SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Puji syukur bagi Allah, Dzat yang menguasai semua makhluk dengan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam
penuntun terbaik ummat dalam mencari Ridha Allah SWT. Untuk mencapai
kebahagian Dunia dan Akhirat. Dalam penulisan ini yang berjudul “Faktor-
Tidak lepas dari peran serta bantuan dari orang lain. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih pada dua insan yang
Ayahku tercinta (Edwar) dan Ibuku Tersayang (Erniati), yang tanpa kenal
lelah memberikan kasih sayang, motivasi, dorongan, air mata yang mengucur
dalam setiap hantaman fitnah yang menerpa, ayah dan ibu tahan hantaman itu
Allah SWT telah menanti ayah dan ibu dengan pintu yang selebar-lebarnya.
1. Ibu Rektor Dr. Ridha Ahida, M.Hum dan Wakil Rektor I Bapak Dr.
Asyari, S.Ag, M.Si dan Wakil Rektor II Bapak Dr. Novi Hendri, M.Ag
dan Wakil Rektor III Bapak Dr. Miswardi, M.Hum IAIN Bukittinngi,
S.Ag, M.PdI, dan Wakil Dekan III Dr. Supratman, M.Pd, M.Kom
skripsi ini.
3. Ibu Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Salmi Wati, M.Ag
kepentingan kami.
5. Ibuk Dra. Hj. Mona Eliza, M.Ag, selaku PA yang telah memberikan
8. Bapak Sabri, S.Pd selaku Kepala sekolah yang telah membantu saya
Agam.
9. Ibu Khairiyah, M.A selaku guru Pendidikan Agama Islam, yang telah
10. Siswa-siswi khususnya kelas VII dan kelas VIII yang telah membantu
Fauzi dan Nasputra) yang telah memberikan semangat untuk adiknya dalam
berjuang menuntut ilmu, Dan tak lupa juga penulis sampaikan kepada kakak
bantuan materil, dan terima kasih juga kepada adik saya (M. Hafif) yang telah
juga kepada keluarga besar saya yang telah memberikan motivasi dan
dorongan untuk saya, yang lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
yang berlipat ganda atas semua jasa dan kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis Aamiin.
Bukittinggi, 2019
NIM. 2115171
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN SURAT PERNYATAAN
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
F. Sistematika Penulisan........................................................................ 10
A. Pembelajaran ..................................................................................... 12
2. Bentuk-Bentuk Pembelajaran...................................................... 14
1. Pengertian Pubertas..................................................................... 34
2. Tahap-Tahap Pubertas................................................................. 40
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 51
B. Lokasi Penelitian............................................................................... 52
C. Informan............................................................................................ 52
a. Motivasi ................................................................................ 58
b. Bakat ..................................................................................... 60
c. Minat..................................................................................... 62
2. Bosan ........................................................................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 79
B. Saran.................................................................................................. 80
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
ABSTRAK
Skripsi atas nama WAHYU SRI BULAN, NIM: 2115. 177 dengan
judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI Pada
Masa Pubertas Siswa di SMPN 1 IV Koto Kecamatan IV Koto
Kabupaten Agam”.
Latar Belakang Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pembelajaran PAI Pada Masa Pubertas Siswa di SMPN 1 IV Koto adalah,
Karena dengan mudah dijumpai sekarang banyak terlihat siswa-siswi
menunjukkan sikap pubertasnya seperti mulai tertarik dengan lawan jenisnya,
kurang membatasi layaknya etika pergaulan laki-laki dan perempuan,
merokok, dan juga sudah mengenal yang namanya pacaran. Sehingga
berpengaruh terhadap proses pembelajaran PAI seperti mereka malas-
malasan, melamun, kurang bersemangat, kurang percaya diri, dan suka
melawan kepada personil atau pihak sekolah.
Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah Apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran PAI pada masa pubertas
siswa di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto Kab. Agam. Adapun yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apa saja faktor- faktor yang
mempengaruhi pembelajaran PAI pada masa pubertas siswa di SMPN 1 IV
Koto Kec. IV Koto Kab. Agam.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif kualitatif, yaitu
metode yang menggambarkan keadaan yang terjadi dilapangan secara
sistematis. Sumber data dalam penelitian ini adalah Guru yang mengajar di
kelas VII dan kelas VIII dan siswa-siswi yang berjumlah 30 orang. Dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis melakukan observasi di SMPN
1 Iv Koto. Kemudian data yang diperoleh diolah dengan teknik analisis data
deskriftif analitik dan dilakukan triangulasi data dengan membandingkan
data yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil wawancara.
Hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelajaran PAI pada masa pubertas siswa, ada 2 faktor,
yang pertama, yaitu faktor internal yaitu suatu hal asalnya dari dalam diri
seseorang atau individu itu sendiri. Yang termasuk dalam faktor internal
antara lain faktor kesehatan, cacat tubuh, motivasi, perhatian, bakat,
intelegensi, minat dan kesiapan siswa. Kedua yaitu faktor eksternal yaitu,
suatu hal yang asalnya dari luar diri seseorang atau individu itu sendiri. yang
termasuk faktor eksternal yaitu faktor keluarga, keluarga sangat berpengaruh
terhadap proses belajar anak seperti pola asuh atau keadaan di keluarga anak
tersebut. Kemudian faktor sekolah yaitu, sekolah sangat penting untuk
mendidik seorang anak, sekolah harus berperan aktif dalam mendidik
siswanya di sekolah karena siswa lebih banyak meghabiskan waktunya di
sekolah dibandingkan di rumah. Faktor yang terakhir yaitu dari lingkungan
masyarakat, keadaan masyarakat yang baik maka akan baik pula pengaruhnya
terhadap si anak tersebut. Jika keadaan lingkungan tempat si anak tersebut
tidak baik maka akan berpengaruh buruk pula terhadap perkembangan
tingkah laku si anak terutama bagi yang sedang mengalami masa pubertas.
BAB I
PENDAHULUAN
ciptakan oleh Allah SWT dengan membawa potensi (fitrah), sesuai dengan
ْﻮ
ٍد ﯾُﻮْ ﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟﻔِﻄْﺮَ ِة ﻓَﺎ َ ﺑَﻮَ ا هُ ﯾُﮭَ ﱠﻮ دَا ﻧِ ِﮫ اَوْ ﯾُﻨَﺼﱠﺮَ ا ﻧِ ِﮫ اَوْ ﯾُ َﻤ ﱠﺠﺴَﺎ ﻧِ ِﮫ رواه اﻟﺒﺨﺎ ري
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata:Rasulullah SAW
bersabda, setiap anak di lahirkan dalam keadaan suci (
fitrah). Maka kedua orang tua nya lah yang menjadikan
anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (H.R.
Al-Bukhari)1
Allah menciptakan sesuatu secara bertahap, yaitu dengan melalui
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
setetes mani yang bercampur, yang Kami hendak
mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu
Kami jadikan Dia mendengar dan melihat’’.2
1
Imam Bukhari, Shahih Bukhari, ( Beirut: Dar al-Fikr), Juz. V, hal. 325
2
Abdullah Yusuf Ali, Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
1995), Juz XXV, Cet. Ke-1
Dari ayat diatas jelas bahwa manusia diciptakan melalui suatu proses
yang bermula dari setetes air, lalu menjadi janin, kemudian menjadi bayi, lalu
menjadi anak remaja dan akhirnya menjadi dewasa.3 Manusia tidak pernah
statis semenjak dari pembuahan hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik
bahwa struktur itu tidak pernah statis dan sudah ada semenjak awal.4
Namun tujuan ini tidak pernah statis. Tujuan dapat dianggap sebagai suatu
anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makluk seksual. Seperti yang
reproduksi”. 5
untuk merenung dan memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu
moral.6 Masa puber atau pubertas adalah salah satu dari dua periode dalam
3
Permadi Ali Basyar, Bahan Renungan Kalbu,(Bandung: Cahaya Makrifat, 2005), hal. 2
4
Elizabeth B Hurlock, Psikologi Perkembangan, ( Jakarta: Erlangga,1980), hal. 3
5
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 184
6
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2000), hal. 71
proporsi tubuh. Selain masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat masa
menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu atau tidak aman, dan dalam
umumnya disebut sebagai “Remaja tumbuh pesat”. lebih tepat lagi, ini adalah
Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh
baik, berprestasi rendah dan tidak mudah menerima perubahan fisik.8 Pada
masa puber ini, anak mulai memperhatikan penampilan teman yang sebaya
pencarian jati diri (identitas). Di dalam menemukan jati diri sering kali anak
7
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 185
8
M. Ali Yusuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet.
Ke-1, hal.25
usia pubertas bertingkah aneh-aneh. Pencarian jati diri anak usia ini mencari
maka orang tua membutuhkan orang lain untu melaksanakan tanggung jawab
Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan tinggi, baik sekolah agama maupun
sekolah umum.11
9
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 185
10
Badrudin, Manajemen Peserta Dididik, (Jakarta: Permata Putri Media, 2014), hal. 1
11
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Aagma dan Watak Bangsa, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), hal. 15-26
melahirkan peserta didik yang memiliki perilaku keberagamaan yang baik
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium.12
dibandingkan dengan sekolah agama. Dan disamping itu waktu peserta didik
kemampuan tumpuan yang sekaligus amanah dan anugerah dari Allah SWT,
anak lahir dari pemeliharaan orang tua dan di besarkan dalam lingkungan
memelihara serta membina dan mengarahkan nya sejak kecil, bahkan sejak
12
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) Cet. Ke-
13, hal. 57
13
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 16
anak itu masih dalam kandungan yang semua itu tidak terlepas dari tanggung
februari 2019 terlihat siswa menunjukkan sikap pubertas seperti mulai tertarik
dan perempuan, suka berbohong, suka berkelahi, cara berpakaian yang tidak
pantas, banyaknya siswa yang merokok, dan juga sudah mengenal yang
pendidik di SMPN 1 IV Koto dengan ibu Khairiyah bahwa pada saat siswa
mengalami masa pubertas mereka sering bolos sekolah, merokok, dan juga
sudah mengenal yang namanya pacaran. Dan pada saat proses pembelajaran
kurang percaya diri, suka melawan kepada guru dan personil sekolah dan lain
sebagainya.
guru tersebut.
14
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2010), Cet. Ke-III, hal 202
Dari observasi yang penulis lakukan dengan guru dan siswa tersebut,
bahwa guru dan siswa kurangnya interaksi sehingga anak tersebut melakukan
dari guru-gurunya.
Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam
B. Identifikasi Masalah
mengajar.
2. Adanya siswa yang kurang bersemangat atau kurang percaya diri ketika
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan penelitian ini tidak keluar terlau jauh dari pokok
2. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui Apa saja Faktor-
di SMPN 1 IV Koto.
2. Kegunaan Penelitian
IAIN Bukittinggi.
Koto.
penulisan ilmiah.
E. Penjelasan Judul
15
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyo, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
hal.116
16
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2010), Cet. Ke-III, hal. 191-192
Pubertas : Pubertas merupakan masa transisi dan tumpang tindih.
dimilikinya pula.17
maksud secara umum dari judul penelitian ini adalah suatu penelitian yang
F. Sistematika Penulisan
agar lebih terarahnya pembahasan penelitian ini, maka dapat dilihat pada
sistematikanya yang dibagi kepada 5 (lima) bab, pada tiap-tiap bab dirinci
17
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hal.
12
18
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), hal. 115
Bab I membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah
dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul dan
sistematika penulisan.
yang mempengaruhi belajar. Pada bab ini juga membahas tentang masa
Bab III Metodolgi penelitian, terdiri dari lokasi penelitian, jenis penelitian,
informan, metode dan teknik pengumpulan data, pengolahan data, teknik analisis
Bab IV membahas tentang Bab IV, Merupakan hasil penelitian yang terdiri
dari faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran PAI pada masa pubertas siswa
Bab V Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dari isi skripsi tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi pembelajaran PAI pada masa pubertas siswa di SMPN 1
IV Koto Kec. IV Koto Kab. Agam dan saran penulis terhadap guru dan siswa yang
ada di SMPN 1 IV Koto Kec. Iv Koto Kab. Agam khususnya kelas VII dan kelas
VIII.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
mengajar, karena ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajar, sebab
perhatian, baik dari pakar ilmu pendidikan maupun pakar psikologi, yang
pembelajaran itu merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada diri
berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan perubahan tingkah laku
itu.
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium.19
19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) Cet. Ke-
13, hal. 57
a. Menurut pengertian psikologisnya, pembelajaran adalah suatu proses
20
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyo, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
hal.116
21
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-
1, hal. 27
22
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008), hal. 8
23
Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),
hal. 41
2. Bentuk-Bentuk Pembelajaran
rangsangan-rangsangan tertentu.24
sebagai berikut:
24
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), hal. 7
25
H. M. Suparta dan Herry Noer Aly, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:
Amisco, 2003), Cet. Ke-2, hal. 31
26
Eveline Siregar dan Hartani Nara, Teori Belajar dan PembelajaranI,..., hal. 7
1) Mata rantai beruntun (progressive-chaining), rantai dapat dikuasai
telah dikenal.
membedakan apa yang termasuk dalam kategori syarat shalat dan apa yang
responnya.
27
H. M. Suparta dan Herry Noer Aly, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,..., hal. 33
28
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,..., hal. 7
29
H. M. Suparta dan Herry Noer Aly, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,..., hal. 34
d. Pembelajaran konsep (concept learning)
mempunyai satu hal yang sama, dengan kata lain, dalam belajar konsep,
ada.30
stimulus yang berbeda bentuk luarnya, tetapi memiliki titik sama yang
b. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respons, tetapi juga
menyenangkan.
masalah.35
33
H. M. Suparta dan Harry Noer, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,..., hal. 37
34
Eveline Siregar dan Hartani Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,..., hal. 14
35
Mohammad Syarif Sumanti, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2015), Cet. Ke-1, hal. 3
h. Kebutuhan memecah materi yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan
sederhana.
j. Belajar akan lebih cepat, efesien dan menyenangkan apabila siswa diberi
a. Faktor luar, yaitu lingkungan baik alam maupun sosial dan instrumental
b. Faktor dalam, yaitu fisiologi meliputi kondisi fisik dan panca indera dan
kognitif.38
36
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,..., hal. 14-16
37
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hal.
233
Dalam pembahasan ini antara faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa
yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan
yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang berbeda.39
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa). yakni keadaan / kondisi
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar
siswa.
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis uraikan tantang secara lebih
38
Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),
hal. 45
39
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Press, 2001), Cet. Ke-8, hal. 107
40
Dwi Prasetia, dkk, h. 45
a. Faktor Internal Siswa
1) Faktor jasmaniah
pelajaran.41
a) Faktor kesehatan
sebagainya.42
b) Cacat tubuh
buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan lain-lain. Cacat tubuh juga
41
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005), hal. 127
42
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), Cet.
Ke- 1 hal. 40
43
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), Cet. Ke-3, hal. 55
2) Faktor Psikologis
a) Motivasi
merupakan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga
b) Perhatian
44
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,..., hal. 133
bersangkutan tidak suka lagi belajar. Pemusatan energi psikis yang
c) Bakat
dan moral dari lingkungan yang terdekat. Bakat ada yang bersifat
kepemimpinan.46
45
Tohirin, Psikologi Perkembangan Pendidikan Agama Islam,..., hal. 129-130
46
Mudjiran, Perkembangan Peserta Didik, (Padang, 2007),hal. 73
Ayat tersebut dapat dikaitkan dengan bakat yang dimiliki
d) Intelegensi
47
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan AgamaIslam,..., hal. 129-130
e) Minat
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa atau tidak diminati siswa,
Artinya:’’Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya
usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)
f) Kesiapan
berasal dari luar diri siswa. Dalam kegiatan belajar ada 2 macam faktor
eksternal:
48
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,..., hal. 130-132
49
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,..., hal. 135-136
1) Lingkungan sosial
a) Faktor keluarga
yang terdiri dari orang tua, kakak, adik, nenek, kakek dan lainnya.
tua atau ayah dan ibu. Orang tua merupakan penggerak utama
ْ ﻛُﻞﱡ ﻣَﻮْ ﻟُﻮْ ٍد ﯾُﻮْ ﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟﻔِﻄْﺮَ ِة ﻓَﺎ َ ﺑَﻮَ ا هُ ﯾُﮭَ ﱠﻮ دَا ﻧِ ِﮫ اَوْ ﯾُﻨَﺼﱠﺮَ ا ﻧِ ِﮫ اَو:ََﺳﻠَﻢ
(ﯾُ َﻤ ﱠﺠﺴَﺎ ﻧِ ِﮫ )رواه اﻟﺒﺨﺎ ري
yang tinggi. Sebaliknya bila orang tua acuh tak acuh terhadap
50
Imam Bukhari, Terjemah Hadist Shahih Bukhari, Terjemah Zainuddi Hamidy, Dkk,
Judul Asli “Shahih Bukhari”, (Jakarta: Widjaya, 1986), Cet. Ke-4, hal. 82
pembelajaran, biasanya anak kurang atau tidak memiliki semangat
maksimal.51
b) Faktor sekolah
ada siswa yang tersisih dan menyisihkan diri. Bagi siswa yang
51
Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fil Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999),
Cet. Ke-2, h. 63-64
52
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), hal 62
kurang nyaman atau kurang lancar. Bahkan kadang-kadang hal
c) Faktor Masyarakat
teman yang kurang baik atau tidak baik seperti: merokok, minum-
Artinya: ’’ Dan orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka
mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan
anak cucu mereka dengan mereka dan kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amat mereka. Tiap-
tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya’’.
(Q.S At-Thur: 21)
53
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), Cet. Ke-3, h. 202-208
Jadi, salah satu perbuatan dalam bergaul dengan orang
lain, dan diantara orang lain itu adalah orang yang belajar (siswa).
2) Lingkungan non-sosial
Islam. Karena pendidikan Islam meliputi semua aspek dari ajaran Islam,
54
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,..., hal. 62
55
Nasrul, Pendidikan Agama Islam, (Padang: UNP Press, 2011), Cet. Ke-4, hal. 1
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
dengan tujuan yang diturunkan oleh agama Islam, yaitu untuk membentuk
bagian yaitu:
56
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2010), Cet. Ke-III, hal. 191-192
57
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi perkembangan ,..., hal. 192
lainnya).58
fitrah insaniyah sehingga peserta didik bisa menjadi penganut atau pemeluk
waktu hidup manusia telah berakhir pula. Orang yang sudah bertaqwa masih
58
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan,..., hal. 192-193
59
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan,..., hal. 193
perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan
pendidikan agama Islam dapat dilihat dalam firman Allah swt, (Qs.Ali Imran:
102)
a. Prinsip Integral
60
Baharuddin, Pendidik dan Psikologi Perkembangan,..., hal. 193
Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan
Allah adalah maha pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula
ayat 1-5:
tanpa memberikan tekanan terhadap salah satu jenis ayat yang dimaksud.
b. Prinsip Terbuka
perbedaan hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia, dalam Qs. Al-
Mulk ayat 2:
61
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013), hal 64
Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia mengui
kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun’’. (Qs. Al-
Mulk:2)
Hadist.62
22:
perbedaan tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan
62
Ahmad Malik Fajar, Reorientasi Pendidikan islam, (Jakarta: Fajar Dunia, 1999) hal. 28
Islam sepanjang sejarahnya telah memelihara perbedaan individual yang
B. Pubertas
1. Pengertian Pubertas
kedewasaan”. Kata ini lebih menunjukkan pada perubahan fisik dari pada
dewasa, serta perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap
63
Muhammad Qutub, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: Alma’rif, 1984), hal. 60
64
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1980), h. 184
65
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hal.
12
Periode pubertas biasanya berlangsung sangat cepat antara 10 sampai 12
atau 14 tahun, yang berarti periode tersebut akan berlangsung paling lama
ditandai perubahan jasmani dan rohani. Usia ini disebut juga masa
sangat cepat. Anak jadi cepat besar, bobot badannya naik dengan cepat.
Periode ini berlangsung pada usia 11-15 tahun bagi anak perempuan dan
66
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja,..., hal. 12
67
A. Mursal H. M Taher, Ilmu Jiwa dan Pendidikan, (Bandung: Almarif, 1987), hal. 12-
13
68
Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Mandar Maju,
1995), h. 150
ke masa dewasa. Setelah berhasil melampaui ujian-ujian yang merupakan
bagian penting dari semua upacara pubertas, anak laki-laki dan anak
dewasa.69
orang tua dan guru untuk mengetahui harapan anak-anak yang memasuki
tahap baru dalam kehidupan, dan seperti halnya dalam semua penyesuaian
dari dengan harapan sosial yang baru, sebagian besar menganggap masa
karena pada saat anak-anak proporsi tubuh mereka kecil baik itu tinggi
badan dan tidak ada perubahan tbuh mencolok. Disaat usia pubertas
proporsi tubuh mereka mulai besar baik itu tinggi badan dan perubahan
tubuh. Bagi anak perempuan dengan tubuhnya, payudara dan haid. Anak
69
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, hal. 184
70
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, hal. 184
didalam banyak kasusu mengakibatkan perilaku yang tidak baik. Selama
mencolok.72
2) Negatif dalam sikap sosial baik dalam bentuk menarik diri dari
masyarakat.
71
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 185
72
Yudrik JahjaPsikologi Perkembangan,..., h.223
2) Puber, wanita berumur 13-18 tahun dan laki-laki berumur 14-19
tahun.
19-23 tahun.73
usia 8,5 dan 11,5 tahun, dengan puncak rata-rata pada 12,5 tahun. Sejak
pesat yang sama, kecuali bahwa pertumbuhan mulai lebih lambat dan
antara 10,5 dan 14,5 tahun dan kemudian diikuti oleh penurunan secara
dicapai adalah haid dan basah malam, bukti yang diperoleh dari analisis
kimia terhadap air seni dan foto sinar x dari perkembangan tulang.
73
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-7, hal.
239
74
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 36
75
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 187
Haid pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan
seksual anak perempuan, tetapi ini bukanlah perubahan fisik pertama dan
semua sudah berkembang, tetapi belum ada yang matang. Haid lebih
selama tidur penis kadang-kadang menjadi tegang, dan bibit atau cairan
bagi organ reproduksi pria untuk membebaskan diri dari jumlah bibit
yang berlebihan.77
Pada saat ini diketahui bahwa sekitar lima tahun sebelum anak
2. Tahap-tahap pubertas:
a. Tahap prapuber
masa kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai prapuber yaitu bukan
76
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,…,hal. 185
77
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 186
78
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan,..., hal. 222
b. Tahap pubertas
dan masa remaja, selama tahap remaja ciri-ciri seks sekunder terus
berkembang.79
masa remaja. Selama tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang
ini menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-
Ciri-ciri anak usia pubertas terbagi pada empat: ciri-ciri fisik, ciri-ciri
79
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 185
80
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan,..., h. 222
81
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. ke-7, h.
239
a. Ciri fisik anak usia pubertas
Menurut Andi Mappiare, cirri-ciri fisik pada anak usia pubertas ini
b. Ciri-ciri psikologis
Menurut Agus Sujanto cirri psikologis yang terlihat pada masa pubertas
adalah:
1) Terhadap segala sesuatu si anak bersifat ragu, tidak pasti, tidak senang,
tidak mudah dipahami oleh anak itu sndiri. Anak terlihat canggung dan
sikap keras kepala menentang dan berbuat kenakalan. Oleh sebab itu masa
82
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 188-189
83
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan,…, h.239
c. Perkembangn ciri-ciri seks primer
yang ada, baik didalam maupun diluar badan atau menunjukkan pada
perkembangan dan pertumbuhan fisik, pada anak usia pubertas terjadi pula
mengalami haid pertama ini sering kali merasakan sakit kepala, pinggang,
perut dan sebagainya yang menyebabkan anak cepat letih dan lekas marah.
basah.85
masa pubertas ditandai pula dengan ciri-ciri .seks sekunder, yaitu tanda-
produksi.86
telur.87
Selain ciri-ciri yang berbeda perbedaan sikap hidup pada anak usia
1) Laki-laki
a) Aktif memberi
e) Sifat objektif
2) Perempuan
e) Sifat subjektif.88
87
Ahmad Azhari Abu Miqad, Pendidikan Seks Bagi Remaja Menurut Hukum Islam, (Yogyakarta:
Mitra Pustaka, 2000), hal. 35-36
88
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-1, h. 89
4. Akibat Perubahan Pada Masa Pubertas
Perubahan dalam sikap dan Perilaku yang terjadi pada saat ini
merupakan akibat dari perubahan sosial dari pada perubahan kelenjar yang
pengertian yang diterima anak puber dari orang tua, kakak, adik, guru dan
dan perilaku. semua ini disebabkan karena perubahan fisik yang terlampau
a. Ingin menyendiri
89
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,..., hal. 89
90
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 191-192
kegiatan keluarga. Gejala ingin menarik diri mencakup ketidak
b. Bosan
menurun.
c. Antagonisme sosial
merendahkan.
d. Inkoordinasi
pola koordinasi gerakan dan anak akan merasa kikuk dan janggal
bagian awal pada masa puber. pada masa ini anak merasa khawatir,
karena daya fisik menurun dan kritik yang bertubi-tubi dating dari
g. Terlalu sederhana
awal masa remaja adalah masa transisi. Dalam periode ini anak menjadi
dihadapkan pada krisis baru yaitu masa pancaroba. Masa peralihan dari
91
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, hal. 192
92
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja,..., hal. 126
marah, merenggut dan kehendaknya selalu berubah-ubah. sebaliknya seikit
saja ada yang ganjil mereka sudah tertawa sambil menutup mulutnya.
tidak tahu apa”.93 Keadaan kehidupan batin yang penuh gejolak ini
menyebabkan para remaja jadi cepat tersinggung, sulit diatur dan memiliki
b. Bahaya Fisik
93
Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja,..., hal. 126
94
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal 196-197
telah dewasa. Anak mengawasi perubahan pada tubuhnya yang
dukungan sosial yang pada waktu-waktu lalu diperoleh, dan hal ini
sendiri.96
2) Prestasi rendah
yang biasanya mulai disekitar kelas empat atau kelas lima. Pada
95
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 196
96
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,...,hal. 196
saat gairah bersekolah berubah menjadi tidak bergairah, pada
memiliki wawasan atau terhambat oleh sopan santun dan rasa malu.
97
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 197
98
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 198
penyebab kurang sesuainya dukungan yang mereka peroleh dengan
kematangan.100
99
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 199
100
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,..., hal. 200
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dengan menggunakan metode yang relavan, yang mana untuk kasus adalah
kejadian yang terjadi pada saat melakukan penelitian di lokasi apa adanya
tanpa ada campur tangan dari pihak lain, maka dalam penelitian ini penulis
yang ada.
101
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Cet-2, Hal.
310
B. Lokasi Penelitian
C. Informan
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.102 Jadi, dia mempunyai banyak
anggota tim dengan kebaikan dan kesuka relaannya, dia dapat memberikan
1. Informan Kunci
Informan kunci adalah guru PAI yang mengajar di kelas VII dan kelas
2. Informan Pendukung
siswa-siswi SMPN 1 IV Koto kelas VII dan kelas VIII, juga guru
a. Observasi
104
Suwirman, Metodologi Penelitian, (Padang: UNP Pres Padang. 2011), hal. 61
105
Suwirman, Metodologi Peneltian,(Padang:UNP Pres Padang, 2011), hal. 61
observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan
si peneliti.
b. Wawancara
tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
untuk (1) mendapatkan data langsung dari orang yang pertama (primer),
dalam penelitian ini adalah siswa-siawi kelas VII dan kelas VIII. Dan
106
Suwirman, Metodologi Peneltian,(Padang: UNP Press Padang, 2011), hal. 65
107
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
1997), cet-1, hal. 83
E. Teknik Analisis Data
melainkan dalam bentuk kualitatif. Terdapat tiga alur kegiatan yang akan
dilakukan dalam analisis data ini yaitu: reduksi data, display data dan
verifikasi.
1. Reduksi data
F. Triangulasi Data
dan alat yang berbeda dan metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan
jalan:
wawancara.
berkaitan.
karena ada kalanya apa yang diucapakan atau dikatakan oleh informan
ketika sendirian dan pada ketika di depan orang banyak berbeda dengan
108
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit ALFABETA, 2010), hal.
412
109
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya),
hal. 178
hasil pengamatan, dokumen setempat. Jadi, untuk melihat keabsahan dan
HASIL PENELITIAN
IV koto kabupaten Agam. Hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk analisa
temuannya:
a. Motivasi
berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk
menggantikan ibu Khairiyah, bapak Sabri pada hari Kamis 9 Mei 2019
beliau mengatakan:
110
Khairiyah, Salah Satu Guru di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto Kab. Agam,
Wawancara Pribadi, 9 Mei 2019
111
Sabri, Kepala Sekolah di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto Kab. Agam, Wawancara
Pribadi,...9 Mei 2019
menyampaikan motivasi atau nasehatnya kepada kami yang
hanya itu-itu saja’’.112
atau motivasi dari seorang guru tersebut sangatlah penting bagi siswa.
terkucilkan.
b. Bakat
112
M. Hafif, salah satu siswa kelas VII di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto Kab. Agam,
Wawancara Pribadi, 9 Mei 2019
berbakat dari segi materi pembelajaran PAI yang mereka
pelajari’’.113
siswa di SMPN 1 IV koto tersebut ada yang suka atau berbakat dalam
113
Khairiyah, Wawancara Pribadi, 10 Mei 2019
114
Nadia Septiani, salah satu siswa kelas VII di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto Kab.
Agam, Wawancara Pribadi, 10 Mei 2019
115
Muhammad Kibril, salah satu siswa kelas VII di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto Kab.
Agam, Wawancara Pribadi, 10 Mei 2019
PAI tersebut. Jadi sebagai seorang guru kita harus membangkitkan
semangat belajar anak didik kita, apa lagi dalam pelajaran pendidikan
agama Islam. Karena inilah bekal yang akan mereka bawa ke akhirat
kelak.
dalam belajarnya.
c. Minat
dengan minat siswa atau tidak diminati siswa, maka siswa yang
siswa ada yang berminat pada pelajaran pendidikan agama Islam dan
ada yang tidak. Sebagai seorang guru jika ada siswa yang memiliki
agama Islam maka kita harus memotivasi dan member dukungan yang
besar untuk siswa tersebut. Untuk mengetahui minat siswa pada suatu
116
Khairiyah, Wawancara Pribadi, 10 Mei 2019
117
Nadia Septiani, salah satu siswa kelas VII di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto Kab.
Agam, Wawancara Pribadi, 10 Mei 2019
Siswa yang berminat pada pelajaran pendidikan agama Islam,
dapati dari belajar pendidikan agama Islam itu sendiri serta ia dapat lebih
Faktor eksternal adalah suatu hal yang asalnya dari luar diri
pada faktor keadaan keluarga pada aspek pola asuh orang tua.
a. Keluarga
118
Khairiyah, Wawancara Pribadi, 13 Mei 2019
Peran yang dilakukan oleh orang tua siswa dalam proses
kegiatan belajar anak dapat kita ketahui dari hasil wawancara salah
satu orang tua siswa yaitu Ibu Erniati. Beliau adalah Ibunda dari M.
Hafif. Berikut adalah ucapan beliau yang begitu jujur dan bijak
Potensi yang dimiliki bagi seorang anak akan tergantung dari didikan
Misalnya kedua orang tua sianak tersebut bercerai atau berpisah, maka
pembelajaran.
119
Salah satu orang tua siswa dari M. Hafif siswa kelas VII di SMPN 1 IV Koto Kec. IV
Koto Kab. Agam, wawancara pribadi, 13 Mei 2019
b. Sekolah
Sikap guru terhadap siswa sikap siswa terhadap guru amat besar
120
Khairiyah, Wawancara Pribadi, 13 Mei 2019
121
Muhammad Rayhan, salah satu siswa kelas VIII di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto
Kab. Agam, Wawancara Pribadi, 10 Mei 2019
Wawancara dengan guru dan siswa tersebut dapat dikatakan
3 kali, kali yang ketiga adalah orang tua siswa dipanggil. Sekolah
rumah yang biasanya berlangsung 6 hari yaitu dari hari senin sampai
sabtu. Jadi pihak sekolah harus tegas mengawasi anak atau siswa-
c. Masyarakat
dengan teman bergaul jika siswa bergaul dengan teman yang kurang
diketahui bahwa sebagai guru jika ada peserta didik yang meminta
izin di jam pelajaran dan izinnya itu sangat lama, maka perlu kita
selidiki atau minta tolong kepada satpam atau penjaga sekolah untuk
lagi.
122
Khairiyah, Wawancara Pribadi, 13 Mei 2019
B. Ciri Psikologis Anak Usia Pubertas
psikologis. Menurut Agus Sujanto ciri psikologis yang terlihat pada masa
pubertas adalah:
1. Terhadap segala sesuatu si anak bersifat ragu, tidak pasti, tidak senang,
tidak mudah dipahami oleh anak itu sndiri. Anak terlihat canggung dan
sikap keras kepala menentang dan berbuat kenakalan. Oleh sebab itu masa
123
Khairiyah, Wawancara Pribadi, 15 Mei 2019
’’Ketika sedang tidak mampu berkonsentrasi atau tidak ada
ketertarikan terhadap materi yang diajarkan oleh guru tersebut,
kadang-kadang kami merasa jenuh dengan penyampaian guru
tersebut. Atau penyampaian guru yang membosankan. Maka
disinilah kami merasa jenuh atau kami sering melamun di dalam
kelas karena tidak adanya ketertarikan dari penyampaian materi
dari guru tersebut’’.124
dalam penyampaian materi tersebut, agar peserta didik tidak merasa jenuh
mengajar berlangsung.
kepribadian.
124
Bunga Avrilia, salah satu siswa kelas VII di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto Kab.
Agam, Wawancara Pribadi, 15 Mei 2019
lainnya sudah pulang kerumah masing-masing. Tetapi mereka tidak
langsung pulang, akan tetapi mereka janjian dan duduk-duduk di
belakang sekolah atau yang sering disebut dengan mojok. Perilaku
mereka tersebut mengakibatkan mereka terlambat pulang sekolah.
Kemudian mayarakat melihat mereka dan melaporkannya ke
sekolah karena masyarakat tersebut sudah sering kali melihat
perlakuan anak tersebut’’.125
menggantikan ibuk Khairiyah, bapak Sabri pada hari Kamis 16 Mei 2019
beliau mengatakan:
125
Khairiyah, Wawancara Pribadi, 16 Mei 2019
126
Sabri, Wawancara Pribadi, 16 Mei 2019
127
Yanti, Salah Satu Guru Bimbingan Konseling di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto Kab.
Agam, Wawancara Pribadi, 16 Mei 2019
Hasil wawancara dengan salah seorang siswa dengan Muhammad
tertarik kepadanya.
kita harus membekali peserta didik kita dengan ilmu, membekali diri
dan perilaku. semua ini disebabkan karena perubahan fisik yang terlampau
cepat. Bentuk-bentuk perubahan pada sikap dan perilaku adalah antara lain
1. Ingin menyendiri
anak yang sedang mengalami masa pubertas lebih sering atau lebih
tenaga pendidik untuk mengatasi anak yang suka menyendiri pada usia
dengan anak tersebut, dan juga kita juga menjalin kerja sama dengan orang
130
Giska Septiani Amanda, salah satu siswa kelas VIII di SMPN 1 IV Koto Kec. IV Koto
Kab. Agam, Wawancara Pribadi, 18 Mei 2019
131
Khalishatul Ukhty, Wawancara Pribadi, 18 Mei 2019
tua peserta didik. Karena ketika berada di rumah yang menjadi tanggung
jawabnya adalah orang tua, Dan ketika anak tersebut berada di sekolah
2. Bosan
menurun.
materi ajar yang membuat peserta didik bosan maka guru membuat atau
lagi. Sehingga siswa tersebut tidak ada yang merasa bosan ketika
pembelajaran berlangsung.
sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena
daya fisik menurun dan kritik yang bertubi-tubi dating dari orang tua
guru kita harus bisa membangkitkan rasa percaya diri peserta didik kita
mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya dan
134
Khairiyah, Wawancara Pribadi, 20 Mei 2019
135
Giska Septiani, Wawancara Pribadi, 20 Mei 2019
kesulitan. Karena dengan membangkitkan rasa percaya diri peserta didik
tersebut akan membuat dia tidak takut salah lagi dalam menjawab
perlu kita bangkitkan dari peserta didik kita untuk menghilangkan rasa
di lingkungan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah suatu hal asalnya dari dalam diri seseorang atau
individu itu sendiri. Yang termasuk dalam faktor internal antara lain
minat dan kesiapan siswa. Dan yang termasuk ke dalam faktor internal
kesiapan siswa.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah suatu hal yang asalnya dari luar diri seseorang
atau individu itu sendiri. Yang termasuk dalam faktor eksternal antara
tersebut.
B. SARAN
1. Bagi siswa
2. Bagi sekolah
Diharapkan kepada pihak sekolah untuk bisa bekerja sama dengan guru
Ali, Abdullah Yusuf, 1995. Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya. Jakarta: Pustaka
Firdaus
Danar Jati Dwi Prasetia, Dkk, 2014. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Haidar Putra Daulay, 2016. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta:
Prenadamedia Group
Sardiman AM, 2001. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Gravindo Press
Sudarsono, 1992. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta
Sujanto, Ulwan Nasih Abdillah Abdillah, 1999. Tarbiyah Aulad Fil Islam.
Jakarta: Pustaka Amani