melaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada materi Posisi
Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia (3) Bagaimana peningkatan
hasil belajar geografi siswa kelas XI IIS1 SMAN 1 Siompu yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi Posisi Strategis
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Tujuan penelitian: 1) Untuk
mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas XI IIS1 SMAN 1 Siompu saat
mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah pada materi Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. 2)
Untuk mendeskripsikan aktivitas mengajar guru di kelas XI IIS1 SMAN 1 Siompu
saat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah pada materi Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim
Dunia. (3) Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas
XI IIS1 SMAN 1 Siompu yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah pada materi Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim
Dunia. Penelitian dilakukan di kelas XI IIS1 SMA Negeri 1 Siompu semester
ganjil tahun ajaran 2019/2020, tanggal 16 September sampai tanggal 16 Oktober
2019. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
dengan dua siklus. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas XI IIS1 SMA
Negeri 1 Siompu. Data dalam penelitian adalah data kualitatif dan kuantitatif yang
diperoleh dari lembar observasi dan tes hasil belajar. Dari hasil analisis data
diperoleh kesimpulan bahwa dengan menerapkan model discovery learning : 1)
aktivitas belajar siswa meningkat dengan skor rata-rata 3,2 berkategori baik. 2)
aktivitas mengajar guru meningkat dengan skor rata-rata 3,5 berkategori baik. 3)
hasil belajar geografi siswa Kelas X IPS SMAN 1 Siompu meningkat dengan nilai
rata-rata 87, dengan ketuntasan belajar 81% atau terdapat 26 siswa dengan nilai ≥
70 sesuai KKM geografi.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Basic Learning, Proses


Pembelajaran, Hasil Belajar

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan seluruh alam atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan hasil penelitian ini dengan judul “Penerapan Model Problem Basic

Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS1 SMAN 1

Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”. Semoga hasil

penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun

pedoman bagi para pembaca.

Dalam menulis dan menyusun hasil penelitian ini penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada Dr. Mustamin Anggo,

M.Si selaku pembimbing I dan La Ode Nursalam, S.Pd., M.Pd selaku

pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan

arahan dan bimbingan kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis terutama kepada:

1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc selaku Rektor

Universitas Halu Oleo.

2. Dr. H. Jamiluddin, M.Hum selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Halu Oleo.

3. La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan/Program Studi

Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Halu Oleo.

iv
4. Drs. H. Surdin, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan/Program Studi Pendidikan

Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.

5. Dosen dalam lingkup Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.

6. Mahmud Tongku, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Siompu.

7. Ariska Albakia, S.Pd selaku guru mata pelajaran geografi di SMA Negeri

1 Siompu.

8. Hamrin, S.Pd selaku sahabat seperjuangan saya di Jurusan/Program Studi

Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

9. Kawan-kawan mahasiswa pendidikan geografi khususnya angkatan 2015

kelas A (Isman Harnas, Irman Arnadin, Hendri, Holis, Ical, Fitriani, La Ode

Hasmin, La Arfin, Fardin, Hardianto, La Angkut, Asnani Luxfiati, Desty

Rahmatiah, Deris, Awan Sudarwan, La Arfin, Kurniawan Indo Basmala,

Fardin, Alzaka, Asis Mahasdin dan masih banyak lagi yang belum sempat

saya sebutkan) mereka adalah kawan-kawan seperjuangan penulis dari awal

mulai perkuliahan sampai penyelesaian studi penulis.

Teristimewa rasa hormat dan terimakasih yang setinggi-tingginya untuk

Ibunda tercinta Wa Ramlin dan Ayahanda La Madi yang telah melahirkan,

mendidik, dan membesarkan penulis dengan cinta, kasih dan sayang. Ketulusan

hati memberi nasehat, motivasi serta dukungan moral maupun materi yang

menjadi jembatanku menuju gerbang impian. Semoga Allah Swt senantiasa

memberikan kesehatan, umur yang berkah dan mencintai ibunda dan ayahandaku

seperti mereka mencintai hamba, aamiin allahumma aamiin.

v
Penulis menyadari dan mengakui bahwa dalam penyusunan hasil penelitian

ini masih jauh dari kesempurnaan baik kata maupun penggunaan bahasa, karena

pengalaman penulis masih sangat kurang. Akhir kata penulis mengharapkan

kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

konstruktif untuk kesempurnaan tulisan ini.

Kendari, Januari 2020

Ismail
A1P115057

vi
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………….

Persetujuan Pembimbing………………………………………………………….ii

Abstrak……………………………………………………………………………iii

Kata Pengantar……………………………………………………………………iv

Daftar Isi…………………………………………………………………………vii

Daftar Gambar…………………………………………………………………….ix

Daftar Tabel…………………………………………………………………….....x

Daftar Lampiran………………………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1

A. Latar belakang masalah………………………………………………..1

B. Rumusan masalah……………………………………………………..4

C. Tujuan penelitian………………………………………………………5

D. Manfaat penelitian…………………………………………………….6

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………….7

A. Deskripsi Konsep ……..………………………………………..……..7

B. Model PembelajaranProblem Based learning (PBL..)……………...13

1. Pengertian Model Pembelajaran…………………………………13

2. Pengertian Problem Based Learning (PBL)…………………….14

3. Tujuan Problem Based Learning (PBL)…………………………16

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)….16

5. Tahapn-tahapan model Problem Based Learning (PBL)……..…18

6. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)……..……20

vii
7. Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL)………………21

8. Kelemahan Model Problem Based Learning (PBL)…….………22

9. Peran Guru dalam Model Problem Based Learning (PBL)……..23

C. Penelitian yang Relevan…………………………………………….24

D. Kerangka berpikir……………………………………………..……..25

E. Hipotesis tindakan……………………………………………………26

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….27

A. Setting Penelitian…………………………………………………….27
B. Subjek Penelitian……………………………….…………………….27
C. Sumber Data…………………………………………………………27
D. Teknik dan AlatPengumpulan Data………………………………….28
E. Validasi Data…………………………………………………………29
F. Analisis Data………………………………………………………….29
G. Indikator Kinerja……….……………………………………………32
H. Prosedur Penelitian…………………………………………………..33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………..36

A. Deskripsi Hasil Penelitian………………………………………….36


B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………….68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Skor rata- rata aktivitas siswa pada siklus 1 ........................................ 36

Tabel 4.2 Skor rata- rata aktivitas guru pada siklus 1 ......................................... 41

Tabel 4.3 Data analisis hasil belajar siswa pada siklus 1 .................................... 46

Tabel 4.4 Data analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 .................. 48

Tabel 4.5 Skor rata- rata aktivitas siswa pada siklus II ....................................... 52

Tabel 4.6 Skor rata- rata aktivitas guru pada siklus II ........................................ 56

Tabel 4.7 Data analisis hasil belajar siswa pada siklus II ................................... 61

Tabel 4.8 Data analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II ................. 64

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain penelitian tindakan kelas Iskandar, ………...........................33

Gambar 4.1 Grafik skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I............................39

Gambar 4.2 Grafik skor rata-rata aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 .... ..40

Gambar 4.3 Grafik skor rata-rata aktivitas guru siklus I ...................................... 45

Gambar 4.4 Persentase ketuntasan belajar siswa siklus I .....................................49

Gambar 4.5 Grafik skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II .......................... 54

Gambar 4.6 Grafik skor rata-rata aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 dan 2 .....55

Gambar 4.7 Grafik skor rata-rata aktivitas guru siklus II .....................................60

Gambar 4.8 Persentase ketuntasan belajar siswa siklus II .................................. .65

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus……………………………………………………………….

Lampiran 2 RPP……………………………………………………………….….

Lampiran 3 LKS ………………………………………………………………….

Lampiran 4 Soal Tes Siklus I……………………………………………………..

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Siklus I…………………………………………..

Lampiran 6 Soal Tes Siklus II……………………………………………………..

Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Siklus II…………………………………………

Lampiran 8 Pedoman Penskoran Aktivitas Mengajar Guru……………………….

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1……………..

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2……………

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1…………...

Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2…………..

Lampiran 13 Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus I…………………..

Lampiran 14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II………………….

Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Pertemuan 1….

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Pertemuan 2….

Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Pertemuan 1…

Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Pertemuan 2…

Lampiran 19 Rekapitulasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I………………………

xi
Lampiran 20 Rekapitulasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II……………………..

Lampiran 21 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa siklus I………………………

Lampiran 22 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………….

Lampiran 23 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa siklus II……………………..

Lampiran 24 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II……………………………

Lampiran 25 Daftar Hadir Siswa…………………………………………………...

Lampiran 26 Hasil Tes Siklus Siswa……………………………………………….

Lampiran 27 Dokumentasi Penelitian………………………………………………

Lampiran 28 Surat Izin Penelitian………………………………………………….

Lampiran 29 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………………………..

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak lepas dari upaya

peningkatan dan pengembangan di bidang pendidikan yang dapat

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan di bidang

pendidikan dititik beratkan pada mutu setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Mengingat di era globalisasi sekarang ini membutuhkan sumber daya manusia

yang berkualitas. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,

dibutuhkan pendidikan yang berkualitas pula.

Sesuai dengan pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan

bahwa pendidikan adalah usaha asar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Salah satu indikator untuk menilai kualitas pendidikan adalah hasil belajar

yang dicapai oleh siswa di sekolah. Nilai hasil belajar siswa dapat ditingkatkan

apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang

oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam

mengelola proses pembelajaran.

1
2

Melihat kenyataan seperti tersebut diatas, maka perlu diterapkan suatu

model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, seperti model pembelajaran

problem based learningsebagai alterntif untuk meningkatkan aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatakan aktivitas

dan hasil belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran, siswa diajarkan untuk berusaha memecahkan

permasalahan yang diperoleh di ruang kelas serta mencari masalah yang

bersifat nyata (kontekstual) yang dapat mengarahkan pembelajaran geografi

pada suatu materi tertentu, sehingga model pembelajaran berbasis masalahlah

yang tepat untuk diterapkan di kelas.

Pada hakikatnya model pembelajaran problem based learning (PBL) atau

pembelajaran berbasis masalah merupakan model belajar yang menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru. Pada awal pembelajaran dengan menggunakan model

problem based learning siswa diberikan suatu permasalahan (diberi skenario

permasalahan), kemudian siswa memformulasikan (membuat) permasalahan

dan menganalisis permasalahan dengan cara mengidentifikasi berbagai fakta

yang berkaitan dengan skenario tersebut, tahapan ini membantu siswa untuk

membuat atau menyusun permasalahan. Kemudian tahapan dilanjutkan dengan

siswa mencari berbagai solusi dari permasalahan tesebut. Langkah selanjutnya

siswa menemukan jawaban dari permasalahan dan membuat kesimpulan dari

apa yang telah mereka lakukan (Wardoyo, 2013: 73).


3

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Siompu merupakan salah satu bagian

dari kegiatan pendidikan. Dalam kegiatan pembelajarannya, guru masih banyak

didominasi penggunaan model pembelajaran Ekspositori. Hal ini menyebabkan

siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Geografi

merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajarinya. Namun pada

kenyataannya pembelajaran geografi juga belum memadai. Hal ini didasarkan

atas hasil diskusi dengan guru Geografi SMAN 1 Siompu, yang menyatakan

bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran yang selama ini dilakukan masih

kurang optimal. Pembelajaran yang masih kurang optimal tersebut terlihat dari

proses pembelajaran geografi yang masih banyak mengalami kendala. Kendala

dalam proses pembelajaran geografi teridentifikasi sebagai berikut, pertama,

siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Dalam mengikuti proses

pembelajaran masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru, mereka

masih sibuk berbicara sendiri dengan temannya, melamun dan

menelungkupkan kepalanya di atas meja. Hal ini diperkirakan karena model

pembelajaran yang digunakan guru hanya berupa pembelajaran Ekspositori,

sehingga siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk mengungkapakan

pendapatnya. Kedua, hasil pembelajaran siswa masih rendah. Hal ini dilihat

dari hasil ulangan semester satu menunjukan bahwa siswa yang belum tuntas

22 orang dan 10 orang yang tuntas dari 32 siswa, dangan batas ketuntasan yaitu

70 sebagai nilai KKM yang di tetapkan sekolah. Berdasarkan fakta tersebut

menunjukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran geografi yang

dilaksanakan masih kurang optimal. Sehingga diperlukan perbaikan yang dapat


4

mendorong siswa untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran Geografi.

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan

hasil pembelajaran geografi adalah dengan membuat variasi model

pembelajaran salah satunya yaitu menerapkan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBL). Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berfikir dan merespon serta saling kerja sama satu sama lain.

Keunggulan model pembelajaran berbasis masalah ini adalah dapat

mengoptimalkan partisipasi siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan.

Dengan model pembelajaran ini, guru dapat mengaktifkan siswa melalui

tahapan-tahapan yang ada, karena model ini menuntut siswa untuk selalu aktif.

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka penulis terinspirasi untuk

melakuk1an penelitian tindakan kelas dengan judul ―Penerapan Model

Problem Bassed Learning(PBL) Pada Materi Posisi Strategis Indonesia

Sebagai Poros Maritim Dunia XI IIS1 SMAN 1 Siompu Tahun Ajaran

2018/2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran aktivitas belajar siswa kelas XI IIS1 SMAN 1

Siompu saat mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran berbasis masalah pada materi Posisi Strategis Indonesia

Sebagai Poros Maritim Dunia?


5

2. Bagaimana gambaran aktivitas mengajar guru di kelas XI IIS1 SMAN 1

Siompu saat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran berbasis masalah pada materi Posisi Strategis Indonesia

Sebagai Poros Maritim Dunia?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas XI IIS1 SMAN

1 Siompu yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah pada materi Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim

Dunia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas XI IIS1 SMAN 1

Siompu saat mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran berbasis masalah pada materi Posisi Strategis Indonesia

Sebagai Poros Maritim Dunia.

2. Untuk mendeskripsikan aktivitas mengajar guru di kelas XI IIS1 SMAN 1

Siompu saat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran berbasis masalah pada materi Posisi Strategis Indonesia

Sebagai Poros Maritim Dunia.

3. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas XI

IIS1 SMAN 1 Siompu yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah pada materi Posisi Strategis Indonesia

Sebagai Poros Maritim Dunia.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa,

Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas belajar

siswa dalam pembelajaran geografi serta dapat menumbuhkan sikap tolong

menolong pada diri siswa dalam mengerjakan tugas karena siswa belajar

dalam kelompok.

2. Bagi guru,

a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tolok ukur dan bahan

pertimbangan untuk melakukan pembenahan bagi guru dalam

melaksanakan tugasnya.

b. Dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dan koreksi, terutama dalam

meningkatkan efektifias dan efisiensi proses pembelajaran sehingga

tercapai prestasi belajar yang optimal.

3. Bagi peneliti,

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penerapan model

pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar geografi siswa dalam

pembelajaran Geografi khususnya pada materi pokok pelestarian lingkungan

hidup.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Konsep belajar

Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas

pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang

diperolehnya dan praktik yang dilakukannya (Permendiknas RI Nomor 41

Tahun 2007).

Rusman (2012: 3) menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi

peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.Menurut Sudjana (2009) belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses

belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti prubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta

perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.

Menurut Abdillah dalam Aunurrahman (2009: 35) menyatakan bahwa

belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu dalam perubahan

tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut yang

menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh

tujuan tertentu.

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini

berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan, pencapaian tujuan

7
8

pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah

dan lingkungan sekitarnya (Jihad dan Haris, 2012: 1).

Menurut Slameto (1987: 2) Belajar sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Lebih jauh slameto memberikan pendapat tentang ciri-

ciri tentang perubahan tingkah laku yang terjadi dalam belajar sebagai berikut:

a. Terjadi secara sadar

b. Bersifat kontinu dan fungsional

c. Bersifat positif dan aktif

d. Bertujuan dan terarah

e. Mencakup seluruh aspek tingkah laku

Belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang

relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman (Aunurrahman,

2011: 48).

Pengertian belajar secara umum akan dikemukakan oleh beberapa ahli

yang mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan antara lain adalah:

a. Menurut Bruner dalam wardoyo (2013: 38) belajar adalah proses aktif dan

sosial dimana pembelajar mengkonstruksi ide dan konsep baru berdasarkan

pengetahuan yang sekarang.

b. Menurut H.C Witherington dalam Aunurrahman (2011: 35).

mengemukakan bahwa Belajar adalah suatu perubahan di dalam


9

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

c. Edward Thorndike dalam Endang komara (2014: 13) berpendapat bahwa

belajar adalah proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan,

keterampilan, dan sikap.

Dari beberapa definisi belajar tesebut di atas ada satu istilah yang terdapat

dalam sebuah definisi, yaitu ―perubahan‖ dan juga istilah ―pengalaman‖.

Dengan memperhatikan kedua istilah tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengertian belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri

seseorang yang belajar karena pengalaman dan juga dengan proses latihan

dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar. Daribeberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah

laku untuk mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinyaAdanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku

bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan

sikap (afektif).

2. Konsep Pembelajaran

Rusmono (2012:6) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu

usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau

terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.Usaha ini dapat

dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki suatu kemampuan atau

kompetensi dalam merancang dan mengembangkan sumber belajar yang


10

diperlukan, dari usaha tersebut akan tercipta suatu kegiatan belajar yang

memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang memadai.

Uno(2011:143)menjelaskan bahwa pembelajaran hendaknya dipandang

sebagai variabel bebas yakni suatu kondisi yang harus dimanipulasikan yang

merupakan suatu rangkaian strategi yang harus diambil dan dilaksanakan oleh

guru. pandangan semacam ini memungkinkan guru untuk melakukan hal-hal

seperti: selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses.

Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Mengusahakan lingkungan yang menguntungkan bagi kegiatan belajar.

b. Mengatur bahan pelajaran dalam suatu organisasi yang memudahkan siswa

untuk mencerna.

c. Memilih suatu strategi mengajar yang optimal berdasarkan pertimbangan

efektivitas dan psikologis siswa serta pertimbangan lainnya yang sesuai

dengan konteks objektif di lapangan.

d. Memilih jenis media pembelajaran yang tepat untuk keperluan belajar siswa.

Menurut Oemar Hamalik bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem artinya

suatu keseluruhan dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu

sama lain dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam proses pembelajaran, baik guru maupun siswa bersama-sama

menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran ini

akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara

efektif.
11

3. Aktivistas Belajar Siswa

Menurut Arikunto dalam Iskandar (2012: 128) bahwa aktivitas siswa

merupakan keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian.

Dan aktivitas dalam kegiatan proses proses pembelajaran guna menunjang

keberhasilan proses pembelajaran).

Peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu meningkatkan jumlah siswa yang

terlibat aktif belajar, bertanya dan menjawab, saling berinteraksi membahas

materi pelajaran. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, indikator dari aktivitas

siswa dapat dilihat dari:

1. Mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran.

2. Aktivitas pembelajaran didomi

3. nasi oleh peserta didik.

4. Mayoritas peserta didik dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru

dalam LKS melalui pembelajaran Problem Based Learning.

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama

proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan

yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

mengerjakan tugas-tugas dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja

sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

5. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kapabilitas siswa yang berupa pertama, informasi

verbal yakni kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa baik lisan maupun tertulis.Kedua, keterampilan intelektual yakni


12

kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup.

Perubahan perilaku berbicara, menulis, bergerak dan lainnya, memberi

kesempatan kepada manusia untuk mempelajari perilakuperilaku seperti

berpikir, merasa, mengingat, memecahkan masalah, berbuat kreatif, perubahan

ini termasuk hasil belajar (Endang Komara, 2014: 11).

Sudjana (2009: 22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya.

Gagne menyimpulkan ada lima macam hasil belajar yaitu sebagai berikut:

a. Kemampuan verbal adalah kemampuan untuk mengungkapkan

pengetahuan dalam baik lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual adalah kepekaan yang berhubungan dengan

lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.

c. Strategi kognitif adalah kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi konsep dan

kaidah memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud gerak

jasmani.

e. Kemampuan sikap adalah keterampilan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standart perilaku

(Aunurrahman, 2011: 47).


13

Hudojo (2005) mengatakan peningkatan hasil belajar siswa tentunya

tidakterlepas dari pengalaman belajar yang dialami oleh siswa sebagai suatu

proses belajar.

Dari uraian mengenai hasil belajar dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar

adalah hasil yang diperoleh dari belajar yang berupa perubahan tingkah laku

yang relatif tetap.Hasil belajar yang diperlukan siswa berupa kemampuan yang

meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Setelah belajar siswa

memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

B. Model PembelajaranProblem Based learning(PBL)

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas, sikap, dan pengetahuan

siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hanafiah (2009: 41) yang

mengungkapkan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu

pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik

secara adaptif maupun generatif. Sedangkan Zubaidi (2011 : 185)

mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran

yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru

kelas. Selanjutnya, pada pengembangan model pembelajaran menurut

pandangan konstruktivis harus memperhatikan dan mempertimbangkan

pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh di luar sekolah serta dalam

pembelajarannya harus melibatkan siswa dalam suatu kegiatan yang nyata

(Rustaman, 2011: 217).


14

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang digunakan guru

pada proses pembelajaran di dalam kelas yang memperhatikan pengetahuan

awal siswa dan melibatkan siswa secara langsung berupa kegiatan nyata

sehingga aktivitas, keterampilan, sikap, dan pengetahuan siswa dapat

meningkat.

2. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah merupakan proses pembelajaran

yang menghadapkan siswa pada suatu masalah sebelum memulai proses

pembelajaran, siswa dihadapkan pada suatu masalah nyata yang memacunya

untuk meneliti, menguraikan, dan mencari penyelesaian (Hartono, 2014:

114).

Problem based Learning (PBL) merupakan salah satu model

pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan

yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning

(PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar

tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University

Canada (Amir: 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah

yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan

melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah.

Problem Based Learning (PBL) adalah pengembangan kurikulum

dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah


15

yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat

mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar

sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya

menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau

tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari (Amir: 2009).

Model Problem Based Learning (PBL) bercirikan penggunaan

masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan

model PBL diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan dari

pada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan

masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok,

kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan

pengolahan informasi (Amir : 2007).

Dalam PBL pembelajaran lebih mengutamakan proses belajar,

dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa,

mencapai keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan

sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu

menemukan masalah, dan pemberi fasilitas pembelajaran. Selain itu, guru

memberikan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan

intelektual siswa. Model ini hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan

lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model

pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang

peserta didik untuk belajar. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu


16

model pembalajaran yang menantang peserta didik untuk ―belajar

bagaimana belajar‖, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari

permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk

mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang

dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik

mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus

dipecahkan.

3. Tujuan Model PBL

Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Seperti yang diungkapkan Rusman (2010: 238) bahwa tujuan model PBL

adalah penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan

keterampilan pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan karakteristik model

PBL yaitu belajar tentang kehidupan yang lebih luas, keterampilan

memaknai informasi, kolaboratif, dan belajar tim, serta kemampuan berpikir

reflektif dan evaluatif.

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran PBL

Prinsip prinsip PBL yang harus diperhatikan dalam penggunaannya

meliputi konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri,

pertukaran pengetahuan dan penilaiannya.

a. Konsep Dasar (Basic Concept)

Pada pembelajaran ini guru dapat memberikan konsep dasar,

petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam

pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih


17

cepat mendapatkan ―peta‖ yang akurat tentang arah dan tujuan

pembelajaran. Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan

dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat

mengembangkannya secara mandiri secara mendalam.

b. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

Dalam langkah ini guru menyampaikan scenario atau permasalahan dan

dalam kelompoknya peserta didik melakukan berbagai kegiatan.

Pertama brainstorming dengan cara semua anggota kelompok

mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap scenario secara

bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif

pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang

lebih fokus. Ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan

pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian

dari isu permasalahan yang didapat.

c. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari

berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang di

investigasi misalnya dari artikel tertulis di perpustakaan, halaman

web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi

secara mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi

dalam kelompoknya dapat di bantu guru mengklarifikasi capaiannya


18

dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah

selanjutnya presentasi hasil dalam kelas dengan mengakomodasi

masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi

akhir.

e. Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan

(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap

penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh. Penilaian terhadap

kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik

software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan

pengujian.Sedangkan penilaian terhadap sikap dititik beratkan pada

penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dala diskusi,

kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam

pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan

oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

5. Tahapan-tahapan Model PBL

Tahapan proses pembelajaran dengan menggunakan problem based

learning dapat diuraikan sebagai berikut: Pada model pembelajaran

berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama dimulai dengan tahap

memperkenalkan siswa dengan suatu masalah dan diakhiri dengan tahap

penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Selanjutnya kelima tahapan dari

model pembelajaran dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut ini:


19

Fase Perilaku Guru

Fase 1: Orientasi siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

kepada masalah menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

memotivasi siswa terlibat pada aktivasi

pemecahan masalah yang dipilihnya

Fase 2: Mengorganisasi Guru membantu peserta didik mendefinisikan

siswa untuk belajar dan mengorgansasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut

Fase 3: membimbing Guru mendorong peserta didik untuk

penyelidikan individu mengumpulkan informasi yang sesuai

maupun kelompok melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah

Fase 4: Mengembangkan Guru membantu siswa dalam merencanakan

dan menyajikan hasil karya dan menyiapkan karya yang sesuai seperti

laporan, video, dan model dan membantu

mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

Fase 5: Mengembangkan Guru membantu peserta didik untuk

dan mengevaluasi proses melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

pemecahan masalah penyelidikan mereka dan proses-proses yang

mereka gunakan

Dengan memperhatikan kegiatan setiap fase, para peserta didik

menggunakan banyak waktunya untuk mendiskusikan masalah, merumuskan

hipotesis, menentukan fakta yang relevan, mencari informasi, dan


20

mendefinisikan isi pembelajaran itu sendiri. Tidak seperti pembelajaran

tradisional, tujuan pembelajaran dalam PBM tidak ditetapkan dimuka.

Sebaliknya, setiap anggota kelompok akan bertanggungjawab untuk

membangun isu-isu atau tujuan berdasarkan analisa kelompok tentang

permasalahan yang diberikan.

6. Karekteristik Model Problem Based Learning(PBL)

Adapun ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan pertanyaan dan masalah

Secara pribadi, pembelajaran berdasarkan masalah yakni

mengorganisasikan pertanyaan dan masaah sangatlah penting dan

bermakna bagi siswa. Dalam hal ini, permasalahan yang di ajukan adalah

situasi yang terjadi dikehidupan nyata saat ini, dan adanya berbagai

macam solusi untuk masalah tersebut.

2. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin

Meskipun pembelajaran ini berpusat pada masalah dimata pelajaran

tertentu (seperti geografi), masalah yang akan dikaji telah dipilih secara

nyata sehingga dalam pemecahannya siswa dapat meninjau masalah ini,

baik dari sudut pandang objek geografi maupun dari sudut mata pelajaran

lainnya secara komperhensif.

3. Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan

penyelidikan autentik guna mencari penyelesaian nyata terhadap masalah

yang ada.Siswa harus menganalisis dan mendefinisikan masalah,


21

mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi,

membuat referensi dan akhirnya merumuskan simpulan.

a. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu.

Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin ilmu.

b. Penyelidikan autentik (nyata)

Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah,

mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan

menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan,

dan menggambarkan hasil akhir.

c. Menghasilkan produk dan memamerkannya

Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan

memamerkan hasil karyanya.

d. Kolaboratif

Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah

diselesaikan bersama-sama antar siswa

7. Kelebihan Model PembelajaranProblem Based Learning

Amir (2010:27) menjelaskan bahwa model Pembelajaran Problem

Based Learning mempunyai beberapa kelebihan yang disajikan sebagai

berikut:

a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memecahkan masalah- masalah menurut cara-cara atau gaya

belajar individu masing-masing. Dengan cara mengetahui

gaya belajar masing-masing individu, kita diharapkan dapat


22

membantu menyesuaikan dengan pendekatan yang kita pakai

dalam pembelajaran.

b. Pengembangan keterampilan berpikir kritis (critical thinking

skills).

c. Peserta didik dilatih untuk mengembangkan cara-cara

menemukan (discovery), bertanya (questioning),

mengungkapkan (articulating), menjelaskan atau

mendeskripsikan (describing) mempertimbangkan atau membuat

pertimbangan (considering), dan membuat keputusan (decision-

making). Dengan demikian, peserta didik menerapkan suatu

proses kerja melalui suatu situasi bermasalah.

d. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi

ajar.

e. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan.

f. Membangun kerja tim,kepeminpinan, dan keterampilan social.

g. Membangun kecakapan belajar

8. Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning

a. Mana kala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk di

pecahkan,maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan model pembelajaran melalui Problem Based

Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.


23

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa

yang mereka ingin pelajari (Wina Sanjaya,2011: 221)

Dalam pelaksanaannya, guru harus terampil dalam menggunakan

model Problem Based Learning. Guru harus bisa memotivasi siswa

dengan memunculkan masalah sosial di awal pembelajaran sebagai

pemancing rasa keingin tahuan siswa,masalah yang diberikan harus

mengundang pertanyaan agar siswa berperan aktif dan membangkitkan

motivasi siswa untuk belajar. Guru harus bisa mengatur waktu dalam

merencanakan pembelajaran, antara waktu dalam perencanaan dengan

waktu pelaksanaan harus sesuai sehingga dipastikan waktuyang digunakan

dalam pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning

berhasil dengan waktu yang ditetapkan.

9. Peran Guru dalam Model PBL

Seorang guru dalam model PBL harus mengetahui apa peranannya,

mengingat model PBL menuntut siswa untuk mengevaluasi secara kritis dan

berpikir berdaya guna. Peran guru dalam model PBL berbeda dengan peran

guru di dalam kelas.

Peran guru dalam model PBL menurut Rusman (2010 : 245) antara

lain:

a. Menyiapkan perangkat bepikir siswa.

Menyiapkan perangkat berpikir siswa bertujuan agar siswa benar-benar

siap untuk mengikuti pembelajaran dengan model PBL.


24

b. Menekankan belajar kooperatif

Dalam prosesnya, model PBL berbentuk inquiry yang bersifat

kolaboratif dan belajar.

c. Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam model PBL

Belajar dalam bentuk kelompok lebih mudah dilakukan, karena dengan

jumlah anggota kelompok yang sedikit akan lebih mudah

mengontrolnya.

d. Melaksanakan PBL

Dalam pelaksanaannya guru harus dapat mengatur lingkungan belajar

yang mendorong dan melibatkan siswa dalam masalah.

C. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Mitra Sanjaya (2015), Penerapan Model

PembelajaranProblem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil

belajar geografi siswa kelas XI IPS-2 SMAN 10 Kendari pada materi pokok

pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan ketika guru

menggunakan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran geografi. Pada

siklus 1 siswa yang mencapai KKM 68% dan meningkat menjadi 84% pada

siklus II.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2013) meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran geografi melalui model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL). Hasil penelitian menunjukan terjadi hasil

peningkatan hasil belajar siswa kelas SMA Negeri 1 Unahaa ketika guru
25

menggunakan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam

pembelajaran geografi. Pada siklus 1 siswa yang mencapai KKM 68,13%

dan meningkat menjadi 89, 20% pada siklus II.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Resti (2013): penggunaan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan

hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kendari pada mata pelajaran

geografi. Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan hasil belajar

siswa kelas X SMA Negeri 1 Kendari ketika guru menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran geografi.

Pada siklus 1 siswa yang mencapai KKM 65,55% dan meningkat menjadi

86,24% pada siklus II.

D. Kerangka Berpikir

Dari pengamatan peneliti ketika mengamati guru yang sedang mengajar

geografi pada siswa kelas XI IIS1 SMA Negeri 1 Siompu Kabupaten Buton

Selatan menunjukan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru

masih bersifat konvesional. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran

yang dilakukan yaitu, hanya memberi informasi tanpa memberi kesempatan

kepada siswa untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

Keadaan seperti ini mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan dari

dokumen guru kelas XI IIS1 SMA Negeri 1 Siompu Kabupaten Buton Selatan

tahun ajaran 2018/2019 menunjukan sebagian besar siswa masih berada di

bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu

―75‖.
26

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Dengan menerapkan model Problem Based Learning dalam pembelajaran

geografi materi Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

aktivitas belajar siswa kelas XI IIS1 SMAN 1 Siompu dapat memperoleh

skor rata-rata 3,0

2. Dengan menerapkan model Problem Based Learning dalam pembelajaran

geografi materi Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

aktivitas mengajar guru di kelas XI IIS1 SMAN 1 Siompu dapat

memperoleh skor rata-rata 3,0

3. Dengan menerapkan model Problem Based Learning pada materi Posisi

Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia maka ketuntasan belajar

siswa kelas XI IIS1 SMAN 1 Siompu dapat meningkat dengan presentase

ketuntasan 80% dari jumlah siswa dan memperoleh nilai ≥ 70 sesuai KKM

yang ditentukan sekolah


27
28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Siompu Kabupaten Buton

Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap tahun ajaran

2018/2019

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Siompu

yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

C. Sumber Data

1. Data

a. Jenis data

1) data primer diperoleh dari hasil belajar siswa

2) data sekunder diperoleh dari lembar observasi guru dan siswa

b. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah perolehan skor siswa setelah

mengikuti evaluasi formatif oleh guru.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


29

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan dan

analisis dokumen.

1. Pengamatan

Pengamatan merupakan teknik pengumpulan data melalui kegiatan

mengamati yang dilakukan oleh evaluator terhadap kegiatan pembelajaran.

Evaluator yang bertindak langsung sebagai pengamat harus mencatat segala

kejadian dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan instrument

pengamatan yang tersedia. Data yang terkumpul melalui teknik

pengumpulan data ini, berupa informasi/data yang objektif dan realistik dari

kegiatan pembelajaran.

Pengamatan dilakukan di SMA Negeri 1 Siompu, digunakan untuk

mengamati perkembangan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dilakukan oleh guru dan

siswa.

2. Analisis Dokumen

Menurut Suwandi (2008: 68) analisis dokumen dilakukan terhadap

berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti rencana pelaksanaan

pembelajaran, dan arsip nilai. Analisis dokumen yang dilakukan yaitu

analisis pada hasil evaluasi pembelajaran siswa. Hasil evaluasi pembelajaran

digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan

tindakan.

E. Validasi Data
30

Dalam keperluan validasi data peneliti melakukan wawancara dengan

guru untuk mengetahui tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam

proses belajar dan pembelajaran, termasuk fasilitas pembelajaran yang dimiliki

atau tidak dimiliki sekolah dan sebagainya.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian statistik deskriptif yang meliputi nilai rata-rata dengan rumus:

a) Nilai rata-rata

̅ X i

Ket : X = Nilai rata-rata

Σ = Jumlah skor yang diperoleh setiap siswa

n = Jumlah siswa secara keseluruhan

(Sudjana, 2002: 81)

b) Ketuntasan belajar siswa dengan rumus:

Ket : % tuntas = ketuntasan belajar

Σf = jumlah belajar

n = jumlah siswa secara keseluruhan

(Usman dan setiawati, 1993: 130)

c) Keberhasilan aktivitas mengajar guru dengan rumus:


31

Dalam menentukan aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada

keterlaksanaan skenario pembelajaran. Persentase keterlaksanaan skenario

pembelajaran dihitung berdasarkan jumlah skor perolehan pada setiap tahap

pembelajaran dibagi dengan jumlah maksimum dikalikan dengan seratus

persen.

(Mulyasa, 2003: 112)

d) Keberhasilan aktivitas belajar siswa dengan rumus;

Keberhasilan aktivitas belajar siswa dihitung berdasarkan skor perolehan

pada setiap tahap pembelajaran. Jumlah total skor yang diperoleh siswa

dalam proses pembelajaran kemudian dibagi dengan jumlah skor maksimum

dan dikalikan seratus persen.

(Mulyasa, 2003: 106)

e) Minimal skor dan maksimal skor dengan rumus:

(Mulyasa, 2003: 114)

f) Mengklasifikasikan rata-rata skor aktivitas siswa sebagai berikut :

1 ≤ Xi < 2 : Kategori Kurang

2 ≤ Xi < 3 : Kategori Cukup

3 ≤ Xi < 4 : Kategori Baik

Xi = 4 : Kategori Sangat Baik


32

(Ramly, 2008: 10)

Penjelasan kategori rata-rata aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

a. Kategori sangat baik jika dalam satu kelompok terdapat lima sampai

enam siswa atau semua siswa mampu menerapkan semua satuan

aktivitas yang dinilai.

b. Kategori baik jika dalam satu kelompok terdapat satu sampai dua

siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang

dinilai.

c. Kategori cukup jika dalam satu kelompok terdapat tiga sampai empat

siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang

dinilai.

d. Kategori kurang jika dalam satu kelompok terdapat lima sampai enam

siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang

dinilai.

G. Indikator Kinerja

Tolak ukur keberhasilan atau keefektifan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Segi Proses, jika nilai rata-rata Skor aktivitas siswa dan Skor aktivitas

guru memperoleh nilai minimal 3,0.

2. Segi Hasil
33

Secara individu, jika Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang

sebelumnya 68 meningkat menjadi 70 sesuai KKM yang ditentukan

sekolah.

a. Secara klasikal, jika dari seluruh jumlah siswa terdapat 80% siswa

memperoleh skor 70 sesuai KKM yang ditetapkan di sekolah

SMAN 1 Siompu.

H. Prosedur Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah

sebagai berikut :
Orientasi
perencanaan

Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
tindakan
Pengamatan
an
Orientasi
perencanaan
berikut

Perbaikan
perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II tindakan

Pengamatan
Gambar. 3.1 Desain penelitian tindakan kelas (Iskandar, 2012: 67)

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:


34

1. Perencanaan

a. membuat skenario pembelajaran atau rencana pelaksanaann pembelajaran

(RPP) sesuai dengan materi Keragaman Budaya Bangsa Sebagai

Identitas Nasional dengan menerapkan model problem based learning.

b. membuat lembar observasi dalam melaksanakan pembelajaran untuk

siswa dan guru.

c. menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan atau

tugas untuk dijadikan evaluasi berupa penilaian dan proses hasil belajar.

d. Membuat lembar kerja siswa (LKS).

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario

pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui model pembelajaran model

Problem based learning dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang

heterogen.

b. guru menyajikan pelajaran.

c. guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota

kelompok.

d. guru memberikan tes atau kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab

pertanyaan tidak boleh saling membantu.

e. memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.

f. kesimpulan.

3. Observasi
35

Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar

siswa yang telah disiapkan pada tahap perencanaan. Observasi dilakukan

dengan bantuan guru lainnya.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengkaji kekurangan-kekurangan yang

terjadi dalam setiap proses pembelajaran dan untuk menentukan langkah-

langkah perbaikan dan penyempurnaan tindakan selanjutnya dalam

menerapkan model pembelajaran model problem based learning di SMA

Negeri 1 Siompu pada setiap siklus.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Aktivitas Siswa Siklus I

Data aktivitas siswa kelas X IIS1 SMA Negeri 1 Siompu selama proses

pembelajaran dengan menerapkan Model Problem Basic Learning pada materi

Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang diperoleh

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuan dengan

cara memberikan skor untuk setiap aspek aktivitas yang dipenuhi siswa dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Keterlaksanaan Siklus I Skor

Pertemuan I & Pertemuan II & Rata-


No. Aspek yang diamati
Kelompok Kelompok rata

I II III IV V I II III IV V

Mendengarkan atau 3 2 3 3

memperhatikan Guru
1 3 3 2 3 2 3 2,7
dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

36
37

Siswa mendengarkan 2 2 2 3

dan memperhatikan

2 penjelasan guru 3 2 2 2 2 3 2,3

mengenai materi

pembelajaran.

Menjawab pertanyaan 1 2 2 2

yang yang diberikan


3 2 2 1 2 2 2 1,8
oleh guru dengan

benar.

Mencari kelompok 3 2 3 3

masing-masing yang
4 3 2 3 3 3 3 2,8
telah dibagi oleh

guru.

Siswa berdiskusi 3 2 3 3

dengan kelompoknya
5 3 2 3 3 3 3 2,8
dalam memecahkan

masalah.

Bekerja sama dalam 2 2 2 3

menyelesaikan
6 3 3 3 2 2 3 2,5
masalah yang ada

pada LKS.

Bekerja sama dalam 2 2 2 3


7 3 2 2 2 3 2 2,3
menyiapkan laporan
38

hasil diskusi

kelompok.

Masing-masing 4 3 3 3

kelompok

8 mempresentasikan 4 4 3 3 3 3 3,3

hasil diskusi di

depan kelas.

Menyimak & 3 2 3 2

9 menanggapi hasil 3 3 2 3 2 2 2,5

diskusi kelompok lain

Menyimak penguatan 3 3 3 3

dan koreksi dari guru


10 3 2 2 2 3 3 2,7
tentang hasil diskusi

kelompok.

Jumlah Skor 30 25 26 22 23 25 25 26 28 27 25,5

Rata-rata 3 2,5 2,6 2,2 2,3 2,5 2,5 2,6 2,8 2,5 2,6

Kategori Cukup

Gambaran rata -rata aktivitas siswa dengan menerapkan model problem

basic learning pada siklus I untuk setiap aspek aktivitas yang dinilai dapat

dilihat pada Gambar 4.1 berikut:


39

4
Skor Rata-rata
3
2
2.8 2.8 3.3
2.7 2.3 2.5 2.3 2.5 2.7
1 1.8 Siklus I
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aktivitas siswa siklus I

Gambar 4.1 Grafik skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I

Keterangan gambar:

1. Mendengarkan atau memperhatikan guru dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2. Siswa mendengar dan memperhatikan penjelasan guru mengenai

materi pembelajaran.

3. Menjawab pertanyaan yang yang diberikan oleh guru dengan benar.

4. Mencari kelompok masing-masing yang telah dibagi oleh guru.

5. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dalam memecahkan masalah.

6. Bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang ada pada LKS.

7. Bekerja sama dalam menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok.

8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan

kelas.

9. Menyimak & menanggapi hasil diskusi kelompok lain

10. Menyimak penguatan dan koreksi dari guru tentang hasil diskusi

kelompok.
40

Untuk mendapatkan gambaran rata-rata aktivitas siswa selama

pembelajaran pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.2

berikut:

2.6
Skor Rata-rata

2.55
2.6 2.6
2.5
2.5
2.45
Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata
Aktivitas Siswa Siklus I

Gambar 4.2 Grafik skor rata-rata aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 dan 2

Berdasarkan gambar 4.2 di atas tentang hasil observasi aktivitas siswa

dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil aktivitas siswa tersebut masih belum

memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0 karena rata-rata aktivitas siswa

masih mencapai rata-rata 2,6 yang berkategorikan cukup. Dimana pada siklus I

aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah dengan nilai rata-rata sebesar

1,8 adalah aktivitas nomor 3 yaitu Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru dengan benar. Sedangkan aktivitas siswa yang mendapat skor tertinggi

adalah aktivitas nomor 8 yaitu Masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas dengan nilai 3,3.

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.2 di atas, dapat dikatakan bahwa

aktivitas siswa di siklus I masih tergolong cukup hal itu dikarenakan siswa belum

terbiasa dengan model problem basic learning. Hal ini merupakan langkah awal

untuk memperbaiki proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang diharapkan.


41

2. Data Aktivitas Guru Siklus I

Interpretasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model problem basic learning pada materi siklus hidrologi yang

diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru pada siklus I

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Skor rata-rata aktivitas guru pada siklus I

Skor keterlaksanaan

Siklus I Skor
No. Aspek yang diamati
Pertemuan Pertemuan Rata-rata

I II

A. Kegiatan awal

1. Membuka pelajaran dan


4 4 4
memeriksa kesiapan

siswa.

2. Guru melakukan apersepsi

tentang materi yang akan 2 2 2


I
dipelajari

3. Guru menyampaikan

indikator dan tujuan 4 4 4

pembelajaran

4. Guru memberikan
3 3 3
motivasi kepada siswa

II B. Kegiatan Inti 3 4 3,5


42

5. Guru mengelompokan

siswa yang terdiri dari 4-5

orang siswa secara

heterogen (L/P)

6. Guru memberikan lembar

kerja siswa (LKS) kepada

masing-masing kelompok
3 3 3
dan menjelaskan secara

singkat tentang LKS yang

telah dibagikan.

7.Guru membantu siswa dan

mengorganisasikan siswa

untuk belajar dan


2 2 2
berdiskusi untuk

memecahkan masalah

yang terdapat pada LKS.

8. Guru mengarahkan

kepada tiap-tiap kelompok

untuk melakukan kegiatan 2 2 2

sesuai dengan petunjuk

dalam LKS.

9. Guru membimbing tiap-


2 3 2,5
tiap kelompok dalam
43

memecahkan masalah

yang telah disediakan

dalam LKS.

10. Guru meminta tiap-tiap

perwakilan kelompok

untuk mempresentasikan

hasil yang telah

didiskusikan di depan

kelas kemudian 4 4 4

memberikan kepada

kelompok yang lain untuk

menanggapi hasil diskusi

yang telah

dipresentasikan.

11. Guru merefleksi

terhadap hasil-hasil

diskusi yang telah 3 3 3

dipresentaskan oleh tiap-

tiap kelompok.

C. Kegiatan Akhir

12. Guru memberikan


III 2 2 2
kesimpulan secara singkat

tentang materi yang telah


44

dipresentasikan oleh

perwakilan kelompok.

13. Guru mengevaluasi

terhadap hasil diskusi 2 2 2

siswa

14. Guru memberikan soal

Latihan atau tugas untuk 2 2 2

dikerjakan di rumah

15. Menutup proses kegiatan


4 4 4
pembelajaran.

Rata-rata Aktivitas Guru 2,7 2,9 2,8

Kategori Cukup

Untuk lebih jelasnya skor aktivitas guru pada setiap pertemuan pada siklus

I dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:

3
Skor Rata-rata

2 Pertemuan I
2.7 2.9 2.8 Pertemuan II
1
Rata-rata

0
Aktivitas Guru Siklus I

Gambar 4.3 Grafik skor rata-rata aktivitas guru siklus I


45

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa,

aktivitas guru masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0

karena aktivitas guru masih mencapai rata-rata 2,8 yang berkategorikan cukup.

Pada siklus I aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai

sebesar 2 adalah aktivitas nomor 2, 7, 8, 12, 13 dan 14 yaitu Guru melakukan

apersepsi tentang materi yang akan dipelajari, Guru membantu siswa dan

mengorganisasikan siswa untuk belajar dan berdiskusi untuk memecahkan

masalah yang terdapat pada LKS, Guru mengarahkan kepada tiap-tiap

kelompok untuk melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk dalam LKS, Guru

memberikan kesimpulan secara singkat tentang materi yang telah

dipresentasikan oleh perwakilan kelompok, Guru mengevaluasi terhadap hasil

diskusi siswa dan Guru memberikan soal Latihan atau tugas untuk dikerjakan

di rumah. Sedangkan yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai sebesar 4

terdapat pada aktivitas guru nomor 1, 3, 10 dan 15 yaitu membuka pelajaran

dan memeriksa kesiapan siswa, guru menyampaikan indikator dan tujuan

pembelajaran, Guru meminta tiap-tiap perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan di depan kelas kemudian

memberikan kepada kelompok yang lain untuk menanggapi hasil diskusi yang

telah dipresentasikan dan menutup proses kegiatan pembelajaran.

3. Data hasil belajar si swa siklus I

Data hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Siompu pada materi

Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia diperoleh dengan

menggunakan lembar tes hasil belajar berupa soal essay yang diberikan pada
46

akhir siklus I . Sehubungan dengan itu berdasarkan tes hasil belajar tersebut

diperoleh data seperti tertera pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Data analisis hasil belajar siswa pada siklus I

Nomor & skor soal Total Ket.


Nama
No. 1 skor 2 skor 3 skor 4 skor 5 skor Skor Nilai
Siswa ST BT
(3) (3) (3) (3) (3) 15

1. An 1 2 3 3 2 11 73 

2. And 2 3 3 3 3 14 93 

3. Ci 1 2 3 3 3 12 80  

4. De 1 3 2 3 3 12 80  

5. Ed 3 2 3 3 2 13 87 

6. El 1 1 3 3 2 11 73  

7. Er 3 2 3 3 2 13 87  

8. Fit 1 2 3 2 3 11 73 

9. Fi 1 3 2 1 2 9 60 

10. Fu 2 2 3 1 2 10 67 

11. Ha 1 2 3 2 2 10 67 

12. Has 3 2 3 3 2 13 87 

13. Hi 2 2 3 2 2 11 73  

F14. Ik 1 1 3 2 2 9 60 

15. Ic 2 3 3 3 2 13 87  

16. In 1 2 3 3 2 11 73  
47

17. Iq 3 1 2 1 2 9 60 

18. Ju 1 3 3 1 2 10 67 

19. Jni 3 2 3 2 2 12 80  

20. Je 1 2 3 3 3 12 80  

21. Li 3 1 2 2 2 10 67 

22. Le 1 3 2 2 2 10 67 

23. Ma 1 2 3 3 3 12 80  

24. Mi 2 3 3 3 3 14 93  

25. Mu 1 2 3 3 3 12 80  

26. Muh 1 2 3 3 2 11 73  

27. Me 2 1 3 1 2 11 73  

28. Ri 2 2 3 2 2 11 73  

29. Rni 1 2 3 2 2 10 67 

30. Su 3 1 2 1 2 9 60 

31. Sdi 3 2 2 2 2 11 73  

32. Sul 1 2 3 2 2 10 67 

Jumlah 2.380 21 11

Rata-rata 74

Persentase ketuntasan 65 %

Skor Total = 15

Nilai Siswa = Skor yang diperoleh siswa


× 100
Skor total
48

Contoh perhitungan konversi nilai hasil belajar siswa :

Keterangan : BT : Belum Tuntas

ST : Sudah Tuntas

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh

hasil sebagaimana disajikan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Data analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

Jumlah Ketuntasan
Skor Presentase
Siswa Belajar

0-69 11 35% Belum Tuntas

70-100 21 65% Sudah Tuntas

Jumlah 32 100%

Keterangan

Tuntas 21 orang Untuk

Tidak tuntas 11 orang mendapatkan

Nilai rata-rata 74 gambaran

Nilai maksimum 93 hasil belajar

yang sudah
Nilai minimum 60
tuntas dan
Persentase
yang belum
ketuntasan 65%
tuntas siklus I

dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut:


49

70%
60%
50%
BELUM TUNTAS
40%
65% TUNTAS
30%
20% 35%
10%
0%

Gambar 4.4 Presentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus I

Tabel 4.4 dan gambar 4.4 di atas menunjukan bahwa hasil belajar siswa

pada siklus I yang memperoleh skor antara 0-69 berjumlah 11 orang dengan

persentase 35%, sedangkan siswa yang memperoleh skor 70-100 berjumlah 21

orang dengan persentase mencapai 65%, namun itu belum mencapai indikator

ketuntasan keberhasilan yaitu 80 % siswa yang mencapai ketuntasan hasil

belajar.

4. Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi pada siklus I yang dilakukan oleh guru dalam hal ini peneliti dan

pengamat terkait aktivitas siswa diperoleh beberapa kelemahan, diantaranya:

1. Siswa belum terbiasa dengan model problem basic learning yang menuntut

siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

2. Siswa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya dalam proses

diskusi.

3. Siswa belum optimal bertanya tentang hal-hal yang kurang dipahami dalam

LKS.
50

4. Sebagian besar siswa kurang memperhatikan penjelasan guru selama proses

pembelajaran.

Selain aktivitas siswa, peneliti dan observer juga melakukan analisis dan

refleksi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran, diantaranya:

1. Guru kurang mengorganisasikan siswa untuk belajar dan berdiskusi untuk

memecahkan masalah selama proses pembelajaran.

2. Guru kurang mengevaluasi hasil diskusi siswa.

3. Guru kurang memberikan soal Latihan atau tugas untuk dikerjakan di

rumah.

4. Guru kurang optimal saat menyimpulkan hasil diskusi siswa.

Dengan melihat beberapa kekurangan tersebut menunjukan bahwa

penerapan model problem basic learning pada siklus I belum efektif. Maka

dari itu perlu langkah-langkah yang harus ditempuh guru pada siklus II untuk

mencapai hasil yang optimal, yaitu:

1. Guru hendaknya mengorganisasikan siswa untuk belajar dan berdiskusi

untuk memecahkan masalah selama proses pembelajaran.

2. Guru hendaknya mengevaluasi hasil diskusi siswa.

3. Guru hendaknya memberikan soal Latihan atau tugas untuk dikerjakan di

rumah.

4. Guru harus optimal saat menyimpulkan hasil diskusi siswa.

Presentase hasil ketuntasan belajar siswa sebesar 65% pada siklus I

belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yang ditetapkan

yaitu 80%, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II agar terjadi


51

peningkatan hasil belajar siswa dengan mengoptimalkan langkah-langkah

problem basic learning.

5. Data aktivitas siswa siklus II

Data aktivitas siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Siompu selama proses

pembelajaran dengan menerapkan model problem basic learning pada materi

Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang diperoleh dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuan dengan

cara memberikan skor untuk setiap aspek aktivitas yang dipenuhi siswa dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Keterlaksanaan Siklus I Skor

Pertemuan I & Pertemuan II & Rata-


No. Aspek yang diamati
Kelompok Kelompok rata

I II III IV V I II III IV V

Mendengarkan atau 3 3 4 4

memperhatikan Guru
1 3 3 3 4 4 4 3,5
dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

Siswa mendengarkan 3 3 4 4

dan memperhatikan

2 penjelasan guru 3 3 3 3 3 4 3,3

mengenai materi

pembelajaran.

3 Menjawab pertanyaan 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2,7


52

yang yang diberikan

oleh guru dengan

benar.

Mencari kelompok 3 3 3 3

masing-masing yang
4 3 2 3 3 3 4 3
telah dibagi oleh

guru.

Siswa berdiskusi 3 3 3 3

dengan kelompoknya
5 3 3 3 3 3 3 3
dalam memecahkan

masalah.

Bekerja sama dalam 3 3 3 4

menyelesaikan
6 3 3 3 3 3 4 3,2
masalah yang ada

pada LKS.

Bekerja sama dalam 2 3 3 3

menyiapkan laporan
7 3 2 3 3 3 3 2,8
hasil diskusi

kelompok.

Masing-masing 4 3 3 4

kelompok
8 4 4 3 3 3 4 3,5
mempresentasikan

hasil diskusi di
53

depan kelas.

Menyimak & 3 3 4 4

9 menanggapi hasil 3 3 4 4 3 4 3,5

diskusi kelompok lain

Menyimak penguatan 3 3 4 4

dan koreksi dari guru


10 3 3 3 3 3 3 3,2
tentang hasil diskusi

kelompok.

Jumlah Skor 31 28 29 29 31 32 31 34 36 36 32

Rata-rata 3,1 2,8 2,9 2,9 3,1 3,2 3,1 2,6 3,6 3,6 3,2

Kategori Baik

Gambaran rata -rata aktivitas siswa dengan menerapkan model problem

based learning pada siklus II untuk setiap aspek aktivitas yang dinilai dalam

dua pertemuan dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut:

4
Skor Rata-rata

2 3.5 3.3
3 3 3.2 2.8 3.5 3.5 3.2
2.7 Siklus II
1

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aktivitas siswa siklus II

Gambar 4.5 Grafik skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II

Keterangan gambar:
54

1. Mendengarkan atau memperhatikan guru dalam menyam paikan tujuan

pembelajaran

2. Siswa mendengar dan memperhatikan penjelasan guru mengenai materi

pembelajaran.

3. Menjawab pertanyaan yang yang diberikan oleh guru dengan benar.

4. Mencari kelom pok masing-masing yang telah dibagi oleh guru.

5. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dalam memecahkan masalah.

6. Bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang ada pada LKS.

7. Bekerja sama dalam menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok

8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

9. Menyimak & menanggapi hasil diskusi kelompok lain

10. Menyimak penguatan dan koreksi dari guru tentang hasil diskusi

kelompok.

Untuk mendapatkan gambaran rata-rata aktivitas siswa siklus II selama

pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut:

3.3
Skor Rata-rata

3.2
3.3
3.1 3.2
3.1
3
Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata
Aktivitas Siswa Siklus II

Gambar 4.6 Grafik skor rata-rata aktifitas siswa siklus II pertemuan 1 dan 2
55

Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.6 di atas menunjukan bahwa,

aktivitas siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0. Di mana

aktivitas siswa telah mencapai 3,2 yang berkategorikan baik.

Pada siklus II terlihat setiap aktivitas siswa yang dinilai mengalami

peningkatan. Pada siklus ini, aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah

disiklus I yaitu 1,8 meningkat di siklus II menjadi 2,7 adalah aktivitas nomor 3

yaitu Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan benar. Sedangkan

aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi di siklus I dengan nilai rata-

rata sebesar 3,3 meningkat di siklus II menjadi 3,5 adalah aktivitas nomor 8

yaitu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Sehubungan dengan itu, secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa meningkat

dari siklus I ke siklus II.

6. Data Aktivitas Guru Siklus II

Gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan

mengguankaan model problem based learning pada materi penanggulangan

bencana yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru

pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Skor rata-rata aktivitas guru pada siklus II

Skor keterlaksanaan
Skor
Siklus I
No. Aspek yang diamati Rata-
Pertemuan Pertemuan
rata
I II
56

A. Kegiatan awal

1.Membuka pelajaran dan


4 4 4
memeriksa kesiapan

siswa.

2. Guru melakukan

apersepsi tentang materi 3 3 3


I
yang akan dipelajari

3. Guru menyampaikan

indikator dan tujuan 4 4 4

pembelajaran

4. Guru memberikan
3 4 3,5
motivasi kepada siswa

B. Kegiatan Inti

5. Guru mengelompokan

siswa yang terdiri dari 4 4 4

4-5 orang siswa secara

heterogen (L/P)

II 6. Guru memberikan

lembar kerja siswa

(LKS) kepada masing-


4 4 4
masing kelompok dan

menjelaskan secara

singkat tentang LKS


57

yang telah dibagikan.

7.Guru membantu siswa

dan mengorganisasikan

siswa untuk belajar dan

berdiskusi untuk 3 4 3,5

memecahkan masalah

yang terdapat pada

LKS.

8. Guru mengarahkan

kepada tiap-tiap

kelompok untuk
3 3 3
melakukan kegiatan

sesuai dengan petunjuk

dalam LKS.

9. Guru membimbing tiap-

tiap kelompok dalam

memecahkan masalah 4 4 4

yang telah disediakan

dalam LKS.

10. Guru meminta tiap-

tiap perwakilan
4 3 3,5
kelompok untuk

mempresentasikan hasil
58

yang telah didiskusikan

di depan kelas

kemudian memberikan

kepada kelompok yang

lain untuk menanggapi

hasil diskusi yang telah

dipresentasikan.

11. Guru merefleksi

terhadap hasil-hasil

diskusi yang telah 3 4 3,5

dipresentaskan oleh

tiap-tiap kelompok.

C. Kegiatan Akhir

12. Guru memberikan

kesimpulan secara

singkat tentang matei 4 4 4

yang telah

III dipresentasikan oleh

perwakilan kelompok.

13. Guru mengevaluasi

terhadap hasil diskusi 3 3 3

siswa

14. Guru memberikan soal 3 4 3,5


59

Latihan atau tugas untuk

dikerjakan di rumah

15.Menutup proses
4 4 4
kegiatan pembelajaran.

Rata-rata Aktivitas Guru 3,3 3,7 3,5

Kategori Baik

Untuk lebih jelasnya skor rata-rata aktivitas guru pada setiap pertemuan

siklus II dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut:

3.8
Skor Rata-rata

3.6
3.4 3.7
3.5
3.2 3.3
3
pertemuan I pertemuan II Rata-rata
Aktivitas Guru Siklus II

Gambar 4.7 Grafik skor rata-rata aktivitas guru pada siklus II

Pada siklus II aktivitas guru yang mendapat skor terendah dengan nilai 3

adalah:

a. aktivitas nomor 2 yaitu guru melakukan apersepsi tentang materi yang akan

dipelajari,

b. aktivitas nomor 8 yaitu guru mengarahkan kepada tiap-tiap ke lompok untuk

melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk dalam LKS,


60

c. aktivitas nomor 13 yaitu guru mengevaluasi terhadap hasil diskusi siswa.

Sedangkan yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai sebesar 4 terdapat

pada:

a. aktivitas nomor 1 yaitu Membuka pelajaran dan memeriksa kesi apan siswa,

b. aktivitas nomor 3 guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran,

c. aktivitas nomor 5 yaitu guru mengelompokkan siswa yang terdiri dari 4-5

orang siswa secara heterogen (L/P),

d. aktivitas nomor 6 guru memberikan lembar kerja siswa kepada tiap

kelompok dan menjelaskan secara singkat tentang LKS yang dibagikan,

e. aktivitas nomor 9 guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam memecahkan

masalah yang telah disediakan dalam LKS

f. aktivitas nomor 12 yaitu Guru memberikan kesimpulan secara singkat

tentang matei yang telah dipresentasikan oleh perwakilan kelompok, dan

g. aktivitas nomor 15 menutup proses kegiatan pembelajaran.

7. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

Data hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Siompu pada materi

Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia diperoleh dengan menggunakan

lembar tes hasil belajar berupa soal essay yang diberikan pada akhir siklus II.

Sehubungan dengan itu berdasarkan tes hasil belajar tersebut diperoleh data

seperti tertera pada tabel 4.7 berikut:


61

Nomor & skor soal Total Ket.


Nama
No. 1 skor 2 skor 3 skor 4 skor 5 skor Skor Nilai
Siswa ST BT
(3) (3) (3) (3) (3) 15

1. An 3 2 3 3 3 14 93 

2. And 3 3 2 1 2 11 73 

3. Ci 3 3 2 1 3 12 80  

4. De 3 2 3 1 3 12 80  

5. Ed 3 2 3 3 3 14 93 

6. El 3 2 3 2 3 13 87  

7. Er 3 2 3 1 3 12 80  

8. Fit 3 2 2 1 2 10 67  

9. Fi 3 3 2 2 3 13 87  

10. Fu 3 2 3 1 1 10 67 

11. Ha 3 2 3 1 1 10 67 

12. Has 3 2 3 3 3 14 93 

13. Hi 3 2 2 3 2 12 80  

14. Ik 3 2 3 3 3 14 93  

15. Ic 3 2 3 2 3 13 87  

16. In 3 2 3 3 2 13 87  

17. Iq 2 1 3 2 2 10 67 

18. Ju 3 2 3 3 3 14 93  

19. Jni 3 2 3 3 2 13 87  
62

20. Je 3 2 2 1 3 11 73  

21. Li 3 2 3 1 1 10 67 

22. Le 3 2 2 1 3 11 73  

23. Ma 1 3 3 3 3 13 87  

24. Mi 1 3 3 3 3 13 87  

25. Mu 3 3 2 1 3 12 80  

26. Muh 3 2 3 3 3 14 93  

27. Me 3 2 3 2 2 12 80  

28. Ri 3 2 3 3 3 14 93  

29. Rni 3 2 3 3 3 14 93  

30. Su 3 2 3 2 1 11 73  

31. Sdi 3 2 2 1 3 9 60 

32. Sul 3 2 2 1 3 11 73  

Jumlah 2.593 26 6

Rata-rata 81

Persentase ketuntasan 81 %

Skor Total = 15

Nilai Siswa = Skor yang diperoleh siswa


× 100
Skor total

Contoh perhitungan konversi nilai hasil belajar siswa :

Keterangan : BT : Belum Tuntas


ST : Sudah Tuntas
63

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus II

diperoleh hasil sebagaimana di sajikan pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Data anlisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II

Jumlah Ketuntasan
Skor Presentase
Siswa Belajar

0-69 6 19% Belum Tuntas

70-100 26 81% Sudah Tuntas

Jumlah 32 100%

Keterangan

Tuntas 26 orang

Tidak tuntas 6 orang

Nilai rata-rata 81

Nilai maksimum 93

Nilai minimum 60

Persentase

ketuntasan 81%

Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar siswa yang sudah tuntas dan

yang belum tuntas pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut:
64

100%

BELUM TUNTAS
50% 81% TUNTAS

19%
0%

Dari tabel 4.8 dan gambar 4.8 di atas menunjukan bahwa ketuntasan

belajar siswa pada siklus II yang memperoleh skor antara 0-69 berjumlah 6 dari

32 siswa dengan persentase 19%. Sedangkan siswa yang memperoleh skor

antara 70-100 berjumlah 26 dari 32 siswa dengan persentase ketuntasan 81%.

Hasil ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan skor perolehan siswa

siklus I. Dengan demikian indikator ketuntasan belajar siswa telah tercapai dan

itu artinya hasil penelitian ini berhasil karena secara klasikal kriteria ketuntasan

yang di tetapkan sebagai indikator berhasilnya pembelajaran yaitu 80 % sudah

terpennuhi.

8. Refleksi Tindakan Siklus II

Refleksi pada siklus II yang dilakukan oleh guru dalam hal ini peneliti

dan pengamat diperoleh beberapa kelemahan, diantaranya:

1. Menanggapi jawaban dari kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi

belum optimal.

2. Kerja sama dalam kelompok belum optimal.

Pada aktivitas mengajar guru dinilai sudah baik pada siklus II, namun

guru masih harus memberikan dorongan lagi kepada siswa agar siswa lebih
65

optimal menanggapi jawaban dari kelompok yang mempresentasikan materi

diskusi dan kompak dalam kerja sama kelompok.

Dari hasil ketuntasan belajar siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan

belajar secara klasikal yang ditetapkan yaitu 80% dengan menggunakan model

problem basic learning dan siswa pun mulai terbiasa dengan model

pembelajaran ini.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung

Berhubungan dengan permasalahan pertama yaitu tentang bagaimana

aktivitas belajar siswa kelas XI IPS SMAN 1 Siompu saat mengikuti

pembelajaran dengan menerapkan model problem basic learning pada materi

pokok siklus hidrologi dapat di uraikan dengan melihat aktivitas belajar siswa

pada siklus I dan siklus II, yang mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri.

Berdasarkan hasil pengamatan pada dua siklus baik itu siklus I maupun

siklus II aktivitas belajar siswa menunjukan peningkatan ke arah yang lebih

baik. Hal itu tentu dipengaruhi oleh semangat yang besar oleh siswa dalam

mencapai hasil yang optimal.

Pada siklus I berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa

menunjukan skor rata-rata sebesar 2,6 yang berkategori cukup. Hal tersebut

dikarenakan masih ada beberapa aktivitas siswa yang tergolong kurang

optimal. Berdasarkan hasil refleksi siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas

siswa yang belum terlaksana dengan baik salah satunya siswa kurang

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan benar, kurang bekerja
66

sama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Oleh karena masih belum

optimalnya aktivitas belajar siswa maka diperlukan perbaikan pada siklus

selanjutnya. Pada siklus II dari hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata

aktivitas siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari aktivitas

siswa siklus I. Adapun skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II sebesar 3,2

yang berkategorikan baik.

2. Aktivitas mengajar guru selama pembelajaran berlangsung

Berdasarkan hasil pengamatan p ada dua siklus baik itu siklus I maupun

siklus II, untuk aktivitas mengajar guru menunjukan peningkatan ke arah yang

lebih baik. Hal itu tentu dipengaruhi oleh semangat yang besar oleh guru dalam

mencapai hasil yang optimal.

Pada siklus I berdasarkan analisis deskiptif aktivitas mengajar guru

menunjukan skor rata-rata sebesar 2,8 yang berkategorikan cukup. Hal itu tentu

dipengaruhi oleh adanya beberapa aktivitas yang belum terlaksana secara

optimal. Hasil refleksi aktivitas mengajar guru pada siklus 1 yang masih rendah

diantaranya adalah: Guru melakukan apersepsi tentang materi yang akan

dipelajari, Guru membantu siswa dan mengorganisasikan siswa untuk belajar

dan berdiskusi untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS, Guru

mengarahkan kepada tiap-tiap kelompok untuk melakukan kegiatan sesuai

dengan petunjuk dalam LKS, Guru memberikan kesimpulan secara singkat

tentang materi yang telah dipresentasikan oleh perwakilan kelompok, Guru

mengevaluasi terhadap hasil diskusi siswa dan Guru memberikan soal Latihan

atau tugas untuk dikerjakan di rumah.


67

Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka diperlukan pembenahan, agar

diperoleh peningktan aktivitas mengajar guru sesuai dengan kriteria ketuntasan

yang telah ditetapkan. Pembenahan tersebut dilakukan pada siklus II, pada

siklus berdasarkan hasil analisis deskriptif menjelaskan bahwa aktivitas

mengajar guru mengalami peningkatan yang signifikan dengan skor rata-rata

sebesar 3,5 yang berkategori baik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dan

aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran dari siklus I sampai siklus

II mengalami peningkatan. Dengan data ini pula dapat disebutkan bahwa

dengan menerapkan Model problem basic learning dapat meningkatan hasil

belajar geografi pada siswa kelas XI IPS SMAN 1 Siompu.

3. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis deskiptif kuantitatif yang dilakukan terhadap

hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus II cenderung mengalami

peningkatan kearah yang lebih baik.

Pada siklus I berdasarkan hasil tes belajar siswa diperoleh nilai rata-rata

hasil belajar siswa sebesar 74, dengan nilai minimum 60 dan nilai maksimum 93.

Secara klasikal dari 32 siswa yang mencapai ≥ persentase ketuntasan hasil

belajar yaitu 21 siswa atau 65% dengan nilai 70 sesuai KKM geografi yang

ditentukan sekolah dan terdapat 11 orang siswa dengan persentase sebesar 35%

yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70. Data

ini menunjukan bahwa persentase ketuntasan pada siklus I ini belum mencapai

target peneliti yaitu minimal 80% ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Data
68

ini juga menjelaskan bahwa dalam pembelajaran ini tampak siswa kurang

membaca buku teks yang terkait materi yang dipelajari dan juga siswa kurang

aktif serta kurang kompak dalam mengerjakan segala tugas kelompok termasuk

LKS.

Setelah melakukan analisis dan refleksi hasil belajar siswa pada siklus I,

dicoba dilakukan upaya perbaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar

agar pada siklus selanjutnya siswa yang memenuhi ketuntasan hasil belajar

dapat meningkat lagi seperti yang di harapkan.

Pada siklus II berdasarkan hasil tes belajar siswa, terlihat bahwa hasil

belajar siswa memperoleh peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa

menjadi 81, dengan nilai minimuum 60 dan nilai maksimum 93. Secara

klasikal ketuntasan hasil belajar mencapai target yang ditentukan ≥ yaitu 81%,

dimana terdapat 26 orang siswa yang memperoleh nilai >70 sedangkan jumlah

siswa yang tidak tuntas karena hasil belajarnya dibawah KKM atau yang

memperoleh nilai < 70 sebanyak 6 orang atau 19%.

Pada siklus II ini target ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai

karena terdapat 81 % siswa yang tuntas hasil belajarnya. Keadaan ini

menunjukkan bahwa peneliti telah berhasil mencapai targetnya. Dalam

penelitian ini keberhasilan siswa dalam tes hasil belajar tersebut sebagian

indikator yang memberikan gambaran bahwa penerapan model problem basic

learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model problem basic learning

pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukan dengan skor

rata-rata pada setiap siklusnya. Pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa

adalah 2,6 dikategorikan cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,2

yang berkategori baik.

2. Aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model problem basic learning

pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukan dengan skor

rata-rata pada setiap siklusnya. Pada siklus I skor rata-rata mengajar guru

adalah 2,8 dikategorikan cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5

yang berkategori baik.

3. Hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMAN 1 Siompu meningkat

setelah menerapkan model problem basic learning pada materi siklus

hidrologi. Dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,

dengan nilai minimum 60 dan nilai maksimum 93 meningkat pada siklus II

yaitu rata-rata hasil belajar siswa sebesar 81 dengan nilai minimum 60 dan

nilai maksimum 93.

69
70

Ketuntasan belajar secara klasikal yang dicapai adalah sebesar 65% atau

dari 32 siswa yang mencapai persentase ketuntasan hasil belajar yaitu 21 siswa

dengan nilai 70 sesuai KKM geografi yang ditentukan sekolah dan terdapat 11

orang siswa dengan persentase sebesar 35% yang nilainya belum mencapai

KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70.

Ketuntasan belajar secara klasikal yang dicapai juga meningkat menjadi

81% atau dari 32 siswa yang mencapai persentase ketuntasan hasil belajar yaitu

26 siswa dengan nilai 70 sesuai KKM geografi yang ditentukan sekolah dan

terdapat 6 orang siswa dengan persentase sebesar 19% yang nilainya belum

mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70.

Dengan demikian, dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

jawaban atas permasalahan penelitian telah terungkap dan itu artinya bahwa

dengan menerapkan model problem basic learning pada materi Indonesia

sebagai poros maritime dunia bisa meningkatkan hasil belajar geografi siswa

kelas XI IPS SMAN 1 Siompu selama proses pembelajaran.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu, antara lain:

1. Bagi sekolah, khususnya SMAN 1 Siompu dapat mencoba menerapkan

model problem basic learning ini dalam meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya pada pelajaran geografi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, teruslah belajar dan menggali informasi lebih jauh

tentang model problem basic learning agar dalam menerapkan model ini

lebih optimal lagi.


71

3. Peneliti menyadari bahwa di dalam perencanaan penelitian, pelaksanaan

penelitian dan penganalisaan data hasil penelitian sampai pada penarikan

kesimpulan masih ada kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan

termasuk penggunaan kata didalamnya. Hal itu karena peneliti hanyalah

manusia biasa yang tidak sempurna dan tidak pernah luput dari kesalahan.

Olehnya itu peneliti mengharapkan saran kritik yang bersifat konstruktif

untuk kebaikan pada penulisan-penulisan berikutnya.


72

DAFTAR PUSTAKA

Amir, 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:

Prenada Media Group

Aunurrahman, 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Awal Restiono, 2013. Penerapan Model Problem Based Learning untuk

Mengembangkan Aktivitas Berkarakter dan Meningkatkan Pemahaman

Konsep Siswa Kelas XI

Hartono, Rudi. 2014. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid

Yogyakarta: Diva Press

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Matematika. Surabaya: Usaha Nasional

Ibrahim, H. M., F. Rachmadiarti & M. Nur, Iswoyo. 2000. Pembelajaran

Koperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah Program Pasca Sarjana

Unesa Surabaya: University Press

Iskandar, 2012. Penelitiaan Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi

Jihad dan Haris, 20012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta. Muti Presindo

Komara Endang, 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: Refika

Aditama

Nurhadi dan AG senduk, 2003. Pembelajaran Kontekstual. Surabaya: Universitas

Negeri Malang

Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007

Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo


73

Rusman, 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rusmono, 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu

Perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia 60

Sanjaya, W. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan

Edisi pertama cetakan ke-4. Jakarta: Kencana

Sanjaya, Wina, 2011. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Susetyo,B. 2010. Statistika Untuk Data Penelitian . Bandung : Refika Ditama

Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana, 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. 2009. Dasar-dasar Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo Offset

Sudarman. 2007. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk

Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah.

Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(2)

Suparno, P. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidik. Jakarta : PT. Gramedia

Widiasarana

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukvistik

Jakarta: Prestasi Pustaka

Usman dan Setiawati, 2001. Statistika. Bandung: Remaja Rosdakarya

UU No, 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1.


74

Wardoyo, 2003. Pembelajaran Kontruktivisme. Bandung: Alfabeta.

Karuniasih, Y. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Pelajaran

Geografi Siswa Kelas Xi IPS 2 SMA N 8 Malang. Universitas Negeri

Malang

Wardoyo, 2013.Pembelajaran Kontruktivisme. Bandung: Alfabeta.


75
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran I

SILABUS

Nama Sekolah : SMA N 1 SIOMPU


Mata Pelajaran : GEOGRAFI
Kelas/Semester : XI (Ganjil)
Waktu : 8 x 45 menit
Kompetensi Inti :
KI I : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K12 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bekat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Alokasi Sumber


Materi Pokok Materi Pembelajaran Penilaian
Dasar Waktu Belajar
3.1 Memahami Posisi Strategis Indonesia Mengamati: Tugas: 4x pertemuan 1. Perangkat
kondisi wilayah
Sebagai Poros Maritim Dunia Peserta didik diberi tugas untuk Peserta didik diberi 2 x 45 menit/ Pembelajaran
dan posisi
strategis  Letak, Luas, dan Batas membaca buku paket Geografi dan tugas menjawab soal 1x pertemuan (RPP Dan
Indonesia
sebagai poros Wilayah Indonesia. sumber lainnya dan keaktifan siswa yang telah ditentukan. Silabus)
maritim dunia
 Karakteristik Wilayah dalam mendiskusikan yang tentang Observasi: 2. Buku
Daratan Dan Perairan  Mengamati letak geografis Mengamati kegiatan Paket
Indonesia melalui peta dunia.
Indonesia. peserta didik selama Geografi
 Berdiskusi tentang letak dan
 Perkembangan Jalur posisi geografis Indonesia proses pembelajaran SMA/MA
dan kaitannya dengan poros berlangsung, Kelas XI
Transportasi dan
maritim dunia.
Perdagangan Internasional  Menyajikan laporan hasil mengumpulkan tugas, 3. LKS
diskusi tentang posisi dan keaktifan siswa
Indonesia
strategis Indonesia sebagai
 Potensi dan Pengelolaan poros maritim dunia dalam pembelajran
dilengkapi peta, tabel,
Sumber Daya Kelautan
dan/atau grafik
Indonesia Menanya: Porfotolio:
 Peserta didik diminta Menilai tugas peserta

mengajukan pertanyaan didik, dan keaktifan

(perorangan atau kelompok) siswa dalam kelas,

tentang Mengamati letak dan lain-lain.

geografis Indonesia melalui Tes:


peta dunia. Menilai pemahaman

 Berdiskusi tentang letak dan peserta didik dalam


penguasaan materi
posisi geografis Indonesia tentang Berdiskusi
dan kaitannya dengan poros tentang letak dan
maritim dunia. posisi geografis
Indonesia dan
Mengeksperimenkan/mengeskplora
kaitannya dengan
si/mengumpulkan data:
poros maritim dunia.
Bentuk tes dapat
 Peserta didik diminta mencari
berupa uraian.
informasi atau bahan untuk
menjawab pertanyaan yang
telah disusun yang baik
secara individu maupun
kelompok Berdiskusi tentang
letak dan posisi geografis
Indonesia dan kaitannya
dengan poros maritim dunia.
 Peserta didik diminta untuk
mengumpulkan informasi
tentang tentang penyebab
keberagaman letak dan posisi
geografis Indonesia dan
kaitannya dengan poros
maritim dunia.
Mengasosiasi:
 Peserta didik ditugasi untuk
menganalisis tentang letak
dan posisi geografis
Indonesia dan kaitannya
dengan poros maritim dunia
konsep tersebut menjadi lebih
bermakna dan memperkaya
wawasan.
 Peserta didik ditugasi untuk
letak dan posisi geografis
Indonesia dan kaitannya
dengan poros maritim dunia.

Mengomunisasikan:
 Peserta didik secara individu
atau kelompok diminta untuk
mengomunikasikan
Berdiskusi tentang letak dan
posisi geografis Indonesia
dan kaitannya dengan poros
maritim dunia.
 Peserta didik secara
berkelompok diminta untuk
menampilkan hasil diskusi
mengenai Berdiskusi tentang
letak dan posisi geografis
Indonesia dan kaitannya
dengan poros maritim dunia.
.

Mengetahui,
Kepala SMA N 1 SIOMPU Guru Mata Pelajaran

MAHMUD TONGKU, S.Pd Ariska Albakia, S.Pd

NIP: NIP:
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Status Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XI IIS1
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Sub Pokok Materi :
Alokasi Waktu : 4 X Pertemuan
A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong-
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bekat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Manganalisis Keragaman Budaya Bangsa Sebagai Identitas Nasional
C. Indikator
1. Memahami letak, luas, dan batas wilayah indonesia.
2. Memahami karakteristik wilayah daratan dan perairan indonesia.
3. Memahami perkembangan jalur transportasi dan perdagangan
internasional di indonesia.
4. Memahami potensi dan pengelolaan sumber daya kelautan indonesia.
5. Berdiskusi tentang letak dan posisi geografis Indonesia dan kaitannya
dengan poros maritim dunia
D. Tujuan Pembelajaran
Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran yaitu:
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian budaya
2. Siswa mampu mendeskripsikan unsur-unsur budaya
3. Siswa mampu mendeskripsikan kondisi geografis pembentuk keberagaman
budaya di Indonesia
4. Siswa mampu mendeskripiskan keberagaman budaya nasional
5. Siswa mampu mendeskripsikan budaya bangsa sebagai identitas nasional

E. Materi Pembelajaran
Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
F. Media pembelajaran
a. Buku paket XI
b. LKS
c. Papan Tulis
d. Spidol
D. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit )
ALOKASI
KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan 1. Siswa memberi salam kepada guru. 10 (menit)


2. Siswa berdoa untuk mengawali kegiatan
belajar.
3. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan mengabsen peserta
didik.
4. Guru menanya siswa apakah peserta didik
sudah siap belajar materi yang akan
dipelajari bersama.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Kegiatan Inti Mengamati 70 (menit)
1. Guru meminta peserta didik membaca
meteri tentang Posisi Strategis Indonesia
Sebagai Poros Maritim Dunia pada sub
pokok materi Letak, Luas, dan Batas
Wilayah Indonesia.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengungkapkan pendapat yang
berkaitan dengan materi yang disajikan.
3. Guru membagi dalam beberapa kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan 6-
7 orang siswa, beserta tugasnya masing-
masing kelompok.
4. Guru memberikan evaluasi dan pemilihan
kepada peserta didik tentang materi yang
telah disajikan
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan pada cek
kemampuan awal.
2. Guru memberikan kesempatan kepada
masing-masing anggota kelompok untuk
bertanya tentang Posisi Strategis Indonesia
Sebagai Poros Maritim Dunia
3. Guru menulis semua pertanyaan peserta
didik dan memberi kesempatan kepada
setiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik tentang Posisi Strategis
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan
pada cek kemampuan awal dengan
membaca buku ajar dan buku referensi
lainnya.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari
tanya jawab yang dilakukan dan
melengkapinya dengan membaca buku ajar
dan buku referensi.
3. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok
untuk mengidentifikasi dan menganalisis
mengenai topik yang dibahas.

Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi
tentang Posisi Strategis Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia
2. Peserta didik mengklarifikasikan pendapat
dari anggota kelompok.
Mengomunikasikan
1. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempersentasekan hasil diskusi.
2. Guru mempersilahkan kelompok lain untuk
menyanggah/menanggapi isi presentase
tersebut.
3. Guru membimbing siswa dalam
menyamakan pemahaman materi
berdasarkan hasil presentase.

Guru bersama peserta didik baik secara


individu maupun kelompok melakukan refleksi
untuk:
1. Mengevaluasi seluruh rangkain aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun
secara tidak langsung dari hasil
Penutup pembelajaran yang sedang berlangsung; 20 (menit)

2. Guru memberikan tugas individu kepada


peserta didik.
3. Guru menyampaikan materi yang dipelajari
selanjutnya.
4. Menutup kegiatan pembelajaran dengan
berdoa bersama-sama sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing, dan
5. Mengucapkan salam.

Pertemuan ke-2 (3 X 45 menit )


ALOKASI
KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN WAKTU

1. Siswa memberi salam kepada guru.


2. Siswa berdoa untuk mengawali kegiatan 10 (menit)
Pendahuluan
belajar.
3. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan mengabsen peserta
didik.
4. Guru menanya siswa apakah peserta didik
sudah siap belajar materi yang akan dipelajari
bersama.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Mengamati
1. Guru meminta peserta didik
mengklarifikasikan tentang materi
karakteristik wilayah daratan dan perairan
Indonesia.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengungkapkan pendapat yang
berkaitan dengan materi yang disajikan.
3. Guru membagi siswa implementasi dalam
beberapa kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 6-7 orang siswa,

Kegiatan Inti beserta tugasnya masing-masing kelompok. 70 (Menit)


4. Guru memberikan evaluasi dan pemilihan
kepada peserta didik tentang materi yang
telah disajikan

Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada cek kemampuan
awal.
2. Guru memberikan kesempatan kepada
masing-masing anggota kelompok untuk
bertanya tentang karakteristik wilayah
daratan dan perairan indonesia
3. Guru menulis semua pertanyaan peserta didik
dan memberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk menjawab pertanyaan dari
kelompok lain.
4. Guru mengajukan pertanyaan kesimpulan
dari hasil diskusi kepada peserta didik pada
materi/topik karakteristik wilayah daratan
dan perairan Indonesia.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan
pada cek kemampuan awal dengan membaca
buku ajar dan buku referensi laiinya.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari
tanya jawab yang dilakukan dan
melengkapinya dengan membaca buku ajar
dan buku referensi terkait karakteristik
wilayah daratan dan perairan Indonesia.
3. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok
untuk mengidentifikasi dan menganalisis
mengenai karakteristik wilayah daratan dan
perairan indonesia.

Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi tentang
karakteristik wilayah daratan dan perairan
Indonesia.
2. Peserta didik mengklarifikasikan pendapat
dari anggota kelompok.
Mengomunikasikan
1. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempersentasekan hasil diskusi.
2. Guru mempersilahkan kelompok lain untuk
menyanggah/menanggapi isi presentase
tersebut.
3. Guru membimbing siswa dalam
menyamakan pemahaman materi berdasarkan
hasil presentase.
Guru bersama peserta didik baik secara individu
maupun kelompok melakukan refleksi untuk:
1. Mengevaluasi seluruh rangkain aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun
secara tidak langsung dari hasil pembelajaran
yang sedang berlangsung; 20 (menit)
Penutup
2. Guru memberikan tugas individu kepada
peserta didik.
3. Guru menyampaika materi yang dipelajari
selanjutnya.
4. Menutup kegiatan pembelajaran dengan
berdoa bersama-sama sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing, dan
5. Mengucapkan salam.
Pertemuan ke-3 (2 X 45 menit )
ALOKASI
KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN WAKTU

1. Siswa memberi salam kepada guru.


2. Siswa berdoa untuk mengawali kegiatan
Pendahuluan belajar. 10 (menit)

3. Guru membuka pelajaran dengan


mengucapkan salam dan mengabsen peserta
didik.
4. Guru menanya siswa apakah peserta didik
sudah siap belajar materi yang akan
dipelajari bersama.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.

Mengamati
1. Guru meminta peserta didik
mengklarifikasikan materi Perkembangan
Jalur Transportasi dan Perdagangan
Internasional Indonesia.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengungkapkan pendapat yang
berkaitan dengan materi yang disajikan.
3. Guru membagi siswa implementasi dalam
beberapa kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 6-7 orang siswa,

Kegiatan Inti beserta tugasnya masing-masing kelompok. 70 (menit)


4. Guru memberikan evaluasi dan pemilihan
kepada peserta didik tentang materi yang
telah disajikan.
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan pada cek
kemampuan awal.
2. Guru memberikan kesempatan kepada
masing-masing anggota kelompok untuk
bertanya tentang Perkembangan Jalur
Transportasi dan Perdagangan Internasional
Indonesia.
3. Guru menulis semua pertanyaan peserta
didik dan memberi kesempatan kepasa
setiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik tentang Perkembangan Jalur
Transportasi dan Perdagangan Internasional
Indonesia
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan
pada cek kemampuan awal dengan
membaca buku ajar dan buku referensi
lainnya.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi
dari tanya jawab yang dilakukan dan
melengkapinya dengan membaca buku ajar
dan buku referensi terkait Perkembangan
Jalur Transportasi dan Perdagangan
Internasional Indonesia.
3. Peserta didik berdiskusi secara
berkelompok untuk mengidentifikasi dan
menganalisis mengenai Perkembangan
Jalur Transportasi dan Perdagangan
Internasional Indonesia
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi
tentang Perkembangan Jalur Transportasi
dan Perdagangan Internasional Indonesia.
2. Peserta didik mengklarifikasikan pendapat
dari anggota kelompok.
Mengomunikasikan
1. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempersentasekan hasil diskusi.
2. Guru mempersilahkan kelompok lain
untuk menyanggah/menanggapi isi
presentase tersebut.
3. Guru membimbing siswa dalam
menyamakan pemahaman materi
berdasarkan hasil presentase.
Guru bersama peserta didik baik secara
individu maupun kelompok melakukan refleksi
untuk:
1. Mengevaluasi seluruh rangkain aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara
bersama menemukan manfaat langsung
maupun secara tidak langsung dari hasil
Penutup pembelajaran yang sedang berlangsung; 20 (menit)

2. Guru memberikan tugas individu kepada


peserta didik.
3. Guru menyampaika materi yang dipelajari
selanjutnya.
4. Menutup kegiatan pembelajaran dengan
berdoa bersama-sama sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing, dan
5. Mengucapkan salam.

Pertemuan ke-4 (2 X 45 menit )


ALOKASI
KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN WAKTU
1. Siswa memberi salam kepada guru.
2. Siswa berdoa untuk mengawali kegiatan
belajar.
3. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan mengabsen peserta
Pendahuluan didik. 10 (menit)

4. Guru menanya siswa apakah peserta didik


sudah siap belajar materi yang akan
dipelajari bersama.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Mengamati
1. Guru meminta peserta didik
mengklarifikasikan materi tentang Potensi
dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan
Indonesia.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengungkapkan pendapat yang
berkaitan dengan materi yang disajikan.
3. Guru membagi siswa implementasi dalam

Kegiatan Inti beberapa kelompok, masing-masing 70 (menit)


kelompok beranggotakan 6-7 orang siswa,
beserta tugasnya masing-masing kelompok.
4. Guru memberikan evaluasi dan pemilihan
kepada peserta didik tentang materi yang
telah disajikan.
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan pada cek
kemampuan awal.
2. Guru memberikan kesempatan kepada
masing-masing anggota kelompok untuk
bertanya tentang Potensi dan Pengelolaan
Sumber Daya Kelautan Indonesia.
3. Guru menulis semua pertanyaan peserta
didik dan memberi kesempatan kepada
setiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik tentang Potensi dan
Pengelolaan Sumber Daya Kelautan
Indonesia..
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan
pada cek kemampuan awal dengan
membaca buku ajar dan buku referensi
lainnya.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari
tanya jawab yang dilakukan dan
melengkapinya dengan membaca buku ajar
dan buku referensi terkait Potensi dan
Pengelolaan Sumber Daya Kelautan
Indonesia..
3. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok
untuk mengidentifikasi dan menganalisis
mengenai Potensi dan Pengelolaan Sumber
Daya Kelautan Indonesia.
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi tentang
Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya
Kelautan Indonesia.
2. Peserta didik mengklarifikasikan pendapat
dari anggota kelompok.
Mengomunikasikan
1. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempersentasekan hasil diskusi.
2. Guru mempersilahkan kelompok lain untuk
menyanggah/menanggapi isi presentase
tersebut.
3. Guru membimbing siswa dalam
menyamakan pemahaman materi
berdasarkan hasil presentase.
Guru bersama peserta didik baik secara
individu maupun kelompok melakukan refleksi
untuk:
1. Mengevaluasi seluruh rangkain aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun
secara tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang sedang berlangsung; 20 (menit)
Penutup
2. Guru memberikan tugas individu kepada
peserta didik.
3. Guru menyampaika materi yang dipelajari
selanjutnya.
4. Menutup kegiatan pembelajaran dengan
berdoa bersama-sama sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing, dan
5. Mengucapkan salam.

E. Penilaian
No. Kompetensi Teknik Instrumen Keterangan

1. KI 1 Observasi  Lembar observasi Terlampir

2. KI 2 Observasi  Lembar observasi Terlampir

3. KI 3 Tes tertulis  Uraian Terlampir


 Tugas (mandiri atau
kelompok)
4. KI 4 Proyek  Lembar laporan Terlampir
tugas proyek

Siompu, agustus 2019

Guru Mata Pelajar Peneliti

Ariska Albakia, S.Pd ISMAIL

NIP: NIM:

Mengetahui,
Kepala SMA N 1 SIOMPU

MAHMUD TONGKU, S.Pd


NIP:
Lampiran 3

LEMBAR KERJA SISWA (LKS 01)

Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
1. Tujuan Pembelajaran :
Diharapkan siswa dapat:
 Siswa dapat mendeskripsikan Letak Luas dan Batas Wilayah Indonesia
2. Ringkasan Materi

 Letak Luas dan Batas Wilayah Indonesia

1. Letak

A. Letak astronomis Indonesia

Letak astronomis Indonesia berada pada 6 derajat LU – 11 derajat LS dan


95 derajat BT – 141 derajat BT. Posisi Indonesia yang dilintasi garis
khatulistiwa berefek wilayah Indonesia dipengaruhi iklim tropis. Karena
dipengaruhi iklim tropis, Indonesia memperoleh curah hujan yang tinggi
sepanjang tahun. Indonesia juga memiliki suhu dan kelembaban udara yang
tinggi. Kondisi iklim yang demikian memungkinkan Indonesia memiliki banyak
hutan yang lebat dan senantiasa hijau.

Daerah yang berada di Indonesia bagian barat memiliki selisih waktu +7


terhadap GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain
Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-
pulau kecil di sekitarnya. Wilayah Indonesia tengah memiliki selisih waktu +8
terhadap GMT. Wilayah-wilayahnya antara lain Bali, Nusa Tengara, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu +9 terhadap GMT. Wilayah-
wilayahnya antara lain Kepulauan Maluku, Papua, Papua Barat, dan pulau-pulau
kecil sekitarnya.

B. Letak geografis Indonesia

Menurut letak geografis. Indonesia terletak di antara dua benua, yakni


benua Asia dan Australia serta di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Letak Indonesia yang diapit dua benua dan berada di antara
dua samudra berpengaruh besar terhadap keadaan alam ataupun kehidupan
penduduk.

Indonesia sendiri termasuk negara yang berada di dalam Benua Asia,


tepatnya Asia Tenggara atau yang kita kenal sebagai ASEAN bersama 10 negara
lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darusalam,
Vietnam, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Timor Leste. Indonesia menjadi
persimpangan lalu lintas dunia, baik darat, udara, mau pun laut. Indonesia juga
bertetangga dengan banyak negara di Asia yang sedang menunjukkan geliat
pertumbuhan ekonomi yang luar biasa seperti China, India, dan Thailand. Selain
itu, Indonesia berada pada titik persilangan perekonomian dunia dan
perdagangan internasional, baik negara-negara industri maju maupun
berkembang.

C.Letak Geologis Indonesia

Letak Geologis Indonesia adalah letak wilayah Indonesia berdasarkan


susunan bebatuan yang ada di permukaan bumi Indonesia. Indonesia adalah
negara dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia dan sebagian besarnya
adalah gunung-gunung yang masih aktif. Hal tersebut merupakan salah satu
penyebab utama kesuburan tanah Indonesia. Tanah subuh karena mengandung
unsur hara yang tinggi dan ini bisa terjadi karena letusan gunung berapi.
Indonesia terletak pada pusat pertemuan dua pegunungan muda, yaitu
penggunungan Sirkum Mediterania dan pegunungan Sirkum Pasifik. Wilayah
Indonesia bagian barat dilalui oleh pegunungan Sirkum Mediterania sedangkan
wilayah Indonesia bagian tengah dilalui oleh pegunungan Sirkum Pasifik.

Secara geologis pula Indonesia terletak di antara tiga lempeng utama yang
ada didunia yakni Lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Hal ini juga yang
menyebabkan kenapa di Indonesia sering terjadi gempa bumi. Gempa bumi bisa
terjadi karena tumbukan antar lempeng. Indonesia terletak di antara tiga lempeng
utama dunia, maka kemungkinan terjadi gempa bumi di Indonesia sangat besar
dibandingkan dengan negara-negara lain didunia. Sebagian besar wilayah di
Indonesia sangat rawan terhadap gempa, kecuali wilayah Kalimantan.

Menurut ilmu geologi, Indonesia juga terletak di antara dua dangkalan


besar, yaitu Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul. Dangkalan itu sendiri
adalah wilayah laut dangkal yang menghubungkan wilayah daratan yang sangat
besar (bisa negara, kawasan, ataupun benua). Dangkalan sunda berada didaerah
Indonesia bagian barat yang berhubungan langsung dengan Benua Asia.
Dangkalan ini mencakup wilayah Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa,
Madura, Bali dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sedangkan Dangkalan Sahul
berada di Indonesia bagian timur yang berhubungan langsung dengan Benua
Australia. Dangkalan Sahul mencakupi wilayah yang sangat luas, membentang
dari bagian utara Papua hingga bagian utara Benua Australia.
D. Luas

Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki 17.499


pulau dari Sabang hingga Merauke. Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81
juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55
juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Keindahan bahari dan hasil laut yang
dimiliki Indonesia tentu memiliki kualitas terbaik. Mulai pulau yang cantik akan
isi lautnya seperti terumbu karang dan tumbuhan laut. Luas terumbu karang di
Indonesia mencapai 50.875 kilometer persegi yang menyumbang 18% luas total
terumbu karang dunia dan 65% luas total di coral triangle. Sebagian besar
terumbu karang ini berlokasi di bagian timur Indonesia.

2. Batas

a. Batas daratan Indonesia

Batas Wilayah Indonesia mencakup batas daratan Indonesia dan batas laut
Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga kebanyakan batas
wilayah Indonesia berada di lautan. sebanyak 10 Negara yang berbatasan laut
dengan Indonesia, sedangkan bagian batas wilayah daratnya hanya berbatasan
dengan tiga Negara saja. Malaysia berbatasan dengan Indonesia di Pulau
Kalimantan, Timor Leste yang lepas dari Indonesia melalui referendum tahun
1999, berbatasan dengan Indonesia di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, dan
Papua Nugini yang berbatasan dengan Indonesia di Pulau Papua.

b. Batas Perairan Indonesia

Wilayah Perairan Indonesia secara konstitusi baru diterbitkan setelah


kemerdekaan, yaitu melalui Deklarasi Hukum Indonesia, 13 Desember 1957
yang dipimpin Ir. H. Djuanda. Dikenal dengan nama deklarasi Juanda.
Isi deklarasi itu antara lain berbunyi:
1. Untuk kesatuan bangsa dan integritas wilayah serta kesatuan ekonomi,
ditarik garis lurus sebagai garis pangkal lurus dari titik-titik terluar pulau-
pulau terluar yang menjadi unsur daratan geografis Indonesia
2. Jalur laut wilayah atau laut teritorial adalah 12 mil laut diukur dari garis
pangkal lurus tersebut di atas.
3. Republik Indonesia berdaulat atas perairan sebelah dalam, dari garis luar
batas laut teritorial itu. Termasuk dasar laut, tanah di bawahnya, beserta
kekayaan dalam dan udara di atasnya.
4. Hak lalu-lintas kendaraan air (kapal dan sebagainya) asing (yang bersifat
damai) melalui Perairan Nusantara dijamin selama tidak merugikan
keamanan, ketertiban, dan kepentingan-kepentingan negara Republik
Indonesia.

Pengakuan Hukum Laut Internasional yang bertalian dengan negara-


negara tetangga atas tata laut Indonesia diperoleh melalui perjuangan,
perundingan -perundingan bilateral dan perjanjian-perjanjian Landas Kontinen
(Landas Benua) dengan negara tetangga Indonesia. Perjanjian dengan Malaysia,
Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Singapura, India dan Australia, serta
Papua Nugini. Perjuangan dalam forum Konferensi Hukum Laut Internasional
telah dilakukan di Jenewa, Caracas, dan New York, secara berturut-turut dalam
periode 1960 -1978.

c. Batas udara Indonesia

Tentang wilayah udara Indonesia, Sampai saat ini penerbangan di atas


wilayah suatu negara masih diatur oleh tiga Konvensi yaitu: Konvensi Paris 1919;
Konvensi Havana 1928; dan Konvensi Chicago 1944. Pokok-pokok pengaturan
dalam konvensi-konvensi tersebut antara lain: Negara bawah atau negara kolong
memiliki kedaulatan mutlak dan eksklusif atas udara di atas wilayahnya, termasuk
di atas laut wilayahnya.
Setiap negara mengakui hak lalu lintas udara damai (innocent passage),
yaitu hak melewati wilayah udara negara lain tanpa mendarat. Antara lain
ketentuan bahwa pesawat-pesawat terbang yang menggunakan hak tersebut
haruslah melalui rute-rute yang telah ditetapkan oleh negara bawah, serta hak
lintas udara damai itu juga dapat ditangguhkan untuk kepentingan keamanan
negara bawah.
Dibedakan antara kapal terbang sipil (Civil air craft) dan kapal terbang
militer, pabean, polish Kapal-kapal terbang negara tidak mempunyai hak lintas
udara di atas wilayah negara lain.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 02)

Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.

1. Tujuan Pembelajaran :

Diharapkan siswa dapat:


 Siswa dapat Mengidentifikasi Karakteristik Wilayah Daratan dan
Perairan Indonesia
2. Ringkasan Materi
 Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan Indonesia

A. Wilayah Daratan Indonesia

Secara umum, Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelagic state)


fisiografi wilayah Indonesia yang terdiri dari 18.210 pulau memiliki kondisi
fisiografi yang sangat kompleks. Sebagian wilayah Indonesia berupa laut, yakni
luas wilayah laut 5 juta km2, luas daratan sekitar 1,9 juta km2 dan pantai tropical
terpanjang di dunia, yakni 81.000 km2.

Pembagian wilayah fisiografi Indonesia secara menyeluruh sulit dilakukan


mengingat Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan Internasional di
Indonesia masing-masing pulau memiliki kompleksitas penampakan sendiri-
sendiri. Oleh karena itu beberapa ahli geologi acapkali membahas kondisi
fisiografi Indonesia secara umum berdasarkan pulau-pulau besar.

Untuk dapat memahami karakteristik geologisnya Indonesia, perlu ditelusuri


sejarah pembentukan awal kepulauan nusantara ini. Rutten yang didukung oleh
Van Bemellen menyatakan bahwa awal pembentukan kepulauan nusantara dapat
ditelusuri dari beberapa bukti. Bukti tersebut dimulai dengan tenggelamnya Zona
Anambas, yang merupakan Kontinen Asal, diperkirakan terjadi pada 300 juta
tahun yang lalu (pada kurun geologi Devon). Tenggelamnya zona Anambas ini
mengakibatkan wilayah di sekitarnya mencari keseimbangannya sendiri. Dalam
rangka mencari keseimbangan itulah berturut-turut bagian-bagian dari muka bumi
ini ada yang timbul kembali dan ada yang tenggelam secara perlahan-lahan dalam
kurun waktu geologi tertentu (Sandy, 1996).

Untuk sampai pada bentuknya yang sekarang, konon Landas Kontinen


Sunda (Indonesia bagian barat) telah mengalami delapan kali atau tahap
pembentukan daratan (orogenesa). Di bagian Indonesia timur kejadiannya hampir
sama dengan bagian barat, Kontinen Asal di bagian timur—oleh Van Bemmelen
disebut Central Banda Basin atau yang kita kenal dengan nama Laut Banda—
mengalami pembentukan sebanyak tujuh tahap.

Berdasarkan perkembangan geologi tersebut, dapat dinyatakan bahwa


wilayah Indonesia merupakan titik temu dari tiga gerakan lempeng bumi, yakni:
(1) gerakan dari sistem Sunda di barat; (2) gerakan dari sistem pinggiran di Asia
Timur; (3) gerakan dari sistem Sirkum Australia.

Ketiga gerakan tersebut menyebabkan Indonesia menjadi jalur vulkanisme


(pada jalur luar/outer) dan gempa yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
manusia Indonesia. Akibat banyaknya vulkan, maka tanah Indonesia menjadi
tanah yang subur sehingga dapat memberi penghidupan/bahan pangan bagi
penduduk, di samping kadang kala membawa malapetaka.

Karena Indonesia merupakan jalur vulkanisme (terangkai melalui sebuah


busur yang terbentang dari Pulau We sampai ke Indonesia bagian timur (Maluku)
dan juga Sulawesi, sampai ke Kepulauan Sangihe dan talaud, maka di Indonesia
terdapat banyak vulkan (gunung api), kurang lebih berjumlah 129 vulkan.
Lempeng tektonik adalah unsur penting dalam konfigurasi geomorfologi
Indonesia. Tiga sistem lempeng besar yang bertumpu pada tiga titik di sebelah
selatan Kepala Burung, Pulau Papua. Lempeng-lempeng tersebut terpisah agak ke
barat oleh jalur geser. Jalur geser yang berasal dari sudut pandang dinamika dalam
sistem lempeng Pasifik, meskipun sebagian besar tersusun unsur lempeng
Australia-India. Gerakan vertikal disertai oleh pergeseran lateral.

Terutama yang terjadi di zona kontak lempeng dari tekanan kerak tinggi
dan tercatat dalam unsur geomorfologi. Seperti permukaan dataran di lahan tinggi,
bentuk lahan pesisir, tudung terumbu, atol dan terumbu penghalang. Bagian
tektogenesa Indonesia merupakan contoh karakteristik geomorfologi zona busur
kepulauan dibanding kondisi iklim tropik.

Gunung api di Indonesia berasosiasi dengan zona subduksi dari lempeng


tektonik, dan konfigurasi kompleksnya membentuk pegunungan dari busur
vulkanik yang menyertai bidang miring dengan kegempaan tinggi. Gunung api di
Indonesia dibedakan menjadi tiga wilayah utama:

1. Busur vulkanik Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara dan terusannya di Paluku


Selatan.
2. Busur vulkanik pada perbatasan ke arah timur dan barat pada igir vertikal
Talaud Melayu di pulau Halmahera dan Minahasa-Sangihe di Sulawesi
timur laut.
3. Bagian barat daya busur vulkanik Sulawesi.

B. Perairan Indonesia

Negara Republik Indonesia adalah salah satu negara maritim atau negara
kepulauan di dunia yang wilayahnya terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil yang
dihubungkan oleh wilayah laut. Perairan laut Indonesia dapat dibedakan menjadi
tiga wilayah utama, yaitu wilayah perairan bagian Barat, Tengah, dan Timur.
1. Perairan Indonesia Bagian Barat

Sebagian besar perairan laut Indonesia bagian Barat seperti Laut Jawa,
Selat Sunda, Laut Natuna, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan Selat Makassar
merupakan zona laut dangkal dengan rata-rata kedalaman laut tidak lebih dari 200
meter, serta kondisi dasar laut yang relatif landai. Hal ini disebabkan secara
geologis wilayah ini dahulu merupakan kesatuan wilayah dataran rendah yang
termasuk pada paparan sunda (landas kontinen Asia), pada zaman glasial (zaman
es).

Pada akhir zaman glasial terjadi pencairan es secara besar-besaran


sehingga permukaan air laut mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Akibatnya,
wilayah-wilayah daratan yang merupakan cekungan dan dataran rendah ada yang
tertutup air laut membentuk zona laut dangkal (laut transgresi), termasuk paparan
sunda.

Adapun wilayah- wilayah yang lebih tinggi dan tidak tertutup air laut,
kemudian berubah menjadi pulau-pulau yang tersebar di sekitar laut dangkal
tersebut, seperti Pulau Jawa, Pulau Sumatra, dan Pulau Kalimantan.

Beberapa bukti yang mendasari bahwa wilayah bagian Barat pernah


menjadi satu kesatuan daratan antara lain sebagai berikut.

1. Adanya persamaan flora dan fauna di Pulau Jawa, Sumatra, dan


sebagian Kalimantan bagian Barat, seperti gajah, harimau, dan orang
utan, serta tipe hutannya.
2. Kondisi dan jenis batuan di wilayah-wilayah tersebut relatif sama.
3. Ditemukan lembah-lembah di dasar laut yang diperkirakan bekas aliran
sungai purba (submarine canyon), yaitu: 1) alur-alur di Pantai Timur
Sumatra dan Pantai Barat Kalimantan yang diperkirakan merupakan
cabang-cabang sungai purba yang akhirnya bersatu dengan sungai
induknya di Laut Cina Selatan; 2) alur-alur di Pantai Utara Jawa, Pantai
Selatan Kalimantan, dan Selat Makassar yang diperkirakan merupakan
cabang- cabang sungai purba yang akhirnya bermuara dengan sungai
induknya di Selat Makassar.

2. Perairan Indonesia Bagian Tengah

Wilayah perairan laut Indonesia bagian Tengah didominasi oleh laut-laut


dalam dengan bentuk dasar laut berupa cekungan dan palung laut, seperti
Cekungan Banda dan Timor Trough. Kedalaman lautnya berkisar antara 200 –
1.800 meter. Antara wilayah perairan laut Indonesia bagian barat dan tengah
dibatasi oleh Garis Wallace.
3. Perairan Indonesia Bagian Timur
Seperti halnya wilayah bagian Barat, perairan laut Indonesia bagian Timur
merupakan zona laut dangkal yang termasuk pada landas kontinen Australia
(Paparan Sahul). Kawasannya meliputi laut-laut dangkal di sebelah selatan Papua
sampai bagian utara Australia seperti Laut Arafuru dan Selat Flores. Di sebelah
Utara terdapat palung Mindanau dengan kedalaman maksimum 10.830 m
merupakan bagian laut yang terdalam di dunia. Sebelah Barat daya nya terdapat
Basin Sulawesi yang sangat luas dengan dasarnya kurang lebih mendatar pada
kedalaman sekitar 5.100 m ke arah Selatan. Basin Sulawesi ini berhubungan
dengan palung Makassar yang kedalamannya 2.300 m.
Sesuai dengan ketetapan Hukum Laut Internasional yang disepakati oleh
PBB pada 1980, negara Indonesia memiliki tiga batas laut yaitu batas laut
teritorial, landas kontinen, dan zona ekonomi eksklusif.
a. Batas Laut Teritorial
Batas laut teritorial merupakan batas kedaulatan penuh pemerintah
Indonesia. Negara lain tidak diperkenankan memasuki wilayah ini tanpa izin
resmi dari pemerintah Indonesia. Apabila ada warga atau kapal asing yang
memasuki wilayah laut teritorial tanpa izin, pemerintah kita berhak menghukum
warga asing tersebut. Walaupun demikian, sebagai warga masyarakat dunia
internasional, tentunya pemerintah RI memiliki kewajiban untuk menyediakan
jalur pelayaran internasional untuk tujuan-tujuan damai dan hubungan
antarbangsa.
Kawasan laut teritorial merupakan wilayah laut yang ditarik sejauh 12 mil
laut (1 mil laut = 1,852 Km) dari garis dasar ke arah laut lepas. Garis dasar adalah
garis khayal yang menghubungkan titik-titik ujung pulau-pulau terluar dari suatu
negara maritim. Ujung terluar sebuah pulau dapat diketahui dengan cara
menghitung rata- rata batas garis pantai saat pasang naik tertinggi dan pasang
surut terendah.
b. Batas Landas Kontinen
Indonesia memiliki dua batas landas kontinen, yaitu Landas Kontinen Asia
di sekitar Laut Natuna dan Selat Malaka yang berbatasan dengan Malaysia dan
Singapura, serta Landas Kontinen Australia di Laut Arafuru dan Laut Timor yang
berbatasan dengan Negara Australia. Negara Indonesia memiliki hak dan
kewenangan untuk memanfaatkan semua sumber daya alam laut yang terkandung
di wilayah landas kontinen, dengan senantiasa menghormati dan tidak
mengganggu jalur pelayaran internasional.
c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ditarik sejauh maksimal 200 mil
laut dari garis dasar ke arah laut bebas. Terhadap wilayah ZEE ini, Negara
Indonesia memiliki hak pertama untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya
alam yang terkandung di dalamnya, dengan tidak mengganggu jalur lalu lintas
internasional.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 03)

Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.

1. Tujuan Pembelajaran :

Diharapkan siswa dapat:


 Siswa dapat Mendeskripsikan Perkembangan Jalur Transportasi dan
Perdagangan Internasional Indonesia

2. Ringkasan Materi
 Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan Internasional
Indonesia
Lampiran 4

TES SIKLUS I

Nama :

Kelas :

PETUNJUK

1. Tulislah nama dan kelas pada sudut kiri atas !

2. Bacalah setiap butir soal dengan cermat dan teliti !

3. Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang kamu anggap mudah !

4. Tanyakan kepada guru apabila ada soal yang kurang jelas !

SOAL

1. Sebutkan letak astronomis, letak geografis dan letak geologis indonesia (skor

10)

2. Sebutkan letak dan cakupan dangkalan sunda dan dangkalan sahul! (skor 15)

3. Sebutkan isi deklarasi juanda! (skor 20)

4. Sebutkan tiga wilayah utama gunung api di Indonesia (skor 25)

5. Jelaskan beberapa bukti yang mendasari bahwa wilayah bagian barat indonesia

pernah menjadi satu kesatuan daratan! (skor 30)


Lampiran 5

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I

1. a. Letak astronomis Indonesia berada pada 6 derajat LU – 11 derajat LS dan 95


derajat BT – 141 derajat BT Letak astronomis Indonesia berada pada 6 derajat
LU – 11 derajat LS dan 95 derajat BT – 141 derajat BT.
b. letak geografis. Indonesia terletak di antara dua benua, yakni benua Asia dan
Australia serta di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik.
c. Letak Geologis Indonesia adalah letak wilayah Indonesia berdasarkan
susunan bebatuan yang ada di permukaan bumi Indonesia. Indonesia adalah
negara dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia.
PEDOMAN :

Skor 10, jika siswa menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan (benar)

Skor 3, jika siswa menjawab sebagaian dari yang diharapkan

Skor 2, jika siswa menjawab tetapi tidak sesuai dengan jawaban yang

diharapkan

Skor 0, jika siswa tidak menjawab soal yang diberikan

2. Dangkalan sunda berada didaerah Indonesia bagian barat yang berhubungan


langsung dengan Benua Asia. Dangkalan ini mencakup wilayah Semenanjung
Malaysia, Sumatera, Jawa, Madura, Bali dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Sedangkan Dangkalan Sahul berada di Indonesia bagian timur yang
berhubungan langsung dengan Benua Australia. Dangkalan Sahul mencakupi
wilayah yang sangat luas, membentang dari bagian utara Papua hingga bagian
utara Benua Australia.

PEDOMAN :

Skor 15, jika siswa menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan (benar)

Skor 10, jika siswa menjawab sebagaian dari yang diharapkan


Skor 2, jika siswa menjawab tetapi tidak sesuai dengan jawaban yang

diharapkan

Skor 0, jika siswa tidak menjawab soal yang diberikan

3. Isi deklarasi Juanda.:


a. Untuk kesatuan bangsa dan integritas wilayah serta kesatuan ekonomi,
ditarik garis lurus sebagai garis pangkal lurus dari titik-titik terluar
pulau-pulau terluar yang menjadi unsur daratan geografis Indonesia.
b. Jalur laut wilayah atau laut teritorial adalah 12 mil laut diukur dari garis
pangkal lurus tersebut di atas.
c. Republik Indonesia berdaulat atas perairan sebelah dalam, dari garis
luar batas laut teritorial itu. Termasuk dasar laut, tanah di bawahnya,
beserta kekayaan dalam dan udara di atasnya.
d. Hak lalu-lintas kendaraan air (kapal dan sebagainya) asing (yang
bersifat damai) melalui Perairan Nusantara dijamin selama tidak
merugikan keamanan, ketertiban, dan kepentingan-kepentingan negara
Republik Indonesia.

PEDOMAN :

Skor 20, jika siswa menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan (benar)

Skor 15, jika siswa menjawab sebagaian dari yang diharapkan

Skor 2, jika siswa menjawab tetapi tidak sesuai dengan jawaban yang

diharapkan

Skor 0, jika siswa tidak menjawab soal yang diberikan

4. tiga wilayah utama gunung api di Indonesia


a. Busur vulkanik Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara dan terusannya di Paluku
Selatan.
b. Busur vulkanik pada perbatasan ke arah timur dan barat pada igir vertikal
Talaud Melayu di pulau Halmahera dan Minahasa-Sangihe di Sulawesi
timur laut.
c. Bagian barat daya busur vulkanik Sulawesi;

PEDOMAN :

Skor 25, jika siswa menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan (benar)

Skor 20, jika siswa menjawab sebagaian dari yang diharapkan

Skor 2, jika siswa menjawab tetapi tidak sesuai dengan jawaban yang

diharapkan

Skor 0, jika siswa tidak menjawab soal yang diberikan

5. bukti yang mendasari bahwa wilayah bagian barat indonesia pernah menjadi
satu kesatuan daratan
a. Adanya persamaan flora dan fauna di Pulau Jawa, Sumatra, dan sebagian
Kalimantan bagian Barat, seperti gajah, harimau, dan orang utan, serta tipe
hutannya.
b. Kondisi dan jenis batuan di wilayah-wilayah tersebut relatif sama.
c. Ditemukan lembah-lembah di dasar laut yang diperkirakan bekas aliran
sungai purba (submarine canyon), yaitu: 1) alur-alur di Pantai Timur
Sumatra dan Pantai Barat Kalimantan yang diperkirakan merupakan
cabang-cabang sungai purba yang akhirnya bersatu dengan sungai
induknya di Laut Cina Selatan; 2) alur-alur di Pantai Utara Jawa, Pantai
Selatan Kalimantan, dan Selat Makassar yang diperkirakan merupakan
cabang- cabang sungai purba yang akhirnya bermuara dengan sungai
induknya di Selat Makassar.
PEDOMAN :
Skor 30, jika siswa menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan (benar)

Skor 25, jika siswa menjawab sebagaian dari yang diharapkan


Skor 2, jika siswa menjawab tetapi tidak sesuai dengan jawaban yang

diharapkan

Skor 0, jika siswa tidak menjawab soal yang diberikan


Lampiran 6

TES SIKLUS II

Nama :

Kelas :

PETUNJUK

1. Tulislah nama dan kelas pada sudut kiri atas !

2. Bacalah setiap butir soal dengan cermat dan teliti !

3. Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang kamu anggap mudah !

4. Tanyakan kepada guru apabila ada soal yang kurang jelas !

SOAL

1. Apa pengertian dari jalur transportasi? (skor 10)

2. Apa yang dimaksud dengan jalan primer !! (skor 15)

3. Apa yang dimaksud sumber daya laut! (skor 20)

4. Faktor- faktor apakah yang menyebabkan indonesia mempunyai Sumber

Daya Laut yang melimpah (skor 30)

5. Bagaimana pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis masyarakat! (skor 25)


Lampiran 8

Pedoman Penskoran Aktivitas Guru Dalam Menerangkan Model Problem

Basic Learning

A. Kegiatan Awal

1. Guru memberi salam dan menyapa siswa

a. Skor 4, jika guru memberi salam dan menyapa siswa dengan suara yang

yang jelas

b. Skor 3, jika guru memberi salam dan menyapa siswa, tetapi dengan suara

yang kurang jelas.

c. Skor 2, jika guru memberi salam tanpa menyapa siswa atau sebaliknya

d. Skor 1, jika guru tidak memberi salam dan menyapa siswa

2. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses

pembelajaran

a. Skor 4, jika guru mengondisikan kelas, agar kelas kondusif untuk

mendukung proses pembelajaran dan siswa meresponnya

b. Skor 3, jika guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung

proses pembelajaran tetapi hanya sebagian siswa yang meresponnya

c. Skor 2, jika guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung

proses pembelajaran tetapi siswa tidak meresponnya

d. Skor 1, jika guru tidak mengondisikan kelas, agar kondusif untuk

mendukung proses pembelajaran


3. Guru mengecek kehadiran siswa

a. Skor 4, jika guru mengecek kehadiran siswa dengan suara yang jelas

b. Skor 3, jika guru mengecek kehadiran siswa tetapi dengan suara kurang

jelas

c. Skor 2, jika guru mengecek kehadiran siswa dengan bertanya kepada

ketua kelas

d. Skor 1, jika guru tidak mengecek kehadiran siswa

4. Guru menunjuk ketua kelas memimpin doa sebelum proses belajar dimulai

a. Skor 4, jika guru menunjuk ketua kelas memimpin doa sebelum proses

belajar dimulai dan semua siswa khusyu dalam berdoa

b. Skor 3, jika guru menunjuk ketua kelas memimpin doa sebelum proses

belajar mengajar dimulai tetapi sebagian siswa tidak khusyu dalam

berdoa

c. Skor 2, jika guru menunjuk ketua kelas memimpin doa sebelum proses

belajar mengajar dimulai tetapi siswa tidak khusyu dalam berdoa

d. Skor 1, jika guru tidak memberikan motivasi apapun kepada siswa.

5. Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik.
a. Skor 4, jika guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan yang akan

dilakukan peserta didik dan peserta didik menanggapinya

b. Skor 3, jika guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan yang akan

dilakukan peserta didik tetapi peserta didik tidak menanggapinya

c. Skor 2, jika guru hanya menjelaskan materi ajar tetapi tidak menjelaskan

kegiatan yang akan dilakukan peserta didik.


d. Skor 1, jika guru tidak menjelaskan materi ajar dan kegiatan yang akan

dilakukan peserta didik.

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

a. Skor 4, jika guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan siswa mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan

b. Skor 3, jika guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai tetapi hanya sebagian siswa yang mencatat tujuan

pembelajaran yang disampaikan

c. Skor 2, jika guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai tetapi siswa tidak mencatat tujuan pembelajaran yang

disampaikan

d. Skor 1, jika guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

7. Pembagian kelompok belajar

a. Skor 4, jika guru melakukan pembagian kelompok belajar kepada siswa

dan siswa mengikuti arahan guru serta membentuk kelompoknya dengan

teratur.

b. Skor 3, jika guru melakukan pembagian kelompok belajar kepada siswa

dan siswa mengikuti arahan guru tetapi membentuk kelompok tidak teratur

c. Skor 2, jika guru melakukan pembagian kelompok belajar tetapi siswa

tidak mengitu arahan guru dan membentuk kelompok tidak teratur

d. Skor 1, jika guru tidak melakukan pembagian kelompok belajar


8. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran.

a. Skor 4, jika guru Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan lengkap

b. Skor 3, jika guru Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tetapi kurang lengkap

c. Skor 2, jika guru Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tetapi tidak lengkap

d. Skor 1, jika guru tidak Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman

belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

B. Kegiatan Inti

1. Guru mengelompokan siswa yang terdiri dari 4 – 5 siswa secara heterogen.

a. Skor 4, jika guru mengelompokan dan mengarahkan siswa ke dalam

kelompok yang heterogen dan disertai penjelasan tentang apa yang harus

di kerjakan.

b. Skor 3, jika guru mengelompokan dan mengarahkan siswa ke dalam

kelompok yang heterogen tanpa disertai penjelsan tentang apa yang harus

di kerjakan.

c. Skor 2, jika guru mengelompokan dan mengarahkan siswa ke dalam

kelompok tanpa memperhatikan heterogennya kelompok tersebut dan

tidak mengarahkannya untuk bekerja dalam kelompoknya.

d. Skor 1, jika guru tidak mengelompokan dan mengarahkan siswa dalam

kelompok.
2. Guru memberikan LKS pada masing-masing kelompok.

a. Skor 4, jika guru memberikan LKS sambil menjelaskan materi dan

engarahkan untuk menjawab LKS.

b. Skor 3, jika guru memberikan LKS sambil menjelaskan materi tapi tidak

mengarahkan untuk menjawab LKS.

c. Skor 2, jika guru hanya membagikan LKS tanpa menjelaskan materi.

d. Skor 1, jika guru tidak membagikan LKS pada siswa.

3. Guru membantu sisiwa dan mengorganisasikan siswa untuk belajar dan

berdiskusi untuk memecahkan masalah.

a. Skor 4, jika guru membantu dan mengorganisasikan semua kelompok

untuk belajar.

b. Skor 3, jka guru hanya membantu dan mengorganisasikan 2-4 kelompok

siswa untuk belajar.

c. Skor 2, jika guru hanya membantu dan mengorganisasikan 1 kelompok

siswa untuk belajar.

d. Skor 1, jika guru tidak membentu siswa dan mengorganisasikan siswa

untuk belajar.

4. Guru mengarahkan pada tiap-tiap kelompok untuk melakukan kegiatan

sesuai dengan petunjuk dalam LKS.

a. Skor 4, jika guru mengrahkan semua kelompok untuk melakukan

kegiatan sesuai dengan petunjuk dalam LKS.

b. Skor 3, jika guru hanya mengarahkan 2-4 kelompok untuk melakukan

kegiatan sesuai dengan petunujuk dalam LKS.


c. Skor 2, guru hanya mengarahkan 1 kelompok untuk melakukan kegiatan

sesuai dengan petunujuk dalam LKS.

d. Skor 1, jika guru tidak mengarahkan semua kelompok melakukan

kegiatan sesuai dengan petunujuk dalam LKS.

5. Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam memecahkan masalah yang

telah disediakan dalam LKS.

a. Skor 4, jika guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam memecahkan

masalah yang telah disediakan dalam LKS semua kelompok.

b. Skor 3, jika guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam memecahkan

masalah yang telah disediakan dalam LKS hanya tiga kelompok.

c. Skor 2, jika guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam memecahkan

masalah yang telah disediakan dalam LKS hanya dua kelompok.

d. Skor 1, jika guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam memecahkan

masalah yang telah disediakan dalam LKS hanya satu kelompok saja.

6. Guru meminta tiap-tiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil

yang telah di diskusikan di depan kelas kemudian memberikan kepada

kelompok yang lain untuk menanggapi hasil diskusi yang telah

dipresentasikan.

a. Skor 4, jika guru meminta tiap-tiap perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan di depan kelas kemudian

memberikan kelompok yang lain untuk menanggapi hasil diskusi yang

telah dipresentasikan kepada semua kelompok.


b. Skor 3, jika guru meminta tiap-tiap perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan di depan kelas kemudian

memberikan kelompok yang lain untuk menanggapi hasil diskusi yang

telah dipresentasikan hanya pada tiga kelompok.

c. Skor 2, jika guru meminta tiap-tiap perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan di depan kelas kemudian

memberikan kelompok yang lain untuk menanggapi hasil diskusi yang

telah dipresentasikan hanya pada dua kelompok.

d. Skor 1, jika guru tidak meminta tiap-tiap perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan di depan kelas kemudian

memberikan kelompok yang lain untuk menanggapi hasil diskusi yang

telah dipresentasikan.

7. Guru merefleksikan terhadap hasil-hasil diskusi yang telah dipresentasikan

oleh tiap-tiap kelompok.

a. Skor 4, jika guru merefleksi terhadap hasil-hasil diskusi yang telah

dipresentasikan olehh tiap-tiap kelompok dengan suara yang jelas.

b. Skor 3, jika guru merefleksi terhadap hasil-hasil diskusi yang telah

dipresentasikan olehh tiap-tiap kelompok dengan suara yang kurang

jelas.

c. Skor 2, jika guru merefleksi terhadap hasil-hasil diskusi yang telah

dipresentasikan olehh tiap-tiap kelompok dengan suara yang tidak jelas.

d. Skor 1, jika guru tidak merefleksikan terhadap hasil-hasil diskusi yang

telah dipresentasikan oleh tiap-tiap kelompok.


C. Kegiatan Akhir

1. Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi pembelajaran


melalui tanya jawab klasikal.

a. Skor 4, jika guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi

pembelajaran melalui tanya jawab klasikal dengan suara yang jelas.

b. Skor 3, jika guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi

pembelajaran melalui tanya jawab klasikal dengan suara yang tidak jelas.

c. Skor 2, jika guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi

pembelajaran tidak melalui tanya jawab klasikal

d. Skor 1, jika guru tidak membimbing peserta didik untuk menyimpulkan

materi pembelajaran melalui tanya jawab klasikal.

2. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang sudah dipelajari

a. Skor 4, jika guru dan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang

sudah dipelajari dengan teratur

b. Skor 3, jika guru mengevaluasi kembali sajian materi yang disajikan oleh

perwakilan siswa dengan memberikan pertanyaan hanya kepada sebagian

besar kelompok.

c. Skor 2, jika hanya guru yang melakukan refleksi terhadap materi yang

sudah dipelajari

d. Skor 1, jika guru dan siswa tidak melakukan refleksi terhadap materi

yang sudah dipelajari

3. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya
a. Skor 4, jika guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya dan siswa mencatat informasi yang

disampaikan

b. Skor 3, jika guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya dan hanya sebagian siswa yang mencatat

informasi tersebut

c. Skor 2, jika guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya tetapi siswa tidak mencatat informasi

tersebut

d. Skor 1, jika guru tidak guru menginformasikan rencana kegiatan

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

4. Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama sesuai dengan

agama dan kepercayaannya masing-masing.

a. Skor 4, jika guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing dengan suara

yang jelas dan mengucapkan salam.

b. Skor 3, menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama sesuai

dengan agama dan kepercayaannya masing-masing dengan suara yang

jelas tapi tidak mengucap salam.

c. Skor 2, jika guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing dengan suara

yang tidak jelas.


d. Skor 1, jika guru tidak menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa

bersama sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.


Lampiran 9

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam KBM dengan Model Problem Basic Learning Siklus I Pertemuan 1

Sekolah : SMA Negeri 1 Siompu


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X IIS1/Ganjil
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Sub Materi Pokok : Letak Luas dan Batas Wilayah Indonesia

Siklus I Pertemuan I
Kelompok 1 & Kelompok 2 & Kelompok 3 & Kelompok 4
No. Aspek Yang Di Amati
Skor Skor Skor & Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mendengarkan atau memperhatikan
guru dalam menyampaikan tujuan
1 pembelajaran.    
Siswa mendengar dan
memperhatikan penjelasan guru
2 mengenai materi pembelajaran.    
Menjawab pertanyaan yang yang
3 diberikan oleh guru dengan benar.    
Mencari kelompok masing-masing
4 yang telah dibagi oleh guru.    
Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya dalam memecahkan
5 masalah.    
6 Bekerja sama dalam menyelesaikan    
masalah yang ada pada LKS.
Bekerja sama dalam menyiapkan
7 laporan hasil diskusi kelompok.    
Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di
8 depan kelas.    
Menyimak & menanggapi hasil
9 diskusi kelompok lain    
Menyimak penguatan dan koreksi
dari guru tentang hasil diskusi
10 kelompok.    
Keterangan : 1 = kurang baik; 2 = cukup baik; 3 = baik; 4 = sangat baik
Catatan :

Skor 1 jika dalam satu kelompok terdapat 0-25% yang aktif

Skor 2 jika dalam satu kelompok terdapat 26-60% yang aktif

Skor 3 jika dalam satu kelompok terdapat 61-80% yang aktif

Skor 4 jika dalam satu kelompok terdapat 81-100% yang aktif


Siompu, september 2019

Pengamat

Ariska Albakia, S.Pd


NIP.
Lampiran 10

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam KBM dengan Model Problem basic learning Siklus I Pertemuan 1I

Sekolah : SMA Negeri 1 Siompu


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X IIS1/Ganjil
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Sub Materi Pokok : Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan Indonesia

Siklus I Pertemuan II
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
No. Aspek Yang Di Amati
& Skor & Skor & Skor & Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mendengarkan atau memperhatikan
guru dalam menyampaikan tujuan
1 pembelajaran.    
Siswa mendengar dan
memperhatikan penjelasan guru
2 mengenai materi pembelajaran.    
Menjawab pertanyaan yang yang
3 diberikan oleh guru dengan benar.    
Mencari kelompok masing-masing
4 yang telah dibagi oleh guru.    
Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya dalam memecahkan
5 masalah.    
Bekerja sama dalam menyelesaikan
6 masalah yang ada pada LKS.    
Bekerja sama dalam menyiapkan
7 laporan hasil diskusi kelompok.    
Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di
8 depan kelas.    
Menyimak & menanggapi hasil
9 diskusi kelompok lain    
Menyimak penguatan dan koreksi
dari guru tentang hasil diskusi
10 kelompok.    
Keterangan : 1 = kurang baik; 2 = cukup baik; 3 = baik; 4 = sangat baik
Catatan :

Skor 1 jika dalam satu kelompok terdapat 0-25% yang aktif

Skor 2 jika dalam satu kelompok terdapat 26-60% yang aktif

Skor 3 jika dalam satu kelompok terdapat 61-80% yang aktif

Skor 4 jika dalam satu kelompok terdapat 81-100% yang aktif


Siompu, September 2019

Pengamat

Ariska Albakia, S.Pd


NIP.
Lampiran 11

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam KBM dengan Model problem basic learning Siklus II Pertemuan 1

Sekolah : SMA Negeri 1 Siompu


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X IIS1/Ganjil
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Sub Materi Pokok : Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan Internasional Indonesia

Siklus II Pertemuan I
Kelompok 1 Kelompok 2 & Kelompok 3 & Kelompok 4 &
No. Aspek Yang Di Amati
& Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mendengarkan atau memperhatikan
guru dalam menyampaikan tujuan
1 pembelajaran.    
Siswa mendengar dan
memperhatikan penjelasan guru
2 mengenai materi pembelajaran.    
Menjawab pertanyaan yang yang
3 diberikan oleh guru dengan benar.    
Mencari kelompok masing-masing
4 yang telah dibagi oleh guru.    
Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya dalam memecahkan
5 masalah.    
Bekerja sama dalam menyelesaikan
6 masalah yang ada pada LKS.    
Bekerja sama dalam menyiapkan
7 laporan hasil diskusi kelompok.    
Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di
8 depan kelas.    
Menyimak & menanggapi hasil
9 diskusi kelompok lain    
Menyimak penguatan dan koreksi
dari guru tentang hasil diskusi
10 kelompok.    

Keterangan : 1 = kurang baik; 2 = cukup baik; 3 = baik; 4 = sangat baik


Catatan :

Skor 1 jika dalam satu kelompok terdapat 0-25% yang aktif

Skor 2 jika dalam satu kelompok terdapat 26-60% yang aktif

Skor 3 jika dalam satu kelompok terdapat 61-80% yang aktif

Skor 4 jika dalam satu kelompok terdapat 81-100% yang aktif


Siompu, September 2019

Pengamat

Ariska Albakia, S.Pd


NIP.
Lampiran 12

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam KBM dengan problem basic learnimg Siklus II Pertemuan 1I

Sekolah : SMA Negeri 1 Siompu


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X IIS1/Ganjil
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Sub Materi Pokok : Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

Siklus II Pertemuan II
Kelompok 1 Kelompok 2 & Kelompok 3 Kelompok 4 &
No. Aspek Yang Di Amati
& Skor Skor & Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mendengarkan atau memperhatikan
guru dalam menyampaikan tujuan
1 pembelajaran.    
Siswa mendengar dan
memperhatikan penjelasan guru
2 mengenai materi pembelajaran.    
Menjawab pertanyaan yang yang
3 diberikan oleh guru dengan benar.    
Mencari kelompok masing-masing
4 yang telah dibagi oleh guru.    
Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya dalam memecahkan
5 masalah.    
Bekerja sama dalam menyelesaikan
6 masalah yang ada pada LKS.    
Bekerja sama dalam menyiapkan
7 laporan hasil diskusi kelompok.    
Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di
8 depan kelas.    
Menyimak & menanggapi hasil
9 diskusi kelompok lain    
Menyimak penguatan dan koreksi
dari guru tentang hasil diskusi
10 kelompok.    

Keterangan : 1 = kurang baik; 2 = cukup baik; 3 = baik; 4 = sangat baik


Catatan :

Skor 1 jika dalam satu kelompok terdapat 0-25% yang aktif

Skor 2 jika dalam satu kelompok terdapat 26-60% yang aktif

Skor 3 jika dalam satu kelompok terdapat 61-80% yang aktif

Skor 4 jika dalam satu kelompok terdapat 81-100% yang aktif


Siompu, September 2019

Pengamat

Ariska Albakia, S.Pd


NIP.
Lampiran 13
Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam PBM Dengan Model Problem Basic Learning Siklus I
Siklus I
Rata-
Pertemuan I Pertemuan II
No Aspek Yang Diamati Rata- Rata- rata
Kelompok Kelompok Siklus I
rata rata
I II III IV I II III IV
Mendengarkan atau memperhatikan guru dalam
1 menyampaikan tujuan pembelajaran. 3 2 3 2 2,5 2 3 2 3 2,5 2,5
Siswa mendengar dan memperhatikan penjelasan
2 guru mengenai materi pembelajaran. 2 2 3 2 2,3 2 2 3 2 2,3 2,3
Menjawab pertanyaan yang yang diberikan oleh
3 guru dengan benar. 1 2 2 2 1,8 2 2 2 2 2 1,9
Mencari kelompok masing-masing yang telah
4 dibagi oleh guru. 2 3 3 3 2,8 3 2 2 3 2,5 2,7
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dalam
5 memecahkan masalah. 2 2 2 3 2,3 3 3 3 3 3 2,7
Bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang
6 ada pada LKS. 3 3 3 2 2,8 2 2 2 2 2 2,4
Bekerja sama dalam menyiapkan laporan hasil
7 diskusi kelompok. 3 2 2 3 2,5 3 2 3 3 2,8 2,7
Masing-masing kelompok mempresentasikan
8 hasil diskusi di depan kelas. 4 4 3 3 3,5 3 3 3 3 3 3,3
Menyimak & menanggapi hasil diskusi kelompok
9 lain 3 2 2 2 2,3 2 3 2 2 2,3 2,3
Menyimak penguatan dan koreksi dari guru tentang
10 hasil diskusi kelompok. 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2,3 2,2
Rata-rata Aktivitas Siswa 2,5 2,5 2,5
Lampiran 14
Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam PBM Dengan Model Problem Basic Learning Siklus II
Siklus II
Rata-
Pertemuan I Pertemuan II
No Aspek Yang Diamati Rata- Rata- rata
Kelompok Kelompok Siklus I
rata rata
I II III IV I II III IV
Mendengarkan atau memperhatikan guru dalam
1 menyampaikan tujuan pembelajaran. 4 3 3 3 3,3 4 3 3 3 3,3 3,3
Siswa mendengar dan memperhatikan penjelasan
2 guru mengenai materi pembelajaran. 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3,5 3,3
Menjawab pertanyaan yang yang diberikan oleh
3 guru dengan benar. 3 2 3 2 2,5 3 2 3 2 2,5 2,5
Mencari kelompok masing-masing yang telah
4 dibagi oleh guru. 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3,3 3,2
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dalam
5 memecahkan masalah. 3 3 2 3 2,8 3 3 4 3 3,3 3,1
Bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang
6 ada pada LKS. 3 3 2 3 2,8 3 4 3 4 3,5 3,2
Bekerja sama dalam menyiapkan laporan hasil
7 diskusi kelompok. 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3
Masing-masing kelompok mempresentasikan
8 hasil diskusi di depan kelas. 4 4 3 3 3,5 3 4 4 3 3,5 3,5
Menyimak & menanggapi hasil diskusi kelompok
9 lain 3 4 3 3 3,3 4 4 3 3 3,5 3,4
Menyimak penguatan dan koreksi dari guru tentang
10 hasil diskusi kelompok. 4 3 3 4 3,5 3 3 3 4 3,3 3,4
Rata-rata Aktivitas Siswa
3,1 3,3 3,2
Lampiran 15
Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam KBM dengan Model Problem Basic
Learning Siklus I Pertemuan II
Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Siompu
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X IIS1/Ganjil
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Sub Materi Pokok : Letak Luas dan Batas Wilayah Indonesia
Pertemuan : 1 (Satu)
Petunjuk : Berilah tanda ceklis pada kolom sesuai dengan pedoman
Penskoran
No. Aspek-aspek yang di observasi Skor
I. A. Kegiatan awal 1 2 3 4
1. Membuka pelajaran dan memeriksa kesiapan
siswa. 
2. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang
akan dipelajari 

3. Guru menyampaikan indikator dan tujuan


pembelajaran 
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa

II. B. Kegiatan Inti
1. Guru mengelompokan siswa yang terdiri dari 6 
orang siswa secara heterogen (L/P)
2. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok dan 
menjelaskan secara singkat tentang LKS yang
telah dibagikan.
3. Guru membantu siswa dan mengorganisasikan
siswa untuk belajar dan berdiskusi untuk 
memecahkan masalah yang terdapat pada LKS.
4. Guru mengarahkan kepada tiap-tiap kelompok
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan 
petunjuk dalam LKS.
5. Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam
memecahkan masalah yang telah disediakan 
dalam LKS.
6. Guru meminta tiap-tiap perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil yang telah
didiskusikan di depan kelas kemudian
memberikan kepada kelompok yang lain untuk 
menanggapi hasil diskusi yang telah
dipresentasikan.
7. Guru merefleksi terhadap hasil-hasil diskusi
yang telah dipresentasikan oleh tiap-tiap 
kelompok.
III C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesimpulan secara singkat
tentang materi yang telah dipresentasikan oleh 
perwakilan kelompok.
2. Guru mengevaluasi terhadap hasil diskusi siswa

3. Guru memberikan soal Latihan atau tugas untuk
dikerjakan di rumah 
4. Menutup proses kegiatan pembelajaran.

Siompu, September 2019
Pengamat

Ariska Albakia, S.Pd


NIP.

Lampiran 16
Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam KBM dengan Model Problem Basic
Learning Siklus I Pertemuan II
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Siompu
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X IIS1/Ganjil
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Sub Materi Pokok : Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan Indonesia
Pertemuan : 2 (Dua)
Petunjuk : Berilah tanda ceklis pada kolom sesuai dengan pedoman
Penskoran
No. Aspek-aspek yang di observasi Skor
I. A. Kegiatan awal 1 2 3 4
1. Membuka pelajaran dan memeriksa kesiapan
siswa. 
2. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang
akan dipelajari 

3. Guru menyampaikan indikator dan tujuan


pembelajaran 
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa

II. B. Kegiatan Inti
1. Guru mengelompokan siswa yang terdiri dari 6
orang siswa secara heterogen (L/P) 
2. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok dan
menjelaskan secara singkat tentang LKS yang 
telah dibagikan.
3. Guru membantu siswa dan mengorganisasikan
siswa untuk belajar dan berdiskusi untuk 
memecahkan masalah yang terdapat pada LKS.

4. Guru mengarahkan kepada tiap-tiap kelompok


untuk melakukan kegiatan sesuai dengan 
petunjuk dalam LKS.
5. Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam
memecahkan masalah yang telah disediakan
dalam LKS. 
6. Guru meminta tiap-tiap perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil yang telah
didiskusikan di depan kelas kemudian
memberikan kepada kelompok yang lain untuk 
menanggapi hasil diskusi yang telah
dipresentasikan.
7. Guru merefleksi terhadap hasil-hasil diskusi
yang telah dipresentasikan oleh tiap-tiap 
kelompok.
III C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesimpulan secara singkat
tentang materi yang telah dipresentasikan oleh 
perwakilan kelompok.

2. Guru mengevaluasi terhadap hasil diskusi siswa


3. Guru memberikan soal Latihan atau tugas untuk


dikerjakan di rumah 

4. Menutup proses kegiatan pembelajaran. 

Sioompu, 16 September 2019


Pengamat

Ariska Albakia, S.Pd


NIP.
Lampiran 17
Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam KBM dengan Model Problem Basic
Learning Siklus II Pertemuan I
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Siompu
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X IIS1/Ganjil
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Materi Pokok : Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan
Internasional Indonesia
Pertemuan : 3 (Tiga)
Petunjuk : Berilah tanda ceklis pada kolom sesuai dengan pedoman
Penskoran
No. Aspek-aspek yang di observasi Skor
I. A. Kegiatan awal 1 2 3 4
1. Membuka pelajaran dan memeriksa kesiapan
siswa. 
2. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang
akan dipelajari 

3. Guru menyampaikan indikator dan tujuan


pembelajaran 
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa

II. B. Kegiatan Inti


1. Guru mengelompokan siswa yang terdiri dari 6
orang siswa secara heterogen (L/P) 
2. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok dan
menjelaskan secara singkat tentang LKS yang 
telah dibagikan.
3. Guru membantu siswa dan mengorganisasikan
siswa untuk belajar dan berdiskusi untuk 
memecahkan masalah yang terdapat pada LKS.
4. Guru mengarahkan kepada tiap-tiap kelompok
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan 
petunjuk dalam LKS.
5. Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam
memecahkan masalah yang telah disediakan 
dalam LKS.
6. Guru meminta tiap-tiap perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil yang telah
didiskusikan di depan kelas kemudian
memberikan kepada kelompok yang lain untuk 
menanggapi hasil diskusi yang telah
dipresentasikan.
7. Guru merefleksi terhadap hasil-hasil diskusi
yang telah dipresentasikan oleh tiap-tiap 
kelompok.
III C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesimpulan secara singkat
tentang materi yang telah dipresentasikan oleh 
perwakilan kelompok.
2. Guru mengevaluasi terhadap hasil diskusi siswa

3. Guru memberikan soal Latihan atau tugas untuk
dikerjakan di rumah 

4. Menutup proses kegiatan pembelajaran.


Siompu, 16 September 2019


Pengamat

Ariska Albakia, S.Pd


NIP.
Lampiran 18
Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam KBM dengan Model Problem Basic
Learning Siklus II Pertemuan II
Nama Sekolah : SMA Negeri1 Siompu
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X IIS1/Ganjil
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Sub Materi Pokok : Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan
TanahPertemuan : 4 (Empat)
Petunjuk : Berilah tanda ceklis pada kolom sesuai dengan pedoman
Penskoran
No. Aspek-aspek yang di observasi Skor
I. A. Kegiatan awal 1 2 3 4
1. Membuka pelajaran dan memeriksa kesiapan
siswa. 
2. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang
akan dipelajari 

3. Guru menyampaikan indikator dan tujuan


pembelajaran 

4. Guru memberikan motivasi kepada siswa



II. B. Kegiatan Inti
1. Guru mengelompokan siswa yang terdiri dari 6 
orang siswa secara heterogen (L/P)
2. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok dan
menjelaskan secara singkat tentang LKS yang 
telah dibagikan.
3. Guru membantu siswa dan mengorganisasikan
siswa untuk belajar dan berdiskusi untuk 
memecahkan masalah yang terdapat pada LKS.
4. Guru mengarahkan kepada tiap-tiap kelompok
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan 
petunjuk dalam LKS.
5. Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam
memecahkan masalah yang telah disediakan 
dalam LKS.
6. Guru meminta tiap-tiap perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil yang telah
didiskusikan di depan kelas kemudian 
memberikan kepada kelompok yang lain untuk
menanggapi hasil diskusi yang telah
dipresentasikan.
7. Guru merefleksi terhadap hasil-hasil diskusi
yang telah dipresentasikan oleh tiap-tiap 
kelompok.
III C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesimpulan secara singkat
tentang materi yang telah dipresentasikan oleh 
perwakilan kelompok.
2. Guru mengevaluasi terhadap hasil diskusi siswa

3. Guru memberikan soal Latihan atau tugas untuk
dikerjakan di rumah 
4. Menutup proses kegiatan pembelajaran.

Siompu, September 2019


Pengamat

Ariska Albakia, S.Pd


NIP.
Lampiran 19

Rekapitulasi aktivitas Mengajar Guru dalam PBM dengan Model


Problem Basic Learning Siklus I
Skor keterlaksanaan
Siklus I Skor
No. Aspek yang diamati
Pertemuan Pertemuan Rata-rata
I II
A. Kegiatan awal
1. Membuka pelajaran dan
4 4 4
memeriksa kesiapan
siswa.
2. Guru melakukan apersepsi
tentang materi yang akan 2 2 2
I
dipelajari
3. Guru menyampaikan
indikator dan tujuan 4 4 4
pembelajaran
4. Guru memberikan
3 3 3
motivasi kepada siswa
B. Kegiatan Inti
5. Guru mengelompokan
siswa yang terdiri dari 4-5 3 4 3,5
orang siswa secara
heterogen (L/P)
6. Guru memberikan lembar
kerja siswa (LKS) kepada
masing-masing kelompok
3 3 3
II dan menjelaskan secara
singkat tentang LKS yang
telah dibagikan.
7.Guru membantu siswa dan
mengorganisasikan siswa
untuk belajar dan
2 2 2
berdiskusi untuk
memecahkan masalah
yang terdapat pada LKS.
8. Guru mengarahkan
kepada tiap-tiap kelompok
untuk melakukan kegiatan 2 2 2
sesuai dengan petunjuk
dalam LKS.
9. Guru membimbing tiap-
tiap kelompok dalam
memecahkan masalah 2 3 2,5
yang telah disediakan
dalam LKS.
10. Guru meminta tiap-tiap
perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan
hasil yang telah
didiskusikan di depan
kelas kemudian 4 4 4
memberikan kepada
kelompok yang lain untuk
menanggapi hasil diskusi
yang telah
dipresentasikan.
11. Guru merefleksi
terhadap hasil-hasil
diskusi yang telah 3 3 3
dipresentaskan oleh tiap-
tiap kelompok.
C. Kegiatan Akhir
12. Guru memberikan
kesimpulan secara singkat
2 2 2
tentang materi yang telah
dipresentasikan oleh
III perwakilan kelompok.
13. Guru mengevaluasi
terhadap hasil diskusi 2 2 2
siswa
14. Guru memberikan soal
2 2 2
Latihan atau tugas untuk
dikerjakan di rumah
15. Menutup proses kegiatan
4 4 4
pembelajaran.
Rata-rata Aktivitas Guru 2,7 2,9 2,8
Kategori Cukup

Lampiran 20

Rekapitulasi Aktivitas Mengajar Guru dalam PBM dengan Model


Problem Basic Learning Siklus II
Skor keterlaksanaan
Siklus I Skor Rata-
No. Aspek yang diamati
Pertemuan Pertemuan rata
I II
A. Kegiatan awal
1.Membuka pelajaran dan
4 4 4
memeriksa kesiapan
siswa.
2. Guru melakukan apersepsi
tentang materi yang akan 3 3 3
I
dipelajari
3. Guru menyampaikan
indikator dan tujuan 4 4 4
pembelajaran
4. Guru memberikan
3 4 3,5
motivasi kepada siswa
B. Kegiatan Inti
5. Guru mengelompokan
siswa yang terdiri dari 4-5 4 4 4
orang siswa secara
heterogen (L/P)
II 6. Guru memberikan lembar
kerja siswa (LKS) kepada
masing-masing kelompok
4 4 4
dan menjelaskan secara
singkat tentang LKS yang
telah dibagikan.
7.Guru membantu siswa dan
mengorganisasikan siswa
untuk belajar dan
3 4 3,5
berdiskusi untuk
memecahkan masalah
yang terdapat pada LKS.
8. Guru mengarahkan
kepada tiap-tiap kelompok
untuk melakukan kegiatan 3 3 3
sesuai dengan petunjuk
dalam LKS.
9. Guru membimbing tiap-
tiap kelompok dalam
memecahkan masalah 4 4 4
yang telah disediakan
dalam LKS.
10. Guru meminta tiap-tiap
perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan
hasil yang telah
didiskusikan di depan
kelas kemudian 4 3 3,5
memberikan kepada
kelompok yang lain untuk
menanggapi hasil diskusi
yang telah
dipresentasikan.
11. Guru merefleksi
terhadap hasil-hasil
diskusi yang telah 3 4 3,5
dipresentaskan oleh tiap-
tiap kelompok.
C. Kegiatan Akhir
12. Guru memberikan
III kesimpulan secara singkat 4 4 4
tentang matei yang telah
dipresentasikan oleh
perwakilan kelompok.
13. Guru mengevaluasi
terhadap hasil diskusi 3 3 3
siswa
14. Guru memberikan soal
Latihan atau tugas untuk 3 4 3,5
dikerjakan di rumah
15.Menutup proses kegiatan
4 4 4
pembelajaran.
Rata-rata Aktivitas Guru 3,3 3,7 3,5
Kategori Baik

Lampiran 21
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Nomor & skor soal Total Ket.
Nama
No. 1 skor 2 skor 3 skor 4 skor 5 skor Skor Nilai
Siswa ST BT
(3) (3) (3) (3) (3) 15
1. An 1 2 3 3 2 11 73 
2. And 2 3 3 3 3 14 93 
3. Ci 1 2 3 3 3 12 80  
4. De 1 3 2 3 3 12 80  
5. Ed 3 2 3 3 2 13 87 
6. El 1 1 3 3 2 11 73  
7. Er 3 2 3 3 2 13 87  
8. Fit 1 2 3 2 3 11 73 
9. Fi 1 3 2 1 2 9 60 
10. Fu 2 2 3 1 2 10 67 
11. Ha 1 2 3 2 2 10 67 
12. Has 3 2 3 3 2 13 87 
13. Hi 2 2 3 2 2 11 73  
F14. Ik 1 1 3 2 2 9 60 
15. Ic 2 3 3 3 2 13 87  
16. In 1 2 3 3 2 11 73  
17. Iq 3 1 2 1 2 9 60 
18. Ju 1 3 3 1 2 10 67 
19. Jni 3 2 3 2 2 12 80  
20. Je 1 2 3 3 3 12 80  
21. Li 3 1 2 2 2 10 67 
22. Le 1 3 2 2 2 10 67 
23. Ma 1 2 3 3 3 12 80  
24. Mi 2 3 3 3 3 14 93  
25. Mu 1 2 3 3 3 12 80  
26. Muh 1 2 3 3 2 11 73  
27. Me 2 1 3 1 2 11 73  
28. Ri 2 2 3 2 2 11 73  
29. Rni 1 2 3 2 2 10 67 
30. Su 3 1 2 1 2 9 60 
31. Sdi 3 2 2 2 2 11 73  
32. Sul 1 2 3 2 2 10 67 
Jumlah 2.380 21 11
Rata-rata 74
Persentase ketuntasan 65 %

Lampiran 22

Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Nilai Keterangan


1 An 73 Tuntas
2 And 93 Tuntas
3 Ci 80 Tuntas
4 De 80 Tuntas
5 Ed 87 Tuntas
6 El 73 Tuntas
7 Er 87 Tuntas
8 Fit 73 Tuntas
9 Fi 60 Belum Tuntas
10 Fu 67 Belum Tuntas
11 Ha 67 Belum Tuntas
12 Has 87 Tuntas
13 Hi 73 Tuntas
14 Ik 60 Belum Tuntas
15 Ic 87 Tuntas
16 In 73 Tuntas
17 Iq 60 Belum Tuntas
18 Ju 67 Belum Tuntas
19 Jni 80 Tuntas
20 Je 80 Tuntas
21 Li 67 Belum Tuntas
22 Le 67 Belum Tuntas
23 Ma 80 Tuntas
24 Mi 93 Tuntas
25 Mu 80 Tuntas
26 Muh 73 Tuntas
27 Me 73 Tuntas
28 Ri 73 Tuntas
29 Rni 67 Belum Tuntas
30 Su 60 Belum Tuntas
31 Sdi 73 Tuntas
32 Sul 67 Belum Tuntas
Jumlah 2.380
Rata-rata 74
%Tuntas 65%
%Tidak Tuntas 35%
Lampiran 23
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Nomor & skor soal Total Ket.


Nama Skor Nilai
No. 1 skor 2 skor 3 skor 4 skor 5 skor
Siswa
ST BT
(3) (3) (3) (3) (3) 15
1. An 3 2 3 3 3 14 93 
2. And 3 3 2 1 2 11 73 
3. Ci 3 3 2 1 3 12 80  
4. De 3 2 3 1 3 12 80  
5. Ed 3 2 3 3 3 14 93 
6. El 3 2 3 2 3 13 87  
7. Er 3 2 3 1 3 12 80  
8. Fit 3 2 2 1 2 10 67  
9. Fi 3 3 2 2 3 13 87  
10. Fu 3 2 3 1 1 10 67 
11. Ha 3 2 3 1 1 10 67 
12. Has 3 2 3 3 3 14 93 
13. Hi 3 2 2 3 2 12 80  
14. Ik 3 2 3 3 3 14 93  
15. Ic 3 2 3 2 3 13 87  
16. In 3 2 3 3 2 13 87  
17. Iq 2 1 3 2 2 10 67 
18. Ju 3 2 3 3 3 14 93  
19. Jni 3 2 3 3 2 13 87  
20. Je 3 2 2 1 3 11 73  
21. Li 3 2 3 1 1 10 67 
22. Le 3 2 2 1 3 11 73  
23. Ma 1 3 3 3 3 13 87  
24. Mi 1 3 3 3 3 13 87  
25. Mu 3 3 2 1 3 12 80  
26. Muh 3 2 3 3 3 14 93  
27. Me 3 2 3 2 2 12 80  
28. Ri 3 2 3 3 3 14 93  
29. Rni 3 2 3 3 3 14 93  
30. Su 3 2 3 2 1 11 73  
31. Sdi 3 2 2 1 3 9 60 
32. Sul 3 2 2 1 3 11 73  
Jumlah 2.593 26 6
Rata-rata 81
Persentase ketuntasan 81 %

Lampiran 24

Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Keterangan


1 An 93 Tuntas
2 And 77 Tuntas
3 Ci 80 Tuntas
4 De 80 Tuntas
5 Ed 93 Tuntas
6 El 87 Tuntas
7 Er 80 Tuntas
8 Fit 67 Belum Tuntas
9 Fi 87 Tuntas
10 Fu 67 Belum Tuntas
11 Ha 67 Belum Tuntas
12 Has 93 Tuntas
13 Hi 80 Tuntas
14 Ik 93 Tuntas
15 Ic 87 Tuntas
16 In 87 Tuntas
17 Iq 67 Belum Tuntas
18 Ju 93 Tuntas
19 Jni 87 Tuntas
20 Je 77 Tuntas
21 Li 67 Belum Tuntas
22 Le 77 Tuntas
23 Ma 87 Tuntas
24 Mi 87 Tuntas
25 Mu 80 Tuntas
26 Muh 93 Tuntas
27 Me 80 Tuntas
28 Ri 93 Tuntas
29 Rni 93 Tuntas
30 Su 73 Tuntas
31 Sdi 60 Belum Tuntas
32 Sul 77 Tuntas
Jumlah 2.593
Rata-rata 81
%Tuntas 81%
%Tidak Tuntas 19%

Anda mungkin juga menyukai