AL-ISHLAHUDDINY
Oleh
Rahayu
170109019
MATARAM
2022
i
PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
BERBANTUAN MODUL KIMIA BERORIENTASI CHEMO-
ENTREPRENEURSHIP TERHADAP LIFE SKILL SISWA MA
AL-ISHLAHUDDINY
Skripsi
Oleh
Rahayu
170109019
MATARAM
2022
ii
iii
iv
v
vii
MOTTO
“Jika Kamu Tak Dapat Melakukan Hal Besar, Lakukan Dari Hal
Kecil Namun Dengan Cara Yang Hebat”
-Napolean Hill-
viii
PERSEMBAHAN
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah, tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW., juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
x
8. Kakak Yanto, adik Afrizal, Nanda, Alya, Risma, Aan, Junjun,
Hafiza,yang selalu memberikan semangat dan mendoakan yang
terbaik yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
9. Teman-teman pejuang skripsi Nur Sa’baniah Nurul Azurah, Siti
Amina Tega, Rahmawati, Ningsih Sulastri, Wahyuni A. More, dan
adik tercinta Azizah Gasim & Raudhatussa’adahSyamsudin
10. Teman-teman seperjuangan, terkhusus kelas Kimia B Angkatan
sini.
Penulis,
Rahayu
xi
DAFTAR ISI
xii
b. Modul Kimia Berorientasi CEP ............................... .. 18
(1) Pengertian Modul.............................................. .. 18
(2) Fungsi, Tujuan dan Kegunaan Modul .............. .. 19
(3) Kareteristik Modul ............................................ .. 20
(4) Chemo-Entrepreneurship ................................. .. 21
c. Life Skill ................................................................... .. 22
d. Materi Asam dan Basa ............................................. .. 25
3. Kerangka Berfikir .............................................................. …39
4. Hipotesis ......................................................................... .. 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................... 42
A. Metode Penelitian..................................................................... 42
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................ 42
2. Populasi dan Sampel .......................................................... 42
3. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 43
4. Variabel Penelitian ............................................................. 43
5. Desain Penelitian ............................................................... 43
6. Instrumen Penelitian .......................................................... 44
7. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 49
8. Teknik Analisis Data.......................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 54
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 54
B. Pembahasan ................................................................................ 57
BAB V PENUTUP ............................................................................. 62
A. Kesimpulan ................................................................................... 62
B. Saran .............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 63
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket ............................................................................. 45
Tabel 4.2 Hasil Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................... 55
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran XII Output Hasil Uji Normalitas Hasil Angket Life Skill
xv
PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
BERBANTUAN MODUL KIMIA BERORIENTASI CHEMO-
ENTREPRENEURSHIP TERHADAP LIFE SKILL SISWA MA AL-
ISHLAHUDDINY
Oleh:
Rahayu
NIM.170109019
ABSTRAK
Kata kunci: Modul kimia berbasis CEP, Life Skill, dan Project Based
Learning,
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Teguh Wibowo & Ariyatun,”Penerapan Pembelajaran Berorientasi Chemo-
entrepreneurship (CEP) terhadap Kreativitas Siswa SMA Modern Pondok Selamat pada
Materi Kelarutan dan Ksp”, (JTK: Jurnal Tadris Kimia. Vol 3, Nomor 1. 2018), hlm 63.
1
untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menerapkan
sebuah model pembelajaran yang inovatif.
Melalui pembelajaran yang dapat menghubungkan materi
dengan kehidupan sehari-hari serta menjadikan pengalaman sebagai
suatu bekal untuk menjalankan kehidupannya.Salah satu model
pembelajaran yang mampu menghubungkan muatan akademik dengan
konteks kehidupan nyata, sehingga dapat membangkitkan antusiasme
siswa untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran ialah
project based learning. Pembelajaran project based learning lebih
menekankan pada aktivitas siswa dan berfokus pada konsep inti dan
prinsip suatu pelajaran yang melibatkan siswa dalam pemecahan
masalah, penyelidikan serta kerjasama dalam menghasilkan suatu
produk. Pembelajaran berbasis proyek, bukan hanya membangun
konsep, namun juga menghasilkan produk sebagai hasil pemecahan
masalah.2
Beberapa keunggulan yang diperoleh melalui pembelajaran
berbasis proyek meliputi: (1) Melibatkan siswa dalam permasalahan
dunia nyata yang kompleks yang membuat siswa dapat mendefiniskan
isu atau permasalahan yang bermakna,3 (2) Meningkatkan motivasi
belajar siswa,4 (3) meningkatkan prestasi akademis dan sikap.5
Disamping itu dengan pembelajaran yang sesuai dan kontekstual yang
dikaitkan dengan permasalahan tersebut, beberapa keterampilan
penting yang diperlukan siswa sekaligus juga dapat dibekalkan. Salah
satu keterampilan penting yang diperlukan siswa untuk memberikan
pengetahuan serta keterampilan baru bagi siswa adalah kecakapan
hidup atau life skill.
2
Widi Purwianingsih,dkk, Peningkatan Life Skill Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Based Learning Daur Ulamg Limbah, (Bandung: Artikel Pemakalah
Paralel, 2018), hlm. 525.
3
Husnul Khotimah, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
terhadap Kreatifitas Berpikir dan Literasi Sains Siswa SMAN 1 Gerung Tahun
2018/2019, (Kimia dan Pendidikan Kimia, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2020), hlm. 18.
Yeti Utami, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman
4
Konsep Kimia dan Life Skill Siswa Kelas XI IPA SMA 1Kajen, (Skripsi, fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 2015), hlm .4.
5
Retha dan Agung, “Keefektifan Strategi Pembelajaran Project Based Learning
Berbantuan Modul Pada Hasil Belajar Kimia Siswa”, (Inovassi Pendidikan Kimia, Vol. 8,
Nomor. 2, 2014), hlm. 1361.
2
Life skill dapat diartikan sebagai kecakapan hidup. Kecakapan
hidup ialah kemampuan untuk membantu berperilaku tepat dan bijak
dalam situasi yang berbeda dan berkomunikasi secara adaptif dengan
diri sendiri dan orang lain.6 Kecakapan hidup dapat diartikan pula
sebagai kemampuan non akademis, pengetahuan, sikap dan perilaku
yang harus dipelajari agar sukses di masyarakat.
Dengan mempunyai keterampilan atau kecakapan hidup
memungkinkan orang untuk dapat beradaptasi dan menguasai situasi
kehidupan mereka di rumah, pekerjaan, sekolah dan konteks lain
dimana mereka menemukan jati diri.7 Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Utami, dkk dimana pembelajaran berbasis project
based learning (PjBL) merupakan salah satu pembelajaran yang
dianggap dapat menggali perkembangan kecakapan hidup dan
penguasaan konsep serta selaras dengan prinsip dasar pendekatan
kontekstual, karena siswa tidak hanya dituntut untuk memahami suatu
konten saja, namun juga agar terampil membuat proyek yang
berhubungan dengan pengetahuan yang didapat seperti membuat
produk akhir, sehingga memungkinkan siswa menjadi lebih aktif
dalam proses belajar, saling bekerjasama dalam menyelesaikan suatu
permasalahan, pembelajaran menjadi lebih menantang dan
menyenangkan karena permasalahan yang diambil merupakan
permasalahan yang siswa ketahui atau alami sendiri di lingkungan
sekitarnya.8
Untuk mendukung proses pembelajaran PjBL yang dapat
membantu siswa mengkaitkan antara materi dengan situasi dunia nyata
serta mengoptimalkan life skill siswanya ialah pembelajaran dengan
adanya bantuan modul berorientasi chemo-entrepreneurship. Modul
berorientasi chemo-entrepreneurship (CEP) merupakan modul yang
dapat mengembangkan keterampilan siswa. Modul chemo-
3
entrepreneurship (CEP) dikembangkan dengan mengaitkan langsung
pada obyek nyata atau fenomena di sekitar kehidupan manusia. Modul
ini memungkinkan siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu
bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan
memotivasi untuk wirausaha. Dengan modul berorientasi chemo-
entrepreneurship (CEP) yang dikaitkan dengan objek nyata, maka
diharapkan pula siswa akan menjadi lebih paham terhadap pelajaran
kimia yang cenderung abstrak dan memberi kesempatan pada siswa
untuk mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan produk.9
Dengan adanya bahan ajar berupa modul pembelajaran kimia
berorientasi chemo-entrepreneurship (CEP) diharapkan peserta didik
mampu belajar mandiri serta mempunyai gambaran yang luas
mengenai peluang usaha yang bisa dikembangkan. Hal ini dikarenakan
banyak lulusan MA Al-Islahuddiny yang tidak melanjutkan
keperguruan tinggi sehingga banyak menimbulkan pengangguran.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka peneliti akan
melakukan penelitian pada siswa MA Al-islahuddiny Kediri, dengan
Judul “Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) Berbantuan
Modul Kimia Berbasis Chemo-Entrepreneurship terhadap Life Skill
Siswa.
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh model Project Based Learning (PjBL)
berbantuan modul kimia berorientasi Chemo-entrepreneurship
(CEP) terhadaplife skill siswa kelas XI MA Al-Ishlahuddiny?
2. Batasan Masalah
a. Subjek penelitian terbatas pada peserta didik MA Al-
Islahuddiny kelas XI pada semester ganjil tahun ajaran
2021/2022.
b. Aspek yang diteliti life skill siswa setelah diterapkannya
pembelajaran menggunakan PjBL berbantuan modul kimia
berorientasi CEP. Pengukuran life skill siswa menggunakan
instrumen lembar angket.
c. Materi pokok yang digunakan adalah Asam dan Basa.
9
Ibid, hlm 20.
4
C. Tujuan dan Maanfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh model PjBL berbantuan modul
kimia berorientasi CEP terhadap life skill siswa kelas XI MAAl-
Islahuddiny pada materi Asam dan Basa
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai sikap
wirausaha melalui penerapan pembelajaran dengan
menggunakan model PjBL berbantuan modul kimia
berorientasi CEPpada materi Asam dan Basa dengan produk
sabun dan sunlight.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat atau kegunaan penelitian ini ialah:
1) Bagi Guru
Guru dapat menerapkan model pembelajaran PjBL
berbantuan modul kimia berorientasi CEP untuk
memberikan pengaruh terhadap life skill siswa.
2) Bagi Sekolah
Dapat memberikan kontribusi dalam hal perbaikan sistem
pembelajaran untuk meningkatkan life skill siswa.
3) Bagi Peserta Didik
Mendapatkan pengaruh terhadap life skill siswa kelas XI
MA Al-Islahuddiny pada materi Asam dan Basa dengan
pembelajaran PjBL berbantuan modul kimia berorientasi
CEP.
4) Bagi Peneliti
a) Menambah pengetahuan dan untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya.
b) Mengetahui model Pelajaran Kimia yang cocok untuk
peserta didik SMA/MA pada materi Asam dan Basa
yang dapat berpengaruh terhadap life skill siswa.
D. Defenisi Oprasional
Untuk: lebih: terfokus-nya: penelitian: ini: maka: penulis:
menyusun: definisi: sebagai: berikut:
5
1. Model Project Based Learning (PjBL)
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
ialah model pembelajaran yang berfokus pada kreativitas dan
kebutuhan-kebutuhan yang bermakna bagi diri siswa. Siswa
berkreasi dengan memanfaatkan pengalaman dan kemampuannya
sendiri untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menghasilkan karya
yang siswa anggap berguna bagi dirinya maupun orang lain. 10
Dalam penelitian ini pengaplikasian pembelajaran berbasis proyek
hanya berpusat pada siswa, dan melibatkan dalam kegiatan
penyelidikan dan eksplorasi secara kelompok dan hanya dilakukan
pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol hanya diberikan
pembelajaran konvensional, dalam hal ini kita bisa melihat sejauh
mana keberhasilan proses pembelajaran PjBL.
2. Modul Chemo-Entrepreneurship (CEP)
Modul chemo-entrepreneurshi (CEP) dikembangkan
dengan mengaitkan langsung pada obyek nyata atau fenomena di
sekitar kehidupan manusia. Modul ini memungkinkan siswa dapat
mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang
bermanfaat, bernilai ekonomi dan memotivasi untuk wirausaha.11
Dalam penelelitian ini modul CEP digunakan sebagai bahan ajar
pada saat dilakukannya pembelajaran berbasis proyek pada kelas
eksperimen.Modul ini berisi materi asam dan basa serta memuat
praktikum pembuatan sabun yang dimana merupakan salah satu
contoh basa dalam kehidupan sehari-hari.Dengan adanya modul
pembelajaran kimia berorientasi chemo-entrepreneurship (CEP)
diharapkan peserta didik mempunyai gambaran yang luas
mengenai peluang usaha yang bisa dikembangkan.Hal ini
dikarenakan banyak lulusan SMA/MA sederajat yang tidak
melanjutkan keperguruan tinggi sehingga banyak menimbulkan
pengangguran.
10
Kosasih, E. “Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013”. (Bandung: Yrama Widya, 2014). Hlm 98.
11
Supartono, dkk, “Pembelajaran Kimia Menggunakan Kolaborasi Konstruktif
dan Inkuiri Berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP).”(Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia Vol 3. No 2), hlm. 476-483.
6
3. life skill
Istilah “skill” sering diartikan sebagai keterampilan,
padahal keterampilan mempunyai makna yang sama dengan
kecakapan fisik dan pekerjaan tangan. Kemampuan (skill) adalah
sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan kepadanya, ada beberapa indikator
yang diukur dalam life skill yaitu: personal skill, thiking skill,
social skill, academic skill dan vocational skill.12 Dalam penelitian
ini untuk mengukur life skill siswa dengan menggunakan angket,
angket diberikan sesudah pembelajaran itu berlangsung.
12
Ibid, hlm. 6.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Kajian Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan karya ilmiah
dengan Judul yang masih berkaitan dengan Judul penelitian ini
yang dijadikan sebgai bahan acuan. Adapun hasil penelitian lain
yang menjadi acuan penulis antara lain:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Erlinda Eka Kurniati yang
berjudul “Pengaruh Model PembelajaranProject Based
Learning (PjBL) Berorientasi Chemo-Entrepreneurship (CEP)
Berbantuan e-LKPD Terhadap Keterampilan Proses Sains dan
Sikap Berwirausaha Peserta Didik”. Metode penelitian yang
disusun ialah penelitian kuantitatif, hasil penelitian ini terdapat
pengaruh terhadap keterampilan proses sains dan sikap
wirausaha peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 15
Semarang ada materi hidronlisis garam.13
Persamaan pada penelitian ini terletak pada: (1) sama-
sama menggunakan pendekatan Chemo-Entrepreneurship
(CEP), (2) menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL). Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan
yang dilakukan oleh peneliti ialah: (1) peneliti sebelumnya
menggunakan e-LKPD dalam proses pembelajaran, sedangkan
penelitian yang sekarang menggunakan modul kimia dalam
proses pembelajaran, (2) penelitian sebelumnya lebih
menekankan pada keterampilan proses sains dan sikap
berwirausaha, sedangkan penelitian yang sekarang lebih
menekankan pada life skill siswa.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Yeti Utami yang berjudul
“Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pemahaman Konsep Kimia dan Life Skill Siswa Kelas XI IPA
8
SMA 1Kajen”. Metode penelitian yang disusun ialah penelitian
kualitatif dan kuantitatif, hasil penelitian ini terdapat pengaruh
terhadap pemahaman konsep kimia dan life skill siswa.14
Persamaan pada penelitian ini terletak pada: (1)
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL), (2) sama-sama menekankan pada life skill siswa.
Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan yang dilakukan
oleh peneliti ialah: (1) peneliti sebelumnya tidak menggunakan
media dalam proses pembelajaran sedangkan peneliti
menggunakan modul kimia berorientasi Chemo-
Entrepreneurship, (2) lokasi penelitian sebelumnya berada di
SMA 1 Kajen Semarang sedangkan lokasi peneliti yang
sekarang berada di MA Al-Islahuddiny Kediri Lombok Barat.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Ersanghono k, dkk yang
berjudul”Peningkatan Life Skill Mahasiswa kimia Berorientasi
Chemo-Entrepreneurship (CEP) Melalui Pembelajaran
Kooperatif STAD”. Metode penelitian yang disusun ialah
penelitian kualitatif dan kuantitatif, hasil penelitian ini terdapat
pengaruh terhadap peningkatan life skill mahasiswa kimia.15
Persamaan pada penelitian ini terletak pada: (1) sama-
sama menekankan pada life skill, (2) berorientasi Chemo-
Entrepreneurship. Adapun perbedaan penelitian tersebut
dengan yang dilakukan oleh peneliti ialah: (1) peneliti
sebelumnya tidak menggunakan media dalam proses
pembelajaran sedangkan peneliti menggunakan modul kimia
berorientasi Chemo-Entrepreneurship, peneliti sebelumnya
menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD
sedangkan peneliti sekarang menggunakan model pembelajaran
project based learning, (3) objek penelitian sebelumnya ialah
mahasiswa UNNES sedangkan objek penelitian yang sekarang
ialah siswa MA Al- islahuddiny Kediri.
14
Yeti Utami, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman
Konsep Kimia dan Life Skill Siswa Kelas XI IPA SMA 1 Kajen, (Skripsi, fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 2015), hlm 6.
15
Ersanghono k, dkk, “Peningkatan Life Skill Mahasiswa kimia Berorientasi
Chemo-Entrepreneurship (CEP) Melalui Pembelajaran Kooperatif STAD”, (Jurnal
Penelitian Pendidikan, Vol. 29, No. 2, 2011), hlm 133.
9
d. Penelitan yang dilakukan oleh Nuryahati Jonanda yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Model PjBL Pada Materi
Hidrokarbon dan Minyak Bumi Terhadap Life Skill Pada
Aspek Spesifik Life Skill Siswa”. Metode penelitian yang
disusun ialah penelitian kuantitatif, hasil penelitian ini terdapat
pengaruh terhadap peningkatan life skill siswa.16
Persamaan pada penelitian ini terletak pada: (1) sama-
sama menekankan pada life skill siswa, (2) menggunakan
model PjBL. Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan
yang dilakukan oleh peneliti ialah: (1) peneliti sebelumnya
tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran
sedangkan peneliti menggunakan modul kimia berorientasi
Chemo-Entrepreneurship, (3) materi penelitian sebelumnya
ialah Hidrokarbon dan Minyak Bumi sedangkan sedangkan
penelitian sekarang menggunakan materi Asam dan Basa.
e. Penelitan yang dilakukan olehAgus Prayetno dkk yang berjudul
”Penerapan Modul Kimia Berpendekatan CEP untuk
Meningkatkakn Kecakapan Hidup Dan Motivasi belajar”.
Metode penelitian yang disusun ialah penelitian kuantitatif,
hasil penelitian ini terdapat pengaruh terhadap peningkatan life
skill siswa.17
Persamaan pada penelitian ini terletak pada: (1) sama-
sama menekankan pada life skill siswa, (2) menggunakan
modul berorientasi CEP (3) menggunakan materi asam dan
Basa. Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan yang
dilakukan oleh peneliti ialah: (1) peneliti sebelumnya
melakukan pengembangan modul CEP sedangkan peneliti
sekarangmenggunakan modul CEP untuk melihat pengaruhnya
terhadap life skill. (2) lokasi penelitian yang berbeda.
16
Nurhayati Junanda, 2020. Pengaruh Penerapan Model PjBL Pada Materi
Hidrokarbon dan Minyak Bumi Terhadap Life Skill Pada Aspek Spesifik Life Skill Siswa.
(Skripsi.FTK UIN Sultan Syarif Kasim Riau), hlm. 7.
17
Agus Prayetno dkk.”Penerapan Modul Kimia Berpendekatan CEP untuk
Meningkatkakn Kecakapan Hidup Dan Motivasi Belajar”.(JISE, Vol. 6, Nomor 2, 2017),
hlm. 139.
10
2. Kajian Teori
a. Model Project Based Learning
1) Pengertian Model Project Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) ialah model pembelajaran yang berfokus pada
kreativitas dan kebutuhan-kebutuhan yang bermakna bagi
diri siswa. Siswa berkreasi dengan memanfaatkan
pengalaman dan kemampuannya sendiri untuk melakukan
sesuatu kegiatan dan menghasilkan karya yang siswa
anggap berguna bagi dirinya maupun orang lain.18
Grant mendefinisikan project based learning atau
pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk
melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu
topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman
pembelajaran dengan pendekatan berbasis proyek terhadap
permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan
relevan.19Pembelajaran berbasis proyek berpusat pada
siswa, dan melibatkan dalam kegiatan penyelidikan dan
eksplorasi secara kelompok.20
Menurut Afriana, pembelajaran berbasis proyek
merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi peserta didik. Pengalaman belajar peserta
didik maupun konsep dibangun berdasarkan produk yang
dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis proyek.21
18
Kosasih, E. “Strategi belajar dan pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013”(Bandung: Yrama Widya, 20140), hlm. 98.
Grant, M.M. “Getting A Grip of Project Based Learning : Theory, Cases and
19
11
Sedangkan Made Wena (dalam Lestari)
mengemukakan bahwa model Project Based Learning
merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengelola
pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek.
Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang memuat
tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan yang sangat menantang dan menuntun
peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah,
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta
memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara
mandiri.22
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan
suatu inovasi pembelajaran yang menekankan pada
aktivitas siswa dan berfokus pada konsep inti dan prinsip
suatu pelajaran yang melibatkan siswa dalam pemecahan
masalah, penyelidikan serta kerjasama dalam menghasilkan
suatu produk.23 Pembelajaran berbasis proyek merupakan
pendekatan yang lebih menekankan siswa untuk bekerja
mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya
(pengetahuan dan keterampilan baru), dan
24
mengkulminasikannya dalam produk nyata.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis proyek hanya berpusat pada siswa
dan guru hanya menjadi fasilitator dikelas.
22
Lestari, Tutik. Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar menyajikan
ContohContoh Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning dan Metode
Pembelajaran Demonstrasi Bagi Siswa Kelas XI Multimedia SMK Muhammadiyah
Wonosari.(Skripsi.Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), hlm 14.
Damiri, D. J. “Implementation Project Based Learning on Local Area Network
23
Training. International Journal of Basic And Applied Science”, (Vol. 1, Nomor 1, 2012),
hlm. 83-88.
24
Aqib, Z. “Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif)”.(Bandung: Yrama Widya. 2013), hlm. 21
12
2) Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning
Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis
proyek.25
a) Penentuan proyek
b) Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
c) Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
d) Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring
e) Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil
proyek
f) Evaluasi proses dan hasil proyek
Tahap-tahap proses pembelajaran berbasis proyek
lainnya meliputi:
a) Persiapan
Tahap persiapan diawali dengan penjelasan guru
tentang materi yang dipelajari yang diikuti dengan
instruksi tugas proyek.Pada tahap ini meliputi langkah
menentukan proyek, memilih tema proyek untuk
menghasilkan produk, merancang langkah-langkah
penyelesaian proyek dari awal sampai akhir serta
menyusun jadwal pelaksanaan proyek.26
b) Pelaksanaan proyek
Tahapan ini merupakan tahapan utama
pembelajaran dan terdiri dari beberapa aktivitas yang
berkenaan dengan persiapan dan langkah penting
pengerjaan suatu proyek. Tahapan ini meliputi: (a)
pembentukan kelompok dan pemilihan proyek, (b)
pengumpulan informasi, (c) langkah kerja proyek.27
c) Evaluasi
Dalam tahap ini peserta didik melakukan uji
coba produk untuk mengetahui ketercapaian tujuan
25
Kemdikbud.Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial.(Jakarta: Kemendikbud,
2014), hlm. 12.
26
Ibid, hlm 16
27
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif dan Kontekstual, (Surabaya: PT Kharisma Putra Utama, 2010), hlm. 56.
13
proyek serta mengetahui kelebihan dan
28
kelemahannya.
Peran guru pada pembelajaran proyek adalah
sebagai fasilitator, pemandu, serta pemberi informasi dalam
kegiatan siswa mengerjakan proyek.Guru juga harus
memiliki keterampilan sebagai seorang pemimpin dalam
menyampaikan arahan serta meyakinkan siswa dalam
menemukan ide atau gagasan.29
Karakteristik pembelajaran berbasis proyek menurut
Buck Institute for Education, yaitu sebagai berikut:30
a) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka
kerja.
b) Pembelajaran merancang proses untuk mencapai hasil.
c) Pembelajaran bertanggung jawab untuk mendapatkan
dan mengelola informasi yang dikumpulkan.
d) Ada evaluasi secara kontinu.
e) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka
kerjakan.
f) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.
g) Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi
kesalahan dan perubahan.
Pembelajaran berbasis proyek mampu
mengoptimalkan daya kreativitas dan eksplorasi siswa serta
peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing yang
efektif.31 ini terjadi melalui interaksi siswa secara individu
dalam kelompok maupun antar kelompok.Pembelajaran
berbasis proyek dapat meningkatkan aktivitas dan
28
Ibid, hlm. 55.
29
Kubiatko & Vaculova.Project-Based Learning: Characteristic and the
Experiences With Apllication In The Science Subject. Energy Education Science and
Technology Part B: Social and Educational Studies, (Vol 3, No 1, 2011), hlm 65-74.
30
Wiyarni & Parnata.“Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Pada
Perkuliahan Workshop Pendidikan Kimia Untuk Meningkatkan Kemandirian DanPrestasi
Belajar Mahasiswa”.(Skripsi.FMIPA.Universitas Negeri Yogyakarta, 2007), hlm. 23.
Muliastawan, dkk.“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
31
14
keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meningkatkan hasil
belajar siswa, membekali kreativitas dan karya siswa,
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,
32
bermanfaat serta lebih bermakna.
3) Kelebihan dan Kelemahan Model Project Based
Learning
Manfaat/kelebihan model PjBL dalam
meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah, meningkatkan kolaborasi,
meningkatkan keterampilan mengelola sumber,
meningkatkan keaktifan siswa meningkatkan keterampilan
siswa dalam mencari informasi, mendorong siswa untuk
mengembangkan keterampilan komunikasi, memberikan
pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek,
memberikan pengalaman dalam membuat alokasi waktu
untuk menyelesaikan tugas, menyediakan pengalaman
belajar yang melibatkan siswa sesuai dunia nyata, dan
membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.33
a) Manfaat/kelebihan dari model PjBL sebagai berikut:34
(1) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan
mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan
penting;
(2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah;
(3) Membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan
permasalahan yang kompleks;
(4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja
sama;
(5) Mendorong siswa mempraktikan keterampilan
berkomunikasi;
32
Purworini.“Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai Upaya Mengembangkan
Habit of Mind Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan”.(Jurnal Pendidikan
Inovatif, Vol 1, No 2, 2006), hlm 17-19.
Widyantini, Theresia. “Penerapan Model PembelajaranProject Based Learning
33
15
(6) Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola
sumber daya;
(7) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam
mengorganisasi proyek, mengalokasi waktu, dan
mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan
untuk menyelesaikan tugas;
(8) Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk
berkembang sesuai kondisi dunia nyata;
(9) Melibatkan siswa untuk belajar mengumpulkan
informasi dan menerapkan pengetahuan tersebut
untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata;
(10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.
b) Kelemahan model PjBL sebagai berikut:35
(1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan
masalah dan menghasilkan produk;
(2) Membutuhkan biaya yang cukup;
(3) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar;
(4) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang
memadai;
(5) Tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah
dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan
yang dibutuhkan;
(6) Kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja
kelompok.
Mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis
proyek di atas seorang guru harus dapat mengatasi dengan
cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi
masalah, membatasi waktu peserta didik dalam
menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan
peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan
sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau
sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya,
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
35
Ibid, hlm. 12.
16
sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
PjBL ialah pembelajaran yang berpusat pada siswa yang
dimana dapat membangun dan mengaplikasikan konsep
dari proyek yang dihasilkan dengan mengeksplorasi dan
memecahkan sebuah masalah didunia nyata secara mandiri.
b. Modul Berorientasi Chemo-Entrepreneurship
1) Pengertian Modul
Modul ialah sebuah bahan ajar cetak yang tersusun
secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar
mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau
bimbingan yang minimal dari pendidik.36 Menurut Mulyasa
modul merupakan salah satu paket belajar mandiri yang
meliputi serangkaian pengalaman belajar yang
direncanakan serta dirancang secara sistematis untuk
membantu siswa mencapai tujuan belajar.37
Menurut Vembriarto modul adalah suatu praktek
pengajaran yang memuat satu unit konsep dari bahan ajar.
Pengajaran modul merupakan suatu proses pengajaran
individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit
bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit
berikutnya. Modul disajikan dalam bentuk yang bersifat
self-instructional. Masing-masing siswa dapat menentukan
kecepatan dan intensitas belajarnya masing-masing
dirumah mapun disekolah.38
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa modul ialah bahan ajar yang digunakan oleh guru
yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup
36
Prastowo.”Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”.(Yogyakarta: Diva
Press, 2011) hlm. 106.
Mulyasa,E. “Konsep Karekteristik dan Implementasi”. (Bandung: Remaja
37
17
isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan
secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-
masing individu secara efektif dan efisien.Pada penelitian
ini modul asam dan basa disusun oleh peneliti agar lebih
ringkas, sistematis, dan menarik.
2) Fungsi, Tujuan dan Kegunaan Modul
Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul
memiliki fungsi sebagai bahan ajar mandiri, pengganti
fungsi pendidik, sebagai alat evaluasi, dan sebagai bahan
rujukan bagi siswa. Adapun tujuan penyusunan atau
pembuatan modul antara lain: (1) agar siswa dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik
(yang minimal), (2) agar peran pendidik tidak terlalu
dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran, (3)
melatih kejujuran siswa, (4) mengakomodasi berbagai
tingkat dan kecepatan belajar siswa, dan (5) agar siswa
mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang
telah dipelajari.39
Kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara
lain sebagai penyedia informasi dasar, karena dalam modul
disajikan berbagai materi pokok yang masih bisa
dikembangkan lebih lanjut, sebagai bahan instruksi atau
petunjuk bagi siswa, serta sebagai bahan pelengkap dengan
ilustrasi dan foto yang komunikatif. Disamping itu,
kegunaan lainnya ialah menjadi petunjuk mengajar yang
efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih
bagi siswa dalam melakukan penilaian sendiri (self
assessment).Pemakaian modul dapat membantu siswa
belajar secara kontekstual karena mereka dapat
belajarsecara mandiri untuk menghubungkan konsep-
18
konsep pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan sehari-
hari.40
3) Karakteristik Modul
Modul memiliki karakteristik self instruction, yaitu
modul memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan
tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter
self instruction, maka modul harus:
1) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat
menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
2) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-
unit kegiatan yang kecil atau spesifik, sehingga
memudahkan dipelajari secara tuntas.
3) Tersedia contoh dan ilustri yang mendukung kejelasan
pemaparan materi pembelajaran.
4) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan untuk mengukur penguasaan siswa.
5) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan
suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan
siswa.
6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
8) Terdapat informasi tentang rujukan atau pengayaan atau
referensi yang mendukung materi.41
4) Chemo-Entrepreneurship (CEP)
Entrepreneur atau wirausaha ialah orang yang unik
yang berpembawaan pengambil resiko dan yang
memperkenalkan produk-produk inovatif dan teknologi
baru ke dalam perekonomian.Orang tersebut bisa
melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru
ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang
sudah ada. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku
dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan
40
Ibid, hlm.16
41
Daryanto.“Menyusun Modul”. (Yogyakarta: Gava Media, 2013) hlm. 9.
19
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menetapkan cara kerja, teknologi dan
produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.42
Konsep berbasis chemo-entrepreneurship (CEP)
dalam modul ialah suatu pendekatan pembelajaran kimia
yang kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran kimia
dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain mendidik,
dengan berorientasi CEP ini memungkinkan peserta didik
dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi
produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan
menumbuhkan semangat wirausaha. Dengan berorientasi
CEP dalam modul ini pelajaran kimia akan lebih
menyenangkan dan memberi kesempatan siswa untuk
mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan suatu
produk. Bila siswa sudah terbiasa dengan kondisi belajar
yang demikian, tidak menutup kemungkinan peserta akan
termotivasi untuk wirausaha.43
Hal ini berarti dengan adanya berbasis CEP dalam
modul pembelajaran, siswa akan lebih memahami materi
pelajaran kimia secara real. Karena dalam proses belajar,
siswa banyak disuguhi teori yang dikaitkan dengan
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari baik melalui
inagurasi praktikum yang bermuatan life skill maupun
melalui diskusi-diskusi formal yang dapat memicu daya
pikir siswa. Berorientasi chemo-entrepreneurship (CEP)
termasuk salah satu pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learning) yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara
42
Alma. ”Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum”.(Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 26
43
Supartono, dkk.“Pembelajaran Kimia Menggunakan Kolaborasi Konstruktif
dan Inkuiri Berorientasi Chemo-entrepreneurship (CEP)”.(Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia, Vol. 3, No 2, 2009), hlm. 476-483.
20
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
modul kimia berorientasi chemo-entrepreneurship ialah
bahan ajar yang dapat menumbuhkan minat wirausaha dan
meningkatkan pemahaman konsep siswa.Didalam modul
juga sudah memiliki contoh pengaplikasian asam basa
dalam kehidupan sehari-hari.
5) Life Skill
Istilah “skill” sering diartikan sebagai keterampilan,
padahal keterampilan mempunyai makna yang sama
dengan kecakapan fisik dan pekerjaan
44
tangan. Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki
oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.Hal ini menyebabkan life skill
sering dimaknai hanya sebagai vocational skill,
keterampilan kerja kejuruan atau kemampuan yang perlu
dimiliki oleh siswa agar mereka dapat segera bekerja
mencari nafkah untuk kehidupannya.45
Menurut Kosasih, pendidikan kecakapan hidup atau
life skill yang diberikansampai dengan jenjang sekolah
menengah lebih berorientasi pada upayamempersiapkan
siswa menghadapi era milenial. Pada intinya,pendidikan
kecakapan hidup berorientasi pada: pembekalan dalam
pengembangan kemampuan belajar, penyadaran dan
kebersyukuran atas potensi diri dan keberanian menghadapi
problema kehidupan46
Menurut Dirjen PLSP, istilah kecakapan hidup (life
skills) diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang
agar berani menghadapi problema hidup dan penghidupan
44
Kosasih, E. “Strategi belajar dan pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013”. (Bandung: Yrama Widya, 2014) hlm. 36
45
Mulyasa.“Pengembangan dan Implementasi kurikulum 2013”.(Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014) hlm. 67
46
Kosasih, E. “Strategi belajar dan pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013”. (Bandung: Yrama Widya, 2014) hlm. 41
21
secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara
proaktif dan kreatif yang dimana mencari serta menemukan
solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.47
Life skill sangat dibutuhkan seseorang terutama
dalam dunia pekerjaan, serta dapat juga digunakan untuk
melatih kecakapan personal seseorang.48 Pengertian dari
life skill adalah kecakapan yang selalu diperlukan oleh
seseorang (peserta didik) dimanapun ia berada untuk
menghadapi dan menjalankan kehidupan nyata dan
memberikan bekal kepada siswa terutama dalam mengatasi
berbagai persoalan hidup, baik bekerja atau tidak bekerja
dan apapun profesinya.49
Kecakapan hidup yang dimiliki peserta didik
melalui berbagai pengalaman belajar yang perlu dinilai
sejauh mana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka
untuk dapat bertahan dan berkembang dalam kehidupannya
di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jenis-
jenis kecakapan yang perlu dinilai, antara lain keterampilan
diri (personal), keterampilan berpikir rasional, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional.50
Komponen life skill dibagi menjadi dua macam,
yaitu general life skill (GLS) dan spesific life skill (SLS).
Masing-masing komponen dibagi menjadi sub komponen:
47
Depdiknas, Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life skills) Melalui
Pendekatan BroadBesed Education (Draft) (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional,2002), hlm. 24.
48
Carroll, dkk.“Integrating Life skill Into Relationship And Mirrage Education:
The Essential Life skills For Military Families Program”. (Family relation, Vol. 62, No
4, 2013) hlm.559-570.
Kusuma, dkk.“Penggunaan Pendekatan Chemo-entrepreneurship Berorientasi
49
22
1) General life skill meliputi personal skill dan social skill
a) Personal skill terdiri dari 2 komponen yang
meliputi awarennes skill mencakup tentang
penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan yang
Maha Esa dan thinking skill mencakup kecakapan
dalam menemukan informasi, mengolah, dan
mengambil keputusan dalam memecahkan masalah
secara kreatif.
b) Social skill mencakup kecakapan dalam
berkomunikasi, baik komunikasi secara lisan
maupun komunikasi tertulis dan kecakapan dalam
bekerja sama dengan orang lain.
2) Spesific life skill meliputi academic skill dan vocational
skill
a) Ademic skill terkait dengan kecakapan intelektual
yang mencakup kecakapan mengidentifikasi
variabel, menghubungkan variabel, merumuskan
hipotesis, dan kecakapan melaksanakan penelitian.
b) Vocational skill terkait dengan bidang pekerjaan
yang memerlukan keahlian tertentu.51
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa life skill merupakan suatu pembelajaran yang
merujuk pada kecakapan hidup seseorang terkait
kecakapan dalam diri, komunikasi, bekerja dan
memecahkan masalah guna menjalani kehidupannya.
51
Supriatna, M. “Pengembangan Kecakapan Hidup di Sekolah”.(Jakarta:
Depdiknas, 2010), hlm 55.
23
bebarapa bahan asam basa yang bersifat beracun untuk tubuh
kita
1) Sifat Asam Basa
Asam dan basa telah dikenal sejak zaman dahulu.
Asam (acid) berasal dari bahasa Latin yaitu acetum yang
berarti cuka, sedangkan basa (alkali) berasal dari bahasa
arab yang berarti abu. Basa biasanya digunakan dalam
membuat sabun.Asam dan basa dapat saling
menetralkan.Asam banyak ditemukan di alam dalam buah-
buahan, misalnya asam sitrat yang terkandung dalam buah
jeruk yang berfungsi memberikan rasa limun yang tajam.
Contoh lain yaitu cuka yang mengandung asam asetat. Basa
adalah suatu zat yang dapat menetralkan asam.Secara
kimiawi, asam dan basa saling berlawanan.Basa berasa
pahit dan licin.
Meskipun asam dan basa dapat dibedakan dari
rasanya, tetapi tidak disarankan untuk mencicipi asam atau
basa yang ada di laboratorium.Asam dan basa dapat
dibedakan menggunakan zat tertentu yang disebut
indikator. Larutan asam dan basa dapat diperoleh dengan
cara melarutkan asam atau basa secara langsung ke dalam
air. Selain itu, larutan ini juga dapat diperoleh melalui
reaksi antara senyawa oksida dengan larutan asam. Reaksi
antara oksida asam dengan air akan menghasilkan larutan
asam, sedangkan reaksi antara oksida basa dengan air akan
menghasilkan larutan basa. Larutan basa juga dapat
dihasilkan dari reaksi antara logam reaktif dengan air.
2) Teori Asam dan Basa
Terdapat tiga teori asam basa menurut para ilmuan,
yaitu menurut Svante August Arrhenius, Johannes
Nicoulaus Bronsted, Thomas Martin Lowry, dan Gilbert
Newton Lewis.
a) Teori Asam Basa Arrhenius (1859-1927)
Menurut Svante Arrhenius, asam ialah zat yang
menghasilkan ion Hidrogen (H+) atau ion H3O+ dalam
air, karena mengalami ionisasi, contohnya HCl.
24
Sedangkan basa ialah zat yang menghasilkan ion OH-
dalam air karena mengalami ionisasi, contohnya NaOH.
Contoh umum asa basa Arrhenius
HCl -> H++ Cl- (Asam)
+ -
NaOH -> Na + OH (Basa)
Jumlah ion H+ yang dihasilkan oleh satu molekul
asam disebut sebagai valensi asam, sedangkan jumlah
ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa
disebut sebagai valensi basa
b) Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Teori asam basa yang dikemukakan oleh
Arrhenius memiliki kelemahan dalam menjelaskan
fakta-fakta baru, seperti dalam menjelasan sifat asam
dan basa pada larutan yang pelarutnya bukan air.
Sebagai contoh, asam asetat bersifat asam jika
dilarutkan dalam air, tetapi sifat asam tersebut tidak
muncul ketika asam asetat dilarutkan dalam
benzena.Begitu juga dengan ammonia (NH3) yang
dilarutkan dalam natrium amida (NaNH2) yang bersifat
basa meskipun ammonia (NH3) tidak mengandung ion
OH-.
Menurut Bronsted-Lowry, asam ialah zat yang
dapat memberikan ion hidrogen yang bermuatan (+)
sedangkan basa diartikan sebagai zat yang dapat
menerima ion H+ itu sendiri.
Berdasarkan teori asam dan basa Bronsted-
Lowry, suatu zat bersifat asam atau basa dengan
melihat kemampuan zat tersebut dalam serah terima
proton dalam larutan. Pelarut tidak terbatas pada pelarut
air saja, melainkan juga pelarut lain seperti alkohol,
ammonia cair, dan eter. Contoh reaksi
- HCl (asam 1) + H2O (basa 2) ⇌ H3O+(asam 2) +
Cl- (aq) (Basa 1)
- CH3COOH (asam 1) + H2O (basa 2) ⇌ CH3COO-
(aq) (basa 1) + H3O+(asam 2)
25
Dari reaksi di atas, dapat diketahui bahwa HCl
dan CH3COOH adalah asam karena memberikan ion
H+(proton) kepada H3O, sehingga HCl dan CH3COOH
disebut sebagai donor proton. Adapun Cl- dan
CH3COO- adalah basa karena menerima ion H+
(proton) dari H3O+, sehingga Cl- dan CH3COO- disebut
sebagai akseptor proton. Basa tersebut adalah basa
konjugasi.Sementara itu, H3O+ adalah asam
-
konjugasi.Pasangan HCl dan Cl dan CH3COOH dan
CH3COO- adalah pasangan asam basa konjugasi.
Beberapa spesi dalam reaksi asam basa dapat
berperan sebagai asam atau basa.Suatu spesi yang dapat
bereaksi sebagai asam atau basa dan bergantung pada
jenis pereaksinya yang dinamakan amfiprotik.
c) Teori Asam Basa Gilbert Newton Lewis
Hampir bersamaan dengan Bronsted-Lowry,
Lewis mendefinisikan asam sebagai penerima pasangan
elektron, dan basa adalah pendonor pasangan
elektron.Teori Lewis memiliki beberapa kelebihan dari
teori Bronsed-Lowry yaitu teori Lewis memungkinkan
penggolongan asam-basa digunakan dalam reaksi-
reaksi yang tidak terdapat H+ maupun OH-. Berikut
contoh asam basa menurut Lewis
Dari contoh diatas, yaitu reaksi antara BF3 (Boron
triflorida) dengan NH3 (ammonia), BF3adalah asam
Lewis karena menerima sepasang elektron dari NH3,
sedangkan NH3 ialah Basa Lewis karena memberikan
pasangan elektron bebas ke BF3. Konsep asam basa
yang dikembangkan oleh Lewis berdasarkan pada
ikatan kovalen koordinasi. Atom/spesi yang
memberikan pasangan elektron di dalam membentuk
ikatan kovalen koordinasi akan bertindak sebagai basa,
sedangkan atom, molekul, atau spesi yang menerima
pasangan elektron disebut sebagai asam.
Zat ammonia yang berupa basa biasanya
digunakan sebagai obat-obatan, bahan campur pupuk
26
urea (CO(NH2)2, membuat hidrazin (N2H4) sebagai
bahan bakar roket dan bahan dasar peledak. Selain itu
jika amnonia dilarutkan dalam air maka dapat
digunakan sebagai pembersih alat perkakas rumah
tangga.
3) Konsep PKW, pH dan hubungan antara pOH
a) Tetapan kesetimbangan Air
Diibaratkan sebuah air yang ditambahkan
dengan jeruk lemon yang bersifat asam, maka
kesetimbangan airnya akan berubah. Artinya H+ dan
OH-akan berubah. Pada penambahan jeruk atau zat
asam, H+akan meningkat, sehingga larutan air akan
bersifat asam. Sedangkan pada penambahan zat basa,
OH-akan meningkat juga. Karena Kw adalah (tetap pada
suhu tertentu) maka H+ akan bersifat basa. Dalam hal
ini besarnya nilai H+akan menentukan apakah larutan
tersebut bersifat asam, basa atau netral.
Air ialah elektrolit yang sangat lemah karena
sebagian kecil dari molekul air terionisasi dengan
reaksi:
27
Dari penjabaran kesetimbangan air dapat
disimpulkan bahwa yang menentukan tingkat keasaman
suatu larutan adalah besarnya suatu larutan.
b) Derajat Keasaman (pH) serta hubungan dengan pOH
Pada tahun 1910, seorang ahli dari Denmark,
Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu
bilangan yang sederhana yang diperoleh dari hasil
logaritma konsentrasi H+ yang kemudian dikenal
dengan skala pH untuk menyatakan tingkat atau derajat
keasaman suatu larutan. Derajat keasaman (pH) adalah
sifat kimia yang penting, seperti dalam darah dan cairan
tubuh manusia. Darah memiliki pH antara 7,35-7,45.
Perubahan pH yang sangat kecil dapat memberikan
efek yang serius terhadap beberapa organ tubuh
sehingga keseimbangan asam basa darah dikendalikan
secara seksama.
Kelebihan asam dalam tubuh akan dibuang
sebagian besar dalam bentuk amonia oleh ginjal. Ginjal
mampu mengubah jumlah asam maupun basa yang
dibuang. Proses tersebut biasanya berlangsung selama
beberapa hari. Asam lambung memilki rumus kimia
HCl atau asam klorida yang bersifat asam. Kadar HCl
dalam tubuh sekitar 0,5% dari total getah lambung.
Pada dinding lambung mucus yaitu lendir yang
berfungsi untuk melindungi lambung.Jika jumlah lendir
terlalu sedikit ataupun sebaliknya, dapat mengakibatkan
luka pada dinding lambung. Gejala asam lambung
tersebut yang menyebabkan munculnya penyakit maag.
Harga pH sendiri berkisar antara 1 – 14 dan
untuk larutan asam berlaku rumus sebagai berikut
pH = -log [H+]
28
pKw = pH + pOH
29
Asam klorida atau HCl juga merupakan asam
yang paling kuat dan banyak digunakan laboratorium
sebagai larutan titrasi untuk menentukan kadar basa
dalam sebuah larutan. HCl juga berguna sebagai salah
satu bahan pembuatan cairan pembersih porselen
b) Asam Lemah
Asam lemah adalah senyawa asam yang sedikit
terionisasi dalam larutannya.Reaksi ionisasi asam
lemah ialah reaksi kesetimbangan.Dalam penulisan
reaksi ionisasi asam lemah, digunakan dua anak panah
dengan arah bolak-balik.Perhatikan reaksi reaksi
ionisasi asam lemah HA berikut.
HA(aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq)
(1) Perhitungan konsentrasi ion H+
Reaksi tersebut adalah reaksi kesetimbangan
yang memiliki harga tetapan/kostanta.Ketetapan
ionirasasi asam lemah Ka yang dirumuskan sebagai
berikut.
Ka =
Berdasarkan persamaan diatas, karena pada
asam lemah [H+]= [A-]maka persamaan diatas dapat
diubah menjadi:
Ka =
[H+]2 = Ka . [HA]
Asam lemah memiliki harga jauh lebih
kecil dari pada 1 sehingga 1- 1, sehingga
sebagai pendekatan, perhitungan [H+] dapat
dituliskan sebagai berikut.
[H+] = √Ka HA atau [H+] = √Ka Ma
30
(2) Derajat Ionisasi Asam Lemah
Asam lemah HA dalam air sedikit
terionisasi yang menghasilkan ion H+ dan ion
A- . jika konsentrasi awal asam lemah adalah
Ma dan derajat ionisasi asam lemah HA ,
maka dapat dirumuskan sebagai berikut.
H
[H+] = x Ma atau =
Ma
x Ma = √Ka Ma
Ka Ma
=√
Ma 2
K
= √Ma
a
31
Konsentrasi ion OH- yang dihasilkan sesuai
dengan koefisien ion OH- dan dihitung mengunakan
rumus dibawah ini.
[OH-] = bx Mb
Keterangan: b = jumlah gugus OH yang diikat
Mb = kemolaran basa
b) Basa Lemah
Basa lemah ialah senyawa basa yang sedikit
terionisasi dalam larutannya. Penulisan reaksi ionisasi
basa lemah menggunakan dua anak panah dengan arah
bolak-balik. Perhatikan contoh reaksi berikut:
NH4OH(aq) ⇌NH4+(aq) + OH-(aq)
[OH-] = √Kb Mb
32
diatas pH 7,0 dikatakan basa. Ada beberapa cara untuk
menentukan pH suatu larutan diantaranya ialah:
a) Indikator Universal
Indikator universal adalah indikator pH yang
berisi larutan dari beberapa senyawa yang dapat
menunjukkan beberapa perubahan warna yang halus
pada rentang pH antara 1-14.Untuk mengetahui suatu
larutan termasuk dalam asam kuat/ asam lemah dan
basa kuat/ basa lemah, kertas indikator dicelupkan pada
larutan tersebut. Setelah kertas indikator sudah tercelup,
warna-warna pada kertas akan berubah warna. Keempat
garis warna yang berubah akan mencocokkan dengan
skala pH dari 0 – 14 yang terdapat pada kemasan kertas
indikator.
b) pH Meter
pH meter adalah alat ukur yang dapat mengukur
pH atau derajat keasaman suatu larutan. pH memiliki
sebuah elektroda atau probe pengukuran yang secara
langsung terhubung ke alat elektronik dapat
manampilkan nilai pH secara akurat. Beda potensial
yang diakibatkan oleh adanya ion H+ dalam larutan
tersebut akan timbul jika elektroda di masukkan
kedalam larutan. Besarnya beda potensial ditunjukkan
dengan yang akan menyatakan pH larutan tersebut.
c) Kertas Lakmus
kertas lakmus adalah indikator yang akan
berubah warna jika ditetesi atau dicelupkan larutan
asam atau basa. Perubahan warna yang dihasilkan
dipengaruhi oleh derajat suatu keasaman bahan yang
ada di dalam larutan.Kertas lakmus umumnya berwana
merah dan biru.Kertas lakmus berwarna merah
digunakan untuk larutan yang bersifat asam sedangkan
yang berwarna biru untuk larutan yang bersifat basa.
d) Indikator alami
33
Indikator alami ialah bahan-bahan alam yang
dapat berubah warnanya dalam larutan asam basa dan
netral. Berikut beberapa indikator alami. Beberapa
indikator alami harus diekstrak terlebih dahulu dengan
cara dihaluskan lalu ditambahkan air. Cara
mengetahuinya itu dengan menetaskan ekstrak
tumbuhan ke dalam sebuah larutan kemudian dilihat
perubahan warnanya. Jadi, dari perubahan warna itulah
kita dapat mengetahui mana larutan yang mengandung
asam atau basa.
e) Larutan indikator
Larutan indikator adalah zat-zat yang
menunjukan indikasi yang berbeda dalam larutan asam,
basa dan netral.Larutan indikator yang paling sering
digunakan dalam proses titrasi larutan adalah
fenolftalein (PP), metil merah (mm), metil jingga (mo)
dan juga bromtimol blue (BTB). Penggunaan larutan
indikator dalam proses titrasi larutan harus dilakukan
dengan sangat teliti dan pengamatan yang sangat tinggi.
Hal ini karena perubahan warna akan terjadi hanya
dengan beberapa mL saja.
7) Titrasi asam dan basa
Antasida ialah senyawa basa yang dapat
menetralkan asam dilambung.Di laboratorium, proses
penetralan dilakukan dengan cara titrasi asam basa. Selain
itu, dengan melakukan titrasi kita dapat menghitung
jumlah pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu larutan. Agar
kalian dapat mengetahui cara melakukan titrasi, alat-alat
yang digunakan dalam titrasi maka pada pada pembahasan
kali ini akan diuraikan tentang beberapa materi tentang
titrasi asam basa yaitu yang terkait dengan kurva titrasi
asam basa dan perhitungan konsentrasi larutan melalui
titrasi atau data hasil titrasi.
a) Pengertian dan langkah titrasi
Titrasi asam basa ialah penetapan molaritas (kadar)
suatu larutan asam dengan menggunakan suatu larutan
34
basa yang telah diketahui molaritasnya dan sebaliknya.
Prinsip titrasi asam basa ialah untuk mengukur volume
larutan asam yang diperlukan untuk tepat bereaksi
dengan sejumlah tertentu larutan basa atau sebaliknya.
Buret adalah alat yang dapat digunakan untuk
melakukan titrasi asam basa dengan cara
menambahkan standar kedalam larutan yang akan
ditentukan molaritasnya. Titrasi dapat dihentikan pada
saat indikator menunjukan perubahan warna.Ketika
terjadi perubahan warna indikator, itulah yang disebut
dengan titik akhir titrasi.
Larutan basa yang diletakkan dalam buret disebut
dengan larutan penitrasi.Adapun indikator yang
digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang
mempunyai trayek perubahan warna pada pH sekitar 7.
Oleh karena itu, ketika pH larutan sama dengan 7 maka
asam kuat dan basa kuat telah habis bereaksi.
Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui
perhitungan secara teoritis disebut dengan Volume
Titik Ekuivalen.Perbedaan volume titik akhir titrasi
dengan titik ekuivalen disebut dengan Kesalahan
Titrasi.Kesalahan yang terjadi saat titrasi ditentukan
oleh pemilihan indikator. Jika indikatornya semakin
tepat, kesalahan titrasi akan kecil. Adapun perubahan
warna indikator yang menandai tepat bereaksinya
kedua larutan tidak selamanya tepat seperti
perhitungan secara teoritis.
Rumus umum titrasi asam basa
V1.M1 = V2.M2
b) Kurva titrasi asam basa
Pada saat terjadi proses titrasi asam basa, pH
larutan akan mengalami perubahan. Suatu asam dengan
pH kurang dari 7 jika ditambahkan dengan basa yang
pH-nya lebih dari 7 maka pH asam akan naik. Begitu
juga ketika suatu basa ditambahkan asam maka pH basa
35
akan turun. Jika suatu zat ditambahkan dengan cara
tetes demi tetes, kemudian pH-nya dihitung maka akan
diperoleh kurva titrasi. Kurva titrasi adalah grafik yang
menyertakan pH dan jumlah larutan standar yang
ditambahkan.Pada kurva titrasi, dapat dilihat titik
ekuivalen dari reaksi asam basa tersebut. Titik
ekuivalen adalah titik pada saat larutan hanya
mengandung garam tanpa ada kelebihan asam atau
basa.
Syarat utama pada saat titrasi adalah pemilihan
indikator yang tepat. Jika indikator yang digunakan
mengalam perubahan warna pada saat titik ekuivalen,
maka titik akhir titrasi akan sama dengan titik
ekuivalen. Namun jika perubahan warna indikator
terletak pada pH di mana zat penitrasi sedikit berlebih,
maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen.
36
asetat yang bersifat basa lemah dan meningkatkan
pH.Adapun indikator yang biasa digunakan adalah
bromotimol biru dan fenolftalin.
37
menyenangkan karena permasalahan yang diambil merupakan
permasalahan yang siswa ketahui atau alami sendiri di lingkungan
sekitarnya.
Dengan demikian, untuk mendukung proses pembelajaran
Project Based Learning yang dapat membantu siswa mengkaitkan
antara materi dengan situasi dunia nyata serta mengoptimalkan life
skill siswanya ialah pembelajaran dengan adanya bantuan modul kimia
berorientasi chemo-entrepreneurship dengan inisiswa dapat diarahkan
untuk aktif dalam: mengerjakan dan menyelesaikan sebuah
permasalahan dalam proses: belajar: mengajar: dan memberi:
kesempatan: untuk: siswa saling: bekerjasama. Siswa juga dilatih
untuk melakukan sebuah proyek terhadap permasalahan yang dikaji
dalam materi pembelajaran. Sehingga dengan diterapkannya
pembelajaran ini, diharapkan bisa memotivasi bagi peserta didik yang
tidak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dapat
mengaplikasikan materi asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari
dan menciptakan produk-produk yang kreatif, inovatif, bernilai
ekonomi, serta dapat berwirausaha/membuka lapangan pekerjaan
setelah lulus sekolah nanti.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara berdasarkan
landasan teori yang masih perlu dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan paparan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
penelitian ini yaitu ada pengaruh model Project Based Learning
(PjBL) berbantuan modul kimia berorientasi Chemo-entrepreneurship
(CEP) terhadap life skill siswa kelas XI MA Al-Ishlahuddiny pada
materi Asam dan Basa.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
52
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidkan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R & D”, (Bandung: Alfabeta, 2017),hlm. 17.
53
Erwin Widiasworo, “Menyusun: Penelitian: Kuantitatif: untuk: Skripsi: dan
Tesis”, (Yogyakarta: Araska, 2019), hlm. 148.
54
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidkan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R & D”, (Bandung: Alfabeta, 2017),hlm. 133.
39
pelajaran kimia.Berdasarkan hasil uji analisis anova menggunakan
SPSS diperoleh signifikan 0.286>0.05, yang artinya sampel yang
digunakan bersifat homogen. Penentuan kelas eksperimen dan
kelas kontol dilakukan dengan sistem lot, yang dimana kelas XI
IPA1 dijadikan kelas kontrol dengan jumlah siswa 35 orang dan
kelas XI IPA2 dijadikan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32
orang.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu: penelitian: ini dilaksanakan: pada: bulan April kelas XI
IPA MA Al- Islahuddiny pada semester genap Tahun Ajaran
2021/2022 di MA Al-Ishlahuddiny yang beralamat di Jl.Tgh. Ibrahim
Al-Khalidy, Kediri, Kabupaten Lombok Barat.
D. Variabel Penelitian
Variabel ialah obyek: penelitian, atau apa yang menjadi pusat:
perhatian suatu penelitian. Menurut Hatch dan Farhady dalam teoritis
variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek lain. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat.Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.55
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya ialah
model pembelajaran project based learning berbantuan modul
berorientasi chemo-entrepreneurship. Sedangkan variabel: terikatnya
ialah life skill siswa.
E. Desain Penelitian
Metode penelitian: eksperimen: memiliki: banyak macam jenis
desain. Adapun desain: penelitian: yang digunakan: dalam penelitian:
ini adalah penelitian Posttest Only Control Group Design. Dalam
penelitian: ini memiliki: dua kelas yang dipilih secara random, yaitu
kelas eksperimen: yang diberi treatment dengan metode pembelajaran
projejct based learning:berbantuan modul kimia berorientasi
CEP:sedangkan kelas kontrol: diberi treatment dengan
55
Ibid. hlm. 4.
40
pembelajaran:yang konvensional. Setelah proses belajar mengajar
selesai kelas eksperimen akan diberikan angket untuk mengukur life
skill siswa.
Adapun alur dari rancangan penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
Populasi
Sampel
Uji Hipotesis
56
Ibid,hlm. 78.
41
pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden
sesuai dengan petunjuk pengisiannya.Angket digunakan untuk
mengumpulkan data terkait life skill siswa.
Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup yang
terdiri dari 44 pernyataan dan telah disediakan 4 pilihan jawaban yaitu:
sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS) tidak setuju (TS).
Skala ini berdasar pada skala likert yang telah dimodifikasi, dapat
dilihat pada tabel 3.1
+ -
a. Personal skill
- percaya diri 2 3
- mandiri 1 4
b. Thinking skill
- Pemecahan Masalah 5 8
- Menggali informasi 7 9
c. Social Skill
- Menyesuaikan diri 10
- Menerima kritik 13
d. Academic skill
- Memahami materi 16
42
- Mengaitkan materi dengan 15
kehidupan
- Bereksperimen 14 17
e. Vocational skill
- Menuangkan ide 20 18
- Menyelesaikan tugas 22 24
- Memilih/merencanakan pekerjaan 19 23
yang sesuai dengan minat.
43
dilakukan oleh seorang penilai ahli yaitu Raehanah M.Pd
selaku dosen penguji.
Validatas logis ini dilakukan sebanyak dua kali yang
berdasarkan saran dan masukan oleh validator. Yang
pertama dimana peneliti di berikan saran untuk
menambahkan jumlah tiap indikator dari life skill.
Kemudian masukan yang kedua ialah menghapus beberapa
item negatif dalam setiap indikator life skillserta bahasa
yang akan digunakan tiap butir angket. Apabila terdapat
butir angket yang sama maupun bahasa yang kurang
spesifik maka peneliti akan memperbaiki butir soal.
2. Validitas Empiris
Validitas empiris instrument yaitu dengan cara
membandingkan atau untuk mencari kesamaan criteria yang
ada pada suatu instrument dengan perihal fakta-fakta
empiris yang sudah terjadi di lapangan. Uji validitas
empiris dilakukan dengan cara mengkorelasi antara skor
yang didapat oleh siswa. Dalam penelitian ini, hasil
analisisnya menggunakan SPSS dan juga data skor
perolehan hasil respon siswa. Hasil validitas menggunakan
SPSS yaitu 44 butir pernyataan dalam angket yang valid
dari 54, dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Hasil validitas empiris
No Butir R R Nilai Keterangan
Instrument Hitung Tabel Signifikan
1 0.311 0,235 0.010 Valid
44
7 0.606 0,235 0.000 Valid
25 1 0,235 Valid
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen merupakan ketetapan instrumen
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Agar dapat
45
mengetahui realbilitas dari butir soal.Peneliti menggunakan
cronbach’s alpha pada program SPSS versi 17.0. Hasil dari
cronbach’s alpha selanjutnya dikonsultasikan dengan
ketetapan suatu varibel tersebut dikatakan reliable jika
memberikan nilai alpha > 0,60.59
Reliability Statistics
.831 25
59
Arikunto Suharsimi, “Prosedur Penelitian”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),hlm.
89
60
Syahrum & Salim, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”, (Bandung: Cipta
Pustaka Media, 2012), hlm. 135.
46
pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup dan pertanyaan
61
tersruktur. Pada angket life skill digunakan sebagai pendukung data
life skill yang diisi oleh siswa setelah mendapat perlakuan.Pada
instrumen life skill terdiri dari 4 indikator yang meliputi thinking skill,
social skill, academic skill, dan vocational skill.Aspek yang diamati
pada angket life skill dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.
Personal - Menghargai
Skill - Manejemen waktu
- Percaya diri
- Berkomunikasi
- Mandiri
Thinking - Pemecahan Masalah
Skill - Bertanggung jawab
- Cakap menyusun rencana Angket
secara sistematis life
- Menggali informasi skill
Social - Bertanya dan berpendapat
Skill - Bekerja sama
- Menyesuaikan diri
- Menerima kritik
Acadeic - Memahami materi
Skill - Mengaitkan materi dengan
kehidupan
- Bereksperimen
- Merancang, melaksanakan,
dan melaporkan hasil
penelitian ilmiah
Vocational - Menciptakan produk
Skill - Menuangkan ide
61
Ibid.,hlm. 136.
47
- Menyelesaikan tugas
- Memilih/merencanakan
pekerjaan yang sesuai dengan
minat.
62
Erwin Widiasworo, “Menyusun Penelitian Kuantitatif untuk Skripsi dan
Tesis”, (Yogyakarta: Araska, 2019), hlm. 171-172.
63
M.Djazari, dkk, “Pengaruh Sikap Menghindari Risiko Sharing dan
Knowledge Self-Efficacy Terhadap Informal Knowledge Sharing Pada Mahasiswa Fise
UNY”, (Jurnal Nominal, Vol. 2, No. 2, 2013), hlm. 195.
48
linearitas.Uji persyaratan analisis mana yang diperlukan dalam
satu tekhnik analisis data akan disebutkan pada pembahasan tiap-
tiap tekhnik analisis data, salah satunya adalah uji normalitas.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak. Ada beberapa tekhnik yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas data, antara lain: dengan kertas peluang normal, uji chi-
kuadrat, uji liliefors, dan tekhnik kolmogrov-smornov.64
Uji normalitas data akan menggunakan uji kolmogorv-
smirnov yang diolah menggunakan SPSS. Jika sig > 0,05 maka
data terdistribusi normal, dan jika sig ≤ 0,05 maka data tidak
terdistribusi normal.65
2. Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah
hipotesis penelitian yang telah di susun dapat diterima atau
tidak.Dimana analisis uji hipotesis tidak menguji kebenaran
hipotesis, tetapi menguji kebenaran hipotesis tersebut ditolak atau
diterima.Uji hipotesis analisis mana yang diperlukan dalam satu
tekhnik analisis data akan disebutkan pada pembahasan tiap-tiap
tekhnik analisis data.Setelah syarat uji normalitas, maka tahapan
selanjutnya ialah uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann-
Whitney Test, uji ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata
signifikan antara 2 sample bebas.
Dasar pengambilan keputusan uji Mann-Whitney Test
sebagai berikut:
a) Jika nilai Sig. (2-tailed) ≤ Alpha penelitian (0,05), maka H0
akan ditolak dan Ha diterima.
64
Sofran & Yonathan Natanael, “Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak”,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo), hlm. 65.
65
Galih Kurniadi dan Jayanti Putri Purwaningrum, “ Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa Melalui Discovery Learning Berbantuan Asesmen Hands on Activities,
Anargya, Vol. 1, Nomor 1, April 2018, hlm. 11.
49
b) Jika nilai Sig. (2-tailed) > Alpha penelitian (0,05), maka H0
akan diterima dan Ha ditolak.66
66
Galih & Jayanti, “Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa Melalui
Discorvery Learning Berbantuan Asesmen Hands on Activities, (Anargya, Vol. 1, Nomor
1, April 2018), hlm. 11.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan tiga kali pertemuan yaitu tiga
pertemuan di kelas eksperimen dan tiga pertemuan di kelas
kontrol.Dari penelitian ini didapatkan data life skill siswa.Dengan
menggunakan dua model pembelajaran yaitu kelas eksperimen di
berikan treatment dengan model pembelajaranProject Based
Learningberbantuan modul kimia berorientasi Chemo-
Entrepreneurship sedangkan kelas kontrol diberi treatmen
menggunkan model pembelajaran langsung.Berikut ini data hasil life
skill siswa kelas XI2021/2022.
1. Angket Life Skill
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh presentase nilai dari
4 indikator life skill yang meliputi Personal skill, Thinking skill,
Social skill, Academic skill, Vocational skill yang disajikan pada
gambar 3.2
51
Tabel 4.1 Analisis Angket Life Skill Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Aspek
SS S KS TS SS S KS TS
Personal
26% 40% 27% 7% 21% 19% 46% 15%
skill
Thinking
35% 21% 33% 11% 13% 43% 43% 1%
skill
Social
31% 23% 34% 12% 19% 38% 37% 7%
skill
Academic
47% 19% 18% 16% 12% 29% 49% 11%
skill
Vocational
47% 19% 18% 16% 22% 37% 32% 8%
skill
Rata-rata 37% 24% 26% 12% 17% 33% 41% 8%
52
Tabel 4.3 Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
KELAS
Statistic df Sig.
LIFE SKILL
Mann-Whitney U 320.000
Wilcoxon W 848.000
Z -3.017
53
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
Project Based Learningberbantuan modul kimia berorientasi CEP
terhadap life skill siswa MA Al-Ishlahuddiny. Sebelum menentukan
kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu peneliti melakukan
uji homogenitas dengan menggunakan nilai ulangan kimia,
berdasarkan hasil perhitungan di SPSS diperoleh nilai sig 0.286 >
0,05, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut
bersifat homogenitas.
Setelah melakukan pengujian secara umum yang didahului oleh
uji normalitas hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa sampel
kedua kelas tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji
normalitas diketahui bahwa nilai sig kedua kelas yaitu 0.023 dan 0.000
< 0.05, hal ini menunjukkan bahwa kedua data tersebut tidak
berdistribusi normal. Maka uji hioptesis dilanjutkan dengan
menggunakan uji non parametris. Uji non parametris yang digunakan
adalah uji Mann-Whitney Test. Berdasarkan anasisis data dapat
disimpulkan bahwa nilai sig 0.003<0.005 yang artinya ada pengaruh
model project based learning berbantuan modul kimia berorientasi
chemo-entrepreneurship terhadap life skill siswa MA Al-Ishlahuddiny
Pada penelitian di kelas eksperimen, siswa mendapatkan materi
asam-basa yang dimana memuat kegiatan diskusi, presentasi dan
praktikum. Dikarenakan kelas eksperimen menggunakan model
Project Based Learning maka diakhir pembelajaran siswa diminta
untuk melaksanakan kegiatan praktikum. Serangkaian kegiatan siswa
tidak terlepas dari tahapan-tahapan model Project Based Learningitu
sendiri.
Pada tahapan pertama yaitu tahapan penentuan proyek, siswa
diminta untuk memilih judul yang telah disiapkan dalam LKS,
diantaranya pembuatan sunlight dan detergen cair, kemudian siswa
membuat rancangan yang akan dilakukan saat membuat produk
tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Haryanto (2021) yang mengatakan bahwa dalam pembelajaran
54
berbasis proyek dimulai dengan menentukan tema/judul proyek yang
telah disiapkan.67
Pada tahapan kedua yaitu tahapan pelaksanaan proyek, life skill
siswa berkembang pada saat melakukan kegiatan proyek. Pada tahap
ini siswa membuat produk yang telah direncanakan .Pada saat
membuat produk siswa diminta untuk memahami peranan basa dalam
kehidupan sehari-hari.Hal ini sesuai dengan pendapat Rais (2010)
dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa pembelajaran PjBL
dapat memberikan tempat bagi siswa dalam berkreasi dan melakukan
kerja proyek.Pada tahap terakhir siswa diminta mempresentasikan
hasil kegiatan proyek.68
Kemudian pada penelitian di kelas kontrol, siswa mendapat
perlakuan seperti yangbiasa dilakukan guru.Kelas kontrol mendapat
materi asam basa yang disertai dengan kegiatan diskusi, presentasi,
praktikum dan latihan soal. Hal ini samadengan yang diberikan pada
kelas eksperimen. Namun, pada kelas kontrol tidakdiberikan
praktikum pengukuranlife skill. Selain itu, pada kelas controlsiswa
hanya diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi. Hal ini karena
kelaskontrol menggunakan model pembelajaran langsung.
Pada indikator personal skill berdasarkan aspek, percaya diri,
dan mandiri pada kelas eksperimen siswa diminta untuk menolong
dirinya dalam menyelesaikan tugas yang dihadapi dan dapat percaya
diri didepan kelas.Serta siswa dapat berkomunikasi dengan kelompok
terkait pembuatan produk asam basa. Hal inilah yang menyebabkan
perbedaan personal skill pada kelas eksperimen dengan kriteria cukup
dan kelas kontrol dengan kriteria cukup. Hal ini diperkuat oleh
Depdiknas (2004) yang mengatakan bahwa kesadaran diri atau
personal skill difokuskan pada kemampuan siswa untuk melihat
sendiri potret dirinya dalam hubungannya dengan lingkungan
67
Haryanto Deli, P.S. PengaruhPenerapan Model pembelajaran Project Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia siswa MA Darul Quran Bengkel, (Skripsi,
Jurusan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitasi Islam Negeri Mataram,
2021) hlm 32.
“Model
68
Rais, M. Project Based Learning Sebagai Upaya
MeningkatkanPrestasi Akademik Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran,Volume, 43, Nomor, 3, 2010),hlm.146-252.
55
keluarga, kebiasaannya, dan sebagainya.69 Hasil indikator personal
skill dapat dikihat pada gambar 3.2
Pada indikator thinking skill berdasarkan aspek pemecahan
masalah, menggali informasi dan cakap menyusun rencana secara
sistematis, pada kelas eksperimen siswa diminta untuk aktif dalam
berkelompok terkait mendiskusikan tugas proyek yang akan
dilaksanakan. Selain itu siswa juga dituntut untuk berpikir luas terkait
materi asam basa yang memiliki keterkaitan dengan tugas proyek,
terutama dalam menemukan informasi yang relevan terkait tugas
proyek. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan thinking skill kelas
eksperiemen dan kelas kontrol, dengan kelas eksperimen memiliki
kriteria tinggi pada indikator thinking skill dan kelas kontrol memiliki
kriteria cukup pada indikator thinking skill. Sejalan dengan penelitian
Susilowati (2013) pada pembelajaran berbasis proyek juga mendorong
siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan perancanaan
proyek serta diskusi kelompok untuk memecahkan masalah terhadap
proyek yang diberikan guru.Melalui tugas proyek juga dapat
menjadikan siswa lebih mandiri dan bertanggung jawab.70Hasil
observasi thinking skill dapat dilihat pada gambar 3.2.
Pada indikator ketiga yaitu social skill dengan aspek bekerja
sama, menyesuaikan diri dan menerima kritik pada kelas eksperimen
siswa diminta untuk bekerja sama dengan teman kelompok. Selain itu
pada kelas eksperimen selalu mempresentasikan hasil diskusi selama
proses pembelajaran serta mempresentasikan langkah proyek yang
meliputi presentasi judul, alat bahan dan cara kerja, perkembangan
proyek dan presentasi proyek. Oleh karna itu, dalam kelas eksperimen
cara merespon dan menerima kritik lebih baik dari kelas kontrol yang
hanya mempresentasikan hasil diskusi. Hal ini diperkuat dari
penelitian Husnul Khotima (2020) yang mengungkapkanbahwa model
project based learningdapat mempengaruhi kreativitas berpikir,
69
Depdiknas, Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life skills) Melalui
Pendekatan BroadBesed Education (Draft) (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional),
hlm 14.
70
Susilowati, I. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar
Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Jurnal Unnes Pendidikan Biologi, 2(1)2013,
hlm 82-90.Universitas Negeri Semarang.
56
dikarenakan dalam proses pembelajaran dilatih untukmeningkatkan
kreatifitas berpikir siswa, mulai darimemberikan gagasan, dan juga
pada proses pengerjaan LKS secara berkelompok memiliki
permasalahan yang samasehingga siswa dapat saling mengoreksi
ketika presentasiberlangsung.71 Hasil indikator social skill dapat dilihat
pada gambar 3.2
Pada indikator keempat academic skill berdasarkan aspek
memahami materi, mengaitkan materi dengen kehidupan,
bereksperimen. Pada kelas eksperimen siswa dituntut untuk aktif
mencari ide-ide dalam menyelesaikan tugas proyek dalam
menghasilkan produk dari aplikasi materiasam dan basa. Pada kelas
kontrol hanya mencari ide-ide dalam menyelesaikan soaldiskusi. Hal
ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen memilikiacademic skill
yang lebih baik dari kelas kontrol. Adanya perbedaan menunjukkan
bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap
aspekacademic skill siswa.Hal ini sejalan dengan penelitian Rais
(2010) bahwa pada penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam
perkuliahanTeknik Mesin dapat meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa yang meliputikecakapan akademik (academic skill) dan
kecakapan motorik (motor skill) secarasignifikan pada perancangan
mesin yang mencakup aspek kognitif dan motorikdengan persentase
gain 31%. Pada pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan di
sekolahdapat mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dalam
mengungkapkan ide-ideuntuk memperoleh pengetahuan secara
kolaboratif.72 Hasil indikator academic skill dapat dilihat pada gambar
3.2
Pada indikator terakhir yaitu vocational skill berdasarkan
aspeknya yaitu menciptakan produk , menuangkan ide, menyelesaikan
tugas dan memilih, merencanakan pekerjaan yang ideal, dalam aspek
ini siswa diminta untuk membuat produk yang berkaitan dengan
Learning terhadap Kreatifitas Berpikir dan Literasi Sains Siswa SMAN 1 Gerung Tahun
2018/2019, (Kimia dan Pendidikan Kimia, (Vol. 2, Nomor 1, Juni 2020), hlm. 23.
72
Rais, M. Model Project Based Learning Sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, (Vol. 43, No. 3,
2010)hlm, 146-252.
57
aplikasi asam basa secara berkelompok. Produk yang dibuat berupa
sunlight dan detergen cair yang telah disajikan dalam modul kimia
berorientasi chemo-entrepreneurship. Modul kimia tersebut berisikan
materi kimia asam basa yang telah dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari serta memuat peluang untuk berwirausaha bagi para siswa.Hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ersanghono, dkk
(2011) mengungkapkan bahwa dampak adanya chemo-
entrepreneurship menjadikan belajar siswa lebih bermakna, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar dan berwirausaha siswa.73
Berdasarkan uraian angket life skill pada materi asam basa dapat
diketahui bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap
life skill siswa. Sejalan dengan penelitian Yulianti et. al. (2014)
bahwapada penerapan modulpembelajaran proyek dapat
mengoptimalkan life skill siswadengan kriteria pada aspek thinking
skill dengan skor total 784 skor termasukkategori sangat baik, aspek
social skill dengan skor total 532 skor termasukkategori sangat baik,
aspek academic skill dengan skor total 204 skor termasukkategori
sangat baik.
73
Ersanghono k, dkk, “Peningkatan Life Skill Mahasiswa kimia Berorientasi
Chemo-Entrepreneurship (CEP) Melalui Pembelajaran Kooperatif STAD”,Jurnal
Penelitian Pendidikan, (Vol. 29, No. 2, 2011), hlm. 117.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapatPengaruh Model Project Based Learning
(PjBL) Berbantuan Modul Kimia Berbasis Chemo-Entrepreneurship
terhadap Life Skill Siswa MA Al-Ishlahuddiny tahun ajaran 2021/2022
dengan nilai sig 0.003<0.005.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di
sampaikan di atas, maka dapat di ajukan sara-saran untuk peneliti
berikutnya yaitu:
1. Pada pembelajaran berbasis proyek hendaknya guru dapat mengatur
waktudengan baik selama pembelajaran.
2. Guru hendaknya mempersiapkan terlebih dahulu apa yang akan
disampaikankepada siswa.
59
DAFTAR PUSTAKA
60
Ersanghono k, dkk, “Peningkatan Life Skill Mahasiswa kimia Berorientasi
Chemo-Entrepreneurship(CEP) Melalui Pembelajaran Kooperatif
STAD”, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 29, No. 2, 2011
Erwin Widiasworo, Menyusun Penelitian Kuantitatif untuk Skripsi dan
tesis, Yogyakarta: Araska, 2019
Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Project Based Learning : Theory,
Cases and Recomandation. North Carolina : Meredian A Middle
School Computer Technologies. Journal Vol. 5.
Haryanto Deli, P.S. 2021. PengaruhPenerapan Model pembelajaran
Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia siswa MA
Darul Quran Bengkel, (Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan, Universitasi Islam Negeri Mataram,) hlm 32.
Ita Masithoh Wikhdah, 2015. Pengembangan Modul Larutan Penyangga
Berorientasi Chemo-entrepreneurship (CEP) untuk Kelas XI
SMA/MA. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Kemdikbud. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Kemendikbud,
2014
Kosasih, E. Strategi belajar dan pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: Yrama Widya, 2014
Kubiatko & Vaculova.Project-Based Learning: Characteristic and the
Experiences With Apllication In The Science Subject. Energy
Education Science and Technology Part B: Social and Educational
Studies, (Vol 3, No 1, 2011), hlm 65-74
Kusuma, dkk.2009. Penggunaan Pendekatan Chemo-entrepreneurship
Berorientasi Green Chemistry Untuk Meningkatkan Kemampuan
Life skill Siswa SMA.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 1, No
3, hlm.366-372.
Lestari, Tutik. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar
menyajikan ContohContoh Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran
Project Based Learning dan Metode Pembelajaran Demonstrasi
Bagi Siswa Kelas XI Multimedia SMK Muhammadiyah
Wonosari.(Skripsi.Program Studi Pendidikan Teknik Informatika
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta).
61
M.Djazari, dkk, 2013“Pengaruh Sikap Menghindari Risiko Sharing dan
Knowledge Self-Efficacy Terhadap Informal Knowledge Sharing
Pada Mahasiswa Fise UNY”, Jurnal Nominal, Vol. II No. II,
Muliastawan, dkk.2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Memperbaiki
Sistem Transmisi Di SMK.E-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. Program Studi Teknologi
Pembelajaran, Vol. 4, Nomor 1
Mulyasa , E.. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik,
dan Implementasi . Bandung : Remaja Rosdakarya.2004
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014
Nurhayati Junanda, Pengaruh Penerapan Model PjBL Pada Materi
Hidrokarbon dan Minyak Bumi Terhadap Life Skill Pada Aspek
Spesifik Life Skill Siswa. Skripsi. FTK UIN Sultan Syarif Kasim
Riau, 2020
Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press, 2011
Purworini, S. E.2006 Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai Upaya
Mengembangkan Habit of MindStudi Kasus di SMP Nasional KPS
Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol 1, No 2,
Rais, M. 2010. “Model Project Based Learning Sebagai Upaya
Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran, Volume, 43, Nomor, 3,),hlm.146-252.
Riduwan Abdullah Sanisx. “Inovasi Pembelajaran”. Jakarta: Bumi Aksara,
2014
Seta Yuliawan, 2015.Keefektifan Model Project Based Learning
Berbantuan Software Multisim Untuk Meningkatkan Kompetensi
Perancangan Rangkaian Digital Dasar Bagi Siswa di SMKN1
Sedayu. Skripsi, Fakultas Teknik UIN Yogyakarta
Sofran & Yonathan Natanael, Mahir Menggunakan SPSS Secara
Otodidak, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2013
62
Susilowati, I.2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Jurnal
Unnes Pendidikan Biologi, 2(1.Universitas Negeri Semarang.
63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
64
Lampiran I: Observasi Awal
Madrasah : MA Al-Ishlahuddiny
Kelas : XI IPA1
Nilai
No Nama Ulangan
1 nurul hikmah 80
2 Astini 79
3 nurul syahraini laitfa 82
4 baiq alfariza 77
5 rianita haliza 80
6 nur ifadah 77
7 anisa septiani 79
8 baiq nayla A.A 78
9 eka putri rahayu 80
10 desita amalia 78
11 suci rasdianti 80
12 Hanik 84
13 nur hazizah 83
14 rindi maula sania 83
15 siti fadhila izzati 80
16 septiani muslim 77
17 dilla sarhila 78
18 laila hairiah 80
19 debi anggiani 77
20 afrilianti habila 77
21 indah sulistianingsih 78
22 ratul wardiah 79
23 maelatun pebria 77
24 siti manda amalia 78
25 Susilawati 78
26 hafiza 77
27 baiq luzaina tamara 8
65
28 noviana adrianti 78
29 fadhilatun itsna azzahra 79
30 qoriah herdianti 78
31 Haerani 78
32 evi mayani 77
33 delta massalimini 78
34 husnul khotimah 80
35 ika kurnia purwa ningsih 77
66
Madrasah : MA Al-Ishlahuddiny
Kelas : XI IPA2
67
30 maulin nabila 79
31 Novia rahmayanti 78
32 dina sofia asriani 77
68
Lampiran II:Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas
Kontrol)
A. KOMPETENSI INTI
69
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia,
laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai
wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannyabersifat tentatif.
C. INDIKATOR
Pertemuan I
1. Mengidentifikasi sifat larutan asam basa
2. Mendeskripsikan teori asam basa
3. Memahamai derajat keasaman (pH, derajat Ionisasi, dan ketetapan
kesetimbangan)
70
Pertemuan II
4. Memahami konsep asam kuat dan asam lemah
5. Memahami konsep basa kuat dan basa lemah
Pertemuan III
6. Memahami indikator asam basa
7. Memahami titrasi asam basa
8. Memahami cara berwirausaha dalam bidang kimia
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat larutan asam basa
2. Siswa dapat menjelaskan teori asam basa menurut Arhenius,
Bronsted-Lowry, Dan Lewis
3. Siswa dapat memahami keasaman (pH, derajat Ionisasi, dan
ketetapan kesetimbangan)
Pertemuan II
4. Siswa dapat menghitung pH dari suatu asam kuat dan asam lemah.
5. Siswa dapat menghitung pH dari suatu basa kuat dan basa lemah
Pertemuan III
6. Siswa dapat menjelaskan indikator asam basa
7. Siswa dapat menjelaskan titrasi asam basa
8. Siswa dapat menjelaskan cara berwirausaha dalam bidang kimia
E. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan I
1. Sifat asam basa
2. Teori asam basa
3. Konsep pKw, pH, dan Poh
Pertemuan II
4. Konsep asam kuat dan asam lemah
5. Konsep basa lemah dan basa lemah
Pertemuan III
6. Indikator asam dan basa
7. Titrasi asam basa
8. Cara berwirausaha dalam bidang kimia
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Ceramah
71
3. Model : Pembelajaran langsung
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Pendahuluan a. Orientasi 10
1. Guru mengucapkan salam dan menit
meminta siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
2. Guru mengecek kehadiran
siswa sebagai sikap disiplin
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
b. Apersepsi
Guru mengaitkan
materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan
pengalaman siswa dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya,
dan mengajukan pertanyaan yang
ada keterkaitannya dengan
pembelajaran yang dilakukan
tentang asam dan basa
c. Motivasi
Guru memberikan gambaran
tentang manfaat asam dan basa
dalam kehidupan sehari-hari.
Inti a. Mengamati 70
1. Siswa diminta untuk mengamati menit
contoh sifat asam basa, teori
asam basa dan konsep pH, pKw
dan pOH dalam kehidupan
sehari-hari yang diberikan oleh
72
guru
2. Siswa diberikan kesempatan
untuk menunjukansifat asam
basa, teori asam basa dan konsep
pH, pKw dan pOHdalam
kehidupan sehari-hari dengan
benar.
b. Menanya
1. Siswa diberikan kesempatan
utuk bertanya terkait materi
sifat asam basa, teori asam basa
dan konsep pH, pKw dan pOH
yang belum dimengerti pada
guru.
c. Mengumpulkan Informasi
1. siswa mengerjakan LKS untuk
memahami materi sifat asam
basa, teori asam basa dan
konsep pH, pKw dan pOH.
2. Siswa membaca sumber lain
dari buku teks untuk
mendapatkan informasi atau
data terkait materi yang
dibahas.
d. Mengasosiasi
1. Guru memberi arahan agar
peserta didik untuk berdiskusi
menghubungkan konsep-konsep
yang telah ditemukan dengan
materi yang dipelajari
2. Guru Mengarahkan siswa untuk
mengolah informasi dan data
yang didapat melalui diskusi
dan berbagai sumber informasi
tentang sifat asam basa, teori
asam basa dan konsep pH, pKw
73
dan pOH.
e. Mengkomunikasikan
1. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
(perwakilan satu orang untuk
presentasi)
2. Guru memberikan penjelasan
dari hasil diskusi dan
mempertegas jawaban siswa.
Penutup a. Siswa menjawab pertanyaan dari 10
guru untuk menguji kepahaman menit
dari materi yang telah diajarkan
b. Siswa mendengarkan penguatan
yang diberikan guru
c. Siswa diberi tugas mandiri dan
membaca literatur untuk materi
selanjutnya
Pertemuan II
Pendahuluan a. Orientasi 10
1. Guru mengucapkan salam dan menit
meminta siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
2. Guru mengecek kehadiran
siswa sebagai sikap disiplin
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
b. Apersepsi
Guru mengaitkan
materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan
74
pengalaman siswa dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya,
dan mengajukan pertanyaan yang
ada keterkaitannya dengan
pembelajaran yang dilakukan
tentang asam dan basa
c. Motivasi
Guru memberikan gambaran
tentang manfaat asam dan basa
dalam kehidupan sehari-hari.
Inti a. Mengamati 70
1. Siswa diminta untuk mengamati menit
contoh konsep asam kuat-asam
lemah dan basa kuat-basa lemah
dalam kehidupan sehari-hari
yang diberikan oleh guru.
2. Siswa diberikan kesempatan
untuk menunjukan konsep asam
kuat-asam lemah dan basa kuat-
basa lemah dalam kehidupan
sehari-hari dengan benar
b. Menanya
1. Siswa diberikan kesempatan
utuk bertanya terkait materi
sifat asam basa, teori asam basa
dan konsep assam kuat-asam
lemah dan basa kuat-basa lemah
c. Mengumpulkan Informasi
1. siswa mengerjakan LKS untuk
memahami materi konsep
assam kuat-asam lemah dan
basa kuat-basa lemah
2. Siswa membaca sumber lain
dari buku teks untuk
75
mendapatkan informasi atau
data terkait materi yang
dibahas.
d. Mengasosiasi
1. Guru memberi arahan agar
peserta didik untuk berdiskusi
menghubungkan konsep-konsep
yang telah ditemukan dengan
materi yang dipelajari
2. Guru Mengarahkan siswa untuk
mengolah informasi dan data
yang didapat melalui diskusi
dan berbagai sumber informasi
tentang konsep assam kuat-
asam lemah dan basa kuat-basa
lemah
e. Mengkomunikasikan
1. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
(perwakilan satu orang untuk
presentasi)
2. Guru memberikan penjelasan
dari hasil diskusi dan
mempertegas jawaban siswa.
Penutup a. Siswa menjawab pertanyaan dari 10
guru untuk menguji kepahaman menit
dari materi yang telah diajarkan
b. Siswa mendengarkan penguatan
yang diberikan guru
c. Siswa diberi tugas mandiri dan
membaca literatur untuk materi
selanjutnya
76
Pertemuan III
Pendahuluan a. Orientasi 10
1. Guru mengucapkan salam dan menit
meminta siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
2. Guru mengecek kehadiran
siswa sebagai sikap disiplin
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
b. Apersepsi
Guru mengaitkan
materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan
pengalaman siswa dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya,
dan mengajukan pertanyaan yang
ada keterkaitannya dengan
pembelajaran yang dilakukan
tentang asam dan basa
c. Motivasi
Guru memberikan gambaran
tentang manfaat asam dan basa
dalam kehidupan sehari-hari.
Inti a. Mengamati 70
1. Siswa diminta untuk mengamati menit
indikator asam basa, titrasi asam
basa dan cara berwirausaha
dalam bidang kimia.dalam
kehidupan sehari-hari yang
diberikan oleh guru.
2. Siswa diberikan kesempatan
77
untuk menunjukan indikator
asam basa, titrasi asam basa dan
cara berwirausaha dalam bidang
kimia dalam kehidupan sehari-
hari dengan benar.
b. Menanya
1. Siswa diberikan kesempatan
utuk bertanya terkait materi
indikator asam basa, titrasi
asam basa dan cara
berwirausaha dalam bidang
kimia.
c. Mengumpulkan Informasi
1. siswa mengerjakan LKS untuk
memahami materi indikator
asam basa, titrasi asam basa dan
cara berwirausaha dalam bidang
kimia.
2. Siswa membaca sumber lain
dari buku teks untuk
mendapatkan informasi atau
data terkait materi yang
dibahas.
d. Mengasosiasi
1. Guru memberi arahan agar
peserta didik untuk berdiskusi
menghubungkan konsep-konsep
yang telah ditemukan dengan
materi yang dipelajari
2. Guru Mengarahkan siswa untuk
mengolah informasi dan data
yang didapat melalui diskusi
dan berbagai sumber informasi
tentang indikator asam basa,
titrasi asam basa dan cara
berwirausaha dalam bidang
78
kimia.
e. Mengkomunikasikan
1. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
(perwakilan satu orang untuk
presentasi)
2. Guru memberikan penjelasan
dari hasil diskusi dan
mempertegas jawaban siswa.
Penutup a. Siswa menjawab pertanyaan dari 10
guru untuk menguji kepahaman menit
dari materi yang telah diajarkan
b. Siswa mendengarkan penguatan
yang diberikan guru
c. Siswa diberi tugas mandiri dan
membaca literatur untuk materi
selanjutnya
79
- Ranah Psikomotorik
80
Lampiran III: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas
Eksperimen)
A. KOMPETENSI INTI
81
KI 4 : Mengolah atau mengubah, menalar, dan mengaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.2 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia,
laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai
wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannyabersifat tentatif.
C. INDIKATOR
Pertemuan I
1. Mengidentifikasi sifat larutan asam basa
2. Mendeskripsikan teori asam basa
82
3. Memahamai derajat keasaman (pH, derajat Ionisasi, dan ketetapan
kesetimbangan)
Pertemuan II
1. Memahami konsep asam kuat dan asam lemah
2. Memahami konsep basa kuat dan basa lemah
Pertemuan III
1. Memahami indikator asam basa
2. Memahami titrasi asam basa
3. Memahami cara berwirausaha dalam bidang kimia
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat larutan asam basa
2. Siswa dapat menjelaskan teori asam basa menurut Arhenius,
Bronsted-Lowry, Dan Lewis
3. Siswa dapat memahami keasaman (pH, derajat ionisasi, dan
ketetapan kesetimbangan)
Pertemuan II
1. Siswa dapat menghitung pH dari suatu asam kuat dan asam lemah.
2. Siswa dapat menghitung pH dari suatu basa kuat dan basa lemah
Pertemuan III
1. Siswa dapat menjelaskan indikator asam basa
2. Siswa dapat menjelaskan titrasi asam basa
3. Siswa dapat menjelaskan cara berwirausaha dalam bidang kimia
E. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan I
1. Sifat asam basa
2. Teori asam basa
3. Konsep pKw, pH, dan pOH
Pertemuan II
1. Konsep asam kuat dan asam lemah
2. Konsep basa lemah dan basa lemah
Pertemuan III
1. Indikator asam dan basa
2. Titrasi asam basa
3. Cara berwirausaha dalam bidang kimia
83
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Penugasan, ceramah, dan diskusi.
3. Model : Project Based Learning
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Apersepsi
Motivasi
84
Inti 1. Mengamati 70 menit
Siswa diberikan modul
pembelajaran (larutan asam dan
basa) kepada masing-masing
kelompok.
Guru menunjukkan contoh sifat
larutan asam basa, teori asam
basa dan konsep pKw, pH, dan
pOH dalam kehidupan sehari-
hari
a. Penentuan proyek
- Guru bersama peserta didik
menentukan topik proyek
yang akan dikerjakan.
2. Menanya
Siswa diberikan kesempatan
bertanya tentang sifat larutan
asam basa, teori asam basa dan
konsep pKw, pH, dan pOH
yang tidak dipahami
b. Menyusun perencanaan dan
langkah-langkah penyelesaian
proyek
- Guru memfasilitasi peserta
didik untuk merancang
langkah-langkah kegiatan
penyelesaian proyek beserta
pengelolaannya
3. Mengumpulkan informasi
Siswa membaca ringkasan
selengkap mungkin yang ada di
modul pembelajaran yang telah
dibagikan oleh guru.
Siswa membaca sumber lain
selain buku teks untuk
85
mendapatkan informasi atau
data terkait materisifat larutan
asam basa, teori asam basa dan
konsep pKw, pH, dan pOH
c. Mendesain rencana proyek
- Siswa bersama-sama dengan
anggota kelompoknya
memilih salah satu judul
proyek yang sudah disiapkan
oleh guru.
- Siswa bersama-sama dengan
anggota kelompoknya
mencari dan mengumpulkan
data hasil diskusi yang dicari
dari internet.
d. Membuat jadwal
- Guru memberikan
pendampingan kepada
peserta didik untuk
melakukan penjadwalan
semua kegiatan yang
direncanakan.
- Guru menuntun siswa
mengisi tabel yang telah
disediakan
- Guru menentukan batas
waktu pengumpulan proyek
yang akan dilakukan oleh
siswa selama 3 minggu
4. Mengasosiasi
Guru memberi arahan agar
peserta didik untuk berdiskusi
menghubungkan konsep-konsep
yang telah ditemukan dengan
materi yang dipelajari.
86
Guru mengarahkan siswa
untuk mengolah informasi dan
data yang didapat melalui
diskusi dan berbagai sumber
informasi tentangsifat larutan
asam basa, teori asam basa dan
konsep pKw, pH, dan pOH.
5. Mengkomunikasi
Guru memberikan kesempatan
pada setiap kelompok untuk
menyimpulkan materi yang
telah dibahas
Guru memberikan penjelasan
atau informasi lebih luas terkait
materi pembelajaran
Pertemuan II
87
sebagai sikap disiplin
c. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
d. Guru mengelompokkan siswa
menjadi 6 kelompok
Apersepsi
Motivasi
88
3. Mengumpulkan informasi
Siswa membaca ringkasan
selengkap mungkin yang ada di
modul pembelajaran yang telah
dibagikan oleh guru.
Siswa membaca sumber lain
selain buku teks untuk
mendapatkan informasi atau
data terkait materiKonsep asam
kuat-asam lemah basa kuat- basa
lemah
4. Mengasosiasi
Guru memberi arahan agar
peserta didik untuk berdiskusi
menghubungkan konsep-
konsep yang telah ditemukan
dengan materi yang dipelajari.
Guru Mengarahkan siswa
untuk mengolah informasi dan
data yang didapat melalui
diskusi dan berbagai sumber
informasi tentang Konsep basa
kuat- basa lemah dalam kehidupan
sehari-hari dengan cara
berdiskusi dengan
kelompoknya.
e. Memonitor peserta didik
- Guru memfasilitasi dan
memonitor peserta didik
dalam melaksanakan
rancangan proyek yang telah
dibuat.
- Guru menilai keaktifan
siswa saat diskusi.
- Guru bersama siswa
memeriksa alat dan bahan
89
yang akan digunakan
5. Mengkomunikasi
Guru memberikan kesempatan
pada setiap kelompok untuk
menyimpulkan materi yang
telah dibahas
Guru memberikan penjelasan
atau informasi lebih luas terkait
materi pembelajaran
Penutup a. Guru menyampaikan informasi tentang
materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya yaitu Konsep
asam kuat-asam lemah basa kuat- basa
lemah
b. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam
Pertemuan III
90
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman siswa dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, dan
mengajukan pertanyaan yang
Motivasi
91
basa, tirasi asam basa dan cara
berwirausaha dalam bidang kimia
4. Mengasosiasi
Guru memberi arahan agar
peserta didik untuk berdiskusi
menghubungkan konsep-konsep
yang telah ditemukan dengan
materi yang dipelajari.
Guru Mengarahkan siswa
untuk mengolah informasi dan
data yang didapat melalui
diskusi dan berbagai sumber
informasi tentang indikator asam
basa, tirasi asam basa dan cara
berwirausaha dalam bidang kimia
kehidupan sehari-hari dengan
cara berdiskusi dengan
kelompoknya.
5. Mengkomunikasi
Guru memberikan kesempatan
pada setiap kelompok untuk
menyimpulkan materi yang
telah dibahas
Guru memberikan penjelasan
atau informasi lebih luas terkait
materi pembelajaran
f. Presentasi hasil proyek
- setiap perwakilan siswa
mempresentasikan hasil
proyek yang dilakukan
bersama kelompoknya
maksimal 10 menit.
- Guru menilai hasil siswa
yang mempresentasikan hasil
proyek yang dikerjakan.
g. Mengevaluasi pengalaman
92
- Guru dan siswa melakukan
refleksi terhadap aktivitas
selama melakukan tugas
proyek
- Guru dan siswa melakukan
evaluasi untuk memperbaiki
kegiatan pembelajaran
dimasa yang akan datang.
Penutup a. Guru bersama dengan siswa 10 menit
menyimpulkan atau merangkum materi
yang telah dipelajari
b. Guru menyampaikan informasi tentang
materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
c. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam
H. Media dan Sumber Belajar
1. Media
- Spidol, penghapus, power point dan infokus
- Lembar kerja siswa
2. Sumber Belajar
- Devi Qurniati, Rahayu. Modul Pembelajaran Kimia
Berorientasi CEP. 2021
- Erawati, Erni. Buku Kimia SMK, Yudistira, 2009
- H. Sitorus, Ronald. Ringkasan Kimia SMA. Yrama Widya. 2008
- Internet (webpage/weblog)
I. Penilaian
1. Penilaian hasil pembelajaran
- Nilai kelompok yang diambil dari LKS
- Nilai kuis yang individu yang diambil dari tiap soal evaluasi
dalam modul
2. Penilaian hasil pembelajaran
- Ranah Kognitif
- Ranah Afektif
- Ranah Psikomotorik
93
LampiranIV: Kisi-Kisi Angket Life Skill Siswa
Aspek dan Indikator Item
+ -
b. Personal skill
- percaya diri 2 3
- mandiri 1 4
f. Thinking skill
- Pemecahan Masalah 5 8
- Menggali informasi 7 9
g. Social Skill
- Menyesuaikan diri 10
- Menerima kritik 13
h. Academic skill
- Memahami materi 16
i. Vocational skill
94
- Menuangkan ide 20 18
- Menyelesaikan tugas 22 24
- Memilih/merencanakan pekerjaan 19 23
yang sesuai dengan minat.
95
Lampiran V: Instrumen Angket Life Skill Siswa Yang Valid
Identitas responden
Nama :
Kelas :
No Absen :
Petunjuk pengisian
No Aspek SS S KS TS
96
3 Saya menyerah ketika memiliki hambatan
belajar
4. Saya selalu bergantung pada teman saat
mengerjakan tugas
Kecakapan berpikir (Thiking Skill)
97
Kecakapan Vokasional (Vocational Skill)
98
Lampiran VI: Hasil Data Angket Life skill Kelas
Eksperimen
Indikator Life Skill Jumlah
kelas eksperimen Skor
Nilai Kriteria
P T S A V
annisaul malkan bustanjar 10 11 7 11 19 58 58 cukup
aulia umami rahayu 11 11 7 9 20 58 58 cukup
B. Alin olivia ramdania 8 8 8 8 21 53 53 cukup
B. ristia saputri 5 13 7 9 20 54 54 cukup
B. saadatul aini 5 12 7 9 21 54 54 cukup
Dewi zarina putrid 9 12 10 8 22 61 61 cukup
Diana kusumawati 9 9 9 9 21 57 57 cukup
Dina maryana 7 10 8 7 21 53 53 cukup
Fadia fadla 10 10 11 11 16 58 58 cukup
Futriatun nisa 5 9 8 12 24 58 58 cukup
Helina 8 10 10 7 22 57 57 cukup
Hikmatul abror 8 9 8 8 21 54 54 cukup
Hurun'in 7 10 10 9 22 58 58 cukup
Ilhawa awlia 10 11 7 10 22 60 60 cukup
latifa lutfia 9 14 12 8 20 63 63 cukup
maulida purnama 7 16 7 8 20 58 58 sedang
meylinda ika wardani 9 12 8 8 19 56 56 sedang
Nadia selviana 7 13 10 9 18 57 57 cukup
rian fitrianingsih 7 13 9 9 19 57 57 cukup
sarwa sahira 8 13 10 8 24 63 63 sedang
syafira yunisa 8 15 11 11 20 65 65 sedang
wiwik indra yeni 5 9 12 11 18 55 55 cukup
trias primutiah mahsar 6 12 9 7 20 54 54 cukup
aniza nurul fatiha 9 10 7 7 21 54 54 cukup
nisa aulia 7 13 10 8 21 59 59 cukup
nurul aliya 10 9 7 10 23 59 59 cukup
sita malya wati 9 12 11 10 22 64 64 sedang
Rianti 9 13 9 9 23 63 63 sedang
oriza satifa amelia 10 14 11 8 23 66 66 sedang
99
maulin nabila 9 13 9 8 20 59 59 cukup
Novia rahmayanti 9 15 11 8 19 62 62 cukup
dina sofia asriani 6 11 10 8 21 56 56 cukup
58 sedang
100
Lampiran VII: Hasil Data Angket Life skill Kelas Kontrol
Indikator Life Skill Jumlah Nilai
Kelas Kontrol Kriteria
P T S A V Skor Akhir
nurul hikmah 7 9 8 9 18 51 51 Cukup
Astini 9 13 9 9 18 58 58 Cukup
nurul syahraini laitfa 6 11 7 4 18 46 46 Cukup
baiq alfariza 5 11 9 7 19 51 51 Cukup
rianita haliza 8 11 7 6 18 50 50 Cukup
nur ifadah 12 13 9 10 22 66 66 Sedang
anisa septiani 8 11 8 9 18 54 54 Cukup
baiq nayla A.A 8 12 10 8 15 53 53 Cukup
eka putri rahayu 7 10 10 7 20 54 54 Cukup
desita amalia 8 16 10 4 23 61 61 Cukup
suci rasdianti 8 11 9 9 16 53 53 Cukup
Hanik 6 7 7 8 17 45 45 Cukup
nur hazizah 5 12 9 8 16 50 50 Cukup
rindi maula sania 6 12 10 11 19 58 58 Cukup
siti fadhila izzati 8 12 10 8 15 53 53 Cukup
septiani muslim 6 9 9 5 19 48 48 Cukup
dilla sarhila 5 5 6 4 15 35 35 Cukup
laila hairiah 8 13 6 6 20 53 53 Cukup
debi anggiani 5 11 8 8 21 53 53 Cukup
afrilianti habila 8 14 10 8 16 56 56 Cukup
indah sulistianingsih 8 10 9 6 16 49 49 Cukup
ratul wardiah 8 12 9 8 20 57 57 Cukup
maelatun pebria 7 11 8 8 21 55 55 Cukup
siti manda amalia 8 12 8 7 16 51 51 Cukup
Susilawati 6 13 12 8 21 60 60 Cukup
hafiza 8 13 10 9 17 57 57 Cukup
baiq luzaina tamara 8 12 9 9 20 58 58 Cukup
noviana adrianti 7 10 9 8 18 52 52 Cukup
fadhilatun itsna azzahra 8 11 10 8 17 54 54 Cukup
qoriah herdianti 8 10 11 11 17 57 57 Cukup
101
Haerani 9 13 11 10 18 61 61 Cukup
evi mayani 14 11 13 13 21 72 72 Sedang
delta massalimini 13 13 13 12 24 75 75 Sedang
husnul khotimah 14 13 12 13 25 77 77 Sedang
ika kurnia purwa ningsih 14 13 12 13 25 77 77 Sedang
Rata-rata 56 Cukup
102
Lampiran VIII: Hasil Nilai Per-indikatorLife Skill
Indikator Life Skill
Kelas Eksperimen
P T S A V
Annisaul Malkan
63 55 44 69 59
Bustanjar
Aulia Umami Rahayu 69 55 44 56 63
B. Alin Olivia Ramdania 50 40 50 50 66
B. Ristia Saputri 31 65 44 56 63
B. Saadatul Aini 31 60 44 56 66
Dewi Zarina Putrid 56 60 63 50 69
Diana Kusumawati 56 45 56 56 66
Dina Maryana 44 50 50 44 66
Fadia Fadla 63 50 69 69 50
Futriatun Nisa 31 45 50 75 75
Helina 50 50 63 44 69
Hikmatul Abror 50 45 50 50 66
Hurun'in 44 50 63 56 69
Ilhawa Awlia 63 55 44 63 69
Latifa Lutfia 56 70 75 50 63
Maulida Purnama 44 80 44 50 63
Meylinda Ika Wardani 56 60 50 50 59
Nadia Selviana 44 65 63 56 56
Rian Fitrianingsih 44 65 56 56 59
Sarwa Sahira 50 65 63 50 75
Syafira Yunisa 50 75 69 69 63
Wiwik Indra Yeni 31 45 75 69 56
Trias Primutiah Mahsar 38 60 56 44 63
Aniza Nurul Fatiha 56 50 44 44 66
Nisa Aulia 44 65 63 50 66
Nurul Aliya 63 45 44 63 72
Sita Malya Wati 56 60 69 63 69
Rianti 56 65 56 56 72
Oriza Satifa Amelia 63 70 69 50 72
103
Maulin Nabila 56 65 56 50 63
Novia Rahmayanti 56 75 69 50 59
Dina Sofia Asriani 38 55 63 50 66
Rata-rata 50 58 57 55 65
104
Lampiran X:Hasil Nilai Per-indikator Life Skill
Indikator Life Skill
Kelas Kontrol
P T S A V
Nurul hikmah 44 56 50 56 56
Astini 56 56 56 56 56
Nurul Syahraini Laitfa 38 25 44 25 56
Baiq Alfariza 31 44 56 44 59
Rianita Haliza 50 38 44 38 56
Nur Ifadah 75 63 56 63 69
Anisa Septiani 50 56 50 56 56
Baiq Nayla A.A 50 50 63 50 47
Eka Putri Rahayu 44 44 63 44 63
Desita Amalia 50 25 63 25 72
Suci Rasdianti 50 56 56 56 50
Hanik 38 50 44 50 53
Nur Hazizah 31 50 56 50 50
Rindi Maula Sania 38 69 63 69 59
Siti Fadhila Izzati 50 50 63 50 47
Septiani Muslim 38 31 56 31 59
Dilla Sarhila 31 25 38 25 47
Laila Hairiah 50 38 38 38 63
Debi Anggiani 31 50 50 50 66
Afrilianti Habila 50 50 63 50 50
Indah Sulistianingsih 50 38 56 38 50
Ratul Wardiah 50 50 56 50 63
Maelatun Pebria 44 50 50 50 66
Siti Manda Amalia 50 44 50 44 50
Susilawati 38 50 75 50 66
Hafiza 50 56 63 56 53
Baiq Luzaina Tamara 50 56 56 56 63
Noviana Adrianti 44 50 56 50 56
Fadhilatun Itsna
50 50 63 50 53
Azzahra
105
Qoriah Herdianti 50 69 69 69 53
Haerani 56 63 69 63 56
Evi Mayani 88 81 81 81 66
Delta Massalimini 81 75 81 75 75
Husnul Khotimah 88 81 75 81 78
Ika Kurnia Purwa
88 81 75 81 78
Ningsih
Rata-rata 51 52 58 52 59
106
LampiranXI: Hasil Uji Reabilitas
Reliability
N %
Cases Valid 67 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 67 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.831 25
107
LampiranXII: Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
108
Lampiran XIII: Uji Mann-Whitney Test
Ranks
Total 67
Test Statisticsa
LIFE SKILL
Mann-Whitney U 320.000
Wilcoxon W 848.000
Z -3.017
109
Lampiran XV: Dokumentasi
KEGIATAN KETERANGAN
Kelas Eksperimen
Pembagian kelompok
proyek
110
Diskusi soal
Kelompok 1
Kelompok 2
Proses pembuatanSunlight
111
Hasil Kelompok 3 dan 4
Hasil Kelompok 1
Hasil Kelompok 2
112
Pengisian angket life skill
Kelas kontrol
Diskusi soal
113
Pengisian angket oleh kelas
kontrol
114
115
116
117
118
119
120
121
122
124