Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI PPtLSV


DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 101 JAKARTA

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI METODE PROBLEM-BASED LEARNING

PADA MATERI PPtLSV

DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 101 JAKARTA

(TAHUN PELAJARAN 2006 / 2007 SEMESTER I)

Oleh:
SUPARDI.S.Pd
NIP. 131 576 799

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

Kenaikan Pangkat Dari IV/b ke IV/c

PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA


DINAS PENDIDIKAN DASAR KATAMADYA JAKARTA BARAT
SMP NEGERI 101 JAKARTA
Jl. Palmerah Utara II No.210C Telp (021) 5481510 Jakarta 11480

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluhkan rendahnya

kemampuan siswa dalam menerapkan konsep matematika. Hal ini terlihat dari

banyaknya kesalahan siswa dalam memahami konsep matematika sehingga

mengakibatkan kesalahankesalahan dalam mengerjakan soal sehingga

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa (skor) baik dalam ulangan harian,

ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah, padahal dalam pelaksanaan proses

pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas (pemantapan) secara kontinu

berupa latihan soal. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak

sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep

matematika. Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses

pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana dan

prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru, serta sarana

dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi

kurang efektif. Saat sekarang ini sistem pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum

yang menggunakan sistem KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jadi


pendidikan tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan

psikomotorik.

Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak

seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran

yang monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat

dengan siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk

mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu

meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan

kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam

proses pembelajaran. Juga mengupayakan siswa untuk memiliki hubungan yang erat

dengan guru, dengan teman temannya dan juga dengan lingkungan sekitarnya.

Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi, sangat

bergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan

situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya

pembelajaran (Semiawan, 1985). Banyaknya teori dan hasil penelitian para ahli

pendidikan yang menunjukkan bahwa pembelajaran akan berhasil bila siswa

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Atas dasar ini munculah istilah Cara

Belajar Siswa Aktif ( CBSA ). Salah satu pendekatan pembelajaran yang

mengakomodasi CBSA adalah pembelajaran dengan pemberian tugas secara

berkelompok.
Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan dari pemikiran nilainilai demokrasi,

belajar efektif perilaku kerja sama dan menghargai keanekaragaman dimasyarakat.

Dalam pembelajaran guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar sebagai suatu

sistem sosial yang memiliki ciri proses demokrasi dan proses ilmiah. Pembelajaran

berbasis masalah merupakan jawaban terhadap praktek pembelajaran kompetensi

serta merespon perkembangan dinamika sosial masyarakat. Selain itu pembelajaran

berbasis masalah pada dasarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari

pembelajaran kelompok. Dengan demikian, metode pembelajaran berbasis masalah

memiliki karakteristik yang khas yaitu menggunakan masalah dunia nyata sebagai

konteks belajar bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan

memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari

materi pelajaran.

Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi

dengan situasi berorientasi pada masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana

belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (2000:2 dalam Nurhadi dkk,2004), Pembelajaran

berbasis masalah dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Learning

(Pembelajaran Proyek), Eksperience-Based Education (Pendidikan Berdasarkan

Pengalaman), Authentic learning (Pembelajaran Autentik), dan Anchored instruction

(Pembelajaran berakar pada dunia nyata). Peran guru dalam pembelajaran berbasis

masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi

penyelidikan dan dialog. Pembelajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan

tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya


pertukaran ide secara terbuka secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri

dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang

dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukankan penyelidikan

secara inkuiri.

Terkait dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), pembelajaran

dengan pemberian tugas secara berkelompok menjadi salah satu pendekatan yang

sebaiknya di kuasai oleh guru baik secara teoritis maupun praktis. Berangkat dari

pemikiran tersebut Peneliti memilih judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Dengan Metoda Problem-Based Learning Pada Materi Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa rendah?

2. Kendala apa saja yang ditemui dalam pembelajaran matematika?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil

belajar siswa?
4. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif type Problem-Based

Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

5. Bagaimanakah penggunaan sarana dan prasaran yang optimal dalam

meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

6. Seberapa besar pengaruh Pendekatan Kooperatif type Problem-Based

Learning dalam pencapaian hasil belajar siswa?

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran matematika dengan metode Problem-Based Learning

untuk meningkatkan hasil belajar matematika dilaksanakan di kelas VII.1

SMP Negeri 101 Jakarta semester ganjil tahun pelajaran 2006 / 2007

2. Materi yang diajarkan adalah persamaan dan pertidaksamaan linear satu

vatiabel.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:


1. Apakah dengan metode Problem-Based Learning dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengerjakan soalsoal latihan pada materi

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII.1 SMP

Negeri 101 Jakarta?

2. Apakah dengan metode Problem-Based Learning dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu

Variabel di kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta?

3. Bagaimanakah dampak metode Problem-Based Learning dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan

Linear Satu Variabel di kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta?

D. Tujuan Penelitian

Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini dan berdasar

pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan secara umum adalah untuk

memperbaiki pembelajaran matematika di SMP, sedangkan secara khusus tujuan

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soalsoal

pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII.1

SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 20062007 semester ganjil yang

diajarkan dengan metode Problem-Based Learning.


2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada materi Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta

Tahun Ajaran 2006 - 2007 yang diajarkan dengan metode Problem-Based

Learning.

3. Untuk mengetahui dampak metode Problem-Based Learning dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2006

2007 pada pokok bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

E. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan

mamfaat bagi :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan minat siswa dalam memahami materi Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear Stu Variabel.

b. Memiliki rasa setia kawan, kerjasama dan tanggung jawab.

c. Memotivasi siswa untuk lebih mantap dalam belajar matematika terutama pada

Pokok bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.


d. Siswa mengerti akan pentingnya belajar berkelompok.

e. Siswa dapat saling berinteraksi dalam kelompok untuk menyampaikan pendapat

atau mendiskusikan setiap soal pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan

Linear Satu Variabel.

f. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah melalui

pemberian tugas secara berkelompok.

2. Bagi Guru

a. Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru.

b. Memperbaiki kinerja guru.

c. Menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah.

d. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi Sekolah.

a. Hasil pembelajaran sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pembelajaran.
b. Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi siswa

dan kinerja guru.

Anda mungkin juga menyukai