Anda di halaman 1dari 231

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN


PERHATIAN SISWA PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI SMP YMJ CIPUTAT
(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolahan YMJ Ciputat )

Skripsi

(Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah d an Keguruaan Untuk Memenuhi


Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Pendidikan S.Pd )

Disusun Oleh:

Dina Murdliah
NIM : 105017000455

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Make A


Match untuk Meningkatkan Perhatian Siswa pada Pembelajaran Matematika “ telah
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Sabtu, Tanggal 4
September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Matematika.

Jakarta, 4 September 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal dan Tanda Tangan

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika


Maifalinda Fatra, M.Pd (………..…...……) (….….………….)
NIP. I9700528 199603 2 002

Penguji I
Dra. Afidah Masud, M.Pd (……………..…...) (….……………..)
NIP.

Penguji II
Firdausi, M.Pd (………..…...……) (….….………….)
NIP. 150 368 737

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA


NIP.19571005 198703 1 003
ABSTRAK

DINA MURDLIAH (105017000455), ”Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Metode Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian Siswa pada
Pembelajaran Matematika ”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Agustus 2010.

Tujuan penelitian ini adalah:1) untuk mengetahui apakah melalui penerapan


model pembelajaran kooperatif metode make a match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika . 2) Mengetahui respon siswa terhadap
penerapan metode make a match. 3) Mengetahui peningkatan perhatian siswa
melalui penerapan metode make a match. 4) Mengetahui peningkatan hasil belajar
matematika siswa melalui penerapan metode make a match.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar
observasi perhatian siswa, wawancara, dokumentasi dan tes hasil belajar setiap
akhir siklus.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran


kooperatif metode make a match dapat meningkatkan perhatian siswa, dan
meningkatkan hasil belajar matematika pada pembelajaran matematika.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam
semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam yang diutusNya untuk member i petunjuk kepada umat manusia
ke jalan yang lurus, penyebar kedamaian dan ketentraman ke seluruh pelosok
negeri. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Matematika pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan K eguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis san gat
terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak
sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam -dalamnya, kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, selaku pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika .
6. Bapak M Dhofier, selaku Guru kolaborator, yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian berlangsung.
7. Ayahanda tercinta (Alm. Bapak Imam Thohawi ) dan ibunda tercinta
(Muntamah) yang senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada penulis
dalam menyelesaikan kuliah, dan yang selalu memberikan petunjuk dan

ii
makna hidup kepada Penulis. Mudah-mudahan Allah membalas semua
kebaikan beliau. I Love You Mom.
8. Saudara tercinta (Bibit Choiridah, Nur Imamah, Lulu Atul Mahsusoh, M syafi’
Subakti Kurniawan) yang selalu m emberikan doa, dukungan moril, dan
materi. Mudah-mudahan Allah membalas semua kebaikan yang sudah
diberikan kepada saya.
9. Untuk Kaka’qu Moh Fauzi Ibrahim yang selalu memberi support dan motivasi
selama penulis menyelesaikan skripsi. Terimakasih atas semu a kenangan
indah selama kita bersama, mudah -mudahan Allah meridhoi hubungan baik
kita.
10. Saudara seperjuanganku Joelia tul Azizah dan Nurul Mudrika, terimakasih atas
semua kenangan yang indah selama kita bersama. S erta seluruh teman-teman
ku tercinta, Mas’udah, Zahro, Ni’em, Nurhayati, serta keluarga besar NKRI.
11. Siswa dan siswi kelas VII-B YMJ Ciputat Kota Tangerang Selatan, yang telah
bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.
12. Mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan matematika an gkatan 2005,
khususnya kelas B, semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah
untuk menggapai kesuksesan dimasa mendatang.
Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik
yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan -
kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu
pengetahuan. Amin.
Jakarta, Agustus 2010
Penulis

Dina Murdliah

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................... 4
C. Perumusan Masalah Penelitian ................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL


INTERVENSI TINDAKAN .......................................................... 6
A. Pembelajaran Matematika ........................................................... 6
1. Pengertian Belajar ................................................................. 6
2. Pengertian Pembelajaran Matematika ................................... 7
B. Perhatian Siswa dalam Pembelajaran Matematika ..................... 13
1. Pengertian Perhatian............................................................. 14
2. Teori Perhatian ...................................................................... 16
3. Macam-macam Perhatian ...................................................... 17
4. Tahapan-tahapan Perhatian ................................................... 19
5. Hal-hal yang Menarik Perhatian ........................................... 20
6. Hal-hal yang Berhubungan dengan Perhatian
dalam Praktek Pendidikan dan Pengajaran ........................... 22
C. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

iv
(Cooperative Learning) ............................................................. 23
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning) ........................................................ 23
2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ......................................... 24
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif .......................................... 25
4. Model Pembelajaran Koopertif Metode Make A Match ...... 27
a. Sejarah singkat metode make a match ............................ 27
b. Aturan main metode make a match................................. 27
D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ............................ 29
E. Hipotesis Tindakan...................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 31


A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 31
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan .................... 31
C. Subjek penelitian ......................................................................... 35
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................. 35
E. Tahapan Perencanaan Tindakan .................................................. 35
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................... 39
G. Data dan Sumber Data ................................................................ 43
H. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 44
I. Instrumen-Instrumen Penelitian .................................................. 45
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ( Trusworthinees)
Study ........................................................................................... 45
K. Analisis Data ............................................................................... 46
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................................... 47

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN


TEMUAN PENELITIAN ............................................................... 48
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ............................................... 48
1. Siklus I .................................................................................. 50
2. Siklus II ................................................................................. 63

v
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 72
C. Analisis Data ............................................................................... 73
D. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................. 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 80


A. Kesimpulan ................................................................................. 80
B. Saran............................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 84

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian............................................................................ 31


Tabel 2 Rekapitulasi Persentase Perhatian Siswa Pada
Pembelajaran Siklus I..................................................................... 57
Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus I ..................... 60
Tabel 4 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika
Akhir Siklus I ................................................................................. 60
Tabel 5 Rekapitulasi Persentase Perhatian Siswa Pada
Pembelajaran Siklus II ................................................................... 67
Tabel 6 Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus II ............................. 70
Tabel 7 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika
Akhir Siklus II................................................................................ 70
Tabel 8 Rekapitulasi Persentase Perhatian Siswa
Siklus I dan II ................................................................................ 74
Tabel 9 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa .................... 75
Tabel 14 Rekapitulasi Kriteria Keberhasilan ................................................ 76

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Aktifitas siswa mengerjakan soal kuis pada


pertemuan pertama ................................................................... 52
Gambar 2 Beberapa siswa yang jarang mau memperhatikan
penjelasan guru yang duduk di pojok ...................................... 53
Gambar 3 Aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus I .......................... 57
Gambar 4 Bentuk kartu make a match pada pertemuan ke-2 siklus II ..... 65
Gambar 5 Aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus II ......................... 67

viii
DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Alur Prosedur Pelaksanaan PTK .............................................. 34


Bagan 2 Desain Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ............................ 37

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 Hasil Lembar Observasi Perhatian Siswa pra Penelitian,
Siklus I dan II
Lampiran 4 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru
(pra penelitian)
Lampiran 5 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa
(pra penelitian)
Lampiran 6 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru (siklus I)
Lampiran 7 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa (siklus I )
Lampiran 8 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru (siklus II)
Lampiran 9 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa (siklus II)
Lampiran 10 Lembar Catatan Kegiatan Penelitian
Lampiran 11 Kisi-kisi Istrumen observasi perhatian siswa
(pra penelitian)
Lampiran 12 Kisi-kisi Istrumen observasi perhatian siswa
Siklus I dan II
Lampiran 13 Lembar Observasi Perhatian Siswa (pra penelitian)
Lampiran 14 Lembar Observasi Perhatian Siswa Siklus I dan II
Lampiran 15 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 16 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 17 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 18 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 19 Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 20 Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa Tes Siklus I dan II
Lampiran 22 Hasil Refleksi Siklus I
Lampiran 23 Hasil Wawancara Pra Peneltian dengan Guru
Lampiran 24 Hasil Wawancara Pra Penelitian dengan Siswa

x
Lampiran 25 Hasil Wawancara setelah Siklus I dengan Guru
Lampiran 26 Hasil Wawancara setelah Siklus I dengan Siswa
Lampiran 27 Hasil Wawancara setelah Siklus II dengan Guru
Lampiran 28 Hasil Wawancara setelah Siklus II dengan Siswa
Lampiran 29 Form Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 30 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 31 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 32 Surat Permohonan Izin Penelitian

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akal pikiran merupakan kelebihan luar biasa yang dimiliki manusia, dan tidak
dimiliki oleh mahluk lainnya. Dengan akal pikiran, manusia mampu menjadikan
dirinya sebagai khalifah yang secara lahir dan batin memilki tanggung jawab,
untuk mengembangkan dan melestarikan alam semesta sebagai tempat dan teman
hidup manusia di bumi. Dengan akal pula manusia dapat membekali dirinya
dengan keilmuan yang secara bertahap mengalami perkembangan yang sangat
luas. Pengetahuan yang diperoleh manusia dapat dikonstruks i dengan beberapa
pengembangan, baik melalui pengalaman maupun dengan pendidikan. Seperti
yang diterangkan dalam (Q.S Al An’am: 165)

ٍ‫وَھُﻮَ اﻟﱠﺬِيْ ﺟَﻌَﻠَﻜُﻢْ ﺧَﻼَﺋِﻒَ اْﻻَرْضِ وَرَﻓَﻊَ ﺑَﻌْﻀَﻜُﻢْ ﻓَﻮْقَ ﺑَﻌْﺾٍ دَرَﺟَﺎت‬
ٌ‫ﻟِﯿَﺒْﻠُﻮَﻛُﻢْ ﻓِﻲْ ﻣَﺎ اَﺗَﺎﻛُﻢْ إِنﱠ رَﺑﱠﻜُﻢْ ﺳَﺮِﯾْﻊُ اْﻟﻌِﻘَﺎبِ وَإِﻧّﮫُ ﻟَﻐَﻔُﻮْرٌ رَﺣِﯿْﻢ‬
“Dan Dia-lah yang menjadikanmu sebagai Khalifah -khalifah di bumi dan
mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang l ain, untuk mengujimu
atas(karunia) yang diberikan -Nya kepadamu, sesungguhnya tuhanmu sangat
cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia maha pengampun, maha penyayang ”.1
Pendidikan yang berlangsung di sekolah, terlihat jelas dalam proses
pembelajaran, yang dikenal sebagai kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan . Belajar bukan
mengingat tetapi mengalami. Sedangkan mengaja r adalah proses membimbing
kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan
belajar murid dan guru hanya membimbing. ”2 Dari pernyataan di atas, dapat
dimengerti bahwa dalam pembelajaran, terdapat dua proses yaitu proses mengajar
oleh guru dan belajar yang dilakukan oleh siswa.

1
Depag RI, Al Hikmah AlQuran dan Terjemah , (Bandung: Diponegoro, 2007)
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 27

1
2

Dalam interaksi pembelajaran, baik secara formal maupun non formal, sering
terdapat problem dan kendala yang secara substansial dapat mempengaruhi
konsentrasi guru dalam menyampaikan materi, itu disebabkan karena kurangnya
perhatian siswa dalam belajar. Apalagi ketika mata pelajaran yang dihadapi
tergolong sulit serta membutuhkan konsentrasi dan stimulasi belajar yang t inggi.
Hambatan atau kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa dapat menyebabkan
kurang maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal
tersebut merupakan persolan pembelajaran (pendidikan) yang perlu segera
dicarikan jalan keluarnya, misalnya matematika, yang selalu menjadi mata
pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian siswa, sehingga nilai yang didapatkan
siswa pada mata pelajaran matematika sangat rendah. Bagi sebagian siswa yang
menganggap matematika itu pelajaran yang sul it dipahami, hasil belajar mereka
pada pelajaran matematika sangatlah rendah. Hal ini dapat dilihat dari wawancara
dengan salah satu guru matematika di SMP YMJ yang menyebutkan bahwa rata -
rata hasil belajar matematika siswa hanya 63. Rendahnya hasil belajar siswa
dikarenakan perhatian mereka dalam mempelajari matematika sangatlah kurang,
dan itu dapat diindikasikan dari kurangnya kemauan siswa dalam mempelajari
matematika, seringnya siswa mengobrol di kelas, sering izin ke kamar mandi, dan
berbagai alasan lain sehingga mereka bisa terbebas dari pelajaran matematika.
Salah satu bentuk keseriusan dalam belajar adalah adanya perhatian yang
diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru didepan kelas.
Perhatian merupakan suatu aktivitas yang vital dalam pendidikan, maksudnya
yakni perhatian adalah suatu proses pemilihan suatu perangsang -perangsang yang
lain yang pada setiap saat merangsang mekanisme reseptif kita, persis halnya
dengan perbuatan bergerak yang kita lakuk an karena suatu perangsang yang lain. 3
Jika perhatian siswa dalam pembelajaran matematika sangat kurang karena
kurang adanya kemauan siswa dan berbagai macam a lasan sehingga mereka bisa
terbebas dari pelajaran matematika, sampai kapanpun mereka tidak akan
memahami pelajaran matematika, padahal matematika merupakan pelajaran yang

3
H. Carl Witherington, Educational Psychology, (Bandung: CV. Jemmars, 1999) cet V,
h. 121
3

sangat penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari -hari. Oleh karena itu
perhatian siswa dalam belajar sangat penting, karena “dalam kehidupan sehari -
hari seseorang perlu memusatkan perhatiannya terhadap apa yang sedang
dilakukannya, karena dengan adanya perhatian akan menjadikan pekerjaan itu
dapat dilakukan dengan baik dan hasilnyapun dapat diharapkan pula”. 4 Hasil
tersebut pada proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
dilakukan saat tes formatif, kalau siswa memberikan perhatiann ya pada pelajaran
matematika, siswa akan mendapatkan nilai yang bagus. Dari situlah mengapa
perhatian sangat penting dalam proses pembelajaran matematika, karena perhatian
sangat memberikan kontribusi terhadap hasil belajar.
Permasalahan rendahnya hasil b elajar siswa pada pelajaran matematika, juga
menjadi persoalan bagi guru untuk mencari penyelesaian dari masalah tersebut.
Guru harus berupaya bagaimana caranya agar siswa tidak mengalami kejenuhan
dan bosan dalam mengikuti pelajaran matematika, sehingga s iswa dapat belajar
matematika dengan fun dan memeberikan perhatiannya pada materi pelajaran
matematika yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian
ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode make a match, agar
hasil belajar pada pelajaran matematika lebih meningkat. Peneliti menggunakan
metode tersebut karena, “metode tersebut dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, dan dalam metode ini, anak
didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan”. 5
Penerapan metode Make a match cocok digunakan untuk meningkatkan
perhatian siswa, karena make a match merupakan metode yang beda dengan
metode yang lain. Metode ini bermanfaat memperdalam pemahaman materi atau
konsep matematika, make a match juga bisa dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan permainan, sehingga ketika met ode ini diterapkan, suasana proses

4
Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) cet III, h. 152
5
Yudha M. Saputra, dkk, Strategi Pembelajaran Kooperatif , (Jakarta: Bintang warli Artika),
h. 67
4

pembelajaran akan terkesan menyenangkan . Penerapan metode make a match


diharapkan dapat meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran matematika.
Dari hal-hal yang sudah diuraikan di atas, penulis tertarik mengadakan
Penelitian kulitatif dengan memilih judul, “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Metode Make A Match Untuk Meningkatkan Perhatian Siswa pada
Pembelajaran Matematika di SMP YMJ”

B. Pembatasan Fokus Penelitian

Untuk menitikberatkan pembahasan atas masalah, maka penulis memberikan


batasan sebagai berikut:
1. Perhatian Siswa, maksud dari perhatian siswa adalah usaha siswa dalam
mengkonsentrasikan pikirannya pada proses pembelajaran .
2. Model pembelajaran kooperati f metode make a match yang digunakan guru
untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran Ma tematika.
3. Siswa dibatasi pada SMP YMJ kelas VII B.

C. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah, penulis mencoba merumuskan


permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode make a match
dapat meningkatkan perhatian siswa?
2. Apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode make a
match dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran matematika?

D. Tujuan Penelitan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:


1. Tujuan umum: Untuk mengetahui apakah melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif metode make a match dapat meningkatkan perhatian
siswa pada pelajaran matematika.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode make a match.
5

b. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode


make a match.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, dapat diambil beberapa manfaat, diantaranya:


1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti wisuda pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dapat memperoleh pengalaman mengajar secara
langsung, serta dapat mengabdikan diri pada masyarakat atau di sekolah.
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai pengetahuan tambahan untuk bisa
merangsang siswa dalam memperhatikan pelajaran matematika..
3. Bagi siswa, mendapatkan pengalaman belajar dengan menggunakan metode
yang baru, belajar dengan menyenangkan sehingga siswa bi sa tertarik untuk
belajar matematika dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan
bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih lanjut.
5. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil pen elitian ini dapat menambah
informasi mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif metode make a
match untuk meningkatkan hasil b elajar matematika siswa
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Pembelajaran Matematika

Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, selama


kemauan untuk menuntut ilmu pengetahuan menjadi motivasi bagi para
pembelajar. Belajar dan pemb elajaran dapat berlangsung dengan efektif dan
maksimal, jika aktifitas pembelajaran berlangsung tanpa adanya paksaan dan
tekanan, baik psikologis maupun psikis. Aktifvitas belajar dan pembelajaran
sebenarnya terdapat perbedaan yang substansial dalam prakte knya, oleh karena itu
para pendidik dan peserta belajar perlu memahami makna belajar dan
pembelajaran secara mendasar.

1. Pengertian Belajar.

Witherington dalam buku Educational Pshychology, mengemukakan


“belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sika p,
kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”. 1 Maksud belajar dalam
penelitian ini yakni terjadinya perubahan tingkah laku yang signifikan yang
terjadi pada diri siswa, misalnya siswa dari yang belum bisa membaca berubah
menjadi bisa membaca. Dan perubahan tersebut dapat ber asal dari
pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa dari lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah.
Belajar juga bisa diartikan sebagai “proses perubahan dari belum mampu
menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu dan perubahan -
perubahan tersebut terjadi karena adanya pengalaman ”.2

1
Drs. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:Remadja Karya, 1984) h. 81
2
Zikri Neni Iska , Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kizi
Brother’s; 2006), h. 76

6
7

Dari definisi-definisi di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen


penting yang mencirikan pengert ian belajar, yaitu bahwa belajar merupakan
suatu perubahan dalam tingkah laku dan terbentuk suatu perubahan yang
terjadi melalui latihan atau pengalaman sehingga memperoleh pengetahuan.
Latihan dan pengalaman dapat dilakukan dalam proses belajar, misalnya yang
tadinya siswa tidak bisa menulis menjadi bisa menulis karena latihan menulis,
yang tadinya siswa tidak bisa mengerjakan soal matematika, karena dilatih
secara terus menerus siswa tersebut akan mudah mengerjakannya. Latihan dan
pengalaman dapat dilakukan atau diperoleh di dalam maupun di luar kelas.

2. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah “suatu prose pengaturan lingkungan yang diarahkan


untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai
dengan potensi dan perbed aan yang dimiliki siswa ”,3 Dalam proses
pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya
menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki
aktifitas siswa dalam berfikir. Dalam kamus bahas Indonesia kata
pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai proses, car a
menjadikan orang atau mahluk hidup belajar, (Depdikbud). Pembelajaran
adalah kegiatan yang menyangkut dua proses yang saling berkaitan dan
berkesinambungan, yaitu proses belajar dan proses mengajar. 4 Dalam
pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus
menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka bangun sendiri.
Kurikulum Berbasis Kompetensi mengacu kepada empat pilar pembelajaran
yang dirumuskan oleh Unesco (1996), yaitu: (1) learning to know atau yang

3
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet-I, h. 213
4
Soedijanto Padmowihardjo, Psikologi Belajar Mengajar, (Jakarta : Universitas Terbuka,
2008), h. 63
8

berarti juga learning to learn; (2) learning to do; (3) learning to be; (4)
learning to live together.5
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara belajar dan
pembelajaran. Pada proses belajar, yang terlibat aktif di dalamnya hanyalah
siswa. Sedangkan pada proses pembelajaran, terkandung dua aktifitas
sekaligus, yaitu aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam
belajar. Dan maksud dari pembelajaran matematika dalam penelitian ini
adalah proses pembelajaran pada saat pelajaran matematika yang ada di
sekolah, dan pelajaran matematika tersebut adalah pelajaran yang sudah
disesuaikan dengan kurikulum.

B. Perhatian Siswa dalam Pembelajaran Matematika

Perhatian merupakan masalah yang penting dalam kehidupan. Oleh karena itu
kurang baik apabila beranggapan, bahwa perhatian hanyalah merupakan masalah
yang berhubungan dengan pekerjaan sekolah s aja. Perhatian juga sangat penting
bagi kehidupan di dalam dan di luar sekolah, sehingga sangat perlu untuk
mempelajari masalah ini.
1. Pengertian Perhatian
Dalam Suryabrata (2004), para ahli psikologi mengungkapkan bahwa
pengertian perhatian dapat d ibedakan menjadi dua macam yaitu, ”perhatian
adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kapada suatu objek, dan perhatian
adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktifitas yang
dilakukan”. 6
Perhatian (attention) menurut suharman (2005) adalah ”proses konsentrasi
pikiran atau pemusatan aktivitas mental ( attention is a concentration of mental
activity), dengan kata lain perhatian melibatkan proses seleksi terhadap
beberapa objek yang hadir pada saat itu, kemudian pada saat yang bersamaan

5
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi ,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group , 2008), cet-3
6
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2004) h. 14
9

pula seseorang memilih hanya satu objek, sementara objek -objek yang lain
diabaikan”.7
Dalam Sabri (2001), Perhatian ”mempunyai tugas selektif terhadap
rangsangan-rangsangan yang mengenai/ sampai kepada individu”. 8 Jika
perhatian tidak bisa menyelektif rangsangan, maka proses perhatian tidak akan
sampai ke reseptif atau individu. oleh karena itu menyelektif merupakan
proses yang harus dilewati dalam proses perhatian . Dalam Soemanto (2006),
pengertian perhatian juga tidak jauh ber beda seperti yang sudah diungkapkan
dalam sabri (2001) perhatian juga bisa diartikan sebagai ”pemusatan tenaga /
kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek. Perhatian juga merupakan
pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktifitas”. 9
Perhatian (attention) merupakan suatu aktivitas yang penting dalam
pendidikan. Karena perhatian adalah ” suatu proses pemilihan suatu
perangsang-perangsang yang lain yang setiap saat merangsang mekanisme
reseptif, persis halnya dengan perbuatan bergerak yang dilakukan karena
suatu perangsang yang lain”. 10 Oleh karena itu perhatian sangat penting dalam
proses pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Jika tidak adanya
proses seleksi terhadap rangsangan pada saat suatu rangsangan merangsang
reseptif, maka tidak akan te rjadinya proses perhatian, sehingga tidak adanya
proses pembelajaran pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat saat proses
pembelajaran, dengan metode apapun guru menyampaikan pelajaran, seorang
siswa tidak akan tertarik untuk memperhatikan jika tidak adanya proses
seleksi dalam perhatian. Dalam proses perhatian, posisi metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru pada saat itu merupakan suatu bentuk rangsangan
yang bertujuan untuk merangsang reseptif atau individu.
Unsur perhatian juga penting dalam pemahaman dan pembelajaran. Dalam
Najati (2005) pentingnya perhatian dalam pembelajaran dijelaskan dalam Al

7
Prof. Dr. Suharman, M. S, Psikologi Kognitif, (Srikandi:Surabaya, 2005), h. 40
8
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & perkembangan , (Jakarta: CV Pedoman
Ilmu Jaya, 2001), cet III, h. 42
9
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) cet V, h. 34
10
H. Carl Witherington, Educational Psychology, (Bandung: Jemmars, 1999) cet VII, h. 121
10

Quran. Adapun firman-Nya yakni: ” Dan apabila dibacakan Al Quran, maka


dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat.”(Qs. Al A’raaf[7]:204).11
Dilihat dari beberapa pendapat tentang pengertian perhatian di atas, dalam
penelitian ini dapat ditafsirkan bahwa perhatian ( attention) adalah proses
konsentrasi pikiran yang melibatkan proses seleksi terhadap beberapa objek
yang hadir pada saat itu. Dan pada saat bersamaan pula seseorang hanya
memilih satu objek, sementara objek -objek yang lain diabaikan. Proses
perhatian tersurat dalam Al quran, itu berarti perhatian sangat dianjurkan
dalam Al Quran dan perhatian sangatlah penting untuk kehidupan, terlebih
lagi untuk memahami pelajaran dalam proses pembelajaran.
Perhatian siswa dalam belajar adalah usaha siswa dalam
mengkonsentrasikan pikirannya pada proses pembelajaran, serta adanya proses
memilih-milih suatu rangsangan, sehingga rangsangan tersebut diseleksi oleh
siswa dan pada akhirnya siswa hanya memilih satu rangsangan saja. Pada proses
pembelajaran, siswa dihadapkan dengan berbagai ma cam kejadian, misalnya pada
saat guru menerangkan pelajaran, ada beberapa siswa yang berisik, ada bunyi
ledakan dan banyak kejadian -kejadian yang lain, walaupun banyak kejadian -
kejadian yang terjadi, siswa tetap memperhatikan guru yang sedang menerangkan
pelajaran tersebut. Dilihat dari contoh tersebut, siswa sudah mengalami proses
perhatian, dia memilih-milih rangsangan sehingga hanya ada satu rangsangan
yang dapat diambil oleh siswa yakni memeperhatikan penjelasan guru.

2. Teori Perhatian

Dalam Suharman (2005), teori perhatian dapat di uraikan menjadi


beberapa teori, yaitu: 12
a. Teori Leher botol
Teori leher botol ini berpendapat bahwa jalan masuk melaui leher botol
serupa dengan jalan masuknya informasi untuk dilakukan pemrosesan

11
Muhammad Usman Najati, Ilmu Jiwa dalam Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Azzam,2005),
cet I, h.176
12
Suharman, Psikologi Kognitif, ...h. 41
11

lebih lanjut oleh manusia. Leher sebuah botol tersebut membatasi


masuknya berbagai informasi dalam waktu yang bersamaan. Jika satu
informasi sudah masuk melalui leher botol tersebut, maka informasi yang
lain tertinggal di luar.
b. Teori Filter (Filter Theory)
Teori filter atau penyaringan beranggapan bahwa di dalam perhatian
terjadi proses seleksi atau memilih aspek -aspek tertentu dari stimulus -
stimulus atau informasi. Menurut teori ini juga, aktifitas perhatian hanya
menerima dari satu sumber informasi yang dimungkinkan untuk mencapai
tahap pemrosesan yang memiliki makna.
c. Teori Switch Model
Proses perhatian berlangsung seperti tombol untuk menghidupkan dan
mematikan (on-off switch), pada saat yang sama hanya satu saluran saja
yang dihidupkan. Berdasarkan teori ini dapat diterangkan bahwa orang
hanya dapat memusatkan perhatian pada satu informasi, sementara
informasi lain akan diabaikan pada waktu yang bersamaan.
d. Teori Attenuator Model
Teori ini berpendapat bahwa aktivitas perhatian beroperasi lebih
menyerupai suatu alat pengendali yang mengatur besar kecilnya volume.
Jika perhatian diibaratkan seperti alat tersebut, maka jumlah informasi
yang berbeda-beda dapat memasuki melalui masing-masing saluran dalam
waktu yang bersamaan,kemudian akan dipilih mana yang menjadi titik
berat perhatian seseorang.
e. Teori Kapasitas (Capacity Theory)
Toeri ini berasumsi sebagai berikut: perhatian merupakan proses
penyediaan atau alokasi sumb er-sumber kapasitas kognitif terhadap
masukan stimulus atau informasi. Dengan demikian, hal yang penting di
dalam proses perhatian ialah menentukan yang mana diantara tugas -tugas
itu yang harus diselesaikan, dan seberapa baik tugas -tugas itu dapat
dilaksanakan.
12

Toeri-teori perhatian yang sudah dipaparkan di atas, teori filter lebih cocok
jika dihubungkan dengan perhatian pada penelitian ini. Teori filter
menyebutkan bahwa perhatian terjadi melalui proses pemilihan atau seleksi
terhadap datangnya rangs angan–rangsangan atau objek yang kemudian
aktifitas perhatian hanya menerima satu sumber informasi sehingga
tercapainya tahap pemrosesan yang memiliki makna. Teori ini jika dikaitkan
dengan tahapan-tahapan proses perhatian juga sangat berhubungan. Akan
tetapi tahapan-tahapan perhatian akan dibahas dan dijelaskan pada
pembahasan selanjutnya.

3. Macam-macam Perhatian

Untuk memudahkan persoalan, maka dalam mengemukakan perhatian ini


dapat ditempuh dengan cara menggolong -golongkan perhatian tersebut
menurut cara tertentu. Menurut Suryabrata (2004) perhatian dapat dibedakan
berdasarkan intensitasnya dan berdasarkan timbulnya. 13
Adapun golongan-golongan atau macam-macamnya perhatian itu adalah
sebagai berikut:
a. Perhatian berdasarkan intensitasnya.
Perhatian berdasarkan intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran
yang menyertai sesuatu aktifitas atau pengalaman batin, oleh karena itu
perhatian berdasarkan intensitasnya dapat dibedakan menjadi:
1) Perhatian intensif.
Perhatian intensif merupakan perhatian yang sangat dipengaruhi
oleh datangnya rangsangan -rangsangan yang mengenai reseptif.
2) Perhatian tidak intensif.
Perhatian tidak intensif adalah perhatian yang timbul tetapi tidak
banyak dipengaruhi oleh adanya rangsangan-rangsangan atau dari
pengalaman suatu kejadian.
b. Perhatian berdasarkan timbulnya

13
Sumadi Suryabrata, Psikologi..., h. 14.
13

Perhatian berdasarkan timbulnya merupakan perhatian yang diperoleh


dari cara kerjanya. Adapun perhatian berdasarkan timbulnya dapat
dibedakan menjadi:
1) Perhatian spontan
Perhatian spontan bisa juga bisebut dengan perhatian tidak
sekehendak atau perhatian yang timbul karena tidak adanya
kesengajaan. Perhatian yang timbul begitu saja, “seakan -akan” tanpa
usaha, dan tanpa disengaja.
2) Perhatian sekehendak.:
Perhatian sekehendak merupakan perhatian yang refleksif atau
disebut juga dengan perhatian yang disengaja. Perhatian yang timbul
karena adanya usaha, dengan kehendak.
c. Perhatian berdasarkan luasnya objek yang dikenai perhatian.
Perhatian berdasarkan luasnya objek yang dikenai perhatian dapat
dibedakan menjadi:
1) Perhatian terpencar (Fluctuerend)
Perhatian terpencar merupakan perhatian seseorang yang mudah
mengalihkan perhatiannya dari suatu objek ke objek lainnya,
perhatiannya mudah dibelokkan ke arah yang lain.
2) Perhatian terpusat (Fixerend)
Perhatian terpusat yaitu perhatian seseorang yang mudah
memusatkan perhatiannya dan sebaliknya sukar mengalihkan perhatian
kepada hal-hal yang baru/ lainnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa macam -macam perhatian
dapat dibedakan menjadi tiga yakni dibedakan atas dasar intensitasnya yakni
perhatian yang intensif dan perhatian yang tidak intensif, perhatian yang
berdasarkan timbulnya seperti perhatian yang yang tanp a disengaja/ diluar
kehendak, perhatian yang tidak disengaja dan perhatian yang tidak disengaja
dan perhatian atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian yang dibedakan
menjadi Perhatian terpencar (Fluctuerend) dan Perhatian terpusat (Fixerend).

4. Tahapan-tahapan Perhatian
14

Dalam Whiterington (1999), terjadinya suatu perhatian, akan melalui


beberapa tahapan, dan setiap tahapan harus dilalaui secara berurutan, jika
salah satu tahapan perhatian terlewati, maka proses perhatian tidak akan
terjadi.
Adapun tahapan-tahapan itu anatara lain: 14
a. Perangsang-perangsang yang berbeda -beda akan merangsang organisme
yang sensitif
b. Pemilihan terhadap perangsang yang akan diperhatikan, pemilihan
rangsangan akan ditentukan dalam keadaan sadar.
c. Kemudian terdapatlah konsentrasi atau pemusatan perhatian yang meliputi
organisasi tingkah laku sehingga tercapai penyesuaian yang sebaik -
baiknya terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Dilihat dari uraian di atas, seseorang akan sampai pada tahapan
konsentrasi atau pemusatan perhatian, orang tersebut harus melewati beberapa
tahapan, berawal dari perangsang -perangsang yang berbeda -beda merangsang
organisme kita, lalu perangsang -perangsang tersebut diseleksi dan pada
akhirnya ada salah satu perangsang yang dipilih, kemudian terjadilah
pemusatan perhatian. Jika peristiwa konsentrasi atau pemusatan perhatian
sudah terjadi, tidak mustahil jika peris tiwa itu akan menjadi sebuah kebiasaan.

5. Hal-hal yang Menarik Perhatian

Dipandang dari segi praktis, Suryabrata (2004) mengungkapkan beberapa


hal yang dapat menarik perhatian. Adapun hal -hal yang dapat menarik
perhatian tersebut dapat klasifikasika n menjadi dua faktor, kedua faktor
tersebut yakni Faktor eksternal penarik perhatian dan faktor internal penarik
perhatian. 15
a. Faktor eksternal penarik perhatian
Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat -sifat yang menonjol
yaitu :
1) Gerakan (Movement)
14
H. Carl Witherington, Educational Psychology, ...h. 121
15
Sumadi Suryabrata, Psikologi..., h. 15
15

Hal-hal yang dapat bergerak secara tidak langsung pasti akan


membuat penasaran, dari penasaran timbullah ingin melihat, dari
melihat kemudian timbullah ingin memperhatikan. Misalnya pada saat
ujian, dalam suasana yang hening tiba -tiba ada salah satu siswa yang
menari-nari, pasti akan menjadi pusat perhatian.
2) Intensitas stimulus (Intensity)
Segala sesuatu yang lebih dari yang lain akan men jadi perhatian
seseorang, hal ini dapat dibuktikan setiap ada hal -hal yang lebih atau
paling pasti akan masuk ke MURI (Museum Rekor Indonesia) bahkan
masuk ke Guines Book World. Misalnya ada orang paling tinggi di
Indonesia, ada mie terpanjang, contoh -contoh tersebut akan menarik
perhatian seseorang.
3) Kebaruan (novelty)
Hal-hal yang baru atau diluar kebiasaan biasanya akan membuat
individu tertarik. Contohnya di suatu kelas tiba -tiba ada guru baru
yang mengajar di kelas itu. Barunya guru itu biasany a dapat menarik
perhatian siswa untuk belajar.
4) Ulangan dari stimulus (Multiple sensory messages)
Stimulus yang diulang-ulang akan menarik perhatian dari pada
yang tidak. Contoh bunyi klakson yang berulang -ulang akan menarik
perhatian dibanding dengan bunyi klakson yang cuma dibunyikan
sekali saja.
5) Kontras (Contrast)
Stimulus yang berbeda atau bertentangan dengan stimulus lainnya
akan lebih menarik perhatian.
6) Shape (bentuk)
Bentuk tertentu juga akan lebih menarik perhatian daripada b entuk
yang lain. contohnya, dalam pembelajaran matematika siswa akan
lebih tertarik jika guru menerangkan pada siswa tentang bentuk tabung
dengan menggunakan media tabung dibanding dengan menjelaskan
bentuk tabung hanya dengan menggambarnya.
16

b. Faktor internal penarik perhatian


Perhatian adalah bersifat selektif artinya individu dalam
memperhatikan sesuatu berdasarkan juga kehendak yang ada dalam
jiwanya.
1) faktor biologis
Faktor biologis adalah faktor yang berkaitan dengan kebutuhan
manusia. Dalam keadaan lapar seluruh pikiran manusia akan tertuju
pada makanan, pada saat ujian siswa akan belajar.
2) Faktor sosiopsikologis
Faktor sosiopsikologis merupakan faktor yang dipengaruhi akan
adanya kebiasaan, sikap dan kemauan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang selama ini disebut
rangsangan-rangsangan yang dapat mempengaruhi perhatian siswa adalah hal -
hal yang dapat menarik perhatian siswa. Rangsangan-rangsangan itu diperoleh
dari faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada diri siswa tersebut. Jika
hal-hal yang dapat menarik perhatian tersebut dapat merespon reseptif atau
individu, peristiwa perhatian akan terjadi pada diri siswa.

6. Hal-hal yang Berhubungan dengan Perhatian dalam Praktek Pendidikan


dan Pengajaran.
Perhatian sangat erat sekali hubungannya dengan pendidikan dan
pembelajaran, oleh karena itu ada beberapa hal yang berhubungan antara
perhatian dengan pendidikan dan pembelajaran. Beberapa hal yang
berhubungan antara perhatian dan pembelajaran tersebut dalam Ahmadi
(2003) antara lain:16
a. Usahakanlah setiap proses belajar, siswa dapat memusatkan perhatiannya
pada pelajaran yang sedang dipelajari, sehingga siswa lebih fokus dalam
mempelajari pelajaran tersebut.

16
Abu Ahmadi, Psikologi Umum,…, h. 153
17

b. Hindarkanlah segala sesuatu yang mungkin dapat mengganggu perhatian


anak, misalnya: sikap guru sendiri yang tidak tenang serta suasana di kelas
dan luar kelas.
c. Bahan pelajaran yang meningkat yang setingkat dengan kemauan anak
akan menarik perhatian.
d. Hal-hal yang menarik perhatian orang dewasa belum tentu menarik
perhatian anak.
e. Bawalah bahan ajar yang sekiranya dapat menarik perhatian s iswa, dan
disesuaikan dengan keb utuhan dan keadaan siswa. Terlalu lama
memancangkan perhatian pada salah satu obyek tertentu adalah kurang
baik.
f. hubungkanlah pelajaran yang disajikan dengan pengetahuan -pengetahuan
yang telah dimiliki atau dengan bahan -bahan pelajaran yang lain.
g. Daya tangkap dan daya penyesuaian anak tidak sama dengan orang
dewasa.
h. kelelahan dapat mengendurkan perhatian.
Dilihat dari uraian di atas, ada beberapa hal yang berhubungan antara
perhatian dengan proses pembelajaran. Oleh sebab itu selama pembelajaran,
pengajar haruslah bisa mengetahui dan peka terhadap kea daan-keadaan yang
sedang terjadi pada setiap siswa, sehingga proses perhatian yang terjadi bisa
berjalan lancar dan tanpa hambatan.

C. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang sangat


menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dalam penelitian ini akan membahas
beberapa hal yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif, antara lain
pengertian model pembelajaran kooperatif, ciri -ciri model pembelajaran
kooperatif, tujuan pembelajaran kooperatif serta model pembelajaran kooperatif
metode make a match. Model pembelajaran kooperatif metode make a match
adalah metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, metode ini diupayakan
untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pemb elajaran matematika.
18

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Jika ditelaah, Cooperative Learning berasal dari kata cooperative dan


learning, cooperative memiliki arti secara bersama -sama, sedangkan learning
memiliki arti belajar. jadi Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif
dapat diartikan sebagai kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerja sama saling membantu membangun suatu konsep dan
menyelesaikan suatu persoalan .17
Pengertian pembelajaran kooperatif menurut Slavin, Anita Le, Jhonson
dan Djahiri dalam Isjoni (2009) tidaklah jauh berbeda, pembelajaran
kooperatif dapat didefinisi kan sebagai “suatu model pembelajaran dimana
sistem belajarnya dikelompokkan dalam kelompok -kelompok kecil yang dapat
memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain,
pembelajaran kooperatif juga bersifat demokratis sehingga dapat mera ngsang
siswa lebih bergairah dalam belajar dalam mencapai tujuan bersama”. 18
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Cooperative Learning adalah
salah satu jenis pembelajaran aktif, dimana siswa belajar bersama dalam
kelompok kecil untuk menyelesaikan tujuan secara bersama -sama, melatih
siswa untuk belajar bersama dalam menyelesaikan dan melengkapi tugas -
tugas, jadi pembelajaran kooperatif tidak akan terjadi jika hanya salah satu
siswa yang aktif.. Pembelajaran kooperatif juga dapat merangsang siswa lebih
bergirah dalam belajar, sehingga jika pembelajaran kooperatif diterapkan
dalam penelitian ini, pembelajaran kooperatif dapat membantu terc iptanya
perhatian siswa dalam belajar matematika.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif bisa dibilang beda dengan pembelajaran -


pembelajaran yang lain, ciri yang paling mendasar dari pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dibuat dalam bentuk

17
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif , (Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka, 2009),
cet. I, h. 51
18
Isjoni, Cooperatif Learning, (Bandung:Alfa Beta, 2009), h. 16-19
19

kelompok-kelompok kecil. Adapun ciri -ciri pembelajaran kooperatif antara


lain:19
a. Group Processing.
Ciri yang paling mendasar dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya
proses kelompok dalam pembelajaran. Kelompok disini dibentuk dalam
kelompok-kelompok kecil yang bertujuan agar setiap anggota bisa
berperan aktif dan tidak saling mengandalkan.
b. Positive Interdependence.
Psitive Interdependence atau saling ketergantungan yang positif.
merupakan ciri pembelajaran kooperatif dimana siswa saling tergantung
satu sama lain dengan siswa dalam satu kelompoknya, ketergantungan di
sini memiliki arti yang po sitif, artinya siwa tidak saling mengandalkan
dalam bekerja untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
c. Individual Accountability.
Setelah pembelajaran kooperatif dibentuk dalam bentuk kelompok -
kelompok kecil, siwa dibentuk untuk memiliki kemampuan m elapor
secara individu, sehingga setiap siswa dalam pembelajaran kooperatif ini
dituntut untuk aktif.
d. Face-to-face Promotive interaction.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif yang lain adalah adanya interaksi
berhadap-hadapan antara satu siswa dengan siswa lain, dan antara siswa
dengan guru.
e. Appropiate Use of Collaborative Skills .
Pembelajaran kooperatif juga menggunakan ketrampilan social dalam
proses pembelajaran..
Secara umum, pembelajaran kooperatif memiliki ciri -ciri yaitu setiap
anggota mempunyai peran, terjadinya hubungan interaksi langsung diantara
para siswa, serta terbentuknya ketrampilan sosial. Pembelajaran kooperatif
juga dapat membentuk antara siswa dan siswa la in saling tergantung, tetapi
tergantung di sini memiliki arti tergantung yang positif.

19
Isjoni, Cooperatif Learning,…, h. 41
20

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif diterapkan dalam penelitian ini, diharapkan agar


peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman -temannya,
dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada
orang lain. Untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan
pendapat mereka secara berkelompok, dalam pembelajaran kooperatif setiap
siswa tidak boleh saling mengandalkan, sehingga dalam pembelajaran ini
semua siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Tujuan model Cooperative Learning menurut Ibrahim dalam Isjoni (2009)
dikembangkan untuk mencapai setidak -tidaknya tiga tujuan pembelajaran.
Adapun tujuan pembelajaran kooperatif antara lain: 20
a. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif setelah banyak diterapkan oleh para
pengembang model ini, pembelajaran kooperatif sudah bisa menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan nilai akademik siswa
yang dapat dilihat pada hasil belajar siswa.
b. Penerimaan terhadap individu
Tujuan lain model Cooperative Learning adalah penerimaan secara luas
dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Jadi setiap siswa dapat saling
menerima perbedaan satu sama lain dan tetap bisa memberikan perhatianya
pada materi pelajaran meskipun terdapat perbedaan -perbedaan yang terjadi
dalam suatu kelompok.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga Cooperative Learning adalah setiap siswa mampu
mengerjakan suatu keterampilan secara bekerja sama dan kolaborasi
sehingga dapat terciptanya tujuan pembelajaran.
Dilihat dari pemaparan tujuan -tujuan pembelajaran kooperatif di atas,
tujuan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar

20
Isjoni, Cooperatif Learning,…, h. 27
21

akademik yang berhubungan dengan hasil belajar. setiap siswa dapat


menerima hal-hal yang berbeda-beda seperti perbedaan ras, budaya, tingkatan
social, serta tingkat kemampuan siswa. Dalam penelitian ini dengan adanya
penerimaan orang-orang yang berbeda-beda dapat meningkatkan perhatian
belajar siswa, karena perhatian siswa dapat dirangsang dari beberapa hal atau
objek yang berbeda-beda, contoh siswa akan memberikan perhatiannya dalam
pembelajaran jika temannya kemampuannya lebih, bisa juga karena perbedaan
ras siswa akan lebih tertarik memperhatikan pembelajaran tersebut.
Pembelajaran kooperatif diharapkan agar setiap siswa dapat berkolaborasi
dengan temannya, dan dapat saling bekerjasama satu sama lain sehingga
tercapainya tujuan pembelajaran.

4. Model Pembelajaran Koopertif Metode Make A Match

Metode make a match diupayakan menjadi metode yang tepat digunakan


dalam proses pembelajaran, karena metode ini dikemas dalam bentuk metode
yang menyenangkan sehingga para guru diharapkan mencoba untuk
menerapkan metode ini dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam
pembahasan ini, akan dibahas hal -hal yang berkaitan dengan met ode make a
match anatara lain Sejarah singkat tentang metode make a match serta aturan
main metode make a match.

a. Sejarah singkat metode make a match

Teknik mencari pasangan menjadi salah satu teknik pembelajaran


kooperatif yang dapat digunakan guru dal am mengembangkan kemampuan
anak didiknya. “Teknik belajar mengajar mencari pasangan ( make a match) ini
pada tahun 1994 dikembangkan oleh seorang pakar pendidikan , yaitu Lorna
Curran”. 21 Salah satu keunggulan teknik ini adalah anak didik mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkat usia anak didik.

21
Yudha M. Saputra, dkk, Strategi Pembelajaran…, h. 67
22

b. Aturan main metode make a match

Aturan main pada metode make a match yaitu siswa diminta untuk
mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban / soal sebelum batas
waktunya, dan siswa yang dapat menemukan terlebih dahulu pasangannya
atau dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Menurut Suyatno, langkah-langkah metode make a match yaitu: 22
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang b erisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban).
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.
7. Kesimpulan.
8. Penutup.
Pada aturan main di atas dapat juga dilakukan secara bervariasi, misalkan
metode make a match tersebut bisa dilakukan di dalam ruangan atau di luar
ruangan, sehingga siswa tidak bosan dan pembelajaran kooperatif metode
make a match ini akan tetap menarik perhatian.

E. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, menjadi


persoalan untuk mencari penyelesaian dari masalah tersebut. Dalam hal ini
pendidik berupaya agar siswa tidak mengalami kejenuhan dan bosan dalam
mengikuti pelajaran matematika, sehingga siswa dapat belajar m atematika

22
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif , (Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka, 2009),
cet. I, h. 51
23

dengan fun dan memeberikan perhatiannya pada materi pelajaran matematika


yang disampaikan oleh pendidik.
metode make a match sangat cocok digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa, karena make a match merupakan metode yang bisa
dibilang beda dengan metode yang lain. Metode ini selain bermanfaat
memperdalam pemahaman materi atau konsep matematika, make a match juga
bisa dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan permainan, sehingga
ketika metode ini diterapkan, suasana proses pembelajaran akan terkesan
menyenangkan, dan metode ini dilakukan secara berulang -ulang, setelah satu
sesi berjalan, kartu akan dikocok kembali sehingga siswa akan mendapatkan
jenis soal yang berbeda dari sebelumnya, sehingga siswa akan memahami
berbagai jenis soal dan siswa juga bisa terlatih mengerjakan berbagai macam
soal matematika
Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka diharapkan
bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif metode make a
match, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan perhatian siswa dalam
pembelajaran matematika.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori yang telah diuraikan maka peneliti mengajukan


hipotesis tindakan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran kooperatif
metode make a match pada pelajaran matematika dapat meningkatkan perhatian
siswa pada pembelajaran matematika .
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP YMJ Ciputat Tangerang Selatan Banten
2. Waktu penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VIIB pada semester genap
tahun ajaran 2009/2010, dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Mei
2010.
Tabel 1
Jadwal Penelitian

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni


1 Persiapan dan
perencanaan √ √
2 Observasi (Studi
lapangan) √ √
Pelaksanaan
3 Pembelajaran √ √ √
4 Analisis Data √
5 Laporan penelitian √

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi
kelas, atau lazim dikenal dengan Classroom Action Research, yaitu penelitian yang
dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran. 1 Tujuan
utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
professionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran.

1
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VI, hlm. 58

24
25

Metode ini dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa :


1. Analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan
tindak lanjut berdasarkan prinsip “daur ulang”.
2. Menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partis ipatif
berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pembelajaran.
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian)
dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus adalah
satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dimana setiap siklus
terdiri dari empat tahap, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan peneliti menentukan focus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membua t sebuah
instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tin dakan
berlangsung. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian bekerja sama dengan
kolaborator (guru kelas) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga
peneliti membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, angket
aktivitas, catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk akhir silkus.
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini, adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yai tu melaksanakan tindakan kelas.
c. Pengamatan (Observing)
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada
silkus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati,
menggali, dan mendokumentasikan semua gejal a indikator yang terjadi selama
proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dengan
dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai observer dan kolaborator. Sebagai
26

observer yaitu mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajara n dan


memberi penilaian terhadap peneliti dalam menerapkan metode make a match.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kemb ali apa yang sudah
dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis
bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang
telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya
perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan
penelitian sebelumnya, yang akan diterapk an pada penelitian berikutnya.

Desain Penelitian
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan
dilanjutkan dengan siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi
apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus
III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada desain
yang dikemukakan oleh Suhardjon o, digambarkan sebagai berikut:
27

Pra penelitian
(observasi awal)

Masalah Perencanaan

Refleksi I SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan dan
pengumpulan data

Perencanaan II

Refleksi II SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan dan
pengumpulan data

Permasalahan belum
Dilanjutkan ke siklus
terselesaikan berikutnya

Permasalahan
terselesaikan
Bagan 1

Desain Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


28

C. Subjek penelitian

Adapun kelas yang dijadikan subj ek penelitian adalah kelas VII B dengan jumlah
siswa sebanyak 42.
Pada saat pelaksanaan tindakan, guru matematika kelas mem bantu peneliti
mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu guru matematika juga melakukan
observasi dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan. Hal ini
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kualit as pengajaran yang dilakukan oleh
peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk mendapatkan informasi dalam
rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan.
Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan,
mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam
melaksanakan penelitian, peneliti dibantu seorang guru, guru ini adalah guru mata
pelajaran matematika kelas VII B yang bertindak sebagai observer (pengamat).

E. Tahapan Perencanaan Tindakan

1. Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan (prapenelitian)


a. Observasi ke SMP YMJ Ciput at Tangerang Selatan.
b. Mengurus surat izin penelitian.
c. Membuat instrumen penelitian.
d. Menghubungi kepala sekolah.
e. Wawancara terhadap guru mata pelajaran.
f. Menentukan kelas subjek penelitian.
g. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.
h. Mensosialisasikan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
kooperatif metode make a match.
29

2. Tahap Penelitian Siklus I


a. Tahap Perencanaan
1) Membuat rencana pengajaran.
2) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.
3) Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
4) Menyiapkan lembar observasi siswa, wawancara, catatan lapangan serta
keperluan observasi lainnya.
5) Menyiapkan soal akhir siklus.
6) Menyiapkan alat dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Siswa mempelajari materi.
2) Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif metode make a match.
3) Guru memberikan tes formatif.
4) Penilaian hasil tes siklus I.
5) Mewawancarai guru dan siswa.
6) Dokumentasi.
c. Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama
proses pembelajaran.
d. Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan
dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya. Adapun bagan kegiatan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
30

Kegiatan Pendahuluan

1. Observasi proses pembelajaran di


kelas.
2. Observasi tingkat aktivitas belajar
siswa.
3. Wawancara dengan guru kelas.
4. Wawancara dengan siswa.

SIKLUS I

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan
a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran
Make a match
b. Membuat pedoman observasi
c. Membuat pedoman wawancara
d. Membuat soal tes Siklus I untuk siswa

2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar metematika dengan
menerapkan metode make a match, kemudian dilanjutkan dengan
pemberian tes Siklus I.

3. Tahap Observasi
a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran make a
match.
b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran.
c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas
siswa.
31

4. Tahap Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengevalusi proses pembelajaran
silkus I. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator
keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka
penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evluasi siklus I
digunakan sebagai acuannya.

Siklus II

Siklus II

1. Tahap Perencanaan
a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran
make a match.
b. Menyiapkan pedoman observasi
c. Menyiapkan angket aktivitas
d. Menyiapkan pedoman wawancara
e. Membuat soal tes Siklus II untuk siswa

2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan
menerapkan metode make a match, kemudian dilanjutkan dengan
pemberian tes Siklus II.

3. Tahap Observasi
a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran make a match.
b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran.
c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.
32

4. Tahap Refleksi
Mengevalusi proses pembelajaran Siklus II. Apabila indikator
keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi
apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian
dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai
acuannya.

Bagan 2

Desain Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan sebagai


berikut:
1. Persentase perhatian siswa yang diamati melalui lembar observasi pada setiap
siklus harus mencapai lebih dari atau sama deng an 70%
2. Rata-rata tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus
harus mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak ada siswa yang
mendapat nilai kurang dari KKM yaitu 60.
Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa ind ikator
keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator
keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil
refleksi siklus II sebagai acuannya.
Adapun uraian dari tahap -tahap penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1. Pra penelitian
a) Pengamatan keadaan kelas
Waktu pelaksanaan : tanggal 10 Maret 2010, 5 April 2010, dan 12 April
2010.
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses
pembelajaran di kelas VII B SMP YMJ. Kegiatan ini dilakukan dengan
33

tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika dan


aktivitas belajar matematika siswa.
b) Wawancara
Waktu pelaksanaan : 12 April 2010
Wawancara dilaksanakan setelah akhir siklus I dan siklus II terhadap
siswa dan guru kelas untuk mengetahui perhatian siswa terhadap pelajaran
matematika, dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran
matematika di kelas tersebut.
c) Analisis
Waktu pelaksanaan : 12 April 2010
Analisis dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini dilakukan
menganalisa data yang diperoleh pada pra penelitian dan untuk
memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul
sehinggga dapat diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan
pembelajaran nanti.

2. Siklus I
a) Tahap perencanaan
Waktu Pelaksanaan : Januari 2010 – februari 2010
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan membuat instrumen -instrumen penelitian, yaitu lembar
observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa,
pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untu k tes pada akhir
siklus I ini.
b) Tahap pelaksanaan
- Pertemuan 1
Waktu pelaksanaan : Jumat, 16 April 2010
Materi yang dibahas pada pertemuan pertama yaitu pengertian dan jenis -
jenis segitiga. Ketika siswa ditanya mengenai materi segitiga .
34

- Pertemuan 2
Waktu pelaksanaan : Senin, 19 April 2010
Pada pertemuan ke dua, materi yang dibahas mengenai jumlah besar
sudut segitiga, peneliti memberikan pengantar kepada para siswa bahwa
jika besar ketiga sudut segitiga dijumlahkan, maka besarnya adalah
180°.
- Pertemuan 3
Waktu pelaksanaan : Kamis, 22 April 2010
Pada pertemuan ketiga, materi yang dibahas adalah hubungan sudut
dalam dan sudut luar pada segitiga .
- Pertemuan 4
Waktu pelaksanaan : Jumat, 23 April 2010
Pada pertemuan keempat, materi yang dibahas mengenai keliling dan
luas segitiga, peneliti hanya memberikan pengantar mengenai rumus
keliling dan luas segitiga, seperti yang diuraikan dalam RPP.
- Pertemuan 5
Waktu pelaksanaan : Senin, 26 April 2010
Pada tahap ini peneliti akan memberikan tes akhir siklus I dengan materi
yang diujikan antara lain: pengertian dan jenis -jenis segitiga,
menunjukkan bahwa jumlah besar sudut segitiga adalah 180°,
Menggunakan hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam
pemecahan soal, menghitung keliling dan luas s egitiga.
c) Tahap observasi
Waktu pelaksanaan : 16, 19, 22, 23 April 2010
Pada tahap ini guru kelas (observer) melakukan pengamatan tentang
perhatian siswa saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif metode make a
match.
d) Tahap analisis dan refleksi
Waktu pelaksanaan : Senin, 26 April 2010
35

Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil
pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada
Siklus I, kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap
perencanaan Siklus II.

3. Silkus II
a) Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan instrumen -instrumen penelitian, yaitu lembar observasi
guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa, pedoma n
wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes pada akhir siklus II.
b) Tahap pelaksanaan
- Pertemuan 6
Waktu pelaksanaan : Kamis, 29 April 2010
Materi yang dibahas mengenai pengertian jajargenjang, persegi panjang,
belah ketupat, persegi, trapesium dan layang -layang menurut sifatnya.
Serta membahas mengenai sifat -sifat segiempat ditinjau dari diagonal,
sisi dan sudutnya, seperti yang diuraikan dalam RPP.
- Pertemuan 7
Waktu pelaksanaan : Jumat, 30 April 2010
Materi yang disampaikan pada pertemuan ke II siklus II mengenai
keliling bangun datar segi empat, seperti yang diuraikan dalam RPP.
- Pertemuan 8
Waktu pelaksanaan : Senin, 3 Mei 2010
Materi yang disampaikan pada pertem uan ke-3 mengenai menghitung
luas bangun datar segi empat , seperti yang diuraikan dalam RPP.
- Pertemuan 9
Waktu pelaksanaan : 6 Mei 2010
36

Pertemuan keempat siklus II dilakukan tes akhir siklus 2, Materi yang


akan diujikan mengenai pengertian jajargenjang, persegi panjang, belah
ketupat, persegi, trapesium dan layang -layang menurut sifatnya, sifat -
sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya, menghitung
keliling dan luas segi empat .
c) Tahap observasi
Waktu pelaksanaan : 29, 30 April 2010 dan 3 Mei 2010
Pada tahap ini guru kelas (observer) melakukan pengamatan tentang
perhatian siswa pada penerapan metode make a match.
d) Tahap analisis dan refleksi
Waktu pelaksanaan : 6 Mei 2010
Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil
pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus
II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan tercapai, maka penel itian dihentikan. Tetapi apabila indikator
keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan
hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, wawancara
terhadap guru dan siswa, hasil dokumentasi.
2. Data kuantitatif: hasil tes tiap siklus.
Sumber data: sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, teman sejawat
dan peneliti.
37

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data


a. Tes
Digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal.
b. Pedoman observasi
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang perhatian siswa dalam
proses belajar mengajar dan i mplementasi model pembelajaran kooperatif
metode make a match dalam pembelajaran matematika. Kriteria nilai yang
digunakan pada lembar observasi mengacu pada Pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi, kriteria tersebut yaitu: 2
1. 80% ≤ x ≤ 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
x menggambarkan banyaknya siswa yang melaksanakan aktivitas
perhatian.
c. Catatan lapangan
Digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh
peneliti yang tidak teramati dalam observasi, bentuk temuan ini berupa
aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa selama pembelajaran.
d. Pedoman wawancara
Digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi metode make a match dalam pembelajaran matematika.
e. Dokumentasi

2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung : ALFABETA, 2006) Cet ke-2, h.257
38

Digunakan sebagi bukti otentik proses pembelajarn yang dilakukan selama


penelitian.

I. Instrumen-instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini


terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Instrumen Tes

Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap
akhir siklus, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar
matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh materi yang
telah diberikan pada kedua sikl us sebagai implikasi dari PTK.

2. Instrumen Non Tes

Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:

a. Lembar observasi perhatian siswa


Lembar observasi perhatian siswa digunakan untuk mengetahui
tingkat perhatian siswa dalam pembelajaran matematika . Lembar
observasi ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap
siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.

b. Lembar wawancara
Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui
gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah -
masalah yang dihadapi di kelas.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi

Sebelum instrumen tes diberikan kepada siswa, sebelumnya instrumen


tersebut diuji terlebih dahulu, apakah tes yang diberikan sudah rasional atau belum,
adapun pengujiannya menggunakan uji validitas isi dan validitas muka. Validitas isi
39

adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil
belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta
didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi
atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan). Pengujian validitas isi
dapat dilakukan dengan membandingkan dari sesgi isi instrumen ( content) dengan
materi pelajaran, secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen dan kemudian dikonsultasikan dengan ahli atau
dosen3.
Adapun validitas muka merupakan pengecekan instrumen tes dengan cara melihat
tampilan atau susunan pen ulisan dari instrumen tersebut, adapun tujuannya yaitu agar
siswa tidak terjebak dengan tampilan instrumen yang belum benar.
Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi dan saturasi,
yaitu:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan me nggunakan cara yang berbeda.
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang perhatian siswa
dilakukan dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa, dan memeriksa hasil
kerja siswa dalam mengerjakan soal.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda u ntuk informasi tentang hal yang sama.
Untuk memperoleh informasi tentang pemahaman siswa dilakukan dengan
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan mengadakan wawancara dengan guru.
3. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang kejanggalan -
kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Analisis Data

Proses analisis data terdiri atas data pada saat di lapangan yaitu pada saat
pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah

3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ,…, h.182
40

terkumpul berupa hasil kerja siswa, ha sil wawancara, hasil observasi dan catatan
lapangan. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Tahap menganalisa data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan -
satuan, dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan
aktivitas-aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan alamiah. Kriteria
keberhasilan peningkatan perhatian siswa dalam pembelajaran matematika
ditunjukkan dengan rata-rata 70%, tes hasil belajar siswa telah mencapai lebi h dari
atau sama dengan 70 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM
yaitu: 60.
Untuk menganalisis setiap aspek perhatian siswa digunakan teknik analisis
secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut:

f
P= x 100 %
s

Ket: P = persentase perhatian siswa

f = frekuensi siswa yang melakukan indikator perhatian belajar

s = jumlah siswa yang hadi

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan
belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan perhatian siswa dalam
pembelajaran matematika maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan
selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir, apabila
peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model
pembelajaran kooperatif metode make a match dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilaksanakan dari tanggal 10 Maret sampai 12
April. Dalam penelitian ini, guru bidang studi memilihkan kelas VII B.
Alasan guru memberikan akan membantu kelas VII B adalah kelas VII A dan
kelas VII B sama kalau dilihat dari segi nilai matematikanya, k elas VII B
tidak cenderung brutal seperti kelas VII A. 5 April 2010 peneliti diberikan
kesempatan oleh Guru kolaborator untuk melihat pembelaja ran di kelas.
Disaat melihat pembelajaran di kelas, siswa memperhatikan penjelasan guru,
tapi disaat guru meminta salah satu siswa kedepan untuk mengerjakan soal
banyak yang tidak mau mengerjakan . 12 April 2010 peneliti mengajar di
kelas, jadwal masuk jam pertama pukul 7.00, tetapi hanya sebagian siswa
yang baru datang, semua siswa yang laki -laki sembunyi di kelas samping dan
siswa yang lain baru datang pukul 7.30. Setelah pembelajaran dimulai
keadaan kelas sangat gaduh, pukul 8.00 masih ada siswa yang baru datang.
Saat pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang tidak memperhatikan, ada
yang mengobrol, ada yang mukul -mukul meja, dan ada yang keluar dengan
alasan mau ke kamar mandi. Disaat peneliti menawarkan ada yang mau
bertanya, tidak ada siswa yang bertanya.
Setelah selesai pembelajaran, peneliti melakukan wawancara dengan
guru bidang studi matematika. Wawancara ini dilaksanakan untuk
mengetahui pendapat guru tentang model pembelajaran kooperatif metode
make a match, perhatian siswa dalam pembelajaran matematika siswa, hasil
belajar siswa dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran
matematika di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak M
Dhofier selaku guru kelas VII A , diperoleh informasi bahwa minat siswa

41
42

terhadap pelajaran matematika kurang. Kurangnya minat siswa terhadap


pelajaran matematika dapat diindikasikan dengan seringnya siswa ngobrol di
kelas dan sering ke kamar mandi . Metode yang sering digunakan pada
pembelajaran matematika adalah ceramah dan diskusi, sedangkan metode
make a match belum pernah di praktekkan di sekolah. Pada saat
pembelajaran, kira-kira 70% siswa mendengarkan, namun mendengarkan
bukan berarti mereka memperhatikan, terkadang siswa kelihatannya
mendengarkan tapi ternyat a pikirannya ke mana-mana. Dan apabila ada salah
satu siswa bertanya atau memberi tanggapan, siswa yang la in jarang
memberi tanggapan. Ketika guru memberikan pertanyaan, respon siswa
sangat kurang, karena sebagian besar dari mereka tidak siap dan mereka
jarang mempersiapkan dari rumah. Dan jika diberi tugas, para siswa jarang
mengerjakan, tetapi terkadang mengerjakan juga, tergantung kondisi, jika
guru keras pada siswa, misalkan tugas itu harus dikumpulkan , baru mereka
akan mengerjakannya. Kalau hanya tugas-tugas biasa mereka jarang
mengerjakannya, terkadang hanya mengerjakan setengah. Jika dilihat dari
nilai hasil belajar dari keseluruhan siswa, masih banyak yang belum
memenuhi KKM, adapaun KKM di sekolahan YMJ adalah 60.
Saran yang diberikan guru mata pelajaran matematika di SMP YMJ
kepada peneliti terkait dengan penelitian ini, agar penelitian nanti dapat
diatasi dan dapat berjalan lancar adalah di kelas VII B nanti siswa -siswa
cenderung brutal, walaupun tid ak sebrutal kelas VII A, jadi harus
mempersiapkan untuk pengelolaan kelasnya. Sebagian siswa akan sering
keluar kelas dengan alasan pergi ke kam ar mandi. Ada satu kelompok siswa
yang jarang memperhatikan pelajaran matematika. Pengetahuan dasar siswa
kurang. Dan banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

2. Tindakan Pembelajaran pada Siklus I


a) Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti membuat silabus dan RPP
(Rencana pelaksanaan Pembelajaran). Silabus dan RPP dibuat oleh
43

peneliti yang kemudian didiskusikan oleh Guru sekolah supaya tidak


mengganggu aktifitas pembelajaran yang sedang berlangsung di
sekolah yang akan diteliti. Se lain membuat silabus dan RPP, pada
tahap perencenaan ini peneliti juga membuat instrumen penelitian,
yaitu: Lembar observasi, lembar catatan lapangan , lembar wawancara
untuk guru kolaborator, lembar wawancara untuk sebagian siswa dan
tes hasil belajar yang sudah didiskusikan dan disetujui oleh Dosen
pembimbing.
Pada siklus ini terdiri dari 5 kali pertemuan. bab yang akan
dibahas mengenai segitiga. Adapun materinya adalah pengertian dan
jenis-jenis segitiga (pertemuan ke-1), jumlah besar sudut segitiga
adalah 180° (pertemuan ke-2), hubungan sudut dalam dan sudut luar
segitiga (pertemuan ke-3), keliling dan luas segitiga (pertemuan ke-4)
dan pelaksanan tes akhir siklus I pada pertemuan ke -5.

b) Tahap pelaksanaan
1) Pertemuan ke-1/ Jumat, 16 April 2010
Pertemuan pertama yang seharusnya masuk pukul 07.00,
baru dimulai pembelajaran pukul 07.30, hal itu dikarenakan masih
banyak siswa yang belum masuk kelas. Ketika pembelajaran
dimulai ternyata masih sediki t yang memperhatikan penjelasan.
Materi yang dibahas pada pertemuan pertama yaitu
pengertian dan jenis-jenis segitiga. Ketika siswa ditanya mengenai
materi segitiga, sebagian besar siswa sudah mengerti mengenai
segitiga, karena saat SD segitiga sudah pernah dipelajari. Ketika
peneliti menawarkan siapa yang mau bertanya, tidak ada sisw a
yang mau bertanya.
Setelah peneliti memberikan pengantar mengenai
pengertian dan jenis-jenis segitiga, peneliti memulai menerapkan
metode make a match, sebelumnya peneliti memberikan tawaran
kepada siswa, bagaimana kalau hari ini kita game? siswa serentak
44

menjawab “iya bu”. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi


dua kelompok, kelompok pertama memegang kartu soal, dan
kelompok dua memegang kartu jawaban. Siswa yang memegang
kartu jawaban, mengangkat karu jawabannya ke atas sehingga
kartunya bisa terlihat oleh siswa yang memegang kartu soal.
Setelah semua siswa memegang ka rtu, peneliti memberikan
arahan kepada pemegang soal dengan cara menghitung, kemudian
siswa yang memegang kartu soal langsung mengerjakan soal.
Setelah siswa yang memegang k artu soal selesai mengerjakan
soal, mereka langsung mencari pasangannya dan kemudian
ditunjukkan kepada peneliti apakah mereka merupakan pasangan
yang cocok.
Penerapan metode ini dilakukan seban yak dua kali, karena
waktunya sudah tidak cukup lagi, karena masih ada satu kegiatan
lagi yaitu latihan soal untuk evaluasi pembelajaran tiap pertemuan.
Ketika penerapan metode make a match di kelas, siswa-siswa
sangat antusias untuk mengikuti metode terse but, mereka terlihat
sangat senang karena metode ini tergolong metode yang bar u
diterapkan di kelas. Sebagian siswa merasa senang d engan
penerapan metode ini, tetapi ada sedikit siswa yang tidak
merespon metode ini, mereka hanya duduk-duduk di belakang.
Setelah penerapan metode make a match, pada akhir
pembelajaran peneliti memberikan soal evaluasi sebagai tolak
ukur keberhasilan pada pertemuan pertama, sebagian besar siswa
mengerjakan soal yang diberikan dan kemudian siswa
mengumpulkan soal ke meja guru.
2) Pertemuan ke-2/ Senin, 19 April 2010
Pada pertemuan ke dua, materi yang dibahas mengenai
jumlah besar sudut segitiga , peneliti memberikan pengantar
kepada para siswa bahwa jika besar ketiga sudut segitiga
dijumlahkan, maka besarnya adalah 180°. Jadi jika ada sebuah
45

segitiga dengan sudut A, B dan C maka jika ketiga sudut tersebut


dijumlahkan semua, maka jumlah besar sudut ketiganya adalah
180°. Ketika peneliti memberikan pengantar mengenai jumlah
besar sudut segitiga, masih banyak siswa yang tidak
memperhatikan, dan banyak yang izin keluar kelas untuk ke
kamar mandi. Pada pertemuan ke dua ini, ada sedikit siswa yang
mengajukan pertanyaan, ada salah satu siswa yang bertanya jika
diketahui jumlah besar sudutnya , bagaimana cara mencari sudut A
nya? Lalu peneliti menjawab, untuk mencari besar sudut A bisa
dengan 180° - (sudut B + sudut C), atau bisa juga dengan cara
180° - sudut B - sudut C. Namun sedikit pula siswa yang mau
memperhatikan dan merespon pertanyaan temannya. Berikut ini
beberapa siswa yang jarang mau memperhatikan penjelasan guru.

Gambar 2
Beberapa siswa yang duduk di pojok tidak
memperhatikan

Pada saat penerapan metode make a match masih ada


empat siswa yang tidak mengikuti metode ini. Mereka sudah
memegang soalnya, tetapi mereka malas untuk mengerjakan dan
mencari pasangannya. Sehingga temannya yang memegang
jawabannya harus mencari-cari soalnya. Meskipun ada siswa yang
tidak mengikuti metode ini, sebagian besar siswa sangat antusias
dengan penerapan metode make a match. Ketika soal evaluasi
46

pada akhir pembelajaran diterapkan, sebagian besar siswa


mengerjakan soal yang dib erikan kemudian mengumpulkannya,
setelah dicek oleh peneliti di rumah, ada dua siswa yang tidak
mengerjakan soal tersebut.

3) Pertemuan ke-3/ Kamis, 22 April 2010


Pada pertemuan ketiga, materi yang dibahas adalah
hubungan sudut dalam dan sudut luar pada segitiga, pembahasan
pada materi ini awal mulanya siswa bingu ng, karena materi ini
baru dipelajari di SMP, setelah peneliti memberikan pengantar,
siswa mulai paham dengan materi tersebut.
Pertemuan ini sudah banyak siswa yang memperhatikan
penjelasan, tetapi masih sedikit yang bertan ya. Siswa yang
memperhatikan temannya ketika bertanya masih sedikit, d an siswa
yang meresponnya hanya ada dua siswa. Peneliti harus
menawarkan terlebih dulu kepada siswa lain untuk menanggapi
pertanyaan temannya yang ditanyakan kepada peneliti, setelah
peneliti meminta siswa lain unt uk menanggapi barulah ada siswa
yang mau menjawab pertanyaan temannya itu .
Ketika penerapan metode make a match masih ada dua
siswa yang tidak mengikuti metode ini. Mereka sudah memegang
soalnya, tetapi mereka malas untuk mengerjakan dan mencari
pasangannya. Sehingga temannya yang memegang jawabannya
harus mencari-cari soalnya. Meskipun ada siswa yang tidak
mengikuti metode ini, sebagian besar siswa sangat antusias dengan
penerapan metode make a match. Ada salah satu siswa yang
antusias sekali dengan metod e ini, padahal siswa tersebut sudah
mendapatkan pasangannya, tetapi dia selalu membantu temannya
yang belum mendapatkan pasangannya untuk mencari
jawabannya, lalu mencarikan pasangannya. Sebagian besar siswa
47

mengerjakan soal evaluasi di akhir pembelajaran dan kemudian


mengumpulkannya.

4) Pertemuan ke-4/ Jumat, 23 April 2010


Pada pertemuan keempat, materi yang dibahas mengenai
keliling dan luas segitiga, peneliti hanya memberikan pengantar
mengenai rumus keliling dan luas segitiga, peneliti mengingatkan
kepada para siswa pada saat SD rumus mencari keliling dan luas
segitiga sudah dijelaskan, sehingga para siswa mengingat -ingat
rumusnya. Akan tetapi, peneliti langsung memberikan variasi -
variasi soal mengenai keliling dan luas segitiga yang sekiranya
soal-soalnya berbeda waktu dipelajari di SD. Pada pertemuan kali
ini siswa sudah mulai banyak yang memperhatikan penjelasan
yang diberikan oleh peneliti.
Peneliti menawarkan kepada siswa agar mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang belum difahaminya, hanya ada
dua siswa yang bertanya, siswa tersebut bertanya ”jika segitiganya
sembarang, bagaimana bu cara mencari luas segitiganya?”
kemudian peneliti menjawabnya, kal au ada segitiga sembarang
cara mencari luas segitiga ada rumus tersendiri, t idak
menggunakan rumus yang alas dikali tinggi lalu dibagi dua, tetapi
menggunakan rumus, L = , dimana S
adalah keliling segitiga. Ada juga yang bertanya, ”kalau dike tahui
luasnya terus dicari tingginya bagaimana bu?”. S ebelum peneliti
menjawabnya, peneliti terlebih dahulu menawarkan kepada para
siswa untuk mencoba menjawabnya, dan ada dua siswa yang
mencoba menjawabnya.
Peneliti memulai menerapkan metode make a match,
seluruh siswa mengikuti dan merespo n penerapan metode make a
match. Penerapan metode make a match kali ini berbeda dengan
penerapan metode make a match sebelumnya, peneliti menerapkan
48

metode ini dengan cara setiap kartu dipegang oleh dua siswa, jadi
setiap satu soal dikerjakan oleh dua siswa sehingga mereka bisa
bekerja sama untuk mencari jawabannya. Begitu juga dengan
siswa yang memegang jawabannya, sat u kartu jawaban dipegang
oleh dua siswa. Setelah mereka menemukan jawabannya, salah
satu dari perwakilan kelompok siswa yang sudah menemukan
jawabannya maju kedepan dan bertanya kepada peneliti apakah
mereka sudah menjadi pasangan yang cocok. Jika menurut peneliti
masih belum cocok jawabannya, siswa yang memegang soal
mengerjakan soalnya lagi sampai menemukan jawabannya yang
cocok.
Setelah penerapan metode make a match, seluruh siswa
mengerjakan soal yang diberikan dan lalu mengumpulkannya .
Guru kolaborator memberikan komentar mengenai proses
pembelajaran hari ini, menurut guru kolaborator, kelas VII B
sudah mengalami banyak kemajuan. Siswa -siswa sudah mulai
banyak yang mengerjakan soal, s ebelumnya jarang ada yang mau
mengerjakan, apalagi jika diminta untuk dikumpulkan.

5) Pertemuan ke-5/ Senin, 26 April 2010


Pelaksanaan tes siklus I dilaksanakan pada pertemuan ke -5,
alokasi waktu pada tes siklus I i ni adalah 2 x 40 menit. Materi
yang diujikan antara lain: pengertian dan jenis -jenis segitiga,
menunjukkan bahwa jumlah besar sudut segitiga adalah 180°,
Menggunakan hubungan sudut dalam dan sudut luar s egitiga
dalam pemecahan soal, m enghitung keliling dan luas segitiga.
Pada tes siklus I berjalan dengan lancar, tetapi banyak siswa
bertanya maksud soalnya, ada juga yang bertanya tetapi
pertanyaannya sudah mend ekati dengan jawabannya. P eneliti
hanya memberikan pengertian agar mereka bisa mandiri untuk
mengerjakannya. Berikut dokumentasi aktivitas siswa
49

mengerjakan soal tes siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah


ini:

Gambar 3
Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus I

Setelah pelaksanaan tes siklus I, peneliti melaksanakan wawancara


dengan guru kelas dan siswa untuk mengungkap pendapat mereka tentang
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode make a match.

c) Tahap observasi dan analisis


Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Guru kelas (observer) melakukan pengamatan langsung
tentang pelaksanaan pembelajaran metode make a match dan perhatian
siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan perhatian siswa
melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Rekapitulasi Persentase Perhatian Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I

Aspek yang Rata-


No diamati I II III IV rata
Siswa
memperhatikan
1 50% 55% 73,3% 75% 63,33%
penjelasan
guru
50

Siswa
memperhatikan
temannya
ketika
2 0% 37,5% 31,6% 40% 27,28%
temannya
memberi
tanggapan atau
pertanyaan
Siswa
merespon/
3 mengerjakan 100% 95% 78,95% 100% 93,49%
soal yang
diberikan guru
Siswa
merespon/
menanggapi
4 0% 6,25% 5,7% 5% 4,24%
pertanyaan
yang diberikan
temannya
Siswa
merespon dan
antusias dalam
5 93,8% 90% 94,7% 100% 94,63%
penerapan
metode make a
K match
e
Rata-rata keseluruhan 56,6%
t
erangan: (Pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi)
1. 80% ≤ x ≤ 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
x menggambarkan banyaknya siswa yang melaksanakan aktivitas
perhatian.
Berdasarkan tabel 2 diperoleh informasi bahwa perhatian siswa
pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Siswa memperhatikan penjelasan guru
Pada aspek ini, rata-rata siswa memperhatikan penjelasan guru
adalah 63,325%. Aspek ini sudah bisa dikatakan bagus .
51

2) Siswa memperhatikan temannya ketika temannya memberi tanggapan


atau pertanyaan.
Pada aspek ini bisa dikatakan masih kurang karena rata -rata
pada aspek ini hanya 27,275%. Pada aspek ini masih kurang karena
siswa-siswa lebih memperhatikan jika gurunya yang member i
tanggapan. Jadi, jika temannya yang member tanggapan biasanya
siswa yang lain jarang ada yang memperhatikannya.
3) Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru .
Rata-rata siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru
adalah: 27,275%. Pada aspek ini, siswa merespon/ mengerjakan soal
tidak hanya ketika diberi soal kuis pada akhir pertemuan, tetapi ketika
guru bertanya atau memberikan soal secara lisan, para siswa juga
meresponnya. Akan tetapi pengukuran pada aspek ini diukur ketika
siswa diberikan soal kuis pada akhir pertemuan, berapa banyak siswa
yang mengerjakannya.
4) Siswa merespon/menanggapi pertanyaan yang diberikan temannya
Rata-rata pada aspek ini sangat k ecil dibanding dengan aspek
yang lain. Rata-rata pada aspek ini adalah: 4,238%. Respon siswa
sangat kurang ketika guru meminta untuk menanggapi pertanyaan
temannya ketika siswa yang lain bertanya kepada guru lalu guru
meminta siswa yang lain menanggapinya.
5) Siswa merespon dan antusias dalam penerapan metode make a match
Pada siklus pertama ini, siswa sangat antusias dalam penerapan
metode make a match. Rata-rata pada aspek ini adalah: 94,625%. Hasil
ini memiliki nilai yang sangat baik. Para siswa sangat antusias pada
penerapan metode ini, para siswa mengatakan, penerapan metode ini
seperti permainan sehingga pembelajaran yang terjadi tidak
membosankan.
Hasil belajar selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir si klus I
pada pertemuan keempat. Hasil tes akhir siklus I tersebut d apat dilihat
pada tabel berikut:
52

Tabel 3
Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus I
Interval F f relatif f relatif
kumulatif
52-57 7 22,6% 100%
58-63 4 12,9% 77,4%
64-69 14 45,2% 64,5%
70-75 3 9,7% 19,3%
76-81 1 3,2% 9,6%
81-86 2 6,4% 6,4%

Selain dalam bentuk persentase nilai tes akhir siklus I, peneliti juga
menyajikan nilai tes akhir siklus I siswa dalam bentuk data statistik
deskriptif. Statistik deskriptif nilai tes akhir siklus I dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika Akhir Siklus I
No Statistik Nilai
1 Nilai tertinggi 84
2 Nilai terendah 52
3 Banyaknya siswa
yang mendapat
7
nilai di bawah
KKM
4 Rata-rata 64,3
5 Standar deviasi 8,06

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I


ini mencapai rata-rata 64,3. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada siklus I ini sudah baik, namun masih ada 7 siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM.
53

d) Tahap refleksi/ Senin, 26 April 2010


Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap
hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.
Adapun hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:

Temuan Rencana
No Aspek
Peneliti Siswa Perbaikan
1 Penerapan - Pengaturan - Ada - Mengoptimal
Metode waktu tidak beberapa kan waktu
make a sesuai yang siswa yang untuk
match direncanakan tidak mau penjelasan
ikut serta materi,
- Banyaknya dalam sehingga
kartu soal penerapan masih ada
dan kartu metode banyak sisa
jawaban make a waktu untuk
yang match penerapan
diberikan ke - Siswa metode make
siswa tidak terkadang a match
proporsional, bingung - Kartu soal
sehingga untuk dan jawaban
membuat mencari harus
siswa jawaban dihitung
bingung. yang cocok, dengan benar
karena ada - Tidak boleh
beberapa gugup ketika
siswa laki- dalam proses
laki yang penerapan
iseng. metode make
a match tidak
sesuai
dengan apa
yang sudah
di
rencanakan
2 Perhatian - Masih ada - Masih ada - Memberikan
siswa kesulitan sekelompok pengertian
untuk siswa yang kepada
membangkit tidak sekelompok
kan siswa memperhati siswa untuk
untuk kan materi mem-
bertanya dan yang perhatikan
menanggapi dijelaskan dan peneliti
54

pertanyaan oleh peneliti akan bersikap


siswa yang - Siswa yang tegas jika
lain. bertanya dalam proses
- Belum masih pembelajaran
maksimal sangat selanjutnya
dalam sedikit. masih ada
pengelolaan - Siswa yang yang tidak
kelas ketika memperhati mem-
penjelasan kan dan perhatikan
materi. menanggapi - Memberikan
pertanyaan suasana kelas
temannya lebih santai
sangat agar siswa
jarang tidak tegang
sekali. - Peneliti
memberikan
motivasi
kepada siswa
untuk sering
bertanya.

Selama pembelajaran siklus I, siswa memberikan respon yang


positif pada penerapan metode make a match walaupun ketika
penjelasan materi mereka masih belum kooperatif. Mereka terlihat
sangat senang dengan diterapkannya metode make a match.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata -rata persentase
perhatian siswa mencapai 56,6%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
persentase perhatian siswa pada siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan penelitian ini, dimana rata -rata persentase perhatian siswa
harus mencapai 70%. Aspek perhatian siswa yang perlu ditingkatkan
adalah memperhatikan penjelasan g uru, memperhatikan pertanyaaan/
tanggapan teman, merespon/menanggapi pertanyaan temannya.
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar sisw a
mencapai nilai rata-rata 64,3. Ada 7 siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa tes hasil belajar siswa
pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian ini,
dimana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 70 dan tidak ada
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 60.
55

Seluruh hasil yang diperoleh d ari pelaksanaan siklus I ini


menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai,
sehingga penelitian masih harus melanjutkan pada tahap siklus II
dengan hasil refleksi ini digunakan untuk perbaikan.

3. Siklus II
a) Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti membuat RPP yang sudah
didiskusikan oleh guru kolaborator supaya tidak mengganggu aktifitas
pembelajaran yang sedang berlangsung di sekolah yang akan diteliti.
Selain silabus dan RPP, pada tahap perencenaan ini peneliti jug a
membuat instrumen penelitian, yaitu: Lembar observasi, lembar
catatan lapangan, lembar wawancara untuk guru kolaborator, lembar
wawancara untuk sebagian siswa dan Tes hasil belajar yang sudah
didiskusikan oleh Dosen pembimbing.
Materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan keenam
atau pertemuan pertama pada siklus II adalah tentang pengertian
jajargenjang, Persegi panjang, belah ketupat, persegi, trapezium dan
layang-layang menurut sifatnya. Serta membahas mengenai sifat -sifat
segiempat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya. P ertemuan kedua
pada siklus II ini akan membahas mengenai cara m enurunkan rumus
dan menghitung keliling segiempat . Materi yang akan dibahas pada
pertemuan kedelapan atau pertemuan ketiga pada siklus II adalah cara
menurunkan rumus dan menghitung luas segiempat.

b) Tahap pelaksanaan
1) Pertemuan ke-1/ Kamis, 29 April 2010
Memasuki pertemuan pertama pada siklus II , siswa-siswa
sudah banyak kemajuan. Hampir seluruh siswa memperhatikan
penjelasan, tetapi masih ada satu kelompok ya ng belum
memperhatikan. Materi yang dibahas mengenai pengertian
56

jajargenjang, persegi panjang, belah ketupat, persegi, trapes ium


dan layang-layang menurut sifatnya. Serta membahas mengenai
sifat-sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya.
Penerapan metode make a match seluruh siswa
mengikutinya, dan berjalan lancar. Ketika diminta mengerjakan
soal para siswa mengerjakan dan mengu mpulkannya. Meskipun
sudah banyak yang memperhatikan tapi masih ada yang izin ke
kamar mandi. Pertemuan pertama siklus II ada salah satu siswa
yang mengoperasikan handphone.

2) Pertemuan ke-2/ Jumat, 30 April 2010


Materi yang disampaikan pada pertemuan ke II siklus II
mengenai keliling bangun datar segi empat , untuk materi ini
peneliti hanya memberikan pengantar rumus-rumus segi empat
dan langsung mengaplikasikan pada contoh soal. Pada pertemuan
ini sudah banyak yang memperhatikan materi yang d ijelaskan oleh
peneliti, tetapi masih ada juga yang tidak memperhatikan
penjelasan, ada seorang siswi yang sering mengeluarkan hp dari
sakunya.
Saat pertemuan ke-2, sebagian siswa sudah paham dengan
materi yang telah disampaikan. Ada siswa yang bertanya
mengenai materi keliling segi empat, pertanyaan yang ditanya
rata-rata mengenai cara mencari keliling layang -layang atau belah
ketupat jika diketahui panjang diagonalnya. Ketika itu peneliti
menawarkan kepada siswa yang kemampuannya lebih diantara
siswa yang lain, dan dia menjawab, ”pertama harus dicari sisi -
sisinya dulu menggunakan rumus phytagoras, lalu dicari
kelilingnya”.
Peran siswa pada penerapan metode make a match sangat
bagus sekali pada pembelajaran ke-2 siklus II, metode make a
match pada pertemuan ini, diterapkan dengan cara setiap kartu
57

soal dipegang dua siswa, dan kartu jawaban ditata di meja guru.
Cara ini diharapkan terjadinya kerjasama antar siswa untuk bisa
mengerjakan soal secara kelompok kecil. Setelah kelompok
tersebut bisa mengerjakan soal, lalu mencari kartu jawabannya
yang sudah ditata di meja guru, dan kemudian memberikan
kartunya kepada peneliti lalu dicek oleh peneliti apakah jawaban
mereka benar atau tidak. Berikut ini bentuk kartu make a match
pada pertemuan ke-2 siklus II yang sudah ditata di meja guru.

Gambar 4
Bentuk kartu make a match pada pertemuan ke-2

Seperti pertemuan biasa, seluruh siswa mengerjakan soal


kuis yang dilaksanakan di akhir pertemuan dan kemudian para
siswa mengumpulkannya.

3) Pertemuan ke-3/ Senin, 3 Mei 2010


Materi yang disampaikan pada pertemuan ke-3, mengenai
menghitung luas bangun datar segi empat. Pengantar pada materi
ini berjalan dengan lancar, karena sebagian besar siswa
memperhatikannya.
Penerapan metode make a match masih ada dua siswa yang
tidak mengikuti metode ini. Mereka sudah memegang soalnya,
tetapi mereka malas untuk mencarinya. Sehingga teman nya yang
58

memegang jawabannya harus mencari -cari soalnya. Penerapan


metode ini berjalan dengan lancar, meskipun ada dua siswa yang
tidak mengikuti penerapan metode ini, tetapi semua siswa sangat
antusias dengan penerapan metode make a match. Ada salah satu
siswa yang antusias sekali dengan metode ini, padahal siswa
tersebut sudah mendapatkan pasangannya, siswa tersebut selalu
membantu temannya yang belum mendapatkan pasangannya untuk
mencari jawabannya lalu mencarikan pasangannya. Sebagian
besar siswa mengerjakan soal evaluasi di akhir pembelajaran dan
kemudian mengumpulkannya, masih ada empat siswa yang tidak
mengerjakannya.

4) Pertemuan ke-4/ Kamis, 6 Mei 2010


Pertemuan keempat siklus II dilakukan tes akhir siklus 2,
Materi yang akan diujikan mengenai pengertian jajargenjang,
persegi panjang, belah ketupat, persegi, trapes ium dan layang-
layang menurut sifatnya, sifat-sifat segiempat ditinjau dar i
diagonal, sisi dan sudutnya, m enghitung keliling dan luas segi
empat.
Pelaksanaan tes siklus II ini berjalan lancar dan siswa sudah
mulai mandiri saat mengerjakan soal, meskipun masih ada siswa
yang masih menanyakan jawaban. Guru hanya meyakinkan bahwa
semuanya pasti bisa, karena soal yang ada sudah dipelajari.
Berikut ini dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal tes
siklus II.
59

Gambar 5
Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus 2
Kemudian peneliti melaksanakan wawancara dengan guru
kelas dan siswa untuk meng etahui pendapat mereka tentang
penerapan metode make a match yang sudah diterapkan.

c) Tahap observasi dan analisis


Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru kelas
sebagai kolaborator dan juga sebagai observer. O bserver melakukan
pengamatan langsung tentang pelaksanaan pembelajaran temat ik dan
aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan
aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5
Rekapitulasi Persentase Perhatian Siswa
Pada Pembelajaran Siklus 2

Rata-
No Aspek yang diamati I II III rata
Siswa memperhatikan
1 94,7% 89,4% 90% 91,4%
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
2 temannya ketika 73,7% 65,8% 60% 66,5%
temannya memberi
60

tanggapan atau
pertanyaan
Siswa
3 merespon/mengerjakan 100% 100% 90% 96,7%
soal yang diberikan guru
Siswa
merespon/menanggapi
4 10,5% 10,5% 12,5% 11,2%
pertanyaan yang
diberikan temannya
Siswa merespon dan
5 antusias dalam penerapan 100% 100% 95% 98,3%
metode make a match
Rata-rata keseluruhan 72,82%

Keterangan: (Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien


korelasi)
1. 80% ≤ x ≤ 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
x menggambarkan banyaknya siswa yang melaksanakan aktivitas
perhatian.
Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan perhatian siswa
memiliki rata-rata sebesar 72,82%. Hal ini menunjukkan ba hwa
indikator keberhasilan perhatian pada siklus II ini sudah tercapai.
Penjelasan-penjelasan dari indikator perhatian dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru .
Rata-rata siswa memperhatikan penjelasan guru adalah
91,4%. Hal ini menunjukkan bahwa diasaat guru atau peneliti
menjelaskan materi pada siklus II, hampir seluruh siswa
memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh
peneliti.
2. Siswa memperhatikan temannya ketika temannya memberi
tanggapan atau pertanyaan.
61

Rata-rata siswa memperhatikan temannya ketika temannya


memberi tanggapan atau pertanyaan memiliki rata -rata 66,5%.
Dan dilihat dari rata-rata tersebut, indikator per hatian siswa
tersebut sudah bisa dikatakan baik.
3. Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru
Rata-rata siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan
guru memiliki rata-rata 96,7%. Untuk indikator ini memang
memiliki rata-rata yang sangat baik. Hampir seluruh siswa
mengerjakan soal evaluasi di ak hir pembelajara dan
mengumpulkannya.
4. Siswa merespon/menanggapi pertanyaan yang diberikan
temannya
Rata-rata Siswa merespon/menanggapi pertanyaan yang
diberikan temannya hanya memiliki rata -rata 11,2%. Hal ini
menunjukkkan bahwa rata -rata tersebut masih sangat kurang.
Jika dilihat selama proses pembelajaran di kelas, siswa jarang
sekali menanggapi pertanyaan atau jawaban yang diutarakan oleh
temannya sendiri. Ada siswa yang mau menanggapi pertany aan
temannya, tapi sebelumnya peneliti harus menawarkan terlebih
dahulu kepada siswa yang lain, apakah ada yang mau
menanggapi pertanyaaan temannya. Terkadang juga peneliti
menunjuk siswa secara langsung untuk menanggapi pertanyaan
temannya.
5. Siswa merespon dan antusias dalam penerapan metode make a
match
Siswa sangat antusias ada penerapan metode make a match,
tetapi ada beberapa siswa yang tidak mengikuti penerapan
metode ini. Rata-rata siswa merespon dan antusias dalam
penerapan metode make a match memiliki rata-rata 98,3%. Hal
ini menunjukkan bahwa rata -rata tersebut sudah bisa dikatakan
sangat baik.
62

Hasil belajar selama siklus II diperoleh dari tes akhir siklus II pada
pertemuan kesembilan. Hasil tes akhir siklus II tersebut da pat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 6
Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus II
Interval F f relatif f relatif
kumulatif
68-73 22 66,6% 100%
74-79 7 21,2% 33,4%
80-85 2 6,1% 12,2%
86-91 2 6,1% 6,1%

Selain dalam bentuk persentase nilai tes akhir siklus II, peneliti juga
menyajikan nilai tes akhir siklus II siswa dalam bentuk data statistik
deskriptif. Statistik deskriptif nilai tes akhir siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 7
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus II
No Statistik Nilai
1 Nilai tertinggi 88
2 Nilai terendah 68
3 Banyaknya siswa
yang mendapat
0
nilai di bawah
KKM
4 Rata-rata 72,4
5 Standar deviasi 5,6
63

Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus 2 ini


mencapai rata-rata 72,4. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada siklus 2 ini sangat baik dan tidak ada lagi siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM.

c) Tahap refleksi/ Kamis, 6 Mei 2010


pada tahap refleksi pada siklus II ini dilaksanakan setelah
pelaksanaan tes hasil belajar siklus II. Pada tindakan siklus II ini sudah
berjalan dengan lancar, sebagian besar siswa memperhatikan
penjelasan peneliti saat pembelajaran berlangsung, para siswa juga
sudah memulai memperhatikan temannya ketika temannya
memberikan pertanyaan atau tanggapan, t etapi pada siklus II ini
masih sedikit siswa yang mau menanggapi pertanyaan temannya,
hanya beberapa siswa yang mau menanggapi pertanyaan temannya
tetapi harus diminta terlebih dahulu oleh peneliti, atau peneliti
langsung menunjuk salah satu siswa untuk menanggapinya.
Pelaksanaan metode make a match pada silus II ini berjalan dengan
lancar, hampir seluruh siswa menyukai metode ini, ada sedikit siswa
yang tidak kooperatif terhadap metode ini. Para siswa sangat antusias
pada penerapan metode ini. Ketika pelaksanaan tes evaluasi tiap akhir
pertemuan masih ada siswa yang tidak mengerjakan tes evaluasi.
Keseluruhan hasil nilai rata -rata observasi perhatian siswa pada
siklus II memiliki rata-rata 72,82%. Dilihat dari rata-rata tersebut
perhatian siswa sudah bisa dikatakan baik. Hal ini berarti indikator
keberhasilan pada observasi perhatian siswa sudah tercapai, indikator
keberhasilan pada penelitian ini yakni persentase perhatian siswa yang
diamati melalui lembar observasi pada siklus II sudah mencapai lebih
dari atau sama dengan 70%. Dilihat satu persatu dari semua aspek
perhatian siswa, ada satu aspek yang sangat susah untuk ditingkatkan,
aspek tersebut yakni “ Siswa merespon/menanggapi pertanyaan yang
diberikan temannya”. A spek tersebut sangat susah sekali untuk
64

ditingkatkan, dan di siklus II aspek tersebut hanya memiliki rata -rata


11,2%. Jika dilihat dari rata-rata tersebut, aspek perhatian siswa
tersebut dapat dikatakan masih sangat kurang.
Nilai rata-rata tes hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 72,4,
nilai tertinggi siswa adalah 88, sedangkan nilai terendah adalah 68.
Rata-rata nilai kuis tiap pertemuannya memiliki rata -rata 71,7. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan pada nilai rata -rata tes
hasil belajar siswa sudah tercapai, yakni rata -rata siswa lebih dari atau
sama dengan 70 dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM yakni: 60.
Berdasarkan refleksi pada siklus II ini, dapat dilihat secara jelas
bahwa semua indikator keberhasilan sudah tercapai semua, yakni:
Persentase perhatian siswa yang diamati melalui lembar observasi pada
siklus II sudah mencapai lebih dari atau sama dengan 70%, dan rata-
rata tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir
siklus sudah mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak ada
siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM yaitu 60. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua indikator keberhasilan telah tercapai maka
penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II .

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian


ini terdiri atas instrument tes dan non tes. Untuk tes dilaks anakan pada setiap
akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar
matematika siswa pada tiap pertemuan dan tiap siklus sebagai implikasi dari
PTK.
Instrumen non tes berupa lembar observasi , catatan lapangan jika ada
suatu kejadian dan wawancara yang ditujukan untuk guru dan siswa. Lembar
observasi diisi pada setiap pertemuan sedangka n wawancara dilakukan pada
65

setiap akhir siklus. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan
memiliki tingkat keterpercayaan yang tinggi, dilakukan member check.
Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali keterangan atau informasi yang
diperoleh selama observasi dari narasumber, memeriksa apakah data tersebut
tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan kebenaran
datanya. Selain melakukan member check, untuk mendapatkan data yang
absah dilakukan pula teknik triangulasi melalui pengamata n terhadap
perhatian siswa apakah menunjukkan peningkatan dengan dit erapkannya
metode make a match. Hal ini bertujuan untuk menggali data dari sumber
yang sama yaitu siswa, dengan menggunakan cara yang berbeda. Peneliti juga
secara rutin melakukan wawancara dan diskusi dengan guru kolaborator
mengenai hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang -ulang, agar tetap
fokus pada penelitian dan data yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.

C. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada,


yang diperoleh dari berbagai sumb er. Diantaranya sebagai berikut:

1. Perhatian siswa

Perhatian siswa dalam belajar matematika dapat dilihat melalui


lembar observasi, lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui
persentase perhatian siswa serta menganalisis dan merefleksi setiap siklus.
Adapun hasil observasi perhatian siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 8
Rekapitulasi Persentase Perhatian Siswa Siklus I dan II
No Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru 63,325% 91,4%
Siswa memperhatikan temannya ketika
2 temannya memberi tanggapan atau 27,275% 66,5%
pertanyaan
66

Siswa merespon/mengerjakan soal yang


3 93,488% 96,7%
diberikan guru
Siswa merespon/menanggapi pertanyaan
4 4,238% 11,2%
yang diberikan temannya
Siswa merespon dan antusias dalam
5 94,625% 98,3%
penerapan metode make a match
Rata-rata 56,6% 72,82%

Berdasarkan tabel 8 diperoleh informasi bahwa rata -rata persentase


perhatian siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 16,22%,
siklus I memiliki rata-rata sebesar 56,6% dan rata-rata pada siklus II
sebesar 72, 82%. Rata-rata aspek siswa memperhatikan penjelasan guru
pada siklus II adalah 91,4%. Hal ini menunjukkan bahwa diasaat guru atau
peneliti menjelaskan materi pada siklus II, hampir seluruh siswa
memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh peneliti.
Sedangkan rata-rata aspek siswa memperhatikan temannya ketika
temannya memberi tanggapan atau pertanyaan memiliki rata -rata 66,5%,
jika dilihat selama proses pembelajaran di kelas, siswa jarang sekali
menanggapi pertanyaan atau jawaban yang diutarakan oleh tem annya
sendiri. Ada beberapa siswa yang mau menanggapi pertanyaan temanny a,
tapi sebelumnya peneliti harus menawarkan terlebih dahulu kepada siswa
yang lain, apakah ada yang mau menanggapi pertanyaaan temannya.
Terkadang juga peneliti menunjuk siswa secara langsung untuk
menanggapi pertanyaan temannya. Meskipun aspek tersebut b elum
memenuhi indikator keberhasilan, akan tetapi jika dilihat, dari siklus I ke
siklus II aspek tersebut mengalami kenaikan sebesar 6,97%. Dan dilihat
dari rata-rata tersebut, indikator perhatian siswa tersebut sudah bisa
dikatakan baik.
Selama penerapan metode make a match berlangsung, siswa
memberikan respon yang positif pada penerapan metode make a match.
Mereka terlihat sangat senang dengan diterapkannya metode make a
match. Pada saat penerapan metode make a match, siswa sangat antusias
67

untuk melaksanakan metode ini, walaupun ada beberapa siswa yang tidak
kooperatif dengan penerapan metode ini. Pada siklus II, rata-rata siswa
merespon dan antusias dalam penerapan metode make a match adalah
98,3%. Hal ini menunjukkan bahwa rata -rata tersebut sudah bisa dikatakan
sangat baik. siswa juga sangat merespon dan mengerjakan soal evaluasi
yang diberikan oleh peneliti saat akhir pembelajaran.
Rata-rata siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru
pada siklus II memiliki rata-rata 96,7%. Untuk indikator siswa
merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru memiliki rata-rata yang
sangat baik. Hampir seluruh siswa mengerjakan soal evaluasi di akhir
pembelajara dan mengumpulkannya.
Dilihat dari tabel 8, tindakan pada siklus II sudah bisa meningkatkan
sebagian besar hasil observasi perhatian siswa pada siklus I. namun masih
ada satu aspek perhatian siswa yang masih belum bisa ditingkatkan yakni
aspek siswa merespon/menanggapi pertanyaan yang diberikan temannya.
Pada siklus I aspek tersebut memiliki rata -rata 4,238%, dan pada siklus II
memiliki rata-rata 11,2%. Meskipun aspek tersebut belum memenuhi
indikator keberhasilan, jika dilihat dari siklus I ke siklus II aspek tersebut
mengalami kenaikan sebesar 6,97%.
Hasil wawancara dengan guru dan siswa memberikan informasi
bahwa siswa sangat merespon baik metode make a match ini dan guru
kelas juga menganggap bahwa penerapan metode make a match ini telah
dilaksanakan dengan sangat baik, dan penelitian ini bisa dikatakan sudah
berhasil, keberhasilan ini dapat dibuktikan pertama dari hasil belajar yang
diperoleh siswa, hasil mereka sudah tidak ada yang di bawah KKM.
Mudah-mudahan nilai mereka akan tetap seperti ini. Keberhasilan yang ke
dua dapat dilihat ketika para siswa diberikan soal pada akhir pertemuan,
mereka semangat mengerjakan lalu mengumpulkannya.

2. Hasil belajar matematika


68

Untuk tes hasil belajar digunakan tes formatif yaitu tes yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus . Adapun hasil tes tersebut da pat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa

No Statistik Siklus I Siklus II


1 Jumlah siswa 31 33
2 Nilai tertinggi 84 88
3 Nilai terendah 52 68
4 Banyaknya siswa
yang mendapat
7 0
nilai di bawah
KKM
5 Rata-rata 64,3 72,4
6 Standar deviasi 8,06 5,6

Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I


memiliki rata-rata 64,3. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami
peningkatan 8,1 yaitu dari yang sebelumnya 64,3 menjadi 72,4. Pada
siklus I masih ada 7 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM , namun
pada siklus II nilai terendahnya adalah 68 dan sudah tidak ada lagi sisw a
yang mendapat nilai dibawah KK M.
Pada penelitian ini, kriteria keberhasilan sudah tercapai semua,
yakni: Persentase perhatian siswa yang diamati melalui lembar observasi
pada siklus II sudah mencapai lebih dari atau sama dengan 70%, dan rata-
rata tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus
sudah mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak ada siswa yang
mendapat nilai kurang dari KKM yaitu 60. Rekapitulasi kriteria
keberhasilan dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini:
69

Tabel 10
Rekapitulasi kriteria keberhasilan

No Kriteria Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2


Siswa memperhatikan penjelasan
63,325% 91,4%
guru
Siswa memperhatikan temannya
ketika temannya memberi tanggapan 27,275% 66,5%
atau pertanyaan
Siswa merespon/mengerjakan soal
1 Perhatian yang diberikan guru 93,488% 96,7%
Siswa merespon/menanggapi
4,238% 11,2%
pertanyaan yang diberikan temannya
Siswa merespon dan antusias dalam
94,625% 98,3%
penerapan metode make a match
Rata-rata 56,6% 72,82%
Nilai tertinggi 84 88
Nilai terendah 52 68
Hasil Banyaknya siswa yang mendapat
2 7 0
Belajar nilai di bawah KKM
Rata-rata 64,3 72,4
Standar deviasi 8,06 5,6

D. Pembahasan Temuan Penelitian

Ketika penerapan metode make a match di kelas, siswa-siswa


sangat antusias untuk mengikuti metode tersebut, mereka terlihat sangat
senang karena metode ini tergolong metode yang baru diterapkan di kelas.
Sebagian siswa merasa senang dengan penerapan metode ini, ada salah
satu siswa yang antusias sekali dengan metode ini, padahal siswa tersebut
sudah mendapatkan pasangannya, tetapi dia selalu membantu temannya
yang belum mendapatkan pasangannya untuk mencari jawabannya lalu
mencarikan pasangannya.
Pada penerapan metode make a match ada siswa yang tidak
merespon metode ini, mereka hanya duduk -duduk di belakang. Ada salah
70

satu siswa putra yang iseng, ketika siswa putra yang memegang
jawabannya, kartu jawaban tersebut disembunyikan, dan siswa putri yang
memegang kartu soalnya takut untuk memintanya, b egitu juga sebaliknya,
jika siswa putra memegang kartu soal, siswa tersebut tidak mau
mengerjakan dan mencarinya, sehingga siswa lain yang memegang kartu
jawabannya hanya diam saja menunggu.
Guru kolaborator memberikan apresiasi yang sangat bagus pada
penelitian ini, menurut guru kolaborator kelas VII B sudah mengalami
banyak kemajuan. Siswa-siswa sudah banyak yang mengerjakan soal
tugas yang diberikan, k arena sebelumnya jarang ada yang mau
mengerjakan, apalagi jika diminta untuk dikumpulkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan maka dapat disimpulkan hal -hal
sebagai berikut:
1. Metode make a match dapat meningkatkan perhatian siswa dalam
pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan
rata-rata pada lembar observasi perhatian siswa. Rata-rata persentase
perhatian siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar
16,22%, siklus I memiliki rata-rata sebesar 56,6% dan rata-rata pada siklus II
sebesar 72, 82%.
2. Metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata -rata nilai tes hasil belajar yang
diberikan pada setiap akhir siklus, rata-rata hasil belajar pada siklus II
mengalami peningkatan 8,1 yaitu dari 64,3 menjadi 72,4. Pada siklus I masih
ada 7 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM , namun pada siklus II nilai
terendahnya adalah 68 dan tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dipersiapkan untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
1. Metode make a match dapat dijadikan sebagai metode alternatif pada mata
pelajaran matematika. Karena metode make a match sifatnya menyenangkan
sehingga siswa merasa tidak bosan ketika mengikuti pembelajaran matematika.
2. Guru harus selalu memperhatikan perkembangan perhatian siswa pada
pembelajaran matematika, dan guru seharusnya memberikan soal e valuasi
setiap akhir pertemuan dan memintanya untuk selalu dikumpulkan sehingga

71
72

siswa merasa mempunyai kewajiban untuk mengerjakannya. Dan ada baiknya


soal evaluasi tidak hanya dari LKS saja, akan tetapi guru membuat sendiri yang
berbentuk lembaran seperti soal ulangan sehingga siswa termotivasi untuk
mengerjakannya.
3. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti keterkaitan antara
penerapan Model pembelajaran kooperatif metode make a match terhadap
motivasi, minat, aktivitas, dan lain -lain. Dan penerapan metode make a match
bisa juga diterapkan dengan cara : semua siswa memegang soal, dan semua
jawabannya ditempel di papan tulis. Dan sebaiknya kartu make a match pada
setiap pertemuannya harus dipersiapkan secara matang dan alangkah baiknya
jika kartunya ada variasi warna dan gambarnya sehingga siswa lebih tertarik
lagi untuk mempelajari matematika.
73

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003


Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar , Jakarta: PT.
Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan & Kebudayaan,
2003
Arikunto, Suharsimi, Peneltian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007
Depag RI, Al Hikmah AlQuran dan Terjemah , Bandung: Diponegoro, 2007
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001
Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta:Kizi
Brother’s, 2006
Isjoni, Cooperatif Learning, Bandung:Alfa Beta, 2009
Najati, Muhammad Usman, Ilmu Jiwa dalam Al-Quran, Jakarta: Pustaka
Azzam,2005
Padmowihardjo, Soedijanto, Psikologi Belajar Mengajar , Jakarta : Universitas
Terbuka, 2008
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi P endidikan, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2002
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:Remadja Karya, 1984
Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & perkembangan , Jakarta: CV
Pedoman Ilmu Jaya, 2001
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi ,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group , 2008
Saputra, Yudha M, dkk, Strategi Pembelajaran Kooperatif , Jakarta: Bintang warli
Artika, 2000
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , Bandung : ALFABETA, 2006
Suharman, M. S, Psikologi Kognitif, Srikandi:Surabaya, 2005
74

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan , Bandung: PT.


Remaja Rosda Karya, 2007
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Rajawali Pers, 2004
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif , Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka,
2009
Winkel, W.S, psikologi pengajaran, Jakata: PT.Gramedia, 1999
Witherington, H. Carl, Educational Psychology, Bandung: CV. Jemmars, 1999
75

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akal pikiran merupakan kelebihan luar biasa yang dimiliki manusia, dan tidak
dimiliki oleh mahluk lainnya. Dengan akal pikiran, manusia mampu menjadikan
dirinya sebagai khalifah yang secara lahir dan batin memilki tanggung jawab,
untuk mengembangkan dan melestarikan alam semesta sebagai tempat dan teman
hidup manusia di bumi. Dengan akal pula manusia dapat membekali dirinya
dengan keilmuan yang secara bertahap mengalami perkembangan yang sangat
luas. Pengetahuan yang diperoleh manusia dapat dikonstruks i dengan beberapa
pengembangan, baik melalui pengalaman maupun dengan pendidikan.
Seperti yang diterangkan dalam (Q.S Al An’am: 165) “Dan Dia-lah yang
menjadikanmu sebagai Khalifah -khalifah di bumi dan mengangkat (derajat)
sebagian kamu di atas yang l ain, untuk mengujimu atas(karunia) yang diberikan -
Nya kepadamu, sesungguhnya tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan
sungguh, Dia maha pengampun, maha penyayang ”.1
Pendidikan yang berlangsung di sekolah, terlihat jelas dalam proses
pembelajaran, yang dikenal sebagai kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan . Belajar bukan
mengingat tetapi mengalami. Sedangkan mengaja r adalah proses membimbing
kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan
belajar murid dan guru hanya membimbing. ”2 Dari pernyataan di atas, dapat
dimengerti bahwa dalam pembelajaran, terdapat dua proses yaitu proses mengajar
oleh guru dan belajar yang dilakukan oleh siswa.
Dalam interaksi pembelajaran, baik secara formal maupun non formal, sering
terdapat problem dan kendala yang secara substansial dapat mempengaruhi
konsentrasi guru dalam menyampaikan materi, itu disebabkan karena kurangnya

1
Depag RI, Al Hikmah AlQuran dan Terjemah , (Bandung: Diponegoro, 2007)
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 27

1
2

perhatian siswa dalam belajar. Apalagi ketika mata pelajaran yang dihadapi
tergolong sulit serta membutuhkan konsentrasi dan stimulasi belajar yang t inggi.
Hambatan atau kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa dapat menyebabkan
kurang maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal
tersebut merupakan persolan pembelajaran (pendidikan) yang perlu segera
dicarikan jalan keluarnya, misalnya matematika, yang selalu menjadi mata
pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian siswa, sehingga nilai yang didapatkan
siswa pada mata pelajaran matematika sangat rendah.
Walaupun sebagian siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang
sulit, namun tidak sedikit juga siswa yang menganngap matematika itu mudah,
semua itu dapat dibuktikan dengan adanya siswa yang memenangkan olimpiade
matematika sampai tingkat internasional. Namun bagi sebagian siswa yang
menganggap matematika itu pelajaran yang sulit dipahami, hasil belajar mereka
pada pelajaran matematika sangatlah rendah. Hal ini dapat dilihat dari wawancara
dengan salah satu guru matematika di SMP YMJ yang menyebutkan bahwa rata -
rata hasil belajar matematika siswa hanya 63. Rendahnya hasil belajar siswa
dikarenakan perhatian mereka dalam mempelajari matematika sangatlah kurang,
dan itu dapat diindikasikan dari kurangnya kemauan siswa dalam mempelajari
matematika, seringnya siswa mengobrol di kelas, sering izin ke kamar mandi, dan
berbagai alasan lain sehingga mereka bisa terbebas dari pelajaran matematika.
Salah satu bentuk keseriusan dalam belajar adalah adanya perhatian yang
diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru didepan kelas.
Perhatian merupakan suatu aktivit as yang vital dalam pendidikan, maksudnya
yakni perhatian adalah suatu proses pemilihan suatu perangsang -perangsang yang
lain yang pada setiap saat merangsang mekanisme reseptif kita, persis halnya
dengan perbuatan bergerak yang kita lakukan karena suatu p erangsang yang lain. 3
Jika perhatian siswa dalam pembelajaran matematika sangat kurang kar ena
kurang adanya kemauan siswa dan berbagai macam alasan sehingga mereka bisa
terbebas dari pelajaran matematika, sampai kapanpun mereka tidak akan

3
H. Carl Witherington, Educational Psychology, (Bandung: CV. Jemmars, 1999) cet V,
h. 121
3

memahami pelajaran matematika, padahal matematika merupakan pelajaran yang


sangat penting dan bermanfaat da lam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
perhatian siswa dalam belajar sangat penting, karena “dalam kehidupan sehari -
hari seseorang perlu memusatkan perhatiannya terhadap apa yang sedang
dilakukannya, karena dengan adanya perhatian akan menjadikan peker jaan itu
4
dapat dilakukan dengan baik dan hasilnyapun dapat diharapkan pula”. Hasil
tersebut pada proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
dilakukan saat tes formatif, kalau siswa memberikan perhatiannya pada pelajaran
matematika, siswa akan mendapatkan nilai yang bagus. Dari situlah mengapa
perhatian sangat penting dalam proses pembelajaran matematika, karena perhatian
sangat memberikan kontribusi ter hadap hasil belajar.
Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, juga
menjadi persoalan bagi guru untuk mencari penyelesaian dari masalah tersebut.
Guru harus berupaya bagaimana caranya agar siswa tidak mengalami kejenuhan
dan bosan dalam mengikuti pelajaran matematika, sehingga siswa dapat belajar
matematika dengan fun dan memeberikan perhatiannya pada materi pelajaran
matematika yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian
ini akan menggunakan model pemb elajaran kooperatif metode make a match, agar
hasil belajar pada pelajaran matematika lebih meningkat. Peneliti menggunakan
metode tersebut karena, “metode tersebut dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, dan dalam metode ini, anak
didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan”. 5
Penerapan metode Make a match cocok digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa, karena make a match merupakan metode yang bisa
dikatakan beda dengan metode yang lain. Metode ini selain bermanfaat
memperdalam pemahaman materi atau konsep matematika, make a match juga
bisa dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan permainan, sehingga ketika

4
Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) cet III, h. 152
5
Yudha M. Saputra, dkk, Strategi Pembelajaran Kooperatif , (Jakarta: Bintang warli Artika),
h. 67
4

metode ini diterapkan, suasana proses pembelajaran akan terkesan menyenangkan,


dan metode ini dilakukan secara berula ng-ulang, setelah satu sesi berjalan, kartu
akan dikocok kembali sehingga siswa akan mendapatkan jenis soal yang berbeda
dari sebelumnya, sehingga siswa akan memahami berbagai jenis soal. Penerapan
metode make a match diharapkan dapat meningkatkan hasil be lajar siswa pada
mata pelajaran matematika.
Dari hal-hal yang sudah diuraikan di atas, penulis tertarik mengadakan
Penelitian kulitatif dengan memilih judul, “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Metode Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa di SMP YMJ”
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mencoba mengidentifikasi
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Identifikasi masalah yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Apakah metode make a match dapat diterapkan pada pelajaran matematika?
2. Apakah penerapan metode make a match dapat meningkatkan perhatian
siswa?
3. Apakah penerapan metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa?
4. Jenis aspek-aspek perhatian apa saja yang dapat ditingkatkan melalui
penerapan metode make match?

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Untuk menitikberatkan pembahasan atas masalah, maka penulis memberikan


batasan sebagai berikut:
1. Hasil belajar pada mata pelajaran matematika, yang dimaksud hasil belajar
pada pembelajaran Matematika dalam penelitian ini yakni hasil belajar atau
nilai yang diperoleh siswa pada pelajaran Matematika setelah melaui beberapa
proses kegiatan pembelajaran.
2. Model pembelajaran kooperatif metode make a match yang digunakan guru
untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran Ma tematika.
5

3. Siswa SMP YMJ kelas VII B.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah, penulis mencoba merumuskan


permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah metode make a match dapat diterapkan pada pelajaran matematika?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode make a match
dapat meningkatkan perhatian siswa?
3. Apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode make a
match dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran matematika?

E. Tujuan Penelitan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:


1. Tujuan umum: Untuk mengetahui apakah melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif metode make a match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode make a match.
b. Mengetahui peningkatan perhatian siswa melalui penerapan metode make
a match.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, dapat diambil beberapa manfaat, diantaranya:


1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti wisuda pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dapat memperoleh pengalaman men gajar secara
langsung, serta dapat mengabdikan diri pada masyarakat atau di sekolah.
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai pengetahuan tambahan untuk bisa
merangsang siswa dalam memperhatikan pelajaran matematika..
3. Bagi siswa, mendapatkan pengalaman be lajar dengan menggunakan metode
yang baru, belajar dengan menyenangkan sehingga siswa bisa tertarik untuk
belajar matematika dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
6

4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan
bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih lanjut.
5. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini dapat menambah
informasi mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif metode make a
match untuk meningkatkan hasil b elajar matematika siswa
Lampiran 23
Hasil Wawancara dengan Guru

Tahap : Pra Penelitian

1. Kurang. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika dapat


diindikasikan dengan seringnya siswa ngobrol di kelas dan sering ke kamar
mandi.
2. Ceramah dan diskusi.
3. 70% mendengarkan, namun mendengarkan kan bukan berarti mereka
memperhatikan, kadang siswa kelihatannya mendengarkan tapi ternyata
pikirannya ke mana-mana.
4. Tidak, mereka jarang memberi tanggapan, karena yang bertanyapun jarang.
5. Responnya sangat kurang, karena mereka tidak siap dan mereka jarang
mempersiapkan dari rumah.
6. Tergantung, kalau saya keras pada mereka, misalkan tugas itu harus
dikumpulkan baru mereka akan mengerjakannya. Kalau Cuma tugas -tugas
biasa mereka jarang mengerjakannya, terkadang hanya mengerjakan setengah.
7. Dari keseluruhan siswa, masih banyak yang belum mem enuhi KKM. KKM di
sini 60.
8. Belum.
9. Kalau saya seringnya memakai ceramah, dan menurut saya kooperatif itu
sama halnya seperti diskusi. Tapi sepertinya patut dicoba.
10. Ini kan penelitian PTK, jadi saya harus memberikan beberapa saran terkait
dengan penelitian ini, agar diperjalanan penelitian nanti dapat diatasi dan
dapat berjalan lancar, saran saya
a. Di kelas VII B nanti siswa-siswa cenderung brutal, walaupun tidak
sebrutal kelas VII A. jadi harus mempersiapkan untuk pengelolaan
kelasnya.
b. Mereka akan sering keluar kelas dengan alasan pergi ke kamar mandi.
c. Ada satu kelompok geng yang jarang memperhatikan pelajaran
terutama matematika.
d. Pengetahuan dasarnya kurang.
e. Banyak siswa yang tidak memperhatikan
Lampiran 25
Hasil Wawancara dengan Guru

Tahap : Siklus I
1. Ya, saya rasa sudah cukup baik, karena kalau dilihat hampir semua siswa
mengikuti metode ini dengan baik.
2. Saya rasa kekurangan yang ada pada siklus I ini, pengelolaan kelas lebih
diperhatikan lagi. Karena masih ada beberapa siswa yang jika dijelaskan ada yang
tidak memperhatikan. Terutama pada sekelompok siswa yang saya bicarakan di
awal sebelum penelitian.
3. Pada siklus ini I ini, hasil belajar siswa sudah lumayan bagus walaupun ada
beberapa siswa yang nilainya masih di bawah KKM.
4. Kalau saya lihat, perkembangan perhatian siswa sudah bagus, perkembangannya
bisa dilihat dari ketika siswa diberi soal dan dimin ta mengumpulkan, hampir
semua siswa mengerjakannya. Menurut saya perhatian sangat memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadaphasil belajar. Jika siswa tidak ada
perhatiannya terhadap matematika maka hasil belajar siswa juga tidak akan
maksimal. Perhatian juga tidak hanya ketika di sekolah saja.siapa tahu ketika di
sekolah siswa tidak memperhatikan tapi di rumah mereka mempelajari
matematika.
5. Untuk siklus I ini, masih perlu ditingkatkan lagi, karena tidak sedikit siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan.
6. Pada siklus I ini, masih sedikit yang mahu bertanya, karena masih sedikit yang
bertanya makanya sedikit juga yang memperhatikan dan memberikan
tanggapannya.
7. Sudah ada perkembangan ya, siswa -siswa merespon atau menjawab apa yang
ditanyakan oleh guru.
8. Ya, kalau saya lihat sekarang sudah banyak kemajuan, karena siswa -siswa sudah
banyak yang mau mengerjakan tugas yang diberikan, dan mereka semangat .
Lampiran 27
Hasil Wawancara dengan Guru

Tahap : Siklus II
1. Sudah baik.
2. Saya kira sudah cukup. Karena siswa -siswa lebih semangat dan antusias dalam
pelaksanaan metode make a match ini.
3. Sudah bagus, karena hasil belajar siwa sudah tidak ada yang di bawah KKM.
Mudah-mudahan seterusnya akan tetap seperti ini.
4. Ya saya rasa jawaban saya sama seperti yang sudah diutarakan di siklus I ya.
“Kalau saya lihat, perkembangan perhatian siswa sudah bagus, perkembangannya
bisa dilihat dari ketika siswa diberi soal dan diminta mengumpulkan, hampir
semua siswa mengerjakannya. Menurut saya perhatian sangat memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap hasil belajar. Jika siswa tidak ada
perhatiannya terhadap matematika maka hasil belajar siswa juga tidak akan
maksimal. Perhatian juga tidak hanya ketika di sekolah saja.siapa tahu ketika di
sekolah siswa tidak memperhatikan tapi di rumah mereka mempelajari
matematika”.
5. Ya.
6. Ya, tapi masih sangat sedikit.
7. Kalau guru yang bertanya, siswa lumayan banyak yang merespon, sepertinya
sangat beda jika temannya sendiri yang bertanya.
8. ya, seperti yang saya lihat jika setiap akhir pertemuan diberikan soal mereka
selalu mengumpulkannya.
9. Menurut saya penelitian ini bisa dikatakan sudah berhasil, keberhasilan ini dapat
dibuktikan pertama dari hasil belajar yang diperoleh siswa. hasil mereka sudah
tidak ada yang di bawah KKM. Mudah -mudahan nilai mereka akan tetap seperti
ini. Keberhasilan yang ke dua d apat dilihat ketika para siswa diberikan soal pada
akhir pertemuan, mereka semangat mengerjakan lalu mengumpulkannya.
Lampiran 24
Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Pra Penelitian


Nama siswa : Siswa 1
1. Tentu saja saya menyukai matematika.
2. Sebab pelajaran matematika itu bagi saya adalah pel;ajaran yang mengasah
otak tentang kebenaran angka itu.
3. Pernah, kalau pas pelajaran yang agak sedikit rumit untuk dipahami.
4. Memperhatikan penjelasan yang diter angkan oleh guru
5. Ya tentu saja, sebab kalau tidak memperhatikan pasti akan sulit untuk
mengerti pelajaran matematika itu.
6. Kadang-kadang, apabila ada suatu penjelasan yang kurang dimengerti.
7. Sebisa mungkin akan menjawab pertanyaan tersebut.
8. Ya tentu saja, agar saya juga dapat mengerti.
9. Ya tentu saja selalu, karena bagi saya tugas dari guru adalah sebuah tanggung
jawab seorang siswa/ pelajar.
10. Rata-rata 80
Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Pra Penelitian


Nama : Siswa 2
1. Tidak terlalu suka.
2. Karena matematika ribet untuk menghitungnya, dan agak sedikit susah.
3. Ya, pernah.
4. Belajar pelajaran itu.
5. Ya.
6. Saya akan bertanya ketika saya tidak mengerti tentang materi yang
disampaikan oleh guru.
7. Tergantung, kalau pertanyaannya saya tidak mengerti ya tidak saya jawab.
Tetapi kalau pertanyaannya saya mengerti saya akan menjawabnya.
8. Ya, tetapi kalau saya lagi bercanda ya saya tidak memperhatikannya.
9. Kadang-kadang, kalau saya tidak bisa ya saya ngerjain setengah saja.
10. Rata-rata 7
Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Pra Penelitian


Nama : Siswa 3
1. Ya, saya suka.
2. Saya suka matematika karena menghitung adalah kesukaan saya.
3. Pernah.
4. Ketika pelajaran matematika, saya memperhatikan penjelasan guru lalu
mencatat dan mengerjakan soal jika guru memberikan soal.
5. Ya, saya memperhatikan dan mendengarkannya.
6. Kadang-kadang, kalau saya ada yang tidak faham saya bertanya pada guru.
7. Ya saya menjawabnya.
8. Ya, saya memperhatikan.
9. Ya, saya mengerjakan tuga yang diberikan guru.
10. Rata-rata nilai yang saya dapatkan 90.
Lampiran 26
Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus I
Hari/Tanggal : Siswa 1
1. Ya saya suka.
2. Soalnya metodenya seperti permainan.
3. Ya saya memperhatikannya.
4. Kadang-kadang.
5. Ya, kalau saya tidak bisa ya saya bertanya.
6. Kalau saya bisa saya menjawabnya.
7. Ya, saya mengerjakannya.
8. Saya menjawabnya, tapi waktu itu saya ada yang ragu, dan ada juga yang
tidak bisa.
Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus I
Hari/Tanggal : Siswa 2
1. Ya saya suka.
2. Soalnya metodenya seperti permainan, jadi saya tidak bosan.
3. Kadang-kadang saya memperhatikannya.
4. Ya..
5. Jarang sekali, paling kalau saya tidak faham saya bertanya sama teman.
6. Kalau saya bisa saya menjawabnya.
7. Ya, saya mengerjakannya.
8. Saya menjawabnya, tapi waktu itu ada juga yang tidak bisa.
Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus I
Hari/Tanggal : Siswa 3
1. Ya saya suka.
2. Membuat belajar tidak bosan, soalnya jalan -jalan mencari pasangannya.
3. Ya saya memperhatikannya.
4. Saya memperhatikannya.
5. Ya, kalau saya tidak bisa ya saya bertanya.
6. Kalau saya bisa saya menjawabnya.
7. Ya, saya selalu mengerjakannya.
8. Saya menjawabnya semua, tapi ngga tahu benar atau salah. Tapi saya yakin.
Lampiran 28
Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus II
Hari/Tanggal : Siswa 1
1. Ya, saya suka.
2. Metodenya seperti permainan.
3. Ya, saya memperhatikannya.
4. Kadang-kadang.
5. Kadang-kadang bertanya kalau tidak bisa.
6. Kalau saya bisa pertanyaannya, saya akan menjawabnya.
7. Ya,
8. Ada sih yang ngga bisa waktu tes kemaren.
Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus II
Hari/Tanggal : Siswa 2
1. Ya, saya suka.
2. Metodenya baru.
3. Kadang-kadang saya tidak memperhatikannya.
4. Terkadang saya memperhatikannya, tapi kadang juga tidak.
5. Saya jarang sekali bertanya pada guru. Paling Tanya ke teman yang bisa.
6. Kalau saya bisa saya menjawabnya.
7. Ya, tapi kadang juga tidak mengerjakannya.
8. ya, tapi ada beberapa nomer yang tidak yakin.
Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus II
Hari/Tanggal : Siswa 3
1. Ya.
2. Metodenya asyik.
3. Ya.
4. Ya.
5. Ya, saya pasti bertanya jika ada pelajaran yang ngga ngerti.
6. Kalau saya bisa saya pasti menjawabnya.
7. Ya, saya selalumengerjakannya.
8. Ya, saya mengerjakannya, tapi ngga tahu ya benar atau ngga.
Lampiran 4
Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru

Tahap : Pra Penelitian


Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar dan tingkat perhatian
siswa dalam pembelajaran matematika yang
berlangsung di kelas, serta permasalahan yang terjadi
pada pembelajaran matematika di kelas tersebut.
Daftar pertanyaan:
1. Bagaimana minat siswa terhadap pelajaran matematika?
2. Metode apa saja yang sering Bapak/Ibu gunakan pada pembelajaran
matematika?
3. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi
pelajaran yang Bapak/Ibu sampaikan?
4. Apabila ada salah satu siswa yang bertanya atau memberi tanggapan,
apakah siswa yang lain memperhatikannya?
5. Apabila Bapak/Ibu memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau
antusias siswa terhadap pertanyaan yang Bapak/Ibu berikan?
6. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu selalu dikerjakan
dengan baik oleh siswa?
7. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa pada pelajaran matematika ?
8. Apakah Bapak/Ibu sudah/pernah menerapkan metode make a match?
9. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai metode make a match?
10. Mohon saran Bapak/Ibu terkait dengan penelitian tindaka n kelas yang akan
saya lakukan!
Lampiran 6
Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru

Tahap : Siklus I
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar dan perhatian siswa
dalam pembelajaran matematika serta bagaimana
tanggapan guru mengenai penerapan metode make a
match pada siklus I, serta kekurangan -kekurangan
yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya.
Daftar pertanyaan:
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah penerapan metode make a match pada siklus I
ini sudah dilaksanakan dengan baik?
2. Apabila ada kekurangan, hal apakah yang harus diperbaiki?
3. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai hasil belajar siswa dalam
belajar matematika pada siklus I ini?
4. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai perkembangan perhatian siswa
dalam belajar matematika? Apakah perhatian siswa dapat memberikan
kontribusi terhadap hasil belajar siswa?
5. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi
pelajaran yang guru sampaikan?
6. Ketika ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah sis wa
yang lain memperhatikannya?
7. Ketika guru memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias
siswa terhadap pertanyaan guru?
8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan dengan
baik oleh siswa?
Lampiran 8
Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru

Tahap : Siklus II
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar dan perhatian siswa
dalam pembelajaran matematika serta bagaimana
tanggapan guru mengenai penerapan metode make a
match pada siklus II, kelebihan dan kekurangannya,
serta apakah penelitin sudah dikatakan berhasil atau
belum.
Daftar pertanyaan:
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah penerapan metode make a match pada
siklus II ini sudah dilaksanakan dengan baik?
2. Apabila ada kekurangan, hal apakah yang harus diperbaiki?
3. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai hasil belajar siswa dalam
belajar matematika pada siklus II ini?
4. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai perkembangan perhatian
siswa dalam belajar matema tika? Apakah perhatian siswa dapat
memberikan kontribusi terhadap hasil belajar siswa?
5. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi
pelajaran yang guru sampaikan?
6. Ketika ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah
siswa yang lain memperhatikannya?
7. Ketika guru memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias
siswa terhadap pertanyaan guru?
8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan
dengan baik oleh siswa?
9. Berdasarkan perkembangan hasil belajar dan perhatian siswa yang
terjadi, apakah penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil?
Mengapa?
Lampiran 5
Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa

Tahap : Pra Penelitian


Hari/Tanggal :
Nama siswa :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa,
perhatian siswa terhadap pelajaran matematika dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
pelajaran matematika sebelumnya.

Daftar pertanyaan :
1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika?
2. Mengapa adik-adik suka/tidak menyukainya?
3. Apakah adik-adik pernah merasa bosan saat pelajaran matematika?
4. Pada saat pelajaran matematika, apa saja yang adik -adik lakukan?
5. Apakah adik-adik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru?
6. Apakah adik-adik bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan
guru?
7. Apabila guru memberi pertanyaan, apakah adik -adik menjawabnya?
8. Apabila ada teman yang bertanya pada guru atau menjawab pertany aan
guru, apakah adik-adik memperhatikanya?
9. Apakah adik-adik mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru?
10. Berapa nilai matematika yang sering adik -adik peroleh?
Lampiran 7
Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus I
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa,
perhatian siswa terhadap pelajaran matematika dan permasalahan yang
dihadapi siswa terkait dengan model pembelajaran matematika pada siklus I.

Daftar pertanyaan :
1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan metode make a
match?
2. Apa yang menyebabkan adik -adik suka/tidak menyukainya?
3. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah adik -adik
memperhatikannya?
4. Ketika ada teman yang bertanya at au memberi tanggapan terhadap materi
yang disampaikan guru, apakah adik -adik memperhatikannya?
5. Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru?
6. Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik -adik menjawabnya?
7. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik -adik kerjakan
dengan baik?
8. Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I, apakah adik -adik bisa
mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan
jika tidak bisa maka ditanyakan alasannya) .
Lampiran 9
Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus II
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa,
perhatian siswa terhadap pelajaran matematika dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
model pembelajaran matematika pada siklus II.

Daftar pertanyaan :
1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan metode make a
match?
2. Apa yang menyebabkan adik -adik suka/tidak menyukainya?
3. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah adik -adik
memperhatikannya?
4. Ketika ada teman yang bertanya a tau memberi tanggapan terhadap materi
yang disampaikan guru, apakah adik -adik memperhatikannya?
5. Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru?
6. Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik -adik menjawabnya?
7. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik -adik kerjakan
dengan baik?
8. Pada saat mengerjakan soal tes Siklus II, apakah adik-adik bisa
mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan
jika tidak bisa maka ditanyakan al asannya).
Lampiran 10
Catatan Kegiatan

No Hari/Tanggal aktivitas
1. Pra penelitian Pertama yang dilakukan sebelum memulai
Rabu, 10 Maret 2010 penelitian yaitu kunjungan ke sekolah YMJ
dalam rangka mengantarkan surat ke Sekolah.
Sesampai di Sekolah, bertemu dengan Kepala
Sekolah dan meminta izin untuk melakukan
penelitian di Sekolah YMJ khusus nya kelas
VII, dan Kepala Sekolah langsung
memberikan izin dan memanggil guru yang
bersangkutan kemudian Kepala Sekolah
menyerahkan sepenuhnya ke pada guru
bidang studi untuk membantu kelancaran
penelitian yang akan dilakukan. Setelah
berbincang-bincang dengan guru bidang studi,
guru bidang studi akan membantu
pelaksanaan penelitian ini dan memilihkan
kelas VII B. Alasan guru memberikan kelas
VII B adalah karena walaupun sebenarnya
kelas VII A dan kelas VII B sama kalau
dilihat dari segi nilai matematikany a, namun
Kelas VII B tidak cenderung brutal seperti
kelas VII A.

2. Senin, 5 April 2010 Disaat melihat pembelajaran di kelas,


awalnya siswa memperhatikan penjelasan
guru, tapi disaat guru meminta salah satu
siswa untuk kedepan untuk mengerjaka n soal
banyak yang tidak mau mengerjakan.
Tugaspun hanya sedikit yang
mengerjakannya.

Senin, 12 April 2010 sebenarnya jadwal masuk jam pertama jam


7. 00 namun hanya sebagian siswa yang baru
datang, semua siswa yang laki -laki sembunyi
di kelas samping. dan sisw a yang lain baru
datang jam 7.30. Setelah pembelajaran
dimulai keadaan kelas sangat gaduh. Lebih
parah lagi pada pukul 8 ada siswa yang baru
datang.
Pada saat saya menerangkan banyak siswa
yang tidak memperhatikan, ada yang
mengobrol, ada yang mukul -mukul meja, dan
ada yang keluar dengan alasan mau ke kamar
mandi. Disaat saya menawarkan ada yang
mau bertanya, tidak ada seorangpun yang
bertanya.

3. Siklus 1 Pada pertemuan pertama, yang seharusnya


Pertemuan I masuk pukul 07.00, baru dimulai
Senin, 19 April 2010 pembelajaran pukul 07.30. itu dikarenakan
masih banyak siswa yang belum masuk kelas.
Sudah dimulaipun masih banyak siswa yang
baru datang. Ketika pembelajaran dimulai
ternyata masih sedikit yang memperhatikan
penjelasan, ketika saya menawarkan siapa
yang mau bertanya, tidak ada seorang siswa
pun yang mau bertanya. Namun ketika
penerapan make a match di kelas, siswa -siswa
sangat antusias untuk mengikuti metode
tersebut, meskipun ada sedikit siswa yang
tidak merespon, mereka hanya duduk -duduk
di belakang. Dan ketika akhir pembelajaran,
sebagian besar siswa mengerjakan soal yang
diberikan dan kemudian dikumpulkan.

Pertemuan II Siswa masih banyak yang tidak


memperhatikan, dan banyak yang izin keluar
kelas untuk ke kamar mandi. Pada pertemuan
ke dua ini, ada sedikit siswa yang mengajukan
pertanyaan, namun sedikit pula siswa yang
mau memperhatikan dan merespon
pertanyaan temannya. Penerapan make a
match pada pertemuan ini lancar, dan
sebagian besar siswa mengerjakan soal yang
diberikan kemudian mengumpulkannya.

Pertemuan III Pada pertemuan ke tiga ini, sudah mulai


banyak siswa yang memperhatikan
penjelasan. Akan tetapi masih sedikit yang
bertanya, dan siswa yang memperhatikan dan
meresponnya juga sedikit. Pada penerapan
metode make a match, masih ada dua siswa
yang tidak mengikuti metode ini. Namun
sebagian besar siswa men gerjakan soal dan
mengumpulkannya.
Pertemuan IV Pada pertemuan ke empat, siswa sudah mulai
banyak yang memperhatikan penjelasan, pada
penerapan metode make a match , 100% siswa
mengikuti dan merespon penerapan metode
ini. Dan 100% siswa mengerjakan soal yang
diberikan, sehingga guru kolaborator
memberikan komentarnya, menurut guru
kolaborator,kelas VII B sudah mengalami
banyak kemajuan. Siswa -siswa sudah mulai
banyak yang mengerjakan soal. Karena
sebelumnya jarang ada yang mau
mengerjakan,apalagi jika diminta untuk
dikumpulkan.

4. Siklus 2 Memasuki pertemuan pertama pada siklus II


Pertemuan I ini, siwa-siswa sudah banyak sekali
kemajuan. Hampir seluruh siswa
memperhatikan penjelasan, namun masih ada
satu kelompok yang belum memperhatikan.
Akan tetapi pada penerapan metode make a
match seluruh siswa mengikutinya, dan ketika
diminta mengerjakan soal para siswa
mengerjakan dan mengumpulkannya.
Meskipun sudah banyak yang memperhatikan
tapi masih tetap ada yang izin ke kamar
mandi. Dan pada pertemuan ini ada salah satu
siswa yang mengoperasikan handphone.

Pertemuan II Pertemuan ke II pada siklus II ini, yang


memperhatikan sedikit berkurang dari
pertemuan sebelumnya, ada yang tidur -
tiduran dan main HP. Tetapi kegiatan yang
lain masih tetap lancar seperti pertemuan
sebelumnya.

Pertemuan III Pada penerapan metode make a match, masih ada


dua siswa yang tidak mengikuti metode ini.
Padahal mereka sudah memegang soalnya, namun
mereka malas untuk mencarinya. Sehingga
temannya yang memegang jawabannya harus
mencari-cari soalnya. Walaupun masih ada yang
tidak kooperatif dengan metode ini, pener apan
metode ini tetap berjalan dengan lancer, karena
semua siswa sangat antusias dengan penerapan
metode make a match. Ada salah satu siswa yang
antusias sekali dengan metode ini, padahal siswa
tersebut sudah mendapatkan pasangannya, tetapi
dia selalu membantu temannya yang belum
mendapatkan pasangannya untuk mencari
jawabannya lalu mencarikan pasangannya.
Lampiran 11

KISI-KISI INSTRUMEN OBSERVASI PERHATIAN SISWA


(pra penelitian)

Dalam penelitian ini penulis meneliti 2 sub variabel dari perhatian siswa
dalam pembelajaran matematika, yaitu memperhatikan dan merespon, dengan
indikator sebagai berikut:

Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item

1 2 3 4
Siswa memperhatikan
1
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
Memperhatikan temannya ketika
temannya memberi 2
tanggapan atau
Perhatian
pertanyaan
Siswa pada
Pelajaran Siswa
Matematika
merespon/mengerjakan
3
soal yang diberikan
Merespon
guru
Siswa merespon
pertanyaan yang 4
diberikan temannya
Lampiran 12
KISI-KISI INSTRUMEN OBSERVASI PERHATIAN SISWA

Dalam penelitian ini penulis meneliti 2 sub variabel dari perhatian siswa
dalam pembelajaran matematika, yaitu memperhatikan dan merespon , dengan
indikator sebagai berikut:

Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item

1 2 3 4
Siswa memperhatikan
1
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
Memperhatikan temannya ketika
temannya memberi 2
tanggapan atau
pertanyaan
Siswa
Perhatian
Siswa pada merespon/mengerjakan
Pelajaran 3
soal yang diberikan
Matematika
guru
Siswa
Merespon
merespon/menanggapi
4
pertanyaan yang
diberikan temannya
Siswa merespon dan
antusias dalam
5
penerapan metode
make a match
Lampiran 13
Lembar Observasi Perhatian siswa dalam Pembelajaran Matematika
Pertemuan ke- : Pra penelitian
Hari/Tanggal :
Tujuan observasi : Untuk mengukur dan mengetahui tingkat perhatian siswa
Petunjuk: Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom yang sesuai menurut anda!
No Perhatian Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Presentase Skala:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 1. 80% ≤ x ≤ 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
2. Siswa memperhatikan temannya ketika 3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
temannya memberi tanggapan atau
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
pertanyaan
3. Siswa merespon/mengerjakan soal yang
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
diberikan guru
4. Siswa merespon/menanggapi pertanyaan Catatan:
yang diberikan temannya x menggambarkan banyaknya siswa
yang melaksanakan aktivitas perhatian.

Jumlah siswa yang hadir : Ciputat, 2010


Kritik/Saran:
1. Guru Kolaborator
2.

M. Dhofir
Lampiran 14

Lembar Observasi Perhatian siswa dalam Pembelajaran Matematika

Pertemuan ke- :
Hari/Tanggal :
Tujuan observasi : Untuk mengukur dan mengetahui tingkat perhatian siswa pada penerapan metode make a match

Petunjuk: Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom yang sesuai menurut anda!
No Perhatian Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Presentase Skala:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 1. 80% ≤ x < 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
2. Siswa memperhatikan temannya ketika 3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
temannya memberi tanggapan atau
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
pertanyaan
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
3. Siswa merespon/mengerjakan soal yang
diberikan guru
4. Siswa merespon/menanggapi pertanyaan Catatan:
yang diberikan temannya x menggambarkan banyaknya siswa
5. Siswa merespon dan antusias dalam yang melaksanakan aktivitas perhatian.
penerapan metode make a match

Jumlah siswa yang hadir :


Kritik/Saran: Ciputat, 2010
1. Guru Kolaborator
2.

M. Dhofir
Lembar Observasi Perhatian siswa dalam Pembelajaran Matematika

Pertemuan ke- : 2 (Dua)


Hari/Tanggal :
Tujuan observasi : Untuk mengukur dan mengetahui tingkat perhatian siswa pada penerapan metode make a match

Petunjuk: Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom yang sesuai menurut anda!
No Perhatian Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Presentase Skala:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 22 55% 1. 80% ≤ x < 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
2. Siswa memperhatikan temannya ketika √ 15 37,5% 3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
temannya memberi tanggapan atau
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
pertanyaan
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
3. Siswa merespon/mengerjakan soal yang √ 38 95%
diberikan guru
4. Siswa merespon/menanggapi pertanyaan √ 2 6,25% Catatan:
yang diberikan temannya x menggambarkan banyaknya siswa
5. Siswa merespon dan antusias dalam √ 36 90% yang melaksanakan aktivitas perhatian.
penerapan metode make a match

Jumlahsiswa yang hadir : 40


Komentar/saran:
1. ……………………………………………………………….. Ciputat, 2010
2. ……………………………………………………………….. Guru Kolaborator
M. Dhofir

Lembar Observasi Perhatian siswa dalam Pembelajaran Matematika

Pertemuan ke- : 3 (Tiga)


Hari/Tanggal :
Tujuan observasi : Untuk mengukur dan mengetahui tingkat perhatian siswa pada penerapan metode make a match

Petunjuk: Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom yang sesuai menurut anda!
No Perhatian Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Presentase Skala:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 28 73,7% 1. 80% ≤ x < 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
2. Siswa memperhatikan temannya ketika √ 12 31,6% 3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
temannya memberi tanggapan atau
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
pertanyaan
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
3. Siswa merespon/mengerjakan soal yang √ 30 78,95%
diberikan guru
4. Siswa merespon/menanggapi pertanyaan √ 2 5,7% Catatan:
yang diberikan temannya x menggambarkan banyaknya siswa
5. Siswa merespon dan antusias dalam √ 36 94,7% yang melaksanakan aktivitas perhatian.
penerapan metode make a match
Jumlah siswa yang hadir : 38
Komentar/saran:
1. ……………………………………………………………….. Ciputat, 2010
2. ……………………………………………………………….. Guru Kolaborator
M. Dhofir

Lembar Observasi Perhatian siswa dalam Pembelajaran Matematika

Pertemuan ke- : 4 (Empat)


Hari/Tanggal :
Tujuan observasi : Untuk mengukur dan mengetahui tingkat perhatian siswa pada penerapan metode make a match

Petunjuk: Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom yang sesuai menurut anda!
No Perhatian Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Presentase Skala:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 30 75% 1. 80% ≤ x < 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
2. Siswa memperhatikan temannya ketika √ 16 40% 3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
temannya memberi tanggapan atau
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
pertanyaan
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
3. Siswa merespon/mengerjakan soal yang √ 40 100%
diberikan guru
4. Siswa merespon/menanggapi pertanyaan √ 2 5% Catatan:
yang diberikan temannya x menggambarkan banyaknya siswa
5. Siswa merespon dan antusias dalam √ 40 100% yang melaksanakan aktivitas perhatian.
penerapan metode make a match
Jumlah siswa yang hadir : 40
Komentar/saran:
1. ……………………………………………………………….. Ciputat, 2010
2. ……………………………………………………………….. Guru Kolaborator

M. Dhofir
Lembar Observasi Perhatian siswa dalam Pembelajaran Matematika

Pertemuan ke- : 1 (Satu)


Hari/Tanggal :
Tujuan observasi : Untuk mengukur dan mengetahui tingkat perhatian siswa pada penerapan metode make a match

Petunjuk: Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom yang sesuai menurut anda!
No Perhatian Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Presentase Skala:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 36 94,7% 1. 80% ≤ x < 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
2. Siswa memperhatikan temannya ketika √ 28 73,7% 3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
temannya memberi tanggapan atau
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
pertanyaan
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
3. Siswa merespon/mengerjakan soal yang √ 38 100%
diberikan guru
4. Siswa merespon/menanggapi pertanyaan √ 4 10,5% Catatan:
yang diberikan temannya x menggambarkan banyaknya siswa
5. Siswa merespon dan antusias dalam √ 38 100% yang melaksanakan aktivitas perhatian.
penerapan metode make a match
jumlah siswa yang hadir : 38
Komentar/saran:
1. ……………………………………………………………….. Ciputat, 2010
2. ……………………………………………………………….. Guru Kolaborator

M. Dhofir
Lembar Observasi Perhatian siswa dalam Pembelajaran Matematika
Pertemuan ke- : 2 (Dua)
Hari/Tanggal :
Tujuan observasi : Untuk mengukur dan mengetahui tingkat perhatian siswa pada penerapan metode make a match

Petunjuk: Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom yang sesuai menurut anda!
No Perhatian Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Presentase Skala:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 34 89,47% 1. 80% ≤ x < 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
2. Siswa memperhatikan temannya ketika √ 25 65,8% 3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
temannya memberi tanggapan atau
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
pertanyaan
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
3. Siswa merespon/mengerjakan soal yang √ 38 100%
diberikan guru
4. Siswa merespon/menanggapi pertanyaan √ 4 10,5% Catatan:
yang diberikan temannya x menggambarkan banyaknya siswa
5. Siswa merespon dan antusias dalam √ 38 100% yang melaksanakan aktivitas perhatian.
penerapan metode make a match
jumlah siswa yang hadir : 38
Komentar/saran:
1. ……………………………………………………………….. Ciputat, 2010
2. ……………………………………………………………….. Guru Kolaborator

M. Dhofir

Lembar Observasi Perhatian siswa dalam Pembelajaran Matematika


Pertemuan ke- : 3 (Tiga)
Hari/Tanggal :
Tujuan observasi : Untuk mengukur dan mengetahui tingkat perhatian siswa pada penerapan metode make a match

Petunjuk: Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom yang sesuai menurut anda!
No Perhatian Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Presentase Skala:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 36 90% 1. 80% ≤ x < 100% : Sangat Baik
2. 60% ≤ x < 80% : Baik
2. Siswa memperhatikan temannya ketika √ 24 60% 3. 40% ≤ x < 60% : Cukup
temannya memberi tanggapan atau
4. 20% ≤ x < 40% : Kurang
pertanyaan
5. 0 ≤ x < 20% : Sangat Kurang
3. Siswa merespon/mengerjakan soal yang √ 36 90%
diberikan guru
4. Siswa merespon/menanggapi pertanyaan √ 5 12,5% Catatan:
yang diberikan temannya x menggambarkan banyaknya siswa
5. Siswa merespon dan antusias dalam √ 38 95% yang melaksanakan aktivitas perhatian.
penerapan metode make a match
jumlah siswa yang hadir : 40
Komentar/saran:
1. ……………………………………………………………….. Ciputat, 2010
2. ……………………………………………………………….. Guru Kolaborator

M. Dhofir
No Aspek yang diamati I II III IV Rata-rata
Siswa memperhatikan
1 50% 55% 73,3% 75% 63,325%
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
temannya ketika temannya
2 0% 37,5% 31,6% 40% 27,275%
memberi tanggapan atau
pertanyaan
Siswa
3 merespon/mengerjakan 100% 95% 78,95% 100% 93,488%
soal yang diberikan guru
Siswa
merespon/menanggapi
4 0% 6,25% 5,7% 5% 4,238%
pertanyaan yang diberikan
temannya
Siswa merespon dan
5 antusias dalam penerapan 93,8% 90% 94,7% 100% 94,625%
metode make a match
Rata-rata 56,6%
No Aspek yang diamati I II III Jumlah
Siswa memperhatikan
1 94,7% 89,4% 90% 91,4%
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
temannya ketika temannya
2 73,7% 65,8% 60% 66,5%
memberi tanggapan atau
pertanyaan
Siswa
3 merespon/mengerjakan 100% 100% 90% 96,7%
soal yang diberikan guru
Siswa
merespon/menanggapi
4 10,5% 10,5% 12,5% 11,2%
pertanyaan yang diberikan
temannya
Siswa merespon dan
5 antusias dalam penerapan 100% 100% 95% 98,3%
metode make a match
Rata-rata 72,82%

No Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2


1 Siswa memperhatikan penjelasan guru 63,325% 91,4%

Siswa memperhatikan temannya ketika


2 temannya memberi tanggapan atau 27,275% 66,5%
pertanyaan
Siswa merespon/mengerjakan soal
3 93,488% 96,7%
yang diberikan guru
Siswa merespon/menanggapi
4 4,238% 11,2%
pertanyaan yang diberikan temannya
Siswa merespon dan antusias dalam
5 94,625% 98,3%
penerapan metode make a match
Rata-rata 56,6% 72,82%
Lembar Observasi Perhatian Siswa dalam
Proses Pembelajaran metode Make A Match
(Diadaptasi dari Lembar Observasi oleh Dr. Kadir, M.Pd.
Tesis UPI : Bandung)
(Pra Penelitian)

Nama Observer :
Materi Pokok :
Hari :
Tanggal/jam :
Pertemuan Ke :

Petunjuk:
Berilah tanda silang (√) pada kolom yang anda anggap sesuai dengan kegiatan
guru yang diamati. Adapun keterangan pilihan jawaban sebagai berikut:

1 = 0% ≤ x < 20% (jumlah siswa 0 – 8 siswa)


2 = 20% ≤ x < 40% (jumlah siswa 9 – 16 siswa)
3 = 40% ≤ x < 60% (jumlah siswa 17 – 24 siswa)
4 = 60% ≤ x < 80% (jumlah siswa 25 – 32 siswa)
5 = 80% ≤ x ≤ 100% (jumlah siswa 33 – 40 siswa)

A. Memperhatikan
1. Siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

2. Siswa memperhatikan temannya ketika temannya memberi tanggapan


atau pertanyaan

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

B. Merespon
1. Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

…………………………… ………………………………………………
…………………………
2. Siswa merespon/menanggapi penjelasan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung.

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
Lembar Observasi Perhatian Siswa dalam
Proses Pembelajaran metode Make A Match
(Diadaptasi dari Lembar Observasi oleh Dr. Kadir, M.Pd.
Tesis UPI : Bandung)

Nama Observer :
Materi Pokok : Pengertian dan Jenis-jenis Segitiga
Hari :
Tanggal/jam :
Pertemuan Ke :

Petunjuk:
Berilah tanda silang (√) pada kolom yang anda anggap sesuai dengan kegiatan
guru yang diamati. Adapun keterangan pilihan jawaban sebagai berikut:

1 = 0% ≤ x < 20% (jumlah siswa 0 – 8 siswa)


2 = 20% ≤ x < 40% (jumlah siswa 9 – 16 siswa)
3 = 40% ≤ x < 60% (jumlah siswa 17 – 24 siswa)
4 = 60% ≤ x < 80% (jumlah siswa 25 – 32 siswa)
5 = 80% ≤ x ≤ 100% (jumlah siswa 33 – 40 siswa)

A. Memperhatikan
1. Siswa memperhatikan pada sa at guru menjelaskan materi

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

2. Siswa memperhatikan temannya ketika temannya memberi tanggapan


atau pertanyaan

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

B. Merespon
1. Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
2. Siswa merespon/menanggapi penjelasan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung.

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

3. Siswa merespon dan antusias dalam penerapan metode make a match

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

Lembar Observasi Perhatian Siswa dalam


Proses Pembelajaran metode Make A Match
(Diadaptasi dari Lembar Observasi oleh Dr. Kadir, M.Pd.
Tesis UPI : Bandung)

Nama Observer :
Materi Pokok : Menunjukkan bahwa jumlah sudut
segitiga adalah 1800
Hari :
Tanggal/jam :
Pertemuan Ke :
Petunjuk:
Berilah tanda silang (√) pada kolom yang anda anggap sesuai dengan kegiatan
guru yang diamati. Adapun keterangan pilihan jawaban sebagai berikut:

1 = 0% ≤ x < 20% (jumlah siswa 0 – 8 siswa)


2 = 20% ≤ x < 40% (jumlah siswa 9 – 16 siswa)
3 = 40% ≤ x < 60% (jumlah siswa 17 – 24 siswa)
4 = 60% ≤ x < 80% (jumlah siswa 25 – 32 siswa)
5 = 80% ≤ x ≤ 100% (jumlah siswa 33 – 40 siswa)

A. Memperhatikan
a. Siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi
1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

b. Siswa memperhatikan temannya ketika temannya memberi tanggapan


atau pertanyaan

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

B. Merespon
a. Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
b. Siswa merespon/menanggapi penjelasan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung.

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

c. Siswa merespon dan antusias dalam penerapan metode make a match

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

Lembar Observasi Perhatian Siswa dalam


Proses Pembelajaran metode Make A Match
(Diadaptasi dari Lembar Observasi oleh Dr. Kadir, M.Pd.
Tesis UPI : Bandung)

Nama Observer :
Materi Pokok : Menggunakan hubungan sudut
dalam dan sudut luar segitiga
dalam pemecahan soal
Hari :
Tanggal/jam :
Pertemuan Ke :
Petunjuk:
Berilah tanda silang (√) pada kolom yang anda anggap sesuai dengan kegiatan
guru yang diamati. Adapun keterangan pilihan jawaban sebagai berikut:

1 = 0% ≤ x < 20% (jumlah siswa 0 – 8 siswa)


2 = 20% ≤ x < 40% (jumlah siswa 9 – 16 siswa)
3 = 40% ≤ x < 60% (jumlah siswa 17 – 24 siswa)
4 = 60% ≤ x < 80% (jumlah siswa 25 – 32 siswa)
5 = 80% ≤ x ≤ 100% (jumlah siswa 33 – 40 siswa)

A. Memperhatikan
a. Siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

b. Siswa memperhatikan temannya ketika temannya memberi tanggapan


atau pertanyaan

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

B. Merespon
a. Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
b. Siswa merespon/menanggapi penjelasan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung.

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

c. Siswa merespon dan antusias dalam penerapan metode make a match

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

Lembar Observasi Perhatian Siswa dalam


Proses Pembelajaran metode Make A Match
(Diadaptasi dari Lembar Observasi oleh Dr. Kadir, M.Pd.
Tesis UPI : Bandung)
Nama Observer :
Materi Pokok : Menghitung keliling dan luas segitiga
Hari :
Tanggal/jam :
Pertemuan Ke :

Petunjuk:
Berilah tanda silang (√) pada kolom yang anda anggap sesuai dengan kegiatan
guru yang diamati. Adapun keterangan pilihan jawaban sebagai berikut:

1 = 0% ≤ x < 20% (jumlah siswa 0 – 8 siswa)


2 = 20% ≤ x < 40% (jumlah siswa 9 – 16 siswa)
3 = 40% ≤ x < 60% (jumlah siswa 17 – 24 siswa)
4 = 60% ≤ x < 80% (jumlah siswa 25 – 32 siswa)
5 = 80% ≤ x ≤ 100% (jumlah siswa 33 – 40 siswa)

A. Memperhatikan
a. Siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

b. Siswa memperhatikan temannya ketika temannya memberi tanggapan


atau pertanyaan

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………… ……………………………………
…………………………

B. Merespon
a. Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
b. Siswa merespon/menanggapi penjelasan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung.

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

c. Siswa merespon dan antusias dalam penerapan metode make a match

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
Lembar Observasi Perhatian Siswa dalam
Proses Pembelajaran metode Make A Match
(Diadaptasi dari Lembar Observasi oleh Dr. Kadir, M.Pd.
Tesis UPI : Bandung)

Nama Observer :
Materi Pokok : Menjelaskan pengertian dan sifat
jajargenjang, Persegi panjang,
belah ketupat, persegi, trapezium
dan layang-layang
Hari :
Tanggal/jam :
Pertemuan Ke :
Petunjuk:
Berilah tanda silang (√) pada kolom yang anda anggap sesuai dengan kegiatan
guru yang diamati. Adapun keterangan pilihan jawaban sebagai berikut:

1 = 0% ≤ x < 20% (jumlah siswa 0 – 8 siswa)


2 = 20% ≤ x < 40% (jumlah siswa 9 – 16 siswa)
3 = 40% ≤ x < 60% (jumlah siswa 17 – 24 siswa)
4 = 60% ≤ x < 80% (jumlah siswa 25 – 32 siswa)
5 = 80% ≤ x ≤ 100% (jumlah siswa 33 – 40 siswa)

A. Memperhatikan
a. Siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
b. Siswa memperhatikan temannya ketika temannya memberi tanggapan
atau pertanyaan

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

B. Merespon
a. Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
b. Siswa merespon/menanggapi penjelasan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung.

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

c. Siswa merespon dan antusias dalam penerapan metode make a match

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
…………………………………………………………………… ………
…………………………
……………………………………………………………………………
…………………………

Lembar Observasi Perhatian Siswa dalam


Proses Pembelajaran metode Make A Match
(Diadaptasi dari Lembar Observasi oleh Dr. Kadir, M.Pd.
Tesis UPI : Bandung)

Nama Observer :
Materi Pokok : Menghitung keliling segiempat
Hari :
Tanggal/jam :
Pertemuan Ke :

Petunjuk:
Berilah tanda silang (√) pada kolom yang anda anggap sesuai dengan kegiatan
guru yang diamati. Adapun keterangan pilihan jawaban sebagai berikut:

1 = 0% ≤ x < 20% (jumlah siswa 0 – 8 siswa)


2 = 20% ≤ x < 40% (jumlah siswa 9 – 16 siswa)
3 = 40% ≤ x < 60% (jumlah siswa 17 – 24 siswa)
4 = 60% ≤ x < 80% (jumlah siswa 25 – 32 siswa)
5 = 80% ≤ x ≤ 100% (jumlah siswa 33 – 40 siswa)

A. Memperhatikan
a. Siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………
……………………………………………………………………………
…………………………

b. Siswa memperhatikan temannya ketika tema nnya memberi tanggapan


atau pertanyaan

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

B. Merespon
a. Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
b. Siswa merespon/menanggapi penjelasan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung.

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

c. Siswa merespon dan antusias dalam penerapan metode make a match


1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

Lembar Observasi Perhatian Siswa dalam


Proses Pembelajaran metode Make A Match
(Diadaptasi dari Lembar Observasi oleh Dr. Kadir, M.Pd.
Tesis UPI : Bandung)

Nama Observer :
Materi Pokok : Menghitung luas segi empat
Hari :
Tanggal/jam :
Pertemuan Ke :

Petunjuk:
Berilah tanda silang (√) pada kolom yang anda anggap sesuai dengan kegiatan
guru yang diamati. Adapun keterangan pilihan jawaban sebagai berikut:

1 = 0% ≤ x < 20% (jumlah siswa 0 – 8 siswa)


2 = 20% ≤ x < 40% (jumlah siswa 9 – 16 siswa)
3 = 40% ≤ x < 60% (jumlah siswa 17 – 24 siswa)
4 = 60% ≤ x < 80% (jumlah siswa 25 – 32 siswa)
5 = 80% ≤ x ≤ 100% (jumlah siswa 33 – 40 siswa)

A. Memperhatikan
a. Siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

b. Siswa memperhatikan temannya ketika temannya memberi tanggapan


atau pertanyaan

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

B. Merespon
a. Siswa merespon/mengerjakan soal yang diberikan guru

1 2 3 4 5
Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
b. Siswa merespon/menanggapi penjelasan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung.

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………

c. Siswa merespon dan antusias dalam penerapan metode make a match

1 2 3 4 5

Komentar/saran:
……………………………………………………………………………
…………………………

……………………………………………………………………………
…………………………
Lampiran 16
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Siklus 2

Pokok materi : Segiempat

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

No Indikator Kompetensi Bentuk Nomor Jumlah


Kisi-kisi C1 C2 C3 Soal Butir Butir
1 Menjelaskan pengertian Menjelaskan pengertian dari √ Pilihan 1 2
jajargenjang, Persegi beberapa segiempat √ ganda 2
panjang, belah ketupat, Menentukan banyaknya simetri √ Pilihan 3, 4 2
persegi, trapezium dan lipat dan simetri putar ganda
layang-layang Menentukan banyaknya segiempat √ Pilihan 5, 6 2
yang terbentuk jika terdapat gambar ganda
dengan menggabungkan beberapa
segiempat dengan jenis yang sama
2 Menjelaskan sifat-sifat Menjelaskan sifat-sifat beberapa √ Pilihan 7, 8 2
segiempat ditinjau dari segiempat ditinjau dari diagonal, ganda
diagonal, sisi dan sisi dan sudutnya
sudutnya. Menentukan panjang diagonal, sisi √ Pilihan 9, 10 4
dan besar sudut dari beberapa √ ganda 11, 12
segiempat jika panjang diagonal,sisi
dan besar sudutnya yang lain
diketahui
Menentukan nilai perbandingan jika √ Pilihan 13 1
besar sudut diketahui ganda
3 Menghitung keliling Menentukan keliling segiempat jika √ Pilihan 14 3
segiempat. diketahui panjang sisi-sisi √ ganda 15, 16
segiempat
Menentukan nilai perbandingan jika √ Pilihan 17 1
panjang sisi-sisi dan keliling suatu ganda
segiempat diketahui
4 Menghitung luas Menentukan Luas suatu segiempat √ Pilihan 18 1
segiempat jika panjang sisi-sisinya diketahui ganda
Menentukan salah satu panjang sisi √ Pilihan 19 2
segiempat, jika diketahui Luas √ ganda 20
segiempatnya
Menentukan gabungan atau √ Pilihan 21, 22 2
pengurangan luas segiempat ganda
Menentukan harga tanah jika √ Pilihan 23 1
diketahui luas segi empatnya ganda
Menentukan luas taman yang √ Pilihan 24 1
ditanami bunga jika ada suatu ganda
taman yang berbentuk segiempat
dan di dalam taman ada sebuah
kolam renang berbentuk segiempat
yang ukurannya lebih kecil, dan
sisanya ditanami bunga
Menentukan banyaknya ubin yang √ Pilihan 25 1
dibutuhkan jika diketahui luas segi ganda
empat
Jumlah 25
C1 = Ingatan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi
Lampiran 18
Soal Tes Hasil Belajar Siklus II
Nama :
Bacalah doa sebelum mengerjakan soal !

1. Segiempat yang hanya memiliki b. B


c. C
sepasang sisi sejajar disebut…
d. D
a. Persegi
5.
b. Jajargenjang
c. Belah ketupat
d. Trapesium
2. Aku adalah bangun segi empat,
Pada gambar diatas, berapa kah
keempat sisiku sama panjang,
banyaknya jajargenjang yang
dan aku terbentuk dari terbentuk?
pencerminan segitiga sama kaki
a. 4
pada alasnya, siapakah aku? b. 5
c. 6
a. Persegi
d. 9
b. Belah ketupat 6. Pada gambar persegi di bawah,
berapakah banyaknya persegi
c. Layang-layang
yang terbentuk?
d. Jajargenjang
3. Banyaknya simetri lipat pa da
layang-layang adalah...
a. 0
b. 1
a. 16
c. 2
b. 20
d. 3 c. 21
d. 22
4.
A B 7. Di bawah ini sifat-sifat jajar
genjang, kecuali...
D C a. Sisi-sisi yang berhadapan
sejajar dan sama panjang
Persegi panjang ABCD di atas
jika diputar 180°, maka sudut B b. Sudut-sudut yang berhadapan
akan menempati....
sama besar
a. A
c. Salah satu besar sudutnya 90° c. 35°
d. 25°
d. Dua sudut yang berdekatan
berjumlah 180° 11. A
8. Diberikan sifat-sifat segi empat
sebagai berikut: D O B
i. Keempat sisinya sama
panjang
ii. Diagonal-diagonalnya
C
saling tegak lurus Diketahui Panjang AO = 3 cm dan
BD = 8 cm, berapakah jumlah
iii. Diagonal-diagonalnya
panjang AB dan AD?
membagi sudut-sudut sama a. 3 cm
b. 5 cm
besar
c. 10 cm
Segi empat di atas adalah... d. 15 cm
12. Besar sudut GOF adalah?
a. Jajargenjang
b. Persegi panjang
c. Layang-layang
d. Belah ketupat
9. A B

o
D C a. 60°
b. 80°
ABCD adalah Persegi. Jika AB =
c. 100°
10 cm, berapakah panjang AO?
d. 120°
a. 5 cm
b. 10 2 cm 13.
c. 5 2 cm P Q
d. 10 cm
10.
A B
S R
125°
Diketahui PQR = 2y°, SPQ =
D 120°, PSR = y°, QRS = 30°.
Berapakah besar Csudut BCD? Berapakah nilai y°?
a. 90° a. 30° .
b. 55° b. 50°
c. 70° c. 52 cm
d. 90°
d. 64 cm
14. Berapakah keliling bangun datar 17. A
di bawah ini!

D O B

8 cm

6 cm 12 cm
a. 56 cm C
Diketahui keliling layang-layang
b. 48 cm
50 cm, panjang sisi AB adalah
c. 26 cm
(x + 2) cm, dan panjang BC
d. 20 cm
adalah (3x + 3) cm, berapakah
15. Diketahui panjang suatu persegi
panjang DC?
panjang 2x + 3 dan
a. 7 cm
lebarnya 3x + 5, berapakah
b. 12,5 cm
keliling persegi panjang tersebut?
c. 18 cm
a. 5x + 8
d. 25 cm
b. 10x + 16
c. 5x + 3
18. A B
d. 5x + 2
13cm
16. Jika AC = 10 cm, DB = 24 cm,
maka keliling belah ketupat di D o C
5 cm 12 cm
bawah adalah?
Berapakah luas jajargenjang
A
ABCD?
a. 60 cm 2
D B b. 221 cm 2
O
c. 204 cm 2
d. 220 cm 2
C
a. 34 cm
b. 42 cm
19. Berapakah luas segi empat yang
A
diarsir?
a. 120 cm 2
D B
O b. 144 cm 2
c. 154 cm 2
C
d. 164 cm 2
ABCD adalah belah ketupat
22.
dengan luas 240 cm 2 . jika AC
diketahui 24 cm, berapakah
panjang DO?
a. 2,5 cm
b. 5 cm
c. 7,5 cm
Diketahui ABCD dan KLMN
d. 10 cm
adalah dua buah persegi yang
20.
A B tersusun seperti di atas.
Berapakah Luas segi empat yang
diarsir?
D C
a. 152 cm 2
Diketahui luas trapesium siku-
2
b. 192 cm 2
siku di atas 88 cm , panjang
c. 200 cm 2
AB=10 cm dan DC=12 cm.
d. 208 cm 2
Berapakah panjang AD?
23. Ayah membeli sebidang tanah
a. 8 cm
yang berbentuk persegipanjang
b. 9 cm
dengan ukuran panjang 30 m dan
c. 10 cm
d. 11 cm lebar 20 m. Jika harga tiap m 2
tanah adalah Rp50.000,00 maka

21. berapakah uang yang harus


dibayarkan ayah untuk membeli
tanah tersebut?
a. Rp1.000.000
b. Rp1.500.000
c. Rp25.000.000
d. Rp30.000.000
24. Sebuah taman berbentuk persegi
dengan panjang sisinya 10 m.
Dalam taman tersebut terdapat
sebuah kolam renang yang
berbentuk layang-layang dengan
panjang diagonalnya berturut-
turut adalah 8m dan 6 m. dan
sisanya ditanami bunga.
Berapakah luas taman yang
ditanami bunga?
a. 24 m 2
b. 76 m 2
c. 100 m 2
d. 120 m 2
25. Sebuah lantai berukuran
8 m x 8 m, akan dipasang ubin
yang berbentuk jajargenjang
dengan ukuran alas 20 cm dan
tinggi 10 cm. Hitunglah banyak
ubin yang dibutuhkan!
a. 3200 buah
b. 3500 buah
c. 3800 buah
d. 4000 buah
Lampiran 20 Segiempat
Kunci Jawaban segiempat 1. Trapesium
1. D 2. Belah ketupat
2. B 3. 1
3. B 4. Sudut B akan menempati sudut D
4. D 5. 9
5. D 6. 21
6. C 7. Salah satu besar sudutnya 90°
7. C 8. Belah ketupat
8. D 9. Diketahui AB = 10 cm
9. C AC  AB 2  BC 2
10. B
 10cm 2  10cm 2  200cm 2  10 2cm
11. C
12. D 10 2
Jadi, AO = 5 2
13. C 2
14. A 10. BCD  180   125   55
15. B 11. Diketahui AO =3 cm, BO = 8 cm
16. C
AB  3 2  4 2  9  16  25
17. C  5cm
18. C AB + AD = 5 cm + 5 cm = 10 cm
19. D 12. GOF  180   60  120 
20. A 13. Diketahui
21. A PQR  2 y
22. B SPQ  120 
23. D PSR  y
24. B QRS  30
25. A 360   PQR  SPQ  PSR  QRS
360   2 y  120   y  30
360   3 y  150 
210   3 y
y  70
14. Sisi miring jajargenjang adalah D1 xD2
L
2
 6 2  8 2  36  64  100
24cmxD2
19. 240cm 
2
 10cm
2
Keliling = 10cm + 10m +18cm + 240cm  12 xD2
2

18 cm = 56 cm D2  20cm
15. p = (2x + 3) D2 = BD = 20 cm
L = (3x + 5) DO = 10 cm
K = 2 (p + l)
= 2(2x + 3 + 3x + 5)
( AB  DC )t
= 2(5x + 8) L
2
= 10x + 16 (12  10)t
88cm 2 
16. AC = 10 cm, DB = 24 cm 2
22 t
AB = 20. 88cm 2 
2
AO 2  OB 2  5 2  12 88cm  11t
2

 24  144  169  13cm t  8cm


21. Luas persegi = s x s
K = 13 cm x 4 = 42 cm
17. K = 50 cm Luas yang diarsir = 144 cm 2 - (6

AB = (x + 2 cm) cm x 4 cm) = 144 cm 2 - 24 cm 2


BC = (3x + 3 cm) =120 cm 2
K = 2(AB + BC) 22. L I = (12 cm x 12 cm) – (4 cm x 2
50 cm = 2(x + 2 cm + 3x + 3 cm) cm) = 144 cm 2 - 8 cm 2 = 136
50 cm = 2(4x + 5 cm) cm 2
25 cm = 4x + 5 cm L II= (8 cm x 8 cm) – (4 cm x 2
20 cm = 4x
cm) = 64 cm 2 - 8 cm 2 = 192
x = 5 cm
cm 2
t  AD 2  DO 2  13 2  5 2
18. Luas seluruhnya = 136 cm 2 + 56
 144  12cm
cm 2 = 192 cm 2
L = a x t = 17 cm x 12 cm = 204
23. L = p x l = 30 m x 20 m
2
cm
= 600 m 2
Harga /m 2 = Rp50.000
Jadi uang yang harus dibayar
adalah = Rp50.000 x 600m 2
= Rp.30.000.000
24. Luas persegi = s x s
= 10 m x 10 m = 100 m 2
D1 xD 2 (8m)(6m)
Luas kolam = 
2 2
= 4 m x 6 m = 24 m 2
Luas taman bunga = 100 m 2 - 24 m 2
= 76 m 2
25. Luas lantai = 8 m x 8 m = 64 m 2
= 640.000 cm 2
Luas ubin = a x t = 20 cm x 10 cm
= 200 cm 2
Jadi, ubin yang dibutuhkan
sebanyak 640.000 : 200 = 3200
buah
Lampiran 19 Segitiga
Kunci Jawaban segitiga 1. Salah satu sudutnya 45°
1. D 2. Segitiga sama kaki
2. C 3. 9 cm, 12 cm, dan 15 cm
3. C 4. Besar ketiga sudutnya kurang dari
4. A 90°
5. D 5. Segitiga tumpul
6. B 6. 90°, 45°, 45°
7. A 7. Segitiga sama kaki dapat
8. B menempati bingkainya dengan
9. C satu cara.
10. D 8. Segitiga sama sisi memiliki 3
11. A simetri lipat
12. D 9. 180° - 70° - 50° = 60°
13. C 10. besar sudut ACB adalah:
14. B ACB  180  (70  65)
15. B  180  135
16. A  45

17. C 11. x + 2x + 3x = 180°

18. D 6x = 180°

19. D x = 30°

20. A 12. (x + 10)° + (3x - 8)° + (4x + 18) °=

21. D 180°

22. B 8x + 20° = 180°

23. C 8x = 160°

24. C x = 20°

25. B BCA  4x  18  4( 20)  18


 98
13. 180° = x + 2x + 90°
180°- 90° = 3x
90° = 3x
x = 30° = 8 cm
BAC  2x  2(30)  60 at
L=
14. PRS  35  78  113 2

15. DFE  135  67  68 12cm  8cm


= = 48 cm 2
2
PQR  75  38  37
16. at
PQS  180  37  143 24. L =
2
17. 3x + 2x = 110°
14cm  t
5x = 110° 126 cm 2 =
2
x = 22°
126 cm 2 = 7 cm x t
18. K = 24 cm + 24 cm + 10 cm t = 18 cm
= 58 cm
at 8m  5m
25. L = = = 20 m 2
16 2  12 2  256  144 2 2
19. BC =
 400  20cm Harga layar = 20 m 2 x RP25.000
K = 20 cm + 20 cm + 24 cm = 64 cm = Rp.500.000
20. K = 40 cm
40 cm = x + x + 2 cm + x - 7
40 cm = 3x – 5
45 cm = 3x
x = 15 cm
21. K = 45 cm
45 cm = 4x + 3x + 2x
45 cm = 9x
x = 5 cm
AB = 4x
= 4(5 cm)
= 20 cm
a  t 42cm  10cm
22. L = 
2 2
= 210 cm 2

23. t  10 2  6 2 = 100  36 = 64
Lampiran 15
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Siklus 1

Pokok materi : Segitiga

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

No Indikator Kompetensi Bentuk Nomor Jumlah


Kisi-kisi C1 C2 C3 Soal Butir Butir
1 Menjelaskan pengertian Menjelaskan pengertian dan jenis segitiga √ Pilihan 1, 4
dan jenis-jenis segitiga √ ganda 2, 3, 5, 6 6

Menentukan banyaknya simetri lipat dan √ Pilihan 2


simetri putar segitiga ganda 7, 8
2 Menunjukkan bahwa Menentukan besar sudut segitiga yang √ Pilihan 9 2
jumlah sudut segitiga belum diketahui jika dua besar sudut √ ganda 10
adalah 1800 segitiga diketahui
Menentukan nilai perbandingan sudut √ Pilihan 11 2
segitiga, kemudian menentukan besar √ ganda 12
sudut segitiga yang belum diketahui
Menentukan nilai perbandingan sudut √ Pilihan 13 1
segitiga, jika diketahui salah satu ganda
sudutnya, dan kemudian menentukan
besar sudut segitiga yang belum diketahui
4 Menggunakan Menentukan besar sudut dalam dan sudut √ Pilihan 14, 4
hubungan sudut dalam luar jika dua besar sudut segitiga √ ganda 15, 16, 17
dan sudut luar segitiga diketahui
dalam pemecahan soal
5 Menghitung keliling Menentukan keliling segitiga jika √ Pilihan 18 2
dan luas segitiga diketahui panjang sisi-sisi segitiga √ ganda 19
Menentukan nilai perbandingan jika √ Pilihan 20 2
panjang sisi-sisi segitiga dan kelilingnya ganda 21
diketahui
Menentukan Luas segitiga jika panjang √ Pilihan 22 2
alas dan tingginya diketahui √ ganda 23
Menentukan salah satu panjang sisi Pilihan 24 1
segitiga, jika diketahui Luas segitiganya √ ganda
Menentukan harga layar perahu yang √ Pilihan 25 1
berbentuk segitiga jika diketahui luas ganda
segtiga.
Jumlah 25

Keterangan:
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
Lampiran 17
Tes Hasil Belajar Siklus I
Nama :
Bacalah doa sebelum mengerjakan soal !

1. Berikut ini ciri-ciri segitiga sama b. Besar salah satu sudutnya 90°
sama sisi, kecuali ... c. Besar salah satu sudutnya
a. Ketiga sisinya sama panjang lebih dari 90°
b. Ketiga sudutnya sama besar d. Besar ketiga sudutnya 100°
c. Besar tiap sudutnya 60° 5. Jika segitiga memiliki besar
d. Salah satu sudutnya 45° sudut 120°, 20°, dan 40°. Maka
2. Suatu segitiga mempunyai jenis segitiga tersebut adalah...
panjang sisi 4 cm, 6cm, dan 4 a. Segitiga sama kaki
cm. Maka jenis segitiga tersebut b. Segitiga sama siku-siku
adalah… c. Segitiga lancip
a. Segitiga sembarang d. Segitiga tumpul
b. Segitiga sama sisi 6. Pasangan sudut-sudut di bawah
c. Segitiga sama kaki ini yang merupakan segitiga
d. Segitiga lancip siku-siku sama kaki adalah…
3. Sisi-sisi segitiga berikut ini yang a. 450, 900, 500
memenuhi segitiga sembarang b. 900, 450, 450
adalah? c. 400, 900, 500
a. 6 cm, 8 cm, dan 6 cm d. 420, 900, 480
b. 12 cm, 12 cm, dan 12 cm 7. Segitiga sama kaki dapat
c. 9 cm, 12 cm, dan 15 cm menempati bingkainya
d. 13 cm, 14 cm dan 13 cm dengan….cara
4. Segitiga ABC adalah segitiga a. 1
lancip, di bawah ini merupakan b. 2
pernyataan yang benar tentang c. 3
segitiga lancip adalah ... d. 4
a. Besar ketiga sudutnya kurang 8. Suatu segitiga yang memiliki 3
dari 90° buah simetri lipat adalah …
a. Segitiga sama kaki c. 50°
b. Segitiga sama sisi d. 60°
c. Sagitiga siku-siku 12. Besar BCA pada gambar di
d. Segitiga lancip bawah ini adalah…
C
9. Berapakah besar sudut ketiga
dari sebuah segitiga jika 4x + 18°
diketahui besar dua sudutnya
70° dan 50° x + 10° 3x - 8°
A B
a. 40° a. 20°
b. 50° b. 60°
c. 60° c. 88°
d. 70° d. 98°
10. Besar ACB pada gambar di 13. Pada gambar di bawah ini, besar
bawah ini adalah… BAC adalah...
C C

700 650
A B 2x
A B
a. 75°
b. 65° a. 30°
c. 55° b. 40°
d. 45° c. 60°
11. d. 90°
R 14. Besar PRS pada gambar di
x
bawah ini adalah…
P
2x 3x
P Q 780

Besar sudut x adalah…. 350


a. 30° Q R S
b. 40° a. 67°
b. 113° 17. Besar x pada gambar di bawah
c. 76° ini adalah…
d. 120°
F
15. Besar DFE pada gambar di 2x
bawah ini adalah…
3x 1100
F
D E

a. 70°
0 0
67 135 b. 60°
D E
c. 22°
a. 45° d. 42°
b. 68° 18. C
c. 78°
24 cm
d. 80°
16. Berdasarkan gambar di bawah
A 10 cm B
ini tentukan besar PQS
adalah… Berapakah keliling segitiga ABC
di atas?
R a. 34 cm
750
b. 44 cm
0 Q
38 c. 48 cm
P
S d. 58 cm
a. 143° 19.
B
b. 113°
c. 67°
t
d. 37°

A D C
Segitiga ABC di atas adalah
segitiga sama kaki, panjang AC
= 24 cm, dan tinggi segitiga 16
cm. Berapakah keliling segitiga?
a. 20 cm 23. B
b. 28 cm
c. 24 cm
d. 64 cm t
A D C
20. Keliling suatu segitiga 40 cm. Segitiga ABC di atas adalah
Jika panjang sisi-sisinya x cm, segitiga sama kaki, panjang AC
(x + 2) cm dan (x – 7) cm, maka = 12 cm, dan BC = 10 cm.
nilai x adalah… Berapakah luas segitiga ABC?
a. 15 cm a. 24 cm2
b. 17 cm b. 26 cm2
c. 19 cm c. 48 cm2
d. 23 cm d. 30 cm2
21. 24. Berapakah tinggi segitiga jika
C diketahui luas segitiga 126 cm2
dan alasnya 14 cm?
a. 7 cm
A B b. 9 cm
Diketahui Keliling segitiga ABC c. 18 cm
45 cm, panjang AB = 4x cm, AC d. 27 cm
= 3x cm, dan BC = 2x cm, maka 25. Pak pardi ingin membeli sebuah
panjang AB adalah... layar perahu yang terbuat dari
a. 5 cm kain berbentuk segitiga. Jika
b. 10 cm diukur, layar tersebut memiliki
c. 15 cm alas 800 cm dan tinggi 500 cm,
d. 20 cm berapakah uang yang harus
22. Berapakah luas segitiga jika alas dibayar pak pardi jika harga kain
42 cm dan tinggi 10 cm? /m2 Rp25.000?
a. 420 cm2 a. Rp250.000
b. 210 cm2 b. Rp500.000
2
c. 52 cm c. Rp700.000
2
d. 62 cm d. Rp850.000
Lampiran 21
Daftar Nilai Siswa
Kelas VII B
Siklus I Siklus II
L/P
No Nama Siswa NQ NQ
NQ I NQ II NQ IV Tes I NQ I NQ II Tes II
III III
1. Ade ramadhan L 100 67 67 100 68 80 100 60 76
2. Afier Yuzar L 85 67 67 75 64 100 80 80 72
3. Aina Nurunnisa P 60 83 67 100 72 80 80 60 68
4. Akbar Sugiarto L 60 67 33 75 60 60 80 40 68
5. Aldila Juni Ananda P 60 100 83 75 68 60 60 60 76
6. Aldino Saputra L 100 67 33 50 100 80 80
7. Ali Prasetyo L 67 33 50 52 60 60 40 68
8. Andre Mahesa putra L 100 50 64 100 80 60 68
9. Angga Priyatna L 67 67 75 80 60 60 72
10. Anggie Fajar N P 67 50 60 40
11. Aprillia Puri Ariyanti P 60 100 67 75 64 80 60 60 76
12. Ayu Sutrisna P 80 67 75 64 80 80 60 76
13. Dendi Novaldi L 67 67 50 60 60 60 60 68
14. Deviyane Febriyanti P 100 67 75
15. Dewi Soraya P 85 100 67 75 76 100 100 80 88
16. Diki Kurniawan L 60 67 50 64 60 60 60 68
17. Eva Tuljannah P 60 67 50 60 80 60
18. Hari Saputra L 60 67 83 75 80 60 60 72
19. Heri Santoso L 33 25 64 60 60 40 68
20. Hilfaz Ranando S L 85 100 67 75 84 100 100 80 80
21. Ila Siti Rohana P
22. Ilham Abdul Gani L 60 33 67 50 60 60 40 60 68
23. Indah Febrianti A P 60 33 33 25 60 60
24. Jefri Putra Ramadhan L 67 50 52 60 60 68
25. Khotimah Fauziah P 60 67 67 75 56 60 80 60 72
26. Muhammad Reza A L 100 67 75 64 80 80 80 76
27. Muhammad Mashuri L 85 33 75 60 100 80 68
28. Muhlis L 85 100 67 75 68 80 80 60 72
29. Nabila P 40 67 67 50 64 60 60 60 68
30. Naisah P 60 100 83 75 68 80 80 40 68
31. Novianty Ma’rup P 40 67 50 56 60 60 60 68
32. Oktarianto L 75 100 83 100 72 100 80 60 76
33. Ratnasari P 55 67 33 50 52 60 60 40 68
34. Ratu Rahma I P 75 100 67 75 100 80 60 80
35. Riska Rosdiana P 50 67 33 50 60 60 60
36. Ronald Febiyanto S L 100 100 83 100 84 100 100 80 88
37. Ruli Noviani P 67 50 56 60 68
38. Shoimah P 60 83 67 50 64 80 80 60 68
39. Sisca Widyaningsih P 60 100 67 75 80 60 60
40 Warni P 60 67 33 50 64 80 80 60 72
41. Yulia Elita P 100 67 67 75 72 100 100 80 76
42. Zulkifli L 56 60
Jumlah Nilai 2280 2805 1852 2600 1992 2920 2760 2360 2388
Jumlah Siswa 32 38 30 40 31 38 38 36 33
Rata-rata 71,3 73,8 61,7 65 64,3 76,8 72,6 65,6 72,4
Lampiran 22
Hasil Refleksi Siklus I

Temuan
No Aspek Rencana Perbaikan
Peneliti Siswa
1 Penerapan - Pengaturan waktu - Ada beberapa - Mengoptimalkan
Metode make a tidak sesuai yang siswa yang waktu untuk
match direncanakan tidak mau ikut penjelasan
serta dalam materi, sehingga
- Banyaknya kartu soal penerapan masih ada
dan kartu jawaban metode make a banyak sisa
yang diberikan ke match waktu untuk
siswa tidak - Siswa penerapan
proporsional, terkadang metode make a
sehingga membuat bingung untuk match
siswa bingung. karena mencari
kartu jawabannya jawaban yang - Kartu harus soal
tidak ada di temannya. cocok, karena dan jawaban
Dan ternyata kartunya ada beberapa harus dihitung
masih ada di meja siswa laki-laki dengan benar
guru. Tetapi yang iseng, sehingga tidak
sebelumnya kartu soal jika kartu ada kekurangan
dan jawaban sudah jawaban atau kelebihan
dihitung, tetapi disaat dipegang siswa kartu soal dan
penerapan, tiba-tiba laki-laki, kartu
ada yang tidak mau biasanya jawabannya,
ikut berpartisipasi. disembunyikan tidak boleh
Sehingga peneliti , sehingga gugup ketika
gugup, bingung dan siswa dalam proses
harus mengejar waktu perempuan penerapan
karena takut tidak yang metode make a
sesuai dengan yang membawa match tidak
sudah direncanakan. kartu soal takut sesuai dengan
untuk apa yang sudah
memintanya. di rencanakan.
- Memberikan
pengertian
kepada siswa
laki-laki yang
suka
menyembunyika
n kartu untuk
selalu ikut
berpartisipasi
dalam penerapan
metode make a
match

2 Perhatian siswa - Masih ada kesulitan - Masih ada - Memberikan


dalam untuk sekelompok pengertian
pembelajaran membangkitkan siswa yang kepada
matematika siswa untuk bertanya tidak sekelompok
dan menanggapi memperhatika siswa untuk
pertanyaan siswa n materi yang memperhatikan
yang lain. dijelaskan dan peneliti akan
- Belum maksimal oleh peneliti bersikap tegas
dalam pengelolaan - Siswa yang jika dalam
kelas ketika bertanya proses
penjelasan materi. masih sangat pembelajaran
sedikit. selanjutnya
- Siswa yang masih ada yang
memperhatika tidak
n dan memperhatikan
menanggapi - Memberikan
pertanyaan suasana kelas
temannya lebih santai agar
sangat jarang siswa tidak
sekali, tegang dan takut
sekalipun ada - Peneliti
yang memberikan
memberikan motivasi kepada
tanggapan siswa untuk
harus diminta sering bertanya
terlebih dulu materi yang
oleh peneliti. belum
difahaminya dan
meminta siswa
untuk jangan
malu atau takut
untuk menjawab
atau menanggapi
pertanyaan
temannya
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SMP YMJ
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : VII
Semester : II (Dua)
Tahun Ajaran : 2009/2010
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Model/ metode : Kooperatif/ Make a match
I. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi garis, sudut, dan bangun datar serta dapat menentukan
besaran-besaran yang ada di dalamnya .
II. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya.
III. Indikator
 Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis segitiga.
IV. Tujuan pembelajaran
 Siswa dapat menjelaskan pengertian dan jenis -jenis segitiga.
V. Materi Pokok
Segitiga
1. Pengertian segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai
tiga buah titik sudut.

2. Jenis-Jenis Segitiga
Jenis-jenis suatu segitiga dapat ditinjau berdasarkan
a. Panjang sisi-sisinya.
b. Besar sudut-sudutnya.
c. Panjang sisi dan besar sudutnya.
Jenis-jenis segitiga ditinjau dari panjang sisinya.
1. Segitiga sebarang
Segitiga sebarang adalah segitiga yang sisi-sisinya tidak sama panjang.
AB ≠ ……..≠ …...
2. Segitiga sama kaki
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai dua buah sisi sama panjang.
Pada Gambar di atas, segitiga sama kaki ABC dengan AB = BC.
3. Segitiga sama sisi
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki tiga buah sisi yang sama panjang dan
tiga buah sudut sama besar.
Segitiga ABC pada Gambar di samping ini merupakan segitiga sama sisi.
Coba kalian sebutkan tiga buah sisi yang sama panjang dan tiga buah sudut
yang sama besar.

Jenis-jenis segitiga ditinjau dari besar sudutnya .


Ingat kembali materi pada pelajaran SD terdahulu mengenai jenis - jenis sudut.
Secara umum ada tiga jenis sudut, yaitu
1) sudut lancip (0o < x < 90o);
2) sudut tumpul (90o < x < 180o);
3) sudut refleks (180o < x < 360o).

Berkaitan dengan hal tersebut, jika ditinjau dari besar sudutnya, ada tiga jenis
segitiga sebagai berikut.

(i) Segitiga lancip

Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip,
sehingga sudut-sudut yang terdapat pada segitiga tersebut besarnya 90o.
Pada Gambar di bawah ini, ketiga sudut pada  ABC adalah sudut lancip.
C

B
A

(ii) Segitiga tumpul

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul.
Pada  ABC di bawah ini, ..... adalah sudut tumpul.
C

A
B siku-siku
(iii) Segitiga
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut siku-
siku (besarnya 90o). Pada gambar di bawah ini,  ABC siku-siku di titik …...

C
B

A
Jenis-jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi dan besar sudutnya
Ada dua jenis segitiga jika ditinjau dari panjang sisi dan besar sudutnya sebagai
berikut.

(i) Segitiga siku-siku sama kaki


Segitiga siku-siku sama kaki adalah segitiga yang kedua sisinya sama panjang dan
salah satu sudutnya merupakan sudut siku-siku (90o). Pada gambar di bawah ini 
ABC siku-siku di titik ….., dengan sisi …. = sisi ….
C

A B
(ii) Segitiga tumpul sama kaki
Segitiga tumpul sama kaki adalah segitiga yang kedua sisinya sama panjang
dan salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul. C

A
B

VI. Kegiatan Pembelajaran


Metode pembelajaran/aktivitas
Waktu Aktivitas Siswa
Guru

Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam.  Siswa menjawab salam
10 menit 2. Guru menyampaikan pokok  Siswa menyimak informasi
bahasan yang akan dipelajari dan yang disampaikan guru
tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
a. Guru membagi siswa menjadi  Siswa berpartisipasi aktif
2 kelompok, kelompok dalam penerapan metode
pertama pembawa soal dan make a match
kelompok kedua pembawa
55 menit jawaban.
b. Guru Menyiapkan beberapa
kartu, sebagian kartu berisi
soal dan bagian yang lainnya
berisi jawaban
c. Setiap siswa mendapat satu
buah kartu soal
d. Setiap siswa memikirkan
jawaban dari kartu yang di
pegang
e. Setiap siswa mencari kartu
jawaban yang cocok dengan
kartu soal yuang dipegangnya
f. Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi
poin (nilai)
g. Setelah satu babak kartu
dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda
dari kartu sebelumnya
h. Demikian seterusnya
Penutup
1. Guru memberikan quis  Siswa mengerjakan
15 menit 2. Guru memberikan evaluasi  Siswa menyimak penjelasan
guru
3. Guru memberikan salam.  Siswa menjawab salam.

VII. Media dan sumber belajar


Media : - Papan tulis
- Kartu dari kertas karton
Sumber belajar : Wintarti Atik, Contextual Teaching and Learning
Matematika Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah Kelas VII ,Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional , 2008
Alat bantu : Spidol, penghapus, dll

VIII. Evaluasi/ penilaian hasil belajar


 Teknik penilaian : Tes
 Bentuk instrumen penilaian : Isian
 Contoh instrumen : Terlampir
 Skor : 100 untuk semua jawaban yang
benar
Ciputat, 26 Desember 2009
Mengetahui,

Guru Kolaborator Peneliti

M. Dhofir Dina Murdliah


Nama :
Soal Quis
1. Sebutkan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya, berdasarkan besar
sudutnya dan berdasarkan panjang sisi dan sudutnya!
2. Tentukan jenis-jenis segitiga sebagai berikut:
a.  ABC dengan  A = 600,  B = 600, dan C = 600
b.  PQR dengan PQ = 7 cm, PR = 5cm, dan RQ= 7 cm.

c.  KLM dengan K = 900,  L = 500, dan  M = 400.


d.  PQR dengan PQ = 7 cm, QR = 5 cm, dan RQ = 9 cm.

Nama :
Soal Quis
3. Sebutkan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya, berdasarkan besar
sudutnya dan berdasarkan panjang sisi dan sudutnya!
4. Tentukan jenis-jenis segitiga sebagai berikut:
e.  ABC dengan  A = 600,  B = 600, dan C = 600
f.  PQR dengan PQ = 7 cm, PR = 5cm, dan RQ= 7 cm.

g.  KLM dengan K = 900,  L = 500, dan  M = 400.


h.  PQR dengan PQ = 7 cm, QR = 5 cm, dan RQ = 9 cm.
Diketahui  ABC dengan  A = Diketahui  ABC dengan  A =
600,  B = 600, dan C = 600.
550,  B = 700, dan C = 550.
Maka Jenis segitiga tersebut
adalah? Maka Jenis segitiga tersebut
adalah?

Segitiga sama sisi Segitiga sama kaki

Diketahui  ABC dengan  A =


Diketahui  PQR dengan PQ =
900,  B = 300, dan C = 600.
17 cm, QR = 25 cm, dan RQ =
Maka Jenis segitiga tersebut
19 cm. Maka Jenis segitiga
adalah?
tersebut adalah?

Segitiga siku-siku Segitiga sembarang


Ciri-ciri segitiga sama sisi adalah?
Ciri-ciri segitiga sembarang adalah?

Ketiga sudutnya sama besar panjang ketiga sisinya berbeda

Ciri-ciri segitiga sama kaki adalah? Ciri-ciri segitiga siku-siku adalah?

Kedua sisinya sama panjang salah satu besar sudutnya 900


Ciri-ciri segitiga lancip adalah? Suatu segitiga yang memiliki 3
buah simetri lipat adalah …

ketiga sudutnya kurang dari 900 segitiga sama sisi

Berapakah panjang AC pada


segitiga ABC di bawah?
C
Ciri-ciri segitiga tumpul adalah?

23 cm

A B

salah satu besar sudutnya lebih dari 23 cm


900
Berapakah panjang AC pada Diketahui  PQR dengan PQ = 17
segitiga ABC di bawah? cm, QR = 17 cm, dan RQ = 17
C cm. Maka Jenis segitiga tersebut
24 cm adalah?

A B

24 cm Segitiga sama sisi

Diketahui  PQR dengan PQ = 19


cm, QR = 27cm, dan RQ = 23 cm. Diketahui  PQR dengan PQ =
Maka Jenis segitiga tersebut 18 cm, QR = 25 cm, dan RQ =
adalah? 18 cm. Maka Jenis segitiga
tersebut adalah?

Segitiga sembarang Segitiga sama kaki


Berapakah besar sudut A pada Berapakah besar sudut ACB pada
segitiga ABC di bawah? segitiga ABC di bawah?
C
C

550
A B 600
A B

55° 60°

Berapakah besar sudut BAC pada


segitiga ABC di bawah? Diketahui  PQR dengan PQ = x
C
cm, QR = x cm, dan RQ = x cm.
Maka Jenis segitiga tersebut
adalah?
370
A B

37° Segitiga sama sisi


Diketahui  PQR dengan PQ = 3x
cm, QR = x cm, dan RQ = 3x cm.
Maka Jenis segitiga tersebut Segitiga sama kaki
adalah?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP YMJ
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : VII
Semester : II (Dua)
Tahun Ajaran : 2009/2010
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Model/ Metode : Kooperatif/Make a match
I. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi garis, sudut, dan bangun datar serta dapat menentukan
besaran-besaran yang ada di dalamnya .
II. Kompetensi Dasar
Menghitung besaran-besaran segitiga
III. Indikator
 Menunjukkan bahwa jumlah besar sudut segitiga adalah 180°.
IV. Tujuan pembelajaran
 Siswa dapat menunjukkan bahwa jumlah besar sudut segitiga adalah 180°.
V. Materi Pokok
Segitiga
Jumlah ukuran sudut-sudut dalam segitiga adalah 180° . Dengan
mengetahui jumlah ukuran sudut dalam sebuah segitiga 180° , maka kamu
dapat menentukan ukuran salah satu sudut segitiga jika ukuran dua sudut
lainnya diketahui.
A

A  B  C  180

C B
VI. Kegiatan Pembelajaran
Metode pembelajaran/aktivitas
Waktu Aktivitas Siswa
Guru

Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam.  Siswa menjawab salam
2. Guru menyampaikan pokok  Siswa menyimak informasi
bahasan yang akan dipelajari dan yang disampaikan guru
15 menit tujuan pembelajaran.
3. Guru memberikan simulasi  Siswa berperan aktif dan
kepada siswa supaya siswa lebih mengikuti arahan yang
semangat dan konsentrasi dalam disampaikan guru
belajar
Kegiatan inti
a. Guru membagi siswa menjadi  Siswa berpartisipasi aktif
2 kelompok, kelompok dalam penerapan metode
pertama pembawa soal dan make a match
kelompok kedua pembawa
jawaban.
b. Guru Menyiapkan beberapa
55 menit kartu, sebagian kartu berisi
soal dan bagian yang lainnya
berisi jawaban
c. Setiap siswa mendapat satu
buah kartu soal
d. Setiap siswa memikirkan
jawaban dari kartu yang di
pegang
e. Setiap siswa mencari kartu
jawaban yang cocok dengan
kartu soal yuang dipegangnya
f. Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi
poin (nilai)
g. Setelah satu babak kartu
dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda
dari kartu sebelumnya
h. Demikian seterusnya
Penutup
1. Guru memberikan evaluasi  Siswa menyimak penjelasan
10 menit
guru
2. Guru memberikan salam.  Siswa menjawab salam.

VII. Media dan sumber belajar


Media : - Papan tulis
- Kartu dari kertas karton
Sumber belajar : Wintarti Atik, Contextual Teaching and Learning
Matematika Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah Kelas VII ,Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional , 2008
Alat bantu : Spidol, penghapus, dll
VIII. Evaluasi/ penilaian hasil belajar
 Teknik penilaian : Tes
 Bentuk instrumen penilaian : Uraian
 Contoh instrumen : Terlampir
 Skor : 100 untuk semua jawaban yang
benar
Ciputat, 26 Desember 2009
Mengetahui,

Guru Kolaborator Peneliti

M. Dhofir Dina Murdliah


Soal Quis
1. Berapakah besar ACB pada gambar di bawah ini…
C

650 350
A B
2. Besar PRQ pada gambar di bawah ini adalah…
R
x

2x 3x
P Q
3. Besar BCA pada gambar di bawah ini adalah…
C

2x + 20°
x + 15° 3x - 5°
A B

Soal Quis
4. Berapakah besar ACB pada gambar di bawah ini…
C

650 350
A B
5. Besar PRQ pada gambar di bawah ini adalah…
R
x

2x 3x
P Q
6. Besar BCA pada gambar di bawah ini adalah…
C

2x + 20°
x + 15° 3x - 5°
A B
Berapakah besar ACB pada gambar Besar PRQ pada gambar di bawah
di bawah ini…
ini adalah…
C R
x

x x
500 450 P Q
A B

85° 60°

Berapakah besar BAC pada gambar


Besar PRQ pada gambar di bawah
di bawah ini…
C ini adalah…
R
0
75
x

400 5x 3x
A B P Q

20°
65°
Besar PQR pada gambar di Berapakah besar x pada gambar di
bawah ini adalah… bawah ini adalah…
R C
2x 3x + 25°

5x 3x x + 10° 2x - 5°
P Q A B

25°
54°

Pada gambar di bawah ini, besar Besar BCA pada gambar di

BAC adalah... bawah ini adalah…


C
C
3x 2x + 20°

x + 15° 2x - 5°
2x A B
A B

36°
80°
Tentukan besar sudut ketiga dari Tentukan besar sudut ketiga dari
sebuah segitiga jika diketahui besar sebuah segitiga jika diketahui besar
dua sudutnya 50° dan 70°! dua sudutnya 65° dan 95°!

60° 20°

Pada gambar di bawah ini, besar


Tentukan besar sudut ketiga dari ACB adalah...
sebuah segitiga jika diketahui besar C

dua sudutnya 40° dan 70°!

60°
A B

70° 30°
Pada gambar di bawah ini, besar Tentukan besar sudut segitiga
ACB adalah... ketiga, jika diketahui dua sudutnya
C adalah 60° dan 80°!

42°
A B

40°
48°

Tentukan besar sudut segitiga


Tentukan besar sudut segitiga
ketiga, jika diketahui dua
ketiga, jika diketahui dua sudutnya
sudutnya adalah 60° dan 60°!
adalah 70° dan 20°!

60° 90°
Berapakah besar ACB pada Berapakah besar ACB pada
gambar di bawah ini… gambar di bawah ini…
C C

570 350 300 400


A B A B

88° 110°

Berapakah besar ACB pada Berapakah besar ACB pada

gambar di bawah ini… gambar di bawah ini…


C C

550 350 500 650


A B A B

90°
65°
Berapakah besar BAC pada gambar
di bawah ini…
C
0
500
100

300
A B
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP YMJ
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : VII
Semester : II (Dua)
Tahun Ajaran : 2009/2010
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Model/Metode : Kooperatif/Make a match
I. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi garis, sudut, dan bangun datar serta dapat menentukan
besaran-besaran yang ada di dalamnya .
II. Kompetensi Dasar
Menemukan sifat dan menghitung besaran -besaran segi empat
III. Indikator
 Menjelaskan pengertian jajargenjang, Persegi panjang, belah ketu pat,
persegi, trapezium dan laya ng-layang menurut sifatnya.
 Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya.
IV. Tujuan pembelajaran
 Siswa mampu Menjelaskan pengertian jajargenjang, Persegi panjang , belah
ketupat, persegi, trapesium dan laya ng-layang menurut sifatnya.
 Siswa mampu menjelaskan sifat -sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi
dan sudutnya
V. Materi Pokok
Segiempat
1. Persegi Panjang
Sifat-sifat persegipanjang adalah:
1. Panjang sisi-sisi yang berhadapan sama dan sejajar.
2. Keempat sudutnya siku-siku.
3. Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama panjang.
Berdasarkan sifat-sifat persegipanjang di atas, maka:
Persegipanjang adalah suatu segiempat yang keempat sudutnya siku -siku dan
panjang sisi-sisi yang berhadapan sama.

2. Persegi
Sifat-sifat persegi.
1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar.
2. Keempat sudutnya siku-siku.
3. Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama panjang.
4. Panjang keempat sisinya sama .
5. Setiap sudutnya dibagi dua sama ukuran oleh diagonaldiagonalnya .
6. Diagonal-diagonalnya berpotongan saling tegaklurus.
Berdasarkan sifat-sifat persegi di atas, maka
Persegi adalah persegipanjang yang panjang keempat sisinya sama.

3. Jajargenjang
sifat-sifat jajargenjang berikut ini.
1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang, yaitu AB//CD, AD//
BC , AB = DC, dan AD = BC.
2. Sudut-sudut yang berhadapan sama ukuran, yaitu u A = u C dan B = D.
3. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus , yaitu u A + u B = u B + u C =
u C + u D = u D + u A =1800.
4. Diagonal jajargenjang membagi daerah jajargenjang menjadi dua bagian
sama besar, yaitu luas daerah ACB = luas daerah CAD dan luas daerah ADB =
luas daerah CBD.
5. Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang, yaitu AO = CO
dan BO = DO.
Jajargenjang adalah segiempat yang setiap pasang
sisinya yang berhadapan sejajar.

4. Belahketupat
sifat-sifat belahketupat sebagai berikut.
1. Semua sisinya kongruen
2. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar
3. Sudut-sudut yang berhadapankongruen,
4. Diagonal-diagonalnya membagi sudut menjadi dua ukuran yang sama
ukuran,
5. Kedua diagonal saling tegak lurus dan saling membagi dua sama panjang.
6. Diagonal membagi belahketupat menjadi dua bagian sama besar atau
diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.
7. Jumlah ukuran dua sudut yang berdekatan 180°.

5. Layang-Layang

Sifat layang-layang adalah sebagai berikut.


1. Panjang dua pasang sisi berdekatan sama , yaitu AB = AD dan BC = DC. AB
AD , BC, DC .
2. Sepasang sudut yang berhadapan sama ukuran , yaitu ukuran ABC = ukuran
ADC. ABC ADC.
3. Salah satu diagonalnya membagi laying -layang menjadi dua sama ukuran,
yaitu
ABC = ADC atau AC merupakan sumbu simetri.
4. Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan salah satu diagonalnya
membagi
diagonal yang lain menjadi dua sa ma panjang, yaitu AC BD dan BE = ED.

6. Trapesium

sifat-sifat trapesium,
antara lain sebagai berikut.
1. Jumlah ukuran dua sudut yang berdekatan antara dua sisi sejajar pada
trapesium adalah 180 . E + H = F + G = 180
2. Pada trapesium samakaki, ukuran sudut-sudut alasnya sama. A= B dan
C= D
3. Pada trapesium sama kaki, panjang diagonaldiagonalnya sama . AC=BD
4. Trapesium siku-siku mempunyai tepat dua sudut siku -siku. E dan H

VI. Kegiatan Pembelajaran


Metode pembelajaran/aktivitas
Waktu Aktivitas Siswa
Guru
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam.  Siswa menjawab salam
15 menit 2. Guru menyampaikan pokok  Siswa menyimak informasi
bahasan yang akan dipelajari dan yang disampaikan guru
tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
a. Guru membagi siswa menjadi
2 kelompok, kelompok  Siswa berpartisipasi aktif
pertama pembawa soal dan dalam penerapan metode
kelompok kedua pembawa make a match
jawaban.
b. Guru Menyiapkan beberapa
kartu, sebagian kartu berisi
soal dan bagian yang lainnya
berisi jawaban
c. Setiap siswa mendapat satu
55 menit buah kartu soal
d. Setiap siswa memikirkan
jawaban dari kartu yang di
pegang
e. Setiap siswa mencari kartu
jawaban yang cocok dengan
kartu soal yuang dipegangnya
f. Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi
poin (nilai)
g. Setelah satu babak kartu
dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda
dari kartu sebelumnya
h. Demikian seterusnya
Penutup
1. Guru memberikan evaluasi  Siswa menyimak penjelasan
10 menit
guru
2. Guru memberikan salam.  Siswa menjawab salam.

VII. Media dan sumber belajar


Media : - Papan tulis
- Kartu dari kertas karton
Sumber belajar :Wintarti Atik, Contextual Teaching and Learning
Matematika Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah Kelas VII ,Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional , 2008
Bahan ajar : Terlampir
Alat bantu : Spidol, penghapus, dll
VIII. Evaluasi/ penilaian hasil belajar
 Teknik penilaian : Tes
 Bentuk instrumen penilaian : Isian
 Contoh instrumen : Terlampir
 Skor : 100 untuk semua jawaban yang
benar
Ciputat, 26 Desember 2009
Mengetahui,
Guru Kolaborator Peneliti

M. Dhofir Dina Murdliah

Segiempat
Soal Quis
1. Segi empat yang mempunyai tepat sepasang sisi sejajar yang berhadapan adalah…
2. Segiempat yang diagonal-diagonalnya saling tegaklurus dan salah satu diagonalnya
membagi diagonal lainnya menjadi dua sama panjang disebut…
3. Segiempat yang setiap pasang sisinya yang berhadapan sejajar disebut...
4. Jika AC = 16 cm, DB = 12 cm, maka jumlah panjang AB dan DC di bawah
adalah?

D B
O

C
5. A B

o
D C
ABCD adalah Persegi. Jika AB = 8 cm, berapakah panjang BD?
Soal make a match
1. suatu segiempat yang keempat
sudutnya siku-siku dan panjang
sisi-sisi yang berhadapan sama 7. Jika AC = 16 cm, DB = 12 cm,
disebut... maka panjang BC adalah .... cm
2. Segiempat yang panjang keempat
A
sisinya sama.disebut…
3. Segiempat yang setiap pasang
sisinya yang berhadapan sejajar… D B
O
4. Segiempat yang diagonal-
diagonalnya saling tegaklurus dan C
salah satu diagonalnya membagi
8. Pada gambar persegi di bawah,
diagonal lainnya menjadi dua sama
berapakah banyaknya persegi yang
panjang disebut...
terbentuk?
5. Segiempat yang mempunyai tepat
sepasang sisi yang berhadapan
sejajar disebut...
6. Jika AC = 6 cm, DB = 8 cm, maka
9. Banyaknya simetri lipat pada
panjang AB adalah ... cm
layang-layang adalah...
A 10. Banyaknya simetri lipat pada
persegi adalah...

D B 11. Banyaknya simetri lipat pada


O persegi panjang adalah...

C
12. Banyaknya simetri lipat pada belah ABCD adalah Persegi panjang. Jika
ketupat adalah... AB = 8 cm, BC = 6 cm, berapakah
13. panjang diagonal AC?
A B
130°

D C 17.
Berapakah besar sudut BCD? A B
14.
A B
D C
ABCD adalah Persegi panjang. Jika
42°
D C AB = 12 cm, BC = 5 cm, berapakah
Berapakah besar sudut DCB? panjang diagonal BD?
15. A B 18. A B

o
D C D o C
ABCD adalah jajargenjang dengan
ABCD adalah Persegi. Jika AB = 8
 BCD = 62°, berapakah besar
cm, berapakah panjang BD?
 ABC?
16. A B
19. PQRS adalah jajargenjang dengan
 QRS = 36°, berapakah besar
o
 PQR?
D C
ABCD adalah Persegi. Jika AB = 6
P Q
cm, berapakah panjang AO?
17.
A B 36°
S R

D C 20. PQRS adalah jajargenjang dengan


P Q
 PQR = 130°, berapakah besar
 PSR?
R
S
130°

C
A
ABCD adalah layang-layang dengan
21.
 ADB = 42°, dan  DBC = 76°.
Berapakah  ABC?
D O B

1. Persegi Panjang 5. Setiap sudutnya dibagi dua sama


Sifat-sifat persegipanjang adalah: ukuran oleh diagonaldiagonalnya.
1. Panjang sisi-sisi yang berhadapan 6. Diagonal-diagonalnya berpotongan
sama dan sejajar. saling tegaklurus.
2. Keempat sudutnya siku-siku. Berdasarkan sifat-sifat persegi di atas,
3. Panjang diagonal-diagonalnya sama maka
dan saling membagi dua sama panjang. Persegi adalah persegipanjang yang
Persegipanjang adalah suatu panjang keempat sisinya sama.
segiempat yang keempat sudutnya
siku-siku dan panjang sisi-sisi yang 3. Jajargenjang
berhadapan sama. sifat-sifat jajargenjang berikut ini.
1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar
2. Persegi dan sama panjang
Sifat-sifat persegi. 2. Sudut-sudut yang berhadapan sama
1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar. ukuran.
2. Keempat sudutnya siku-siku. 3. Dua sudut yang berdekatan saling
3. Panjang diagonal-diagonalnya sama berpelurus jumlah sudutnya yaitu 1800.
dan saling membagi dua sama panjang.
4. Panjang keempat sisinya sama .
4. Diagonal jajargenjang membagi 5. Layang-layang
daerah jajargenjang menjadi dua Sifat layang-layang adalah sebagai
bagian sama besar, berikut.
5. Diagonal-diagonalnya saling 1. Panjang dua pasang sisi berdekatan
membagi dua sama panjang sama
Jajargenjang adalah segiempat yang 2. Sepasang sudut yang berhadapan
setiap pasang sisinya yang sama ukuran
berhadapan sejajar. 3. Salah satu diagonalnya membagi
layang-layang menjadi dua sama
4. Belahketupat ukuran
sifat-sifat belahketupat sebagai berikut. 4. Diagonal-diagonalnya saling tegak
1. Semua sisinya kongruen lurus dan salah satu diagonalnya
2. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar membagi
3. Sudut-sudut yang berhadapan diagonal yang lain menjadi dua sama
kongruen, panjang
4. Diagonal-diagonalnya membagi Layang-layang adalah segiempat
sudut menjadi dua ukuran yang sama yang diagonal-diagonalnya saling
ukuran, tegaklurus dan salah satu
5. Kedua diagonal saling tegak lurus diagonalnya membagi diagonal
dan saling membagi dua sama panjang. lainnya menjadi dua sama panjang
6. Diagonal membagi belahk etupat
menjadi dua bagian sama besar atau 6. Trapesium
diagonal-diagonalnya merupakan sifat-sifat trapesium,
sumbu simetri. 1. Jumlah ukuran dua sudut yang
7. Jumlah ukuran dua sudut yang berdekatan antara dua sisi sejajar pada
berdekatan 180°. trapesium adalah 180 .
Belah ketupat adalah segiempat 2. Pada trapesium samakaki, ukuran
yang semua sisinya sama panjang.
sudut-sudut alasnya sama.
3. Pada trapesium sama kaki , panjang
diagonaldiagonalnya sama.
4. Trapesium siku-siku mempunyai
tepat dua sudut sikusiku.
Trapesium adalah segiempat yang
mempunyai tepat sepasang sisi yang
berhadapan sejajar.
€RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP YMJ
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : VII
Semester : II (Dua)
Tahun Ajaran : 2009/2010
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Model/Metode : Kooperatif/Make a match
I. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi garis, sudut, dan bangun datar serta dapat menentukan
besaran-besaran yang ada di dalamnya .
II. Kompetensi Dasar
Menemukan sifat dan menghitung besaran -besaran segi empat
III. Indikator
 Menurunkan rumus dan menghitung keliling segiempat .
IV. Tujuan pembelajaran
 Siswa mampu menurunkan rumus dan menghitung keliling segiempat .
V. Materi Pokok
Segiempat
Keliling Segiempat
1. Persegi Panjang
Misalkan suatu persegipanjang dengan panjang p satuan panjang dan lebar l
satuan panjang. Jika K satuan panjang menyatakan keliling dan maka rumus
keliling persegipanjang adalah
K=2(p+l)
2. Persegi
Misalkan suatu persegi dengan panjang sisi s satuan panjang. Jika K satuan
panjang menyatakan keliling dan L satuan kuadrat menyatakan luas, maka
rumus keliling dan
luas daerah persegi adalah
K = s + s + s + s = 4s
3. Jajargenjang
Keliling jajargenjang sama dengan dua kali jumlah panjang sisi yang saling
berdekatan.
K = 2 (a + b)

4. Belahketupat
Keliling belahketupat sama dengan empat kali
panjang sisinya.
Misal K adalah keliling belahketupat dengan
panjang sisi s, maka K = 4 x s
5. Layang-Layang
Keliling laying-layang sama dengan dua kali jumlah panjang sisi yang
saling berdekatan.
K = 2 (a + b)

6.Trapesium
Keliling trapesium adalah penjumlahan semua sisisisinya
VI. Kegiatan Pembelajaran
Metode pembelajaran/aktivitas
Waktu Aktivitas Siswa
Guru

Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam.  Siswa menjawab salam
15 menit 2. Guru menyampaikan pokok  Siswa menyimak informasi
bahasan yang akan dipelajari dan yang disampaikan guru
tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
a. Guru membagi siswa menjadi  Siswa berpartisipasi aktif
2 kelompok, kelompok dalam penerapan metode
pertama pembawa soal dan make a match
kelompok kedua pembawa
jawaban.
b. Guru Menyiapkan beberapa
kartu, sebagian kartu berisi
soal dan bagian yang lainnya
berisi jawaban
55 menit
c. Setiap siswa mendapat satu
buah kartu soal
d. Setiap siswa memikirkan
jawaban dari kartu yang di
pegang
e. Setiap siswa mencari kartu
jawaban yang cocok dengan
kartu soal yuang dipegangnya
f. Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi
poin (nilai)
g. Setelah satu babak kartu
dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda
dari kartu sebelumnya
h. Demikian seterusnya
Penutup
1. Guru memberikan evaluasi  Siswa menyimak penjelasan
10 menit
guru
2. Guru memberikan salam.  Siswa menjawab salam.

VII. Media dan sumber belajar


Media : - Papan tulis
- Kartu dari kertas karton
Sumber belajar : -Wintarti Atik, Contextual Teaching and Learning
Matematika Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah Kelas VII ,Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional , 2008
Bahan ajar : Terlampir
Alat bantu : Spidol, penghapus, dl
VIII. Evaluasi/ penilaian hasil belajar
 Teknik penilaian : Tes
 Bentuk instrumen penilaian : Uraian
 Contoh instrumen : Terlampir
 Skor : 100 untuk semua jawaban yang
benar
Ciputat, 26 Desember 2009
Mengetahui,

Guru Kolaborator Peneliti

M. Dhofir Dina Murdliah


Soal Quis
1. Berapakah keliling bangun datar di bawah ini!

8 cm

6 cm 12 cm

2. Persegipanjang mempunyai lebar 4 cm dan keliling 28 cm. Hitunglah panjang


persegipanjang tersebut!
3. Hitunglah Keliling bangun di bawah ini!

4. Sebuah taman berbentuk persegi den gan ukuran panjang sisinya 25 m akan
ditanami pohon di sekeliling taman , jika jarak tiap pohon 5 m, berapakah
banyaknya pohon yang dibutuhkan untuk taman tersebut?
5. Jika AC = 6 cm, DB = 8 cm, maka keliling belah ketupat di bawah adalah?

D O B

C
Soal make a match
1. Berapakah keliling bangun datar di bawah ini!

4 cm

3 cm 12 cm

2. Berapakah keliling bangun datar di bawah ini!

5 cm

4 cm 12 cm

3. Sebuah persegi panjang memiliki panjang 14 cm dan lebar 12 cm, tentukan


kelilignya!
4. Sebuah persegi panjang memiliki keliling 48 cm dan lebar 10 cm , berapakah
panjang persegi panjang?
5. Jika AB = 17 cm, maka keliling belah ketupat di bawah adalah?

D B
O

C
6. Jika AC = 6 cm, DB = 8 cm, maka keliling belah ketupat di bawah adalah?

D B
O

C
7. Sebuah persegi memiliki keliling 64 cm, berapakah panjang sisinya?
8. Berapakah keliling bangun di bawah?

8 cm

5 cm
12 cm

9.
A B

D C
Berapakah keliling trapesium ABCD jika AD = 12 cm, DC = 20 cm dan AB = 15
cm?

10. A

D O B

C
Diketahui Panjang AB = 7 cm dan BC = 15 cm, berapakah keliling layang-layang
ABCD?
11.
A

D B
O

C
Diketahui keliling layang-layang 78 cm, Panjang AB = (x + 2) cm dan BC = (2x + 4)
cm, berapakah panjang BC?
12. Diketahui keliling persegi panjang 46 cm, memiliki panjang 2x cm dan lebar x
cm. Berapakah lebar persegi panjang?
13. Sebuah taman berbentuk per segi dengan ukuran panjang sisinya 20 m akan
ditanami pohon di sekeliling taman , jika jarak tiap pohon 4 m, berapakah banyaknya
pohon yang dibutuhkan untuk taman tersebut?
14. Persegipanjang mempunyai lebar 6 cm dan keliling 46 cm. Hitunglah panjang
persegipanjang tersebut!
15. Sebuah Persegi mempunyai keliling 60 cm. Hitunglah sisi persegi tersebut!
16. Diketahui keliling persegi panjang 58 cm, memiliki panjang (2x + 3) cm dan lebar
(x + 5) cm. Berapakah lebar persegi panjang ?
17. Jika AC = 12 cm, DB = 16 cm, maka keliling belah ketupat di bawah adalah?

D B
O

18. seorang siswa berlari mengelilingi lapangan sepak bola yang memiliki panjang
100 m dan lebar 50 m. jika siswa tersebut mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali.
Berapa meter yang sudah siswa tersebut lewati?
19.
A B

D C
Berapakah keliling trapesium ABCD jika AD = 12 cm, DC = 18 cm dan AB = 5 cm?
20.
A B

D C

Berapakah keliling trapesium sama kaki ABCD jika AD = 9 cm, DC = 18 cm dan


AB = 8 cm?
21.
A B

D C

Berapakah panjang AB jika diketahui keliling trapesium sama kaki ABCD = 46 cm,
AD = 7 cm, DC = 20 cm?
22.
A B

D C

Berapakah panjang AD jika diketahui keliling trapesium sama kaki ABCD = 30 cm,
AB = 8 cm, DC = 12 cm?
23. Berapakah panjang alas jajargenjang di bawah ini jika diketahui keliling
jajargenjang 42 cm !

9 cm
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP YMJ
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : VII
Semester : II (Dua)
Tahun Ajaran : 2009/2010
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Model/Metode : Kooperatif/Make a match
I. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi garis, sudut, dan bangun datar serta dapat menentukan
besaran-besaran yang ada di dalamnya.
II. Kompetensi Dasar
Menemukan sifat dan menghitung besaran -besaran segi empat
III. Indikator
 Menurunkan rumus dan menghitung Luas segiempat.
IV. Tujuan pembelajaran
 Siswa mampu menurunkan rumus dan menghitung Luas segiempat.
V. Materi Pokok
Segiempat
Luas Segi Empat
1. Persegi Panjang
Misalkan suatu persegipanjang dengan panjang p satuan panjang dan
lebar l satuan panjang. Jika L satuan luas menyatakan luas, luas
persegipanjang adalah
L= p x l

2. Persegi
Misalkan suatu persegi dengan panjang sisi s satuan panjang. Jika L
satuan kuadrat menyatakan luas, maka rumus luas daerah persegi adalah
L=sxs

3. Jajargenjang
Luas jajargenjang sama dengan hasilkali alas dan tinggi. Misal jajargenjang
mempunyai luas L, alas a, sisi yang berdekatan dengan a adalah b dan tinggi t,
maka :
L=axt

4. Belahketupat
Luas daerah belahketupat sama dengan setengah
hasil-kali panjang diagonal-diagonalnya.
Misal L adalah luas daerah belahketupat dengan
D1 xD2
diagonal-diagonalnya d1 dan d2, maka L =
2

5. Layang-Layang
Dengan kata-kata:
Luas layang-layang sama dengan setengah hasilkali diagonal -diagonalnya
Secara simbolik:
Misal L adalah luas layang-layang dengan panjang diagonal -diagonalnya D1

dan D2 , maka
D1 xD2
L=
2

6. Trapesium
Luas daerah trapesium sama dengan setengah hasilkali tinggi dan jumlah
panjang sisi yang sejajar
Misal L adalah luas daerah trapesium yang mempunyai tinggi t dan panjang
( a1 xa 2 )  t
sisi-sisi yang sejajar a1 dan a2 , maka L=
2

VI. Kegiatan Pembelajaran


Metode pembelajaran/aktivitas
Waktu Aktivitas Siswa
Guru

Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam.  Siswa menjawab salam
2. Guru menyampaikan materi yang  Siswa menyimak informasi
akan dipelajari dan tujuan yang disampaikan guru
15 menit pembelajaran.
3. Guru memberikan simulasi  Siswa berperan aktif dan
kepada siswa supaya siswa lebih mengikuti arahan yang
semangat dan konsentrasi dalam disampaikan guru
belajar
Kegiatan inti
1. Penerapan metode make a match:  Siswa berpartisipasi aktif
a. Guru membagi siswa menjadi dalam penerapan metode
2 kelompok, kelompok make a match
pertama pembawa soal dan
kelompok kedua pembawa
55 menit
jawaban.
b. Guru Menyiapkan beberapa
kartu, sebagian kartu berisi
soal dan bagian yang lainnya
berisi jawaban
c. Setiap siswa mendapat satu
buah kartu soal
d. Setiap siswa memikirkan
jawaban dari kartu yang di
pegang
e. Setiap siswa mencari kartu
jawaban yang cocok dengan
kartu soal yuang dipegangnya
f. Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi
poin (nilai)
g. Setelah satu babak kart u
dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda
dari kartu sebelumnya
h. Demikian seterusnya
Penutup
1. Guru memberikan evaluasi  Siswa menyimak penjelasan
10 menit
guru
2. Guru memberikan salam.  Siswa menjawab salam.

VII. Media dan sumber belajar


Media : - Papan tulis
- Kartu dari kertas karton
Sumber belajar : Wintarti Atik, Contextual Teaching and Learning
Matematika Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah Kelas VII ,Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional , 2008
Bahan ajar : Terlampir
Alat bantu : Spidol, penghapus, dll

VIII. Evaluasi/ penilaian hasil belajar


 Teknik penilaian : Tes
 Bentuk instrumen penilaian : Uraian
 Contoh instrumen : Terlampir
 Skor : 100 untuk semua jawaban yang
benar
Ciputat, 26 Desember 2009
Mengetahui,

Guru Kolaborator Peneliti

M. Dhofir Dina Murdliah


Soal Quis
1. Jika AC = 10 cm, DB = 24 cm, maka Luas belah ketupat di bawah adalah?

D B
O

2. Alas sebuah jajargenjang diketahui 17 cm dan memiliki Luas 204 cm 2 . hitunglah


tinggi jajardenjang tersebut!
3. Sebuah lantai berbentuk persegi panjang dengan panjang 10 m dan lebar 8 m
akan dipasang ubin berbentuk persegi dengan sisi 10 cm, berapakah banyaknya
ubin yang dibutuhkan untuk lantai tersebut?
4.
A B

D o C
Segiempat ABCD diatas adalah trapesium sama kaki dengan panjang AB = 15
cm, DC = 27 cm, tinggi trapesium = 8 cm. hitunglah luas yang diarsir jika lebar
persegi panjang adalah setengah dari tinggi trapesium !
5. Ayah membeli sebidang tanah yang berbentuk perseg ipanjang dengan ukuran
panjang 10 m dan lebar 15 m. Jika harga tiap m 2 tanah adalah Rp150.000,00 maka
berapakah uang yang harus dibayarkan ayah untuk membeli tanah tersebut?
Soal make a match
1. Berapakah luas bangun datar di bawah ini!

8 cm

6 cm 12 cm
2. A B
20cm

D o C
5 cm 12 cm

Berapakah luas jajargenjang ABCD?


3. Sebuah jajargenjang memiliki luas 36 cm 2 , berapakah tinggi jajargenjang?
4. Sebuah persegi panjang memiliki luas 68 cm 2 dan memiliki panjang 17 cm.
berapakah lebarnya?
5. Jika AC = 18 cm, DB = 24 cm, maka luas belah ketupat di bawah adalah?

D B
O

C
6. Diketahui belah ketupat memiliki luas 112 cm 2 dan diagonal satunya 14 cm,
berapakah panjang diagonal duanya?
7. Beraoakah luas trapezium di bawah jika PQ = 8 cm, SR = 14 cm dan tinggi 13
cm

P Q

S R
8. Diketahui luas trapesium siku -siku di atas 88 cm 2 , panjang AB=10 cm dan
DC=12 cm. Berapakah panjang AD?
A B

D C

9. A

D O B

C
Diketahui Panjang AO = 3 cm dan BD = 8 cm, berapakah jumlah panjang AB dan
AD?
10. Diketahui layang-layang memiliki luas 96 cm 2 dan diagonal satunya 24 cm,
berapakah panjang diagonal duanya?
11. Ayah membeli sebidang tanah yang berbentuk perseg ipanjang dengan ukuran
panjang 10 m dan lebar 15 m. Jika harga tiap m 2 tanah adalah Rp150.000,00
maka berapakah uang yang harus dibayarkan ayah untuk membeli tanah
tersebut?
12. Sebuah taman berbentuk persegi dengan panjang sisinya 14 m. Dalam taman
tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berbentuk layang -layang dengan
panjang diagonalnya berturut-turut adalah 5m dan 8 m. dan sisanya ditanami
bunga. Berapakah luas taman yang ditanami bunga?
13. Sebuah lantai persegi berukuran 6 m x 6 m, akan dipasang ubin yang berbentuk
jajargenjang dengan ukuran alas 60 cm dan tinggi 30 cm. Hitunglah banyak ubin
yang dibutuhkan!
14. Diketahui layang-layang memiliki luas 272 cm 2 dan diagonal satunya 32 cm,
berapakah panjang diagonal duanya?
15. Ayah membeli sebidang tanah yang berbentuk perseg ipanjang dengan ukuran
panjang 150 m dan lebar 110 m. Jika harga tiap m 2 tanah adalah Rp150.000,00
maka berapakah uang yang harus dibayarkan ayah untuk membeli tanah
tersebut?
16. Sebuah taman berbentuk persegi dengan panjang sisinya 100 m. Dalam taman
tersebut terdapat sebuah kolam renang yang be rbentuk layang-layang dengan
panjang diagonalnya berturut-turut adalah 42 m dan 58 m. dan sisanya ditanami
bunga. Berapakah luas taman yang ditanami bunga?
17. Sebuah lantai persegi panjang berukuran 10 m x 12 m, akan dipasang ubin yang
berbentuk persegi dengan sisinya 10 cm. Hitunglah banyak ubin yang
dibutuhkan!
18. Diketahui luas trapesium siku-siku di atas 165 cm 2 , panjang AB=10 cm dan
AD=15 cm. Berapakah panjang DC?
A B

D C
19. Diketahui luas trapesium siku-siku di atas 28 cm 2 , panjang AB=3 cm dan AD=8
cm. Berapakah panjang DC?
A B

D C
20. Diketahui layang-layang memiliki luas 272 cm 2 dan diagonal satunya 32 cm,
berapakah panjang diagonal duanya?
21. Ayah membeli sebidang tanah yang berbentuk perseg ipanjang dengan ukuran
panjang 250 m dan lebar 50 m. Jika harga tiap m 2 tanah adalah Rp125.000,00
maka berapakah uang yang harus dibayarkan ayah untuk membeli tanah
tersebut?
22. Sebuah taman berbentuk persegi dengan panjang sisinya 64 m. Dalam taman
tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berbentuk belah ketupat dengan
panjang diagonalnya berturut-turut adalah 32 m dan 20 m. dan sisanya ditanami
bunga. Berapakah luas taman yang ditanami bunga?
23. Sebuah lantai persegi panjang berukuran 24 m x 20 m, akan dipasang ubin yang
berbentuk persegi dengan sisinya 1 m. Hitunglah banyak ubin yang dibutuhkan!

Anda mungkin juga menyukai