Anda di halaman 1dari 78

SKRIPSI

MANAJEMEN STRATEGIK PONDOK PESANTREN DALAM


MENINGKATKAN KOMPETENSI SANTRI ( STUDI KASUS
PONDOK PESANTREN AR-RIDWAN KECAMATAN
SAPE KABUPATEN BIMA)

Oleh :

Suhada
180305108

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI (FDIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )
MATARAM
2022

i
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI SANTRI (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN
AR-RIDWAN KECAMATAN SAPE KABUPATEN BIMA)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram


Untuk Menlengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial

Oleh:

Suhada
180305108

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI (FDIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )
MATARAM
2022

ii
iii
iv
v
vii
MOTTO

َ ‫فَإ ِ َذا فَ َر ْغ‬


‫ت فَٱنص‬

“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),


tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)” (QS. Al-
Insyirah, ayat 7).1

1
QS Al-Insyirah [94]: 7

viii
PERSEMBAHAN

“kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku


tercinta (Ismail dan Jaenab), Saudara-saudaraku
(Syamsudin, Ikhsan, Nasarudin, Sahrul, Hairul),
Almamaterku, semua Guru dan Dosenku, dan Teman-teman
seperjuanganku di tanah rantau.”

ix
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa Dinul
Islam sebagai tuntunan bagi umat manusia menuju jalan yang lurus yaitu
jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Penulis mampu menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan
Kompetensi Santri (Studi Kasus Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Kecamatan Sape Kabupaten Bima).”
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar penulis
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. H.Irpan, S,Ag., M.A. sebagai pembimbing I dan Bpk Dr.


Muchmmadun, M.PS.Ling. (Adv) Sebagai pembimbing II yang
memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-
menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukkannya dalam suasana
keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. H. Irpan M.A selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Mataram.
3. Bpk Dr. Muhammad Saleh, MA selaku dekan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi (FDIK), Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram.
4. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Mataram.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas Akademik Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Mataram
yang telah membekali ilmu pengetahuan dan teknologi kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan studi di Program Manajemen
Dakwah.
6. Pondok Pesantren Ar-Ridwan beserta Kepala dan pengurus yang
telah memberikan data informasi dan membantu melancarkan
penelitian yang dibutuhkan selama penelitian penulis skripsi.
7. Orang tuaku tercinta (Ismail, Jaenab), yang di setiap sujudnya selalu
mendoakan atas kesuksesan dan keberhasilan untuk anaknya

x
tercinta. Tanpa mengharapkan imbalan ataupun balasan apapun
kecuali kesuksesan semata-mata yang diharapkan.
8. Untuk saudara-saudaraku tercinta (Samsudin, Iksan, Nasarudin,
Sahrul, dan Hairul). Terimakasih selalu memberi semangat untuk
perempuan satu-satunya ini.
9. Untuk temen-temenku di tanah rantauan (Uswatun, Nuryasmin,
Winda, Wati, dan Aminarti). Terimakasih telah memberikan
semangat dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Kalian
adalah orang-orang hebat dan kuat yang saya miliki.
10. Terimakasih untuk orang-orang yang pernah menyakiti, tanpa
mereka mungkin penulis tidak akan menjadi orang yang sekuat ini,
tanpa mereka mungkin penulis tidak akan pernah tau rasanya sakit,
dan karena mereka penulis ingin menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.
11. Dan terimakasih untuk diri sendiri yang telah sabar melewati
semua ujian hidup sampai dengan detik ini. Kamu hebat.

Semoga amal ibadah semua pihak yang terlibat dalam penelitian


skripsi ini dilipat gandakan dan ditempatkan diantara orang-orang
soleh dan sholehah, dimasukan ke dalam syurga dan penulis
berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Mataram,

Penulis,

Suhada
180305108

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii
HALAMAN LOGO .............................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. vi
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. vii
MOTTO ................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN ................................................................................. ix
KATA
PENGANTAR .......................................................................................
.............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xii
ABSTRAK ............................................................................................. xiv
BAB I
PENDAHULUAN
.............................................................................................................
........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat .............................................................. 3
D. Ruang lingkup dan seting penelitian .................................... 4
E. Telaah pustaka ...................................................................... 4
F. Karangka teori ...................................................................... 7
G. Metode penelitian ................................................................. 20
H. Sistematis pembahasan ......................................................... 24
I. Uji Keabsahan Data .............................................................. 25
J. Sistematika Pembahasan....................................................... 28

BAB II Paparan Data Dan Temuan .................................................... 30


A. Gambaran umum lokasi penelitian ............................................. 30
1. Latar belakang berdirinya pondok pesantren Ar-Ridwan 31
2. Biografi Pimpinan Pondok Pesantren Ar-Ridwan ........ 31
3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Ar-Ridwan ....... 31

xii
4. Keadaan/ Kondisi Umum .............................................. 33
5. Keadaan Santri .............................................................. 45
6. Jadwal Kegiatan Di Pondok Pesantren Ar-Ridwan ..... 36
7. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Ar-Ridwan ............... 37
B. Manajemen Strategik Yang Di Terapkan Pada Pondok Pesantren
Ar-Ridwan Dalam Meningkatkan Kompetensi Santri Di
Kecamatan Sape Kabupaten Bima ............................................. 38
1. Menerapkan Formulasi Strategik Pesantren Ar-Ridwan 38
2. Menerapkan Implementasi Strategik Pesantren Ar-
Ridwan ...................................................................... 41
3. Menerapkan Evaluasi Strategik Pesantren Ar-Ridwan . 44
C. Kendala dan Solusi Pada Pondok Pesantren Ar-Ridwan Dalam
Meningkatkan Kompetensi Santri .............................................. 47

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................... 52


A. Analisis Manajemen Strategik Pada Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Dalam Meningkatkan Kompetensi Santri Di Kecamatan Sape
Kabupaten Bima
1. Menerapkan Formulasi Strateik Pondok Pesantren Ar-Ridwan52
2. Menerapkan Implementasi Strategik Pondok Pesantren Ar-
Ridwan. .................................................................................. .54
3. Menerapkan Evaluasi Pondok Pesantren Ar-Ridwan ............ 56
B. Bagaimana kendala dan solusi pondok pesantren Ar-Ridwan dalam
meningkatkan kompetensi santri di Kecamatan Sape Kabupaten
Bima.............................................................................................. 58
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 60
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 61
LAMPIRAN LAMPIRAN ................................................................... 63

xiii
Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Kompetensi Santri
(Studi Kasus Pondok Pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape
Kabupaten Bima)

Oleh:

Suhada
180305108

ABSTRAK
Pondok pesantren merupakan lembaga non formal dan sudah ada
sejak lama di Indonesia, dan juga merupakan tempat berkumpulnya orang
muslim yang dipakai untuk berbagai kegiatan keagamaan seperti mencari
ilmu keagamaan, mengaji serta mengkaji ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
keagamaan. Pesantren Ar-Ridwan adalah pesantren yang telah mempunyai
kurikulum pesantrennya sendiri dan menerapkan berbagai macam
manajemen strategik guna untuk meningkatkan kompetensi para santri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
manajemen strategik yang diterapkan pada pondok pesantren Ar-Ridwan
dalam meningkatkan kompetensi santri, dan untuk mengetahui kendala
maupun soslusi yang terdapat pada pondok pesantren Ar-Ridwan,
Kecamatan Sape Kabupaten Bima.
Metode penellitian yang digunakan adalah dengan pendekatan studi
kasus kualitatif dan tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
observasi, wawancara, serta dokumentasi pada pondok pesantren Ar-
Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten Bima.
Hasil penelitian menunjukan, bahwa manajemen strategik yang
diterapkan pada pondok pesantren Ar-Ridwan telah menggunakan

xiv
manajemen strategik dengan baik.Hal ini, dapat dilihat dari.Pertama,
Formulasi Strategik yang sudah terbukti bahwa dengan adanya visi dan
misi. Kedua, Implementasi Strategik yang menjelaskan berupa program-
program maupun kegiatan yang sudah susun oleh kurikulum dan di
sesuaikan dengan kebutuhan para santriwan dan santriwati. Ketiga,
Evaluasi Strategik yang dilakukan dengan dua cara tehnik yaitu evaluasi
program dan evaluasi hasil. Hasil akhir dari evaluasi dilakukan bertujuan
untuk mengetahui program-program yang sudah dijalankan maupun yang
belum, dan evaluasi ini dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi
santri pada pondok pesantren Ar-Ridwan.
Kemudian selanjutnya, pada hasil penelitian ini terdapat kendala
maupun solusi pada pondok pesantren Ar-Ridwan.Pertama, kendala yaitu
kurangnya motivasi dan adanya biaya yang banyak.Kedua, solusi yaitu
dengan mengadakan beasiswa bagi yang kurang mampu dan memberikan
arahan maupun motivasi bagi para santriwan dan santriwati pada pondok
pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten Bima.

Kata Kunci: Pondok Pesantren, Santri, Kompetensi, Manajemen,


Strategik

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepanjang sejarah tidak dapat dipungkiri bahwa eksistensi
pondok pesantren semakin hari semakin meningkat, dengan semua
keberagamanya. Pondok pesantren merupakan lembaga non formal
dan sudah ada sejak lama di Indonesia, dan juga merupakan tempat
berkumpulnya orang muslim yang dipakai untuk berbagai kegiatan
keagamaan seperti mencari ilmu keagamaan, mengaji serta
mengkaji ilmu-ilmu yang berkaitan dengan keagamaan.
Pondok pesantren berasal dari bahasa Arab yaitu kata funduq
yang artinya asrama atau wisma sederhana atau ruang untuk tidur.
Dengan demikian, pondok pesantren merupakan tempat sederhana
yang menampung orang-orang yang ingin belajar agama dan tempat
belajar para santri yang mencari ilmu agama di tempat tertentu.
Pondok pesantren merupakan lembaga non formal dan sudah ada
sejak lama di Indonesia, dan tempat berkumpulnya orang muslim
yang dipakai untuk berbagai kegiatan keagamaan dengan
menggunakan beragam media pembelajaran seperti Al-Qur’an
hingga kitab kuning.2
Menurut Mastuhu, “Pesantren adalah lembaga pendidikan
tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan
pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-
hari”.3
Tugas lembaga dakw gah seperti pondok pesantren yaitu
harus mampu membangun suatu sistem pendidikan yang bisa
meningkatkan kompetensi dasar bagi santrinya. Pondok pesantren
Ar-Ridwan, dalam konteks ini, bisa diambil sebagai contoh

2
Ratna Kamila Dkk, “Manajemen Strategi Pondok Pesantren dalam
Meningkatkan Kompetensi Santri”, Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 4, No 1, 2019, Hlm:
20.
3
Kompri, M.Pd.I, “Manajemen Dan Kepemimpinan Pondok Pesantren”,
(Perpustakaan Nasional, Cetakan Ke-1, Maret 2018), Hlm: 3.

31
pengembangan pondok pesantren dalam hal menata kembali
manajemen yang ada di pesantren atau pembuatan kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan santri bisa juga dengan mengubah
struktur organisasi dan mengubah program dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan di pondok pesantren.
Di dalam dunia pendidikan sangat dituntut untuk dapat
IUmeningkatkan kompetensi santri.Hal ini dapat dipelajari dari
manajemen pondok pesantren modern, seperti pada pondok
pesantren Ar-Ridwan.Pesantren Ar-Ridwan adalah pesantren yang
telah mempunyai kurikulum pesantrennya sendiri dan menerapkan
berbagai macam manajemen strategik guna untuk meningkatkan
kompetensi para santri.Kurikulum ini dibentuk berdasarkan
kurikulum kepesantrenan, kurikulum yang disesuaikan dengan
kebutuhan santri di pondok pesantren Al-Ridwan.
Menurut Hall dan Jones, “Kompetensi adalah pernyataan
yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara
bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan
kemampuan yang dapat diukur”.4
Yaumi menyatakan, “Kompetensi adalah yang mencakup
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik untuk melakukan tugas yang sesuai dengan standar yang telah
ditentukan”.5
Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi adalah kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang diaplikasikan pada cara berfikir dan
bertindak.
Manajemen dalam kamus ilmiah popular, diartikan sebagai
pengelolaan usaha: kepengurusan, ketatalaksanaan penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Manajemen juga merupakan tindakan yang dihasilkan dari proses

4
Muhammad Rohman, “Kurikulum Berkarakter”, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2012), Hlm:77.
5
Muhammad Yaumi, “Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran”, (Jakarta:
Prenada Media Group,2013), Hlm: 84.

32
formulasi dan implementasi rencana, dengan tujuan untuk mencapai
keunggulan kompetitif.6
Masalah yang dihadapi oleh pondok pesantren Ar-Ridwan
sebelum menerapkan manajemen strategik yaitu karena kurangnya
penerapan-penerapan manajemen maupun strategik yang
dilakukan, kurangnya kegiatan maupun program yang di minati oleh
para santriwan dan santriwati.7Oleh karena itu, pondok pesantren
Ar-Ridwan menerapkan berbagai macam strategik agar dapat
meningkatkan kompetensi santri, yaitu dengan menerapkan
formulasi strategik, implementasi strategik, dan menerapkan
evaluasi strategi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai, “Manajemen Strategik Pondok Pesantren
Dalam Meningkatkan Kompetensi Santri Di Pondok Pesantren Ar-
Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten Bima”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen strategik yang diterapkan pada pondok
pesantren Ar-Ridwan dalam meningkatkan kompetensi santri di
Kecamatan Sape Kabupaten Bima?
2. Bagaimana kendala dan solusi pondok pesantren Ar-Ridwan dalam
meningkatkan kompetensi santri di Kecamatan Sape Kabupaten
Bima?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen strategik yang
diterapkan pada pondok pesantren Al-Ridwan di Kecamatan
Sape Kabupaten Bima.
b. Untuk mengetahui bagaimana kendala dan solusi pondok
pesantren Ar-Ridwan dalam meningkatkan kompetensi
santri di Kecamatan Sape Kabupaten Bima.

6
Dr.H.M.Hadi Purnomo,M.Pd,” Manajemen Pendidikan Pondok
Pesantren”,(Yogyakarta: Bildung Pustaka Utama, 2017), Hlm, 25.
7
Wawancara, Pengurus Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 8 September, 2021.

33
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan pada
umumnya dan khususnya mengenai manajemen dalam
meningkatkan kompetensi santri.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat maupun
dapat memberikan masukan untuk pondok pesantren Al-
Ridwan, agar lebih memahami strategi-strategi dalam
meningkatkan kompetensi santri.
D. Ruang lingkup dan Seting Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang keluar dari tujuan
penelitian, maka cakupan dan bahasan dalam penelitian hanya
membahas hal-hal yang terkait dengan tujuan penelitian yang sudah
dikemukakan sehingga penelitian ini lebih fokus pada manajemen
strategik yang diterapkan pada pondok pesantren dalam
meningkatkan kompetensi santri, serta kendala dan solusi pondok
pesantren Ar-Ridwan dalam meningkatkan kompetensi santri.
Sedangkan seting atau lokasi diadakan di pondok pesantren Ar-
Ridwan tepatnya di Kecamatan Sape Kabupaten Bima.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya
terdahulu yang terkait untuk menghindari duplikasi, plagiasi, serta
menjamin keaslian dan keabsahan peneliti yang dilakukan atau
sebagai pedoman penelitian lebih lanjut dari penelitian yang sudah
ada. Disamping itu, untuk menyusun kerangka teori, diharapkan
peneliti mendapatkan data yang valid dan untuk menjadikan
legalitas peneliti.
Pada telaah pustaka ini, peneliti mengangkat beberapa
penelitian terdahulu yang mempunyai kaitan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan yaitu :
1. Skripsi yang ditulis oleh Nindi Waisqarni yang berjudul
“Strategi dakwah pondok pesantren Thohir yasin dalam upaya
membina perilaku remaja di Desa Lendang Nangka”. Fakultas
Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Mataram, 2011. Fokus

34
penelitian ini lebih cenderung membahas tentang bimbingan
yang berupa kegiatan-kegiatan keagamaan, ceramah ataupun
kajian-kajian kitab, yang ditujukan untuk santriwan dan
santriwati dalam lingkungan pondok pesantren ataupun
masyarakat Lendang Nangka. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif. 8Persamaan antara
penelitian yang dilakukan oleh Nindi Waisqarni dengan peneliti,
yakni sama-sama membahas tentang strategi dalam pondok
pesantren. Sedangkan perbedaanya penelitian terdahulu dengan
penelitian saya adalah penelitian terdahulu lebih memfokuskan
tentang strategi dakwah dan pendidikan formal maupun non-
formal dan penelitian dan penelitian saya lebih mengfokuskan
pada manajemen strategi dalam meningkatkan kompetensi
santri.
2. Skripsi yang ditulis oleh M. Yakub Kuswara yang berjudul,
“Pengembangan Kelembagaan Pesantren (Studi Kasus Pondok
Pesantren Zainul Musthafa NW Desa Pengadang Lombok
Tengah)”. Fakultas Dakwah, Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Institut Agama Islam Negeri Mataram, 2013.
Fokus penelitian ini lebih cenderung membahas tentang strategi
dalam mengembangkan bentuk program pada pondok pesantren
beserta kelembagaanya.Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif.9
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh M. Yakub
Kuswara dengan peneliti, yakni sama-sama membahas tentang
strategi pada pondok pesantren.Sedangkan perbedaanya adalah
M. Yakub Kuswari membahas tentang pengembangan
kelembagaan pesantren, sedangkan peneliti lebih terfokus
kepada manajemen strategi dalam meningkatkan kompetensi
santri.

8
Nindi Waisqarni,”Strategi Dakwah Pondok Pesantren Thohir Yasin Dalam
Upaya Membina Perilaku Remaja Di Desa Lendang Nangka”,Skripsi Fakultas Dakwah,
Ustitut Agama Islam Negeri, Mataram, 2011, Hlm 71.
9
M,Yakub Kuswara,”Pengembagan Kelembagaan Pesantren ( Studi Kasus
Pondok Pesantren Zainul Musthafa NW Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah
Kabupaten Lombok Tengah),”Skripsi Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri,
Mataram, 2013, Hlm 66

35
3. Skripsi yang ditulis oleh Juni Tri Kuncoro yang berjudul,”
Implementasi Manajemen Strategi Di Pondok Pesantren
Mamba’ul Hikmah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah”.
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Jurusan Manajemen
Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2015. Fokus penelitian ini cenderung membahas tentang
manajemen strategi berupa keterampilan dan kualitas yang
dimiliki pesantren. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif.10
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Juni Tri
Kuncoro dengan peneliti, yakni sama-sama membahas tentang
manajemen strategi yakni mengenai keterampilan atau pada
pondok pesantren.Sedangkan perbedaan Juni Tri Kuncoro
membahas tentang implementasi manajemen strategi pada
pondok pesantren, sedangkan peneliti lebih terfokus kepada
manajemen strategik dalam meningkatkan kompetensi santri.
4. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Agung Alfarizi yang
berjudul,”Manajemen Strategi Pondok Pesantren Nurussalam
Gunter Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di
Desa Gunung Terang Kecamatan Kalianda”. Fakultas Dakwah
ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2021 M/1442 H. Fokus
penelitian ini cenderung membahas tentang manajemen strategi
pada peningkatan sumber daya manusia yaitu dengan
menerapkan strategi kaderisasi, penugasan dalam kegiatan dan
teladan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif.11
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Agung Alfarizi dengan peneliti yakni, sama-sama membahas
tentang manajemen strategi pada pondok pesantren. Sedangkan

10
Juni Tri Kuncoro,” Implementasi Manajemen Strategi Di Pondok Pesantren
Mamba’ul Hikmah Kabupaten Magelang Jawa Tengah” skripsi, fakultas dakwah dan
komunikasi,universitas islam negeri sunan kalijga yogyarta,2015, Hlm 16.
11
Muhammad Agung Alfarizi, ”Manajemen Strategi Pondok Pesantren
Nurussalam Gunter Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia Di Desa Gunung
Terang Kecamatan Kalianda”, Skripsi, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Raden Lampung, 2021 M/1442 H, Hlm: ii.

36
perbedaan Muhamad Agung Alfarizi membahas tentang
manajemen strategi dalam meningkatkan sumber daya manusia
yakni lebih membahas tentang peningkatan SDM. Sedangkan
peneliti lebih berfokus pada manajemen strategik dalam
meningkatkan kompetensi santri.
5. Skripsi yang ditulis oleh Ein Bimo Prihantoro yang
berjudul,”Manajemen Strategi Dalam Upaya Pengembangan
SDM Islami Dalam Pondok Pesantren Abnaul Amir Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”. Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, 2017. Fokus penelitian cenderung
membahas manajemen strategi dalam upaya pengembangan
SDM Islami yang dilakukan pondok pesantren yaitu, dengan
menerapkan manajemen dengan baik dan fokus untuk
melaksanakan visi dan misi pondok pesantren Abnaul Amir
yang menciptakan santri yang mempunyai sifat yang islami.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif.12
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Ein Bimo
Prihantoro dengan peneliti yakni, sama-sama membahas tentang
manajemen strategi pada pondok pesantren.Sedangkan
perbedaan Eid Bimo Prihantoro membahas tentang manajemen
strategi dalam meningkatkan sumber daya manusia yakni lebih
membahas tentang peningkatan SDM.Sedangkan peneliti lebih
berfokus pada manajemen strategik dalam meningkatkan
kompetensi santri.
F. Kerangka Teori
A. Konsep Dasar Manajemen
1. Manajemen
Beberapa definisi umum manajemen yang diberikan oleh
penulis dan pemikir terkenala adalah sebagai berikut:

12
Ein Bimo Prihantoro,”Manajemen Strategi Dalam Upaya Pengembangan SDM
Islami Di Pondok Pesantren Abnaul Amir, Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten
Gowa”, Skripsi, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017.

37
a. Menurut Harold Koontz dan Heinz Weihrich,
manajemen adalah proses merancang dan memelihara
lingkungan di mana individu, yang bekerjasama dalam
kelompok, secara efisien mencapai tujuan yang dipilih.
b. Menurut Robert L.Trewelly dan M.Gene Newport,
manajemen didefinisikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
operasi organisasi untuk mencapai koordinasi sumber
daya mannusia dan material yang terpenting dalam
pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.
c. Menururt Kreitner, manajemen adalah proses bekerja
dengan dan melalui orang lain untuk secara efektif dalam
mencapai tujuan organisasi dengan ecara efisien
menggunakan sumber daya yang terbatas dalam
lingkungan yang berubah.
Jadi manajemen dapat didefinisikan sebagai proses
menyelesaikan sesuatu dengan tujuan mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Beberapa istilah penting dalam
definisi ini adalah: Proses berarti fungsi atau kegiatan
utama yang dilakukan manajemen menyelesaikan
sesuatu.13
Manajemen dalam kamus ilmiah popular, diartikan
sebagai pengelolaan usaha: kepengurusan,
ketatalaksanaan penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Manajemen
juga merupakan tindakan yang dihasilkan dari proses
formulasi dan implementasi rencana, dengan tujuan
untuk mencapai keunggulan kompetitif.14
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Penting di ingat bahwa, manajemen adalah suatu
bentuk kerja. Manajer, dalam melakukan pekerjaanya harus

13
By Ayunda,” Marketing dan Manajemen,karakteristik manajemen,konsep
manajemen,pengertian konsep manajemen”,( April 15, 2020),Hlm, 2.
14
Dr.H.M.Hadi Purnomo,M.Pd,” Manajemen Pendidikan Pondok
Pesantren”,(Yogyakarta: Bildung Pustaka Utama, 2017), Hlm, 25.

38
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, yang dinamakan
fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari:
a. Perencanaan (Planning)
Menentukan tujuan-tujuan yang hendak di capai selama suatu
masa yan akan datang dan apa yang harus di perbuat agar
dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Mengelompokan dan menetukan berbagai kegiatan penting
dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiata-
kegiatan itu.
c. Pemimpin (Leading)
Mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah
tujuan-tujuanya.
d. Pengawasan (Controlling)
Mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan menentukan
sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil
tindakan-tindakan korektif dimana perlu.15
Secara sederhana manajemen berarti mengatur, mengarahkan
dan menggerakan sumber daya lainya untuk mencapai tujuan
yang diinginkan oleh organisasi16.Sedangkan secara
terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara
beragam, diantaranya:
1. Menurut Schein, manajemen didefinisikan sebagai profesi.
Menurutnya manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut
untuk bekerja secara professional, karakteristiknya adalah para
professional membuat keputusan berdasarkan prinsip umum17.
2. Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang
ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk
memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama

15
George R. Terry Leslie W.Rue,” Dasar-Dasar Manajemen”,(Jakarta: PT Bumi
Aksara,2014), Hlm,
16
Dr.H.M.Hadi Purnomo, M.Pd,” Manajemen Pendidikan Pondok
Pesantren”,(Yogyakarta: Bildung Pustaka Utama, 2017), Hlm, 27.
17
Malayu, S.P Hasibuan,” Asas Manajemen, Rajawali Pers,( Jakarta: 2014), Hlm, 1

39
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat
bagi kemanusiaan18.
3. Terry memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang kearah tujuan organisasional atau maksud
nyata19.
3. Unsur-Unsur Manajemen
a. Manusia
Manusia didalam eksistensinya sebagai obyek formal memang
sangat beragam.Manusia yang satu berbeda dengan yang lainya,
baik dalam hal berfikir, tingkah laku, sikap, perasaan, maupun
gerak-geriknya.
b. Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai alat
ukur yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa
benda apapun yang dapat di terima oleh setiap orang di masyarakat
dalam proses pertukaran barang dan jasa.
c. Metode
Metode berasal dari bahasa yunani methodos yang berarti cara atau
jalan yang di tempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami
objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

d. Material
Material merupakan salah satu unsur terpenting dalam sistem
produksi.Tanpa material, produksi tidak mungkin dapat
menghasilkan barang jadi atau produk akhir yang diinginkan. Pada
sistem produksi, material merupakan masukan atau input yang
digunakan untuk diolah menjadi barang jadi. Material yang
dimaksudkan disini dapat berupa bahan mentah ataupun bahan yang
telah diproses sebelum digunakan untuk proses produksi lebih
lanjut.

18
T Hani Handoko, Op,Cit, Hlm, 11.
19
Ibid , Hlm, 15.

40
e. Mesin
Mesin merupakan alat bantu dalam mencapai tujuan organisasi.
Dengan adanya mesin maka proses produksi atau kegiatan yang
terkait dengan tujuan organisasi akan lebih efisien. Istilah mesin
biasanya menunjuk kebagian yang bekerja bersama untuk
melakukan kerja.
f. Pasar
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur,
hubungan sosial dan infrastruktur tempat usaha menjual barang,
jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan
uang.Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran
yang sah.Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis,
lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan
jasa yang diperdagangkan. 20

B. Manajemen Strategik
Strategi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus.21Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti:
kepemimpinan dalam ketentaraan, konotasi ini berlaku selama
perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen
ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana
melakukan jumlah yang besar, manajemen strategi merupakan
kumpulan keputusan dan tindakan yang digunakan dalam
menyusun dan mengimplementasikan strategi, yang akan
menghasilkan kesesuaian superior yang kompottitif anatara
organisasi dan lingkunganya, untuk meraih tujuan organisasi.
Sementara definisi strategi menurut beberapa ahli seperti yang
diungkapkan oleh chandler menyatakan bahwa “Strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

20
Fajri Dwiyama,”Jurnal Manajemen Pendidikan Islam” Unsur Manajemen
Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia”, (Vol,7 No, 1 November 2018),
Hlm,675-695.
21
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,”Kamus Besar Indonesia”, (Jakarta:
Balai Pustaka 1989).

41
kaitanya dengan tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai.
Menurut Hadari Nawawi, dikutip Akdon (2011),pengertian
manajemen strategik ada empat, yaitu:
1. Manajemen strategik adalah proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakanya, yang
dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran didalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuanya.
2. Manajemen strategik adalah usaha manajerial
menumbuhkembangkan kekuatan organisasi untuk
mengeksploitasi peluang yang muncul guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan.
3. Manajemen strategikadalah arus keputusan dan tindakan yang
mengarah pada pengembangan strategik yang efektif untuk
membantu mencapai tujuan organisasi.
4. Manajemen strategik adalah perencanaan berskala besar
(disebutperencanaan strategik) yang berorientasi pada
jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi),dan ditetapkan
sebagai keputusan manjemen puncak (keputusan yang
bersifatmendasar dan prinsipiel) agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebutmisi), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional) yang
berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan (disebuttujuan strategik) danberbagai sasaran (tujuan
operasional) organisasi.22
Ada beberapa macam mengenai pengertian manajemen strategi
yaitu:23
a. Manajemen strategi adalah proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan

22
Kompri, M.Pd.I. “ Manajemn Dan Kepemimpinan Pondok Pesantren “,(
Perpustakaan Nasional, Cetakan Ke-1, Maret2018 ), Hlm : 81-82.
23
Husain Umar,” Desain Penelitian Manejemen Strategi,”( Jakarta: Rajawali
Pers, 2010), Hlm, 16.

42
menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakanya, yang
dibuat oleh manajemen puncak dan implementasikan oleh
seluruh jajaran di dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuannya.
b. Manajemen strategi adalah usaha manajerial menumbuhkan
kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi peluang yang
muncul guna mencapai tujuanya yang telah ditetapkan
sesuai dengan misi yang telah ditentukan.
c. Manajemen strategi adalah arus keputusan dan tindakan
yang mengarah pada pengembangan suatu strategi atau
strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai
tujuan dari organisasi.
d. Manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar yang
berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh, dan
ditatapkan sebagai keputusan manajemen puncak agar
kemungkinan organisasi berinteraksi secara efektif.
1. Proses manajemen strategik
Proses manajemen strategik haruslah dimaknai
sebagai seperangkat komitmen, keputusan, dan tindakan
organisasi untuk mencapai persaingan strategi dan
memperoleh keuntungan.
Secara umum, ada 8 (Delapan) langkah dalam proses
manajemen strategi yaitu:24
1. Identifikasi misi dan sasaran organisasi
2. Analisis lingkungan eksternal
3. Identifikasi peluang dan ancaman
4. Analisa lingkungan internal/sumber daya
organisasi
5. Merumuskan strategi
6. Identifikasi kekuatan dan kelemahan
7. Melaksanakan strategi
8. Evaluasi strategi
2. Fungsi Manajemen Strategik

24
Efri Novianti, “ Manajemen Strategi”,( Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2019),
Hlm, 14.

43
Konsep-konsep strategik selalu saja memperoleh perhatian
serius di dalam sebuah organisasi.Dalam sebuah organisasi
terlibat lebih dari salah satu elemen pembentuk keadaan
internal dan juga berbagai penampilan organisasi sejenis lainya
sebagai kompetitor.Maka, fungsi dari manajemen strategi yaitu
Pertama, manajemen strategi bertugas membuat keputusan
strategi yang menggolkan ketetapan tujuan dan sasaran.
Kemudian, manajemen strategipun menetapkan apa yang
sebaiknya dilakukan untuk masa mendatang. Singkatnya fungsi
manajemen strategi adalah membuat keputusan strategi,
menyusun planning strategi, serta berfungsi juga untuk
peninjauan atau evaluasi strategi.25

3. Tujuan Manajemen Strategik


Strategik yang dikembangkan perussahaan melalui proses
manajemen strategik bertujuan untuk menciptakan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan. Beberapa indikator yang dapat
dijadikan acuan untuk menilai keunggulan kompetitif perusahaan
antara lain mencakup indikator-indikator kinerja.
C. Manajemen Pondok Pesantren
1. Hakikat Manajemen
Organisasi merupakan dua orang atau lebih yang bekerja
bersama dengan suatu cara terstruktur untuk mencapai suatu
tujuan. Bagaimana organisasi mencapai tujuanya tergantung
ada perormal manejerial eektivitas dan efisien manajer.
Manajemen adalah proses perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengendalian (controlling) kegiatan anggota organisasi dan
kegiatan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainya
untuk mecapai tujuan organisasi.26
2. Model Manajemen Pondok Pesantren

25
Dr. Hj. Retina Sri Sedjati, Apt., M. M.,” Manajemen Strategi”,( Yogyakarta:
Cv Budi Utama,2015), Hlm, 8-9.
26
Kompri, M.Pd.I.,” Manajemen Dan Kepemimpinan Pondok
Pesantren”,(Jakarta: Kencana, 2018), Hlm, 63.

44
Manajemen pendidikan di pondok persantren merupakan
suatu proses, yakni suatu aktivitas yang bukan hanya bertumpu
pada sesuatu yang bersifat mekanistik, melainkan penerapan-
penerapan fungsi manajemen, manajerial secara efektif,
walaupun sebagian pesantren yang ada jarang sekali
menggunakan sistem manajemen modern seperti layaknnya apa
yang diteapkan dalam lembaga pendidikan formal lainya.
Manajemen pondok psantren hakikatnya adalah proses
penataan dan pegelolaan lembaga pendidikan pesantren yang
melibatkan sumber daya manusia dan non-manusia dalam
menggerakan mencapai tujuan pendidikan pesantren secara
efektif dan efisien. Yang disebut efektif dan efisien adalah
pengelolaan yang berhasil mencapai sasaran dengan sempurna,
cepat, tepat, dan selamat.Adapun yang tidak efektik adalah
pengelolan yang tak berhasil memenuhi tujuan karena ada mis-
manajemen, maka manajemen yang tak efisien adalah
manajemen yang berhasil mencapai tujuan tetapi melalui
penghamburan atau pemborosan baik tenaga, waktu, maupun
biaya.27
3. Karakteristik Manajemen Pondok Pesantren
Manajemen memiliki keunikan tersendiri dalam hal pola
kepemimpinan yang berdiri sendiri.Namun pada era ini, yaitu
pada zaman mutakhir ini pondok pesantren banyak yang
membuka sistem pendidikan sekolah atau madrasah yang
berarti banyak melibatkan pihak luar.
Menurut Masyhud dan Khusnurridlo mengatakan: “sejalan
dengan penyelenggaraan pendidikan formal, beberapa
pesantren mengalami pengembangan pada aspek
manajemen,organisasi, dan administrasi pengelolaan
keuangan. Perkembangan ini dimulai dari perubahan gaya
kepemimpinan pesantren dari karismatik kerasionalistik, dan
otoriter paternalistik kediplomatik partisipatif. Sebagai contoh
kasus kedudukan dewan kiai di pesantren tebu ireng menjadi

27
Kompri, M.Pd.I.,” Manajemen Dan Kepemimpinan Pondok
Pesantren”,(Jakarta: Kencana, 2018), Hlm, 64-65.

45
salah satu unit kerja kesatuan admnistrasi pengelolaan
penyelenggaraan pesantren sehingga pusat kekuasaan sedikit
terdistribusi di kalangan elit pesantren dan tidak terlalu terpusat
pada kiai”.28
4. Santri
Kata santri sendiri, menurut C. C Berg berasal dari
bahasa India, shastri, yaitu orang yang tau buku-buku suci
Agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci Agama Hindu.
Sementara itu, A. H. John menyebutkan bahwa istilah santri
berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Nurcholis
Madjid juga memiliki pendapat berbeda.Dalam pandanganya
asal usul kata “Santri” dapat dilihat dari dua pendapat.Pertama,
pendapat yang mengatakan bahwa “Santri” berasal dari kata
“Sastri”, sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang artinya melek
huruf. 29
Santri adalah sekelompok siswa atau yang didik dan
menjadi pengikut dan pelanjut perjuangan para ulama yang setia
dan yang mendalami ilmu-ilmu agama di pesantren baik dia
tinggal di pondok maupun pulang setelah selesai waktu
belajar.30 Zamakhsyari Dhofir membagi menjadi dua kelompok
sesuai dengan tradisi pesantren yang diamatinya, yaitu :
a. Santri mukim, yakni para santri yang menetap di pondok,
biasanya diberikan tanggung jawab mengurusi kepentingan
pondok pesantren. Bertambah lama tinggal di pondok,
statusnya akan bertambah, yang biasanya diberi tugas oleh
kiyai untuk mengajarkan kitab-kitab dasar kepada santri-
santri yang lebih junior.
b. Santri kalong, yakni santri yang selalu pulang setelah selesai
belajar atau kalau malam ia berada di pondok dan kalau

28
Kompri, M.Pd.I.,” Manajemen Dan Kepemimpinan Pondok
Pesantren”,(Jakarta: Kencana, 2018), Hlm, 66-67.
29
Babun Suharto, “Dari Pesantren Untuk Umat: Reiventing Eksistensi
Pesantren Di Era Globalisasi”, (Surabaya: Imtiyaz, 2011), Hlm, 9.
30
Yasmadi,” Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholis Madjid Terhadap
Pendidikan Islam Tradisional”, ( Jakarta: Ciputat Press, 2005), Hlm, 61.

46
siang pulang ke rumah31. Membentuk perilaku santri,
perilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan
seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan
kemudian dijadikan kebiasaan karna adanya nilai yang
diyakini.
Bagi pesantren setidaknya ada 7 (tujuh) metode yang
diterapkan dalam membentuk perilaku santri, yakni:
a. Metode Keteladanan
Secara psikologi, manusia sangat memerlukan keteladanan
untuk mengembangkan sifat-sifat dan potensinya.Pendidikan
perilaku lewat keteladanan adalah contoh-contoh kongkrit bagi para
santri.Dalam pesantren, pemberian contoh keteladanan sangat
ditekankan. Kiyai dan ustadz harus senantiasa memberikan suatu
yang baik bagi para santri, dalam ibadah-ibadah ritual, kehidupan
sehari-hari maupun yang lain.32
b. Metode Latihan dan Pembiasan
Mendidik perilaku dengan latihan dan pembiasaan adalah mendidik
dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap norma-norma
kemudian membiasakan santri untuk melakukanya. Dalam
pendidikan di pesantren metode ini biasanya akan diterpakan pada
ibadah-ibadah amaliyah, seperti shalat berjamaah, kesopanan pada
kiai dan ustadz.
Latihan dan pembiasaan ini pada akhirnya akan menjadi akhlak
yang terpatri dalam diri dan menjadi yang tidak terpisahkan. Al-
Ghazali menyatakan: “Sesungguhnya perilaku manusia menjadi
kuat dengan seringnya dilakukan perbuatan yang sesuai denganya,
disertai ketaatan dan keyakinan bahwa apa yang dilakukanya adalah
baik dan diridhai.”33
c. Mendidik Melalui Ibrah (Mengambil pelajaran)

31
Harun Nsutionet.Al,” Ensiklopedia Islam.”( Jakarta: Depang RI, 1993), Hlm,
10-36.
32
Mukti Ali,” Menyebutkan Bahwa Pendidikan Terbaik Ada Di Pesantren,
Sedang Pengajaran Terbaik Ada Di Sekolah/ Madrasah, Lihat Zuhdy Mukhdar, KH. Ali
Ma’shum Perjuangan Dan Pemikiranya.”( Yogyakarta, TNP, 1989).
33
Al-Ghazali, “Ihya Ulumuddin, Jilid III”,( Dar-al-Mishri: Beirut: 1977), Hlm,
61.

47
Secara sederhana, ibrah berarti merenungkan dan memikirkan,
dalam arti umum biasanya dimaknakan dengan mengambil
pelajaran dari setiap peristiwa.Tujuan dari ibrah adalah
mengantarkan manusia pada kepuasaan piker tentang perkara agama
yang bisa menggerakan, mendidik atau menambah perasaan
keagamaan.Adapun pengambilan ibrah bisa dilakukan melalui
kisah-kisah teladan, fenomena alam, atau peristiwa-peristiwa yang
terjadi, baik di masa lalu maupun sekarang. 34
d. Mendidik Melalui Maw’dah (Nasehat)
Mendidik melalui maw’dah berarti nasehat.35 Maw’dah adalah
nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa
yang dapat menyentuh dan mengenal kedalam hati dan
membangkitkanya untuk mengamalkan.
e. Mendidik Melalui Kedisiplinan
Dalam ilmu pendidikan, kedisiplinan dikenal sebagai cara menjaga
kelangsungan kegiatan pendidikan. Metode ini identik dengan
pemberian hukuman atau sangsi. Tujuanya untuk menumbuhkan
kesadaran untuk para santri bahwa apa yang dilakukan tersebut tidak
benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi. 36
f. Mendidik Melalui Tarqhib Wa’Tahzib
Metode tarqhib adalah janji disertai bujukan agar seseorang senang
melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan.Di pesantren metode
ini biasanya diterapkan dalam pengajian-pengajian, baik sorongan
maupun bandongan.

34
Tamyiz Burhanuddin, “ Akhlak Pesantren : Solusi Bagi Kerusakan Akhlak”, (
Yogyakarta: ITTQA PRESS, 2001), Hlm, 57.
35
Rasyid Ridha, Tafsir Al-Manar, Jilid II, ( Mesir,Maktabah Al- Qahirah), Hlm,
404.
36
Hadari Nawawi, “ Pendidikan Dalam Islam”,( Surabaya: Al-Ikhlas: 1993),
Hlm, 234.

48
g. Mendidik Melalui Kemandirian
Kemandirian tingkah laku adalah kemampuan seorang santri untuk
mengambil dan melaksanakan setiap keputusan secara bebas. Proses
pengambilan dan pelaksanaan keputusan santri yang biasa
berlangsung di pesantren dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu
keputusan yang bersifat penting, dan keputusan yang bersifat harian.
D. Kompetensi
1. Pengertian Kompetensi Santri
Kompetensi menurut terminologi artinya kemampuan yang
dimiliki setiap individu.Ada yang mengimpertasikan
kompetensi sebagai suatu keterampilan.Dan ada yang
mengimpertasikan kompetensi dengan suatu pengetahuan,
bahkan ada pula yang mempersepsi kompetensi sebagai suatu
standar kecerdasan. Perbedaan persepsi ini merupakan hal yang
sangat wajar, akan tetapi perbedaan ini akan mempengaruhi
perepsi dan arti kompetensi. Menurut Grenbeerg dan Baron
mendefinisikan bahwa kompetensi merupakan suatu
keterampilan sebagai suatu kemampuan fisik dan mental agar
melakukan bermacam-macam tugas dan tanggung jawab.
Dengan demikian, kompetensi dapat dikatakan sebagai suautu
keterampilan serta kemampuan seorang individu dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik.Oleh karena itu
kompetensi lebih cenderung kepada kemampuan serta
keterampilan individu dalam mendasari suatu kinerja dan
perilaku di dalam sebuah organisasi.37
2. Konsep Kompetensi
Kemudian selain itu, menurut Jack Gordong ada 6 aspek yang
terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu:38
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Nilai

37
Ratna Kamila Dkk, “ Manajemen Strategi Dalam Meningkatkan
Kompetensi Santri “, Jurnal Manajemen Dakwah, Vol 4, No 1, 2019, Hlm, 24-
25.
38
M.Prawiro,” Pengertian Kompetensi, Jenis-Jenis, Dan Manfaat
Kompetensi”, Jurnal Manajemen,( Jakarta 2019) , Hlm : 01.

49
d. Sikap
e. Minat
G. Metode Penelitian
Suatu penelitian itu tidak akan berjalan dengan baik jika tidak
dibarengi dengan langkah pasti, karena dengan langkah tersebut suatu
penelitian akan menghasilkan hasil yang cukup maksimal. Oleh karena
itu, peneliti menempuh cara-cara dengan tujuan agar dalam penelitian
ini dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal.

1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah
pendekatan kualitatif yang berdasarkan pada fenomena dan
peristiwa yang terjadi di lapangan.Metode penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deksriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.Adapun tujuan digunakannya jenis penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana
manajemen strategi dalam meningkatkan kompetensi santri, serta
kendala dan solusi pondok pesantren dalam meningkatkan
kompetensi santri (studi kasus di pondok pesantren Ar-Ridwan
Kecamatan Sape Kabupaten Bima).39
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang akan menjadi tempat penelitian
adalah di Pondok Pesanren Ar-Ridwan, Kecamatan Sape Kabupaten
Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Alasan peneliti memilih lokasi
atau wilayah tersebut karena peneliti berasal dari wilayah atau
daerah tersebut dan cukup mengetahui kondisi perkembangan
pondok pesantren di wilayah yang menjadi tujuan penelitian.

3. Sumber Data

39
Munandar Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2005), hlm. 147.

50
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari data
pertama di lokasi penelitian atau objek yang diteliti.40 Yang
berupa (hasil wawancara, observasi, serta dokumentasi).

b. Data sekunder, bukan data yang diperoleh secara langsung


dari sumbernya yaitu: sumber dari buku, jurnal, dan
dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
data yang ditetapkan.41
Pada tahap penelitian ini agar dapat diperoleh data yang
valid dan bisa dipertanggung jawabkan, maka data diperoleh
melalui:
1. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data


dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan
sistematis. Observasi harus dilakukan secara teliti dan
sistematis untuk mendapatkan hasil yang diandalkan dan
peneliti harus mempunyai latar belakang atau pengetahuan
lebih luas tentang objek penelitian. 42
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa
observasi adalah salah satu cara untuk memperoleh data
lapangan dengan melakukan pengamatan langsung,
berkaitan dengan apa yang akan diteliti. Melalui proses
observasi ini, peneliti mengamati bagaimana manajemen
strategik yang diterapkan pada pondok pesantren Ar-Ridwan

40
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 132.
41
Prof. Dr. Sugiyono,”Metode Penelitian Kombinais”, (Bandung: Alfabeta,
2014), Hlm,308.
42
Soeratno, Metode Penelitian, (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 19945), Hlm
99.

51
dalam meningkatkan kompetensi santrinya, serta
mengetahui kendala maupun solusi pondok pesantren dalam
meningkatkan kompetensi santri.
Berdasarkan observasi di atas peneliti mengunakan
tehnik pengumpulan data yang Observasi non partisipatif
karena fokus penelitian belum jelas.Maka observasi dapat
dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman
observasi.Adapun yang di Observasi yaitu santriwan,
santriwati, maupun pimpinan pondok, beserta pengurus dan
guru pondok pesantren.43
2. Metode Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mandalam.Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-
report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi.44
Dari teknik pengumpulan, maka wawancara dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Wawancara terstruktur
Digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternative jawabannya pun telah
disiapkan.45

43
Abdurrahman Fatoni,”Metodologi Penelitian Dan Tekhnik Penulisan Skripsi”,(
Jakarta: Rineka Cipta,2011), Hlm, 104.
44
Indra Bastian, Dkk,” Metode Wawancara”,( Universitas Gajah Mada:
September, 2018).
45
Lukman Nul Hakim,” Ulasan Metodologi Kualitatif”,( P3DI: 14,
Desember, 2013).

52
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan dipertanyakan. 46
Berdasarkan kajian di atas, maka wawancara
yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara
tidak terstruktur.Karena peneliti menggunakan
wawancara yang bebas dimana tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara
lengkap dan sistematis untuk mengumpulan
datanya. Selain itu, peneliti lebih banyak
mendengarkan apa yang diceritakan responden.
Wawancara ini dilakukan langsungkepada:1.) H.
Ridwan,S.Pd.I (pimpinan pondok pesantren Ar-
Ridwan). 2.), 4 orang santriwan (Akbar, Sahrul,
Hairul, Jufri). 3.), 3 orang santriwati (jumiati,
Nuranisa, Ita purnama sari). 4.), 4 orang guru
(Ahmaludin,S.Ag, Komar,S.Pd.I, Aminuddin, S.Ag,
Syarifuddin,S.Pd.).

b. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen
ini berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan,
kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain.47
Metode dokumentasi ini untuk mendukung metode
wawancara yang telah digunakan.Dalam artian, selain

46
Ibid, hlm. 191.
47
Ibid, hlm. 326

53
peneliti mewawancarai narasumber juga
mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan. Peneliti
mengumpulkan dokumen-dokumen yang akan digunakan
sebagai informasi dan mengumpulkan data-data serta
mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian yang sedang dilakukan yaitu tentang manajemen
strategi dan kompetensi santri, gambar atau foto yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Setelah
semua data-data terkumpul dan proses pengumpulan data,
maka selanjutnya dianalisis secara sistematis, agar diperoleh
kesimpulan yang objektif dari masalah yang diteliti.

H. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dokumentasi dengan cara mengorganisasi data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, meyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan agar mudah dipahami.48
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis Miles
dan Huberman yang menggunakan 3 tahap yang harus dikerjakan
dalam menganalisis data penelitian kualitatif yaitu reduksi data
(Data reduction), paparan data (Data display), penarikan kesimpulan
data verifikasi (Conclucion drawing/verifying) 49.
1. Data Reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian, data yang telah direduksi akan membei gambaran yang
lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya. 50

48
Ibid, Hlm, 210.
49
Ibid, Hlm, 247- 252.
50
Ibid, Hlm, 247-252.

54
Reduksi data dalam penelitian ini adalah memfokuskan
dengan data hasil observasi, tes, dan wawancara. Sehingga diketahui
proses pemberian scaffolding yang diberikan oleh peneliti.

2. Data Display
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplay data
maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami. Disarankan dalam mendisplay data selain dengan teks
yang naratif, juga dapat berupa grafik.
3. Conclucion Drawing/verifying
Penarikan kesimpuan merupakan hasil penelitian yang
menjawab fokus penelitian berdasarkan analisis data. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan konsisten
saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini yaitu setelah
peneliti melakukan analisis atas data-data yang telah terkumpul
yaitu berupa observasi, tes, dan wawancara.
I. Uji Keabsahan Data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain
digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada
penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupaka
sebgai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan
penelitian kualittaif.51
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian
yang dilakukan bener-bener merupakan penelitian ilmiah sekaligus
untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam

51
Moleong,” Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif”, 2007: 320.

55
penelitian kualitatif meliputi uji: credibility, transferability,
dependability, dan confirmability. 52
a. Credibility
Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap
hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil
penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah
karya ilmiah yang dilakukan.
b. Transferability
Transferability merupakan validasi data eksternal dalam
penelitian kualitatif.Validasi eksternal menunjukan dejarat
ketepatan atau dapat diterapkan hasil penelitian ke populasi di
mana sampel tersebut diambil.53
Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat
ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi
peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai,
sehingga ketika penelitian dapat digunakan dalam konteks
yang berbeda di situasi sosial yagn berbeda validitas nilai
transfer masih dapat di pertanggungjawabkan.
c. Dependability
Reliabilitas atau penelitian yang dapat di percaya, dengan kata
lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan
hasil yang sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas
adalah penelitian apabila penelitian yan dilakukan oleh orang
lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh
hasil yang sama pula.
Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara
auditor yang independen atau pembimbing yang independen
mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti
dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika
bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke
lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data,

52
Sugiyono “ MetodologiPenelitian Kuantitatif Dan Kualitatif”, 2007: 270.
53
Sugiyono “ MetodologiPenelitian Kuantitatif Dan Kualitatif”, 2007: 276.

56
melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan
laporan hasil pengamatan.
d. Confirmability
Objektivas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji
confirmability penelitian.Penelitian bisa di katakan objektif
apabila hasil peneltian telah disepakati oleh lebih banyak
orang. Penelitian kualitatif uji confirmability berarti menguji
hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah
dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari
proses yang telah dilakukan, maka peneliti tersebut telah
memenuhi standar confirmability.
e. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah.Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai
teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik


pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi
partisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk
sumber data yang sama secara serentak. Triangulasi sumber
berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda
dengan teknik yang sama.54
f. Kecukupan Bahan Referensi
Kecukupan bahan referensi, maksudnya disini adalah
adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti.Sebagai contoh, data hasil wawancara
perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.Data
tentang interaksi manusia atau gambaran tentang suatu keadaaan
perlu didukung oleh foto-foto sebagai bukti.

54
Ibid, Hlm, 327.

57
g. Coding Data
Coding data adalah proses menelaah dan menguji data
mentah yang ada, dengan melakukan pemberian label
(Memberikan label) dalam bentuk kata-kata, frase, atau
kalimat. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
coding data adalah menguji data yang masih mentah dengan
memberikan label dalam bentuk kata. Data tersebut dapat
berupa transkip wawancara, catatan lapangan, observasi
partisipan, jurnal, dokumen, literature, fitografi, video,
website, korespondensi email dan lain sebagainya 55

J. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan ini terdiri dari empat bab yang
masing-masing menonjolkan titik berat yang berbeda, namun dalam
satu kesatuan yang saling mendukung dan melengkapi.

BAB I. pendahuluan, berisi tentang, a).latar belakang masalah, b).


rumusan masalah, c). tujuan dan manfaat.
BAB II. paparan data dan temuan yang meliputi:

a. Latar belakang berdirinya pondok pesantren Al-Ridwan


Kecamatan Sape Kabupaten Bima
b. Bagaimana manajemen strategi yang diterapkan pada
pondok pesantren Al-Ridwan dalam meningkatkan
kompetensi santri di Kecamatan Sape Kabupaten Bima.

BAB III. Pembahasan, pada bab ini peneliti mengungkapkan proses


analisis terhadap temuan data yang sudah dipaparkan di bab
dua yaitu:

a. Analisis manajemen strategi yang diterapkan pada


pondok pesantren Al-Ridwan dalam menigkatkan
kompetensi santri di Kecamatan Sape Kabupaten Bima.

BAB IV. Penutup, pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari
pembahasan

55
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D. h. 275

58
59
BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Kecamatan Sape Kabupaten Bima.
Pondok pesantren Ar-Ridwan merupakan salah satu Pondok
Pesantren yang terdapat diwilayah Kecamatan Sape tepatnya di
Desa Rai-Oi, Kabupaten Bima.Nama yayasan yaitu pendidikan Al-
Qur’an Ar-Ridwan, yang di pimpin langsung oleh H. Ridwan Umar,
S.Pd.I.
Menurut penuturan pimpinan pondok pesantren, bahwa
perubahan pada pondok pesantren Ar-Ridwan yaitu 70 tahun 2017,
dan didirikan pada tahun 2012.Pondok pesantren ini telah
melakukan berbagai macam usaha-usaha produktif maupun
manajemen strategik untuk menunjang kompetensi santri.pondok
pesatren Ar-Ridwan mengelola lembaga pendidikan yang bersifat
Non formal yaitu: Madrasah Diniyah Takmiliyah, Tahfidz Al-
Qur’an, Baca Tulis Al-Qur’an dan Tilawah. Hal ini dikarenakan,
adanya dukungan dari masyarakat setempat sehingga dapat
membantu pondok pesantren Ar-Ridwan menjadi
meningkat.Adapun lokasi berdirinya pondok pesantren Ar-Ridwan
ini yaitu di Desa Rai-Oi Kecamatan Sape, yang dimanaletaknya di
tengah-tengah perdesaan dan berdekatan dengan rumah Pimpinan
Pondok Pesantren yaitu H. Ridwan Spd.I.56
Dalam wawancara peneliti dengan pimpinan pondok
pesantren Ar-Ridwan (H. Ridwan Spd.I), disebutkan bahwa latar
belakang berdirinya pondok pesantren Ar-Ridwan yaitu berawal dari
inisiatif beliau dan adanya permintaan dari para tokoh-tokoh
masyarakat yang berada di desa Rai-Oi Kecamatan Sape Kabupaten
Bima untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang akan
mengasuh dan mendidik anak-anak dalam hal menuntut ilmu, dan
akan lebih mengenal lagi huruf dalam membaca Al-Qur’an.57

56
Syafruddin, Wawancara, Sape, 10 September 2021.
57
H. Ridwan, S.Pd.I, Wawancara, Sape, 12 September 2021.

60
2. Biografi Pimpinan Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Pimpinan pondok pesanten Ar-Ridwan ini adalah seorang
guru di MTSN 2 BIMA dan sekaligus guru ngaji di Desa Rai-Oi.
Karna beliau seorang pendidik yang memiliki kharisma yang tinggi
dan ilmu yang luas, maka banyak anak-anak yang mengenal beliau
lebih-lebihnya masyarakat setempat.Dengan didirikanya pondok
pesantren Ar-Ridwan ini Banyak orang tua dari murid yang
mendftarkan anaknya di pondok pesantren Ar-Ridwan ini, terutama
yang berada di desa Rai-Oi.Dalam mengajar dan mendidik santrinya
pimpinan pondok pesantren Ar-Ridwan ini menggunakan musholla
yang ada di kompleks pondok pesantrenya untuk mengajar sekaligus
mentransfer ilmu pengetahuanya kepada para santrinya. 58
Adapun pengurus tetap pondok pesantren Ar-Ridwan
Kecamatan Sape Kabupaten Bima ini antara lain :

Tabel 2.1
Kepengurusan Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Nama Pengurus Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Komar, S.Pd.I. Kasmanluddin, S.Ag.
Syarifuddin, S. Pd. Fikrullah, S.Sos.
Uswatun Hasanah, S.Pd.I. Zakariah, S.Ag.
Asni, S.Pd. Wahyuni, S.Pd.
Aminuddin, S.Ag. Fausyah Nur Qomariah, S.Pd.
Kamarudin, A.M.d Abdul Munir, S.Pd.I
Ridwan, S.Pd.I. Syaiful H.A. Wahab, S. Ag.
Sumber: dokumentasi, profil lembaga pondok pesantren Ar-Ridwan
2012.59

3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Ar-Ridwan


Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang
operasionalnya tidak cukup dilakukan oleh satu atau dua bidang
saja, akan tetapi dibutuhkan beberapa personalia yang mampu
bekerja mengembangkan tanggung jawabnya terhadap jabatanya

58
H. Ismail Marjuki, Wawancara, Sape, 2 Oktober 2021.
59
Dokumentasi, “ Profil Lembaga Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 2012, Hlm, 13.

61
masing-masing. Dalam konteks kepengurusan, ada beberapa
struktur organisasi pondok pesantren Ar-Ridwan yaitu sebagai
berikut:60

Tabel 2.2
Struktur Organisasi

KetuaPondok
H. Ridwan, S.Pd.l.
Sekretaris Pondok
Kamaruddin, A.Md.

Bendahara Pondok Ketua Bidang Pendidikan


Uswatun Hasanah, S.Pd. Ridwan Hamid, S.Ag.
KetuaBidang
Keuangan

KetuaBidang Ketua Bidang Ketua Bidang


Pelayanan Pembangunan Keterampilan
Komar, S.Pd.l. Abdul Munir, S.Pd.l.

Sumber: dokumentasi profil lembaga pondok pesantren Ar-Ridwan


2012.
Jadi, berdasarkan hasil dari konteks kepengurusan.Bahwa pondok
pesantren Ar-Ridwan memiliki beberapa bidang yaitu terdapat bidang
pendidikan, bidang keuangan, bidang pelayanan, bidang pembangunan,
serta bidang keterampilan.

60
Dokumentasi, “Profil Lembaga Pondok Pesantren Ar-Ridwan”, 2012, Hlm, 10.

62
4. Keadaan/ Kondisi Umum
Pondok Pesantren Ar-Ridwan terletak di Desa Rai-Oi
Kecamatan Sape Kabupaten Bima,Provinsi Nusa Tenggara Barat
dengan ketinggian tempat sekitar 325 M dari permukaan laut
memiliki potensi sebagai berikut:
Luas tanah berupa Sawah : 1 Ha
Kebun : 3.5 Ha
Tegal : 40 Ha
Pekarangan : 1 Ha
Yayasan pondok pesantren bergerak dibidang antara lain sebagai
berikut:
a. Sosial : Menyantumi anak yatim, fakir miskin dan anak
terlantar
b.Kompetensi : Mengarah dan mengembangkan potensi
keterampilan yang dimiliki santri (Marawis, Baca
Al-Qur’an dan Tilawah, Tahfidz Al-Qu’an).
c. Dakwah : Memiliki ajlis taklim sebanyak 40 majlis taklim
d. Pendidikan : Terdiri dari pendidikan Formal dan Non-Formal
5. Keadaan Santri
Semenjak berdirinya pondok pesantren Ar-Ridwan yaitu
pada tahun 2012hingga saat ini terus mengalami kemajuan dan
peningkatan baik sarana dan prasarananya maupun dalam proses
belajar mengajarnya, baik yang internal maupun yang eksternal.
Pondok pesantren Ar-Ridwan banyak menampung para santri/siswa
yang datang dari berbagai kecamatan, bukan hanya dari satu desa
ataupun kecamatan akan tetapi dari berbagai kecamatan yang datang
di pondok pesantren Ar-Ridwan yaitu untuk menuntut ilmu.
Berbagai cara yang dilakukan pimpinan pondok pesantren, agar
pondok pesantren terus meningkat baik dari kemampuan
kompetensi santri maupun dari pendidikan formalnya. Dengan
berkembang dan kemajuanya kini pondok pesantren Ar-Ridwan
memiliki satu program yaitu :Tahsinul Qur’an, program ini bukan
hanya untuk santri, akan tetapi untuk masyarakat agar bisa sama-
sama mengenal dan memahami Al-Qur’an dengan baik. 61

61
Dokumen ,perkembangan Pondok Pesantren Al-Ridwan, 2013, Hlm,5.

63
Tabel 2.3
Keadaan Santri di Pondok Pesantren Ar-Ridwan Kecamatan
Sape,Kabupaten Bima.
Keadaan/Perkembangan Pondok
Pesantren Jumlah
Rungan belajar 10
Tenaga Kerja 32
Guru Tetap 32
Santri Mondok 200
Penjaga Sekolah 2
Rombongan Belajar 500

Sumber: profil lembaga Pondok Pesantren Ar-Ridwan Tahun 2012.


Tabel 2.4
Keadaan Gedung Dan Bangunan Yayasan Pondok Pesantren
Ar-Ridwan
No Jenis Keadaan Jumlah
Baik Rusak Rusak
Ringan Berat
1 Ruang pimpinan - 1 - 1 Ruangan
2 Ruang tata usaha 1 1 - 2 Ruangan
3 Ruang kepala sekolah 13 - - 13 Ruangan
4 Musholla 3 1 5 9 Unit
5 Koperasi 2 - - 2 Unit
6 Perpustakaan 4 2 3 9 Unit
7 Asrama putra 4 1 2 7 Unit
8 Asrama putri 3 - - 3 Unit
9 Kamar mandi/WC guru 2 - - 2 Ruangan
10 Kamar mandi/WC santri 5 - - 5 Kamar
wanita
11 Kamar mandi/WC santri 5 - - 5 Kamar
pria
12 Sarana Transpoortasi 2 - - 2 Unit

64
Sumber: wawancara peneliti pada pimpinan Pondok Pesantren A-
Ridwan, 6 Oktober .62
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, keadaan pada gedung
maupun bangunan pada pondok pesantren Ar-Ridwan tidak begitu banyak
terjadinya kerusakan, baik diluar maupun didalam ruangan.
Tabel 2.5
Data Pengajar Pondok Pesantren Ar-Ridwan
No. Nama Jabatan Alamat

1. H. Ridwan,S.Pd.I Kepsek/pimpinan Rai-Oi


pondok

2. Fikrullah,S.Sos. Guru Sangia

3. Uswatun Hasanah,S.Pd. Guru Sangia

4. Asni,S.Pd. Guru Rasabou

5. Aminudin,S.Ag. Guru Rai-Oi

6. Wahyuni,S.Pd. Guru Rai-Oi

7. Syarifuddin,S.Pd. Guru Rai-Oi

8. Komar,S.Pd.i Guru Naru Barat

9. Kamaruddin,A.m.d Guru Gusung

10. Abdul Munir,S.Pd.i Guru Parangina

11.Syaiful Guru Oi maci


H.A.Wahab,S.Ag.
Sumber: dokumentasi profil lembaga pondok pesantren Ar-Ridwan,
2012.63

6. Program Atau Kegiatan Di Pondok Pesantren Ar-Ridwan


Table 2.6
62
Wawancara ,Peneliti Pada PimpinanPondok Pesantren Ar-Ridwan, 6 Oktober
2021.
63
Dokumentasi,Profil lembaga Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 2012.

65
Data Kegiatan Keseharian Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Hari Jam Kegiatan
Senin 05:30 Shalat shubuh
Selasa 04:30 Tadarus dan Tahfizul,
wirid.
Rabu 20.15-22.00 Wirid, pembinaan
wali santri.
Kamis 07.00-13.00 Sekolah Formal, dan
non formal
Jum’at 16.00-17.00 Sekolah Diniyah
Sabtu 20.00-22.00 Belajar Tilawah
Minggu 07.30-08.30 Tahsinul Qur’an
Sumber: Dokumentasi data kegiatan Pondok Pesantren Ar-
64
Ridwan. Tanggal 9 Oktober 2021.
Selain tabel kegiatan yang terlihat di atas, adapun kegiatan-kegiatan
ataupun program lain yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Ar-
Ridwan yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.7
Data Peserta Pengajian Pondok Pesantren Ar-Ridwan
No. Peserta Jumlah Waktu/Pelaksanaan Keterangan
1. Siswa siswi 80-an Setiap hari kamis Dilaksanakan
pondok dari jam 06.30 pagi di
pesantren Al- sampai selesai aula/mushola
Ridwan pondok
pesantren Al-
Ridwan
2. Masyarakat 60-an Setiap hari minggu Dilaksanakan
desa Rai-Oi dari jam 06.30 pagi di mushola
sampai selesai Nanga-Nur
yang
bertempat di
desa Rai-Oi

64
Dokumentasi, Kegiatan Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 2012.

66
3. Masyarakat 80-an Setiap hari sabtu Dilaksanakan
desa Rai-Oi dari jam 07.19 pagi di masjid Al-
sampai selesai Hidayah, esa
Rai-Oi
4. Anak-anak 50-an Setiap hari senin Dilaksanakan
dari jam 06.15 sore di rumah
sampai selesai pengurus
pondok
pesantren Al-
Ridwan
Sumber: wawancara, Data Peserta Pengajian Pondok Pesantren
Ar-Ridwan. Tanggal 9 Oktober 2021. 65
Pada kegiatan pengajian yang terlihat pada tabel di atas tidak
hanya diisi atau dilakukan oleh pengurus pondok pesantren
melainkan diisi oleh para tokoh-tokoh agama/masyarakat yang
dimana dilaksanakan secara bergiliran di setiap harinya. 66
7. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Ar-Ridwan
a. Visi
Ingin mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki imam
dan ilmu berkualitas unggul dan berbudi luhur.
b. Misi
a. Melaksanakan konsep kurikulum terpadu yang konmperensif
dan berimbang antara ilmu agama dan ilmu umum.
b. Membentuk kepribadian santri yang bermatabat dan
bermanfaat bagi dirinya, orangtua, masyarakat, bangsa dan
Negara.
c. Mengembangkan potensi dasar santri sehingga emiliki
IPTEK dan IMTAK yang mulia.67

65
Wawancara, Data Peserta Pengajian Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 9
Oktober, 2021.
66
Dokumentasi, Data Peserta Pengajian Pondok Pesantren Ar-Ridwan,tgl 9
Oktober 2021.
67
Dokumen, Pondok Pesantren, Dokumentasi Visi Dan Misi Pondok Pesantren
Al-Ridwan, 2013, Hlm, 3.

67
B. Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Kompetensi Santri Di
Pondok Pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten Bima
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti, ada berbagai cara yang diterapkan oleh pihak pondok
pesantren Ar-Ridwan dalam meningkatkan kompetensi
santrinya,untuk lebih jelasnya peneliti akan memaparkannya satu
persatu,yaitu antara lain:

1. Penerapan Formulasi Strategik Pondok Pesantren Ar-Ridwan


Tahap formulasi yaitu tahap menumbuhkan visi dan misi
dalam suatu organisasi. Formulasi strategi pondok pesantren Ar-
Ridwan merupakan salah satu bagian dari beberapa proses
manajemen strategi yang mengkoseptualisasikan satu misi beserta
visi dan analisis lingkungan sehingga dapat menunjang pencapaian
dari pesantren Ar-Ridwan dalam rangka meningkatkan kualitas
pondok pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten Bima.68
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
dengan pimpinan Pondok Pesantren Ar-Ridwan yang menjelaskan
bahwa:
“saya selaku kepala pondok Pesentren Ar-Ridwan sedikit
menjelaskan bahwa di dalam pondok ini ada yang namanya visi
misi dan tujuan organisasi atau lembaga agar terarah dan jelas
apa tujuan berdirinya pondok pesantren ini. Dan di dalam
pondok ini Ada beberapa aspek pendorong yang dapat
meningkatkan kekuatan dari pondok pesantren ini yaitu dengan
adanya dukungan dari saya selaku pimpinan pondok pesantren
dan tersedianya para pengelola dan pengajar di pondok
pesantren Ar-Ridwan yang sesuai dengan kompetensi dan
keahlian santri di bidangnya”.69

Kemudian, hampir sama dengan yang dikemukakan oleh


salah satu guru yang bernama Asni, yang menjelaskan bahwa:

68
Wawancara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ridwan, 5 Oktober, 2021.
69
Wawancara,Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ridwan, 9,Oktober, 2021.

68
“saya selaku guru pada pondok pesantren Ar-Ridwan, pasti
mengetahui visi maupun misi yang terdapat pada pondok
pesantren Ar-Ridwan, begitu pula dengan pengurus-pengurus
lainya. Dengan adanya visi dan misi ini kami mampu
memberikan yang terbaik untuk para santri, dan mengajar
sesuai dengan kebutuhan dan kurikulum yang ada pada
pondok pesantren Ar-Ridwan”.70

Pondok pesantren Ar-Ridwan memiliki satu visi yaitu Ingin


mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki imam dan ilmu
berkualitas unggul dan berbudi luhur dan memiliki misi tiga yaitu
melaksanakan konsep kurikulum terpadu dan berimbang antara ilmu
agama dan ilmu umum, membentuk kepribadian santri yang
bermatabat dan bermanfaat bagi dirinya, orangtua, masyarakat,
bangsa dan negara, dan mengembangkan potensi dasar santri
sehingga memiliki IPTEK dan IMTAK yang mulia. Dengan adanya
visi dan misi ini pondok pesantren Ar-Ridwan mampu membentuk
karakter maupun mampu meningkatkan kompetensi para santri.
Akan tetapi, sedikit berbeda yang dikemukakan oeh salah satu
guru di pondok pesantren yang bernama Ahmaluddin, yang
menjelaskan bahwa:
“Salah satu penunjang keberhasilan dari pondok
pesantren yaitu dengan adanya manajemen, karena kita
dapat melihat titik lemah maupun kekurangan dari
pondok pesantren itu seperti apa nantinya, karena bisa
saja kelemahan itu terjadi, karena dengan kurangnya
motivasi yang baik dari guru maupun civitas
akademik”.71

Dan dilanjutkan dengan hasil wawancara peneliti dengan salah


satu santriwan yang bernama Akbar di Pondok Pesantren Ar-
Ridwan yang menjelaskan bahwa:

70
Wawancara,Guru Pondok Pesantren Al-Ridwan, 9, Oktober, 2021.
71
Wawancara,Ahmaluddin, Pondok Pesantren Ar-Ridwan,12, Oktober, 2021.

69
“Menurut saya, dengan adanya visi dan misi mampu
memberikan kejelasan dalam pembelajaran disetiap
harinya, baik kejelasan itu untuk kami para santriwan dan
santriwati maupun guru yang mengajar kami, dan
tentunya pasti semua guru maupun pengurus mengetahui
visi dan misi yang ada pada pondok pesantren Ar-
Ridwan”.72

Diperkuat lagi dengan oleh hasil wawancara peneliti dengan


salah satu santriwati yang bernama Jumiati, yang menjelaskan
bahwa:
“Menurut saya, visi dan misi itu sangat penting sekali
dalam dunia pendidikan, karena kita bisa mengetahui dan
melihat tujuan dari suatu pendidikan itu seperti apa, dan
akan mempermudah kita dalam belajar mengajar
tentunya”.73

Selanjutnya, dikemukakan oleh salah satu santriwan yang


bernama Hairul, yang menjelaskan bahwa:

“Menurut saya, visi dan misi inilah yang menjadi kekuatan


bagi pondok pesantren, karena sudah jelas sekali bahwa
dengan adanya visi dan misi guru maupun pengurus yang
ada di pondok pesantren Ar-Ridwan sudah terbilang jelas
dalam belajar mengajar bagi para santrinya”.74

Jadi dapat disimpulkan bahwa, visi dan misi pada pondok


pesantren mampu menjadi pendorong kekuatan untuk para
santriwan maupun santriwati terlebihnya pengurus maupun guru
yang mengajar, karna dengan adanya visi dan misi mampu

72
Observasi, santri Pondok Pesantren Ar-Ridwan,10,Oktober,2021.
73
Wawancara,Jumiati, Pondok pesantren,Ar-Ridwan, 12,Oktober,2021.
74
Wawancara, Hairul, Santriwan Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 10, September,
2021.

70
mempermudahkan dan memperjelas proses belajar mengajar pada
pondok pesantren Ar-Ridwan .75
Dalam sebuah ilustrasi bagan, keberhasilan dan belum berhasilnya
formulasi strategik yang diterapkan, di gambarkan sebagai berikut
ini:

Tabel. 2.8
Formulasi
Strategik
(visi misi)

Belum
Berhasil berhasil
pondok Jelas dalam mampu
terarah membentuk kurangnya
belajar motivasi
dengan mengajar karakter
baik santri dari guru
dengan maupun
pendorong baik civitas
kekuatan akademik
bagi
pondok
pesantren
Sumber: wawancara, pada tanggal 8, September, 2021.

2. Penerapan Implementasi Strategik pada pondok pesantren Ar-


Ridwan.
Tahap implementasi merupakan kebutuhan Pondok pesantren
untuk mewujudkan suatu program yang dimana yang sesuai dengan
kemampuan atau skill para santri.Pondok pesantren Ar-Ridwan
menerapkan strategik ini untuk melancarkan program-program yang
sudah direncanakan oleh pihak pondok pesantren.Program
merupakan salah satu langkah pertama yang harus di buat oleh suatu

75
Observasi, Pondok Pesantren Ar-Ridwan,13, Oktober, 2021.

71
organisasi untuk mencapai strategi serta tujuan dari organisasi
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pimpinan pondok
Ar-Ridwan yang menjelaskan bahwa:
“Pada tahap implementasi strategi, pondok pesantren
Ar-Ridwan memiliki program-program yang cukup menarik
dan baik untuk para santri, kami memiliki program
intrakulikuler, program ekstrakulikuler yang nantinya
program-program ini dapat meningkatkan kompetensi para
santri di pondok pesantren Ar-Ridwan ini”.76

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru


yang bernama Aminuddin, S.Pd.I Pondok Pesantren Ar-
Ridwan menjelaskan bahwa:
“Dengan adanya implementasi ini, kini pondok pesantren
memiliki program(Tahsninul Qur’an), yang dimana dapat
menggembangkan potensi santri maupun kompetensi
santrinya dalam mengenal lebih dalam lagi ilmu yang
berkaitan dengan pembelajaran Al-Qur’an”.77

Berdasarkan wawancara peneliti dengan salah satu santri


yang bernama Akbar, yang menjelaskan bahwa:
“Program dalam dunia pendidikan sangat di perlukan
sekali, terutama ekstrakurikuler dan intrakulikuler,karna
itu sebagai pondasi awal agar kompetensi santri
meningkat, dan kegiatan maupun program itu dilakukan
pada waktu pembelajaran kami para santri di Pondok
Pesantren Ar-Ridwan,dan itu sangat penting sekali agar
kapasitas kemampuan kami(santri) bisa tercapai dengan
adanya program yang baik, ”.78
Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah
satu santriwati yang bernama Nuranisa, yang menjelaskan
bahwa:

76
Wawancara, Pimpinan Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 10, September,2021
77
Guru,Pondok Pesantren Ar-Ridwan,Wawancara,12,September,2021
78
Akbar,Santri Pondok Pesantren Al-Ridwan,Wawancara,21,September,2021.

72
“Menurut saya, dari segi program.Pondok pesantren Ar-
Ridwan sudah banyak menerapkan program-program yang
terbilang menarik untuk para santri di pondok.Akan tetapi,
masih terlihat sebagian santriwan dan santriwati yang tidak
mengikuti kegiatan-kegiatan maupun program.Karena
kurangnya motivasi dan program yang mereka minati”.79

Kemudian pada tahap implementasi ini pondok pesantren Ar-


Ridwan menggunakan prosedur atau (SOP) yang mana ini
merupakan daftar yang berisi rincian kegiatan maupun program dari
para santri, tahap ini mampu membantu dalam hal mengatur seluruh
kegiatan yang berlangsung atau yang sedang dijalankan, guna untuk
memastikan bahwa kegiatan sudah berjalan dengan baik dan
efektif.80
Jadi dapat disimpulkan bahwa, implementasi yang digunakan
pada pondok pesantren Ar-Ridwan sangat berperan penting dalam
menjalankan sebuah program maupun kegiatan, dan sudah mampu
menjalankan program-program ekstrakulikuler maupun
intrakulikuler pada pondok pesantren.
Dalam sebuah ilustrasi bagan, keberhasilan dan belum berhasilnya
implementasi strategik yang diterapkan, di gambarkan sebagai
berikut ini:

79
Wawancara, Santriwati Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 10, September, 2021.
80
Dokumentasi,Pondok Pesantren Al-Ridwan, 12, September,2021.

73
Tabel: 2.9
Implementasi
Strategik
(program)

Kurang
Berhasil
berhasil

kompetensi efektif dan program atau


santri baik untuk kegiatan masih
berkembang santri kurang
diminati

Sumber: wawancara, pada tanggal 8, September, 2021.


3. Penerapan Evaluasi Strategik Pada Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Evaluasi di terapakan karena dapat memberikan informasi yang
terkait dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dijalankan oleh pihak
maupun pengurus pondok pesantren.Pondok pesantren Ar-Ridwan
sangat rutin melaksanakan evaluasi strategi terutama dalam bidang
kurikulum dengan tujuan untuk membahas semua kegiatan yang telah
di laksanakan setiap harinya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wakil pimpinan
pondok pesantren Ar-Ridwan, menjelaskan bahwa:
“Supaya terjadi kesamaan maka kami dari pihak maupun
pengurus pondok pesantren melakukan evaluasi dengan
tehnik evaluasi dan hasil.Apakah program layak di
lanjutkan, di revisi atau di ganti. Setiap program di evaluasi,
apakah program layak di jalankan oleh pengelola, layak
atau tidak di rubah, atau sudah tidak layak atau di gantikan
dengan program yang lain. Maka dari itu untuk evaluasi
program di laksanakan oleh pimpinan dan pengelola, dan
yang kedua evaluasi hasil untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi santri (yang biasa dilakukan oleh

74
guru-guru), dan evaluasi program yang dilakukan satu
semester”.81

Selain itu, hal ini juga dijelaskan oleh salah satu Guru yang
bernama Komar Pondok Pesantren Ar-Ridwan bahwa:
“Di dalam evaluasi strategik penerapan ini sangat penting
sekali, dikarenakan agar kita mengetahui hal-hal apa saja
yang kurang dalam program kita, dan supaya menjadi
kesamaan, maka pondok pesantren perlu melakukan
tehnik evaluasi program dengan tehnik hasil”.82

Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak syarifuddin,


pengurus Pondok Pesantren Ar-Ridwan yang menjelaskan
bahwa:
“Evaluasi ini sangat perlu dilaksanakan disetiap
harinya,karena dengan adanya evaluasi, kita dapat
mengetahui kinerja-kinerja yang sudah maupun yang
belum dijalankan sama sekali. Dan dengan adanya
evaluasi ini kita dapat mengetahui tingkat dari pencapaian
kompetensi santri dengan cara yang baik dan benar”.83

Selain itu, berdasarkan yang dijelaskan oleh salah satu


santriwan yang bernama sahrul, yang menjelaskan bahwa:
“Pondok pesantren Ar-Ridwan selalu rutin dalam
melaksanakan evaluasi, guna untuk membahas kembali
terkait dengan kegiatan yang telah dijalankan, evaluasi
yang dilakukan yaitu evaluasi semesteran, dan evaluasi
bulanan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, pihak pondok pesantren Ar-


Ridwan memiliki dua teknik evaluasi yaitu teknik evaluasi
program atau evaluasi input, dan teknik evaluasi hasil. Dan dari

81
Wawancara, Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 12, September,
2021.
82
Guru,Pondok Pesantren,Wawancara,14,September,2021.
83
Syarifuddin,Pengurus Pondok Pesantren, Wawancara,16,September,2021.

75
evaluasi ini pondok pesantren dapat mengetahui kekurangan
serta kelebihan dari program dan kegiatan yang sudah ada.Dan
terbukti bahwa pondok pesantren Ar-Ridwan ini telah rutin
diadakanya atau melakukan beberapa rapat. Berdasarkan dari
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa ada beberapa
tahap rapat yang dilakukan oleh pihak pondok pesantren Ar-
Ridwan yaitu yang pertama,adanya forum pertemuan 16.30. ini
merupakan evaluasi kegiatan rutinan yang di adakan oleh pihak
kurikulum sendiri, rapat ini biasanya berisikan kegiatan apa saja
yang akan di lakukan untuk hari ini, lalu pengecekan usdad dan
ustadzah yang mengajar di pondok pesantren Ar-Ridwan.
Kemudian yang kedua,evaluasi bulanan.Evaluasi ini di
laksanakan setiap minggu pertama dan mencakup seluruh
pimpinan di pondok pesantren Ar-Ridwan, untuk membahas
kegiatan dan program serta perkembangan seluruh lapisan yang
berkaitan dengan pondok pesantren.Dan selanjutnya yang
ketiga, evaluasi semesteran.Evaluasi ini di adakan setiap 6 bulan
dan menghadirkan seluruh pimpinan yang berada di ruang
lingkup pondok pesantren Ar-Ridwan guna membahas seluruh
kegiatan yang sudah berjalan.84
Manajemen adalah mengandung unsur perencanaan,
pengaturan, pelaksanaan, dan tujuan yang ingin dicapai. Dan
sebuah cara agar tujuan dapat dicapai secara teratur dan terarah
karena manajemen adalah hal yang diperlukan dalam segala
aspek kehidupan baik itu manajemen untuk kegiatanan individu
maupun kelompok. Sistem atau manajemen harus dilakukan
untuk memenuhi target yang akan dicapai oleh individu atau
kelompok tersebut dalam sebuah kerjasama dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada.

Manajemen strategik yang diterapkan pada pondok


pesantren Ar-Ridwan sudah baik dan jelas dalam hal menata
pondok beserta para santrinya, yakni dengan menerapkan
formulasi strategi, yang membahas tentang visi dan misi pada

84
Observasi, Pondok Pesantren Ar-Ridwan,9, September, 2021.

76
pondok pesantren, implementasi strategi yang membahas
terkait program, dan yang terakhir evaluasi.

C. Kendala dan Solusi Pada Pondok Pesantren Ar-Ridwan Dalam


Meningkatkan Kompetensi Santri
a. Kendala
Kendala adalah suatu kondisi dimana gejala atau hambatan dan
kesulitan menjadi penghalang tercapainya suatu keinginan.Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, kendala berarti halangan, rintangan,
faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi atau mencegah
pencapaian sasaran atau kekuatan yang memaksa pembatalan
pelaksanaan.85
Adapun kendala yang terdapat pada pondok pesantren Ar-
Ridwan dalam meningkatkan kompetensi santri sebagai berikut:
1. Motivasi
Pondok pesantren Ar-Ridwan memiliki faktor maupun
kendala, salah satunya yang bisa saja terjadi yaitu motivasi.
Motivasi yang kurang dari sivitas akademik untuk para santri,
sehingga ini menjadi kendala bagi para santri dalam
meningkatkan maupun mengembangkan kompetensi. Seperti
yang dijelaskan oleh salah satu santriwati yang bernama Ita
Purnama Sari yang menjelaskan bahwa:
“Setiap lembaga memiliki kendala, oleh karena itu kami
para santriwan maupun santriwati benar-benar
membutuhkan motivasi dari para guru, guna untuk
memberikan semangat maupun arahan kepada kami,
sehingga dapat meningkatkan maupun
mengembangkan kompetensi kami, dan kadang-kadang
ada dari kalangan santri yang mengundurkan diri dari
pondok pesantren”.86

85
Soewarno Jurnal Ilmiah,”Kendala-kendala Yang Dihadapi Guru Dalam
Memanfaatkan Media Berbasis Komputer Di SD Negeri 10 Banda Aceh”, Fkip
Unsyiah, Vol, 1, Agustus (2016), Hlm, 23.
86
Ita Purnama Sari,”Wawancara”, 8 Oktober, 2021.

77
Hal ini selaras yang dikemukakan oleh santriwan yang bernama
Jufri yang menjelaskan bahwa:
“Kurangnya motivasi yang rendah ini, dapat
menjadikan dampak yang buruk bagi para santri yang
ada di pondok, karena motivasi dari seorang gurulah
yang mampu mengubah para santriwan maupun
santriwati untuk menjadi lebih baik lagi, baik dalam
belajar mengajar maupun dalam meningkatkan asah
kompetensi santri”.87

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada


pondok pesantren Ar-Ridwan, pada saat pembelajaran maupun
praktek berlangsung, tidak semua guru maupun pengurus tidak
memberikan motivasi pada santrinya, ada yang memberikan
motivasi dan ada juga yang tidak menasehati atau yang tidak
memberikan arahanya kepada para santriwan maupun para
santriwati.88
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kendala yang terdapat pada pondok
pesantren Ar-Ridwan adalah kurangnya motivasi dari civitas
akademik ataupun guru yang mengajar, sehingga para santri
membutuhkan arahan amaupun semangat dari para guru guna
untuk lebih asah dalam mengembangkan skill mereka.
2. Biaya yang tidak sedikit
Kendala akan biaya yang terbilang tidak sedikit, pondok
pesantren Ar-Ridwan menjadi pondok pesantren yang berdaya
saing dikalangan pondok pesantren pada masa sekarang ini.
Salah satu kendala pada pondok pesantren Ar-Ridwan ini
tentunya masalah keuangan, dimana, biaya yang dibutuhkan
untuk pendaftaran dan biaya hidup selama menjadi santriwan
dan santriwati cukup banyak.Sehingga tidak semua kalangan
bisa memasuki pondok pesantren Ar-Ridwan, dan yang dapat
memasuki pondok tersebut hanya dari kalangan ekonomi
menengah dan ekonomi keatas. Sehingga banyak dari kalangan

87
Hairul, “ Wawancara”, 8, Oktober, 2021.
88
Observasi, Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 8, Oktober, 2021.

78
kebawah kesulitan untuk masuk kedalam pondok karena
kendala akan biaya.
Berdasarkan yang dijelaskan oleh pimpinan pondok pesantren Ar-
Ridwan, yang menjelaskan bahwa:
“Dalam segi pendanaan Pondok pesantren Ar-Ridwan, memiliki
dana yang cukup memadai, dan tidak pernah mengeluhkan
tentang pendanaan. Banyaknya SDM dari segi civitas, santri dan
karyawan inilah yang membuat pondok pesantren Ar-Ridwan
kuat, dan sudah tidak heran lagi mengapa biayanya besar”. 89

Hal ini selaras yang dijelaskan oleh guru pondok yang bernama
komar yang menjelaskan bahwa:

“biaya terlihat besar karena bisa dilihat juga dari kelengkapan


fasilitas yang terdapat pada pondok pesantren Ar-Ridwan, tidak
mungkin biaya besar akan tetapi fasilitasnya kurang dan tidak
memadai kebutuhan para santriwan maupun santriwati. Oleh
karena itu, besarnya biaya pada dunia pendidikan karena dilihat
dari kecukupan fasilitasnya seperti apa, pelajaranya seperti apa.
Jadi sudah tidak heran lagi kenapa biaya didunia pendidikan
tidak sedikit”.90

Jadi dapat disimpulkan bahwa, kendala pada biaya yang


terbilang tidak sedikit pada pondok pesantren Ar-Ridwan ini
karena, berpatokan pada fasilitas pondok yang begitu lengkap
dan terciptanya SDM yang begitu bagus pada civitas akademik
maupun dikalangan para santrinya.
b. Solusi
Solusi ialah cara atau jalan yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah tanpa adanya tekanan. Untuk mendapatkan solusi atau
suatu permasalahan ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
Pertama kita perlu mengenali apa sebenarnya masalah yang terjadi.
Kemudian kita cari fakta atau bukti mengenai permasalahan

89
Wawancara, “Pimpinan Pondok Pesantren Ar-Ridwan”, 8 September, 2021.
90
Wawancara,” Komar”, 8, Semptember, 2021.

79
tersebut.Setelah jelas masalah beserta latar belakangnya barulah
kita dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan solusi yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Adapun beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pondok
pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Dalam mengatasi
kendala/masalah dalam meningkatkan kompetensi santri yaitu
sebagai berikut:
1. Motivasi
Solusi yang dilakukan oleh pihak pondok pesantren terkait dengan
motivasi yaitu dengan cara berdiskusi dengan para guru maupun staff
dan pengurus pondok dalam hal membahas terkait dengan kurangnya
motivasi dikalangan santriwan maupun santriwati. Seperti yang
dijelaskan oleh bapak syarifuddin yang menjelaskan bahwa:
“Apapun kendala yang dirasakan oleh para santriwan maupun
santriwati akan kami lakukan yang terbaik untuk semuanya,
untuk kebaikan bersama”.91

Dan diperkuat oleh penjelasan dari salah satu guru yang bernama
Asni, yang menjelaskan bahwa:

“Para santri adalah tanggung jawab kami, kelalaian kami dalam


mengajar maupun membimbing itu adalah kesalahan bagi kami,
terutama dalam memberikan motivasi maupun arahan.Akan
kami diskusikan terkait dengan kendala-kendala ini bersama
pimpinan dan staf-staf pada pondok pesantren Ar-Ridwan”.92

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada staf


maupun guru pada pondok pesantren Ar-Ridwan, bahwa solusi yang
dapat dilakukan oleh pondok pesantren Ar-Ridwan mengenai
motivasi sangatlah tepat, karena apapun masalah baik kecil maupun
besar, yaitu dengan berdiskusi bersama dan mencari jalan keluarlah
yang menjadi titik agar masalah dapat diatasi bersama.
2. Biaya yang tidak sedikit

91
Wawancara,”Syarifuddin”, 10, Oktober, 2021.
92
Wawancara, “Asni”, 10, Oktober, 2021.

80
Solusi yang tepat yaitu dengan mengadakan
beasiswa bagi yang kurang mampu dan mengevaluasi dalam hal
mempertimbangkan lagi mengenai biaya yang terbilang besar bagi para
santri yang ingin mendaftar atau yang ingin masuk dalam pondok
pesantren Ar-Ridwan tersebut. Berdasarkan yang dijelaskan oleh guru
yang bernama aminuddin, yang menjelaskan bahwa:
“beasiswa ini sudah kami adakan, guna membantu para
santriwan maupun santriwati yang terbilang sulit dalam
pembiayaan pendaftaran maupun keperluan biaya hidup
selama di pondok pesantren”.93

Hal ini selaras dan diperkuat oleh guru yang bernama fikrullah,
yang menjelaskan bahwa:
“dengan biaya yang terbilang besar ini, kami mengadakan
evaluasi dalam hal membicarakan pertimbangan kami
mengenai biaya. Selain itu juga, solusi yang terdapat pada
pondok pesantren mengenai biaya ini yaitu bahwa
pembiayaan akan dilihat juga dari penghasilan orang tua para
santriwan dan santriwati”.94

Jadi dapat disimpulkan bahwa, solusi yang dilakukan oleh para staf
maupun pengurus pondok pesantren yaitu dengan mengadakan beasiswa
bagi yang tidak mampu dan dipertimbangkan dari penghasilan orang
tua.Selalin itu juga, pondok pesantren Ar-Ridwan selalu mengadakan
evaluasi disetiap diadakanya rapat, guna untuk membahas terkait dengan
pembiayaan, motivasi, maupun kegiatan dan program lainya.

BAB III
PEMBAHASAN

93
Wawancara, “Amunuddin, 10, September, 2021.
94
Wawancara,”Fiktrullah, 10, September, 2021.

81
Berdasarkan pokok dan bahasan yang telah peneliti cantumkan di bab
sebelumnya yaitu paparan data dan temuan, maka dalam pembahasan ini
akan dibagi dalam beberapa sub yaitu:
A. Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Kompetensi Santri Di
Pondok Pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten Bima
1. Penerapan Formulasi Strategik Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Tahap formulasi yaitu tahap menumbuhkan visi dan misi
dalam suatu organisasi. Formulasi strategi pondok pesantren Ar-
Ridwan merupakan salah satu bagian dari beberapa proses
manajemen strategi yang mengkoseptualisasikan satu misi beserta
visi dan analisis lingkungan sehingga dapat menunjang pencapaian
dari pesantren Ar-Ridwan dalam rangka meningkatkan kualitas
pondok pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten Bima.95
Pondok pesantren Ar-Ridwan memiliki satu visi yaitu, ingin
mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki iman dan ilmu
berkualitas unggul dan berbudi luhur. Maksud dari visi ini adalah
pondok pesantren Ar-Ridwan tidak hanya memiliki kemampuan
dalam satu aspek tetapi diharapkan mempunyai kelebihan aspek
yang lain yaitu, memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi serta
unggul. Dengan adanya visi tersebut pihak pondok pesantren
mengharapkan semua santrinya memiliki kemampuan yang
seimbang di bidang ilmu pengetahuan tetapi juga santri harus
memiliki akhlak dan iman yang baik.Dan di wujudkannya dengan
sistem kurikulum yang disesuaikan dengan adanya aturan yang
menekankan pada iman dan akhlak para santri.Setelah itu,
terwujudlah kedalam tiga misi.Misi pertama, melaksanakan konsep
kurikulum terpadu yang berimbang antara ilmu agama dan ilmu
umum. Kedua, membentuk kepribadian santri yang bermatabat dan
bermanfaat bagi dirinya, orangtua, masyarakat, bangsa dan Negara,
serta Ketiga, mengembangkan potensi dasar santri sehingga
memiliki IPTEK dan IMTAK yang mulia. Visi dan misi yang
terdapat pada pondok pesantren Ar-Ridwan ini, sudah diterapkan
oleh pihak pondok pesantren dengan sebaik mungkin, baik di saat
berkegiatan belajar maupun mengajar.

95
Wawancara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ridwan, 5 Oktober, 2021.

82
Hal ini selaras dengan teori dari Fred R David dalam buku
manajemen strategis, pengarang Stefanus Rahoyo dan Ichsan
Setiyo Budi, bahwa formulasi strategik mencakup pada
pengembangan visi dan misi mengidentifikasikan kesempatan dan
ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan
kelemahan internal.96

Dan di dalam pondok pesantren Ar-Ridwan ada beberapa


aspek pendorong yang dapat meningkatkan kekuatan dari pondok
pesantren ini yaitu dengan adanya dukungan dari pihak pondok
pesantren selaku pimpinan pondok pesantren dan tersedianya para
pengelola dan pengajar di pondok pesantren Ar-Ridwan yang sesuai
dengan kompetensi dan keahlian santri di bidang Formulasi
Strategik Pondok Pesantren Ar-Ridwan. Contohnya: yaitu dengan
adanya dukungan yang diberikan oleh pemimpin pondok pesantren
sebagai salah satu sponsor utama yang mendorong kemajuan
pondok pesantren, tersedianya para pengelola dan pengajar pada
pondok pesantren Ar-Ridwan yang sesuai dengan bidang
keahlianya, serta adanya standar operasional prosedur tentang
ketaatan dan kedisiplinan para civitas yang bisa memperkuat dan
menata manajemen supaya lebih baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, di pondok pesantren sudah


dapat menerapkan formulasi strategik dengan baik, agar tujuan dari
perancangan visi misi bisa tercapai. Karena dengan adanya tujuan
dari visi misi pondok pesantren Ar-Ridwan bisa menjalankan atau
melaksanakan program-program atau kegiatan pembinaan,
menciptakan hubungan harmonis dalam rangka memotivasi
semangat belajar untuk santri, serta bisa mengembangkan minat
serta mendorong santri dalam memunculkan potensinya dalam
meningkatkan kompetensinya sebagai seorang santri. Formulasi
dalam Pondok Pesantren Ar-Ridwan sudah mampu memaksimalkan
dan sudah mampu meningkatkan kompetensi santrinya sesuai

96
Landasan Teori Dan Kerangka Pemikiran,2015,Hlm,14.

83
dengan kemampuan yang dimiliki santrinya atau sesuai dengan visi
misi dan kurikulumnya.

2. Penerapan Implementasi Strategik Pondok Pesantren Ar-Ridwan

Penerapan implementasi merupakan suatu program yang


dimana yang sesuai dengan kemampuan atau skill.Pondok pesantren
Ar-Ridwan menerapkan strategik ini untuk melancarkan program-
program yang sudah direncanakan oleh pihak pondok pesantren.
Hal ini selaras dengan teori dari Dewi, R,sandoro bahwa,
implementasi strategi merupakan proses dimana lembaga berusaha
mewujudkan berbagai macam manajemen dan strategiknya melalui
pengembangan program-program, maupun kegiatan yang terarah.
Pondok pesantren Ar-Ridwan memiliki beberapa program,
program ini adalah langkah pertama yang harus di buat oleh suatu
organisasi untuk mencapai strategi serta tujuan dari organisasi
tersebut. Adapun program-program pada pondok pesantren Ar-
Ridwan diantaranya adalah: program intrakulikuler merupakan
pengajaran wajib dengan pembelajaran di dalam kelas maupun sistem
massal. Ada pembelajaran kelas sesuai dengan jadwal dan ada pula
pengajian dan pengkajian yang bersifat massal dan dilakukan di luar
kelas.Program ini dibagi menjadi dua waktu ba’da Isya dan ba’da
Shubuh ini semua dilakukan guna untuk meningkatkan kompetensi
santri.
Adapun materi utama yang diwajibkan untuk di ikuti oleh seluruh
santri dengan berbagai tingkatan dari program intrakulikuler yang di
susun oleh kurikulum pesantren Al-Ridwan yaitu: Qiratul Qur’an,
Fiqih, Aqidah akhlak, Hafalan Al-Qur’an, Bahasa Arab, Bahasa
Inggris, Kitab kuning. Sedangkan untuk materi penunjang dan pilihan
untuk santri ada beragam diantaranya Tilawah, Mudharah, Fisika dan
Kimia.97
Kemudian selanjutnya, ada program ekstrakulikuler, kegiatan
ekstrakulikuler pada pondok pesantren Ar-Ridwan dilakukan pada
sabtu dan minggu, program ekstrakulikuler ini di bagi menjadi dua
yaitu, Seni, Imtaq, Iptek dan Olahraga. Ekstrakulikuler ini sifatnya

97
Dokumentasi, Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 2013,Hlm 11.

84
pilihan santri yang di wajibkan untuk mengikuti salah satu
ekstrakulikuler yang di tawarkan dan di wajibkan untuk di ikuti.
Ekstrakulikuler tersebut di antaranya: Seni, Imtaq, Iptek, yang
di adakan di hari sabtu ada Kitab Kuning, Tahfidz Qur’an, Tilawah,
Dakwah, Pidato, Tahsin, Khutbah, Adzan, Marawis, Teater, dan
Qasidah. Sedangkan di bagian ekstrakulikler pada bidang olahraga
yaitu: Volly, Basket, Badminton, Tenis meja.98 Dan kini pondok
pesantren Ar-Ridwan memiliki program tambahan terbaru yaitu
(Tahsinul Qur’an), kegiatan ini merupakan langkah utama lembaga
dalam pencerahan Al-Qur’an, kegiatan ini di selenggarakan setiap
minggu pagi, kegiatan ini membahas tentang bagaimana cara
membaca Al-Qur’an dengan baik yang sesuai dengan hukum bacaan.
Kegiatan tidak hanya di ikuti oleh para santri saja, akan tetapi kegiatan
ini juga dapat di ikuti oleh masyarakat sekitar, karena berdirinya
pondok pesantren Ar-Ridwan bukan hanya memberikan pendidikan
bagi para santri atau siswa saja, namun juga bagi masyarakat umum.
Para santri pondok pesantren Ar-Ridwan pada saat selesai
belajar dalam ruangan kelas, mereka selalu mengisi waktu istrahatnya
dengan melakukan berbagai macam kegiatan maupun program, guna
untuk melatih diri mereka, seperti melakukan penghafalan Al-Qur’an.
Dan di samping itu juga para santri akan di bimbing langsung oleh
guru mereka guna untuk mengetes sejauh mana program atau hafalan
yang mereka tempuh. Dan sangat antusias sekali para santri untuk
melaksanakan program, dan dalam pelaksanaan ini para guru
memanfaatkan ilmu manajemen strategi untuk melancarkan atau
membantu kegiatan agar kualitas para santri terus meningkat dengn
baik.99
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Pondok pesantren Ar-Ridwan
sudah menerapkan implementasi strategi sudah baik dan lancar untuk
mewujudkan suatu program yang dimana yang sesuai dengan
kemampuan atau skill para santri.Pondok pesantren Ar-Ridwan
menerapkan strategik ini untuk melancarkan program-program yang
sudah direncanakan oleh pihak pondok pesantren, dalam memenuhi

98
Dokumentasi, Pondok Peantren Ar-Ridwan, 2013, Hlm 13.
99
Observasi, Pondok Peantren Ar-Ridwan, Tanggal, 14, Otober, 2021.

85
kebutuhan para santri guna untuk mengasah kemampuan dan
pengetahuan para santrinya melalui program-program atau kegiatan
yang berdasarkan dengan keahlian dan kebutuhan yang dimiliki oleh
para santri. Pondok pesantren Ar-Ridwan melalui penerapan ini
mampu menciptakan atau menjalankan program atau kegiatan yang
mampu meningkatkan kompetensi santri yakni dengan cara melalui
bidang keagamaan. Selain itu juga, pondok pesantren Ar-Ridwan
melaksanakan kegiatan yang sudah dirancang atau yang sudah
dijadwalkan agar dapat mengarah pada program-program yang sudah
diprosedurkan yaitu melalui bidang IMTEK dan IPTEK, yang
bersampingankan dengan program keagamaan seperti belajar
Tahsinul Quran, Tilawah. Implementasi ini guna untuk melancarkan
semua program yang terdapat pada lembaga terutama pada pondok
pesantren Ar-Ridwan ini sangat dibutuhkan dan sudah diterapkan, dan
berjalan dengan lancar dan terarah.
3. Menerapkan Evaluasi Strategik Pada Pondok Pesantren Ar-
Ridwan
Evaluasi yaitu, memberikan informasi yang terkait dengan
kegiatan-kegiatan yang sudah dijalankan.100
Hal ini selaras dengan teori dari Solihin, yang menjelaskan
bahwa, evaluasi strategik merupakanpengendalian atau memberikan
informasi kepada manajemen, mengenai sejauh mana kinerja atau
program yang sudah dilakukan atau yang sudah dilaksanakan.101
Pada saat melakukan rapat maupun evaluasi, pengurus pondok
pesantren Ar-Ridwan melakukan beberapa tahap rapat, yaitu yang
pertama,adanya forum pertemuan 15.30. ini merupakan evaluasi
kegiatan rutinan yang di adakan oleh pihak kurikulum sendiri, rapat
ini biasanya berisikan kegiatan apa saja yang akan di lakukan untuk
hari ini, lalu pengecekan ustad dan ustadzah yang mengajar di pondok
pesantren Ar-Ridwan. Kemudian yang kedua,evaluasi
bulanan.Evaluasi ini di laksanakan setiap minggu pertama dan
mencakup seluruh pimpinan di pondok pesantren Ar-Ridwan, untuk
membahas kegiatan dan program serta perkembangan seluruh lapisan

100
Wawancara, Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 12, September,
2021.
101
Solihin I, Manajemen Strategik,Erlangga,Jakarta,2012.

86
yang berkaitan dengan pondok pesantren.Dan selanjutnya yang
ketiga, evaluasi semesteran.Evaluasi ini di adakan setiap 6 bulan dan
menghadirkan seluruh pimpinan yang berada di ruang lingkup pondok
pesantren Ar-Ridwan guna membahas seluruh kegiatan yang sudah
berjalan.102Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di
pondok pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten
Bima.Bahwa evaluasi yang di lakukan oleh pondok pesantren Ar-
Ridwan sudah cukup lancar di setiap harinya, semua sudah terarah
dengan baik.Evaluasi ini di pimpin langsung oleh pimpinan pondok
pesantren Ar-Ridwan, dan diikuti oleh para jajarannya ini sudah
cukup lancar dan baik.Dari hasil evaluasi ini para pengurus pondok
pesantren Ar-Ridwan mampu membangun dan membuat program-
program untuk para santri di pondok pesantren Ar-Ridwan, dan
mampu memperbaiki kesalahan-kesalahan dari kegiatan maupun
program-program sebelumnya.103
Jadi dapat disimpulkan bahwa, pondok pesantren Ar-Ridwan
menerapkan beberapa manajemen strategik terutama evaluasi
strategik. Evaluasi strategik pada pondok pesantren Ar-Ridwan ini
dilakukan guna untuk mengevaluasi setiap atau seluruh kegiatan
ataupun program yang sudah terlaksanakan oleh para pengurus
maupun pihak pondok pesantren tersebut, pondok pesantren Ar-
Ridwan selalu rutin malaksanakan evaluasi pada saat selesai kegiatan
ataupun program, hal ini sangat penting dilakukan agar menjadi bahan
pembelajaran dan dapat mengetahui sudah sejauh mana kegiatan atau
program yang sudah dilaksanakan di setiap harinya. Apakah program
layak untuk dijalankan oleh pengelola atau perlu diubah, atau akan di
gantikan dengan program yang lain. Kemudian, pihak pondok
pesantren Ar-Ridwan melaksanakan evaluasi juga untuk mengetahui
tingkat pencapaian kompetensi dari para santrinya.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa evaluasi strategik pondok pesantren Ar-Ridwan
yaitu untuk mengetahui beberapa elemen-elemen terpenting terutama
dapat mengetahui kekurangan serta kelebihan dari program dan
kegiatan yang sudah ada.

102
Observasi, Pondok Pesantren Ar-Ridwan,9, September, 2021.
103
Observasi, Pondok Pesantren Ar-Ridwan, 10, September, 2021.

87
B. Kendala dan Solusi Yang Diterapkan Pada Pondok Pesantren Ar-
Ridwan Dalam Meningkatkan Kompetensi Santri
1. Kendala
Kendala adalah suatu kondisi dimana gejala atau hambatan dan
kesulitan menjadi penghalang tercapainya suatu keinginan.Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, kendala berarti halangan, rintangan,
faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi atau mencegah
pencapaian sasaran atau kekuatan yang memaksa pembatalan
pelaksanaan.104
Adapun kendala yang terdapat pada pondok pesantren Ar-
Ridwan dalam meningkatkan kompetensi santri sebagai berikut:
a. Motivasi
Pondok pesantren Ar-Ridwan memiliki faktor maupun
kendala, salah satunya yang bisa saja terjadi yaitu motivasi.
Motivasi yang kurang dari sivitas akademik untuk para santri,
sehingga ini menjadi kendala bagi para santri dalam
meningkatkan maupun mengembangkan kompetensi.
b. Biaya yang tidak sedikit
Kendala akan biaya yang terbilang tidak sedikit, pondok
pesantren Ar-Ridwan menjadi pondok pesantren yang berdaya
saing dikalangan pondok pesantren pada masa sekarang ini.
Salah satu kendala pada pondok pesantren Ar-Ridwan ini
tentunya masalah keuangan, dimana, biaya yang dibutuhkan
untuk pendaftaran dan biaya hidup selama menjadi santriwan
dan santriwati cukup banyak.Sehingga tidak semua kalangan
bisa memasuki pondok pesantren Ar-Ridwan, dan yang dapat
memasuki pondok tersebut hanya dari kalangan ekonomi
menengah dan ekonomi keatas. Sehingga banyak dari kalangan
kebawah kesulitan untuk masuk kedalam pondok karena
kendala akan biaya.
2. Solusi
Adapun beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pondok
pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Dalam mengatasi

104
Soewarno Jurnal Ilmiah,”Kendala-kendala Yang Dihadapi Guru Dalam
Memanfaatkan Media Berbasis Komputer Di SD Negeri 10 Banda Aceh”, Fkip
Unsyiah, Vol, 1, Agustus (2016), Hlm, 23.

88
kendala/masalah dalam meningkatkan kompetensi santri yaitu
sebagai berikut:
a. Motivasi
Solusi yang dilakukan oleh pihak pondok pesantren terkait
dengan motivasi yaitu dengan cara berdiskusi dengan para guru
maupun staff dan pengurus pondok dalam hal membahas terkait
dengan kurangnya motivasi dikalangan santriwan maupun
santriwati.
b. Biaya yang tidak sedikit
Solusi yang tepat yaitu dengan mengadakan beasiswa bagi yang
kurang mampu dan mengevaluasi dalam hal
mempertimbangkan lagi mengenai biaya yang terbilang besar
bagi para santri yang ingin mendaftar atau yang ingin masuk
dalam pondok pesantren Ar-Ridwan tersebut.
Demikian beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh
pondok pesantren dalam meningkatkan kompetensi santri pada
pondok pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten
Bima.
Kendala dalam suatu kegiatan merupakan sumber
motivasi tersendiri bagi yang membangun kegiatan ataupun
program tersebut, dengan kendala dalam suatu kegiatan bukan
titik kelemahan atau kemunduran.Tapi dengan kendala tersebut
untuk membangun semangat dan terus berusaha semaksimal
mungkin untuk mempertahankan kegiatan tersebut sesuai
dengan tujuan sebelumnya membangun kegiatan.
Sesudah ada kendala pasti ada solusi dari dua kata
tersebut dalam sebuah kegiatan pasti ada, langkah yang tepat
adalah mempertahankan sebuah kegiatan tersebut dengan
mencari jalan yang tepat atau yang disebut dengan solusi, solusi
adalah jembatan dalam sebuah kegiatan agar kegiatan tersebut
mampu bertahan dan menjadi kegiatan tersebut berdiri kokoh
dan tidak mudah tumbang.
BAB IV

PENUTUP

89
A. Kesimpulan
1. Manajemen strategik yang diterapkan pada pondok
pesantren dalam meningkatkan kompetensi santri pada pondok
pesantren Ar-Ridwan Kecamatan Sape Kabupaten Bima yaitu
sebgai berikut:
a. Menerapkan Formulasi (vis dan misi) Strategik Pondok Pesantren
Ar-Ridwan
b. Menerapkan Implementasi (program) Strategik Pondok Pesantren
Ar-Ridwan
c. Menerapkan Evaluasi (mengevaluasi dan membahas mengenai
program maupun kegiatan yang sudah maupun yang belum di
jalankan) Strategik Pondok Pesantren Ar-Ridwan
2. kendala dan solusi pondok pesantren Ar-Ridwan dalam
meningkatkan kompetensi santri di Kecamatan Sape Kabupaten
Bima yaitu sebagai berikut:
a. kendala yang terdapat pada pondok pesantren Ar-Ridwan adalah.
Pertama, kurangnya motivasi. Kedua, dengan adanya biaya yang
terbilang tidak sedikit bagi para santriwan dan santriwati di
pondok pesantren Ar-Ridwan.
b. solusi pada pondok pesantren Ar-Ridwan adalah. Pertama,
berdiskusi dengan para guru maupun staff dan pengurus pondok
dalam hal membahas terkait dengan kurangnya motivasi
dikalangan santriwan maupun santriwati. Dan selanjutnya yang
Kedua, mengadakan beasiswa bagi yang kurang mampu dan
mengevaluasi dalam hal mempertimbangkan lagi mengenai biaya
yang terbilang besar bagi para santri yang ingin mendaftar atau
yang ingin masuk dalam pondok pesantren Ar-Ridwan tersebut.

90
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Fatoni,”Metodologi Penelitian Dan Tekhnik Penulisan


Skripsi”,( Jakarta: Rineka Cipta,2011).

Al-Ghazali, “Ihya Ulumuddin, Jilid Iii”,( Dar-Al-Mishri: Beirut: 1977).

Abdillah, “ Metode Observasi”, 2020

Babun Suharto,” Dari Pesantren Untuk Umat: Reiventing Eksistensi


Pesantrendi Era Globalisasi”, ( Surabaya: Imtiyaz, 2011).

Ayunda,”Marketing Dan Manajemen,Karakteristik Manajemen,Konsep


Manajemen,Pengertian Konsep Manajemen”,( April 15, 2020).

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,”Kamus Besar Indonesia”,


(Jakarta: Balai Pustaka 1989).

Dr.H.M.Hadi Purnomo, M. Pd,” Manajemen Pendidikan Pondok


Pesantren”,(Yogyakarta: Bildung Pustaka Utama, 2017).

Dr. Hj. Retina Sri Sedjati, Apt., M. M.,” Manajemen Strategi”, (


Yogyakarta:

Efri Novianti, “ Manajemen Strategi”,( Yogyakarta: Cv Budi Utama,


2019).

Husain Umar,”Desain Penelitian Manejemen Strategi”, ( Jakarta: Rajawali


Pers, 2010).
Harun Nsutionet.Al,” Ensiklopedia Islam.”( Jakarta: Depang Ri, 1993).

Hadari Nawawi, “ Pendidikan Dalam Islam”,( Surabaya: Al-Ikhlas: 1993).

Indra Bastian, Dkk,” Metode Wawancara”,( Universitas Gajah Mada:


September, 2018).

Kompri, M.Pd.I. “ Manajemen Dan Kepemimpinan Pondok Pesantren “,(


Perpustakaan Nasional, Cetakan Ke-1, Maret2018 ).

M,Yakub Kuswara,”Pengembagan Kelembagaan Pesantren ( Studi Kasus


Pondok Pesantren Zainul Musthafa Nw Desa Pengadang Kecamatan

62
Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah),” Skripsi Fakultas
Dakwah, Institut Agama Islam Negeri, Mataram, 2013.

Mukti Ali,” Menyebutkan Bahwa Pendidikan Terbaik Ada Di Pesantren,


Sedang Pengajaran Terbaik Ada Di Sekolah/ Madrasah, Lihat
Zuhdy Mukhdar, Kh. Ali Ma’shum Perjuangan Dan Pemikiranya.”
( Yogyakarta, Tnp, 1989).

Moleong,” Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif”, 2007: 320.

Munandar Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press, 2005).

Nindi Waisqarni,”Strategi Dakwah Pondok Pesantren Thohir Yasin Dalam


Upaya Membina Perilaku Remaja Di Desa Lendang
Nangka”,Skripsi Fakultas Dakwah, Ustitut Agama Islam Negeri,
Mataram, 2011.

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinais, (Bandung: Alfabeta,).

Ratna Kamila Dkk, “Manajemen Strategi Pondok Pesantren Dalam


Meningkatkan Kompetensi Santri”, Jurnal Manajemen Dakwah,
Vol 4, No 1, 2019.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008).

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif R & D.

Sugiyono “ Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif”, (2007: 270)

Tamyiz Burhanuddin, “ Akhlak Pesantren : Solusi Bagi Kerusakan


Akhlak”, (Yogyakarta: Ittqa Press, 2001) Rasyid Ridha, Tafsir Al-
Manar, Jilid Ii, (Mesir,Maktabah Al- Qahirah)

Yasmadi,” Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholis Madjid Terhadap


Pendidikan Islam Tradisional”, ( Jakarta: Ciputat Press, 2005).

63
LAMPIRAN

64
65

Anda mungkin juga menyukai