Anda di halaman 1dari 71

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN

PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR


KRITIS SISWA

oleh
Sukma Handayani
NIM 1501030341

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2019
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN
PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA

Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh
Sukma Handayani
NIM 1501030341

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2019

ii
iii
iv
vi
MOTTO

“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
(QS. Ali’ Imran:190)

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

“Skripsi ini saya persembahkan kepada orang tua (Bq. Nurhalimah dan
Suhadi) yang tidak ada hentinya memberi dukungan dan do’a. Suami saya
(Musta’mam) yang selalu mendukung setiap langkah ini, dan tentunya selalu
memberi kasih sayang support dan do’a. Anak saya (Imania Mustakmila) yang
ikut merasakan pernjuangan menyelesaikan tugas akhir ini. Adik saya
(Oktavia Handayani) yang telah memberiku motivasi dan kiriman do’a. Ibu
dan Bapak mertua yang sangat pengertian dan selalu mendung. Sahabat-
sahabat saya (Ima, Imah dan Rabiatun) yang mengiringi setiap langkah saya.
Bapak Dosen Pembimbing, Penguji dan Pengajar, yang selama ini telah tulus
dan ikhlas meluangkan waktu untuk menuntun dan mengarahkan saya,
memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya
menjadi lebih baik.”

viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagaimana mestinya. Skripsi ini penulis ajukan dalam rangka melengkapi salah

satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Pendidikan SI pada jurusan tadris

matematika fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan institus agama islam negeri

mataram.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepad dari bantuan berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih banyak kepada:

1. Bapak Erpin Evendi, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Bapak Sofyan

Mahfudy, M.Pd selaku dosen pembimbing II, dengan penuh keikhlasan serta

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi

kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

2. Bapak Dr. Al Kusaeri, M.Pd selaku ketua program studi tadris matematika

fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan institut agama islam negeri mataram.

3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Mataram.

4. Dekan dan Rektor fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan institut agama islam

negeri mataram yang telah mengadakan

5. Sahabat-sahabat seperjuangan (Saiyah dan Eka) yang telah mendukung dan

memberikan motivasi.

6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 khususnya keluarga besar kelas B

Program Study Tadris Matematika

ix
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

Sebagai insan biasa, kesalahan dan kekurangan terhimpun pada diri

penulis dalam menyusun skripsi ini. Degala kerendahan hati, penulis

mengharapkan keritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.

Mataram, Desember 2019

Penulis

Sukma Handayani

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i


HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................. vi
HALAMAN MOTTO .......................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv
ABSTRAK ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1


A. Latar belakang .............................................................. 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah .................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat ..................................................... 6
D. Definisi Operasional ..................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 10
A. Kajian Pustaka .............................................................. 10
B. Kerangka Berpikir ........................................................ 25
C. Hipotesis Penelitian ...................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 27
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................... 27
B. Populasi dan Sampel .................................................... 27
C. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................... 28
D. Variabel Penelitian ....................................................... 28
E. Desain Penelitian .......................................................... 28
F. Instrument/ Alat dan Bahan Penelitian ........................ 29
G. Teknik Pengumpulan Data/ Prosedur Penelitian .......... 29
xi
H. Teknik Analisis Data .................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 38
A. Hasil Penelitian ............................................................ 38
B. Pembahasan .................................................................. 51
BAB V PENUTUP ........................................................................... 58
A. Kesimpulan .................................................................. 58
B. Saran ............................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol
Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Lampiran 9 Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 10 Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata Perindikator Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 11 Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata Perindikator Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 12 Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 13 Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata Perindikator Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 14 Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata Perindikator Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Posttest Kelas Kontrol

xiii
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Pendekatan Open Ended
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Oleh:
Sukma Handayani
NIM 1501030341

ABSRTAK

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk


mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open ended
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII MTs NW Putra Narmada.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis eksperimen dengan desain Rendomzed
Countrol-Group Pretest-Posttest Design, penelitian ini fokus pada kemampuan
berpikir kritis siswa, sampel terdiri dari kelas VIII B sebagai kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open ended
dan kelas VIII D sebagai kelas control dengan model pembelajaran inkuiri.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. data dianalisis menggunakan uji-
t. berdasarkan analisis data uji-t dengan taraf kesalahan sebesar 5% diperoleh
, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open ended terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa. Rata-rata skor kemampuan berpikir kritis kelas
ekperimen 73,23, sedangkan pada kelas control 67,9.

Kata kunci: model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open ended, berpikir
kritis siswa

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara aktif. Hal ini dimaksud

agar mereka memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan jelas merupakan hal

yang sangat penting dan wajib dijalani oleh setiap manusia. Pendidikan juga

menjadi faktor penentu maju tidaknya seseorang. Maka dari itu, siapapun

yang ingin memperbaiki kualitas hidupnya, haruslah meningkatkan kualitas

pendidikannya.

Berbicara mengenai Pendidikan yang berkualitas, erat kaitannya

dengan proses pembelajaran yang baik dan benar. Jadi, untuk mendapatkan

Pendidikan yang baik, proses pembelajaran yang dijalanipun harus benar,

termasuk di dalamnya pembelajaran matematika. Matematika memiliki peran

yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang tengah terjadi.1 Perkembangan matematika dan teknologi merupakan

1
Nanden Faridah, Isrok’atun dan Ani Nur Aeni, “Pendekatan Open Ended Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Keprcayaan Diri Siswa”, Pena
Ilmiah, Vol. 1, No.1, 2016, hlm. 1.

1
fondasi kehidupan setiap hari sehingga matematika tetap harus dipelajari.2

Mempelajari matematika tidak hanya terbatas pada pemecahan masalah

dengan menggunakan formula-formula yang kompleks, tetapi juga

merupakan batu pijakan mengenai bagaimana cara seseorang berpikir dan

menerapkan apa yang telah dipelajari. Ada dua hal yang merupakan bagian

dari tujuan matematika yaitu pembentukan sifat berpikir kritis dan berpikir

kreatif.3

Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh siswa untuk

mengasah kinerja otak, sehingga siswa terbiasa untuk berpikir kritis dalam

kehidupan.4 Berpikir kritis dapat digunakan untuk memecahkan masalah,

membuat keputusan yang masuk akal, menganalisis dan mengevaluasi

informasi secara lebih baik. Adanya kemampuan berpikir kritis bagi siswa

diharapkan mampu terbebas dari pemikiran yang sempit, memiliki pemikiran

ilmiah, dan mampu menyelesaikan masalah, bukan hanya pada pembelajaran

tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.5

Pentingnya berpikir kritis juga dijelaskan dalam ayat al-Qur’an yaitu

surah Ali Imran ayat 190-191

2
Vivi Nur Koryah dan Idris Harta, “Pengaruh Open Ended terhadap Prestasi Belajar,
Berpikir Kritis dan Kepercayaan Diri Siswa SMP”, Pendidikan Matematika, Vol. 10, No. 1, Juni
2015, hlm. 97.
3
Debra Pratama Sakti, Hartanto dan I Wayan Dharmayana, “Pengaruh Pendekatan Open
Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”,
Triadik, Vol. 15, No. 2, Oktober 2016, hlm. 1.
4
Ibid., hlm. 1.
5
Faristin Amala, “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Kompetensi Dasar Menerima
Dan Menyampaikan Informasi Bagi Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Di SMK Cut Nya’
dien Semarang”, (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2013), hlm.6.

2
َ‫} الَّ ِذيهَ يَ ْذ ُكزُون‬091{ ‫ب‬ ِ ‫ت ألُوْ لِي ْاألَ ْلبَا‬
ٍ ‫ار ألَيَا‬ِ َ‫ف الَّي ِْل َوالىَّه‬ ِ ْ‫ت َو ْاألَر‬
ْ ‫ض َو‬
ِ َ‫اختِال‬ ِ ‫} إِ َّن فِي خَ ْل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
ِ َ‫ض َربَّىَا َما َخلَ ْقتَ هَ َذا ب‬
ً‫اطال‬ ِ ْ‫ت َو ْاألَر‬ ِ ‫للاَ قِيَا ًما َوقُعُىدًا َو َعلَى ُجىُىبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكزُونَ فِي خَ ْل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
ِ َّ‫اب الى‬
}090{ ‫ار‬ َ ‫ك فَقِىَا َع َذ‬
َ َ‫ُس ْب َحاو‬

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
“Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”.6

Kandungan ayat di atas yaitu Allah mewajibkan kepada umatnya

untuk menuntut ilmu dan memerintahkan menggunakan pikiran untuk

merenungkan alam, langit dan bumi, kemudian dari hasil berpikir tersebut,

manusia hendaknya merenungkan dan menganalisa semua yang ada di alam

semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan.

Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan

menekankan kepada keputusan tentang apa yang harus dipercaya atau

dilakukan.7 Ennis mengemukakan 5 aspek dalam berpikir kritis adalah focus

(focus), reason (alasan), inference (simpulan), situation (situasi), clarity

(kejelasan), dan overview (tinjauan ulang).8 Menurut Anderson dalam Anisa

dkk, siswa dikatakan berpikir ktitis apabila memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi.9 Selain itu juga Yandri mengatakan bahwa siswa yang mampu berpikir

6
QS ali Imran [3]:190-191.
7
Zetriuslita, Rezi Ariawan dan Hayatun Nufus, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Uraian Kalkullus Integral Berdasarkan Level
Kemampuan Mahasiswa”, Ilmiah, Vol. 5, No. 1, Februari 2016, hlm. 57.
8
Ibid., hlm. 57.
9
Anisa Zahra, dkk, “Peningkatan Motivasi Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Pada Materi Ekosistem Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing”, Pendidikan Biologi,
Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 79.

3
kritis, tidak hanya sekedar menyelesaikan masalah, namun juga mampu

memberikan alasan yang logis atas jawaban atau solusi yang diberikan.10

Berpikir kritis sangat ditekankan pada kurikulum 2013, yaitu

peranan siswa lebih aktif dari pada guru saat proses pembelajar berlangsung.

Hal ini terbukti pada KI dalam kurikulum 2013 yang berisi aspek

pengetahuan yaitu memahami dan menerapkan pengetahuan sehingga siswa

dituntun untuk memiliki rasa ingin tahu. Dengan demikian adanya rasa ingin

tahu pada diri siswa secara tidak langsung proses berpikir kritispun terjadi.

Kemampuan berpikir dapat berkembang dengan baik apabila dalam

proses pembelajaran peserta didik dilatih agar mampu memperoleh,

mengelola, menganalisis, serta memanfaatkan informasi untuk menemukan

penyelesaian dari suatu keadaan atau masalah yang sulit.11 Menurut Trilling

dan Fadel dalam Yandri mengatakan berpikir kritis dan kreatif dapat

dikembangkan melalui pembelajaran bermakna yang dilakukan dengan

menggabungkan pertanyaan (open ended) dan masalah.12 Susanto dalam

bukunya mengatakan bahwa, kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan

melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).13 Guru

yang sukses bukan sekedar menyajikan materi secara kharismatik dan

persuasive, tetapi mereka yang melibatkan para siswa dalam tugas yang sarat

10
Yandri, “Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Melalui Bahan Ajar
Matematika Dengan Pendekatan Open Ended” ISBN: 978-979-16353-9-4. Seminar Nasional
Yogyakarta 2013, hlm. 645.
11
Dina Ari Kusumawati, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Melalui Pendekatan Game Based Learning”, (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018).
hlm.2.
12
Yandri…, hlm. 644.
13
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Kencana, 2013), hlm. 128-129.

4
muatan kognitif dan sosial serta mengajari mereka bagaimana mengerjakan

tugas tersebut secara produktif.14

Pembelajaran matematika di sekolah kurang mendorong peserta

didik untuk berpikir kritis. Hal ini, terbukti pada siswa kelas VIII MTs NW

Putra Narmada, berdasarkan observasi awal terlihat pembelajaran

berlangsung satu arah atau teacher centred yang menyebabkan siswa tidak

aktif mengikuti pembelajaran. Siswa tidak aktif mempertanyakan datangnya

rumus-rumus yang diberikan oleh guru, ketika diberikan soal latihan siswa

hanya terpaku dengan contoh soal yang diberikan oleh guru.15 Hal tersebut

kurang memberikan ruang kepada siswa untuk melatih kemampuan berpikir

kritisnya, karena siswa hanya menerima materi yang diberikan oleh guru dan

cenderung untuk menyelesaikan masalah matematika dengan melihat contoh

yang sudah ada.

Dengan demikian, upaya pemilihan model pembelajaran yang tepat

sangat diperlukan agar proses pembelajaran matematika dapat melatih

kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran inkuiri dan pendektan

open ended merupakan model pembelajaran dan pendekatan yang menjadikan

siswa sebagai subjek belajar. Model pembelajaran ikuiri merupakan model

pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah, dalam menyelesaikan

masalah tersebut siswa dibimbing oleh guru, guru hanya sebagai fasilitator.

Kesempatan luas pada pendekatan open ended memungkinkan siswa berpikir

14
Vivi Nur Koryah dan Idris Harta…, hlm. 98.
15
Observasi tanggal 29 juli 2019

5
secara lebih mendalam di mana berpikir kritis merupakan berpikir secara

mendalam dan merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi.16

Oleh karena itu peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh Model

Inkuiri Dengan Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa”, dengan lokasi penelitian pada MTs NW putra Narmada.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah

“Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan

open ended terhadap kemampuan berpikir kritis siswa?”

Sedangkan Batasan masalah yang menjadi fokus penelitian ini

terbatas pada “Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Pendekatan Open Ended

Sebagai Suatu Model Pembelajaran Yang Membantu Siswa Dalam Berpikir

Kritis Siswa Kelas VIII Mts NW Putra Narmada Tahun Pelajaran 2019/2020

Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel”

C. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini

adalah “Untuk Mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dengan

Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”.

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini

sebagai berikut:

16
Debra Patama Sakti, dkk, …, hlm. 2.

6
1. Manfaat Teoretis

a. Untuk menambah wawasan dalam pembelajaran matematika.

b. Untuk perkembangan ilmu penelitian ini bisa menjadi refensi untuk

penelitian yang lebih lanjut mengenai model pembelajaran inkuiri.

c. Sebagai bahan referensi untuk mengetahui tingkat pemecahan dengan

berpikir kritis dalam pembelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

1) Siswa menjadi terbiasa berpikir kritis karena dituntun

menyelesaikan masalah sendiri

2) Siswa menjadi memiliki pengalaman banyak untuk menentukan

sesuatu dalam menjawab permasalahan

3) Siswa menjadi terbiasa berikir kritis karena diberikan

permasalahan yang bersifat terbuka

b. Guru

1) Pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih aktif dan

bermakna

2) Menjadi bahan masukan bagi guru-guru matematika untuk

menerapkan model inkuiri dengan pendekatan open ended

c. Peneliti

1) Peneliti bisa belajar melakukan penelitian sehingga kedepannya

dapat melakukan penelitian dengan baik

7
2) Peneliti mendapatkan refrensi untuk diterapkan ketika menjadi

guru

D. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran Inkuri merupakan suatu pembelajaran yang

menjadikan siswa sebagai subjek belajar atau disebut sebagai stundent

centered. Model pembelajaran ini akan memimbing siswa dalam

memecahkan masalah yang disajikan oleh guru. Sehingga terjadi

interaksi siswa dengan siswa, guru dengan siswa, dan siswa dengan

materi.

2. Pendekatan open ended

Pendekatan open ended merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang bersifat terbuka

kepada siswa. Permasalahan yang disajikan tersebut dirancang memiliki

berbagai metode penyelesaian. Sehingga siswa tidak terpaku oleh satu

penyelesaian yang diberikan oleh guru pada saat diterangkan. Tetapi

melatih siswa untuk berpikir menyeleaikan permasalahan terebut dengan

cara mereka sendiri.

3. Berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif

yaitu berpikir dengan pertimbanan yang aktif, peristen dan cerat dari

suatu keyakinan atau bentuk-bentuk pengetauan yang menerani bagian

8
dasar yang mendukungnya dan kesimpulan- kesimpulan dari

kecenderungan- kecenderungan. Berpikir kritis sebagai proses yang aktif

berlawanan dengan berpikir pasif yang hanya menerima saja ide-ide atau

informasi dari orang lain.

9
BAB II

KAJIAN PPUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Telaah Pustaka

a. Fahrurrozi17

Hasil analisis data menunjukkan pada uji bemferoni,

signifikan yang didapatkan lebih kecil dari , sehingga dapat

disimpulkan penelitian menujukkan bahwa pembelajaran dengan

pendekatan open ended berbasis kecerdasan emosional berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis dan

kecerdasan emosional mahasiswa daripada menggunakan metode

konvensional.

Persamaan penelitian yaitu sama-sama meneliti pengaruh

pembelajaran open ended, dengan variabel terikat kemampuan

berpikir kritis siswa. Jenis penelitian yaitu penelitian eksperimen

semu dengan desain pretest-posttest nonequivalent group design.

Sampel dalam penelitian dipilih secara random.

Perbedaan terletak pada variabel terikat yaitu memiliki dua

variabel terikat, kemampuan berpikir kritis dan kecerdasan emosional.

Penelitian ini juga menggunakan model pembelajaran inkuiri.

Instrument penelitian berupa angket kecerdasan emosional dan tes


17
Fahrurrozi, “Pengaruh Pembelajaran Open Ended Berbasis Kecerdasan Emosional
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kecerdasan Emosional Mahasiswa”, Jurnal Beta, vol.
8, No. 1, Mei 2015, hlm.1.

10
kemampuan berpikir kritis siswa. Data dianalisis secara multivarat

dan ditindak lanjut menggunakan univarat.

b. Vivi Nur Koriyah dan Idris Harta18

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendekatan open

ended terhadap prestasi belajar matematika, kemampuan berpikir

kritis, dan kepercayaan diri siswa SMPN di kecamatan Kebumen,

tidak terdapat pengaruh sekolah serta tidak terdapat interaksi antara

pendekatan open ended dan sekolah terhadap prestasi belajar

matematika, kemampuan berpikir kritis, dan kepercayaan diri siswa

SMP.

Persamaan penelitian, meneliti pengaruh open ended. Jenis

penelitian yang digunakan yaitu penelitian ekpserimen semu dengan

desain pretest dan posttest.

Perbedaan penelitian, terletak pada variabel terikat yaitu

prestasi belajar, berpikir kritis dan kepercayaan diri siswa, sedangkan

peneliti hanya fokus pada kemampuan berpikir kritis siswa.

c. Yono Edy Kristanto dan Herawati Sisilo19

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis dibandingkan dengan siswa yang

diajarkan menggunakan model pembeajaran konvensional.

Vivi Nur Koriyah dan Idris Harta, …, hlm. 1.


18

Yono dan Herawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap


19

Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa”, vol. 22, No. 2, Oktober 2015, hlm. 1.

11
Persamaan penelitian yaitu menggunakan metode eksperimen

semu. Desain penelitian menggunakan Pretest Countrol Group

Design. Variabel terikat kemampuan berpikir kritis siswa.

Perbedaan dengan penelitian terletak pada variabel terikat

yaitu kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar. Analisis data

menggunakan analisis deskriptif dan analisis kovarium. Sedangkan

peneliti menggunakan analisis uji t.

d. Setya Prihatiningtyas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Inkuiri dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar. Terlihat

persentase motivasi belajar lebih besar dibandingkan sebelum

diberikan metode pembelajaran inkuiri. Metode yang digunakan

penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil belajar siswa diukur melalui

posttest dan instrument menggunakan skala Likert.

Persamaan Penelitian, variabel bebas model pembelajaran

inkuiri. Perbedaan terletak pada variabel terikat hasil belajar dan

motivasi belajar

e. Burhan20

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan open ended

terjadi perubahan positif, dipengaruhi oleh aktivitas siswa dan

20
Burhan, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif TIPE STAD Dengan Pendekatan Open
Ended Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Dan Berpikir
Kreatif Peserta Didik”, Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika, vol. 1, No. 2, Agustus
2018, hlm. 1.

12
kemampuan guru mengelola pembelajaran. Penerapan pembelajaran

tipe STAD dengan pendekatan open ended dapat meningkatkan

kemampuan koneksi matematika dan berpikir kreatif siswa.

Persamaan penelitian, menggabungkan model dengan

pendekatan. Perbedaan dalam penelitian, model yang digunakan yaitu

model inkuiri dan variabel terikat yaitu kemampuan berpikir kreatif

siswa.

2. Telaah Teori

1) Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang

dirancang untuk membimbing siswa sbagaimana meneliti masalah dan

pertanyaan brdasarkan fakta. Model inkuiri menekankan pada proses

mencari dan menemukan, perasn siswa dalam model ini adalah

mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah dalam suatu

materi pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator. Menurut

Isrok’atun Model pembelajaran inkuiri merupakan suatu pembelajaran

yang menjadikan siswa sebagai subjek belajar atau disebut student

centred.21 Sedangkan menurut Sanjaya dalam Israwani mengatakan

bahwa Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran

yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis dalam

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan

21
Isrok’tun dan Amelia Rosmala …, hlm. 53.

13
yang dipertanyakan.22 Menurut Sari dkk dalam Israwani mengatakan

pembelajaran inkuiri terbimbing diawali dengan pertanyaan atau

masalah yang diberikan guru, kemudian siswa sendiri yang

memecahkan permasalahan tersebut melalui pemikiran siswa yang

kritis.23 Pada model pembelajaran inkuiri pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh oleh siswa diharapkan bukan hasil

mengingat seperangkat fakta-fakta. Tetapi hasil dari menemukan

sendiri.24

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat

disimpulkan model inkuiri yaitu model pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir kritis dan analisis siswa dalam

menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan dengan

bimbingan guru, sehingga menjadikan siswa sebagai subjek belajar

atau student centred.

2) Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri

Ada 5 sintak model pembelajaran inkuiri menurut Isrok’atun

yaitu: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan

data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.25

22
Israwani, “Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Operasi Hitung
Bilangan Di Kelas I SD Negeri 53 Banda Aceh”, Peluang, Vol. 3, No. 2, April 2015, hlm. 196
23
Ibid., hlm, 203.
24
Ratni Purwasih, “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Dan Self
Confidence Siswa Mts Di Kota Cimahi Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing”, Ilmiah
STKIP Silawangi Bandung, Vol. 9, No. 1, Maret 2015, hlm. 18.
25
Isrok’tun dan Amelia Rosmala, Model-model…, hlm.56-57.

14
a) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa

siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Pada

tahap ini, guru menyajikan suatu permasalahan melalui

demonstrasi soal cerita maupun masalah yang terdapat dalam

LKS. Perumusan masalah ini sudah dirancang oleh guru untuk

mengarahkan siswa pada suatu konsep materi dalam

pembelajaran matematika.

b) Merumuskan Hipotesis

Kegiatan siswa menggunakan kemampuan berpikirnya

melalui pendapat-pendapat yang diajukan. Hasil dari pemahaman

siswa terhadap masalah yang disajikan akan membantu siswa

dalam merumuskan jawaban sementara, hasil yang diperoleh dari

permasalahan yang dihadapi. Siswa dapat mengamati dan

menggunakan logika dalam merumuskan jawaban sementara.

c) Mengumpulkan Data

Hipotesis yang dirumuskan siswa harus didukung oleh

berbagai sumber dan fakta. Dalam hal ini, siswa dapat

mengumpulkan banyak data dengan cara membaca informasi

terkait atau mengumpulkan data yang telah tersaji dalam

permasalahan, dan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki

sebelumnya dalam memperoleh jawaban.

15
d) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan atas

jawaban yang diberikan siswa. Selanjutnya siswa menguji

kebenaran jawaban yang telah diberikan dari hasil mengumpulkan

data. Dalam hal ini siswa berbagi informasi dengan kelompok

lain untuk memperlancar komunikasi.

e) Menarik Kesimpulan

Menarik Kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Menarik kesimpulan merupakan hal yang utama dalam

pembelajaran. Biasanya yang terjadi dalam pemblajaran, karena

banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang

dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak

dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang

akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa jawaban

yang tepat.

3) Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Isrok’atun dalam model-model pembelajaran

matematika.

a) Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran

b) Menumbuhkan dan sekaligus menanamkan sikap menemukan

c) Mendukung kemampuan problem solving siswa

16
d) Memberikan wahana interaksi pemblajaran untuk mencapai tingkat

kemampuan siswa yang tinggi26

4) Kekurangan Model Inkuiri

a) Tidak semua materi cocok menggunakan model pembelajaran

inkuiri terbimbing

b) Memerlukan waktu yang cukup lama

c) Tidak semua siswa dapat mengukuti pelajaran dengan cara ini27

5) Karakteristik Model Inkuiri

Menurut Sanjaya dalam Isrok’atun dan Amelia sebagai

berikut:

a) Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari

dan menemukan.

b) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari

dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan

c) Tujuan mengembangkan kemampuan berpikir sistematis,logis dan

kritis, atau mengembangkan intelektual sebagai bagian dari proses

mental.28

6) Pengertian open ended

Menurut Isrok’atun dan Amelia Rosmala, pendekatan open

ended yaitu pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah,

dimana masalah yang diberikan dirancang memiliki berbagai macam

26
Isrok’tun dan Amelia Rosmala…, hlm.121-122.
27
Ibid., hlm.60.
28
Ibid., hlm 56.

17
penyelesaian.29 Sejalan dengan pendapat Raden dan Idris, pendekatan

open ended merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah

dengan berbagai cara, kemudian didiskusikan untuk saling

membandingkan hasil pekerjaan.30

Berdasarkan beberapan pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pendekatan open ended merupakan pembelajaran

yang diawali dengan pemberian masalah yang dirancang memiliki

berbagai cara dalam menyelesaikan masalah tersebut, dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah

dengan cara ia sendiri. Sehingga kemampuan berpikir kritis siswa

terlatih.

7) Langkah-langkah pendekatan open ended

Menurut Huda dalam Nanden Farida, Isrok’atun dan Ani Nur

Aeni menyebutkan bahwa sintak pembelajaran dengan pendekatan

open ended memiliki empat tahapan yaitu tahap menghadapkan siswa

pada masalah terbuka, tehap membimbing siswa menemukan solusi

dari permasalahan yang dihadapkan, tahap membiarkan siswa mencari

solusi dan terakhir yaitu tahap siswa menyajikan hasil temuannya.31

29
Maryam Nasution, “Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika”,
Forum Pedagogik, Vol. 05, No. 01, Januari 2013, hlm. 83.
30
Raden Heri dan Idris Harta, “Pengaruh Pendekatan Open Ended Dan Pendekatan
Kontekstual Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Sikap Siswa Terhadap Matematika”,
Riset Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 2, November 2014, hlm. 243.
31
Nanden Faridah, dkk, “Pendekatan Open Ended Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis Dan Kepercayaan Diri Siswa”, Pena Ilmiah, Vol. 1, No. 1, Januari
2016, hlm. 1064.

18
Yasimoto dalam Fahrurrozi, menyatakan pengembangan

pembelajaran dengan pendekatan open ended dilaksanakan dengan

dua periode yaitu:

a) Periode pertama

Mengelompokkan siswa dengan anggota setiap

kelompok 4 rang siswa. Setiap siswa dan kelompok diberikan

lembar soal dan lembar kerja tempat menuliskan ide-ide. Masing-

masing siswa mencari solusi dari permasalahan yang diberikan

pada lembar kerja dan mendiskusikan dalam kelompoknya.

Selanjutnya hasil permikiran setiap siswa dirangkum dalam

lembar kerja kelompok.

b) Periode kedua

Hasil diskusi setiap kelompok diipresentasikan di depan

kelas dan kemudian merangkum hasil diskusi setiap kelompok.32

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

pendekatan open ended memiliki langkah-lanhkah sebagai

berikut:

a) Membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan

orang siswa

b) Menyajikan masalah open ended yaitu masalah yang memiliki

beragam penyelesaian

c) Membimbing dan mengarahkan siswa menyelesaikan masalah

32
Fahrurrozi…, hlm. 18.

19
d) Memberikan siswa menyelesaikan masalah

e) Menyajikan hasil temuan

8) Kelebihan Pendekatan Open Ended

Menurut Suherman dalam Turmuzi pendekatan open ended

memiliki beberapa keungguan diantaranya sebagai berikut:33

a) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspresikan idenya

b) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

pengetahuan dan keterampilan matematika secara komprehensif

c) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon

permasalahan dengan cara mereka sendiri

d) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau

penjelasan

e) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menentukan sesuatu

dalam menjawab permasalahan

9) Kekurangan Pendekatan Open Ended34

a) Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna

yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah

b) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa

tidaklah mudah sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan

bagaimana merespon permasalahan yang diberikan

33
Muhammad Turmuzi, …, hlm. 66-67.
34
Ibid., hlm. 67.

20
c) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau

mencemaskan jawaban mereka.

10) Karakteristik Pendekatan Open Ended

Menurut Suherman dalam Turmuzi bahwa dalam kegiatan

matematik dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi ketiga

aspek berikut:

a) Kegiatan siswa harus terbuka

b) Kegiatan matematika adalah ragam berpikir

c) Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu

kesatuan.35

11) Model inkuiri dengan pendekatan open ended

Model inkuiri dengan pendekatan open ended yaitu model

pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah terbuka, yaitu

permasalahan yang dirancang memiliki berbagai cara dalam

menyelesaiakan masalah tersebut, sehingga terjadi interaksi siswa

dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan buku.

Tabel 2.1.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuiri Dengan
Pendekatan Open Ended

No. Tahap Kegiatan Guru


Pembelajaran
1. Membuat Guru membagi siswa ke dalam kelompok
Kelompok yang heterogen yang beranggtakan 4-5 orang
2. Menyajikan Guru membagikan LKS yang berisi masalah
masalah Open open ended berkaitan dengan materi yang
diajarkan, kemudian siswa memahami

35
Ibid., hlm. 64.

21
ended permasalahan yang tersaji dalam LKS
tersebut.
3. Merumuskan Guru meminta siswa berpikir untuk
Jawaban menemukan jawaban atas permasalahan yang
Sementara diberikan
4. Mengumpulkan Guru meminta siswa membaca,
Data mengumpulkan fakta terkait jawaban
sementara yang diberikan
5. Menguji Guru meminta siswa untuk berbagi dengan
Jawaban kelompok lain untuk mencari tahu kebenaran
Sementara solusi dari pemecahan masalah yang diberikan
6. Membimbing Guru memberikan kesempatan kepada siswa
dan untuk menuliskan pendapat sesuai dengan
mengarahkan permasalahan yang telah diberikan.
siswa Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang
dapat mendorong siswa agar dapat memahami
masalah
Guru meminta setiap kelompok untuk
menuliskan penyelesaian di papan tulis dan
membimbing mereka untuk menjelaskan
penyelesaian yang telah ditulis.
7. Menarik Guru bersama siswa menyimpulkan
Kesimpulan penyelesaian yang disajikan oleh setiap
kelompk.

12) Kemampuan Berpikir Kritis

Ennis dalam Tatag mengatakan bahwa berpikir kritis adalah

suatu proses yang bertujuan membuat keputusan-keputusan yang

masuk akal tentang sesuatu yang dipercaya dan dilakukan.36 Fisher

dalam Tatag menyebutkan bahwa berpikir kritis dimulaioleh John

Dewey dengan istilah berpikir reflektif. Berpikir kritis sebagai proses

36
Tatag Yuli Eko, Pembelajaran matematika berbasis pengajuan dan pemecahan
masalah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 7.

22
yang aktif berlawanan dengan berpikir yang hanya menerima saja ide-

ide atau informasi dari orang lain (proses berpikir pasif).37

Berdasarkan pendapat para ahli tersbut, maka dapat

disimpulkan bahwa berpikir kritis yaitu proses berpikir yang aktif,

mempertanyakan segala keputusan yang masuk akal tentang sesuatu

yang dipercaya dan dilakukan.

13) Indikator berpikir kritis

Ennis dalam Tatag menguraikan elemen dasar dalam berpikir

kritis, yaitu FRISCO (focus, reason, inference, situation, clarity, and

overview).38 Fokus adalah memperhatikan permasalahan dalam ha ini

kita dapat mengajukan pertanyaan apa yang diketahui dari masalah

tersebut. Reason (bernalar) adalah upaya mendapatkan solusi yang

tepat berdasarkan pertimbangan yang masuk akal. Inference

(menyimpulkan) adalah memberikan alasan yang tepat, apakah alsan

yang diberikan dapat diterima dan sudah tepat. Situation (Situasi)

aktifitas berpikir juga dipengaruhi oleh lingkungan atau situasi yang

ada disekitar kita. Clarity (Karifikasi) dapat diakukan dengan

menanyakan apa makdusnya, dapatkah memberi contoh lain atau cara

lain. Overview (Keseluruhan) adalah memeriksa secara menyeluruh

apa yang sudah ditemukan.

Glaser menguraikan indikator-indikator berpikir kritis

sebagai berikut

37
Ibid., hlm. 8.
38
Fahrurrozi…, hlm.5.

23
a) Mengenal masalah
b) Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani
masalah-masalah itu
c) Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan
d) Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan
e) Memahami dan menggunakan Bahasa yang tepat, jelas, dan ikhlas
f) Menganalisis data
g) Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan
h) Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah
i) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang
diperlukan
j) Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang
seseorang ambil
k) Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan
pengalaman yang lebih luas
l) Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas
tertentu dalam kehidupan sehari-hari.39

Tabel 2.2
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator Sub Indikator


1. Focus (Fokus)  Mengenal masalah
2. Reason (Alasan)  Menemukan cara-cara yang
dapat dipakai untuk menangani
masalah-masalah itu
3. Inference (Menyimpulkan)  Mengumpulkan dan menyusun
informasi yang diperlukan
 Mengenal asumsi-asumsi dan
nilai-nilai yang tidak dinyatakan
 Memahami dan menggunakan
Bahasa yang tepat, jelas, dan
ikhlas
 Menganalisis data
4. Situation (Situasi)  Menilai fakta dan mengevaluasi
pernyataan-pernyataan
 Mengenal adanya hubungan
yang logis antara masalah-
masalah
 Menarik kesimpulan-kesimpulan
dan kesamaan-kesamaan yang

39
Tatag Yuli Eko…, hlm. 9-10.

24
diperlukan
5. Clarity (Kejelasan)  Menguji kesamaan-kesamaan
dan kesimpulan-kesimpulan
yang seseorang ambil
6. Overview (Keseluruhan)  Menyusun kembali pola-pola
keyakinan seseorang berdasarkan
pengalaman yang lebih luas

B. Kerangka Berpikir

Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh siswa agar

mampu menyelesaikan masalah dalam pembelajaran matematika maupun

dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi sangat disayangkan pembelajaran

matematika disekolah kurang menuntun siswa untuk melatih kemampuan

berpikir kritis.

Kemampuan berpikir kritis akan terlatih dengan model pembelajran

yang menjadikan siswa sebagai subjek belajar. Model Pembelajaran Inkuiri

suatu pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai subjek belajar atau

disebut student centered. Guru hanya sebagai fasilitator yang merangsang

pengetahuan siswa. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk

mencari dan menemukan jawaban sendiri dengan bimbingan guru dari

masalah yang disajikan. Salah satu tujuan dari model pembelajaran ini yaitu

untuk mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, logis dan kritis.

Pendekatan Open Ended merupakan pendektan yang memberikan

pengalaman kepada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan matematika

yang baru dengan mengombinasikan pengetahuan yang dimiliki siswa,

keterampilan, atau cara berpikir siswa yang telah dipelajari sebeumnya.

25
Model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan open

ended merupakan model pembelajaran dan pendekatan yang memiliki

karakteristik yang sama, yaitu menekankan keaktifan peserta didik dalam

proses pembelajaran. Sesuai dengan latar belakang kemampuan berpikir kritis

akan terlatih dengan model maupun pendekatan pembelajaran yang

menjadikan siswa sebagai subjek belajar, sehingga model pembelajaran

dengan pendekatan open ended, memiliki peluang besar dapat berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dengan

Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian menggunakan Quasi Experimental Design.

Penelitian eksperimen diperlukan adanya perlakuan (treatment). Metode

penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

dalam kondisi yang terkendali. Adapun pendekatan yang digunakan yaitu

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang

analisisnya fokus pada data numerik (angka) yang diolah dengan

menggunakan metode statistika.40

B. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada

suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah

penelitian, atau keseluruhan unit, individu dalam ruang lingkup yang akan

diteliti.41 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs NW

Putra Narmada Lombok Barat yang berjumlah kelas.

Sampel adalah bagian dari jumah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Sampel dalam penelitian adalah kelas VIII B dan kelas VIII D.

40
Emzir, Metode Peneitian Pendidikan, Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta:Rajawali
Pers, 2014), hlm. 28.
41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:Rineka
Cipta, 2010), hlm. 173.

27
C. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Ajaran

2019/2020. Lokasi penelitian di MTs NW Putra Narmada Lombok Barat.

Peneliti memilih lokai penelitian di MTs NW Putra Narmada karena di

sekolah tersebut metode yang digunakan masih berpusat pada guru, sehingga

menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa tidak terlatih.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya.42 Terdapat dua variabel

dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas

(Y) dalam rancangan penelitian ini yaitu model inkuiri dengan pendekatan

open ended. Variabel terikat (X) yaitu kemampuan berpikir kritis siswa.

E. Desain Penelitian

Penelitian menggunakan desain penelitian pretest-posttest control

group design. Desain ini melibatkan dua kelompok sampel yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok control. Desain ini terdapat dua kelompok yang

dipilih secara random, kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaan

awal sampel, adakah perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok control.

42
Ibid., hlm. 2.

28
Hasil pretest yang baik jika nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara

signifikan dengan kelompok control.

Table 3.1
Rancangan Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Post test


Eksperimen Y1 X1 O
Kontrol Y1 X2 O

Keterangan :

X1 : Model inkuiri dengan pendekatan open ended


X2 : Model inkuiri
Y1 : Perakuan Pretest
Y2 : Perlakuan Posttest

F. Instrument/ Alat dan Bahan Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan

data. Secara fungsional kegunaan instrument penelitian adalah untuk

memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada

langkah pengumpulan informasi di lapangan. Dalam penelitian kuantitatif,

peneliti memang seharusnya dibuat terlebih dahulu secara intensif sebagai

kelengkapan proposal penelitian ini menggunakan instrument soal esay

pretest posttest.

G. Teknik Pengumpulan Data/ Prosedur Penelitian

29
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes

yang berbentuk soal esay kemampuan berpikir kritis siswa materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Pada umumnya tes digunakan

untuk menilai dan mengukur hasil belajar terutama pada kemampuan berpikir

kritis siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan

penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengumpulan

data melalui teknik tes dilakukan dengan memberikan instrument tes yang

terdiri dari seperangkat pertanyaan atau soal untuk memperoleh data

mengenai kemampuan siswa terutama pada aspek kognitif. Tes yang

diberikan kepada siswa digunakan untuk mengetahui data skor mengenai

kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam menyelesaikan

permasalahan matematika yang diberikan.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan data statistik berupa Uji-t. Uji-t

adalah test statistik yang dapat digunakan untuk menguji perbedaan atau

kesamaan dua perlakuan dari dua kelompok yang berbeda dengan prinsip

membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok tersebut.43

1. Uji Prasyarat

Sebelum memberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas

control. Terlebih dahulu diberikan pretest untuk mengetahui keadaan

43
Subana, dkk, Statistik Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), hlm. 268.

30
awal kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang sama. Langkah-

langkah uji keseimbang sebagai berikut:

a) Uji normalitas

Untuk menguji normalitas digunakan rumus chi kuadrat.

Adapun rumus chi kuadrat adalah sebagai berikut:

( f0  f h )2
k
 
2

i 1 fh

Jika  hitung
2
<  tabel
2
dengan dk = n – 1 maka data berdistribusi

normal. Dengan = 0,05.

b) Uji homogenitas

Untuk menguji homogenitas data, maka digunakan uji F

dengan rumus sebagai berikut:

Jika , maka data homogen. Jika

, maka data tidak homogen.

c) Uji hipotesis keseimbangan rata-rata

Untuk mengetahui adanya keseimbangan antara kelas

eksperimeen dan kelas kontrol terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa, maka pengujian dilakukan dengan uji t taraf signifikan =

0,05. Adapun hipotesis uji kesimbangan sebagai berikut:

H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas

eksperimen dan kelas control

31
H1 = terdapat perbedaan yang sinifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan uji

hipotesis keseimbangan rata-rata hasil pretest kelas eksperimeen dan

kelas kontrol adalah sebagai berikut:

1) Bila jumlah anggota sampel , dan varians homogen

( ) maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk

separated, maupun pooledvarians, untuk melihat harga t tabel

digunakan derajat kebebasan(dk) .

̅̅̅̅ ̅̅̅̅
separated varians

̅̅̅̅ ̅̅̅̅
pooled varians
√ ( )( )
√ √

2) Bila ,varians homogen ( ) maka dapat digunakan

rumus t-test pooled varians dengan .

̅̅̅̅ ̅̅̅̅
pooled varians
√ ( )( )
√ √

3) Bila , varians tidak homogen ( ) dapat digunakan

rumus separated atau pooled varians dengan atau

̅̅̅̅ ̅̅̅̅
separated varians

32
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
pooled varians
√ ( )( )
√ √

4) Bila , varians tidak homogen ( ). Untuk ini

digunakan t-test dengan separated varians.harga t sebagai

pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan

dan . Dibagi dua, dan kemudian

ditambahkan dengan harga t yang terkecil.


̅̅̅̅ ̅̅̅̅
separated varians

2. Uji hipotesis penelitian

Sebelum dilakukan analisis data dengan menguji hipotesis,

terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data untuk mempermudah

dalam menganalisis data. Adapun uji prasyarat yag harus dipenuhi

sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mensyaratkan bahwa data

setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.44 Uji

normalitas dicari dengan menggunakan rumus chi square.45

1) Menentukan nilai uji statistik dengan rumus chi square.

Rumusnya adalah:

k
( f0  fh )2
2  
i 1 fh

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi… H. 228.


44
45
Alfira Mulya Astuti, Statistika…H. 61-64.

33
Keterangan:
 2 = Chi Kuadrat
f 0 = frekuensi yang diobservasi
46
f h = frekuensi yang diharapkan
2) Menentukan kriteria pengujian hipotesis

Ho ditolak jika  hitung


2
≥  tabel
2

Ho diterima jika  hitung


2
<  tabel
2

b. Uji homogenitas

(∑ )(∑ ) (∑ )
=
(∑ )((∑ ))

=√ √

Keterangan:

: Frekuensi tiap kelas interval ke i

: Titik tengah tiap kelas interval ke i

Jika , maka data homogen

Jika , maka data tidak homogen

Untuk menentukan digunakan toleransi kesalahan 5% dan dk

pembilang = – 1 (untuk varians terbesar) dk penyebut = –1

(untuk varians terkecil).47

c. Uji hipotesis

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

H0 Tidak ada pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan

46
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 107.
47
Ibid, hlm. 61-64.

34
pendekatan open ended terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa.

H1 Terdapat pengatuh model pembelajaran inkuiri dengan

pendekatan open ended terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

Karena anggota sampel , dan varians homogen

( ) maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated,

untuk melihat harga t tabel digunakan derajat kebebasan (dk)

̅̅̅̅ ̅̅̅̅
separated varians

Keterangan:

̅̅̅= Rata-rata skor kelompok eksperimen

̅̅̅= Rata-rata skor kelompok kontrol

=Varians siswa kelompok eksperimen

= Varians siswa kelompok kontrol

= Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

= Jumlah anggota sampel kelompok kontrol

= korelasi

Menarik kesimpulan

Apabila -ttabel thitung ttabel, maka H0 diterima

Apabila thitung ttabel atau thitung -ttabel maka H0 ditolak

35
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimen yang

melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

memberikan perlakuan yang berbeda, dimana kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open

ended sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran

inkuiri.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa 5

soal essay yang telah divalidasi oleh dosen ahli. Pada awal konsultasi,

instrument masih memiliki beberapa bagian yang harus diperbaiki, seperti

soal yang harus sesuai dengan masalah kondisi kehidupan sehari-hari.

Setelah instrument diperbaiki, kemudian dilakukan validasi lagi sampai

instrument sudah di anggap layak atau valid oleh validator.

Sebelum dilakukan penelitian terhadap sampel, terlebih dahulu

dilakukan uji keseimbangan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen

dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama atau tidak. Untuk

kelas eksperimen berjumlah siswa dan kelas control berjumlah

siswa. nilai uji keseimbangan diambil dari nilai pretest kemampuan

berpikir kritis siswa.

36
Penelitian ini diperoleh data kemampuan berpikir kritis siswa.

Peneliti menggunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VIIIB

sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa dan

kelas VIII D sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 30

siswa. Data diperoleh dengan menggunakan pemberian tes yang berupa

soal essay.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan,

pertemuan pertama digunakan untuk pemberian pretest, pertemuan

kedua, ketiga dan keempat yaitu pembelajaran dengan model inkuiri

dengan pendeatan open ended pada materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel. Pertemuan kelima yaitu tahap akhir, yaitu pemberian posttest

kelas eksperimen dan kelas kontrol

2. Validasi instrument

Sebelum instrument tes diberikan kepada sampel penelitian,

instrument tes terlebih dahulu dilakukan validasi instrument dalam hal ini

tujuannya untuk mengetahui apakah instrument tes layak atau tidak

digunakan dalam penelitian. Berikut adalah hasil validasi instrument dari

validator.

Tabel 4.1
Catatan Validasi Isi Dari Validator

Nama Validator Catatan

Samsul Irfan, M.Pd 1. Kisi-kisi soal belum sesuai dengan indikator


kemampuan berpikir kritis

37
2. Sesuaikan harga pada soal dengan yang
kenyataan, agar soal masuk akal

Berdasarkan catatan validator diatas maka dilakukan perbaikan

pada instrumen soal. Berikut adalah rangkuman perbaikan soal validitas

instrumen dari validator yang dipaparkan pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2
Catatan sebelum revisi dan sesudah revisi

Sebelum revisi Sesudah revisi


1. Jumlah dua buah bilangan Jumlah dua buah bilangan . Dua
. Dua kali bilangan kali bilangan pertama ditambah tiga
pertama ditambah tiga kali kali bilangan kedua adalah
bilangan kedua adalah Tuliskan barisan bilangan
Bilangan-bilangan tersebut
berapakah itu?
2. Seorang pedagang beras Seorang pedagang beras berhasil
berhasil menjual kg beras menjual kg beras dan kg
jawa dan kg beras ketan. beras. Uang yang diterimanya
Uang yang diterimanya 876 , keesokan harinya dia
, keesokan harinya berhasil menjual kg beras dan
dia berhasil menjual kg kg beras. Uang yang diterimanya
beras jawa dan kg beras sebesar berapa ia
ketan. Uang yang menjual beras dan ketan per kg?
diterimanya sebesar
Dengan berapa
ia menjual kg beras jawa
dan kg beras ketan?
3. Seorang panitia Qurban Seorang panitia Qurban membeli
membeli kambing dan sapi ekor kambing dan ekor sapi

38
untuk disembelih saat hari seharga untuk
raya idul Adha. Ia disembelih saat hari Raya Idul
memperoleh informasi Adha. Ia memperoleh informasi
bahwa harga ekor kambing bahwa harga ekor kambing dan
dan ekor sapi adalah ekor sapi adalah .000
.000 bantulah bantulah panitia Qurban tersebut
panitia Qurban tersebut memperoleh harga ekor sapi dan
memperoleh harga ekor ekor kambing.
sapi dan ekor kambing.
Paling sedikit dua cara!

3. Deskripsi data

Penelitian ini menggunakan pretest dan posttest. Sebelum

dilakukan penelitian terhadap sampel, terlebih dahulu silakukan uji

keseimbangan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas

control memiliki kemampuan yang sama atau tidak. Nilai uji

keseimbangan didapatkan dari hasil pretest kemampuan berpikir kritis

siswa. berikut paparan uji keseimbangan kelas eksperimen dan control.

Kemudian data posttest digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Pakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan

open ended terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. berikut

perhitungan hasil uji keseimbangan dan uji hipotesis.

a. Uji keseimbangan rata-rata

1) Uji normalitas

Uji normalitas peneliti menggunakan perhitungan

dengan bantuan excel dan manual. Uji normalitas yang digunakan

39
pada data penelitian ini adalah teknik chi kuadrat. Data yang

digunakan adalah data pretest kelas eksperimen dan kelas control.

Data pretest yang dimaksud disini adalah pemberian soal

tes awal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa serta untuk menentukan keseimbangan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan data hasil pretest yang

diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdapat

pada lampiran diperoleh nilai-nilai pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Data Hasil Pretest Uji Normalitas
NO Data Kelas Ekperimen Kelas Kontrol
1 Nilai Max 75 75
2 Nilai Min 13 13
3 Rata-rata 42,93 42,56
4 Nilai 248,989 239,3575
5 N 30 30
6 Varians 16,577 15,471
7 3,87 1,833
8 11,07 11,07

Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelas eksperimen

tersebut diketahui bahwa perolehan skor terendah adalah 13 dan

skor tertinggi adalah 75 dengan rata-rata 42,92, standar deviasi

adalah 248,989 dan variansnya adalah 228,210. Berdasarkan

derajat kebebasan (dk) = 5. Taraf signifikansi adalah 0,05

didapatkan nilai dan nilai = 11,07 dengan

kriteria pengujian adalah jika maka data

dikatakan berdistribusi normal, jika keadaan sebaliknya data tidak

40
berdistribusi normal. Berdasarkan keputusan uji normalitas dapat

disimpulkan bahwa maka data tersebut

berdistribusi normal.

Sedangkan kelas kontrol perolehan skor terendah adalah

13 dan skor tertinggi adalah 75 dengan rata-rata 42,56, standar

deviasi adalah 15,47 dan variansnya adalah 239,3575.

Berdasarkan derajat kebebasan (dk) = 5. Taraf signifikansi adalah

0,05 didapatkan nilai = 1,83 dan nilai = 11,07

dengan kriteria pengujian adalah jika maka data

dikatakan berdistribusi normal, jika keadaan sebaliknya data tidak

berdistribusi normal. Berdasarkan keputusan uji normalitas dapat

disimpulkan bahwa maka data tersebut

berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Tabel 4.4
Data Hasil Pretest Uji Homogen
No Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 1308 130

2 67240 65128

3 352,1103 291,292

4 18,7646 17,06728

5 1,0995

6 1,86

7 0,15

41
8 2,045

Berdasarkan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol, diperoleh ∑ = 1308 serta ∑ = 67240 dan =

352,1103 untuk kelas eksperimen sedangkan untuk kelas kontrol

diperoleh ∑ = 1304 serta ∑ = 65128 dan = 291,292.

Hipotesis yang akan diuji pada tsraf signifikansi = 0,05, untuk

= 1.09. dengan dk pembilang = 29 dan dk penyebut 29

maka diperoleh = 1,86. Jika = 1.09 1,86,

maka dapat disimpulkan bahwa varians sampel bersifat homogen.

3) Uji hipotesis keseimbangan rata-rata

Karena sampel berdistribusi normal dan homogen. Maka

selanjutnya silakukan uji t-test dengan menggunakan rumus

separated varians. Dari hasil perhitungan sebelumnya diperoleh

nilai varians dan mean pada masing-masing kelas. Diketahui =

274,823; = 239,3575; ̅ = 42,93; ̅ = 42,56 dan = 30;

= 30. Didapatkan = 0,089 dan = 2,045 dengan dk =

29.

Karena yaitu 0,15 2,045

b. Uji hipotesis penelitian

Adapun uji hipotesis dalam penelitian ini didapatkan dari hasil

data posttest yang dimana data posttest diperoleh dari kedua kelas

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan setelah

42
dilakukan perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen dengan

model pembelajaran planted questions dan kelas kontrol dengan

pembelajaran konvensional. Uji hipotesis ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh antara kelas eksperimen yang menggunakan

planted questions dan kelas kontrol dengan konvensional. Rumus

yang digunakan yaitu rumus t-test separated varians. Sebelum

dilakukan uji hipotesis t-test perlu dilakukan uji prasyarat sebagai

berikut.

1) Uji prasyarat

Adapun uji prasyarat yaitu sebagai syarat melakukan

pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan, dalam hal ini uji

prasyarat yang digunakan yaitu uji normalitas dan homogenitas

sebagai berikut:

a) Uji normalitas

Pada uji normalitas peneliti menggunakan

perhitungan dengan bantuan excel dan manual. Uji normalitas

yang digunakan pada data penelitian ini adalah teknik chi

kuadrat. Data yang digunakan adalah data posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Data posttest yang dimaksud disini adalah pemberian

soal tes akhir setelah melakukan perlakuan yang berbeda

terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Yang ditujukan

untuk menentukan hipotesis penelitian. Berdasarkan data hasil

43
posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

terdapat pada lampiran diperoleh nilai-nilai pada tabel berikut.

Tabel 4.5
Data Hasil Posttes Uji Normalitas

NO Data Kelas eksperimen Kelas control


1 Nilai Max 95 92
2 Nilai Min 50 46
3 Rata-rata 73,23 67,9
4 Nilai 131,24 128,66
5 N 30 30

Data pada tabel diatas merupakan data yang diperoleh

dari hasil posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

digunakan untuk uji normalitas. Adapun uji normalitas

digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Berikut data hasil uji

normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa

kelas VIII MTs NW Putra Narmada

(1) Uji normalitas data posttest kelas eksperimen

Berdasarkan hasil posttest kelas eksperimen diatas

diketahui bahwa perolehan skor terendah adalah 50 dan

skor tertinggi adalah 95 dengan rata-rata 73,23, standar

deviasi adalah 131,24 dan variansnya adalah 11,46.

Berdasarkan derajat kebebasan (dk) = 5. Taraf signifikansi

adalah 0,05 didapatkan nilai = 3,233 dan nilai

= 11,07 dengan kriteria pengujian adalah jika

44
maka data dikatakan berdistribusi normal,

jika keadaan sebaliknya data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan keputusan uji normalitas dapat disimpulkan

bahwa maka data tersebut berdistribusi

normal.

(2) Uji normalitas data posttest kelas kontrol

Sebelum menghitung uji normalitas data posttest

kelas kontrol perlu dilakukan beberapa perhitungan seperti

menghitung batas kelas, Z batas kelas, dan frekuensi

harapan.

Berdasarkan hasil posttest kelas kontrol diatas

diketahui bahwa perolehan skor terendah adalah 46 dan skor

tertinggi adalah 92 dengan rata-rata 67,9, standar deviasi

adalah 128,66 dan variansnya adalah 11,34. Berdasarkan

derajat kebebasan (dk) = 5. Taraf signifikansi adalah 0,05

didapatkan nilai =4,454 dan nilai = 11,07

dengan kriteria pengujian adalah jika maka

data dikatakan berdistribusi normal, jika keadaan sebaliknya

data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan keputusan uji

normalitas dapat disimpulkan bahwa maka

data tersebut berdistribusi normal.

b) Uji homogenitas

45
Setelah melakukan uji normalitas selanjutnya yaitu

menghitung homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol

yaitu dengan menggunakan uji F yang berfungsi untuk

mengetahui apakah data kedua kelas tesebut homogen atau

tidak.data yang digunakan pada uji homogenitas untuk uji uji

hipotesis penelitian adalah data hasil posttest.

Tabel 4.6
Data Hasil Posttest Uji Homogen

NO Data Kelas eksperimen Kelas kontrol


1 2234 2001
2 171040 138003
3 161,43 156,42
4 1,032
5 1,86

Uji homogentitas bertujuan untuk mengetahui apakah

sampel homogen atau tidak, dengan kriteria pengujian adalah

jika Jika maka data homogen Jika

maka data tidak homogen.

Berdasarkan hasil nilai tes posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol, diperoleh ∑ = 2234 serta ∑ = 171040

dan = 161,43 untuk kelas eksperimen sedangkan untuk

kelas kontrol diperoleh ∑ = 2001 serta ∑ = 138003 dan

= 156,42 Hipotesis yang akan diuji pada taraf signifikansi

= 0,05, untuk = 1,032. dengan dk pembilang = 29

dan dk penyebut 29 maka diperoleh = 2,045.

46
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat

diperoleh = 1,032 2,045, maka dapat

disimpulkan bahwa varians sampel bersifat homogen.

2) Uji hipotesis penelitian

Setelah dilakukan uji homogen varians maka sampel

dalam penelitian ini bersifat homogen, selanjutnya akan

dilakukan uji t-test dengan menggunakan rumus separated

varians. Dari hasil perhitungan sebelumnya diperoleh nilai

varians dan mean pada masing-masing kelas. Diketahui =

131,24; = 128,66; ̅ = 73,23; ̅ = 64,9 dan = 30; = 30.

Didapatkan = 1,81 dan = 2,045 dengan dk = 29.

Karena yaitu 1,81 2,045 maka H1 ditrima

dan H0 ditolak. Itu berarti bahwa ada pengaruh model

pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open ended terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa MTs NW Putra Narmada.

B. Pembahasan

Data dalam penelitian ini didapat dari data hasil pretest yang

merupakan data sebagai tes awal untuk mengetahui apakah siswa antara

kelas eksperimen dan kelass kontrol memiliki pengetahuan awal yang

tidak jauh berbeda atau tidak dan dari hasil pretest didapat nilai rata-rata

̅ kelas eksperimen yaitu 42,93 dan pada kelas kontrol yaitu 42,56.

Berdasarkan hasil uji t-tes yaitu yaitu 0,15 2,045 maka H1

47
ditolak dan H0diterima dan rata-rata yang didapat disimpulkan bahwa

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan

yang signifikan atau bisa dikatakan seimbang.

Data berpikir kritis siswa diperoleh dari hasil posttest, antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada materi sistem persamaan linear dua

variabel. Kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

inkuuiri dengan pendekatan open ended dan kelas control menggunakan

model pembelajaran inkuiri. Dari hasil analisis data posttest diperoleh

rata-rata ̅ siswa kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran inkuiri dengan open ended 73,23 dan rata-rata siswa kelas

kontrol yang menggunakan model pembelajaran inkuiri yaitu 67,9. Ini

menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa, pembelajaran

dengan model pembelajaran Inkuiri dengan pendekatan open ended lebih

tinggi. Dan dari hasil pengujian yang dilakukan melalui nilai posttest

diperoleh bahwa antara kelas eksperimen dengan kelass kontrol memiliki

varians yang homogen.

Berdasarkan uji-t dua sampel yang telah dihitung sebelumnya di

peroleh bahwa nilai yaitu 0,81 2,045 sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat model pembelajaran inkuiri dengan

pendekatan open ended terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada

materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII MTs NW

Putra Narmada.

48
Menurut ennis mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan

suatu proses yang bertujuan agar kita dapat membuat keputusan yang

masuk akal, sehinggaa apa yang dianggap terbaik tentang suatu kebenaran

dapat kita lakukan dengan benar.48 Sejalan dengan pendapat W. Paul

berpikir kritis adalah proses disiplin secara intelektual dimana seseorang

secara aktif dan trampil memahami, menganalisis, dan mengevaluasi

berbagai informasi yang dia kumpulkan atau yang dia dapatkan.49

Berdasarkan dengan peryataan tersebut bahwa berpikir kritis dapat

mendukung penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan

open ended dalam suatu proses pembelajaran dimana pada proses

pembelajaran open ended yaitu siswa dapat menjadikan siswa bisa

memahami sesuatu, menganalisis dan membuat keputusan dan dapat

memancing kemampuan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan uraian diatas pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open ended dapat

memancing siswa untuk bisa berpikir kritis dalam memahami masalah,

membuat alasan, sampai mendapatkan kesimpulan ketika menemukan

masalah. Hal ini siswa dituntun memecahkan masalah yang bersifat open

ended sendiri dengan bimbingan guru. Sehingga siswa tidak takut dalam

mengungkapkan pendapatnya. Sedangkan proses pembelajaran pada kelas

48
Dasa Ismaimuza, Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau Dari Pengetahuan
Awal Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1, Januari 2019, H. 12
49
Hawa Liberna, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui
Penggunaan Metode Improve Pada Materi System Persamaan Linaer Dua Variabel, Jurnal
Formatif 2, ISSN: 2088351, H. 192

49
kontrol yang menggunakan pembelajaran inkuiri, tidak siswa terlatih

berpikir kritisnya karena terbiasa memecahkan masalah sendiri.

Dengan meningkatnya hasil kemampuan berpikir kritis siswa ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran

Inkuiri dengan pendekatan open ended. jika dibandingkan dengan

menggunakan pembelajaran Inkuiri.

50
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs NW Putra

Narmada, mengenai model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open

ended terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, maka dapat disimpulkan

bahwa. Hasil kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model

pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open ended memiliki nilai rata-rata

. Sedangkan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

inkuiri memiliki nilai rata-rata . Berdasarkan hasil hipotesis data posttest

siswa dengan nilai ttabel = 2,71 dan nilai thitung = 7,97, maka .

Sehingga hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah H1 diterima dan H0

ditolak. Ini berarti bahwa ada pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan

pendekatan open ended terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat

memberikan saran sebagai berikut:

1. Sekolah dan pihak guru khususnya guru matematika, dapat menggunakan

model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan open ended sebagai

alternative dalam proses pembelajaran khususnya meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

Penelitian ini hanya ditunjukkan pada mata pelajaran matematika pada pokok

bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Oleh karena itu

58
2. sebaiknya penelitian juga dilakukan pada pokok bahasan matematika

yang lainnya

3. Sebaiknya proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran

inkuiri dengan pendekatan open ended lebih sering diterapkan, sehingga

kemampuan berpikir kritis siswa terlatih.

4. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada

kemampuan berpikir kritis, sedangkan aspek lain tidak dikontrol. Agar

penelitian ini lebih sempurna, sebaiknya aspek lain yang dapat

mempengaruhi variabel penelitian ini juga dikontrol dengan baik.

59
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:


Kencana, 2013.

Alfira Mulya Astuti, Statistika Penelitian. Mataram: Insan Madani Publishing


Mataram, 2016.

Anisa Zahra, dkk, “Peningkatan Motivasi Belajar Dan Kemampuan Berpikir


Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem Melalui Penerapan Model Inkuiri
Terbimbing”, Pendidikan Biologi, Vol. 6, No. 2, Nopember 2015.

Burhan, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Pendekatan


Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan
Kemampuan Koneksi Dan Berpikir Kreatif Peserta Didik”, Penelitian
Matematika dan Pendiikan Matematika, Vol. 1, No.2, Agustus 2018

Dasa Ismaimuza, “Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau Dari


Pengetahuan Awal Siswa”, Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1
Januari 2019.

Debra Patama Sakti, dkk, “Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan”, Jurnal Triadik, vol. 15, Nomor 2, Oktober 2016.

Dina Ari Kusumawati,”Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis


Melalui Pendekatan Game Based Learning”, Skripsi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.

Emzir, Metode Peneitian Pendidikan, Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta:Rajawali


Pers, 2014.

Fahrurrozi, “Pengaruh Pembelajaran Open Ended Berbasis Kecerdasan


Emosional Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kecerdasan
Emosional Mahasiswa”, Jurnal Beta, vol 8, Nomor 1, Mei 2015.

Faristin Amala, “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem


Based Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada
Kompetensi Dasar Menerima Dan Menyampaikan Informasi Bagi Siswa
Kelas X Administrasi Perkantoran Di SMK Cut Nya’ dien Semarang”,
Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2013.

60
Hawa Liberna, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Melalui Penggunaam Metode Improve Pada Materi Persamaan Linear
Dua Variabel:, Formatif, ISNN: 2088351.

Israwani, “Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Operasi Hitung


Bilangan Di Kelas I SD Negeri 53 Banda Aceh”, Peluang, Vol. 3, No. 2,
April 2015.

Isrok’atun dan Amelia Rosmala, Model-model Pembelajaran Matematika.


Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018.

Maryam Nasution, “Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika”,


Forum Pedagogik, Vol. 05, No. 01, Januari 2013.

Observasi tanggal 29 juli 2019

QS ali Imran [3]

Raden Heri dan Idris Harta, “Pengaruh Pendekatan Open Ended Dan Pendekatan
Kontekstual Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Sikap
Siswa Terhadap Matematika”, Riset Pendidikan Matematika, Vol. 1, No.
2, November 2014.

Ratni Purwasih, “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Dan Self


Confidence Siswa Mts Di Kota Cimahi Melalui Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing”, Ilmiah STKIP Silawangi Bandung, Vol. 9, No. 1,
Maret 2015.

Setya Prahatiningtyas, “Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan


Motivasi Belajar Siswa Dan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan
Eksponen Dan Logaritma Siswa Kelas X BKJ1”, Vol. 2, No. 2,
September 2017.

Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, Lombok: Holistica Lombok: 2013

Subana, dkk, Statistik Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2000.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta, 2017

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta:


Rineka Cipta, 2006.

Maryam Nasution, “Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika”,


Forum Pedagogik, Vol. 05, No. 01, Januari 2013.

61
Muhammad Turmuzi, Strategi Pembelajaran Matematika, Mataram: 2012.

Nanden Faridah, Isrok’atun dan Ani Nur Aeni, “Pendekatan Open Ended Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Keprcayaan
Diri Siswa”, Pena Ilmiah, Vol. 1, No.1 2016.

Tatag Yuli Eko Siswono, Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan


Pemecahan Masalah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018.

Vivi Nur Koryah dan Idris Harta, “Pengaruh Open Ended terhadap Prestasi
Belajar, Berpikir Kritis dan Kepercayaan Diri Siswa SMP”, Pendidikan
Matematika, Vol. 10, No. 1, Juni 2015.

Yandri Soeyono, “Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa


Melalui Bahan Ajar Matematika Dengan Pendekatan Open Ended” ISBN: 978-
979-16353-9-4. Seminar nasional Yogyakarta 2013.

Yono dan Herawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa”, vol. 22, No.2,
Oktober 2015.

Zetriuslita, Rezi Ariawan dan Hayatun Nufus, “Analisis Kemampuan Berpikir


Kritis Matematis Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Uraian
Kalkullus Integral Berdasarkan Level Kemampuan Mahasiswa”, Ilmiah,
Vol. 5, No. 1, Februari 2016.

62
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1
2
3

Anda mungkin juga menyukai