Anda di halaman 1dari 120

PENGEMBANGAN MODUL AJAR GEOGRAFI KELAS X

KURIKULUM SEKOLAH PENGGERAK MATERI DINAMIKA


LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI SMA
NEGERI 5 KUPANG

HASIL PENELITIAN

OLEH

EMAN UMBU SIWA JURUMANA


NIM 1701100084

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
2022
ABSTRAK

Jurumana, Eman Umbu Siwa. 2022. Pengembangan Modul Ajar Geografi Kelas X Kurikulum Sekolah Penggerak
Materi Dinamika Litosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan di SMA Negeri 5 Kupang. Program Studi
Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Cendana, Pembimbing I :
Bella Theo Tomi Pamungkas, S.Pd.,M.Pd. Pembimbing II : Sunimbar, S.Pd.,M.Pd.

Kata Kunci : Perubahan kurikulum, modul ajar dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perubahan kurikulum di SMA Negeri 5 Kupang terhadap
modul ajar geografi X (2) mengetahui pengembangan modul ajar materi dinamika litosfer dan dampaknya
terhadapap kehidupan di SMA Negeri 5 Kupang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Perubahan kurikum telah banyak berganti di SMA Negeri 5 kupang
Sejak tahun berdiri sekolah tersebut dari tahun 1991, mulai diterapkannya Kurikulum 1994, kurikulum 1997,
Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004-2013), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006,
Kurikulum(2013) dan saat ini Kurikulum Sekolah Penggerak di SMA 5 Negeri Kupang Pada setiap ajaran baru
melakukan perubahan modul sesuai dengan kondisi peserta didik namun tidak hanya revisi dan pengembangan
modul ajar. Penilaian hasil pengembangan modul pada penelitian ini ditentukan oleh dua kriteria yaitu validity
(validitas), dan practicality (kepraktisan). Berdasarkan penilaian ahli materi diperoleh hasil rata-rata sebesar
80% dengan kriteria layak penilain ahli media diperoleh hasil rata-rata sebesar 77 % dengan kriteria layak.
Dengan demikian modul yang telah dikembangkan dari segi materi dan media tergolong atau dapat dikatakan
modul layak di gunakan Berdasarkan kuesioner tanggapan respon guru rata-rata sebesar 88% dengan kriteria
sangat layak dan tanggapan respon siswa, diperoleh rata-rata sebesar 87% dengan kriteria sangat layak.

ii
ABSTRACT

iii
KATA PENGANTAR

Segala pujii dan syukur penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis mengambul judul “ Pengembangan Modul ajar geografi kelaskurikulum sekolah
penggerak materi dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di SMA Negeri
5 Kupang” penulisan ini di ajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Nusa Cendana.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini banyak mendapatkan dukunga
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Kiranya
Tuhan Yesus Sang Penyelenggara hidup membalas jasa dan kebaikan semuanya. Oleh
karena itu, dengan rasa syukur Dan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Rektor Universitas Nusa Cendana yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Nusa Cendana
2. Bapak Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana
yang telah menerima serta memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menuntut ilmu hingga menyelesaikan studi di Universitas Nusa Cendana.
3. Bapak Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi Drs. Mikael Samin, M.Si,
yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu pengetahuan selama
perkuliahan.
4. Bapak Theo Tomi Pamungkas,S.Pd.,M.Pd,selaku pembimbing I dan Ibu
Sunimbar S.Pd.,M.Pd, selaku pembimbing II, yang rela mengorbankan
waktu,tenaga memberikan bimbingan dan arahan yang tulus kepada penulis dari
awal hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Ibu Natalia Adel Handeru Mari , S.Pd.,M.Pd, sebagai penguji yang telah menguji
dan memberikan nasehat serta masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

iv
6. Bapak Dr. Hamzah Huri Wulakada M.Si Selaku Dosen Wali saya selama
perkuliahan yang selalu memberikan arah dan bimbingan.
7. Bapak /Ibu Dosen dan pegawai yang telah membekali penulis dengan segudang
ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
8. Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Kupang , yang telah memberi ijin dan membantu
dalam penelitian ini.
9. Ibu Afra F.Bupu. Fao, S.Pd. guru geografi kelas X SMA Negeri 5 Kupang yang
telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan penelitian.
10. Siswa-siswi kelas X A SMA Negeri 5 Kupang yang telah membantu dalam
penelitian ini.
11. Orang Tua tercinta Bapak Jhon Malo Tanggu dan Mama Adriana Rambu Wasak
Lodang yang telah melahirkan, membesarkan serta dengan kasih dan cinta yang
tulus selalu memberikan dukungan dan doanya demi keberhasilan penulis.
12. Mama Magdalena R. Luba, Mama Yakoba Sedu Lawi, Bapak Alex Umbu Barang
yang dengan semangat dan tulus hati memberikan nasehat dan motivasi serta
doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Perguruan tinggi.
13. Kakak dan Adik-adik yang telah membantu dan memberikan support kepada
penulis dalam menyelesaikan penulisan ini, khususnya Anggun,Angga,Arbi,Alen,
Tamu Edwin (Alm), Yandri, Argy, Ratni ,Resky dan Angki serta teman-teman
Keluarga HIPKATAS.
14. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi angkatan 2017
khususnya teman-teman kelas C, yang selalu ada dalam suka dan duka,serta
selalu membantu penulis dalam memberikan masukan maupun informasi terkait
perkuliahan.

v
Penulis menyadari akan berbagai kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sangat diharapkan untuk penyempurnaan tulisan ini.

Kupang 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


ABSTRAK ………………………………………………………………………………… ii
ABSTRACK ………………………………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………… xi
DAFTAR BAGAN ……………………………………………………………………....... xii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................ 1
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………….... 7
2.1. Kurikulum Sekolah Penggerak …………………………………………........... 7
2.2. Pembelajaran Geografi Kelas X ………………………………………………. 9
2.3. Materi Dinamika Litosfer dan Dmpaknya Terhadap Kehidupan ………….. 10
2.4. Modul ………………………………………………………………………….... 12
2.5. Penelitian Terdahulu ………………………………………………………….. 19
2.6. Kerangka Berpikir ………………………………………………………......... 22
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………………... 24
3.1. Rancangan Penelitian ………………………………………………….......... 24
3.2. Tempat dan Waktu Peneltian ………………………………………………... 26
3.3. Subjek Penelitian ……………………………………………………………... 26
3.4. Prosedur Penelitian …………………………………………………………... 27

vii
3.5. Instrumen Penelitian ………………………………………………….......... 29
3.6. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………… 30
3.7. Teknik Analisis Data …………………………………………………......... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………………….. 34
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………………………... 34
4.2. Perubahan Kurikulum di SMA Negeri 5 Kupang Terhadap Modul Ajar
Geografi ………………………………………………………………………. 37
4.3. Pengembangan Modul ……………………………………………………… 42
BAB V PEMBAHASAN …………………………………………………………… 70
5.1.Perubahan Kurikulum di SMA Negeri 5 Kupang Terhadap Modul Ajar
Geografi………………………………………………………………………. 70
5.2. Pengembangan Modul ……………………………………………………... 71
BAB VI PENUTUP …………………………………………………………………. 74
6.1. Kesimpulan ………………………………………………………………… 74
6.2. Saran ……………………………………………………………………….. 74
DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………………………. 76
LAMPIRAN …………………………………………………………………………. 78

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skala Likert ……………………………………………………….. 30


Tabel 3.2. Kriteria Validasi Kelayakan Media dan Materi …………........... 32
Tabel 3.3 Kriteria Respon Guru dan Siswa………………………………..... 33
Table 4.1. Sarana dan Prasarana ……………………………………….......... 36

Tabel 4.2. Rincian aspek penilaian dan banyak butir pernyataan

untuk ahli materi ……………………………………………………47

Tabel 4.3.Rincian aspek penilaian dan banyak butir pernyataan untuk

ahli media …………………………………………………………… 48

Tabel 4.4.Rincian aspek penilaian dan banyak butir pernyataan


untuk Tanggapan respon Guru……………………………………… 48
Tabel 4.5.Rincian aspek penilaian dan banyak butir pernyataan
untuk Tanggapan respon siswa ……………………………………... 48
Tabel 4.6. Tampilan bagian penutup ………………………………………..... 59
Tabel 4.7. Biodata Penulis ……………………………………………….......... 62
Tabel 4.8. Penilaian ahli materi ………………………………………………... 63
Tabel 4.9. Hasil Penilaian ahli materi …………………………………………. 64
Tabel 4.10.Penilain ahli media ……………………………………………........ 65
Tabel 4.11.Hasil penilaian validasi ahli media ………………………………... 66
Tabel 4.12 Penilaian tanggapn respon guru ………………………………… 66
Tabel 4.13.Hasil penilain respon guru ……………………………………… .. 67
Tabel 4.14.Penilaian Tanggapan respon siswa………………………………… 68
Tabel 4.15.Hasil penilaian tanggapan respon siswa …………………………. 69

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Struktur Organisasi SMA N. 5 Kupang ………………. 36

Gambar 4.2.Tampilan Sampul Depan Dan Belakang Modul………….. 50

Gambar 4.3.Tampilan Daftar Pustaka …………………………………… 51

Gambar 4.4.Tampilan Glosarium ………………………………………… 52

Gambar 4.5.Tampilan Peta Konsep ………………………………………. 53

Gambar 4.6 Tampilan Pendahuluan ……………………………………… 55

Gambar 4.7.Tampilan Tujuan Pembelajaran Dan Urain Materi ……… 56

Gambar 4.8.Tampilan Rangkumn Dan Penilaian Mandiri …………….. 57

Gambar 4.9.Tampilan Soal Latihan Dan Penilaian Diri ………………… 58

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin Pelaksana Penelitian dan selesai penelitian …… 80


Lampiran 2. Kisi – kisi instrument penelitian …………………………….. 81
Lampiran 3. Hasil validasi ………………………………………………..... 95
Lampiran 4. Tanggapan guru dan dan hasil tabulasi respon siswa ……. 101
Lampiran 5. Dokumentasi ………………………………………………….. 105

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. kerangka berpikir …………………………………………….. 23

Bagan 3.1 Tahapan penelitian dan pengembangan model ADDIE …….. 24

xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan ,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik.Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan
sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif anatara dua pihak,
yaitu antara peserta didik dan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan
(Rusman 2017). Menurut Suardi (2018,) mengatakan, bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003
mengatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam arti pembelajaran merupakan
proses belajar yang diciptakan guru dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas
berfikir peserta didik sehingga kemampuan berfikir juga meningkat. Tidak hanya itu,
proses belajar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi pelajaran.
Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu medorong
kreativitas anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan.
Pembelajaran yang ideal hanya mungkin terjadi jika didukung oleh guru yang ideal.
Suyono dan Hariyanto (2012) menyatakan bahwa ada tujuh kriteria yang harus
dimiliki oleh seorang guru agar pembelajaran ideal, yaitu: (1) Sifat, guru harus
memiliki sifat antusias, memberi rangsangan, mendorong siswa untuk maju (2)
Pengetahuan, memiliki pengetahuan yang memadai dalam mata pelajaran yang
diampunya (3) Apa yang disampaikan, mampu memberikan jaminan bahwa materi
yang disampaikannya mencakup semua unit bahasan (4) Bagaimana mengajar,

1
mampu menjelaskan berbagai informasi secara jelas dan terang serta mampu
menerapkan metode mengajar secara variariasi (5) Harapan, mampu memberikan
harapan kepada siswa dan mampu membuat siswa akuntabel (6) Reaksi guru
terhadap siswa, mau dan mampu menerima berbagai masukan, risiko, tantangan dan
selalu memberikan dukungan kepada siswa (7) Manajemen, mampu menunjukkan
keahlian dalam perencanaan, pengorganisasian, dan memiliki tenik dalam
mengontrol kelas.
Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah, di
antaranya adalah dengan melakukan perluasan penyediaan fasilitas pendidikan,
peningkatan kualitas tenaga pendidik, perbaikan kualitas kurikulum, dan per-luasan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi semua warga negara.
Modul pembelajaran merupakan paket program belajar yang didesain khusus
bagi peserta didik sebagai alat belajar secara mandiri dan digunakan seorang
pengajar untuk memberikan materi kepada siswa secara runtut. Modul adalah satuan
program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara
perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (Winkel dalam Sirate
dan Ramadhana, 2017)). Modul pembelajaran memuat petunjuk belajar yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar sendiri tanpa bantuan pengajar. Modul
pembelajaran sangat efektif untuk digunakan karena seluruh aspek seperti halnya
bahasa, desain dan juga pola diatur sedemikian rupa sehingga membuat peserta didik
lebih mudah dalam belajar dan memahami isi modul. Hal ini bermanfaat untuk
memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari
modul, materi modul didesain semenarik mungkin dalam segi penggunaan bahasa, isi
materi, tampilan, gambar, bentuk tulisan, komponen pendukung pembelajaran, dan
ilustrasi-ilustrasi pendukung modul. Modul yang baik adalah modul yang berisi
petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, konten atau isi materi, informasi
pendukung, latihan-latihan, evaluasi, dan balikan terhadap hasil evaluasi
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Prinsip, komponen, dan
karakteristik modul mengacu pada (Sudjana, 1992), Vembriarto (1985), dan Fitri et
al.(2013).

2
Menurut Surahman (dalam Prastowo 2015) modul ialah satuan program
pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara perseorangan
(self instructional). Sementara itu, menurut Prastowo (2015) modul ialah sebuah
bahan ajar cetak yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami
oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat
belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari
pendidik. Sedangkan menurut Daryanto (2013) modul merupakan salah satu bahan
ajar yang dikemas secara sistematis yang memuat seperangkat pengalaman belajar
yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai materi.
Menurut Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 pasal 43 ayat 2 menyatakan
bahwa modul pembelajaran yang valid harus memuat empat aspek kelayakan yaitu
kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikaan. Dan, berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan diperoleh informasi bahwa modul yang digunakan memiliki
beberapa kekurangan yaitu berdasarkan aspek kelayakan isi memuat materi sangat
ringkas, belum menunjukkan adanya kajian atau permasalahan pada modul
membangkitkan motivasi peserta didik, konsep materi dan gambar yang ada
belum meningkatkan daya ingat siswa. Pembelajaran dikatakan sukses apabila
seluruh komponen pembelajaran berperan dengan fungsinya masing-masing secara
optimal, terutama sumber belajar. Salah satu sumber belajar yang efektif
adalah modul pembelajaran. Modul pembelajaran berkualitas akan menghasilkan
peserta didik yang berkualitas karena didalam modul pembelajaran memuat materi
yang mudah dipahami, contoh dan ilustrasi yang menarik dan bahasa yang
komunikatif. Namun jika di dalam modul pembelajaran yang digunakan belum
memuat aspek-aspek tersebut maka akan berdampak pada proses pembelajaran dan
hasil belajar. Oleh karenaitu, dibutuhkan adanya upaya tenaga pendidik dalam
meningkatkan kualitas belajar siswa dengan menerapkan modul yang baik.
Pemilihan materi pada penelitian ini adalah Dinamika litosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan.Pemilihan materi ini didasari alasan-alasan yaitu:1) banyak
sekali permasalahan kehidupan yang erat kaitanya dengan dinamika litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan. 2) Konsep-konsep pada materi dinamika Litosfer
dan dampakknya terhadap kehidupan sering pula diujikan pada tes potensi akademik

3
untuk masuk perguruan tinggi bahkan dunia kerja. 3) Sebagai variasi pada
pembelajaran yang bertujuan untuk menarik minat siswa pada pembelajaran
Geografi.4) materi dinamika litosfer merupakan materi yang sangat banyak
mengandung konsep konsep yang tidak bisa hanya di gambarkan dengan gambaran
abstrak saja serta strategi pembelajaran dan media yang di gunakan masih belum
cukup untuk memfasilitasi pemerolehan pemahaman bagi peserta didik.
Pengembangan modul ini nanti akan di Ujicobakan di SMA Negeri 5 Kupang alasan
saya memilih sekolah tersebut karena SMA Negeri 5 Kupang merupakan salah satu
sekolah yang menggunakan kurikulum sekolah Penggerak.
Berdasarkan wawancara peneliti terhadap guru geografi yang menyatakan
bahwa Kurikulum yang di gunakan di sekolah khususnya kelas X adalah kurikulum
sekolah penggerak (KSP) yang dalam pelaksanaan kurikulum tersebut banyak hal
yang di hadapi di antaranya belum adanya penyesuaian sehingga membuat siswa
kewalahan. Guru juga merasa bahwa ini merupakan hal yang baru juga mendadak
dan membuat para guru belum mencapai persyaratan yang ada dalam KSP, selain itu
KSP ini juga belum ada pembagian perjurusan dan bersifat umum serta model
pembelajaran yang di gunakan adalah model konvensional sehingga berdasarkan hal
ini, maka penulis berinisiatif mengembangkan sebuah modul pelajaran geografi
khususnya materi dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan kurikulum
sekolah penggerak.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengembangan Modul Ajar Geografi Kelas X Kurikulum
Sekolah Penggerak Materi Dinamika Litosfer Dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan di SMA Negeri 5 Kupang”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perubahan kurikulum di SMA Negeri 5 Kupang terhadap
modul ajar geografi kelas X?
2. Bagaimana pengembangan modul ajar materi dinamika litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan di SMA Negeri 5 Kupang ?

4
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perubahan kurikulum di SMA Negeri 5 Kupang terhadap
modul ajar geograi kelas X?
2. Untuk mengetahui pengembangan modul ajar materi dinamika litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan di SMA Negeri 5 Kupang ?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademik
Manfaat akademis yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya
mengenai pengembangan modul.
1.4.2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1) Bagi Siswa
a. Memberikan kemampuan siswa dalam mengembangkan
pengetahuan yang telah dimilikinya dalam pembelajaran
Geografi dengan penggunaan modul sebagai bahan ajar.
b. Dapat tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan,
dimana siswa dapat lebih menyerap materi yang berupa
pengetahuan Geografi sehingga hasil belajar menjadi lebih baik.
2) Bagi Guru
a. Memberikan masukan kepada guru bahwa pembelajaran
dengan penggunaan modul sebagai bahan ajar dapat dipakai
dalam proses pembelajaran, khususnya dalam materi dinamika
litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan.
b. Memberikan motivasi bagi guru untuk meningkatkan
profesionalisme guru dalam proses pembelajaran melalui
kreatifitas dalam menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan modul sebagai bahan ajar kepada siswa.
3). Bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada sekolah tentang manfaat
pengembangan Modul dalam proses pembelajaran, khususnya

5
dalam pembelajaran geografi materi dinamika litosfer dan dampak
terhadap kehidupan.
1.4.3.Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu
pendidikan, khususnya mengenai pengembangan modul ajar pada
pembelajaran Geografi kelas X SMA materi dinamika litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kurikulum Sekolah Penggerak
Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Menyebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengatran mengenai tujuan,isi,dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan
sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan suatu hal yang harus ada dalam
setiap komponen pembelajaran karena kurikulum digunakan sebagai acuan
berhasil atau tidaknya suatu lembaga pendidikan dalam melakukan proses
pembelajaran. Dari tahun ke tahun, pengimplementasian kurikulum telah banyak
berganti. Di Indonesia sendiri, pengimplementasian kurikulum telah mengalami
berbagai perubahan hingga sampai saat ini. Sejak tahun 2014, mulai
diterapkannya kurikulum berbasis tiga aspek penilaian yang terdiri dari aspek
pengetahuan, aspek ketrampilan dan aspek sikap, kurikulum tersebut bernama
kurikulum 2013. Akan tetapi, pengimplementasian kurikulum 2013 tersebut
menuai adanya pro dan kontra sehingga pengimplementasian tersebut
menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan. Salah satunya adalah terkait
dengan tiga aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana kurikulum 2013
lebih berfokus kepada proses peserta didik itu sendiri, bagaimana mereka
mampu meningkatkan dan menjaga keseimbangan antara attitude, skill maupun
knowledge yang mereka miliki. Sehingga hal tersebut menjadi suatu
permasalahan yang cukup kompleks dalam suatu pengimplementasian
kurikulum. Alhasil, muncul – lah sebuah kurikulum baru dimana kurikulum baru
ini dianggap sebagai penyempurna dari kurikulum sebelum – sebelumnya.
“Kurikulum Sekolah Penggerak” itu lah namanya. Fokus kurikulum tersebut
adalah terkait dengan hasil yang dicapai oleh peserta didik bukan proses yang
dijalani oleh peserta didik tersebut. Akibat dari adanya fokus pencapaian
tersebut, maka Kurikulum Sekolah Penggerak ini memiliki keterkaitan atau
pengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik karena pencapaian kurikulum
ini didasarkan pada makna “Profil Pelajar Pancasila”.

7
Kurikulum Program Sekolah Penggerak adalah Program Merdeka Belajar
yang di luncurkan Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi
Nadiem Makarim Pada 1 Februari 2021. Program ini di mulai pada tahun ajaran
2021/2022 di 2.500 sekolah yang tersebar di 34 provinsi dan 111 Kabupaten/
Kota. Program Sekolah Pengerak Adalah Untuk Mendorong proses
Transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capain hasil belajar
peserta didik secara holistic baik dari aspek Kompotensi kognitif ( literasi dan
numeric maupun non kognitif ( Karakter ) untuk mewujudkan profil pancasila.
Surat Keputusan Mentri Pendidikan, kebudayaan Ristek, dan Teknologi Nomor
162 Tahun 2021 menjadi dasar hukum pelaksanaan Program Sekolah Pengerak
(PSP).Program sekolah pengerak berfokus pada pengembangan hasil belajar
siswa secara holistic yang mencakup mencakup kompotensi dan karakter yang di
awali dengan SDM yang unggul ( Kepala Sekolah dan Guru). Secara umum,
Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk mendorong proses transformasi
satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik
secara holistic baik dari aspek kompetensi kognitif maupun non-kognitif
(karakter) dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila. Transformasi
yang diharapkan tidak hanya terbatas pada satuan pendidikan, melainkan dapat
memicu terciptanya ekosistem perubahan dan gotong royong di tingkat daerah
dan nasional sehingga perubahan yang terjadi dapat meluas dan terlembaga
Kurikulum SMA pada SMA pelaksana Program Sekolah Penggerak ini
mengalami perubahan yang cukup signifikan dibandingkan dengan Kurikulum
2013.
Sekolah Penggerak merupakan sekolah yang mengedepankan
pengembangan hasil belajar peserta didik dimana di dalam sekolah penggerak
mengaitkan salah satu tema yakni Profil Pelajar Pancasila. Sesuai dengan
namanya, maka dalam sekolah penggerak ini menggunakan kurikulum yang
didalamnya mencakup salah satu aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa maupun bernegara. Aspek tersebut adalah berkaitan dengan
kompetensi (mencakup kegiatan literasi dan numerisasi) serta karakter yang
mana kedua aspek tersebut dilakukan dengan melihat sumber daya manusia yang

8
unggul. Sumber daya manusia dalam hal ini adalah peran kepala sekolah dan
guru. Selain itu, didalam penerapan kurikulum sekolah penggerak terdapat
beberapa intervensi atau hubungan kerjasama yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya.
2.2. Pembelajaran Geografi Kelas X
Pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat sekolah
dasar dan sekolah menengah. Oleh karena itu, penjabaran konsep- konsep,
pokok bahasan, dan subpokok bahasannya harus disesuaikan dan diserasikan
dengan tingkat pengalaman dan perkembangan psikologi peserta didik pada
jenjang-jenjang pendidikan (Nursid Sumaatmadja, 2001).
Mengingat luasnya pengertian geografi, pakar-pakar geografi pada
Seminar dan Lokakarya di Semarang tahun 1998 mendefinisikan pengertian
geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilyahan dalam konteks
keruangan (Nursid Sumaatmadja, 2001). Objek studi geografi tidak lain adalah
geosfer yaitu permukaan bumi yang terdiri atmosfer (lapisan udara), litosfer
(lapisan batuan/ kulit bumi), hidrosfer (lapisan air), dan biosfer (lapisan
kehidupan).
Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi,
adanya pembelajaran geografi disekolah bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a. Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses
yang berkaitan.
b. Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan
informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan
geografi.
c. Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan
memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi
terhadap keragaman budaya masyarakat.

9
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi
pada jenjang kelas X bertujuan membekali peserta didik agar memiliki
pemahaman mengenai pola spasial, lingkungan, dan kewilyahan serta menguasai
keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi sehingga mampu
menumbuhkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup.

2.3. Materi dinamika Litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan.


a. Litosfer
merupakan lapisanbatuan/kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang
bulat. Litosfer merupakan bagian dari lapisan –lapisan bumi, yakni lapisan
paling atas yang paling luas dan paling tipis.Bumi terbentuk atas 3 lapisan
yakni Barisfer, Mantel, dan Litosfer,yang terbagi menjadi menjadi dua, yaitu;
Lapisan sial (silisium alumunium), Lapisan sima (silisium
magnesium),Batuan adalah bahan alamiah yang menyusun bumi. Sebagian
besar batuan tersusun secara fisik dari campuran mineral.
Batu-batuan kulit bumi dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Batuan Beku (igneous rocks).
Batuan beku dibagi atas 3 macam : Batuan Beku Dalam (Plutonik),
Batuan Beku korok/gang/celah (Hypabisal), Batuan Beku Luar/lelehan
(Vulkanik).
2. Batuan sedimen (Sedimentary rock ) Terdiri Batuan sedimen klasti,
Batuan sedimen kimiawi, Batuan sedimen organic.
3. Batuan malihan (Metamorphic Rock). Terdiri Metamorfosa local dan
Metamorfosa regional Ketiga macam batuan penyusun kerak bumi
tersebut mengalami siklus pembentukan yang dinamakan dengan Siklus
Batuan. Dalam siklusnya, batuan diawali dari magma yang ada di
bawah lapisan kerak bumi mengalami pembekuan, menjadi batuan
beku, kemudian mengalami pelapukan, pengangkutan, dan
pengendapan, membentuk batuan sedimen, dan kemudian mengalami
metamorphosis, membentuk batuan metamorf, pada akhirnya kembali
melebur menjadi magma. Batuan tersusun atas mineral yakni bahan

10
alamiah yang anorganik, biasanya berbentuk kristal, terusun dari satu
unsur atau persenyawaan beberapa unsure dengan bentuk dan
komposisi kimia tetap. Mineral adalah bahan alamiah yang anorganik,
biasanya berbentuk kristal, terusun dari satu unsur atau persenyawaan
beberapa unsur dengan bentuk dan komposisi kimia tetap. Berdasarkan
peranannya dalam ilmu batuan, mineral-mineral pembentuk batuan
dibagi menjadi: Mineral utama. Mineral sekunder. Mineral aksesori
atau mineral tambahan.
b. Tenaga geologi adalah tenaga yang mempengaruhi terbentuknya muka
bumi baik yang berasal dari dalam maupun luar bumi. Tenaga geologi
terbagi menjadi dua, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga
endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Sedangkan tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi.
Secara umum proses endogen dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu,
tektonisme, vulkanisme, dan Seisme (gempa bumi). Ketiga tenaga tersebut
sebenarnya merupakan rangkaian proses alamiah yang saling berhubungan
satu sama lain. Gempa adalah Gerakan bebatuan menyebabkan getaran
yang disebut gelombang seismik. Gelombang seismik bergerak sangat
cepat ke segala arah dari pusat gempa. Tenaga eksogen merupakan tenaga
pembentuk muka Bumi yang berlawanan dengan tenaga endogen. Tenaga
ini berasal dari luar bumi dan bekerja di permukaan Bumi ini berasal dari
unsur atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Tenaga eksogen terdiri atas;
Pelapukan, Pengikisan (erosi), Masswasting, dan Sedimentasi.
c. Pedosfer merupakan kulit terluar litosfer yang terdiri atas tanah dan batuan
induk pembentuk tanah. Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan
batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses
pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya.
Tanah terbentuk atas pengaruh faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor
pembentukan tanah itu, meliputi: Iklim, organisme, Bahan Induk,
Topografi/Relief, Waktu Upaya Penanggulangan Kerusakan Tanah
diantaranya; mengendalikan Erosi, Mengawetkan Tanah. Cara pengawetan

11
tanah secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan
metode vegetatif dan metode mekanik.
2.4. Modul
a. Modul
Modul adalah bahan ajar yang di susun secara sistematis dan menarik yang
memuat isi materi,metode, dan evaluasi yang dapat di gunakan secara mandiri
Tjiptiany (2016). Modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan
tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru (Diknas dalam Prastowo, 2011). Sementara, dalam
pandangan lainnya modul dimaknai sebagai seperangkat bahan ajar yang
disajikan secara sistematis, sehingga penggunaannya dapat belajar dengan
atau tanpa seorang fasilitator atau guru. Dengan demikian modul harus dapat
dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi pendidik. Jika pendidik
mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu, maka modul harus mampu
menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.
Menurut Abdul Majid (2017), modul adalah buku yang ditulis dengan
tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen
dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya. Sebuah modul akan
bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya.
Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang
memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan cepat menyelesaikan satu atau
lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan
demikian modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai
oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik,
menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
Pengertian yang hampir serupa menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia bahwa modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang
dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru
atau dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai

12
secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan dan alat
untuk penilai, serta pengukuran keberhasilan peserta didik dalam
penyelesaian pelajaran ( Prastowo, 2011). Hernawan (2012) mengemukakan
beberapa pengertian tentang modul yaitu: (1) Satu unit program pembelajaran
yang terrencana, didesain guna membantu peserta didik mencapai tujuan
pelatihan. (2) Paket program pembelajaran yang bersifat self- contained dan
self-instruction. (3) Model pembelajaran yang menerapkan pendekatan
sistem/teknologi instruksional. (4) Berbeda dengan handout, buku teks, dan
bahan tertulis lainya, umumnya berbentuk printed material.
Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (dalam Prastowo, 2015) mengemukakan bahwa yang
dimaksud modul adalah satu unit program kegiatan belajar mengajar terkecil
secara terperinci menggariskan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan-tujuan instruksional umum yang akan ditunjang
pencapaiannya.
2. Topik yang akan dijadikan panggkal proses belajar mengajar.
3. Tujuan-tujuan instruksional khusus yang akan dicapai oleh siswa.
4. Pokok-pokok materi yang akan dipelajar dan diajarkan.
5. Kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang
lebih luas.
6. Peranan guru didalam proses belajar mengajar.
7. Alat-alat dan sumber yang akan dipakai.
8. Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati
murid secara berurutan.
9. Lembaran-lembaran kerja yang harus diisi murid.
10. Program evaluasi yang harus dilaksanakan selama berjalannya
proses belajar ini.
Sementara itu, Surahman (dalam Prastowo, 2011) mengatakan bahwa
modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari
oleh peserta didik secara perseorangan (self instructional); setelah

13
peserta menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya peserta dapat
melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya.
Dengan memperhatikan pengertian tentang modul di atas kita dapat
menyimpulkan bahwa modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk
tertulis/cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran,
metode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator
pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self
instructional), dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut.
Sedangkan modul pembelajaran, sebagaimana yang dikembangkan di
Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning
materials) yang memuat diskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran
petunjuk pengajar atau instruktur yang menjelaskan cara mengajar yang
efisien, bahan bacaan bagi peserta, lembaran kunci jawaban pada lembar
kertas peserta didik, dan alat-alat evaluasi pembelajaran.
Pembelajaran dengan modul memungkinkan peserta didik yang
memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan
satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan peserta didik lainnya. Oleh
karena itu modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai
oleh peserta didik, serta disajikan dengan bahasa yang baik, menarik, dan
dilengkapi dengan ilustrasi.
Pengertian modul mengisyaratkan bahwa penyusunan modul memiliki
arti penting bagi kegiatan pembelajaran. Arti penting ini jika dijabarkan
lebih luas, meliputi fungsi tujuan, dan kegunaan modul bagi kegiatan
pembelajaran peserta didik.
b. Fungsi dan Manfaat Modul
Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi menurut
Prastowo (2015) sebagai berikut.
1. Bahan ajar mandiri, maksudnya, penggunaan modul dalam proses
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

14
dalam belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik atau
guru.
2. Pengganti fungsi pendidik atau guru, maksudnya, modul sebagai bahan
ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik
dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan
usia mereka. Oleh sebab itu, penggunaan modul bisa berfungsi sebagai
pengganti fungsi atau peran fasilitator/pendidik.
3. Sebagai alat evaluasi, maksudnya, dengan modul peserta didik dapat
mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi
yang dipelajari karena dalam modul sudah ada kunci jawaban. Oleh
sebab itu, modul juga bisa dikatakan sebagai alat evaluasi.
4. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik, maksudnya, karena modul
mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik.

Berdasarkan fungsi modul menurut Prastowo (2015) sebagaimana


dinyatakan, dapat digaris bawahi bahwa modul berfungsi sebagai bahan ajar
mandiri tanpa tergantung kepada pendidik atau guru, modul juga berfungsi
sebagai alat evaluasi untuk mengukur penguasaan peserta didik dalam materi yang
sudah dipelajari, serta modul dapat dijadikan sebagai sumber referensi atau
rujukan lainnya.

Menurut Ashfahni (2016) manfaat dari modul pembelajaran adalah dapat


mempermudah siswa dalam belajar, karena tanpa guru pun modul bisa digunakan
sebagai pedoman dalam belajar. Supratowo (2009) mengemukakan bahwa modul
mempunyai beberapa manfaat baik ditinjau dari kepentingan peserta didik
maupun dari kepentingan guru.

Bagi peserta didik modul bermanfaat yaitu

1. Peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.


2. Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari diluar kelas dan
diluar jam pembelajaran.

15
3. Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
4. Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan
latihan yang disajikan dalam modul.
5. Mampu membelajarkan diri sendiri.
6. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.
Bagi guru modul bermanfaat karena :
1. Mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan buku teks.
2. Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai
referensi.
3. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis
bahan ajar.
4. Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta
didik karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka.
5. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan
diterbitkan.
c. Karakteristik Modul
Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2013), menyatakan bahwa modul
mempunyai beberapa karakteristik tertentu yaitu:
1) Berbentuk unit pengajaran terkecil dan lengkap.
2) Berisi rangkaian kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis.
3) Berisi tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan khusus.
4) Memungkinkan peserta didik belajar mandiri.
5) Merupakan realisasi perbedaan individual serta perwujudan pengajaran
individual.

Sementara Menurut Daryanto (2013), Untuk menghasilkan modul yang


mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus
memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul. Maka modul
dapat dikatakan baik apa bila memiliki karateristik sebagai berikut:

16
1) Self Instruction
Pada karakteristik ini, pelajar dituntut untuk belajar secara mandiri, tanpa
bantuan dari seorang pengajar. Sehingga, modul dirancang sedemikian rupa
agar pelajar mudah dalam mencerna isi materi modul tersebut. Oleh sebab
itu, untuk memenuhi karakter self instruction, maka dalam modul harus :
a) Memuat tujuan pembelajaran dengan jelas dan menggambarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b) Memuat materi pembelajaran yang dikemas secara spesifik
sehingga memudahkan peserta didik mempelajarinya secara tuntas.
c) Terdapat contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan dalam
memaparkan materi pembelajaran.
d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang dapat
digunakan untuk mengukur penguasaan materi pembacanya.
e) Penggunaan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami dan
komunikatif.
f) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana,
tugas dan lingkungan peserta didik.
g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
h) Terdapat instrumen penilaian, sehingga peserta didik dapat
melakukan penilaian sendiri.
i) Terdapat umpan balik terhadap penilaian peserta didik untuk
mengetahui tingkat penguasan peserta didik.
j) Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang
mendukung materi pembelajaran yang dimaksud.
2) Self Contained
Modul harus memuat seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan
peserta didik.Hal ini bertujuan untuk memberikan materi pembelajaran
secara tuntas, karena materi belajar dikemas ke dalam satu kesatuan yang
utuh.

17
3) Berdiri Sendiri (Stand Alone)
Stand Alone merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada
bahan ajar atau media lain. Artinya, tanpa menggunakan bahan ajar lain
atau media lain, peserta didik dapat mempelajari dan mengerjakan tugas
yang ada dalam modul tersebut.
4) Adaptif
Modul dikatakan adaptif bila dapat menyesuaikan terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, modul dapat digunakan
diberbagai perangkat keras (hardware)
5) Bersahabat atau Akrab (User Friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah bersahabat atau akrab dengan
pemakainya. Setiap instruksi dan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakai, dalam merespon dan
mengakses sesuai dengan keinginan.

Sesuai karakteristik dalam penulisan modul yang dikemukakan oleh para ahli di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik sebuah modul adalah jelas dan
mudah dipahami, memuat uraian materi pembelajaran secara lengkap dan utuh,
memiliki sumber yang jelas, memuat tujuan pembelajaran, bersahabat, dan
adaptif sehingga dapat di gunakan belajar secara mandiri.

d. Jenis –Jenis Modul


Jenis jenis modul menurut Prastowo Sebagai Berikut.
a) Menurut Penggunaaanya
Di lihat dari penggunaanya, modul terbagi dua macam yaitu, modul untuk
peserta didik dan modul untuk pendidik. Modul untuk peserta didik berisi
kegiatan belajar yang di lakukan oleh peserta didik, sedangkan modul
untuk pendidik berisi petunjuk pendidik, tes akhir modul, dan kunci
jawaban akhir modul.
b) Menurut Tujuan Penyusunanya
Menurut Vembrianto, jenis Modu menurut Penyusunannya ada dua yaitu :

18
1. Modul Inti
Modul ini adalah modul yang di susun dari kurikulum dasar, yang
merupakan tuntutan dari pendidikan dasar umum yang di perlukan
oleh Seluruh Warga Negara Indonesia. Modul pengaran ini dari
penyusunan dari unit- unit program yang di susun menurut tingkat
(kelas ) dan bidang Studi (Mata Pelajaran). Adapun unit- unit
program itu sendiri di peroleh dari hasil penjabaran kurikulum
dasar.
2. Modul Pengayaan
Modul pengayaan adalah modul hasil dari penyusunan unit – unit
program pengayaan yang berasal dari program pengayaan yang
bersifat memperluas. Modul ini di susun sebagian dari usaha untuk
mengakomodasi peserta didik yang telah menyelesaikan dengan
baik program pendidikan dasarnya melalui teman – temannya.
2.5. Penelitian Terdahulu
1. Prasetyo, Agil Dian. 2013. Pengembangan Modul Dan Mnajemen Bencana
Berbantuan CD Interaktif Sebagai Bahan Ajar Geografi di SMA Negeri
Kabupaten Kendal. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun serta
mengetahui kelayakan modul dan manajemen bencana berbantuan CD
interaktif sebagai bahan ajar dan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
materi vulkanisme siswa SMA Negeri di Kabupaten Kendal. Populasi
penelitian ini adalah seluruh buku teks Geografi kelas X SMA Negeri di
Kabupaten Kendal. Penentuan sampel dengan menggunakan teknik
randomsampling. Sampel penelitian ini yaitu buku teks di SMA N 1
Sukorejo, Limbangan, Patean, dan Boja. Variabel penelitian ini berupa
kelayakan modul sebagai bahan ajar. Teknik analisis data menggunakan
deskriptif presentase. Hasil penelitian menunjukan rata-rata penilaian
kelayakan modul dan manajemen bencana bebantuan CD interaktif oleh
lima ahli bahan ajar dan materi memperoleh presentase 90% dengan kriteria
sangat layak menurut penilaian kelayakan bahan ajar BSNP (2006). Rata-
rata tanggapan guru terhadap modul pengembangan memperoleh presentase

19
85,6% dengan kriteria sangat layak. Rata-rata tanggapan siswa terhadap
modul pengembangan memperoleh presentase 81,4% dengan kriteria sangat
layak. Meskipun dikatakan layak modul pengembangan masih ada masukan
dari validator dan responden guna menambah kesempurnaan modul.
2. Esis Santriani Magister Pendidikan Geografi FIS UNP 2018. Pengembangan
Modul Pembelajaran Geografi Berbasis Kurikulum 2013 Pada Materi
Dinamika Litosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Untuk Sma Kelas
X. Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui proses pendefinisian
kurikulum 2013 berbasis modul pembelajaran geografi pada materi
dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan siswa kelas X SMA,
2) untuk mengetahui kurikulum 2013 berbasis geografi proses desain modul
pembelajaran dinamika materi litosfer dan dampaknya tentang kehidupan
SMA kelas X, 3) untuk mengetahui proses perkembangan tahapan tahun
2013 modul pembelajaran geografi berbasis kurikulum pada kehidupan
kelas X SMA, 4) to mengetahui proses tahapan sosialisasi kurikulum 2013
berbasis geografi modul pembelajaran kehidupan kelas X SMA. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Model
pengembangan yang digunakan adalah 4D mulai dari define, merancang,
mengembangkan, dan menyebarluaskan. Instrumen Pengumpulan Data yang
digunakan adalah lembar validitas, kepraktisan, dan keefektifan. Dianalisis
dengan mencari persentase. Produk Uji coba dilakukan secara terbatas
dengan subjek penelitian adalah,guru dan kelas Siswa X SMA Islam
Raudhatul Jannah. Berdasarkan perkembangan yang telah dilakukan
menghasilkan pembelajaran geografi berbasis kurikulum 2013 modul
tentang dinamika material litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan yang
terlihat dari 1) tahap develop terdiri dari tingkat validitas 89% dengan
kategori sangat valid, praktik guru 89% dan praktik siswa 88% dengan
kategori sangat praktis, motivasional efektivitas belajar 88,1%, aktivitas
siswa 82,63% dan hasil belajar 87,80% dengan kategori sangat efektif dan,
4) tahap penyebaran masih sebatas produk situs pengujian.

20
3. Hardila, Fitryane Lihawa, Sri Maryati . 2020. Pengembangan Modul
Pembelajaran Geografi Berbasis Pendekatan Saintifik. Penelitian ini
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi
Gorontalo. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sebuah modul
geografi berbasis pendekatan saintifik pada materi dinamika litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan. Metode penelitian yang digunakan adalah
research and development. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu
definisi, desain, dan pengembangan. Tahap definisi meliputi analisis
kurikulum, analisis peserta didik, analisis materi pembelajaran, dan
perumuskan tujuan belajar. Tahap desain berupa perancangan modul dengan
hasil berupa draft modul pembelajaran. Tahap pengembangan terdiri dari uji
alidilitas dan ujicoba modul pada peserta didik. Hasil uji coba terbatas pada
peserta didik menghasilkan skor rata-rata 84,8% dengan kategori sangat
baik, sedangkan uji coba general pada peserta didik menghasilkan skor r
ata-rata 84,6% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian,
modul pembelajaruan geografi berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan dapat digunakan di sekolah.
4. Diah Mustika Sari¹, Sugeng Widodo², Dian Utami. 2019. Pengembangan
Modul Materi Pengetahuan Dasar Geografi Kelas X Tahun 2019. Penelitian
ini bertujuan (1) mengetahui pengembangan modul materi pengetahuan
dasar geografi sebagai bahan ajar, (2) menghasilkan modul materi
pengetahuan dasar geografi sebagai bahan ajar, (3) mengetahui tingkat
keefektifan modul materi pengetahuan dasar geografi sebagai bahan ajar di
kelas X IPS 2 SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. Metode penelitian
ini menggunakan tahapan dalam peneltian dan pengembangan modul Borg
& Gall. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan penilaian dari
ahli materi, ahli desain, ahli bahasa bahwa modul hasil pengembangan layak
untuk digunakan dalam pembelajaran. Pada uji coba kelompok kecil
penilain kelayakan modul ialah sangat layak, sedangkan uji coba kelompok
besar untuk kemenarikan modul masuk dalam kategori menarik dan
kemudahan penggunaan modul masuk dalam kategori mudah. Keefektifan

21
modul didapat dari nilai post tes dimana penggunaan modul dalam
pembelajaran dikategorikan efektif.
2.6. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Modul Ajar
dinamika litosfer dan dampanya terhadap kehidupan merupakan suatu inovasi
dalam bidang pembelajaran.Pengembangan modul ini sangat diperlukan untuk
menunjang pembelajaran konvensional serta menyiapkan media untuk
menciptakan lingkungan belajar yang fleksibel, praktis dan mudah dalam proses
belajar yang dilakukan siswa, hal ini dikarenakan modul dapat membelajarkan
diri siswa.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan geosfer
dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan
Pengembangan modul ajar dinamika Litosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan diharapkan dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar secara
mandiri dan penggunaanya dalam pembelajaran Geografi dapat membantu guru
untuk mengarahkan siswa dalam memperdalam konsep secara mandiri. Di
samping itu modul juga diharapkan mampu mengembangkan serta
meningkatkan keaktifan siswa dan dapat mencapai hasil belajar yang utuh dan
optimal. Modul ajar dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan ini
dikembangkan pada SMA Negeri 5 Kupang.

Dinamika Litosfer dan dampaknya


terhadap22kehidupan
Produk Awal

` Validasi Ahli Materi Validasi Ahli Media


Revisi I

Uji coba kepada salah satu guru geografi dan


siswa SMA Kelas X A Jumlah 36 Orang

Revisi II

Kelayakan Modul dinamika Litosfer


dan dampaknya Terhadap Kehidupan

Bagan 2. 1. Kerangka Berpikir

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian dan
Pengembangan (Research and Development). Metode ini digunakan untuk

23
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2019).
Metode penelitian dan pengembangan cocok digunakan dalam penelitian
ini, sebab penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang dalam hal
ini adalah Modul Ajar Dinamika Litosfer dan dampaknya terhadap Kehidupan
pada mata pelajaran geografi kelas X di Sekolah Menengah Atas, dan
selanjutnya diuji kelayakannya berdasarkan validasi dari ahli materi dan ahli
media dan juga respon guru dan siswa terhadap penggunaan modul tersebut.
Model yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE. Pemilihan model
pengembangan ini berdasarkan prosedur kerja yang mengacu pada tahapan
Research and Development (R&D), namun lebih sistematik dan sederhana
(Santrilah, 2020).
Tahapan penelitian dan pengembangan model ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evaluation) adalah sebagai
berikut :

Analysis

Design

Development

Implementation

Evaluation

Bagan 3.1 Tahapan penelitian dan pengembangan model ADDIE.


1) Tahap Analisis (Analysis)
Tahap Analisis adalah tahap dimana dilakukannya analisis atau
identifikasi kebutuhan dengan melakukan observasi lapangan guna
mengumpulkan data-data yang dijadikan acuan dan pertimbangan
dalam mengembangkan produk.Menurut Sadiman sebagaimana yang

24
dikutip oleh Fitri Nurjanah, dkk., menyatakan bahwa apabila membuat
suatu program media, program ini harus disesuaikan dengan kebutuhan
siswa, karena program media yang telah dibuat hendaknya dapat
digunakan atau dimanfaatkan oleh siswa.Dari identifikasi masalah yang
didata kemudian dilakukan pemecahan masalah berdasarkan analisis
kebutuhan yang sesuai dengan permasalahan yang ditemukan.
2) Tahap Desain (Design)
Tahap desain merupakan tahap pembuatan modul pembelajaran
Litosfer dan dampaknya terhadap Kehidupan yang berisi perumusan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, perumusan butir-butir materi
yang sesuai dengan modul yang dikembangkan dan menentukan desain
modul yang sesuai dengan kebutuhan siswa.Tahap ini merupakan tahap
pembuatan rancangan produk yang akan dikembangkan. Dalam
penelitian dan pengembangan ini, produk yang dihasilkan berupa
Modul pembelajaran Geografi kelas X.
3) Tahap Pengembangan (Development)
Tahap ini merupakan tahap pembuatan Modul pembelajaran yang
sesuai dengan rancangan pada tahap desain. Pada tahap ini modul yang
telah dibuat divalidasi oleh ahli media dan ahli materi untuk dinilai
kelayakannya sebelum diuji cobakan kepada guru dan siswa.Setelah
divalidasi, selanjutnya modul direvisi sesuai dengan arahan dari
validator. Modul divalidasi oleh ahli media dan ahli materi
menggunakan lembar validasi yang telah disediakan oleh peneliti.
4) Tahan Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan modul
pembelajaran yang sudah dibuat.Setelah modul divalidasi
kelayakannya, selanjutnya modul pembelajaran yang telah direvisi
tersebut diterapkan pada sampel yang menjadi sasaran penelitian.
Sesuai dengan sasarannya, modul akan diuji cobakan kepada salah
satu guru geografi kelas X dan 36 siswa kelas X A di SMA Negeri 5
Kupang.

25
5) Tahap Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah tahap untuk menilai produk yang telah
dikembangkan.Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam model
pengembangan ADDIE, di mana pada tahap ini modul yang telah
dikembangkan, direvisi, dan diterapkan dievaluasi kembali untuk
diketahui keefektifannya. Dalam penelitian dan pengembangan ini
proses evaluasi dilaksanakan dengan cara menilai respon guru dan
siswa terhadap penggunaan modul yang telah dikembangkan di dalam
proses pembelajaran. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui keberhasilan
pengembangan modul pembelajaran geografi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Kupang berlokasi di Jln.
Thamrin No.7, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo Kota Kupang. Penelitian
ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Kupang dikarenakan sekolah tersebut memiliki
banyak prestasi baik di tingkat kota maupun ditingkat provinsi. Selain itu kepala
sekolah dan guru yang cukup terbuka untuk menerima pembaharuan dalam
pendidikan, terutama hal-hal yang mendukung dalam proses belajar mengajar,
sehingga sesuai dengan penelitian dan pengembangan yang akan peneliti lakukan.
Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022 semester genap yaitu
dimulai pada bulan Januari 2022 sampai selesai.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah salah satu guru geografi dan
peserta didik kelas X A SMA Negeri 5 Kupang . Peneliti mengambil sampel satu
kelas sebagai subjek uji coba produk dengan jumlah 36 siswa.

3.4 Prosedur Penelitian


Untuk mengembangkan media pembelajaran yang baik dalam arti mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran, diperlukan suatu perencanaan dan rancangan
yang baik. Dalam menyusun rancangan pembelajaran, baik menyangkut materi
(content), pedagogik, tampilan dan aspek bahasa serta tujuan ingin dicapai dengan

26
media pembelajaran tersebut. Media pembelajaran berupa modul pembelajaran
yang akan dikembangkan menggunakan model ADDIE yang terdiri dari 5 tahap
yaitu :
1. Analisis (analysis)
a. Analisis Kebutuhan Sumber belajar
Analisis kebutuhan sumber belajar dilakukan untuk mengetahui
bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran geografi
siswa kelas X SMA Negeri 5 Kupang . Hal ini bertujuan agar
modul yang akan dikembangkan dapat memfasilitasi siswa untuk
belajar.
b. Analisis Kurikulum
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kurikulum yang
digunakan agar pengembangan modul ajar materi dinamika litosfer
dan dampaknya terhadap kehidupan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.Hal yang dianalisis dalam kurikulum antara lain
kompotensi awal materi dinamika litosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan.
c. Analisis Materi
Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun dan menjabarkan materi
dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan yang perlu
dipelajari oleh siswa kelas X SMA Negeri 5 kupang.
2. Desain (design)
Tahap ini dilakukan dengan tujuan merancang penulisan modul
berdasarkan hasil dari tahap analisis. Kegiatan yang dilakukan yaitu:
a. Membuat kerangka penyusunan modul
b. Menentukan buku referensi yang berkaitan dengan materi dinamika
litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan kelas X SMA.
c. Menyusun instrument penilaian modul
3. Pengembangan Modul Ajar (Development)
Tahap ini merupakan tahap untuk merealisasikan kerangka penyusunan
modul yang telah dirancang. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan

27
validasi dan revisi modul agar modul yang dikembangkan dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Pengembangan rancangan produk
Pengembangan rancangan produk dilakukan sesuai dengan
rancangan yang telah disusun. Tahap ini diperoleh produk berupa
modul ajar geografi materi dinamika litosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan.
b. Validasi ahli
Produk modul ajar materi dinamika litosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan yang telah dirancang membutuhkan validasi
dari ahli media dan ahli materi. Validasi tersebut dilakukan oleh
dosen (expert judgment). Tujuan dari validasi ini untuk mengetahui
salah satu aspek kualitas modul yaitu valid. Validasi ini juga
bertujuan untuk mendapatkan masukan berkaitan dengan kesesuaian
materi dan media pada modul sehingga dapat menjadi perbaikan
untuk modul yang dikembangkan.
c. Revisi
Produk modul ajar geografi materi dinamika litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan yang telah divalidasi oleh validator
kemudian direvisi berdasarkan komentar dan saran yang diberikan
sehingga modul dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
4. Implementasi (Implementation)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan modul pembelajaran
untuk diaplikasikan. Produk yang telah dinyatakan layak uji oleh ahli
media dan ahli materi di uji cobakan kepada guru dan siswa. ujicoba
kepada salah satu guru geografi kelas X dan siswa yang berjumlah 36
orang kemudian Mereka menggunakan dan mengevaluasi produk tersebut
dengan mengisi angket respon guru dan siswa.
5. Evaluasi
Evaluasi di lakukan dengan melihat kembali pembelajaran dengan
produk yang telah di kembangkan dan tercapainya tujuan pengembangan

28
produk.Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan kuliatas sesuatu terutama
yang berkenaan dengan nilai dan arti.
Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui perbaikan yang perlu
dilakukan terhadap modul pembelajaran yang dikembangkan.Pada tahap
evaluasi juga bertujuan untun menganalisis validitas,kepraktisan modul.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan
sesuatu. Selain menyusun modul ajar, disusun juga instrumen penelitian yang
digunakan untuk menilai modul ajar yang dikembangkan. Berdasarkan pada
tujuan penelitian, dirancang dan disusun instrumen sebagai berikut:
a. Instrumen Validasi Ahli
1. Instrumen Validasi Ahli Media
Instrumen ini berbentuk angket validasi terkait kegrafikan modul ajar.
2. Instrumen Validasi Ahli Materi
Instrumen ini berbentuk angket validasi terkait kelayakan
isi,Penyajian, kebahasaan dan kesesuaian modul ajar, serta berfungsi
untuk memberi masukan dalam pengembangan modul ajar.
b. Instrumen Respon guru dan siswa
Instrumen ini dilakukan menggunakan lembar angket yang digunakan
untuk mengetahui respon guru dan peserta didik terhadap modul ajar
pembelajaran geografi. Angket diberikan setelah proses pembelajaran
berlangsung.

3.6. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian pengembangan bahan ajar
(modul) menggunakan (angket) dan Dokumentasi
a. Kuesioner

29
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Angket digunakan pada saat evaluasi dan uji coba modul ajar.
Evaluasi modul ajar ini dilakukan oleh validator ahli media,validator ahli
materi, Sedangkan uji coba modul ajar memberikan angket kepada guru
dan peserta didik. Angket ini sering disebut juga sebagai kuesioner.Angket
yang disusun dengan menggunakan skala penskoran dari skala Likert,
yaitu Sangat sesuai , sesuai , kurang sesuai , tidak sesuai , sangat tidak
sesuai. Skala likert mempunyai 5 alternatif jawaban yaitu

Table 3.1 Skala Likert

No Alternatif jawaban Skor


1 Sangat sesuai ( SS) 5
2 Sesuai (S) 4
3 Kurang Sesuai ( KS) 3
4 Tidak sesuai (TS) 2
5 Sangat tidak sesuai (STS 1

b. Dokumen
adalah catatan peristiwa yang sudah dilewati. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.Dokumen
dalam penelitian dan pengembangan ini berupa foto kegiatan uji coba
modul pembelajaran pada siswa.

3.7. Teknik Analisis Data


a. Analisis Data Validasi Ahli
Analisis data validasi ahli ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul
yang telah dikembangkan. Data yang diperoleh dari hasil validasi ahli

30
selanjutnya dianalisis dengan merata-ratakan skor penilaian ahli terhadap
aspek penilaian kelayakan modul dengan menggunakan rumus:

∑χ
μ=
Ν
Keterangan:
μ : Nilai rata-rata per aspek penilaian
Σx : Jumlah total nilai jawaban dari validator
N : Jumlah Validator

Hasil nilai rata-rata per aspek penilaian selanjutnya dicari presentase


jawaban keseluruhan validator dengan rumus :

∑χ
P= x 100 %
∑ χi

Keterangan:
P : Presentase jawaban per aspek
Σx : Jumlah jawaban validator per aspek
Σxi : Jumlah nilai ideal per aspek

Presentase jawaban yang telah didapat selanjutnya dicari kriteria


validasinya. Adapun kriteria validasi yang digunakan dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 3.2 Kriteria Validasi Kelayakan Media dan Materi

Interval Kriteria Validasi


81% - 100% Sangat Layak

31
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup Layak
21% - 40% Kurang Layak
0% - 20% Tidak Layak

Tabel di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai interpretasi maka


kelayakan modul dinamika Litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
pembelajaran pada mata pelajaran geografi yang dikembangkan bagi siswa
kelas X SMA Negeri 5 Kupang semakin tinggi.
b. Analisis respon guru dan Siswa
Analisis data respon guru dan siswa bertujuan untuk mengetahui respon
guru dan siswa terhadap penggunaan modul pembelajaran yang telah
dikembangkan di dalam proses pembelajaran akidah akhlak. Jumlah skor
yang diperoleh dari masing-masing pernyataan selanjutnya dicari presentase
jawaban keseluruhan responden dengan rumus :

∑χ
P= x 100 %
∑ χi

Keterangan:
P : Presentase jawaban
Σx : Jumlah jawaban responden
Σxi : Jumlah nilai ideal dalam item penilaian
Penentuan kriteria dari penilaian respon siswa terhadap modul
pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Kriteria Respon Guru dan Siswa

Interval Kriteria Validasi


81% - 100% Sangat Layak
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup Layak
21% - 40% Kurang Layak
32
0% - 20% Tidak Layak
Berdasarkan tabel di atas, jika hasil dari respon guru dan siswa menunjukkan
presentase <61% maka akan dilakukan revisi media sesuai dengan hasil yang
didapatkan. Jika hasil respon >61% maka penggunaan modul pembelajaran pada
mata pelajaran geografi yang dikembangkan bagi siswa kelas X SMA Negeri 5
Kupang semakin tinggi dinyatakan mendapat respon yang positif dari guru dan
siswa. Produk yang dikembangkan dinyatakan baik untuk digunakan di dalam
proses pembelajaran.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Sekolah Menenggah Atas Negeri 5 Kupang
SMA Negeri 5 Kupang merupakan sekolah menengah atas yang didirikan
pada tanggal 18 Juni 1991. Awal mulanya sekolah ini bernama SPG Negeri
Kupang (Sekolah Pendidikan Guru), kemudian dimekarkan menjadi 2
sekolah yakni SMA Negeri 5 Kupang dan SMK Negeri 4 Kupang. Masa
pendidikan sekolah di SMA Negeri 5 Kupang ditempuh dalam waktu 3 tahun

33
pelajaran mulai dari kelas X, XI sampai XII. Berdirinya SMA Negeri 5
Kupang dilatarbelakangi oleh tingginya minat masyarakat yang ingin anaknya
melanjutkan ke sekolah menengah atas.dalam perjalanannya, SMA Negeri 5
Kupang dipimpin oleh beberapa kepala sekolah, antara lain yang pertama
Drs. J. C. Djara (1991-1997) di lanjutkan Drs. Bachron Lubis (1997-2003),
di lanjutakan Drs. Bapa Muda (2003-2009) , di lanjutkan Drs. Sukedah
Prayitno, M.M (2009-2013), di lanjutkan Drs. Ruben Kalli (2013-2017), di
lanjutkan Laurensius H. Huler, S.Pd., M.M (2017-2019) dan Veronika
Wawo, S.Pd., M.Pd (2019-Sekarang).SMA Negeri 5 Kupang terletak di jalan
thamrin, berdampingan dengan UPTD BLK Provinsi NTT dan berbatasan
dengan SMK Negeri 4 Kupang. SMA Negeri 5 Kupang telah berhasil
menamatkan siswa/alumni dari 3 tahun terakhir yakni pada tahun ajaran
2019/2020 sebanyak 480 lulusan dilanjutkan pada tahun ajaran 2020/2021
sebanyak 394 lulusan dan pada tahun ajaran 2021/2022 sebanyak 414 lulusan.
4.1.2 Profil Sekolah
Indentitas Sekolah meliputi Nama sekola SMA Negeri 5 Kupang ,Npsn
50304947, Jenjang pendidikan SMA, Status sekolah Negeri, Alamat sekolah Jl.
Thamrin No 7, Kel, Oebufu, RT/RW 44/11, Kode Pos 85111, Kecamatan
Oebobo, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Posisi geografis -
10 Lintang 123 Bujur.
Data Pelengkap meliputi SK Pendirian Sekolah 0426/0/1997, Tanggal SK
Pendirian 1997-07-15, Status Kepemilikan ,Pemerintah daerah .SK Izin
Operaional Dpmptsp.421.5/05/Ptsp/I/2021, dan Tgl SK izin Operasional
2021-01-08. Kontaks sekolah Nomor Telpon 380821194, Email sma negeri5
kupang @gmail.com Website http://sman5kupang.sch.id. Data Periodik yakni
Waktu Penyelenggaraan Pagi,Sertifikat ISO Belum ada,Sumber Listrik PLN,
Daya listrik 10000, dan Akses Internet Telkom Speedy. Data Lainnya Kepala
Sekolah Veronika Wawo S.Pd.,M.Pd,Operator Pendataan Mansuetus
Dhosa,ST,Akreditasi A, dan Kurikulum Kurikulum KSP dan Kurikulum 2013.
Visi – Misi Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kupang yaitu visi
terwujudnya tamatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,

34
berkarakter, cerdas, dan terampil. Sedangkan misi yaitu Mewujudkan lulusan
yang beriman, cerdas, terampil,dan berkarakter, Mewujudkan pengembangan
kurikulum yang adaptif dan proaktif serta inovatif, Mewujudkan proses
pembelajaran dan bimbingan yang kundusif, efektif, kreatif,inovatif,efisien,dan
menyenangan serta berbasis ICT, mewujudkan sumber daya pendidikan dan
tenaga kependidikan yang tangguh,inovatif dan kreatif, Mewujudkan sarana
prasana yang memadai, Mewujudkan sekolah yang mampu menerapkan
manajemen sekolah sesuai dengan standar nasional pengelolaan pendidikan
(SNP ), Mewujudkan penggalangan biaya pendidikan yang transparan dan
akuntabel, dan Mewujudkan proses penilaian di sekolah yang sesuai dengan
standar pendidikan nasional ( SNP).
Tujuan satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 5 kupang yakni
menghasilkan lulusan yang beriman ,cerdas,terampil, dan berkarakter,
Menghasilkan pengembangan kurikulum yang adaktif dan proaktif serta
inovati, Menghasilkan perangkat pembelajaran yang memuat pemetaan materi
pembelajaran, kompetensi inti,kompetensi dasari indikator, pengembangan
silabus RPP, penilaian untuk kelas X,XI,XII semua mata pelajaran,
Menghasilkan pencapain standar pendidik dan tenaga kependidikan yang
professional sesuai denan bidangnya, berkualifikasi minimal S1 dan mengikuti
pelatihan serta mampu menguasai operasional Komputer, menghasikan
pengembangan fasilitas sekolah,media pembelajaran, bahan
pembelajaran,ICT,yang sesuai dengan standar nasional pendidikan (SNP),
Menghasilkan sekolah yang mampu menerapkan manajemen sekolah sesuai
dengan standar nasional pendidikan (SNP), Menghasilkan penggalangan biaya
pendidikan yang transparan dan akuntabel dan Menghasilkan sistem penilaian
pendidikan di sekolah yang sesuai dengan standar Pendidikan nasional
4.13. Struktur Organisasi SMA 5 Negeri Kupang

35
Gambar 4.1. Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Kupang
4.14. Sarana dan Prasarana Sekolah Menangah Atas Negeri 5 Kupang.

Table 4.1. Sarana Dan Prasarana

No Jenis barang Jumlah


1 Ruang kelas 33 ruangan
2 Perpustkan 1 ruangan
3 Ruang guru 1 ruangan
4 Ruang kepala sekolah 1 ruangan
5 Ruang wasek 1 ruangan
6 Ruang kurikulum 1 ruangan
7 Ruang tata usaha 1 ruangan
8 Ruang Bk 1 ruangan
9 Ruang Osis 1 ruangan
10 Ruang pramuka 1 ruangan
11 Toilet/guru atau pengawai 1 ruangan
12 Toilet siswa 1 ruangan
13 Labotarium 6 ruangan
- Kimia 1
- Fisika 1
- Biologi 1
- Komputer 1
- Bahasa 2

36
14 Lapangan olahraga
- Bola volly dan basket 1
- Futsal 1

Selain ini Fasilitas yang menunjang dalam pembelajaran antara lain ;


komputer, laptop dan LCD dan menyediakan listrik untuk membantu
kegiatan belajar mengajar. Sumber listrik yang di gunakan oleh SMA
Negeri 5 Kupamg bearasal dari PLN. SMA Negeri 5 Kupang
menyediakan akses internet yang dapat mendukung kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih mudah. Provid yang di gunakan SMA Negeri 5
Kupang untuk sambungan internetnnya adalah Telkomsel Flash.

4.2. Perubahan Kurikulum di SMA Negeri 5 Kupang Terhadap modul Ajar


Geografi
Perubahan Kurikum Secara akademis, kurikulum setidaknya mencakup empat
komponen utama: 1) Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. 2)
Pengetahuan, ilmu ilmu, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman dari mana-
mana. 3) Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti murid-murid
untuk mendorong mereka kepada yang dikehendaki dan tujuan-tujuan yang
dirancang. 4) Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur dan
menilai hasil proses pendidikan yang dirancang dalam kurikulum (Langgulung,
2003). Perubahan Kurikulum di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kupang dari
tahun berdiri hingga saat ini adalah sebagai berikut :
Penerapan Kurikulum 1994Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan
kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut: Pembagian tahapan pelajaran di
sekolah dengan sistem catur wulan,Pembelajaran di sekolah lebih menekankan
materi pelajaran yang cukup pada (berorientasi kepada materi pelajaran /isi),
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem
kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat
kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran
sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar, Dalam
pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang

37
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam
mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada
jawaban konvergen divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban),
dan penyelidikan,Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan
dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa,
sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang
menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah,Pengajaran dari hal
yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari
hal yang sederhana ke hal yang komplek, dan Pengulangan-pengulangan materi
yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Pada struktur program kurikulum 1994 geografi termasuk pelajaran IPS
dengan alokasi waktu yang berdiri sendiri, dan tergolong pelajaran umum.
Kurikulum 1994 masih seperti kurikulum 1984/1985 menggunakan pendekatan
pembelajaran CBSA dan keterampilan proses dengan sistem Cawu. Kelemahan
mata pelajaran geografi pada kurikulum 1994 adalah: (a) terlalu sarat materi; (b)
materi kurang terfokus pada fenomena atau gejala permukaan bumi yang nyata
terkait dengan wilayah dan kebutuhan hidup anak dan masyarakat; (c) pendekatan
pembelajaran dan materi pelajaran belum sepenuhnya dipahami oleh para penulis
buku dan guru, sehingga materi lebih banyak berupa fakta, kurang dijumpai kasus
dan pemecahan masalah; (d) kondisi tersebut di atas menyebabkan masyarakat
memandang buku geografi memuat materi lengkap dan tidak bergradasi antara
buku SD, SLTP, dan SMU. Pada kurikulum berbasis kompetensi struktur program
geografi tidak jelas, walaupun substansinya ada, tetapi tidak dengan label yang
eksplisit. Substansi geografi untuk program ilmu alam masuk di fisika. Sedangkan
untuk program ilmu sosial substansinya masuk di ekonomi dengan alokasi waktu
yang tidak jelas berapa jam perminggunya.
Penerapan Kurikulum 1997 ( 1997-2003). Pelaksanaan kurikulum 1997
kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di
antaranya yaitu Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata
pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran, Materi pelajaran

38
dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan
berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari. Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya
pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk
menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu
diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994.
Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004-2006). Pada tahun 2004 di
luncurkan kurikulum berbasis kompotensi ( KBK) sebagai penggantu kurikulum
1994. Suatu program pendidikan berbasis kompotensi yang harus mengandung
tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompotensi sesuai spesifikasi,indicator –
indicator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompotensi, dan
pengembangan pembelajaran. KBK Mempunyai ciri-ciri yang menekankan pada
ketercapaian kompotensi siswa baik secara individual maupun
klasikal,berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar
menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya
guru,tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Penggunaan modul pembelajaran geografi sebagai salah satu penerapan KBK
dalam proses pembelajaran memiliki beberapa kelemahan. Menurut Mïudhoffir
(1999: 127) kelemahan penggunaan modul dalam proses pembelajaran adalah :
(1) bila modul didesain secara kaku dan tidak bervariasi, maka akan timbul
kebosanan dalam diri siswa karena siswa merasa belajar dengan cara-cara yang
monoton. Oleh sebab itu modul biasanya dilengkapi dengan penggunaan
multimedia sebagai usaha menggugah minat belajar siswa, (2) tidak semua siswa
dan guru cocok dengan pendekatan belajar mandiri seperti yang diterapkan dalam
penggunaan modul, (3) penyusunan modul biasanya melibatkan suatu tim
perencana yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyusun
sebuah modul yang berkualitas baik, (4) karena penyusunan modul melibatkan
suatu tim perencana yang kompleks, maka guru sendiri terkadang kesulitan untuk
menyusun sebuah modul yang berkualitas baik.
Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (2006-2013).
Kurikulum ini hampir mirip dengan kurikulum 2004. Perbedaan menonjol

39
terletak pada kewenangan dalam penyususnya, yaitu mengacu pada jiwa
desentralisasi sistem pendidikan Indonesia. Pada kurikulum 2006,pemerintah
pusat menetapkan standar kompotensi dasar. Guru di tuntut mampu
mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan
daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran di himpun menjadi
sebuah perangkat kurikulum ini juga di namakan kurikulum tingkat satuan
pendidikan ( KTSP).
Penerapan Kurikulum 2013 (K13) (2013-2020). inti dari kurikulum 2013,
adalah ada pada upaya penyederhanaan,dan tematik-integratif. Kurikulum 2013
disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.
Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya adalah mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya,bernalar,dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pembelajaran.Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam
penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam,
sosial, seni, dan budaya. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian
dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.
Modul ajar geografi yang ada dalam kurikulum 2013 itu sudah di sesuaikan dari
awal dan diberlakukan secara merata ke semua sekolah yamg sesuai dengan
jenjang pendidikanya. Hal ini jelas jauh dari berbeda dengan modul ajar dalam
kurikulum sekolah penggerak yang sebenarnya sudah di terapkan tetapi guru
mempunyai kewenangan untuk mengembangkanya lagi sesuai dengan kondisi
pada lingkungan sekolahnya. Lalu yang menjadi perbedaan selanjutnya adalah
modul ajar kurikulum sekolah penggerak ini guru selain bisa mengembangkan,

40
maka guru juga bisa menambhkan jikada sesuatu yang kurag dan di butuhkan,.
Hal ini yang menjadi penyebab kurikulum 2022 sebagai sistem fleksibel bagi
guru. Sedangkan dalam kurikulum 2013 hal ini tidak ada kondisi darurat yang
memaksa modul ajarnya di kembangkan atau di tambah. Di lihat dari modul ajar
keduanya tentu saja kurikulim sekolah penggerak itu lebih fleksibel bagi guru.
Jika lebih unggul atau tidaknya tentu ini perl di nilai dari kebutuhan sekolanya.
Penerapan Kurikulum Sekolah Penggerak (2021-Sekarang).Kurikulum
Sekolah Penggerak merupakan sekolah yang mengedepankan pengembangan hasil
belajar peserta didik dimana didalam sekolah penggerak mengaitkan salah satu
tema yakni Profil Pelajar Pancasila. Sesuai dengan namanya, maka dalam sekolah
penggerak ini menggunakan kurikulum yang didalamnya mencakup salah satu
aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.
Aspek tersebut adalah berkaitan dengan kompetensi (mencakup kegiatan literasi
dan numerisasi) serta karakter yang mana kedua aspek tersebut dilakukan dengan
melihat sumber daya manusia yang unggul. Sumber daya manusia dalam hal ini
adalah peran kepala sekolah dan guru. Selain itu, didalam penerapan kurikulum
sekolah penggerak. .Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 1177/M/2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Sekolah penggerak, menyebutkan bahwa tujuan Program Sekolah Penggerak
adalah meningkatkan kompetensi dan karakter yang sesuai dengan profil pelajar
Pancasila, menjamin pemerataan kualitas pendidikan melalui program
peningkatan kapasitas kepala sekolah yang mampu memimpin satuan pendidikan
dalam mencapai pembelajaran yang berkualitas, membangun ekosistem
pendidikan yang lebih kuat yang berfokus pada peningkatan kualitas, serta
menciptakan iklim kolaboratif bagi para pemangku kepentingan di bidang
pendidikan baik pada lingkup sekolah, pemerintah daerah, maupun pusat. Ciri-
ciri Kurikulum sekolah Penggerak , memiiki kepala sekolah yang mengerti proses
pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan guru, berpihak kepada siswa,
menghasilkan profil siswa, dan dukungan komunitas.
Berdasarkan hasil kusioner terbuka yang peneliti bagikan kepada 2 orang
guru geografi di SMA Negeri 5 Kupang menyatakan bahwa kurikulum yang di

41
gunakan pada sekolah menengah atas 5 kupang adalah kurikulum sekolah
penggerak khusussnya pada kelas X. Pada setiap ajaran baru melakukan
perubahan modul sesuai dengan kondisi peserta didik namun tidak hanya revisi
dan pengembangan modul ajar. Pengembangan modul ajar georafi itu di
komunikasi dengan bidang studi dan guru, modul ajar geografi di gunakan juga
pada peserta didik materi yang ada pada modul adalah materi pengetahuan
pengetahuan baru.pengembangan modul ajar di sekolah menengah atas negeri 5
kupang modul ajarnya berbasis kurikulum. Pengembangan modul ajar geografi
relevan di gunakan pada saat pendemi covid dalam pengembangan modul ajar
geografi menggunakan kaidah - kaidah atau aturan kemedikbudristek.
Pengembangan modul ajar kurikulum sekolah penggerak ini lebih mudah di
gunakan dari kurikulum sebelummnya. Penggunaan materi ajar pada modul ajar
geografi sesuai dan Modul ajar yang di buat oleh guru guru memuat unsur
efektif,kognitif, dan psikomotorik.Dalam modul ajar tentu memiliki kelemahan
dan kelebihan. Kelemahan modul ajar kurangnya memberikan materi yang
menarik seperti gambar atau animasi yang berkaitan engan materi selanjutnya
kelebihan dari modul ialah materi yang di ajarkan kepada siswa sesuai dan
menggunakan alat peraga yang di pahami oleh siswa.
4.3. Pengembangan Modul Ajar Geografi
Model penelitian yang di terapkan dalam penelitian ini adalah model
pengembangan ADDIE (Analysis, Desain, Development, Implementation,
Evaluation). Penelitian ini menghasilkan produk berupa modul ajar geografi kelas
X kurikulum Sekolah Penggerak Materi Dinamika litosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di SMA Negeri 5 Kupang.
Tahap tahap yang di lakukan sebagai berikut :
1. Analis ( Analysis)
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah analisis. Pada tahap ini kegiatan
yang di lakukan adalah analisis kebutuhan sumber belajar,analisis
kurikulum dan analisis materi. Berikut ini hasil kegiatan yang di lakukan.
a. Analisis Kebutuhan

42
Analisis Kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
ketersediaan bahan ajar dengan melakukan pra penelitian bersama guru
Geografi kelas X di SMA 5 Kupang, tujuannya untuk mendapatkan
informasi mengenai sumber ketersediaan modul pembelajaran yang
digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Hasil pra peneliti terhadap guru geografi yang menyatakan bahwa
Kurikulum yang di gunakan di sekolah khususnya kelas X adalah
kurikulum sekolah penggerak (KSP) yang dalam pelaksanaan
kurikulum tersebut banyak hal yang di hadapi di antaranya belum
adanya penyesuaian sehingga membuat siswa kewalahan.Guru juga
merasa bahwa ini merupakan hal yang baru juga mendadak dan
membuat para guru belum mencapai persyaratan yang ada dalam KSP,
selain itu KSP ini juga belum ada pembagian perjurusan dan bersifat
umum serta model pembelajaran yang di gunakan adalah model
konvensional.Berharap ada media pembelajaran yang memiliki inovasi
baru,agar dapat memudahkan guru dan siswa dalam menyampaikan
dan memahami materi pembelajaran Serta agar siswa tidak mengalami
kejenuhan dan bosan dalam proses belajar.
b. Analisis Kurikulum
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kurikulum yang di gunakan
di SMA Negeri 5 Kupang. Analisis ini bertujuan agar kompotensi
awal yamg akan di cantumkan dalam modul sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Berdasarkan pra penelitian dengan guru mata pelajaran
geografi kelas X, kurikulum yang di gunakan di SMA Negeri 5
Kupang adalah kurikulum sekolah penggerak. Kurikulum Sekolah
Penggerak merupakan sekolah yang mengedepankan pengembangan
hasil belajar peserta didik dimana di dalam sekolah penggerak
mengaitkan salah satu tema yakni Profil Pelajar Pancasila. Sesuai
dengan namanya, maka dalam sekolah penggerak ini menggunakan
kurikulum yang didalamnya mencakup salah satu aspek penting dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Aspek tersebut

43
adalah berkaitan dengan kompetensi (mencakup kegiatan literasi dan
numerisasi) serta karakter yang mana kedua aspek tersebut dilakukan
dengan melihat sumber daya manusia yang unggul Kelebihan kuriulum
sekolah penggerak yakni Peningkatan mutu hasil belajar dalam kurun
waktu 3 tahun, peningkatan kompotensi kepala sekolah dan guru,
percepatan pencapaian profil pelajaran pancasila. Kelemahan
kuranggnya pemahaman kepala sekolah dan guru terhadap kurikulum
sekolah penggerak
c. Analisis Materi
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis materi yang akan di muat
dalam modul. Materi yang di pilih oleh peneliti adalah materi dinamika
litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan.Menurut Permendiknas
Nomor 19 Tahun 2005 pasal 43 ayat 2 menyatakan bahwa modul
pembelajaran yang valid harus memuat empat aspek kelayakan yaitu
kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikaan. Dalam buku
geografi kelas X penulis Yasintho Sindhu P. penerbit Erlangga ,
berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh informasi bahwa
modul yang digunakan memiliki beberapa kekurangan yaitu
berdasarkan Aspek kelayakan isi memuat materi sangat ringkas, konsep
materi.Aspek kegrafikan yaitu gambar yang ada belum
meningkatkan daya ingat siswa. Aspek bahasa yaitu penggunaan
bahasa( ejaan, kata, kalimat,) sudah tepat, lugas dan jelas. Kelayakan
penyajian yaitu sistematikan penyajian sudah sesuai dengan BSNP

2. Perancangan ( Desain)
Tahap kedua yang di gunakan dalam penelitian ini adalah perancangan
(desain). Pada tahap ini peneliti mulai merancang modul ajar dinamika
litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan . langkah – langkah yan g di
lakukan pada tahap ini ant ara lain penyusunan kerangka modul ,pemilihan
buku referensi yang berkaitan dengan materi dinamika litosfer dan

44
dampaknya terhadap kehidupan kelas X, dan penyusunan instrument
penilaian modul. Hasil rancangan modul dinamika litosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan yaitu
a. Pembuatan kerangka penyusun modul
Pembuatan kerangka penyusunan modul sebagai berikut
1) . Bagian luar modul
a) Sampul depan
1. Judul modul : modul geografi dinamika litosfer
dan dampaknya terhadap kehidupan
2. Nama penulis : Eman Umbu Siwa Jurumana
b) Sampul depan

Universitas Nusa Cendana

2) .Bagian dalam modul


I. Bagian awal
a. Daftar isi
b. Glosarium
c. Peta konsep
II. Isi modul
1. Pendahuluan
a. Indentitas modul
b. Kompotensi awal
c. Deskripsi singkat materi
d. Petunjuk penggunaan modul
e. Materi pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 1 :Karakteristik lapisan lapisan bumi

Kegiatan pembelajaran 2 : Tenaga geologi dan pengaruhnya


terhadap kehidupan

Kegiatan pembelajaran 3 : Dinamika Pedosfer

45
2. Penyajian
a. Tujuan Pembelajaran
b. Urain Materi
c. Rangkuman
d. Penugasaan mandiri
e. Latihan soal
f. Penilaian diri
3. Penutup
a. Evaluasi
b. Kunci jawaban
c. Daftar pustaka
3) . Bagian akhir modul
Biodata penyusun
b. Pemilihan buku referensi
Buku referensi yang peneliti gunakan sebagai pedoman untuk
penyusunan modul ini antara lain
a. Somantri,Lili dan Huda,Nurul.2016.Aktif dan Kreatif
Belajar Geografi untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Ilmu-
ilmu Sosial
b. Juarti. 2004. Bahan Ajar Konservasi Lahan dan Air.
Malang : Universits Negeri Malang.
c. Sutikno dan Sudibakyo. 2005. Geografi SMA X. Klate :
Cempaka putih
d. Mansur Akhmad. 2006. Buku Ajar Geografi X. Surakarta :
Citra Pustaka.
e. Kadis, 2019. Fenomena Geosfer. Jakarta:Direktorat
Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan
Khusus Dirjen GTK Kemendikbud.
f. Utoyo, Bambang. 2006. Geografi Membuka Cakrawala
Dunia. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional

46
g. Panduan Penyusunan Bahan ajar yang di publikasikan oleh
RISTEKDIKTI(2017)
h. Buku Panduan Kurikulum Sekolah Penggerak
c. Penyusunan instrument penilaian modul
Penyusunan instrument penilain modul geografi terdiri dari lembar
Validasi modul untuk ahli materi dan ahli media, lembar kusioner
respon salah satu guru mata pelajaran geografi kelas X dan lembar
kusioner respon siswa. Hasil dari penyusunan masing masing
instrumen di jelaskan sebagai berikut :
1. Penyusunan lembar validasi modul untuk Ahli
a. Ahli Materi
Lembar validasi untuk ahli materi di susun
berdasarkan badan standar nasional pendidikan
(BSNP) yang meliputi aspek kelayakan isi, kelayakan
penyajian dan aspek kelayakan kebahasaan. Rincian
aspek yang di nilai dan jumah butir pernyataan dari
masing masing aspek pada lembar validasi di sajikan
sebagai berikut :

Tabel 4.2.Rincian aspek penilaian dan banyak butir


pernyataan untuk ahli materi

Aspek No butir
Kelayakan isi 12
Kelayakan Penyajian 8
Kelayakan kebahasaan 9
Jumlah Total 29

b. Penyusunan lembar validasi modul untuk ahli media


Lembar validasi untuk ahli materi di susun
berdasarkan badan standar nasional pendidikan
( BSNP) yang meliputi aspek kelayakan kegrafikan.
Rincian aspek yang di nilai dan jumah butir pernyataan

47
dari masing masing aspek pada lembar validasi di
sajikan sebagai berikut.
Tabel 4.3. Rincian aspek penilaian dan banyak
butir pernyataan untuk ahli media

Aspek No butir
Kelayakan kegrafikan 24
Jumlah Total 24

2. Penyusunan lembar kusioner respon guru dan siswa


Kusioner respon guru di gunakan untuk mengetahui
kepraktisan modul. Rincian aspek yang di nilai dan jumah
butir pernyataan dari masing masing aspek pada lembar
validasi di sajikan sebagai berikut.
Tabel 4.4. Rincian aspek penilaian dan banyak
butir pernyataan untuk Tanggapan
respon Guru

Aspek No butir
Kelayakan materi 6
Kelayakan modul sebagai bahan ajar 5
Tampilan keseluruhan 4
Jumlah Total 15

Tabel 4.5.Rincian aspek penilaian dan banyak


butir pernyataan untuk Tanggapan
respon siswa

Aspek No Butir
Tampilan 6
Penyajian Materi 11
Manfaat 5
Jumlah Total 22

3) Pengembangan ( Development)
Tahap ketiga dari penelitian ini adalah Pengembangan ( Development) .
kegiatan yang di lakukan pada tahap ini yaitu :
a. Pengembangan modul

48
Pengembangan komponen modul ajar dinamika litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan. komponen modul seperti daftar isi,
glosarium,peta konsep,pendahuluan , kegiatan pembelajaran 1,
kegiatan pembelajaran 2, kegiatan pembelajaran 3, evaluasi, kunci
jawaban, dan daftar pustaka. Hasil pengembangan modul di sajikan
sebagai berikut.
1. Sampul
Sampul pada modul ajar geografi dinamika litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan terdiri dari 2 sampul yaitu
sampul depan dan sampul belakang . sampul bagian depan
memuat judul “ Modul dinamika litosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan “ ilustrasi gambar gunung, batuan dan
tanah dan nama penulis . sedangkan untuk sampul bagian
belakang memuat gambar ilustrasi yang sama dengan bagian
depan serta sekilas gambar materi dan nama universitas.

49
Gambar 4.2. Tampilan Sampul depan dan belakang Modul

50
2. Daftar Pustaka
Daftar isi di sajikan dengan memuat urutan judul pada setiap
kegiatan pembelajaran, daftar materi, beserta halamannya.
Adanya daftar isi ini di harapkan dapat membantu siswa
untuk mencari materi yang di inginkan secara cepat tanpa
harus mencari satu persatu. Tampilan daftar isi pada modul
yang di kembangkan di sajikan sebagai berikut :

Gambar 4.3. Tampilan Daftar Pustaka

51
3. Glosarium
Glasarium ini di sajikan dengan memuat istilah istilah
penting. Tampilan glosarium pada modul yang di
kembangkan di sajikan sebagai berikut :

Gambar 4.4. Tampilan glosarium

52
4. Peta konsep
Peta konsep ini menyajikan tentang pemetaan materi
dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan.
Tampilan peta konsep pada modul yang di kembangkan di
sajikan sebagai berikut :

Gambar 4.5. Tampilan peta konsep

53
5. Bagian isi modul
Modul yang di kembangkan terdiri dari 3 kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran 1 tentang lapisan
lapisan kulit bumi,kegiatan pembelajaran 2 tentang tenaga
geologi dan pengaruhnya terhadap kehidupan, dan kegiatan
pembelajaran 3 tentang dinamika pedosfer. Bagian isi ini
ada 3 bagian yaitu pendahuluan., penyajian dan penutup.
a. Pendahuluan
Pendahuluan pada modul yang di kembangkan
mencakup indentitas modul, kompotensi awal,deskripsi
singka materi,petunjuk penggunaan modul dan materi
pembelajaran. Tampilan dari masing - masing bagian
pendahuluan di sajikan sebagai berikut :

54
55
Gambar 4.6 Tampilan pendahuluan

b. Penyajian
Penyajian pada modul yang di kembangkan mencakup
tujuan pembelajan, urain materi,rangkuman,penugasaan
mandiri,latihan soal dan penilaian diri. Tampilan
bagian penyajian sebagai berikut :

56
Gambar 4.7. Tampilan tujuan pembelajaran dan urain materi

57
Gambar 4.8. Tampilan rangkumn dan penilaian mandiri

58
Gambar 4.9. Tampilan soal latihan dan penilaian diri

59
c. Penutup
Penutup pada modul yang di kembangkan mencakup
evaluasi, kunci jawaban dan daftar pustaka.

Table 4.6. Tampilan bagian penutup

Evaluasi
Merupakan tes yang di berikan setelah kegiatan belajar berakhir .
tes evaluasi ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan
peserta didik

Kunci jawaban
Kunci jawaban ini berfungsi sebagai umpan balik korektif bagi
siswa

60
Daftar pustaka
Kumpulan sumber - sumber informasi yang di gunakan dalam
penulisan modul ini

61
b. Validasi ahli
Modul yang di kembangkan kemudian di validasi oleh para ahli,
peneliti memilih dua validator yaitu Ibu Sunimbar S.Pd,.M.Pd.
sebagai ahli materi dan Bapak Muhammad Husein Hasan
S.Pd,.M.Pd. sebagai ahli media yang kedua merupakan dosen
program studi pendidikan geografi di universitas nusa cendana.
Tujuan dari validasi ini untuk mengetahui validitas dan
kelayakan dari modul yang di kembangkan. Hasil validasi dari
ahli materi dan ahli media menunjukan bahwa modul yang di
kembangkan dapat di gunakan di lapangan dengan revisi.
1. Ahli materi
2. Ahli media
Komentar : modul ini di simpan sebagai protopolife bahwa
kamu pernah menyusun modul
Saran : tambahkan Biodata Penulis

62
c. Revisi modul
1. Ahli media
Table 4.7. Tampilan Biodata Penulis

Sebelumnya tidak ada

4) Implementasi (implementation)
Tahap keempat dalam penelitian ini adalah implementasi. Pada tahap
ini di lakukan uji coba modul yang telah di validasi dan di revisi.
Peneliti melakukan Uji coba kepada salah satu guru geografi kelas X
dan siswa yang berjumlah 36 orang kemudian Mereka menggunakan
dan mengevaluasi produk tersebut dengan mengisi angket respon guru
dan siswa. uji coba ini di laksanakan secara offline. pada siswa di
laksanakan pada hari tanggal selasa 17 Mei 2022 dan uji coba kepada
salah satu guru geografi pada hari tanggal rabu 18 Mei 2022.
5) Evaluasi ( Evaluation)
1. Validitas Modul

63
Validitas pada modul yang di kembangkan berdasarkan hasil
yang di lakukan oleh para ahli(expert judgment). Validasi di
tinjau dari dari segi materi dan media . hasil penilain dari ahli
materi dan ahli media di sajikan sebagai berikut :
a. Hasil penilaian Ahli materi
Tabel 4.8 Penilaian ahli materi

N0 Aspek Nomor Butir Penilaian Skor


1 1 4
Aspek kelayakan 2 4
isi 3 4
4 4
5 4
6 4
7 4
8 4
9 4
10 4
11 4

12 4
Jumlah 12 48
2 13 4
Aspek Penyajian 14 4
15 4
16 4
17 4
18 4
19 4
20 4
Jumlah 8 32
3 Aspek Bahasa 21 4
22 4
23 4
24 4
25 4

64
26 4
27 4
28 4
29 4
Jumlah 9 45

pada tabel 4.8.telah di peroleh penilaian untuk setiapa aspek


kelayakan media dari validator. Selanjutnya penilaian tersebut di
ubah ke dalam presentase validitas dan di kelompokan sesuai
dengan aspek kriteria validitas media. Yang di jelaskan pada tabel
3.2.

Tabel 4.9. hasil penilaian validasi ahli materi

No Aspek Presentase Kriteria validasi


1. Aspek Kelayakan isi 80 % Layak
2. Aspek Penyajian 80 % Layak
3. Aspek bahasa 80% Layak
Rata – rata 80 % Layak

Berdasarkan tabel 4.9. Hasil penilaian ahli materi aspek


kelayakan isi di dapatkan presentase 80 %, aspek kelayakan
penyajian di dapatkan presentase 80 % dan Aspek bahasa di
dapatkan presentase 80 %. Dari ketiga aspek tersebut di dapat skor
rata rata yaitu sebesar 80 %. Oleh karena itu kriteria modul yang
di kembangkan dari ahli materi adalah Layak

65
b. Hasil penilaian ahli media

Tabel 4.10. Penilain ahli media

Nomor butir
No Aspek penilaian Skor
1 1 4
2 4
3 4
4 4
5 4
6 4
7 4
Aspek kelayakan
Kegrafikan 8 4
9 4
10 3
11 4
12 4
13 4
14 4
15 4
16 4
17 4
18 4

19 4
20 4

21 4
22 3
23 3
24 3
Jumlah Total 92

66
Pada tabel 4.10.telah di peroleh penilaian untuk setiapa
aspek kelayakan media dari validator. Selanjutnya penilaian
tersebut di ubah ke dalam presentase validitas dan di kelompokan
sesuai dengan aspek kriteria validitas media. Yang di jelaskan
pada tabel 3.2.

Tabel 4.11. hasil penilaian validasi ahli media

No Aspek Presentase Kriteria validasi


1 Kelayakan kegrafikan
77 % Layak

Berdasarkan tabel 4.11. Hasil penilaian validasi ahli


media pada aspek kelayakan kegrafikan di dapatkan
presentase validitas sebesar 77%. Oleh karena itu kriteria
modul yang di kembangkan dari segi media adalah layak.

67
2. Kepraktisan Modul
Kepraktisan pada modul yang di kembangkan di analisis
bedasarkan hasil kusioner respon Guru dan siswa.
Rekapitulasi presentase kusioner respon guru dan siswa
terhadap penggunaan modul berdasarkan di sajikan sebagai
berikut.
1. Hasil penilaian tanggapan Respon Guru

Tabel 4.12. penilaian tanggapan respon guru

Nomor butir
Aspek penilaian Skor
No
1 5
2 5
Materi
3 4
1
4 4
5 4

6 4

7 4

Kelayakan modul sebagai 8 4


2 bahan ajar 9 5
10 4
11 5

12 5
Tampilan keseluruhan
3 13 5
14 4
15 4
Jumlah Total 66

68
Pada tabel 4.12. telah di peroleh penilaian untuk setiapa
aspek dari tanggapan reson guru . Selanjutnya penilaian
tersebut di ubah ke dalam presentase validitas dan di
kelompokan sesuai dengan aspek kriteria validitas media.
Yang di jelaskan pada tabel 3.3

Tabel 4.13. hasil penilain respon guru

No Aspek Prensentase Kriteria validasi

1 Materi 86 % Sangat layak

2 Kelayakan modul Sangat layak


sebagai bahan ajar 88 %
3 Tampilan Sangat layak
keseluruhan 90 %
Rata – rata 88 % Sangat layak

Berdasarkan tabel 4.13. Hasil penilaian tanggapan


respon guru aspek kelayakan materi di dapatkan
presentase 86 %, aspek kelayakan modul sebagai bahan
ajar di dapatkan presentase 88 % dan Aspek tampilan
keseluruhan di dapatkan presentase 90 %. Dari ketiga aspek
tersebut di dapat skor rata rata yaitu sebesar 88 %. Oleh
karena itu kriteria modul yang di kembangkan dari
tanggapan respon guru adalah sangat layak.

2. Hasil tanggapan respon siswa


Tabel 4.14. tanggapan respon siswa

No Nama Jumlah Skor

1 Aggela Wakano 100

2 Alexandra I.G. Soares 101

69
3 Aril I. Koten 101

4 Arsenius S. King 101

5 Carles Nino 100

6 cartika Tuwan 100

7 Charlina S. Mano 90

8 Cristian Amutoda 99

9 Dediyanus hano 90

10 Derly Tangmau 99

11 Delvi A. Tualaka 97

12 Fandi Mansur 101

13 Fransiskus Meko 96

14 Gasella N. Kore 101

15 Isabela E. Mauleti 102

16 Janwas Kaseh 95

17 jasmin Benu 100

18 Jeri Fano 97

19 Jini A. Tusalakti 96

20 Karin Taek 92

21 Kristania Saman 90

22 Laurena Citra 102

23 Ludovico R.C. 100

24 Maria E.L. Lembey 102

25 Marvinandra A. Malo 98

26 Nazwa A. Salmin 94

27 Netrid Diez 79

28 Quizal Tanamai 103

29 Ragid W. P. Rosadi 91

30 Raymond Fanggidae 90

31 Riska N. N. Sumardi 92

70
32 Steven O. Sumargo 96

33 Shalom M. Putri 103

34 Tania A. Pandhu 100

35 Varel 87

36 Yohanes Lamablawa 89

Jumlah Total 3474

pada tabel 4.14.telah di peroleh penilaian untuk setiapa


aspek dari tanggapan reson siswa . Selanjutnya penilaian
tersebut di ubah ke dalam presentase validitas dan di
kelompokan sesuai dengan aspek kriteria validitas repon
siswa . Yang di jelaskan pada tabel 3.3

Tabel 4.15. hasil penilaian tanggapan respon siswa

Jumlah Skor Presentase Kriteria Validitasi


3474 87 % Sangat Layak

Berdasarkan tabel 4.15.Hasil penilaian tanggapan


respon siswa di dapatkan presentase validitas sebesar 87%.
Oleh karena itu kriteria modul yang di kembangkan dari
tanggapan respon siswa adalah sangat layak.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1. Perubahan kurikulum di SMA Negeri 5 Kupang terhadap modul ajar


geografi
Dalam perkembangannya kurikulum pendidikam di SMA Negeri 5 kupang telah
mengalami beberapa kali perubahan mulai berdirinya pada tahun 1991 Khususnya
mulai diterapkannya Kurikulum 1994, Kurikulum 1997, Kurikulum Berbasis

71
Kompetensi (2004-2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dan
Kurikulum 2013 (K13 hingga saat ini Kurilum sekoah penggerak . Sejak tahun
2014, mulai diterapkannya kurikulum berbasis tiga aspek penilaian yang terdiri dari
aspek pengetahuan, aspek ketrampilan dan aspek sikap, kurikulum tersebut
bernama kurikulum 2013. Akan tetapi, pengimplementasian kurikulum 2013
tersebut menuai adanya pro dan kontra sehingga pengimplementasian tersebut
menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan. Salah satunya adalah terkait
dengan tiga aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana kurikulum 2013 lebih
berfokus kepada proses peserta didik itu sendiri. Kurikulum Program Sekolah
Penggerak adalah Program Merdeka Belajar yang di luncurkan Mentri Pendidikan,
Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi Nadiem Makarim Pada 1 Februari 2021.
Program ini di mulai pada tahun ajaran 2021/2022 di 2.500 sekolah yang tersebar di
34 provinsi dan 111 Kabupaten/ Kota. Salah satu sekolah di kota kupang yang
menerapkan kurikulum sekolah pengerak yaitu SMA Negeri 5 Kupang. Program
Sekolah Pengerak Adalah Untuk Mendorong proses Transformasi satuan
pendidikan agar dapat meningkatkan capain hasil belajar peserta didik secara
holistic baik dari aspek Kompotensi kognitif ( literasi dan numeric maupun non
kognitif ( Karakter ) untuk mewujudkan profil pancasila. Surat Keputusan Mentri
Pendidikan, kebudayaan Ristek, dan Teknologi Nomor 162 Tahun 2021 menjadi
dasar hukum pelaksanaan Program Sekolah Pengerak (PSP).Program sekolah
pengerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistic yang
mencakup mencakup kompotensi dan karakter yang di awali dengan SDM yang
unggul ( Kepala Sekolah dan Guru ). Secara umum, Program Sekolah Penggerak
bertujuan untuk mendorong proses transformasi satuan pendidikan agar dapat
meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistic baik dari aspek
kompetensi kognitif maupun non-kognitif (karakter) dalam rangka mewujudkan
profil pelajar Pancasila. Transformasi yang diharapkan tidak hanya terbatas pada
satuan pendidikan, melainkan dapat memicu terciptanya ekosistem perubahan dan
gotong royong di tingkat daerah dan nasional sehingga perubahan yang terjadi
dapat meluas dan terlembaga Kurikulum SMA pada SMA pelaksana Program

72
Sekolah Penggerak ini mengalami perubahan yang cukup signifikan dibandingkan
dengan Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil kusioner terbuka yang peneliti bagikan kepada 2 orang guru
geografi di SMA Negeri 5 Kupang menyatakan bahwa kurikum yang di gunakan
pada sekolah menengah atas 5 kupang adalah kurikulum sekolah penggerak
khususnya pada kelas X namun belum ada penjurusan sehingga mata pelajaran
yang di peroleh masih sama dengan mata pelajaran di SMP. Modul ajar adalah
sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk,dan pedoman yang dirancang
secara sistematis dan menarik. Pada setiap ajaran baru melakukan perubahan modul
sesuai dengan kondisi peserta didik namun tidak hanya revisi dan pengembangan
modul ajar. Pengembangan modul ajar itu di komunikasi dengan bidang studi dan
guru, modul ajar di gunakan juga pada peserta didik. materi yang ada pada modul
adalah materi pengetahuan pengetahuan baru. pengembangan modul ajar di sekolah
menengah atas negeri 5 kupang modul ajarnya berbasis kurikulum dalam
pengembangan modul ajar geografi menggunakan kaidah - kaidah atau aturan
kemedikbudristek.
5.2. Pengembangan Modul Ajar Geografi

Proses pengembangan modul ajar materi dinamika litosfer dan dampaknya

terhadap kehidupan untuk kelas X SMA Negeri 5 Kupang dilakukan dengan model

pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan yaitu .

A. Tahap analisis (analysis)

Pengembangan modul ini terdiri dari beberapa tahap yaitu Analisis sumber
belajar, kurikulum dan materi.tahap analisis sumbe belajar yang di gunakan
di SMA 5 Negeri kupang modul pembelajaran yang di gunakan adalah
modul konvensional.Berharap ada modul pembelajaran yang memiliki
inovasi baru agar dapat memudahkan guru dan siswa dalam menyampaikan
dan memahami materi pembelajaran Serta agar siswa tidak mengalami
kejenuhan dan bosan dalam proses belajar. Tahap analisis kurikulum yaitu
kurikulum yang di gunakan Kurikulum sekolah penggerak. Tahap analisis

73
materi yaitu Menurut Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 pasal 43 ayat 2
menyatakan bahwa modul pembelajaran yang valid harus memuat empat
aspek kelayakan yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikaan.
Dan, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh informasi bahwa
modul yang digunakan memiliki beberapa kekurangan yaitu berdasarkan
aspek kelayakan isi memuat materi sangat ringkas, belum menunjukkan
adanya kajian atau permasalahan pada modul membangkitkan motivasi
peserta didik, konsep materi dan gambar yang ada belum
meningkatkan daya ingat siswa.
B. Tahap perancangan (design)
Tahap perancangan di lakukan untuk menyiapkan rancangan modul. Tahap
ini di di awali dengan membuat kerangka modul yakni merancang model
modul atau fisik modul agar lebih menarik dan memotivasi siswa agar untuk
mempelajari modul yang di kembangkan. Tahap penentuan buku refrensi atau
buku rujuk yakni mengambil berbagai sumber baik itu dari buku maupun
dari internet. Tahap menyusun instrumen penilaian modul yakni untuk dapat
mengetahui pendapat atau masukan dari ahli materi dan media serta
tanggapan respon guru dan siswa.Hasil dari modul ajar materi dinamika
litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan, yang nantinya akan di perbaiki
dan di sempurnakan pada tahap pengembngan( develop).
C. Tahap pengembangan (development)
Pada tahap ini mengembangkan modul yakni tahap awal Pengembangan
rancangan produk dilakukan berdasarkan rancangan yang telah disusun dalam
tahap desain. Langkah-langkah pada tahapan ini antara lain yaitu pembuatan
gambar ilustrasi, , pengetikan, pengeditan, dan lain-lain. Tahap Validasi dari
validator hasil validasi dari validator untuk mendapatkan masukan terkait
modul yang di kembamgkan selanjutnya di lakukan revisi 1 untuk
menghasilkan modul yang baik untuk di ujicobakan pada guru dan siswa di
SMA 5 Negeri Kupang.
D. Tahap implementasi (implementation)

74
pada tahap ini di lakukan uji coba pada salah satu guru geografi dan 36 siswa
kelas X A SMA Negeri 5 Kupang. Uji coba untuk mendapatkan tanggapan
respon guru dan siswa terkait modul yang di kembangkan.
E. Tahap evaluasi atau penilaian terhadap modul .
Hasil evaluasi didapatkan melalui tanggapan respon guru dan siswa dari
kuesioner yang telah dibagikan kepada guru dan siswa dan evaluasi ini
digunakan sebagai sarana perbaikan. Evaluasi juga bertujuan untuk
menganalisis validitas dan kepraktisan modul. Tahap Evaluasi ini Penilaian
hasil pengembangan modul pada penelitian ini ditentukan oleh dua kriteria
yaitu validity (validitas), dan practicality (kepraktisan). Berdasarkan penilaian
ahli materi yang ditinjau dari aspek kelayakan isi, penyajian, dan bahasa
diperoleh hasil rata-rata sebesar 80% dengan kriteria Layak Selanjutnya
penilain ahli media diperoleh hasil rata-rata sebesar 77 % dengan kriteria
Layak. Dengan demikian modul yang telah dikembangkan ditinjau dari segi
materi dan media tergolong atau dapat dikatakan modul layak digunakan
dengan revisi. Selain itu, kepraktisan modul diketahui dari hasil kuesioner
respon guru dan siswa. Berdasarkan kuesioner tanggapan respon guru dan
siswa. Tanggapan Respon guru yang ditinjau dari aspek materi, kelayakan
modul sebagai bahan ajar dan tampilan keseluruhan diperoleh rata-rata
sebesar 88% dengan kriteria sangat layak.. Selanjutnya untuk tanggapan
respon siswa yang ditinjau dari aspek tampilan, penyajian materi , dan
manfaat diperoleh rata-rata sebesar 87% dengan kriteria sangat layak.

BAB VI PENUTUP

6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan:
1. Perubahan Kurikulum di SMA Negeri 5 Kupang Terhadap Modul ajar

75
Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun, banyak berganti.di SMA Negeri 5
Kupang dari berdirinya , pengimplementasian kurikulum telah mengalami
berbagai perubahan hingga sampai saat ini. Pada setiap ajaran baru
melakukan perubahan modul sesuai dengan kondisi peserta didik namun
tidak hanya revisi dan pengembangan modul ajar. Pengembangan modul ajar
itu di komunikasi dengan bidang studi dan guru, modul ajar di gunakan juga
pada peserta didik. materi yang ada pada modul adalah materi pengetahuan
pengetahuan baru. pengembangan modul ajar di sekolah menengah atas
negeri 5 kupang modul ajarnya berbasis kurikulum dalam pengembangan
modul ajar geografi menggunakan kaidah - kaidah atau aturan
kemedikbudristek
2. Pengembangan modul ajar geografi layak digunakan sebagai bahan ajar mata
pelajaran geografi kelas X materi Dinamika litosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan . Hal tersebut, berdasarkan penilaian kelayakan oleh ahli materi
80 % dan Ahli media dengan presentase 77 % dan dengan kriteria layak.
Berdasarkan analisis tanggapan respon guru yaitu memperoleh presentase
sebesar 88 % dengan kriteria “sangat layak”, sedangkan hasil analisis dari
tanggapan respon siswa 87% dengan kriteria “sangat layak”. Maka modul
Sangat layak diterapkan dalam proses pembelajaran kelas X khususnya pada
materi dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan.
6.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian berkaitan dengan pengembangan modul ajar
geografi materi dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan , peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Bagi guru modul ini bisa menjadi salah satu referensi bahan ajar yang dapat
digunakan untuk memberikan tugas dan latihan kepada siswa secara mandiri.
Selain itu modul ini juga dapat digunakan guru untuk mengetahui
pemahaman siswa pada materi dinamika litosfer dan dampaknya terhadap
kehidupa.Apabila materi yang terdapat pada modul belum pernah
disampaikan kepada siswa maka sebaiknya guru dapat menjelaskannya
terlebih dahulu agar siswa dapat menerima materi pada modul dengan baik.

76
2. Bagi Guru
Bagi guru mata pelajaran Geografi hendaknya dapat mengembangkan sendiri
modul dan Alat peraga yang nantinya digunakan dalam pembelajaran agar
kemampuan siswa dalam aktivita belajar, keterampilan siswa, dan hasil
belajarnya dapat meningkat selain itu juga akan dapat meningkatkan daya
berfikir kritis siswa.

DAFTAR RUJUKAN
Ahmad Rivai &Nana Sudjana, (2013). Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya).Bandung : Sinar Baru Algensindo.

77
Andi Prastowo,(2015) ,Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif.Yogyakarta : Diva Press.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Daryanto,2013. Menyusun Modul Bahan Ajar Persiapan Guru Dalam
Mengajar ,Yogyakarta : Gava Media.
Hernawan, Asep Herry. 2012. „Teknik Penyusunan Modul Pelatihan‟ Pdf
Document. Program Studi Teknologi Pendidikan FIP: UPI
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 162 /2021Tentang Program Sekolah Penggerak.
Maryati ,S.,Hardila,H.,dan Lihawa,F. Pengembangan Modul Pembelajaran
Geografi Berbasis Pendekatan Saintifik. JPG ( jurnal Pendidikan Geografi)
Pamungkas,Bella Theo Tomi (2018). Pengembangan Bahan Ajar Sand Dune
Berbentuk CD Interaktif Untuk Studi Lapangan Geografi Siswa
SMA.S2,thesis,UNY.
Prasetyo,Agil Dian. 2013. Pengembangan Modul Dan Mnajemen Bencana
Berbantuan CD Interaktif Sebagai Bahan Ajar Geografi di SMA Negeri
Kabupaten Kendal. Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Semarang.
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 pasal 43 ayat 2 tentang modul
pembelajaran.
Purwanto.(2007). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan Pengembangan dan
Pemanfaatan.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Rusman, (2017) Belajar dan Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses
Pendidikan . Kencana.
Santriani,E.(2018).Pengembangan Modul Pembelajaran Geografi Berbasis
Kurikulum 2013 pada Materi Litosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
Untuk SMA Kelas X. jurnal Kapita Selekta Geografi.
Sari,D.M. Widodo,S., & Utami, D. (2019).Pengembangan Modul Materi
Pengetahuan Dasar Geografi Kelas X Tahun 2019. JPG ( Jurnal Penelitian
Geografi.

78
Sudjana,N.(2013). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumaatmaadja,Nursid. 2001 Pembelajaran Geografi. Jakarta: Bumi. Aksara
Suyono & Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung PT
Tjiptiany,Endang Novita, Abdur Rahman As’ari,and Makbul M uksar.
“Pengembangan modul pembelajaran matematika dengan pendekatan inkuiri
untuk membantu siswa SMA kelas X dalam memahami materi peluang “.jurnal
pendidikan: Teori,penelitian dan pengembangan,1(10),1938-1942.
Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Vembriarto. (1985). Pengantar pengajaran modul. Yogyakarta: Yayasan
Pendidikan Parami.

L
79
A
M
P
I
R
A
N

LAMPIRAN 1
SURAT PELAKSANA PENELITIAN
1. Surat Ijin Penelitian

80
2. Surat Selesai Penelitian

81
82
LAMPIRAN 2

KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN


1. Ahli Materi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JL. Adisucipto-PenfuiKupang, 85001,NTT,Telp,( 0380)-88639

LEMBAR VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL AJAR GEOGRAFI


KELAS X KURIKULUM SEKOLAH PENGGERAK MATERI
DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
DI SMA 5 KUPANG

UNTUK AHLI MATERI

Judul produk : Pengembangan Modul Ajar Geografi Kelas X Kurikulum Sekolah


Penggerak Materi Dinamika Litosfer Dan Dampaknya Terhadap
Di SMA 5 Kupang

Mata pelajaran : Geografi kelas X

Materi Pokok : Dinamika litosfer dan dampaknya terhadapnya terhadap kehidupan

Sasaran Produk : Siswa Kelas X Semester 2 Tahun Ajaran 2021/2022

Peneliti : Eman Umbu Siwa Jurumana

Bapak/ Ibu yang Terhormat,


Saya memohon bantuan Ibu untuk mengisi Validasi ini. Validasi ini ditujukan
untuk mengetahui pendapat Ibu tentang “ Modul ajar Geografi kelas X Materi
Dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan”Aspek penilaian materi
modul ini dari komponen penilaian aspek kelayakan isi, penyajian dan
penilaian bahasa. Penilaian, saran dan koreksi dari Ibu akan sangat bermanfaat

83
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas modul ini. Atas perhatian dan
kesediaannya untuk mengisi Validasi ini, saya ucapkan terima kasih.

A. Petunjuk Pengisian
1. silakan tanda check () pada kolom yang Ibu anggap sesuai dengan
aspek penilaian yang ada.
2. Kriteria Penilaian
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
KS : Kurang sesuai
TS : Tidak sesuai
STS: Sangat tidak Sesuai
B. Aspek Penilaian
1) Aspek Kelayakan Isi

Alternatif Pilihan
Indikator Butir Penilaian 5 4 3 2 1
Penilaian SS S KS TS STS
A. Kesesuaian 1. Kelengkapan
materi
Materi
2. Keluasan Materi
dengan
3. Kedalaman
kompotensi
Materi
inti
B. Keakuratan 4. Keakuratan
konsep dan
Materi definisi
5. Keakuratan fakta
dan data
6. Keakuratan
contoh
7. Keakuratan
istilah
8. Keakuratan
notasi, simbol,
dan ikon
9. Keakuratan
gambar,

84
diagram dan
ilustrasi.
10. Keakuratan
acuan pustaka.
I. Kemutakhir 11. Kesesuaian
materi dengan
an materi
perkembangan
ilmu

12. Kemutakhiran
pustaka

2) Aspek Penyajian

Alternatif Pilihan
Indikator Penilaian Butirr Penilaian 5 4 3 2 1
SS S SK TS STS
A. Teknik Penyajian 1. Keruntutan penyajian
B. Pendukung 2. Soal latihan pada setiap
akhir kegiatan belajar.
Peyajian
3. Contoh-contoh soal
dalam setiap kegiatan
belajar
4. Kunci jawaban soal
latihan
5. Glosarium.

6. Daftar Pustaka

7. Rangkuman
G. Penyajian 8. Keterlibatan Peserta
Pembelajaran

3) Penilaian Bahasa

Alternatif Pilihan
Indikator Penilaian Butir Penilaian SS S KS TS STS

85
A. Lugas 1. Ketepatan struktur kalimat.
2. Keefektifan Kalimat
3. Kebakuan Istilah
D. Komunikatif 4. Keterbacaan Pesan
5. Ketepatan penggunaan
kaidah bahasa
F. Dialogis dan 6. Kemampuan memotivasi
pesan atau informasi.
interaktif
7. Kemampuan mendorong
berpikir kritis.

D.Penggunaan 8. Konsistensi penggunaan


istilah, symbol istilah.
dan ikon 9. Konsistensi penggunaan
simbol atau ikon

C. Komentar dan saran

D. Kesimpulan
Modul ajar materi dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
ini dinyatakan:
1. Layak digunakan di lapangan tanpa ada revisi.
2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi
3. Tidak layak digunakan di lapangan

Lingkari salah satu

Kupang 2022

Ahli Materi

86
Sunimbar, S,Pd., M.Pd.
NIP. 19890101 201903 2 025

2. Ahli Media

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JL. Adisucipto-PenfuiKupang, 85001,NTT,Telp,( 0380)-
88639

87
LEMBAR VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL AJAR GEOGRAFI
KELAS X KURIKULUM SEKOLAH PENGGERAK MATERI
DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
DI SMA 5 KUPANG

UNTUK AHLI MEDIA

Judul produk : Pengembangan Modul Ajar Geografi Kelas X Kurikulum Sekolah


Penggerak Materi Dinamika Litosfer Dan Dampaknya
Terhadap Di Sma 5 Kupang

Mata pelajaran : Geografi kelas X

Materi Pokok : Dinamika litosfer dan dampaknya terhadapnya terhadap


kehidupan

Sasaran Produk : Siswa Kelas X Semester 2 Tahun Ajaran 2021/2022

Peneliti : Eman Umbu Siwa Jurumana

Bapak/ Ibu yang Terhormat,


Saya memohon bantuan Bapak untuk mengisi Validasi ini. Validasi ini
ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak tentang “ Modul ajar Geografi
kelas X Materi Dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan” Aspek
penilaian modul ini dari komponen penilaian aspek kelayakan kegrafikan.
Penilaian, saran dan koreksi dari Bapak akan sangat bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas modul ini. Atas perhatian dan
kesediaannya untuk mengisi Validasi ini, saya ucapkan terima kasih.

A. Petunjuk Pengisian
1. silah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap sesuai
dengan
aspek penilaian yang ada.
2. Kriteria Penilaian

88
SS : Sangat Sesuai ( Bobot 5)
S : Sesuai ( Bobot 4)
KS : Kurang sesuai ( Bobot 3)
TS : Tidak sesuai ( Bobot 2)
STS: Sangat tidak SesuaI ( Bobot 1)
B. Aspek Penilaian
Aspek Kelayakan Kegrafikan.

Indikator Butir Penilaian Alternatif Komentar


Penilaian 5 4 3 2 1
SS S KS TS STS
A. Ukuran Ukuran Fisik Modul
Modul
1. Kesesuaian ukuran
modul dengan
standar
ISO.

3. Kesesuaian ukuran
dengan materi isi
modul

C. Desain Tata Letak Kulit Modul


Sampul
4. Penampilan unsur
Modul
tata letak pada
( Cover)
sampul muka,
belakang dan
punggung secara
harmonis memiliki
irama dan kesatuan
(unity) serta

89
konsisten
5. Komposisi dan
ukuran unsur tata
letak (judul,
pengarang, ilustrasi,
logo, dll)
proporsional,
seimbang dan
seirama dengan tata
letak isi (sesuai pola).
6. Warna unsur tata letak
harmonis dan
memperjelas fungsi.

Huruf yang di gunakan


menarik dan mudah di baca

7. Warna judul modul


kontras dengan
warna latar belakang

8. Tidak menggunakan
terlalu banyak
kombinasi jenis huruf

9. Ukuran huruf judul


modul
lebih dominan dan
proporsional
dibandingkan ukuran

90
modul , nama
pengarang
Ilustrasi Sampul Modul
10. Menggambarkan
isi/materi ajar dan
mengungkapkan
karakter objek
11. Bentuk, warna,
ukuran, proporsi
obyek sesuai dengan
realitas
C, Desain Isi Konsistensi Tata Letak
Modul 12. Pemisahan antar
paragraf jelas

Unsur Tata Letak


Harmonis
13. Bidang cetak dan
marjin proporsional

Unsur tata letak


Lengkap
14. Penempatan judul
kegiatan belajar, sub
judul kegiatan
belajar, dan angka
halaman/folio tidak
mengganggu
pemahaman

91
15. Penempatan ilustrasi
dan keterangan
gambar (caption)
tidak mengganggu
pemahaman

Tata letak mempercepat


pemahaman
16. Penempatan hiasan/
ilustrasi sebagai latar
belakang tidak
mengganggu judul,
teks, angka halaman

Tipografi Isi Buku Sederhana

17. Tidak menggunakan


terlalu banyak jenis
huruf
18. Penggunaan variasi
huruf (bold, italic, all
capital, small
capital) tidak
berlebihan.

Tipografi Mudah di baca


19. Spasi antar huruf
(kerning) normal
Tipografi Isi Modul
Memudahkan Pemahaman
20. Jenjang/ hierarki

92
judul judul jelas,
konsisten
dan proporsional
21. Tanda pemotongan
kata.
Ilustrasi Isi Modul
22. Mampu mengungkap
makna/ arti dari
objek.
23. Bentuk akurat dan
proporsional sesuai
dengan kenyataan
24. Penyajian
keseluruhan
ilustrasi serasi
25. Kreatif dan dinamis

C. Komentar dan saran

D. Kesimpulan
Modul ajar materi dinamika litosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan ini dinyatakan:
1. Layak digunakan di lapangan tanpa ada revisi.
2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi
3. Tidak layak digunakan di lapangan
Lingkari salah satu

Kupang 2022

Ahli Media

93
Muhammad Husein Hasan,S,Pd,.M.Pd
NIP. 19880602 201903 1 012

LAMPIRAN 3

HASIL VALIDASI

1. Ahli Materi

94
2. Ahli media

95
96
97
98
99
100
101
102
LAMPIRAN 4
TANGGAPAN RESPON GURU DAN SISWA
1. Tanggapan respon guru

103
104
105
2. Hasil Rekapitulasi Tanggapan respon siswa

106
LAMPIRAN 5. DOKUMENTASI

107

Anda mungkin juga menyukai