Anda di halaman 1dari 137

PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS

ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN


PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA SMP

SKRIPSI

Diajukan Oleh

NAHRI SALJI
NIM. 180205083
Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Program Studi Pendidikan Matematika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
2023 M/1444 H
ABSTRAK

Nama : Nahri Salji


NIM : 180205083
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/ Pendidikan Matematika
Judul : Pengaruh Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Etnomatematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMP
Tanggal sidang : 12 Juli 2023
Tebal skripsi : 123 Halaman
Pembimbing I : Dr. H. Nuralam, M.Pd.
Pembimbing II : Maulidiya, S.Pd.I., M.Pd.
Kata kunci : Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Etnomatematika,
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan penting yang


harus dimiliki siswa untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan.
Kenyataannya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih tergolong
rendah, sehingga diperlukan suatu bahan ajar yang dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yaitu LKPD berbasis
etnomatematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui LKPD
berbasis etnomatematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis penelitian Pre-
experimental dengan rancangan penelitian one group pretest posttest design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8
Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII1 SMP Negeri 8 Banda Aceh. Adapun teknik pengumpulan data
menggunakan lembar tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu statistik uji-t satu pihak. Dari hasil penelitian
diperoleh thitung = 1,92 dan ttabel= 1,71. Hal ini menunjukkan bahwa nilai >
atau 1,92 > 1,71 sehingga hipotesis alternatif H0 ditolak dan Ha diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh LKPD berbasis
etnomatematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis serta segala daya dan upaya serta pikiran yang

telah diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Etnomatematika

terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP” ini

dapat berjalan dengan lancar. Selanjutnya shalawat dan salam semoga tercurah

kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang merupakan sosok yang amat mulia

yang menjadi penuntun semua manusia.

Perjalanan panjang yang penulis lalui dalam menyelesaikan skripsi ini

tentu tidak terlepas dari adanya dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Prof. Safrul Muluk, S.Ag., M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

2. Bapak Dr. H. Nuralam, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-

Raniry.

3. Bapak Dr. H. Nuralam, M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Maulidya,

M.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan

kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam

penyelesaian penyusunan skripsi ini.

vi
4. Ibu Vina Apriliani, M.Si selaku Penasehat Akademik yang telah

memberikan motivasi, pengarahan dan pengetahuan yang sangat

bermanfaat selama masa perkuliahan.

5. Bapak Burhanuddin, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP N 8 Banda Aceh

beserta guru dan siswa-siswi yang turut berpartisipasi dalam kegiatan

penelitian di sekolah tersebut.

6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2018 Program Studi Pendidikan

Matematika yang telah berjuang bersama, saling membantu, saling

memberi semangat dan selalu mendoakan dalam suka maupun duka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu, saya sebagai penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat

kesalahan dalam skripsi yang telah saya susun. Kritik dan saran sangat

diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini dan semoga dapat bermanfaat bagi

pembaca. Akhirul kalam, kepada Allah penulis berserah diri semoga selalu

dilimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin ya rabbal

‘alamin.

Banda Aceh, 14 Februari 2023


Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL JUDUL


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG
LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
E. Defini Operasional ........................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORETIS ................................................................. 11


A. Lembar Kerja Peserta Didik ............................................................ 11
1. Definisi Lembar Kerja Peserta Didik ........................................ 11
2. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik .......................................... 12
3. Tujuan Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik ........................ 13
4. Syarat-syarat dalam Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik ... 13
5. Kegunaan Lembar Kerja Peserta Didik ..................................... 14
6. Kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik ..................................... 15
7. Kekurangan Lembar Kerja Peserta Didik .................................. 15
B. Etnomatematika ............................................................................... 16
C. LKPD Berbasis Etnomatematika ..................................................... 18
D. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ................................. 21
1. Definisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ............. 21
2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Matematis.................... 22
E. Tinjauan Materi Pola Bilangan di SMP/MTs .................................. 25
F. Penelitian yang Relevan .................................................................. 31
G. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 36


A. Jenis Penelitian ................................................................................ 36
B. Populasi dan Sampel ........................................................................ 37
C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 38
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 40
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 44

viii
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................... 44
B. Analisis Hasil Penelitian .................................................................. 45
C. Pembahasan ..................................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 62
A. Kesimpulan ..................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................ 62

DAFTAR KEPUSTAKAAN ......................................................................... 64


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 68

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kain Batik Aceh berbentuk motif Tolak Angin ................... 20

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Hasil Studi PISA Indonesia ..................................................... 3


Tabel 2.1 : Indikator Menyelesaikan Masalah Berdasarkan Langkah
Polya ......................................................................................... 24
Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian ............................................................... 37
Tabel 3.2 : Rubrik Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ............. 39
Tabel 4.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................... 44
Tabel 4.2 : Nilai pretest dan Posttest ......................................................... 45
Tabel 4.3 : Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest ................................ 47
Tabel 4.4 : Daftar Uji Normalitas Sebaran Data Nilai Pretest................... 48
Tabel 4.5 : Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest ............................... 52
Tabel 4.6 : Daftar Uji Normalitas Sebaran Data Nilai Posttest ................. 54
Tabel 4.7 : Data Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis . 58

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keputusan Pembimbing .............................................. 68


Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas .................. 69
Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Dinas ....................... 70
Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Sekolah ................... 71
Lampiran 4 : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 72
Lampiran 5 : Lembar Kerja Peserta Didik-1 .............................................. 78
Lampiran 6 : Lembar Kerja Peserta Didik-2 .............................................. 85
Lampiran 7 : Soal Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis.. 90
Lampiran 8 : Soal Postest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis . 92
Lampiran 9 : Indikator soal Soal Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis............................................................................. 94
Lampiran 10 : Indikator Soal Postest Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis............................................................................. 98
Lampiran 11 : Lembar Validasi Dosen ........................................................ 102
Lampiran 12 : Lembar Validai Guru ........................................................... 109
Lampiran 13 : Daftar Tabel ......................................................................... 118
Lampiran 14 : Foto Penelitian ...................................................................... 121
Lampiran 15 : Daftar Riwayat Hidup........................................................... 123

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar

berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.

Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian

tujuan pembangunan nasional Indonesia. Tujuan pendidikan nasional pada

hakikatnya untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana

tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuan Pendidikan nasional yaitu untuk membangun kualitas SDM yang

turut berpengaruh pada keberhasilan serta keberlanjutan pembangunan nasional.

Dengan demikian, syarat paling penting yaitu meningkatkan mutu SDM yang

harus diberi perhatian serta dirancang sedemikian rupa yang diimbangi dengan

kemajuan bidang ilmu pengetahuan serta teknologi yang relevan dengan tujuan

pembangunan nasional.1 Dengan adanya pendidikan, maka kemampuan peserta

didik akan terasah melalui berbagai masalah, sehingga peserta didik dapat

meningkatkan kapabilitas atau kemampuan yang mereka miliki.2 Proses

pendidikan tidak hanya terjadi di ruangan sekolah, tetapi juga terjadi di

lingkungan keluarga serta masyarakat.

1
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
ArRuzz Media, 2014), h. 15-16.
2
Tina Sri Sumartini,. “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta
didik melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”. Jurnal Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
STKIP Garut. Vol. 5, No. 2, Mei 2016, h. 148-149.

1
2

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 mengenai tujuan pembelajaran

matematika antara lain: (1) memiliki pemahaman konsep matematika,

memaparkan korelasi pada konsep serta menjelaskan konsep ataupun algoritma

secara tepat, efektif, luwes, serta benar untuk memecahkan permasalahan; (2)

mengaplikasikan penalaran pada pola serta sifat, manipulasi matematika untuk

pembuatan generalisasi, melakukan penyusunan bukti, ataupun memberikan

penjelasan atas gagasan serta pernyataan matematika; (3) melakukan pemecahan

masalah seperti pemahaman masalah, perancangan model matematika,

penyelesaian model serta penafsiran jawaban; (4) penyampaian ide dengan

simbol, diagram, tabel, atau perantara lain untuk menjelaskan keadaan atau

permasalahan.3

Salah satu hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran matematika

adalah kemampuan pemecahan masalah yang merupakan jantungnya matematika.

Kemampuan pemecahan masalah matematika menjadi tujuan dalam

pembelajaran pada kurikulum dan saat ini lebih ditekankan oleh

kurikulum 2013. Dalam kemampuan ini sebagai dasar bagi siswa jika

menemui masalah baru pada realitanya. Tuntutan perkembangan zaman yang

selalui berubah juga menuntut adanya sumber daya yang mempunyai

kemampuan dalam beradaptasi hingga menyelesaikan masalah. Dalam

memahami pelajaran matematika peserta didik sering mengalami kesulitan

belajar sehingga menyebabkan kemampuan pemecahan masalah matematis yang

rendah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di

3
Kemendikbud, Silabus Mata Pelajaran Sekolah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Mata
Pelajaran Matematika, 2016, h. 3.
3

Indonesia dibuktikan dengan adanya hasil tes yang dilakukan oleh dua studi

Internasional, yaitu Programme for International Student Assesment (PISA) pada

tahun 2018 dan Trends in Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS)

pada tahun 2015. Hasil studi PISA Indonesia selalu menempati urutan 10

terbawah selama lebih dari satu dekade terakhir. Data hasil studi PISA Indonesia

yaitu.

Tabel 1.1 Hasil Studi PISA Indonesia


No Peringkat Tahun
1 50 dari 57 2006
2 57 dari 65 2009
3 64 dari 65 2012
4 62 dari 70 2015
5 73 dari 79 2018
4
Sumber : Zahro dan Aerudin (2022)

Tujuan PISA adalah untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik

dalam menggunakan pengetahuan, keterampilan matematikanya dalam

menangani masalah sehari-hari. Hasil survei PISA 2018 menyatakan bahwa

kemampuan matematis peserta didik Indonesia berada dalam kategori sangat

rendah. Indonesia berada pada peringkat 73 dari 79 negara peserta.5 Puspendik

mengemukakan bahwa Indonesia hanya meraih skor rata-rata 379.6

Hal ini juga diperkuat oleh hasil studi TIMSS (Trends In International

Mathematics and Science Study) 2003, Indonesia di peringkat 35 dengan skor

4
Nurul Fathimah Zahro dan Haerudi. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta
Didik Dalam Menyelesaikan Soal PISA. Jurnal Didactical Mathematics, Vol. 4, No. 1, April 2022
h. 148-155.
5
Arjuna Yahdil Fauza Rambe dan Lisa Dwi Afri. Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Peserta didik Dalam Menyelesaikan Soal Materi Barisan dan Deret. AXIOM:
Jurnal Pendidikan dan Matematika, Vol 9, No. 2, 2020. h. 175-177.
6
Puspendik. 2016. Asesmen Kompetensi Peserta didik Indonesia (AKSI)/ Indonesia
National Assessment Programme (INAP). [Online]. Diakses dari https://puspendik
.kemdikbud.go.id/inap-sd/.
4

rerata 411 dari 46 negara yang berpartisipasi, sementara rerata nilai internasional

467. studi TIMSS 2007, Indonesia memperoleh urutan ke 36 dari 49 negara

peserta yang memiliki nilai rata-rata 397, hasil studi TIMSS 2011, Indonesia

mendapat peringkat 38 dari 42 negara peserta dengan nilai rerata 386, sedangkan

skor rata-rata internasional 500. Hasil TIMSS 2011 menempatkan Indonesia pada

posisi rendah yakni di bawah Palestina, negara yang hingga saat ini masih dalam

keadaan perang. Dan hasil terbaru, yaitu TIMSS 2015 Indonesia meraih urutan

ke-44 dari 49 negara.7 Terungkap bahwa pada studi TIMSS dan PISA peserta

didik Indonesia dinilai lemah dalam melakukan penyelesaian soal-soal non rutin

terkait upaya pemecahan masalah, justifikasi, serta mengaitkan korelasi antar

data ataupun fakta yang ada. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan peserta

didik SMP di tanah air masih kurang daripada negara lain.

Hasil penelitian yang dilakukan Wahyuni & Halomoan mengatakan bahwa

tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik SMP di Medan

cenderung rendah. Peserta didik hanya dapat mengerjakan latihan soal yang mirip

dengan contoh soal yang diberikan guru. Jika latihan soal yang diberikan tidak

sama dengan contoh soal yang diberikan guru peserta didik kebingungan.8 Selain

itu, Zulkipli & Ansori juga mengungkapkan bahwa rendahnya kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik SMP di Banjarmasin dikarenakan

peserta didik cenderung menghafal rumus, bukan memahami konsep. Dalam

7
Syamsul Hadi dan Novaliyosi, TIMSS Indonesia (Trends In International Mathematics
and Science Study), Jurnal: Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas
Siliwangi, 2019. h. 1-2.
8
Sri Wahyuni dan Budi Halomoan. Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta didik SMP Negeri 18
Medan, In: Seminar Nasional Pendidikan Dasar Tahun 2017. h. 206-207.
5

menyelesaikan soal, peserta didik langsung berpikir untuk menggunakan rumus,

bahkan rumus yang lebih singkat akan lebih digunakan dari pada cara lain yang

lebih panjang.9

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru Matematika di

SMPN 8 Banda Aceh mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis juga

menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis cenderung

rendah. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar di sekolah masih sekedar bergantung

pada guru sebagai pemberi seluruh informasi materi matematika. Peserta didik

cenderung terpaku pada guru sementara peserta didik sangat pasif dalam proses

pembelajaran, sehingga ketika dihadapkan dengan soal non rutin peserta didik

akan mengalami kesulitan memecahkan dan merencanakan penyelesaiannya.

Peserta didik cenderung menerima materi pembelajaran tanpa mampu

memecahkan masalah jika diberikan pertanyaan yang berbeda dari contoh selama

pembelajaran. Rendahnya kemampuan ini juga dikarenakan rendahnya

kemampuan peserta didik dalam memahami maksud dari soal, sulit melakukan

penyusunan, serta penyelesaian rencana pemecahan masalah sesuai tahapan

kemampuan memecahkan permasalahan. Sehingga menyebabkan kemampuan

pemecahan masalah matematika peserta didik tidak dapat berkembang dengan

optimal. Selain itu, kesulitan peserta didik dalam memecahkan masalah

disebabkan karena peserta didik kurang memahami materi dan strategi

mengaplikasikan pengetahuan tersebut yang telah dibelajarkan dalam konteks

nyata.
9
Zulkipli dan Hidayah Ansori. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta
didik SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik,
Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 6, No. 1, 2018. h. 34-44.
6

Salah satu penyebabnya adalah pembelajaran matematika yang dilakukan

saat ini denderung konvensional dan kurang kontekstual. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No.68 Tahun 2013 mendukung pola pembelajaran

inovatif dan kontekstual. Sehingga diharapkan proses pembelajaran menjadi

interaktif, menyenangkan, memotivasi, memantang, serta meninggalkan pola

pembelajaran tunggal menjadi pembelajaran yang berpola multidicipline.10 Dari

hasil penelitian tersebut, seharusnya dapat diupayakan adanya perubahan yang

baik dalam meningkatkan kemampuan matematika siswa dengan pembelajaran

yang inovatif dan kreatif sebagai alternatif yang baik untuk menyikapi hal

tersebut.

Solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut salah satunya dengan

menciptakan sebuah inovasi pembelajaran yang didukung dengan penggunaan

bahan ajar agar terciptanya suasana belajar yang dapat memberikan peningkatan

kemampuan pada pemecahan masalah matematika peserta didik dan menjadikan

peserta didik aktif dalam belajar serta mampu mengeksplor kemampuannnya

dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan

adalah LKPD berbasis etnomatematika dalam konteks Budaya Aceh.

Etnomatematika mencakup ide-ide matematika, pemikiran yang di

kembangkan dari semua unsur budaya. Etnomatematika dianggap sebagai

program yang bertujuan untuk melihat bagaimana siswa dapat mempelajari,

mengelola, sampai menggunakan ide-ide matematika, konsep yang dapat

memecahkan masalah yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.

10
Maulana, A. 2014. “Penerapan Etnomatematika pada Pembelajaran Matematika
Tingkat SMP”.(Online),(www.academia.edu/18090110).
7

Etnomatematika memunculkan kearifan budaya, sehingga mampu memotivasikan

siswa dalam pembelajaran matematika.11

Gates dan Vistro dalam Fajriyah menyatakan bahwa etnomatematika

dikembangkan untuk menggabungkan pandangan yang lebih luas tentang

matematika yang berkaitan dengan dunia nyata. Dengan menerapkan

etnomatematika suatu materi yang dipelajari akan lebih mudah dan menarik.

Karena materi tersebut berhubungan langsung dengan budaya yang merupakan

aktivitas mereka sehari-hari. Sehingga dapat membantu guru sebagai fasilitator

dalam proses pembelajaran untuk dapat menfasilitasi siswa dengan baik dalam

memahami materi.12

LKPD berbasis Etnomatematika salah satu media pembelajaran yang di

dalamnya memuat nilai-nilai kearifan lokal. Adapun budaya setempat yang akan

dikembangkan dalam penelitian ini adalah kain batik Aceh berbentuk motif Tolak

Angin yang mana di dalamnya memuat materi dan soal cerita berkaitan dengan

pola bilangan. Hal tersebut mampu menarik perhatian peserta didik sehingga

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

karena berkaitan langsung dengan kearifan lokal yang terdapat pada daerah

tempat tinggal sendiri.

Melalui LKPD berbasis etnomatematika diharapkan dapat mengarahkan

pola pikiran peserta didik sekaligus dapat menciptakan kemandirian peserta didik

11
Euis Fajriyah, “Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika dalam Mendukung
Literasi”, PRISMA: Prosiding Seminar Nasional Matematika 1, 2018, h. 114-115.
12
Georgius Rocki Agasi, Yakobus Dwi Wahyuono, “Kajian Etnomatematika: Studi
Kasus Penggunaan Bahasa Lokal Untuk Penyajian Dan Penyelesaian Masalah Lokal Matematika”,
Jenis Artikel: Hasil Penelitian, Tt, h. 529.
8

dalam mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri dan terarah. Sehingga

melalui adanya LKPD berbasis etnomatematika yang dikembangkan ini mampu

memberikan kontribusi positif dan inovasi dalam pembelajaran untuk

memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik melalui

masalah-masalah yang terkait dengan kearifan lokal setempat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Etnomatematika terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu apakah LKPD berbasis etnomatematika

berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP?


[

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

LKPD berbasis etnomatematika terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa SMP.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitianS ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan

dalam bidang pendidikan dan kebudayaan khususnya bidang matematika. Selain


9

itu juga dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika kontekstual yang

berbasis kebudayaan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

a. Bagi peserta didik

1) Meningkatkan daya tarik peserta didik terhadap pembelajaran matematika

melalui LKPD berbasis etnomatematika.

2) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam memecahkan soal

kemampuan pemecahan masalah matematis

b. Bagi guru

Lembar Kerja Peserta Didik berbasis etnomatematika. yang

merupakan produk penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk

meningkatkan kreatifitas dalam proses belajar mengajar.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini akan dapat memberikan manfaat dalam menentukan

Lembar Kerja Peserta Didik dan model pembelajaran untuk meningkatkan

mutu pembelajaran menjadi lebih baik.

d. Bagi peneliti

1) Menambah wawasan dan pengalaman tentang cara mengembangkan

LKPD berbasis etnomatematika sebagai bekal mengajar

2) Menjadi pengalaman yang membuat peneliti lebih siap untuk

menjadi calon pendidik (guru) yang professional.


10

3) Menambah pengetahuan tentang memodifikasi dan merancang

LKPD matematika.

E. Definisi Operasional

Agar terhindar dari kesalahan penafsiran dalam penulisan ini, peneliti

menjelaskan beberapa kata operasional yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Etnomatematika

LKPD merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran kertas yang berisi

materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang

harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang

harus dicapai.13 LKPD Berbasis Etnomatematika yang dimaksud adalah lembar

kerja yang berisi tugas materi pola bilangan dalam konteks budaya Aceh yaitu

kain batik Aceh motif Tolak Angin untuk dikerjakan oleh peserta didik.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan yang dimaksud oleh peneliti adalah kemampuan peserta didik

dalam menyelesaikan masalah matematika dengan memperhatikan proses

menemukan jawaban berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah menurut

Polya yaitu: memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah,

menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali hasil pemecahan masalah.14

13
Windy Setyorini dan Pratiwi Dwijananti. Pengembangan LKPD Fisika Terintegrasi
Karakter Berbasis Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Unnes Physics
Journal Education, Vol. 3, No.3, 2014, h. 63-71.
14
George. Polya, How to Solve It: A New Aspect of Mathematics Method (2nd Ed)
(Princenton, New Jersey: Princeton University Press, 1945)
11

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Lembar Kerja Peserta Didik

1. Definisi Lembar Kerja Peserta Didik

Menurut Trianto LKPD adalah panduan siswa yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKPD dapat berupa

panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk

semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.1

LKPD merupakan alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena

dapat membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.2

LKPD merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran kertas yang berisi

materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang

harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang

harus dicapai.3 Pendapat tersebut sejalan dengan Wagimun yang menyatakan

1
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), h. 111.
2
Farida Aryani dan , Cecil Hiltrimartin. Pengembangan LKPD Untuk Metode Penemuan
Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII Di SMP Negeri 18 Palembang”. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 5, No. 2, Juli 2011, h. 129-143.
3
Windy Setyorini dan Pratiwi Dwijananti. Pengembangan LKPD Fisika Terintegrasi
Karakter Berbasis Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Unnes Physics
Journal Education, Vol. 3, No.3, 2014, h. 63-71.

11
12

bahwa LKPD adalah lembaran-lembaran yang berisi panduan atau petunjuk untuk

menemukan suatu konsep dari materi matematika secara mandiri.4

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

Lembar Kerja Peserta Didik adalah merupakan salah satu media pendidikan

(media cetak) dengan tujuan untuk mengaktifkan siswa, memungkinkan siswa

dapat belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya, merangsang kegiatan

belajar dan juga merupakan variasi pengajaran agar siswa tidak menjadi bosan.

2. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik

Menurut Prastowo, Lembar Kerja Peserta Didik mempunyai 4 fungsi

antara lain adalah:5

a. LKPD sebagai bahan ajar yang meminimkan peran pendidik namun lebih

mengaktifkan siswa

b. LKPD sebagai bahan ajar yang mempermudahkan siswa untuk memahami

materi yang diberikan

c. LKPD sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk latihan

d. LKPD memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa LKPD memiliki beberapa

fungsi diantaranya yaitu: meminimalkan peran pendidik namun lebih

mengaktifkan siswa, mempermudah siswa untuk memahami materi yang

4
Wagimun dan Lestariningsih. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik dengan
Pendekatan PMRI pada Pokok Bahasan Kubus dn Balok di Kelas VIII, Jurnal Pendidikan
Matematika. Vol 3, No. 2, 2015. h. 27-30.
5
Andi Prastowo. Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2014), h. 206.
13

diberikan, memperkaya tugas untuk berlatih, serta memudahkan pengajaran

kepada siswa.

3. Tujuan Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik

Prastowo mengungkapkan bahwa ada tiga poin penting yang menjadi

tujuan penyusunan LKPD yaitu :6

a. Menyajikan bahan ajar mempermudah siswa untuk berinteraksi dengan

materi yang diberikan.

b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap

materi yang diberikan.

c. Melatih kemandirian belajar siswa.

d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.

4. Syarat-syarat dalam Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar menjadi

LKPD yang berkualitas baik. Syarat-syarat didaktik, konstruksi, dan teknis yang

harus dipenuhi, antara lain:7

a. Syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKPD yang bersifat

universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang

pandai. LKPD lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep,

dan yang terpenting dalam LKPD ada variasi stimulus melalui berbagai

media dan kegiatan siswa. LKPD diharapkan mengutamakan pada

pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan

6
Andi Prastowo. Pengembangan Bahan Ajar Tematik…., h 207.
7
Andi Prastowo. Pengembangan Bahan Ajar Tematik…., h 208.
14

estetika. Pengalaman belajar siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan

pribadi siswa

b. Syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan

kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKPD.

c. Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, dan penampilan dalam

LKPD.

5. Kegunaan Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD memiliki banyak kegunaan bagi pembelajaran tematik, di antaranya

melalui LKPD kita mendapat kesempatan untuk memancing siswa agar secara

aktif terlibat dengan materi yang dibahas. 8 Selain itu menurut salirawati kegunaan

LKPD aadalah:

a. Memudahkan guru dalam mengelola proses belajar, misalnya mengubah

kondisi belajar dari suasana “teacher centered” menjadi “student

centered”.

b. Membantu guru mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-

konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja.

c. Dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses,

mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap

alam sekitarnya.

d. Memudahkan guru memantau keberhasilan siswa untuk mencapai sasaran

belajar.

8
Andi Prastowo. Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2016), h. 440.
15

6. Kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik

Adapun kelebihan LKPD adalah sebagai berikut:9

1) Guru dapat menggunakan LKPD sebagai media pembelajaran mandiri

bagi peserta didik.

2) Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

3) Praktis dan harga cenderung terjangkau tidak terlalu mahal.

4) Materi di dalam LKPD lebih ringkas dan sudah mencakup keseluruhan

materi.

5) Dapat membuat siswa berinteraksi dengan sesama teman.

6) Kegiatan pembelajaran menjadi beragam dengan LKPD.

7) Sebagai pengganti media lain ketika media audio visual misaknya

mengalami hambatan dengan lisrik maka kegiatan pembelajaran dapat

diganti dengan media LKPD.

7. Kekurangan Lembar Kerja Peserta Didik

Adapun kekurangan LKPD adalah sebagai berikut:10

1) Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa

muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu.

2) Adanya kekhawatiran karena guru hanya mengandalkan media LKS

tersebut serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi.

3) LKS yang dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok antara konsep

yang akan diajarkan dengan LKS tersebut.

9
Adriantoni, Syafruddin. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2016), h. 116-117.
10
Adriantoni, Syafruddin. Kurikulum dan Pembelajaran …., h 117-118.
16

4) LKS hanya melatih siswa untuk menjawab soal, tidak efektif tanpa ada

sebuah pemahaman konsep materi secara benar.

5) Di dalam LKS hanya bisa menampilkan gambar diam tidak bisa bergerak,

sehingga siswa terkadang kurang dapat memahami materi dengan cepat.

6) Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat

kognitif, jarang menekankan pada emosi dan sikap.

7) Menimbulkan pembelajaran yang membosankan bagi siswa jika tidak

dipadukan dengan media yang lain.

B. Etnomatematika

Istilah Etnomatematika pertama kali digunakan pada tahun 1930-an yang

mencerminkan perubahan konsepsi umat manusia dalam antropologi dan disiplin

ilmu lainnya. Gerakan etnomatematika dimulai dengan pembentukan

International Study Group on Ethnomathematics pada tahun 1985 pada pertemuan

National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) di San Antonio, Texas di

bawah pimpinan pendirinya yaitu seorang matematikawan dan filosof,

D’Ambrosio.11

Definisi etnomatematika menurut D’ambrosio adalah: The prefix ethno is

today accepted as a very broad term that refers to socialcultural context and

therefore includes language, jargon, and codes of behavior, myths, and symbols.

The derivation of mathema is difficult, but tends to mean to explain, to know, to

understand, and to do activities such as ciphering, measuring, classifying,

11
Georgius Rocki Agasi dan Yakobus Dwi Wahyuono. Kajian Etnomatematika: Studi
Kasus Penggunaan Bahasa Lokal untuk Penyajian dan Penyelesaian Masalah Lokal Matematika,
Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, Vol. 7, No. 1, 2015, h. 528-529.
17

inferring and modeling. The suffix tics is derived from techne, and has the same

root as technique.12

Etnomatematika adalah bentuk matematika yang dipengaruhi atau

didasarkan budaya. Melalui penerapan etnomatematika dalam pendidikan

khususnya pendidikan matematika diharapkan nantinya siswa dapat lebih

memahami matematika, dan lebih memahami budaya mereka, dan nantinya para

pendidik lebih mudah untuk menanamkan nilai budaya itu sendiri dalam diri

siswa, sehingga nilai budaya yang merupakan bagian karakter bangsa tertanam

sejak dini dalam diri siswa.

Pembelajaran berbasis etnomatematika, budaya menjadi media bagi siswa

dalam memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru. Menurut Wahyuni

menerapkan etnomatematika sebagai suatu pendekatan pembelajaran akan sangat

memungkinkan suatu materi yang dipelajari terkait dengan budaya mereka

sehingga pemahaman susatu materi oleh siswa menjadi lebih mudah karena materi

tersebut terkait langsung dengan budaya mereka yang merupakan aktivitas mereka

sehari-hari dalam lingkunganya. Hal ini sangat membantu guru dalam proses

belajar mengajar untuk memahami suatu materi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa etnomatematika adalah matematika dalam

suatu budaya. matematika yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan

sesuai dengan kebudayaan setempat, dapat digunakan sebagai pusat proses

pembelajaran dan metode pengajaran, walaupun masih relatif baru dalam dunia

pendidikan.

12
Rosa & Orey. Ethnomathematics: The Cultural Aspect Of Mathematics. Revista
Latinoamericana De Etnomatemática¸ Vol. 4, No. 2, 2011, h. 32-54.
18

C. LKPD Berbasis Etnomatematika

Dalam proses belajar mengajar, tentunya dibutuhkan perangkat

pembelajaran guna menunjang kegiatan belajar tersebut, salah satu perangkat

pembelajaran adalah bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik. Dalam

penelitian ini, peneliti fokus pada bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik

dengan mengintegrasikan kearah pembelajaran etnomatematika sebagai salah satu

solusi alternatif dalam pembelajaran matematika bagi siswa sekolah menengah

pertama. LKPD dipilih karena lebih praktis, muatannya fleksibel karena dapat

didesain sesuai tujuan dan kondisi siswa setempat dan dapat dibuat sendiri baik

oleh guru maupun peneliti.

Dengan adanya LKPD berbasis Etnomatematika diharapkan siswa lebih

mudah untuk memahami materi yang berhubungan dengan materi pola bilangan

dan serta mudah dalam mengimplementasikan teori selama proses belajar ke

dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu diharapkan siswa dapat lebih mengenal

budaya setempat. LKPD berbasis etnomatematika dalam penelitian mengambil

budaya dari Aceh, di mana di Aceh banyak sekali budaya masyarakat seperti tari

daerah, kain batik dan rumah adat. Budaya tersebut merupakan panduan kegiatan

untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran yang di dalamnya mencakup

aktivitas yang dikembangkan sesuai dengan aspek etnomatematika yaitu:

Cognitive, Conceptual, Educational, Epistemological, Historical, and Political.13

Mengintegrasikan produk budaya dalam pembelajaran matematika yang

dikenal dengan etnomatematika merupakan salah satu inovasi untuk menciptakan

13
M. Rosa, 2016. Current and Futurepers Pectives of Ethomathematics as a Program
Hamburg: Springer Open. h. 11-12.
19

pembelajaran yang bermakna dan kontekstual bagi siswa. Meskipun gagasan

integrasi etnomatematika ke dalam kurikulum sekolah bukanlah hal yang baru di

Indonesia, namun implementasi di lapangan masih sedikit khususnya bagi

sekolah-sekolah di daerah. Dua tujuan utama mengkaji etnomatematika yaitu agar

siswa dan masyarakat dapat memahami lebih tepat keterkaitan antara matematika

dan budaya melalui pembelajaran yang sesuai konteks budaya masing-masing

sehingga matematika tidak lagi distigma sebagai sesuatu yang sulit bahkan

momok menakutkan baik oleh siswa maupun masyarakat luas. 14

Etnomatematika juga dapat dianggap sebagai sebuah program yang

mengkaji aspek matematik dalam suatu budaya masyarakat tertentu. Hadirnya

etnomatematika dalam pembelajaran matematika memberikan nuansa baru bahwa

belajar matematika tidak hanya terkungkung di dalam kelas tetapi dunia luar

dengan mengunjungi atau berinteraksi dengan kebudayaan setempat dapat

digunakan sebagai media pembelajaran matematika. Sementara itu, dilihat dari

sisi pendekatan pembelajaran, etnomatematika selaras dengan pendekatan

pembelajaran matematika yang cocok jika diterapkan dalam kurikulum 2013.

Jadi, LKPD berbasis etnomatematika adalah sebuah lembaran yang berisi

tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dimana tugas-tugas yang terdapat di

dalam LKPD tersebut menggunakan konteks budaya setempat. Adapun budaya

setempat yang akan dikembangkan di dalam penelitian ini adalah etnomatematika

kain batik khas Aceh berbentuk motif Tolak Angin. Aceh adalah salah satu

provinsi yang terletak di pulau Sumatera yang memiliki corak kebudayaan

14
Suwarsono. Modul perkuliahan Landasan Pendidikan Matematika Etnomatematika
(Ethnomathematics). (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2015). h. 68.
20

tersendiri. Bentuk kebudayaan khas Aceh sangat beragam, mulai dari bahasa,

rumah adat, kain, tarian, makanan dan lainnya. Bentuk-bentuk kebudayaan itu

tentu terkandung konsep matematika, sebab di dalam kebudayaan yang

berkembang di masyarakat sejak zaman nenek moyang, di situlah mulai

berkembang ilmu matematika. Hanya saja pada masa itu masyarakat belum

mengetahui teori yang mendasari pola tematik yang diaplikasikan. Adapun kain

batik Aceh berbentuk Tolak Angin sebagai berikut:

Gambar 2.1 kain batik Aceh berbentuk motif Tolak Angin

Salah satu motif kain batik Aceh yaitu batik motif Tolak Angin. Pada kain

batik Aceh berbentuk motif Tolak Angin memiliki kekhasan beruba geometri

dengan corak warna yang bervariasi. Konsep matematika pada aktivitas

merancang kain batik Aceh terdapat proses abstraksi yang berhubungan dengan

pembuatan pola-pola motif batik, baik pola bilangan maupun pola geometri

seperti faktor bilangan genap/ganjil atau bilangan kelipatan yang terdapat pada

pola secara mendatar dan secara membujur.


21

D. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

1. Definisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Salah satu kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai siswa dalam

belajar matematika adalah pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah

diperlukan dalam memahami dan menyelesaikan suatu masalah. Untuk dapat

menyelesaikan masalah seseorang dapat menggunakan ilmu pengetahuan

matematika yang diperoleh sebelumnya sebagai bekal untuk memecahkan suatu

masalah baru.

Menurut Gunantara kemampuan pemecahan masalah merupakan

kecakapan atau potensi yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan permasalahan

dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan pemecahan

masalah matematis merupakan suatu proses mengatasi kesulitan-kesulitan yang

dihadapi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam matematika,

kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki oleh siswa untuk menyelesaikan

soal-soal berbasis masalah. Kemampuan pemecahan masalah menjadi salah satu

kompetensi yang harus dikembangkan siswa pada materi-materi tertentu.15

Pemecahan masalah matematika yang dihadapi siswa merupakan suatu

aktivitas untuk keluar dari suatu masalah matematika atau mencari penyelesaian

dari suatu masalah matematika dengan bekal pengetahuan matematika yang siswa

miliki.16 Pemecahan masalah matematika adalah proses yang dilakukan oleh siswa

15
Gunantara, dkk. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol.2, No.1, 2014. h. 21-28
16
Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta : Prenada
Media Group, 2016). h. 57.
22

untuk menemukan jawaban dari suatu masalah atau persoalan matematika baik

dari buku, maupun dari situasi kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan

masalah matematis adalah kemampuan pemecahan masalah matematis adalah

kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanya, dan kecukupan

unsur yang diperlukan, mampu membuat atau menyusun model matematika, dapat

memilih dan mengembangkan strategi pemecahan, mampu menjelaskan

dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh.

2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Matematis

Perlu beberapa langkah dalam menyelesaikan masalah. Menurut Wardhani

siswa dikatakan mampu menyelesaikan masalah apabila ia memiliki kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.8 Dalam pelaksanaan kemampuan pemecahan

masalah tersebut membutuhkan ketelitian dan dan kesabaran, yakni pada setiap

tahap yang dilakukan diperlukan refleksi sehingga menjadikannya semacam

tahap.

Langkah-langkah pemecahan masalah matematis meliputi: 1)

mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang

diperlukan 2) merumuskan masalah dari situsi sehari-hari ke dalam bentuk

matematik 3) menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah 4)

menjelaskan/menginterpretasikan hasil sesuai masalah 5) menyusun model


23

matematik dan menyelesaikannya untuk masalah nyata.17 Untuk mempermudah

memahami dan menyelesaikan suatu masalah, terlebih dahulu masalah tersebut

disusun menjadi masalah sederhana (membuat dalam bentuk matematika).

Selanjutnya mencari semua langkah/solusi yang tepat untuk menyelesaikan

masalah dan menyelesaikannya.

Menurut Polya ada empat langkah dalam menyelesaikan masalah

matematika, yaitu:

a. Memahami masalah (Understand the problem). Pada tahap ini masalah

harus dibaca dengan cermat dan teliti, jika perlu bisa baca secara berulang

agar mampu memahami isi dari suatu masalah yang diberikan. Sehingga

dapat dinyatakan sendiri seperti beberapa hal yaitu mengetahui apa yang

ditanyakan pada masalah, apa saja petunjuk yang diketahui maupun yang

tidak diketahui, serta apa hubungan dari antara keduanya.

b. Membuat rencana penyelesaikan masalah (Make a plane). Setelah

memahami masalah, maka langkah selanjutnya ialah membuat rencana

penyelesaian masalah. Jika siswa sudah mendapatkan informasi dari apa

yang ditanyakan dan apa yang diketahui, selanjutnya siswa memikirkan

langkah apa saja yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah. Mulai

dari memikirkan strategi, metode, rumus, serta prosedur menyelesaikan

masalah yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.

c. Melaksanakan rencana (Carry out the plan). Pada tahap ini siswa akan

mengimplementasikan hasil dari tahap pertama dan tahap kedua. Siswa

17
Saleh Haji, Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Saat Ini
dan Penyelesaiannya, (FKIP Universitas Bengkulu, 2011), h. 8.
24

akan mulai mengerjakan soal sesuai dengan rencana yang telah dibuat,

mulai dari strategi, metode serta prosedur yang telah direncanakan

sebelumnya.

d. Memeriksa kembali jawaban (look back). Pada tahap ini siswa memeriksa

kembali hasil dari jawabannya. Siswa mengecek kembali apakah jawaban

sudah dikerjakan dengan langkah-langkah yang benar atau belum. Jika

masih ada yang belum sesuai maka siswa dapat membenarkan jawabannya

kembali. Pada tahap ini sangat penting, karena mengajarkan siswa untuk

lebih teliti dan cermat serta berhati-hati dalam mengerjakan soal.18

Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan

langkah penyelesaikan masalah menurut Polya. Adapun langkah-langkah

menyelesaikan masalah menurut Polya yaitu: (1) memahami masalah, (2)

membuat rencana penyelesaian masalah, (3) melaksanakan rencana, dan (4)

memeriksa kembali jawaban.

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan pemecahan Masalah Matematis


Indikator Indikator
Memahami masalah a. siswa bisa melihat apakah jawaban
tersebut sudah benar dengan melihat
kembali permasalahannya. Atau
siswa menggunakan cara lain untuk
menyelesaikan soal dengan hasil
yang sama.
Membuat rencana penyelesaian a. Mampu menentukan strategi, rumus,
masalah konsep yang dapat digunakan
sehingga dapat digunakan untuk
mendapatkan alternatif penyelesaian
b. Mampu mengubah soal ke dalam
bentuk matematika untuk
menyelesaikan soal

18
George. Polya, How to Solve It: A New Aspect of Mathematics Method (2nd Ed)
(Princenton, New Jersey: Princeton University Press, 1945), h. 5.
25

Melaksanakan rencana
Penyelesain a. Mampu menyelesaikan masalah
Masalah yang sesuai dengan strategi, rumus,
serta konsep yang telah dipilih
b. Mampu menjalankan rencana yang
telah dibuat dengan benar
Memeriksa kembali jawaban a. Mampu memeriksa kembali
jawaban yang diperoleh secara
sistematis
b. Mampu menuliskan kesimpulan
jawaban yang diperoleh
Sumber: Adaptasi Modifikasi dari Rany Widyastuti, Jurnal Pendidikan
Matematika19

E. Tinjauan Materi Pola Bilangan di SMP/MTs

Materi dalam penelitian ini adalah Pola Bilangan, kompetensi inti dan

kompetensi dasar yang digunakan berdasarkan yang ditetapkan oleh Kementrian

Pendidikan dan Budaya, dan indikator yang digunakan disesuaikan dengan

kompetensi dari materi tersebut. Adapun kompetensi dasar yang hendak dicapai

yaitu sebagai berikut:

3.1 Menentukan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola barisan dan barisan

konfigurasi objek

Menurut Aksin pola bilangan dapat diartikan sebagai susunan bilangan

yang memiliki keteraturan.20 Pembahasan pola bilangan ialah suatu penalaran

19
Rany Widyastuti, Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient Tipe Climber, Al-Jabar : Jurnal
Pendidikan Matematika Vol. 6, No. 2. 2015, h. 183-193.
20
Aksin, Nur dkk. Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 1.(Klaten: Intan Pariwara,
2017). h. 18.
26

induktif yang biasa ditemui dalam matematika.21 Peserta didik bisa memakai

penalaran induktif agar mampu mencari kaitan matematika mdelalui pembelajaran

materi pola. Materi pola bilangan yaitu suatu materi yang di ajarkan peserta didik

kelas VIII pada jenjang SMP/MTs sederajat.

1. Jenis Pola Bilangan

a. Pola bilangan ganjil

Pola bilangan ganjil yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan-

bilangan ganjil. Sedangkan pengertian dari bilangan ganjil sendiri memiliki

arti suatu bilangan asli yang tidak habis dibagi dua ataupun kelipatannya .

Pola bilangan ganjil adalah : 1,3,5,7,9,…. Adapun Rumus pola bilangan

ganjil ke n adalah Un = 2n – 1.

b. Pola bilangan genap

Pola bilangan genap yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan-

bilangan genap. Bilangan genap yaitu bilangan asli yaitu bilangan asli yang

habis dibagi atau kelipatannya. Pola persegi genap adalah 2,4,6,8,….

Adapun rumus pola bilangan genap ke n adalah Un = 2n.

c. Pola Bilangan Persegi

Pola bilangan persegi yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk suatu

pola bilangan. Pola bilangan persegi adalah : 1,4,9,16,…. Adapun rumus

pola bilangan persegi ke n adalah Un = n2.

21
Ariyanti, S. N., & Setiawan, W. Analisis Kesulitan Siswa SMP Kelas VIII dalam
Menyelesaikan Soal Pola Bilangan Berdasarkan Kemampuan Penalaran Matematik. Journal on
Education, Vol. 1, No. 2, 2019. h. 390-399.
27

d. Pola Bilangan Persegi Panjang

Pola bilangan persegi Panjang yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk

pola persegi Panjang. Pola bilangan genap adalah : 2,6,12,20,…. Adapun

rumus pola bilangan persegi panjang ke n adalah Un = n(n+1)

e. Pola bilangan segitiga

Pola bilangan segitiga yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk sebuah

pola bilangan segitiga. Pola bilangan segitiga adalah 1,3,6,10,15,…. Adapun

rumus untuk mencari pola bilangan segitiga ke n adalah Un = ½ n(n + 1).

f. Pola Bilangan Fibonacci pola bilangan fibonacci adalah suatu bilangan yang

setiap sukunya merupakan jumlah dari dua suku di depannya. Pola bilangan

Fibonacci adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34…n dan rumus untuk mencari

suku ken pola bilangan fibonacci adalah 𝑈𝑛 = 𝑈𝑛 − 1 + 𝑈𝑛 − 2.

g. Pola Bilangan Segitiga Pascal pola bilangan pascal adalah suatu pola yang

tersusun dari beberapa angka berdasarkan rumus. Pola bilangan pascal

adalah 1, 2, 4, 6, 8, 16…n dan rumus 𝑈𝑛 = 2𝑛 − 1 merupakan rumus yang

dapat digunakan untuk menentukan pola ke-n.

h. Pola Bilangan Aritmetika

Pola bilangan aritmatika adalah pola bilangan dimana bilangan sebelum dan

sesudahnya memiliki selisih yang sama. Suku pertama dalam bilangan

aritmatika disebut dengan awal (a), dan selisih dalam barisan aritmatika

disebut dengan beda (b). Rumus untuk mencari 19 suku ke-n adalah 𝑈n = 𝑎

+ (𝑛 − 1)𝑏, dan rumurs untuk mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆n =

(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏).
28

i. Pola Bilangan Geometri

Pola bilangan geometri adalah barisan bilangan yang tersusun dari suku-

suku yang memiliki perbandingan tetap. Suku pertama barisan geometri

dinotasikan dengan a, dan Rasio atau perbandingan antara dua suku

dinotasikan dengan r. Rumus untuk mencari suku ke-n adalah 𝑈𝑛 = 𝑎𝑟𝑛−1 ,

dan rumurs untuk mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆𝑛 = .

2. Contoh soal kemampuan pemecahan masalah dan pembahasan

Soal 1

Tono Menyusun batang-batang korek api sedemikian sehingga membentuk pola

seperti gambar di bawah ini

Banyaknya segitiga yang dibuat Tono untuk membuat pola ke-24 adalah?

Penyelesaian

Memahami masalah

Diketahui :

Pola 1 = 1

Pola 2 = 3

Pola 3 = 6

Ditanya : Banyaknya segitiga yang dibuat Tono untuk membuat pola ke-24?

Merencanakan penyelesaian
29

Untuk menyelesaikan soal bisa dengan menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan
segitiga yaitu: 𝑈 = 𝑛 n + 1)

Menerapkan rencana penyelesaian

Masukkan rumus pola ke-24 bilangan segitiga yaitu:

𝑈 = 24 + 1)
𝑈 =12 24 + 1)

𝑈 = 25)

𝑈 = 300

Memeriksa kembali jawaban

Rumus pola ke-24 bilangan segitiga yaitu:

𝑈 = 24 + 1)

Jadi, banyaknya pola bilangan segitiga pada pola ke-24 adalah 300

Soal 2

Jika diketahui pola bilangan 4, 7, 10, 13, … maka angka pada pola ke-7 adalah…

Penyelesaian

Memahami masalah

Diketahui :

Suku pertama (a) = 4

Beda (b) = 7 – 4 = 10 – 7 = 3

Ditanya : Ditanyakan suku ke-7?

Merencanakan penyelesaian

Untuk menyelesaikan soal bisa dengan menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan
aritmatika yaitu:

Menerapkan rencana penyelesaian

Masukkan rumus pola ke-7 bilangan aritmatika yaitu:


30

𝑈 =

𝑈 =

𝑈 = 4 + (6)(3)

𝑈 = 22

Memeriksa kembali jawaban

Rumus pola ke-7 bilangan aritmatika yaitu:


𝑈 =

Jadi, banyaknya pola bilangan aritmatika pada pola ke-7 adalah 22

Soal 3

Dalam setiap 20 menit, amoeba membelah diri menjadi 2, jika mula- mula ada 35

amoeba, banyak amoeba setelah 2 jama adalah ?

Penyelesaian

Memahami masalah

Diketahui :

Dik. 𝑎 = 35

𝑟=2

𝑛 = 2 𝑗𝑎𝑚 = 120 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = =6

Ditanya : Banyak amoeba setelah 2 jam?

Merencanakan penyelesaian

Untuk menyelesaikan soal bisa dengan menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan
geometri yaitu 𝑈𝑛 = 𝑎𝑟𝑛−1

Menerapkan rencana penyelesaian

Masukkan rumus pola bilangan geometri yaitu:

𝑈𝑛 = 35x26−1
31

𝑈𝑛 = 35x25

𝑈𝑛 = 35x32

𝑈𝑛 = 1.120

Memeriksa kembali jawaban

Jadi, banyaknya amoeba setelah 2 jam adalah 1.120.

F. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relavan dan dapat dijadikan

landasan awal dalam pelaksanaan penelitian ini. Adapun penelitian-penelitian

yang relavan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian Paramartha dkk, pada tahun 2020, tentang penerapan Lembar

Kerja Siswa matematika berbasis etnomatematika untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah dan membangun karakter positif siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematika, membangun karakter positif siswa

khususnya sikap religius dan sikap nasionalisme, serta mengetahui tanggapan

siswa melalui pembelajaran berbantuan LKS berbasis etnomatematika.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam

tiga siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Saraswati Singaraja

sebanyak 20 orang. Data penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematika. Hal ini terlihat ketika siswa presentasi di

depan kelas, siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah

sudah mampu mengidentifikasi apa yang diketahui, ditanyakan, dan


32

menggunakan konsep matematika sesuai dengan permasalahan. Selain itu,

terjadi peningkatan sikap religius dan sikap nasionalisme. Peningkatan

tersebut terjadi karena: (1) penggunaan LKS berbasis etnomatematika pada

sarana upacara hindu (banten upacara) di Bali yang berkaitan dengan konsep-

konsep bangun datar dalam kehidupan sehari-hari membuat belajar lebih

bermakna, (2) siswa bersungguh-sungguh dalam berdoa (tri sandya) maupun

saat berdiskusi, dan (3) siswa bersemangat dan memiliki rasa ingin tahu

terhadap kebudayannya. Rata rata skor tanggapan siswa berada pada kategori

“sangat Positif”.22 Adapun kesamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah sama-sama menggunakan variabel Lembar Kerja Siswa

berbasis etnomatematika dan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian sebelumnya menggunakan

penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus dan peneliti

menggunakan penelitian pre-experimental dengan design control group pre-

test and post- test desain.

2. Hasil penelitian Disnawati dan Nahak pada tahun 2019, tentang

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Etnomatematika Tenun Timor

pada Materi Pola Bilangan. Penelitian ini bertujuan untuk (i) menghasilkan

bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis etnomatematika tenun

Timor pada topik pola bilangan yang valid dan praktis; (ii) mengetahui efek

potensial terhadap hasil belajar siswa dalam menggunakan LKS yang

dikembangkan.. Metode penelitian yang digunakan dalam ini adalah


22
Paramartha dkk. penerapan Lembar Kerja Peserta Didik matematika berbasis
etnomatematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan membangun karakter
positif siswa. Journal for Lesson and Learning Studies. Vol. 3, No.1, 2020. h. 30-40.
33

Development research tipe formatif evaluation. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa : (i) penelitian ini telah menghasilkan Lembar Kerja Siswa yang

mengintegrasikan etnomatematika tenun Timor pada topik pola bilangan yang

valid dan praktis. Kriteria kevalidan diperoleh dari penilaian validator yang

menguji tiga aspek yaitu konstruk, isi dan bahasa; kriteria praktis berdasarkan

hasil ujicoba pada tahap small group yang melibatkan 4 orang siswa dan 31

orang siswa pada tahap field test; dan (ii) LKS yang dikembangkan memiliki

efek potensial terhadap hasil belajar siswa dalam memahami konsep dan

aplikasi materi pola. Dari 31 siswa sebanyak 26 siswa (83,85%) termasuk

dalam kategori telah tuntas sedangkan hanya 5 siswa (16,12%) belum tuntas.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi pola bilangan

lebih tinggi dari kriteria ketuntasan minimal (70%) yang ditetapkan sekolah.23

Adapun kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-

sama menggunakan variabel Lembar Kerja Siswa berbasis etnomatematika.

Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian sebelumnya menggunakan

Development research tipe formatif evaluation dan peneliti menggunakan

penelitian pre-experimental dengan design control group pre-test and post-

test desain dan variabel kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

3. Hasil penelitian Argarini dkk pada tahun 2020, tentang pengembangan

Lembar Kerja Siswa berbasis etnomatematika dengan pendekatan scientific

pada materi bangun datar pada sekolah menengah pertama. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa berbasis


23
Hermina Disnawati dan Selestina Nahak. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Etnomatematika Tenun Timor pada Materi Pola Bilangan. Jurnal Elemen. Vol. 5 No.1, Januari
2019, h. 64 - 79
34

etnomatematika dengan pendekatan scientific pada materi bangun datar

disekolah menengah pertama yang valid dan praktis. Pengembangan model

pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan

ADDIE, karena memiliki tahapan yang sederhana namun jelas dan mudah

dipahami. Model ini terdiri dari lima tahapan, yaitu (Analysis, Design,

Development, Implementation, and Evaluation). Uji coba dilakukan pada

kelas VII A SMP Kristen Mbara Mbanja di Kabupaten Sumba Tengah,

Kecematan Mamboro, Desa Wee Luri. Berdasarkan analisis uji coba

menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa etnomatematika dengan

pendekatan scientific pada materi bangun datar disekolah menengah pertama

memenuhi kriteria valid dan praktis. Analisis kevalidan terlihat skor rata-rata

yang diperoleh 91,6. Kriteria kepraktisan dilihat dari hasil analisis penilaian

guru mata pelajaran dengan perolehan skor rata-rata 96.24 Adapun kesamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan

variabel Lembar Kerja Siswa berbasis etnomatematika. Sedangkan

perbedaannya yaitu penelitian sebelumnya menggunakan model

pengembangan ADDIE, karena memiliki tahapan yang sederhana namun jelas

dan mudah dipahami. Model ini terdiri dari lima tahapan, yaitu (Analysis,

Design, Development, Implementation, and Evaluation) dan peneliti

menggunakan penelitian pre-experimental dengan design control group pre-

test and post- test desain dan variabel kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa.
24
Argarini dkk. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Etnomatematika
dengan Pendekatan Scientific pada Materi Bangun Datar pada Sekolah Menengah Pertama.
Prosiding Seminar Nasional Ikip Budi Utomo. Vol. 2, No. 1, 2021. h. 7-17.
35

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.25 Berdasarkan kajian pustaka dan

kajian penelitian yang relevan maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian

ini adalah terdapat pengaruh LKPD berbasis etnomatematika terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP.

25
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 99.
36

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Pre-experimental jenis

one group pretest posttest design (tes awal tes akhir kelompok tunggal).

Menurut Arikunto, one group pretest posttest design adalah kegiatan penelitian

yang memberikan pretest sebelum diberikan perlakuan dan setelah perlakuan

baru diberikan posttest.1 Pada penelitian ini hanya menggunakan satu kelas

saja yaitu kelas eksperimen, siswa diberikan tes awal (pretest) untuk melihat

kemampuan dasar siswa, setelah itu diberikan perlakuan sebagai ekperimen

dengan menerapkan LKPD berbasis Etnomatematika ketika proses pembelajaran.

Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diberikan tes akhir (posttest) untuk

melihat perubahan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif. Borg and Gall dalam Sugiyono

mengatakan bahwa metode kuantitatif adalah metode tradisional atau

metode positivistik karena berdasarkan pada positivisme semacam metode

ilmiah atau scientific (konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan

sistematis).2 Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian

terdiri dari angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 124.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2017), h.13

36
37

Tabel 3.1 One Group Pretest Posttest Design


Kelompok Pretest Perlakuan posttest
Eksperimen Y1 X Y2
Sumber: Desain pretest dan posttest kelompok tunggal3
Keterangan:
Y1 : Pre-test untuk kelas eksperimen
Y2 : Post-test untuk kelas eksperimen
X : Perlakuan menggunakan LKPD berbasis Etnomatematika

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan dijadikan wilayah

generalisasi dimana elemen populasi adalah keseluruhan objek yang akan diukur,

yang merupakan unit yang diteliti.4 Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VIII SMPN 8 Banda Aceh tahun ajaran 2022/2023 yang

terdiri dari enam kelas, yaitu VIII1, VIII2, VIII3, VIII4, VIII5, VIII6, dan VIII7.

Sebagian dari jumlah dan karakteristik suatu populasi disebut sebagai

sampel.5 Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat menjadi perwakilan

dari populasi yang akan diteliti. Adapun teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan simple random sampling. Simple random

sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.6 Adapun yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-1.

3
Rukminingsih, Gunawan Adnan, dkk. Metode Penelitian Pendidikan Penelitian
Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas. Cet ke-1, (Yogyakarta: Erhaka
utama. 2020). h.49
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta CV, 2018), h.130
5
Sugiyono, Metode Penelitian ... , h.131
6
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2018), h. 80.
38

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu

fenomena alam maupun sosial yang diamati.7 Instrumen dalam penelitian ini yang

akan digunakan untuk memperoleh data adalah perangkat pembelajaran dan tes

tertulis. Adapun instrumen dalam penelitian ini diantaranya:

1. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan beberapa kumpulan bahan ajar yang

digunakan sebagai sumber belajar. Perangkat pembelajaran yang akan digunakan

dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif Learning, Lembar Kerja Peserta

Didik berbasis etnomatematika, dan buku paket.

Salah satu perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu perangkat RPP dan LKPD berbasis etnomatematika yang dikembangkan

oleh peneliti beserta kelengkapannya. Kemudian divalidasi oleh satu orang dosen

dan satu orang guru.

2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni berupa soal tes

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang berbentuk soal essay.

Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis. Soal tes tersebut diambil dari berbagai sumber dengan memodifikasi

atau mengadaptasi pada bagian atau komponen-komponen yang diperlukan.

Dalam proses pengembangan perangkat tes dilakukan validasi dengan terlebih

7
Sugiyono, Metode Penelitian ... , h.166
39

dahulu soal tes tersebut dikonsultasikan pada dosen pembimbing, dan divalidasi

oleh dosen lain dan guru matematika di sekolah lokasi penelitian.

Kemudian hasil jawaban siswa tersebut akan dikoreksi dengan

menggunakan rubrik penilaian kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Pada proses pengembangan instrumen, peneliti memodifikasi rubrik untuk

kemudian disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Tujuannya adalah untuk

mempermudah peneliti dalam melakukan penskoran. Adapun rubrik penskoran

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


No Indikator Respon Siswa Terhadap Soal Skor
1 Memahami Tidak memahami masalah 0
Masalah Memahami masalah ≤ 25% yang benar 1
Memahami masalah 26% - 50% yang benar 2
Memahami masalah 51% -74% yang benar 3
Memahami masalah ≥ 75% yang benar 4
2 Membuat Tidak membuat rencana pemecahan masalah 0
rencana Membuat rencana pemecahan masalah ≤ 25% yang benar 1
pemecahan Membuat rencana pemecahan masalah 26% - 50% yang benar 2
masalah Membuat rencana pemecahan masalah 51% -74% yang benar 3
Membuat rencana pemecahan masalah ≥ 75% yang benar 4
3 Melaksanakan Tidak melaksanakan rencana pemecahan masalah 0
rencana Melaksanakan rencana pemecahan masalah ≤ 25% yang benar 1
pemecahan Melaksanakan rencana pemecahan masalah 26% - 50% yang 2
masalah benar
Melaksanakan rencana pemecahan masalah 51% -74% yang 3
benar
Melaksanakan rencana pemecahan masalah ≥ 75% yang benar 4
4 Memeriksa Siswa tidak Memeriksa kembali jawaban 0
kembali Siswa Memeriksa kembali jawaban ≤ 25% yang benar 1
jawaban Siswa Memeriksa kembali jawaban jawaban 26% - 50% yang 2
benar
Siswa Memeriksa kembali jawaban 51% -74% yang benar 3
Siswa Memeriksa kembali jawaban ≥ 75% yang benar 4
8
Sumber: Suci dan Rosyidi (2012)

8
Ana Ari Wahyu Suci dan Abdul Haris Rosyidi. Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa pada Pembelajaran Problem Posing Berkelompok. MathEdunes. Vol. 1, No 2,
2012. h. 1-8.
40

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.9

Tes dilakukan untuk mengetahui pengaruh lembar kerja peserta didik berbasis

etnomatematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tes

terdiri dari soal essay sebanyak 4 (empat) butir soal. Sebelum melakukan tes

terhadap siswa, soal-soal diuji validitasnya terlebih dahulu. Tujuan dari validasi

adalah untuk melihat soal tes tersebut sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran

dan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis.

Pada penelitian ini validator yang dipilih yaitu ahli media, ahli materi, dan

ahli bahasa. Ahli media bertugas untuk memvalidasi media pembelajaran, ahli

materi bertugas untuk memvalidasi materi dan soal untuk pengevaluasian yang

disajikan pada media pembelajaran, ahli bahasa untuk memvalidasi bahasa yang

digunakan pada media pembelajaran. Peserta didik kelas VIII-1 akan digunakan

sebagai sampel dalam penelitian ini.

3.3 Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


pada Materi Pola Bilangan di SMP
No Indikator Taksonomi Kognitif dan Jumlah
Nomor Butir Soal Butir
C1 C2 C3 C4 C5
1 Menggeneralisasi pola bilangan dan
1 1
konfigurasi objek
2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pola bilangan dan konfigurasi 2 2
objek
4 Menentukan konfigurasi objek yang berkaitan
1 1
dengan pola bilangan
Total 1 2 1 4
Keterangan:
C1 = Mengingat C4 = Analisis
C2 = Memahami C5 = Mengevaluasi
C3 = Menerapkan C6 = Mencipta
9
Zainal Arifin. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014), h. 118.
41

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya ialah menganalisis

data. Tahap yang paling penting dalam penelitian ini adalah tahap analisis data.

Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis data kemampuan pemecahan masalah matematis

Adapun data yang akan dianalisis adalah data pretest dan posttest

kemampuan pemecahan masalah matematis. Data yang telah dikumpulkan

kemudian di analisis dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, dalam hal ini

teknik analisis data yang akan digunakan adalah statistik uji-t satu pihak. Adapun

analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu

1) Rentang (R) adalah pengurangan data terbesar dikurangi data terkecil

2) Banyak kelas interval (K) = 1 + (3,3) log n

3) Panjang kelas interval (P) =

4) Memilih ujung bawah interval pertama. Untuk ini bisa diambil sama

dengan nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya

harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan. Selanjutnya daftar

diselesaikan dengan menggunakan harga-harga yang telah ditentukan.

Selanjutnya yaitu membuat tabel frekuensi, rata-rata, dan simpangan

baku. Untuk mencari rata-rata skor pretest dan posttest siswa dihitung dengan

menggunakan rumus:10

10
Sudjana, Metode ... , h. 70
42


̅= ∑

Keterangan :
̅ = skor rata-rata siswa
fi = frekuensi kelas interval data
xi = nilai tengah
Selanjutnya menghitung nilai simpangan baku, maka digunakan rumus:11

∑ ∑

Keterangan:
n = Banyak data
s = Varians

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk melihat data yang diperoleh apakah

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data yang telah

digunakan Chi Kuadrat (χ2). Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji

normalitas adalah mentabulasi data ke dalam daftar distribusi frekuensi. Untuk

menguji normalitas data digunakan rumus statistik Chi-Kuadrat (χ2) sebagai

berikut:12

χ2=∑

Keterangan :
χ2= statistik chi-kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan

Adapun hipotesis uji kenormalan data pre-test adalah sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal

11
Sudjana, Metode ... , h. 95
12
Sudjana, Metode ... , h. 273
43

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Langkah selanjutnya adalah membandingkan χ 2hitung dengan χ2tabel dengan

taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1, dengan kriteria

pengujian tolak H0 jika χ2≥χ21- α)(k-1). Dalam hal lainnya H0 diterima. Apabila

data telah berdistribusi normal.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yaitu

apakah LKPD berbasis etnomatematika dapat mempengaruhi kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa. Adapun rumus uji-t dalam penelitian

menggunakan statistik uji-t satu pihak adalah:

keterangan:
t = Nilai t hitung
= rata-rata posttest
= Nilai KKM (69,9)
s = Standar deviasi
n = jumlah sampel13

Menurut Sudjana kriteria keputusan : H0 ditolak jika >

dengan taraf signifikan α = 0,05.14 Adapun rumusan hipotesis yang akan diuji

adalah sebagai berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh LKPD berbasis etnomatematika terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP.

Ha: Terdapat pengaruh LKPD berbasis etnomatematika terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa SMP.

13
Sudjana, Metoda Statistika. . ., h. 227.
14
Sudjana, Metoda Stasistika ..., h. 227.
44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melaksanakan proses pengumpulan data penelitian, peneliti

terlebih dulu berkonsultasi dengan guru bidang studi matematika tentang siswa

yang akan diteliti. Kemudian peneliti mempersiapkan instrumen pengumpulan

data untuk materi pola bilangan yang terdiri dari RPP, LKPD, soal pretest, dan

soal posttest. Di dalam proses penelitian, pada pertemuan pertama peneliti

terlebih dulu melaksanakan pretest. Selanjutnya pada pertemuan berikutnya,

peneliti melaksanakan proses pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan,

kemudian pada pertemuan terakhir, peneliti langsung memberikan posttest.

Proses pengumpulan data dimulai sejak peneliti ke sekolah pada tanggal

26 November 2022 sampai tanggal 2 Desember 2022. Jadwal pengumpulan data

yang dilakukan peneliti setelah berkonsultasi dengan guru studi matematika yang

bersangkutan.

Adapun jadwal pelaksanaan penelitian seperti yang disajikan dalam tabel

4.1 berikut.

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian


No Hari/tanggal Jenis kegiatan waktu

1 Sabtu/26 November 2022 Pretestt 60 Menit


2 Senin/30 November 2022 Mengajar pertemuan 1 120 Menit
3 Rabu/1 Desember 2022 Mengajar Pertemuan 2 80 Menit
4 kamis/2 Desember 2022 Posstet 60 Menit
Sumber: Jadwal Pengumpulan Data Penelitian di SMPN 8 Banda Aceh

44
45

B. Analisis Hasil Penelitian

Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah data tes awal (pretest) dan

tes akhir (posttest) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Pada

penelitian ini peneliti memberikan perlakuan pembelajaran menggunakan LKPD

berbasis Etnomatematika. Adapun nilai pretest dan posttest yang didapatkan

siswa, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Nilai Pretest dan Posttest


No Nama Siswa Pretest Posttest
1 AA 39 55
2 AM 38 55
3 AHA 39 63
4 FM 50 70
5 FA 63 84
6 HN 50 70
7 MD 47 61
8 MFA 63 78
9 MRR 44 61
10 MRL 47 63
11 MA 47 63
12 NS 66 87
13 NH 78 95
14 NK 71 94
15 RAF 50 66
16 RM 38 55
17 SA 71 91
18 SF 63 72
19 SM 63 77
20 TA 44 69
21 WA 66 92
22 ZR 56 77
23 FJU 66 78
24 UAM 56 67
25 CI 71 89
26 NM 75 95
Sumber: Hasil Pengolahan Penelitian

Setelah semua data terkumpul selanjutnya data-data tersebut akan

dianalisis, adapun analisis yang dilakukan yaitu sebagai berikut:


46

Setelah semua data terkumpul selanjutnya data-data tersebut akan dianalisis,

adapun analisis yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Data Pretest dan Posttest

a. Analisis Data Pretest

Analisis data nilai pretest dilakukan sebagai berikut:

1) Distribusi frekuensi nilai pretest

a) Menentukan Rentang

Rentang (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 78 – 38

= 40

b) Menentukan banyaknya kelas interval

Diketahui n = 26

Banyak kelas interval (K) = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 26

= 1 + 3,3 (1,41)

= 5,65 (dibulatkan 6)

c) Panjang kelas Interval

Rentang
Panjang kelas =
Banyak kelas

40
=
6

= 6,66 (dibulatkan 7)
47

Adapun tabel distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest


Nilai Tes Titik Tengah ( Frekuensi fi xi xi2 fi xi2
(xi) (fi)
38-44 41 6 246 1.681 10.086
45-51 48 6 288 2.304 13.824
52-58 55 2 110 3.025 6.050
59-65 62 4 248 3.844 15.376
66-72 69 6 414 4.761 28.566
73-79 76 2 151 5.776 11.552
Jumlah 26 1457 85.454
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2023

2) Menghitung rata-rata dan varians dari nilai pretest

Dari tabel diperoleh nilai rata-rata ̅ dan varians sebagai berikut:

x
fx i i

f i

1.329

26

 56,03

Untuk mencari varians (s) maka digunakan rumus sebagai berikut:

∑ ∑
48

Berdasarkan perhitungan di atas, untuk pretest diperoleh nilai rata-ra x =

56,03, varians =, dan simpangan baku s = 12,34.

3) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kelas

dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas tersebut dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat. Adapun hipotesis dalam uji

kenormalan data pre-test adalah sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Berdasarkan perhitungan sebelumnya, untuk pretest kelas eksperimen

diperoleh nilai rata-rata x = 56,03 dan s = 12,34. Perhitungan pengujian

normalitas untuk data pretest dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Daftar Uji Normalitas Sebaran Data Nilai Pretest


Nilai Batas Z- Batas Luas Frekuensi yang Frekuensi
kelas score Luas Daerah diharapkan pengamatan
Daerah (Ei) (Oi)
37,5 -1,50 0,4332
38-44 0,1094 2,8444 6
44,5 -0,93 0,3238
45-51 0,1832 4,7632 6
51,5 -0,36 0,1406
52-58 0,2199 5,7174 2
58,5 0,20 0,0793
59-65 0,1971 5,1246 4
65,5 0,76 0,2764
66-72 0,1318 3,4268 6
72,5 1,33 0,4082
73-79 0,0631 1,6406 2
79,5 1,90 0,4713
49

Keterangan:

Kolom 1 : banyak kelas interval = 6

Kolom 2 : batas kelas bawah = batas bawah – 0,5

= 38- 0,5

= 37,5

batas kelas atas = batas atas + 0,5

= 79 + 0,5

= 79,5

Kolom 3 Z skor :

= -1,50

Kolom 4 : Untuk menghitung batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Z

terlampir. Lihat daftar F lampiran luas dibawah lengkungan normal

dari 0 ke Z, misal Z skor = -1,50, maka lihat pada tabel kolom Z

dengan nilai -1,5 (atas ke bawah) dan kolom 5 (ke samping kanan)

jadi diperoleh - 1,50 = 0,4332.

Kolom 5 : luas daerah diperoleh dari: = 0,4332 - 0,3238 = 0,1094

Kolom 6 : Ei (frekuensi yang diharapkan) diperoleh dari: = luas daerah tiap

interval × banyak data = 0,1094 × 26 = 2,8444

Kolom 7 : Oi = nilai frekuensi


50

Dengan demikian untuk mencari nilai Chi-Kuadrat (χ 2)

χ2= ∑

2
χ = + + + + +

χ 2 = 3,50 + 0,32 + 2,42 + 0,25 + 1,93 + 0,08

χ 2 = 8,50

Berdasarkan taraf signifikan 5% (α = 0,05) dan banyak kelas interval = 6,

maka derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat besarnya adalah:

Dk = k 1

=6 1

=5

Sehingga : =

= 11,1

Oleh karena hitung tabel yaitu . Sehingga H0 diterima dan H1

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data pretest mengikuti distribusi

normal.
51

b. Analisis Data Posttest

Analisis data nilai Posttest t dilakukan sebagai berikut:

1) Distribusi frekuensi nilai Posttest

a) Menentukan Rentang

Rentang (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 95 – 55

= 40

b) Menentukan banyaknya kelas interval

Diketahui n = 26

Banyak kelas interval (K) = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 26

= 1 + 3,3 (1,41)

= 5,65 (dibulatkan 6)

c) Panjang kelas Interval

Panjang kelas =

40
=
6

= 6,66 (dibulatkan 7)
52

Adapun tabel distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest


Nilai Tes Titik Tengah ( Frekuensi fi xi xi2 fi xi2
(xi) (fi)
55-61 58 5 290 3.364 16.820
62-68 65 5 325 4.225 21.125
69-75 72 4 288 5.184 20.736
76-82 79 4 316 6.241 24.964
83-89 86 3 258 7.396 22.188
90-96 93 5 465 8.649 43.245
Jumlah 26 1.942 149.078
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2023

2) Menghitung rata-rata dan varians dari nilai posttest

Dari tabel diperoleh nilai rata-rata ̅ dan varians sebagai berikut:

x
fx i i

f i

1.942

26

 74,69

Untuk mencari varians (s) maka digunakan rumus sebagai berikut :

∑ ∑
53

Berdasarkan perhitungan di atas, untuk posttest diperoleh nilai rata-rata x

= 74,69, varians = 161,02 dan simpangan baku s = 12,69

3) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kelas

dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas tersebut dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat. Adapun hipotesis dalam uji

kenormalan data pre-test adalah sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Berdasarkan perhitungan sebelumnya, untuk posstest kelas eksperimen

diperoleh nilai rata-rata x = 74,69 dan s = 12,69. Perhitungan pengujian

normalitas untuk data posttest dapat dilihat pada tabel berikut:


54

Tabel 4.6 Daftar Uji Normalitas Sebaran Data Nilai Posttest


Nilai Batas Z- Batas Luas Frekuensi Frekuensi
kelas score Luas Daerah yang pengamatan
Daerah diharapkan (Oi)
(Ei)
54,5 -1,59 0,4441
55-61 0,0956 2,4856 5
61,5 -1,03 0,3485
62-68 0,1641 4,2666 5
68,5 -0,48 0,1844
69-75 0,2083 5,4158 4
75,5 0,06 0,0239
76-82 0,2052 5,3352 4
82,5 0,61 0,2291
83-89 0,1479 3,8454 3
89,5 1,16 0,3770
90-96 0,0794 2,0644 5
96,5 1,71 0,4564
Jumlah

Keterangan:

Kolom 1 : banyak kelas interval = 6

Kolom 2 : batas kelas bawah = batas bawah – 0,5

= 55- 0,5

= 54,5

batas kelas atas = batas atas + 0,5

= 96 + 0,5

= 96,5

Kolom 3 Z skor :

= = -1,45
55

Kolom 4 : Untuk menghitung batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Z

terlampir. Lihat daftar F lampiran luas dibawah lengkungan normal

dari 0 ke Z, misal Z skor = -1,59, maka lihat pada tabel kolom Z

dengan nilai -1,5 (atas ke bawah) dan kolom 5 (ke samping kanan)

jadi diperoleh - 1,59 = 0,4441

Kolom 5 : luas daerah diperoleh dari: = 0,4441 - 0,3485 = 0,0956

Kolom 6 : Ei (frekuensi yang diharapkan) diperoleh dari: = luas daerah tiap

interval × banyak data = 0,0956 × 26 = 2,4856

Kolom 7 : Oi = nilai frekuensi

Dengan demikian untuk mencari nilai Chi-Kuadrat (χ 2)

χ2= ∑

2
χ = + + + + +

χ 2 = 2,54 + 0,13 + 0,37 + 0,33 + 0,19 + 4,17

χ 2 = 7,73

Berdasarkan taraf signifikan 5% (α = 0,05) dan banyak kelas interval = 6,

maka derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat besarnya adalah:

Dk = k 1

=6 1

=5
56

Sehingga : =

= 11,1

Oleh karena hitung tabel yaitu . Sehingga H0 diterima dan

H1 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data Posstest mengikuti

distribusi normal.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan statistik uji-t satu pihak. Analisis ini

dilakukan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan LKPD

berbasis Etnomatematika. Adapun rumusan hipotesis yang akan diuji adalah

sebagai berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh LKPD berbasis etnomatematika terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP.

Ha: Terdapat pengaruh LKPD berbasis etnomatematika terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa SMP.

Uji yang digunakan adalah statistik uji-t satu pihak dengan taraf signifikan

5% ( , maka menurut sudjana “kriteria pengujian yang ditentukan adalah

Ha diterima jika 𝑡 < 𝑡1−α dan dk = (n - 1). Dalam hal lainnya H0 ditolak”.

Berdasarkan perhitungan sebelumnya sudah didapatkan data yang diperlukan

untuk analisis uji-t, yaitu:


57

n= 26 = 69,9

x = 7 ,6 = 12,69

Langkah untuk melakukan uji-t yaitu sebagai berikut:

̅
𝑡

𝑡

𝑡

𝑡 1,92

Jadi, diperoleh thitung = 1,92

Dengan taraf signifikan = 0,05 dengan (dk = n-1) yaitu (dk = 26-1) = 25

dan maka diperoleh t tabel sebagai berikut:

t tabel = 𝑡

=𝑡

= t(0,95)

Maka, diperoleh t tabel = 1,71


58

Berdasarkan penguji hipotesis dilakukan pada taraf signifikan α = 0, 5 dan

berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung = 1,92 dan t tabel= 1,71. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai > atau 1,92 > 1,71 sehingga hipotesis

alternatif H0 ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa “terdapat

pengaruh LKPD berbasis etnomatematika terhadap kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa di SMP”.

C. Pembahasan

Penelitian dilaksanakan di SMPN 8 Banda Aceh, alasan peneliti memilih

SMPN 8 Banda Aceh disebabkan sekolah tersebut masih membutuhkan alternatif

bahan aja baru seperti bahan ajar LKPD berbasis Etnomatematika yang belum

pernah digunakan di sekolah tersebut. Pada awal pelaksanaan penelitian, peneliti

memberikan soal pretest. Proses pembelajaran terlaksana selama dua kali

pertemuan. Kemudian pada pertemuan ketiga diberikan soal posttest untuk

melihat apakah LKPD berbasis Etnomatematika berpengaruh terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematis.

4.7 Data Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Data Pretest Posstest
Rerata 56,03 74,69
Simpangan baku 12,34 12,69
Varians 152,24 161,02
Normalitas data 8,50 7,73

Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh thitung = 2,69 dan t tabel= 1,71

dengan taraf signifikan . Hal ini menunjukkan bahwa nilai >

atau 1,92 > 1,71 sehingga hipotesis alternatif H0 ditolak dan Ha dan dapat
59

disimpulkan bahwa “terdapat pengaruh LKPD berbasis etnomatematika terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMP”.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pranita

dkk yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, sedangkan uji hipotesis

diperoleh thitung sebesar -3,927 sehingga sehingga LKPD berbasis etnomatematika

berpengaruh terhadap motivasi belajar, sedangkan hasil uji n-gain diperoleh skor

sebesar 68,91 menyatakan LKPD berbasis etnomatematika cukup efektif

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.1

Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian Rahmawati dan Marsigit

menunjukkan bahwa penggunaan LK PD berbasis etnomatematika dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa sekolah menengah pertama.2 Keberhasilan

penelitian ini sesuai dengan hasil pengembangan LKPD yang dilakukan oleh

Ariaji dan Abubakar yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran. Tersedianya LKPD ini sangat membantu pendidik untuk

melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Para siswa lebih

termotivasi untuk menemukan jawaban secara individual maupun berdiskusi

dengan teman lain yang meungkinkan munculnya strategi jawaban yang bervariasi

dari siswa.3 Hal ini senada dengan temuan yang dilakukan oleh Firmasari dan

1
Pranita, Marta, Dinata, Anggit Grahito Wicaksono & Ema Butsi Prihastasari. Efektivitas
LKPD Berbasis Etnomatematika Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar di Era New Normal.
Jurnal Education, Vol, 8, No.3, 2022, h. 1128-1134.
2
Rahmawati, D.F, Marsigit. Pengembangan bahan ajar berbasis etnomatematika untuk
meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 6,
No. 6, 2012, h. 112-122.
3
Ariaji, R., & Abubakar. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia di SMA/MA
kelas X terinternalisasi nilai-nilai karakter siswa. Jurnal Eksakta. Vol. 2, No. 2, 2017, h. 101-108.
60

Pramuditya dimana kehadiran bahan ajar siap pakai seperti LKPD dapat

mengurangi ketergantungan peserta didik sehingga pembelajaran lebih efisien dan

bermakna.4

Penelitian dilakukan dengan mengaplikasikan LKPD berbasis

Etnomatematika pada materi pola bilangan, sehingga terciptanya suasana belajar

yang dapat memberikan peningkatan kemampuan pada pemecahan masalah

matematis peserta didik dan menjadikan peserta didik aktif dalam belajar serta

mampu mengeksplor kemampuannnya dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan

LKPD ini dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah agar tercapai suatu

pemecahan masalah. LKPD dikerjakan oleh siswa secara berkelompok, sehingga

siswa dapat mendiskusikan bersama anggota kelompoknya untuk menemukan

pemecahan masalah, apabila siswa mengalami kendala atau kesulitan maka guru

akan membimbing dan memberikan arahan.

LKPD dipilih karena lebih praktis, muatannya fleksibel karena dapat

didesain sesuai tujuan dan kondisi siswa setempat dan dapat dibuat sendiri baik

oleh guru maupun peneliti. Dengan adanya LKPD berbasis Etnomatematika

diharapkan siswa lebih mudah untuk memahami materi yang berhubungan dengan

materi pola bilangan dan serta mudah dalam mengimplementasikan teori selama

proses belajar ke dalam kehidupan sehari-hari.

Etnomatematika adalah bentuk matematika yang dipengaruhi atau

didasarkan budaya. Melalui penerapan etnomatematika dalam pendidikan

khususnya pendidikan matematika diharapkan nantinya siswa dapat lebih

4
Firmasari, S. & Pramuditya, S. A. Desain Bahan Ajar Analisis Real Dengan Taksonomi
Solo Dilengkapi Soal-Soal Bentuk Superitem. Jurnal Elemen. Vol. 4, No. 1, 2018, h. 20-33.
61

memahami matematika, dan lebih memahami budaya mereka, dan nantinya para

pendidik lebih mudah untuk menanamkan nilai budaya itu sendiri.

Pengintegrasian budaya dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk

praktek matematika sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan siswa, khususnya

untuk tujuan praktis, estetika dan rekreasi. Banyak budaya telah mengembangkan

praktek menghitung sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya dengan memanfaat-

kan seni dan desain yang kaya simetris, transformasi, proporsi, dan lain

sebagainya. Di samping itu juga dengan memanfaatkan budaya yang ada di

lingkungan siswa, guru dapat membentuk pembelajaran kreatif seperti membuat

game dan kegiatan menyenangkan lainnya yang mempekerjakan beberapa konsep

matematika seperti membuat jaringan, strategi, dan pola.5

D. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu hanya melihat pengaruh

dari LKPD berbasis Etnomatematika terdahap kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa SMP melalui materi pola bilangan. Penelitian ini kurangnya

ketelitian dalam pemilihan objek Etnomatematika yang benar dan pemilihan soal

kemampuan pemecahan masalah yang kurang tepat ketika membuat soal peneliti

tidak mempertimbangkan tingkatan level soal sehingga ada soal yang tidak sesuai

dengan pendekatan yang digunakan.

5
Arya Wulandari dan Kadek Rahayu Puspadewi, Budaya Dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Matematika Yang Kreatif. Jurnal Santiaji Pendidikan, Vol. 6, No. 1, 2016, h. 31-37
62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh thitung = 21,70 dan

t tabel= 1,71. Hal ini menunjukkan bahwa nilai > atau 1,92 > 1,71

sehingga hipotesis alternatif H0 ditolak dan Ha dan dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh LKPD berbasis etnomatematika terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa di SMP.

B. Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka peneliti mencoba

memberikan bebarapa saran atau masukan yaitu sebagai berikut:

1. Diharapkan dalam pembelajaran Matematika dibiasakan Etnomatematika

menjadi salah satu alternatif kajian yang berkaitan dengan materi

matematika disekolah.

2. Guru matematika sebaiknya menggunakan LKPD berbasis

Etnomatematika sebagai salah satu alternatif pemilihan bahan ajar. Hal ini

dikarena LKPD berbasis Etnomatematika adalah sebuah bahan ajar yang

menghubungkan antara pengetahuan matematika dengan budaya setempat.

Sehinggan dengan adanya LKPD berbasis Etnomatematika mampu

memberikan kontribusi positif dan inovasi dalam pembelajaran untuk

memfaslitasi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui

masalah-masalah yang terkait dengan budaya setempat.

62
63

3. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian ini lebih lanjut

diharapkan dapat menerapkan LKPD berbasis Etnomtematika pada materi

yang berbeda baik pada tingkat SMP/MTs maupun SMA/MA.


64

DAFTAR PUSTAKA

Agasi, Georgius Rocki dan Wahyuono, Yakobus Dwi. Kajian Etnomatematika:


Studi Kasus Penggunaan Bahasa Lokal untuk Penyajian dan Penyelesaian
Masalah Lokal Matematika. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, Vol. 7, no.
1, 2015.
Argarini dkk. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Etnomatematika dengan Pendekatan Scientific pada Materi Bangun Datar
pada Sekolah Menengah Pertama. Prosiding Seminar Nasional Ikip Budi
Utomo. Vol. 2, No. 1, 2021.

Ariaji, R., & Abubakar. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia di
SMA/MA kelas X terinternalisasi nilai-nilai karakter siswa. Jurnal Eksakta,
2(2). 2017, Diambil dari http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/eksakta
/article/view/176/163.

Arifin, Zainal. (2014). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ariyanti dan Setiawan, Analisis Kesulitan Siswa SMP Kelas VIII dalam
Menyelesaikan Soal Pola Bilangan Berdasarkan Kemampuan Penalaran
Matematik. Journal on Education, Vol. 1, No. 2, 2019.

Aryani, Farida dan Hiltrimartin, Cecil. Pengembangan LKPD Untuk Metode


Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII Di SMP
Negeri 18 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 5, No. 2, Juli
2011.

Arya Wulandari dan Kadek Rahayu Puspadewi, Budaya Dan Implikasinya


Terhadap Pembelajaran Matematika Yang Kreatif. Jurnal Santiaji
Pendidikan, Vol. 6, No. 1, 2016.

Dyah, Satya Yoga dan Agustin. Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme
Generasi Muda Akibat Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora. Vol 4 No. 2,
2011.

Firmasari, & Pramuditya, Desain bahan ajar analisis real dengan Taksonomi Solo
dilengkapi soal-soal bentuk superitem. Jurnal Elemen, 4(1), 20-33. 2018.
https://doi.org/10.29408/jel.v2i1.179.

George. Polya, 1945. How to Solve It: A New Aspect of Mathematics Method (2nd
Ed). Princenton, New Jersey: Princeton University Press.

64
65

Gunantara, dkk. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas
V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD,
Vol.2. No.1, 2014.
Kemendikbud. (2015). Matematika SMP/MTs Kelas IX Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Kemendikbud, (2016). Silabus Mata Pelajaran Sekolah Pertama/Madrasah


Tsanawiyah Mata Pelajaran Matematika.

Paramartha dkk. Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik Matematika Berbasis


Etnomatematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Dan Membangun Karakter Positif Siswa. Journal for Lesson and Learning
Studies. Vol. 3, No.1, 2020.

Pranita, Marta, Dinata, Anggit Grahito Wicaksono & Ema Butsi Prihastasari.
Efektivitas LKPD Berbasis Etnomatematika Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar di Era New Normal. Jurnal Educatio, Vol, 8, No.3, 2022.
Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.

Puspendik. (2016). Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI)/ Indonesia


National Assessment Programme (INAP). [Online]. Diakses dari
https://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/.

Rahmawati, dan Marsigit. Pengembangan bahan ajar berbasis etnomatematika


untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa SMP. Jurnal
Pendidikan Matematika, 6(6). 2012 Diambil dari
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php
/pmath/article/view/7842/7469.

Rambe, Arjuna Yahdil Fauza dan Afri, Lisa Dwi. Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaik an Soal Materi
Barisan dan Deret. AXIOM: Jurnal Pendidikan dan Matematika, Vol 9, No.
2, 2020.
Rangkuti, Ahmad Nizar. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Citapustaka Media.
Rosa & Orey. Ethnomathematics: the cultural aspect of mathematics. Revista
Lati`noamericana de Etnomatemática¸ Vol. 4 No. 2, 2011.

Rukminingsih, Gunawan Adnan, dkk. (2017). Metode Penelitian Pendidikan


Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas.
Cet ke-1, Yogyakarta: Erhaka utama.
66

Saleh Haji, (2011). Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran Matematika Di


Sekolah Saat Ini Dan Penyelesaiannya, FKIP Universitas Bengkulu.

Setyorini,Windy dan Dwijananti, Pratiwi. Pengembangan LKPD Fisika


Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa.Unnes Physics Journal Education, Vol. 3, No. 3, 2014.

Setyosari, Punaji. (2014). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.


Jakarta: Kencana.

Shoimin, Aris, (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,


Yogyakarta: ArRuzz Media.
Suci, Ana Ari Wahyu dan Rosyidi, Abdul Haris. Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa pada Pembelajaran Problem Posing
Berkelompok. MathEdunes. Vol 1 No 2, 2012.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2017), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sumartini, Tina Sri. “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”.Jurnal Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika STKIP Garut. Vol. 05 No. 2, Mei 2016.

Susanto, Ahmad. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta : Prenada Media Group.

Suwarsono. (2015). Modul perkuliahan Landasan Pendidikan Matematika


Etnomatematika (Ethnomathematics). Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Tim Cahaya Eduka. (2016). SKM (Sukses Kuasai Materi) Matematika SMP Kelas
VII, VIII, IX. Jakarta: Grasindo.
Triana, Ayu Oktafiani, Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Etnomatematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa Sekolah Menengah Pertama. Skripsi thesis, IAIN Purwokerto. 05 Nov
2020.
67

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan


Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta
:Bumi Aksara.
Wagimun dan Lestariningsih. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik dengan
Pendekatan PMRI pada Pokok Bahasan Kubus dn Balok di Kelas VIII,
Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 3, No. 2, 2015.
Wahyuni, Sri dan Halomoan, Budi. Penerapan Pendekatan Matematika Realistik
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
SMP Negeri 18 Medan, In: Seminar Nasional Pendidikan Dasar Tahun
2017, 18 Oktober 2017.
Widyastuti, Rany. Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient Tipe
Climber, Al-Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 6, No. 2. 2015, h.
186.

Zahro Nurul Fathimah dan Haerudi. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal PISA. Jurnal Didactical
Mathematics, Vol. 4 No. 1 April 2022.

Zulkipli dan Ansori, Hidayah. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa


SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin Menggunakan Pendekatan
Matematika Realistik, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 6, No. 1, 2018.
68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi Mahasiswa dari Dekan


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry
69

Lampiran 2: Surat Mohon Izin Pengumpulan Data dari Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry
70

Lampiran 3: Surat Keterangan Izin Meneliti dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Banda Aceh
71

Lampiran 4: Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMP Negeri 8 Banda
Aceh
72
[[

Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMPN 8 Banda Aceh


Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Pola Bilangan
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Alokasi Waktu : 5 × 40 Menit (2 × Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang /teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Menentukan pola pada barisan 3.1.1 Menentukan konfigurasi objek yang berkaitan
bilangan dan barisan konfigurasi dengan pola bilangan
objek 3.1.2 Menjelaskan keterkaitan antar suku pola bilangan
atau antar bentuk pada konfigurasi objek
4.1 Menyelesaikan masalah yang 4.1.1 Menggeneralisasi pola bilangan dan konfigurasi
berkaitan dengan pola barisan objek
dan barisan konfigurasi objek 4.1.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pola bilangan dan konfigurasi objek

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif learning
dengan segenap aktivitas memahami, menjelaskan, menyelesaikan, membandingkan dan
mendiskusikan, serta menyimpulkan, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menentukan konfigurasi objek yang berkaitan dengan pola bilangan
2. Menjelaskan keterkaitan antar suku pola bilangan atau antar bentuk pada konfigurasi
objek
3. Menggeneralisasi pola bilangan dan konfigurasi objek
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola bilangan dan konfigurasi objek
73

D. Materi Pembelajaran
 Pola bilangan Genap
2, 4, 6, 8, …
Pola ke-n = 2n

 Pola bilangan Ganjil


1, 3, 5, 7, …
Pola ke-n = 2n – 1

 Pola bilangan segitiga


1, 3, 6, 10, …
Pola ke-n = n(n+1)
2
 Pola bilangan persegi
1, 4, 9, 16, …
Pola ke-n = n2

 Pola bilangan persegi panjang


2, 6, 12, 20, …
Pola ke-n = n(n+1)

E. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
b. Model Pembelajaran : Kooperatif Learning
c. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan

F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Media dan bahan
 LKPD berbasis Etnomatematika
2. Sumber Belajar
 Foto batik Aceh berbentuk Tolak Angin
 Abdur Rahman As’ari, dkk. 2017. Matematika Kelas VIII. Jakarta: Kemendikbud.
 Internet

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1 (3 x 40 Menit)


Kegiatan Pendahuluan( 15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan mengucapkan Assalamualaikum dan dilanjutkan berdoa secara
 bersama-sama.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai bentuk implementasi kedisiplinan peserta didik
untuk hadir tepat waktu di kelas.
 Peserta didik diminta oleh guru untuk menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran matematika serta
menyimpan bahan pelajaran lain yang tidak berhubungan agar Peserta didik fokus dalam belajar.
Apersepsi
74

 Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan
sebagai bentuk implementasi dari kepercayaan diri akan kemampuannya dan kepercayaan diri
untuk menyampaikan pendapatnya di kelas.
Contoh Pertanyaan
a. Dapatkah kalian menemukan adanya pola di lingkungan sekitar kita?
b. Apakah susunan kursi di dalam kelas membentuk pola?
Motivasi
 1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari, salah
satunya yaitu: dapat membentuk suatu barisan bilangan dengan teratur atau aturan tertentu.
Contohnya: Sususan segitiga yang dapat dibuat dari kartu Remi.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan
 1. Menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan pertama.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
3. Pembagian kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 Peserta didik perkelompok.
4. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 95 Menit )
Kegiatan Pembelajaran

 Guru membentuk kelompok menjadi 4-5 orang dalam satu kelompok.


 Guru mengelompokkan Peserta didik dalam kelompok yang bersifat heterogen dan meminta Peserta
didik untuk berkumpul dengan anggota kelompoknya.
 Guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berbasis Etnomatematika dalam proses
pembelajaran untuk setiap anggota kelompok yang sudah dibentuk.

Mengamati
Peserta didik mengamati gambar motif batik yang terdapat dalam kegiatan LKPD berbasis
Etnomatematika.

Menanya
 Menanyakan pola yang ada dalam gambar.
 Menanyakan cara yang mudah dalam menentukan pola bilangan pada gambar.
Mencoba
 Peserta didik berdiskusi dengan kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada
LKPD-1.
Mengasosias
 Peserta didik menentukan pola bilangan pada gambar motif batik yang terdapat pada LKPD berbasis
Etnomatematika
Mengomunikasikan
 Salah satu kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sedangkan kelompok
yang lain menanggapi dengan santun.
 Guru memberikan penguatan terhadap materi pola bilangan yang telah dipelajari.
75

Kegiatan Penutup ( 10 Menit)


 Peserta didik membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran tentang pola bilangan.
 Guru memberitahu kegiatan/materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya sebagai stimulus
untuk mendorong rasa ingin tahu peserta didik dan bentuk tanggung jawab peserta didik untuk belajar
di rumah.
 Peserta didik diminta untuk berdoa sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah SWT.
 Guru mengucapkan salam penutup.

Pertemuan Ke-2 (2 x 40 Menit)


Kegiatan Pendahuluan( 10 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan mengucapkan Assalamualaikum dan dilanjutkan berdoa secara
 bersama-sama.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai bentuk implementasi kedisiplinan peserta didik
untuk hadir tepat waktu di kelas.
 Peserta didik diminta oleh guru untuk menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran matematika serta
menyimpan bahan pelajaran lain yang tidak berhubungan agar Peserta didik fokus dalam belajar.
Apersepsi
 1. Peserta didik diarahkan untuk mengaitkan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan materi pada pertemuan sebelumnya sebagai bentuk implementasi kepercayaan
diri Peserta didik dalam menjawab dan ketekunan peserta didik dalam mengulang pelajaran di
rumah.
Contoh pertanyaan :
a. Bagaimana konfigurasi objek yang menggambarkan pola bilangan genap?
b. Bagaimana konfigurasi objek yang menggambarkan pola bilangan ganjil?
c. Bagaimana konfigurasi objek yang menggambarkan pola bilangan segitiga?
2. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Contoh Pertanyaan:
a. Bagaimana konfigurasi objek yang menggambarkan pola bilangan persegi panjang?
b. Bagaimana konfigurasi objek yang menggambarkan pola bilangan persegi?
c. Bagaimana cara menentukan rumus untuk mencari pola ke-n dari bilangan persegi
panjang?
d. Bagaimana cara menentukan rumus untuk mencari pola ke-n dari bilangan persegi?
Motivasi
 1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Misalnya : Tempat duduk yang ada di gedung pertunjukan, stadion, atau gedung bioskop, dan
gelas-gelas minuman yang ditumpuk pada suatu pesta.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan
 1. Menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
3. Pembagian kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 Peserta didik perkelompok.
4. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
76

pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 65 Menit )


Kegiatan Pembelajaran

 Guru membentuk kelompok menjadi 4-5 orang dalam satu kelompok.


 Guru mengelompokkan Peserta didik dalam kelompok yang bersifat heterogen dan meminta Peserta
didik untuk berkumpul dengan anggota kelompoknya.
 Guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berbasis Etnomatematika dalam proses
pembelajaran untuk setiap anggota kelompok yang sudah dibentuk.

Mengamati
 Peserta didik mengamati gambar motif batik yang ada dalam kegiatan LKPD berbasis etnomatematika.

Menanya
 Menanyakan pola yang ada dalam gambar.
 Menanyakan cara yang mudah dalam menentukan pola bilangan pada gambar.

Mencoba
 Peserta didik berdiskusi dengan kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada
LKPD-1.

Mengasosias
 Peserta didik menentukan pola bilangan pada gambar motif batik yang terdapat pada LKPD berbasis
etnomatematika

Mengomunikasikan
 Salah satu kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sedangkan kelompok
yang lain menanggapi dengan santun.
 Guru memberikan penguatan terhadap materi pola bilangan yang telah dipelajari.
Kegiatan Penutup ( 5 Menit)
 Peserta didik membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran tentang pola bilangan.
 Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan Posstest
 Peserta didik diminta untuk berdoa sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah SWT.
 Guru mengucapkan salam penutup.
77

H. Penilaian

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian


1 Sikap Sosial dan sikap Jurnal Selama pembelajaran dan
Spriritual Pengamatan saat berdiskusi
2 Pengetahuan Tes Penyelesaian tugas
individu
3 Keterampilan Pengamatan Penyelesaian tugas
individu

Banda Aceh, 2022


Peneliti

Nahri Salji
NIM. 180205083
78

Lampiran 6 : Lembar Kerja Peserta Didik-1

Lembar Kerja Peserta Didik-1

Nama kelompok : ……….


1.
2.
3.
4.
5
Pelajaran : ……….
Materi : ……….
Kelas/Semester : …../…..

Kompetensi Dasar

3.1 Menentukan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola barisan dan barisan konfigurasi
objek

Petunjuk
1. Bacalah LKPD berikut dengan cermat.
2. Diskusikanlah LKPD ini dengan teman sekelompokmu.
3. Ikuti semua petunjuk dan langkah kerja yang disajikan di dalam LKPD.
4. Jika mengalami kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan memecahkan masalah
silahkan bertanya kepada guru.
5. Setelah selesai mengerjakan LKPD, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas.
6. Alokasi waktu 85 menit.
79

Aktivitas-1

Perhatikan gambar berikut!

Gambar tersebut merupakan salah satu motif batik khas Aceh, yaitu motif tolak angin.

1. a) Berikut disajikan gambar pola motif

 Amati susunan motif pada gambar di bawah ini, tuliskan banyaknya motif pada setiap

gambar!

….. ….. ….. …..

 Tanpa menggambar dapatkah kalian menentukan banyaknya motif untuk susunan motif

berikutnya? Untuk membantu kalian menemukan pola berikutnya, lengkapilah langkah-

langkah berikut ini!

Banyaknya motif pada pola ke-1 = … = …


80

Banyaknya motif pada pola ke-2 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-3 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-4 = … = …

Pola bilangan yang


Pola Ke-n = demikian disebut sebagai
pola bilangan Genap

b) Dari aktivitas diatas, tentukan banyaknya motif pada pola ke-18 tanpa menggambar!

Penyelesaian
Memahami masalah
(informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)

a. Diketahui :

Pola bilangan genap : 𝑈1 = ….


𝑈2 = ….
𝑈3 = ….
𝑈4 = ….
Ditanya :…….?

Membuat rencana penyelesaian masalah


(bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
Untuk menyelesaikan soal bisa dengan menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan genap
yaitu: 𝑈𝑛 = ……

Melaksanakan rencana
(carilah hasil dengan menggunakan cara penyelesaian yang telah kamu tentukan)
Masukkan rumus pola ke ….. bilangan genap yaitu:
𝑈….. = 2 𝑥 …
𝑈….. = … 𝑥 …
𝑈….. = …..

Memeriksa kembali jawaban


(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)
Rumus pola ke … bilangan genap yaitu:
𝑈….. . = 2 𝑥 …
Jadi, banyaknya pola bilangan genap pada pola ke-18 adalah ……
81
Aktivitas-2

2. a) Berikut disajikan gambar pola motif

 Amati susunan motif pada gambar di bawah ini, tuliskan banyaknya motif pada setiap

gambar!

….. ….. ….. …..

 Tanpa menggambar dapatkah kalian menentukan banyaknya motif untuk susunan motif

berikutnya? Untuk membantu kalian menemukan pola berikutnya, lengkapilah langkah-

langkah berikut ini!

Banyaknya motif pada pola ke-1 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-2 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-3 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-4 = … = …

Pola Ke-n = Pola bilangan yang demikian


disebut sebagai pola
bilangan Ganjil
82

b) Dari aktivitas diatas, tentukan banyaknya motif pada pola ke-10 tanpa menggambar!

Penyelesaian
Memahami masalah
(informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)

b. Diketahui :

Pola bilangan ganjil : 𝑈1 = ….


𝑈2 = ….
𝑈3 = ….
𝑈4 = ….
Ditanya :…….?

Membuat rencana penyelesaian masalah


(bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)

Untuk menyelesaikan soal bisa dengan menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan ganjil
yaitu: 𝑈𝑛 = ……

Melaksanakan rencana
(carilah hasil dengan menggunakan cara penyelesaian yang telah kamu tentukan)

Masukkan rumus pola ke ….. bilangan ganjil yaitu:


𝑈…… = 2 𝑥 …− ….
𝑈….. = … − …
𝑈….. = …..

Memeriksa kembali jawaban


(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)

Rumus pola ke … bilangan ganjil yaitu:


𝑈….. = 2 𝑥 …− ….

Jadi, banyaknya pola bilangan ganjil pada pola ke-10 adalah ……


83

Aktivitas-3

3. a) Berikut disajikan gambar pola motif

 Amati susunan motif pada gambar di bawah ini, tuliskan banyaknya motif pada setiap

gambar!

….. ….. ….. …..

 Tanpa menggambar dapatkah kalian menentukan banyaknya motif untuk susunan motif

berikutnya? Untuk membantu kalian menemukan pola berikutnya, lengkapilah langkah-

langkah berikut ini!

Banyaknya motif pada pola ke-1 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-2 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-3 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-4 = … = …

Pola bilangan yang demikian


Pola Ke-n = disebut sebagai pola
bilangan segitiga
84

b) Dari aktivitas diatas, tentukan banyaknya motif pada pola ke-30 tanpa menggambar!

Penyelesaian
Memahami masalah
(informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)

c. Diketahui :
Pola bilangan segitiga : 𝑈1 = ….
𝑈2 = ….
𝑈3 = ….
𝑈4 = ….
Ditanya :…….?
Membuat rencana penyelesaian masalah
(bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)

Untuk menyelesaikan soal bisa dengan menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan segitiga
yaitu: 𝑈𝑛 = ……

Melaksanakan rencana
(carilah hasil dengan menggunakan cara penyelesaian yang telah kamu tentukan)

Masukkan rumus pola ke ….. bilangan segitiga yaitu:


1
𝑈….. = 2 … . (… + 1)
𝑈….. = … 𝑥 (… + 1)
𝑈….. = … 𝑥 (….)
𝑈….. = …

Memeriksa kembali jawaban


(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)

Rumus pola ke … bilangan segitiga yaitu:


1
𝑈….. = 2 … . (… + 1)

Jadi, banyaknya pola bilangan segitiga pada pola ke-30 adalah ……


85

Lampiran 7 : Lembar Kerja Peserta Didik-2

Lembar Kerja Peserta Didik-2

Nama kelompok : ……….


1.
2.
3.
4.
5
Pelajaran : ……….
Materi : ……….
Kelas/Semester : …../…..

Kompetensi Dasar

3.1 Menentukan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola barisan dan barisan konfigurasi
objek

Petunjuk
1. Bacalah LKPD berikut dengan cermat.
2. Diskusikanlah LKPD ini dengan teman sekelompokmu.
3. Ikuti semua petunjuk dan langkah kerja yang disajikan di dalam LKPD.
4. Jika mengalami kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan memecahkan masalah
silahkan bertanya kepada guru.
5. Setelah selesai mengerakan LKPD, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas.
6. Alokasi waktu 55 menit
86

Aktivitas-1

Perhatikan gambar berikut!

Gambar tersebut merupakan salah satu motif batik khas Aceh, yaitu motif tolak angin.

1. a) Berikut disajikan gambar pola motif

 Amati susunan motif pada gambar di bawah ini, tuliskan banyaknya motif pada setiap

gambar!

….. ….. ….. …..

 Tanpa menggambar dapatkah kalian menentukan banyaknya motif untuk susunan motif

berikutnya? Untuk membantu kalian menemukan pola berikutnya, lengkapilah langkah-

langkah berikut ini!

Banyaknya motif pada pola ke-1 = … = …


87

Banyaknya motif pada pola ke-2 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-3 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-4 = … = …

Pola Ke-n = Pola bilangan yang


demikian disebut sebagai
pola bilangan persegi

b) Dari aktivitas diatas, tentukan banyaknya motif pada pola ke-12 tanpa
menggambar!

Penyelesaian
Memahami masalah
(informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)
Diketahui :
Pola bilangan persegi : 𝑈1 = ….
𝑈2 = ….
𝑈3 = ….
𝑈4 = ….

Ditanya :…….?
Membuat rencana penyelesaian masalah
(bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
Untuk menyelesaikan soal bisa dengan menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan persegi
yaitu: 𝑈𝑛 = ……

Melaksanakan rencana
(carilah hasil dengan menggunakan cara penyelesaian yang telah kamu tentukan)
Masukkan rumus pola ke ….. bilangan persegi yaitu:
𝑈….. = …..2
𝑈….. =… 𝑥 …
𝑈….. =…..

Memeriksa kembali jawaban


(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)

Rumus pola ke … bilangan persegi yaitu:


𝑈….. = …..2

Jadi, banyaknya pola bilangan ganjil pada pola ke-12 adalah ……


88

Aktivitas-2

2. a) Berikut disajikan gambar pola motif

 Amati susunan motif pada gambar di bawah ini, tuliskan banyaknya motif pada setiap

gambar!

….. ….. ….. …..

 Tanpa menggambar dapatkah kalian menentukan banyaknya motif untuk susunan motif

berikutnya? Untuk membantu kalian menemukan pola berikutnya, lengkapilah langkah-

langkah berikut ini!

Banyaknya motif pada pola ke-1 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-2 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-3 = … = …

Banyaknya motif pada pola ke-4 = … = …

Pola bilangan yang demikian


Pola Ke-n = disebut sebagai pola
bilangan persegi panjang
89

b) Dari aktivitas diatas, tentukan banyaknya motif pada pola ke-20 tanpa
menggambar!

Penyelesaian
Memahami masalah
(informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)

a. Diketahui :
Pola bilangan persegi panjang : 𝑈1 =
𝑈2 = ….
𝑈3 = ….
𝑈4 = ….
Ditanya :…….?

Membuat rencana penyelesaian masalah


(bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)

Untuk menyelesaikan soal bisa dengan menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan persegi
panjang yaitu: 𝑈𝑛 = ……

Melaksanakan rencana
(carilah hasil dengan menggunakan cara penyelesaian yang telah kamu tentukan)

Masukkan rumus pola ke ….. bilangan persegi panjang yaitu:


𝑈….. = … 𝑥 (… + …)
𝑈….. = … 𝑥 …
𝑈….. = …..

Memeriksa kembali jawaban


(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)

Rumus pola ke … bilangan persegi panjang yaitu:


𝑈….. . = … 𝑥 (… + …)
Jadi, banyaknya pola bilangan persegi panjang pada pola ke-20 adalah ……
90

Lampiran 8 : Soal Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

PRE-TEST

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Pola Bilangan

Kelas/ Semester : VIII/Ganjil

Alokasi Waktu : 60 Menit

Nama Siswa :

Petunjuk!

1. Mulai dengan membaca basmalah.


2. Tuliskan nama anda di tempat yang disediakan.
3. Bacalah setiap soal dengan cermat dan teliti.
4. Kerjakan terlebih dahulu yang menurut anda paling mudah.
5. Jawablah setiap soal pada lembar jawaban yang diberikan.
6. Jika telah selesai menjawab maka lembar soal beserta lembar
jawaban dikembalikankepada pengawas.

Soal

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pada gambar telah diketahui bahwa motif pertama berwarna putih dan

motif kedua berwarna biru. Warna apakah akan muncul pada motif ke-20?

2. Jika diketahui pola bilangan 4, 9, 14, 19, … maka angka pada pola ke-20

adalah…
91

3. Pak Sabar berencana merancang kain batik berbentuk motif tolak angin

dengan pola persegi seperti dibawah ini!

….

Tentukan banyak motif yang dirancang pada pola ke 20 adalah?

4. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pada motif di atas dapat dilihat bahwa, terdapat pola bilangan Ganjil yaitu

1,3,5,7,... Maka hitunglah banyaknya motif pada pola ke-12?


92

Lampiran 9 : Soal Post-test Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

POST-TEST

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Pola Bilangan
Kelas/ Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 60 Menit
Nama Siswa :

Petunjuk!

1. Mulai dengan membaca basmalah.


2. Tuliskan nama anda di tempat yang disediakan.
3. Bacalah setiap soal dengan cermat dan teliti.
4. Kerjakan terlebih dahulu yang menurut anda paling mudah.
5. Jawablah setiap soal pada lembar jawaban yang diberikan.
6. Jika telah selesai menjawab maka lembar soal beserta lembar
jawaban dikembalikankepada pengawas.

Soal

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pada motif di atas dapat dilihat bahwa, terdapat pola bilangan

persegi yaitu 1,4,9,16,... Maka hitunglah banyaknya motif pada pola

ke-25?
93

2. Dalam setiap 20 menit, pak andi merancang motif batik berbentuk tolak

angin sebanyak 4 motif, jika mula- mula ada 35 motif batik, banyak motif

batik setelah 2 jam adalah ?

3. Pak hamid berencana merancang kain batik berbentuk motif tolak angin

dengan pola segitiga seperti dibawah ini!

…….

Tentukan banyak motif yang dirancang pak hamid pada pola ke-24?

4. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pada gambar telah diketahui bahwa motif pertama berwarna putih dan

motif kedua berwarna biru. Warna apakah akan muncul pada motif ke-15?
94

Lampiran 10 : Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Soal Pre-Test

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS


SOAL PRE-TEST

Indikator Indikator Soal Level


No. Soal Alternatif Jawaban
Kognitif
1.  Menentukan  Peserta didik  Perhatikan gambar dibawah ini! Memahami masalah C4
konfigurasi objek mampu menentukan (informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)
yang berkaitan konfigurasi objek Diketahui : = putih
dengan pola yang berkaitan = biru
bilangan dengan pola Ditanya : Warna apakah akan muncul pola ke-10?
Pada gambar telah diketahui
 Menjelaskan bilangan
bahwa motif pertama berwarna Membuat rencana penyelesaian masalah
keterkaitan antar  Peserta didik
suku pola mampu menjelaskan putih dan motif kedua berwarna(bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
bilangan atau keterkaitan antar biru. Warna apakah akan muncul Misalkan: Pola motif putih adalah “P” dan warna
antar bentuk suku pola bilangan pada motif ke-10? biru adalah “B”
pada konfigurasi atau antar bentuk
objek pada konfigurasi Melaksanakan rencana
 Menggeneralisas objek (carilah hasil dengan menggunakan cara
i pola bilangan  Peserta didik penyelesaian yang telah kamu tentukan)
atau konfigurasi mampu
objek menggeneralisasi Berikut Tabel motif tolak angin
 Menyelesaikan pola bilangan atau Pola ke Warna
masalah yang konfigurasi objek 1 P
berkaitan dengan  Peserta didik 2 B
pola bilangan mampu 3 P
menyelesaikan 4 B
masalah yang 5 P
berkaitan dengan 6 B
pola bilangan 7 P
8 B
9 P
10 B

Memeriksa kembali jawaban


(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)
95

Jadi warna yang muncul pada pola ke-10 adalah


berwarna Biru.
2.  Menentukan  mampu menentukan  Jika diketahui pola bilangan 4, 9, Memahami masalah C4
konfigurasi objek konfigurasi objek 14, 19, … maka angka pada pola (informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)
yang berkaitan yang berkaitan ke-20 adalah… Diketahui :
dengan pola dengan pola Suku pertama (a) = 4
bilangan bilangan Beda (b) = 9 – 4 = 14 – 9 = 5
 Menjelaskan  Peserta didik Ditanya : ?
keterkaitan antar mampu Membuat rencana penyelesaian masalah
suku pola menjelaskan (bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
bilangan atau keterkaitan antar
antar bentuk suku pola bilangan Untuk menyelesaikan soal bisa dengan
pada konfigurasi atau antar bentuk menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan aritmatika
objek pada konfigurasi yaitu:
 Menggeneralisas objek
Melaksanakan rencana
i pola bilangan  Peserta didik (carilah hasil dengan menggunakan cara
atau konfigurasi mampu penyelesaian yang telah kamu tentukan)
objek menggeneralisasi
 Menyelesaikan pola bilangan atau Masukkan rumus pola ke-7 bilangan aritmatika
masalah yang konfigurasi objek yaitu:
berkaitan dengan  Peserta didik =
pola bilangan mampu
=
menyelesaikan
masalah yang = 4 + (6)(3)
berkaitan dengan = 22
pola bilangan
. Memeriksa kembali jawaban
(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)
Rumus pola ke-7 bilangan aritmatika yaitu:
=
Jadi, banyaknya pola bilangan aritmatika pada pola
ke-7 adalah 22
3.  Menentukan  mampu  Perhatikan pola persegi berikut! Memahami masalah C3
konfigurasi objek menentukan (informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)
yang berkaitan konfigurasi Diketahui :
96

dengan pola objek yang Pola bilangan persegi : =1


bilangan berkaitan …. =4
 Menjelaskan dengan pola =9
keterkaitan antar bilangan Ditanya : ?
suku pola  Peserta didik Tentukanlah pola persegi pada Membuat rencana penyelesaian masalah
bilangan atau mampu pola ke 20 adalah? (bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
antar bentuk menjelaskan
pada konfigurasi keterkaitan Untuk menyelesaikan soal bisa dengan
objek antar suku pola menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan persegi
 Menggeneralisas bilangan atau yaitu: =𝑛
i pola bilangan antar bentuk
atau konfigurasi pada Melaksanakan rencana
objek konfigurasi (carilah hasil dengan menggunakan cara
 Menyelesaikan objek penyelesaian yang telah kamu tentukan)
masalah yang  Peserta didik
mampu Masukkan rumus pola ke-20 bilangan persegi
berkaitan dengan
menggeneralisa yaitu:
pola bilangan
si pola bilangan =
atau konfigurasi =
objek = 400
 Peserta didik
mampu Memeriksa kembali jawaban
menyelesaikan (cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)
masalah yang
Rumus pola ke 20 bilangan persegi yaitu:
berkaitan
dengan pola =
bilangan
Jadi, banyaknya pola bilangan persegi pada pola
ke-20 adalah 400
4.  Menentukan  Peserta  Perhatikan gambar dibawah ini! Memahami masalah C3
konfigurasi objek didikmampu (informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)
yang berkaitan menyebutkan Diketahui :
dengan pola kembali Pola bilangan ganjil : =1
bilangan suatukonsep =3
 Menjelaskan matematika yang =5
keterkaitan antar telah Pada motif di atas dapat =7
suku pola dipelajari. dilihat bahwa, terdapat pola Ditanya : ?
97

bilangan atau  Peserta bilangan Ganjil yaitu 1,3,5,7,...


antar bentuk didikmampu Maka hitunglah banyaknya motif Membuat rencana penyelesaian masalah
pada konfigurasi membedakan yang (bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
objek mana pada pola ke-12?
 Menggeneralisas contohpersegi dan Untuk menyelesaikan soal bisa dengan
i pola bilangan persegipanjang menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan ganjil
atau konfigurasi serta bukancontoh yaitu: = 𝑛
objek dari persegidan
 Menyelesaikan persegi Melaksanakan rencana
masalah yang (carilah hasil dengan menggunakan cara
berkaitan dengan penyelesaian yang telah kamu tentukan)
pola bilangan
Masukkan rumus pola ke-12 bilangan ganjil yaitu:
=
=
=

Memeriksa kembali jawaban


(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)

Rumus pola ke 12 bilangan ganjil yaitu:


=
Jadi, banyaknya pola bilangan ganjil pada pola ke-
12 adalah 23
98
98

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS


SOAL POSTTEST
Indikator Indikator Level
No. Soal Alternatif Jawaban
Soal Kognitif
1.  Menentukan  Peserta didik  Perhatikan gambar dibawah ini! Memahami masalah C3
konfigurasi mampu (informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)
objek yang menentukan Diketahui :
berkaitan konfigurasi Pola bilangan persegi : =1
dengan pola objek yang =4
bilangan berkaitan =9
 Menjelaskan dengan pola = 16
keterkaitan bilangan Pada motif di atas dapat dilihat bahwa,Ditanya : ?
antar suku  Peserta didik terdapat pola bilangan persegi yaitu
pola bilangan mampu Membuat rencana penyelesaian masalah
atau antar menjelaskan 1,4,9,16,... Maka hitunglah banyaknya (bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
bentuk pada keterkaitan motif pada pola ke-25?
konfigurasi antar suku Untuk menyelesaikan soal bisa dengan
objek pola bilangan menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan persegi
 Menggenerali atau antar yaitu: =𝑛
sasi pola bentuk pada Melaksanakan rencana
bilangan atau konfigurasi (carilah hasil dengan menggunakan cara
konfigurasi objek penyelesaian yang telah kamu tentukan)
objek  Peserta didik
 Menyelesaika mampu Masukkan rumus pola ke-25 bilangan persegi yaitu:
n masalah menggeneralis =
yang asi pola =
berkaitan bilangan atau = 625
dengan pola konfigurasi
objek Memeriksa kembali jawaban
bilangan
(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)
 Peserta didik
mampu
Rumus pola ke 25 bilangan persegi yaitu:
menyelesaikan
masalah yang =
berkaitan
dengan pola Jadi, banyaknya pola bilangan persegi pada pola ke-
25 adalah 625.
99

bilangan
2.  Menentukan  mampu  Dalam setiap 20 menit, pak andi Memahami masalah C4
konfigurasi menentukan merancang motif batik berbentuk tolak (informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)
objek yang konfigurasi angin sebanyak 4 motif, jika mula- mula Diketahui :
berkaitan objek yang
ada 35 motif batik, banyak motif batik 𝑎 = 35
dengan pola berkaitan
bilangan dengan pola setelah 2 jam adalah ? 𝑟=4
 Menjelaskan bilangan 𝑛 = 2 𝑗𝑎𝑚 = 120 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = =6
keterkaitan  Peserta didik
antar suku mampu Ditanya : ?
pola bilangan menjelaskan
atau antar keterkaitan Membuat rencana penyelesaian masalah
bentuk pada antar suku (bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
konfigurasi pola
objek bilangan Untuk menyelesaikan soal bisa dengan
 Menggenerali atau antar menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan geometri
sasi pola bentuk pada yaitu 𝑛 = 𝑎𝑟𝑛−1
bilangan atau konfigurasi
konfigurasi objek Melaksanakan rencana
objek  Peserta didik (carilah hasil dengan menggunakan cara
penyelesaian yang telah kamu tentukan)
 Menyelesaika mampu
n masalah menggeneral
𝑛 = 35x26−1
yang isasi pola
berkaitan bilangan 𝑛 = 35x25
dengan pola atau 𝑛 = 35x32
bilangan konfigurasi 𝑛 = 1.120
objek
 Peserta didik Memeriksa kembali jawaban
mampu (cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)
menyelesaik
an masalah Jadi, banyaknya amoeba setelah 2 jam adalah 1.120.
yang .
berkaitan
dengan pola
bilangan
.
100

3  Menentukan  Peserta didik  Pak hamid berencana merancang kain Memahami masalah C3
konfigurasi mampu batik berbentuk motif tolak angin dengan (informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)
objek yang menentukan pola segitiga seperti dibawah ini!
berkaitan konfigurasi a. Diketahui :
dengan pola objek yang Pola bilangan segitiga =1
bilangan berkaitan =3
 Menjelaskan dengan pola ……. =6
keterkaitan bilangan Ditanya : ?
antar suku  Peserta didik Membuat rencana penyelesaian masalah
pola bilangan mampu Tentukan banyak motif yang dirancang (bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
atau antar menjelaskan pak hamid pada pola ke-24?
bentuk pada keterkaitan Untuk menyelesaikan soal bisa dengan
konfigurasi antar suku menggunakan rumus pola ke-𝑛 bilangan segitiga
objek pola bilangan yaitu: = 𝑛 n + 1)
 Menggenerali atau antar
sasi pola bentuk pada Melaksanakan rencana
bilangan atau konfigurasi (carilah hasil dengan menggunakan cara
konfigurasi objek penyelesaian yang telah kamu tentukan)
objek  Peserta didik
 Menyelesaika mampu Masukkan rumus pola ke-24 bilangan segitiga yaitu:
n masalah menggeneralis = 24 + 1)
yang asi pola =12 24 + 1)
berkaitan bilangan atau = 25)
dengan pola konfigurasi = 300
bilangan objek Memeriksa kembali jawaban
 Peserta didik (cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)
mampu
menyelesaikan Rumus pola ke-24 bilangan segitiga yaitu:
masalah yang
berkaitan = 24 + 1)
dengan pola
bilangan Jadi, banyaknya pola bilangan segitiga pada pola ke-
24 adalah 300
101

4.  Menentukan  mampu  Perhatikan gambar dibawah ini! Memahami masalah C4


konfigurasi menentukan (informasi apa saja yang kamu dapat dari soal)
objek yang konfigurasi Diketahui : = putih
berkaitan objek yang = biru
dengan pola berkaitan Pada gambar telah diketahui bahwa motif Ditanya : Warna apakah akan muncul pola ke-15?
bilangan dengan pola pertama berwarna putih dan motif kedua Membuat rencana penyelesaian masalah
 Menjelaskan bilangan berwarna biru. Warna apakah akan (bentuk sebuah model atau cara penyelesaiannya)
keterkaitan  Peserta didik muncul pada motif ke-15?
antar suku mampu Misalkan: Pola motif putih adalah “P” dan warna
pola bilangan menjelaskan biru adalah “B”
atau antar keterkaitan
bentuk pada antar suku Melaksanakan rencana
konfigurasi pola bilangan (carilah hasil dengan menggunakan cara
objek atau antar penyelesaian yang telah kamu tentukan)
 Menggenerali bentuk pada
konfigurasi Berikut Tabel motif tolak angin
sasi pola
objek Pola ke Warna
bilangan atau
konfigurasi  Peserta didik 1 P
objek mampu 2 B
 Menyelesaika menggeneralis 3 P
n masalah asi pola 4 B
yang bilangan atau 5 P
berkaitan konfigurasi 6 B
dengan pola objek 7 P
bilangan  Peserta didik 8 B
mampu 9 P
menyelesaikan 10 B
masalah yang 11 P
berkaitan 12 B
dengan pola 13 P
bilangan 14 B
15 P
Memeriksa kembali jawaban
(cek kembali hasil dan tarik kesimpulan)
Jadi warna yang muncul pada pola ke-15 adalah
berwarna Putih.
102
102

Lampiran 12 : Lembar Validasi Dosen


103
104
105
106
107
108
109
110

Lampiran 12 : Lembar Validasi Guru


111
112
113
114
115
116
117
118

Lampiran 13 : Daftar Tabel


119
120
121

Lampiran 14 : Foto penelitian

Peserta didik memberi salam kepada Guru

Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan


permasalahan pada LKPD
122

Peserta didik mengamati soal tes yang diberikan Guru

Peserta didik mengerjakan soal tes yang diberikan Guru


123

Lampiran 15 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


1. Nama Lengkap : Nahri Saji
2. Tempat / Tanggal Lahir : Desa Pisang / 07 Januari 2001
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Kebangsaan : Indonesia
6. Status Perkawinan : Belum Kawin
7. Alamat : Desa Lambateung, Kajhu Baitussalam Aceh Besar
8. Nama Orang Tua
a. Ayah : Saiful
b. Ibu : Lismawati
9. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Petani
b. Ibu : PNS
10. Alamat Orang Tua : Desa Pisang, kec. Labuhanhaji, Kab. Aceh Selatan
11. Riwayat Pendidikan
a. SD / MI : SD Negeri Kauman Pisang tamat tahun 2012
b. SMP /MTs : SMP Muhammadiyah tamat tahun 2015
c. SMA / MA : SMA Negeri Unggul Darussalam Labuhanhaji
tamat tahun 2018
d. Perguruan Tinggi : Prodi Pendidikan Matematika UIN Ar-Raniry
masuk tahun Ajaran 2018/2019

Banda Aceh, 29 Maret 2023


Penulis

NAHRI SALJI
NIM. 180205083

Anda mungkin juga menyukai