Anda di halaman 1dari 153

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

MELALUI MEDIA GAMBAR DAN METODE PICTURE AND


FICTURE PADA MAPEL IPS TEMA DOKUMEN DIRI DAN
KELUARGA

Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :
Nama : Wina Sukmanasari
Nim : 2013820153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Skripsi September 2018

Wina Sukmanasari (2013820153)


UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI
MEDIA GAMBAR DAN METODE PICTURE AND FICTURE PADA
MAPEL IPS TEMA DOKUMEN DIRI DAN KELUARAG
xvi + 103, 10 tabel, 5 gambar, 15 lampiran

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi karena pembelajaran Ilmu


Pengetahuan Sosial khususnya materi dokumen pribadi masih
menggunakan cara metode ceramah, sehingga penulis tergerak untuk
meningkatkan motivasi belajar dengan media gambar pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas II Sekolah Dasar Negeri IV Kota Bekasi.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara meningkatkan
motivasi belajar IPS melalui pendekatan media gambar pada siswa kelas
II semester 1 SDN Pejuang IV Bekasi dan untuk mengatahui cara
penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar IPS.
Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode deskriptif dengan
jenis penelitian yaitu Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan pengamatan
siklus I hanya 55% yang memiliki motivasi belajar, kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 84%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media
gambar dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
kepada pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, guru, siswa dan penilliti
selanjutnya.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Media Gambar, dan Pembelajaran llmu


Pengetahuan Sosial

Daftar Pustaka 16 (2009-2015)

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN

“Skripsi ini ku Persembahkan untuk Emak, Kakakku


tersayang serta rekan-rekan guru yang selalu memberikan
semangat, nasihat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

Tak lupa pula untuk teman-teman seperjuangan Titin

Sumartini, Titi Rahayu, Myrna Rahmawati dan Ema

Nurfitria yang telah membantu penyelesaian skripsi ini”.

viii
MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka


apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya
kepada Tuhan,ulah hendaknya kamu berharap”
(QS. Al-Insyirah: 6-8)

ix
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur senantiasa kita

panjatkan kehadirat Allah Subhanallohu wa ta’aala, atas segala limpahan

nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kita masih diberi kekuatan, kesehatan,

dan kemudahan dalam menjalankan kehidupan ini. Shalawat dan salam

semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh

keluarga, para sahabat, dan kita semua selaku umatnya hingga akhir

zaman sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Media Gambar Dan

Metode Ficture and Ficture.”

Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam menyusun skripsi

ini tentu banyak hambatan dan tantangan. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dengan

segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik menyangkut isi

maupun penulisan, untuk itu penulis ingin menyampaikan permohonan

kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Namun demikian

peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk para guru, orang tua,

dan masyarakat. Maka dalam kesempatan yang baik ini, peneliti ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :

x
1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendididkan
Universitas muhammadiyah Jakarta, sekaligus Dosen Pembimbing
yang telah mengarahkan, membimbing dan memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti studi di fakultas ilmu
pendidikan UMJ
2. Bapak Azmi Al Bahij, M. Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah memberi dorongan dan arahan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Dosen dan Staff Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya.
4. Ibu Hj. N.Nurmanih, S.Pd.I. Kepala Sekolah Dasar Negeri Pejuang
IV beserta para staff dan guru yang telah mengizinkan serta
membantu dalam memberikan informasi sehingga penelitan dapat
berjalan dengan lancar.
5. Ibu Siti Nurjanah, S.Pd.SD guru kelas II yang telah mengizinkan
serta membantu dalam melakukan penelitian dikelas II
6. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Emakku tercinta
dikampung Ibunda Aisah dan kakakku tersayang Dani
Sukmawandani, yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang,
selalu mendoakan serta memberikan semangat baik moril maupun
materil, doa, dukungan, serta memotivasi penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi tepat waktu.
7. Siswa siswi kelas II yang telah bersedia memberikan sedikit
waktunya untuk penelitian ini, terima kasih atas kebersamaan
kalian yang telah menjadi inspirasi yang tak ternilai bagi penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada
penulis dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi.

xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala
kerendaan hati dan ketulusan hati, penulis berdoa semoga Allah
Subhanallohu wa ta’aala membalas segala amal kebaikan yang telah
mereka berikan dengan pahala berlipat ganda. Aamiin.

Jakarta, 31 Juli 2018

Penulis

xii
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK .................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ Ii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... iv
PAKTA INTEGRITAS ................................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ............. vi
PERSEMBAHAN........................................................................ vii
MOTTO ...................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Fokus Masalah …….................................................. 11
C. Rumusan Masalah .................................................... 11
D. Tujuan Penelitian ….................................................. 11
E. Manfaat Penelitian .................................................... 11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................... 14
A. Kajian Teori ............................................................... 14
B. Kerangka Berpikir ..................................................... 45
C. Hipotesis Penelitian .................................................. 45
BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN ....................................... 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................... 46
B. Metode Penelitian ..................................................... 47
C. Prosedur Penelitian …………………………............. 48
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ………................... 50
E. Desain dan Prosedur Tindakan …............................. 50

xiii
F. Teknik Pengambilan Data ....................................... 55
G. Teknik Analisis Data ................................................. 57
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 60
A. Deskriptif Hasil Penelitian ……................................. 60
B. Pembahasan ……..................................................... 92
BAB V. PENUTUP ..................................................................... 100
A. Kesimpulan ............................................................... 100
B. Implikasi ………………………………………………… 101
C. Saran ........................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiv
DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ................................................................... 46

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Pra Siklus ……………………....................... 63

Tabel 4.2 Temuan-temuan yang harus diperbaiki pada siklus I …..…… 67

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Siklus I …………….…………...……………… 73

Tabel 4.4 Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I ............. 74

Tabel 4.5 Temuan-temuan yang harus diperbaiki pada siklus II ……… 78

Tabel 4.6 Hasil Penelitian Siklus II ………………..………………………. 86

Tabel 4.7 Analisis Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II ................ 87

Tabel 4.8 Temuan-temuan pada siklus II ………………………………… 92

Tabel 4.9 Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 95

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan ............................................. 49

Gambar 4.1 Grafik Hasil Observasi Pra Siklus ………......................... 66

Gambar 4.2 Grafika hasil data Pra Siklus dan Siklus I …………… 76

Gambar 4.3 Grafika hasil data Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II …… 90

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Rata-rata Presentase Kenaikan

data Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……………………. 97

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi Pra Siklus ................................. 105


Lampiran 2. Lembar Observasi Siklus I …………………………… 106
Lampiran 3 Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I. 107
Lampiran 4 Dokumen Foto Penelitian …………………………….. 108
Lampiran 5 Silabus ………………………………………………….. 112
Lampiran 6 Materi Bahan Ajar …………………………………...... 113
Lampiran 7 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ………. 115
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa …………………………………... 118
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ……………………………………. 120
Lampiran 10 Surat Keterangan Setelah Melakukan Penelitian ….. 121
Lampiran 11 Kartu Bimbingan Skripsi ……………………………… 122
Lampiran 12 Kartu Menyaksikan Ujian Sidang ……………………. 124
Lampiran 13 Catatan Kolaborator …………………………………... 125
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup Kolaborator …………………… 126
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup Penulis ………………………... 127

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu bentuk investasi jangka panjang yang

penting bagi seorang manusia. Pendidikan yang berhasil akan

menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat

serta tidak menyusahkan orang lain. Masyarakat dari yang paling

terbelakang sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidikan

atau guru merupakan satu diantara sekian banyak unsur pembentuk

utama calon anggota utama masyarakat. Pendidikan yang berhasil

akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di

masyarakat sehingga menjadi penting pendidikan untuk mencetak

manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Agama Islam sangat

memperhatikan pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan, karena

dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi,

serta dengan ilmu pula ibadah seseorang menjadi sempurna. Begitu

pentingnya ilmu, Rasulullah SAW mewajibkan umatnya agar menuntut

ilmu, baik laki-laki maupun perempuan.

Rasulullah SAW Bersabda :

ْ ‫علَى ك ٍُِل ُم‬


ٍ‫س ِلم‬ َ ‫ب اْل ِع ْل ٍِم فَ ِر ْي‬
َ ٍ‫ضة‬ ٍُ َ‫َطل‬

1
2

Artinya: “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bag,i setiap muslim”

( H.R Ibnu Majah )

Berdasarkan hadist tersebut di atas kita tahu bahwa menuntut

ilmu itu merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang harus

dipenuhi. Setiap peserta didik berhak mendapatkan pelayanan

pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya dengan

kata lain pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dan paling

pokok, karena baik buruknya sistem pendidikan akan berdampak pada

kualitas bangsa itu sendiri. Pendidikan merupakan sebuah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar

sebagai upaya memajukan suatu individu baik dalam ranah kognitif,

afektif maupun psikomotorik.

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan serta mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia

dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Dalam pengetahuan sosial

yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan sosial secara

nasional, karena pada saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya

mengandalkan sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi

bersumber pada intelektual sosial dan kepercayaan. Komptensi

pengetahuan sosial menjamin kebutuhan keimanan dan ketakwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Penguasaan prinsip-prinsip sosial

ekonomi budaya dan kewarganegaraan. Sehingga tumbuh generasi

yang kuat dan berahklak ( Kurikulum 2004 ).

2
3

Berdasarkan kurikulum tersebut seyogyanya tercipta suatu kondisi

pembelajaran yang memenuhi kriteria, baik ditinjau dari

pemgembangan, isi, bahan, pelajaran yang tepat dan sesuai dengan

tuntutan kurikulum dan bagaimana pula pendekatan strategi dan

metode serta teknik mengajar yang harus dilakukan agar tujuan belajar

mengajar tercapai dengan baik.

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman bertanggung jawab atas

kelancaran perjalanan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran peserta didik tentunya ada beberapa hal

yang mempengaruhi seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta

didik dengan guru, kemampuan verbal, rasa aman dan keterampilan

guru dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan peserta didik

menjadi faktor penting guru dalam proses pembelajaran. Dimana

dalam proses belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai

aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungannnya.

Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapatkan perhatian

lebih dalam meningkatkan mutu yaitu IPS. Karena motivasi belajar ilmu

pengetahuan sosial ternyata kurang bermakna. Sering terjadi guru

bersusah payah mengajar peserta didik dengan materi-materi baru

dengan alasan pencapaian target kurikulum atau dengan kata lain

pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS lebih banyak menggunakan

3
4

metode ceramah satu arah sehingga menyebabkan kurangnya

kekreatifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,sehingga

kegiatan pembelajaran menjadi monoton dan harus dirubah kerah

yang lebih baik.Banyak peserta didik yang merasa kurang mampu

dalam mempelajari IPS karena dianggap sulit dan sangat dibenci oleh

siswa. Ini menyebabkan peserta didik malas melakukan aktivitas

belajar IPS. Kurangnya motivasi dalam belajar akan sangat

berpengaruh pada keberhasilan peserta didik. Proses pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial harus merupakan serangakaian kegiatan

yang aktif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran

yang bermakna akan membawa peserta didik pada pengalaman

belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh peserta didik

akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperoleh

peserta didik merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya

sendiri. Penggunaan metode dan media dalam pembelajaran

sangatlah diperlukan dalam proses dalam belajar mengajar, agar

pembelajaran tidak monoton dan membuat peserta didik menjadi

merasa bosan. Pelaksanaan proses pembelajaran, khususnya dalam

pelajaran IPS tidak sedikit masalah atau hambatan yang dihadapi oleh

seorang guru SD. Misalnya penerapan pendekatan atau media

mengajar yang baik, penggunaan media yang tepat, agar situasinya

benar-benar memberikan dampak yang berarti bagi pencapaian hasil

prestasi peserta didik. Untuk mengembangkan strategi belajar

4
5

mengajar efektif, kemampuan melibatkan peserta didik berprestasi

aktif agar peserta didik tidak menjadi pendengar yang pasif, dan

kemampuan membawa suasana belajar yang menyenangkan,

tentunya dilakukan dengan situasi yang menyenangkan, sehingga

tujuan pembelajaran yang telah tersusun dapat terlaksana dengan

baik.

Proses belajar mengajar di sekolah, metode pembelajaran yang

digunakan guru merupakan salah satu faktor dari luar diri peserta didik

yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Motivasi

merupakan syarat mutlak untuk belajar, sekaligus menjadi modal

utama bagi terciptanya aktivitas belajar. Hal ini dipahami mengingat

bahwa motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi

yang ada pada diri manusia. Perubahan yang dimaksud, terkait

dengan aspek kejiwaan, perasaan dan emosi. Kondisi diatas perlu

dipahami dengan baik oleh seorang guru SD sehingga pada saat

melaksanakan pembelajaran di kelas dapat memilih dan menerapkan

media ataupun strategi mengajar yang tepat untuk digunakan.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis peserta didik.

Kondisi kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas II SDN

Pejuang IV sangat jauh dari yang diharapkan. Peneliti melihat bahwa

5
6

motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS sangat kurang, dimana

siswa kurang antusias pada mata pelajaran IPS karena guru masih

menggunakan cara konvensional atau ceramah dalam proses

pembelajaran. Selain itu masih ada beberapa kejadian yang peneliti

temukan terkait kurangnya motivasi belajar di SDN Pejuang IV seperti

siswa kurang bertanya, ada yang bolos saat pembelajaran IPS, ada

yang tidur, kurang mengerjakan tugas dan kurang aktif sehingga pada

saat guru menjelaskan materi, siswa mencari kesibukan yang lain

untuk mengatasi kejenuhannya terhadap pelajaran tersebut.

Penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat, mengakibatkan

siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Apalagi jika materi

yang disampaikan banyak memuat konsep-konsep abstrak, salah

satunya materi-materi dalam pelajaran IPS. Salah satu upaya

mengatasi masalah ini, guru harus mampu merancang media

pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Untuk itu, guru harus kreatif

dalam mendesain media pembelajaran yang memungkinkan siswa

dapat berpartisipasi, aktif, kreatif terhadap materi yang diajarkan.

Dengan cara demikian, diharapkan siswa dapat memahami materi

yang diberikan dan mencapai pembelajaran bermakna.

Berkaitan dengan masalah diatas, permasalahn yang peneliti

temukan berdasarkan observasi awal diketahui bahwa dalam

pembelajaran IPS kelas II di SDN PEJUANG IV Bekasi adalah

rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPS, seperti

6
7

mengerjakan pekerjaan rumah, mengajukan pertanyaan, dan

menjawab pertanyaan dari guru selain itu diketahui juga bahwa guru

kelas II SDN PEJUANG IV saat ini dalam pelaksanaan pembelajaran

dan penyampaian materi belum menggunakan media pembelajaran.

Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang mendapatkan

hasil yang diharapkan. Siswa menjadi kurang aktif, tentu saja hal ini

menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini dapat

dibuktikan dengan adanya rata-rata nilai tes siswa yang di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). Ketika peserta didik belajar materi

dokumen dan benda koleksi pada pelajaran IPS, mereka banyak

mengalami kesulitan dalam menggambarkan dan menjelaskan bentuk-

bentuk dokumen dan benda koleksi. Guru sudah mencoba

memberikan penjelasan sebelumnya, tetapi kenyataannya hanya

beberapa peserta didik yang dapat mengerjakan. Hal ini juga di

tunjukan dari hasil belajar pada tes materi dokumen pribadi dan

keluarga masih di bawah KKM yaitu 70.

Dari masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa permasalahan

yang sering terjadi dalam proses pembelajaran tersebut berdampak

pada rendahnya motivasi sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar

yang dicapai peserta didik. Untuk meningkatkan motivasi belajar

peserta didik dan proses pembelajaran khusus mata pelajaran IPS

dapat berlangsung secara efektif dan maksimal dibutuhkan suatu

pendekatan yang sesuai yang dapat meningkatkan motivasi belajar

7
8

siswa, baik dalam teknik penyajiannya ( metode pembelajaran ) serta

memberikan motivasi belajar peserta didik untuk terlibat langsung

dalam kegiatan pembelajaran seperti melakukan suatu eksperimen

atau pengamatan gambar dan guru yang berperan sebagai

pembimbing peserta didik untuk menemukan konsep tentang IPS

sehingga motivasi belajar peserta didik dapat meningkat. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka perlu mengantisipasi masalah dan

dicarikan solusi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat

meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran IPS. Suatu

konsep dokumen pribadi dan keluarga akan mudah dipahami dan

diingat oleh peserta didik bila disajikan melalui prosedur dan langkah-

langkah yang tepat, jelas, dan menarik. Dengan meningkatnya

motivasi belajar peserta didik maka kerjasama belajar peserta didik

akan bertambah. Hal ini dapat diterapkan salah satunya dengan

menerapkan media gambar sesuai dengan materi pembelajaran.

Metode ini sengaja menjadi bahan penelitian agar guru tidak

hanya memakai atau menggunakan metode ceramah saja dalam

menyampaikan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, karena hal ini

peserta didik dilibatkan secara langsung sehingga akan menimbulkan

kegiatan belajar dan diharapkan dapat terjadi peningkatan dalam segi

perolehan nilai serta perubahan sikap sesuai dengan fungsi dan tujuan

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

8
9

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti berharap kegiatan

pembelajaran IPS di SDN PEJUANG IV Bekasi menjadi lebih baik,

yaitu dengan cara menerapkan metode atau pendekatan melalui media

gambar. Adapun solusi yang peneliti gunakan yaitu dengan cara

menerapkan pendekatan melalui media gambar. Diharapkan dengan

adanya pelaksanaan pendekatan ini dapat meningkatkan motivasi

belajar peserta didik dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS.

Proses pembelajaran akan berhasil jika peserta didik mempunyai

motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru harus menumbuhkan

motivasi belajar peserta didik. Untuk memperoleh hasil belajar yang

optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar peserta

didik.

Dalam suatu proses pembelajaran kehadiran media mempunyai

arti yang cukup penting. Karena digunakan untuk merangsang peserta

didik belajar sehingga dapat bermain dan belajar. Media juga sebagai

alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses pembelajaran. Salah

satu media yang sering digunakan adalah media gambar karena

mudah untuk mendapatkannya dan murah, misalnya dengan

menggunting dari majalah, membeli gambar yang sudah tersedia atau

dengan membuatnya sendiri. Pemilihan gambar dilakukan dengan

mengikuti prosedur tertentu, sedangkan pembuatan gambar mengikuti

langkah atau syarat pembuatan gambar.

9
10

Media gambar dapat digunakan di dalam kelas baik dalam

kelompok kecil maupun kelompok besar dengan menggunakan

penyajian yang efektif. Gambar sebagai media pembelajaran

mempunyai nilai yang sangat besar karena dapat mengganti benda

yang konkret atau objek yang sebenarnya dan memperjelas materi

pembelajaran. Peserta didik sangat senang dengan gambar dan

warna. Hal ini tidak hanya terbatas pada seni saja tetapi juga latihan

untuk mengembangkan ide, perasaan serta emosi.

Namun, masih banyak guru yang kurang memperhatikan

kebutuhan peserta didik yang membutuhkan alat bantu / media dalam

kegiatan belajar. Media gambar masih belum optimal dimanfaatkan

karena berbagai alasan antara lain: kemampuan guru yang kurang

dalam menggunakan media gambar, peralatan dan bahan yang mahal

harganya, minimnya dana yang dimiliki sekolah untuk membeli media

yang dibutuhkan. Jika media gambar dapat dimanfaatkan secara

optimal maka proses stimulasi akan lebih baik dan anak akan

berkembang lebih optimal.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan

media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat

membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan

10
11

atau isi pelajaran pada saat itu. Disamping itu, media pembelajaran

juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan

data, memadatkan informasi, serta membangkitkan motivasi dan minat

peserta didik dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat judul

“Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Pendekatan Media

Gambar dan metode picture and picture pada mata pelajaran IPS tema

dokumen diri dan keluarga pada kelas II SDN Pejuang IV Kota Bekasi”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitian ini adalah

meningkatkan motivasi belajar IPS materi dokumen pribadi dan

keluarga menggunakan pendekatan media gambar di kelas II semester

1 SDN Pejuang IV Bekasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada batasan masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Seberapa besar peningkatan motivasi belajar melalui pendekatan

media gambar dan metode picture and picture pada mata pelajaran

IPS tema dokumen diri dan keluarga pada kelas II SDN Pejuang IV

Kota Bekasi?

11
12

2. Apa sajakah faktor penghambat dan faktor pendukung dalam

upaya peningkatan motivasi belajar melalui pendekatan media

gambar dan metode picture and picture pada mata pelajaran IPS

tema dokumen diri dan keluarga pada kelas II SDN Pejuang IV

Kota Bekasi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui beasaran peningkatkan motivasi belajar IPS

materi Dokumen Pribadi melalui pendekatan media gambar pada

siswa kelas II SDN Pejuang IV Bekasi.

2. Untuk mengatahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam

upaya peningkatan motivasi belajar melalui pendekatan media

gambar dan metode picture and picture pada mata pelajaran IPS

tema dokumen diri dan keluarga pada kelas II SDN Pejuang IV

Kota Bekasi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-

pihak yang terkait diantaranya:

1. Secara Teoritis

Adapaun manfaat dari penelitian ini untuk Ilmu Pendidikan

Sekolah Dasar yaitu, menambah referensi penelitian mengenai

ruang lingkup Pendidikan Sekolah Dasar yang membahas tentang

12
13

peningkatan motivasi belajar IPS melalui penedekatan media

gambar.

2. Secara Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kegunaan secara praktis antara lain bagi:

a. Siswa

Penelitian ini berguna untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS dengan

menggunakan media gambar.

b. Guru

Penelitian ini berguna bagi para pendidik untuk

menggunakan model pembelajaran yang edukatif bagi

siswa.

c. Orang Tua

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

orang tua tentang pendekatan pembelajaran untuk

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar.

d. Peneliti

Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, wawasan

dan menambah pengalaman dalam pendekatan

pembelajaran melalui media gambar yang dapat dijadikan

bekal untuk menjadi guru yang professional dan berkualitas

13
14

dan sebagai ajang untuk melatih keterampilan penulis dalam

kegiatan penelitian.

e. Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan titik tolak untuk

menggandakan penelitian sejenis dan cakupannya lebih

luas.

14
15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Motivasi Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar merupakan suatu proses dimana manusia

mengalami perubahan pada aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik Hintzman dalam Syah (2004:65-66) belajar

adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme

(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang

dapat dipengaruhi oleh tingkah laku organisme tersebut.

Sedangkan menurut Piaget dalam muchith (2008:71)

menjelaskan bahwa belajar adalah proses untuk

membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata di

lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki pengetahuan

jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada

di dalam masyarakat. Selanjutnya menurut Winkel dalam

Susanto (2013:4). Mengungkapkan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif

antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman

15
16

keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan

berbekas.

Menurut Aunurrahman (2014:33) menyatakan bahwa

tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat

melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula

bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun

waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas

belajar itu juga tidak pernah berhenti, Cronbach

mendefinisikan belajar dalam bukunya Sardiman (2014:20)

yaitu Learning is shown by a change in behavior as a result

of experience (belajar adalah perubahan perilaku sebagai

hasil dari pengalaman). Sedangkan menurut Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something

themselves, to listen, to follow direction (belajar adalah

mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,

mendengar dan mengikuti arah tertentu). Adapun Geoch

memberikan pendapatnya bahwa Learning is a change in

performance as a result of practice (belajar adalah

perubahan performance sebagai hasil latihan).

Selanjutnya menurut Sunaryo (1989) dalam Kokom

(2014:2) menyatakan bahwa “belajar merupakan suatu

kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan

suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam

16
17

pengetahuan, sikap, dan keterampilan”. Mendukung teori

sebelumnya, menurut Djamarah (2002: 13) mengemukakan

bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dalam bukunya Catharina Tri Anni dkk (2006:2)

konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para

pakar psikologi. Gagne dan Berliner menyatakan bahwa

belajar merupakan proses dimana suatu organisme

mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

Morgan dkk menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari

praktik atau pengalaman. Slavin menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan relatif individu yang disebabkan oleh

pengalaman. Dari keempat pengertian tersebut tampak

bahwa konsep tentang belajar mengandung 3 unsur utama,

yaitu (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku , (2)

perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses

pengalaman, dan (3) perubahan perilaku karena bersifat

relatif permanen.Unsur utama dari belajar adalah adanya

perubahan tingkah laku dengan pengetahuan yang sudah

dimiliki dan adanya latihan. Latihan yang dimaksud adalah

17
18

serangkaian kegiatan yang disebut proses atau aktivitas

belajar. Aktivitas belajar dapat berupa kegiatan mengamati,

membaca, meniru, mendengar dan lain sebagainya.

Perubahan yang terjadi dalam belajar bersifat relatif

permanen.

Simpulannya yaitu belajar itu senantiasa merupakan

perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya mengamati, membaca,

meniru, mendengar dan lain sebagainya. Belajar dapat

dikatakan sebagai suatu perubahan yang terjadi dalam diri

organisme untuk membangun pengetahuan, pemahaman

keterampilan, dan nilai sikap yang relatif menetap yang

terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku yang

terjadi karena adanya proses pengalaman langsung maupun

berada di dalam suatu kegiatan pembelajaran.

b. Definisi Motivasi

Proses pembelajaran di sekolah tentunya mempunyai

tujuan – tujuan tertentu di antaranya adalah untuk

memperoleh hasil belajar yang maksimal. Untuk

memperoleh hasil belajar tersebut seorang siswa harus

mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Pada dasarnya

motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk

18
19

menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku

seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Pengertian motivasi di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia disebutkan bahwa Dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan

sesuatu tindakan yang dengan tujuan tertentu. Motivasi juga

diartikan merupakan usaha-usaha yang menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki

atau mendapat kepuasan dengan perbuatanya” (Depdiknas,

2002 : 756)

Menurut Sukmadinata (2003:61) istilah motivasi

diartikan sebagai kekuatan yang menjadi pendorong

kegiatan individu.Kekuatan tersebut menunjukkan suatu

kondisi dalam diri individu untuk mendorong atau

menggerakkan individu tersebut untuk mampu melakukan

kegiatan mencapai sesuatu tujuan. Pendapat yang

diungkapkan oleh Purwanto (2003:61), motivasi atau

dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam

suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap

suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).

19
20

Menurut Donald dalam Nashar (2014: 39) Motivasi

belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri

seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.Akan tetapi,

menurut Alderfer dalam Nashar (2004:42) Motivasi belajar

adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan

belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi

atau hasil belajar sebaik mungkin.

Menurut Maslow dalam Nashar (2004: 42) Motivasi

belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan

kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat

yang lebih baik, berprestasi dan kreatif.Kemudian menurut

Alderfer dalam Nashar (2004:42) motivasi belajar adalah

suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan

seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai

tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa

diharapkan terjadi.

Jadi, motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang

mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar

secara sungguh-sungguh baik dorongan internal maupun

eksternal yang menyebabkan seseorang bertindak atau

memiliki hasrat untuk mencapai suatu tujuan, yang pada

hasilnya akan membentuk sifat-sifat atau tingkah laku yang

20
21

diharapkan sehingga mampu untuk berbuat yang lebih baik,

berprestasi dan kreatif.

Menurut Mc. Donald dikutip Sardiman,A.M (2005:73-

74), motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian

yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung 3 elemen

penting:

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan

energi pada diri setiap individu manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan

persoalan-persoalan, afeksi, dan emosi yang dapat

menentukan tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi

motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons

suatu aksi, yakni tujuan.

Menurut Gleitmen yang dikutif oleh Mahmud (2010:

100), pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal

organisme - baik manusia ataupun hewan-yang

mendorongnya ntuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini,

motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah

laku secara terarah. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata

21
22

(2011:70), motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang

mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.

Menurut Santrock dalam Mardianto (2012:186),

motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan

kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah

perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Mardianto, memberikan tiga kata kunci yang dapat diambil

dari pengertian psikologi, yakni: 1) dalam motivasi terdapat

dorongan yang menjadikan seseorang mengambil tindakan

atau tindakan mengambil tindakan atau tidak mengambil

tindakan, 2) dalam motivasi terdapat satu pertimbangan

apakah harus memprioritaskan tindakan alternative, baik itu

tindakan A atau tindakan B, 3) dalam motivasi terdapat

lingkungan yang memberi atau menjadi sumber masukan

atau pertimbangan seseorang untuk melakukan tindakan

pertama atau kedua.

Hasil di atas motivasi dan belajar merupakan dua hal

yang saling mempengaruhi belajar adalah perubahan

tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial

terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang

dilandasi tujuan tertentu. Korelasi ini menguatkan urgensitas

motivasi belajar. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan

22
23

eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan prilaku. Motivasi belajar adalah

proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan

perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku

yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat

dilkasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil,

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan,

4) Adanya penghargaan dalam belajar,

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga,

memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang

disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga

tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak

melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan

tertentu. Pengertian motivasi di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia disebutkan bahwa Dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan

sesuatu tindakan yang dengan tujuan tertentu. Motivasi juga

diartikan merupakan usaha-usaha yang menyebabkan

23
24

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki

atau mendapat kepuasan dengan perbuatanya (Depdiknas,

2002 : 756)

Menurut Sukmadinata (2003:61) istilah motivasi

diartikan sebagai kekuatan yang menjadi pendorong

kegiatan individu.Kekuatan tersebut menunjukkan suatu

kondisi dalam diri individu untuk mendorong atau

menggerakkan individu tersebut untuk mampu melakukan

kegiatan mencapai sesuatu tujuan. Pendapat yang

diungkapkan oleh Purwanto (2003:61), motivasi atau

dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam

suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap

suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).

Menurut Donald dalam Nashar (2014: 39) Motivasi

belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri

seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.Akan tetapi,

menurut Alderfer dalam Nashar (2004:42) Motivasi belajar

adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan

belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi

atau hasil belajar sebaik mungkin.

24
25

Menurut Maslow dalam Nashar (2004: 42) Motivasi

belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan

kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat

yang lebih baik, berprestasi dan kreatif.Kemudian menurut

Alderfer dalam Nashar (2004:42) motivasi belajar adalah

suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan

seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai

tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa

diharapkan terjadi.

Simpulannya yaitu motivasi belajar adalah kondisi

psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan

senang dan belajar secara sungguh-sungguh baik dorongan

internal maupun eksternal yang menyebabkan seseorang

bertindak atau memiliki hasrat untuk mencapai suatu tujuan,

yang pada hasilnya akan membentuk sifat-sifat atau tingkah

laku yang diharapkan sehingga mampu untuk berbuat yang

lebih baik, berprestasi dan kreatif. Selain itu motivasi belajar

adalah suatu daya atau perbuatan pada diri seseorang baik

disadari maupun tidak disadari yang ditandai oleh adanya

perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan dan berbagai aspek lainnya melalui aktifitas,

praktek, serta pengalamannya dalam berinteraksi dengan

lingkungannya yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

25
26

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

memberikan arah pada kegiatan belajar yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan

arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

c. Unsur-unsur motivasi belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:89-92) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,yaitu:

1) Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat

lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk

”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar

dan mengarahkan pelaku belajar. Cita-cita akan

memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik

sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan

aktualisasi diri.

2) Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai

kemampuan.Kemampuan ini meliputi beberapa aspek

psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya

pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi.Di

dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan

26
27

berfikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf

perkembangan berfikirnya konkrit (nyata) tidak sama

dengan siswa yang berfikir secara operasional

(berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan

kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang

mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih

termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih

sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan

memperkuat motivasinya

3) Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa

Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan

psikofisik.Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi

motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan

kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat

melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan

gejalanya dari pada kondisi psikologis.Misalnya siswa

yang kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena

malam harinya bergadang atau juga sakit.

4) Kondisi Lingkungan Kelas

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang

datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa

sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya

ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan

27
28

masyarakat.Jadi unsur-unsur yang mendukung atau

menghambat kondisi lingkungan berasal dari ketiga

lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan misalnya

dengan cara guru harus berusaha mengelola kelas,

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

menampilkan diri secara menarik dalam rangka

membantu siswa termotivasi dalam belajar.

5) Unsur-unsur Dinamis Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-

unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang

tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama

sekali.

6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru

mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai

dari penguasaan materi, cara menyampaikannya,

menarik perhatian siswa.

Menurut Miru (1: 2009) Motivasi dapat timbul dari

dalam diri siswa atau disebut motivasi instrinsik namun juga

timbul dari luar diri seorang siswa atau yang disebut motivasi

ekstrinsik.

1) Motivasi instrinsik

28
29

Motivasi instrinsik merupakan energi yang menjadi

aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Bila seorang siswa memiliki motivasi

instrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan

melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan

motivasi dari luar dirinya. Motivasi instrinsik sangat

diperlukan dalam aktivitas belajar, terutama jika yang

dilakukan adalah belajar sendiri. Seorang yang tidak

memiliki motivasi instrinsik sulit sekali untuk melakukan

aktivitas belajar secara terus menerus, sebaliknya

seorang yang memiliki motivasi instrinsik akan selalu

ingin melakukan aktivitas belajar. Keinginan itu dilatar

belakangi oleh keinginan posistif, bahwa pelajaran yang

dipelajari sekarang akan dibutuhkan kini dan masa yang

akan datang. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik

cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang

berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam

bidang tertentu.

Gemar belajar adalah aktivitas yang tidak pernah

terlepas dari kegiatan siswa yang memiliki motivasi

instrinsik. Sikap merupakan motivasi yang berasal dari

dalam diri seseorang. Menurut Sondang P Siagang

29
30

(2004) sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif

seseorang terhadap objek tertentu, artinya merupakan

pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu.

Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan

suka atau tidak sukanya (positif, negative atau netral)

seseorang pada sesuatu. Sikap muncul dari berbagai

bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam bentuk 3

model yaitu afeksi, kecenderungan perilaku dan kognitif.

Respon afektif adalah respon fisiologis yang

mengepresikan kesukaan individu pada

sesuatu.Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal

dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah

pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek.

Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial

dari lingkungannya.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan kebalikan dari

motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah energi yang

aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar

untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar dikatakan

motivasi ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan

belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Siswa

belajar karena hendak mencapai tujuan tertentu yang

30
31

terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk

mencapai angka tinggi, meraih gelar, kehormatan dan

sebagainya.

Simpulannya yaitu motivasi sebagai kekuatan

(energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat

kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan.

Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu

itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu

(motivasi ekstrinsik).

e. Tujuan Motivasi

Tujuan Motivasi Menurut Ngalim Purwanto (2003:73),

tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat

memperoleh hasil atau pencapaian tujuan tertentu. Tindakan

memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan

disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan

orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang

akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami

benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan

kepribadian orang yang akan dimotivasi.

f. Fungsi Motivasi

31
32

Fungsi motivasi menurut Hamalik dikutip Yamin (2006: 158-

159) meliputi sebagai berikut:

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan

seperti belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya

mengarahkan perbuatan pencapaian tujuan yang

diinginkan.

3) Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Fungsi motivasi menurut Sardiman A.M (2005:85) ada

tiga fungsi, yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai

penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi

dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap

kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang

hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna

mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-

32
33

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Seseorang siswa akan menghadapi ujian dengan harapan

lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak

akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau

membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Simpulannya yaitu proses pembelajaran akan berhasil

manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh

karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar

siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru

dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa.

Karena dengan guru kreatif menjadikan siswa tergugah

dalam pembelajaran yang akan dialami siswa atau siswa

yang sedang mengikuti proses pembelajaran.

g. Strategi motivasi belajar

Menurut Anni (2006:186-187) ada beberapa strategi

motivasi belajar antara lain sebagai berikut:

1) Membangkitkan minat belajar

Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah

sangat penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa

pengatahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi

mereka. Cara lain yang dapat dilakukan adalah

memberikan pilihan kepada siswa tentang materi

33
34

pembelajaran yang akan dipelajari dan cara-cara

mempelajarinya.

2) Mendorong rasa ingin tahu

Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara

untuk membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu

siswa didalam kegiatan pembelajaran. Metode

pembelajaran studi kasus, discovery, inkuiri, diskusi, curah

pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode

yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin

tahu siswa.

3) Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik

Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan

melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik

dan juga penggunaan variasi metode penyajian.

Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar

4) Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan

belajar keras

Untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan

atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan

atau ditetapkan oleh orang lain.

Simpulannya yaitu seberapa kuat motivasi yang

dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku

34
35

yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja

maupun dalam kehidupan lainnya.

h. Jenis-jenis Motivasi

Woodworth dalam Purwanto (1998:64),

menggolongkan/membagi motif-motif menjadi tiga golongan,

yakni:

1) Kebutuhan-kebutuhan organis, yakni motif-motif yang

berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian

dalam dari tubuh.

2) Motif-motif darurat yakni motif-motif yang timbul jika

situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat

dan kuat dari kita. Dalam hal ini timbul akibat adanya

rangsangan dari luar.

3) Motif objektif, yakni motif yang diarahkan/ditujukan

kepada suatu objek atau tujuan tertentu disekitar kita.

Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri.

Sumadi Suryabrata (2011: 72-73) juga membedakan motif

menjadi dua, yakni motif-motif ekstrinsik dan motif-motif

intrinsik:

1) Motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya

karena adanya perangsangan dari luar, misalnya orang

belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan

35
36

ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu

bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum ia dapat

melamar pekerjaan dan sebagainya.

2) Motif intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak

perlu dirangsang dari luar. Memang dalam diri individu

sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang yang

gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya

telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya, orang

yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti

komando sudah belajar secara sebaik-baiknya.

Simpulannya yaitu proses pembelajaran akan berhasil

manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh

karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar

siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru

dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa.

i. Sumber Motivasi

1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri

individu) Faktor yang berasal dari dalam diri individu

terdiri atas beberapa hal:

a) Adanya kebutuhan,

b) Persepsi individu mengenai diri sendiri,

c) Harga diri dan prestasi,

36
37

d) Adanya cita-cita dan harapan masa depan,

e) Keinginan tentang kemajuan dirinya,

f) Minat,

g) Kepuasan kinerja,

2) Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri

individu)

a) Pemberian hadiah,

b) Kompetisi,

c) Hukuman,

d) Pujian,

e) Situasi lingkungan pada umumnya,

f) Sistem imbalan yang diterima,-

Simpulannya yaitu guru perlu menumbuhkan motivasi

belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang

optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi

belajar siswa

2. Definisi Media

Gearlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

37
38

Atwi Suparman (1997) mendefinisikan, media merupakan

alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi

dari pengirim kepada penerima pesan.

Dalam aktifitas pembelajaran, media dapat didefinisikan

sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan

pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik

dan peserta didik.

Simpulannya yaitu setiap media pembelajaran memiliki

karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat

melalui tampilan media yang disajikan. Media pembelajaran

ditampilkan menurut kemampuan media tersebut untuk memberi

atau membangkitkan rangsangan indera penglihatan,

pendengaran, perabaaan, pengecapan, maupun penciuman.

Dari karakteristik tersebut, maka guru dapat memilih

menggunakan suatu media pembelajaran menyesuaikan

dengan situasi pembelajaran.

a. Definisi Media Gambar

Gambar juga merupakan komponen dari media gambar

sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran dan

membantu mempercepat pemahaman atau pengertian pada

siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan

keterbatasan yang ada mengingat kemampuan dan sifat-sifat

38
39

khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan Gambar yang

baik digunakan untuk sumber belajar yaitu memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

1) Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu,

2) Memberi kesan kuat dan menarik perhatian,

3) Merangsang orang yang melihat untuk dapat

mengungkapkan tentang objek-objek dalam gambar,

4) Berani dan dinamis,

5) Ilsutrasi tidak banyak, tetapi menarik dan mudah

dipahami,

Sedangkan peranan gambar seri sebagai media

pembelajaran yaitu:

(a) Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran

dan membantu siswa dalam belajar,

(b) Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk

lebih giat belajar,

(c) Dapat membantu daya ingat siswa,

Simpulannya yaitu materi pelajaran dan membantu

mempercepat pemahaman atau pengertian pada siswa

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

39
40

2. Manfaat Penggunaan Media Gambar

Dalam kegiatan pembelajaran, secara umum media

mempunyai manfaat untuk :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu

bersifat verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya

indera, seperti misalnya objek benda yang

telalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film

bingkai, film atau model.

c. Fungsi lain dari media adalah dapat mengatasi

sikap pasif siswa. Siswa menjadi aktif karena

gairah belajar meningkat.

d. Media juga memungkinkan terjainya interaksi yang

lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan

memungkinkan siswa belajar mandiri menurut

kemampuan dan minatnya.

e. Simpulannya yaitu kegiatan pembelajaran dapat

mengatasi sikap pasif siswa. Siswa menjadi

aktif karena gairah belajar meningkat.

40
41

3. Fungsi Media

Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan

hal-hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun

faktanya.Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali

bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya

dan berada di balik realitas.Karena itu, media memiliki andil

untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan

Ketidakjelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu

dengan menghadirkan media sebagai perantara.Bahkan

dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan

guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran.

Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak

akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan

esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu,

tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan

untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka

media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi

sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif

dan efisien.

Seberapa pentingnya peran media dalam pengajaran,

namun tetap tidak bisa menggeser peran guru, karena media

hanya berupa alat bantu yang memfasilitasi guru dalam

pengajaran. Oleh karena itu guru tidak dibenarkan

41
42

menghindar dari kewajibannya sebagai pengajar dan

pendidik untuk tampil dihadapan anak didik dengan seluruh

kepribadiannya. Seperti selama ini telah terjadi kesalahan

yang besar dalam memahami CBSA yakni dengan menjadi

slogan Cul Budak Sina Anteng ( meninggalkan anak di

kelas, yang penting tidak ribut)

Dalam proses belajar mengajar, fungsi media menurut

Nana Sudjana (1991) yakni :

(a) Penggunaan media dalam proses belaja mengajar

bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai

fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan

situasi belajar mengajar yang efektif;

(b) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang

integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti

bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur

yang harus dikembangkan guru;

(c) Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat

integral dengan tujuan da nisi pelajaran;

(d) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-

mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya

sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih

menarik perhatian siswa;

42
43

(e) Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan

untuk mempercepat proses belajar mengajar dan

membantu siswa dalam menangkap pengertian yang

diberikan guru;

(f) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk

mempertinggi mutu belajar mengajar;

Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu

diaplikasikan dalam proses belajar mengajar, maka

terlihat peranannya sebagai berikut:

(1) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari

keterangan terhadap suatu bahan yang guru

sampaikan;

(2) Media dapat memunculkan permasalahan untuk

dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa

dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru

dapat memperoleh media sebagai sumber

pertanyaan atau stimulus belajar siswa;

(3) Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media

sebagai bahan kongkret berisikan bahan-bahan

yang harus dipelajari para siswa, baik individual

maupun kelompok. Kekongkretan sifat media akan

banyak membantu tugas guru dalam kegiatan

belajar mengajar.

43
44

Simpulannya yaitu guru sebagai penjelas yang

dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji

lebih lanjut dan dipwcahkan oleh para siswa.

4. Macam-macam Media

Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah

dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang

berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara

natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri

oleh guru.

Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam media

auditif, visual dan media audiovisual. Media auditif adalah

media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,

seperti radio, cassete recorder, piringan hitam.Media visual

adalah media yang hanya mengandalkan indera

penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar

atau simbol yang bergerak seperti film strip (film rangkai),

foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual

yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak

seperti film bisu, film kartun. Sedangkan media audiovisual

merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar.Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih

44
45

baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan

yang kedua.

Simpulannya yaitu media dalam pengajaran

diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar

karena berteknologi tinggi dari yang mudah dan susah.

5. Prinsip-prinsip Pemilihan Media

Dalam penggunaan media pengajaran, hendaknya

guru memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu agar

penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-

prinsip yang dimaksud dikemukakan Nana Sudjana (1991)

sebagai berikut:

a. Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya

guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai

dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan;

b. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan

tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan

media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan

anak didik;

c. Menyajikan media dengan tepat. Artinya teknik dan

metode penggunaan media dalam pengajaran harus

disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode waktu dan

sarana;

45
46

d. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu,

tempat dan situasi yan tepat. Artinya, kapan dan dalam

situasi mana pada waktu mengajar media digunakan.

Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran,

tanpa kepentingan yang jelas.

Keempat prinsip yang diuraikan di atas, hendaknya

diperhatikan oleh guru pada waktu menggunakan media

pengajaran.

Simpulannya yaitu media pengajaran hendaknya guru

memperhatikan sejumlah prinsip terlebih dahulu dan

mempertimbangkan subjek yang tepat dengan cara

diperhitungkan apakah penggunaan media sesuai dengan

tingkat kematangan.

6. Langkah-langkah mempergunakan Media dalam

Mengajar

Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru dalam

mengajar yang mempergunakan media, yakni :

a. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan

media.

b. Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan

media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai

tujuan.

46
47

c. Persiapan kelas. Anak didik dan kelas dipersiapkan

sebelum pelajaran dengan bermedia dimulai. Guru harus

dapat memotivasi mereka agar dapat menilai,

menganalisis, menghayati pelajaran dengan

menggunakan media pengajaran

d. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media.

Media diperankan guru untuk membantu tugasnya

menjelaskan bahan pelajaran.

e. Langkah kegiatan belajar siswa. Pemanfaatan media

oleh siswa sendiri dengan mem-praktekkannya atau oleh

guru langsung baik di kelas atau di luar kelas.

f. Langkah evaluasi pengajaran. Sampai sejauh mana

tujuan pengajaran tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh

mana penggunaan media sebagai alat bantu dapat

menunjang keberhasilan proses belajar siswa.

Jadi, antara guru dan siswa harus ada kerjasama

supaya proses kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai

yang diharapkan.

Simpulannya yaitu pemanfaatan media pembelajaran

dengan cara mempraktekan oleh guru langsung baik di

kelas maupun diluar kelas sampai sejauh mana tujuan

pengajaran tercapainya.

47
48

7. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Gambar

Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh

melalui indera lihat, maka dalam proses belajar-mengajar

diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu

Simpulannya yaitu proses belajar mengajar

diupayakan dengan cara menggunakan media karena

proses belajar mengajar akan lebih baik.

B. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran selama ini metode yang sering

digunakan hanya metode ceramah, model yang digunakan juga

tidak bervariasi dan kurang menarik sehingga siswa kurang aktif

dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh sebab itu

untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan perbaikan dalam

proses kegiatan belajar mengajar terutama dalam penggunaan

model pembelajaran agar lebih mudah diterima oleh para siswa.

Pendekatan media gambar merupakan salah satu

pendekatan yang memiliki kelebihan yang bisa mengembangkan

kemampuan sehingga motivasi belajar yang diperoleh dapat

meningkat.

48
49

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas jika dihubungkan dengan

beberapa kajian teori dan pengertian menjadi pijakan peneliti untuk

melakukan penelitian, diawali dengan menganalisis dan

mengumpulkan data awal yang dapat dimanfaatkan sebagai

sumber belajar, mencatat hal-hal yang memungkinkan untuk

dilakukan sebagai tahapan belajar bagi siswa kelas II, melakukan

diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah tentang

kemungkinan penggunaan pendekatan media gambar yang lebih

baik terhadap materi Dokumen Pribadi.

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa dengan

menggunakan Pendekatan media gambar dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa. Penyampaian materi pelajaran. Dapat

dikatakan bahwa penggunaan media dalam pengajaran khususnya

media gambar akan sangat membantu mempercepat pemahaman

atau pengertian dari murid sebagai peserta didik.

49
50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester I Tahun Ajaran

2017/2018. Bertempat di kelas II SD Pejuang IV Bekasi yang

terletak di Jalan Raya Pejuang Rt 05/03 Kel. Pejuang Kec.

Medan Satria Kota Bekasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Juli sampai

dengan bulan September Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan

jadwal penelitian berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan J A S O N D J F M A M J J A S
u g e k o e a e a p e u u g e
l s p t p s n b r r i n l s p
1 Observasi Awal

2 Perencanaan Siklus I

3 Tindakan Siklus I

4 Pengamatan

5 Refleksi

6 Perencanaan Siklus

50
51

II

7 Tindakan Siklus II

8 Pengamatan Siklus II

9 Refleksi dan Evaluasi

10 Penyusunan Laporan

11 Sidang Skripsi dan

Revisi

B. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research). Pertama, PTK sebagai

rangkaian kegiatan dari mulai menyadari adanya masalah,

kemudian tindakan untuk memecahkan masalah dan refleksi

terhadap tindakan yang telah dilakukannya. Kedua, masalah yang

dikaji adalah masalah pembelajaran yang terjadi di dalam kelas,

artinya PTK memfokuskan pada masalah yang berkaitan dengan

proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru di dalam

kelas. Ketiga, PTK dimulai dan diakhiri dengan kegiatan refleksi diri

artinya yang melaksanakan PTK itu sendiri adalah guru. Guru

merupakan pemeran utama dalam PTK. Keempat, PTK dilakukan

berbagai tindakan, artinya PTK bukan hanya sekedar ingin

mengetahui sesuatu akan tetapi adanya aksi dari guru untuk proses

perbaikan. Kelima, PTK dilakukan dalam situasi nyata, artinya aksi

yang dilakukan guru dilaksanakan dalam setting pembelajaran yang

51
52

sebenarnya tidak mengganggu program pembelajaran yang sudah

direncanakan. Sanjaya (2011:27)

Penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian

yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap

tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di

mana praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Masnur (2009:8-9)

Pelaksanaan PTK ini membentuk kolaborasi antara guru dan

peneliti dan antara mahasiswa dengan teman mahasiswa lainnya

yang berperan sebagai observer untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa. Dalam pelaksanaannya, guru kelas dan peneliti

menggali permasalahan bersama serta membuat seperangkat

tujuan dan perencanaan yang sama, demikian juga halnya dalam

kegiatan pengumpulan data, analisis data dan refleksi.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Pejuang IV

Bekasi. Dengan jumlah siswa perempuan 18 dan siswa laki-laki 12,

karena dalam kelas ini hasil belajar yang diperoleh dalam materi

dokumen diri dan keluarga masih sangat rendah, objek penelitian

ini adalah upaya meningkatkan motivasi belajar melalui pendekatan

media gambar.

52
53

C. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berupa suatu siklus

spiral yang meliputi kegiatan (1) perencanaan, (2) pemberian

tindakan, (3) observasi, (4) refleksi, yang membentuk siklus demi

siklus sampai tuntas penelitian, sehingga diperoleh data yang dapat

dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus yaitu Siklus

I, Siklus II dan apabila masih belum mencapai tujuan pembelajaran

maka akan dilanjutkan siklus berikutnya hingga tujuan

pembelajaran tercapai.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas adalah desain oleh Kemis & Mc. Taggart (Rochiati 2009:66).

Dalam perencanaan Kemis & Mc. Taggart pada gambar di bawah

menggunakan spiral yang dimulai dengan perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Di bawah ini gambar putaran spiral

tersebut.

53
54

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Menurut Tampubolon (2014:35) bahwa keberhasilan tindakan,

apabila indikator keberhasilan hasil belajar secara klasikal minimal

75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM yang ditetapkan yaitu

70 untuk pelajaran IPS, sedangkan keberhasilan pencapaian

tindakan ini dibuat berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan

kolaborator. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS

54
55

materi dokumen diri dan keluarga dalam penelitian ini dikatakan

berhasil apabila :

1. Adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya.

2. Tingkat keberhasilan siswa secara klasikal mencapai ≥ 75% dari

total jumlah siswa telah lulus KKM dengan nilai sekurang-

kurangnya 70.

E. Desain dan Prosedur Tindakan

Kegiatan dirancang dengan penelitian tindaka kelas.

Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar

IPS peserta didik dalam mengenal dokumen diri dan keluarga.

Tahapan langkah disusun dalam 3 tahap penelitian yaitu prasiklus,

siklus 1, dan siklus 2. Prasiklus dilakukan untuk mengetahui

pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan media

gambar. Sedangkan, siklus 1 dan siklus 2 terdiri dari perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebagai langkah-langkah

besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Prasiklus

Dalam prasiklus ini peneliti akan melihat pembelajaran

IPS pada materi dokumen diri dan keluarga yang

pelaksanaannya belum menggunakan media gambar. Motivasi

sebelumnya kemudian dirata-rata sebagai nilai prasiklus. Hal ini

dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan motivasi

55
56

belajar IPS menggunakan media gambar pada siklus 1 dan

siklus 2.

2. Siklus I

Langkah-langkah dalam siklus 1 ini mulai dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi akan dijelaskan

sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum

melaksanakan proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Bersama dengan observer membuat jadwal

perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok

yang diajarkan.

2) Mempersiapkan kelengkapan yang digunakan dalam

proses pembelajaran seperti Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

3) Mempersiapkan media pembelajaran

4) Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar

observasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Tindakan yang dilakukan oleh peneliti selama proses

pembelajaran pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.

2) Menerapkan media gambar

56
57

3) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-

langkah kegiatan yang dilaksanakan.

4) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan kegiatan

yang dilaksanakan.

5) Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila

menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

c. Tahap Pengamatan (Observation)

1) Melakukan diskusi dengan observer (Guru pendamping

atau teman sejawat) dan kepala sekolah untuk rencana

observasi.

2) Observer melakukan pengamatan terhadap kegiatan

belajar siswa

3) Observer mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang

terjadi saat belajar dengan media gambar

4) Melakukan diskusi dengan guru pendamping atau rekan

sejawat untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan

atau kekurangan pada pembelajaran IPS dengan

menggunakan media gambar

d. Tahap Refleksi (Reflection)

1) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan observer saat

menerapkan media gambar.

2) Memberikan motivasi kepada siswa disiklus berikutnya

57
58

3) Jika hasil belajar IPS belum mencapai target dari kriteria

keberhasilan tindakan 75%, maka perlu dilanjutkan siklus

berikutnya.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan (Planning)

1) Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan dan

merencanakan upaya perbaikan untuk diterapkan pada

pembelajaran berikutnya.

2) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat

pembelajaran.

3) Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus I

b. Tahap Melakukan Tindakan (Action)

1) Melakukan analisis pemecahan masalah

2) Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan

penerapan media gambar

c. Tahap Mengamati (Observation)

1) Melakukan pengamatan terhadap pendekatan media

gambar, mencatat perubahan yang terjadi

2) Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi

saat pembelajaran

d. Tahap Refleksi (Reflection)

1) Merefleksikan aktivitas siswa pada materi pembelajaran

58
59

2) Merefleksikan motivasi belajar siswa dengan penerapan

media gambar

3) Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian

4) Pada siklus 2 akan dilanjutkan kesiklus berikutnya, apabila

nilai belum mencapai keberhasilan tindakan.

Dari tahap kegiatan siklus 1 dan 2 yang diharapkan adalah :

1) Peserta didik memiliki kemampuan dan terlibat aktif dalam

pembelajaran

2) Guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan

media gambar

3) Terjadi peningkatan motivasi belajar pembelajaran IPS

F. Teknik Pengambilan Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi: data siswa, data guru

dan data hasil belajar. Berdasarkan karakteristik data pada

penelitian ini maka dapat digolongkan dua jenis yaitu data kualitatif

dan data kuantitatif.

1. Data Kuantitatif

Teknik analisis data kuantitatif merupakan teknik yang

digunakan dalam menganalisis data untuk menentukan

persentase peningkatan motivasi belajar siswa dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

59
60

Persentase Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

= Jumlah seluruh banyaknya hasil pilihan jawaban x 100%

Jumlah siswa x banyaknya daftar pernyataan

Suatu kelas dikatakan termotivasi mengikuti pembelajaran, bila

sekurang-kurangnya 80% persentase yang diperoleh dengan

pernyataan “setuju/Sangat Setuju”.

2. Data kualitatif

Teknik analisis data kualitattif untuk data hasil observasi

kegiatan siswa dalam pembelajaran serta observasi guru

digunakan persentasi deskriptif.

Sangat baik =4

Baik =3

Cukup =2

Kurang =1

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam tindakan kelas ini dilakukan sejak

penelitian terlaksana dan dikembangkan selama proses refleksi

sampai penyusunan laporan. Data dikumpulkan pada setiap

kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian, kemudian

akan diianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik

presentase untuk melihat hasil belajar yang terjadi dalam

mengenal dokumen diri dan keluarga.

Rumus Rata-rata Sugiyono (2011:49)

60
61

Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus :

Rumus : Me = ∑xi

Keterangan :

Me = Mean (Rata-rata)

∑ = Epsilon(baca jumlah)
xi = Nilai x ke i sampai ke n

N = Jumlah Individu

Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan

sebagai berikut:

81-100% = Baik Sekali

71-80% = Baik

60-70% = Cukup

>60% = Kurang

Indikator yang menunjukkan keberhasilan penelitian

tindakan ini yaitu apabila peresentase peningkatan motivasi

belajar siswa minimal 80%. Indikator kualitatif pembelajaran

dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas murid dan guru.

Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika murid dan guru telah

berada dalam katagori yang baik atau sangat baik.

61
62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan data, fakta,

realita sebagai berikut :

A. Deskriptif Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di

Sekolah Dasar Negeri Pejuang IV Kota Bekasi yang terletak

di Jalan Raya Pejuang Kelurahan Pejuang Kec. Medan Satria

– Kota Bekasi, Jawa Barat 17131. Subjek yang menjadi

penelitian adalah siswa kelas II yang berjumlah 30 siswa.

Mata pelajaran IPS Kelas II Materi Dokumen Pribadidan

keluarga dengan KKM 70

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat

dideskripsikan data hasil penelitian untuk melihat pengaruh

pemberian tindakan melalui kegiatan meningkatkan motivasi

belajar melalui pendekatan media gambar. Penelitian

tindakan kelas ini mulai disusun sebagai berikut.

1. Data Pra Siklus

Sebelum melakukan kegiatan dilakukan persiapan-

persiapan pra siklus yaitu mencari dan mengumpulkan

data siswa kelas II melalui observasi langsung dan

wawancara dengan guru kelas pada 04 Oktober 2017.

62
63

Data yang diperoleh di kelas II SDN Pejuang IV

Kota Bekasi, masih menggunakan metode

62

63
ceramah yang berpusat pada guru dan tidak menggunakan

media pembelajaran. Deskripsi hasil pra siklus adalah sebagai

berikut:

a. Tahap perencanaan (Planning)

Pada perencanaan ini, peneliti dan kolabolator

merancang dan mendesain kegiatan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial materi Dokumen Pribadi. Peneliti

membuat indikator yang akan dicapai dalam kegiatan

dengan jumlah 30 siswa.

b. Tahap Tindakan (Action)

Pada tahap ini, siswa mengawali kegiatan dengan

berdoa bersama dan mengucapkan salam. Kemudian guru,

mengenalkan macam-macam contoh dokumen pribadi.

Setelah itu peneliti memberikan tugas berupa soal essai

tentang dokumen pribadi sebanyak 10 soal yang harus

dikerjakan siswa dilembar kerja siswa yang telah

disediakan peneliti.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

Setelah melakukan tindakan, peneliti dan guru

mendiskusikan kegiatan yang telah diberikan. Dari hasil

pengamatan diperoleh gambaran bahwa belum semua siswa

kelas II memahami dokumen pribai yang tadi telah

dijelaskan.

63
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

1) Selagi guru menjelaskan masih ada siswa yang tidak

fokus dengan penjelasan yang sedang dibacakan.

2) Kurang kreatifnya guru karena tidak menggunakan

media pembelajaran untuk menarik minat belajar siswa.

3) Pembelajaran hanya berfokus pada guru.

d. Tahap Refleksi (Reflection)

Tahap refleksi dilakukan sebagai tahapan terakhir, dari

serangkaian tahapan yang dilakukan peneliti dan guru untuk

mengkaji ketercapaian peningkatan kemampuan memahami

pada siswa kelas II sebelum diberikan media pembelajaran

gambar dokumen pribadi. Setelah peneliti melaksanakan pra

observasi ternyata belum semua siswa kelas II memahami

dokumen pribadi yang disampaikan seperti yang terlihat

pada tabel dibawah ini.

64
Tabel 4.1
Data Pra Siklus

Data Hasil Siswa


Butir Pengamatan (Indikator)
No Nama Anak 1 Pengamatan
Butir 2 3
(Indikator) 4 Total Skor
1 Ahmad.F 1 2 1 1 5 42
2 Ananda.N 1 1 1 1 4 33
3 Ahmad.W 1 1 2 1 5 42
4 Ahmad.F 1 1 1 2 5 42
5 Anastasya.F 2 2 1 1 6 50
6 Cintya.F 2 1 1 1 5 42
7 Doni.E 1 1 1 2 5 42
8 Dian.A 2 1 1 1 5 42
9 Dedi.A 3 2 2 2 9 75
10 Endi.S 2 2 1 1 6 50
11 Eva.S 1 1 1 1 4 33
12 Farhan.R 1 2 2 1 6 50
13 Fuji Hasti 1 2 1 1 5 42
14 Gregorius.A 3 2 2 2 9 75
15 Hasan.B 1 1 1 1 4 33
16 Hani Oktavia 2 1 2 1 6 50
17 Irma.S 1 2 1 1 5 42
18 Muhamad.T 1 1 1 1 4 33
19 Muhamad.S 2 1 2 1 6 50
20 Muhamad.E 1 2 1 1 5 42
21 Muhamad.F 1 1 1 2 5 42
22 Muhamad.F 2 2 2 3 9 75
23 Muhamad.M 1 2 2 1 6 50
24 Maria.N 2 1 2 1 6 50
25 Nur.F 2 3 2 2 9 75
26 Putri.S 2 1 1 1 5 42
27 Rizki.P 1 1 2 1 5 42
28 Rio.M 2 1 2 1 6 50
29 Siti.K 2 1 1 1 5 42
30 Sri.K 2 1 1 1 5 42
Jumlah 47 43 42 38 170 1417

Rata-rata 1,6 1,4 1,4 1,3 5,7 47

65
Keterangan:

Indikator 1:

Menyebutkan macam macam dokumen pribadi

Indikator 2:

Memelihara dokumen pribadi

Indikator 3:

Menyebutkan dokumen keluarga

Indikator 4:

Memelihara dokumen keluarga

Penilaian rata-rata memakai rumus:

Rumus X= Contoh: 57 = 1.58

3
0
Keterangan:

X = nilai rata-rata (mean)

ƩX = jumlah nilai seluruh siswa

N = jumlah siswa

Rumus: Mx = Ʃx x
100%
N
N= Skor maksimum = nilai skor tertinggi anak x indikator = 3 x 3 = 9

Contoh : Ʃx x
100%
N

Mx = 13 x 100% = 36.4 %
30

Mx= persentase kenaikan

Ʃx= jumlah skor

N= total skor maksimum

66
Dari data hasil pra siklus ini dapat dibuat dalam

diagram grafik yang akan terlihat sebagai berikut:

Gambar 4.1
Grafik Hasil Observasi Pra Siklus

Data Pra Siklus


70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan pada saat pra

siklus didapat presentase kemampuan motivasi siswa secara

keseluruhan sebesar 50.9 %. Kurangnya presentase

kemampuan motivasi siswa disebabkan belum adanya

media pembelajaran gambar yang dapat mencuri perhatian

siswa serta bermakna bagi siswa.

Diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran

gambar pada siswa kelas II dapat lebih baik

dibandingkan dengan sebelumnya.

67
Tabel 4.2
Temuan-Temuan yang harus diperbaiki pada siklus I

No Temuan Pra Siklus Rencana Perbaikan

1 Sebagaian siswa masih belum Peneliti dan guru memberikan

memahami isi dari penjelasan motivasi sehingga aspek ini

yang dibacakan. menjadi lebih baik.

2 Dari 30 siswa hanya 1 4 Peneliti dan guru lebih intensif


siswa yang mampu memahami
isi penjelasan yang disampaikan, membantu dan membimbing anak-
hal ini dikarenakan pembelajaran
masih berpusat pada guru. Jadi, anak yang mengalami kesulitan
ada sebanyak 16 orang siswa
yang belum memahami isi dalam memahami penjelasan yang
penjelasan.
disampaikan.

3 Sebelum menggunakan media Peneliti dan guru memberikan

pembelajaran dokumen pribadi pembelajaran dengan

siswaa belum memiliki rasa menggunakan media gambar

ketertarikan terhadap penjelasan dokumen pribadi untuk

yang sedang dibacakan. memaksimalkan motivasi

belajar s siswa terhadap

sebuah gambar.

68
2. Data Siklus I

Pada pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan. Adapun satuan perencanaan pelaksanaan tindakan

pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan dari tanggal 09 Oktober dan tanggal 16 Oktober

2017. Peneliti mengadakan penelitian dengan perencanaan

sebagai berikut:

1) Pertemuan 1

Tujuan

Meningkatkan motivasi belajar siswa

Materi Pokok

Dokumen pribadi

Media

gambar

Kegiatan

Menjelaskan macam-macam dokumen pribadi

Waktu

2 X 35 menit

69
Pertemuan 2

Tujuan

meningkatkan motivasi belajar siswa

Materi pokok

Menjelaskan macam-macam dokumen pribadi

Media

Gambar

Kegiatan

Menjelaskan kembali macam-macam dokumen pribadi.

Waktu

2 X 35 Menit

a) Membuat satuan perencanaan tindakan yang akan

diberikan kepada siswa, yang telah disusun terlebih

dahulu dan didiskusikan dengan kolabolator.

Pemberian tindakan ditekankan pada kegiatan

meningkatkan motivasi belajar siswa melaui

pendekatan media gambar, yang disusun

berdasarkan tujuan, kegiatan, media dan alat

pengumpul data

70
b) Menyiapkan media yang disesuaikan dengan

tindakan yang akan diberikan kepada siswa. Media

tersebut berupa gambar dokumen pribadi yang dibuat

oleh peneliti.

c) Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan

lapangan, lembar observasi, dan dokumentasi

(kamera).

b. Tahap Tindakan
(Action)

Tindakan yang akan diberikan pada siklus I, adalah

sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari Senin,

tanggal 09 Oktober 2017, pertemuan ini merupakan

pemberian perlakuan yang pertama pada siklus 1.

Pertemuan ini adalah pengenalan konsep memahami

dan media gambar. Sebelum kegiatan dimulai, siswa

membaca do’a. setelah itu, peneliti melakukan apersepsi

dengan bernyanyi bersama- sama. Peneliti kemudian

membentuk tempat duduk siswa menjadi seperti huruf U,

hal ini dilakukan agar siswa lebih fokus pada gambar

yang sedang dijelaskan.

Setelah itu peneliti menyampaikan materi

pelajaran yang akan disampaikan dan tujuan dari

pembelajaran. Kemudian peneliti mulai menjelaskan

sebuah gambar yang tentang dokumen pribadi.

71
. Peneliti meminta siswa untuk menjawab pertanyaan

seputar dokumen pribadi yang dimiliki pada sebuah

lembar kerja yang telah disediakan. Peneliti dan

kolabolator melakukan pengamatan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan pertemuan kedua pada hari Senin,

16 Oktober 2017. Pada pertemuan ini masih seputar

tentang dokumen pribadi. Sebelum memulai

pembelajaran siswa berdo’a bersama dengan

dipimpin ketua kelas, setelah itu peneliti menanyakan

kabar siswa serta menanyakan siswa yang tidak hadir.

Peneliti melakukan apersepsi dengan melakukan

permainan mengasah otak.

Kemudian peneliti mengajak siswa untuk mengingat

kembali tentang dokumen pribadi dengan melakukan

tanya jawab seputar penjelasan yang telah disampaikan

pertemuan sebelumnya,

peneliti meminta siswa untuk menyebutkan kembali

macam-macam dokumen pribadi secara bergantian

dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, peneliti

membantu jika siswa lupa dan selama pembelajaran

berlangsung peneliti dan kolabolator melakukan

pengamatan.

72
c. Tahap Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan

meningkatkan motivasi belajar anak pada siklus

1 pemberian perlakuan pertama beberapa siswa masih

ada yang belum memahami isi dari dokumen pribadi

yang disampaikan, ada juga yang sudah memahami dan

sebagian siswa mampu menjawab pertanyaan yang

diberikan dengan tepat.

Pada pertemuan kedua siswa sangat antusias untuk

menyebutkan kembali macam-macam dokumen pribadi

namun, masih banyak juga yang malu-malu dan tidak

mau untuk menjawabnya.

Berdasarkan pengamatan selama kegiatan

berlangsung, setelah diberikan perlakuan terjadi

peningkatan pada motivasi belajar siswa, maupun tingkat

aktivitas siswa dibandingkan pada saat sebelum diberikan

perlakuan. Hal Tersebut terlihat pada tabel berikut:

73
Tabel 4.3
Data Hasil Siklus I

Data Hasil Siswa


Butir Pengamatan (Indikator)
No Nama Anak
1 2 3 4 Total Skor
1 Ahmad.F 3 2 2 3 10 83
2 Ananda.N 1 2 2 2 7 58
3 Ahmad.W 1 1 2 1 5 42
4 Ahmad.F 1 2 2 2 7 58
5 Anastasya.F 2 3 2 3 10 83
6 Cintya.F 2 1 1 2 6 50
7 Doni.E 3 2 2 2 9 75
8 Dian.A 2 1 1 2 6 50
9 Dedi.A 3 2 3 2 10 83
10 Endi.S 2 2 3 2 9 75
11 Eva.S 1 2 1 2 6 50
12 Farhan.R 2 2 2 2 8 67
13 Fuji Hasti 1 2 1 2 6 50
14 Gregorius.A 3 2 3 2 10 83
15 Hasan.B 2 2 3 2 9 75
16 Hani Oktavia 2 1 2 1 6 50
17 Irma.S 1 2 1 2 6 50
18 Muhamad.T 2 3 3 2 10 83
19 Muhamad.S 2 1 2 2 7 58
20 Muhamad.E 2 2 3 2 9 75
21 Muhamad.F 2 1 2 2 7 58
22 Muhamad.F 2 3 2 3 10 83
23 Muhamad.M 2 2 2 3 9 75
24 Maria.N 2 1 2 2 7 58
25 Nur.F 2 3 2 3 10 83
26 Putri.S 2 1 1 2 6 50
27 Rizki.P 3 2 2 2 9 75
28 Rio.M 2 1 2 3 8 67
29 Siti.K 3 3 2 2 10 83
30 Sri.K 2 1 3 2 8 67
Jumlah 60 55 61 64 240 2000

Rata-rata 2,0 1,8 2,0 2,1 8,0 67

74
Tabel 4.4
Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I

SKOR PERSENTASE KRITERIA


NO NAMA ANAK KKM
PRA SIKLUS PRA SIKLUS TIDAK
TUNTAS
SIKLUS I SIKLUS I TUNTAS
1 Ahmad.F 70 5 76 42 83 √ -
2 Ananda.N 70 4 76 33 58 - √
3 Ahmad.W 70 5 78 42 42 - √
4 Ahmad.F 70 5 79 42 58 - √
5 Anastasya.F 70 6 81 50 83 √ -
6 Cintya.F 70 5 81 42 50 - √
7 Doni.E 70 5 82 42 75 √ -
8 Dian.A 70 5 83 42 50 - √
9 Dedi.A 70 9 88 75 83 √ -
10 Endi.S 70 6 86 50 75 √ -
11 Eva.S 70 4 85 33 50 - √
12 Farhan.R 70 6 88 50 67 - √
13 Fuji Hasti 70 5 88 42 50 - √
14 Gregorius.A 70 9 93 75 83 √ -
15 Hasan.B 70 4 89 33 75 √ -
16 Hani Oktavia 70 6 92 50 50 - √
17 Irma.S 70 5 92 42 50 - √
18 Muhamad.T 70 4 92 33 83 √ -
19 Muhamad.S 70 6 95 50 58 - √
20 Muhamad.E 70 5 95 42 75 √ -
21 Muhamad.F 70 5 96 42 58 - √
22 Muhamad.F 70 9 101 75 83 √ -
23 Muhamad.M 70 6 99 50 75 √ -
24 Maria.N 70 6 100 50 58 - √
25 Nur.F 70 9 104 75 83 √ -
26 Putri.S 70 5 101 42 50 - √
27 Rizki.P 70 5 102 42 75 √ -
28 Rio.M 70 6 104 50 67 - √
29 Siti.K 70 5 104 42 83 √ -
30 Sri.K 70 5 105 42 67 - √
Jumlah Nilai 2100 170 2735 1420 1997
Nilai Rata-rata 70 5,67 91,17 47 67
Jumlah Siswa Yang Tuntas 4 14
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 26 16
Prosentase Keuntungan 47,0% 66,7%
Prosentasi Ketidaktuntasan 53,0% 33,3%

75
Penilaian rata-rata memakai rumus:

Rumus X= Contoh: 57 = 1.58


30

Ketera
ngan:

X = nilai rata-rata (mean)

ƩX = jumlah nilai seluruh siswa

N = jumlah siswa

Rumus: Mx = Ʃx x
100
%N

N= Skor maksimum = nilai skor tertinggi anak x indikator = 3 x 3 = 9

Contoh : Ʃx x
100
%N

Mx = 13 x 100% = 36.4 %
30
Mx= persentase kenaikan

Ʃx= jumlah skor

N= total skor maksimum

76
Gambar 4.2
Grafik Hasil Data Pra Siklus dan Siklus 1

90%

80%
70%
60%
50%
NO PRA SIKLUS
40%
NO SIKLUS I
30%

20%

10%
0%

Berdasarkan data Prasiklus tersebut di atas, dapat dilihat

motivasi belajar dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial

ada peningkatan yang signifikan, dibuktikan dengan beberapa

siswa yang mampu mendapat skor tertinggi namun ada juga

siswa yang masih mendapatkan skor terendah. Berdasarkan

hasil data observasi yang didapat pada siklus I, diketahui

77
bahwa kemampuan memahami siswa melalui media gambar

secara keseluruhan adalah 67.25%. Dari data pra siklus ke

siklus I rata-rata presentase kenaikan mencapai 15.05%. Ini

menunjukkan adanya peningkatan tetapi masih kurang dari

target yang ingin dicapai peneliti yakni sebesar 80%. Jadi

motivasi belajar siswa SDN Pejuang IV Kota Bekasi belum

optimal, sehingga perlu dilanjutkan ke Siklus II.

Kurangnya presentase kemampuan motivasi siswa

melalui media gambar, disebabkan karena adanya beberapa

siswa yang masih belum bisa antusias pada penjelasan

dokumen pribadi sehingga siswa kesulitan menjawab

pertanyaan yang diberikan pada lembar kerja dan siswa

tidak mampu menjawab kembali macam-macam dokumen

pribadi tersebut secara garis besar. hal ini disebabkan

karena kebiasaan guru meggunakan metode ceramah pada

saat pembelajaran dan pembelajaran hanya berpusat

kepada guru. Pemberian motivasi dan arahan- arahan yang

baik diperlukan sehingga peningkatan motivasi belajar siswa

menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.

78
d. Tahap Refleksi ( Reflecting)

Refleksi merupakan tahapan terakhir pada setiap siklus.

Tahapan ini dilakukan sebagai tahap evaluasi kegiatan selama

penelitian dilaksanakan, refleksi dilakukan oleh peneliti bersama

kolabolator untuk mengkaji sejauh mana ketercapaian

peningkatan motivasi belajar siswa melalui media gambar. Inti

dari tahap ini adalah untuk membahas kelemahan dan

kelebihan kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama

dan pertemuan kedua.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ada

beberapa hal yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan, baik

pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I.

Temuan itu diantaranya terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.5
Temuan-temuan yang Harus Diperbaiki pada Siklus II

No Temuan pada siklus I Rencana perbaikan


1 Dari 30 siswa, ada 5 orang masih Peneliti membaca materi

kurang memahami isi dari sebuah dengan menggunakan

materi dan 25 0rang siswa gambar bermacam-

sisanya sudah mengalami macam contoh

peningkatan dalam motivasi. dokumen pribadi.

79
2 Sebagaian besar siswa yang Peneliti membantu

masih kesulitan untuk menjawab siswa dengan

pertanyaan yang diberikan menyebutkan macam-

peneliti. macam gambar yang

Terdapat didepan.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, dapat diketahui bahwa

pada siklus I presentase peningkatan motivasi belajar siswa

dengan media gambar pada siswa kelas II secara keseluruhan

67.25% sehingga masih belum mencapai target yang

ditetapkan, maka perlu diadakan perbaikan pada siklus

berikutnya.

3. Data Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan. Adapun satuan perencanaan pelaksanaan tindakan

pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan 3

Tujuan

Meningkatkan motivasi belajar

Materi pokok

80
Menjelaskan macam-macam dokumen pribadi

Media

Gambar

Kegiatan

Menyebutkan macam-macam dokumen pribadi dan cara

merawatnya

Waktu

2x35 menit

b. Pertemuan 4

Tujuan

Meningkatkan motivasi belajar

Materi Pokok

Dokumen pribadi

Media

Gambar

Kegiatan

Menjelaskan kembali tentang dokumen pribadi dan macam-

macamnya

Waktu

2x35 menit

81
1) Tahap Perencanaan (Planning)

Perencanaan tindakan pada siklus II disusun

berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus

I, diketahui bahwa ada sebagian siswa yang belum

mampu meningkatkan motivasi. Disamping itu, motivasi

dan pembelajaran dengan menggunakan media gambar

belum sepenuhnya dilakukan oleh peneliti dengan baik.

Sehingga pada siklus II peneliti bersama kolabolator

diharapkan dapat membenahi kualitas dan kuantitas

dalam memberikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial khususnya materi dokumen pribadi melalui media

gambar agar lebih menarik serta dapat

mengkondisikan pembelajaran yang kondusif. Adapun

perencanaan pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

(a) Membuat satuan perencanaan tindakan yang

akan diberikan kepada siswa, yang telah disusun

terlebih dahulu dan telah didiskusikan dengan

kolabolator. Pemberian tindakan ditekankan pada

kegiatan meningkatkan motivasi belajar siswa

82
melalui media gambar, yang disusun berdasarkan

tujuan, kegiatan, media dan alat pengumpul data.

(b) Menyiapkan media yang disesuaikan dengan

tindakan yang akan diberikan kepada siswa. Media

tersebut berupa gambar yang dibuat oleh peneliti.

(c) Menyiapkan alat pengumpul data berupa

catatan lapangan, lembar observasi, dan dokumentasi

(kamera).

2) Tahap

Tindakan(Action) (a)

Pertemuan 3

Pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan

pada hari Senin, tanggal 06 Nopember 2017.

Pertemuan ini merupakan pemberian perlakuan yang

pertama pada siklus II. Pertemuan ini adalah

pengenalan konsep motivasi belajar dan media

pembelajaran gambar. Sebelum kegiatan dimulai,

siswa membaca do’a bersama. Setelah itu, peneliti

melakukan apersepsi dengan melakukan tepuk

semangat. Pada pertemuan ini, peneliti menjelaskan

dahulu apa saja macam-macam dokumen pribadi.

Kemudian peneliti mulai menjelaskan


dokumen

Pribadi

83
menggunakan media gambar, Setelah selesai

menjelaskan materi tersebut peneliti melakukan tanya

jawab lalu kemudian peneliti memberikan pertanyaan

tentang materi yang tadi dibacakan pada lembar

kerja siswa, siswa mengerjakan lembar kerja tersebut

secara individu. Peneliti dan kolabolator melakukan

pengamatan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

(b) Pertemuan 4

Pelaksanaan pertemuan keempat

dilaksanakann pada hari Jum’at, 10 Nopember 2017.

Sebelum pembelajaran dimulai siswa berdo’a

bersama terlebih dahulu, kemudian setelah itu

peneliti melakukan apersepsi bernyanyi secara

bersama-sama. Untuk membuat ingat siswa tentang

isi dari penjelasan yang beberapa hari lalu

dibacakan. peneliti melakukan tanya jawab setelah

dirasa cukup peneliti meminta siswa secara

bergantian maju kedepan untuk menjawab gambar

yang ada di depan dengan menggunakan bahasa

84
sendiri dan menggunakan media gambar.

Selama kegiatan berlangsung peneliti dan

kolabolator melakukan pengamatan.

Pelaksanaan pada setiap pertemuan

berlangsung selama 2x35 menit. Dalam penelitian ini,

peneliti bertindak sebagai guru dan observer,

sedangkan guru dikelas sebagai kolabolator. Adapun

proses kegiatan pengajaran mengacu pada

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan proses

pembelajaran berlangsung menghasilkan data

siklus II sebagai berikut:

(1) Hampir semua siswa merasa senang dan

antusias dalam mengikuti proses pembelajaran ini

karena didukung dengan media pembelajaran

gambar dan diselingi dengan ice breaking,

sehingga siswa merasa tidak jenuh.

(2) Suasana pembelajaran yang menyenangkan

sudah lebih tercipta.

85
3) Tahap Pengamatan (Observing)

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan

meningkatkan motivasi belajar pada siklus I pemberian

perlakuan pertama beberapa siswa masih ada yang

belum memahami isi dari penjelasan yang dibacakan

dengan menggunakan media gambar, ada juga siswa

yang mampu menyelesaikan soal-soal yang berhubungan

dengan gambar tersebut secara tepat dan sebagian

siswa sudah berani maju kedepan kelas untuk

menjawab kembali isi gambar dengan menggunakan

bahasanya sendiri. Pada pertemuan kedua siswa

antusias untuk mendengarkan penjelasan yang akan

dibacakan dengan menggunakan media gambar dan

sudah mulai memahami isi dari gambar terebut.

Berdasarkan hasil pengamatan, kemampuan motivasi

siswa pada siklus II dari 30 orang siswa terjadi

peningkatan motivasi belajar dan hal tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

86
Tabel 4.6
Data Hasil Siklus II

Data Hasil Siswa


Butir Pengamatan (Indikator)
No Nama Anak
1 2 3 4 Total Skor
1 Ahmad.F 3 2 2 3 10 83
2 Ananda.N 2 3 3 3 11 92
3 Ahmad.W 2 2 3 3 10 83
4 Ahmad.F 2 2 2 3 9 75
5 Anastasya.F 2 3 3 3 11 92
6 Cintya.F 2 2 1 2 7 58
7 Doni.E 3 2 3 3 11 92
8 Dian.A 2 2 2 2 8 67
9 Dedi.A 3 3 3 2 11 92
10 Endi.S 2 3 3 3 11 92
11 Eva.S 2 2 2 2 8 67
12 Farhan.R 3 2 3 3 11 92
13 Fuji Hasti 2 2 1 2 7 58
14 Gregorius.A 3 2 3 2 10 83
15 Hasan.B 2 2 3 2 9 75
16 Hani Oktavia 2 3 3 3 11 92
17 Irma.S 3 3 1 3 10 83
18 Muhamad.T 2 3 3 2 10 83
19 Muhamad.S 2 3 3 3 11 92
20 Muhamad.E 2 2 3 3 10 83

21 Muhamad.F 3 3 2 3 11 92

22 Muhamad.F 2 3 2 3 10 83

23 Muhamad.M 2 3 3 3 11 92

24 Maria.N 3 3 2 3 11 92
25 Nur.F 2 3 2 3 10 83
26 Putri.S 2 1 2 2 7 58
27 Rizki.P 3 2 3 3 11 92
28 Rio.M 3 3 2 3 11 92
29 Siti.K 3 3 2 3 11 92
30 Sri.K 3 2 3 2 10 83
Jumlah 72 74 73 80 299 2492
Rata-rata 2,4 2,5 2,4 2,7 10,0 83,1

87
Tabel 4.7
Analisis Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II
SKOR PERSENTASE KRITERIA
NO NAMA ANAK KKM
PRA SIKLUS SIKLUS PRA SIKLUS SIKLUS TIDAK
TUNTAS
SIKLUS I II SIKLUS I II TUNTAS
1 Ahmad.F 70 5 10 10 42 83 83 √ -
2 Ananda.N 70 4 7 11 33 58 92 √ -
3 Ahmad.W 70 5 5 10 42 42 83 √ -
4 Ahmad.F 70 5 7 9 42 58 75 √ -
5 Anastasya.F 70 6 10 11 50 83 92 √ -
6 Cintya.F 70 5 6 7 42 50 58 - √
7 Doni.E 70 5 9 11 42 75 92 √ -
8 Dian.A 70 5 6 8 42 50 67 - √
9 Dedi.A 70 9 10 11 75 83 92 √ -
10 Endi.S 70 6 9 11 50 75 92 √ -
11 Eva.S 70 4 6 8 33 50 67 - √
12 Farhan.R 70 6 8 11 50 67 92 √ -
13 Fuji Hasti 70 5 6 7 42 50 58 - √
14 Gregorius.A 70 9 10 10 75 83 83 √ -
15 Hasan.B 70 4 9 9 33 75 75 √ -
16 Hani Oktavia 70 6 6 11 50 50 92 √ -
17 Irma.S 70 5 6 10 42 50 83 √ -
18 Muhamad.T 70 4 10 10 33 83 83 √ -
19 Muhamad.S 70 6 7 11 50 58 92 √ -
20 Muhamad.E 70 5 9 10 42 75 83 √ -
21 Muhamad.F 70 5 7 11 42 58 92 √ -
22 Muhamad.F 70 9 10 10 75 83 83 √ -
23 Muhamad.M 70 6 9 11 50 75 92 √ -
24 Maria.N 70 6 7 11 50 58 92 √ -
25 Nur.F 70 9 10 10 75 83 83 √ -
26 Putri.S 70 5 6 7 42 50 58 - √
27 Rizki.P 70 5 9 11 42 75 92 √ -
28 Rio.M 70 6 8 11 50 67 92 √ -
29 Siti.K 70 5 10 11 42 83 92 √ -
30 Sri.K 70 5 8 10 42 67 83 √ -
Jumlah Nilai 2100 170 240 299 1420 1997 2493
Nilai Rata-rata 70 5,67 8,00 9,97 47 67 83
Jumlah Siswa Yang
Tuntas 4 14 25
Jumlah Siswa Yang Tidak
Tuntas 26 16 5
Prosentase Keuntungan 47,0% 66,7% 83,1%
Prosentasi
Ketidaktuntasan 53,0% 33,3% 16,9%

88
Keterangan:

Indikator 1:

Menyebutkan macam-macam dokumen pribadi

Indikator 2:

Menyebutkan macam-macam dokumen keluarga.

Indikator 3:

Cara merawat dokumen pribadi

Indikator 4:

Cara merawat dokumen keluarga

89
Rumus X= Contoh: 57 = 1.58

30
Keterangan:

X = nilai rata-rata (mean)

ƩX = jumlah nilai seluruh siswa

N = jumlah siswa

Rumus: Mx = Ʃx x
100%
N

90
N= Skor maksimum = nilai skor tertinggi anak x indikator

= 3 x 9 = 27

Contoh : Ʃx x
100%
N

Mx = 13 x 100% = 36.4 %
30

Mx= persentase kenaikan

Ʃx= jumlah skor

N= total skor maksimum

Gambar 4.3
Grafik Hasil Pra siklus, Siklus I, dan
Siklus II

100%
90%
80%
70%
60%
Nama Anak pra siklus
50%
40% Persentase Siklus I
30% Persentase Siklus II
20%
10%
0%
IS

P
E
DE

SAM
MMF

S
AW

DAC

MSR
MF

NAF

TSR
AA

RAP
FH
AF

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sudah banyak

siswa yang mengalami peningkatan. Berdasarkan data

observasi yang didapat pada siklus II, diketahui bahwa

91
motivasi belajar siswa kelas II menggunakan media

gambar sebesar 80.4 %. Sedangkan dari data siklus I

ke II rata-rata presentase kenaikan mancapai

13.14%. Ini menunjukkan adanya peningkatan yang

signifikan. Peningkatan motivasi siswa kelas II telah

mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu minimal

rata-rata 80%.

3) Tahap Refleksi (Reflecting)

Dengan melihat hasil akhir dari siklus II dan

berdasarkan hasil pengamatan serta diskusi dengan

kolabolator, ternyata kegiatan siklus II menunjukkan

hasil yang sangat baik dan telah mencapai target yang

telah diinginkan. Peningkatan motivasi belajar melalui

media gambar telah mencapai 83.1% Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa

kelas II di SDN Pejuang IV Kota Bekasi dapat meningkat

melalui media pembelajaran gambar.

Sedangkan pelaksanaan penelitian tindakan yang

dilakukan memperlihatkan tercapainya hasil

intervensi

92
tindakan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu

meningkatkan motivasi dengan selalu memberikan arahan,

bimbingan kepada siswa untuk selalu giat berlatih.

Secara garis besar pelaksanaan penelitian tindakan

sesuai dengan rencana yang disusun dan mengalami

peningkatan yang signifikan sehingga penelitian ini tidak

perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus III.

Tabel 4.8
Temuan-Temuan pada Siklus II

No Temuan pada siklus II Hasil Akhir


1 Dari 30 siswa, sebanyak 25 siswa Tindakan berhenti di

telah mengalami peningkatan siklus II karena

motivasi belajar dan motivasi belajar

5 orang lagi belum tertarik hal ini seluruh siswa kelas II

dibuktikan dengan motivasi sudah memenuhi

belajar yang mengalami target yang telah

peningkatan. ditentukan.

B. Pembahasan

1. Analisis Data

Setelah dilakukan berbagai kegiatan pra siklus, siklus I, dan

siklus II, diperoleh data-data dari hasil observasi dan refleksi akhir

93
pada siklus I dan siklus II tentang motivasi anak melalui media

gambar. Hasil observasi awal, siklus I dan siklus II tersebut

kemudian dilakukan analisis data sebagai bentuk pengujian

hipotesis tindakan dengan perbandingan antara motivasi anak

sebelum diberikan tindakan dengan sesudah diberikan tindakan

akhir siklus I dan II.

a. Analisis Data Pra siklus

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat pra

siklus, dapat diketahui bahwa motivasi siswa belum baik,

masih menggunakan metode ceramah dan pembelajaran

berpusat pada guru. Pada pra siklus didapat presentase

motivasi belajar dengan menggunakan media gambar sebesar

47.0% hal ini dikarenakan hanya 4 siswa yang dapat memahami

isi gambar dan masih ada sebanyak 26 siswa yang belum

memahami.

b. Analisis Data Siklus I

Analisis data motivasi belajar siswa kelas II dilihat dari

lembaran observasi, berdasarkan pengamatan selama kegiatan

berlangsung. Setelah diberikan perlakuan, terjadi peningkatan

pada motivasi belajar dibandingkan pada saat sebelum

diberikan perlakuan.

94
Peningkatan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan

signifikan,dibuktikan dengan beberapa siswa yang mendapat

skor tertinggi tapi masih ada beberapa siswa yang

mendapatkan skor rendah dibandingkan dengan siswa

yang lain.

Berdasarkan hasil data obervasi yang didapat pada

siklus I, diketahui bahwa motivasi belajar anak secara

keseluruhan sebesar 66.7 %. hasil tersebut masih belum

mencapai target karena masih ada 16 orang siswa dari 30

orang siswa yang belum memahami isi materi yang

disampaikan.

c. Analisis Siklus II

Analisis data pada siklus II, dapat dilihat motivasi belajar

yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Berdasarkan data observasi yang dapat dilihat dari siklus II.

diketahui bahwa motivasi belajar secara keseluruhan

sebesar 83.1% dari data siklus I ke siklus II rata-rata

presentase kenaikan mencapai 13.14%. Ini menunjukkan

adanya peningkatan yang signifikan. Peningkatan motivasi

belajar siswa kelas II telah memenuhi target yang telah

ditetapkan, yaitu minimal rata-rata 80%. Peningkatan

motivasi belajar melalui media

95
gambar di siklus II telah mencapai 83.1%. Hal ini menunjukkan

bahwa dari 30 siswa, 25 sudah mengalami peningkatan

terhadap motivasi belajar dan sebanyak 5 orang siswa lagi

masih belum memahami isi gambar.

Berdasarkan tabel dari masing-masing siklus, motivasi

belajar siswa kelas II mengalami peningkatan yang baik.

Bahkan melebihi dari target yang telah ditetapkan. Oleh karena

itu, peneliti merasa cukup dengan tindakan yang dilaksanakan.

Adapun peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut ini.

tabel 4.9
Analisis Perbandingan Data Hasil Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Skor Persentase
Nama
No Pra Siklus Siklus Pra Siklus Kenaikan Keterangan
Siswa
Siklus I II siklus I Siklus II
1 AF 13 19 23 48% 70% 85.1% 37.1% Meningkat
2 ANH 11 18 21 41% 66% 77.8% 36.8% Meningkat
3 AW 14 20 22 52% 74% 81.4% 29.4% Meningkat
4 AFH 12 16 20 44% 59% 74.1% 30.1% Meningkat
5 AA 13 16 23 48% 59% 85.1% 37.9% Meningkat
6 CF 13 19 21 48% 70% 77.8% 29.8% Meningkat
7 DE 12 15 20 44% 56% 74.1% 20.1% Meningkat
8 DA 15 20 22 56% 70% 81.4% 37.4% Meningkat
9 DAC 14 16 20 52% 59% 74.1% 22.1% Meningkat
10 ESPS 14 16 20 52% 59% 74.1% 22.1% Meningkat
11 E 13 20 24 48% 74% 88.8% 40.8% Meningkat
12 F 13 17 22 48% 63% 81.4% 33.4% Meningkat
13 FH 13 18 22 48% 66% 81.4% 33.4% Meningkat

96
14 GA 15 19 21 56% 70% 81.4% 37.4% Meningkat
15 H 14 18 21 52% 66% 77.1% 25.1% Meningkat
16 H 14 19 22 52% 70% 81.4% 29.4% Meningkat
17 IS 13 17 20 48% 63% 74.1% 26.1% Meningkat
18 MTS 14 18 20 52% 66% 74.1% 22.1% Meningkat
19 MSR 13 19 21 48% 70% 77.8% 29.8% Meningkat

20 MES 14 19 21 52% 70% 77.8% 25.8% Meningkat


21 MF 12 17 22 44% 63% 81.4% 37.4% Meningkat
22 MMF 14 18 22 52% 66% 81.4% 29.4% Meningkat
23 MMF 16 20 23 59% 74% 85.1% 36.1% Meningkat
24 MNA 15 17 22 56% 63% 81.4% 25.4% Meningkat
25 NAF 17 19 22 63% 70% 81.4% 18.4% Meningkat
26 PS 15 21 25 56% 77% 92.5% 36.5% Meningkat
27 RAP 15 19 21 56% 70% 77.8% 21.8% Meningkat
28 R 14 18 22 52% 66% 81.4% 29.4% Meningkat
29 S 14 18 21 52% 66% 77.8% 21.8% Meningkat
30 SK 13 19 22 48% 70% 81.4% 33.4% Meningkat
Jumlah 491 656 755 1820% 2141 2894.10 1107% Tercapai
Rata-rata 13.6 18.2 20.97 50.5% 67.25% 80.4% 30.57 Tercapai

Dari 30 siswa, sebanyak 28 siswa telah mengalami peningkatan motivasi belajar

dan 2 orang lagi belum tertarik hal ini dibuktikan dengan motivasi belajar yang

mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa dari 30 siswa, 28 sudah

mengalami peningkatan terhadap motivasi belajar dan sebanyak 2 orang siswa

lagi masih belum memahami isi gambar.

97
Gambar 4.4
Grafik Perbandingan Rata-Rata Presentase Kenaikan Data Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II

100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
50.50% 67.25% 80.40%
20.00%
0.00%
PRA SIKLUS
SIKLUS I

98
SIKLUS II

Berdasarkan gambar 4.4 siklus I dan siklus II

grafik, dapat dideskripsikan bahwa motivasi belajar

melalui media gambar sangat baik. Besarnya rata-rata

skor kemampuan memahami cerita pada pra siklus

sebesar 47.0%, siklus I sebesar 66.7% dan siklus II

sebesat 83.1%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi

belajar siswa kelas II mengalami peningkatan yang

signifikan.

1. Interpretasi data

Berdasarkan hasil analisis data dari hasil penelitian maka

didapatkan data, fakta, bukti dan informasi yang akurat sebagai

berikut:

a. Upaya meningkatkan motivasi belajar melalui media

gambar dan metode ficture and ficture pada mata pelajaran

IPS terhadap siswa kelas II di SDN Pejuang IV tahun

pelajaran 2017/2018

Perbandingan motivasi belajar siswa pada prasiklus,

siklus I, siklus IIdapat disajikan pada tabel berikut ini :

99
Tabel 4.17 Perbandingan Rekapitulasi Nilai Siswa dengan

tema pembelajaran dokumen diri dan keluarga melaui

pendekatan media gambar pada mata pelajaran IPS di kelas II.

Tahapan Kegiatan
Keterangan
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nama Sekolah SDN Pejuang IV Kota Bekasi

Jumlah Siswa / Kelas 30 siswa kelas II

KKM Kelas 70

Jum’at, Jum’at,

03-11-2017 17-11-2017
Rabu,
Waktu Pelaksanaan PTK dan Dan
04-10-2017
Jum’at, Jum’at

10-11-2017 24-11-2017

Jumlah Nilai Kelas 1285 1328,2 1431

Rata-rata 47 67 83,1

Nilai Terendah 33 50 58

Nilai Tertinggi 75 83 92

Tidak Tuntas 26 16 5

Tuntas 4 14 25

Persentase di Bawah
75% 46,8% 27%
KKM

Persentase di Atas KKM 25% 53,2% 73%

100
Berdasarkan hasil interpretasi maka didapatkan data dan

fakta penelitian yaitu; dengan jumlah siswa/siswi 30, pada kelas

II tahun pelajaran 2017/2018 dengan KKM 70 yang telah

dilaksanakan sebanyak 5 kali tindakan pada hari Rabu dan

Jumat yaitu tanggal 4, 3, 10, 17, 24 Nopember 2017. Hasil nilai

yang didapatkan pada prasiklus yaitu 1417 rata-rata nilai kelas

47, siklus I yaitu 2000 rata-rata nilai kelas 67, siklus II 2492

rata-rata nilai kelas 83,1. Kemudian pada nilai terendah

terdapat nilai 50, walau jauh dari nilai KKM namun nilai tersebut

dpat ditopang dengan nilai tertinggi 100, sehingga dapat

diklasifikasikan dengan berdasarkan jumlah siswa-siswi yaitu

siswa yang tuntas di Prasiklus 4 siswa, dengan presentase

diatas KKM sebesar 25% dan tidak tuntas 26 siswa dengan

presentase dibawah KKM sebesar 75%. Dikarenakan masih

banyaknya siswa/siswi yang berada pada nilai dibawah KKM,

maka harus melanjutkan pada siklus I.

Pada siklus I siswa/siswi yang tuntas didapatkan

sebanyak 14 siswa, dengan presentase di atas KKM sebesar

53,2% dan tidak tuntas 16 siswa dengan presentase dibawah

KKM sebesar 46,8%. Dikarenakan masih banyaknya siswa

yang berada di bawah KKM maka wajib dilanjutkan ke siklus II.

Selanjutnya pada siklus II siswa/siswi yang tuntas

sebanyak 25 siswa, dengan presentase di atas KKM sebesar

101
73% dan tidak tuntas 5 siswa dengan presentase dibawah KKM

sebesar 27%. Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan penelitian

telah tuntas, meningkat, dan telah berjalan dengan baik serta

lancar.

Maka dapat dikatakan berdasarkan data kenaikan nilai

siswa/hasil belajar siswa/I dari prasiklus, siklus I, siklus II,

berarti peningkatan nilai penelitian ini dinyatakan telah berhasil

atau telah meningkat, dan sangat efektif apabila digunakan

dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar.

Artinya pelaksanaan pembelajaran melalui media gambar

pembelajaran lebih efektif, karena mengkombinasikan ketiga

gaya belajar, melatih dan mengembangkan potensi siswa yang

telah dimiliki oleh pribadi masing-masing, memberikan

pengalaman langsung kepada siswa, melibatkan siswa secara

maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep

melalui kegiatan fisik seperti, demontrasi, presentasi, obsevasi,

dan diskusi aktif. Menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa,

dan siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan

terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-

rata. Kondisi kelas menjadi lebih kondusif karena siswa terlibat

secara langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga

kegiatan belajar lebih efektif karena model ini dapat melayani

kemampuan siswa, sehingga hasil yang dicapai siswa sesuai

102
dengan target dan tujuan yakni mendapatkan nilai sesuai

dengan kriteria ketuntasan minimal.Menggunakan pendekatan

media gambar, hal itu terbukti dengan adanya peningkatan nilai

siswa baik dari presentasi maupun tes tertulis. Maka ini berarti

Ha (hipotesis alternatif) diterima dan H0 di tolak.

a. Faktor pendukung dan faktor penghambat yang dialami

dalam penerapan pendekatan media gambar dalam

meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas II SDN

Pejuang IV tahun pelajaran 2017/2018.

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukungnya yaitu; fasilitas yang memadai

seperti adanya ruang belajar dengan luas yang cukup atau

memenuhi syarat, adanya peralatan praktek, adanya

laboratorium, dan perpustakaan. Guru semakin kreatif

dengan menggunakan metode dan media pembelajaran

yang menarik untuk siswa. Siswa mulai tertarik untuk

menyimak dan melakukan beberapa percobaan yang

diberikan guru.

Di sekolah yang bersangkutan selain itu guru sudah

mulai baik dalam mempersiapkan proses belajar mengajar

yaitu dengan menyiapkan RPP terlebih dahulu dan

mempersiapkan media pembelajaran. Ditambah lagi, di kelas

103
tidak ada siswa yang termasuk anak berkebutuhan khusus

sehingga menjadikan guru lebih leluasa dalam

mengembangkan kegiatan pembelajarannya.

Selain itu faktor pendukung terlaksanakannnya proses

pembelajaran dengan metode Gambar yaitu: 1). kinerja guru

yang optimal dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

hingga evaluasi 2). aktivitas siswa yang tinggi.3). fasilitas

sekolah yang memadai. 4). Model pembelajaran dengan

metode Gambar menyenangkan, menggembirakan.

b. Faktor Penghambat

Siswa kurang bekerjasama dalam mengerjakan tugas

kelompok, guru masih telalu teks book, siswa kurang tertarik

sehingga mengganggu temannya, kurangnya kesadaran

siswa akan hak dan kewajiban dalam kegiatan belajar, siswa

kurang memahami model pembelajarannya.

Selain itu, faktor penghambatnya adalah: 1). siswa

malu dalam mengungkapkan pendapatnya, kadang siswa

gaduh pada saat pembelajaran. 2). keterlambatan siswa

dalam memahami materi. 3). pengelompokkan siswa yang

tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki dan sulit membuat

siswa aktif bekerjasama. 4). tidak banyak orang mampu

mengkombinasikan ketiga gaya belajar tersebut. Sehingga

orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar,

104
hanya akan mampu menangkap materi jika menggunakan

metode yang lebih memfokuskan kepada salah satu gaya

belajar yang didominasi.

105
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah

dilakukan dan pengolah data yang diperoleh dari setiap siklus, yaitu dari

tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat ditarik kesimpulan adalah dengan

penerapan metode gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

pada siswa kelas II di SDN Pejuang IV Kota Bekasi terbukti hasil observasi

selama penelitian motivasi belajar siswa kelas II pada siklus I mencapai 67%

kemudian pada siklus II motivasi belajar siswakelas II meningkat sampai

83,1%. Rata-rata persentase kenaikan dari siklus I adalah 33,3% siswa

sudah termotivasi dengan menggunakan media gambar. Dari perbandingan

tersebut membuktikan motivasi belajar siswa kelas II di SDN Pejuang IV

dapat meningkat secara signifikan.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka terbukti bahwa

pembelajaran melalui pendekatan media gambar dapat meningkatkan

motivasi belajar bagi siswa. Dengan demikian, penelitian ini mengandung

implikasi bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar dapat dilakukan dengan

pembelajaran yang diselingi dengan pendekatan media gambar, khususnya

siswa SDN Pejuang IV Bekasi. Artinya, jika pembelajaran melalui pendekatan

media gambar diberikan secara tepat dan benar, maka akan tercipta motivasi

106
belajar bagi siswa. Dengan demikian, pembelajaran melalui pendekatan

media gambar merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan

dalam penciptaan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada kegiatan

pembelajaran di SDN Pejuang IV Bekasi.

C. Saran

Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil penelitian yang diperoleh

selama melaksanakan penelitian tindakan kelas, penulis menyajikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Diharapkan kepada siswa dapat lebih aktif dan serius dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pemahaman siswa akan

materi pelajaran yang sedang dibahas dapat lebih mudah terserap.

b. Diharapkan kepada siswa berani bertanya apabila merasa kurang

memahami materi pelajaran yang sedang dibahas serta belajar lebih

rajin untuk dapat memahami materi pelajaran yang sudah diajarkan di

sekolah

2. Bagi Guru

a. Diharapkan kepada guru dalam kegiatan pembelajaran, khususnya

guru SDN Pejuang IV Bekasi dapat menginovasikan penggunaan

strategi dalam kegiatan pembelajaran, misalnya pembelajaran melalui

pendekatan media gambar. Di mana pembelajaran seperti ini mampu

meningkatkan motivasi belajar, dapat meningkatkan motivasi belajar

107
yang berdampak positif terhadap meningkatnya motivasi belajar

siswa.

b. Diharapkan kepada guru khususnya guru SDN Pejuang IV Bekasi

dapat selalu mengembangkan dan menerapkan strategi pembelajaran

yang menyenangkan, mengingat karakteristik siswa SD masih masuk

dalam kategori anak-anak, sehingga tujuan pembelajaran dapat lebih

mudah tercapai.

c. Diharapkan kepada teman-teman guru untuk dapat mempelajari,

mengembangkan dan menerapkan strategi pembelajaran yang

bervariasi, jika ditemukan permasalahan pembelajaran yang terkait

dengan kurangnya motivasi belajar siswa.

3. Pihak Sekolah

Diharapkan pihak pengelola sekolah dalam hal ini kepala sekolah

dapat mendukung dan memfasilitasi sepenuhnya rencana-rencana

penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh para guru, agar

kedepannya para guru dapat memperbaiki kinerjanya sesuai dengan

harapan yang diinginkan.

108
DAFTAR PUSTAKA

Sardiman, 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :


Rajawali Pres

Sanjaya, H.Wina. 2011, Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Kencana


Prenada Media Group

Wiriaatmadja, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Aunurrahman, 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Dimyati, dan Mudjiono, 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

Susanto, Ahmad. 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Prenadamedia Group

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2009.Strategi Belajar Mengajar.


Bandung: Refika Aditama

Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Jihad, Asep dan Abdul haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:


Multi Pressindo

Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP)


Press

Sanjaya, H.Wina. 2012. Strategi Pembelajaran.Jakarta: Kencana Prenada


Media Group

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Susanto, Ahmad. 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Prenadamedia Group

Taufik, 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Inti Prima

, 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi aksara

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

109
Lampiran 1

Lembar Observasi Prasiklus

Data Hasil Siswa


Butir Pengamatan (Indikator)
No Nama Anak 1 Pengamatan
Butir 2 3
(Indikator) 4 Total Skor
1 Ahmad.F 1 2 1 1 5 42
2 Ananda.N 1 1 1 1 4 33
3 Ahmad.W 1 1 2 1 5 42
4 Ahmad.F 1 1 1 2 5 42
5 Anastasya.F 2 2 1 1 6 50
6 Cintya.F 2 1 1 1 5 42
7 Doni.E 1 1 1 2 5 42
8 Dian.A 2 1 1 1 5 42
9 Dedi.A 3 2 2 2 9 75
10 Endi.S 2 2 1 1 6 50
11 Eva.S 1 1 1 1 4 33
12 Farhan.R 1 2 2 1 6 50
13 Fuji Hasti 1 2 1 1 5 42
14 Gregorius.A 3 2 2 2 9 75
15 Hasan.B 1 1 1 1 4 33

110
16 Hani Oktavia 2 1 2 1 6 50
17 Irma.S 1 2 1 1 5 42
18 Muhamad.T 1 1 1 1 4 33
19 Muhamad.S 2 1 2 1 6 50
20 Muhamad.E 1 2 1 1 5 42
21 Muhamad.F 1 1 1 2 5 42
22 Muhamad.F 2 2 2 3 9 75
23 Muhamad.M 1 2 2 1 6 50
24 Maria.N 2 1 2 1 6 50
25 Nur.F 2 3 2 2 9 75
26 Putri.S 2 1 1 1 5 42
27 Rizki.P 1 1 2 1 5 42
28 Rio.M 2 1 2 1 6 50
29 Siti.K 2 1 1 1 5 42
30 Sri.K 2 1 1 1 5 42
Jumlah 47 43 42 38 170 1417

Rata-rata 1,6 1,4 1,4 1,3 5,7 47

111
Lampiran 2

Lembar Observasi Siklus I

Data Hasil Siswa


Butir Pengamatan (Indikator)
No Nama Anak
1 2 3 4 Total Skor
1 Ahmad.F 3 2 2 3 10 83
2 Ananda.N 1 2 2 2 7 58
3 Ahmad.W 1 1 2 1 5 42
4 Ahmad.F 1 2 2 2 7 58
5 Anastasya.F 2 3 2 3 10 83
6 Cintya.F 2 1 1 2 6 50
7 Doni.E 3 2 2 2 9 75
8 Dian.A 2 1 1 2 6 50
9 Dedi.A 3 2 3 2 10 83
10 Endi.S 2 2 3 2 9 75
11 Eva.S 1 2 1 2 6 50
12 Farhan.R 2 2 2 2 8 67
13 Fuji Hasti 1 2 1 2 6 50
14 Gregorius.A 3 2 3 2 10 83
15 Hasan.B 2 2 3 2 9 75
16 Hani Oktavia 2 1 2 1 6 50
17 Irma.S 1 2 1 2 6 50
18 Muhamad.T 2 3 3 2 10 83
19 Muhamad.S 2 1 2 2 7 58
20 Muhamad.E 2 2 3 2 9 75
21 Muhamad.F 2 1 2 2 7 58
22 Muhamad.F 2 3 2 3 10 83
23 Muhamad.M 2 2 2 3 9 75
24 Maria.N 2 1 2 2 7 58
25 Nur.F 2 3 2 3 10 83
26 Putri.S 2 1 1 2 6 50
27 Rizki.P 3 2 2 2 9 75
28 Rio.M 2 1 2 3 8 67
29 Siti.K 3 3 2 2 10 83
30 Sri.K 2 1 3 2 8 67
Jumlah 60 55 61 64 240 2000
Rata-rata 2,0 1,8 2,0 2,1 8,0 67

112
Lampiran 3

Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I

SKOR PERSENTASE KRITERIA


NO NAMA ANAK KKM
TIDAK
PRA PRA
SIKLUS I SIKLUS I TUNTAS TUNTA
SIKLUS SIKLUS
S
1 Ahmad.F 70 5 76 42 83 √ -
2 Ananda.N 70 4 76 33 58 - √
3 Ahmad.W 70 5 78 42 42 - √
4 Ahmad.F 70 5 79 42 58 - √
5 Anastasya.F 70 6 81 50 83 √ -
6 Cintya.F 70 5 81 42 50 - √
7 Doni.E 70 5 82 42 75 √ -
8 Dian.A 70 5 83 42 50 - √
9 Dedi.A 70 9 88 75 83 √ -
10 Endi.S 70 6 86 50 75 √ -
11 Eva.S 70 4 85 33 50 - √
12 Farhan.R 70 6 88 50 67 - √
13 Fuji Hasti 70 5 88 42 50 - √
14 Gregorius.A 70 9 93 75 83 √ -
15 Hasan.B 70 4 89 33 75 √ -
16 Hani Oktavia 70 6 92 50 50 - √
17 Irma.S 70 5 92 42 50 - √
18 Muhamad.T 70 4 92 33 83 √ -

113
19 Muhamad.S 70 6 95 50 58 - √
20 Muhamad.E 70 5 95 42 75 √ -
21 Muhamad.F 70 5 96 42 58 - √
22 Muhamad.F 70 9 101 75 83 √ -
23 Muhamad.M 70 6 99 50 75 √ -
24 Maria.N 70 6 100 50 58 - √
25 Nur.F 70 9 104 75 83 √ -
26 Putri.S 70 5 101 42 50 - √

27 Rizki.P 70 5 102 42 75 √ -
28 Rio.M 70 6 104 50 67 - √
29 Siti.K 70 5 104 42 83 √ -
30 Sri.K 70 5 105 42 67 - √
Jumlah Nilai 2100 170 2735 1420 1997
Nilai Rata-rata 70 5,67 91,17 47 67
Jumlah Siswa Yang Tuntas 4 14
Jumlah Siswa Yang Tidak
Tuntas 26 16
Prosentase Keuntungan 47,0% 66,7%
Prosentasi Ketidaktuntasan 53,0% 33,3%

114
Lampiran 4

Dokumentasi Foto Penelitian

Siswa mengajukan pertanyaan dan dilanjutkan dengan Tanya jawab

Peneliti sedang memberikan materi pelajaran

115
Siswa sedang berdo’a sebelum pembelajaran dimulai

116
Setelah kegiatan selesai dilanjutkan dengan foto berma siswa dan
kolaborator

117
Alat Peraga Maket Gerhana

118
Lampiran 5

Silabus

PERANGKAT PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK
DENGAN TEMA : DIRI SENDIRI

Mata Pelajaran : Tematik

Satuan Pendidikan : SD/MI

Kelas/Semester : II / 1

Nama Guru : ...........................

NIP/NIK : ...........................

Sekolah : ...........................

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

119
Lampiran 6

Materi Bahan Ajar

Materi IPS kelas 2 SD : “DOKUMEN DIRI DAN KELUARGA”


BAB I “ DOKUMEN DIRI DAN KELUARGA”

Standar kompetensi Kompetensi Dasar


1. Memahami peristiwa 1.1 Memelihara dokumen dan koleksi
penting dalam keluarga secara benda berharga miliknya.
kronologis.

1. Dokumen

Dokumen adalah sesuatu yang tertulis atau tercatat dan dipakai sebagai bukti
nyata.
Dokumen dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Dokumen pribadi , seperti foto, akta kelahiran, piagam, ijazah,
KTP, rapor, SIM, dll.
2. Dokumen keluarga , seperti album, kartu keluarga, sertifikat
rumah, dll.

• Koleksi Benda Berharga

Koleksi benda berharga adalah benda-benda yang kita miliki yang dianggap
mempunyai nilai tambah.

Benda berharga dalam keluarga, antara lain :


1. Televisi
2. Mobil
3. Lemari es ( kulkas )
4. Uang
5. Jam dinding
6. Perhiasan
7. Telepon, dll.

• Cara Memelihara Dokumen dan Koleksi Benda Berharga

1. Foto : dimasukkan album, disampul plastik, dimasukkan pigura, dll.


2. Akta kelahiran, piagam, ijazah, KTP, Kartu Keluarga, SIM, dan STNK :
dilaminating
3. Album, BPKB, kartu nikah, sertifikat, dan rapor : disampul
4. Patung , uang, piala, perhiasan : dimasukkan lemari
5. Guci, radio : diletakkan di atas buffet

120
6. Jam dinding ditempel di tembok

• Cara menjaga kebersihannya :

1. Dokumen sebaiknya diperiksa satu bulan sekali atau dua bulan sekali
2. Benda-benda berharga dibersihkan minimal seminggu sekali.

• Tujuan memelihara dokumen dan benda berharga :

1. Dokumen tidak tercecer


2. Dokumen terjaga kerapiannya
3. Dokumen terjaga kebersihannya
4. Dokumen awet dan tahan lama
5. Dokumen tidak mudah rusak
6. Dokumen tidak hilang
7. Dokumen mudah diambil bila perlu.

• Tempat Menyimpan dokumen dan Barang Berharga


1. Map
2. Dompet
3. Album
4. Lemari
5. Buffet
6. Kotak
7. Koper, dll.

121
Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
Satuan Pendidikan : SD
Kelas : II ( Dua )
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Tema : -
Semester : I (satu)
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan ( 2 x 35 menit )

A. Standar Kompetensi
3. Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.

B. Kompetensi Dasar
3.1. Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya

C. Indikator
• Memelihara dokumen pribadi
• Memelihara dokumen keluarga

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran siswa dapat :
1. Memelihara dokumen pribadi
2. Memelihara dokumen keluarga

E. Materi Pembelajaran
Memelihara dokumen pribadi dan keluarga.
1. Dokumen pribadi misalnya : Foto pribadi, Ijazah, Piagam, alat mainan, SIM, Akte
Kelahiran, KTP, Raport.
2. Dokumen keluarga, misalnya : KSK, Surat Nikah, BPKB, Sertifikat tanah, Surat
berharga lainnya.

F. Metode Pembelajaran
a) Diskusi ; digunakan guru dalam memberi tugas kepada anak untuk membedakan
dokumen sesuai pemanfaatannya.
b) Demonstrasi ; digunakan guru dalam memberi tugas kepada anak untuk
mengidentifikasi dokumen pribadi dan dokumen keluarga.
c) Pemberian tugas ; digunakan guru dalam memberi tugas kepada anak untuk
menyimpan dokumen pribadi dan dokumen keluarga sesuai tempat semestinya.

G. Langkah-langkah Kegiatan :

122
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
Memotifasi
➢ Menggali pengetahuan siswa tanya jawab tentang
- Pernahkah kalian berfoto bersama keluargamu.
➢ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
➢ Siswa disuruh mengeluarkan dokumen yang dibawa, misal foto, foto copy KTP, Album

2. Kegiatan Inti ( 50 menit )


➢ Guru memberikan informasi / penjelasan singkat, tentang materi dokumen pribadi dan
dokumen keluarga
Dokumen adalah barang-barang penting yang harus disimpan
Dokumen pribadi adalah ; dokumen yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan diri
sendiri
Dokumen keluarga adalah ; dokumen yang dapat digunakan oleh keluarga
➢ Guru membagikan LK pada tiap-tiap kelompok
➢ Siswa mengerjakan LK secara berdiskusi, guru mbimbingan kelompok yang belum
bisa dan memberikan penguatan bagi kelompok yang sudah bisa.
➢ Wakil kelompok melaporkan hasil kerjanya secara bergantian
➢ Kelompok yang lain memberikan tanggapan
➢ Siswa memejangkan hasil LK yang telah dilaporkan
➢ Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

3. Penutup ( 10 menit )
➢ Guru memberikan penguatan, bahwa dokumen baik pribadi maupun keluarga sangat
penting dan harus disimpan dengan baik.
➢ Guru memberi lembar soal evaluasi mandiri
➢ Tindak lanjut ;
Tugas : anak ditugaskan untuk menyimpan dokumen-dokumen yang ada di rumah
masing-masing dengan benar
➢ Pesan moral :

H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran :


1. Sumber Belajar :
a) KTSP
b) Silabus

123
c) RPP
d) Buku Paket IPS Kelas 2
e) Lingkungan sekitar
f) Lim kertas

2. Media Pembelajaran :
a) Gambar dokumen pribadi dan dokumen keluarga
b) Tas
c) Dompet
d) Album
e) Pigora
f) Foto
g) Foto copy KTP, SIM, STNK

I. Penilaian :

1. Penilaian Proses :
Penilaian ini dilakukan oleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung,untuk
mengendalikan pelaksanaan PBM agar tujuan pembelajaran tercapai.
2. Penilaian Hasil :
a) Soal tes tertulis,
b) Bentuk soal jawaban singkat
c) Jumlah soal 5

Bekasi,
2017
Mengetahui, Guru Kelas 2
Kepala Sekolah

Hj.N.NURMANIH,S.Pd I SITI NURJANAH,S.Pd I


NIP. 196208021984122006 NIP. 19840322 200801
2001

124
Lampiran 8

Lembar Kerja Siswa


1. Tempelkan foto yang kalian bawa pada tempat yang telah tersedia

Tempat dokumen pribadi

Tempat dokumen keluarga

2. Jodohkanlah gambar yang ada di sebelah kiri dengan pernyataan yang ada di sebelah
kanan dengan memberi anak panah secara benar

Kiri Kanan

1. Dompet

125
2. Pigora
1.

3. Lemari

2.

3.

J. SOAL TES TULIS ( Bisa dibacakan oleh guru )

No Pertanyaan Kunci Skor


Jawaban

1 Ijazah TK adalah termasuk dokumen ................. Pribadi 2


2 Kartu Susunan Keluarga ( KSK ) adalah termasuk Keluarga 2
dokumen ........................
3 Pigora digunakan untuk menyimpan............................ Foto 2
4 Agar tidak melanggar aturan Lalu lintas pengendara
sepeda motor harus membawa STNK dan ...................... SIM 2
5 Foto-foto yang kalian miliki harus disimpan di ................ Album 2

Jumlah skor 10

K. Kriteria Penilaian

1. Siswa menjawab benar, 1 soal diberi nilai 2


2. Siswa menjawab salah, 1 soal diberi nilai 0
3. Siswa menjawab benar, 5 soal diberi nilai 10

126
Lampiran 9

Surat Ijin Penelitian

127
Lampiran 10

128
Surat Keterangan Setelah Melakukan Penelitian

Lampiran 11

129
130
Lampiran 12

Kartu Menyaksikan Ujian Skripsi

131
Lampiran 13

Catatan Kolaborator

132
Lampiran 14

Daftar Riwayat Hidup Kolaborator

Nama : Siti Nurjanah, S.Pd. SD

Tempat/tanggal lahir : Bekasi, 22 Maret 1984

Agama : Islam

Alamat : Pondok Ungu Jl. Musholla

Kel. Medan Satria, Kecamatan Medan Satria

Kota Bekasi - 17131

Riwayat Pendidikan

1. SDN Medan Satria II Tahun 1996


2. MTsN Sulamul Istiqomah Tahun 1999
3. MA Sulamul Istiqomah Tahun 2002
4. Universitas Terbuka Tahun 2013

Riwayat Pekerjaan

1. Guru di SDN Pejuang IV Kota Bekasi, Sejak Tahun 2005


hingga sekarang.

133
Lampiran 15

Daftar Riwayat Hidup Penulis

Nama : Wina Sukmanasari

Tempat/tanggal lahir : Kuningan, 07 Juli 1987

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pejuang VIII

Kel.Pejuang Kecamatan
Medan Satria

Kota Bekasi - 17131

Riwayat Keluarga

1. Orang Tua : a. Ayah : Alm. Supadi


b. Ibu : Aisah
2. Saudara : Dani Sukmawandani
Alm. Tati Sukmawati

Riwayat Pendidikan

1. SDN Subang I, Tahun 1999


2. MTsN Subang, Tahun 2002
3. MAN Buntet Pesantren Cirebon, Tahun 2005
4. Diterima di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta tahun 2013

Riwayat Pekerjaan

1. Guru di SDN Pejuang IV Kota Bekasi, Sejak Tahun 2007


hingga sekarang.

134

Anda mungkin juga menyukai