PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, pemelihara seluruh alam raya, yang atas
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan
penulisan proposal skripsi dengan judul “Pengembangan E-LKPD Liveworksheet
Berorientasi Think Pair Share (TPS) Pada Materi Kesetimbangan Kimia Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI SMAN 12
Surabaya”.
1. Prof. Dr. Wasis, M.Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Surabaya
2. Prof. Dr. Utiya Azizah, M.Pd., Koordinator Program Studi Pendidikan
Kimia
3. Dian Novita, S.T., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
4. Drs. Slamet Budi Santoso, M.M., Kepala Sekolah SMAN 12 Surabaya
5. Suharningsih, S.Pd., Guru Kimia Kelas 12 SMAN 12 Surabaya
6. Yudyarsih, S.Pd., Guru Kimia Kelas 11 SMAN 12 Surabaya
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal skripsi ini masih jauh
dari sempurna dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk
itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bahan
pertimbangan perbaikan dalam proposal skripsi ini.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
A. Judul : ............................................................................................................... 1
2. Asumsi .................................................................................................... 12
iv
7. Keterampilan Berpikir Kritis .................................................................. 26
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
A. Judul : Pengembangan E-LKPD Liveworksheet Berorientasi Think Pair
Share (TPS) pada Materi Kesetimbangan Kimia untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI SMAN 12 Surabaya.
B. Bidang Kajian : Pendidikan Kimia
C. Latar Belakang
Teknologi telah menjadi salah satu alasan utama terjadinya
perubahan diberbagai sektor kehidupan. Perkembangan teknologi sudah
menuju ke arah digital dimana segala kegiatan manusia dapat dipenuhi oleh
teknologi yang ada. Indonesia telah menunjukkan upayanya dalam
perbaikan mutu dan kualitas beberapa aspek kehidupan baik pendidikan
maupun sosial. Hal ini ditunjukkan dengan hadirnya kurikulum “Merdeka
Belajar” yang digagas langsung oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI), Nadiem
Makarim, yang dimana konsep utama merdeka belajar ialah merdeka dalam
berfikir (Indarta, 2022).
Kurikulum Merdeka menawarkan struktur kurikulum yang lebih
fleksibel dan berfokus pada materi esensial sehingga memberikan
keleluasaan bagi guru untuk mengajar sesuai kebutuhan dan karakteristik
peserta didik. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap
perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan
kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan
peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan (Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022). Kurikulum
Merdeka menitikberatkan pengembangan soft skills seperti keterampilan
berpikir kritis, kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, termasuk
penanaman nilai etos kerja, serta kemampuan berwirausaha sehingga
mendorong terwujudnya karakter lulusan yang siap kerja
(Permendikbudristek No. 13 Tahun 2022).
Pembelajaran di sekolah saat ini juga diharapkan mampu
mendukung peserta didik untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan di abad 21. Abad 21 menuntut setiap individu untuk memiliki
kecakapan atau keterampilan baik hard skill maupun soft skill yang
mumpuni agar dapat terjun ke dunia pekerjaan dan siap berkompetisi
1
dengan negara lain. Keterampilan abad 21 yang dikembangkan dari
penerapan Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mengembangkan
keterampilan berpikir peserta didik. Partnership for century 21st (2009)
menyatakan bahwa berpengetahuan melalui core subject saja tidak cukup,
harus dilengkapi dengan kemampuan berpikir, dimana salah satunya adalah
keterampilan berpikir kritis. Sumber daya manusia yang kritis melalui
gagasan cemerlangnya diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi di era globalisasi abad 21. Oleh karena itu, sekolah
diharapkan mendukung peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
berpikir kritis mereka.
Wahyuni (2015) berpikir kritis merupakan suatu bentuk pemikiran
yang berusaha memahami masalah secara mendalam, memiliki pemikiran
terbuka terhadap keputusan dan pendapat orang lain, berusaha mengerti dan
mengevaluasi secara benar informasi yang diterima sebelum mengambil
keputusan serta mampu menghubungkan antara sebab dan akibat dalam
menemukan pemecahan masalah yang dihadapi baik dalam kegiatan proses
pembelajaran maupun dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Komponen
berpikir kritis terdiri dari interpretation, inference, analysis, explanation,
evaluation dan self-regulation (Facione, 2013).
Hasil pra-penelitian yang dilakukan di kelas XII IPA 5 SMAN 12
Surabaya diketahui tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik masih
tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang didapatkan saat
peserta didik mengerjakan soal keterampilan berpikir kritis yang diberikan
ketika pra penelitian. Hasil yang didapat pada 5 komponen berpikir kritis
meliputi (1) Inference 52,38%, (2) Interpretation 58,09%, (3) Analysis
33,33%, (4) Explanation 62,85%, dan (5) Evaluation 62,85%. Hasil yang
diperoleh masih tergolong rendah sehingga perlu adanya peningkatan
keterampilan berpikir kritis peserta didik pada materi kimia.
Keterampilan berpikir kritis sangat penting untuk ditingkatkan
khususnya pada materi kimia. Kesetimbangan kimia merupakan salah satu
materi yang dipelajari oleh peserta didik pada mata pelajaran kimia. Secara
sederhana kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan dimana kecepatan
2
dapat berlangsung dari kiri ke kanan dan sebaliknya, dengan kecepatan yang
sama baik dari kiri maupun dari kanan pada suhu tertentu. Kesetimbangan
kimia hanya terjadi pada reaksi balik atau yang sering disebut reaksi
reversibel yaitu salah satu reaksi kimia, dimana reaksinya dapat berlangsung
dalam dua arah alias tidak hanya reaktan yang dapat menjadi produk, tapi
produk juga bisa berubah jadi reaktan kembali atau biasa disebut terjadi
pada reaksi tertutup, dimana tidak ada perpindahan materi.
Keterampilan berpikir kritis pada materi kesetimbangan kimia dapat
ditingkatkan salah satunya melalui perangkat pembelajaran berupa LKPD
yang berorientasi keterampilan berpikir kritis peserta didik. LKPD (Lembar
Kerja Peserta didik) merupakan salah satu jenis media pembelajaran cetak
yang sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran (Dermawati et
al., 2019). LKPD bukan hanya berupa tugas-tugas yang harus diselesaikan
peserta didik, akan tetapi perlu adanya pendekatan pembelajaran yang
membantu peserta didik dalam menemukan sebuah konsep dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik (Sari et al.,
2017).
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih,
penggunaan teknologi digital menjadi semakin berkembang terutama pada
bidang pendidikan. Dengan memanfaatkan teknologi digital dapat dibuat
sebuah media pembelajaran berupa Elektronik Lembar Kerja Peserta Didik
(E-LKPD). E-LPKD dapat digunakan dimanapun dan kapan pun dengan
menggunakan laptop atau smartphone sehingga dapat mempermudah
proses pembelajaran (Apriliyani & Mulyatna, 2021).
E-LKPD yang akan dikembangkan memanfaatkan situs
Liveworksheets. Liveworksheets merupakan platform berbasis web yang
bernama Liveworksheet.com. Liveworksheets memungkinkan guru untuk
mengubah lembar kerja konvensional menjadi lembar kerja online interatif
dengan koreksi dan nilai otomatis. Kelebihan Liveworksheets yaitu
menyediakan fitur pengeditan E-LKPD yang menarik seperti memasukkan
video, audio, dan gambar. Kemudian, kelebihan khususnya pada pengisian
E-LKPD yang bisa diisi secara langsung pada situs web (Sholehah, 2021).
LKPD yang akan dikembangkan berbasis assessment for learning. fokus dari basis afl ini adalah
permberian feedback atau umpan balik kepada peserta didik agar pada proses pembelajaran selanjutnya
menjadi lebih baik. 3
afl ini memungkin pendidik untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan peserta didik sehingga pendidik
dapat memebrikan feedback atau umpan balik yang membangun. kelebihan dari afl ini adalah ....
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, hasil belajar mata
pelajaran kimia peserta didik kelas XI di SMAN 12 Surabaya pada materi
kesetimbangan kimia yaitu 85% telah mencapai nilai KKM yang ditentukan
yakni 72. Metode pembelajaran yang digunakan yaitu melalui diskusi dan
praktikum. Kendala pada materi kesetimbangan kimia yaitu pada waktu
penyampaian materi yang dirasa kurang cukup karena kesetimbangan kimia
merupakan bab terakhir di kelas XI yang membuat materi ini sering tidak
tersampaikan secara maksimal. Hal ini juga diperkuat dengan hasil angket
peserta didik yang menyatakan sebanyak 51,42% peserta didik menganggap
materi kesetimbangan kimia merupakan salah satu materi kimia yang sulit
untuk dipelajari. Untuk itu perlu adanya pengembangan E-LKPD
liveworksheet yang berorientasi pada suatu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada materi kesetimbangan
kimia.
Keterampilan berpikir kritis peserta didik diharapkan dapat
meningkat jika peserta didik mampu mengkonstruksi atau membangun
pengetahuan bersama melalui pemahaman yang mendalam. Proses
pembelajaran harus mampu melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, bukan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke peserta didik saja.
Salah satu proses pembelajaran yang menunjang kemampuan kolaboratif
yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik
adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
Think Pair Share (TPS) adalah model pembelajaran yang
memberikan peserta didik waktu untuk berpikir, menjawab, dan saling
membantu satu sama lain (Lyman, 1985). TPS merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi peserta didik. TPS memungkinkan peserta didik untuk bekerja
sendiri dan bekerja sama saling membantu dengan peserta didik lain dalam
suatu kelompok kecil. Berbeda dengan metode klasikal yang
memungkinkan hanya satu peserta didik yang maju dan membagikan
hasilnya untuk seluruh kelas, teknik Think Pair Share memberi sedikitnya
delapan kali kesempatan lebih banyak kepada setiap peserta didik untuk
4
dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Slavin,
2005).
Hal ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Heni Mulyani
(2019). Pada hasil penelitian tersebut didapatkan hasil keterampilan berpikir
kritis peserta didik melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) di
kelas X menunjukkan bahwa hasilnya meningkat. Dikarenakan, telah
memenuhi indikator keberhasilan peserta didik. Dilihat dari siklus pertama
dengan persentase 63,44% dan siklus kedua meningkat dengan persentase
sebesar 82,38% dan sudah dikategorikan sangat baik.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Arrosid (2019). Pada hasil
penelitian tersebut didapatkan hasil penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas dan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas X IPA 3 SMAN 1 Kota
Bengkulu pada materi perubahan dan pelestarian lingkungan. Hal ini terlihat
dari rerata skor aktivitas peserta didik yang diperoleh pada siklus I sebesar
24,5 (Baik), dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 27 (Baik).
Peningkatan aktivitas peserta didik diikuti dengan peningkatan
keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hal ini terlihat dari persentase
keterampilan berpikir kritis peserta didik pada siklus I yaitu 56,43% (Cukup
Kritis), dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 72,50%.
Selain itu, pada hasil penelitian Lum’atul Khoirot (2021) didapatkan
E-LKPD pada materi pencemaran lingkungan dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik, hal tersebut ditunjukkan dari hasil
rata-rata N-gain pada setiap indikator sebesar 0,70 sehingga rata-rata
peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah menggunakan
E-LKPD pada materi pencemaran lingkungan tergolong tinggi. Kemudian
hasil rata-rata respon peserta didik menunjukkan persentase 77,3% yang
termasuk dalam kriteria baik, artinya E-LKPD pada materi pencemaran
lingkungan mendapat respon baik dari peserta didik.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif TPS. Menurut
Kholifah (2010) adalah: 1) guru mengajukan pertanyan atau problema yang
terkait dengan pelajaran dan guru mnyediakan bahan dan alat yang
5
diperlukan 2) guru meminta para peserta didik untuk mendiskusikan
mengenai apa yang telah difikirkan melaui pengamatan, eksplorasi atau
prosedur penelitian 3) pada langkah akhir ini guru meminta pasangan
tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas keseluruhan
mengenai apa yang telah dibicarakan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan E-LKPD
Liveworksheet Berorientasi Think Pair Share (TPS) pada Materi
Kesetimbangan Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Kelas XI SMAN 12 Surabaya. Diharapkan E-LKPD
Liveworksheet berorientasi Think Pair Share dapat berpengaruh positif
terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Bagaimana kelayakan Elektronik Lembar Kerja
Peserta Didik (E-LKPD) Liveworksheet Berorientasi Think Pair Share pada
materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kritis peserta didik kelas XI SMAN 12 Surabaya?” dengan rincian sebagai
berikut:
1. Bagaimana kevalidan E-LKPD Liveworksheet berorientasi Think Pair
Share (TPS) pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI SMAN 12 Surabaya?
2. Bagaimana kepraktisan E-LKPD Liveworksheet berorientasi Think Pair
Share (TPS) pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI SMAN 12 Surabaya?
3. Bagaimana keefektifan E-LKPD Liveworksheet berorientasi Think Pair
Share (TPS) pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI SMAN 12 Surabaya?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
6
1. Mendeskripsikan kevalidan E-LKPD Liveworksheet berorientasi Think
Pair Share (TPS) pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI SMAN 12 Surabaya
yang ditinjau dari segi isi dan konstruk.
2. Mendeskripsikan kepraktisan E-LKPD Liveworksheet berorientasi Think
Pair Share (TPS) pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI SMAN 12 Surabaya
yang ditinjau dari angket respon peserta didik.
3. Mendeskripsikan keefektivan E-LKPD Liveworksheet berorientasi Think
Pair Share (TPS) pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI SMAN 12 Surabaya
yang ditinjau dari tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik, dan
hasil belajar peserta didik.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada banyak pihak
yang terkait dengan penelitian, diantaranya :
1. Bagi Peserta Didik
Dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikir
kritis sehingga dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi
kesetimbangan kimia.
2. Bagi Pendidik
Dapat menjadi alternatif bagi pendidik pada saat proses belajar mengajar
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada materi
kesetimbangan kimia.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dalam membuat perangkat pembelajaran yang
valid, praktis, dan efektif untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis
pada materi kesetimbangan kimia.
7
E-LKPD merupakan lembaran latihan peserta didik yang
dikerjakan secara digital dan dilakukan secara sistematis serta
berkesinambungan selama jangka waktu tertentu (Lathifah et
al., 2021). Penggunaan LKPD elektronik dapat memancing
peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
(Hendriani & Gusteti, 2021). E-LKPD yang akan
dikembangkan memanfaatkan situs Liveworksheet.
Liveworksheet merupakan platform berbasis web yang
bernama Liveworksheet.com. Liveworksheet memungkinkan
guru untuk mengubah lembar kerja konvensional menjadi
lembar kerja online interaktif dengan koreksi dan nilai
otomatis (Sholehah, 2021). Model pembelajaran kooperatif
Think Pair Share merupakan model pembelajaran yang
memberikan peserta didik waktu untuk berpikir, menjawab,
dan saling membantu satu sama lain (Lyman, 1981). TPS
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. TPS
memungkinkan peserta didik untuk bekerja sendiri dan bekerja
sama saling membantu dengan peserta didik lain dalam suatu
kelompok kecil. Salah satu proses pembelajaran yang
menunjang kemampuan kolaboratif yang dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik
adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
b. Kelayakan E-LKPD
E-LKPD Liveworksheet berorientasi Think Pair Share pada
materi kesetimbangan kimia untuk melatihkan keterampilan
berpikir kritis, merupakan Lembar Kerja Peserta Didik yang
berisi soal latihan yang disajikan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis. E-LKPD dapat dikatakan layak
dilihat dari aspek validitas, efektifitas, dan kepraktisan.
8
1. Validitas E-LKPD
a. Validitas Isi
Validitas Isi ditinjau melalui kesesuaian isi E-
LKPD dengan, indikator pembelajaran,
kebenaran materi pembelajaran, kesesuaian
dengan langkah model pembelajaran
kooperatif Think Pair Share, kesesuaian
dengan keterampilan berpikir kritis dan
indikator berpikir kritis.
b. Validitas Konstruk
Validitas Konstruk ditinjau melalui kriteria
penyajian, kebahasaan, dan kegrafisan.
Kriteria penyajian meliputi cover yang
mempresentasikan isi E-LKPD, tersedia
tempat menuliskan jawaban, urutan
penyajian, adanya interaksi (pemberian
stimulus dan respon). Kriteria kebahasaan
meliputi kejelasan informasi, kesesuian
dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Kriteria kegrafisan
meliputi format E-LKPD memudahkan
peserta didik dalam belajar, pemilihan model,
ukuran, dan warna, serta keselarasan antara
warna teks, background, gambar, dan tabel.
2. Efektifitas E-LKPD
Efektifitas E-LKPD merupakan efektifitas
terhadap hasil penggunaan E-LKPD yang
dikembangkan, ditinjau dari tingkat keterampilan
berpikir kritis dan hasil belajar. E-LKPD
dikatakan efektif jika nilai posttest keterampilan
berpikir kritis lebih besar dari pretest keterampilan
berpikir kritis dihitung peningkatannya
9
berdasarkan nilai n-gain dengan kategori sedang
atau tinggi dan hasil belajar peserta didik
memperoleh nilai ≥ 75. Data nilai pretest, posttest
dan hasil belajar peserta didik juga diuji
menggunakan SPSS dengan Uji T.
3. Kepraktisan E-LKPD
Kepraktisan E-LKPD ditinjau dari respon peserta
didik dan aktivitas belajar peserta didik.
Kepraktisan dinilai melalui angket respon peserta
didik dan lembar observasi aktivitas peserta didik.
Angket respon akan diisi oleh peserta didik sendiri
sedangkan lembar observasi aktivitas peserta didik
akan diisi oleh observer. E-LKPD dikatakan
praktis apabila hasil angket respon yang diberikan
peserta didik dan lembar observasi aktivitas
peserta didik yang diberikan observer memperoleh
nilai ≥ 61%.
c. Aktivitas Belajar Peserta Didik
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan interaksi aktif
antara subjek belajar dengan objek belajar selama
berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud
adalah peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru,
membaca petunjuk pada E-LKPD, membaca ringkasan materi
dan fenomena yang disajikan, mengamati tayangan video,
menentukan rumusan masalah dan hipotesis, menuliskan alat
dan bahan yang digunakan berdasarkan video, menentukan
variabel, menuliskan data hasil percobaan, mengerjakan soal-
soal analisis, membuka dan mencoba virtual lab, serta
membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan lembar
observasi aktivitas peserta didik untuk mengetahui aktivitas
belajar peserta didik pada saat menggunakan E-LKPD
10
Liveworksheet berorientasi Think Pair Share dengan pilihan
jawaban “ya” dan “tidak”. E-LKPD dikatakan praktis jika
persentase aktivitas peserta didik mendapat ≥ 61%
d. Keterampilan berpikir kritis
Menurut Wahyuni (2015) berpikir kritis merupakan suatu
bentuk pemikiran yang berusaha memahami masalah secara
mendalam, memiliki pemikiran terbuka terhadap keputusan
dan pendapat orang lain, berusaha mengerti dan mengevaluasi
secara benar informasi yang diterima sebelum mengambil
keputusan serta mampu menghubungkan antara sebab dan
akibat dalam menemukan pemecahan masalah yang dihadapi
baik dalam kegaiatan proses pembelajaran maupun dalam
lingkungan kehidupan sehari-hari. Keterampilan berpikir
kritis sangat penting untuk ditingkatkan khususnya pada
materi kimia. Menurut Facione (2013) komponen berpikir
kritis terdiri dari interpretation, inference, analysis,
explanation, evaluation dan self-regulation. Pada penelitian
ini menggunakan 5 komponen berpikir kritis yang terdiri dari
interpretation, inference, analysis, explanation, dan
evaluation Keterampilan berpikir kritis dinilai meningkat
apabila nilai posttest lebih besar dari pretest dihitung
peningkatannya berdasarkan nilai n-gain dengan kategori
sedang atau tinggi. Data nilai pretest dan posttest juga diuji
menggunakan SPSS dengan Uji T.
e. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan
penerapan E-LKPD yang telah diberikan. Umumnya hasil
belajar berupa pemberian nilai dalam bentuk angka dari guru
kepada peserta didik sebagai indikasi sejauh mana peserta
didik telah menguasai materi pelajaran yang disampaikan.
Pengukuran hasil belajar dilakukan menggunakan instrumen
tes, yaitu dengan hasil dari pretest dan posttest pengetahuan
11
peserta didik. Hasil belajar dikatakan tuntas jika peserta didik
memperoleh nilai ≥ 75, kemudian dihitung peningkatannya
berdasarkan nilai n-gain dengan kategori sedang atau tinggi.
Data nilai pretest dan posttest juga ditelaah menggunakan
SPSS dengan Uji T.
f. Respon peserta didik
Respon sama dapat diartikan sebagai tanggapan, reaksi,
pendapat dan kesan. Dalam penelitian ini digunakan angket
sebagai instrumen untuk mengetahui respon peserta didik
dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. E-LKPD dikatakan
praktis jika persentase angket respon mendapat ≥ 61%
g. Materi Kesetimbangan Kimia
Materi kesetimbangan kimia adalah salah satu materi kimia
yang diajarkan pada kelas XI semester 1. Pada penelitian ini
menggunakan materi kesetimbangan kimia, khususnya sub-
bab faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.
2. Asumsi
Agar penelitian ini jelas dan terarah, maka dalam penelitian ini perlu
dikemukakan asumsi sebagai berikut :
a. Peserta didik mengisi angket respon secara jujur
b. Peserta didik bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes yang
diberikan
c. Penelaah dan validator memberikan nilai secara jujur dan objektif
3. Pembatasan Masalah
Mengingat permasalah an yang cukup luas, maka masalah yang
perlu diteliti perlu dibatasi :
a. Keterampilan berpikir kritis yang diambil penelitian ini meliputi 5
komponen keterampilan berpikir kritis (1) Inference, (2)
Interpretation, (3) Analysis, (4) Explanation, dan (5) Evaluation.
b. E-LKPD yang dikembangkan mengacu pada metode Research and
Development yang dibatasi pada tahap uji coba produk.
12
c. Materi kesetimbangan kimia yang digunakan pada penelitian ini
dibatasi pada sub-materi faktor-faktor yang mempengaruhi
pergeseran arah kesetimbangan.
13
H. Kajian Pustaka
14
2. Media Pembelajaran
a. Definisi Media Pembelajaran
Media berasal dari kata “medium” yang secara harfiah kata tersebut
memiliki arti perantara atau pengantar menurut (Susilana, 2008) dalam
bukunya Media Pembelajaran. Menurut (Fatria, 2017) media adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses
pembelajaran pada peserta didik.
Menurut (Syaiful bahari, Djamarah dan Azwan Zain, 2013) Media
pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan agar tercapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut
(Fatria, 2017) Media pembelajaran adalah alat bantu pada proses
pembelajaran.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Ada 4 fungsi media pembelajaran menurut Ibda (2018) yaitu:
a) Fungsi Atensi: Media visual merupakan inti, menarik dan
memberikan perhatian sisswa untuk berkonsentrasi pada pelajaran.
b) Fungsi Afektif: Media visual dapat dilihat dari tingkat pelajaran
ketia belajar.
c) Fungsi Kognitif: Mengungapkan bahwa lambing visual untuk
memperlancar pencapaian tujuan dalam memahaminya.
d) Fungsi Kompensantoris: Media visual memberikan konteks
memahami teks dan membantu pembelajar untuk mengingatnya
kembali.
c. Jenis Media Pembalajaran
Adapun pendapat dari Ida (2016) jenis media dibedakan menjadi 5 yaitu:
a) Media Visual dua dimensi tidak transparan: Seperti sketsa, lipchart,
peta, poster dan foto.
b) Media Visual tiga dimensi transparan: Seperti strip, movie film dan
slide.
15
c) Media Visual tiga dimensi: Media ini memiliki isi atau volume, yang
termasuk dalam media ini adalah mock-up, specimen dan benda
yang sesungguhnya.
d) Media Audio: Media ini berkaitan dengan pendengaran seperti:
kaset, radio, telepon dan laboratorium bahasa.
e) Media Audio visual: Media yang dapat dilihat baik dari sumber
gambar dan suara sekaligus, contohnya: TV, CD dan video.
d. Manfaat Media Pembelajaran
Adapun pendapat lain dari Daryanto (2016) manfaat menggunakan
media pembelajaran diantaranya:
a) Menggunakan media pembelajaran akan lebih efisien untuk
menjelaskan materinya.
b) Mengarahkan peserta didik untuk lebih mandiri dalam
meningkatkan wawasannya.
c) Memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
d) Adanya media pembelajaran akan menjadi lebih maksimal di proses
belajar peserta didik
16
Menurut Vygotsky (1986) pelajar memiliki dua tingkat
perkembangan yang berbeda yang terjadi pada dua tahap pertama terjadi
pada tingkat perkembangan aktual, yaitu menentukan fungsi intelektual
individu saat ini dan kemampuannya untuk mempelajari sendiri hal-hal
tertentu dan tahap berikutnya adalah tingkat perkembangan potensial, yang
oleh Vygotsky didefinisikan sebagai tingkat yang dapat difungsikan atau
dicapai oleh individu dengan bantuan orang lain, misalnya guru atau teman
sebaya yang lebih maju.
Teori belajar kontruktivis Vygotsky mendukung model
pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share. Pembelajaran kooperatif
tersebut melibatkan interaksi antara satu peserta didik dengan peserta didik
yang lain sehingga peserta didik yang tingkat pengetahuannya lebih tinggi
dapat membantu peserta didik dengan pengetahuan yang lebih rendah sesuai
dengan teori Vygotsky zone of proximal development.
b. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Menurut Susanto (2012) Perkembangan kognitif merupakan
perkembangan pikiran. Pikiran merupakan bagian dari proses berpikirnya
otak yang digunakan untuk pemahaman, penalaran, pengetahuan, dan
pengertian. Bicara tentang anak usia dini, pikiran anak mulai berkembang
sejak anak lahir. Setiap hari dalam kehidupannya anak mengalami
perkembangan pikiran, seperti belajar mengenal orang, belajar mengenal
sesuatu, belajar tentang kemampuan-kemampuan baru, memperoleh banyak
ingatan, dan menambah banyak pengalaman. Secara terus menerus pikiran
berkembang dan terus dilakukan stimulasi dengan baik, perkembangan
pikiran anak akan optimal.
Menurut Piaget yang dikutip oleh Slavin (2008) mengemukakan
bahwa perkembangan sebagian besar bergantung pada manipulasi anak dan
interaksi aktif dengan lingkungan. Kemampuan manipulasi dan interaksi
aktif anak dengan lingkungan dicirikan pada tahap-tahap kecerdasan atau
kemampuan kognisi. Setiap tahap-tahap kecerdasan itu dicirikan oleh
kemunculan kemampuan-kemampuan baru dan cara mengolah informasi.
17
Piaget yang dikutip Santrock (2007) membagi perkembangan
kognitif menjadi empat tahap: sensorimotor, praoperasional, operasional
konkret, dan operasional formal. Semua anak melewati tahap-tahap ini
namun dengan kecepatan yang berbeda pada tiap anak.
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak
secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui
pengalaman-pengalaman interaksi (Nur dan Wikandari, 2008).
Teori Perkembangan Kognitif Piaget mendukung model
pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share karena dalam pembelajaran
tersebut ada interaksi sosial sesuai teori piaget yang dapat mendukung
perkembangan kognitif peserta didik.
18
b) Menyajikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan pemahaman
peserta didik terhadap materi yang telah disajikan
c) Memberi kemudahan kepada guru dalam memberikan tugas
kepada peserta didik.
c. Fungsi LKPD
Beberapa fungsi LKPD menurut Asyhari (2016) yaitu :
a) Membantu peserta didik menemukan suatu konsep dengan
mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat
konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan
dipelajari, memuat apa yang harus dilakukan peserta didik meliputi
melakukan, mengamati, dan menganalisis.
b) Membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasi berbagai
konsep yang telah ditemukan.
c) Sebagai penuntun belajar, penguatan, dan juga berfungsi sebagai
petunjuk praktikum.
d. Langkah-Langkah Menyusun LKPD
Berikut ini dijelaskan mengenai empat langkah penyusun Lembar
Kerja Peserta Didik menurut Prastowo (2014) yaitu:
1) Melakukan analisis kurikulum Langkah ini bertujuan
menentukan materi pokok dalam LKPD. Memperhatikan dan
mencermati pula kompetensi materi yang akan dicapai oleh
peserta didik.
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD Peta kebutuhan untuk
mengetahui urutan materi dalam LKPD yang dibuat. Urutan
LKPD ini dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan
materi.
3) Menentukan judul LKPD Judul LKPD ditentukan atas dasra
tema sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil
pemataan kompetensi dasar dan materi pokok.
4) Penulisan LKPD Langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam penulisan LKPD antara lain:
a) Merumuskan indikator materi
19
b) Menentukan alat penilaian
e. Elektronik Lembar Kerja Peserta Didik (E-LKPD)
Perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam pendidikan
menuntut untuk berpacu untuk selalu menginovasi bahan ajar.
Pemanfaatan teknologi yang ada juga memungkinkan pembelajaran
berlangsung dengan efektif (Yelianti, 2018). Penyajian bahan ajar
tidak hanya terbatas pada media cetak saja, akan tetapi sudah
memanfaatkan media digital. Inovasi dalam mengembangkan suatu
bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran salah satunya bahan ajar
yang dapat di transformasikan penyajiannya kedalam bentuk
elektronik yaitu E-LKPD (Fahmi, 2016).
E-LKPD merupakan lembar kerja peserta didik dalam bentuk
digital yang dapat diakses melalui notebook, laptop, PC, handphone
dan lain-lain. Elektronik Lembar Kerja Peserta Didik menurut
Trianto (2013) merupakan rangkaian kegiatan yang digunakan
peserta didik dalam melakukan penyelidikan dan penyelesaian
masalah.
E-LKPD adalah salah satu media berbantu komputer yang
terdalamnya terdapat gambar, animasi dan video-video yang lebih
afektif agar peserta didik tidak merasa bosan. E-LKPD didefinisikan
sebagai media pembelajaran yang dirancang secara elektronik, berisi
materi sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan (Hafsah, 2016).
E-LKPD yang akan dikembangkan memanfaatkan situs
Liveworksheet. Liveworksheet merupakan platform berbasis web
yang bernama Liveworksheet.com. Liveworksheet memungkinkan
guru untuk mengubah lembar kerja konvensional menjadi lembar
kerja online interatif dengan koreksi dan nilai otomatis.
Kelebihan Liveworksheet yaitu menyediakan fitur pengeditan
E-LKPD yang menarik seperti memasukkan video, audio, dan
gambar. Kemudian, kelebihan khususnya pada pengisian E-LKPD
yang bisa diisi secara langsung pada situs web (Sholehah, 2021).
20
Kata kunci atau keyword yang utama dalam menggunakan
Liveworksheet ini adalah perlu memahami yang namanya “script”
atau rumus. Rumus-rumus inilah yang akan gunakan untuk
membuat aneka macam kuis dengan tampilan berbeda. Satu jenis
script berbeda fungsi dengan script lainnya (Wahyuni, 2022).
E-LKPD ini memiliki nilai lebih dibandingkan LKPD cetak.
Oleh karena itu, dengan memanfaatkan kemampuan aplikasi yang
digunakan mampu menampilkan fitur-fitur video, suara, maupun
gambar, yang akan membantu peserta didik dalam
memvisualisasikan materi yang bersifat abstrak (Supriadi, 2015).
5. Kelayakan E-LKPD
Menurut Nieveen (2013), kualitas hasil pengembangan pembelajaran
pada penelitian pengembangan ditentukan oleh beberapa kriteria, yaitu
validity (validitas), practicality (kepraktisan), dan effectivite (efektivitas).
a. Validitas
Aspek validitas dari suatu perangkat pembelajaran dilihat dari
apakah berbagai komponen dari perangkat pembelajaran itu terkait
secara konsisten antara satu dengan yang lainnya. Kevalidan suatu
perangkat pembelajaran dapat merujuk pada dua hal, yaitu apakah
perangkat pembelajaran yang dikembangkan sesuai teoritiknya serta
terdapat konsistensi internal pada setiap komponennya. Validitas
perangkat pembelajaran adalah dikatakan valid apabila perangkat
pembelajaran dinyatakan layak digunakan dengan revisi atau tanpa
revisi oleh validator. Kevalidan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan pada penelitian ini didasarkan pada penilaian para
ahli/validator dengan cara mengisi lembar validasi.
a) Kelayakan isi
Kelayakan isi perangkat pembelajaran dilihat dari cakupan materi,
keakuratan materi, serta kesesuaian dengan kompetensi dan
pendekatan yang digunakan.
21
b) Kelayakan kebahasaan
Kelayakan bahasa meliputi kesesuaian dengan peserta didik,
ketepatan kaidah penulisan serta kebenaran istilah dan simbol.
c) Kelayakan penyajian
Kelayakan penyajian meliputi teknik penyajian serta pendukung
penyajian.
d) Kelayakan kegrafikan
Kelayakan kegrafikan dinilai dari tampilan perangkat pembelajaran,
ukuran, serta ketepatan warna dan huruf yang digunakan.
b. Kepraktiksan
Untuk melihat aspek kepraktisan dapat ditentukan dari nilai hasil
pengguna berdasarkan respon dan aktivitas peserta didik. Instrumen
ini digunakan untuk mengetahui respon peserta didik dan terhadap
E-LKPD yang dikembangkan. Penyusunan lembar respon peserta
didik mengunakan indikator yang lebih sederhana dibandingkan
dengan lembar validasi ahli. Hal ini dimaksudkan untuk
menyesuaikan aspek penilaian dengan respon dan aktifitas peserta
didik.
c. Keefektifan
Tingkat keefektifan ini biasanya dinyatakan dengan suatu skala
numerik yang didasarkan pada kriteria tertentu. Perangkat
pembelajaran dikatakan efektif apabila peserta didik berhasil dalam
proses pembelajaran dan terdapat kekonsistenan antara kurikulum,
pengalaman belajar peserta didik, dan pencapaian proses
pembelajaran Indikator yang menyatakan bahwa produk tersebut
efektif dapat dilihat dari komponen hasil belajar.
22
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6
orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen, yang
keberhasilannya tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota
kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Cooperative learning ialah pendekatan kelompok yang
meminimalkan suatu kejadian yang tidak menyenangkan dan
memaksimalkan kegiatan belajar mengajar untuk hasil kerja tim yang
maksimal dan memuaskan (Richard M Felder and Rebecca Brent, 2007).
Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran yang saat
ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada peserta didik (student oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan peserta didik, yang
tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, peserta didik yang agresif dan
tidak peduli pada yang lain (Isjoni, 2007)
Menurut Trianto (2009) Terdapat enam langkah utama atau tahapan
di dalam pelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Langkah – langkah itu ditunjukkan pada tabel berikut yaitu:
23
Fase Tingkah Laku Guru
Guru membimbing kelompok – kelompok
Fase 4 Membimbing
belajar pada saat mereka mengerjakan
kelompok bekerja dan
tugas mereka
belajar
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Fase 5 Evaluasi
materi yang telah dipelajari atau masing –
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjasama
24
Menurut Shoimin (2014) proses pembelajaran yang menerapkan
model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dapat memberikan
beberapa keterampilan sosial pada peserta didik diantaranya adalah:
1) keterampilan bertanya dan menyampaikan pendapat;
2) keterampilan mengerjakan tugas bersama dengan kelompok;
3) keterampilan menjadi pendengar yang baik dalam hal
mendengarkan penjelasan dari guru dan presentasi dari kelompok
lain.
Manfaat model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share
menurut Huda (2014) adalah:
1) peserta didik dapat bekerja sendiri dan bekerja sama dengan anggota
kelompok;
2) partisipasi peserta didik lebih optimal;
3) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan
pendapat pada orang lain.
Menurut Trianto (2009) langkah-langkah pembelajaran Think Pair
Share adalah sebagai berikut:
1) Langkah I : Berpikir (Thinking) Guru mengajukan pertanyaan atau
masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan meminta peserta didik
menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban
atau masalah. peserta didik membutuhkan penjelasan bahwa
berbicara atau mengerjakan bukan bagian berfikir.
2) Langkah II : Berpasangan (Pairing) Selanjutnya guru meminta
peserta didik untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah
mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat
menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang
diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4
atau 5 menit untuk berpasangan.
3) Langkah III : Berbagi (Sharing) Pada langkah akhir ,guru meminta
pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang
telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan
25
dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian
pasangan mendapatkan kesempatan untuk melapor Arends (1997)
disadur Tjokrodihardjo (2003).
26
1) Interpretation adalah memahami dan mengekspresikan makna atau
signifikansi dari berbagai macam pengalaman, situasi, data,
kejadian-kejadian, penilaian, kebiasaan atau adat, kepercayaan-
kepercayaan, aturan-aturan, prosedur atau kriteria-kriteria.
2) Inference adalah mengidentifikasi dan memperoleh unsur – unsur
yang diperlukan untuk membuat kesimpulan – kesimpulan yang
masuk akal, membuat dugaan – dugaan dan hipotesis,
mempertimbangkan informasi yang relevan dan menyimpulkan
konsekuensi dari data, situasi, pertanyaan, atau bentuk representasi
lainnya.
3) Analysis adalah Mengungkapkan hubungan - hubungan yang
dimaksud dan aktual di antara pernyataan-pernyataan, pertanyaan -
pertanyaan, konsep - konsep, deskripsi - deskripsi atau bentuk-
bentuk representasi lainnya yang dimaksudkan untuk
mengekspresikan kepercayaan – kepercayaan, penilaian,
pengalaman – pengalaman, alasan – alasan, informasi atau opini –
opini. Analisis meliputi pengujian data, pendeteksian argumen –
argumen sebagai sub-kecakapan dari analisis.
4) Explanation adalah mampu menyatakan hasil - hasil dari penalaran
seseorang, menjustifikasi penalaran tersebut dari sisi pertimbangan
– pertimbangan evidensial, konseptual, metodologis dan kontekstual
dimana hasil seseorang tersebut berdasar dan mempresentasikan
penalaran seseorang dalam bentuk argumen – argumen yang kuat.
5) Evaluation adalah “menaksir kredibilitas pernyataan – pernyataan
atau representasi – representasi yang merupakan laporan atau
deskripsi dari persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan
atau opini seseorang.
6) Self regulation adalah “secara sadar diri memantau kegiatan kognitif
seseorang, unsur – unsur yang digunakan dalam kegiatan tersebut,
dan hasil – hasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkan
kecakapan di dalam analisis dan evaluasi untuk penilaian
inferensialnya sendiri dengan memandang pada pertanyaan,
27
konfirmasi, validitas atau mengoreksi baik penalarannya atau hasil -
hasilnya.
c. Keterkaitan Model Pembelajaran dengan Komponen
Keterampilan Berpikir Kritis
28
No. Sintaks Kegiatan Pembelajaran Komponen
29
No. Sintaks Kegiatan Pembelajaran Komponen
30
pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi
guru, hasil belajar merupakan terselesainya hasil belajar (Dimyati dan
Mudjiono, 1999).
10. Respon Peserta Didik
Kata 'respon' menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai tanggapan, reaksi, atau jawaban. Respon atau yang disebut juga
tanggapan menurut Ahmadi (2009) adalah hasil kesan-kesan yang tersimpan
dalam ingatan dan jiwa seseorang setelah melakukan pengamatan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa respon merupakan
tanggapan atau reaksi yang diartikan sebagai kesan atau gambaran dari
stimulus yang didapat atau objek yang diamati sebelumnya.
Respons peserta didik digunakan untuk menjawab pertanyaan
mengenai pembelajaran yang digunakan. Respons peserta didik adalah
tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran Kooperatif tipe Think
Pair Share. Model pembelajaran yang baik dapat memberi respons yang
positif bagi peserta didik setelah mereka mengikuti pembelajaran. Kriteria
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah ≥ 61% peserta didik yang
memberikan respons positif terhadap jumlah aspek yang dinyatakan.
31
1) Perubahan konsentrasi
Besi(III) tiosianat mudah larut dalam air dan menghasilkan larutan
berwarma merah. Warna tersebut disebabkan oleh adanya ion terhidrasi
FeSCN2+. Kesetimbangan antara ion-ion FeSCN²+ yang tidak terurai dan
Fe³+ dan SCN dituliskan sebagai berikut:
FeSCN²+ ⇌ Fe³+ + SCN
Saat ditambahkan sedikit natrium tiosianat ke dalam larutan akan
mengakibatkan larutan bertambah merah tua. Begitupula ketika
ditambahkan besi (III) nitrat ke dalam larutan asal, warna merah akan
bertambah tua akibat ion Fe³+ tambahan dari besi (III) nitrat akan menggeser
kesetimbangan dari kanan ke kiri. Percobaan ini menunjukkan bahwa pada
kesetimbangan, semua reaktan dan produk sama dalam sistem reaksi .
Kedua, peningkatan konsentrasi produk akan menggeser kesetimbangan ke
kiri dan penurunan konsentrasi produk akan menggeser kesetimbangan ke
arah kanan. Hal tersebut sesuai dengan asas Le Chatelier.
2) Perubahan suhu
Perubahan konsentrasi, tekanan, atau volume dapat mengubah
posisikesetimbangan, tetapi suhu mengubah nilai konstanta kesetimbangan.
Hanya perubahan suhu yang dapat mengubah konstanta kesetimbangan.
Contoh suhu mempengaruhi kesetimbangan adalah pembentukan CoCl2
yang merupakan proses endotermik, jika dipanaskan kesetimbangan
bergeser ke kiri dan larutan menjadi biru. Pendinginannya akan
menghasilkan reaksi eksotermik dan larutan menjadi merah muda.
Peningkatan suhu akan menghasilkan reaksi endotermik dan penurunan
suhu akan menghasilkan reaksi eksotermik.
3) Perubahan tekanan dan volume
Tekanan dan volume berbanding terbalik. Semakin besar tekanan
maka semakin kecil volume dan begitupula sebaliknya. Konsentrasi gas
berdasarkan rumus merupakan konsentrasi gas dalam mol per liter sehingga
konsentrasinya berbanding lurus dengan tekanan. Pada umumnya
peningkatan tekanan dan penurunan volume menghasilkan reaksi yang
32
menurunkan jumlah total mol gas. Tekanan suatu sistem dapat diubah tanpa
mengubah volumenya.
4) Pengaruh katalis
Katalis meningkatkan laju terjadinya reaksi Untuk reaksi reversibel,
katalis mempengaruhi laju reaksi maju sama besar dengan reaksi balik. Jadi,
keberadaan katalis tidak mengubah konstanta kesetimbangan dan tidak
menggeser posisi sistem kesetimbangan. Penambahan katalis pada
campuran reaksi yang tidak berada pada kesetimbangan akan mempercepat
laju reaksi maju dan reaksi balik sehingga campuran kesetimbangan tercapai
lebih cepat. Campuran kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa
katalis. tetapi mungkin menunggu lebih lama agar kesetimbangan terjadi.
33
keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah menggunakan E-LKPD
pada materi pencemaran lingkungan tergolong tinggi. Kemudian hasil rata-
rata respon peserta didik menunjukkan persentase 77,3% yang termasuk
dalam kriteria baik, artinya E-LKPD pada materi pencemaran lingkungan
mendapat respon baik dari peserta didik.
34
13. Kerangka Konseptual
Fakta : Harapan :
1. Hasil pra-penelitian yang dilakukan di kelas XII 1. Kurikulum Merdeka menawarkan struktur kurikulum yang
IPA 5 SMAN 12 Surabaya diketahui tingkat lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial sehingga
kemampuan berpikir kritis peserta didik masih memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengajar sesuai
tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pembelajaran
yang didapatkan saat peserta didik mengerjakan dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan
soal keterampilan berpikir kritis yang diberikan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan
ketika pra penelitian. Hasil yang didapat pada 5 kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan
komponen berpikir kritis meliputi (1) Inference perkembangan peserta didik yang beragam sehingga
52,38%, (2) Interpretation 58,09%, (3) Analysis pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan
33,33%, (4) Explanation 62,85%, dan (5) (Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022).
Evaluation 62,85%. 2. Kurikulum Merdeka menitikberatkan pengembangan soft skills
2. Media pembelajaran yang digunakan yaitu LKS seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan komunikasi,
yang berisi latihan soal jawaban singkat sehingga pemecahan masalah, termasuk penanaman nilai etos kerja, serta
tidak dapat melatihkan dan meningkatkan kemampuan berwirausaha sehingga mendorong terwujudnya
keterampilan berpikir kritis peserta didik. karakter lulusan yang siap kerja (Permendikbudristek No. 13
Tahun 2022).
Masalah :
Kurangnya keterampilan berpikir kritis peserta didik SMA Negeri 12
Surabaya dan belum adanya LKPD berorientasi Think Pair Share yang
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik
1. Penelitian yang dilakukan oleh Heni Mulyani (2019) 1. Teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa
didapatkan hasil kemampuan berpikir kritis peserta didik skema seseorang akan beradaptasi dan berubah selama
melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) di perkembangan kognitifnya melalui proses asimilasi dan
kelas X menunjukkan bahwa hasilnya meningkat. akomodasi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Reza Arrosid (2019) dengan 2. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik
hasil penelitian tersebut didapatkan hasil penerapan model atau orang yang sedang belajar membentuk
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat pengetahuannya sendiri. Pengetahuan tidak hanya berasal
meningkatkan aktivitas dan kemampuan berpikir kritis dari guru, akan tetapi peserta didik juga harus bisa mandiri
peserta didik kelas X IPA 3 SMAN 1 Kota Bengkulu pada dan membentuk pengetahuan itu. Tanpa adanya kegiatan
materi perubahan dan pelestarian lingkungan. aktif dalam membentuk pengetahuan dipikirannya,
3. Penelitian yang dilakukan oleh Lum’atul Khoirot (2021) seseorang tidak akan dapat mengetahui sesuatu. Ini
didapatkan E-LKPD pada materi pencemaran lingkungan menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta menjadi lebih dinamis.
didik, hal tersebut ditunjukkan dari hasil rata-rata Ngain
pada setiap indikator sebesar 0,70 sehingga rata-rata
peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik
setelah menggunakan E-LKPD pada materi pencemaran
lingkungan tergolong tinggi.
Solusi :
Pengembangan E-LKPD Berorientasi Think Pair Share (TPS) Pada Materi
Kesetimbangan Kimia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Kelas XI SMAN 12 Surabaya
35
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan,
yaitu Pengembangan E-LKPD Liveworksheet Berorientasi Think Pair Share
(TPS) Pada Materi Kesetimbangan Kimia Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI SMAN 12 Surabaya.
Pengembangan E-LKPD ini mengacu pada model pengembangan Research
and Development (R&D) dengan adaptasi Sugiyono (2015).
2. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah pengembangan E-LKPD liveworksheet
berorientasi Think Pair Share (TPS) pada materi kesetimbangan kimia
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI
SMAN 12 Surabaya. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
XI IPA 5 yang telah mendapatkan materi kesetimbangan kimia dengan
tingkat keterampilan heterogen.
3. Rancangan Penelitian
Pengembangan E-LKPD liveworksheet ini mengacu pada metode
penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) yang
diadaptasi dari Sugiyono (2015). Namun, pada penelitian ini hanya terbatas
pada uji coba produk karena penelitian ini bertujuan menguji coba
kelayakan produk. Adapun adaptasi langkah-langkah R&D Sugiyono
(2015) ditunjukkan pada gambar 2 berikut.
36
1) Potensi dan Masalah
Analisis Potensi dan masalah dilakukan dengan menganalisis
berdasarkan literatur berupa jurnal-jurnal yang relevan dan buku-
buku berisi teori yang mendukung penelitian. Tujuan dari tahap ini
yaitu memberi gambaran potensi dan masalah peserta didik pada
materi kesetimbangan kimia.
2) Pengumpulan Data
Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan pembuatan E-
LKPD. Pada tahap ini, dilakukan pengambilan data pra penelitian ke
lokasi penelitian secara langsung yaitu di SMA Negeri 12 Surabaya
dengan memberikan angket dan soal untuk menguji keterampilan
berpikir kritis peserta didik. Angket penelitian berisi tentang
kesulitan peserta didik dalam memahami materi kesetimbangan
kimia, dan pendapat peserta didik mengenai penyajian materi
kesetimbangan kimia khususnya pada sub-materi faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan yang telah
didapatkan di sekolah, Sedangkan soal untuk menguji keterampilan
berpikir kritis berisi lima komponen yaitu (1) Interpretation; (2)
Analysis; (3) Explanation; (4) Inference; dan (5) Evaluation.
3) Desain Produk
Tahap ini bertujuan untuk merancang E-LKPD yang akan
dikembangkan sebelum ditelaah. Perancangan dan pembuatan E-
LKPD didasarkan pada sumber-sumber yang relevan. Kegiatan yang
dilakukan meliputi pembuatan desain cover, isi, gambar, tabel, dan
informasi pendukung lainnya. E-LKPD didesain dengan berorientasi
Think Pair Share (TPS) dengan tujuan untuk melatihkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik.
37
a) Desain Cover
38
Tahapan yang digunakan dalam pengembangan E-LKPD ini
yaitu tahap pembelajaran kooperatif Think Pair Share. Tahapan ini
terdapat pada kotak jawaban pada setiap pertanyaan yang dibedakan
menjadi 3 kotak, yaitu: 1.) kotak Think untuk menuliskan jawaban
dari peserta didik secara individu; 2.) kotak Pair untuk menuliskan
hasil diskusi dengan pasangan teman sekelompok dari peserta didik;
3.) kotak Share untuk menuliskan hasil diskusi kelas.
39
b) Revisi
Setelah ditelaah, maka selanjutnya dilakukan revisi terhadap
E-LKPD berorientasi Think Pair Share (TPS) draf I
berdasarkan saran dan masukan yang telah diperoleh. Hasil
revisi E-LKPD berorientasi Think Pair Share (TPS) draf I
disebut dengan draf II.
5) Validasi Desain
Tahap validasi merupakan proses untuk menilai valid atau tidaknya
suatu produk yang telah dibuat. E-LKPD yang telah diperbaiki (draf
II) selanjutnya divalidasi oleh para validator, yaitu dua dosen kimia
dan satu guru kimia. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui validitas
E-LKPD yang telah dibuat.
6) Revisi Desain
Tahap ini merupakan tahap merevisi E-LKPD yang telah divalidasi
sesuai dengan saran validator sehingga menghasilkan draf III.
7) Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan pada peserta didik kelas XI IPA 5 SMAN
12 Surabaya. Uji coba produk menggunakan One Group Pretest
Posttest Design yaitu penelitian yang dilakukan pada satu kelompok
tanpa kelompok pembanding. Pada desain penelitian ini terdapat
pretest sebelum diberikan perlakuan. Sehingga, hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Desain ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3. Desain penelitian one-group pretest-posttest
O1 X O2
Keterangan :
O1 = Nilai pretest keterampilan berpikir kritis (sebelum diberi E-LKPD
berorientasi Think Pair Share)
40
O2 = Nilai posttest (setelah diberi E-LKPD berorientasi Think Pair
Share)
X = Diberikan E-LKPD berorientasi Think Pair Share untuk
melatihkan keterampilan berpikir kritis peserta didik
(Sugiyono, 2015)
Hasil pretest kemudian dibandingkan dengan hasil posttest dan
kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatan keterampilan
berpikir kritis peserta didik.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian disusun untuk menilai kinerja peserta didik
selama penelitian berlangsung. Penelitian ini menggunakan beberapa
instrumen untuk mengumpulkan data yang akurat. Di bawah ini disajikan
instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian yang disesuaikan
dengan tujuan.
Tabel 4. Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen Penelitian
41
No Jenis Instrumen Tujuan Instrumen Sumber Data Waktu
42
6. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
a. Lembar Telaah
Lembar yang digunakan untuk mendapatkan saran dan masukkan
dari penelaah mengenai kualitas isi dan konstruk.
b. Lembar Validasi
Lembar ini diisi oleh validator yakni, ahli media, ahli materi, dan
guru kimia. Lembar ini akan digunakan untuk menentukan
kelayakan produk yang dikembangkan.
c. Lembar angket respon peserta didik
Lembar angket respon akan diisi oleh peserta didik. Lembar ini
berisi pernyataan yang akan diisi oleh peserta didik.
d. Lembar observasi aktivitas peserta didik
Lembar pengamatan aktivitas peserta didik akan diisi oleh
observer pada saat pembelajaran berlangsung dengan tujuan
untuk mengetahui aktivitas peserta didik ketika pembelajaran
berlangsung.
e. Lembar tes keterampilan berpikir kritis
Lembar tes keterampilan berpikir kritis diperoleh berdasarkan
pengisian lembar pretest dan posttest. Soal pretest diberikan
kepada peserta didik sebelum diberikannya E-LKPD, sedangkan
soal posttest diberikan ketika peserta didik telah diberikan E-
LKPD. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya
peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah
diberikannya E-LKPD.
f. Lembar penilaian hasil belajar peserta didik
Lembar penilaian hasil belajar diperoleh berdasarkan pengisian
lembar pretest dan posttest soal pengetahuan. Soal pretest
diberikan kepada peserta didik diawal pembelajaran untuk
mengukur pengetahuan awal peserta didik terkait materi
kesetimbangan kimia, sedangkan soal posttest diberikan ketika
peserta didik diakhir pembelajaran ketika peserta didik telah
43
diberikan E-LKPD. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar dari peserta didik.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, internet,
skripsi, atau jurnal.
44
Tabel 6. Interpretasi Skor Penilaian Validitas
2. 21-40 Buruk
3. 41-60 Cukup
4. 61-80 Valid
(Ridwan, 2016)
Berdasarkan kategori tersebut, E-LKPD dikatakan valid jika
persentasenya ≥ 61%
c. Angket Respon Peserta Didik
Angket respon akan diisi oleh peserta didik setelah penelitian
dilakukan untuk mengukur kepraktisan dari pengembangan E-
LKPD liveworksheet berorientasi Think Pair Share (TPS)
berdasarkan skala guttman dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”
seperti pada tabel berikut.
Tabel 7. Skor Angket Respon Peserta Didik
45
kategori tersebut E-LKPD dikatakan praktis jika persentasenya
≥ 61%.
Tabel 8. Interpretasi Skor Penilaian Kepraktisan
2. 21-40 Buruk
3. 41-60 Cukup
4. 61-80 Praktis
Jawaban Nilai/Skor
Ya 1
Tidak 0
Hasil yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus berikut :
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
(%) 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 = × 100%
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Hasil yang didapat kemudian diinterpretasikan berdasarkan tabel 8.
E-LKPD dikatakan praktis jika persentasenya ≥ 61%
e. Lembar Skala Keterampilan Berpikir Kritis
Data yang didapatkan berupa hasil pretest dan posttest yang akan
dianalisis dan dihitung menggunakan Skor N-Gain dengan rumus
sebagai berikut :
𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
46
Hasil yang telah didapatkan akan diklasifikasikan menurut kriteria
N-Gain Score seperti di bawah ini :
Tabel 10. Kriteria N-Gain Score
g ≥ 0,7 Tinggi
g ≤ 0,3 Rendah
47
f. Lembar Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Data yang didapatkan berupa hasil pretest dan posttest yang akan
dianalisis dan dihitung menggunakan Skor N-Gain dengan rumus
sebagai berikut :
𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Hasil yang telah didapatkan akan diklasifikasikan menurut kriteria
N-Gain Score merujuk pada tabel 9.
Data nilai pretest dan posttest juga ditelaah menggunakan SPSS
dengan Uji T.
Berikut adalah langkah melakukan Uji T:
1. Uji normalitas
Jika nilai signifikansi > 0,05 , data tersebut berdistribusi normal
Jika nilai signifikansi < 0,05 , data tersebut tidak terdistribusi
normal. Setelah dilakukan uji normalitas dan hasil yang didapatkan
berdistribusi normal kemudian dilanjutkan uji homogenitas
2. Uji homogenitas
Jika nilai signifikansi < 0,05 , data tersebut tidak homogen
Jika nilai signifikansi > 0,05 , data tersebut dinyatakan homogen
Setelah dilakukan uji homogenitas dan hasil yang didapatkan
homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji one
sample t test
3. Uji hipotesis dengan uji one sample t test
Uji hipotesis ini dilakukan setelah data yang didapatkan berditribusi
normal dan homogen, maka analisis dilanjutkan dengan uji hipotesis
dengan menggunakan one sample t test menggunakan SPSS.
Jika t hitung < t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima
48
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani, Ridwan. (2016). Penilaian Autentik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ahmadi, F., & Ibda, H. (2018). Media Literasi Sekolah (Teori dan Praktik).
Semarang: Pilar Nusantara.
Arrosid, M. Reza (2019). Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Kota
Bengkulu. Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi. Vol. 3
(1), 116-122.
49
Beyer, B.K. (1995). Critical Thinking. Bloomington IN: Phi Delta Kappa
Educational Foundation.
Dermawati, N., Suprapta, & Muzakkir. (2019). Pengembangan lembar kerja peserta
didik (lkpd) berbasis lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 7 (1), 74–
78. (hal 75-77)
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2013). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Felder, Richard M. Felder and Rebecca Brent. (2007). Cooperative Learning. ACS
Symposium Series 970. Washington, DC: American Chemical Society.
50
Filsaime, Dennis K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta:
Prestasi Pustakarya.
Indarta, Yose, dkk. (2022). Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model
Pembelajaran Abad 21 dalam Perkembangan Era Society 5.0. Jurnal Ilmu
Pendidikan. Vol. 4 (2), 3011-3024.
51
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Nur, Mohamad & Prima Retno Wikandari. (2008). Pengajaran Berpusat Kepada
Peserta didik dan Pendekatan Konstruktivis dalam pengajaran. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya Pusat Sains dan Matematika Sekolah.
Partnership for 21st Century Skills (P21). (2009). Framework for 21st Century
Learning. Retrieved Desember 20, 2015, from P21 Partnership for 21st
Century Skills.
Ramdania, Diena Rauda. (2013). Penggunaan Media Flash Flip Book Dalam
Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta didik. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
52
Sari, Fiqi Nurmanda, et. al.. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Elektronik Teks Cerita Pendek Berbasis Budaya Lokal. Jurnal
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia. Vol 1 (1): 83-98.
53
Trianto (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya:
Kencana.
Vygotsky, Lev. (1986). Thought and Language. London: The MIT Press.
54
Lampiran 1. Surat Pra Penelitian
55
Lampiran 2. Data Hasil Pra Penelitian
a. Hasil Pra Penelitian Tes Keterampilan Berpikir Kritis
1 2 1 1 2 2
2 1 1 3 2 2
3 2 1 3 2 2
4 2 1 2 2 2
5 2 1 1 2 2
6 2 1 1 2 1
7 2 1 2 3 2
8 2 1 3 2 2
9 2 1 1 1 2
10 2 1 1 2 2
11 2 1 1 2 2
12 1 1 3 2 2
13 2 1 3 2 2
14 1 1 3 2 2
15 1 1 3 2 2
16 2 1 1 2 2
17 2 1 1 2 2
18 2 1 1 2 2
19 2 1 1 2 2
20 2 1 1 1 2
21 2 1 1 2 2
56
INDIKATOR KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SISWA
Interpretasi Analisis Inferensi Evaluasi Eksplanasi
22 1 1 1 2 2
23 1 1 1 2 2
24 2 1 1 2 2
25 2 1 2 2 2
26 2 1 1 2 2
27 2 1 2 1 2
28 2 1 1 2 2
29 2 1 1 2 1
30 2 1 2 2 3
31 2 1 2 2 3
32 1 1 1 2 1
33 1 1 1 2 1
34 2 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1
Total 61 35 55 66 66
Perhitungan:
61
1) Interpretasi: 105 × 100% = 58,09%
35
2) Analisis: 105 × 100% = 33,33%
66
3) Eksplanasi: 105 × 100% = 62,85%
66
4) Evaluasi: 105 × 100% = 62,85
55
5) Inferensi: × 100% = 52,38%
105
57
58
b. Angket Pra Penelitian
1) Angket Wawancara Guru
59
2) Angket Peserta Didik
60
Lampiran 3. Lembar Telaah
Oleh:
Fajar Nova Prasetyo
19030194052
NAMA : _____________________________________
INSTANSI : _____________________________________
HARI/TANGGAL : _____________________________________
61
PENGEMBANGAN E-LKPD LIVEWORKSHEET BERORIENTASI THINK
PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA
DIDIK KELAS XI SMAN 12 SURABAYA
Petunjuk:
1. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan komentar, masukan, dan
saran pada kolom yang tersedia berdasarkan hasil pengamatan Bapak/Ibu
yang akan digunakan untuk menyempurnakan LKPD yang dikembangkan
berdasarkan komponen atau kriteria yang telah ditentukan.
2. Jenis lembar telaah ini terbuka sehingga Bapak/Ibu dosen dapat
memberikan komentar dan saran sesuai kebutuhan.
3. Bapak/Ibu dapat menuliskan komentar dan saran pada bagian yang tersedia
disamping tabel.
LEMBAR TELAAH E-LKPD-KBK
(E-LKPD Keterampilan Berpikir Kritis)
NO ASPEK SARAN/KOMENTAR
KELAYAKAN ISI
1. Kesesuaian materi kimia dalam E-
LKPD dengan indikator
pembelajaran
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
2. Kesesuaian dengan perkembangan
anak
62
NO ASPEK SARAN/KOMENTAR
a. Kesesuaian tingkat
perkembangan intelektual
peserta didik
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
3. Kesesuaian E-LKPD dengan model
pembelajaran Think Pair Share
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
4. Kesesuaian kebutuhan E-LKPD
untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis
a. Memuat indikator berpikir
kritis interpretasi
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
b. Memuat indikator berpikir
kritis analisis
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
c. Memuat indikator berpikir
kritis eksplanasi
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
d. Memuat indikator berpikir
kritis inferensi
63
NO ASPEK SARAN/KOMENTAR
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
e. Memuat indikator berpikir
kritis evaluasi
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
5. Kebenaran substansi materi
pembelajaran
a. Keakuratan konsep dan
definisi
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
b. Keakuratan video, gambar,
dan virtual lab
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
KEGRAFISAN
1. Format E-LKPD memudahkan
peserta didik dalam belajar
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
2. Pemilihan model, ukuran, dan warna
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
64
NO ASPEK SARAN/KOMENTAR
3. Keselarasan antara warna teks,
background, gambar, dan tabel
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
PENYAJIAN
1. Cover mempresentasikan isi E-
LKPD
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
2. Tersedia tempat untuk menuliskan
jawaban sesuai dengan kebutuhan
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
3. Urutan sajian
a. Konsistensi sistem sajian
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
b. Keruntutan konsep
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
c. Keterkaitan antar bagian
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
d. Keutuhan makna
65
NO ASPEK SARAN/KOMENTAR
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
4. Interaksi (pemberian stimulus dan
respon)
a. Keterlibatan peserta didik
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
b. Kesesuaian dengan
karakteristik kimia
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
KEBAHASAAN
1. Kejelasan informasi yang disajikan
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
2. Kesesuaian dengan kaidah penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan
benar
a. Ketepatan bahasa
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
b. Kesesuiaan penggunaan
istilah, symbol atau ikon
1) LKPD 1
66
NO ASPEK SARAN/KOMENTAR
2) LKPD 2
3) LKPD 3
Saran dan komentar secara umum untuk perbaikan E-LKPD pada materi
kesetimbangan kimia dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
yang dikembangkan
....................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...................................................
................................................................................................................................................................................
Surabaya,..................2023
Penelaah
..........................
67
Lampiran 4. Lembar Validasi
LEMBAR VALIDASI
PENGEMBANGAN E-LKPD LIVEWORKSHEET BERORIENTASI THINK
PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA
DIDIK KELAS XI SMAN 12 SURABAYA
Oleh:
Fajar Nova Prasetyo
19030194052
(Untuk Dosen/Guru Kimia)
NAMA : _____________________________________
INSTANSI : _____________________________________
HARI/TANGGAL : _____________________________________
68
PENGEMBANGAN E-LKPD LIVEWORKSHEET BERORIENTASI THINK
PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA
DIDIK KELAS XI SMAN 12 SURABAYA
Saya mohon dengan hormat kepada Ibu bersedia untuk memberikan penilaian demi
kesempurnaan perangkat “Pengembangan E-LKPD Berorientasi Think Pair Share
(TPS) Pada Materi Kesetimbangan Kimia Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI SMAN 12 Surabaya”
Petunjuk:
1. Dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian E-LKPD-KBK (e-
LKPD Keterampilan Berpikir Kritis) dengan memberikan tanda checklist (√)
pada skala penilaian yang dianggap sesuai.
2. Apabila aspek didalam E-LKPD-KBK menurut Ibu tidak memenuhi atau sangat
tidak memenuhi, mohon letak kekurangan tersebut diberi tanda agar
memudahkan proses revisi.
3. Dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan komentar ataupun saran
untuk perbaikan pada tempat yang telah disediakan yakni dibagian bawah tabel.
4. Keterangan skala penilaian:
0 = Sangat Buruk
1 = Buruk
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat baik
69
LEMBAR VALIDASI E-LKPD-KBK
(E-LKPD Keterampilan Berpikir Kritis)
NO ASPEK SKOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
KELAYAKAN ISI
1. Kesesuaian materi kimia dalam E-
LKPD dengan indikator
pembelajaran
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
2. Kesesuaian dengan perkembangan
anak
a. Kesesuaian tingkat
perkembangan intelektual
peserta didik
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
3. Kesesuaian E-LKPD dengan model
pembelajaran Think Pair Share
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
4. Kesesuaian kebutuhan E-LKPD
untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis
a. Memuat indikator berpikir
kritis interpretasi
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
70
NO ASPEK SKOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
b. Memuat indikator berpikir
kritis analisis
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
c. Memuat indikator berpikir
kritis eksplanasi
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
d. Memuat indikator berpikir
kritis inferensi
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
e. Memuat indikator berpikir
kritis evaluasi
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
5. Kebenaran substansi materi
pembelajaran
a. Keakuratan konsep dan
definisi
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
b. Keakuratan video, gambar,
dan virtual lab
71
NO ASPEK SKOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
KEGRAFISAN
1. Format E-LKPD memudahkan
peserta didik dalam belajar
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
2. Pemilihan model, ukuran, dan warna
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
3. Keselarasan antara warna teks,
background, gambar, dan tabel
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
PENYAJIAN
1. Cover mempresentasikan isi E-
LKPD
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
2. Tersedia tempat untuk menuliskan
jawaban sesuai dengan kebutuhan
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
72
NO ASPEK SKOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
3. Urutan sajian
a. Konsistensi sistem sajian
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
b. Keruntutan konsep
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
c. Keterkaitan antar bagian
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
d. Keutuhan makna
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
4. Pemberian motivasi dan daya tarik
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
5. Interaksi (pemberian stimulus dan
respon)
a. Keterlibatan peserta didik
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
b. Kesesuaian dengan
karakteristik kimia
73
NO ASPEK SKOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
KEBAHASAAN
1. Kejelasan informasi yang disajikan
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
2. Kesesuaian dengan kaidah penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan
benar
a. Ketepatan bahasa
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
b. Kesesuiaan penggunaan
istilah, symbol atau ikon
1) LKPD 1
2) LKPD 2
3) LKPD 3
Saran dan komentar untuk perbaikan E-LKPD pada materi kesetimbangan kimia
dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share yang dikembangkan
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
Untuk kesimpulan mohon diisi
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dengan perbaikan
74
TLD : Tidak layak digunakan
Surabaya,.................2023
Validator
..........................
75
Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik
Oleh:
Fajar Nova Prasetyo
19030194052
NAMA : _____________________________________
INSTANSI : _____________________________________
HARI/TANGGAL : _____________________________________
76
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK
PENGEMBANGAN E-LKPD LIVEWORKSHEET BERORIENTASI THINK
PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA
DIDIK KELAS XI SMAN 12 SURABAYA
(Untuk Pengamat)
Petunjuk:
1) Dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengamati dan menilai secara
objektif aktivitas peserta didik selama penggunaan pengembangan E-LKPD
berorientasi Think Pair Share (TPS) pada materi kesetimbangan kimia
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI
SMAN 12 Surabaya. Aktivitas yang diamati sesuai dengan pernyataan-
pernyataan yang tertulis dalam lembar observasi ini.
2) Bapak/Ibu dimohon memberikan penilaian dengan memberikan tanda
centang (√) apabila peserta didik melakukan aktivitas sesuai dengan lembar
berikut!
Kelompok :
E-LKPD :
Tanggal Observasi :
77
No. Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Ya Tidak
5. Peserta didik mengamati tayangan
video (Think)
6. Peserta didik menentukan rumusan
masalah (Think)
7. Peserta didik membuat hipotesis
(Think)
8. Peserta didik menuliskan alat dan
bahan yang digunakan berdasarkan
video percobaan (Think)
9. Peserta didik menentukan variabel
percobaan (Think)
10. Peserta didik menuliskan data hasil
percobaan berdasarkan video
percobaan
11. Peserta didik mengamati tayangan
video (Pair)
12. Peserta didik menentukan rumusan
masalah (Pair)
13. Peserta didik membuat hipotesis
(Pair)
14. Peserta didik menuliskan alat dan
bahan yang digunakan berdasarkan
video percobaan (Pair)
15. Peserta didik menentukan variabel
percobaan (Pair)
16. Peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompok (Share)
17. Peserta didik mengerjakan soal soal
pada bagian analisis yang terdapat
pada E-LKPD (Think)
78
No. Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Ya Tidak
18. Peserta didik membuka dan mencoba
virtual lab yang terdapat pada E-
LKPD (Think)
19. Peserta didik menyimpulkan hasil
percobaan (Think)
20. Peserta didik mengerjakan soal soal
pada bagian analisis yang terdapat
pada E-LKPD (Pair)
21. Peserta didik membuka dan mencoba
virtual lab yang terdapat pada E-
LKPD (Pair)
22. Peserta didik menyimpulkan hasil
percobaan (Pair)
23. Peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompok (Share)
79
Lampiran 6. Lembar Angket Respon
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing
Dian Novita, ST, M.Pd
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
80
LEMBAR ANGKET RESPON PESERTA DIDIK
Kelas :
Sekolah :
Petunjuk :
Respon
No Aspek Yang Dinilai
Ya Tidak
Apakah anda suka belajar menggunakan E-LKPD
81
Respon
No Aspek Yang Dinilai
Ya Tidak
Apakah tulisan pada E-LKPD tidak terbaca
7
dengan jelas dan tidak serasi?
Apakah E-LKPD ini disertai petunjuk yang
8
mudah dipahami?
Apakah bahasa yang digunakan dalam E-LKPD
9
sulit untuk dipahami?
Apakah E-LKPD mengandung kata yang
10
menimbulkan makna ganda (ambigu)?
82
Lampiran 7. Lembar Tes Pretest dan Posttest
Jenis Level
Komponen Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
83
Analisis Diberikan Soal Essay Seorang peneliti ingin mendapatkan gas Yang dilakukan oleh peneliti C4
contoh N2O4 dengan cara mereaksikan gas NO2 tersebut salah, karena jika Menganalisis
mengenai dengan memperkecil tekanan atau tekanan diperkecil atau
pengaruh memperbesar volume gas NO2. memperbesar volumenya, maka
tekanan untuk kesetimbangan akan bergeser
2NO2(g) ⇌ N2O4(g)
menggeser kearah jumlah mol yang lebih
kesetimbangan Menurut kalian apakah yang dilakukan banyak sehingga bergeser kearah
kearah produk, peneliti tersebut sudah benar untuk kiri yaitu NO2, seharusnya
peserta didik mendapatkan N2O4(g) secara optimum? peneliti memperbesar tekanan
dapat Kaitkan dengan asas Le Chatalier! atau memperkecil volume
menghubungkan sehingga kesetimbangan akan
contoh dengan bergeser kearah jumlah mol yang
konsep faktor lebih sedikit yaitu N2O4.
kesetimban
Inferensi Diberikan tabel Soal Essay Karena kebutuhan ammonia sebagai salah satu Hal dapat disimpulkan yaitu C4
mengenai arah bahan pembuat pupuk meningkat,
maka semakin besar tekanan yang Menganalisis
kesetimbangan, pembuatan ammonia sintesis juga harus diberikan maka hasil NH3 akan
ditingkatkan. Untuk mendapatkan hasil ammonia
peserta didik semakin banyak, hal tersebut
dalam jumlah yang banyak maka pada proses
dapat dikarenakan kesetimbangan
pembuatannya menggunakan tekanan yang
Menganalisis bergeser ke arah kanan jika
bervarisasi. Hal itu dilakukan guna mengetahui
pengaruh tekanan diperbesar, yaitu menuju
84
tekanan dan kondisi optimal untuk mendapatkan hasil yang NH3 yang memiliki jumlah
volume terhadap banyak dan efisien. Berikut adalah reaksi yang molekul yang lebih kecil.
10 atm 14,7
30 atm 30,3
50 atm 39,4
100 atm 52
300 atm 71
85
Evaluasi Disajikan tabel Soal Essay Seorang siswa diberikan tugas untuk Tidak semua jawaban siswa C4
hasil menentukan arah pergeseran kesetimbangan benar, hanya reaksi pada baris Menganalisis
pengamatan yang terjadi terhadap perubahan tekanan. pertama dan kedua yang tepat,
mengenai Jawaban siswa dibuat dalam bentuk tabel. sedangkan ketiga dan keempat
pengaruh Jawaban siswa sebagai berikut: salah. Hal itu karena jika tekanan
tekanan terhadap diperbesar maka kesetimbangan
Reaksi Arah pergeseran
kesetimbangan, akan bergeser ke jumlah mol
kesetimbangan
peserta didik yang lebih kecil dan jika tekanan
dapat Jika Jika diperkecil maka kesetimbangan
Menganalisis tekanan tekanan akan bergeser ke jumlah mol
pengaruh dinaikkan diturunkan yang lebih besar. Dan untuk
tekanan terhadap reaksi ketiga seharusnya jika
2NO2(g) ⇌ N2O4(g) Kanan Kiri
pergeseran arah tekanan dinaikkan bergeser ke
kesetimbangan N2(g) + 3H2(g) ⇌ Kanan Kiri kiri dan jika tekanan diturunkan
2NH3(g) bergeser ke kanan. Sedangkan
reaksi keempat akan bergeser ke
2H2O(g) ⇌2H2(g) + Kanan Kiri
kanan jika tekanan dinaikkan dan
O2(g)
jika tekanan diturunkan bergeser
2SO2(g) + O2(g) ⇌ Kiri Kanan ke kiri.
2SO3(g)
86
menurut kalian apakah semua jawaban siswa
sudah tepat? Kemukakan pendapat kalian!
Eksplanasi Diberikan Soal Essay Seorang siswa dberikan tugas untuk Dari kedua reaksi yang C4
pernyataan memberikan contoh reaksi yang dapat dituliskan, hanya pada reaksi Menganalisis
mengenai mengalami perubahan arah kesetimbangan kedua yang dapat mengalami
konsep jika diberi perlakuan yaitu menaikkan dan perubahan kesetimbangan jika
kesetimbang an, menurunkan tekanan. Lalu siswa tersebut diberi perlakuan perubahan
peserta didik menuliskan dua reaksi yang menurutnya tekanan, karena jumlah mol
dapat dapat mengalami perubahan kesetimbangan pereaksi dan produk berbeda
menganalisis jika diberi perubahan tekanan. sehingga jika tekanan ditambah
contoh yang kesetimbangan akan bergeser ke
Reaksi 1 :
diberikan kanan dan jika tekanan dikurangi
dengan suatu N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2NO (g) akan bergeser ke kiri. Pada reaksi
istilah dalam 1 jumlah mol pereaksi dan
Reaksi 2 :
kesetimbang an produk sama sehingga tidak akan
kimia 2NO2(g) ⇌ N2O4(g) mengalami perubahan
kesetimbangan walau diberi
Dari kedua reaksi yang dituliskan, apakah
perubahan tekanan.
keduanya dapat mengalami perubahan
kesetimbangan jika diberi perlakuan
87
perubahan tekanan? Kemukakan pendapat
kalian
RUBRIK PENILAIAN
Skor
Komponen Jawaban
0 1 2 3
Interpretasi Ketika minuman bersoda dibuat, Tidak menjawab Bila membuat Bila membuat Bila membuat
gas karbon dioksida akan larut jawaban tapi jawaban cukup tepat. jawaban sangat tepat.
ke dalam minuman tersebut jawabannya kurang Seperti berikut ini:
Seperti berikut ini :
dengan menggunakan tekanan. tepat.
CO2(g) + H2O(l) ⇌
Jadi, ketika kita membuka tutup CO2(g) + H2O(l) ⇌
H2CO3(aq)
minuman bersoda tersebut, H2CO3(aq)
gelembung gelembung karbon Ketika minuman
Ketika minuman
dioksida tersebut akan muncul. bersoda dibuat, gas
bersoda dibuat, gas
Reaksi maju disaat pembuatan karbon dioksida akan
karbon dioksida akan
minuman bersoda di perusahaan, larut ke dalam
larut ke dalam
dan reaksi balik terjadi ketika minuman tersebut
minuman tersebut
membuka tutup botol minuman dengan menggunakan
tersebut. tekanan. Jadi, ketika
88
dengan menggunakan kita membuka tutup
tekanan. minuman bersoda
tersebut, gelembung-
gelembung karbon
dioksida tersebut
akan muncul. Reaksi
maju disaat
pembuatan minuman
bersoda di
perusahaan, dan
reaksi balik terjadi
ketika membuka
tutup botol minuman
tersebut.
Analisis Yang dilakukan oleh peneliti Tidak menjawab Bila membuat Bila mampu Bila mampu
tersebut salah, karena jika jawaban tapi membuat jawaban membuat jawaban
tekanan diperkecil atau jawabannya kurang cukup tepat seperti sangat tepat. Seperti
memperbesar volumenya, maka tepat berikut ini : berikut ini :
kesetimbangan akan bergeser
Yang dilakukan oleh Yang dilakukan oleh
kearah jumlah mol yang lebih
peneliti tersebut salah peneliti tersebut
banyak sehingga bergeser
89
kearah kiri yaitu NO2, dengan salah, karena jika
seharusnya peneliti mengaplikasikan tekanan diperkecil
memperbesar tekanan atau prinsip Le Chatalier atau memperbesar
memperkecil volume sehingga volumenya, maka
kesetimbangan akan bergeser kesetimbangan akan
kearah jumlah mol yang lebih bergeser kearah
sedikit yaitu N2O4. jumlah mol yang
lebih banyak
sehingga bergeser
kearah kiri yaitu NO2,
seharusnya peneliti
memperbesar tekanan
atau memperkecil
volume sehingga
kesetimbangan akan
bergeser kearah
jumlah mol yang
lebih sedikit yaitu
N2O4.
Inferensi Hal dapat disimpulkan yaitu Tidak menjawab Bila membuat Bila mampu Bila mampu
semakin besar tekanan yang jawaban tapi membuat jawaban membuat jawaban
90
diberikan maka hasil NH3 akan jawabannya kurang cukup tepat. Seperti sangat tepat. Seperti
semakin banyak, hal tersebut tepat berikut ini : berikut ini:
dikarenakan kesetimbangan
Semakin besar Semakin besar
bergeser ke arah kanan jika
tekanan maka hasil tekanan yang
tekanan diperbesar, yaitu
NH3 yang didapat diberikan maka hasil
menuju NH3 yang memiliki
akan semakin NH3 akan semakin
jumlah molekul yang lebih kecil.
meningkat. banyak, hal tersebut
dikarenakan
kesetimbangan
bergeser ke arah
kanan jika tekanan
diperbesar, yaitu
menuju NH3 yang
memiliki jumlah
molekul yang lebih
kecil .
Evaluasi Tidak semua jawaban siswa Tidak menjawab Bila membuat Bila mampu Bila mampu
benar, hanya reaksi pada kolom jawaban tapi membuat jawaban membuat jawaban
satu dan dua yang tepat, jawabannya kurang cukup tepat. Seperti sangat tepat. Seperti
sedangkan ketiga dan keempat tepat berikut ini : berikut ini :
91
salah. Hal itu karena jika Hanya pada reaksi Tidak semua jawaban
tekanan diperbesar maka kolom satu dan dua siswa benar, hanya
kesetimbangan akan bergeser ke yang tepat. reaksi pada kolom
jumlah mol yang lebih kecil dan satu dan dua yang
jika tekanan diperkecil maka tepat, sedangkan
kesetimbangan akan bergeser ke ketiga dan keempat
jumlah mol yang lebih besar. salah. Hal itu karena
Dan untuk reaksi ketiga jika tekanan
seharusnya jika tekanan diperbesar maka
dinaikkan bergeser ke kiri dan kesetimbangan akan
jika tekanan diturunkan bergeser bergeser ke jumlah
ke kanan. Sedangkan reaksi mol yang lebih kecil
keempat juga akan bergeser ke dan jika tekanan
kiri jika tekanan dinaikkan dan diperkecil maka
jika tekanan diturunkan bergeser kesetimbangan akan
ke kanan. bergeser ke jumlah
mol yang lebih besar.
Dan untuk reaksi
ketiga seharusnya
jika tekanan
dinaikkan bergeser ke
92
kiri dan jika tekanan
diturunkan bergeser
ke kanan. Sedangkan
reaksi keempat juga
akan bergeser ke
kanan jika tekanan
dinaikkan dan jika
tekanan diturunkan
bergeser ke kiri.
Eksplanasi Dari kedua reaksi yang Tidak menjawab Bila membuat Bila mampu Bila mampu
dituliskan, hanya pada reaksi jawaban tapi membuat jawaban membuat jawaban
kedua yang dapat mengalami jawabannya kurang cukup tepat. Seperti sangat tepat. Seperti
perubahan kesetimbangan jika tepat berikut ini : berikut ini :
diberi perlakuan perubahan
Hanya pada rreaksi Dari kedua reaksi
tekanan, karena jumlah mol
kedua yang yang dituliskan,
pereaksi dan produk berbeda
mengalami hanya pada reaksi
sehingga jika tekanan ditambah
pergeseran kedua yang dapat
kesetimbangan akan bergeser ke
kesetimbangan mengalami
kanan dan jika tekanan
perubahan
dikurangi akan bergeser ke kiri.
kesetimbangan jika
Pada reaksi 1 jumlah mol
93
pereaksi dan produk sama diberi perlakuan
sehingga tidak akan mengalami perubahan tekanan,
perubahan kesetimbangan walau karena jumlah mol
diberi perubahan tekanan. pereaksi dan produk
berbeda sehingga jika
tekanan ditambah
kesetimbangan akan
bergeser ke kanan
dan jika tekanan
dikurangi akan
bergeser ke kiri. Pada
reaksi 1 jumlah mol
pereaksi dan produk
sama sehingga tidak
akan mengalami
perubahan
kesetimbangan walau
diberi perubahan
tekanan.
94
Pretest dan Posttest Pengetahuan
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
95
kiri.
c. CaCO3(s) = CaO(s) +
CO2(g) Koefesien pereaksi 0
karena pada pereaksi terdapat
fase solid yang tidak dihitung
koefesiennya dan hasil reaksi
koefesiennya 1 berarti
kesetimbangan bergeser
kearah kiri.
d. 2NO(g) + O2(g) = 2NO2(g)
= 3 → 2 Koefesien pereaksi 3
dan hasil reaksi 2 jadi
kesetimbangan bergeser
kearah kanan
e. S(s) + O2(g) = SO2(g) = 1→
1 Koefesien antara pereaksi
dan hasil reaksi sama sama 1
96
menganalisis yang terjadi adalah... sehingga pergeserannya adalah ke
pengaruh A. SO2 berkurang kiri dan SO2 dan O2 bertambah.
perubahan volume B. SO3 betambah
dan suhu terhadap
C. SO3 dan O2 berkurang
kesetimbangan
D. SO2 dan O2 berkurang
kimia
E. SO2 dan O2 bertambah
3. Disajikan Pilihan Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut! Jawaban : A C4
persamaan reaksi ganda Skor Penambahan NH3 (yang Menganalisis
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g)
kesetimbangan, : 10 berada di sebelah kanan) akan
peserta didik dapat Penambahan 1 mol NH3 akan mengakibatkan.... mengakibatkan pergeseran
menganalisis
A. Kesetimbangan bergeser ke kiri kesetimbangan ke arah
pengaruh
B. Kesetimbangan bergeser ke kanan berlawanan yaitu bergeser ke
perubahan
C. Kesetimbangan tidak bergeser kiri.
Konsentrasi
D. Tekanan kesetimbangan akan menurun
terhadap
E. Suhu kesetimbangan akan turun
kesetimbangan
kimia
97
pengaruh A. SO2 ditambah kesetimbangan akan bergeser ke
perubahan B. O2 ditambah kiri
Konsentrasi C. O2 dikurangi
terhadap D. SO3 dikurangi
kesetimbangan E. SO2 dan O2 ditambah
kimia
5. Disajikan suatu Pilihan NH3 mengalami disosiasi menjadi N2 dan H2 dalam Jawaban : D C4
persamaan reaksi ganda Skor wadah 1 L sesuai dengan reaksi berikut. Menganalisis
kesetimbangan : 10
2NH3 (g) ⇌ N2 (g) + 3H2 (g) ∆H = + x kJ/mol
termokimia, peserta Pembahasan:
didik dapat Pada temperatur tertentu, konsentrasi gas pada
Ingat! Volume berbanding terbalik
menganalisis kesetimbangan masing-masing adalah 0,1 M, maka
dengan tekanan.
pengaruh kesetimbangan reaksi tersebut ....
perubahan suhu, Aturan pergeseran kesetimbangan
A. Tidak bergeser ketika tekanan diperbesar
konsentrasi, kimia:
tekanan, dan B. Bergeser ke kanan ketika volume diperkecil
C. Bergeser ke kiri ketika tekanan 1. Ketika volume diperkecil
volum, serta katalis
dan tekanan diperbesar,
pada pergeseran diperkecil
kesetimbangan agar
kesetimbangan. D. Bergeser ke kiri ketika suhu diturunkan
bergeser ke jumlah
E. bergeser ke kiri ketika
koefisien terkecil.
konsentrasi reaktan diperbanyak
2. Ketika volume diperbesar
dan tekanan diperkecil,
98
kesetimbangan agar
bergeser ke jumlah
koefisien terbesar.
3. Ketika suhu dinaikkan,
kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi
endoterm, sebaliknya
ketika suhu diturunkan,
kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi
eksoterm.
4. Ketika salah satu sisi
ditambahkan
konsentrasinya, maka
kesetimbangan akan
bergeser ke sisi yang
lainnya.
Alasan:
99
tekanan akan menggeser
kesetimbangan.
peserta didik dapat 2.) N2O4(g) ⇌ 2NO2(g) ∆H = +59,2 kJ Agar reaksi menghasilkan lebih
menganalisis banyak produk, maka
3.) 2SO3(g) ⇌ 2SO2(g) + O2(g) ∆H = +380 kJ
pengaruh kesetimbangan harus bergeser ke
4.) 2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) ∆H = -190 kJ
100
perubahan suhu Pasangan reaksi yang menghasilkan produk lebih kanan. Jika suhu dinaikkan maka
terhadap banyak jika suhu dinaikkan adalah...... kesetimbangan akan bergeser ke
kesetimbangan A. 1 dan 2 arah reaksi endoterm (∆H positif)
kimia B. 1 dan 3
Reaksi endoterm ditunjukkan oleh
C. 1 dan 4
nomor 2 dan 3
D. 2 dan 3
E. 3 dan 4
8. Disajikan suatu Pilihan Diberikan suatu reaksi sebagai berikut: Jawaban : C C4
persamaan reaksi ganda Skor PCl3(g) + PCl2(g) ⇌ PCl5(g) Menganalisis
Pengaruh perubahan volume sistem
kesetimbangan : 10 Perlakuan berikut ini yang dapat mengubah
pada kesetimbangan.
termokimia, peserta kesetimbangan ke arah PCl5 adalah...
didik dapat A. Menambah konsentrasi PCl5
menganalisis B. Mengurangi konsentrasi PCl3
pengaruh C. Memperkecil volume sistem
perubahan suhu, Jumlah koefisien di ruas kiri adalah
D. Menambah katalis pada sistem
konsentrasi, 1+1=2
E. Menurunkan suhu kesetimbangan
tekanan, dan Jumlah koefisien di ruas kanan
volum, serta katalis adalah = 1
pada pergeseran
kesetimbangan. Apabila volume sistem diperkecil
maka kesetimbangan akan bergeser
101
ke jumlah koefisien yangkecil,
yaitu ke kanan (PCl5)
Persamaan reaksi yang tepat adalah..... Jika dituliskan dalam reaksi sebagai
berikut :
A. A+B ⇌ C
[A] mula-mula = 0,7 M
B. A+C ⇌ 2B
[A] setimbang = 0,5 M
C. A ⇌ 2B + C
D. A ⇌ 4B + 2C [B] mula-mula = 0 M
E. 5A ⇌ 8B + 4C
[B] setimbang = 0,8 M
[C] mula-mula = 0 M
102
Jika dibandingkan mol pada reaksi :
10. Disajikan suatu Pilihan Diberikan reaksi kesetimbangan sebagai berikut: Jawaban : C C4
persamaan reaksi ganda Skor Jika suhunya diturunkan maka Menganalisis
2H2 (g) + O2 (g) ⇌ 2H2O (g) ΔH = − 484 kJ/mol
kesetimbangan : 10 kesetimbangan bergeser ke arah
termokimia, peserta Jika suhu diturunkan maka spesi yang berubah reaksi eksoterm. Sehingga reaksi
didik dapat adalah.... akan bergeser ke kanan dan H2O
menganalisis A. H2 bertambah bertambah.
pengaruh B. O2 betambah
perubahan suhu, C. H2O bertambah
konsentrasi, D. H2O berkurang
tekanan, dan E. H2 dan O2 bertambah
volum, serta katalis
103
pada pergeseran
kesetimbangan.
RUBRIK PENILAIAN
Perhitungan skor menggunakan rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Kriteria :
Jawaban benar = 10
Jawaban salah = 0
104
Lampiran 8. Modul Ajar
MODUL AJAR
Disusun oleh:
19030194052
Dosen Pembimbing
Jurusan Kimia
2023
105
MODUL AJAR
KESETIMBANGAN KIMIA
1. Informasi Umum
a. Identitas
1) Nama Penyusun : Fajar Nova Prasetyo
2) Institusi : SMAN 12 Surabaya
3) Tahun Disusun : 2023
4) Fase :F
5) Jenjang Sekolah : SMA
6) Kelas : XI/11
7) Perkiraan Jumlah Peserta Didik : 20
8) Moda Pembelajaran : Tatap Muka
9) Alokasi Waktu : 2 x 2 JP
b. Kompetensi Awal
Kompetensi yang harus dimiliki peserta didik sebelum mempelajari topik ini yaitu
106
d. Sarana dan Prasarana
Dalam menunjang pembelajaran diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung
seperti:
Alat dan Bahan Media Sumber Belajar
E-LKPD Handphone Buku Paket Kimia
Papan tulis Komputer Kelas XI
Spidol Laptop Internet
Proyektor Youtube
2. Komponen Inti
a. Tujuan Pembelajaran
Menganalisis faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
kimia serta penerapan dalam industri maupun kehidupan sehari-hari.
Merancang, melakukan, menyimpulkan, dan menyajikan hasil percobaan
faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan kimia.
b. Pemahaman Bermakna
Suatu keadaan bersifat dinamis, sehingga dapat berubah dengan adanya
suatu faktor yang membuatnya berubah menjaadi tidak nyaman. Sama halnya
dengan manusia, suatu reaksi juga akan menyesuaikan keadaan apabila terjadi
107
perubahan yang menjadikannya tidak setimbang. Dengan adanya faktor yang
mempengaruhinya, akan diketahui pula cara atau reaksi untuk menyesuaikan
keadaan tersebut.
c. Pertanyaan Pemantik
Diberikan sebuah fenomena fotosintesis dan air yang direbus. Dari kedua
fenomena tersebut apakah terjadi kesetimbangan?
Apakah yang membedakan kesetimbangan yang terjadi diantara kedua
fenomena tersebut?
d. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
108
Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
Inti Tahap 1 (Thinking) 30 Menit
2. Guru membagikan Elektronik Lembar Kegiatan
Peserta Didik (E-LKPD) faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
kepada peserta didik.
3. Guru memberikan soal fenomena dan meminta
peserta didik untuk membuka E-LKPD.
(Interpretasi).
4. Guru meminta peserta didik untuk memikirkan
jawaban terkait fenomena yang diberikan secara
individu (Interpretasi).
Fase 3: Mengorganisasikan Peserta Didik ke
Dalam Kelompok Belajar
Tahap 2 (Pairing)
1. Guru membagi peserta didik dalam kelompok
secara heterogen, masing-masing kelompok
terdiri dari 2 orang peserta didik.
2. Guru meminta peserta didik untuk duduk secara
berkelompok.
3. Guru meminta peserta didik untuk
mendiskusikan dengan pasangannya terkait
jawaban fenomena dalam E-LKPD yang sudah
dipikirkan secara individu.
109
Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
mengumpulkan informasi untuk menjawab soal
fenomena dan pertanyaan dalam E-LKPD
(Analisis).
4. Guru membimbing peserta didik untuk secara
aktif mendiskusikan dan menyatukan pendapat
mengenai informasi yang diperoleh untuk
menjawab soal fenomena dan pertanyaan pada E-
LKPD (Analisis).
5. Guru meminta peserta didik menuliskan hasil
diskusi pada E-LKPD
Fase 5: Evaluasi
Tahap 3 : (Sharing)
1. Guru meminta masing – masing pasangan untuk
mempresentasikan hasil diskusi pada E-LKPD
(Eksplanasi)
2. Guru memberikan kesempatan untuk kelompok
lain bertanya, berargumen, dan menambahkan
jawaban
3. Guru memberikan umpan balik dan penguatan
terhadap jawaban – jawaban yang diberikan oleh
peserta didik (Evaluasi)
Penutup Fase 6 Memberi Penghargaan 5 menit
110
Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
4. Guru mengisntruksikan peserta didik untuk
mempelajari materi berikutnya terkait faktor-
faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia
111
Pertemuan 2
Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Fase 1: Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi 10 menit
Peserta Didik
1. Guru masuk kedalam kelas dan memberi salam
pada peserta didik
2. Guru membimbing peserta didik untuk
mengawali proses pembelajaran dengan berdoa.
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
4. Guru memberi apersepsi dengan mengaitkan
materi pertemuan sebelumnya mengenai faktor
konsentrasi terhadap pergeseran arah
kesetimbangan kimia
5. Guru memotivasi siswa dengan cara menyajikan
fenomena yang terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Fase 2: Menyajikan Informasi
1. Guru mengulas materi tentang faktor – faktor
yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan secara singkat.
Inti Tahap 1 (Thinking) 30 Menit
2. Guru membagikan Elektronik Lembar Kegiatan
Peserta Didik (E-LKPD) faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
kepada peserta didik.
3. Guru memberikan soal fenomena dan meminta
peserta didik untuk membuka E-LKPD.
(Interpretasi).
4. Guru meminta peserta didik untuk memikirkan
jawaban terkait fenomena yang diberikan secara
individu (Interpretasi).
112
Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
Fase 3: Mengorganisasikan Peserta Didik ke
Dalam Kelompok Belajar
Tahap 2 (Pairing)
1. Guru membagi peserta didik dalam kelompok
secara heterogen, masing-masing kelompok
terdiri dari 2 orang peserta didik.
2. Guru meminta peserta didik untuk duduk secara
berkelompok.
3. Guru meminta peserta didik untuk
mendiskusikan dengan pasangannya terkait
jawaban fenomena dalam E-LKPD yang sudah
dipikirkan secara individu.
113
Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
Fase 5: Evaluasi
Tahap 3 : (Sharing)
1. Guru meminta masing – masing pasangan untuk
mempresentasikan hasil diskusi pada E-LKPD
(Eksplanasi)
2. Guru memberikan kesempatan untuk kelompok
lain bertanya, berargumen, dan menambahkan
jawaban
3. Guru memberikan umpan balik dan penguatan
terhadap jawaban – jawaban yang diberikan oleh
peserta didik (Evaluasi)
Penutup Fase 6 Memberi Penghargaan 6 menit
114
e. Asesmen
Asesmen Sumatif
Aspek Kognitif
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
1. Disajikan Pilihan Jawaban : A C4
Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut :
persamaan reaksi ganda Skor Jika tekanan diperbesar maka Menganalisis
kesetimbangan, : 10 a. 2HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g)
kesetimbangan akan bergeser ke
peserta didik dapat b. N2O4(g) ⇌ 2NO2(g) jumlah koefisien zat yang kecil
menganalisis dan bila tekanan di perkecil
c. CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)
pengaruh
maka reaksi kesetimbanangan
perubahan tekanan d. 2NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g) bergeser ke jumlah koefisien zat
terhadap
e. S(s) + O2(g) ⇌ SO2(g) yang besar.
kesetimbangan
Pada pilihan tersebut :
kimia Reaksi kesetimbangan yang bergeser kekanan
a. 2HI(g) = H2(g) +I2(g)
jika tekanan diperbesar adalah…
Mempunyai koefesien pereaksi
A. d 2 dan hasil reaksi 2 = setara
B. a b. N2O4(g) = 2NO2(g)
Koefesien pereaksi nya 1 dan
C. e
hasil reaksi 2. Jadi
D. c kesetimbangan bergeser kerah
kiri.
115
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
c. CaCO3(s) = CaO(s) + CO2(g)
E. b
Koefesien pereaksi 0 karena
pada pereaksi terdapat fase solid
yang tidak dihitung
koefesiennya dan hasil reaksi
koefesiennya 1 berarti
kesetimbangan bergeser kearah
kiri.
d. 2NO(g) + O2(g) = 2NO2(g) =
3 → 2 Koefesien pereaksi 3 dan
hasil reaksi 2 jadi
kesetimbangan bergeser kearah
kanan
e. S(s) + O2(g) = SO2(g) = 1→ 1
Koefesien antara pereaksi dan
hasil reaksi sama sama 1
116
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
peserta didik dapat terjadi adalah... endoterm (perhatikan tanda ΔH),
menganalisis A. SO2 berkurang sehingga pergeserannya adalah ke
pengaruh B. SO3 betambah kiri dan SO2 dan O2 bertambah.
perubahan volume
C. SO3 dan O2 berkurang
dan suhu terhadap
D. SO2 dan O2 berkurang
kesetimbangan
E. SO2 dan O2 bertambah
kimia
3. Disajikan Pilihan Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut! Jawaban : A C4
persamaan reaksi ganda Skor N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) Penambahan NH3 (yang Menganalisis
kesetimbangan, : 10 Penambahan 1 mol NH3 akan mengakibatkan.... berada di sebelah kanan) akan
peserta didik dapat A. Kesetimbangan bergeser ke kiri mengakibatkan pergeseran
menganalisis B. Kesetimbangan bergeser ke kanan
kesetimbangan ke arah
pengaruh C. Kesetimbangan tidak bergeser
berlawanan yaitu bergeser ke
perubahan D. Tekanan kesetimbangan akan menurun
kiri.
Konsentrasi E. Suhu kesetimbangan akan turun
terhadap
kesetimbangan
kimia
4. Disajikan Pilihan Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut Jawaban : C C4
persamaan reaksi ganda Skor 2SO2 (g) + O2 (g) ⇌ 2SO3 (g) Jika O2 dikurangi maka konsentrasi Menganalisis
kesetimbangan, : 10 O2 akan berkurang sehingga
117
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
peserta didik dapat Reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri kesetimbangan akan bergeser ke
menganalisis apabila..... kiri
pengaruh A. SO2 ditambah
perubahan B. O2 ditambah
Konsentrasi C. O2 dikurangi
terhadap D. SO3 dikurangi
kesetimbangan E. SO2 dan O2 ditambah
kimia
5. Disajikan suatu Pilihan NH3 mengalami disosiasi menjadi N2 dan H2 dalam Jawaban : D C4
persamaan reaksi ganda Skor wadah 1 L sesuai dengan reaksi berikut. Menganalisis
kesetimbangan : 10 2NH3 (g) ⇌ N2 (g) + 3H2 (g) ∆H = + x kJ/mol Pembahasan:
termokimia, peserta Pada temperatur tertentu, konsentrasi gas pada Ingat! Volume berbanding terbalik
didik dapat kesetimbangan masing-masing adalah 0,1 M, maka dengan tekanan.
menganalisis kesetimbangan reaksi tersebut .... Aturan pergeseran kesetimbangan
pengaruh A. Tidak bergeser ketika tekanan diperbesar kimia:
perubahan suhu, B. Bergeser ke kanan ketika volume diperkecil 5. Ketika volume diperkecil
konsentrasi, C. Bergeser ke kiri ketika tekanan diperkecil dan tekanan diperbesar,
tekanan, dan kesetimbangan agar
D. Bergeser ke kiri ketika suhu diturunkan
volum, serta katalis bergeser ke jumlah
E. bergeser ke kiri ketika
pada pergeseran koefisien terkecil.
kesetimbangan.
konsentrasi reaktan diperbanyak
118
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
6. Ketika volume diperbesar
dan tekanan diperkecil,
kesetimbangan agar
bergeser ke jumlah
koefisien terbesar.
7. Ketika suhu dinaikkan,
kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi
endoterm, sebaliknya
ketika suhu diturunkan,
kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi
eksoterm.
8. Ketika salah satu sisi
ditambahkan
konsentrasinya, maka
kesetimbangan akan
bergeser ke sisi yang
lainnya.
Alasan:
119
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
Reaksi penguraian amonia di atas,
memiliki jumlah koefisien reaktan
< jumlah koefisien produk,
sehingga perubahan volume dan
tekanan akan menggeser
kesetimbangan.
6. Disajikan Pilihan Perhatikan data reaksi kesetimbangan di bawah ini! Jawaban : B C4
persamaan reaksi ganda Skor 1. PCl5(g) ⇌ PCl3(g) + PCl2(g) Apabila volume sistem diperbesar Menganalisis
kesetimbangan, : 10 2. N2(g) + 2O2(g) ⇌ 2NO2(g) maka kesetimbangan akan bergeser
peserta didik dapat 3. 2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) ke jumlah koefisien yang lebih
menganalisis besar. Cek koefisien masing-
4. NH4Cl(g) ⇌ NH3(g) + HCl(g)
pengaruh masing reaksi, dicari yang jumlah
Pasangan reaksi yang menghasilkan hasil lebih
perubahan volume koefisien sebelah kanan lebih besar.
banyak jika volume diperbesar adalah...
terhadap
A. 1 dan 2
kesetimbangan
B. 1 dan 4
kimia
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
120
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
7. Disajikan Pilihan Perhatikan data reaksi kesetimbangan di bawah ini! Jawaban : D C4
persamaan reaksi ganda Skor 1.) N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g) ∆H = -92 kJ Menganalisis
kesetimbangan, : 10 Agar reaksi menghasilkan lebih
2.) N2O4(g) ⇌ 2NO2(g) ∆H = +59,2 kJ
peserta didik dapat banyak produk, maka
menganalisis 3.) 2SO3(g) ⇌ 2SO2(g) + O2(g) ∆H = +380 kJ kesetimbangan harus bergeser ke
pengaruh 4.) 2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) ∆H = -190 kJ kanan. Jika suhu dinaikkan maka
perubahan suhu kesetimbangan akan bergeser ke
Pasangan reaksi yang menghasilkan produk lebih
terhadap arah reaksi endoterm (∆H positif)
banyak jika suhu dinaikkan adalah......
kesetimbangan
A. 1 dan 2 Reaksi endoterm ditunjukkan oleh
kimia
B. 1 dan 3 nomor 2 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 3 dan 4
8. Disajikan suatu Pilihan Diberikan suatu reaksi sebagai berikut: Jawaban : C C4
persamaan reaksi ganda Skor PCl3(g) + PCl2(g) ⇌ PCl5(g) Pengaruh perubahan volume sistem Menganalisis
kesetimbangan : 10 Perlakuan berikut ini yang dapat mengubah pada kesetimbangan.
termokimia, peserta kesetimbangan ke arah PCl5 adalah...
didik dapat A. Menambah konsentrasi PCl5
menganalisis B. Mengurangi konsentrasi PCl3 Jumlah koefisien di ruas kiri adalah
pengaruh C. Memperkecil volume sistem 1+1=2
121
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
perubahan suhu, D. Menambah katalis pada sistem Jumlah koefisien di ruas kanan
konsentrasi, E. Menurunkan suhu kesetimbangan adalah = 1
tekanan, dan Apabila volume sistem diperkecil
volum, serta katalis maka kesetimbangan akan bergeser
pada pergeseran ke jumlah koefisien yangkecil,
kesetimbangan. yaitu ke kanan (PCl5)
9. Disajikan grafik Pilihan Diketahui grafik reaksi berikut Jawaban : D C4
kesetimbangan ganda Skor Menganalisis
reaksi, peserta didik : 10 Yang menjadi pereaksi adalah A
dapat menentukan karena mengalami pengurangan
persamaan reaksi konsentrasi sedangkan produk
yang tepat. adalah B dan C karena
konsentrasinya bertambah.
Jika dituliskan dalam reaksi sebagai
Persamaan reaksi yang tepat adalah.....
berikut :
A. A+B ⇌ C
[A] mula-mula = 0,7 M
B. A+C ⇌ 2B [A] setimbang = 0,5 M
C. A ⇌ 2B + C [B] mula-mula = 0 M
D. A ⇌ 4B + 2C [B] setimbang = 0,8 M
E. 5A ⇌ 8B + 4C [C] mula-mula = 0 M
[C] setimbang = 0,4 M
122
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
123
Jenis Level
No Indikator Soal Soal Jawaban
Instrumen Kognitif
pada pergeseran
kesetimbangan.
RUBRIK PENILAIAN
Perhitungan skor menggunakan rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Kriteria :
Jawaban benar = 10
Jawaban salah = 0
124
Asesmen Formatif
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Skor Total Nilai
Nama Peserta
No Spiritual Ingin Bertanggung Kritis Skor
didik
Tahu Jawab
1
2
3
4
5
125
Jumlah Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal(30)
Kriteria Nilai
SB = Sangat Baik (80-100)
B = Baik (70-79)
C = Cukup (60-69)
D = Kurang (<60)
Aspek Keterampilan
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
Skor
Nama Peserta Kemampuan Total
No Aktif Nilai
didik menjawab Komunikasi Skor
Berdiskusi
pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
126
Jumlah Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal(30)
Kriteria Nilai
SB = Sangat Baik (80-100)
B = Baik (70-79)
C = Cukup (60-69)
D = Kurang (<60)
127
Lampiran 9. E-LKPD
E-LKPD Faktor Konsentrasi
Bagian 1: https://www.liveworksheets.com/7-zc232805py
Bagian 2: https://www.liveworksheets.com/7-zg214827vx
Bagian 1: https://www.liveworksheets.com/7-ac232811lv
Bagian 2: https://www.liveworksheets.com/7-it232813je
Bagian 1: https://www.liveworksheets.com/7-za232821by
Bagian 2: https://www.liveworksheets.com/7-ri232825nd
128
PETUNJUK E-LKPD
Melakukan diskusi kelas dan menuliskan hasil diskusi kelas pada tempat
yang telah disediakan.
Keterampilan Berpikir Kritis yang dilatihkan dalam E-LKPD ini yaitu:
1. Interpretasi
2. Inferensi
3. Analisis
4. Eksplanasi
5. Evaluasi
PENDAHULUAN
INDIKATOR PENCAPAIAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN
KOMPETENSI
Peserta didik mampu mengamati, 1. Peserta didik mampu menganalisis
menyelidiki dan menjelaskan fenomena pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran
sesuai kaidah kerja ilmiah dalam arah kesetimbangan kimia berdasarkan
menjelaskan konsep kimia dalam fenomena.
kehidupan sehari hari; menerapkan konsep 2. Peserta didik mampu mengamati
kimia dalam pengelolaan lingkungan percobaan berdasarkan video praktikum
termasuk menjelaskan fenomena pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran
pemanasan global; menuliskan reaksi kimia arah kesetimbangan kimia.
dan menerapkan hukumhukum dasar 3. Peserta didik mampu menganalisis data
kimia; memahami struktur atom dan hasil percobaan pengaruh konsentrasi
aplikasinya dalam nanoteknologi. terhadap pergeseran arah kesetimbangan
kimia.
4. Peserta didik mampu menyimpulkan
percobaan pengaruh konsentrasi terhadap
pergeseran arah kesetimbangan kimia.
5. Peserta didik mampu mengomunikasikan
hasil percobaan berdasarkan video
praktikum pengaruh konsentrasi terhadap
pergeseran arah kesetimbangan kimia.
PETA KONSEP
Kesetimbangan Kimia
Mengakibatkan
Pergeseran
Kesetimbangan
Atas dasar
Azas Le
Chatelier
MATERI
PEMBELAJARA
N
Pada tahun 1884, Henri Louis Le Chatelier berhasil
menjelaskan pengaruh faktor luar terhadap kesetimbangan, yang
kemudian dikenal dengan azas Le Chatelier atau hukum aksi reaksi.
Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut :
1. Perubahan Konsentrasi
2. Perubahan Volume dan Tekanan
3. Perubahan Suhu
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Apabila salah satu zat ditambahkan konsentrasinya, maka
kesetimbangan akan bergeser dari arah zat yang
konsentrasinya ditambah.
2. Apabila tekanan diperbesar, maka volume akan mengecil
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol yang
lebih kecil.
3. Apabila volume diperbesar, maka tekanan akan mengecil
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol yang
lebih besar.
4. Apabila suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah reaksi endoterm (reaksi yang menyerap panas)
FENOMENA
Jawab : Think
Bagaimana reaksi yang terjadi pada fenomena kesetimbangan Besi
(III) Tiosianat?
Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi reaktan terhadap arah
pergeseran kesetimbangan Besi (III) Tiosianat yang ditandai dengan
adanya perubahan warna?
Pair
Jawab :
Bagaimana reaksi yang terjadi pada fenomena kesetimbangan Besi
(III) Tiosianat?
Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi reaktan terhadap arah
pergeseran kesetimbangan Besi (III) Tiosianat yang ditandai dengan
adanya perubahan warna?
HIPOTESIS
Think
Jawab : Jika konsentrasi pereaksi ditambah maka kesetimbangan akan
mengalami pergeseran ke arah produk sedangkan jika konsentrasi
pereaksi dikurangi maka kesetimbangan akan mengalami pergeseran ke
arah reaktan.
Think
Jawab :
Alat Bahan
Tabung reaksi 5 buah Larutan FeCl3 1 M
Rak tabung reaksi 1 buah Larutan KSCN 1 M
Pipet tetes 3 buah NaH2PO4
Gelas kimia 250 mL 1 buah Akuades (H2O)
Spatula 1 buah
Batang pengaduk 1 buah
Pair
Jawab:
Alat: Tabung reaksi 5 buah, Rak tabung reaksi 1 buah, Pipet tetes 3
buah, Gelas kimia 250 mL 1 buah, Spatula 1 buah, Batang pengaduk 1
buah.
Bahan: Larutan FeCl3 1 M, Larutan KSCN 1 M, NaH2PO4, Akuades
(H2O).
Tentukan variabel-variabel yang terlibat dalam percobaan!
Think
Variabel Manipulasi : Perubahan konsentrasi reaktan
Variabel Kontrol : Volume larutan awal ( aquades + KSCN +
FeCl3) , Tekanan larutan awal dan suhu larutan
Variabel Respon : Arah pergeseran kesetimbangan Besi (III)
Tiosianat yang ditandai dengan adanya
perubahan warna
Pair
Variabel Manipulasi : Perubahan konsentrasi reaktan
Variabel Kontrol : Volume larutan awal ( aquades + KSCN +
FeCl3) , Tekanan larutan awal dan suhu larutan
Variabel Respon : Arah pergeseran kesetimbangan Besi (III)
Tiosianat yang ditandai dengan adanya
perubahan warna
Warna larutan
Menambah/Mengurangi ketika
Tabung Perlakuan
Reaktan/Produk dibandingkan
dengan tabung A
Warna larutan
Tidak diberikan Tidak diberikan
A tetap (Kuning
perlakuan perlakuan
kecoklatan)
Ditambahkan KSCN
B Menambah Reaktan Lebih Pekat
5 tetes
Ditambahkan FeCl3 5
C Menambah Reaktan Lebih Pekat
tetes
Ditambahkan 1
D sendok spatula Mengurangi Reaktan Lebih terang
padatan NaH2PO4
Share
1
Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi KSCN pada tabung B? tuliskan
secara simbolik arah pergeseran kesetimbangan yang terjadi!
Think
Jawab : Penambahan konsentrasi KSCN artinya memperbesar
konsentrasi reaktan sehingga arah reaksi kesetimbangan akan
bergeser ke arah kanan/ ke produk, dalam hal ini ke arah FeSCN2+
dengan ditandai perubahan warna yang lebih pekat/gelap.
SCN (aq) + Fe3+ (aq) FeSCN2+ (aq)
SCN-
Pair
Jawab : Penambahan konsentrasi KSCN artinya memperbesar
konsentrasi reaktan sehingga arah reaksi kesetimbangan akan
bergeser ke arah kanan/ ke produk, dalam hal ini ke arah FeSCN2+
dengan ditandai perubahan warna yang lebih pekat/gelap.
SCN (aq) + Fe3+ (aq) FeSCN2+ (aq)
SCN-
2 Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi FeCl3 pada tabung C? Tuliskan
secara simbolik arah pergeseran kesetimbangan yang terjadi!
Think
Jawab : Penambahan konsentrasi FeCl3 artinya memperbesar reaktan
sehingga arah reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan/ ke
produk, dalam hal ini ke arah FeSCN2+ dengan ditandai perubahan
warna yang lebih pekat/gelap.
SCN (aq) + Fe3+ (aq) FeSCN2+ (aq)
Fe3+
Pair
Jawab : Penambahan konsentrasi FeCl3 artinya memperbesar reaktan
sehingga arah reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan/ ke
SCN (aq) + Fe3+ (aq) FeSCN2+ (aq)
produk, dalam hal ini ke arah FeSCN2+ dengan ditandai perubahan
warna yang lebih pekat/gelap.
SCN (aq) + Fe3+ (aq) FeSCN2+ (aq)
Fe3+
Pair
Jawab : Penambahan NaH2PO4 membuat konsentrasi Fe3+ menjadi
berkurang hal tersebut karena ion H2PO4- dapat mengikat ion Fe3+
dan, sistem harus memproduksi banyak FeCl3 untuk mengembalikan
kondisi sistem agar kembali setimbang, sehingga kesetimbangan
SCN (aq) + (aq) FeSCN2+ (aq)
bergeser ke arah reaktan atau ke kiri
SCN (aq) + Fe3+ (aq) FeSCN2+ (aq)
FeSCN2+
KBK
Eksplanasi
Think
Jawab : Penambahan larutan FeCl3 dan larutan KSCN artinya
menambah konsentrasi pereaksi, konsentrasi pereaksi diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk/kanan yang
ditunjukkan dengan perubahan warna yang semakin pekat/gelap.
Sehingga penambahan larutan FeCl3 dan larutan KSCN
menghasilkan warna yang sama yaitu lebih gelap.
Pair
Jawab : Penambahan larutan FeCl3 dan larutan KSCN artinya
menambah konsentrasi pereaksi, konsentrasi pereaksi diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk/kanan yang
ditunjukkan dengan perubahan warna yang semakin pekat/gelap.
Sehingga penambahan larutan FeCl3 dan larutan KSCN
menghasilkan warna yang sama yaitu lebih gelap.
Think
Jawab : Penambahan larutan FeCl3 artinya menambah konsentrasi
pereaksi, konsentrasi pereaksi diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah produk/kanan yang ditunjukkan dengan perubahan
warna yang semakin pekat/gelap. Sedangkan penambahan NaH2PO4
menyebabkan konsentrasi Fe3+ menjadi berkurang hal tersebut
karena ion H2PO4- dapat mengikat ion Fe3+ dan, sistem harus
memproduksi banyak FeCl3 untuk mengembalikan kondisi sistem
agar kembali setimbang, sehingga kesetimbangan bergeser ke arah
reaktan atau ke kiri yang ditujukan dengan perubahan warna menjadi
lebih terang.
Pair
Jawab : Penambahan larutan FeCl3 artinya menambah konsentrasi
pereaksi, konsentrasi pereaksi diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah produk/kanan yang ditunjukkan dengan perubahan
warna yang semakin pekat/gelap. Sedangkan penambahan NaH2PO4
menyebabkan konsentrasi Fe3+ menjadi berkurang hal tersebut
karena ion H2PO4- dapat mengikat ion Fe3+ dan, sistem harus
memproduksi banyak FeCl3 untuk mengembalikan kondisi sistem
agar kembali setimbang, sehingga kesetimbangan bergeser ke arah
reaktan atau ke kiri yang ditujukan dengan perubahan warna menjadi
lebih terang.
KBK
Evaluasi
1. Setelah membuka link tersebut dan masuk ke dalam virtual lab silahkan klik
“Amount of CO2” untuk percobaan pengaruh konsentrasi
2. Konsentrasi CO2 dapat diperbesar dan diperkecil dengan menggeser slider
ke kanan untuk memperbesar konsentrasi dan ke kiri untuk memperkecil
konsentrasi
6 Jelaskan bagaimana pergeseran kesetimbangan ketika konsentrasi CO2
diperbesar dan diperkecil!
Think
Jawab : Saat konsentrasi diperbesar maka jumlah molekul CO2
bertambah sehingga bereaksi dengan H2O menghasilkan H2CO3
yang lebih banyak sehingga kesetimbangan bergeser ke arah produk.
Ketika konsentrasi diperkecil, molekul CO2 berkurang sehingga
molekul H2CO3 akan pecah menjadi CO2 dan H2O untuk
meningkatkan konsentrasi CO2 sehingga kesetimbangan bergeser ke
arah reaktan.
Pair
Jawab : Saat konsentrasi diperbesar maka jumlah molekul CO2
bertambah sehingga bereaksi dengan H2O menghasilkan H2CO3
yang lebih banyak sehingga kesetimbangan bergeser ke arah produk.
Ketika konsentrasi diperkecil, molekul CO2 berkurang sehingga
molekul H2CO3 akan pecah menjadi CO2 dan H2O untuk
meningkatkan konsentrasi CO2 sehingga kesetimbangan bergeser ke
arah reaktan.
7
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh. Bagaimana menurut anda
hasil yang didapatkan? Apakah sudah sesuai dengan teori faktor konsentrasi?
Benar atau salah hasil yang didapatkan? Kemukakan alasanmu!
Think
Jawab : Hasil yang didapatkan sudah benar dan sesuai dengan teori
faktor konsentrasi. Karena ketika konsentrasi pereaksi ditambah
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk, sedangkan
apabila konsentrasi pereaksi dikurangi maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaktan.
Jawab : Hasil yang didapatkan sudah benar dan sesuai dengan teori Pair
KESIMPULAN Inferensi
Jawab :
Sharing
PETUNJUK E-LKPD
Melakukan diskusi kelas dan menuliskan hasil diskusi kelas pada tempat
yang telah disediakan.
Keterampilan Berpikir Kritis yang dilatihkan dalam E-LKPD ini yaitu:
1. Interpretasi
2. Inferensi
3. Analisis
4. Eksplanasi
5. Evaluasi
PENDAHULUAN
INDIKATOR PENCAPAIAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN
KOMPETENSI
Peserta didik mampu mengamati, 1. Peserta didik mampu menganalisis
menyelidiki dan menjelaskan fenomena pengaruh suhu terhadap pergeseran arah
sesuai kaidah kerja ilmiah dalam kesetimbangan kimia berdasarkan
menjelaskan konsep kimia dalam fenomena.
kehidupan sehari hari; menerapkan konsep 2. Peserta didik mampu mengamati
kimia dalam pengelolaan lingkungan percobaan berdasarkan video praktikum
termasuk menjelaskan fenomena pengaruh suhu terhadap pergeseran arah
pemanasan global; menuliskan reaksi kimia kesetimbangan kimia.
dan menerapkan hukumhukum dasar 3. Peserta didik mampu menganalisis data
kimia; memahami struktur atom dan hasil percobaan pengaruh suhu terhadap
aplikasinya dalam nanoteknologi. pergeseran arah kesetimbangan kimia.
4. Peserta didik mampu menyimpulkan
percobaan pengaruh suhu terhadap
pergeseran arah kesetimbangan kimia.
5. Peserta didik mampu mengomunikasikan
hasil percobaan berdasarkan video
praktikum pengaruh suhu terhadap
pergeseran arah kesetimbangan kimia.
PETA KONSEP
Kesetimbangan Kimia
Mengakibatkan
Pergeseran
Kesetimbangan
Atas dasar
Azas Le
Chatelier
MATERI
PEMBELAJARA
N
Pada tahun 1884, Henri Louis Le Chatelier berhasil
menjelaskan pengaruh faktor luar terhadap kesetimbangan, yang
kemudian dikenal dengan azas Le Chatelier atau hukum aksi reaksi.
Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut :
1. Perubahan Konsentrasi
2. Perubahan Volume dan Tekanan
3. Perubahan Suhu
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Apabila salah satu zat ditambahkan konsentrasinya, maka
kesetimbangan akan bergeser dari arah zat yang
konsentrasinya ditambah.
2. Apabila tekanan diperbesar, maka volume akan mengecil
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol yang
lebih kecil.
3. Apabila volume diperbesar, maka tekanan akan mengecil
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol yang
lebih besar.
4. Apabila suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah reaksi endoterm (reaksi yang menyerap panas)
FENOMENA
Jawab : Think
Bagaimana reaksi yang terjadi pada fenomena kesetimbangan gas NO2?
Bagaimana pengaruh perubahan suhu pada gas NO2 terhadap arah
pergeseran kesetimbangan kimia yang ditandai dengan adanya
perubahan warna?
Pair
Jawab :
Bagaimana reaksi yang terjadi pada fenomena kesetimbangan gas NO2?
Bagaimana pengaruh perubahan suhu pada gas NO2 terhadap arah
pergeseran kesetimbangan kimia yang ditandai dengan adanya
perubahan warna?
HIPOTESIS
Think
Jawab : Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm (membutuhkan
kalor). Sebaliknya jika suhu sistem kesetimbangan diturunkan maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm (membebaskan
kalor).
Think
Jawab :
Alat Bahan
Gelas Kimia 500 mL 2 buah H2O Panas
Tabung Reaksi H2O Dingin
Gas NO2
Pair
Alat : Gelas Kimia 500 mL 2 buah dan Tabung Reaksi
Bahan : H2O Panas, H2O Dingin, Gas NO2
Tentukan variabel-variabel yang terlibat dalam percobaan!
Think
Variabel Manipulasi : Perubahan suhu
Variabel Kontrol : Volume gas NO2, dan Tekanan gas NO2
Pair
Variabel Manipulasi : Perubahan suhu
Variabel Kontrol : Volume gas NO2, dan Tekanan gas NO2
Share
1
Bagaimana perubahan yang terjadi ketika Gas NO2 dimasukan ke dalam air
dingin? Tuliskan secara simbolik arah pergeseran kesetimbangan yang terjadi!
Think
Jawab : Gas NO2 berwarna coklat ketika dimasukan dalam air es maka
larutan tersebut akan berubah warna menjadi warna kuning
kecoklatan
Pair
Jawab : Gas NO2 berwarna coklat ketika dimasukan dalam air es maka
larutan tersebut akan berubah warna menjadi warna kuning
kecoklatan
Think
Jawab : Ketika Gas NO2 dimasukan ke dalam air panas maka gas NO2
tersebut akan menghasilkan perubahan warna yaitu kembali ke warna
coklat.
Pair
Jawab : Ketika Gas NO2 dimasukan ke dalam air panas maka gas NO2
tersebut akan menghasilkan perubahan warna yaitu kembali ke warna
coklat.
KBK
Eksplanasi
Think
Jawab : Bila suhu pada sistem kesetimbangan dinaikkan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke reaksi endoterm (ke arah yang
membutuhkan kalor) Sedangkan bila suhu pada sistem
kesetimbangan diturunkan maka kesetimbangan akan bergeser ke
reaksi eksoterm (membebaskan kalor)
Think
Jawab :
Ketika tabung reaksi berisi gas NO2 dimasukkan ke dalam air
dingin maka arah kesetimbangan akan bergeser ke reaksi
eksoterm yakni ke kanan/ke arah produk, sehingga warna
berubah menjadi kuning kecoklatan.
Ketika tabung reaksi berisi gas NO2 dimasukkan ke dalam air
panas maka arah kesetimbangan akan bergeser ke reaksi
endoterm yakni ke kiri/ke arah reaktan, sehingga warna berubah
kembali menjadi coklat.
Jawab : Pair
Ketika tabung reaksi berisi gas NO2 dimasukkan ke dalam air
dingin maka arah kesetimbangan akan bergeser ke reaksi
eksoterm yakni ke kanan/ke arah produk, sehingga warna
berubah menjadi kuning kecoklatan.
Ketika tabung reaksi berisi gas NO2 dimasukkan ke dalam air
panas maka arah kesetimbangan akan bergeser ke reaksi
endoterm yakni ke kiri/ke arah reaktan, sehingga warna berubah
kembali menjadi coklat.
KBK
Evaluasi
1. Setelah membuka link tersebut dan masuk ke dalam virtual lab silahkan klik
“Temperature” untuk percobaan pengaruh suhu
2. Konsentrasi CO2 dapat diperbesar dan diperkecil dengan menggeser slider ke
kanan untuk menaikkan suhu dan ke kiri untuk menurunkan suhu
Think
Jawab:
Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaktan
atau endoterm (CO2 dan H2O) karena sistem akan menyerap panas
melalui reaksi CO2 dan H2O (reaksi endoterm, ∆H-nya positif)
Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah produk
atau eksoterm (H2CO3) karena sistem akan melepaskan panas melalui
pembentukan H2CO3 (reaksi eksoterm, ∆H-nya negatif).
Pair
Jawab:
Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaktan
atau endoterm (CO2 dan H2O) karena sistem akan menyerap panas
melalui reaksi CO2 dan H2O (reaksi endoterm, ∆H-nya positif)
Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah produk
atau eksoterm (H2CO3) karena sistem akan melepaskan panas melalui
pembentukan H2CO3 (reaksi eksoterm, ∆H-nya negatif).
7
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh. Bagaimana menurut anda
hasil yang didapatkan? Apakah sudah sesuai dengan teori faktor suhu? Benar
atau salah hasil yang didapatkan? Kemukakan alasanmu!
Think
Jawab : Hasil yang didapatkan sudah benar dan sesuai dengan teori
faktor suhu. Karena ketika suhu pada sistem kesetimbangan
dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke reaksi endoterm
(ke arah yang membutuhkan kalor) Sedangkan bila suhu pada sistem
kesetimbangan diturunkan maka kesetimbangan akan bergeser ke
reaksi eksoterm (membebaskan kalor).
Pair
Jawab : Hasil yang didapatkan sudah benar dan sesuai dengan teori
faktor suhu. Karena ketika suhu pada sistem kesetimbangan
dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke reaksi endoterm
(ke arah yang membutuhkan kalor) Sedangkan bila suhu pada sistem
kesetimbangan diturunkan maka kesetimbangan akan bergeser ke
reaksi eksoterm (membebaskan kalor).
KBK
KESIMPULAN
Inferensi
Jawab :
Berdasarkan hasil analisis yang didapat, hipotesis yang telah dirumuskan
dapat diterima. Jika suhu sistem kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan
gas NO2 dinaikkan dengan dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air panas
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm yakni ke arah
reaktan/ke arah kiri ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi coklat
kembali. Sebaliknya jika suhu sistem kesetimbangan pada reaksi
kesetimbangan gas NO2 diturunkan dengan dimasukkan ke dalam gelas
kimia berisi air dingin maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
eksoterm yakni ke arah produk/ke arah kanan ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi kuning kecoklatan
Sharing
PETUNJUK E-LKPD
Melakukan diskusi kelas dan menuliskan hasil diskusi kelas pada tempat
yang telah disediakan.
Keterampilan Berpikir Kritis yang dilatihkan dalam E-LKPD ini yaitu:
1. Interpretasi
2. Inferensi
3. Analisis
4. Eksplanasi
5. Evaluasi
PENDAHULUAN
INDIKATOR PENCAPAIAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN
KOMPETENSI
Peserta didik mampu mengamati, 1. Peserta didik mampu menganalisis
menyelidiki dan menjelaskan fenomena pengaruh volume dan tekanan terhadap
sesuai kaidah kerja ilmiah dalam pergeseran arah kesetimbangan kimia
menjelaskan konsep kimia dalam berdasarkan fenomena.
kehidupan sehari hari; menerapkan konsep 2. Peserta didik mampu mengamati
kimia dalam pengelolaan lingkungan percobaan berdasarkan video praktikum
termasuk menjelaskan fenomena pengaruh volume dan tekanan terhadap
pemanasan global; menuliskan reaksi kimia pergeseran arah kesetimbangan kimia.
dan menerapkan hukumhukum dasar 3. Peserta didik mampu menganalisis data
kimia; memahami struktur atom dan hasil percobaan pengaruh volume dan
aplikasinya dalam nanoteknologi. tekanan terhadap pergeseran arah
kesetimbangan kimia.
4. Peserta didik mampu menyimpulkan
percobaan pengaruh volume dan tekanan
terhadap pergeseran arah kesetimbangan
kimia.
5. Peserta didik mampu mengomunikasikan
hasil percobaan berdasarkan video
praktikum pengaruh volume dan tekanan
terhadap pergeseran arah kesetimbangan
kimia.
PETA KONSEP
Kesetimbangan Kimia
Mengakibatkan
Pergeseran
Kesetimbangan
Atas dasar
Azas Le
Chatelier
MATERI
PEMBELAJARA
N
Pada tahun 1884, Henri Louis Le Chatelier berhasil
menjelaskan pengaruh faktor luar terhadap kesetimbangan, yang
kemudian dikenal dengan azas Le Chatelier atau hukum aksi reaksi.
Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut :
1. Perubahan Konsentrasi
2. Perubahan Volume dan Tekanan
3. Perubahan Suhu
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Apabila salah satu zat ditambahkan konsentrasinya, maka
kesetimbangan akan bergeser dari arah zat yang
konsentrasinya ditambah.
2. Apabila tekanan diperbesar, maka volume akan mengecil
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol yang
lebih kecil.
3. Apabila volume diperbesar, maka tekanan akan mengecil
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol yang
lebih besar.
4. Apabila suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah reaksi endoterm (reaksi yang menyerap panas)
FENOMENA
Jawab: Think
Bagaimana reaksi yang terjadi pada fenomena kesetimbangan gas NO2?
Bagaimana pengaruh tekanan dan volume terhadap arah pergeseran
kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada gas
NO2?
Pair
Jawab:
Bagaimana reaksi yang terjadi pada fenomena kesetimbangan gas NO2?
Bagaimana pengaruh tekanan dan volume terhadap arah pergeseran
kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada gas
NO2?
HIPOTESIS
Think
Jawab : Jika tekanan diperbesar, maka volume akan mengecil sehingga
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang kecil.
Sebaliknya, jika tekanan diperkecil, maka volume diperbesar sehingga
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang besar.
Jawab : Jika tekanan diperbesar, maka volume akan mengecil sehingga Pair
5. Setelah itu kurangi tekanan dengan cara menarik pegangan jarum suntik dengan
perlahan.
Think
Jawab :
Alat Bahan
Jarum suntik 1 buah Gas NO2
Sumbat karet 1 buah
Pair
Alat : Jarum Suntik 1 buah, Sumbat karet 1 buah
Bahan : Gas NO2
Tentukan variabel-variabel yang terlibat dalam percobaan!
Think
Variabel Manipulasi : Perubahan tekanan dan volume gas NO2
Variabel Kontrol : Jenis gas yaitu gas NO2, jenis alat suntik dan
suhu gas NO2
Variabel Respon : pergeseran arah kesetimbangan yang ditandai
dengan adanya perubahan warna pada gas NO2
Pair
Variabel Manipulasi : Perubahan tekanan dan volume gas NO2
Variabel Kontrol : Jenis gas yaitu gas NO2, jenis alat suntik dan
suhu gas NO2
Variabel Respon : pergeseran arah kesetimbangan yang ditandai
dengan adanya perubahan warna pada gas NO2
Gas NO2
Penghisap ditarik Berwarna Coklat
(tekanan diperkecil)
Share
1
Bagaimana pengaruh saat tekanan pada alat suntik ditambah? tuliskan secara
simbolik arah pergeseran kesetimbangan yang terjadi!
Think
Jawab: Ketika tekanan ditambah maka volume suatu sistem menjadi
kecil sehingga kesetimbangan akan bergeser ke sisi yang memiliki
koefisien lebih kecil, yaitu ke arah N2O4 ditandai dengan warna gas
semakin pudar/gas berwarna cokelat lebih cerah.
2NO2 (g) N2O4 (g)
Coklat Coklat cerah
Pair
Jawab: Ketika tekanan ditambah berarti volume suatu sistem menjadi
kecil sehingga kesetimbangan akan bergeser ke sisi yang memiliki
koefisien lebih kecil, yaitu ke arah N2O4 ditandai dengan warna gas
semakin pudar/gas berwarna cokelat lebih cerah.
2NO2 (g) N2O4 (g)
Coklat Coklat cerah
2 Bagaimana pengaruh saat tekanan pada alat suntik dikurangi? tuliskan secara
simbolik arah pergeseran kesetimbangan yang terjadi!
Think
Jawab: Ketika tekanan dikurangi maka volume suatu sistem menjadi
besar sehingga kesetimbangan akan bergeser ke sisi yang memiliki
koefisien lebih besar, yaitu ke arah NO2 ditandai dengan warna gas
semakin pekat/gas berwarna cokelat.
2NO2 (g) N2O4 (g)
Coklat Coklat cerah
Pair
Jawab: Ketika tekanan dikurangi maka volume suatu sistem menjadi
besar sehingga kesetimbangan akan bergeser ke sisi yang memiliki
koefisien lebih besar, yaitu ke arah NO2 ditandai dengan warna gas
semakin pekat/gas berwarna cokelat.
2NO2 (g) N2O4 (g)
Coklat Coklat cerah
KBK
Eksplanasi
Think
Jawab : Bila tekanan diperbesar pada sistem kesetimbangan, maka
volumenya diperkecil sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi dengan koefisien yang lebih kecil. Sedangkan bila tekanan
pada sistem kesetimbangan diperkecil maka volumenya diperbesar
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi dengan
koefisien yang lebih besar
Pair
Jawab : Bila tekanan diperbesar pada sistem kesetimbangan, maka
volumenya diperkecil sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi dengan koefisien yang lebih kecil. Sedangkan bila tekanan
pada sistem kesetimbangan diperkecil maka volumenya diperbesar
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi dengan
koefisien yang lebih besar
KBK
Evaluasi
1. Setelah membuka link tersebut dan masuk ke dalam virtual lab silahkan klik
“Pressure” untuk percobaan pengaruh tekanan dan klik “Volume” untuk
percobaan pengaruh volume
2. Volume dan tekanan dapat diperbesar dan diperkecil dengan menggeser
slider ke kanan untuk memperbesar volume atau tekanan dan ke kiri untuk
memperkecil volume atau tekanan.
Think
Jawab: Ketika tekanan pada sistem diperbesar maka volume sistem
akan diperkecil sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
koefisien yang lebih kecil, yaitu ke arah produk pada pembentukan
H2CO3 . Ketika tekanan pada sistem diperkecil maka volume sistem
akan diperbesar sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
koefisien yang lebih besar, yaitu ke arah reaktan pada reaksi CO2
dan H2O.
Pair
Jawab: Ketika tekanan pada sistem diperbesar maka volume sistem
akan diperkecil sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
koefisien yang lebih kecil, yaitu ke arah produk pada pembentukan
H2CO3 . Ketika tekanan pada sistem diperkecil maka volume sistem
akan diperbesar sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
koefisien yang lebih besar, yaitu ke arah reaktan pada reaksi CO2 dan
H2O.
Think
Jawab: Ketika volume sistem diperbesar maka tekanan pada sistem
akan diperkecil sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
koefisien yang lebih besar, yaitu ke arah reaktan pada reaksi CO2 dan
H2O. Ketika volume sistem diperkecil maka tekanan pada sistem
akan diperbesar sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
koefisien yang lebih kecil, yaitu ke arah produk pada pembentukan
H2CO3.
Pair
Jawab: Ketika volume sistem diperbesar maka tekanan pada sistem
akan diperkecil sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
koefisien yang lebih besar, yaitu ke arah reaktan pada reaksi CO2 dan
H2O. Ketika volume sistem diperkecil maka tekanan pada sistem
akan diperbesar sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
koefisien yang lebih kecil, yaitu ke arah produk pada pembentukan
H2CO3.
6
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh. Bagaimana menurut anda
hasil yang didapatkan? Apakah sudah sesuai dengan teori faktor volume dan
tekanan? Benar atau salah hasil yang didapatkan? Kemukakan alasanmu!
Think
Jawab : Hasil yang didapatkan sudah benar dan sesuai dengan teori
faktor volume dan tekanan. Karena ketika tekanan suatu sistem
kesetimbangan diperbesar maka volumenya diperkecil sehingga
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang koefisiennya lebih
kecil. Sedangkan ketika tekanan suatu sistem kesetimbangan
diperkecil maka volumenya diperbesar sehingga kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi yang koefisiennya lebih besar.
Pair
Jawab : Hasil yang didapatkan sudah benar dan sesuai dengan teori
faktor volume dan tekanan. Karena ketika tekanan suatu sistem
kesetimbangan diperbesar maka volumenya diperkecil sehingga
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang koefisiennya lebih
kecil. Sedangkan ketika tekanan suatu sistem kesetimbangan
diperkecil maka volumenya diperbesar sehingga kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi yang koefisiennya lebih besar.
KBK
KESIMPULAN Inferensi
Jawab :
Berdasarkan hasil analisis yang didapat, hipotesis yang telah dirumuskan dapat
diterima. Dimana jika tekanan pada reaksi kesetimbangan gas NO2 diperbesar
yang berarti volume diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke sisi
yang memiliki koefisien yang lebih kecil, ditandai dengan perubahan warna
menjadi coklat lebih cerah. Sedangkan pada saat tekanan diperkecil yang
berarti volume diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke sisi yang
memiliki koefisien yang lebih besar, ditandai dengan perubahan warna
menjadi warna coklat.
Sharing