Anda di halaman 1dari 125

HUBUNGAN GAYA MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MI


AL-ITTIHADUL ISLAMIYAH AMPENAN TAHUN PELAJARAN
2019/2020

oleh
Siti Nurul Aini
NIM 160106083

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
HUBUNGAN GAYA MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MI
AL-ITTIHADUL ISLAMIYAH AMPENAN TAHUN PELAJARAN
2019/2020

Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar sarjana Pendidikan

oleh
Siti Nurul Aini
NIM 160106083

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
iv
:

vi
Motto

     


        

          
     

          

Artinya: “Manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya


bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d
[13]: 11).1

Yayasan Syekh Ali Jaber, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Pustaka Fadilah,
1

2012), hlm. 250

vii
Persembahan

“Kupersembahkan skripsi ini


untuk almamaterku, semua guru
dan dosenku, serta kedua orang
tuaku, Ibuku Rohani dan
Bapakku Sahwan, yang selalu
mendukung setiap langkah ku
dan yang selalu memanjatkan doa
disetiap helaan nafasnya demi
kesuksesanku”

viii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat, hidayah dan taufik serta inayah-Nya, dengan izin-Mu ya Allah hamba-Mu

mampu menyelasaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dari serangkaian

perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Sehingga skripsi yang

berjudul “Hubungan Gaya Mengajar Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas

IV pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Tahun

Pelajaran 2019/2020” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan, pada jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.Shalawat serta salam semoga tetap

tercurahkan pada tauladan kita Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat

dan orang-orang mukmin yang senantiasa setia mengikuti jejak dan ajaran beliau.

Penulis sadar sepenuhnya bahwas kripsi ini mustahil terselesaikan tanpa

pertolongan Allah yang menjelmakan melalui makhluk-Nya. Oleh karena itu

dengan rasa kerendahan hati dan tulus penulis menyampaikan banyak terimakasih

yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik bagi mereka semua.

Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Ramli, M.Pd sebagai pembimbing I danBapak Dr. Tamjidillah

HM Amin, M.Pd sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan,

motivasi, koreksi mendetail secara terus-menerus, dan tanpa bosan ditengah

kesibukannya menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

ix
2. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram, Dr. Hj. Lubna,

M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, Dr.

Ahmad Sulhan, M.Pd., beserta para dosen yang telah banyak memberikan

ilmu pengetahuan bagi penulis selama berada dibangku kuliah dan seluruh

karyawan/staf pegawai UIN Mataram atas bantuan dan kemudahan yang

diberikan selama penulis mengikuti studi di UIN Mataram.

3. Bapak Moh. Ramli Alam, S.Pd selaku kepala madrasah MI Al-Ittihadul

Islamiyah Ampenan, yang telah memberikan izin meneliti.

4. Bapak Sudirman, M.Pd.I selaku guru bidang study Fikih kelas IV MI Al-

Ittihadul Islamiyah Ampenan yang telah membantu dalam proses penelitian.

5. Siswa-siswi kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan yang telah

membantu mencapai keberhasilan penulisan skripsi ini.

6. Keluargaku yang selalu mendambakan keberhasilanku terimakasih atas

semua doa, dukungan, perhatian, dan bantuannya baik berupa materi maupun

nonmateri.

7. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu memotivasi, memberikan dukungan

dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua teman-teman PGMI angakatan 2016 khususnya kelas C. terimakasih

atas kebersamaannya, dukungan, canda tawa dan pengalaman hidup yang

kalian berikan.

9. Almamaterku.

10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang

telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

x
xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................... i


HALAMAN JUDUL ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING...................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................ vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................ .... ....... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvi
ABSTRAK ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ........................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 8
D. Definisi Operasional ........................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 12


A. Kajian Pustaka....................................................................... 12
1. Hakikat belajar, mengajar, dan pembelajaran ................ 12
2. Gaya Mengajar ............................................................... 22
3. Motivasi Belajar ............................................................. 29
4. Mata pelajaran fikih ....................................................... 33
5. Hubungan gaya mengajar guru dengan motivasi belajar
belajar siswa pada mata pelajaran Fikih.......................... 35
B. Kerangka Berfikir.................................................................. 37
C. Hipotesis Penelitian............................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 41


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................ 41
B. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 42
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 43
D. Variabel Penelitian .............................................................. 43
E. Desain Penelitian ................................................................ 44
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian ................................. 45
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ................. 56
H. Teknik Analisis Data........................................................... 58

xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............... 62
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 62
B. Pembahasan ........................................................................... 76

BAB V PENUTUP ........................................................................... 80


A. Kesimpulan ........................................................................... 80
B. Saran .................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 82


LAMPIRAN ..................................................................................... 84
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Gaya Mengajar Guru, 47


Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa, 48
Tabel 1.3 Hasil Uji Validasi, 51
Tabel 2.1 Kisi-Kisi Angket Gaya Mengajar Guru, 51
Tabel 2.2 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa, 53
Tabel 2.3 Interpretasi Koefisien Reliabiltas, 55
Tabel 2.4 Hasil Uji Reliabilitas, 55
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran, 58
Tabel 3.2 Jumlah Siswa MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, 64
Tabel 3.3 Tenaga Guru dan Pegawai MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, 65
Tabel 3.4 Sarana Dan Prasaran MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, 67
Tabel 4.1 Hasil Perolehan Nilai Penyebaran Angket, 69
Tabel 4.2 Uji Normalitas Gaya Mengajar Guru, 72
Tabel 4.3 Uji Normalitas Motivasi Belajar Siswa, 72

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir, 39

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Angket Gaya Mengajar Guru Sebelum Uji Validasi, 82


Lampiran 2 intrumen Angket Motivasi Belajar Siswa Sebelum Uji Validasi, 84
Lampiran 3 Instrumen Angket Gaya Mengajar Guru Setelah Uji Validasi, 82
Lampiran 4 Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa Setelah Uji Validasi, 84
Lampiran 5 Surat Keterangan Validator, 93
Lampiran 6 Lembar Validasi Instrumen Angket Gaya Mengajar Guru, 94
Lampiran 7 Lembar Validasi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa, 96
Lampiran 8 Nilai r Tabel Product Moment, 98
Lampiran 9 r Tabel Chi Kuadrat, 99
Lampiran 10 r Tabel Signifikansi, 100
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian, 101
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian, 102
Lampiran 13 Pembagian Angket Kepada Siswa Kelas IV, 103
Lampiran 14 Hasil Penyebaran Angket, 104
Lampiran 15 Hasil Uji Hipotesis dan Signifikansi, 110
Lampiran 16 Hasil Jawaban Angket Siswa, 113
Lampiran 17 Data Pegawai dan Guru MI Al-Ittihadul Islmiyah Ampenan, 117
Lampiran 18 Validitas dan Reliabilitas Butir Pernyataan, 118

xvi
HUBUNGAN GAYA MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MI
AL-ITTIHADUL ISLAMIYAH TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh
Siti Nurul Aini
160106083

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya mengajar guru


dengan motivasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Fikih di MI Al-
Ittihadul Islamiyah Ampenan tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif jenis koresional yang ditujukan untuk mencari
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah sample random sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 51 orang. Adapun data dalam penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan observasi, angket, wawancara dan dokumentasi.
Semua data dianalisis menggunakan teknik analasis statistik korelasi dengan
rumus korelasi product moment.

Berdasarkan hasil analisis data dari hasil perhitungan rumus korelasi


product moment diperoleh rhitung = 0,40 sedangkan rtabel = 0.281, dengan demikian
rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5% sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima “ada hubungan
yang signifikan antara gaya mengajar guru dengan motivasi belajar siswa kelas IV
pada mata pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan tahun pelajaran
2019/2020”.

Kata Kunci: Gaya Mengajar Guru, Motivasi Belajar Siswa, Mata Pelajaran
Fikih

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia saat ini masih menjadi negara berkembang, untuk

menjadi negara maju dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh mutu dan

tingkat pendidikan. Kualitas pendidikan yang rendah menyebabkan

kualitas sumber daya manusia menjadi rendah, sebaliknya makin tinggi

tingkat pendidikan maka makin tinggi pula kualitas sumber daya manusia.2

Pada dasarnya untuk menciptakan manusia yang berkualitas tidak terlepas

dari peran guru di sekolah. Guru termasuk salah satu faktor pendukung

dalam proses pembelajaran yang mempunyai tugas mengajar dan

mendidik siswa disekolah. Guru adalah sesorang figur pemimpin yang

mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian

siswa menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. 3 Oleh

karena itu, tugas seorang guru sagatlah penting dan memiliki tanggung

jawab yang sangat besar dalam meningkatkan sumber daya manusia.

Mata pelajaran Fikih adalah suatu pembelajaran yang sangat

penting, sebab dengan mempelajari Fikih orang tua atau guru secara tidak

sadar memimpin dan mendidik anak untuk diarahkan pada perkembangan

jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian yang sesuai

dengan ajaran Islam. Mata pelajaran fikih adalah salah satu bagian dari
2
Yusutria, “Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia”, Jurnal Curricula, Vol. 2, No. 1 Tahun 2017, hlm. 39
3
Maimun, Kiat Sukses Menjadi Guru Halal, (Mataram: LEPPIM, 2015), hlm. 7
2

mata pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI), khususnya mata pelajaran

Fikih di MI mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut

pengenalan tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaan

dalam kehidupan sehari-hari.4

Mengingat betapa pentingnya mata pelajaran Fikih yang dapat

mewujudkan harapan setiap orang tua dan masyarakat, serta untuk

membantu terwujudnya tujuan pendidikan Nasional, maka pembelajaran

harus diberikan dan dilaksanakan di sekolah dengan sebaik-baiknya. Mata

pelajaran Fikih akan dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya apabila

dalam proses pembelajaran dapat menggunakan berbagai metode dan alat

yang tepat serta harus memperhatikan gaya mengajar yang sesuai dengan

siswa.

Mengajar adalah suatu perbuatan yang memerlukan tanggung

jawab yang cukup berat. Berhasilnya pembelajaran pada siswa sangat

bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar

mengajar atau mengandung arti bahwa mengajar adalah suatu usaha

mengorganisasi lingkungan dan bahan pengajaran dalam hubungannya

dengan siswa yang menimbulkan proses belajar. Pengertian ini

mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai

organisator kegiatan belajar mengajar siswa dan juga hendaknya mampu

4
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab,
hlm. 41
3

memanfaatkan lingkungan, baik yang ada dikelas maupun yang diluar

kelas, yang menunjang kegiatan belajar mengajar.5

Seorang guru dalam proses pembelajaran haruslah memiliki

kemampuan untuk melakukan modifikasi keterampilan yang hendak

diajarkan agar sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Selain itu, Guru

dalam mengajar harus menguasai keterampilan dalam berbagai gaya

mengajar sehingga siswa dapat memperoleh cara yang efektif dalam

pembelajaran. Salah satu keterampilan dalam gaya mengajar adalah

penggunaan variasi dalam gaya mengajar. Adapun variasi dalam gaya

mengajar meliputi: penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian siswa,

kesenyapan sejenak, mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan

mimik, dan pergantian posisi guru dengan bergerak.6

Gaya mengajar guru yang bervariasi mempunyai pengaruh yang

kuat terhadap intensitas belajar siswa. Udin S. Winataputra menyatakan

bahwa variasi adalah keragaman yang membuat sesuatu tidak monoton.7

Variasi dapat berupa perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan

yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang unik dan

menarik. Adapun variasi mengajar adalah keanekaragaman dalam

penyajian proses pembelajaran.8

5
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 5.
6
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hlm.
266-270.
7
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno,Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), hlm. 91.
8
Ibid.
4

Variasi dalam pembelajaran merupakan suatu kegiatan guru dalam

konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi

kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid

senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.

Kurangnya keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran

akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa saat proses

pembelajaran. Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian

kegiatan belajar yang monoton akan mengakibatkan perhatian, motivasi,

dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah menurun.9 Untuk

itu, variasi dalam gaya mengajar penting untuk dilakukan seorang guru

untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, tidak

membosankan bagi siswa dan memotivasi siswa untuk belajar.

Pembelajaran yang menyenangkan dengan penggunaan variasi

dalam gaya mengajar diharapkan dapat merangsang, menarik dan

menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan adanya motivasi belajar

pada diri siswa dalam proses pembelajaran akan meningkatkan intensitas

siswa dalam belajar, sehingga prestasi belajar yang akan dicapai dapat

meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu motivasi

dalam dunia pendidikan mutlak diperlukan karena berfungsi mendorong,

menggerakkan, merangsang dan mengarahkan kegiatan pembelajaran.

Sardiaman menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran,

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam


9
Hery Rahmat dan Miftahul Jannatin, “Hubungan Gaya Mengajar Guru Dengan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris”el-Midad Jurnal, Vol. 10, Nomor 2 Tahun
2018, hlm.99.
5

diri siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajardapat tercapai.10 Oleh karena itu, sebagai seorang motivator guru

harus menggunakan berbagai macam strategi, dan metode yang dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa, salah satunya dengan penggunaan

variasi dalam gaya mengajar.

Pada kenyataannya di sekolah, berdasarkan hasil observasi awal

yang dilakukan peneliti di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan kelas IV

diketahui bahwa siswa terlihat kurang bersemangat dan tidak ada motivasi

untuk belajar dengan alasan malas, banyak tugas dan membosankan. Hal

tersebut juga terlihat dari siswa yang tidak memperhatikan penjelasan

guru, kurang tekun dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan

partisipasi siswa dalam proses pembelajaran juga masih belum optimal,

siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.11

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan guru mata pelajaran Fikih yakni:

Peneliti : Pak bagaimana keadaan siswa pada saat proses


pembelajaran Fikih berlangsung, apakah mereka
antusias dalam belajar Fikih?
Informan : Begitulah buk, masih ada saja siswa yang tidak
memperhatikan materi yang saya sampaikan, tidak
memperhatikan penjelsan saya, dan saat diberi
tugaspun ada aja siswa yang tidak mengerjakan.12

10
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
2011), hlm. 75.
11
Motivasi Belajar Siswa, Observasi, Ampenan, 19 Oktober 2019.
12
Sudirman, Wawancara, Ampenan, 26 Oktober 2019
6

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru

mengeluhkan tentang motivasi siswa dalam belajar khususnya belajar

Fikih masih belum optimal, karena masih ada siswa yang tidak

memperhatikan penjelasannya dan tidak mengerjakan tugas yang

diberikan.

Selain itu juga peneliti melakukan wawancara dengan salah satu

siswa kelas IV yakni:

Peneliti : Mengapa kamu tidak memperhatikan meteri yang


disampaikan guru?
Informan : Bosan buk, pak guru hanya memberi materi untuk
dicatat setelah itu diberi tugas dan pak guru
menjelaskan materi minggu besoknya, jadinya kita
sulit mengerti apa yang dijelaskan pak guru.13

Dari hasil wawancara di atas siswa mengeluhkan tentang cara

mengajar guru yang hanya memberikan siswa materi untuk dicatat tanpa

menjelaskan materi, sehingga siswa menjadi bosan dan tidak

memperdulikan pelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti guru hanya

memberikan materi pada satu kali pertemuan dan menjelaskan materi di

pertemuan selanjutnya namun tidak secara detail.

Selain itu dilihat dari faktor guru, gaya mengajar guru masih

terbilang monoton. Dilihat dari pengamatan peneliti saat proses

pembelajaran Fikih, guru masih cenderung menerapkan gaya mengajar

yang klasikal, monoton, dan berpusat pada guru. Guru hanya memberikan

penjelasan dan tugas, jika tidak mengerjakan akan mendapatkan

13
Aurelia Ciara, Wawancara, Ampenan, 19 Oktober 2019.
7

punishment (hukuman) sehingga membuat siswa merasa jenuh, bosan dan

malas karena selalu diberi tugas.14

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut melalui penelitian

dengan judul “Hubungan Gaya Mengajar Guru Dengan Motivasi

Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul

Islamiyah Ampenan Tahun Pelajaran 2019/2020”

B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Ada Hubungan Gaya

Mengajar Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Pada

Mata Pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

Tahun Pelajaran 2019/2020?”

2. Batasan Masalah

Ruang lingkup dan fokus masalah dalam penelitian ini hanya

terbatas pada gaya mengajar guru dengan motivasi belajar siswa kelas

IV pada mata pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

tahun pelajaran 2019/2020.

14
Gaya Mengajar Guru, Observasi, Ampenan, 19 Oktober 2019.
8

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah ada hubungan gaya mengajar guru dengan

motivasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Fikih di MI Al-

Ittihadul Islamiyah Ampenan tahun pelajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak

yang terkait dengan penelitian seperti siswa, guru dan sekolah. Adapun

manfaat dari penelitian ini mencakup manfaat teoritis dan manfaat

praktis.

a. Manfaat Teoritis

1) Mampu memberikan kontribusi di bidang pendidikan dengan

memberikan tambahan refrensi dan informasi tentang

hubungan antara gaya mengajar guru dengan motivasi belajar

siswa kelas IV pada mata pelajaran fikih.

2) Menambah dan memperluas pengetahuan mengenai hubungan

antara gaya mengajar guru dengan motivasi belajar siswa.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi

peneliti, siswa, guru, dan pihak sekolah. Manfaat tersebut antara

lain sebagai berikut.


9

1) Manfaat bagi siswa

Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar dan

aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat,

konsentrasi dan perhatian.

2) Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui

pemberian gaya mengajar yang bervariasi dalam proses

pembelajaran.

3) Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian yang didapatkan diharapkan dapat memberikan

informasi bagi pihak sekolah sehingga dapat membantu pihak

sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan sehubungan

dengan motivasi belajar siswa yang berhubungan dangan gaya

mengajar guru dalam proses pembelajaran.

4) Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang hubungan antara gaya mengajar guru dengan motivasi

belajar siswa yang dapat diterapkan oleh peneliti ketika sudah

memiliki kewajiaban untuk mendidik siswa.


10

D. DEFINISI OPERASIONAL

Berdasarkan judul “Hubungan Gaya Mengajar Guru Dengan

Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al-

Ittihadul Islamiyah Ampenan Tahun Pelajaran 2019/2020” dapat di

definisikan istilah sebagai acuan teori penelitian antara lain, sebagai

berikut:

1. Gaya Mengajar Guru

Gaya mengajar sebagaimana dimaksudkan oleh Abdul Majid,

yaitu penggunan variasi dalam gaya mengajar yang meliputi

penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan

atau kebisuan guru, mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan

mimik (variasi dalam ekspresi wajah guru), dan pergantian posisi.15

Berdasarkan pendapat di atas maka yang dimaksud dengan

gaya mengajar guru dalam penelitian ini adalah penggunaan variasi

suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan atau kebisuan guru,

mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan mimik (variasi dalam

ekspresi wajah guru), dan pergantian posisi suara.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar sebagaimana yang dimaksudkan oleh

Sardiman, yaitu keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan

15
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran...,hlm. 266-270
11

belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan

yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.16

Berdasarkan pendapat di atas yang dimaksud dengan motivasi

belajar adalah suatu rangsangan atau dorongan dalam diri siswa yang

menjadi daya penggerak untuk melakukan kegiatan belajar dalam

rangka untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

3. Mata Pelajaran Fikih

Mata pelajaran Fikih adalah salah satu bagian dari mata

pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang mempelajari tentang

fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan tentang cara-cara

pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi

kepada siswa untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam

dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk keserasian dan

keseimbangan Hamblum Minallah dan Hamblum Minannas.

16
Sardiman, Interaksi & Motivasi…, hlm. 75
12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran

a. Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab di semua

lapisan masyarakat. Bagi para pelajar, kata belajar merupakan

kata yang sudah tidak asing lagi, bahkan sudah menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam

menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Seseorang belajar

tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga

untuk mengembangkan keterampilan maupun sikapnya.

Pengalaman merupakan hal yang sangat berarti dalam kegiatan

belajar, karena seseorang belajar didasarkan pada pengalaman

pribadi.

Didukung pula pendapat beberapa ahli, diantaranya M.

Sobry Sutikno menjeslakan bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Menurutnya perubahan yang

dimaksud adalah perubahan yang terjadi secara sadar (disengaja)


13

dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya.17

Skinner menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses

adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara

progresif.18 Cronbach menyatakan bahwa “learning shown by

change in behavior as a result of experience”. Belajar sebagai

suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman.19 Sementara itu Marquis dan

Hilgard mendefinisikan belajar sebagai proses mencari ilmu yang

terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pengalaman,

pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri

seseorang.20

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan saja.

Tetapi, belajar adalah proses mental seseorang yang terjadi akibat

interaksi dengan lingkungannya sehingga menyebabkan

munculnya perubahan prilaku.21

Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang

dilakukan secara sadar (sengaja), yang terjadi di dalam diri

seseorang akibat interaksi dengan lingkungannya dan bertujuan

17
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar..., hlm. 5.
18
Ibid.
19
Sardiman, Interaksi & Motivasi..., hlm.20.
20
Suyono & Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2015), hlm. 12.
21
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010),
hlm. 229.
14

untuk untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya.

Belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan

manusia. Belajar dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang

diinginkan. Pada intinya, tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu 1)

ingin mendapatkan pengetahuan, yang ditandai dengan

kemampuan berpikir siswa, 2) penanaman konsep dan

keterampilan, yang berhubungan dengan penguasaan

keterampilan siswa, baik keterampilan jasmaniah yang

menitikberatkan pada keterampilan gerak tubuh seseorang yang

sedang belajar ataupun keterampilan rohani yang menyangkut

keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan suatu

masalah atau konsep, dan 3) pembentukan sikap, yang berkaitan

dengan penanaman nilai-nilai dalam menumbuhkan sikap mental,

perilaku, dan kepribadian siswa.22

Dalam mencapai tujuan belajar yang diharapkan, suatu

kegiatan belajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar

untuk dijadikan acuan agar proses belajar dapat berjalan secara

efektif dan efisien. Sukmadinata menyatakan bahwa prinsip

umum belajar sebagai berikut:

1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan.


2) Belajar berlangsung seumur hidup.

22
Sardiman, Interaksi & Motivasi..., hlm. 26-28.
15

3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor


bawaan, lingkungan, kematanga, serta usaha dari
individu secara aktif.
4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan (kognitif,
afektif, dan psikomotorik).
5) Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan
waktu.
6) Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa
guru.
7) Belajar yang terencana dan disengaja menuntut
motivasi yang tinggi.
8) Belajar harus bervariasi.
9) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan seperti
adanya hambatan dari lingkungan, kurangnya motivasi,
kelelahan, atau kejenuhan belajar.
10) Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan
dan bimbingan dari orang lain.23

Dengan demikian untuk mencapai tujuan yang

diinginkan dalam belajar, prinsip-prinsip belajar harus

dipahami dan diterapkan oleh seorang guru agar proses belajar

menjadi lebih efektif dan bermakna bagi siswa. Dengan

penggunaan gaya mengajar yang tepat oleh seorang guru, akan

ikut menentukan keberhasilan siswa dalam melaksanakan

proses belajarnya disekolah.

b. Hakikat Mengajar

Belajar dan mengajar adalah dua konsep berbeda yang

tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Belajar

mengacu kepada kegiatan yang dilakukan siswa, sedangkan

mengajar lebih mengacu kepada kegiatan yang dilakukan oleh

seorang guru. Pada dasarnya mengajar merupakan suatu usaha

23
Suyono & Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran..., hlm. 128-129.
16

yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi atau sistem

lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya proses belajar.24

Sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakikatnya

adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi

lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat

menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar.25

Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian

informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses

penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer

ilmu. Dalam konteks ini, mentransfer tidak diartikan sebagai

proses memindahkan, tetapi diartikan sebagai proses

menyebarluaskan. Mengajar sebagai proses menyampaikan

pengetahuan akan lebih tepat jika diartikan dengan menanamkan

ilmu pengetahuan seperti yang dikemukakan oleh Smith bahwa

mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan

(teaching is imparting knowledge or skill).26

Pendapat tersebut di dukung oleh beberapa ahli

diantaranya, Muhammad Ali yang menyatakan bahwa mengajar

adalah suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar

menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan

maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diiginkan hasil


24
Sardiman, Interaksi & Motivasi ..., hlm. 47.
25
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar..., hlm.9.
26
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran..., hlm. 208.
17

belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Sementara Bohar

Suharto mendefinisikan mengajar merupakan suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga

tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya

dengan siswa sehingga terjadi proses belajar yang

menyenangkan.27

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses

mengatur/mengelola, dan menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif serta mengarahkan siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

Guru yang mengajar di depan kelas harus memperhatikan

prinsip-prinsip dalam mengajar sebagai pedoman guru dalam

mengajar. Prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman guru dalam

mengajar sebagai berikut:

1) Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki

siswa. Artinya sebelum proses pembelajaran berlangsung guru

harus mengetahui tingkat kemampuan siswa (entry behavior)

dan tingkat kemampuan ini dapat diketahui diantaranya dengan

melakukan pre tes. Hal ini sangat penting agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

27
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar..., hlm. 7.
18

2) Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat

praktis. Artinya dengan mengaitkan setiap materi pembelajaran

dengan situasi kehidupan yang bersifat praktis, dapat

memunculkan arti materi pembelajaran tersebut bagi diri siswa

sendiri dan dapat meningkatkan minat untuk mempelajarinya.

3) Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap

siswa. Setiap individu mempunyai kemampuan potensial

(seperti bakat dan intelegensi) yang berbeda antara satu dengan

lainnya. Oleh karena itu mengajar harus memperhatikan

perbedaan tingkat kemampuan masing-masing siswa.

4) Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan

mengajar. Kesiapan adalah kemampuan potensial baik bersifat

fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu. Dalam proses

pembelajaran guru harus bisa menyiapkan siswa untuk belajar

dengan baik agar hasil belajar dapat diperoleh dengan baik.

5) Tujuan pembelajaran harus diketahui siswa. Tujuan

pembelajaran harus dirumuskan secara khusus agar mudah

diketahui oleh siswa dan dapat memotivasi siswa untuk

belajar.

6) Mengajar harus mengikuti prinsip psikologi tentang belajar.

Selain memperhatikan berbagai prinsip mengajar yang

disampaikan tersebut, seorang guru juga dituntut untuk memiliki

kemampuan dalam melakukan tugas mengajarnya dengan baik.


19

Diperlukan keterampilan-keterampilan yang perlu dikuasai guru

dalam mengajar untuk kelancaran proses belajar mengajar agar

dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Turney mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar

mengajar, yaitu sebagai berikut:

1) Keterampilan bertanya yang mesyaratkan guru harus


menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang
cerdas, baik keterampilan bertanya dasar ataupun
keterampilan bertanya lanjut.
2) Keerampilan memberikan penguatan. Seorang guru
perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan
karena penguatan merupakan dronganbagi siswa
untuk meningkatkan pehatian.
3) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan, yang mensyaratkan guru agar
mengadakan pendekatan secara pribadi,
mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan
belajar, serta merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar meajar.
4) Ketampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru
untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan
kehidupan sehari-hari. Setidaknya penjelasan harus
relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan
kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan
pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai
dengan keperluan.
5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang
beragam sehinga kondisi kelas menjadi dinamis.
6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati
aktivitas siswa dalam diskusi.
7) Keterampilan mengelola kelas, mencakup
keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemeliharaan serta pengendalian kondisi yang
optimal.
8) Keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam
gaya mengajar, penggunaan media dan bahan
pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan.28

28
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran..., hlm. 233-234.
20

Keterampilan dasar mengajar tersebut penting diketahui

dan dikuasai oleh seorang guru untuk menjadi pendidik yang

profesional. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan

keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan mampu

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan lebih memotivasi

siswa dalam belajar sehingga pencapaian hasil belajar siswa akan

lebih baik.

Selain itu, seorang guru juga harus mampu menyesuaikan

penggunaan keterampilan dasar mengajar dengan tujuan

pembelajaran dan kebutuhan siswa. Dalam kaitannya dengan

motivasi siswa dalam belajar, diantara delapan keterampilan dasar

mengajar guru tersebut, keterampilan mengadakan variasi perlu

mendapat perhatian lebih oleh seorang guru. Hal ini dikarenakan

dengan adanya gaya mengajar yang bervariasi kegiatan

pembelajaran akan terasa menyenangkan dan lebih menarik

perhatian siswa, sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam

kegiatan belajarnya. Dengan kegiatan belajar mengajar yang

bervariasi diharapkan akan lebih menimbulkan semangat,

ketekunan, keantusiasan, dan lebih memotivasi siswa dalam

belajar. Selain itu, pembelajaran akan dirasa lebih bermakna bagi

siswa.

Oleh karena itu, guru perlu memahami dan menguasai

delapan keterampilan dasar mengajar dan mampu


21

menggunakannya sesuai dengan kebutuhan siswa dalam proses

pembelajaran. Pengggunaan keterampilan dasar mengajar akan

membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan proses

pembelajaran akan berlangsung lebih efektif dan efisien.

c. Hakikat Pembelajaran

Pada dasarnya pembelajaran adalah kegiatan terencana

yang mengkondisikan/merangsang siswa agar bisa belajar dengan

baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.29 Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

Pasal 1 ayat 20 yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.30 Sejalan dengan pendapat tersebut Mohamad

Surya menjelaskan pembelajaran adalah suatu proses yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.31

Sementara itu, Rusman menyatakan bahwa pembelajaran

adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang

saling berhubungan satu dengan yang lain, komponen tersebut

meliputi: materi, metode, dan evaluasi pembelajaran.32

29
Ibid., hlm. 5.
30
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2017), hlm. 85.
31
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran...,hlm. 4.
32
Rusman, Belajar dan Pembelajaran…, hlm. 2.
22

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, pada

hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan

antara guru, siswa dan media/sumber belajar dalam rangka

memberikan pengalaman untuk merubah tingkah laku siswa

menjadi lebih baikdari sebelumnya. Oleh karena itu, dalam proses

pembelajaran guru membantu siswa untuk memperoleh

pengetahuan serta memfasilitasi siswa mengembangkan potensi

yang dimilikinya.

2. Gaya Mengajar

a. Pengertian Gaya Mengajar

Gaya mengajar (learning style) merupakan cara atau

metode yang dipakai oleh guru ketika dalam proses

pembelajaran.33 Menurut Suparman dalam Riani Khuzaimah

mengemukakan bahwa gaya mengajar adalah cara atau metode

yang digunakan guru ketika melakukan pengajaran.34 Allan C.

Ornstein menjelaskan gaya mengajar adalah bagaimana seorang

guru memanfaatkan ruang kelas, pilihan kegiatan pembelajaran

dan materi, dan cara pengelompokan siswa.35

Selain itu dalam buku pedoman mengajar, gaya mengajar

adalah gaya yang dilakukan guru pada waktu mengajar didepan

33
Dian Naelil Muna, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru terhadap Minat Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Matematika di SDN Cerih 01 Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal”,
(Skripsi, FTIK IAIN Purwokerto, 2019), hlm. 5.
34
Riani Khuzaimah, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi”, (Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya, Surabaya), hlm. 28.
35
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran…, hlm. 273.
23

kelas termasuk cepat atau lambatnya langkah-langkah yang

dilakukan melalui proses pembelajaran, termasuk juga sikap dan

tingkah laku, tinggi rendah dan pelannya suara guru pada waktu

mengajar.36

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa gaya mengajar adalah cara, strategi, atau

metode yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran yang

bertujuan untuk mengatasi kebosanan dan menarik perhatian

siswa dalam belajar.

b. Macam-macam Gaya Mengajar

Hernawan dkk., mengelompokkan gaya mengajar guru

yang diterapkan dalam proses pembelajaran menjadi empat

macam, yaitu gaya mengajar klasik, gaya mengajar teknologis,

gaya mengajar personalisasi, dan gaya mengajar interaksional.

1) Gaya Mengajar Klasik

Guru dengan gaya mengajar klasik masih menerapkan

konsepsi sebagai satu-satunya cara belajar dengan berbagai

konskuensi yang diterimanya. Guru masih mendominasi kelas

tanpa memberi kesempatan pada siswa untuk aktif sehingga

akan menghambat perkembangan siswa dalam proses

pembelajaran. Gaya mengajar klasikal tidak sepenuhnya

disalahkan manakala kondisi kelas yang mengharuskan seorang

36
Dian Naelil Muna, Pengaruh Gaya…, hlm. 6
24

guru berbuat demikian, yaitu kondisi kelas dimana siswanya

mayoritas pasif. Dalam pembelajaran klasikal, peran guru

sangat dominan, oleh karena itu guru harus ahli (expert) pada

bidang pelajaran yang diampunya.

2) Gaya Mengajar Teknologis

Gaya mengajar teknologis ini mengisyaratkan seorang

guru untuk berpegang pada berbagai sumber media yang

tersedia. Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan

siswa dan selalu memberikan stimulan untuk mampu

menjawab segala persoalan yang dihadapi dan mempelajari

pengetahuan yang sesuai dengan minat masing-masing

sehingga memberi banyak manfaat pada diri siswa.

3) Gaya Mengajar Personalisasi

Pembelajaran personalisasi dilakukan berdasarkan atas

minat, pengalaman, dan pola perkembangan mental siswa.

Dominasi pembelajaran ada di tangan siswa, guru tidak hanya

memberikan materi pembelajaran untuk membuat siswa lebih

pandai, melainkan agar siswa menjadikan dirinya lebih pandai.

Guru dengan gaya personalisasi akan selalu meningkatkan

belajarnya dan juga senantiasa memandang siswa seperti

dirinya sendiri. Guru tidak dapat memaksakan siswa untuk

sama dengan gurunya, karena siswa tersebut mempunyai minat,

bakat, dan kecenderungan masing-masing.


25

4) Gaya Mengajar Interaksional

Guru dengan gaya mengajar interaksional lebih

mengedepankan dialogis dengan siswa sebagai bentuk interaksi

dinamis. Guru dan siswa atau siswa dengan siswa saling

ketergantungan, artinya mereka sama-sama menjadi subyek

pembelajaran dan tidak ada yang dianggap baik atau sebaliknya

paling jelek.37

Selain itu, menurut Muhammad Ali dalam Riani

Khuzaimah menyatakan bahwa gaya mengajar dapat

diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Gaya Mengajar Klasikal

Gaya mengajar klasikal adalah gaya mengajar yang berpusat

pada guru (teacher centred approach). Artinya keberhasilan

belajar sangat ditentukan oleh kualitas guru, karena guru

menjadi penentu nasib siswa.

2) Gaya Mengajar Individual

Gaya mengajar seperti ini merupakan gaya mengajar yang

berpusat pada siswa (student centred approach) artinya siswa

dituntut untuk ikut berperan aktif dan beraktivitas secara utuh

dan mandiri agar prestasi belajar siswa tinggi. Dalam gaya

mengajar individual guru lebih banyak berperan sebagai

konsultan, stimulus, pengelola sumber belajar, pembimbing,

37
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran…, hlm. 279-280.
26

pengarah, pembina, dan penerima laporan hasil kemajuan

belajar siswa.

3) Gaya Mengajar Interaksional

Gaya mengajar interaksional merupakan gaya mengajar yang

lebih mengedepankan dialogis dengan siswa sebagai bentuk

interaksi yang dinamis. Guru dan siswa atau siswa dengan

siswa saling ketergantungan satu sama lain, artinya mereka

sama-sama menjadi subyek pembelajaran.38

Selain gaya mengajar terdapat juga variasi gaya

mengajar. Variasi gaya mengajar ini pada dasarnya bertujuan

untuk meningkatkan perhatian siswa, memotivasi siswa,

menjaga wibawa guru, mendorong kelengkapan fasilitaas

pengajaran, dan mendorong siswa untuk belajar.39

Abdul Majid menyebutkan komponen-komponen

variasi mengajar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Variasi dalam gaya mengajar meliputi: penggunaan


variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa
(focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher
silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye
contact and movement), gerakan badan, mimik (variasi
dalam ekspresi wajah guru), dan pergantian posisi guru
dan gerak guru dalam kelas (teacher movement).
2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran.
Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indra yang
digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian,
yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun
variasi penggunaan alat antara lain sebagai berikut:
variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids),

Riani Khuzaimah, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru..., hlm. 28-29


38
39
Ibid., hlm.263-265.
27

variasi alat atau bahan yang dapat didengar (audio


aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba
(motorikk), dan variasi alat atau bahan yang dapat
didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids).
3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi
guru dengan murid dalam kegaiatan belajar mengajar
sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi
pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan
kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan
suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan.40

Dari ketiga komponen variasi mengajar yang telah

dipaparkan di atas, peneliti lebih memfokuskan penelitiannya

pada penggunan variasi dalam gaya mengajar. Penggunaan

variasi dalam gaya mengajar mencakup:

1) Variasi suara: perubahan suara dari keras menjadi lembut,

dari tinggi menjadi rendah, lambat menjadi cepat, atau

memberikan tekananpada kata-kata tertentu.

2) Pemusatan perhatian siswa: memusatkan perhatian siswa

pada hal-hal yang dianggap penting, misalnya dengan

perkataan “perhatikan ini baik-baik”.

3) Membuat kesenyapan sejenak: kesenyapan adalah suatu

keadaan diam secara tiba-tiba di tengah-tengah kegiatan

pembelajaran/saat menerangkan sesuatu. Adanya

kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk

menarik perhatian siswa.

40
Ibid., hlm. 239-240.
28

4) Mengadakan kontak pandang dan gerak: bila menerangkan

materi sebaiknya guru mengarahkan pandangannya

keseluruh kelas tidak hanya tertuju pada satu siswa saja.

5) Gerakan badan dan mimik: variasi dalam ekspresi wajah

guru.

6) Pergantian posisi guru: biasakan bergerak bebas di kelas

guna menanamkan rasa dekat dengan siswa, jangan

membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap

papan tulis.41

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan

sebaiknya seorang guru melakukan gaya mengajar yang

bervariasi. Dengan melakukan gaya mengajar yang bervariasi,

maka suasana kelas tidak terasa membosankan bagi siswa.

Guru yang banyak melakukan variasi dalam gaya mengajar

tentu akan menarik perhatian dan minat siswanya untuk

mengikuti proses pembelajaran sehingga berpengaruh pada

peningkatan dalam prestasi belajarnya. Seorang guru

hendaknya selalu mengusahakan dan menyesuaikan

penggunaan variasi dalam mengajar agar dapat mendukung

penjelasan yang disampaikan.

Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengetahui gaya

mengajar guru yang bervariasi maka dalam penelitian ini

41
Ibid., hlm. 266-270
29

ditetapkan indikator sebagai berikut: a) variasi suara, b)

pemusatan perhatian siswa, c) kesenyapan atau kebisuan guru,

d) mengadakan kontak pandang, e) gerakan badan dan

mimik,dan f) perubahan dalam posisi guru.

Gaya mengajar guru yang bervariasi dapat dikatakan

baik apabila telah mencakup indikator-indikator tersebut.

Dengan penggunaan gaya mengajar yang bervariasi,

diharapkan proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian

dan minat siswa serta lebih memotivasi siswa dalam kegiatan

belajarnya. Hal tersebut dikarenakan dengan kegiatan

pembelajaran yang lebih bervariasi, siswa akan merasa lebih

senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

sehingga memunculkan motivasi belajar dalam diri siswa yang

membuatnya lebih giat, tekun, dan lebih aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran yang belangsung.

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang diartikan

sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya tujuan.42

Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

42
Pupuh Fathurrohman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar…, hlm. 19.
30

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari

pengertian tersebut, terdapat tiga ciri pokok dalam motivasi yaitu:

motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan

munculnya rasa/ “feeling”, dan dirangsang karena adanya

tujuan.43

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat

tercapai.44 Motivasi pada dasarnya adalah keinginan (want) yang

ingin dipenuhi, maka ia timbul jika ada rangsangan, baik karena

adanya kebutuhan (need) maupun minat (interest) terhadap

sesuatu.45 Hal ini berarti bahwa keinginan untuk mencapai suatu

keberhasilan merupakan pendorong untuk bertingkah laku atau

melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa motivasi belajar adalah suatu rangsangan atau dorongan

dalam diri siswa yang menjadi daya penggerak untuk melakukan

kegiatan belajar dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan yang

di kehendaki.

43
Ibid.
44
Sardiman, Interaksi & Motivasi…, hlm.75.
45
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2012),
hlm. 35.
31

b. Sumber Motivasi

Dilihat dari sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu

motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi Instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam

individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain.

Faktor yang berasal dari dalam diri individu adalah sebagai

berikut:

a) Adanya kebutuhan
b) Persepsi individu mengenai diri sendiri
c) Harga diri dan prestasi
d) Adanya cita-cita dan harapan masa depan
e) Keinginan tentang kemajuan dirinya
f) Minat
g) Kepuasan kinerja.46

2) Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai

akibat pengaruh dari luar individu. Baik itu karena adanya

ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan

keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau

belajar.47

Sardiman mengemukakan bahwa ada beberapa cara

untuk menumbuhkan dan membangkitkan motivasi belajar

siswa dalam kegiatan belajar, diantaranya adalah sebagai

berikut:

a) Memberi angka
b) Pemberian hadiah
c) Kompetisi

46
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran…, hlm. 311-312.
47
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar…, hlm. 20.
32

d) Memberi ulangan
e) Mengatahui hasil
f) Hukuman
g) Pujian48

Mengingat begitu pentingnya motivasi belajar dalam

diri siswa, maka dalam penelitian ini untuk mengetahui

motivasi belajar pada siswa, ditetapkan indikator motivasi

belajar sebagai berikut: a) tekun menghadapi tugas, b) ulet

menghadapi kesulitan, c) menunjukkan minat terhadap

bermacam-macam masalah, d) lebih senang bekerja mandiri, e)

cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, f) dapat

memepertahankan pendapatnya, g) tidak mudah melepaskan

hal yang diyakininya, dan h) senang mencari dan memecahkan

soal-soal.49

c. Fungsi Motivasi

Sardiman menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi,

yaitu sebagai berikut:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai


penggerak atau motor yang melepaskan energi.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor pengerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengn rumusan tujuannya.
3) Menyelesaikan perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.50
48
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar…, hlm. 92-94.
49
Ibid., hlm. 83
50
Ibid., hlm. 85
33

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa fungsi motivasi adalah sebagai pendorong,

pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak prilaku

individu/seseorang dalam mencapai suatu tujuan.

4. Mata Pelajaran Fikih

a. Pengertian Mata Pelajaran Fikih

Mata pelajaran fikih adalah salah satu bagian dari mata

pelajaran pendidikan agama Islam yang mempelajari tentang fikih

ibadah, terutama menyangkut pengenalan tentang cara-cara

pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaan dalam kehidupan

sehari-hari.51 Fikih adalah seperangkat yang mengatur hubungan

manusia dengan Allah swt. (Hablum Minallah), sesama manusia

(Hablum Minannas), dan dengan makhluk lainnya (Hablum

Ma’al Ghairi).52

Secara substansial mata pelajaran fikih memilki kontribusi

dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan

dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari

sebagai perwujudan kesarasian, keselarasan, dan keseimbangan

hubungan manusia dengan Allah, dengan diri manusia itu sendiri,

sesama manusia, makhluk lainnya ataupun dengan

lingkungannya.

51
Keputusan Menteri Agama..., hlm. 41
52
Ibid.,hlm. 37
34

b. Tujuan Mata Pelajaran Fikih di MI

Dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor: 165 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah

menyatakan bahwa mata pelajaran Fikih di MI bertujuan untuk

membekali siswa agar dapat:

1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan


hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah
maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaan
dalam menjalankan ajaran agama Islam baik hubungan
manusia dengan Allah swt., dengan diri manusia itu
sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun
hubungan dengan lingkungannya.53

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan mata pelajaran Fikih

di MI adalah untuk membekali siswa agar dapat mengetahui,

memahami dan mengamalkan tata cara pelaksanaan hukum islam

baik yang menyangkut aspek ibadah maupun mumalah.

c. Ruang Lingkup dan Karakteristik Mata Pelajaran Fikih di MI

 Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:

1) Fikih Ibadah: pengenalan dan pemahaman tentang


cara pelaksaan rukun Islam yang benar dan baik.
Seperti: tata cara taharah, shalat, puasa, zakat, dan
ibadah haji.
2) Fikih Muamalah: pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman

53
Ibid., hlm. 41
35

yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara


pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.54

 Karakteristik mata pelajaran Fikih di MI

Mata pelajaran Fiqih adalah bagian dari pelajaran

agama di madrasah yang mempunyai ciri khas

dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya, karena pada

pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk dapat

memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang

mampu memahami, melaksanakan dan mengamalkan

hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah

serta dapat mempraktekannya dengan benar dalam

kehidupan sehari-hari.

Adapun karateristik mata pelajara Fikih di MI

adalah lebih menekankan pada pemahaman yang benar

mengenai ketentuan hukum dalam Islam serta kemampuan

cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dalam

kehidupan sehari-hari.55

5. Hubungan Gaya Mengajar Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Fikih

Guru dan siswa merupakan faktor utama dalam proses

pembelajaran. Interaksi antara guru dan siswa merupakan syarat utama

bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Melalui interaksi dalam

54
Ibid., hlm. 44
55
Ibid., hlm. 38
36

proses pembelajaran yang nantinya akan membantu siswa dalam

mencapai tujuan belajarnya. Keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan belajar tergantung pada proses pembelajaran yang dialaminya.

Dalam pencapaian tujuan belajar, peran seorang guru sangat

diperlukan bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat menarik perhatian

dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar sehingga proses

pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat

tercapai secara optimal.

Gaya mengajar merupakan suatu perubahan tingkah laku guru

dalam proses pembelajaran. Untuk dapat menarik dan menumbuhkan

motivasi belajar siswa guru perlu menggunakan variasi dalam gaya

mengajar. Penyajian kegiatan pembelajaran yang bervariasi dapat

menarik dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar sehingga

tujuan pembelajaran dapat tecapai secara optimal.56

Oleh karea itu, peran guru sangat dibutuhkan untuk dapat

menarik dan membangkitkan motivasi belajar siswa khususnya pada

mata pelajaran Fikih, mengingat pentingnya motivasi belajar dalam

diri siswa. Salah satu strategi guru untuk menumbuhkan motivasi

siswa dalam belajar Fikih adalah dengan penggunaan variasi dalam

gaya mengajar. Adapun komponen-komponen penggunaan variasi

dalam gaya mengajar guru meliputi: variasi suara, pemusatan

perhatian siswa, kesenyapan atau kebisuan guru, mengadakan kontak

56
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran..., hlm. 279-280
37

pandang, gerakan badan dan mimik, dan pergantian posisi.57 Dengan

penggunaan variasi dalam gaya mengajar diharapkan dapat membantu

menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga kegiatan

pembelajaran terasa lebih menarik, menyenangkan, dan lebih

bermakna bagi siswa sekaligus tujuan pembelajaran tercapai secara

optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan gaya mengajar guru

dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fikih adalah ketika

guru mengadakan variasi dalam gaya mengajar dengan baik maka

motivasi siswa akan tumbuh dan kegiatan pembelajaran akan

berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara optimal.

B. Kerangka Berfikir

Sugiyono menyatakan bahwa kerangka berfikir adalah sintesa

tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang

telah dideskripsikan.58 Adapun variabel bebas (independen) dalam

penelitian ini adalah gaya mengajar guru dan variabel terikat (dependen)

dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.

Penyajian kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan

untuk siswa dapat dijadikan salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi

belajar pada diri siswa. Motivasi belajar dalam diri siswa memberikan

dorongan dalam menentukan keinginan untuk berhasil atau tidaknya siswa

dalam belajar. Siswa yang termotivasi akan lebih tekun dalam mengikuti
57
Ibid., hlm. 266-270
58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: ALFABETA, 2015),hlm. 92
38

proses pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Dengan adanya motivasi dalam diri siswa, maka siswa akan merasa senang

dan tidak merasa terbebani dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain

itu, proses pembelajaran akan terasa lebih menarik dan bermakna bagi

siswa.

Penggunaan variasi dalam gaya mengajar dapat membantu siswa

untuk menumbuhkan motivasi belajar pada saat mengikuti proses

pembelajaran. Apabila siswa merasa proses pembelajaran yang dilakukan

guru menarik, maka siswa tentu akan lebih senang dalam megikuti proses

pembelajaran dan juga akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan

demikian, jika menurut pandangan siswa gaya mengajar yang dilakukan

guru baik, maka motivasi siswa dalam belajar akan tinggi. Tapi

sebaliknya, jika menurut pandangan siswa gaya mengajar yang dilakuakn

guru kurang baik, maka motivasi siswa dalam belajar akan rendah.

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, selanjutnya dikembangkan

paradigma, yaitu gambaran dari hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat.
39

Gaya Mengajar Guru Motivasi Belajar Siswa


(Variabel X) (Variabel Y)

Indikator: Indikator:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi
1. Variasi suara
kesulitan
2. Pemusatan 3. Menunjukkan minat
perhatian siswa terhadap bermacam
3. Kesenyapan masalah
4. Lebih senang bekerja
4. Mengadakan
mandiri
kontak pandang 5. Cepat bosan pada tugas
5. Gerakan badan yang rutin
6. Dapat mempertahankan
dan mimik
pendapatnya
6. Pergantian posisi 7. Tidak mudah melepaskan
guru hal yang diyakin.
8. Senang mencari dan
memecahkan masalah
9. soal-soal.
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun

hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan masih didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh dari pengumpulan data.59

59
Ibid., hlm. 96
40

Berdasarkan pengertian tersebut, maka rumusan hipotesis

dimaksud adalah: HO: ditolak, Tidak ada Hubungan Gaya Mengajar Guru

Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Fikih di MI

Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Tahun Pelajaran 2019/2020.

Ha: diterima, Ada Hubungan Gaya Mengajar Guru Dengan

Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al-

Ittihadul Islamiyah Ampenan tahun pelajaran 2019/2020.

Berdasarkan rumusan hipotesis diatas maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah Ha : diterima “Ada Hubungan Gaya Mengajar

Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran

Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Tahun Pelajaran

2019/2020”.
41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis penelitian

Dalam penelitin ini menggunakan jenis penelitian korelasional,

dimana penelitian ditujukan untuk mencari hubungan satu variabel

dengan variabel lainnya. Hubungan antara satu variabel dengan

variabel lainnya dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan

keberartian (signifikansi) secara statistik. Dua variabel atau lebih

dikatakan berkorelasi jika setiap perubahan yang terjadi pada variabel

yang satu diikuti dengan perubahan pada variabel yang lain. Dua

veriabel yang mempunyai korelasi sering kali menunjukkan adanya

hubungan sebab akibat (kasual).60

2. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.

Sugiyono menyatakan penelitian kuantitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis

data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.61

60
Abdul Rozak, Pengantar Statistika, (Jatim: Intimedia, 2012), hlm. 93
Sugiyono,Metode Penelitian…, hlm. 14
61
42

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

meliputi seluruh karakteristik/sifat dari obyek/subyek dan ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.62

Selain itu, Suharsimi Arikunto dalam bukunya mengatakan bahwa

populasi adalah keseluruhan objek penelitian“.63 Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah

Ampenan yang berjumlah 295 siswa, terdiri dari 137 siswa laki-laki

dan 158 siswa perempuan.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi dengan catatan

sampel yang diambil dari populasi harus reprensentatif (mewakili).64

Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah

teknik probablity sampling. Adapun teknik probablity sampling yang

digunakan adalah simple random sampling. Dikatakan simple

62
Ibid., hlm.117
63
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2013 ), hlm. 173
64
Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 118
43

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi tersebut.65 Adapun yang dijadikan sebagai sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah

Ampenan yang berjumlah 51 orang.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan yaitu mulai dari bulan

Januari sampai dengan bulan Juli 2020 di MI Al-Ittihadul Islamiyah

Ampenan Jln. Lumba-lumba No. 7 Lingkungan Melayu Ampenan,

Mataram.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.66 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel

independen dan variabel dependen.

1. Variabel Independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas

(variabel X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.67 Variabel

independen atau variabel X dalam penelitian ini adalah gaya mengajar

65
Ibid., hlm. 120
66
Ibid., hlm. 61
67
Ibid.
44

guru kelas IV pada mata pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah

Ampenan tahun pelajaran 2019/2020.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut variabel terikat (variabel Y)

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.68 Variabel dependen atau variabel Y dalam

penelitian ini adalah motivasi belajar siswa kelas IV pada mata

pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan tahun pelajaran

2019/2020.

E. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif bentuk korelasional karena penelitian ini bertujuan untuk

menemukan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara gaya mengajar

guru dengan motivasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Fikih di

MI Al-Ittihadul Islamiyah tahun pelajaran 2019/2020.

Adapun perencanaan dan pelaksaan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Peneliti melakukan observasi ke MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

untuk mencari tahu masalah yang terdapat pada MI tersebut.

2. Peneliti memilih subjek penelitian yaitu kelas IV MI Al-Ittihadul

Islamiyah Ampenan.

3. Menentukan sampel dari populasi.

68
Ibid.
45

4. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpul data.

5. Menguji coba instrumen pengumpul data pada subjek uji coba

instrumen.

6. Menganalisis data dari hasil uji coba instrumen untuk mengetahui

apakah instrumen yang dibuat telah valid dan reliabel.

7. Melaksanakan penelitian dengan membagikan instrumen kepada

sampel penelitian.

8. Menghitung data yang diperoleh untuk mengetahui hubungan gaya

mengajar guru dengan motivasi belajar siswa kelas IV pada mata

pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan dan

interprestasi hasil perhitungan data.

F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka

harus ada alat yang yang digunakan dalam penelitian. Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati (variabel penelitian).69 Instrumen – instrumen yang

digunakan untuk mengukur variabel harus telah teruji validitas dan

reliabilitasnya. Uji coba instrumen perlu dilakukan sebelum melakukan

penelitian, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir

yang tertera dalam instrumen penelitian sudah memadai dan cocok dengan

keadaan di lapangan.

69
Ibid., hlm. 148
46

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan angket tertutup

dalam bentuk pernyataan sebagai instrumen untuk mengukur hubungan

gaya mengajar guru dengan motivasi belajar siswa kelas IV pada mata

pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Tahun Pelajaran

2019/2020. Dalam instrumen angket gaya mengajar guru dan motivasi

belajar siswa terdapat pernyataan positif (+) dan negatif (-) yang bertujuan

untuk menyeimbangkan jawaban siswa. Adapun instrumen angket gaya

mengajar guru dan motivasi belajar siswa telah diuji validitasnya oleh Ibu

Ramdhani Sucilestari, M.Pd., untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 5.

1. Instrumen Angket Gaya Mengajar Guru

Instrumen angket gaya mengajar guru digunakan untuk

memperoleh data tentang gaya mengajar guru pada saat proses

pembelajaran. Adapun jumlah soalnya sebanyak 30 butir pernyataan,

dimana butir pernyataan tersebut merupakan turunan dari indikator

variasi dalam gaya mengajar menurut Abdul Majid dalam bukunya

startegi pembelajaran yang menyatakan bahwa variasi dalam gaya

mengajar dapat dilakukan dengan enam cara yaitu variasi suara,

pemusatan perhatian siswa, membuat kesenyapan sejenak,

mengadakan kontak pandang, variasi gerakan badan dan mimik,

perubahan posisi guru.70

70
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran..., hlm. 266-270
47

Tabel 1.1
Kisi-kisi Instrumen Angket Gaya Mengajar Guru
No Indikator Deskriptor Item Jumlah
+ - soal
1 Variasi Suara 1. Kejelasan suara 1 2
guru pada saat 3 4 6
mengajar. 5 6
2. Kelancaran bicara
guru pada saat
menjelaskan.
2 Pemusatan 1. Memberitahukan 8 7
Perhatian siswa dengan 9 10 6
siswa ucapan lisan. 12
2. Mengulang materi 11
penting.
3 Membuat 1. Pemberian waktu 13 14
kesenyapan senyap saat 16 15 4
sejenak suasana tidak
kondusif.
2. Pemberian waktu
senyap saat
perpindahan
segmen mengajar.
4 Mengadakan 1. Kontak pandang 18 17
kontak meyeluruh ke 19 4
pandang semua siswa di 20
kelas.
2. Memandang
siswa yang sedang
diajak berbicara.
5 Gerakan 1. Semangat guru 21 22
badan dan pada saat 23 5
mimik mengajar. 24
2. Ekspresi guru 25
pada saat
mengajar.
3. Menggerakan
anggota badan
tertentu untuk
menyampaikan
sesuatu.
6 Perubahan 1. Tidak terfokus di 26 27
posisi guru satu tempat saat 29 28 5
mengajar. 30
2. Berkeliling di
dalam kelas.
48

Jumlah 30

2. Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa

Instrumen angket motivasi belajar siswa digunakan untuk

memperoleh data tentang motivasi belajar siswa pada saat mengikuti

proses pembelajaran. Adapun jumlah soalnya sebanyak 30 butir,

dimana butir soal tersebut merupakan turunan dari indikator motivasi

belajar siswa menurut Sardiman dalam bukunya Interkasi dan

Motivasi Belajar Mengajar yang menyatakan bahwa untuk

mengetahui motivasi belajar siswa ditetapkan 8 indikator motivasi

belajar yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan,

menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah, lebih senang

bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat

mempertahankan pendapat, tidak mudah melepaskan hal yang

dinyakini, dan senang mencari dan memecahkan soal-soal.71 .

Tabel 1.2
Kisi-kisi Instrumen angket Motivasi Belajar
No Indikator Deskriptor Item Jumlah
+ - soal
1 Tekun 1. Rajin 2 1 1
menghadapi mengerjakan 3 4
tugas tugas
2. Mengumpulkan
tugas tepat
waktu
3. Mengerjakan
PR
2 Ulet 1. Berani bertanya 5 6 2
menghadapi 2. Tidak mudah 7
kesulitan putus asa 8
3 Menunjukkan 1. Datang tepat 11 9 3

71
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar..., hlm. 83
49

minat waktu 12 10
terhadap 2. Memperhatikan
berbagai penjelasan guru
macam 3. Memanfaatkan
masalah waktu untuk
belajar.
4 Lebih senang 1. Tidak 13 15 4
bekerja mencontek 14 17
mandiri 2. Yakin dengan 16
hasil pekerjaan
sendiri
5 Cepat bosan 1. Bosan dengan 19 18 5
pada tugas pembelajaran 20
yang rutin monoton.
6 Dapat 1. Merasa percaya 21 23 6
mempertahan diri 22
kan pendapat 2. Berani
mengemukakan
pendapat di
kelas.
7 Tidak mudah 1. Yakin dengan 26 24
melepas hal jawaban 25 3
yang diyakini dirisendiri.
2. Berpikir positif.
8 Senang 1. Mengerjakan 28 27
mencari dan soal-soal di 29 30 4
memecahkan buku.
soal-soal 2. Memanfaatkan
waktu luang
untuk hal
positif.
Jumlah 30

3. Uji Coba Instrumen

a. Validitas Insrtumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen yang digunakan tersebut dapat digunakan untuk


50

mengukur apa yang seharusnya diukur.72 Sebuah instrumen

dikatakan valid atau sahih apabila mampu mengkur apa yang

hendak diukur atau mempu mengukur data dari variabel

penelitian secara tepat. Validitas dalam instrumen ini

menggunakan bantuan MS Excel 2010. Untuk pengujian

validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment.

Rumus korelasi product moment yaitu:

Keterangan:
rxy = Koefisien antara variabel X dan Y
N = Jumlah sampel
X = Angka mentah untuk variabel X
Y = Angka mentah untuk variabel Y73
Distribusi/tabel r untuk α = 0,05
Kaidah keputusan: Jika rhitung> rtabel, berarti valid,
Jika rhitung< rtabel, berarti tidak valid

Setelah dilakukan uji coba intrumen dan dihitung

validitas instrumennya dengan menggunakan bantuan

Microsoft Excel 2010 didapatkan hasil bahwa untuk variabel

gaya mengajar guru jumlah valid 21 butir pernyataan,

sedangkan jumlah tidak valid yaitu 9 butir pernyataan dan

72
Ibid., hlm. 173
73
Abdul Rozak, Pengantar Statistika..., hlm. 97
51

untuk variabel motivasi belajar jumlah valid 22 butir

pernyataan sedangkan jumlah tidak valid 8 butir pernyataan.

Berikut hasil uji validitas instrumen angket gaya mengajar guru

dan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 1.3 yaitu:

Tabel 1.3
Hasil Uji Validitas
No Variabel Jumlah Butir Butir No. Butir
Penelitian butir valid invalid invalid
1 Gaya 30 21 9 6,7,8,10,19,
mengajar 23,24,28,30
guru
2 Motivasi 30 22 8 4,8,16,17,
belajar 18,20,22,25
siswa

Pada tabel 1.3 beberapa butir pertanyaan angket gugur

dan tidak layak digunakan sebagai pernyataan penelitian.

Sehingga peneliti menyusun kembali kisi-kisi instrumen gaya

mengajar guru dan motivasi belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 2.1
Kisi-kisi Instrumen Gaya Mengajar Guru
No Indikator Deskriptor Item Jumlah
+ - soal
1 Variasi 1. Kejelasan 1 2
Suara suara guru 3 4 5
pada saat 5
mengajar.
2. Kelancaran
bicara guru
pada saat
menjelaskan.
2 Pemusat 1. Memberitahu
an kan siswa 6 3
Perhatian dengan 7
siswa ucapan lisan. 8
2. Mengulang
materi
52

penting.
3 Kesenya 1. Pemberian 9 10
pan waktu senyap 12 11 4
saat suasana
tidak
kondusif.
2. Pemberian
waktu senyap
saat
perpindahan
segmen
mengajar.
4 Mengada 1. Kontak 14 13 3
kan pandang 15
kontak meyeluruh ke
pandang semua siswa
di kelas.
2. Memandang
siswa
yangsedang
diajak
berbicara.
5 Gerakan 1. Semangat 16 17 3
badan guru pada 18
dan saat
mimik mengajar.
2. Ekspresi guru
pada saat
mengajar.
3. Menggerakan
anggota
badan
tertentu
untuk
menyampaik
an sesuatu.
6 Perubaha 1. Tidak 19 20
n terfokus di 21 3
posisi satu tempat
guru saat
mengajar.
2. Berkeliling di
dalam kelas.
Jumlah 21
53

Tabel. 2.2
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
No Indikator Deskriptor No. Jumlah
+ - soal
1 Tekun 1. Rajin 2 1 3
menghadapi mengerjak 3
tugas an tugas.
2. Mengump
ulkan
tugas tepat
waktu
3. Mengerjak
an PR
2 Ulet 1. Berani 4 5 3
menghadapi bertanya 6
kesulitan 2. Tidak
mudah
putus asa
3 Menunjukk 1. Datang 9 7 4
an tepat 10 8
minat waktu
terhadap 2. Memperha
berbagai tikan
macam penjelasan
masalah guru
3. Memanfaa
tkan
waktu
untuk
belajar.
4 Lebih 1. Tidak 11 13 3
senang menconte 12
bekerja k
mandiri 2. Yakin
dengan
hasil
pekerjaan
sendiri
5 Cepat bosan 1. Bosan 14 1
pada tugas dengan
yang rutin pembelaja
ran
monoton.
6 Dapat 1. Merasa 15 16 2
mempertaha percaya
n diri
54

kan 2. Berani
pendapat mengemu
kakan
pendapat
di kelas.
7 Tidak 1. Yakin 18 17 2
mudah dengan
melepas hal jawaban
yang diri
diyakini sendiri.
2. Berpikir
positif.
8 Senang 1. Mengerjak 20 19
mencari dan an soal- 21 22 4
memecahka soal di
n buku.
soal-soal 2. Memanfaa
tkan
waktu
luang
untuk hal
positif.
Jumlah 22

b. Reliabilitas Instrumen

Salah satu syarat instrumen penelitian dikatakan baik

yaitu harus reliabel. Instrumen yang reliabel adalah isntrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang

sama akan menghasilkan data yang sama.74 Untuk pengujian

reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha.


r11 =

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas tes

74
Sugiyono, Metode Penelitian..., hlm. 173
55

n = Banyaknya butir soal tes

∑ 1
2
= Jumlah skor skor dari tiap-tiap butir

St2 = Varians total

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Microsoft

Excel 2010, diperoleh koefisien reliabilitas untuk variabel

gaya mengajar guru sebesar 0.83 dan untuk variabel

motivasi belajar siswa sebesar 0.70. Koefisien reliabilitas

yang dihasilkan, selanjutnya diinterprestasikan dengan

menggunakan kriteria dari Guilford, yaitu:

Tabel 2.3
Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Interval Interpretasi
0,80 < r11< 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11< 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40 < r11< 0,60 Reliabilitas sedang
0,20 < r11<0,40 Reliabilitas rendah

Dari hasil interprestasi diketahui bahwa instrumen

gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa memiliki

keterandalan (reliabilitas) yang tinggi, sehingga memenuhi

syarat untuk digunakan sebagai alat ukur dan pengumpul

data. Berikut rangkuman hasil uji reliabilitas dapat dilihat

pada tabel 2.4.

Tabel 2.4
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Hasil Keterangan
Uji
1 Gaya mengajar 0,83 sangat tinggi/reliable
guru
56

2 Motivasi belajar 0.70 sangat tinggi/reliable


siswa

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian

Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini

menggunakan angket sebagai data utama, observasi, wawancara dan

dokumentasi digunakan sebagai data pendukung.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung.75 Teknik observasi peneliti

gunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum gaya

mengajar guru dan motivasi belajar siswa kelas IV di MI Al-Ittihadul

Islamiyah Ampenan tahun pelajaran 2019/2020.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.76

Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka

secara individual. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas,

pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.77 Teknik wawancara dalam

penelitian ini sebagai data pendukung dari teknik-teknik yang lain.


75
Sugiyono, Metode Penelitian..., hlm. 203
76
Sudaryono, Metode Penelitian…, hlm. 82
77
Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 197
57

Teknik wawancara digunakan peneliti untuk menggali data tentang:

proses pembelajaran Fikih di kelas, keadaan siswa saat proses

pembelajaran Fikih berlangsung, dan gaya mengajar guru pada saat

proses pembelajaran Fikih.

3. Angket (kuesioner)

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.78 Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan angket tertutup yaitu angket yang berupa pernyataan

yang sudah disusun secara struktur oleh peneliti dan telah memiliki

alternatif jawaban yang tinggal dipiih oleh responden sesuai dengan

karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau

tanda checklist (√).79 Angket yang digunakan dalam penelitian ini

berupa angket bentuk checklist, dimana responden diminta

membubuhkan tanda (√) pada pilihan jawaban yang disediakan.

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

mengenai gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa kelas IV

pada mata pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

tahun pelajaran 2019/2020.

Adapun skala angket yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

78
Ibid., hlm. 199
79
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: Prenamedia Group, 2016), hlm. 78
58

orang tentang fenomena sosial.80 Dengan Skala likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian indikator

tersebut dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen

yang dapat berupa pernyataan. Jawaban setiap instrumen mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.81 Berikut pilihan

jawaban dan penskoran dalam instrumen angket tertutup yang akan

digunakan oleh peneliti:

Tabel 3.1
Pedoman penskoran
Pilihan jawaban Skor
+ -
Selalu (SL) 4 1
Sering (SR) 3 2
Kadang-kadang (KK) 2 3
Tidak Pernah (TP) 1 4

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

memperoleh data sekunder berupa profil madrasah, keadaan guru,

keadaan siswa, dan sarana dan prasarana di MI Al-Ittihadul Islamiyah

Ampenan. Peneliti meminta langsung kepada TU MI Al-Ittihadul

Islamiyah Ampenan pada tanggal 24 Juni 2020.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah cara yang digunakan untuk

menjawab/membuktikan hipotesis dalam penelitian.82 Terdapat dua

80
Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm.. 134
81
Ibid., hlm. 135
82
Ibid., hlm. 333
59

variabel dalam penelitian ini yaitu gaya mengajar guru sebagai variabel

independen dan motivasi belajar siswa sebagai variabel dependen. Anlisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik

korelasi dengan menggunakan rumus koralasi product moment. Sebelum

melakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu melakukan uji prasyarat

yaitu uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui data dalam keadaan

normal atau tidak.

1. Uji Normalitas

Sugiyono menyatakan bahwa uji normalitas dugunakan untuk

memastikan data setiap variabel yang dianalisis berdistribusi normal.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Chi

Kuadrat.83

Kriteria pengujian normalitas :

Jika , dengan dk maka data berdistribusi

normal. Pada keadaan lain, data tidak berdistribusi normal. Dengan

2. Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian yang diajukan pada penelitian ini. Untuk menguji hipotesis

83
Ibid., hlm. 342
60

tersebut digunakan teknik analisis korelasi Pearson atau Product

Moment. Rumus korelasi pearson atau product moment yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment

X : Angka mentah untuk variabel X

Y : Angka mentah untuk variabel Y

XY : Product dari X dan Y

∑ : Sigma atau jumlah

N : Jumlah individu dalam sampel

3. Uji Signifikansi

Analisis ini digunakan untuk menguji data tentang hubungan

antara variabel X dengan variabel Y untuk mengetahui data tersebut

signifikan atau tidak. Uji signifikansi korelasi product moment secara

praktis, dapat langsung mengkonsultasikan rhitung pada rtabel product

moment.84 Ketentuannya apabila rhitung lebih kecil dari rtabel, maka Ho

diterima, dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Tetapi sebaliknya

bila rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung> rtabel ) maka Ha diterima, artinya

signifikan.

84
Ibid., hlm. 258
61

Adapun rumus uji signifikansi korelasi product moment di

uji dengan rumus t.


t=

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah berdirinya MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan didirikan

pada tahun 1930. Pada awal berdirinya madrasah ini dikenal dengan

madrasah Arab yang didirikan oleh jama‟ah Arab Ampenan yang

tinggal di lingkungan kampung Melayu Ampenan dan berdiri di atas

tanah dengan luas 743 m2 yang diwakafkan oleh seorang jama‟ah

Arab.

Dalam kiprahnya sebagai salah satu lembaga pendidikan,

madrasah ini telah banyak menghasilkan alumnus yang berhasil, baik

di bidang pemerintahan, sebagai tokoh agama, tokoh masyarakat,

maupun pengusaha sukses. Seiring perkembangan zaman yang sangat

pesat lama-kelamaan madrasah ini membuka diri terhadap kepentingan

suku lain dari luar jama‟ah Arab. Sejak berdirinya madrasah ini tetap

exsis sampai ini, tetap melaksanakan kegiatan sebagai lembaga

pendidikan yang tidak terikat oleh organisasi politik maupun

organisasi lain.

Madrasah Arab ini berubah menjadi madrasah ibtidaiyah Al-

Ittihadul Islmaiyah Ampenan sejak tahun 1986 sesuai dengan akte

notaris Nomor : 15 tanggal 23 Januari 1986. MI Al-Ittihadul Islmaiyah

Ampenan dinyatakan sebagai madrasah agama/madrasah tingkat


63

rendah yang melaksanakan kewajiban belajar seperti tercantum dalam

undang-undang pendidikan Nomor 12 tahun 1954.85

2. Profil MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

a. Nama Madrasah: MI Al-Ittihadul Islamiyah

b. Kepala sekolah : Moh. Ramli Alam, S.Pd

c. Akreditasi: A

d. Kurikulum: 2013

e. Waktu belajar: Pagi mulai jam 7.30 s/d 13.30

f. NSM: 111252710001

g. NPSN: 60722095

h. Status: swasta

i. Bentuk pendidikan: MI

j. Penyelenggara: perorangan

k. SK Pendirian sekolah: Q/1/9404

l. Tanggal SK pendirian: 1960/4/01

m. SK izin operasional: Q/1/9404

n. Tanggal SK izin operasional:1960/4/01

o. Luas tanah milik: 0

p. Luas tanah bukan milik: 743 m2.86

3. Letak Geografis

Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan secara

geografis termasuk madrasah yang letaknya strategis dimana letaknya


85
Profil MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, tanggal 24 Juni 2020
86
Ibid.
64

berada dalam lingkup perkampungan. MI Al-Ittihadul Islamiyah

Ampenan merupakan madrasah yang bisa dibanggakan dan bisa

bersaing dengan madrasah-madrasah ibtidaiyah lainnya. Adapun

madrasah ini terletak di Jln. Lumba-lumba No. 7 Lingkungan Melayu

Timur Ampenan, Mataram.

a. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk.

c. Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk.

d. Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya.

4. Keadaan siswa

Siswa adalah komponen pendidikan yang menempati

kedudukan sentral dalam proses belajar mengajar. Selain itu siswa juga

merupakan sasaran (objek) dari tujuan pendidikan yang berorientasi

pada pengajaran. Adapun jumlah siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah

Ampenan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2
Data Jumlah Siswa MI Al-Ittihadul Islamiyah Tahun
Pelajaran 2019/2020.
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
.
1 Kelas 1 A dan 1 B 19 28 47
2 Kelas II A dan II B 28 29 57
3 Kelas III A dan III B 21 18 39
4 Kelas IV A dan IV B 25 35 60
5 Kelas V A dan V B 20 21 41
6 Kelas VI A dan VI B 24 27 51
Jumlah 137 158 295
Sumber: Dokumen data siswa MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, tanggal 24
Juni 2020
65

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa data jumlah siswa MI

Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Tahun Pelajaran 2019/2020

berjumlah 295 siswa yang terdiri dari 137 siswa laki-laki dan 158

siswa perempuan. Kelas I berjumlah 47 siswa, kelas II berjumlah 57

siswa, kelas III berjumlah 39 siswa, kelas IV berjumlah 60 siswa, kelas

V berjumlah 41 siswa, dan kelas VI berjumlah 51 siswa.

5. Keadaan guru

Guru merupakan orang yang sangat berperan penting dalam

mencapai tujuan pendidikan. Berikut tenaga pengajar guru dan

pegawai yang ada di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, dapat dilihat

pada tabel 3.3.

Tabel 3.3
Tenaga Guru dan Pegawai MI Al-Ittihadul Islamiyah
Tahun Pelajaran 2019/2020
No Nama Tempat Jenis Pendidikan
tanggal kelam terakhir
lahir in
L/P
1 Moh. Ramli Alam, S.Pd Kekalik, L S1 UMM
Nip. 06/10/197 2011
197006102005011005 0
2 Asmahan, S.Pd Mataram, P S1 UMM
Nip. 13/6/1967 2010
196712311994022001
3 Hj. Zurriah, S.Pd Wanasaba, P S1 UMM
Nip. 31/12/196 2010
196412312003122004 4
4 Sudirman, M.PdI Kempo, L S2 IAIN
16/01 Mtr 2016
5 Aminah, S.PdI Ampenan, P S1 IAIN
9/10/1977 Mtr 2011
6 Suwaebah Ampenan, P S1 IAIN
Djamalullail, S.PdI 19/8/1977 Mtr 2013
66

7 Ahmad Fahran, S.PdI Mataram, L S1 IAIN


02/01/197 Mtr 2011
8
8 Salmiati, S.Ag Ampenan, P STAIN Mtr
12/10/197 2001
8
9 Hamidah, S.PdI Ampenan, P S1 IAIN
24/09/198 Mtr 2011
7
10 Nurul Ariani, S.Pd Mataram, P UNW Mtr
20/02/198 2011
9
11 Huda Bagis, S.Pd Ampenan, P S1 IKIP Mtr
26/10/198 2008
5
12 Fitriani, S.PdI Ampenan, P S1 IAIN
14/4/1986 Mtr 2014
13 Fitriani, S.Pd Lendang P S1 IKIP Mtr
Bao, 2009
31/12/198
7
14 Humaidi, S.Pd.I Langko, L S1 PGMI
15/02/199 IAIN Mtr
1 2016
15 Yunidawati Ampenan, P S1 PGSD
Mutmainnah 12/6/1996 UNRAM
2019
16 Hj. Nurjannah, S.PdI Lotim, P S1
Nip. 2/3/1969 HAMZAN
1969030211994022001 WADI
PANCOR
2009
17 MARIANIK Ampenan, P Honor
31/12/196
3
Sumber: Dokumen data guru dan pegawai MI Al-Ittihadul islamiyah Ampenan,
tanggal 24 Juni 2020

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah pegawai dan guru di

MI Al-Ittihadul Islamiayah sebanyak 17 orang. Adapun dari 17 orang

tersebut terdapat 7 orang sudah sertifikasi dan 9 orang mendapatkan


67

tunjangan fungsional NON PNS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran 17.

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan penunjang keberhasilan

kegiatan belajar mengajar di madrasah, tentunya sarana dan prasarana

beserta lainnya perlu diketahui untuk melengkapi gambaran mengenai

MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.4
Sarana dan PrasaranaMI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan
Nama Jumlah Keterangan
Keadaan meublair
Meja siswa 124 Baik
kursi siswa 159 Baik
Meja kursi guru kelas 6 Baik
Meja kursi guru kantor 13 Baik
Papan tulis 10 Baik
Almari kelas 9 Baik
Almari kantor 4 Baik
Almari UKS 1 Cukup baik
Rak buku perpustakaan 4 Baik
Papan absen 1 Cukup baik
Filling kabinet 10 Baik
Kursi tamu 1 set Cukup baik
Alat-alat peraga
Globe 1 Baik
Peta provinsi 5 Cukup baik
Peta dunia 1 Baik
Rangka manusia 3 Baik
Rangka manusia mini 1 Baik
Tengkorak 2 Baik
TV dan CD 1 Baik

Alat-alat olahraga
Bola kaki 3 Baik
Bola voly 1 Baik
Pimpong 1 set Baik
68

Bola basket 2 Baik


Alat bulu tangkis 1 set Baik
Tenis meja 1 set Baik
Alat/media elektronik
Komputer 2 Baik
Laptop 1 Baik
Printer/copy 2 Baik
Printer 2 Baik
Proyektor 2 Baik
Layar proyektor 1 Cukup baik
Scanner 1 Baik
Alat-alat musik 1 set Baik
Marawis 1 set Baik
Hadroh
Sumber: Keadaan Sarana dan Prasarana MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan
Tahun 2019/2020, tanggal 24 Juni 2020

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sarana dan prasarana

yang ada di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan rata-rata semuanya

baik. Baik itu dari alat meublair, alat peraga, alat olahraga, alat

elektronik, dan alat musik.

7. Visi dan Misi MI Al-Ittihadul Islamiyah

a. Visi MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

Mewujudkan generasi yang bertakwa, terampil, dan kompetitif.

b. Misi MI Al-Ittihadul Islamiyah

1) Menanamkan nilai-nilai keislaman melalui pengalaman ajaran

Islam.

2) Mewujudkan generasi yang berakhlak mulia melalui penerapan

nilai-nilai etika yang benar.

3) Menanamkan semangat kempetitip melalui upaya

pembelajaran yang bervariasi.


69

4) Meningkatkan jiwa dan semangat kempetisi melalui lomba

akademis dan non akademis.

8. Deskripsi hasil penelitian

a. Hasil data dilapangan

Data hasil penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas,

yaitu gaya mengajar guru dan variabel terikatnya yaitu motivasi

belajar siswa. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas

IVA dan IVB MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan. Berdasarkan

data hasil nilai-nilai yang diperoleh dari penyebaran angket yang

telah dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1
Hasil perolehan nilai penyebaran angket
No Nama responden Gaya Motivasi
mengajar belajar
guru (X) siswa (Y)
1 Ahmad Ataya 72 70
2 Annisa Auliani Rahma 72 73
3 Dara Sartika Ramadani 73 69
4 Deliasa Aur Apriani 73 74
5 Faizah Fitriani 65 76
6 Farial Aulia Hidayat 71 73
7 Isyana Cahya Ramadani 69 75
8 Haliza Rizkya Illyasa 69 83
9 Hunafa Amalia 64 79
10 Kaisan Rahman 68 75
11 Kayla Ruwaidatunnisa 67 76
12 Keyla Nazmi 66 80
13 Khairil Anwar 70 71
14 L. Muhammad Rayhan 75 75
15 Maulida Aulia 69 71
16 M. Ali Ja‟far Agil 72 69
17 M. Rafi Djamalullail 67 72
18 Nida‟an Khofia 71 76
19 Niviana Fitratunnisa 70 73
20 Qurratun Hanada 70 74
70

21 Sabil Surya Maulana 68 71


22 Safa Adnin 70 73
23 Saleh Baktir 68 76
24 Sofiatul Imtinan 70 75
25 Syarifah Syirin Alkaf 69 72
26 Wajih Ba‟syir 67 72
27 Zaidan Said 66 72
28 Zulfa Adawiyah Alkaf 69 73
29 Zulfahmi 72 67
30 Zunnuraini Al Hijro 67 70
31 Abdul Malik 63 65
32 Ali Ubaidillah 66 61
33 Aminah Asslaq 61 63
34 Andy Aura Indah Pratiwi 67 66
35 Anis 62 65
36 Aulia Ramdhani 64 67
37 Aurelia Ciara 69 70
38 Baiq Aliza Nur 69 64
39 Balqies Mubarok Sungkar 66 69
40 Aisyah 60 65
41 Kevin Pratama 68 67
42 Kiran Shareefa Azzahra 60 67
43 Laras Prayuda Ningsih 66 68
44 Malika Victoria 69 72
45 Maurel Sofi 65 65
46 M. Daffa Syafiq 62 63
47 M. Satria 64 71
48 M. Iqbal Wajdi 65 69
49 Muhlam Pratama 67 68
50 M. Habib Nazantara Akmal 68 72
51 Neyla Nazma 71 69

Data tabel di atas merupakan hasil pengumpulan data dari

variabel gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa yang

digunakan untuk menguji normalitas, hipotesis dan signifikansi.


71

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk memastikan data setiap variabel

yang dianalisis berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas

data setiap variabel peneliti menggunakan rumus Chi Kuadrat.

Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan chi

kuadrat adalah sebagai berikut:

1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji

normalitasnya.

2) Menetukan jumlah kelas interval. Dalam penelitian ini jumlah

kelas intervalnya = 6, karena luas kurve normal dibagi menjadi

6 yang masing-masing luasnya adalah: 2,7%, 13,34%, 33,96%,

33,96%, 13,34%, 2.7%.

3) Menentukan panjang kelas interval yaitu (data terbesar – data

terkecil : jumlah kelas interval (6).

4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus

tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat.

5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara

mengalikan persentase luas tiap bidang kurve normal dengan

jumlah anggota sampel.


72

6) Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo - fh) dan(fo - fh)2 dibagi dengan fh

dan menjumlahkannya.87

Tabel 4.2
Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data
Gaya Mengajar Guru
Interval 2

60 – 62.4 3 1.4 1.6 2.56 1.83


62.5 – 65 12 6.8 5.2 27.04 3.97
66 – 67.4 11 17.3 -6.3 39.69 2.3
67.5 – 70 15 17.3 -2.3 5.29 0.31
70 – 72.4 7 6.8 0.2 0.04 0.01
72.5 – 75 3 1.4 1.6 2.56 1.83
Jumlah 51 51 0 77.18 5.79
Harga fh = 2.7% × 51 = 1.4; 13.34% × 51 = 6.8; 33.96% × 51 = 17.3;
33.96 × 51 = 17.3; 13.34% × 51 = 6.8; 2.7% × 51 = 1.4
Berdasarkan hasil perhitungan, ditemukan harga Chi

kuadrat hitung = 5.79. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan

dengan harga Chi Kuadrat Tabel (lampiran 4), dengan dk (derajat

kebebasan)6 – 1 =5. Bila dk 5 dan taraf kesalahan 5%, maka Chi

Kuadrat Tabel = 11.070. karena harga Chi Kuadrat hitung lebih

kecil dari harga Chi Kuadrat Tabel (5.79 < 11.070), maka

distribusi data gaya mengajar guru tersebut normal.

Tabel 4.3
Tabel penolong untuk Pengujian Normalitas Data
Motivasi Belajar Siswa
Interval 2

61 – 64.6 4 1.4 2.6 5.76 4.83


64.7 – 68.2 11 6.8 4.2 17.64 2.6
68.3 – 71.8 12 17.3 -5.3 28.09 1.62
71.9 – 75.4 17 17.3 -0.3 0.09 0.1
87
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...., hlm. 241
73

75.5 – 79. 0 5 6.8 1.8 3.24 0.48


79.1 – 83 2 1.4 0.6 0.36 0.26
Jumlah 51 51 0 55.18 9.8
Harga fh = 2.7% × 51 = 1.4; 13.34% × 51 = 6.8; 33.96% × 51 = 17.3;
33.96 × 51 = 17.3; 13.34% × 51 = 6.8; 2.7% × 51 = 1.4

Berdasarkan hasil perhitungan, ditemukan harga Chi

kuadrat hitung = 9.8. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan

dengan harga Chi Kuadrat Tabel (lampiran 4), dengan dk (derajat

kebebasan)6 – 1 =5. Bila dk 5 dan taraf kesalahan 5%, maka Chi

Kuadrat Tabel= 11.070. Karena harga Chi Kuadrat hitung lebih

kesil dari harga Chi Kuadrat Tabel (9.8 < 11.070), maka distribusi

data motivasi belajar siswa tersebut normal.

c. Uji hipotesis

Bertitik tolak dari data lapangan yang tertuang dalam tabel

4.1 Maka langkah selanjutnya melakukan analisis data dengan

menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun uji

hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel X

berkorelasi (berhubungan) dengan Variabel Y. Adapun rumus uji

hubungan yaitu:

Keterangan :
N = 51
∑xy = 244658
74

∑x = 3451
∑y = 3611
∑x2 = 234105
∑y2 = 256719

rxy =
√√[ ] [ ]

rxy =

rxy =

rxy =

rxy =

rxy= 0.40

Berdasarkan kaidah keputusan apabila rhitung> rtabel berarti

valid sedangakan apabila rhitung< rtabel berarti tidak valid.

berdasarkan nilai koefisien korelasi hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini menurut hasil output olah data yaitu rhitung = 0.40.

Sedangkan nilai rtabel dengan taraf kesalahan 5% dengan jumlah

responden 51 siswa maka rtabel nya adalah 0.281. ini berarti rhitung>

rtabel yang artinya terdapat korelasi (hubungan) antara variabel X

dengan variabel Y.

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa Ha: diterima,

yang menyatakan “ada hubungan gaya mengajar guru dengan


75

motivasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Fikih di MI

Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan tahun pelajaran 2019/2020”.

d. Uji Signifikansi

Uji signifikansi bertujuan untuk mengetahui data hubungan

variabel X dengan variabel Y tersebut signifikan atau tidak.

Adapun rumus uji signifikansi korelasi product moment yaitu di uji

dengan rumus t /uji t.


t=

Keterangan:
r = 0.40
n = 51


t=


t=

t=

t=

t=

t = 3.04
Berdasarkan ketentuannya apabila rhitung lebih besar dari

rtabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

Sebaliknya apabila rhitung lebih besar dari rtabel maka Ha diterima

dan Ho ditolak, artinya signifikan. Selanjutnya Hasil thitung tersebut


76

dibandingkan dengan harga ttabel. untuk taraf kesalahan 5% uji dua

pihak dan dk = 51 – 2 = 49, maka diperoleh ttabel = 0.281 Adapun

hasil dari uji signifikansi dalam penelitian sebesar 3.04. ini berarti

rhitung > rtabel yang artinya variabel X dan variabel Y signifikan.

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa Ha: diterima,

yang menyatakan “ada hubungan yang signifikan antara gaya

mengajar guru dengan motivasi belajar siswa kelas IV pada mata

pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan tahun

pelajaran 2019/2020”.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa tentang hubungan gaya mengajar guru

dengan motivasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Fikih di MI

Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, didapatkan hasil bahwa gaya mengajar

guru merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan motivasi

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada uji hipotesis yang menunjukkan

hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara gaya mengajar dengan

motivasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Fikih di MI Al-

Ittihadul Islamiyah Ampenan dengan nilai rhitung = 0.40 > rtabel = 0.281.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Istiqomah Nur Aliyah

yang menunjukkan “terdapat hubungan positif dan signifikan antara


77

kreativitas mengajar guru dengan motivasi belajar siswa dengan r hitung =

0,577 > r tabel= 0,137”.88

Kegiatan pembelajaran tidak hanya terletak pada guru saja tetapi

siswa juga ikut campur dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar

sangat penting dalam proses belajar siswa karena berfungsi mendorong,

menggerakkan dan mengarahkan siswa untuk belajar. Untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa terdapat dua sumber motivasi yaitu

motivasi dari dalam diri siswa itu sendiri dan motivasi dari luar diri

siswa.89 Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah

dengan penggunaan variasi dalam gaya mengajar. Guru yang mampu

menciptakan proses pembelajaran yang bervariasi kemungkinan besar

kejenuhan saat proses pembelajara tidak akan terjadi.90

Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang menyatakan

bahwa “guru mempunyai peran yang cukup besar untuk memotivasi

siswanya agar senang dengan pelajaran yang yang diajarkan, untuk itulah

guru harus memvariasikan gaya mengajarnya agar pembelajaran menjadi

menyenangkan”. Ciptkanlah pembelajaran yang menyenangkan sehingga

pelajaran yang sering dilabelisasi sebagai kegiatan memusingkan, berubah

menjadi kegiatan belajar yang mengasikkan dan disukai oleh siswa.91

Adapun gaya mengajar mata pelajaran Fikih kelas IV di MI Al-

Ittihadul Islmaiyah Ampenan terbilang masih belum optimal. Hal ini dapat

88
Istiqomah Nur „Aliyah, “Hubungan Kreativitas Mengajar Guru & Motivasi Belajar
Siswa”, JurnalPendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-6, 2017, hlm. 792.
89
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran..., hlm. 310
90
Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2013), hlm. 142
91
Hery Rahmat & Miftahul Jannatin, Hubungan Gaya Mengajar...., hlm. 107
78

dilihat dalam proses pembelajaran, guru mata pelajaran Fikih kelas IV di

MI Al-Ittihadul Islmaiyah Ampenan tidak selalu melakukan penekanan

khusus pada materi yang dianggap penting. Selain itu juga dalam proses

pembelajaran, seorang guru dianjurkan untuk bergerak, tidak berada dalam

satu posisi melainkan berpindah-pindah. Perpindahan posisi ini bermanfaat

bagi guru agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Hal

penting dalam perubahan posisi itu harus ada tujuannya, tidak sekedar

mondar-mandir dan tidak boleh dilakukan secara berlebihan.92

Sementara gaya mengajar guru mata pelajaran Fikih kelas IV di MI

Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan gerakan anggota badan dan perpindahan

posisi cukup jarang dilakukan. Sebagai guru yang profesional diharapkan

mampu meningkatkan motivasi belajar siswanya. Untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa, maka guru dianjurkan untuk menerapkan beberapa

macam gaya mengajar, tidak terpaku pada gaya mengajar klasikal tetapi

juga gaya mengajar yang lain, salah satunya adalah gaya mengajar

teknologis. Gaya mengajar teknologis ini mensyaratkan seorang guru

untuk berpegang pada berbagai sumber media yang tersedia, dapat berupa

media pandang, media dengar dan media taktik.93

Adapun motivasi belajar sebagian besar siswa masih rendah salah

satu penyebabnya yiatu gaya mengajar guru yang masih kurang baik,

kurang menarik semangat siswa untuk belajar. Rendahnya motivasi belajar

siswa disebabkan rendahnya faktor ekstrinsik yang mendorong munculnya

92
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, hlm. 96
93
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran..., hlm. 279
79

motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bagaimana

motivasi ekstrinsik berhubungan dengan guru yang tidak terlepas dari

kualitas dan variasi gaya mengajar guru tersebut. Hal ini diperkuat dengan

hasil penelitian Irmalia Susi Anggraini yang menjelaskan bahwa faktor

yang mempengaruhi motivasi dari luar diri siswa adalah kondisi dan

suasana ruang kelas, kondisi lingkungan serta upaya guru dalam

pembelajaran yang tidak terlepas dari kualitas guru dalam mengajar dan

metode atau gaya megajar guru tersebut serta fasilitas perpustakaan yang

dapat dimanfaatkan oleh siswa.94

94
Irmalia Susi Anggraini. “Motivasi Belajar dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh”,
(Skripsi, PGSD IKIP Maudiun, 2010), hlm. 100-101.
80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, Ha diterima “ada hubungan yang

signifikan antara gaya mengajar guru dengan motivasi belajar siswa kelas

IV pada mata pelajaran Fikih di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan tahun

pelajaran 2019/2020”. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji hipotesis

yang dilakukan oleh peneliti dimana rhitung = 0.40 dan rtabel = 0.281 pada

taraf kesalahan 5% didapatkan bahwa rhitung > rtabel atau 0.40 > 0.281.

B. Saran

1. Siswa, guru, dan orang tua hendaknya selalu memperhatikan dan

meninggkatkan motivasi belajar siswa guna memperoleh hasil belajar

siswa yang baik. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan

memperhatikan aspek-aspek dan indikator-indikator motivasi belajar

siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa seperti bagaimana guru

saat pemberian materi atau pada saat proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

2. Perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai variabel-variabel

yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sedangkan motivasi

belajar siswa dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya seperti faktor

internal (faktor dari dalam siswa), yakni faktor fisiologis dan faktor
81

psikologis; faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni faktor

lingkungan dan faktor instrumental.


82

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016.

Abdul Rozak, Pengantar Statistika.Jatim: Intimedia, 2012.

Dian Naelil Muna, Pengaruh Gaya Mengajar Guru terhadap Minat Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SDN Cerih 01 Kecamatan
Jatinegara Kabupaten Tegal:Skripsi, FTIK IAIN Purwokerto,
Purwokerto 2019.

Hery Rahmat dan Miftahul Jannatin, “Hubungan Gaya Mengajar Guru


Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris”
el-Midad Jurnal, Vol. 10, Nomor 2 Tahun 2018.

Irmalia Susi Anggraini. “Motivasi Belajar dan Faktor-Faktor yang


Berpengaruh”, (Skripsi, PGSD IKIP Maudiun, 2010).

Istiqomah Nur „Aliyah, “Hubungan Kreativitas Mengajar Guru & Motivasi


Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun
ke-6, 2017.

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165 tahun 2014


Tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran.Bandung: CV Wacana Prima,
2012.

Maimun, Kiat Sukses Menjadi Guru Halal. Mataram: LEPPIM, 2015.

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2011.

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar


Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami.Bandung: PT
Refika Aditama, 2014.

Riani Khuzaimah; “Pengaruh Gaya Mengajar Guru dan Motivasi Belajar


Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Akuntansi”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya,
Surabaya.
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta: Prenadamedia Group, 2017.
83

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2011.
Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2013).

Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group,


2016.

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D). Bandung: ALFABETA, 2015.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


PT Rineka Cipta, 2013.

Suyono, & Hariyanto ,Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2015.

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, UIN Mataram,


2019.

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group,


2010.

Yayasan Syekh Ali Jaber, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Pustaka


Fadilah, 2012.

Yusutria, “Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya


Manusia”, Jurnal Curricula, Vol. 2, No. 1 Tahun 2017.
84

LAMPIRAN
85

Lampiran 1

Instrumen Angket Gaya Mengajar Guru Sebelum Uji Validitas


No. Pernyataan SL SR KK TP

1 Suara guru terdengar jelas saat menjelaskan


materi pelajaran.
2 Suara guru terdengar datar dan membosankan
saat menjelaskan materi pelajaran
3 Suara guru terdengar jelas dan lancar saat
menjelaskan materi pelajaran.
4 Suara guru Fikih terdengar tidak lancar saat
menjelaskan materi
5 Dalam proses belajar mengajar guru menjelaskan
materi dengan intonasi tinggi dan rendah secara
berselang seling.
6 Saat menjelaskan materi pelajaran guru Fikih
tidak mengulangi kata-kata penting dengan nada
lebih tinggi
7 Guru tidak memberikan perintah/petunjuk yang
jelas kepada siswa saat memberikan tugas
8 Guru memberitahu siswa untuk memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
9 Guru mengulang-ulang penjelasan materi yang
dianggap penting agar siswa lebih paham.
10 Guru membiarkan siswa yang tidak
memperhatikan saat proses pembelajaran
11 Ketika guru mengetuk meja atau papan tulis,
siswa kembali memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan materi pelajaran.
12 Ketika guru menyampaikan “coba perhatikan”
siswa menjadi fokus kembali pada pelajaran.
13 Setelah guru mengajukan pertanyaan, guru
memberikan waktu berpikir sejenak kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan.
14 Setelah menjelaskan materi pelajaran, guru
langsung menjelaskan pokok bahasan
selanjutnya.
15 Dalam proses pembelajaran guru menerangkan
dari awal sampai akhir, tidak ada waktu
jeda/senyap yang diberikan kepada siswa untuk
memahami materi disampaikan
16 Ketika memasuki sub pokok bahasan baru, guru
melakukan tindakan diam sejenak untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
86

mengulangi materi yang baru disampaikan.


17 Guru hanya memperhatikan siswa yang pintar
selama pembelajaran berlangsung.
18 Bila ada siswa yang bertanya, guru memandang
siswa yang sedang menyampaikan pertanyaan.
19 Ketika guru menjelaskan, pandangan guru hanya
terpaku pada buku
20 Ketika guru Fikih menjelaskan, pandangan guru
tidak selalu ke siswa
21 Guru menyilangkan tangan ketika suasana kelas
gaduh
22 Ketika mengajar, raut muka guru selalu kaku
23 Guru terlihat bersemangat saat akan memulai
pembelajaran
24 Guru selalu tersenyum senang bila siswa dapat
mengerjakan tugas dengan baik
25 Guru memberikan pujian (Misal: tepuk tangan,
acung jempol) kepada siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan dengan benar
26 Guru senantiasa berpindah posisi pada saat proses
pembelajaran
27 Guru hanya berdiri di depan kelas saat
menjelaskan materi pelajaran.
28 Pada saat mengajar, guru hanya duduk di kursi
sambil membaca materi
29 Pada saat menjelaskan posisi guru di tengah
sehingga semua siswa dapat melihat dan
mendengar guru dengan baik.
30 Guru Fikih hanya berdiam di satu tempat saat
menjelaskan materi pelajaran
Keterangan:
SL = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-kadang
TP = Tidak pernah
87

Lampiran 2

Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa Sebelum Uji Validitas


No. Pernyataan SL SR KK TP

1 Saya merasa malas mengerjakan tugas yang


diberikan guru.
2 Pada saat mengerjakan tugas, saya
mengerjakannya secara lengkap sampai selesai.
3 Saya mengumpulkan tugas yang diberikan guru
dengan tepat waktu.
4 Saya mengerjakan PR di sekolah
5 Apabila saya mengalami kesulitan dalam
memahami materi, saya langsung bertanya pada
guru
6 Apabila mendapat nilai jelek, saya merasa
kecewa dan putus asa.
7 Jika saya kesulitan memahami materi, saya
merasamalu untuk bertanya pada teman.
8 Ketika menghadapi soal yang sulit, saya lebih
memilih untuk tidak mengerjakannya
9 Saya datang terlambat saat jam masuk sekolah
10 Saat guru menjelaskan, saya berbicara dengan
teman dan tidak memperhatikan.
11 Saya mencatat pelajaran yang diterangkan guru
12 Ketika akan menghadapi ulangan, saya belajar
sebelumnya
13 Saat ada waktu luang, saya mempelajari kembali
materi yang telah dijelaskan guru
14 Saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan
guru
15 Dalam mengerjakan tugas, saya mencontek milik
teman.
16 Saya merasa lebih puas dengan hasil pekerjaan
sendiri daripada pekerjaan yang dibantu orang
lain
17 Saat mendapat PR, saya menyuruh orang lain
untuk mengerjakannya
18 Saya merasa senang mempelajari materi yang
sama dan diulang secara terus menerus
19 Saya merasa bosan saat mengikuti proses
pembelajaran yang monoton.
20 Saya merasa bosan apabila diberikan tugas yang
88

sama secara terus menerus


21 Saya merasa yakin dapat mengerjakan setiap
tugas yang diberikan guru.
22 Saya merasa yakin dapat megerjakan setiap tugas
yang diberikan guru
23 Saya merasa gugup saat berpendapat di depan
teman-teman.
24 Saya ragu-ragu saat menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
25 Apabila jawaban saya berbeda denga teman, saya
mengganti jawaban saya sehingga sama dengan
jawaban teman saya
26 Jika saya mendapat nilai jelek, saya yakin akan
mampu memperbaikinya.
27 Saya merasa malas untuk mencari informasi yang
terkait dengan materi pelajaran.
28 Saya mengerjakan soal-soal latihan yang ada di
buku tanpa harus menunggu perintah guru.
29 Saya merasa tertantang untuk mengerjakan soal
yang dianggap sulit oleh teman.
30 Saya lebih memilih bermain daripada membaca
buku pelajaran.
Keterangan:
SL = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-kadang
TP = Tidak pernah
89

Lampiran 3

Instrumen Angket Gaya Mengajar Guru Setelah Uji Validitas


No. Pernyataan SL SR KK TP

1 Suara guru terdengar jelas saat menjelaskan


materi pelajaran.
2 Suara guru terdengar datar dan membosankan
saat menjelaskan materi pelajaran
3 Suara guru terdengar jelas dan lancar saat
menjelaskan materi pelajaran.
4 Suara guru Fikih terdengar tidak lancar saat
menjelaskan materi
5 Dalam proses belajar mengajar guru menjelaskan
materi dengan intonasi tinggi dan rendah secara
berselang seling.
6 Guru mengulang-ulang penjelasan materi yang
dianggap penting agar siswa lebih paham.
7 Ketika guru mengetuk meja atau papan tulis,
siswa kembali memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan materi pelajaran.
8 Ketika guru menyampaikan “coba perhatikan”
siswa menjadi fokus kembali pada pelajaran.
9 Setelah guru mengajukan pertanyaan, guru
memberikan waktu berpikir sejenak kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan.
10 Setelah menjelaskan materi pelajaran, guru
langsung menjelaskan pokok bahasan
selanjutnya.
11 Dalam proses pembelajaran guru menerangkan
dari awal sampai akhir, tidak ada waktu
jeda/senyap yang diberikan kepada siswa untuk
memahami materi disampaikan
12 Ketika memasuki sub pokok bahasan baru, guru
melakukan tindakan diam sejenak untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengulangi materi yang baru disampaikan.
13 Guru hanya memperhatikan siswa yang pintar
selama pembelajaran berlangsung.
14 Bila ada siswa yang bertanya, guru memandang
siswa yang sedang menyampaikan pertanyaan.
15 Ketika guru Fikih menjelaskan, pandangan guru
tidak selalu ke siswa
16 Guru menyilangkan tangan ketika suasana kelas
gaduh
90

17 Ketika mengajar, raut muka guru selalu kaku


18 Guru memberikan pujian (Misal: tepuk tangan,
acung jempol) kepada siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan dengan benar
19 Guru senantiasa berpindah posisi pada saat proses
pembelajaran
20 Guru hanya berdiri di depan kelas saat
menjelaskan materi pelajaran.
21 Pada saat menjelaskan posisi guru di tengah
sehingga semua siswa dapat melihat dan
mendengar guru dengan baik.
Keterangan:
SL = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-kadang
TP = Tidak pernah
91

Lampiran 4

Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa Setelah Uji Validitas


No. Pernyataan SL SR KK TP

1 Saya merasa malas mengerjakan tugas yang


diberikan guru.
2 Pada saat mengerjakan tugas, saya
mengerjakannya secara lengkap sampai selesai.
3 Saya mengumpulkan tugas yang diberikan guru
dengan tepat waktu.
4 Apabila saya mengalami kesulitan dalam
memahami materi, saya langsung bertanya pada
guru
5 Apabila mendapat nilai jelek, saya merasa kecewa
dan putus asa.
6 Jika saya kesulitan memahami materi, saya
merasamalu untuk bertanya pada teman.
7 Saya datang terlambat saat jam masuk sekolah
8 Saat guru menjelaskan, saya berbicara dengan
teman dan tidak memperhatikan.
9 Saya mencatat pelajaran yang diterangkan guru
10 Ketika akan menghadapi ulangan, saya belajar
sebelumnya
11 Saat ada waktu luang, saya mempelajari kembali
materi yang telah dijelaskan guru
12 Saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan
guru
13 Dalam mengerjakan tugas, saya mencontek milik
teman.
14 Saya merasa bosan saat mengikuti proses
pembelajaran yang monoton.
15 Saya merasa yakin dapat mengerjakan setiap tugas
yang diberikan guru.
16 Saya merasa gugup saat berpendapat di depan
teman-teman.
17 Saya ragu-ragu saat menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
18 Jika saya mendapat nilai jelek, saya yakin akan
mampu memperbaikinya.
19 Saya merasa malas untuk mencari informasi yang
terkait dengan materi pelajaran.
20 Saya mengerjakan soal-soal latihan yang ada di
buku tanpa harus menunggu perintah guru.
21 Saya merasa tertantang untuk mengerjakan soal
92

yang dianggap sulit oleh teman.


22 Saya lebih memilih bermain daripada membaca
buku pelajaran.
Keterangan:
SL = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-kadang
TP = Tidak pernah
93

Lampiran 5
Surat Pernyataan Validator
94

Lampiran 6

Lembar Validasi Instumen Angket Gaya Mengajar Guru


95
96

Lampiran 7

Lembar Validasi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa


97
98

Lampiran 8
Nilai r Tabel Product Moment
99

Lampiran 9
r Tabel CHI KUADRAT
100

Lampiran 10

r Tabel signifikan
101

Lampiran 11
Surat Izin Penelitian
102

Lampiran 12
Surat Keterangan Penelitian
103

Lampiran 13

Pembagian angket kepada siswa kelas IV A

Pembagian angket kepada siswa kelas IV B


110

Lampiran 15

Hasil uji hipotesis dan signifikansi

No. res X Y X2 Y2 XY
1 72 70 5184 4900 5040
2 72 73 5184 5329 5256
3 73 69 5329 4761 5037
4 73 74 5329 5476 5402
5 65 76 4225 5776 4940
6 71 73 5041 5329 5183
7 69 75 4761 5625 5175
8 69 83 4761 6889 5727
9 64 79 4096 6241 5056
10 68 75 4624 5625 5100
11 67 76 4489 5776 5092
12 66 80 4356 6400 5280
13 70 71 4900 5041 4970
14 75 75 5625 5625 5625
15 69 71 4761 5041 4899
16 72 69 5184 4761 4968
17 67 72 4489 5184 4824
18 71 76 5041 5776 5396
19 70 73 4900 5329 5110
20 70 74 4900 5476 5180
21 68 71 4624 5041 4828
22 70 73 4900 5329 5110
23 68 76 4624 5776 5168
24 70 75 4900 5625 5250
25 69 72 4761 5184 4968
26 67 72 4489 5184 4824
27 66 72 4356 5184 4752
28 69 73 4761 5329 5037
29 72 67 5184 4489 4824
30 67 70 4489 4900 4690
31 63 65 3969 4225 4095
32 66 61 4356 3721 4026
33 61 63 3721 3969 3843
34 67 66 4489 4356 4422
35 62 65 3844 4225 4030
36 64 67 4096 4489 4288
37 69 70 4761 4900 4830
111

38 69 64 4761 4096 4416


39 66 69 4356 4761 4554
40 60 65 3600 4225 3900
41 68 67 4624 4489 4556
42 60 67 3600 4489 4020
43 66 68 4356 4624 4488
44 69 72 4761 5184 4968
45 65 65 4225 4225 4225
46 62 63 3844 3969 3906
47 64 71 4096 5041 4544
48 65 69 4225 4761 4485
49 67 68 4489 4624 4556
50 68 72 4624 5184 4896
51 71 69 5041 4761 4899
Jumlah 3451 3611 234105 256719 244658

rxy =
√√[ ] [ ]

rxy =

rxy =

rxy =

rxy =

rxy = 0.40
112

Uji signifikansi


t=


t=


t=

t=

t=

t=

t = 3.04
113

Lampiran 16

Hasil Jawaban Angket Siswa


114
115
116

Anda mungkin juga menyukai