OLEH:
NAMA : MARWATI
NIM 160109028
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 3 PRAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
Skripsi
OLEH:
NAMA : MARWATI
NIM 160109028
ii
iii
ii
iv
v
\
vi
MOTTO:
Mendapatkan-Nya”.1
1
Nadiana-canhiel.blogspot.com Kata- Kata Mutiara Arab. Diakses pada tanggal 25 Februari 202
vii
PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga peneliti dapat
menyusun skripsi ini sebagaimana mestinya. Sholawat dan salam tak lupa kita
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membimbing kita menuju jalan
kebenaran.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Model
Motivasi Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 3 Praya Tahun Ajaran 2019/2020”.
Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Dalam
penyusunan skripsi ini tentunya tidak akan selesai tanpa bantuan Allah SWT melalui
perantara kedua orang tua dan keluarga tercinta. Peneliti mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, motivasi
1. Ibu dan Bapakku tersayang dan tercinta yang selalu mendoakan Saya dalam
menuntut ilmu.
2. Bapak Lukman Taufik, M.Ag selaku pembimbing I, dan Ibu Devi Qurniati, M.Pd
ix
mendetail untuk menjadikan skripsi ini lebih baik dan selesai tepat pada
waktunya.
3. Bapak Yahdi, M.Si selaku Ketua Jurusan Tadris Kimia dan Bapak Hadi Kusuma
Ningrat, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Tadris Kimia dan dosen wali yang telah
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Tadris Kimia yang telah memberikan ilmu yang
5. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
6. Bapak Prof. Dr. H. Muttawali M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah
7. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Praya serta guru-guru khususnya guru mata
pelajaran kimia Ibu Martayani, S.Pd yang telah memberikan dukungan dan
skripsi ini.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... vi
C. Tujuan .............................................................................................. 5
A. Kajian Pustaka................................................................................... 9
xi
b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif ........................... 10
C. HipotesisPenelitian .......................................................................... 32
xii
H. Teknik Analisa Data ......................................................................... 40
B. HasilPenelitian ................................................................................ 47
C. Pembahasan ...................................................................................... 57
BAB V PENUTUP....................................................................................... 63
A. Kesimpulan ...................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 LKS
xv
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 3 PRAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
Oleh:
Marwati
NIM: 160109028
ABSTRAK
xvi
BAB I
PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi merupakan tindakan atau proses memberi seseorang dorongan
untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam
dirinya. Motivasi ini dapat membangkitkan keinginan dan energi pada seseorang
untuk melakukan pekerjaan, peran, atau subjek untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian seseorang memiliki kekuatan atau daya yang timbul dari dalam untuk
melakukan sesuatu. Motivasi belajar memiliki peran yang sangat penting bagi
siswa dalam upaya memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Peran penting
Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif dapat membuat peserta didik
sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang di inginkan akan tercapai.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 3 Praya pada
hari Kamis tanggal 11 April 2019, diperoleh informasi bahwa guru mengajar
hanya dengan cara metode ceramah. Kelas cenderung didominasi oleh guru dan
siswa hanya bertindak sebagai agen pembelajar yang pasif. Oleh karena itu siswa
kurang bersemangat dalam belajar dan kurang rasa ingin tahu dalam mencari
1
Fia Alifah Putri, “Pengaruh Team Assisted Individualization Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Tematik”, Al-Aulad: Journal of Islamic Primary Education, Vol 1, No2,
Tahun 2018, hlm. 85.
1
informasi pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang memahami teori
atau konsep-konsep dalam belajar kimia. Seperti yang dikatakan oleh ibu
Martayani, masih ada siswa yang belum bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga perlu adanya motivasi yang lebih agar siswa lebih antusias
dalam belajar kimia. Namun motivasi siswa masih kurang dalam belajar kimia
karena ada beberapa hal yang mempengaruhi siswa diantaranya karena faktor
lingkungan, keluarga, teman, dan siswa juga kurang memahami teori dalam
Menurut Sardiman, motivasi akan muncul dari kesadaran diri sendiri dengan
tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial. Dengan kata
lain, siswa dapat termotivasi untuk mempelajari kimia jika mereka sadar
bahwa pelajaran kimia penting untuk kehidupan mereka. Apabila siswa sudah
memiliki motivasi belajar kimia juga dapat meningkatkan hasil belajar kimia
siswa.3
proses pembelajaran yang ada pada siswa. “Upaya dan tindakan yang dilakukan
ini diharapkan dapat mempengaruhi motivasi siswa. Tanpa suatu strategi yang
2
Martayani, Wawancara, Praya 11 April 2019.
3
Nur Siti Hidayati Mawit, Esti Hariani, “Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi
Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 2 Sewon”, Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, hlm. 189.
2
cocok maka tidak mungkin tujuan dapat tercapai.”4 Salah satu model
pembelajaran, dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kimia siswa adalah
dapat menjadi sarana agar siswa bisa mengikuti pembelajaran kimia dengan baik
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zakaria, dkk yang dikutif oleh Arum
interaksi sosial dan hubungan antara siswa dalam kelompok sehingga siswa
lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam penelitian lain, Adeyemi yang dikutif
4
Mohammad Fahmi Razaq dan Muchlis, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TAI ( Team Assisted Individualization) Berbasis SAVI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada
Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMAN Jogoroto Jombang”, Unesa Journal of Chemical
Education, Vol. 7 No. 33, Tahun 2018, hlm. 416.
5
Arilda Setiya Ningrum, dkk, “Perbedaan Hasil Belajar IPA Biologi Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Tipe Mind Mapping Pada
Siswa Kelas VII SMP Negri 19 Mataram", J. Pijar MIPA, Vol. XIII, No.1, Tahun 2018, hlm. 37
3
oleh Arum Linggar Ovita, dkk dalam jurnal yang menyatakan bahwa siswa dalam
kelompok pembelajaran kooperatif secara signifikan lebih baik dari pada siswa
1. Rumusan Masalah
2019/2020?”
2. Batasan Masalah
Agar tidak ada terjadinya kekeliruan dalam penafsiran arti atau makna
6
Arruum Linggar Ovita, dkk, “Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Teams
Games Tournaments (TGT) dan Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Memori Pada Materi Hidrokarbon SMA Negri 7 Surakarta Tahun
Pelajaran 2012/2013”, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Program Studi Pendidikan Kimia Universitas
Sebelas Maret, Vol. 3 No. 1 Tahun 2014, hlm.15-16.
4
perluasan makna. Ada beberapa hal yang menurut peneliti perlu dijelaskan
b. Hasil penelitian yang diukur adalah motivasi belajar kimia siswa SMA
Negeri 3 Praya.
d. Batasan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA di SMA
1. Tujuan
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
5
2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
proses pembelajaran.
b. Manfaat Praktis
1) Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru dalam
6
D. Definisi Operasional
sebagai berikut:
yang menggunakan kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4-5 orang yang
kecil dalam kelas yang heterogen dalam setiap kelompok dan diikuti dengan
Setelah itu, siswa belajar bersama dengan mengerjakan tugas-tugas dari LKS
yang diberikan pada kelompoknya dan guru memberikan kuis kepada siswa
kelompok siswa.
laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk
7
Tri Ariani, “Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI): Dampak
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, Vol 06 No 2,
Tahun 2017, hlm. 171
7
melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena
mencapai tujuan.8 Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)
mencapai tujuan.9 Dalam penelitian ini, yang diukur yaitu motivasi siswa
dalam belajar kimia dengan cara memberikan angket yang berupa pernyataan-
belajar kimia.
8
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 1.
9
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm. 106.
8
BAB II
A. Kajian Pustaka
dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang
mencapai tujuan yang sama. Hal ini didukung pula oleh pendapat kauchak
dari strategi mengajar yang digunakan siswa untuk saling membantu satu
9
sama lain dalam mempelajari sesuatu.10 Pembelajaran kooperatif
pengelompokan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang
kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang siswa setiap kelompok yang
pembelajaran.
10
Bahtiar, Strategi Belajar Mengajar SAINS (IPA), (Mataram: Institut Agama Islam Negri
(IAIN) Mataram, 2015), hlm.47-48
11
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014), hlm.64.
12
Bahtiar, op.cit, hlm. 48-49
10
4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada
perorangan.13
sebagai berikut:
sulit.
maupun ketikmampuan.
13
Ibid, hlm. 49
11
3) Pengembangan keterampilan sosial
14
Ibid, hlm 49-50
12
Tabel 2.1
dilompati dari langkah awal sampai akhir tersebut agar dapat terlaksana
13
2. Model Pembeleajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization
(TAI)
Individualization (TAI)
16
Tri Ariani, Op.cit, hlm. 171
17
Mohammad Fahmi Razaq dan Muchlis, Op.cit, hlm. 416.
14
4) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh
Robert E. Slavin dalam karyanya Cooperatine Learning: Theory,
Research and Practice. Slavin memberikan penjelasan bahwa
dasar pemikiran di balik individualisasi pembelajaran adalah
bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan,
kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru
menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam
kelompok, besar kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak
memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut
dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode tersebut.
diskusi dan setiap anggota siswa yang memilki kemampuan lebih dalam
15
memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa-siswa lain yang
berbeda sehingga tercipta sikap positif diantara mereka.18
dan kemampuan siswa dalam belajar kelompok dan siswa juga lebih aktif
dan siswa juga dapat bekerjasama antara siswa yang satu dengan yang
1) Placement test
siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui
18
Ica Pajriana, Pujilestari, “Pengaruh Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, Jurnal Media Pendidikan Matematika “J-MPM”,
Vol. 4 No. 2, hlm. 65.
16
2) Team
Langkah ini cukup penting dalam penerapan model pembelajaran
3) Teaching group
tugas kelompok.
4) Student Creative
kelompoknya.
5) Team study
6) Fact tes
17
dalam menyelesaikan tugas. Misalnya dengan menyebut mereka
8) Whole-class units
langkah tersebut untuk mendapatkan data yang sesuai dan benar. Pada
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa setiap kelompok, langkah ketiga
kuis pada setiap siswa, langkah ketujuh guru memberikan skor dan
18
dan memiliki nilai yang tertinggi, langkah terakhir guru
menyimpulkan materi.
20
Tri Ariani, op.cit, hlm.173.
19
yang sangat lama, dan diperlukan hasil atau tingkat keberhasilan guru
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan sesorang yang didasarkan atas
21
Hamzah B. Uno, Op.cit, hlm. 1.
20
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
b. Indikator Motivasi
diri setiap orang memiliki ciri-ciri, dan adapun motivasi belajar memiliki
21
c. Jenis-Jenis Motivasi
keinginan yang timbul pada diri sendiri untuk memperoleh informasi dan
ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan dari luar situasi belajar diri
d. Komponen-Komponen Motivasi
22
seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi, komponen
dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan
komponen luar ialah memotivasi belajar penting artinya dalam proses
belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan
tujuan yang hendak dicapai.25
komponen dalam adalah perubahan yang terdapat pada diri seseorang dan
luar adalah komponen yang terjadi dalam proses belajar untu mendorong
1) Kebermaknaan
Siswa akan suka dan bermotivasi belajar apabila hal-hal yang
dipelajari mengandung makna tentu baginya. Kemaknaan sebenarnya
bersifat personal karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi
diri sesorang. Ada kemungkinan pelajaran yang disajikan oleh guru
tidak dirasakan sebagai bermakna berusaha menjadikan pelajarannya
25
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,op.cit, hlm. 159
26
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, op.cit, hlm.
156-161.
23
dengan makna bagi semua siswa. Caranya ialah dengan mengaitkan
pelajarannya dengan pengalaman masa lampau siswa, tujuan-tujuan
masa mendatang, dan minat serta nilai-nilai yang berarti bagi
mereka.27
Siswa akan termotivasi dalam belajar apabila suatu pelajaran
yang dipelajari mengandung makna. Pelajaran yang dipelajari dapat
menjadi makna bagi siswa apabila seorang guru mengaitkan pelajaran
yang dipelajarinya dengan pengalaman-pengalaman dan minat yang
berarti bagi siswa.
2) Modeling
secara lisan. Dengan model tingkah laku itu, siswa dapat mengamati
diterapkannya model siswa lebih senang dalm belajar dan siswa dapat
3) Komunikasi terbuka
27
Ibid
28
Ibid
29
Ibid
24
sistematis atau berurutan dan guru juga bersifat terbuka pada siswa
4) Prasyarat
30 Ibid
25
5) Novelty
penyajian yang baru (novelty) atau masih asing. Sesuatu gaya dan alat
dalam belajar.
ceramah dan mencatat pada buku tulis.32 Siswa lebih senang belajar
31
Ibid
31 Ibid
26
7) Latihan terbagi
kepada siswa agar siswa lebih mudah dan enak. Dengan cara dibagi-
belajar.
27
dilaksanakan dalam rangkaian meningkatkan motivasi belajar siswa.34
agar siswa minat dalam belajar akan tetapi siswa tidak dipaksa oleh
terkait dengan penelitian untuk mencegah terjadinya duplikasi dan revisi serta
menjamin keaslian dan keabsahan data dalam penelitian ini. Maka peneliti
34
Tri Ani, Op.cit, hlm. 173
35
Ibid
28
mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif pada siswa yaitu
penelitian tersebut yaitu mata pelajaran dan subyek yang diteliti berbeda.
36
Andi Rahma, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Pembelajaran Akuntansi di SMK
Negeri 4 Makasar, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi , Universitas Negeri
Makassar, 2017), hlm.14.
37
Arie Purwa Kusuma, Implementasi Model Pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari Kemampuan Spasial Siswa,
Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, Tahun 2017, hlm. 136.
29
Adapun yang menjadi persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian
siswa pada mata pelajaran bahasa jawa dengan peningkatan dari 60 menjadi
38
Fia Alifah Putri, Op.cit, hlm. 87
30
penelitian ini dengan penelitian tersebut sama-sama juga ingin mengukur
mengunakan mata pelajaran bahasa jawa dan subyek yang akan diteliti juga
berbeda.
B. Kerangka Berfikir
penyampaian materi oleh guru seringkali tidak dapat diterima baik oleh siswa,
(team assisted individualization) ini siswa lebih aktif daripada gurunya karena
dapat memecahkan masalah melalui diskusi dan setiap anggota siswa yang
31
memilki kemampuan lebih dalam kelompok tersebut dapat membimbing anggota
C. Hipotesis Penelitian
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan
Jadi hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh model pembelajaran
32
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
angka sebagai alat ukur terhadap apa yang ingin diketahui, mulai dari
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur motivasi belajar kimia berupa angka
2. Pendekatan Penelitian
39
Ica Pajriana, Puji lestari, Op.cit, hlm. 66.
40
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), hlm. 78
33
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
sekolah SMA Negeri 3 Praya ini merupakan populasi. Sekolah SMA Negeri 3
Praya mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, dan
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki krakteristik untuk dipelajari dan
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 3
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh
populasi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling, teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling total (jenuh).
Sampling total adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.42
41
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 61
42
Ibid, hlm. 65-67
34
Populasi yang ada berjumlah kurang dari 100 orang, maka sampel yang
Berdasarkan jumlah siswa dari populasi maka kelas yang diambil sebagai
55 orang, yang terdiri dari dua kelas yakni 28 orang kelas X MIPA 1 dan 27
orang kelas X MIPA 2. Adapun rincian jumlah siswa dapat dilihat pada tabel
3.1 berikut
Tabel 3.1
1 MIPA 1 28
2 MIPA 2 27
Jumlah keseluruhan 55
43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 108.
35
Sebelum melakukan penelitian dilakukan homogenitas sampel
menggunakan data nilai mid semester genap Tahun 2019. Hasil uji rerata
menyimpulkan bahwa nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 1,84. Artinya tidak
ada beda rerata kedua kelas atau sampel tersebut homogen setelah
dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 0,05 yang nilainya 2,02.
Setelah itu penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara acak
yang dijadikan kelas eksperimen adalah kelas X MIPA 1 dan kelas kontrol
1. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu mulai dari bulan Februari-
Maret 2020.
2. Tempat Penelitian
2019/2020.
D. Variabel Penelitian
Variabel peneltian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai
“variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan yang
lain.44
36
1. Variabel Bebas
pengertian tersebut maka yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini
individualization ). (X).
2. Variabel Terikat
tersebut maka yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah motivasi
E. Desain Penelitian
peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan
Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok ada yang diberi treatment dan
37
belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team
dengan diberikan angket pada kedua kelas sampel untuk menjawab pernyataan-
pernyataan tersebut. Nilai dari hasil skor motivasi belajar kelas eksperimen dan
Tabel 3.2
Desain penelitian
IPA 1 (Eksperimen) X1 Y1
IPA 2 (Kontrol) - Y2
Keterangan:
38
F. Instrumen Penelitian/ Alat dan Bahan Penelitian
penelitian yaitu: Angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak lansung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yag harus dijawab atau
siswa dalam belajar kimia sehingga peneliti mengetahui motivasi siswa dalam
belajar kimia.
1. Observasi
observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar dan
2. Wawancara
48
Ibid, hlm. 34
49
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hlm. 77
50
Muri Yusuf, op.cit, hlm. 384
51
Ibid
39
permasalahan yang ada pada sekolah SMA Negeri 3 Praya Tahun Ajaran
siswa. Wawancara ini dilakukan pada tgl 11 April 2019 di SMA Negeri 3
3. Dokumentasi
sudah berlalu. Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis, artefacts, gambar,
maupun foto.”52 Dengan demikian maka metode ini peneliti lakukan untuk
dari empat pilihan jawaban, yaitu: (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TK) Tidak
pernyataan.
belajar yaitu:
40
a. Uji Normalitas Data
dengan rumus:
( )
Dimana:
kesimpulan pada uji normalitas data, maka dapat dilihat pada kolom tabel
≤ x2 tabel
software SPSS. Jika sig > 0,05 (x2hitung ) maka data terdistribusi
normal.
41
b. Analisis Regresi Linier Sederhana
berikut:
Y = a + bX
Dimana:
H0
H1 0
program spss versi 16. Adapun kriteranya yaitu: jika nilai sig > 0,05 maka
nilai thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang menyatakan
siswa dan jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
42
menyatakan bahwa model pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa.
siswa kelas X MIPA SMA Negeri 3 Praya. Menurut Arikunto rumus yang
∑ (∑ )(∑ )
54
√[ ∑ (∑ ) [( ∑ ( ∑ )
Dimana:
r = koefisien korelasi
X = nilai variabel X
Y = nilai Variabel Y
spss versi 16. Kriteria pengujian ini jika sig < 0,05 maka ada hubungan
dan sebaliknya jika sig > 0,05 maka tidak ada hubungan. Cara lain yang
korelasi yang diperoleh atau nilai r. Interprestasi nilai r dapat dilihat pada
54
Ibid, hlm 51-52.
43
Tabel 3.3
44
BAB IV
Tengah, Povinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis, posisi SMA Negeri 3
a. Visi
Indikator:
45
12) Berkualitas dalam bermasyarakat dan menghadapi masa depan
b. Misi
dianut dan budaya bangsa, sehingga dapat menjadi sumber kearifan dalam
bertindak.
siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
8) Menumbuhkan semangat kerja yang tinggi secara intensif dan kontinyu pada
46
9) Menjalin hubungan yang harmonis antara warga sekolah, komite dan
umumnya.
B. Hasil Penelitian
a. Pengumpulan Data
dengan cara meminta profil atau data-data kepada sekolah yang berkaitan
data tentang motivasi belajar dan pencapaian hasil belajar siswa pada mata
pada sekolah SMA Negeri 3 Praya Tahun Ajaran 2019/2020 pada Kelas X
47
dilakukan dengan cara memberikan suatu pernyataan-pernyataan kepada
b. Penyajian Data
lapangan.
Adapun yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA1
penelitian ini, data yang diperoleh dari dokumentasi yang berupa letak
geografis dan visi misi sekolah SMA Negeri 3 Praya sedangkan angket
diajarkan..
1) Data Observasi
48
perlakuan. Berdasarkan nilai awal diperoleh data bahwa nilai rata-rat
untuk kelas eksperimen 71 dan kelas kontrol 60. Hasil nilai awal
Tabel 4.1
Eksperimen 25 100 27 71
Kontrol 23 95 6 60
kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 yang diambil dari nilai ulangan
49
2) Hasil Perhitungan Skor Motivasi Belajar Siswa
pada tes ini, siswa mempelajari materi LKS yang akan didiskusikan,
satu tim, siswa yang pandai bertugas sebagai asisten akan membantu
siswa yang lemah, hasil kerja siswa diberi score di akhir pembelajaran,
dan setiap tim yang memenuhi kriteria sebagai “tim super” harus
50
Setelah melakukan proses pembelajaran baik yang di kelas
Tabel 4.2
1 Jumlah Siswa 28 27
2 Jumlah Pernyataan 30 30
2 Nilai Tertinggi 84 73
3 Nilai Terendah 62 56
51
dengan rata-rata 65,2. Dari nilai rata-rata dapat dilihat bahwa nilai
2. Analisa Data
Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam
terlebih dahulu akan diuji normalitas kemudian uji regresi linier sederhana
Berikut hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini .
52
Tabel 4.3
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .960
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai sig 0,315 > 0,05
program spss versi 16. Adapun kriteranya yaitu: jika nilai sig > 0,05 maka
nilai thitung < ttabel maka kesimpulannya tidak terdapat pengaruh dan
sebaliknya.
53
Berikut hasil uji analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada
Tabel 4.4
Variables Entered/Removedb
Model Summary
variasi variabel dependen (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independent (X).
nilai R2 dapat dilihat pada tabel yang nilainya 0,153 = 15,3% dengan
15,3%
54
ANOVAb
Model Sum of df Mean Mean Sig.
Squares Square Square
1 Regressio 84.408 1 84.408 4.501 .044a
n
Residual 468.77 25 18.751
7
Total 553.18 26
5
.a. . Predictors: (Constant), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Coefficientsa
(Model pembelajaran kooperatif tipe TAI). Nilai signifikansi hasil uji statistik
55
koefisien regresi dapat dilihat pada kolom sig yang menghasilkan nilai 0,04 <
terhadap motivasi belajar kimia sedangkan untuk uji t = nilai thitung sebesar
2,122 > ttabel 2,006 sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
= (0,05/2 ; 55-1-1)
=2, 006
siswa kelas X SMA Negeri 3 Praya. Uji korelasi product moment ini
dilakukan menggunakan program spss versi 16. Kriteria pengujian ini jika
sig <0,05 maka ada hubungan dan sebaliknya jika sig > 0,05 maka tidak
ada hubungan
Berikut hasil uji korelasi prodrct moment dapat dilihat pada tabel 4.5
di bawah ini
56
Tabel 4.5
Correlations
Berdasarkan hasil analisis tabel diatas diketaui bahwa nilai sig 0,04 <
0,05 maka model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan motivasi belajar
kimia siswa memiliki hubungan positif sebesar 0,391 nilai tersebut setelah
C. Pembahasan
kimia siswa SMA Negeri 3 Praya Tahun Ajaran 2019/2020. Dalam proses
suasana belajar yang efektif dan melibatkan siswa lebih aktif dari guru.
57
Diharapkan dengan terciptanya suasana belajar yang efektif dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Salah satu cara menciptakan suasana belajar yang efektif
Pada model pembelajaran TAI para siswa akan termotivasi untuk mempelajari
materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa
berbuat curang atau menemukan jalan pintas seperti yang dikemukakan oleh
prestasi belajar siswa. Sama halnya penelitian yang dilakukan oleh Vivin Alifah
yang kesimpulannya adalah bahwa hasil analisis data menunjukkan ada pengaruh
positif setelah penerapan model pembelajan kooperatif tipe TAI (Teams Assisted
Individualization).55
58
tipe TAI (Teams Assisted Individualization) maka nilai motivasi belajar siswa
pada interval (0,20-0,399) yang berada pada kategori rendah, sehingga dapat
siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 3 Praya. Kemudian Nilai signifikansi hasil
uji statistik koefisien regresi dapat dilihat pada kolom sig yang menghasilkan nilai
0,04 < 0,05 berarti model pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar kimia yaitu sedangkan untuk uji t = nilai
thitung sebesar 2,122 > ttabel 2,006 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
kimia (Y). Kemudian r square sebesar 0,153 atau 15,3% yang berarti bahwa
menjelaskan besarnya pengaruh dalam motivasi belajar siswa adalah 15,3%, dan
sisanya 84,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata
59
Berdasarkan data yang diperoleh oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol
terdapat perbedaan terhadap skor atau nilai angket motivasi belajar siswa. Hasil
pembelajaan langsung (konvensional). Hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai
rata-rata motivasi siswa antara kedua kelas tersebut. Kelas eksperimen memiliki
nilai rata-rata 71,5, sedangkan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 65,2.
pertanyaan yang diberikan pada lembar kerja siswa (LKS) yang telah diajarkan
melalui diskusi kelompok. “Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk belajar aktif sehingga
cepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas
60
siswa dalam proses pembelajaran dapat membuat pola interaksi yang baik antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga pembelajaran tidak lagi
berpusat pada guru. Hal tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
lama dan guru juga cukup kewalahan dalam penilaian dan mengontrol jalannya
diskusi.
membuat siswa kurang aktif dalam kelas sehingga siswa mudah jenuh, bosan dan
terhadap motivasi belajar siswa. Pernyataan ini dibuktikan dengan respon siswa
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Vivin
Alifah yang kesimpulannya adalah bahwa hasil analisis data menunjukkan ada
61
pengaruh positif setelah penerapan model pembelajan kooperatif tipe TAI (Teams
Assisted Individualization).57
57
Ibid
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
motivasi belajar siswa, diperoleh konstanta (α) sebesar 43,652 yang berarti
bahwa jika model pembelajaran kooperatif tipe TAI bernilai 0, maka motivasi
belajar siswa bernilai 43,652. Koefisien regresi (b) sebesar 0,303 yang berarti
bahwa jika model pembelajaran kooperatif tipe TAI meningkat 1 satuan maka
motivasi belajar siswa meningkat 0,303 satuan. Hal ini berarti model
Tahun Ajaran 2019/2020. Hal ini terbukti dari hasil nilai signifikansi hasil uji
statistik koefisien regresi dapat dilihat pada kolom sig yang menghasilkan
nilai 0,04 < 0,05 berarti model pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar kimia sedangkan untuk uji t = nilai thitung
sebesar 2,122 > ttabel 2,006 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
63
3. Hasil analisis korelasi diperoleh nilai koefisien r = 0,391 berada pada interval
0,20 – 0,399 yang berada pada kategori rendah. Hal ini berarti terdapat
B. Saran
yang memberi kesempatan lebih besar kepada siswa agar mereka mampu
tercipta suasana belajar yang nyaman dan tidak tegang sehingga motivasi
ini dalam lingkup yang lebih luas. Penulis berharap, para peneliti dapat
64
inovatif, sehingga dapat menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas
65
DAFTAR PUSTAKA
Andi Rahma, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Pembelajaran
Akuntansi di SMK Negeri 4 Makasar, Skripsi, Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas
Ekonomi , Universitas Negeri Makassar, Tahun 2017.
Ariani Tri, “Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI): Dampak
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi,Vol
06 No 2, Tahun 2017.
Arie Purwa Kusuma, Implementasi Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) dan Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari Kemampuan Spasial
Siswa, Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 8, No. 2, Tahun 2017.
Arilda Setiya Ningrum, dkk, “Perbedaan Hasil Belajar IPA Biologi Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Tipe Mind
Mapping Pada Siswa Kelas VII SMP Negri 19 Mataram", J. Pijar MIPA, Vol. XIII,
No.1, Tahun 2018.
Arruum Linggar Ovita, dkk, Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournaments (TGT) dan Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Memori Pada Materi Hidrokarbon SMA
Negri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret, Vol. 3 No. 1 Tahun 2014.
Bahtiar, Strategi Belajar Mengajar SAINS (IPA), Mataram: Institut Agama Islam Negri (IAIN)
Mataram, 2015.
Fia Alifah Putri, “Pengaruh Team Assisted Individualization Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Tematik”, Al-Aulad: Journal of Islamic Primary Education, Vol 1,
No2, Tahun 2018.
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014.
Mohammad Fahmi Razaq dan Muchlis, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
( Team Assisted Individualization) Berbasis SAVI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMAN Jogoroto Jombang”, Unesa Journal
of Chemical Education, Vol. 7 No. 33, Tahun 2018.
Niken Desy Pratiwi, dkk, “Pengaruh Motivasi Belajar Pada Penerapan Model Kooperatif Tipe
Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III
SD Negri 03 Pati”, Jurnal Refleksi Pembelajaran, Vol. 4 No. 1 Tahun 2019.
Nur Siti Hidayati Mawit, Esti Hariani, “Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 2 Sewon”, Prosiding Seminar Nasional
Etnomatnesia.
Pajriana Ica, Pujilestari, “Pengaruh Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, Jurnal Media Pendidikan Matematika “J-
MPM”, Vol. 4 No. 2.
Rahma Andi, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Pembelajaran
Akuntansi di SMK Negeri 4 Makasar, Skripsi, Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Makassar, 2017.
Narasumber :
Jabatan : Guru Kimia Kelas X
Hari/Tanggal : Kamis, 11 April 2019
Tempat : SMA Negeri 3 Praya Lombok Tengah
Pertanyaan-pertanyaan :
1. Bagaimana proses pembelajaran Kimia yang dilakukan oleh guru?
Jawab: Saya memulai pembelajaran di kelas biasanya saya memberikan masukan pada siswa
agar mereka dalam proes belajar mengajar mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan
menggunakan metode dan prosedur yang ada.
2. Apakah peserta didik/siswa senang mengikuti pelajran Kimia yang dilakukan oleh guru?
Jawab : Iya, terkadang ada sebagian siswa yang senang dan ada yang bosan dalam mengikuti
pembelajaran kimia
3. Menurut ibu, apakah siswa mempunyai motivasi yang lebih dalam menjalani proses
pembelajaran?
Jawab : Menurut saya cuku p baik meskipun ada siswa yang motivasi belajarnya kurang
karena masih ada siswa yang belum bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran
sehingga perlu adanya motivasi yang lebih agar siswa lebih antusias dalam belajar kimia.
4. Bagaimana anda sebagai guru Kimia dalam memberikan motivasi kepada siswa?
Jawab : Saya sebagai guru memberikan masukan arahan kepada siswa agar lebih giat belajar
agar prestasinya lebih baik selain itu saya memberikan tugas-tugas yang lebih untuk memacu
siswa giat belajar
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran?
Jawab : Kurang bersemangat dalam belajar dan kurang rasa ingin tahu dalam mencari
informasi pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurag memahami teori atau konsep-
konsep dalam belajar kimia. Namun motivasi siswa masih kurang dalam belajar kimia karena
ada beberapa hal yang mempengaruhi siswa diantaranya karena faktor lingkungan, keluarga,
teman, dan siswa juga kurang memahami teori dalam belajar kimia sehingga menyebabkan
motivasi belajar siswa tergolong rendah
6. Apakah siswa memenuhi batas nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah?
Jawab : Iya, sebagaian siswa ada yang mencapai KKM dan adapula yang tidak mencapai
KKM yang ditetapkan. Adapun yang mencapai KKM sekitar 50% dan yang belum mencapai
KKM 50%.
7. Berapakah nilai KKM Mata pelajaran Kimia yang ditentukan oleh sekolah?
Jawab : Nilai KKM yang ditetepakan di sekolah yaitu 75.
8. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan jika siswa tidak memenuhi Standar KKM sekolah?
Jawab : Jika siswa yang tidak memenuhi standar KKM saya melakukan ujian ulang untuk
menjawab soal atau yang sering disebut dengan remedial pada siswa-siswa yang tidak
mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah
10. Metode apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran kimia di kelas?
Jawab : Saya menggunakan metode ceramah dan diskusi pada saat proses pembelajar kimia
di kelas
12. Apa saja kendala yang Bapak/Ibu alami saat mengajarkan mata pelajaran kimia di kelas?
Jawab : Kendala yang saya alami pada saat mengajar pelajaran kimia kebanyakan siswa
bermain dan kurang memperhatikan pada saat menjelaskan materi pelajaran
13. Bagaimana solusi yang Bapak/Ibu berikan untuk mengatasi kendala tersebut?
Jawab: Solusi yang saya berikan untuk mengatasi siswa agar tidak bermain dan
memperhatikan dengan cara saya memberikan tugas-tugas baik secara kelompok maupun
individu.
Guru Kimia
(Martayani, S.Pd)
Nip.
Lampiran II: Uji Homogenitas Sampel Data Observasi
MIPA 1
SIMPANGAN SIMPANGAN
NO NAMA NILAI KUADRAT
(Xi - )
(Xi - )2
1 ADE IRAWAN 50 -21 441
2 ADITYA BARU S 65 -6 36
3 ADITYA PRATAMA 42 -29 841
4 DANIEL ADAM 75 4 16
5 ELIZA MARDIAN 79 8 64
6 ERIK SUBANDI M 85 14 196
7 EVA NIRMALA 84 13 169
8 FITRIANI 89 18 324
9 LINDA ASMARANI 56 -15 225
10 MA’RIFAT 79 8 64
11 MARTINA H. 64 -7 49
12 MELINA PUTRI 86 15 225
13 MELINDA KW 87 16 256
14 M. BENI IRAWAN 56 -15 225
15 NIA APRIANI 64 -7 49
16 NURDIANA 100 29 841
17 PARIDATUL H 62 -9 81
18 RIPA MAULIDA 79 8 64
19 SAMSUL HADI 37 -34 1156
20 SANTI HANDAYANI P 64 -7 49
21 SISKA 95 24 576
22 TITIK SURIANI 78 7 49
DIKI KHAIRUL
23 86
MAULANA 15 225
24 TRI LESTARI 86 15 225
L. ADRIAN
25 27
MAULANA -44 1936
JUMLAH 1775
RATA-RATA 71 0 8382
S2 349.25
MIPA 2
dk penyebut = n1 - 1 = 25 -1 = 24
dk pembilang = n2 – 1 = 23 -1 = 22
KELAS EKSPERIMEN
Kelas/Semester : X/2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
1.1 menyadari kebesaran tuhan yang 1.1 berdoa sebelum dan sesudah
menciptakan dan mengatur alam jagad pelajaran sesuai dengan agama dan
raya. keyakinan masing-masing .
(sikap spiritual)
2.1 menunjukkan perilaku ilmiah ( 2.1 memiliki perilaku ilmiah dalam
memiliki rasa ingin tahu, objektif, melakukan kegiatan pengamatan,
teliti, jujur, cemat, tekun, hati-hati, peserta didik dapat terbuka, jujur,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, hati-hati, kritis, kreatif, disiplin,
disiplin, inovatif, dan peduli inovasi, kerja sama dan bertanggung
lingkungan) dalam aktivitas sehari- jawab.
hari sebagai wujud implementasi sikap (sikap sosial)
dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
3.9 menentukan bilangan oksidasi 3. 9.1 Menjelaskan konsep oksidasi
unsur untuk mengidentifikasi reaksi reduksi berdasrakan konsep,
reduksi dan oksidasi serta penamaan pengikatan dan pelepasan oksigen,
senyawa. dan konsep perpindahan elektron.
Menentukan bilangan oksidasi unsur
dalam senyawa atau ion.
Menentukan reaksi redoks
berdasarkan konsep perubahan
bilangan oksidasi
Mengidentifikasi penentuan oksidator
dan reduktor melalui reaksi redoks
Memahami tata nama senyawa biner,
poliatomik, dan organik.
(pengetahuan)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami konsep oksidasi reduksi berdasrakan konsep
pengikatan dan pelepasan oksigen, dan konsep perpindahan elektron dengan
tepat.
2. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
melalui diskusi kelompok dengan benar.
3. Siswa dapat menentukan reaksi redoks berdasarkan konsep perubahan
bilangan oksidasi dengan benar.
4. Siswa dapat mengidentifikasi penentuan oksidator dan reduktor melalui reaksi
redoks dengan tepat.
5. Siswa dapat memahami tata nama senyawa biner, poliatomik, dan organik
dengan tepat melalui diskusi kelompok.
D. Materi Pembelajaran
1. Reaksi Reduksi-Oksidasi
2. Tata nama senyawa (biner, poliatomik, dan organik)
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
3. Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan Alat Pembelajaran
a. Media pembelajaran : -
b. Alat pembelajaran : spidol, papan tulis
2. Sumber Pembelajaran
Buku Referensi: Buku kimia K13 SMA kelas X
G. Kegitan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Diskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa 5 menit
kehadiran siswa.
3. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pembe
lajaran.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Mengamati
(Fase 1 Placement test)
▪ Guru melihat rata-rata nilai harian siswa
agar guru mengetahui kemampuan siswa.
(Fase 3 Teaching group)
▪ Siswa diberikan materi secara singkat
tentang reaksi redoks berdasarkan konsep
pengikatan dan pelepasan oksigen,
perpindahan elektron, dan perubahan
bilangan oksidasi sebelum pemberian tugas
kelompok. 35 menit
2. Menanya
(Fase 3 Teaching group)
▪ Siswa menanyakan materi yang belom
dipahami yang sudah diajarkan dan
dijelaskan oleh guru.
3. Mengeksplorasi
(Fase 4 Student Creative)
▪ Siswa ditekankan oleh guru untuk
menciptakan persepsi bahwa keberhasilan
setiap siswa (individu) ditentukan oleh
keberhasilan kelompoknya.
misalnya dalam mengerjakan tugas dalam
suatu kelompok dengan menciptakan
situasi dimana keberhasilan pada individu
tersebut dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya.
(Fase 5 Team study)
▪ Siswa belajar bersama dengan
kelompoknya dan mengerjakan tugas yang
diberikan oleh gurunya.
▪ Siswa yang membutuhkan bantuan secara
individual diberikan bantuan oleh guru,
misalnya siswa yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas maka akan diberi
bantuan oleh gurunya.
(Fase 6 Fact tes)
▪ Siswa diberikan kuis untuk dikerjakan
secara berkelompok.
(Fase 7 Team score and team recognition)
▪ Siswa diberikan skor pada hasil kerja
kelompok dan diberikan penghargaan
terhadap kelompok yang berhasil secara
cemerlang dan kelompok yang dipandang
kurang berhasil dalam menyelesaikan
tugas. Misalnya dengan menyebut mereka
sebagai “kelompok OK”, atau “kelompok
LUAR BIASA”.
4. Mengasosiasi
(Fase 2 Team)
▪ Siswa dibentuk menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa
dalam satu kelompok.
5. Mengkomunikasi
(Fase 8 Whole-class units)
▪ Siswa mendengarkan penyajian guru
kembali materi diakhir dengan strategi
pemecahan masalah untuk seluruh siswa.
Kegiatan Penutup
akhir 1. Siswa mendengarkan penguatan yang
diberikan guru.
2. Siswa mendengarkan pada saat guru 5 menit
menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
Pertemuan 2
Kegiatan Diskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa
kehadiran siswa. 5 menit
3. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pembel
ajaran.
1. Mengamati
Kegiatan Inti (Fase 1 Placement test)
▪ Guru melihat rata-rata nilai harian siswa
agar guru mengetahui kemampuan siswa. 35
menit
( Fase 3 Teaching group)
▪ Siswa diberikan materi secara singkat
tentang penggunaan konsep bilangan
oksidasi sebelum pemberian tugas
kelompok.
2. Menanya
( Fase 3 Teaching group)
▪ Siswa menanyakan materi yang belom
dipahami yang sudah diajarkan dan
dijelaskan oleh guru.
3. Mengeksplorasi
(Fase 4 Student Creative)
▪ Siswa ditekankan oleh guru untuk
menciptakan persepsi bahwa keberhasilan
setiap siswa (individu) ditentukan oleh
keberhasilan kelompoknya.
(Fase 5 Team study)
▪ Siswa belajar bersama dengan kelompoknya
dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh
gurunya.
▪ Siswa yang membutuhkan bantuan secara
individual diberikan bantuan oleh guru.
(Fase 6 Fact tes)
▪ Siswa diberikan kuis untuk dikerjakan
secara berkelompok.
(Fase 7 Team score and team recognition)
▪ Siswa diberikan skor pada hasil kerja
kelompok dan diberikan penghargaan
terhadap kelompok yang berhasil secara
cemerlang dan kelompok yang dipandang
kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
Misalnya dengan menyebut mereka sebagai
“kelompok OK”, “kelompok LUAR
BIASA” dan sebagainya.
4. Mengasoisasi
(Fase 2 Team)
▪ Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 4-5 siswa dalam satu
kelompok.
5. Mengkomunikasi
(Fase 8 Whole-class units)
▪ Siswa mendengarkan penyajian guru
kembali materi diakhir dengan strategi
pemecahan masalah untuk seluruh siswa.
Kegiatan Penutup
akhir 1. Siswa mendengarkan penguatan yang
diberikan guru.
2. Siswa mendengarkan pada saat guru 5 menit
menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
3. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 3
Kegiatan Diskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan
1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa
5 menit
kehadiran siswa.
H. Komponen Penilaian
1. Tabel Penilaian Pengetahuan
Nilai X 100
Peneliti
MARWATI
Mengetahui
( ) ( )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Kelas/Semester : X/2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
1.1 menyadari kebesaran tuhan yang 1.1 berdoa sebelum dan sesudah
menciptakan dan mengatur alam jagad pelajaran sesuai dengan agama dan
raya keyakinan masing-masing.
(sikap spiritual)
2.1 menunjukkan perilaku ilmiah ( 2.1 memiliki perilaku ilmiah dalam
memiliki rasa ingin tahu, objektif, melakukan kegiatan pengamatan,
teliti, jujur, cemat, tekun, hati-hati, peserta didik dapat terbuka, jujur,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, hati-hati, kritis, kreatif, disiplin,
disiplin, inovatif, dan peduli inovasi, kerja sama dan bertanggung
lingkungan) dalam aktivitas sehari- jawab.
hari sebagai wujud implementasi sikap (sikap sosial)
dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
3.9 menentukan bilangan oksidasi Menjelaskan konsep oksidasi reduksi
unsur untuk mengidentifikasi reaksi berdasrakan konsep, pengikatan dan
reduksi dan oksidasi serta penamaan pelepasan oksigen, dan konsep
senyawa. perpindahan elektron.
Menentukan bilangan oksidasi unsur
dalam senyawa atau ion.
Menentukan reaksi redoks berdasarkan
konsep perubahan bilangan oksidasi
mengidentifikasi penentuan
oksidator dan reduktor melalui reaksi
redoks
3.9.5 Memahami tata nama senyawa
biner, poliatomik, dan organik.
(pengetahuan)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami konsep oksidasi reduksi berdasrakan konsep
pengikatan dan pelepasan oksigen, dan konsep perpindahan elektron dengan
tepat .
2. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
melalui diskusi kelompok dengan benar.
3. Siswa dapat menentukan reaksi redoks berdasarkan konsep perubahan
bilangan oksidasi dengan benar.
4. Siswa dapat mengidentifikasi penentuan oksidator dan reduktor melalui reaksi
redoks dengan tepat.
5. Siswa dapat memahami tata nama senyawa biner, poliatomik, dan organik
dengan tepat melalui diskusi kelompok.
D. Materi Pembelajaran
1. Reaksi Reduksi-Oksidasi
2. Tata nama senyawa (biner, poliatomik, dan organik)
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : Direct Instruction (Langsung)
3. Metode pembelajaran: Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan Alat Pembelajaran
a. Media pembelajaran : -
b. Alat pembelajaran : spidol, papan tulis
2. Sumber Pembelajaran
Buku Referensi: Buku kimia K13 SMA kelas X
G. Kegitan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Diskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa
kehadiran siswa. 5 menit
(Fase 1 menyampaikan tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan siswa)
3. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pembel
ajaran.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Mengamati
(Fase 2 mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan)
• Siswa mengamati dengan seksama materi
tentang reaksi redoks berdasarkan konsep 35 menit
pengikatan dan pelepasan oksigen,
perpindahan elektron, dan perubahan
bilangan oksidasi yang sedang dipelajari
dan yang disajikan.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang reaksi redoks.
2. Menanya
(Fase 3 membimbing pelatihan)
• Siswa menanyakan materi yang belom
dipahami yang sudah diajarkan dan
dijelaskan oleh guru.
3. Mengeksplorasi
(Fase 4 mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik)
• Siswa ditunut untuk mengerjakan soal
latihan.
4. Mengasosiasi
• Siswa mencatat hasil jawaban dari soal
latihan yang telah diberikan.
5. Mengkomunikasi
(Fase 5 memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan)
• Siswa diminta oleh guru untuk menjawab
hasil jawaban latihan yang diberikan pada
papan tulis.
• Siswa yang lain diberi kesempatan untuk
menanggapi jawaban dari temannya.
• Siswa mendengarkan guru saat
mengevaluasi jawaban-jawaban dan
konsep-konsep yang kurang tepat.
Kegiatan Penutup
akhir 1. Siswa ditunjuk oleh guru untuk
menyimpulkan materi pembelajaran. 5 menit
2. Siswa mendengarkan penguatan yang
diberikan guru.
3. Siswa mendengarkan pada saat guru
menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
4. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 2
Kegiatan Diskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa
kehadiran siswa. 5 menit
(Fase 1 menyampaikan tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan siswa)
3. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pembel
ajara.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Mengamati
(Fase 2 mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan)
• Siswa mengamati dengan seksama materi
35 menit
tentang penggunaan konsep bilangan
oksidasi yang sedang dipelajari dan yang
disajikan .
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang reaksi redoks .
2. Menanya
(Fase 3 membimbing pelatihan)
• Siswa menanyakan materi yang belom
dipahami yang sudah diajarkan dan
dijelaskan oleh guru.
3. Mengeksplorasi
(Fase 4 mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik)
• Siswa ditunut untuk mengerjakan soal
latihan.
4. Mengasosiasi
• Siswa mencatat hasil jawaban dari soal
latihan yang telah diberikan.
5. Mengkomunikasi
(Fase 5 memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan)
• Siswa diminta oleh guru untuk menjawab
hasil jawaban latihan yang diberikan pada
papan tulis.
• Siswa yang lain diberi kesempatan untuk
menanggapi jawaban dari temannya.
• Siswa mendengarkan guru saat
mengevaluasi jawaban-jawaban dan
konsep-konsep yang kurang tepat.
Kegiatan Penutup
akhir 1. Siswa ditunjuk oleh guru untuk
menyimpulkan materi pembelajaran. 5 menit
2. Siswa mendengarkan penguatan yang
diberikan oleh guru.
3. Siswa mendengarkan pada saat guru
menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
4. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 3
Kegiatan Diskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan
1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa
kehadiran siswa.
(Fase 1 menyampaikan tujuan pembelajaran 5 menit
dan mempersiapkan siswa)
3. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pembel
ajaran.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajran dan
mereview kembali pelajaran yang sudah
dipelajari.
.
Kegiatan Penutupan
akhir 1. Siswa mendengarkan penguatan yang
diberikan oleh guru.
2. Siswa mendengarkan pada saat guru 5 menit
menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
3. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
H. Komponen Penilaian
1. Tabel Penilaian Pengetahuan
No Nama Siswa Skor Yang Skor Total Nilai
Diperoleh
1
2
3
Keterangan Nilai
Nilai X 100
Mataram, 10 Januari 2020
Peneliti
MARWATI
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kimia
( ) (MARTAYANI, S.Pd.)
Lampiran IV: LKS (Lembar kerja siswa)
KELAS : X IPA
KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA :
1.
2.
3.
4.
5.
Kompetensi Dasar:
C. Materi Pembelajaran
(Fase 3 Teaching group)
1. Pengertian Reaksi Redoks
Dalam menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi, ada 3 konsep yang digunakan, yaitu
pengikatan-pelepasan oksigen, perpindahan elektron, dan perubahan bilangan oksidasi
a. Pengertian Reaksi Redoks Berdasarkan Konsep Pengikatan dan Pelepasan
Oksigen
Pengikatan dan pelepasan oksigen adalah konsep awal pada definisi reaksi redoks.
Hal ini didasarkan pada kemampuan gas oksigen untuk bereaksi dengan berbagai
unsur membentuk suatu oksida.
Menurut konsep pengikatan dan pelepasan oksigen, suatu zat dikatakan
mengalami oksidasi jika dalam reaksinya zat ini mengikat oksigen. Sementara itu,
suatu zat dikatakan mengalami reduksi jika dalam reaksinya zat ini melepaskan
oksigen.
Oksidasi = penambahan atom oksigen
Berikut adalah contoh-contoh dari reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan konsep
pengikatan dan pelepasan oksigen.
1) Reaksi Oksidasi
a) Oksidasi senyawa logam yang menghasilkan oksida logam
4Fe + 3O2 2Fe2O3
2Mn + O2 2Mn
b) Oksidasi senyawa sulfida menghasilkan oksida unsur logam penyusunnya.
4FeS + 11O2 2Fe2O3 + 8SO2
c) Pembakaran senyawa karbon menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air
C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O
C12H22O11 + 12O2 12CO2 + 11H2O
2) Reaksi Reduksi
a) Pemanasan oksida logam, misalnya oksida raksa.
2HgO 2Hg +O
b) Pemanasan kalium perklorat
2KClO3 2KCl + 3O2
Gambar 1.2
Logam < H < P < C < S < I < Br < Cl < N < O < F
Aturan Contoh
Cu2+ + Zn Cu + Zn2+
+2 0 0 +2
Reduksi
Oksidasi
Pada reaksi di atas, Zn berfungsi sebagai reduktor karena menyebabkan zat lain
(Cu) mengalami reduksi, sedangkan Cu berfungsi sebagai oksidator karena
menyebabkan zat lain (Zn) mengalami oksidasi.
Hal yang sama juga terjadi pada reaksi antara H2 dan O2, C dan S, serta C dan O2.
Perhatikan reaksi-reaksi berikut!
Bilangan oksidasi:
C + O2 CO2
0 0 +1 -2
Oksid
Reduk
Oksidator: O
Reduktor: C
NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 3 PRAYA
KELAS : X IPA
KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA :
1.
2.
3.
4.
Kompetensi Dasar:
C. Materi Pembelajaran
(Fase 3 Teaching group)
1. Penggunaan Konsep Bilangan Oksidasi
Definisi reaksi redoks berdasarakan konsep bilangan oksidasi lebih bisa diterima.
Dengan konsep bilangan oksidasi, kita akan lebih mudah membedakan reaksi redoks dan
bukan redoks. Pada reaksi redoks, dikenal juga reaksi autoredoks, yaitu satu zat berfungsi
sebagai oksidator dan reduktor. Reaksi autoredoks dengan mudah dapat dijelaskan
dengan konsep bilangan oksidasi.
a. Membedakan Reaksi Redoks dan Bukan Redoks
Suatu reaksi redoks dapat kita bedakan dari reaksi bukan redoks dengan melihat
perubahan bilangan oksidasi pada unsur-unsur yang menyusun senyawa yang
bereaksi. Jika terjadi kenaikan bilangan oksidasi, artinya unsur tersebut mengalami
oksidasi dan bersifat reduktor. Sementara itu, jika terjadi penurunan bilangan
oksidasi, artinya unsur tersebut mengalami reduksi dan bersifat sebagai reduktor.
Contoh dari reaksi redoks dan bukan redoks adalah sebagai berikut.
1) Reaksi redoks
H2 + Cl2 2HCl Unsur H mengalami kenaikan biloks dari 0
Reduksi
Beberapa reaksi kimia melibatkan unsur bebas yang memiliki biloks sama dengan
0 (nol). Jika bereaksi dengan zat lain, molekul atau unsur bebas tersebut akan menjadi ion
negatif untuk nonlogam dan ion positif untuk logam. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika
suatu reaksi kimia melibatkan unsur bebas, maka reaksi kimia tersebut termasuk reaksi
redoks. Contohnya adalah sebagai berikut.
SnCl2 + I2 + 2HCl SnCl4 + 2HI
+2 0 +4 -1 Reaksi tersebut merupakan reaksi
redoks. I2 merupakan unsur bebas
yang yang mengalami reduksi, terjadi
O sidasi
penurunan biloks dari 0 menjadi -1.
b. Reaksi Autoredoks
Pada bebereapa reaksi redoks, zat-zat yang bertindak sebagai oksidator dan
reduktor merupakan zat yang sama. Reaksi redoks seperti itu disebut autoredoks
(reaksi disproporsionasi). Contohnya pada reaksi berikut.
NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 3 PRAYA
KELAS : X IPA
KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA :
1.
2.
3.
4.
5.
Kompetensi Dasar:
1. Siswa dapat memahami tata nama senyawa biner, poliatomik, dan organik
dengan tepat melalui diskusi kelompok.
C. Materi Pembelajaran
(Fase 3 Teaching group)
1. Tata Nama Senyawa
Dalam pembahasan ini, akan dikenalkan tata nama senyawa anorganic dan
organik. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Tata Nama Senyawa Anorganik
Tata nama senyawa anorgnaik meliputi senyawa biner dan piliatomik.
Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri hanya atas dua unsur. Senyawa biner
dapat terdiri dari dua unsur nonlogam atau logam dan nonlogam. Sementara itu,
senyawa poliatomik adalah senyawa yang terdiri dari atas tiga atom atau lebih yang
terikat sama.
H2O (atom H
dan atom O) NH3 (atom N CO (atom C Gambar
dan atom H) dan atom O)
Beberapa
model molekul
senyawa biner
Gambar 1.1
Beberapa molekul
senyawa
poliatomik
H2SO4 HCN
Nama: n-heptana
Nama: 4-etil-2,3-dimetilheksana
Nama: 1-butena
b) Untuk rangtai bercabang
Nomor alkil pada rantai induk - jumlah alkil untuk lebih dari satu alkil sejenis
(di,tri,tetra, dst) - nama alkil (menurut abjad untuk lebih dari satu jenis alkil) -
nomor atom ikatan rangkap - nama alkena rantai induk.
Contoh:
CH3-CH2-CH=CH2
CH3
Nama: 3-metil-1-butena
Jika terdapat lebih dari satu ikatan rangkap penamaan rantai induk:
Nomor ikatan rangkap - nama rantai menurut aturan imbuhan pengganda
IUPAC - jumlah ikatan rangkap (di,tri,tetra, dst) - ena.
Contoh:
CH2=C-CH=CH-CH2
CH3
Nama: 2-metil-1,3-pentadiena
Nama: 1-butuna
Lampiran V: Kisi-kisi angket
KISI-KISI ANGKET
1 of 9 26/06/2020, 15:41
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
2 of 9 26/06/2020, 15:41
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
3 of 9 26/06/2020, 15:41
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
4 of 9 26/06/2020, 15:41
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
5 of 9 26/06/2020, 15:41
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
6 of 9 26/06/2020, 15:41
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
7 of 9 26/06/2020, 15:41
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
8 of 9 26/06/2020, 15:41
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
9 of 9 26/06/2020, 15:41
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
1 of 9 26/06/2020, 15:46
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
2 of 9 26/06/2020, 15:46
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
3 of 9 26/06/2020, 15:46
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
4 of 9 26/06/2020, 15:46
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
5 of 9 26/06/2020, 15:46
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
6 of 9 26/06/2020, 15:46
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
7 of 9 26/06/2020, 15:46
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
8 of 9 26/06/2020, 15:46
Angket Motivasi Belajar Kimia https://docs.google.com/forms/u/0/d/1xEvc7WHuiNWYUD9cUnLWv5...
9 of 9 26/06/2020, 15:46
Lampiran VII: Daftar Skor Angket Motivasi Belajar Kimia
Unstandardized
Residual
N 55
Positive .129
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .960
Correlations
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
TAI Motivasi Belajar
N 28 27
N 27 27
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran X: Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Model
Pembelajaran
. Enter
Kooperatif Tipe
TAIa
Model Summary
ANOVAb
Total 553.185 26
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model Pembelajaran
.303 .143 .391 2.122 .044
Kooperatif Tipe TAI
SURAT KETERANGAN
No. : 378/Un.12/Perpustakaan/05/2020
Nama : Marwati
NIM : 160109028
Jurusan : Tadris Kimia
Fakultas : FTK
Telah melakukan pengecekan tingkat similiarity dengan menggunakan software Turnitin
plagiarism checker. Hasil pengecekan menunjukkan tingkat similiarity 25 %
dan skripsi yang bersangkutan dinyatakan layak untuk diuji.
Nuraeni, S.IPI
NIP. 197706182005012003
Digital Receipt
This receipt acknowledges that Turnitin received your paper. Below you will find the receipt
information regarding your submission.
25 %
SIMILARITY INDEX
25%
INTERNET SOURCES
4%
PUBLICATIONS
18%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
etheses.uinmataram.ac.id
1 Internet Source 7%
eprints.unm.ac.id
2 Internet Source 7%
clarynatty.blogspot.com
3 Internet Source 3%
jurnalmahasiswa.unesa.ac.id
4 Internet Source 2%
eprints.uny.ac.id
5 Internet Source 2%
ojs.ikipmataram.ac.id
6 Internet Source 2%
mahasiswa.mipastkipllg.com
7 Internet Source 2%
ejournal.radenintan.ac.id
8 Internet Source 2%
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Marwati
Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung, 02 September 1997
Alamat Rumah : Bebie, Desa Mekar Damai, Kecamatan Praya, Loteng
Nama Ayah : H. Wildan
Nama Ibu : Mawarni
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD/MI : SDN BEBIE 2010
b. SMP/MTS : MTS.Di.Pi Ponpes Nurul Hakim Kediri (2013)
c. SMA/MA : MA.Di.Pi Ponpes Nurul Hakim Kediri (2016)
2. Pendidikan Nonformal
a. Diniyah Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri (2010-2016)
C. Riwayat Pekerjaan: Mahasiswa UIN Matram
D. Prestasi/Penghargaan: -
E. Pengalaman Organisasi: -
Marwati