SKRIPSI
Diajukan Oleh:
DZULFIQAR
NIM : 431307431
Jurusan Manajemen Dakwah
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, atas rahmat dan
Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid Desa Meurandeh Kabupaten Aceh Barat
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana S-1 dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi pada
dan Ibunda penulis yang telah membiayai dan memotivasi penulis dari awal
penulis juga ditujukan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
vi
4. Bapak Dr. Juhari, M.Si, dan bapak Dr. M. Jakfar Abdullah, MA selaku
6. Abon Armia DW selaku Pimpinan pondok pesantren Jabal Nur Jadid dan
Dan Seluruh santriwan/wati pondok pesantren Jabal Nur Jadid yang telah
9. Dan kepada Desyana Sari, S.Sos, Ridha Amalia, SE, dan Fuad, S.Sos,
yang telah membantu memberi arahan dalam proses penulisan skripsi ini.
Hanya Allah Swt yang dapat membalas segala bentuk kebaikan dari semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan skripsi ini, dengan kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
Dzulfiqar
NIM: 431307431
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 38
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 38
1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid ....... 38
2. Visi dan Misi .................................................................. 40
3. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Jabal Nur
Jadid ............................................................................... 41
4. Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid ..... 43
5. Santri .............................................................................. 44
6. Peraturan dan Disiplin .................................................... 44
7. Kegiatan Santri Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid ....... 47
B. Karakteristik Responden ...................................................... 49
C. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................... 54
D. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Peraturan Pesantren
terhadap Kedisiplinan Santri Pada Pondok Pesantren Jabal
Nur Jadid .............................................................................. 56
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 69
A. Kesimpulan .......................................................................... 69
B. Saran ..................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 71
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid ....... 41
Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid ...... 43
Tabel 4.3 Jumlah Santri Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid ...................... 44
Tabel 4.4 Kegiatan Harian Santri Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid ....... 47
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Kuesioner
xii
BAB I
PENDAHULUAN
bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan
ustadz dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut
berada dalam komplek yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang
untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Komplek ini biasanya di kelilingi
oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan
santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari
bambu. Di samping itu, kata pondok mungkin berasal dari bahasa Arab Funduq
yang berarti asrama atau hotel. Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga
pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara non klasikal, di mana
kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan
1
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3S,
(Jakarta, 1983), hlm.18.
1
2
terdapat di Indonesia, salah satu keistimewaan itu adalah di dalam bidang Agama,
hal ini bisa dilihat dari julukan Serambi Mekkah yang berarti miniatur dari kota
dari sekian banyak pondok pesantren tersebut adalah pondok pesantren Jabal Nur
Jadid.
Lembah Sabil Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Provinsi Aceh, pada mulanya
pondok ini hanya bergelut pada pendidikan diniyah keagamaan klasik atau
pesantren Jabal Nur Jadid berdiri pada tanggal 19 Januari 2002, oleh Abuya Tgk.
salafiyah ini berlanjut sampai tahun 2004. Pada Tahun 2004 anak Abuya Tgk.
Nyak Diwan HS yaitu Tgk. Armia DW, kembali dari pengabdiannya dari pondok
2
Sudjono Prasodjo, Profil Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1982), hlm. 6.
3
Iman yang dipimpin oleh Abuya Drs. H. Bukhari Husni, MA yang telah
oleh orang tuanya, tentunya untuk merubah itu tidak semudah membalik telapak
tangan, banyak rintangan, hambatan dan cobaan, tetapi bagi Tgk. Armia DW
semua itu sebuah jalan menuju pulau kesuksesan, hal itu terlihat dari usaha beliau
untuk membuat gagasan baru berupa pengembangan bahasa asing (Arab dan
program unggulan di pondok pesantren Jabal Nur Jadid, mulai dari tahun 2004
inilah awal cikal bakal berdirinya sebuah pondok pesantren terpadu seperti yang
dicita-citakan oleh pimpinan pondok. Di pondok pesantren Jabal Nur Jadid setelah
(SMP) berdiri pada Tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berdiri
pada tahun 2008, dan semua itu berada di bawah naungan pondok pesantren Jabal
Nur Jadid.
jadwal dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pondok pesantren Jabal
Nur Jadid guna untuk membiasakan mereka dalam kedisiplinan dan kemandirian.
3
Dokumentasi pondok pesantren Jabal Nur Jadid, http:/pesantrenjnj.blogspot.co.id
/p/profil-pesantren.html
4
Arab atau Inggris dalam berkomunkasi, dan wajib bermukim (tidak boleh keluar
wajib, dan ada juga yang opsional. Kegiatan ekstrakurikulel yang wajib diikuti
diantaranya adalah tahfiz qur’an, nasyid, rapa’i geleng, olahraga (bola kaki, bulu
tangkis) dan lain sebagainya. Seluruh kegiatan tersebut juga di bawah pembinaan
peraturan untuk para santri yang telah disusun oleh pihak yayasan dan pimpinan
pesantren. Seperti peraturan dari sekolah santriwan dan santriwati tidak boleh
terlambat masuk sekolah pada waktu yang telah ditetapkan, dan selagi jam
sekolah tidak diperbolehkan keluar dari ruangan sampai bel istirahat berbunyi.
Contoh peraturan lain seperti wajib melaksanakan shalat lima waktu berjamaah,
jika ada yang terlambat akan diberi hukuman sesudah shalat berjamaah kecuali
bagi santriwati yang berhalangan. Dan jika ada santri yang tidak minta izin
Dari sejumlah peraturan yang ada masih terdapat peraturan yang kurang
berjalan secara efektif, ditandai dengan adanya santri yang masih merokok, keluar
5
Santri pada Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid Desa Meurandeh Kabupaten
B. Rumusan Masalah
pada pondok pesantren Jabal Nur Jadid Desa Meurandeh Aceh Barat
Daya ?
santri pada pondok pesantren Jabal Nur Jadid Desa Meurandeh Aceh
Barat Daya ?
6
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
Nur Jadid.
D. Manfaat Penelitian
penelitian ini, adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
pesantren.
E. Penjelasan Konsep
Agar tidak terjadi kesalahan bagi para pembaca dalam memahami istilah
yang ada dalam penulisan ini, maka peneliti perlu menjelaskan istilah-istilah yang
terdapat di dalam penulisan penelitian ini. Adapun istilah yang dimaksud yaitu:
1. Pengertian Peraturan
agar manusia hidup tertib dan teratur. Jika tidak terdapat peraturan, manusia bisa
2. Pengertian Pesantren
pendidikan Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem
sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan dari
seorang atau beberapa kiai dengan ciri khas yang bersifat karismatik serta
3. Pengertian Kedisiplinan
menghargai suatu peraturan yang berlaku, baik secara tertulis maupun tidak
tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak menolak untuk menerima sanksi-
definisi antara lain, disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di
4
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hlm. 55.
5
M Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islamdan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
hlm. 240.
6
Nurlita Witarsa, Dasar-Dasar Produksi, Karunika, (Jakarta, 1988), hlm. 102.
9
tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan
pengetahuan tentang Al-Quran dan sunnah Rasul, para pelajar pesantren disebut
sebagai santri yang belajar sekolah sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan
oleh pesantren. Istilah pondok berasal dari bahasa Arab Funduq yang berarti hotel.
pesantren disebut dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang
7
I.S Livine, Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, Terjemahan Oleh Iral Soedjono,
Cemerlang, (Jakarta, 1980), hlm. 71.
8
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islamdi
Indonesia, (Jakarta: Kecana, 2009), hlm. 62.
BAB II
LANDASAN TEORI
dilakukan oleh pihak lain sebagai bahan rujukan dalam mengembangkan materi
terdiri dari variabel independent yaitu Hukuman Edukatif (X) dan variabel
dependent yaitu Kedisiplinan Santri (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
nilai R square diketahui sebesar 0,171. Artinya variasi kedisiplinan santri dapat
pendidikan formalnya.
tertib pesantren terhadap kedisiplinan santri pada pondok pesantren Daar el-
10
11
independent yaitu Tata Tertib (X) dan variabel dependent yaitu Kedisiplinan
Santri (Y). Hasil penelitian ini berdasarkan t hitung sbesar 2,061 sedang t tabel
sebesar 2,019. Artinya jika baik tata tertib yang ada di pesantren maka akan baik
pula kedisiplinan belajar santri. Pengaruh Tata Tertib sebesar 39% terhadap
kedisiplinan belajar santri dan sisanya 61% faktor lain yang mempengaruhi
B. Pengertian Peraturan
dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan
dapat diterima. Setiap warga masyarakat harus menaati aturan yang berlaku atau
ukuran, kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai dan
agar manusia hidup tertib dan teratur. Jika tidak terdapat peraturan, manusia bisa
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
C. Pengertian Pesantren
Pesantren berasal dari kata pe-santri-an, kata santri berarti murid dalam
Bahasa Jawa.8 Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat
diartikan tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa sansekerta)
yang berarti orang yang mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh
8
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), hlm. 687.
13
Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut pawiyata. Istilah santri
santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal
dengan sebutan kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri
tersebut berada dalam komplek yang juga menyediakan masjid untuk beribadah,
ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Komplek ini biasanya
dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri
pendidikan islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem
sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan dari
9
Abdul Mughits, Kritik Nalar Fiqh Pesantren, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 120.
10
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3S,
Jakarta, 1983, hlm.18.
11
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hlm. 55.
14
seorang atau beberapa kyai dengan ciri khas yang bersifat karismatik serta
santri untuk siap, mampu dan mandiri dalam menghadapi kehidupan dunia
maupun akhirat.13
D. Peraturan Pesantren
harus ditaati siswa/santri untuk menjamin kehidupan yang tertib dan tenang, jika
12
M Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
hlm. 240.
13
Babun Suharto, Dari Pesantren Untuk Umat: Reinventing Eksitensi Pesantren di Era
Globalisasi, (Surabaya: Imtyat, 2011), hlm 9.
14
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam : Tradisi dan Modernisasi Menju Milenium Baru,
(Jakarta : Logos, 2002), hlm. 34-35.
15
diasramakan.
juga bagi mereka yang anak yatim piatu atau anak jalanan dalam
peraturan khusus.
1. Peraturan Umum
kepentingan umum, tentang apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh
2. Peraturan Khusus
Secara khusus, peraturan yang harus di taati sesuai dengan perintah yang
telah ditetapkan yang harus dilakukan oleh santri, apabila santri melakukan
E. Pengertian Kedisiplinan
Disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau
15
Tim Derpatemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta :Dirjen
Kelembagaan Agama Islam, 2003), hlm. 26.
16
I.G. Wursanto, Managemen Kepegawaian. Kenesisus, (Yogjakarta, 1989), hlm. 108.
17
menghargai suatu peraturan yang berlaku, baik secara tertulis maupun tidak
tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak menolak untuk menerima sanksi-
antara lain, disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang ditubuh
para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-
dalam setiap organisasi, maka disiplin dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu: disiplin yang bersifat positif dan disiplin yang bersifat negatif. Tugas
yang bersifat negatif. Disiplin positif merupakan suatu hasil pendidikan, kebiasaan
adapun disiplin negatif sebagai unsur di dalam sikap patuh yang disebabkan oleh
17
Nurlita Witarsa, Dasar-Dasar Produksi, Karunika, (Jakarta, 1988), hlm. 102.
18
I.S Livine, Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, Terjemahan Oleh Iral Soedjono,
Cemerlang, (Jakarta, 1980), hlm. 71.
19
Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Bina Aksara, 1974),
hlm. 305.
18
Menurut Maman Rakhman seperti yang dikutip oleh Tulus Tu’u di dalam
bukunya Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Belajar, menerangkan: Disiplin
adalah upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat
dalam pengembangan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib
Dalam hal itu dapat disimpulkan bahwa, orang tua dan guru merupakan
pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup
20
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Provesi Siswa, (Jakarta: Gramedia,
2004), hlm. 32.
21
Prajudi Atmosudirjo, Beberapa Pandangan Umumtentang Pengambilan Keputusan,
(Dicision Making), (Jakarta: Pustaka Bradjaguna, 1976), hlm, 64.
19
terencana, maka ia akan mulai disiplin atau sudah mulai teratur dengan sendirinya
ia tinggal mematuhi rencana itu sendiri, seperti ketaatan atau kepatuhan pada
pengetahuan tentang Al-Quran dan sunnah Rasul, para pelajar pesantren disebut
sebagai santri yang belajar sekolah sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan
oleh pesantren. Istilah pondok berasal dari bahasa Arab Funduq yang berarti hotel.
pesantren disebut dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang
a. Kyai
sangat esensial bagi suatu pesantren. Di samping itu, kiai pondok pesntren
biasanya juga sekaligus sebagai penggagas dan pendiri dari pesantren yang
memiliki pengaruh secara sosial dan politik, karena memiliki ribuan santri
yang taat dan patuh serta mempunyai ikatan primordial (patron) dengan
b. Pondok
Pondok atau tempat tinggal para santri merupakan ciri khas tradisi
seorang kiai dan kedalaman pengetahuan nya tentang Islam. Kedua hampir
22
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Kecana,2009), hlm. 62.
23
Abdullah Hanif, Masa Depan Pesantren, (Jakarta: Ird Press, 2004), hlm. 30.
21
Ketiga adanya timbal balik antara santri dan kiai, dimana para santri
c. Masjid
kaum muslimin berada pada masjid menjadi pilihan ideal bagi tempat
d. Santri
umumnya santri terbagi dalam dua kategori. Pertama santri mukim, yaitu
murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap di pesantren.
Kedua santri kolong, yaitu para siswa yang berasal dari desa-desa di
24
Abdullah Hanif, Masa Depan Pesantren, (Jakarta: Ird Press, 2004), hlm. 31.
25
Ibid,, hlm. 33
22
Selain dua istilah santri diatas ada juga istilah “santri kelana”
dalam dunia pesantren, santri kelana adalah santri yang selalu berpindah-
muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan dianggap
sebagai produk budaya Indonesia yang asli.27 Keberadaan pesantren sebagai pusat
pendidikan dan basis penyebaran agama Islam di Indonesia telah berjalan selama
berabad-abad lamanya, secara pasti tidak pernah diketahui kapan pertama kali
pola pendidikan macam pesantren ini di mulai. Memang, banyak ilmuwan yang
bersilang pendapat tentang hal ini. Namun demikian, beberapa penelitian telah
dakwah sekaligus sebagai penggodokan kader, sudah ada jauh sejak keberadaan
ini, dimana ada lokal-lokal khusus tempat para santri tinggal, ada tim pengurus,
ada sistem administrasi lengkap dengan jadwal pembacaan kitab, juga lengkap
26
Abdullah Hanif, Masa Depan Pesantren, (Jakarta: Ird Press, 2004), hlm. 37.
27
Dr.H.M.Sulthon,M.Pd dan Dr.Moh.Khusnuridho,M.Pd, Manajemen Pondok Pesantren
dalam Perspektif Global, (Yogyakarta, Laksbang, PRESSindo, 2006), hlm. 4.
28
Drs.H.Amin Haedari.M.Pd.dkk, Panorama Pesantren dalam Cakrawala Modern,
(Jakarta: Dipa Pustaka,2006), hlm. 2.
23
keshalihan seorang ulama, sehingga penduduk lingkungan itu banyak yang datang
dewasa ini semakin pesat, bukan hanya dari segi kuantitas namun juga dari segi
kualitas. Dari segi kualitas misalnya, lembaga pesantren telah berbenah dan
melakukan banyak perubahan, baik perubahan secara fisik, material (kasat mata)
maupun perubahan pada cara berpikir, secara psikologis dan inmaterial. Secara
material, masuknya nalar modernitas pada dunia pesantren, bisa dilihat dalam
dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global. Betapa tidak, pada
sekolah agama (madrasah, sekolah umum, dan perguruan tinggi). Di samping itu
diniyah yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja. Pesantren juga telah
pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan tingkat sosial ekonomi
mereka.
Dengan menyadarkan diri kepada Allah Swt, para kyai pesantren memulai
dan prasarana ini, ternyata tidak menyurutkan para kiai dan santri untuk
sepakat bahwa pesantren adalah tempat untuk melatih diri (riyadloh) dengan
penuh keprihatinan, yang penting semua itu tidak menghalangi mereka menuntut
ilmu.31
30
Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm.
90.
31
Mastuki HS, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm. 92
25
a. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya, kyai sangat
memperhatikan santrinya.
menentang kiai, selain tidak sopan juga dilarang Agama, bahkan tidak
pesantren.
32
Ahmad Muthohar, Ideologi Pendidikan Pesantren: Pesantren di Tengah Arus Ideologi-
Ideologi Pendidikan, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2007), hlm. 19
26
kebiasaan puasa sunah, zikir, dan i’tikaf, shalat tahajud, dan bentuk-
sikap zuhd.
berprestasi.33
sekarang yang lebih beragam merupakan akibat dinamika dan kemajuan zaman
melakukan berbagai adopsi dan adaptasi sedemikian rupa. Tegasnya tidak relevan
pendidikan modern.
33
Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm. 93.
27
G. Kerangka Berfikir
dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih ditinjau dari jenis
hubungan variabel, yaitu hubungan sebab akibat yaitu suatu variabel yang
antara penelitian dan pembaca terhadap jalur pemikiran peneliti, dalam rangka
Peraturan Kedisiplinan
(X) (Y)
34
Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Prilaku Karyawan, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2008), hlm. 215.
28
H. Hipotesis
35
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2013).
BAB III
METODE PENELITIAN
a= Intersep
Y= Variabel Bebas
a. Koefesien Determinasi
Kd=ryx2x 100%
Keterangan :
signifikan atau tidak, maka dilakukan pengujin melalui uji t. Adapun langkah-
Y=a+b.X
Keterangan :
a= Intersep
Y= Variabel Bebas
a. Koefesien Determinasi
Kd=ryx2x 100%
Keterangan :
signifikan atau tidak, maka dilakukan pengujin melalui uji t. Adapun langkah-
Y=a+b.X
Keterangan :
a= Intersep
b= Koefesien Regresi (slop)
Y= Variabel Bebas
a. Koefesien Determinasi
Kd=ryx2x 100%
Keterangan :
signifikan atau tidak, maka dilakukan pengujin melalui uji t. Adapun langkah-
kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dihitung untuk menghasilkan penaksiran
sistematis dan bukan sekedar pendapat pakar dan buku dan hasil penelitian yang relavan
dengan variabel yang diteliti.2 Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik survei, yaitu metode penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh
fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual.3 Metode
survei yang penulis gunakan adalah metode penyebaran kuesioner dan dokumentasi.
Populasi yaitu keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian dan sampel akan
diambil dari populasi ini.4 Sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi. Populasi
misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah
murid di sekolah tertentu, dan sebagainya.5 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh santri pondok pesantren Jabal Nur Jadid desa Meurandeh kabupaten Aceh Barat
Daya.
1
Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Press, 1998), hlm.
36.
2
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm 58.
3
Moh. Nazir. Metode Penelitian. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 56.
4
Moh. Kasiram. Metode Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. (Malang: UIN Maliki Press,
2008), hlm. 257.
5
Sugioyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm. 215.
Dari berbagai rumus yang ada, ada sebuah rumus yang digunakan untuk menentukan
besarnya sampel yang dibutuhkan sebagai responden, yaitu rumus Slovin berikut:6
= 2
1+
Keterangan :
= sampel
N = populasi
Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka diperoleh besarnya sampel sebagai berikut :
273
=
1 + 273(8%)
273
=
1 + 273(0,08)
273
=
1 + 273 = (0,0064)
273
=
1 + 1,7472
6
Bambang Prasetyo, Statistic Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. 137.
7
Syofian Siregar, Statistik Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan
Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm. 6.
30
1) Menentukan Hipotesis
penelitian).
3) Menentukan t hitung
4) Menentukan t tabel
(df) = 100-2
5) Kriteria Pengujian
7) Membuat Kesimpulan
1. Uji Reliabilitas
dua kali atau lebih. Jadi, dengan kata lain bahwa reliabilitas adalah indeks
31
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan, bila alat pengukur tersebut digunakan dua kali, untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten.
dari konsistensi internal skala multi item. Angka Cronbach’s Alpha <0.70
Variabel yang memiliki keofisien reliabilitas negatif atau lebih kecil dari
nilai pada tabel perlu direvisi karena memiliki tingkat reliabilitas yang
rendah.36
36
Santoso S, Buku Latihan SPSS Statistic Paramatik, (Jakarta: Elex Media Komputindo
Gramedia, 2000), hlm. 264.
BAB IV
Pondok pesantren Jabal Nur Jadid berdiri pada tanggal 19 Januari 2002,
oleh Abuya Tgk. Nyak Diwan HS (Almarhum), seorang tokoh agama yang pernah
Pada Tahun 2004 anak Abuya Tgk. Nyak Diwan HS yaitu Tgk. Armia
Aceh Tenggara yaitu pondok pesantren Darul Iman yang dipimpin oleh Abuya
merubah sistem pendidikan yang telah dijalankan oleh orang tuanya, tentunya
untuk merubah itu tidak semudah membalik telapak tangan, banyak rintangan,
hambatan dan cobaan, tapi bagi Tgk. Armia DW semua itu sebuah jalan menuju
pulau kesuksesan, hal itu tanpak pada usaha beliau untuk membuat gagasan baru
berupa pengembangan bahasa asing (Arab dan Inggris) di pondok tersebut. Dan
program bahasa tersebut hingga kini menjadi sebuah program unggulan di pondok
pesantren Jabal Nur Jadid, mulai dari tahun 2004 inilah awal cikal bakal
38
39
Pondok pesantren Jabal Nur Jadid setelah masa kepemimpinan Tgk. Armia
sekolah formal. Sekolah Menengah Pertama (SMP) berdiri pada Tahun 2007 yang
saat ini di kepalai oleh Bahrun Walidin, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
berdiri pada tahun 2008 yang saat ini masih dikepalai oleh Dra. Isniwanti dan
semua itu berada dibawah naugan yayasan pondok pesantren Jabal Nur Jadid.
seluruh kegiatan pengajian dipusatkan pada sebuah gedung tua yang bersejarah
dan sampai saat ini masih dipertahankan keasliannya sebagai sebuah bukti sejarah,
dan dari gedung tua tersebutlah berdirinya pondok pesantren Jabal Nur Jadid
sekarang ini. Kini diatas tanah 2 hektar inilah bedirinya pondok pesantren Jabal
Nur Jadid, dengan sistem dan wajah yang baru dengan segala usaha yang
pemerintah daerah akhirnya satu demi satu sarana pondok telah berdiri dengan
kokoh.
Sampai saat ini terhitung sudah berdiri 1 gedung asrama putra dan 2
gedung asrama putri, selain ruang asrama santri di pesantren Jabal Nur Jadid juga
melanda Aceh, ini merupakan peristiwa paling menyedihkan di dunia pada akhir
abad ke 21, Tsunami telah menghacurkan Aceh, ratusan ribu jiwa menjadi korban,
40
rumah dan gedung rata dengan tanah, gedung pesantren dan pendidikan lainnya
banyak yang tak tanpak lagi. Seluruh kehidupan rakyat Aceh hampir lumpuh total,
pondok pesantren Jabal Nur Jadid, sehingga tergerak hati pimpinan untuk
membantu anak-anak korban tsunami terutama dalam hal pendidikan. Dari niat
yang baik itu jualah menggerakan hati kedutaan Mexico untuk memberikan
bantuan kepada pondok pesantren Jabal Nur Jadid, dengan membangun sarana
asrama pemukiman santri. Setelah bantuan itu selesai dibangun dan tampak
perubahan yang terlihat di pondok pesantren Jabal Nur Jadid megahnya bantuan
dari warga Mexico, maka bantuan tersebut lebih tanpak indah lagi dengan
kedatangan tamu dari Mexico yang langsung meninjau dan sekaligus meresmikan
bagunan tersebut.51
Visi
Misi
51
Arsip Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid, 2017
41
budi pekerti.
BIDANG - BIDANG
5 Pengasuhan / Kepala Bidang Hj. Nyak. Cutti Rahmah
Pembina Guru, Anggota Ustzh. Maspupah, S.Pd
santri/wati Ustzh. Hasnah DW, S.Pd
6 Pendidikan dan Kepala Bidang. Tgk. Asmadi
Pengajaran Anggota Tgk. Trikartika
Pesantren/ Dayah Tgk. Muhammad Ali, S.Sos
Tgk. Jamalul Wahdi, M.Ag
Ustzh. Wasi’ah, S.Pd.I
7 Pendidikan Sekolah Kepala Bidang Ummi Maspupah S.Pd
(Formal) Raisah, S.Pd.I
o Tingkat Ulfa Ladayya, S.Pd.I
SMP Marlinda, S.Pd
Rahmi Yanti, S.Pd
42
Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid
5. Santri
Santri di pondok pesantren Jabal Nur Jadid mayoritasnya dari Aceh yaitu
Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Simelue, Subulussalam, Kutacane, Gayo Lues,
Jumlah seluruh santri di pondok pesantren Jabal Nur Jadid adalah 273
orang, dimana jumlah santriwan 141 orang dan santriwati 132 orang.52
52
Arsip Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid, 2017
45
b. Peraturan Kebersiahan/Kesehatan
gotong-royong bersama
asrama
sehari
di pekarangan pesantren
c. Peraturan Peribadatan
kode masing-masing
46
d. Peraturan Bahasa
saku
pesantren
e. Peraturan Keamanan
masing53
53
Sumber : Arsip Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid, 2017
47
lainnya
selama 24 jam. Oleh karena itu para santri diwajibkan menetap di asrama yang
telah disediakan dan mengikuti segala bentuk kegiatan yang ada di pondok
Tabel 4.4 Kegiatan Harian Santri Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid
05:30 s/d 06:30 Belajar Efektif Pesantren (Bahasa Arab dan Lokal
Bahasa Inggris)
06:30 s/d 07:30 Sarapan Pagi, Mandi dan Persiapan Sekolah Dapur
07:30 s/d 13:00 Jam Efektif Sekolah SMP dan SMA Lokal
sebelum Magrib
dan Olahraga
B. Karakteristik Responden
penyebaran kuesioner kepada santri pondok pesantren Jabal Nur Jadid sebanyak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 52 52,0 52,0 52,0
Perempuan 48 48,0 48,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner yang telah diolah tahun 2017
Laki-Laki Perempuan
48%
52%
50
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa tingkat persentase responden yang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12-14 Tahun 42 42,0 42,0 42,0
15-17 Tahun 58 58,0 58,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner yang telah diolah tahun 2017
berusia 12-14 tahun adalah 42 orang dan yang berusia 15-17 tahun adalah 58
42%
58%
51
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa tingkat persentase responden yang
berusia 12-14 tahun adalah 42%, sedangkan yang berusia 15-17 tahun adalah
58%.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD/MI 42 42,0 42,0 42,0
SMP/MTs 58 58,0 58,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner yang telah diolah tahun 2017
terakhirnya SMP/MTs adalah 58 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar berikut:
SD/MI SMP/MTs
42%
58%
52
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa tingkat persentase responden yang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid < Rp.899.999 63 63,0 63,0 63,0
Rp. 900.000-Rp. 999.999 18 18,0 18,0 81,0
> Rp. 1.000.000 19 19,0 19,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner yang telah diolah tahun 2017
19%
18%
63%
53
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa tingkat persentase responden yang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-10 Kali 93 93,0 93,0 93,0
11-20 Kali 4 4,0 4,0 97,0
21-30 Kali 3 3,0 3,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Data Kuesioner yang telah diolah tahun 2017
melanggar peraturan pondok pesantren 1-10 kali adalah 93 orang, yang melanggar
11-20 kali adalah 4 orang, dan yang melanggar 21-30 kali adalah 3 orang. Untuk
4% 3%
93%
54
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa tingkat persentase responden yang
melanggar peraturan pesantren 1-10 kali adalah 93%, yang melanggar 11-20 kali
Kedisiplinan santri pada pondok pesantren Jabal Nur Jadid mencakup uji validitas
dan realibilitas. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar penulis tidak
1. Uji Validitas
total pada tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Jika
rhitung > rtable maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid dimana rtabel sebesar
0.195.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
Maka dapat dilihat dari tabel diatas bahwa koefisien validitas (R) > r tabel
= 0.195 maka hasil uji validitas dapat dinyatakan valid dan penelitian ini dapat
dilanjutkan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari suatu alat ukur
dalam mengukur gejala yang sama atau membuat hasil konsisten. Dalam
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas
Dan dapat dilihat dari tabel diatas bahwa alpha (αX = 0.805 dan αY =
0.813) lebih besar dari 0.60 maka hasil uji reliabilitas dapat dinyatakan reliable.
56
Nur Jadid
Jabal Nur Jadid dan jawaban diisi oleh santri (responden). Maka penulis akan
menganalisis Peraturan yang diterapkan oleh pondok pesantren Jabal Nur Jadid,
Peraturan SS S KS TS STS
(X) F % F % F % F % F %
1 Pondok pesantren
Jabal Nur Jadid
mempunyai 64 64.0 35 35.0 0 0.0 0 0.0 1 1.0
Pedoman untuk di
taati
2 Aktivias santri di
pondok pesantren
Jabal Nur Jadid 59 59.0 37 37.0 4 4.0 0 0.0 0 0.0
berjalan dengan
tertib
3 Jadwal pelaksanaan
kegiatan di pondok
pesantren Jabal Nur 54 54.0 44 44.0 0 0.0 1 1.0 1 1.0
Jadid di atur
dengan baik
57
4 Pondok pesantren
Jabal Nur Jadid
memberi 51 51.0 40 40.0 9 9.0 0 0.0 0 0.0
kenyamanan bagi
santri
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah tahun 2017
Data pada tabel 4.12 diatas, menunjukkan penyebaran data hasil jawaban
Jawaban responden pada kategori jawaban sangat setuju sebesar 57% yaitu hasil
tertinggi terdapat pada kategori jawaban Setuju sebesar 39% yaitu hasil dari
Setuju sebesar 3,25% hasil dari penjumlahan Kurang Setuju (0+4+0+9= 13:4 =
3.25%), jawaban Tidak Setuju sebesar 0,25% hasil dari penjumlahan Tidak Setuju
(0+0+1+0= 1:4 = 0.25%), dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0.5% hasil dari
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
58
SS : Sangat Setuju
(1%), Tidak Setuju 0 orang (0%), Kurang Setuju 0 orang (0%), Setuju 35
orang (35%), dan Sangat Setuju 64 orang (64%). Maka berdasarkan hasil
(0%), Tidak Setuju 0 orang (0%), Kurang Setuju 4 orang (4%), Setuju 37
orang (37%), dan Sangat Setuju 59 orang (59%). Maka berdasarkan hasil
jawaban diatas bahwa Aktivias santri di pondok pesantren Jabal Nur Jadid
Setuju 1 orang (1%), Tidak Setuju 1 orang (1%), Kurang Setuju 0 orang
(0%), Setuju 44 orang (44%), dan Sangat Setuju 54 orang (54%). Maka
pondok pesantren Jabal Nur Jadid di atur dengan baik, dimana 54%
Tidak Setuju 0 orang (0%), Kurang Setuju 9 orang (9%), Setuju 40 orang
Nur Jadid
Jabal Nur Jadid dan jawaban diisi oleh santri (responden). Maka penulis akan
menganalisis Kedisiplinan santri pada pondok pesantren Jabal Nur Jadid, dapat
SS S KS TS STS
Kedisiplinan
(Y) F % F % F % F % F %
1 Taat pada
peraturan yang
ada di pondok 62 62.0 32 32.0 4 4.0 0 0.0 2 2.0
pesantren Jabal
Nur Jadid
60
2 Bersikap dan
berprilaku
dengan baik di
63 63.0 35 35.0 1 1.0 0 0.0 1 1.0
pondok
pesantren Jabal
Nur Jadid
3 Menjalankan
peraturan
dengan penuh
tanggung jawab 63 63.0 35 35.0 0 0.0 1 1.0 1 1.0
demi terciptanya
kedisiplinan
bagi diri sendiri
4 Selalu disiplin
waktu saat
mengikuti
aktivitas di 61 61.0 35 35.0 2 2.0 2 2.0 0 0.0
pondok
pesantren Jabal
Nur Jadid
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah tahun 2017
Data pada tabel 4.13 diatas, menunjukkan penyebaran data hasil jawaban
pertanyaan yang merujuk pada indicator taat pada peraturan, sikap dan prilaku,
tanggung jawab, disiplin waktu. Jawaban responden pada kategori jawaban sangat
1,75% hasil dari penjumlahan Kurang Setuju (4+1+0+2= 7:4 = 1.75%), jawaban
Tidak Setuju sebesar 0,75% hasil dari penjumlahan Tidak Setuju (0+0+1+2= 3:4
61
= 0.75%), dan Sangat Tidak Setuju sebesar 1% hasil dari penjumlahan Sangat
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
1. Pernyataan “Taat pada peraturan yang ada di pondok pesantren Jabal Nur
Tidak Setuju 0 orang (0%), Kurang Setuju 4 orang (4%), Setuju 32 orang
jawaban diatas bahwa Taat pada peraturan yang ada di pondok pesantren
Jabal Nur Jadid, dimana 62% responden merasa Sangat Setuju dengan
pernyataan tersebut.
Jabal Nur Jadid”. Responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju 1 orang
(1%), Tidak Setuju 0 orang (0%), Kurang Setuju 1 orang (1%), Setuju 35
62
orang (35%), dan Sangat Setuju 63 orang (63%). Maka berdasarkan hasil
pesantren Jabal Nur Jadid, dimana 63% responden merasa Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju 1 orang (1%), Tidak Setuju 1 orang (1%), Kurang
Setuju 0 orang (0%), Setuju 35 orang (35%), dan Sangat Setuju 63 orang
bagi diri sendiri, dimana 63% responden merasa Sangat Setuju dengan
pernyataan tersebut.
Setuju 0 orang (0%), Tidak Setuju 2 orang (2%), Kurang Setuju 2 orang
(2%), Setuju 35 orang (35%), dan Sangat Setuju 63 orang (63%). Maka
kedisiplinan santri pada pondok pesantren Jabal Nur Jadid dianalisis dengan
Change Statistics
Std. Error R
R Adjusted of the Square F Sig. F
Model R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change
kuesioner ke dalam SPSS 22.0 for windows dan hasil tersebut dimasukkan dalam
Y = a + b.X
Keterangan :
a = Bilangan Konstanta
X = Variabel Independen
Y = Variabel Dependent
Y = 3,632+ 1,348X
hipotesis dalam buku Sugiyono (2006) terjadi jika signifikasi lebih kecil atau
yaitu Peraturan (X) dengan signifikan 0.000, Peraturan (X) berpengaruh signifikan
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Adapun koefisien regresi sederhana
sebagai berikut :
Dari hasil analisis regresi di atas dapat diketahui nilai t hitung seperti pada
a. Menentukan Hipotesis
Kedisiplinan.
Kedisiplinan.
c. Menentukan t hitung
d. Menentukan t tabel
e. Kriteria Pengujian
g. Kesimpulan
Nilai t hitung >t tabel = 10,904>1.98397 maka H0 ditolak, artinya bahwa ada
terhadap kedisiplinan santri pada pondok pesantren Jabal Nur Jadid sehingga
hipotesis awal yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
Barat Daya
pesantren Jabal Nur Jadid dan telah diuji dengan menggunakan SPSS versi 22.0
pada Pondok Pesantren Jabal Nur Jadid Desa Meurandeh Kabupaten Aceh Barat
Daya sebesar 54.8%. Hal ini terbukti bahwa nilai R Square pada tabel 4.15 adalah
54.8% dan sisanya sebesar 45.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
teliti.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aceh Barat Daya. Hal ini dibuktikan dengan kuesioner yang diajukan
regresi. Dimana hasil regresi menunjukkan nilai thitung > ttable, nilai
Nur Jadid desa Meurandeh kabupaten Aceh Barat Daya. Adapun nilai
69
70
B. Saran
ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Haedari dan Amin. 2006. Panorama Pesantren dalam Cakrawala Modern. Dipa
Pustaka : Jakarta.
Hasan Iqbal dan Misbahuddin. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Bumi Askara : Jakarta.
71
72
Susanto S Astrid. 1974. Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Bina Aksara :
Jakarta
Tu’u Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Provesi Siswa. Gramedia :
Jakarta.
Umar Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan prilaku karyawan. Raja
Grafindo Persada : Jakarta.
Lampiran 4
KUESIONER
A. Petunjuk Pengisian
Berarti Saudara/i berpendapat bahwa apa yang terkandung dalam pertayaan tersebut
sungguh-sungguh tidak benar dan tidak sesuai dengan arah pemikiran yang dirasakan
2. TS (Tidak Setuju)
Berarti Saudara/i berpendapat bahwa apa yang terkandung dalam pertayaan tersebut
3. KS (Kurang Setuju)
Berarti Saudara/i berpendapat apa yang terkandung dalam pertayaan tersebut tidak
4. S (Setuju)
Berarti Saudara/i berpendapat bahwa apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut
5. SS (Sangat Setuju)
Berarti Saudara/i berpendapat bahwa apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut
Nama : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
2. Usia 1. 12-14Tahun
2. 15-17Tahun
STS TS KS S SS
PERATURAN (1) (2) (3) (4) (5)
A1 Pondok pesantren Jabal Nur Jadid
mempunyai pedoman untuk ditaati
A2 Aktivitas santri di Pondok pesantren
Jabal Nur Jadid berjalan dengan
tertib
A3 Jadwal pelaksanaan kegiatan di
Pondok pesantren Jabal Nur Jadid
diatur dengan baik
A4 Pondok pesantren Jabal Nur Jadid
memberikan kenyamanan bagi santri
STS TS KS S SS
KEDISIPLINAN (1) (2) (3) (4) (5)
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Frequencies
Statistics
Jumlah
Jenis Pendidikan Jumlah Pelanggaran
Kelamin Usia Terakhir Pendapatan Peraturan Pesantren
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 YTOT
Y1 Pearson Correlation 1 ,557** ,424** ,673** ,853**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
**
Y2 Pearson Correlation ,557 1 ,549** ,526** ,807**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
**
Y3 Pearson Correlation ,424 ,549** 1 ,339** ,720**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000
N 100 100 100 100 100
**
Y4 Pearson Correlation ,673 ,526** ,339** 1 ,800**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000
N 100 100 100 100 100
**
YTOT Pearson Correlation ,853 ,807** ,720** ,800** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 8
Identitas Diri
Riwayat Pendidikan
Orang Tua/Wali
Dzulfiqar
NIM. 431307431