Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP

MOTIVASI MENGHAFAL AL-QUR’AN SISWA KELAS


TAHFIDZ TPQ BAITUL HAKIM KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Oleh :
SATRIA PUTRA
NIM: 2016.103.01.1.3340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL HAKIM (IAI NH)
KEDIRI LOMBOK BARAT NTB
2020/2021

i
ii
PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP
MOTIVASI MENGHAFAL AL-QUR’AN SISWA KELAS
TAHFIDZ TPQ BAITUL HAKIM KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI
Di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh :
SATRIA PUTRA
NIM: 2016.103.01.1.3340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL HAKIM (IAI NH)
KEDIRI LOMBOK BARAT NTB
2021

iii
iv
NOTA DINAS PEMBIMBI
v
Skripsi Oleh : Satria Putra, NIMKO : 2016.103.01.1.3340 telah dipertahankan d
vi
PERNYATAAN KEASLIA
vii
MOTO

‫يَآ أيهاالذين آمنوااتقوهللاا ولتنظرنفس ما قدمت‬


1
‫لغد واتقوهللاا وهللاا خبير بما تفعلون‬
Wahai orang-orang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (Akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

1
QS. Al-Hasyr (59): 18. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya, (Jakarta: Penerbit Lentera Hati,
2010), hlm. 548.

viii
PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini


untuk Allahku, Emak Abahku,
semua Guruku, dan Dosen yang
telah membimbingku serta
semesta”

ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan
semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua
pengikutnya. Aamiin...
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan
pengharaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu, yaitu mereka antara lain adalah :
1. TGH. Nurul Mukhlisin, Lc. MA. Rektor INSTITUT AGAMA ISLAM
NURUL HAKIM yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut
ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di
kampus tanpa pernah selesai.
2. Weli Arjuna Wiwaha, M.Pd.I dan Mirftahul Jannah, M.SI Selaku
pembimbing. Bimbingan, motivasi, dan koreksi yang mendetail, terus
menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban
menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
3. Emak dan abah saya yang sudah mensupport saya melalui do’a, materi, dan
kasih sayang yang mereka berikan kepada saya agar saya cepat selesai
menyelesaikan sekripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah Subhanahuwata’ala. Dan semoga karya ilmiyah ini
bermanfaat bagi semesta. Aamiin...
Kediri, ..................................
Penulis

x
ABSTRAK

Satria Putra, NIM: 2016.103.01.1.3340 Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Terhadap


Motivasi Menghafal Al-Qur’an Siswa Kelas Tahfidz TPQ Baitul Hakim Kediri
Tahun Ajaran 2020/2021. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Nurul Hakim. Pembimbing: (I) Weli Arjuna Wiwaha,
M.Pd.I., (II) Miftahul Jannah, M.Si.

Kata Kunci: Pergaulan Teman Sebaya, Motivasi Menghafal Al-Qur’an

Pergaulan Teman Sebaya seperti biasa sangat sering terjadi di kalangan anak-
anak, Remaja, maupun dewasa karena pergaulan teman sebaya tidak bisa di pungkiri
bahwa bisa menimbulkan pertemanan yang sangat erat dan bisa bertukar fikiran
karena berteman dengan seumuran itu masih bisa dikatakan sepemikiran karena
pengalaman yang didapat masih sama atau beda beda tipis. Akan tetapi jika kita
melihat dari pergaulan teman sebaya yang berada di kalangan anak-anak. Karena
mereka masih memikirkan banyak bermain sehingga bisa menimbulkan pengaruh
terhadap teman yang satu ke teman yang lainnya, entah pengaruh itu negatif maupun
positif. Karena saya sendiri menjadi guru di TPQ Baitul Hakim dan melihat secara
langsung keberlangsungan belajar anak-anak TPQ jadi atas dasar inilah peneliti
mengangkat permasalahan ini, dengan rumusan masalah apa pengaruh pergaulan
teman sebaya terhadap motivasi menghafal Al-Qur’an pada siswa tahfidz TPQ Baitul
Hakim Kediri tahun pelajaran 2020/2021
Kajian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengutamakan data-data
dari hasil nilai angket yang sudah dibagikan kepada anak kelas tahfidz sejumlah 25
siswa yang akan diteliti pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap motivasi
menghafal Al-Qur’an pada siswa tahfidz TPQ Baitul Hakim Kediri tahun pelajaran

xi
2020/2021. Oleh karena itu, prosedur pengumpulan data melalui obsevasi,
dokumentasi dan angket.
Penelitian ini menemukan bahwa pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap
motivasi menghafal Al-Qur’an, karena pergaulan sangat berperan penting dalam
mempengaruhi motivasi anak untuk melakukan aktivitas yang mereka lakukan.
Hanya saja kendala yang ditemukan adalah ada sebagian anak yang cenderung
bermain dan mempengaruhi anak yang rajin menghafal Qur’an/belajar Qur’an untuk
bermain bersamanya.

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.......................................................... i

HALAMAN LOGO............................................................................... ii

HALAMAN JUDUL............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................. iv

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING..................................... v

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI........................... vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN........................................ vii

HALAMAN MOTTO........................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................... ix

KATA PENGANTAR.......................................................................... x

ABSTRAK............................................................................................. xii

DAFTAR ISI.......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................... 4

C. Tujuan Penelitian....................................................... 4

D. Manfaat Penelitian..................................................... 5

E. Definisi Operasional.................................................. 6

xiii
1. Pengertian Pergaulan Teman Sebaya................... 6

2. Penertian Motivasi Menghafal............................. 7

3. Pengertian Al-Qur’an........................................... 8

F. Telaah Pustaka........................................................... 9

BAB II KERANGKA TEORI

A. Pergaulan Teman Sebaya.......................................... 12

B. Ciri-ciri dan Fungsi Teman Sebaya.......................... 14

C. Indikator Pergaulan Teman Sebaya.......................... 18

D. Hipotesis Penelitian.................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian....................................................... 26

B. Populasi dan Sampel Penelitian................................. 27

1. Populasi................................................................ 27

2. Sampel.................................................................. 27

3. Instrumen Penelitian............................................. 28

4. Teknik Pengumpulan Data................................... 30

a. Kuisioner........................................................ 30

b. Dokumentasi.................................................. 32

5. Analisis Data........................................................ 32

a. Statistik Deskriptif......................................... 32

b. Asumsi Klasik................................................ 33

xiv
BAB IV PROFIL

A. Deskripsi Lokasi......................................................... 38

1. Latar Belakang Berdiri TPQ Baitul Hakim.......... 38

2. Profil TPQ............................................................. 38

3. Keadaan Siswa TPQ Baitul Hakim....................... 40

4. Keadaan Guru TPQ Baitul Hakim......................... 40

5. Keadaan Sarana Prasarana..................................... 41

6. Struktur Organisasi TPQ Baitul Hakim................. 42

BAB V PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

A. Pengumpulan Data...................................................... 45

B. Penyajian Data............................................................ 45

1. Data Hasil Angket................................................ 45

2. Statistik Deskriptif............................................... 48

C. Hasil Uji Validitas...................................................... 54

D. Hasil Pengujian Realibilitas........................................ 56

E. Asumsi Klasik............................................................. 57

1. Uji Normalitas...................................................... 57

2. Uji Heteroskedastisitas......................................... 58

3. Uji Hipotesis......................................................... 59

4. Koefisien Determinasi.......................................... 60

5. Analisis Regresi Linier Sederhana....................... 60

F. Pembahasan................................................................ 62

xv
1. Adanya Pergaulan Teman Sebaya........................ 62

2. Lingkungan.......................................................... 63

3. Orang Tua............................................................. 63

BAB VI KESIMPULAN

A. Kesimpulan................................................................ 66

B. Saran.......................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia menurut Undang Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan menghafal Al-Qur’an agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. Sedangkan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang

dalam pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang bertanggung

jawab. Pendidikan merupakan hal yang krusial bagi perkembangan

individu dan negara.2

Untuk memenuhi tujuan menghafal Qur’an, kepala TPQ (Taman

Pendidikan Qur’an) wajib menyediakan sarana dan prasarana yang

memadai. Selain itu, Kepala TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) juga

melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan motivasi menghafal siswa

2
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional babII pasal 1

1
2

di TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) baik melalui peningkatan kualifikasi

guru, modifikasi metode meghafal, dan lain sebagainya. Dalam modifikasi

cara mengajar, pengembangan mengajar dan metode menghafal Al-Qur’an

dilakukan untuk peningkatan motivasi menghafal sehingga dapat

meningkatkan hafalan Anak.

Pelajaran menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu pelajaran

yang berperan penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang ayat-ayat

Al-Qur’an. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya masih ditemukan beberapa

masalah seperti yang ditemukan di TPQ Baitul Hakim Kediri di Dusun

Sedayu Utara, Desa Kediri Selatan, Kecamatan Kediri, Kabupaten

Lombok Barat. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bulan

Mei 2020, peneliti menemukan beberapa masalah:

Pertama, sebagian besar siswa masih menganggap Pembelajaran

Menghafal Qur’an sebagai mata pelajaran yang sulit. Selain itu, terdapat

pula beberapa siswa yang mengatakan bahwa mereka suka pembelajaran

Menghafal. Beberapa siswa mengatakan bahwa sangat lama proses mereka

untuk menghafal.

Kedua, banyak siswa masih belum tau bagaimana metode yang

tepat untuk bisa menghafal dengan cepat akan tetapi hafalan mereka kuat.

Ketitga, saat sesi menghafal berlangsung sebagian siswa

menggunakan waktu menghafalnya untuk bermain dan ngobrol bersama

temannya, akan tetapi motivasi menghafalnya semakin naik.


3

Dalam penelitian ini, pergaulan teman sebaya merupakan salah

satu faktor yang diduga memberikan pengaruh terhadap motivasi

menghafal Al-Qur’an. Berdasarkan hasil jawaban angket yang peneliti

berikan kepada siswa kelas Tahfidz ditemukan beberapa peningkatan pada

siswa kelas Tahfidz Putra TPQ Baitul Hakim Kediri Selatan, Kecamatan

Kediri, Kabupaten Lombok Barat perihal pergaulan teman sebaya, yaitu:

Pertama, siswa memiliki intensitas bertemu yang tergolong tinggi

karena sebagian besar siswa memiliki letak rumah yang tidak jauh satu

sama lain dan dekat dengan TPQ (Taman Pendidikan Qur’an). Aktivitas

yang dilakukan siswa di luar TPQ adalah bermain dan belajar, akan tetapi

lebih dihabiskan untuk bermain. Hanya beberapa siswa yang memiliki

prestasi menghafal rendah yang jarang melakukan aktivitas menghafal di

rumahnya.

Kedua, siswa yang memiliki nilai hafalan yang rendah cenderung

berteman dengan siswa lainnya yang sering masuk TPQ Baitul Hakim,

karena itu pembahasannya tentang hafalan dan pembelajaran tahsin.

Ketiga. Siswa yang memiliki hafalan yaang rendah cendreung

lebih banyak bermain di saat waktu menghafal.

Peneliti memilih kelas Tahfidz Putra TPQ Baitul Hakim disini

untuk menjadi terget peneliti karena peneliti menemukan berbagai masalah

yaitu terkait dengan pengaruh motivasi anak dalam belajar atau menghafal

Al-Qur’an yang seiring waktu berubah-ubah karena hal yang

mempengaruhinya yaitu pergaulan teman sebaya, karena peneliti di tepmat


4

itu adalah sebagai guru kelas untuk belajar Al-Qur’an dan juga mendidik

siswa, jadi peneliti tau dan faham apa saja yang terjadi di lingkup TPQ

(Taman Pendidikan Qur’an) itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka lahirlah

judul “Pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap motivasi menghafal Al-

Qur’an siswa kelas Tahfidz Putra TPQ Baitul Hakim Kediri Selatan,

Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat”.3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah, maka rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah :

“Apa pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap motivasi

menghafal Al-Qur’an pada siswa kelas Tahfidz Putra TPQ Baitul Hakim

Kediri Selatan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk :

Mengetahui pengaruh terhadap motivasi menghafal Al-Qur’an

pada siswa kelas Tahfidz Putra TPQ Baitul Hakim Kediri Selatan,

Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian

3
Observasi di TPQ Baitul Hakim (tanggal 20 Juni 2020)
5

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritik

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah serta memperkaya

data penelitian yang sudah ada dan memberikan penjelasan

mengenai pergaulan teman sebaya, motivasi menghafal, serta

pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap motivasi menghafal

siswa kelas Tahfidz.

b. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi

siswa, guru, orang tua, dan peneliti selanjutnya dalam

mendapatkan informasi mengenai pengaruh pergaulan teman

sebaya terhadap motivasi menghafal.

2) Manfaat bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pertimbangan siswa dalam memilih teman bergaul yang

mampu membawa pengaruh positif bagi dirinya sendiri

maupun kepada teman sebaya lainnya.

3) Manfaat bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai acuan dalam membuat metode atau kegiatan menghafal

yang dapat mendorong motivasi menghafal Al-Qur’an.

4) Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan

orang tua untuk membatasi pergaulan anaknya sehingga anak

tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak baik.


6

5) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sumber

inspirasi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang lebih

kreatif dan inovatif.

E. Definisi Operasional

1. Pengertian Pergaulan Teman Sebaya

Pergaulan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

berasal dari kata dasar gaul yang artinya hidup berteman atau

bersahabat.4 Sedangkan pergaulan merupakan salah satu cara

seseorang untuk berhubungan dengan lingkungannya. Dalam

menunjang aktivitas sosialnya, seorang individu perlu melakukan

pergaulan dengan individu lainnya. Perkembangan sosial anak

meningkat ketika memasuki usia sekolah dimana anak sudah

memasuki masa belajar dan cenderung berhubungan dengan lingkup di

luar keluarga seperti dengan teman sebayanya. Pada masa anak-anak,

teman sebaya terbentuk dengan sendirinya dan biasanya terdiri dari

anak-anak yang memiliki kesamaan ras, asal etnis, dan status sosial

ekonomi. Anak-anak tersebut biasanya memiliki usia yang sama.

Teman sebaya sering didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki

kesamaan tingkat usia. Teman sebaya lebih ditekankan pada kesamaan

tingkah laku atau psikologis.

2. Pengertian Motivasi Menghafal

4
W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 1982) h. 302
7

Motivasi berasal dari bahasa yunani yaitu Movere yang berarti

bergerak. Motivasi merupakan kondisi psikologis yang menimbulkan,

mengarahkan, dan mempertahankan tingkah laku tertentu. motif

sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi saling

berkaitan dengan faktor lain. Hal-hal yang mempengaruhi motif di

sebut motivasi, motif adalah daya penggerak pada diri seseorang untuk

menghafal yaitu berusaha meresapkan ingatan ke dalam fikiran agar

selalu ingat.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian menghafal

adalah berusaha meresapkan kedalam fikiran agar selalu ingat.5

Menurut Zuhairini dan Ghofir sebagaimana yang dikutip oleh

Kamilhakimin Ridwal Kamil dalam bukunya yang berjudul Mengapa

Kita Menghafal (tahfizh) Al-Qur’an, istilah menghafal adalah suatu

metode yang digunakan untuk mengingat kembali sesuatu yang pernah

dibaca secara benar seperti apa adanya. Metode tersebut banyak

digunakan dalam usaha untuk menghafal Al-Qur’an dan Al-Hadits.6

Dalam bahasa Arab, menghafal menggunakan terminologi al-

Hifzh yang artinya menjaga, memelihara atau menghafalkan. Sedang

Al-Hafizh adalah orang yang menghafal dengan cermat, orang yang

selalu berjaga-jaga, orang yang selalu menekuni pekerjaannya. Istilah

Al-Hafizh ini dipergunakan untuk orang yang hafal Al-Qur’an tiga

puluh juz tanpa mengetahui isi dan kandungan Al-Qur’an. Sebenarnya

5
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press,tt), h. 307.
6
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal-tahfidzh-al-qur%E2%80%99an/(02Maret2014)
8

istilah Al-Hafizh ini adalah predikat bagi sahabat Nabi yang hafal

hadits-hadits shahih (bukan predikat bagi penghafal Al-Qur’an).7

3. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci utama dalam agama

islam, yang umat muslim percaya bahwa kitab ini di turunkan oleh

Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini terbagi menjadi

beberapa surah atau bab dan setiap suratnya terbagi kedalam beberapa

ayat.

Secara bahasa diambil dari kata: ‫ ا قر‬- ‫ يقرا‬-‫ قراة‬-‫ وقرانا‬yang

berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada

umat Islam untuk membaca Alquran. Alquran juga bentuk mashdar

dari ‫ القراة‬yang berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan

demikian sebab seolah-olah Alquran menghimpun beberapa huruf,

kata, dan kalimat secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar.8 Oleh

karena itu Alquran harus dibaca dengan benar sesuai sesuai dengan

makhraj dan sifat-sifat hurufnya, juga dipahami, diamalkan dalam

kehidupan sehari-hari dengan tujuan apa yang dialami masyarakat

untuk menghidupkan Alquran baik secara teks, lisan ataupun budaya.

Menurut M. Quraish Shihab, Alquran secara harfiyah berarti

bacaan yang sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang

tepat, karena tiada suatu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca

7
Ahmad Warson Munawir, Almunawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), h. 279.
8
Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 17
9

lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Alquran, bacaan

sempurna lagi mulia.9

Dan juga Alquran mempunyai arti menumpulkan dan

menghimpun qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan katakata

satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih. Quran

pada mulanya seperti qira’ah, yaitu mashdar dari kata qara’a, qira’atan,

qur’anan.10

F. Telaah Pustaka

Berdasarkan hasil pencarian literature yang di lakukan penulis, maka

terdapat hasil penelitian dan tulisan terdahulu yang mengungkapkan dan

memiliki keterkaitan dengan topik peneliti ini, diantaranya :

1. Skripsi Imam Al Qadr Sidiq.

Dengan Judul Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Terhadap

Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus

Gajah Mada Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen pada Tahun 2016.

Berdasarkan hasil penelitian, Fokus penelitian saya ialah pengaruh

pergaulan Teman sebaya terhadap motivasi menghafal Al-Qur’an

sedangnkan fokus penelitian skripsi ini Pengaruh Pergaulan Teman

Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah

Dasar.

9
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), h. 3
10
Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2015),h.
15
10

a. Persamaan penelitian

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu

sama-sama membahas mengenai pengaruh pergaulan Teman

sebaya dan juga sama-sama menggunakan metode penelitian

kuantitatif.

b. Perbedaan penelitian

Perbedaan Penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu

“Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya terhadap motivasi menghafal

Al-Qur’an” sedangkan pada peneliti ini yaitu “Pengaruh Pergaulan

Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Matematika”.

c. Hasil penelitian

Hasil penelitian dapat dilihat bahwa besaran sumbangan

pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap prestasi belajar

matematika pada siswa kelas V SD Gugus Gajah Mada, Kec.

Tanon, Kab. Sragen adalah sebesar 11,7%. Sedangkan peneliti

disini mendapatkan 62,4%.

2. Skripsi Dwi Wulandari

Dengan Judul Pengaruh Metode An Nashr Terhadap Motivasi

Menghafal Al-Qur’an siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiah Wajak.

Berdasarkan hasil penelitian, Fokus penelitian saya ialah pengaruh

pergaulan Teman sebaya terhadap motivasi menghafal Al-Qur’an

sedangnkan fokus penelitian skripsi ini Pengaruh Metode An Nashr


11

Terhadap Motivasi Menghafal Al-Qur’an siswa Kelas IV di Madrasah

Ibtidaiah Wajak.

a. Persamaan penelitian

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu

sama-sama membahas mengenai pengaruh pergaulan Motivasi

Menghafal Al-Qur’an dan juga sama-sama menggunakan metode

penelitian kuantitatif.

b. Perbedaan penelitian

Perbedaan Penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu

“Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya terhadap motivasi menghafal

Al-Qur’an” sedangkan pada peneliti ini yaitu “Pengaruh Metode

An Nashr Terhadap Motivasi Menghafal Al-Qur’an siswa Kelas IV

di Madrasah Ibtidaiah Wajak”.

c. Hasil penelitian

Hasil penelitian dapat dilihat bahwa besaran sumbangan pengaruh

Metode An Nasr terhadap motivasi menghafal Al-Qur’an pada

siswa kelas IV MI Wajak adalah sebesar 86,4%. Sedangkan

peneliti disini mendapatkan 62,4%


BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pergaulan Teman Sebaya

1. Pengertian Pergaulan Teman Sebaya

Pergaulan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

berasal dari kata dasar gaul yang artinya hidup berteman atau

bersahabat. Sedangkan pergaulan merupakan salah satu cara seseorang

untuk berhubungan dengan lingkungannya.11 Dalam menunjang

aktivitas sosialnya, seorang individu perlu melakukan pergaulan

dengan individu lainnya.

Pergaulan adalah kontak langsung antara individu yang satu

dengan individu atau kelompok lainnya. Pergaulan sebagai suatu

gejala yang lahir karena adanya kontak langsung antara individu-

individu di dalam suatu kelompok masyarakat berdasarkan status

sosial yang dipunyai oleh seseorang. Perkembangan sosial anak

meningkat ketika memasuki usia sekolah dimana anak sudah

memasuki masa belajar dan cenderung berhubungan dengan lingkup

di luar keluarga seperti dengan teman sebayanya.

Pada masa anak-anak, teman sebaya terbentuk dengan

sendirinya dan biasanya terdiri dari anak-anak yang memiliki

kesamaan ras, asal etnis, dan status sosial ekonomi. Anak-anak

tersebut biasanya memiliki usia yang sama. Teman sebaya sering

11
W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 1982) h. 302

12
13

didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan tingkat

usia. Teman sebaya lebih ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau

psikologis. Teman sebaya adalah mereka yang lahir pada waktu yang

sama dan memiliki usia yang sama.

Dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah beberapa orang

dengan tingkat umur yang sama dan memiliki kesamaan tingkah laku

yang melakukan kegiatan atau tindakan secara bersama-sama.12 Orang

yang memiliki usia yang hampir sama dengan temannya, biasanya

mempunyai tingkat perkembangan atau tingkat kedewasaan yang

sama pula. Teman sebaya biasanya merupakan teman yang memiliki

kesamaan status sosial sama dengan dirinya. Teman sebaya pada

umumnya adalah teman sekolah dan atau teman bermain di luar

sekolah.

Menurut peneliti pergaulan teman sebaya adalah kontak

langsung antara individu dengan individu atau kelompok lain yang

memiliki usia, status, pemikiran, dan tingkat kedewasaan yang hampir

sama.

Melalui pergaulan sebayalah anak-anak dan remaja belajar

bagaimana berpergaulan dalam hubungan yang simetris dan timbal

balik. Dengan teman sebaya, anak-anak belajar memformulasikan dan

menyatakan pendapat mereka, menghargai sudut pandang temannya,

12
Jonhn W. Santrock. Perkembangan Anak, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Utama, 2007) h. 205
14

menegosiasikan solusi atas perselisihan secara kooperatif, dan

mengubah standar perilaku yang diterima oleh semua.

Dalam pergaulan dengan teman sebaya, mereka memiliki rasa

suka dan tidak suka dengan teman sebayanya. Wentzel dan Asher

dalam Santrock telah membedakan lima status teman sebaya, yaitu:13

a. Anak-anak populer Sering dinominasikan sebagai sahabat dan

jarang tidak disukai oleh teman sebaya mereka.

b. Anak-anak rata-rata Menerima nominasi positif dan negatif rata-

rata dari teman sebaya mereka.

c. Anak-anak yang diabaikan Jarang dinominasikan sebagai sahabat

tetapi tidak dibenci oleh teman sebaya mereka.

d. Anak-anak yang ditolak Jarang dinominasikan sebagai sahabat

dan dibenci oleh teman sebaya mereka.

e. Anak-anak kontroversial Sering dinominasikan sebagai teman

baik seseorang tapi juga sebagai orang yang tidak disukai.

B. Ciri-Ciri dan Fungsi Pergaulan Teman Sebaya

Ciri-ciri pergaulan teman sebaya adalah sebagai salah satu sumber

tekanan persuasif yang paling kuat yaitu pengaruh dari teman sebaya

merupakan hal yang penting yang tidak dapat diremehkan, opini kelompok

dapat menjadi kekuatan persuasive yang besar dari pada pendapat orang

lain, kelompok sangat efektif untuk menimbulkan perubahan sikap

terutama hal-hal yang bersangkutan dengan tingkat laku, minat dan

13
Jonhn W. Santrock. Perkembangan Anak, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Utama, 2007) h. 211
15

pemikiran, cenderung menilai diri dalam perbandingan dengan kelompok

serta berfungsi sebagai patokan perilaku dan sikap, mempunyai keterikatan

dengan kelompok teman sebayanya yang mencegah seseorang agar tidak

terpengaruh oleh komunikasi yang berasal dari sumber lain, serta

mempunyai efek ganda kelompok pertemanan yaitu mengubah opini agar

menjadi sama dengan opini teman-temannya.

Hubungan dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting

bagi perkembangan pribadi anak. Salah satu fungsi teman sebaya adalah

menyediakan suatu sumber informasi dan perbandingan tentang dunia luar

keluarga.14

Piaget dan Sullivan menyatakan bahwa anak belajar bagaimana

menerima hal-hal yang terdapat pada teman sebayanya dan juga belajar

menanggapinya saat melakukan pergaulan dengan sebayanya. Mereka

menggunakan orang lain sebagai tolak ukur untuk menbandingkan dirinya

dimana proses pembandingan sosial ini merupakan dasar bagi

pembentukan rasa harga diri dan gambaran diri anak. Anak yang

berpergaulan dengan teman sebayanya akan saling menerima umpan balik,

baik dalam bentuk perkataan, tindakan, dan lain sebagainya. Umpan balik

tersebut akan dievaluasi oleh dirinya sendiri dengan melihat apakah yang

mereka lakukan lebih baik, sama saja, atau lebih jelek dari yang dilakukan

oleh teman sebayanya. Dengan proses yang demikian maka anak-anak

akan belajar menentukan sikap yang lebih baik.

14
Slamet Santosa. Dinamika Kelompok. (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) h. 79
16

Pergaulan dengan teman sebaya memiliki enam fungsi, yaitu:

persahabatan (companionship), stimulasi, dukungan fisik, dukungan ego,

perbandingan sosial, dan keintiman/afeksi. Selain itu, fungsi pergaulan

teman sebaya adalah:15

1. Mengajarkan anak bergaul dengan sesamanya. Berpergaulan dengan

teman sebaya dapat membantu anak untuk memberi dan menerima,

baik mengenai pendapat, masukan, dan lain sebagainya. Pergaulan

dengan teman sebaya merupakan persiapan penting bagi seorang anak

untuk menghadapi masa yang akan datang. Seperti hakikatnya bahwa

manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat

hidup sendiri tanpa bantuan makhluk lainnya. Mereka belajar

memberi dan menerima dalam bergaul dengan temannya.

2. Mengajarkan kebudayaan masyarakat. Pergaulan dengan teman

sebaya dapat mengajarkan kebudayaan masyarakat yang bersifat etnik,

kedaerahan, keagamaan, dan lain sebagainya. Anak juga dapat belajar

tentang norma dan nilai di masyarakat sehingga mereka akan

menyesuaikan diri untuk menjadi anak yang diterima di

lingkungannya. Anak akan belajar bagaimana menjadi manusia yang

baik sesuai dengan aturan masyarakat, baik mengenai kejujuran,

keadilan, tanggung jawab, peran sosial menurut jenis kelamin, dan

lain sebagainya.

15
Jonhn W. Santrock. Perkembangan Anak, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Utama, 2007) h. 205
17

3. Mengajarkan mobilitas sosial. Mobilitas sosial merupakan perubahan

status, misal dari status rendah ke status yang lebih tinggi. Mobilitas

sosial dari berhubungan dengan status sosial seseorang. Pergaulan

teman sebaya sering terjadi pada anak-anak yang memiliki status

sosial yang berbeda. Misal seorang anak dari kelas sosial menengah

berteman dengan anak-anak dari kelas sosial atas. Melalui pergaulan

teman sebaya, anak-anak tersebut menangkap nilai-nilai, cita-cita, dan

pola-pola tingkah laku anak-anak dari kelas sosial atas. Apabila nilai-

nilai, cita-cita, dan pola-pola tingkah laku anak-anak dari golongan

kelas sosial atas diadopsi maka tidak menutup kemungkinan anak dari

kelas sosial menengah akan mempunyai motivasi untuk mobilitas

sosial. Dan jika pada akhirnya anak masuk ke dalam status sosial yang

lebih tinggi maka status anak tersebut akan meningkat. Yang

demikianlah disebut dengan mobilitas sosial.

4. Mengajarkan peranan sosial yang baru. Pergaulan dengan teman

sebaya memberi kesempatan bagi anak-anak untuk mengisi peranan

sosial baru. Misal, anak dapat belajar bagaimana menjadi pemimpin

yang baik, dan lain sebagainya.

5. Mengajarkan kepatuhan kepada aturan dan kewibawaan impersonal.

Pergaulan dengan teman sebaya mengajarkan mengenai kewajiban

dan hak seseorang dalam hidup berdampingan. Masyarakat hidup

dengan aturan untuk menjalin kehidupan yang damai. Berpergaulan

dengan teman sebaya mengajarkan seorang anak untuk mengikuti dan


18

menaati aturan yang ada di lingkungannya. Sedangkan kewibawaan

impersonal diperlukan agar orang lain tidak menyepelekan dirinya.

Dengan kewibawaan impersonal, seorang anak belajar menjadi

pemimpin bagi dirinya dan mencoba agar orang lain mau menghargai

keberadaannya.

C. Indikator Pergaulan Teman Sebaya

Indikator pergaulan teman sebaya dapat diturunkan dari kualitas

pengaruh dari pergaulan teman sebaya. Kualitas pengaruh dari pergaulan

teman sebaya dapat meningkat melalui beberapa aspek, antara lain:

1. Dengan siapa dia bergaul.

Hal positif akan muncul apabila siswa bergaul dengan teman

sebayanya yang memiliki prestasi, perilaku, karakter, serta kebiasaan

belajar yang baik. Apabila siswa bergaul dengan teman sebaya yang

demikian maka akan ada kemungkinan bahwa akan terjadi imitasi atas

dasar emosional untuk meningkatkan kebersamaan dan kedekatan.16

2. Apa saja yang dilakukan saat proses pergaulan.

Kegiatan yang mereka lakukan saat melakukan pergaulan akan

menentukan prestasi belajar pula. Apakah kegiatan yang dilakukan

lebih banyak memberikan manfaat atau tidak dan menjadi sarana

untuk mawas diri atau tidak.

3. Seberapa intens mereka melakukan pergaulan.

16
Jonhn W. Santrock. Perkembangan Anak, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Utama, 2007) h. 205
19

Intensitas pertemuan yang cukup sering juga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Munculnya keakraban antar

siswa menyebabkan proses imitasi atas dasar emosional semakin

tinggi.

4. Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya terhadap motivasi menghafal Al-

Qur’an

Untuk anak usia sekolah dasar (7-11 tahun), kegiatan yang

dilakukan biasanya merupakan kegiatan bermain. Kegiatan bermain

sebagai bentuk kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan semata-

mata untuk aktivitas itu sendiri. Dalam proses bermain, anak-anak

dituntut untuk melakukan pergaulan dengan orang di luar

keluarganya, seperti dengan teman sebaya baik di lingkungan sekolah

maupun lingkungan rumah.

Dalam pergaulan teman sebaya, anak dapat mengembangkan

keterampilan bersosialisasi dan menjalin keakraban, meningkatkan

hubungan dengan temannya, mendapatkan rasa kebersamaan, serta

anak termotivasi untuk mencapai prestasi. Prestasi tersebut dapat

berupa prestasi akademik (prestasi belajar) maupun prestasi non-

akademik. Motivasi untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi tentu

dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar itu sendiri. Oleh

sebab itu dapat dikatakan bahwa pergaulan teman sebaya mampu

memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.


20

Akan tetapi, tidak semua hasil pergaulan dengan teman sebaya

bersifat baik, terdapat pula beberapa hasil yang terkadang kurang baik.

Seperti yang dikemukakan oleh Ormrod bahwa teman sebaya dapat

memberikan pengaruh baik, dapat juga pengaruh buruk. Banyak

teman sebaya mendorong kualitas-kualitas yang baik, seperti

membentuk kelompok belajar, kerjasama, menghargai pendapat,

saling menerima satu sama lain, bersifat terbuka, bersikap jujur, dan

bersikap adil. Sedang pengaruh buruk seperti kerjasama dalam

kejelekan, sering menantang orang dewasa, melanggar aturan sekolah,

sering berkata kotor dan tidak senonoh, serta tidak fokus dengan

sekolah.

Pergaulan dengan teman sebaya merupakan salah satu aspek

yang dapat meningkatkan atau merendahkan motivasi menghafal

siswa. Pergaulan teman sebaya mampu memberikan andil dalam

menentukan prestasi belajar siswa. Siswa yang tidak melakukan

pergaulan dengan teman sebayanya cenderung susah dalam

menyelesaikan masalah, karena saat melakukan pergaulan dengan

teman sebayanya seorang anak dapat meminta bantuan temannya dan

terjadi proses kerja sama.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli, maka dapat

disimpulkan bahwa pergaulan yang dilakukan oleh teman sebaya

mampu mendorong siswa untuk belajar, mengerjakan pekerjaan

rumah, membaca buku, dan berkegiatan positif lainnya maka kegiatan


21

tersebut mampu mendorong siswa untuk meningkatkan prestasi

belajar. Yang demikian dapat mendorong para siswa untuk melakukan

persaingan sehat dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi dalam

hal ini yaitu pada pelajaran Menghafal Al-Qur’an.

5. Pengertian Motivasi Menghafal

Motivasi merupakan suatu proses yang mendorong atau

mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan atau mencapai apa yang

diinginkannya baik itu secara positif maupun negatif. Motivasi akan

memberikan perubahan pada seseorang yang muncul akibat dari

perasaan, jiwa dan emosi sehingga mendorong untuk melakukan

tindakan sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan

tujuan tersebut.

Mengantisipasi munculnya motivasi atau keinginan negatif

peserta didik dalam menghafal Qur’an, seorang guru dituntut untuk

tidak hanya mengusai bahan-bahan yang terdapat dalam bidang

studinya saja, melainkan juga harus mampu meyakinkan peserta didik

akan manfaat bidang studi yang mereka pelajari untuk kehidupan

mereka. Dengan meyakini manfaat bidang studi tersebut, pesera didik

akan merasa membutuhkan dan dari perasaan butuh itulah diharapkan

munculnya motivasi positif terhadap menghafal Qur’an.17

17
Ibid h. 2
22

Upaya yang bisa dilakukan seorang guru dalam membentuk

motivasi peserta didik dalam menghafal qur’an adalah dengan cara

menerapkan pendekatan menghafal yang real bagi peserta didik itu

sendiri. Muroja’ah hafalan dan metode menghafal efektif yang bisa

digunakan untuk membuat peserta didik termotivasi untuk menghafal

Qur’an.

6. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an atau Qur’an adalah sebuah kitab suci utama umat

islam, Al-Qur’an yang asal katanya (‫ )قرآ‬yang artinya (Bacaan) ini

dipercayai oleh umat islam bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah

SWT dan Nabi Muhammad SAW di percaya untuk menyebarkan

agama melalui petunjuk yaitu Al-Qur’an, kitab ini terbagi dalam

beberapa Surah (bab) dan setiap surahnya terbagi ke dalam bebeapa

ayat.18

Umat Muslim percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung

oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril,

berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata

selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal 17 Ramadan, saat Nabi

Muhammad SAW berumur 40 tahun hingga wafat pada tahun 632.

Umat Muslim menghormati Al-Qur'an sebagai sebuah mukjizat

terbesar Nabi Muhammad SAW, sebagai salah satu tanda dari

kenabian, dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu)

18
Nasr, Seyyed hossein, (11 April 2007) “Qur’an” id.m.wikipedia.org h. 1
23

yang diturunkan oleh Allah SWT sejak Nabi Adam dan diakhiri

dengan Nabi Muhammad SAW. Kata "Quran" disebutkan sebanyak

70 kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri.

Menurut ahli sejarah beberapa sahabat Nabi Muhammad

memiliki tanggung jawab menuliskan kembali wahyu Allah

berdasarkan apa yang telah para sahabat hafalkan. Setelah Nabi

Muhammad SAW wafat, para sahabat segera menyusun dan

menuliskan kembali hafalan wahyu mereka. Penyusunan kembali Al-

Qur'an ini diprakarsai oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq atas

usulan dari Umar bin Khattab dengan persetujuan para sahabat senior.

Al-Qur’an menjelaskan sendiri bahwa isi dari Al-Qur’an adalah

sebuah petunjuk. Terkadang juga dapat berisi cerita mengenai kisah

bersejarah, dan menekankan pentingnya moral. Al-Qur’an digunakan

bersama dengan hadis untuk menentukan hukum syari'ah. Saat

melaksanakan Solat, Al-Qur’an dibaca hanya dalam bahasa Arab.

Beberapa pakar Barat mengapresiasi Al-Qur’an sebagai sebuah karya

sastra bahasa Arab terbaik di dunia.19

Seseorang yang menghafal isi Al-Qur'an disebut Al Hafidz.

Beberapa umat Muslim membacakan Al-Qur’an dengan bernada, dan

peraturan, yang disebut tajwid. Saat bulan suci Ramadan, biasanya

umat Muslim melengkapi hafalan Dan membaca Al-Qur’an mereka

19
Ibid h. 2
24

setelah melaksanakan shalat tarawih. Untuk memahami makna dari al

quran, umat Muslim menggunakan rujukan yang disebut tafsir.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan bahwa

Alquran adalah bentuk kata benda infinitif (mashdar) dari kata qara`a

(‫ )قرأ‬yang bermakna membaca atau mengumpulkan. Jika Alquran

berasal dari kata qara`a yang bermakna membaca, maka Alquran

berarti sesuatu yang dibaca, sedangkan jika berasal dari kata qara`a

yang bermakna mengumpulkan, maka Alquran berarti sesuatu yang

mengumpulkan, karena Alquran itu berisi kumpulan kisah-kisah dan

hukum.20

Al-Qur'an menjelaskan bahwa kitab ini adalah sebuah

"pembeda" (al-furqān), "buku ibu" (umm al-kitāb), "petunjuk" (huda),

"kebijaksanaan" (hikmah), "pengingat" (Dzikr) dan "wahyu" (tanzīl;

sesuatu yang diturunkan, menandakan sebuah objek yang diturunkan

dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah). Istilah

lainnya yakni al-kitāb (Buku), yang juga digunakan dalam bahasa

Arab untuk skriptur lain, seperti Taurat dan Injil, Kata sifat "Quran"

memiliki transliterasi yang beragam, termasuk "quranic", "koranic",

dan "qur'anic", atau dikapitasisasikan menjadi "Qur'anic", "Koranic",

dan "Quranic". Istilah lain dari Al-Qur'an adalah mushaf ('karya

tulisan'). Transliterasi "Quran" lainnya termasuk "al-Coran", "Coran",

"Kuran", dan "al-Qurʼan".

20
Ibid h. 3
25

Konsep pemakaian kata-kata tersebut dapat juga dijumpai pada

salah satu surah Al-Qur'an sendiri yakni pada Surah Al-Qiyamah ayat

17 dan 18 yang artinya :

"Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur'an (di dalam dadamu) dan

(menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan

Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah

kamu ikuti bacaannya". (Al-Qiyāmah 75:17-18).

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas,

maka peneliti akan mengajukan dua hipotesis, yaitu:

1. Hipotesis alternatif (Ha Pergaulan teman sebaya berpengaruh

signifikan terhadap motivasi menghafal Al-Qur’an pada siswa kelas

Tahfidz Putra TPQ Baitul Hakim Kediri Selatan, Kecamatan Kediri,

Kabupaten Lombok Barat.)

2. Hipotesis nihil (H0 Pergaulan teman sebaya tidak berpengaruh

signifikan terhadap motivasi menghafal Al-Qur’an pada siswa kelas

Tahfidz Putra TPQ Baitul Hakim Kediri Selatan, Kecamatan Kediri,

Kabupaten Lombok Barat.)


26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Metode

Kuantitatif. Metode Kuantitatif dapat di artikan sebagai metode

peneltian yang berlandaskan pada filsafat fositivis, digunakan untuk

meneliti pada polulasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan

sampel pada umumnya di lakukan secara rondom, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif

statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di

tetapkan.21

Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi dan sampel

tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana

untuk menjawab rumusan masalah di gunakan konsep dan teori

sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya di

uji melalui pengumpuan data lapangan. Untuk mengumpulkan data

digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya

di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif

atau infariabel sehingga dapat di simpulkan hipotesis yang di

rumuskan terbukti atau tidak.22

21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2013), h. 13
22
Ibid, h. 8

26
27

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang ingin

diteliti.23 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Tahfidz TPQ Baitul Hakim Kediri Selatan, Kecamatan Kediri,

Kabupaten Lombok Barat. Populasi pada penelitian ini terdiri dari

2 kelas Tahfidz di TPQ Baitul Hakim dengan jumlah keseluruhan

siswa 25 anak.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan

ada sampel jika tidak ada populasi.24 Sampel juga bisa diartikan

sebagian atau wakil dari populasi. Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel

itu, kesimpulannya akan dapat diberlalukan untuk populasi. Untuk

itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

resfrentatif/terwakili.25

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

menggunakan teknik Probality Sampling, yaitu setiap elemen

populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan

23
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, teori dan aplikasi (jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2007) h. 119
24
Ibid, h. 138
25
Sugiono.op,cit, h.81
28

sampel.26 Dalam pengambilan sampel peneliti berpedoman pada

Suhaimi Arikunto yang memberikan anjuran dalam pengambilan

sampel, apabila jumlah subyek kurang dari 100 orang lebih baik

jumlah tersebut diambil semua, sehingga penelitiannya menjadi

penelitian populasi, selanjutnya apabila subyek besar atau lebih

dari 100 orang maka dapat diambil antara 10%, 15% atau 20-25%

atau lebih.

Berdasarkan pendapat tersebut maka sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas tahfidz

TPQ Baitul Hakim Kediri yakni 25 siswa.

3. Instrumen Penelitian

Dalam penlitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen

untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah

instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada

jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitian lima, maka

jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima.

instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran

dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat.27

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah

dengan penyebaran Kuisioner/angket. Metode angket merupakan

instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur

26
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : PT. Rosdakarya, 2014) h. 144
27
Sugiono.op,cit, h.92
29

variabel yang diteliti. Metode ini bertujuan untuk mengetauhi

Pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap motivasi menghafal Al

Qur‟an siswa kelas Tahfidz TPQ Baitul Hakim. Peneliti menggunakan

instrumen berupa angket/kuisioner, pertanyaan dalam angket

dikembangkan atas teori yang relevan. Dalam instrumen ini, peneliti

disini akan menggunakan skalla Likert.

Instrumen skala psikologi menggunakan skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. Biasanya

sikap dalam skala likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif,

netral, sampai ke yang paling positif.

Tabel 4. Favorable dan Unfavorable Skala Likert


Respon Keterangan Favorable Unfavorable
STS Sangat Tidak Sesuai 1 5
TS Tidak Sesuai 2 4
N Netral 3 3
S Sesuai 4 2
SS Sangat Sesuai 5 1

Dalam skala likert yang dimodifikasi, terdapat dua jenis item, yaitu

favorable (F) yaitu hal-hal yang bersifat positif dan unfavorable (UF)

yaitu hal-hal yang bersifat negatif. Respons ‘sesuai’ digunakan untuk

konstrak yang berhubungan dengan diri subjek. Format penskoran

favorable semakin naik dan unfavorable semakin turun. Responden

hanya memberikan tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang

tersedia di lembar instrumen sesuai dengan keadaan dirinya.

4. Teknik Pengumpulan Data


30

Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data

yang diinginkan untuk diteliti. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah

a. Kuisioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tau

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

dihararapkan dari responden.28

1) Kuisioner Pergaulan Teman Sebaya

No Pernyataan STS TS N S SS
Saya beretman dengan teman yang seusia
1
dengan saya
Saya tidak suka berteman dengan teman yang
2
memiliki minat berbeda dengan saya
Saya dan teman-teman sering membicarakan
3
pencapaian hafalan di TPQ
Saya tidak suka berteman dengan teman yang
4 memiliki topik pembicaraan yang berbeda
dengan saya
Saya dan teman-teman mempunyai hobi dan
5
kesukaan kegiatan yang sama
Saya dan teman-teman sering menghafal
6
bersama-sama dengan teman dari pada bermain
Saya sering mengajak teman-teman saya
7
bermain
Saya tidak pernah ikut andil dalam memberikan
8 usul tentang permainan apa yang akan
dimainkan bersama teman
Ketika belajar bersama teman, saya sering
9 memberikan usul atau pendapat saat membahas
hafalan

28
Ibid, h. 142
31

Saya tidak mempunyai inisiatif untuk


10 menentukan tempat dan waktu dalam belajar
bersama teman
Saya lebih suka memiliki teman akrab yang
11
sedikit
Saya tidak pernah menceritakan pengalaman
12
yang telah saya alami kepada sahabat saya

2) Kuisioner Motivasi Menghafal Al-Qur’an

No Pernyataan STS TS N S SS
1 Dalam sehari saya mampu menghafal 5 ayat
Saya mampu memahami 2 ayat beserta artinya
2
dalam sehari
Saya berusaha dengan tekun supaya dapat
3
menghafal dengan lancar
Saya tidak peduli jika teman saya lebih banyak
4
hafalannya dibanding saya
Agar bisa menghafal dengan cepat saya
5
memilih tempat yang saya sukai
Saya melakukan segala cara agar bisa
6
menghafal dengan baik
Saya terus menerus mengulangi ayat-ayat yang
7
sulit sampai hafal
8 Saya menghafal karena keinginan orang tua
Pujian orang lain membuat saya semangat
9
menghafal
Saya akan semakin bersemangat menghafal
10
bila saya mendapatkan hadiah
Dukungan orang tua membuat saya rajin
11
menghafal
Dukungan orang tua membuat saya semangat
12
menghafal
32

b. Dokumentasi

Metode ini digunakan dengan cara memeriksa dan mencatat

dokumen yang ada seperti data administrasi TPQ, data siswa dan

struktur yang ada di TPQ Baitul Hakim serta hal-hal yang

berhubungan dengan penelitian.

5. Analisis Data

Analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau

menguji hipotesis yang telah dirimuskan. Karena datanya kuantitatif,

maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah

tersedia.

Data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier

Sederhana. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data yang

digunakan adalah :

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif disini digunakan untuk menganlisis data

dengan cara mendeskripsikan data yang telah ada. analisis yang

dilakukan penelitian ini dengan menghitung jarak interval. Jarak

interval diketauhi sesuai dengan rumus :

Interval = Skor tertinggi – Skor terendah

Kategori

= 5-1 = 0,8

5
33

Dari hasil perhitungan tersebut menghasilkan rentang

interval sebesar 0,8 dimana interval tersrbut yang akan digunakan

sebagai interprestasi jarak interval sebagai berikut :

1) 1 - < 1,8 = sangat tidak setuju

2) 1,8- <2,6 = tidak setuju

3) 2,6 - < 3,4 = ragu/ Netral

4) 3,4- < 4,2 = setuju

5) 4,2 – 5 = sangat setuju

b. Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetauhi apakah

sebaran data yang ada terdistribusi secara normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data

secara normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan

adalah dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal

dan ploting data rasidual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya.29

29
Imam Ghozali, aplikasi analisis multivariate denganprogram IBM SPSS 20, (semarang: Badan
penerbit, 2012) h. 147
34

Selain itu peneliti juga menggunakan uji statistik non

parametrik Kolmogrov-Smirnov. Dalam penelitian ini

menggnakan SPSS 25.

Dengan pedoman pengambilan keputusan :

a) Nilai sig atau signifikansi atau probabilitas < 0,05.

Distribusi adalah tidak normal

b) Nilai sig atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05.

Distribusi adalah normal.

2) Uji Heteroskedastisitas

Asumsi ini digunakan apabila variasi dari faktor

pengganggu selalu sama dengan data pengamatan yang satu

terhadap pengamatan yang lainnya. Jika ini semua terpenuhi,

berarti variasi faktor penganggu pada kelompok data tersebut

bersifat homoskedastik. Dan jika asumsi ini tidak terpenuhi

maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan ini

ada beberapa faktor pengganggu yang disebut heteroskedasitas.

Dan model regresi yang baik yang homoskedastik dan tidak

terjadi adanya heteroskedastisitas. Menurut pandangan dari

Bhuono untuk dapat mengetauhi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas terdapat beberapa cara, diantara cara

tersebut sebagai berikut :

a. Dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

terikat (ZPRED) dengan residunya (SRESID). Deteksi ada


35

tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat antara ZRESID

dan ZPRED dimana didalam sumbu Y adalah yang

diprediksi dan sumbu X adalah rasidunya.

b. Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik yang akan

membentuk suatu pola yang teratur, maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola

yang jelas secara titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka nol, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan

artinya hal tersebut terbebas dari asumsi klasik

heteroskedastisitas dan layak dgunakan untuk penelitian.30

3) Uji Hipotesis

a) Uji t

Uji t digunakan untuk mengetauhi adanya pengaruh

variabel Independent terhadap variabel dependen. Dan

untuk melihat hasilnya maka hasil t hitung dibandingkan

dengan t tabel, disini jika nilasi sig > 0.05, atau t hitung lebih

besar dari t tabel maka terdapat pengaruh variabel X

terhadap Variabel Y. Besaran t tabel dalam penelitian ini

adalah 5% . dan juga melihat signifikasi p value, jika p

value < 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

30
Agung Bhuono, Strategi jitumemilih Memilih metode dengan Perangkat Lunak (Yogyakarta :
Penenrbit Andi), h. 62
36

Alternatif (Ha) diterima31 disini peneliti menggunakan

SPSS 25 for windows untuk mempermudah penelitian ini.

4) Koefisien Determinasi (R)

Koefisien determinasi adalah sebuah analisis yang

digunakan untuk bisa mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi antara nol sampai satu. Nilai R yang kecil

berarti kemampuan variabel independen dalam menjelelaskan

variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.32

5) Analisis Regresi Linier sederhana

Analisis regresi merupakan alat analisis stastistik yang

memanfaatkan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Tujuannya adalah membuat perkiraan(prediksi) yang dapat

dipercaya untuk nilai suatu variable biasa disebut variabel

terikat atau veriabel dependen atau variabel respon), jika nilai

variabel lain yang berhubungan diketauhi (biasa disebut

variabel bebas atau variabel independen atau variabel

prediktor). dengan kata lain bisa diartikan suatu alat ukur yang

31
anatut Thoifah, Stastistika Pendidikan dan metode penelitian kuantitaf ( malang : Madani,2015)
h. 223
32
Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21 ( semarang : Badan
Penerbit universitas Diponegoro,2013) h. 97
37

juga digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi

antar variabel. Analisis regresi merupakan salah satu analisis

yang bertujuan untuk mengetauhi pengaruh suatu variabel lain.

tujuan lainnya untuk prediksi.33

Bila suatu variabel tidak bebas (Dependent Variable)

tergantung pada satu variabel bebas (Independent Variable)

maka hubungan antara kedua variabel disebut analisis regresi

sederhana.

Rumus regresi linier sederhana :

Y = a + bx

Keterangan :

Y = Variabel Dependen ( nilai yang diprediksikan)

x= Variabel Independen

a = titik potong ( nilai Y apabila X = 0)

b = Koefisien Regresi34

33
anatut Thofifah, op cit, h. 106
34
Elcom, SPSS 18( Yogyakarta : CV Andi Offset) h. 130
38

BAB IV

PROFIL

A. Deskripsi lokasi

1. Latar belakang berdiri TPQ Baitul Hakim Kediri

Mencermati tujuan Pendidikan Nasional yang termuat dalam

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tenang sistem Pendidikan

Nasional dan peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

satandar pendidikan Nasional, dan memperhatikan pula tentang

rencana strategis (Renstra) pembangunan Pemerintah Daerah

Kabupaten Lombok Barat yang menempatkan program pendidikan di

urutan pertama.

Dengan dasar regulasi-regulasi di atas, maka setiap lulusan TPQ

di harapkan menjadi manusia yang berjiwa Qur’ani, berakhlak mulia

yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha

esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

serta sehat jasmani dan rohani. Disamping itu lulusan TPQ di harapkan

memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap nusa dan bangsa.

2. Profil TPQ

Profil Taman Pendidikan Qur’an Baitul Hakim Kediri tahun

Pelajaran 2020/2021, Meliputi :

a. Nama dan Alamat TPQ Baitul Hakim

1) Nama TPQ : Baitul Hakim


2) No. Statistik : 411. 2. 52. 01. 1771

38
39

3) No. Piagam : TPQ/LB/771/2014


4) Tahun Berdiri : 12 Juni 2010
5) Nama Pendiri : Syaifuddin, S.Pd
6) Alamat : Jl. Tgh. Ibrohim Al Kholidi
7) Dusun : Sedayu Utara
8) Desa : Kediri selatan
9) Kecamatan : Kediri
10) Kabupaten : Lombok Barat
11) Provinsi : Nusa Tenggara Barat
12) No. HP : 081 808 541 070

b. Visi, Misi dan Tujuan


1) Visi TPQ Baitul Hakim
“Membentuk Generasi Islam Berkarekter Qur’ani”
2) Misi TPQ Baitul Hakim
a) Membina siswa/i yang bertaqwa kepada Allah SWT.
b) Membina dan mendidik siswa/i agar dapat membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar
c) Menumbuhkan rasa cinta, semangat membaca dan
menghafal Al-Qur’an
d) Mendidik Santri yang berakhlakul karimah dan
bertanggung jawab.
e) Membekali generasi muda dengan ilmu yang bermanfaat
dalam kehidupan dunia dan akherat
40

3. Keadaan Siswa TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021


Mengenai keadaan siswa TPQ baitul Hakim Kediri dapat di lihat
pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1
Keadaan Siswa TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021
No. Kelas Jumlah
1 TK 16
2 Alif Awal 16
3 Alif Tsani 13
4 Ba’ Awal 16
5 Ba’ Tsani 18
6 Ta’ Awal 9
7 Ta’ Tsani 17
8 Tahfidz Awal 15
9 Tahfidz Tsani 14
Jumlah 134
Sumber Data : Buku Catatan Bayar Infaq Bulanan TPQ Baitul Hakim Kediri
Tahun 2020/2021

4. Keadaan Guru TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021


Mengenai keadaan Guru TPQ baitul Hakim Kediri dapat di lihat
pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2
Keadaan Guru TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021
Ijazah
No. Nama Jabatan
Terakhir
1 Syaifuddin, M.Pd Kepala TPQ S2
2 Satria Putra Sekretaris SMK
3 Muhajirin, S.Pd Wali Kelas Tahfidz Awal S1
4 H. Yunus Guru Kelas Tahfidz Awal MA
41

5 H. Firdaus Wali kelas Ta’ Awal MA


6 Egi Suriatama Indrazali, S.Pd. Guru Kelas Tahfidz Awal S1
7 Rahmi Arihastini, S.E. Bendahara I S1
8 Mauizotul Hasanah, S.Pd.I Wali Kelas TK S1
9 Rihan Rahmatin Guru Kelas Ba’ Tsani MA
10 Nur Sholati Laely Wali Kelas Alif Tsani MA
11 Nisfia Elfida, S.Pd. Guru Kelas Alif Tsani S1
12 Nurul Adha, S.Pd.I Wali Kelas Ta’ Tsani S1
13 Silamawati Wali Kelas Thafidz Tsani MA
14 Suar Niati, S.Pd. Guru Kelas TK S1
15 Ria Afria Duwianti Guru Kelas Ba’ Tsani MA
16 Marhaeni, S.Pd. Guru Kelas Alif Awal S1
17 Maulina Guru Kelas Ba’ Tsani MA
18 Rozana Khumairo Guru kelas Ta’ Tsani MA
19 Bq. Indah Sri, S.Pd.I Wali Kelas Ba’ Tsani S1
Bendahara II + Wali Kelas
20 Via Vebbyola SMA
Ba’ Awal
Sumber Data : Buku Jadwal Pembelajaran TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun
2020/2021

5. Keadaan Sarana Prasarana


TPQ Baitul Hakim Kediri memiliki sarana prasarana belajar yang
cukup memadai. Sarana prasarana tersebut antara lain terlihat dalam
tabel berikut :
a. Data Ruang/Gedung
Tabel 4.2
Keadaan Sarana Prasarana TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021
No. Jenis Ruang Jumlah Kondisi Keterangan
1 Ruang kelas 8 Baik Cukup
2 Kamar mandi 1 Baik Cukup
42

3 Tempat Wudhu 1 Baik Cukup


4 Aula + Mushalla 1 Baik Cukup
5 Kantor Guru 1 Baik Cukup
6 Berugak 1 Baik Cukup
7 Tempat Parkir 1 Baik Cukup
Sumber Data : Observasi ke lokasi TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021
b. Data Ruang/Gedung
Tabel 4.2
Keadaan Sarana Prasarana TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021
No. Jenis Ruang Jumlah Kondisi Keterangan
1 Meja Kepala TPQ 1 Baik Cukup
2 Lemari Siswa 1 Baik Cukup
3 Kursi Tamu 5 Baik Cukup
4 Rehan Siswa 50 Baik Cukup
5 Komputer Guru 1 Baik Cukup
6 Mic + Pengeras Suara 1 Baik Cukup
7 Tempat Sampah 1 Baik Cukup
Sumber Data : Observasi ke lokasi TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021

6. Struktur Organisasi TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021

Struktur Organisasi dalam sebuah lembaga sangat dibutuhkan

karena dengan adanya struktur Organisasi ini akan mempermudah

pembagian tugas kerja sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam

pembagian tugas masing-masing. Demikian pula halnya dengan TPQ

Baitul Hakim Kediri mempunyai struktur Organisasi sebagai berikut :


43

Gambar 1
Struktur Organisasi TPQ Baitul Hakim Kediri Tahun 2020/2021
Sumber Data : File Data Struktur Organisasi TPQ Baitul Hakim

SRTUKTUR KEPENGURUSAN
TPQ BAITUL HAKIM

Pelindung dan Penasehat


KEMENTERIAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
LEMBAGA KOTA SANTRI-KEDIRI (LKS-Ki)

Kepala TPQ Baitul Hakim


SYAIFUDDIN, M.Pd

Sekretaris Bendahara I
Satria Putra Rahmi Arihastini, S.E
Bendahara II
Via Febbyola

Dewan Guru

1) Syaifuddin, M.Pd
2) Satria Putra
3) Via Febbyola
4) Bq. Sri Indah R
5) Nur Sholati Laely
6) Mauizatul Hasanah, S.Pd
7) Muhajirin, S.Pd
8) H. Yunus
9) H. Firdaus
10) Egi Suriatama Indrazali, S.Pd.
11) Rahmi Arihastini, S.E.
12) Rihan Rahmatin
13) Nisfia Elfida, S.Pd.
14) Nurul Adha, S.Pd.I
15) Silamawati
16) Suar Niati, S.Pd.
17) Ria Afria Duwianti
18) Marhaeni, S.Pd.
19) Maulina
20) Rozana Khumairo
BAB V

PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

A. Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini, Peneliti mengumpulkan data dengan 2 cara yaitu

angket untuk megetahui pengaruh pergaulan teman sebaya, metode tes

untuk mengetahui motivasi menghafal dan dokumentasi untuk

mendapatkan data-data lain sebagai pelengkap dalam proses pembuatan

laporan hasil penelitian diantaranya :

1. Struktur Organisasi TPQ Baitul Hakim

2. Keadaan serta jumlah Guru dan Siswa TPQ Baitul Hakim

3. Keadaan sarana prasarana serta gedung tempat belajat Siswa TPQ

Baitul Hakim

4. Keadaan dan jumlah Siswa Kelas Tahfidz TPQ Baitul Hakim

5. Letak Geografis TPQ Baitul Hakim

B. Penyajian Data

1. Data hasil angket

Untuk mengetahui pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap

motivasi menghafal qur’an siswa kelas tahfidz TPQ Baitul Hakim

maka peneliti memberikan angket yang terdiri dari 12 item pertanyaan

terkait dengan pergaulan teman sebaya dan 12 item pertanyaan terkait

dengan motivasi menghafal qur’an. Angket ini diberikan kepada

seluruh siswa kelas tahfidz TPQ Baitul Hakim sebanyak 25 orang

siswa yang menjadi populasi penelitian. Pemberian angket ini

45
46

dilaksanakan selama 1 hari. Hasil yaitu dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 5.1
Nilai Hasil Angket pergaulan teman sebaya siswa kelas tahfidz TPQ Baitul Hakim
Tahun Pelajaran 2020/2021
ITEM ANGKET RESPONDEN
NO NAMA RESPONDEN
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10 X.11 X.12 TOTAL
ALIFIA DEFA
2 2 4 2 3 4 4 3 4 2 4 2
1 RAMDHANI 36
2 KIRAN NAJIDA 4 2 4 4 4 4 1 4 4 2 4 2 39
3 TIARA MAYSI FITRI 5 4 4 2 5 5 1 2 5 4 5 2 44
4 HIDAYATUN NAZILA 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 36
5 ZAKHWA AZYANA 3 2 4 2 3 4 4 3 2 2 2 3 34
6 AYU WANDIRA 4 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 36
7 LARA MAYSA PUTRI 3 2 4 2 3 4 2 2 4 4 3 2 35
8 NAUVAL 3 2 5 5 4 4 4 3 4 2 4 2 42
FEBI AMALIA
3 2 4 2 3 4 4 3 3 3 2 3
9 SHOLEHA 36
ALAYYA SHAULINA
1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1
10 NADYA 16
11 ZIYAN IBROHIM 2 2 4 2 4 4 4 3 5 4 5 4 43
12 AIMA AYUDIA 4 2 3 1 5 3 3 4 4 1 2 3 35
13 M. YAZAINA EL-AZIZI 2 2 4 2 4 4 4 3 5 4 3 2 39
14 NADIA AKWIDA 2 1 5 2 5 5 4 2 5 2 4 5 42
15 SUDAES 2 2 4 2 4 2 4 2 4 4 2 2 34
16 VIOLINA 3 2 4 2 3 4 4 3 3 2 2 3 35
17 NUR INSANI 5 2 3 1 5 3 5 4 3 2 2 3 38
18 M. AL FARABI 2 2 4 2 4 5 1 4 4 2 4 2 36
19 NAUFAL AL WAFA 2 2 4 2 3 4 2 2 4 2 2 2 31
20 M. ZARKAWI 2 2 4 2 3 5 1 3 3 2 2 2 31
21 RIPALDI 4 1 5 2 4 4 4 4 5 4 2 4 43
22 MUHAMMAD ZOFIR 2 2 4 2 4 4 2 2 4 2 4 2 34
23 HAFIZ FAWWAZ 4 2 5 2 4 4 4 4 4 2 4 4 43
24 FATHIR AL FAWAZI 3 2 5 2 4 5 4 1 4 3 2 3 38
25 DIMAS ADITYA 3 2 4 2 3 4 3 2 3 2 1 2 31

Sumber Data : Hasil Tes Angket Pergaulan Teman Sebaya


47

Tabel 5.2
Nilai Hasil Angket Motivasi Menghafal Qur’an siswa kelas tahfidz TPQ Baitul

Hakim Tahun Pelajaran 2020/2021

HASIL ANGKET MOTIVASI MENGHAFAL


NO NAMA RESPONDEN
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 TOTAL
ALIFIA DEFA
4 3 4 2 4 4 4 2 2 3 4 4
1 RAMDHANI 40
2 KIRAN NAJIDA 4 4 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4 45
3 TIARA MAYSI FITRI 5 2 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 48
4 HIDAYATUN NAZILA 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 40
5 ZAKHWA AZYANA 3 4 3 1 2 3 3 2 2 2 4 4 33
6 AYU WANDIRA 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 45
7 LARA MAYSA PUTRI 3 3 4 4 3 5 4 3 3 2 5 5 44
8 NAUVAL 5 4 3 4 2 3 4 2 2 4 5 5 43
FEBI AMALIA
4 3 4 4 3 5 5 2 3 3 4 4
9 SHOLEHA 44
ALAYYA SHAULINA
2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1
10 NADYA 17
11 ZIYAN IBROHIM 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 5 54
12 AIMA AYUDIA 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 55
13 M. YAZAINA EL-AZIZI 5 5 5 3 4 5 5 5 5 1 5 5 53
14 NADIA AKWIDA 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 54
15 SUDAES 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 42
16 VIOLINA 3 4 4 1 3 5 4 3 3 3 4 5 42
17 NUR INSANI 5 5 5 5 5 4 5 1 1 1 4 5 46
18 M. AL FARABI 5 5 5 1 2 5 5 1 3 1 5 5 43
19 NAUFAL AL WAFA 4 4 4 4 2 4 4 1 2 2 4 4 39
20 M. ZARKAWI 3 4 5 2 3 4 4 2 4 2 4 4 41
21 RIPALDI 4 4 5 1 4 4 5 5 4 4 5 5 50
22 MUHAMMAD ZOFIR 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 40
23 HAFIZ FAWWAZ 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 40
24 FATHIR AL FAWAZI 4 4 5 3 3 3 3 4 3 5 4 5 46
25 DIMAS ADITYA 3 3 5 4 1 3 5 1 1 2 5 5 38

Sumber Data : Hasil Tes Angket Motivasi Menghafal Qur’an


48

2. Statistik Deskriptif

a. Statistik Deskriftif Pergaulan Teman Sebaya (X)

Terdapat 12 item pernyataan pada Variabel pergaulan teman

sebaya (X) dan hasil jawaban responden dapat diperoleh hasil

berikut :

Tabel 5.3
Hasil Statistik Deskriptif Pergaulan Teman Sebaya/Variabel X

1 2 3 4 5 RATA-
NO PERNYATAAN N SKOR
STS TS N S SS RATA
1 Item X1 1 9 8 5 2 25 77 3,08
2 Item X2 2 21 2 25 98 3,92
3 Item X3 1 3 16 5 25 51 2,04
4 Item X4 3 19 2 1 25 96 3,84
5 Item X5 2 9 10 4 25 59 2,36
6 Item X6 1 1 2 16 5 25 52 2,08
7 Item X7 4 5 3 12 1 25 74 2,96
8 Item X8 2 8 9 6 25 81 3,24
9 Item X9 1 1 5 13 5 25 55 2,2
10 Item X10 2 14 3 6 25 87 3,48
11 Item X11 1 12 3 7 2 25 78 3,12
12 Item X12 1 13 7 3 1 25 85 3,4
JUMLAH 19 105 52 98 26 74,4167
Sumber Data : Hasil penghitungan SPSS 25 for windows 8

Berdasarkan pada tabel 5.3 diketahui pada persepsi

responden pada butir pernyataan 1 yakni sebanyak 1 responden

(4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 9 responden (36,0%)

menyatakan “tidak setuju”, 8 responden (32,0%) menyatakan

“netral”, 5 responden (20,0%) menyatakan “setuju”, dan 2

responden (8,0%) menyatakan “sangat setuju”.


49

Persepsi responden pada butir pernyataan 2 yakni sebanyak 2

responden (8,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 21 responden

(84,0%) menyatakan “tidak setuju”, 2 responden (8,0%)

menyatakan “setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 3 yakni sebanyak 1

responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 3 responden

(12,0%) menyatakan “netral”, 16 responden (64,0%) menyatakan

“setuju”, dan 5 responden (20,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 4 yakni sebanyak 3

responden (12,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 19 responden

(76,0%) menyatakan “tidak setuju”, 2 responden (8,0%)

menyatakan “setuju”, dan 1 responden (4,0%) menyatakan “sangat

setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 5 yakni sebanyak 2

responden (8,0%) menyatakan “tidak setuju”, 9 responden (36,0%)

menyatakan “netral”, 10 responden (40,0%) menyatakan “setuju”,

dan 4 responden (16,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 6 yakni sebanyak 1

responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 1 responden

(40,0%) menyatakan “tidak setuju”, 2 responden (8,0%)

menyatakan “netral”, 16 responden (64,0%) menyatakan “setuju”,

dan 5 responden (20,0%) menyatakan “sangat setuju”.


50

Persepsi responden pada butir pernyataan 7 yakni sebanyak 4

responden (16,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 5 responden

(20,0%) menyatakan “tidak setuju”, 3 responden (12,0%)

menyatakan “netral”, 12 responden (48,0%) menyatakan “setuju”,

dan 1 responden (4,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 8 yakni sebanyak 2

responden (8,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 8 responden

(32,0%) menyatakan “tidak setuju”, 9 responden (36,0%)

menyatakan “netral”, 6 responden (24,0%) menyatakan “setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 9 yakni sebanyak 1

responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 1 responden

(4,0%) menyatakan “tidak setuju”, 5 responden (20,0%)

menyatakan “netral”, 13 responden (52,0%) menyatakan “setuju”,

dan 5 responden (20,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 10 yakni sebanyak

2 responden (8,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 14

responden (56,0%) menyatakan “tidak setuju”, 3 responden

(12,0%) menyatakan “netral”, 6 responden (24,0%) menyatakan

“setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 11 yakni sebanyak

1 responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 12

responden (48,0%) menyatakan “tidak setuju”, 3 responden


51

(12,0%) menyatakan “netral”, 7 responden (28,0%) menyatakan

“setuju”, dan 2 responden (8,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 12 yakni sebanyak

1 responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 13

responden (52,0%) menyatakan “tidak setuju”, 7 responden

(28,0%) menyatakan “netral”, 3 responden (12,0%) menyatakan

“setuju”, dan 1 responden (4,0%) menyatakan “sangat setuju”.

b. Statistik Deskriftif Motivasi Menghafal Al-Qur’an (Y)

Terdapat 12 item pernyataan pada Variabel pergaulan

teman sebaya (Y) dan hasil jawaban responden dapat diperoleh

hasil berikut :

Tabel 5.4
Hasil Statistik Deskriptif Motivasi menghafal Al-Qur’an/Variabel Y

1 2 3 4 5 SRATA-
NO PERNYATAAN N SKOR
STS TS N S SS RATA
1 Item Y1 1 5 11 8 25 55 2,2
2 Item Y2 4 5 11 5 25 58 2,32
3 Item Y3 1 3 10 11 25 45 1,8
4 Item Y4 5 3 3 11 3 25 71 2,84
5 Item Y5 2 5 6 10 2 25 70 2,8
6 Item Y6 1 4 14 6 25 51 2,04
7 Item Y7 1 2 14 8 25 47 1,88
8 Item Y8 4 10 3 2 6 25 79 3,16
9 Item Y9 2 9 8 4 2 25 80 3,2
10 Item Y10 3 9 6 4 3 25 80 3,2
11 Item Y11 1 17 7 25 46 1,84
12 Item Y12 1 13 11 25 42 1,68
JUMLAH 22 45 40 121 72 60,3333
Sumber Data : Hasil penghitungan SPSS 25 for windows 8
52

Berdasarkan pada tabel 5.4 diketahui pada persepsi

responden pada butir pernyataan 1 yakni sebanyak 1 responden

(4,0%) menyatakan “tidak setuju”, 5 responden (20,0%)

menyatakan “netral”, 11 responden (44,0%) menyatakan “setuju”,

dan 8 responden (23,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 2 yakni sebanyak 4

responden 16,0%) menyatakan “tidak setuju”, 5 responden (20,0%)

menyatakan “netral”, 11 responden (44,0%) menyatakan “setuju”,

5 responden (20,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 3 yakni sebanyak 1

responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 3 responden

(12,0%) menyatakan “netral”, 10 responden (40,0%) menyatakan

“setuju”, dan 11 responden (44,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 4 yakni sebanyak 5

responden (20,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 3 responden

(12,0%) menyatakan “tidak setuju”, 3 responden (12,0%)

menyatakan “netral”, 11 responden (44,0%) menyatakan “setuju”,

dan 3 responden (12,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 5 yakni sebanyak 2

responden (8,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 5 responden

(20,0%) menyatakan “tidak setuju”, 6 responden (24,0%)

menyatakan “netral”, 10 responden (40,0%) menyatakan “setuju”,

dan 2 responden (8,0%) menyatakan “sangat setuju”.


53

Persepsi responden pada butir pernyataan 6 yakni sebanyak 1

responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 4 responden

(16,0%) menyatakan “netral”, 14 responden (56,0%) menyatakan

“setuju”, dan 6 responden (24,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 7 yakni sebanyak 1

responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 2 responden

(8,0%) menyatakan “netral”, 14 responden (56,0%) menyatakan

“setuju”, dan 8 responden (32,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 8 yakni sebanyak 4

responden (16,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 10 responden

(40,0%) menyatakan “tidak setuju”, 3 responden (12,0%)

menyatakan “netral”, 2 responden (8,0%) menyatakan “setuju”, dan

6 responden (24,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 9 yakni sebanyak 2

responden (8,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 9 responden

(36,0%) menyatakan “tidak setuju”, 8 responden (32,0%)

menyatakan “netral”, 4 responden (16,0%) menyatakan “setuju”,

dan 2 responden (8,0%) menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 10 yakni sebanyak

3 responden (12,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 9

responden (36,0%) menyatakan “tidak setuju”, 6 responden

(24,0%) menyatakan “netral”, 4 responden (16,0%) menyatakan

“setuju”, dan 3 responden (12,0%) menyatakan “sangat setuju”.


54

Persepsi responden pada butir pernyataan 11 yakni sebanyak

1 responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 17

responden (68,0%) menyatakan “setuju”, dan 7 responden (28,0%)

menyatakan “sangat setuju”.

Persepsi responden pada butir pernyataan 12 yakni sebanyak

1 responden (4,0%) menyatakan “sangat tidak setuju”, 13

responden (52,0%) menyatakan “setuju”, dan 11 responden

(44,0%) menyatakan “sangat setuju”.

C. Hasil Uji Validitas

1. Uji Validitas Pengaruh pergaulan Teman Sebaya (X)

Hasil analisis dari 12 Item Pergaulan Teman Sebaya, dinyatakan

gugur 3 item dan 9 item yang Valid. Untuk melakukan uji Validitas

tersebut menggunakan program SPSS 25 for Windows 8. Analisis ini

dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor

total. Sehingga item-item pernyataan yang berkorelasi signifikan

dengan skor total menunjukkan item-item tersebut dan mampu

memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin

diungkapkan penyataan yang valid. Adapun hasli uji Validitas dari

Variabel X yaitu :

Gambar 5.5
Uji Validitas Variabel X

No Person Sig. (2
Variabel Keterangan
Item Corelation Taied)
Variabel (X) 1 0,52 0,008 Valid
Pergaulan Teman 2 0,028 0,896 Tidak Valid
Sebaya 3 0,751 0 Valid
55

4 0,337 0,099 Tidak Valid


5 0,643 0,001 Valid
6 0,593 0,002 Valid
7 0,307 0,135 Tidak Valid
8 0,443 0,027 Valid
9 0,796 0 Valid
10 0,476 0,016 Valid
11 0,549 0,004 Valid
12 0,6 0,002 Valid
Sumber Data : SPSS 25 for windows 8

Berdasarkan perolehan hasil diatas dilihat dari hasil pernyataan

variabel pearson correlation > 0,396 dan juga tingkat signifikannya

kurang dari 0,05. Sehingga bila disimpulkan pada variabel X secara

keseluruhan 9 item dinyatakan Valid.

2. Uji Validitas Motivasi Menghafal Al-Qur’an (Y)

Hasil analisis dari 12 item motivasi menghafal Qur’an,

dinyatakan gugur 1 item dan 11 dinyatakan Valid.

Gambar 5.6
Uji Validitas Variabel Y

No Person Sig. (2
Variabel Keterangan
Item Corelation Taied)
1 0,771 0 Valid
Variabel (Y) 2 0,528 0,007 Valid
Motivasi 3 0,794 0 Valid
Menghafal Qur’an 4 0,39 0,054 Tidak Valid
5 0,709 0 Valid
6 0,642 0,001 Valid
7 0,708 0 Valid
8 0,639 0,001 Valid
9 0,618 0,001 Valid
10 0,436 0,029 Valid
11 0,677 0 Valid
12 0,735 0 Valid
Sumber Data : SPSS 25 for windows 8
56

Berdasarkan perolehan hasil dilihat dari hasil pernyataan

variabel pearson correlation > 0,396 dan juga tingkat signifikannya

kurang dari 0,05. Sehingga bila disimpulkan pada variabel X secara

keseluruhan 11 item dinyatakan Valid.

D. Hasil Pengujian Reliabilitas

1. Uji Reliabilitas Variabel Pergaulan Teman Sebaya (X)

Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukan bahwa instrumen

dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat untuk menjaring data.

Reliabilitas dapat dihitung dengan meggunakan rumus koefisien Alpha

Cronbach. Jika nilai Alpha > 0,396 artinya reliabilitas mencukupi

(sufficient reliability) sementara pada hasil uji reliabilitas didapatkan

hasil Alpha ) 0,732 sehingga item secara koefisien memiliki reliabel

yang kuat. Adapun uji reliabilitas penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 5.7
Uji Reliabelitas Variabel X

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,732 12
Sumber Data : SPSS 25 for windows 8

Jadi dari keterangan tersebut dapat diketahui dari variabel yang

digunakan memiliki Cronbach’s Alpha 0,732 > 0,396. Jadi dengan

demikian variabel pergaulan teman sebaya telah dinyatakan reliabel.


57

2. Uji Reliabilitas Motivasi Menghafal Qur’an (Y)

Jika nilai Alpha > 0,396 artinya reliabilitas mencukupi

sementara pada uji reliabilitas ini diperoleh hasi Alpha 0,847.

Sehingga item secara konsisten memiliki reliabel yang kuat.

Gambar 5.8
Uji Reliabelitas Variabel Y

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,847 12

Sumber Data : SPSS 25 for windows 8


Dari keterangan di atas dapat diketahui variabel yang digunakan

memiliki Cronbach’s Alpha 0,874 > 0,396. Jadi dengan demikian

Variabel Motivasi Menghafal Qur’an telah dinyatakan Reliabel.

E. Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Adapun hasil Uji Normalitas penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 5.9
Uji Normaltas P-Plot

Sumber Data : SPSS 25 for windows 8


58

Dari tampilan Grafik di atas menunjukkan bahwa hasil Uji

Normalitas P-Plot yaitu terlihat bahwa titik-titik mengikuti dan

mendekati garis diagonal bahwa data yang digunakan dalam penelitian

ini bersifat normal

2. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi ini digunakan apabila variasi dari faktor pengganggu selalu

sama dengan data pengamatan yang satu terhadap pengamatan yang

lainnya. Jika ini semua terpenuhi, berarti variasi faktor penganggu

pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik. Dan jika asumsi

ini tidak terpenuhi maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan.

Penyimpangan ini ada beberapa faktor pengganggu yang disebut

heteroskedasitas. Dan model regresi yang baik yang homoskedastik

dan tidak terjadi adanya heteroskedastisitas.

Gambar 5.11
Uji Heteroskedastisitas

Sumber Data : SPSS 25 for windows 8

Output SPSS 25 for Windows 8 pada Gambar scatterplot tersebut

menunjukkan penyebaran titik-titik data menyebar diatas dan dibawah


59

atau sekitar angka 0, titik-titik data tidak hanya mengumpul diatas atau

dibawah saja. Penyebaran titik-titik berbentuk pola, berdasarkan hasil

analisa di atas maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier

sederhana bebas dari asumsi klasik Heteroskedastisitas dan layak

digunakan dalam penelitian.

3. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetauhi adanya pengaruh variabel

Independent terhadap variabel dependen. Dan untuk melihat hasilnya

maka hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel, disini :

1) jika nilai sig > 0.05, atau t hitung lebih besar dari t tabel maka

terdapat pengaruh variabel X terhadap Variabel Y.

2) jika nilai sig < 0.05, atau t hitung lebih kecil dari t tabel maka

terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

K = jumlah variabel X

N = jumlah sampel

T = t tabel

t tabel = t (a/2 ; n-k-1) = t (0,025 ; 23) = 2,069

Gambar 5.12
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4,679 6,318 ,741 ,466
60

Pergaulan 1,064 ,172 ,790 6,184 ,000


a. Dependent Variable: Motivasi
Sumber Data : SPSS 25 for windows 8

Diketahui nilai sig untuk pengaruh Pergaulan teman sebaya (X)

terhadap motivasi menghafal Qur’an (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05

dan nilai t hitung 6,184 > t tabel 2,069 sehingga dapat di simpulkan

bahwa H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh pergaulan teman

sebaya (X) terhadap motivasi menghafal Qur’an (Y)

4. Koefisien determinasi

Gambar 5.13
Uji t
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 ,790a ,624 ,608 4,85770

a. Predictors: (Constant), Pergaulan


Sumber Data : SPSS 25 for windows 8

Berdasarkan Output di atas diketahui nilai R Square sebesar

0,624, hal ini mengandung arti bahwa pengaruh pergaulan teman

sebaya/Variabel (X) terhadap motivasi menghafal Qur’an/Variabel (Y)

adalah sebesar 62,4%, artinya bahwa ada pengaruh motivasi meghafal

dengan baik yang disebabkan oleh pergaulan teman sebaya.

5. Analisis Regresi Linier Sederhana

Untuk dapat mengatur intensitas ada tidaknya hubungan antara

dua variabel inedependent yang terdiri dari pergaulan teman sebaya

(X) terhadap dependen Motivasi menghafal Qur’an (Y). Koefiensi


61

regresi dapat berpedoman pada output yang berada pada tabel

Coefficients berikut :

Gambar 5.14
Analisis Regresi linier Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4,679 6,318 ,741 ,466
Pergaulan 1,064 ,172 ,790 6,184 ,000
a. Dependent Variable: Motivasi
Sumber Data : SPSS 25 for windows 8

Variabel Dependent pada regresi ini adalah motivasi menghafal

Qur’an (Y) sedangkan Variabel bebasnya adalah pergaulan teman

sebaya (X), berdasarkan tabel diatas maka dapat di buat model

persamaan regresi Y = a + bx, Y = 4,679 + 1,064, hasil perhitungan

dari persamaan regresi linier dapat di interpretasikan sebagai berikut :

Y = menyatakan motivasi menghafal Qur’an

a = nilai konstan dalam penelitian ini sebesar 4,679

bx = koefisien menyatakan variabel bebas pergaulan teman sebaya (X)

sebesar 1,064

Hasil di atas menunjukkan bahwa nilai 1,064 tersebut memiliki

tanda koefisien yang positif, hal tersebut menunjukkan ada perubahan

yang searah antara variabel pergaulan teman sebaya terhadap motivasi

menghafal Qur’an. Maka artinya, jika variabel pergaulan teman

sebaya meningkat satu satuan akan meningkatkan kemampuan


62

menghafal Qur’an sebesar 1,064 dengan asumsi variabel bebas lain

konstan.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengruh pergaulan teman sebaya

terhadap motivasi menghafal Qur’an maka dapat dilihat tabel

ANOVA berikut :

Gambar 5.15
Analisis Regresi linier Sederhana
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 902,303 1 902,303 38,238 ,000b
Residual 542,737 23 23,597
Total 1445,040 24
a. Dependent Variable: Motivasi
b. Predictors: (Constant), Pergaulan
Sumber Data : SPSS 25 for windows 8

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat signifikansinya

sebesar 0,000 yang nilainya jauh lebih rendah dari alpha 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi ini, yaitu pengaruh pergaulan teman sebaya mempengaruhi

motivasi menghafal Qur’an kelas Thafidz TPQ Baitul Hakim kediri

F. Pembahasan

1. Adanya Pergaulan Teman Sebaya

Di TPQ Baitul Hakim khususnya kelas tahfidz pergaulan teman

sebaya itu sangat memotivasi mereka untuk bisa menambah

hafalannya agar bisa lebih baik adalah dengan melihat teman sebaya

mereka menghafal Al-Qur’an dengan baik dan tekun. Peneliti disini


63

menyimpulkan bahwa Teman sebaya merupakan faktor yang sangat

berpengaruh terhadap kehidupan. Sehingga dengan adanya faktor ini

tentu sangat membantu guru dalam meningkatkan motivasi mereka

dalam menghafal Al-Qur’an.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada diri siswa khususnya

di kelas tahfidz, dengan adanya lingkungan yang baik dan nyaman

bagi mereka tentu nantinya dalam proses menghafal Al-Qur’an

pastinya akan memudahkan mereka peneliti disini mentimpulkan

bahwa lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan.

Anak, TPQ tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul dengan

keadaan iklim yang dimilikinya. Dengan berada dilingkungan kota

santri dan lingkungan yang penuh dengan orang-orang pecinta Qur’an

motivasi menghafal anak-anak sangat tinggi.

3. Orang Tua

Orang tua tentunya menjadi faktor yang sangat berperan dalam

memotivasi anak-anaknya, karena orang tua berperan penting diluar

lingkungan mengaji di TPQ yang tentunya harus ada keseimbangan

yang baik antara guru di TPQ dengan orang tua. Karena orang tualah

yang mendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dan menjadi

panutan yang perilakunya akan diikuti oleh mereka.

Salah satu yang memotivasi siswa sehingga semangat dalam

menghafal Al-Qur’an adalah orang tua yang membuat siswa rajin


64

menghafal, hal ini ditunjukkan dengan hasil jawaban angket sebanyak

95% siswa menetujui pernyataan tersebut. selain itu siswa bisa

menghafal Qur’an dengan terus menerus mengulang ayat yang sulit.

Sementara itu selain faktor pendukung juga ada faktor yang menghambat

salah satunya adalah

1. Konsentrasi

Siswa kelas tahfidz memang cenderung memiliki tingkat

konsentrasi yang agak kurang, terkadang apabila mereka sudah mulai

capek atau kebanyakan aktifitas konsentrasi dalam menghafal sedikit

berkurang. Dalam konsntrasi anak harus berusaha keras agar segenap

perhatian dan fikirannya hanya boleh fokus pada satu objek saja

2. Kurang Mampu Mengatur Waktu

Siswa kelas tahfidz pada dasarnya masih suka untuk bermain,

disini menjadi suatu kelemahan bahwa anak-anak kurang bisa

membagi waktu antara jamnya bermain dan murojaah.


58

BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Motivasi dipengaruhi oleh kebutuhan untuk berprestasi dan

dipengaruhi oleh adanya dorongan dari lingkungan, baik itu dari guru,

teman, ataupun orang tua. Motivasi menghafal Al-Qur’an siswa

menjadi lumayan meningkat dengan adanya pergaulan teman sebaya.

Dan rata-rata siswa kelas tahfidz TPQ Baitul Hakim memiliki motivasi

menghafal yang lumayan dengan prosentase 62,4%

2. Pergaulan teman sebaya berpengaruh positif terhadap motivasi

menghafal Al-Qur’an siswa kelas tahfidz TPQ Baitul Hakim. Hal ini

diketahui dari hasil analisis statistik yang menunjukkan taraf

signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Semakin diterapkan

pergaulan teman sebaya maka motivasi menghafal Al-Qur’an akan

sedikit semakin bagus.

B. Saran

1. Motivasi siswa dalam menghafal sudah cukup baik, akan tetapi

alangkah baiknya bila guru lebih bisa memotivasi siswa agar selalu

semangat menghafal dan siswa selalu menambah hafalannya dengan

rutin.

2. Pergaulan teman sebaya yang dilakukan oleh siswa sudah baik. tetapi

perlu diarahkan lagi agar pembahasan mereka kearah yang positif dan

65
66

3. menjadi lebih bermanfaat. Akan lebih bagus jika pergaulan mereka

diselingi dengan pembahasan tentang hafalan ataupun pelajaran yang

ada di TPQ Baitul Hakim


67

DAFTAR PUSTAKA

A.Muri Yusuf, “ Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Penenlitian Gabungan”, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016.

Alfira Mulya Astuti, “Statistika Penelitian”, Mataram, 2015.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung:

Diponegoro, 2008

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya analisis di bidang

pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007

Sudaryono, “Metode Penelitian Pendidikan”, Jakarta: Prenamedia Group,

2016

Sugiono “Statitika Untuk Penelitian” Bandung : Alfabeta,2014

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D”, Bandung: Alfabeta, 2018

Sugiono,”Metodologi Penelitian Pendidikan” kuantitatif, kualitatif,

kombinasi, R&D dan Penelitian Pendidikan”, Bandung: Alfabeta, 2019

W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, jakarta: Grafindo, 1996


68

LAMPIRAN-LAMPIRAN
69

PEDOMAN ANGKET

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI


MENGHAFAL QUR’AN SISWA KELAS TAHFIDZ TPQ BAITUL HAKIM
KEIDIR TAHUN PELAJARAN 2020/2021

A. Petunjuk pengisian angket


1. Tulis identitas anda dengan lengkap
2. Bacalah pernyataan dengan teliti sebelum menjawab
3. Pendapat kamu tidak akan mempengaruhi pada nilai raport TPQ
4. Belrilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda,
dengan cara memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia
5. Dalam angket ini tidak ada jawaban yang benar maupun salah,
jawaban yang terbaik adalah benar – benar mencerminkan keadaan
yang sebenarnya. Adapun piihan tersebut yaitu : STS (sangat tidak
setuju), TS (tidak setuju), N (netral), S (setuju), SS (sangat setuju)
6. Jawablah dengan jujur tanpa terpengaruh dengan teman
7. Angket di kumpulkan kepada peneliti
8. Atas bantuan dan kerjasama anda, kami ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya
Angket Pergaulan Teman Sebaya

No Pernyataan STS TS N S SS
Saya beretman dengan teman yang seusia
1
dengan saya
Saya tidak suka berteman dengan teman yang
2
memiliki minat berbeda dengan saya
Saya dan teman-teman sering membicarakan
3
pencapaian hafalan di TPQ
Saya tidak suka berteman dengan teman yang
4 memiliki topik pembicaraan yang berbeda
dengan saya
Saya dan teman-teman mempunyai hobi dan
5
kesukaan kegiatan yang sama
Saya dan teman-teman sering menghafal
6
bersama-sama dengan teman dari pada bermain
Saya sering mengajak teman-teman saya
7
bermain
Saya tidak pernah ikut andil dalam memberikan
8 usul tentang permainan apa yang akan
dimainkan bersama teman
Ketika belajar bersama teman, saya sering
9 memberikan usul atau pendapat saat membahas
hafalan
70

Saya tidak mempunyai inisiatif untuk


10 menentukan tempat dan waktu dalam belajar
bersama teman
Saya lebih suka memiliki teman akrab yang
11
sedikit
Saya tidak pernah menceritakan pengalaman
12
yang telah saya alami kepada sahabat saya

Angket Motivasi Menghafal Al’Qur;an

No Pernyataan STS TS N S SS
1 Dalam sehari saya mampu menghafal 5 ayat
Saya mampu memahami 2 ayat beserta artinya
2
dalam sehari
Saya berusaha dengan tekun supaya dapat
3
menghafal dengan lancar
Saya tidak peduli jika teman saya lebih banyak
4
hafalannya dibanding saya
Agar bisa menghafal dengan cepat saya
5
memilih tempat yang saya sukai
Saya melakukan segala cara agar bisa
6
menghafal dengan baik
Saya terus menerus mengulangi ayat-ayat yang
7
sulit sampai hafal
8 Saya menghafal karena keinginan orang tua
Pujian orang lain membuat saya semangat
9
menghafal
Saya akan semakin bersemangat menghafal
10
bila saya mendapatkan hadiah
Dukungan orang tua membuat saya rajin
11
menghafal
Dukungan orang tua membuat saya semangat
12
menghafal

Kediri,..... November
2020

(..........................................)

Anda mungkin juga menyukai