Anda di halaman 1dari 47

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA


TERHADAP AKHLAK SISWA DAN SISWI
KELAS IX MTSN 1 MERANGIN

Oleh :

MELIANA FITRIA ASTUTI

NIM/NIRM: T.PAI.1.2018.049/13005-1118-14622

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM SYEKH MAULANA QORI


INSTITUT AGAMA ISLAM SYEKH MAULANA QORI BANGKO
FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022
PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA
TERHADAP AKHLAK SISWA DAN SISWI
KELAS IX MTSN 1 MERANGIN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi syarat-syarat guna


memperoleh gelar sarjana strata satu (S1)

Oleh :

MELIANA FITRIA ASTUTI

NIM/NIRM: T.PAI.1.2018.049/13005-1118-14622

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM SYEKH MAULANA QORI


INSTITUT AGAMA ISLAM SYEKH MAULANA QORI BANGKO
FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

i
2022
MOTTO

‫ِخ‬ ‫ِل‬ ‫ِل ِه‬


‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم يِف َرُس و الَّل ُأْس َو ٌة َح َس َنٌة َمْن َك اَن َيْر ُج و الَّلَه َو اْلَيْو َم اآل َر َو َذَك َر الَّلَه‬
)٢١: ‫َك ِثًريا ۗ (سورة االحزاب‬
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat
dan yang banyak mengingat Allah.(QS. Al-ahzab:21).1

1
Departemen agama RI, al-qur’an dan terjemahnya, surabaya : CV fajar mulya, 2005

iv
PERSEMBAHAN

Atas izin dan karunia allah SWT sripsi ini dapat penulis selesaikan dengan

baik, sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada rasulullah SAW, semoga

memberikan syafaatnya untukku.

Amanah ini telah selesai, sebuah langkah dan perjalanan yang begitu panjang

dan penuh perjuangan untuk proses ini telah usai sudah, cita-citaku telah capai

walaupun penuh dengan cobaan, halangan, dan rintangan, namun itu bukan akhir

dari perjalananku, melainkan langkah baru dari sebuah perjalanan baru yang

sesungguhnya. Skripsi ini aku persembahkan kepada:

1. Kedua orangtua ku tercinta dan tak lupa pula do’a yang selalu kukirimkan

kepada beliau.

2. Abang, kakak, dan adikku yang senantiasa selalu memberikan dukungan,

menyemangati serta menasehatiku dengan kasih sayangnya.

3. Bapak dosen pembimbing yang selalu sabar mengarahkan dan memberikan

masukkan pada karya yang penulis buat.

4. Teman dan sahabatku yang selalu menemani dan memberikan arahan untukku

dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Kim namjoon, kim seokjin, min yoongi, jung hoseok, park jimin, kim

taehyung, jeon jongkook, BTS yang telah memberikan semangat lewat lagu-

lagunya untuk menemani hari-hariku saat proses menyelesaikan tugas skripsi

ini hingga selesai.

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Waroh Matullahi Wabarokatuh,

Puji syukur Kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala

limpahan rahmat, inayah, taupik dan hidayahnya sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi dengan sebaik baiknya, guna melengkapi syarat-

syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S1).

Shalawat beriringan salam tak luput kami hadiahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan hingga

alam penuh pengetahuan seperti saat ini.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun guna kesempurnaan dari skripsi ini.

Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan serta

bimbingan, baik yang bersifat moril maupun materil dari berbagai pihak.

Untuk itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terimakasih

kepada:

1. Bapak Kh. Abdul Satar Saleh Pimpinan Lembaga IAI SMQ Bangko

2. Bapak M. Thoiyibi S.Sos.,M.H Rektor IAI SMQ Bangko, Bapak Dr. H.

Firdaus Zuhri, M.A. Warek I, Bapak Salahudin, S.E.,M.M Warek II, Bapak

Ahmadi, S.Pd.I.,M.Pd.I Warek III

3. Bapak Zamzami, S.Pd.I.,M.Pd Selaku Dekan Dan Wakil Fakultas Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam IAI SMQ Bangko.

vi
4. Bapak Afrizal, S,Ag.,M.H Selaku Kepala Tata Usaha IAI SMQ Bangko.

vi
5. Bapak Ahmadi Saupi, S.H.I., M.Pd.I Selaku Kepala Perpustakaan IAI SMQ

Bangko.

6. Bapak Muhammad Nuzli, S.Pd.I.,M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I

7. Bapak Masruri, S.Pd.I.,M.Pd.I Selaku Dosen Pembimbing II

8. Bapak Dan Ibu Dosen Institut Agama Islam Syekh Maulana Qori Bangko.

9. Bapak Dan Ibu Staf Institut Agama Islam Syekh Maulana Qori Bangko.

10. Teman-Teman Seperjuangan Di Institut Agama Islam Syekh Maulana Qori

Bangko.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan, karenannya saran dan

tanggapan guna penyempurnaan skripsi ini akan penulis terima, semoga

skripsi ini dapat berguna bagi pembaca seklian. Kahirnya penulis ucapkan

terimakasih.

Bangko, november 2022

Penulis,

MELIANA FITRIA ASTUTI


NIM: T.PAI.1.2018.049

vii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………...............…...………...…………..ii

Daftar Isi………………………………………...............………………………..iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………..………...…………………...............1

B. Identifkasi Masalah ……….….............……….…....…...........…..…...4

C. Pembatasan masalah ………………....………….…....……...........…..4

D. Rumusan masalah.....................……………………................…..........4

E. Tujuan dan kegunaan penelitian............................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian teori..……....…….....................................................................6

B. Kerangka berpikir ...……………………………………............…….18

C. Hipotesis penelitian .............................................................................19

D. Penelitian yang relevan .......................................................................20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ...…………………………….…..........……...21

B. Populasi Dan Sampel .......………………………...................………21

C. Teknik pengumpulan Data ………………....................……..………22

D. Jenis Dan sumber Data .....……………….....................………….….22

E. Teknik analisa Data ...........................................................................23

F. Hipotesis statistik................................................................................27

G. Jadwal Penelitian .................................................................................27

xi
BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN, PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................................29

B. Hasil Penelitian ...................................................................................40

C. Pembahasan Hasil Penelitian..............................................................55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................58

B. Saran-Saran………………………………………………..…………58

Daftar Pustaka……………………………………………………………………59

xii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1.3 :Angka Indeks Korelasi Product Moment...........................................25

Tabel 2.3 :Jadwal kegiatan Penelitian..................................................................27

Tabel 1.4 :nama guru Mts.N 1merangin..............................................................35

Tabel 2.4 :nama guru wali kelas IX Mts.N 1Merangin.......................................37

Tabel 3.4 :bilangan pelajar kelas IX Mts.N 1 Merangin.....................................38

Tabel 4.4 :sarana dan prasarana di Mts.N 1Merangin.........................................39

Tabel 5.4 :daftar distribusi orangtua memberikan pendidikan agama.................41

Tabel 6.4 :daftar distribusi orangtua mengajarkan bertaqwa kepada Allah

SWT.....................................................................................................42

Tabel 7.4 :daftar distribusi Orangtua mengingatkan berdoa sebelum

beraktivitas ..............................................................................................

...............43

Tabel 8.4 :daftar distribusi Orangtua mengajarkan untuk saling tolong

menolong.............................................................................................44

Tabel 9.4 :daftar distribusi Orangtua mengingatkan sholat 5 waktu...................44

xiii
Tabel 10.4 :daftar distribusi Orangtua mengingatkan agar bersikap sabar............45

xiii
Tabel 11.4 :daftar distribusi Orangtua mengajarkan etika bergaul........................46

Tabel 12.4 :daftar distribusi Orangtua mengingatkan sholat berjama’ah..............46

Tabel 13.4 :daftar distribusi Orangtua mengingatkan baca alqur’an setelah

shalat....................................................................................................47

Tabel 14.4 :daftar distribusi Orangtua menganjurkan membaca buku agama......48

Tabel 15.4 :daftar distribusi Orangtua membiasakan untuk bersedekah...............48

Tabel 16.4 :daftar distribusi Memberi hukuman ketika berbuat salah..................49

Tabel 17.4 :daftar distribusi Orangtua menegur saat terlambat pulang.................50

Tabel 18.4 :daftar distribusi Orangtua marah saat tidak shalat berjama’ah...........50

Tabel 19.4 :daftar distribusi Orangtua marah ketika tidak membaca alqur’an

setelah shalat........................................................................................51

Tabel 20.4 :daftar variabel X dan Y......................................................................52

Tabel 21.4 :data hasil skor angket.........................................................................53

xiv
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar halaman

Gambar 1.2 :kerangka berpikir..........................................................................19

Gambar 1.4 :Struktur Organisasi MTsN 1 Merangin........................................33

xv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-huruf dari abjad yang satu ke

abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab

dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya.

Berikut daftar huruf Arab yang dimaksud dan transliterasinya dengan huruf latin:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫أ‬ Alif Tidakdilambangkan Tidakdilambangkan

‫ب‬ Ba B Be

‫ت‬ Ta T Te

‫ث‬ Ṡa ṡ es (dengantitik di atas)

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ḥa ḥ ha (dengantitik di bawah)

‫خ‬ Kha Kh ka dan ha

‫د‬ Dal d De

‫ذ‬ Żal ż Zet (dengantitik di atas)

‫ر‬ Ra r er

‫ز‬ Zai z zet

xvi
‫س‬ Sin s es

‫ش‬ Syin sy es dan ye

‫ص‬ Ṣad ṣ es (dengantitik di bawah)

‫ض‬ Ḍad ḍ de (dengantitik di bawah)

‫ط‬ Ṭa ṭ te (dengantitik di bawah)

‫ظ‬ Ẓa ẓ zet (dengantitik di bawah)

‫ع‬ `ain ` komaterbalik (di atas)

‫غ‬ Gain g ge

‫ف‬ Fa f ef

‫ق‬ Qaf q ki

‫ك‬ Kaf k ka

‫ل‬ Lam l el

‫م‬ Mim m em

‫ن‬ Nun n en

xvii
‫و‬ Wau w we

‫ﮬ‬ Ha h ha

‫ء‬ Hamzah ‘ apostrof

‫ي‬ Ya y ye

Sumber data: surat keputusan bersama, menteri agama dan kebudayaan


Nomor: 158 tahun 1987

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Remaja merupakan suatu tingkat umur dimana anak-anak tidak lagi anak,

tetapi belum bisa dilihat sebagai orang dewasa. Masa remaja adalah masa

peralihan dari masa kanak-kanak menuju kearah kedewasaan 2 Meskipun secara

fisik terlihat mirip orang dewasa, tetapi secara mental seseorang remaja belum

bisa bersikap dan bertingkah laku layaknya orang dewasa.

Pendidikan Agama Islam merupakan upaya mendidikkan agama Islam

atau ajaran agama Islam dan nilai-nilainya agar menjadi pandangan dan sikap

hidup seseorang.3 Dari aktifitas mendidikkan agama Islam inilah diharapkan

dapat membantu menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran Islam serta

nilai-nilainya sehingga dapat dijadikan sebagai pandangan maupun sikap hidup

seseorang.

Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses budaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk itu maka seseorang harus

mempunyai suatu pengetahuan, yang mana pengetahuan tersebut merupakan

perlengkapan dasar manusia didalam menempuh kehidupan ini. Ternyata hal

yang terpenting pada kehidupan manusia itu sangat dipengaruhi oleh kualitas

dan kuantitas suatu pengetahuan yang diperolehnya. Dengan begitu

2
Sri Rumini dan Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004, hal. 56
3
Muhaimin, et.al, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, hal. 30

1
2

kepribadian setiap manusia akan berbeda, dan itupun sesuai dengan kualitas

dan kuantitas yang diperolehnya.

Idealnya seorang remaja yang telah mendapatkan pendidikan agama

dalam keluarga akan menunjukkan sikap keagamaan yang sesuai dengan

ajaran agama Islam. Sikap keagamaan ialah suatu keadaan dalam diri

seseorang yang mendorongnya bertingkah laku sesuai dengan kadar

ketaatannya pada agama.4

Kita sering jumpai siswa yang malas belajar, tidak masuk kelas, dan

sering membuat masalah atau yang kita sebut sebagai trouble maker di

sekolah. Semua itu bisa jadi adalah wujud kekecewaan anak terhadap

hubungan keluarganya yang tidak harmonis sehingga mereka membuat

masalah-masalah untuk mendapatkan perhatian dari teman-teman atau guru-

gurunya. Semua itu mereka lakukan karena mereka ingin melampiaskan

semua masalah yang ada di lingkungan keluarga. Mereka tidak punya tempat

untuk berbagi cerita karena orang tua mereka sibuk berkerja dan tidak punya

waktu untuk mendengarkan keluh kesah dan masalah yang sedang dialami

oleh sang anak.

Diharapkan melalui pendidikan agama ini, manusia mampu

mengembangkan potensi ketakwaannya kepada Allah SWT. Jika potensi ini

dikembangkan dengan baik, masyarakat akan mampu mengendalikan diri agar

terhindar dari bentuk-bentuk perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai

agamanya. Namun perkembangan tersebut tidak akan terjadi jika tidak ada

faktor eksternal yang memberikan rangsangan atau stimulus agar potensi


4
Jalaludin, Psikologi Agama Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, hal. 257
3

tersebut dapat berkembang sebaik mungkin. Faktornya adalah lingkungan

tempat orang tersebut tinggal. bisa berasal dari keluarga dan lingkungan

sekitar serta lingkungan sekolah.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang

secara langsung mempengaruhi perilaku dan perkembangan siswa. Jika

keluarganya beragama Islam, maka pendidikan agama yang diberikan kepada

anak adalah pendidikan Islam. Dalam hal ini, pendidikan Islam ditujukan pada

pendidikan yang Allah ajarkan melalui Al-Qur'an dan Sunnah Nabi.

Oleh karena itu, orang tua dalam rumah tangga harus dapat memberikan

pendidikan yang baik kepada anak-anaknya. Karena lingkungan keluarga

merupakan lembaga pertama dan utama yang dikenal anak. Hal ini karena

orang tuanyalah yang pertama kali mengenal dan menerima pendidikannya.

Bimbingan, perhatian, dan kasih sayang yang terjalin antara kedua orang tua

dan anaknya merupakan landasan yang kuat bagi pertumbuhan dan

perkembangan psikologis, serta nilai-nilai sosial dan keagamaan pada diri

anak.5

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul

“Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa

siswi Kelas IX MTS.N 1 MERANGIN”.

B. Identifikasi masalah

5
Samsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Dalam Islam, cet. 1 Jakarta; Gaya
Media Pratama, 2001, hal.125
4

1. Banyaknya orang tua yang sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga

mengabaikan pendidikan anaknya.

2. Banyak pelanggaran dan kenakalan yang dilakukan siswa dan sisiwi

disekolah.

3. Kurangnya rasa hormat siswa dan siswi pada guru.

C. Pembatasan masalah

1. Pendidikan agama yang dimaksud adalah pendidikan agama yang

mencakup pendidikan akhlak, adab etika yang menentukan seseorang

dalam perilaku dan tindakan sebagaimana orang tua mendidik anaknya.

2. Siswa yang dimaksud disini adalah siswa kelas IX MTS.N 1 MERANGIN.

3. Akhlak yang dimaksud disini adalah perilaku atau tingkah laku siswa

selama berada di lingkungan sekolah yang meliputi pergaulan sesama

teman, kepada guru dan pergaulan dalam belajar.

D. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “seberapa signifikan

pengaruh Pendidikan islam dalam keluarga pada akhlak siswa siswi MTS.N 1

MERANGIN? ”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

yaitu:

a. agar dapat mengetahui apakah pendidikan agama islam

mempengaruhi akhlak remaja siswa-siswi MTS.N 1 MERANGIN.


5

b. Untuk mengetahui pengaruh keluarga pada akhlak remaja siswa

siswi MTS.N.1 MERANGIN.

c. Agar dapat mengetahui seberapa penting pengaruh pendidikan

islam dalam keluarga pada akhlak remaja siswa-siswi MTS.N 1

MERANGIN.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah

pengetahuan khususnya mengenai dampak pendidikan agama

Islam dalam keluarga terhadap pandangan keagamaan remaja.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka

untuk penelitian sejenis.

b. secara praktis

Kajian ini diharapkan dapat menjadi pengingat dan kontribusi

bagi orang tua dan siswa MTS.N 1 Merangin bahwa pendidikan

agama Islam dalam keluarga sangat penting bagi tumbuhnya

pandangan keagamaan anak. Selain itu, penelitian ini diduga akan

menjadi bahan penilaian dan motivasi siswa MTS.N 1 Merangin

untuk mengembangkan pandangan keagamaannya.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian teori

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah proses mengubah sikap dan tata laku sikap seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui proses

upaya pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan berasal dari kata “didik”, kemudian kata ini mendapat

awalan “me”, sehingga menjadi “mendidik”, yang artinya: memberi,

memelihara dan memberikan latihan (ajaran, tujuan, perbaikan) dalam

kaitannya dengan akhlak dan akal budi. Misalnya: semua orang tua wajib

mendidik anaknya dengan baik, itu artinya setiap orang tua yang

mempunyai anak wajib mendidik anaknya, menghidupi, mendidik akhlak,

mencerdaskan akal budi anak.

Secara harafiah pendidikan berasal dari kata educare yang berarti

pengeluaran kemampuan. Dengan cara ini, educare membantu

mengeluarkan kemampuan yang melekat pada anak untuk mencapai

kedewasaan.

menurut Drs. Ahmad Marimba pendidikan Islam adalah

bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran

Islam. Dengan pengertian yang lain sering kali beliau mengatakan

6
7

kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian

yang memiliki nilai-nilai agama Islam.6

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003, Pasal 1, pendidikan

didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk menciptakan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

menge mbangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan

keterampilan. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.7

Zakiah Daradjat menyatakan agar syari’at Islam dapat dihayati dan

diamalkan oleh seseorang maka hendaknya dididikkan melalui proses

pengajaran, tidak hanya diajarkan saja. 8 Mengajarkan agama Islam berarti

sekedar memberitahu atau memberi pengetahuan saja, berbeda dengan

mendidikkan agama Islam yang mengandung arti pembinaan kepribadian,

pemeliharaan dan sebagainya.9

Dari beberapa pengertian pendidikan agama Islam di atas. Penulis

sampai pada kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam merupakan upaya

mempersiapkan peserta didik untuk beriman, memahami dan

mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT. dan mulia dalam hidup.

6
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, cet 2 Bandung: Pustaka Setia, 1998, hal. 5
7
DEPDIKNAS, UURI No 20 th 2003 tentang SISDIKNAS Bandung: FOKUSMEDIA
2003, hlm. 2
8
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hal. 28
9
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 27
8

Sikap beragama adalah keadaan yang ada dalam diri seseorang, yang

mendorongnya untuk berperilaku sesuai dengan tingkat ketaatan terhadap

agama.

Ada tiga komponen sikap keagamaan:

a. Komponen kognitif adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan gejala mental seperti ide, keyakinan, dan konsep.

b. Komponen afektif, segala sesuatu yang berhubungan dengan gejala

sensorik (emosional: suka, tidak puas, setuju)

c. Komponen Konasi adalah kecenderungan untuk bertindak,

misalnya membantu, menjauhkan diri , mengabdi, dll.10

Pendidikan agama melatih anak-anak untuk tidak menuruti hawa

nafsu yang murka dan menjauhkan mereka dari terjerumus ke dalam

lembah kehinaan dan delusi. Pendidikan agama menerangi anak-anak agar

mereka berjalan di jalan yang lurus, jalan kebaikan, jalan menuju surga.

Oleh karena itu, mereka menaati perintah Allah dan menjalin hubungan

baik dengan rekan kerja dan umatnya, berdasarkan cinta kasih, tolong

menolong, dan nasehati.11 Oleh sebab itu pendidikan agama harus

diberikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai keperguruan tinggi.

Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk memantapkan

keimanan, pemahaman, dan pengamalan peserta didik dalam kaitannya

dengan agama Islam, sehingga menjadi muslim yang beriman dan

10
Jalaludin, Psikologi Agama, cet. 1 Jakarta: Rajawali Press, 1996, hal. 212
11
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Hidakarya
Agung,1983, hal. 7-8
9

bertakwa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, sosial, bangsa,

dan negara.

Menurut penulis, tujuan pendidikan agama Islam itu baik, tinggal

bagaimana menerapkannya. Karena tujuan tersebut memenuhi semua

aspek yang ada dalam hukum Islam.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Dalam lingkungan keluarga, orang tua bertanggung jawab untuk

mengajarkan kepada anak-anaknya dasar-dasar ajaran Islam. dalam

menetapkan sumber pendidikan Islam dikemukakan tiga dasar

utama dalam pendidikan Islam, adalah:

a. Al-qur’an

Al-Qur’an sebagai kalam Allah SWT, yang telah diwahyukan

kepada Nabi Muhammad SAW bagi pedoman manusia, merupakan

petunjuk yang lengkap mencakup seluruh aspek kehidupan manusia

yang universal yang mana ruang lingkupnya mencakup ilmu

pengetahuan yang luas dan nilai ibadah bagi yang membacanya yang

isinya tidak dapat dimengerti kecuali dengan dipelajari kandungan

yang mulia itu.

b. As-sunnah

Hadits merupakan cara yang diteladankan Nabi dalam dakwah

Islam yang termuat dalam tiga dimensi yaitu berisi ucapan, pernyataan,

dan persetujuan Nabi atas peristiwa yang terjadi. Semua contoh yang
10

ditujukan Nabi merupakan acuan yang dapat diteladani oleh manusia

dalam aspek kehidupan.12

c. ijtihad

melakukan ijtihad di bidang pendidikan Islam perlu karena media

pendidikan merupakan sarana utama dalam membangun pranata

kehidupan social, dalam arti maju mundurnya kebudayaan manusia

berkembang secara dinamis sangat ditentukan dari dinamika system

pendidikan yang dilaksanakan.

3. Pengertian Keluarga

Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya (nuclear family),

ayah dan ibulah yang disebut orang tua.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “orang tua”:

a. Orang yang sudah tua

b. Ayah ibu

c. Orang tua, orang yang dianggap tua (pandai, pintar)

Dalam penulisan skripsi ini, orang tua dipahami sebagai ayah dan ibu

dari anak-anak hasil pernikahan (orang tua kandung).

Keluarga adalah lembaga sosial terpenting dan inti sosial utama yang

melaluinya individu-individu dalam masyarakat dipersiapkan untuk

12
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasr Pemikiran Pendidikan Islam, hal. 97
11

melanjutkan nilai-nilai budaya, kebiasaan dan tradisi, dan melalui budaya

mereka juga diturunkan dari generasi ke generasi.13

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya,

karena dari merekalah anak pertama kali belajar pendidikan. Degan

demikian, bentuk pertama pendidik ditemukan dalam kehidupan

keluarga.14

Secara sosiologis, keluarga harus berperan dan berfungsi untuk

menciptakan masyarakat yang aman, tenteram, bahagia dan sejahtera, yang

harus diatur oleh keluarga sebagai pranata sosial terkecil. Buku Keluarga

Muslim dalam Masyarakat Kontemporer menjelaskan bahwa, berdasarkan

pendekatan budaya, keluarga memiliki setidaknya tujuh fungsi, yaitu:

fungsi biologis, pendidikan, agama, proyektif, sosial, rekreasi dan

ekonomi.15

4. Fungsi keluarga

Menurut Abu Ahmadi, fungsi keluarga yaitu fungsi ekonomi. Fungsi

ekonomi adalah keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia

yang pokok, diantaranya kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian

untuk menutup tubuhnya dan kebutuhan tempat tinggal. Berhubung

dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua

13
Ramayulis Dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, cet. 4, Jakarta: Kalam Mulia,
2001, hal. 6
14
Zakiah Daradjat Dkk, Ilmu Pendidikan Dalam Islam,cet. 6 Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006, hal. 35
15
Jalaluddin Rahmat, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Moderen, cet. 2, Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 1994, hal. 20-21
12

diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga

dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.16

Keluarga sebagai kesatuan hidup memiliki 7 fungsi yang berkaitan

dengan kehidupan anak, yaitu:

a. fungsi biologis, yaitu keluarga adalah tempat di mana anak-anak

dilahirkan Secara biologis, anak adalah keturunan dari orang tuanya.

Pertama dari dua orang, seorang pria dan seorang wanita, yang hidup

bersama dalam perkawinan, kemudian berkembang dengan kelahiran

anak-anak mereka sebagai generasi penerus atau, dengan kata lain,

kelanjutan dari identitas keluarga.

b. fungsi afektif, Artinya, keluarga merupakan tempat terjadinya

hubungan sosial yang penuh keakraban dan kasih sayang (full of love

and security).

c. fungsi sosialisasi, peran keluarga dalam membentuk kepribadian anak.

Melalui interaksi sosial dalam keluarga, anak mempelajari pola

perilaku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat

dalam rangka pengembangan kepribadiannya.

d. fungsi pendidikan, Artinya keluarga selalu menjadi lembaga

pendidikan. Dahulu keluarga adalah satu-satunya lembaga yang

mempersiapkan anak untuk kehidupan sosial dan ekonomi di

masyarakat. Keluarga tetap dikenal sebagai lingkungan pendidikan

pertama dan utama dalam perkembangan kepribadian utama anak.

16
Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, cet. 2, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991, hal. 104
13

Selain itu, menurut hasil penelitian psikologi, keluarga/orang tua

berperan sebagai faktor utama dalam memotivasi pendidikan anak

yang pengaruhnya begitu dalam pada setiap tahap perkembangan anak

sehingga dapat berlanjut hingga perguruan tinggi.

e. fungsi rekreasi, artinya keluarga adalah tempat/ladang peristirahatan

bagi para anggotanya di mana mereka dapat menemukan kasih sayang,

kedamaian dan kegembiraan.

f. fungsi keagamaan, Artinya keluarga merupakan pusat pendidikan,

upacara keagamaan dan peribadatan bagi para anggotanya, di samping

peran yang dimainkan oleh lembaga-lembaga keagamaan. Fungsi ini

penting untuk penanaman jiwa keagamaan pada anak, Sayangnya

fungsi keagamaan saat ini sedang mengalami kemunduran akibat

pengaruh sekularisasi.

g. Fungsi perlindungan, yaitu fungsi keluarga untuk pemeliharaan,

perawatan dan perlindungan anak, baik fisik maupun sosial. Fungsi ini

sekarang dilakukan tidak hanya oleh keluarga, tetapi juga terutama

oleh lembaga sosial seperti panti jompo untuk anak tunagrahita, yatim

piatu, anak nakal dan perusahaan asuransi.17 Keluarga harus berusaha

semaksimal mungkin agar setiap anggota dapat terlindungi dari

gangguan-gangguan seperti gangguan udara berusaha menyediakan

tempat tinggal, penyakit berusaha menyediakan obat-obatan, dan

bahaya mencoba menyediakan senjata, pagar/tembok dan lain-lain.

17
HM. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan,cet. 1, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005,
hal. 21-22
14

5. Pengertian Akhlak

Dari segi bahasa (etimologi), kata akhlak (Arab) merupakan bentuk

jamak dari kata khuluq. khuluq dalam kamus al-Munjid berarti budi

pekerti, tabiat atau tingkah laku. Da’iratul Ma'arif mengatakan:

“akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik,”18

Sedangkan dalam kamus Shahih kata khuluq berarti tabiat atau

perangai. Qurtubi dalam tafsirnya menjelaskan. “khuluq dalam bahasa

arab artinya adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang dalam

bersikap atau bertindak”.19

a. Perbedaan akhlak moral dan etika

Berdasarkan dari segi bahasa Akhlak berasal dari kata “akhlak”

yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya

perangai, budi, tabiat dan adab.

Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan


kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila di biasakan akan
sesuatu maka kebiasaan itu di sebut akhlak. Dalam Ensiklopedi
Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak,
kesusilaan yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap
jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak ialah sifat-
sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam
jiwanya dan selalu ada pada dirinya. Sifat itu dapat lahir berupa

18
Asmaran. A.S, M.A, pengantar studi akhlak, cet. 2, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada,1994, hal. 1
19
Muhhammad Nur Abdul Hafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, cet. 1, Bandung :
Al-Bayan, 1997, hal.178
15

perbuaatan baik, yang disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk


yang disebut dengan akhlak tercela. Semua itu tergantung dari
bagaimana cara pembinaannya.

Moral secara etimologis berasal dari bahasa latin mores, kata

jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan, susila. Moralitas adalah

pengetahuan tentang karakter manusia yang beradab. Moralitas juga

berarti ajaran tentang perbuatan dan perilaku yang baik dan buruk

(akhlak). Moralisasi berarti menggambarkan (pandangan, ajaran)

tentang perbuatan dan perilaku yang baik.

Etika yang berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang brati adat

kebiasaan. Danagn kata lain usaha dengan akal yang diwujudkan

dalam kehidupan nyata. Etika disebut juga sebagai ilmu normatif, oleh

karena itu dalam dirinya terkandung ketentuan (norma) dan nilai-nilai

yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Macam-Macam Akhlak

1) Akhlak Mulia

Ada beberapa akhlak mulia diantaranya adalah shidiq, amanah,

istiqamah, iffah, malu, sabar, pemaaf, hikmah (kebijaksanaan), dan

adil.

2) Akhlak Tercela

Adapun macam-macam dari akhlak tercela adalah berbohong, takabur,

dengki, dan bakhil.


16

6. Pentingnya Pendidikan Agama Dalam Keluarga

Dalam pendidikan dan pengasuhan anak Orang tua memegang

peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi penerus, oleh

karena itu dengan memberikan pendidikan, pelatihan, perhatian, nasehat

dan hukuman yang teladan, anak akan memperoleh tauhid yang murni,

akhlak yang mulia dan etika agama yang ketat.

Setiap orang tua ingin anak mereka menjadi anak yang saleh, yang

memberi mereka kesenangan dan kebanggaan. Kehidupan seorang anak

tidak dapat dipisahkan dari keluarga (orang tua), karena sebagian besar

waktu anak berada di dalam keluarga. Peran orang tua yang paling

mendasar dalam mendidik anak dalam agama adalah sebagai pendidik

pertama dan utama, karena dari orang tualah anak memperoleh pendidikan

pertama, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama.20

Agar pendidikan anak dapat berhasil dengan baik ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendidik antara lain:

a. Mendidik dengan ketauladanan (contoh)

Teladan dalam pendidikan adalah salah satu metode yang paling

efektif untuk mempersiapkan dan membentuk anak-anak dalam hal

moral, spiritual dan sosial.

Dalam hal ini, biarlah orang tua sering melihat sebagai contoh

ideal untuk anak-anak mereka. anak melaksanakan sholat, bergaul


20
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di lingkungan sekolah dan
keluarga, cet. 1 Jakarta: Bulan Bintang: 1978, hal. 80
17

dengan sopan santun. Berbicara dengan lemah lembut dan lain-lainnya.

Dan semua itu akan ditiru dan dijadikan contoh oleh anak.

b. Mendidik dengan adab pembiasaan dan latihan

Abdullah Nashih Ulvan menyatakan bahwa “Pendidikan dengan

pembiasaan dan pembelajaran merupakan salah satu pilar utama

pendidikan dan salah satu sarana dalam upaya menumbuhkan

keimanan anak dan memperbaiki akhlaknya”. Di sinilah pembiasaan

dan latihan sebagai metode atau teknik memiliki peran yang sangat

besar dalam menanamkan pendidikan pada anak sebagai upaya

mendidik akhlak. Peran pembiasaan dan pembelajaran dirancang agar

ketika anak tumbuh dan dewasa, ia terbiasa melakukan ajaran agama

dan tidak merasa berat karenanya.21

Pembiasaan dan latihan, jika dilakukan terus-menerus, akan

menjadi kebiasaan, dan kebiasaan ini akan membuat anak berbuat baik

dan mudah melepaskan yang buruk.

c. Mendidik dengan nasehat

Salah satu metode pengasuhan yang efektif dalam upaya

pembentukan keimanan pada anak, mempersiapkan mereka secara

moral, psikis dan sosial, adalah pendidikan dengan nasehat. Karena

nasehat ini dapat membuka mata anak terhadap hakikat segala sesuatu

dan mendorong mereka ke dalam situasi yang mulia, menghiasi

21
Abdullah Nashih Ulwan, Kaidah-kaidah Dasar (Pendidikan anak menurut Islam), cet.
1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992, hal. 65
18

mereka dengan akhlak yang mulia dan membekali mereka dengan

prinsip-prinsip Islam22

d. Mendidik dengan pengawasan

Pendidikan yang disertai pengawasan yaitu mendampingi anak

dalam upaya membentuk akidah dan moral, mengasihinya dan

mempersiapkan secara psikis dan sosial, senantiasa memantau

kondisinya baik secara fisik budaya maupun kurikulum. Pengawasan

parenting bertujuan untuk melihat secara langsung bagaimana perilaku

anak sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan

sekolah. Dalam lingkungan keluarga, anak tidak harus selalu dimarahi

ketika melakukan kesalahan, tetapi ditegur dan diberi nasehat yang

baik. Sedangkan di lingkungan sekolah, anak harus didampingi

terlebih dahulu jika ingin bersekolah. Untuk membiasakan pergi ke

sekolah sendirian. Begitu pula setelah anak pulang, ketika pulang

sekolah harus ditanyakan kembali tentang pelajaran yang diterimanya

dari guru.23

B. Kerangka Berpikir

Penelitian ini mengandung dua variabel yaitu satu variabel bebas dan satu

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan agama

Islam dalam keluarga sedangkan varibal terikat adalah akhlak siswa-sisiwi.

22
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan anak dalam Islam. hal. 66
23
Jalaluddin Rahmat, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Moderen, hal. 20-21
19

Gambar 1.2

Kerangka berpikir

Pendidikan islam dalam


keluarga Akhlak siswa-siswi
1. Memberikan keteladanan. 1. Bertaqwa
2. Memberikan nasehat. kepada tuhan
3. Memberikan kebiasaan 2. Etika
yang baik, menanamkan 3. Moral
kebiasaan-kebiasaan baik. 4. Berbudi pekerti
4. Memberikan apresiasi
kepada anak.

Pengembangan variabel di atas menunjukkan adanya pengaruh antara

kedua variabel yaitu pendidikan islam dalam keluarga dan akhlak siswa-siswi.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara peneliti yang kerangka

berpikirnya berlandaskan teori. jadi tingkat kebenarannya masih tingkat teori.

Hipotesis tidak bisa dibuat tanpa menggunakan dasar teori yang kuat. Maka

dari itu kebenarannya masih harus diuji dengan mengumpulkan data dan

analisis.

a. Hipotesis alternatif (Ha)

Ada pengaruh pendidikan islam dalam keluarga terhadap akhlak

pada remaja siswa dan siswi kelas IX MTS.N 1 MERANGIN.

b. Hipotesis nihil (Ho)

Tidak ada pengaruh pendidikan islam dalam keluarga terhadap

akhlak pada remaja siswa dan siswi kelas IX MTS.N 1 MERANGIN.


20

D. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang sudah dilakukan oleh

peneliti lain sedangkan relevan memiliki tujuan yang sama. dalam skripsi

yang ditemukan penelitian syaiful ulum mahasiswa fakultas tarbiyah dan

keguruan universitas islam negri syarif hidayatullah jakarta yang berjudul

pendidikan agama dalam keluarga dan pengaruhnya terhadap akhlak siswa di

sekolah.

Penelitian yang dilakukan syaiful ulum memiliki judul yang sama dengan

peneliti, yang membedakan penelitian yang peneliti lakukan sekarang adalah

lokasi penelitiannya. Penelitian yang dilakukan syaiful ulum berlokasi di

SMAN 2 Mauk-Tangerang, sedangkan lokasi penelitian yang saya lakukan

berlokasi di MTS.N 1 MERANGIN.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (field

research). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis

penelitian asosiatif atau penelitian korelasional, yaitu penelitian yang berusaha

mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. 24Dalam

mengumpulkan data, peneliti menggunakan kuesioner yang peneliti bagikan

kepada responden. Adapun responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi

kelas IX MTS.N 1 MERANGIN.

B. Populasi dan sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 25 Berdasarkan

pemaparan tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-

siswi kelas IX MTS.N 1 MERANGIN.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.26 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Kemudian dilakukan teknik simple random

24
Suliswiyadi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Konsep dan Aplikasi,
Yogyakarta: CV. Sigma, 2015, hal. 24
25
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta, 2017, hal. 117
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hal. 118

21
22

sampling dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi, yang artinya meninjau, memperhatikan dan mengamati

kenyataan di lapangan. Observasi merupakan proses pengamatan dan

ingatan, untuk mengetahui kenyataan objektif objek penelitian. Dalam hal

ini yang diobservasi adalah tingkah laku atau pergaulan anak sesama

teman dan akhlak kepada guru di sekolah

2. Angket, Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara

tertulis oleh “ responden “ baik secara langsung atau tidak langsung.

Adapun poin-poin yang ditanyakan dalam angket ini adalah :

a. Bagaimana orang tua mereka memberikan pendidikan agama di rumah.

b. Bagaimana pergaulan mereka terhadap sesama teman di sekolah.

c. Bagaimana sikap/akhlak mereka terhadap guru-guru mereka di

sekolah.

D. Jenis Dan Sumber Data

Responden sebagai data penelitian adalah siswa kelas IX MTSN 1

MERANGIN, Bangko, yang dipilih dengan menggunakan angket yang

disebarkan. Menurut Arikunto, “Sumber data dalam suatu penelitian adalah

subjek dari mana data itu dapat diperoleh. Jika penelitian menggunakan
23

kuesioner atau wawancara untuk mengumpulkan data, maka sumber datanya

disebut responden, yaitu orang yang menjawab.

E. Teknik analisa Data

Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan untuk menggambarkan

informasi atau data yang dapat dipahami tidak hanya oleh peneliti tetapi juga

oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil suatu penelitian. Dalam

menganalisis data, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kelengkapan kuesioner atau

angket yang telah terkumpul.

2. Scoring, yang terdiri dari pemberian nilai pada setiap respon kuesioner,

dengan bobot skor untuk setiap respon sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban A memiliki nilai bobot 5

b. Alternatif jawaban B memiliki nilai bobot 4

c. Alternatif jawaban C memiliki nilai bobot 3

d. Alternatif jawaban D memiliki nilai bobot 2

e. Alternatif jawaban E memiliki nilai bobot 1

3. Presentase, Perhitungan persentase dilakukan untuk mengetahui besar

kecilnya keberhasilan guru. Persentase diperoleh dengan membagi tingkat

tanggapan dengan jumlah responden dikalikan 100% dengan

menggunakan rumus statistik sebagai berikut:

P= F . x 100 .
24

N .

Keterangan:

P = Persentase.jawaban

F = Frekuensi.jawaban.responden

N = Number of Cases. (jumlah responden)

Dalam teknis pelaksanaan atau analisis yaitu dengan cara mengecek

jawaban setiap responden atau siswa, kemudian dijumlahkan untuk

mendapatkan skor total, kemudian mengklasifikasikan dan mentabulasi

(dibuat tabel), data yang diperoleh untuk setiap elemen pertanyaan akan

menjadi satu tabel masing-masing.

4. Pengaruh, Untuk mengetahui nilai korelasi antara variabel X dan variabel

Y, serta untuk mengetahui apakah hubungan kedua variabel tersebut erat,

cukup atau lemah, penulis menggunakan rumus “r” untuk momen hasil

kali sebagai berikut:

Rxy=n ∑ XY −¿ ¿

Keterangan:

Rxy : Koefisien.korelasi.antara.variabel.X.dan.Y

N : Jumlah.responden.

X : Jumlah .seluruh.nilai X

Y : Jumlah seluruh .nilai Y

XY : Jumlah hasil/perkalian antara.X dan Y


25

Dan sebelum itu penulis terlebih dahulu membuat tabel perhitungan 6

kolom yaitu ini :

Kolom 1 : Subjek penelitian (responden)

Kolom 2: Variabel penilaian X

Kolom 3: Variabel evaluasi Y

Kolom 4: Hasil Kuadratkan Variabel X (X2)

Kolom 5: Hasil kuadrat variabel Y (Y2)

Kolom 6: Hasil perkalian antara variabel evaluasi X dan variabel Y

(XY)

5. Interpretasi data, Setelah Anda mengetahui hubungan kedua variabel,

langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan data dalam dua cara:

a. Interpretasi sederhana dengan membandingkan hasil perhitungan

dengan indeks korelasi angka “r” Product Moment adalah sebagai

berikut:

Tabel. 1.3

Angka Indeks Korelasi Product Moment


26

Besarnya “r” Product Momen Interpretasi

Ada korelasi antara variabel


X dan juga variabel Y, tetapi
korelasinya itu sangat
lemah atau sangat rendah,
0,00 – 0,20
sehingga korelasi tersebut
diabaikan atau dianggap
tidak ada korelasi antara
variabel X dan variabel Y

Terdapat korelasi yang


0,21 – 0,40 lemah atau rendah antara
variabel X dan variabel Y

Terdapat korelasi sedang


0,41 – 0,70 atau cukup antara variabel
X dan variabel Y

Terdapat korelasi yang kuat


0,71 – 0,90 atau tinggi antara variabel
X dan variabel Y

Terdapat korelasi yang


sangat kuat atau sangat
0,91 -1,00
tinggi antara variabel X dan
variabel Y

b. Interpretasi “r” dari Product Moment, yaitu dengan terlebih dahulu

merumuskan hipotesis kerja/alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho).

Kemudian cari derajat kebebasan (db) atau derajat kebebasan (df),

yang rumusnya adalah:

Df = N-nr (bilangan)

Df = derajat kebebasan

N = jumlah kasus
27

Nr = jumlah variabel yang berkorelasi

Setelah mendapatkan hasil dari df, dapat dicari besarnya “r” yang

diberikan pada tabel “Product Moment” pada taraf signifikansi 1%. Jika

pengamatan “r” (ro) sama atau lebih besar (> ) dari tabel “r” (rt), maka

hipotesis alternatif (Ha) diterima atau dikonfirmasi. Artinya memang

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.

Meskipun Xo tidak dapat diterima atau tidak dapat dibuktikan. Artinya

tidak menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y.

Sebaliknya, jika pengamatan “r” (ro) sama dengan atau lebih kecil dari (<)

dari tabel “r” (rt), maka alternatif hipotesis (Ha) tidak dapat diterima atau

tidak dapat diterima. Sedangkan (Ho) dapat diterima atau dibuktikan.

Selain itu, untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi

variabel X dan variabel Y digunakan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100%

Informasi:

KD = Koefisien determinasi (kontribusi variabel X dan variabel Y)

R = koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

F. Hipotesis statistik

Hipotesis statistik adalah suatu dugaan sementara terkait dengan populasi

dalam suatu penelitian kuantitatif dan kebenarannya masih perlu dibuktikan.

Oleh sebab itu, hipotesis ini juga perlu diuji untuk memastikan kebenarannya

atau menguatkan argumennya. Hipotesis wajib dibuktikan dengan hasil

penelitian.
28

G. Jadwal Penelitian

Tabel. 2.3
Jadwal Kegiatan Penelitian

BULAN
NO KEGIATAN no
Mar apr mei jun jul agt sept okt
v

1 Konsultasi judul ✓

2 Pengajuan Judul

dan Proposal

3 Penyusunan ✓
Proposal

4 Bimbingan ✓
proposal

5 Perbaikan ✓
proposal

6 Seminar Proposal ✓

7 data Pengumpulan ✓

8 Analisis lanjutan ✓

9 Penulisan skripsi ✓

10 Bimbingan dan ✓
konsultasi

11 Ujian skripsi/sidang
munaqasah

12 Perbaikan skripsi/
revisi
29

13 Penggandaan
skripsi

Anda mungkin juga menyukai