OLEH
ARI KRISTIANA
NIM : 15.01.20.06
2018
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan
OLEH
ARI KRISTIANA
NIM : 15.01.20.06
2018
KATA PENGANTAR
i
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunian-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.W Khususnya
An.V Dengan Masalah Utama ISPA Di Desa Klampok Kecamatan Godong
Kabupaten Grobogan”
Karya tulis ilmiah ini disusun guna melengkapi persyaratan kelulusan
pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An Nur
Purwodadi.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
2. Anita Lufianti, S.Kep.,Ns.,M.Kes.,M.Kep selaku ketua STIKES An Nur
Purwodadi
3. Suryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua prodi DIII Keperawatan STIKES An
Nur Purwodadi
4. Fitriani, S.Kep.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang sangat luar biasa bagi
penulis, yang selalu meluangkan waktu dan sabar dalam meluruskan dalam
setiap kesalahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
5. Bapak Ibu dosen STIKES An Nur Purwodadi yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu
6. Bapak Sarpin dan Ibu Sulami tercinta yang menyayangiku yang selalu
memberikan doa, motivasi, semangat serta dukungan moral maupun materil
pada peneliti
7. Rekan-rekan seperjuangan tingkat III Angkatan XX Prodi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An Nur Purwodadi dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini
ii
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan
mendapat balasan sesuai dengan amal pengapdiannya Allah SWT. Tiada gading
yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata
semoga Karya Ilmiah DIII Keperawatan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iv
MOTTO
PERSEMBAHAN
v
DAFTAR ISI
vi
B. Tumbuh Kembang Anak ...................................................................... 19
1. Pengertian ....................................................................................... 19
2. Faktor yang mempengaruhi tumbang anak .................................... 20
3. Cirri-ciri Tumbuh Kembang Anak ................................................. 23
4. Pola Tumbuh Kembang Pada Anak ............................................... 24
5. Tes DDST ...................................................................................... 25
C. Konsep Dasar Keluarga........................................................................ 29
1. Pengertian ....................................................................................... 29
2. Cirri-ciri struktus Keluarga ............................................................ 30
3. Tipe Keluarga ................................................................................. 30
4. Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga ................................... 33
5. Fungsi Keluarga ............................................................................. 35
6. Tugas Kesehatan Keluarga ............................................................. 36
D. Asuhan Keperawatan Keluarga ............................................................ 37
1. Pengkajian ...................................................................................... 37
2. Hal Yang Perlu Dikaji .................................................................... 39
3. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga ............................... 41
4. Stress Dan Koping Keluarga .......................................................... 50
5. Pemeriksaan Kesehatan .................................................................. 50
6. Harapan Keluarga........................................................................... 50
E. Diagnosa Keperawatan......................................................................... 51
F. Implementasi ........................................................................................ 59
G. Evaluasi ................................................................................................ 59
H. Metodologi ........................................................................................... 59
BAB III TINJAUN TEORI
I. PENGKAJIAN ..................................................................................... 83
A. Data Umum .................................................................................... 83
B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga ............................... 86
C. Data Lingkungan ............................................................................ 87
D. Struktur Keluarga ........................................................................... 89
E. Fungsi Keluarga ............................................................................. 90
vii
F. Stress Dan Koping Keluarga .......................................................... 94
G. Harapan Keluarga........................................................................... 95
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA ..................................... 100
A. Analisa Data ................................................................................... 100
B. Perumusan Diagnosa Keperawatan ................................................ 102
C. Penilaian Scoring ........................................................................... 102
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan .................................................... 107
III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ............................................ 108
IV. IMPLEMENTASI ................................................................................... 112
V. EVALUASI ............................................................................................. 117
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................................... 118
B. Diagnose Keperawatan............................................................................ 123
C. Rencana Keperawatan ............................................................................. 123
D. Tindakan Keperawatan............................................................................ 123
E. Evaluasi ................................................................................................... 123
F. Pembenaran ............................................................................................. 141
BAB V PENUTUP
A. Kesimpilan .............................................................................................. 143
B. Saran ........................................................................................................ 144
DAFTAR PUSTAKA
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Word Health Organitation (WHO) tahun 2013, sebesar 78% balita yang
Akut (ISPA), khususnya pneumonia. ISPA lebih banyak terjadi pada Negara
sebesar 25% - 30% dan 10% - 15%. Kematian balita akibat Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) di Asia Tenggara sebanyak 2,1 juta balita pada tahun
negara dengan kasus kematian balita akibat ISPA terbanyak (Usman 2012).
diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15% - 20% pertahun pada golongan
usia balita.
Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala:
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek atau berdahak. Period prevalence
ISPA dihitung dalam kurun waktu 1 bulan terakhir. Lima provinsi dengan
ISPA tertinggi adalah nusa tenggara timur (41,7%), papua (31,1%), aceh
(30,0%), nusa tenggara barat (28,3%), dan jawa timur (28,3%). Pada riskesdes
2007, nusa tenggara timur juga merupakan provinsi tertinggi dengan ISPA.
1
2
bakteri. Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala:
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak. ISPA
(Listyowati, 2013).
kelompok umur 1-4 tahun (25,8%) dan penyakit ini lebih banyak dialami pada
Survey yang dilakukan oleh subdit ISPA tahun 2013 menempatkan ISPA
Penyakit ISPA pada balita, ditandai dengan adanya batuk atau kesukaran
kelompok yaitu umur kurang dari 5 tahun. ISPA yang disebabkan oleh
beberapa faktor yang dipengaruhi terhadap kejadian ISPA pada balita adalah
gizi yang kurang, status imunisasi yang tidak lengkap, membedong bayi
3
defisiensi vitamin A, kepadatan tempat tinggal, polusi udara akibat asap dapur,
orang tua perokok dan keadaan rumah yang tidak sehat (Depkes 2013).
penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) mencapai 163 balita dari
tahun 2014 angka penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dari data
10 besar penyakit, ISPA urutan nomor 1 yaitu mencapai 10.576 jiwa dan ada
penurunan pada tahun 2015 yaitu 9.987 jiwa dan pada tahun 2016 mengalami
penurunan mencapai 2.006 jiwa. Pada tahun 2017 penyakit ISPA mencapai
8111 jiwa, pada laki-laki 4006 jiwa dan perempuan 4105 jiwa, didesa godong
penyakit ISPA urutan nomor 1 dari data 10 besar penyakit dan nomor 12 dari
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
grobogan.
2. Tujuan Khusus
ISPA
yang lain dan keluarga sesuai dengan kondisi didalam keluarga Tn.W
Tn.W
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
2. Bagi institusi
3. Bagi keluarga
kasus ISPA
masyarakat
E. Metode Penulisan
a. Wawancara
b. Observasi (pengamatan)
untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode
perawatan.
c. Dokumentasi
mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut
dapat berupa gambar, table atau daftar periksa dan film documenter.
E. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
BAB II :Konsep dasar terdiri dari: konsep medis yang berisi pengertian,
BAB III :Tinjauan kasus terdiri dari: pengkajian, analisa data, diagnose,
secara teoristis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
mahasiswa.
BAB II
KONSEP TEORI
1. Pengertian
merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Menurut para ahli,
daya tahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa karena sistem
pertahanan tubuhnya belum kuat. Dengan kondisi anak yang lemah, proses
pernapasan atas maupun bawah (parenkim paru) yang sudah akut. Suatu
Infeksi akut pada saluran pernapasan ini sering terjadi pada anak dibawah
10 kali lipat lebih besar daripada di negara maju. Penyebab ISPA di negara
9
10
akut diperkenalkan pada tahun 1984. Istilah ini merupakan dari istilah
Secara anatomis, ISPA dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ISPA Atas
dan ISPA Bawah, dengan batas anatomis adalah suatu bagian dalam
saluran teggorokan atau pharingitis dan radang telinga tengah atau otitis.
2. Klasifikasi
1) Pneumonia berat
10
11
2) Pneumonia
3) Bukan pneumonia
Tidak ada nafas cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam
1) Pneumonia berat
2) Bukan Pneumonia
Tidak ada nafas cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam
3. Etiologi
(Hartono. R, 2012)
a. Agen penginfeksian
11
12
b. Umur
meningkat pada umur 3-6 bulan, pada waktu ini antara hilangnya
antibody keibuan dan produksi antibody bayi itu sendiri. Sisa infeksi
dari virus berkelanjutan pada waktu balita dan prasekolah. Pada waktu
Beberapa agen virus membuat sakit ringan pada anak yang lebih
bawah atau batuk asma pada balita. Sebagai contoh, batuk rejan secara
c. Ukuran
12
13
samping itu jarak antara struktur dalam system yang pendek pada
Eustachius relative pendek dan terbuka pada anak kecil dan anak muda
d. Daya Tahan
e. Variasi Musim
sering muncul pada musim gugur dan awal musim semi. Infeksi yang
muncul selama cuaca dingin. Musim dingin dan semi adalah tipe
“Musim RSV”.
13
14
4. Manifestasi Klinis
(Hartono. R, 2012)
reaksi banyak dari pada anak kecil. Balita menunjukan angka yang umum
dan gejala yang memanifestasi dengan baik, dimana berbeda pada anak
kecil dan dewasa. Tanda dan gejala berhubungan pada penyakit pernafasan
adalah:
a. Hati
Terjadi pada bayi yang baru lahir. Membesar pada umur 6 bulan
seperti infeksi halus. Sering muncul pada tanda awal infeksi. Menjadi
lesu dan iritasi atau sesatu yang euphoria dan banyak aktif dari pada
Berhubungan dengan:
1) Sakit kepala
14
15
c. Anoreksia
d. Muntah
untuk infeksi kasar, bias mendahului tanda lain beberapa jam, biasanya
e. Diare
f. Sakit perut
1) Sering komplain
anak
g. Batuk
1) Sering muncul
15
16
h. Suara pernafasan
1) Batuk
2) Serak
3) Mendengkur
4) Stridor
Auscultaltion:
1) Mendesah
2) Merintih
i. Luka tenggorokan
sinusitis
16
17
5. Fisiologi
infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah. Bentuk
infeksi ini dapat ditemukan dari yang ringan, sedang sampai berat. Yang
sembuh dari penyakit infeksi atau menular lain seperti campak dan
sejenisnya. Infeksi kronis pada paru lebih dikenal dengan istilah PPOK
17
18
6. Patofisiologi
(Maryunani, 2010)
Suatu focus infeksi yang primer berasal dari saluran nafas bagian atas
18
19
terjadi) terganggu pada pertahanan tubuh pula, dan dari virus lensi kuman
(Tambayong, 2012).
(Tambayong, 2012).
saluran napas atas yang tidak berfungsi untuk pertukaran gas, termasuk
rongga hidung, faring dan laring yang dikenal dengan ISPA antara lain
terlibat sejak awal atau yang bersifat sekunder terhadap infeksi virus.
meniman dan rabas hidung (pilek). Sakit kepala, demam ringan, dan
19
20
7. Pathway
Hipertermia Ketidakefektifan
bersihan jalan Ketidakefektifan Gangguan
pola nafas pola tidur
nafas
20
21
8. Komplikasi
(Hartono. R, 2012)
b. Ensefalitis
9. Pemeriksaan penunjang
(Hartono. R, 2012)
a. Sinar X (Rontgen)
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat
21
22
10. Penatalaksanaan
1) Pneumonia berat
demam (jika ada), obati wheezing (jika ada). Dan anjurkan ibunya
2) Bukan pneumonia
beri antibiotic selama 3 hari, anjurkan ibu untuk control 2 hari atau
22
23
a) Pemberian makanan :
makanan
(3) Jika bayi tidak dapat menghisap dengan baik, ajarkan ibu
b) Pemberian cairan
terutama demam
23
24
(2) Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis
1. Pengertian
(Soetjiningsih, 2013)
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuha dan
anak tumbuh baik secara fisik maupun mental. Pertumbuha fisik dapat
24
25
dalam pola yang teratur dan dapaat diramalkan, sebagai hasil proses
sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang berkembang
(Supartini, 2014)
25
26
meliputi:
1) Lingkungan prenatal
dimiliki.
26
27
4) Nutrisi
usianya.
bersih, angka kejadian seperti diare akan meningkat. Maka dari itu
tindakan pencegahan.
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau
Anak tengah diantara anak tertua dan anak bungsu biasanya orang
tua cenderung agak kurang peduli dalam merawat anak dan sering
27
28
1) Kecerdasan
2) Pengaruh hormonal
28
29
menghasilkan ovum.
3) Pengaruh emosi
Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar
anak rewel, marah saat jengkel, anak akan belajar untuk meniru
belajar untuk berbicara kasar pada orang lain. Apabila orang tua
suka marah dn jengkel, anak akan belajar bersikap kasar pada orang
29
30
(Muryunani, 2010)
Tumbuh kembang merupakan suatu proses utama yang hakiki dan khas pada
anak dan merupakan suatu yang terpenting pada anak tersebut. Tumbuh
a. Bahwa manusia itu tumbuh dan berkembang sejak dalam rahim sebagai
jann, akan berlanjut dengan proses tumbuh kembang anak dan kemudian
tahun
30
31
berbeda
(Soetjiningsih, 1995)
Pola tumbuh kembang anak menunjukan variasi normal yang luas, sehingga
Mean adalah nilai rata-rata ukuran anak yang dianggap normal, dengan
b) Mean ±2 SD mencakup 95 %
c) Mean ± 3 SD mencakup 97 %
2) Menggunakan persentil
urutan yang khas, yaitu dari yang kecil sampai yang terbesar, dari 100
31
32
3) Menggunakan persentasi
Harvard
5. Tes DDST
a. Pengertian
b. Manfaat
Pada bayi, tes ini dapat mendeteksi berbagai masalah neurologis seperti
32
33
c. Isi DDST
(Adriana, 2011)
Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan
umur anak 0-6 tahun dan terbagi dalam 4 sektor, yaitu sebagai berikut:
dan lain-lain
3) Bahasa (language)
33
34
berenang
yaitu:
adalah masa balita karena apada masa ini pertumbuhan dasar yang akan
34
35
1) Motorik kasar
a) Loncat tali
b) Badminton
c) Memukul
2) Kognitif
pemecahan masalah
3) Motorik halus
4) Bahasa
35
36
1. Pengertian
menyediakan materi bagi anggotanya dan secara social adalah sebagai unit
pekawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu
36
37
Keluarga adalah suatu system social yang berisi dua atau lebih
terjadi interaksi antara anak dan orang tuannya. Keluarga berasal dari
bahasa sansekerta kelu dan warga atau keluwarga yang berarti anggota
(Muhlisin, 2012)
sedarah istri
sedarah suami
37
38
3. Tipe Keluarga
a. Keluarga tradisional
keluarga inti adalah yang terdiri dari ayah, yang tinggal satu rumah
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
38
39
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
Keluarga yang terdiri satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak,
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
waktu-waktu tertentu.
8) Multigenerational family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televise, telepon dan lain-
lain.
39
40
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
Keluarga yang terdiri dari oran tua (terutama ibu) dengan anak dari
3) Commune family
melalui pernikahan.
40
41
6) Cohabitating family
7) Group-marriage family
9) Foster family
atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
keluarga aslinya.
41
42
11) Gang
kehidupan.
dan keluarga.
42
43
keluarga.
43
44
promosi kesehatan.
5. Fungsi keluarga
keluarga dibagi menjadi dua yaitu peran formal dan peran informal
44
45
keluarga yaitu:
penyakit.
45
46
(Suprajitno, 2004)
dilakukan, meliputi:
besar perubahannya.
46
47
keluarga.
keluarga.
(Murwani, 2010)
1. Pengkajian
47
48
yaitu:
ramah.
keluarga.
membantu keluarga.
jaringan perawat.
b. Pengkajian awal: pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari
48
49
anggota keluarga.
lainnya.
(Murwani, 2010)
a. Data umum
1) Identifikasi keluarga
49
50
umur keluarga
perempuan
4) Tipe keluarga
50
51
5) Suku bangsa
6) Agama
51
52
(Murwani, 2010)
tahap kehidupan keluarga, yang ditentukan oleh usia anak tertua dari
52
53
e. Data lingkungan
1) Krakteristik rumah
handuk dll.
lainnya.
53
54
binatang piaraan.
54
55
kesehatan.
a. Struktur keluarga
1) Pola-pola komunikasi
pesan?
55
56
2) Struktur kekuasaan
dll)
56
57
3) Struktur peran
57
58
sadar
kesehatan keluarga
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi ekonomi
penghasilan kelurga.
58
59
c) Fungsi pendidikan
masyarakat sekitar.
d) Fungsi sosialisasi
masyarakat.
masalah
keluarga.
dikaji:
masalah
59
60
yang dialami
perawatannya)
60
61
keluarga
61
62
f) Fungsi religious
g) Fungsi rekreasi
h) Fungsi reproduksi
62
63
keluarga
i) Fungsi afeksi
individu?
63
64
(Murwani, 2010)
5. Pemeriksaan kesehatan
6. Harapan keluarga
64
65
(Murwani, 2010).
E. Diagnosa Keperawatan
(Nanda, 2015)
jalan nafas.
b. Batasan Karakteristik :
4) Sianosis
7) Dipneu
10) Orthepneu
11) Gelisah
65
66
d. Kriteria Hasil
2) Menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentan normal, tidak ada suara nafas
abnormal).
konstipasi.
66
67
Gloria M,2013).
Gloria M,2013).
2. Defisiensi pengetahuan
b. Batasan Karakteristik
1) Perilaku hiperbola
5) Pengungkapan masalah
67
68
d. Kriteria Hasil :
secara benar
sebagai hasil
(4) Hipertensi
68
69
(11) Takikardi
(1) Hidration
c) Kriteria Hasil
kehilangan panas
Temperature regulation
69
70
metabolic
b. Batasan Karekteristik
3) Kurang informasi
1) Nutritional status
70
71
3) Intake
5) Weight control
d. Kriteria Hasil
Nutrition management
EBN : Untuk mengkaji zat gizi yang di konsumsi dan suplemen yang
diperlukan
makanan tersebut
71
72
6) Timbang berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari
72
73
tinggi kalori
Batasan karakteristik :
c. Kekurangan pakaian
d. Kekurangan selimt
73
74
penyakit, cedera)
Kriteria hasil :
Intervensi :
NIC:
a. Menilai perasaan klien saat ini, nilai-nilai dan alas an untuk tidak
berhubungan
74
75
d. Membantu klien untuk memilih gaya hidup sehat dan memiliki tes
75
76
Ladwig, 2010)
F. Implementasi
G. Evaluasi
dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap, demikian
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose
H. Metodologi
76
77
Studi kasus merupakan studi yang dilakukan dengan cara meneliti satu
permasalahan melalui studi kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit
tunggal disini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena
77
78
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah klien dan keluarga dengan ISPA (Infeksi
4. Fokus studi
a. Data primer
78
79
b. Data sekunder
a. Pengamatan
b. Wawancara
(Notoadmodjo, 2010).
c. Studi literature
yang terpilih, maka peneliti perlu banyak membaca buku literature dan
79
80
berikut :
melakukan penelitian
80
81
8. Etika penelitian
untuk melindungi hak – hak calon responden yang akan menjadi bagian
a) Informed consent
mudah dihubungi.
b) Anonymity
c) Confidentiality
81
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
A. Data Umum
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Klampok
Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
K
Polio DPT Hepatitis C
Hub. a
Pendi e
No Nama JK Kel Umur BC m
dikan
KK G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 p t
a
k
1 Tn.W L KK 32 Th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Ny.P P Istri 29 Th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 An.Z L Anak 8 Th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 An.V P Anak 4,5 Th PAUD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
82
83
Genogram Keluarga
An.V
Keterangan
An.V : Klien
1. Tipe Keluarga
ayah, ibu, dan dua anak yang hidup dalam satu rumah
2. Suku/Bangsa
83
84
3. Agama
menonton TV
sekolah, saat ini anggota keluarga tidak ada yang sakit kecuali An.V
84
85
menurun (Hipertensi, asma, DM), dan tidak ada yang sakit menular
85
86
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
yang terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan ruang tamu
a. Denah rumah
U
U
6 4
5
1
1
2
2
SS
4
86
87
Keterangan :
1. Ruang tamu
2. Kamar tidur
3. Kamar tidur
4. Kamar tidur
5. Dapur
6. Kamar mandi
87
88
tempat tinggal
karang taruna
D. Struktur Keluarga
1. Struktur peran
a. Formal
berperan baik sebagai seorang istri dan ibu, kedua anaknya berperan
sebagai anak
b. Non formal
88
89
yang bertentangan dengan agamanya, bila ada salah satu anggota keluarga
terjaga dengan baik, apabila ada anggota keluarga Tn.W yang melakukan
kesalahan akan di tegur, di beri nasehat dan di selesaikan dengan baik agar
cara bermusyawarah dan keputusan di ambil oleh Tn.W, supaya tidak ada
keputusan
E. Fungsi Keluarga
1. Strktur ekonomi
89
90
3. Fungsi pendidikan
terakhir SD, anak yang pertama masih kelas 2 SD, anak yang ke dua
pengetahuan
4. Fungi sosialisasi
dari norma dan sosial yang berlaku dan di didik dengan di siplin, contohnya
90
91
keluarga memberi obat penurun panas yang di beli dari warung, jika
setempat
dan sehat, keluarga hanya mampu mengenal sakit ISPA adalah batuk,
91
92
kesehatan
6. Fungsi religius
waktu, keluarga Tn.W selalu mengikuti acara tahlilan dan yasinan yang ada
di masyarakat
7. Fungsi rekreasi
siraturahmi
92
93
8. Fungsi reproduksi
9. Fungsi afektif
yang pertama masih kelas 2 SD dan anaknya yang kedua PAUD. Tn.W
An.V karena sakit, keluarga takut jika sakit anaknya tidak kunjung
93
94
G. Harapan Keluarga
kepada keluarga khususnya An.V agar menjadi lebih tahu dan dapat
di hadapi
94
95
dan simeris, terdapat uban mesoshepal dan simeris, mesoshepal dan simeris, mesoshepal dan simeris,
1. Kepala pada rambut dan pendek, rabut panjang, tidak ada rabut hitam dan pendek, rabut hitam dan pendek,
tidak ada ketombe dan ketombe dan bersih tidak ada ketombe dan tidak ada ketombe dan
anemis, sclera tidak ikterik, tidak anemis, sclera tidak tidak anemis, sclera tidak anemis, sclera
2. Mata fungsi penglihatan normal ikterik, fungsi tidak ikterik, fungsi tidak ikterik, fungsi
dan tidak menggunakan alat penglihatan normal dan penglihatan normal dan penglihatan normal dan
bantu penglihatan tidak menggunakan alat tidak menggunakan alat tidak menggunakan alat
Tidak ada penumpukan Tidak ada penumpukan Tidak ada penumpukan Tidak ada penumpukan
secret, tidak ada secret, tidak ada secret, tidak ada secret, tidak ada
3. Hidung pembesaran polip, indra pembesaran polip, indra pembesaran polip, indra pembesaran polip, indra
95
96
4. Telinga Pendengaan baik, tidak ada Pendengaan baik, tidak Pendengaan baik, tidak Pendengaan baik, tidak
Mukosa bibir lembab, tidak Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab,
5. Mulut ada stomatitis tidak ada stomatitis tidak ada stomatitis tidak ada stomatitis
Tidak ada pembesaran vena Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
6. Leher jugularis dan kelenjar tiroid vena jugularis dan vena jugularis dan vena jugularis dan
I: Ictus cordis tidak tampak I: Ictus cordis tidak I: Ictus cordis tidak I: Ictus cordis tidak
a. Jantung 4 dan 5 P: Ictus cordis teraba ICS P: Ictus cordis teraba P: Ictus cordis teraba
I: Simetris, adanya reaksi I: Simetris, adanya reaksi I: Simetris, adanya I: Simetris, adanya
96
97
b. Paru-paru antar dada antar dada reaksi antar dada reaksi antar dada
P: Vocal premitus kanan P: Vocal premitus kanan P: Vocal premitus kanan P: Vocal premitus kanan
teraba lebih keras teraba lebih keras teraba lebih keras teraba lebih keras
Tidak ada nyeri tekan, suara Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
8. Abdomen timpani, perut datar, suara timpani, perut datar, suara timpani, perut suara timpani, perut
terdengar suara peristaltic terdengar suara peristaltic datar, terdengar suara datar, terdengar suara
20x/menit 20x/menit
9. Ekstermitas gerak, bergerak sesuai gerak, bergerak sesuai gerak, bergerak sesuai gerak, bergerak sesuai
perintah, tidak tampak perintah, tidak tampak perintah, tidak tampak perintah, tidak tampak
odema, tidak tampak varises odema, tidak tampak odema, tidak tampak odema, tidak tampak
97
98
Turgor kulit baik, tidak ada Turgor kulit baik, tidak Turgor kulit baik, tidak Turgor kulit baik, tidak
10. Kulit dan lesi, tekstur halus, kuku ada lesi, tekstur halus, ada lesi, tekstur halus, ada lesi, tekstur halus,
Kuku bersih, warna kuku pink, kuku bersih, warna kuku kuku bersih, warna kuku kuku bersih, warna kuku
CRT 3 detik pink, CRT 3 detik pink, CRT 3 detik pink, CRT 3 detik
11. Genetalia dan Bersih, tidak ada hemoroid Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
98
99
A. Analisa Data
NO DATA DIAGNOSA
1. Ds : Ketidakefektifan
1. Keluarga mengatakan An.V Bersihan jalan
badannya panas, batuk, pilek, nafas(00031)
sesak, hidung tersumbat.
Do :
1. Klien badannya panas dengan
suhu 37,8˚C batuk-batuk dan
pilek
2. Klien tampak sesak RR:
27x/menit
3. Terdengar suara ronchi
4. Klien terlihat lemas
5. Klien terlihat sedikit kesulitan
saat bernafas
Ds :
2. Keluarga Tn.W mengatakan
jika anaknya panas
Do : Hipertermia (00007)
An.V badannya panas
dengan suhu 37,8˚C, kulit
terasa hangat
Ds :
1. Keluarga mengatakan
anaknya panas, batuk, pilek,
sesak.
3. 2. Keluarga mengatakan belum
mengetahui apa itu penyakit
ISPA, penyebab serta tanda Defisiensi
dan gejala pengetahuan (00126)
Do :
1. Keluarga pasien terlihat
100
Ds :
1. Tn.W mengatakan sibuk pergi
ke sawah dan Ny.P juga pergi
ke sawah untuk membantu
suaminya
2. Ny.P mengatakan tidak sempat
membersihkan rumah karena
sibuk ke sawah
4 3. Keluarga mengatakan sudah Hambatan
merasa nyaman dengan kondisi Pemeliharaan Rumah
lingkungan tersebut (00098)
4. Keluarga mengatakan belum
mengerti tentang kriteria rumah
sehat
Do :
1. Lingkungan rumah tampak
kurang bersih
2. Ventilasi dirumah tidak pernah
di buka
3. Penataan perabot kurang rapi
4. Masih banyak debu yang
menempel dikursi dan dimeja
tamu
5. Lantai masih terbuat dari tanah
jadi masih banyak debunya
101
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
4) Menonjolnya
masalah Jika tidak segera
1) Masalah ditangani maka akan
berat harus 2 menimbulkan
segera di masalah baru
tangani 2x1= 1
2
2) Ada masalah 1
tetapi tidak
perlu di
tangani
3) Masalah 0
tidak
dirasakan
Total 4
4) Menonjolnya
masalah Jika suhu tubuh
4) Masalah klien tidak turun
berat harus 2 1x1= 1/2 dalam batas normal
segera di 2
tangani
5) Ada masalah
tetapi tidak 1
perlu di
tangani
6) Masalah
tidak 0
dirasakan
Total 3 1/6
Masalah sudah
3. Potensi masalah lama dirasakan,
untuk di cegah 3x1=1 jika An.V sakitnya
1) Tinggi 3 tidak kunjung
2) Cukup sembuh keluarga
3) Rendah 3 memeriksakan ke
2 dokter
Keluarga
4. Menonjolnya 0x1=0 mengatakan saat
masalah An.V sakitnya
1) Masalah berat 2 kambuh An.V
harus segera di rewel
tangani
2) Ada masalah 1
tetapi tidak
perlu di tangani
3) Masalah tidak 0
dirasakan
Total 3
cara pemeliharaan
rumah yang baik.
3. Potensial 1x1=1
masalah untuk 2 Masalah sudah
di cegah berlangsung lama
1) Tinggi namun keluarga
2) Cukup 3 tidak menyadari
3) Rendah 2 0x1=0
1 2
4. Menonjolnya Masalah tersebut
masalah tidak dirasakan oleh
1) Masalah keluarga karena
berat harus 2 merasa sudah
segera nyaman.
ditangani
2) Ada masalah
tetapi tidak 1
perlu
ditangani
3) Masalah
tidak 0
dirasakan
Total Skor 2 1/6
106
tercekik,irama
napas, frekuensi
pernafasan
dalam rentang
normal, tidak
ada suara nafas
2. abnormal
3. Mampu
mengidentifiasi
dan mencegah
faktor yang 1. Kaji suhu tubuh
dapat klien
menghambat 2. Kaji RR klien
jalan nafas. 3. Kompres klien
pada lipat paha
4. Selimuti pasien
Rabu, 15 Setelah dilakukan Thermoregulat
Agustus tindakan ion
2018 keperawatan
selama 3x
pertemuan 1. Kaji
diharapkan pengetahuan
1. Suhu tubuh keluarga tentang
normal penyait ISPA
2. Nafas normal 2. Beri pendidikan
3. Tidak terjadi kesehatan
kejang tentang penyakit
4. Tidak terjadi ISPA
peningkatan 3. Jelaskan tanda
suhu tubuh dan gejala yang
Health biasa muncul
Rabu,15 Setelah dilakukan Education pada penyakit
Agustus dilakukan 2 x ISPA
2018 pertemuan 4. Identifikasi
diharapkan kemungkinan
keluarga Tn.W penyebab
bertambah dengan cara
wawasan dengan yang tepat
kriteria hasil : 5. Sediakan
109
2. Menjaga pemeliharaan
ventilasi rumah yang
rumah efektif dengan
3. Mengatur keluarga
cahaya rumah 3. Beri saran
perlunya
perubahan
structural agar
penataan rumah
lebih mudah
4. Beri saran
layanan untuk
mengendalikan
hewan piaraan
,jika perlu
5. Bantu keluarga
mengidentifikasi
kendala dan
bahaya dalam
rumah yang
mempengaruhi
pemeliharaan
rumah
6. Bantu keluarga
mengidentifikasi
4. kekuatan dalam
unit keluarga
juga system
pendukung yang
akan membantu
pemeliharaan
rumah
111
II. IMPLEMENTASI
Dx
No Tanggal Keper Implementasi Evaluasi TTd
awatan
1 Rabu,15 I, II 1. mengkaji keadaan Ds: keluarga mengatakan
Agustus umum klien badan anaknya panas,
2018 batuk, pilek, sesak,
13.00 hidung mampet
WIB Do:Klien tampak batuk,
pilek, lemas (RR:
27x/menit,suara nafas
ronchi, suhu: 37,8˚C)
Ds:Keluarga mengatakan
14.30 I 4.Menganjurkan belum mengetahui
WIB munum air putih yang tentang bagaimana
banyak pemeliharaan rumah
yang sehat
Do:1.Keluarga terlihat
belum mengerti
2.Rumah terlihat
112
Ds:keluarga mengatakan
I 3.Mengajarkan anaknya masih panas,
keluarga dan klien batu dan pilek, hidung
cara batuk efektif tersumbat.
12.00 Do:An.V terlihat lemas dan
WIB masih batuk, pilek (RR:
27x/menit, suhu:
37,5˚C, Nadi:
100x/menit).
Ds:keluarga hanya
memberikan minyak
13.00 kayu putih pada dada
WIB klien
II 4.Memberikan Ds:Ny.P mengatakan
kompres hangat ke bersedia diberikan
pada klien penyuluhan tentang
ISPA (Pengertian,
Jumat17 tanda dan gejala,
Agustus penyebab dan cara
113
mengatakan bersedia
diberikan penyuluhan
I,II 1.Mengkaji keadaan tentang ISPA
umumklien (Pengertian, tanda dan
Sabtu,18 gejala, penyebab dan
Agustus cara pencegahannya)
2018 Do:Keluarga klien terlihat
mendengarkan dan
mampu mengulangi
tanda dan gejala serta
III 2.menanyakan kembali penyebab dari ISPA
tentang pengertian, Ds:keluarga Tn.W
tanda dan gejala mengatakkan bersedia
serta cara mendengarkan dan
penanganan ISPA mengikuti saran dari
petugas
Do:-keluarga Tn.W tampak
memperhatikan
-keluarga Tn.W
IV 3.Menganjurkan mampung mengulang
keluarga untuk kembali apa yang
membersihkan dijelaskan perawat
kamar mandi dua
kali dalam Ds:Keluarga klien
seminggu, mengatakan keadaan
membersihkan klien mulai membaik
lingkungan sekitar Do:Klien terlihat lebih
rumah dan menata tenang, suhu 36,5˚C,
perabotan dengan sudah tidak terdengar
rapi suara ronchi tetapi klien
Minggu masik pilek dan batuk
19 I 1.Mengevaluasi cara Ds:Keluarga klien
Agustus melakukan mengatakan faham
2018 Fisioterapi dada dan Do:Keluarga klien
batuk efektif menyebutkan
pengertian, tanda dan
gejala serta cara
penanganan ISPA
2.Mengefaluasi suhu secara perlahan dengan
tubuh klien sedikit mengingat-ingat
115
II Ds:keluarga klien
mengatakan bersedia
3.mengevaluasi mengikuti anjuran dari
pengetahuan tentang perawat
pengertian, tanda dan Do:Keluarga klien terlihat
gejala ISPA memperhatikan serta
mau mengikuti apa
III yang di ajarkan oleh
perawat
Ds:Keluarga klien
4.Mengevaluasi cara mengatakan sudah
memelihara rumah mampu melakukan
agar tetap nyaman fisioterapi dada dan
dan bersih batuk efektif
Do:Keluarga klien mampu
IV melakukan fisioterapi
dada dan batuk efektif
secara mandiri
Ds:Keluarga klien
mengatakan klien
badannya sudah tidak
panas
Do:Klien lebih tenang,
suhu 36,5˚C, klien
sudah tidak rewel
Ds:Keluarga klien
mengatakan keluarga
sudah mengetahui
tentang penyakit ISPA
dan cara
pencegahannya
Do:Keluarga mampu
menyebutkan tanda
gejala, cara pencegahan
dan cara penularan
ISPA
Ds:Keluarga klien
116
mengatakan sudah
mengetahui cara
pemeliharaan rumah
Do:Lingkungan rumah
terlihat terlihat bersih,
pencahayaan di rumah
baik
117
III. EVALUASI
Memberikan pendidikan
kesehatan terhadap keluarga
sedikit mengingat-ingat
A :Masalah teratasi
Pertahankan intervensi
3 Sabtu 18 Hambatan
Agustus 2018 pemeliharaan
rumah (00098)
P: Lanjutkan intervensi
PEMBAHASAN
An.V dengan ISPA di dessa Klampok, Yang dikelola penulis mulai dari
yang ada teori dengan data yang didapatkan pada pasien dilapangan.
A. Pengkajian
verikasi dan data serta usaha yang di lakukan oleh perawat dalam menggali
keluarga meliputi data umum yang terdiri : nama kepala keluarga Tn.W umur
keluarga terdiri dari : Ny.P umur 29 tahun, pendidikan SD, sebagai istri dari
Tn.W: anaknya yang pertama An.Z umur 8 tahun, pendidikan kelas 2 SD,
123
124
Keluarga Tn.W pada tahap perkembangan keluarga anak sekolah karena anak
kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
sehat baik diluar maupun didalam keluarga (keluarga lain dan lingkungan
sekitar) (Muhlisin,2010).
keluarga disini penulis mendapatkan hasil pengkajian jika pada keluarga Tn.W
anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman,
baik diluar maupun didalam keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
Pada riwayat kesehatan inti dalam keluarga Tn.W tidak ada yang menderita
penyakit serius. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
mendapatkan hasil bahwa keluarga Tn.W tidak ada yang menderita penyakit
yang lainnya tidak pernah menderita penyakit serius, dan didalam keluarga
Tn.W tidak ada yang menderita penyakit menurun (Hipertensi, DM, Asma).
jika ada anggota keluarga yang sakit Tn.W membawa anaknya keklinik dokter
Tn.W luasnya 9 m² dengan tipe rumah semi permanen terdiri dari lantai
terbuat dari tanah, atap terbuat dari genteng, dan dinding terbuat dari kayu dan
tembok. Rumah terdiri dari enam ruang meliputi : 3 kamar tidur, 1 ruang
ventilasnya tidak di buka setiap hari. Pintu rumah juga sering ditutup setiap
lingkungan rumah terlihat kurang bersih dan penataan perabot rumah kurang
rapi.
membantu suaminya dan mengasuh kedua anaknya. Ny.P juga aktif mengikuti
sehat. Lingkungan masih terlihat kurang bersih, jendela juga jarang dibuka
setiap hari dan disekitar rumah tidak ditanami tanaman obat yang sewaktu-
waktu bisa berguna untuk keluarga sendiri. Keluarga Tn.W kurang mengenal
126
tentang semua masalah kesehatan yang ada. Baik Tn.W maupun Ny.P belum
terlalu mengetahui tentang cara pemeliharaan rumah yang sehat, belum tahu
tentang criteria rumah sehat itu yang seperti apa, dalam pemeliharaan rumah
pengidraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
hidung mampet. Keluarga Tn.W khususnya Ny.P mengatakan tidak tahu cara
mencegah tanda gejala dan komplikasi, tidak tahu bagaimana cara mencegah
anggota keluarga yang sakit ISPA, yang Ny.P tahu hanya batuk, pilek biasa.
salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini
bukanlah tes diagnostic atau tes IQ. Semua tugas perkembangan dan diatur
mengikuti perintah, dan berbicara spontan) dan gerakan motorik kasar (aspek
yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh). Setiap tugas ini
127
didapatkan sebagai berikut: usia An.V 4,5 tahun, dengan menggunakan test
berpakaian tanpa bantuan, bermain ular tangga, adaptif- motorik halus dapat
detik, berdiri 1 kaki 3 detik, berdiri 1 kaki 4 detik, berjalan tumit ke jari. Dari
27x/menit, suhu badan 37,8˚C,, rambut pendek lurus, berwarna hitam, kepala
bersih. Mata simetris, sclera tidak ikterik, tidak ada gangguan penglihatan,
konjungtiva tidak anemis. Hidung simetris, ada secret dan ada pembesaran
polip. Mulut tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi bersih. Leher tidak ada
simtetris, tidak ada reaksi intakosta, tidak ada benjolan dan lesi. Vocal
fremitus teraba kanan dan kiri, vibrasinya sama kuat, bunyi sonor, dan bunyi
abdomen simetris, tidak ada lesi, peristaltic usus 20x/menit, bunyi perut
lengkap, tidak ada luka, tidak ada bekas jahitan, tidak ada kelainan pada
Batasan karakteristik yang ada dalam teori yaitu batuk yang tidak
perubahan pola nafas, sputum dalam jumlah yang berlebihan, suara nafas
melakukan fisioterapi dada pada klien, yang kedua mengajarkan klien cara
mengeluh batuk, pilek, hidung mampet, lemas, nafas. Dari data objektif
pola nafas adalah hidung mampet, panas, batuk dan pilek. TTV: RR
24x/menit, suhu 37,2˚C, nadi 94x/menit. Hal ini juga diperkuat oleh
karena sifat masalah actual karena sudah terjadi pada An.V, sehingga jika
vomiting, diare, abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk dan
yaitu mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas bersih, tidak ada
dengan mudah, tidak ada pursed lips), menunjukan jalan nafas yang paten
makanan tinggi kalsium yang sesui pastikan bahwa diet termasuk makanan
dalam rentan normal, tidak ada suara nafas abnormal. Menunjukan tanda-
lima intervensi yang ada pada teori data yang penulis siapkan kelima
2013). Lakukan fisioterapi dada bila perlu. EBN: Fisioterapi dada dapat
di derita oleh klien serta keterbatasan waktu yang di miliki oleh penulis.
nafas didapatkan bunyi nafas ronchi, mengkaji keadaan umum dan TTV
didapatkan hasil An.V batuk, pilek, lemas, badannya panas dengan RR:
batuk efektif. Respon hasil yang didapat adalah An.V masih susah meniru
apa yang diajarkan tetapi Ny.M ibu klien dapat menjelaskan dan
kesehatan.
Hal ini dilakukan agar keluarga tahu betul tentang cara batuk
efektif dan fisioterapi dada untuk mengeluarkan secret. Pada saat penulis
penulis.
mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas bersih, tidak ada sianosis
tidak ada pursed lips), menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak
133
pileknya berkurang. Data objektif, klien sudah tidak terdengar suara ronchi,
klien mampu melakukan batuk efektif namun belum sempurna, batuk, pilek
klien sudah berkurang, sehingga masalah yang ada sudah teratasi namun
2. Hipertermia (00007)
apabila terjadi hipertermi harus segera diatasi jika tidak segera diatasi atau
kejang demam pada anak, kekurangan volume cairan atau bahkan terjadi
syok dan gangguan tumbuh kembang pada anak (Potter & perry, 2010).
karakteristik hipertermi adalah mayor (harus ada) yaitu: suhu lebih dari
134
37,8˚C, per oral atau 38˚C per rectal, kulit hangat dan takikardia. Minor
menggigil atau merinding, perasahan hangat atau dingin, nyeri dan sakit
didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang berbeda dalam satu
hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut (Potter &
Perry, 2010).
klien mengalami panas, suhu tubuh 37,8˚C, klien terlihat lemah, nadi
kedua oleh penulis karena diantara diagnose yang ada, penulis tidak
menemukan hal yang mengancam jiwa klien, sehingga diambil dari hal
yang paling mendesak dan dibutuhkan oleh klien. Selain itu menurut
jika suhu tubuh seseorang semakin meningkat diatas normal maka dampak
135
Perry, 2010).
dan tidak ada pusing. Intervensi dan EBN: catat dan ukur temperature
klien 1-4 jam. Tergantung pada kondisi atau kapan saja perubahan dn
dan suhu kulit, EBN: Ketika klien tidak dapat mentolelir peningkatan
dimana dengan sponge air hangat merupakan metode non sedasi sederhana
di miliki oleh perawat. Rasionalnya agar suhu tubuh klien kembali normal.
secara teratur, untuk implementasi yang kedua karena suhu tubuh klien
tidak panas. Data objektif klien terlihat lebih tenang, suhu tubuh 36,5˚C.
(diatas 37,8˚c).
batasan minor yang pertama yaitu gambarkan tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat, yang kedua gambarkan
keluarga Tn.W adalah keluarga Tn.W belum mengerti tentang ISPA, Tn.W
mengatakan juga belum mengerti tanda dan gejala ISPA, keluarga Tn.W
mengatakan tidak mengetahui cara penularan ISPA dan dengan data objek
138
baik maka perilakunya pun akan semakin baik, namun pengetahuan yang
baik disertai dengan sikap yang tidak baik maka pengetahuan itu tidak
akan berarti.
perilaku sehat, dan depresi serta ditandai dengan jenjang pendidikan yang
oleh tingkat pendidikan Ny.P yaitu SD, potensial masalah untuk dicegah
lainnya.
konteks pribadi dan arti dari penyakit. EBN: Perbaikan manajemen gejala
dan kepuasan klien dicatat sebagai hasil dan intervensi yang berfokus pada
kebutuhan klien dan makna serta perspektif penyakit ini (Hornestein et al,
EBN: Klien unik dalam cara mereka memproses informasi. Beberapa klien
akan lebih pasti dari pada yang lain mungkin perlu intervensi pendidikan
yang lebih dari wktu ke waktu (Suhonen, Valimaki & Leino-kilpi, 2008).
gejala, cara penularan dan cara penanganan ISPA, pada tanggal 18 Agustus
tentang pengertian, tanda dan gejala, cara penularan dan cara penanganan
keluarga Tn.W tentang pengertian, tanda dan gejala, dari penyakit ISPA.
petugas meliputi pengertian, tanda dan gejala, cara penularan dan cara
asuhan keperawatan.
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) adapun tujuan criteria hasil pada defisiensi
diagnose kedua yang telah dilaksanakan penulis pada keluarga Tn.W yaitu
hasil yang di capai sudah sesuai dengan standard an tujuan khususnya yang
bahwa masalah kedua pada keluarga Tn.W teratasi. Untuk rencana tindak
mengetahui tanda dan gejala dari ISPA dan penularan penyakit ISPA.
sebagai tempat perlindungan dari bahaya fisik maupun non fisik. Akan
terdapat jendelanamun tidak dibuka setiap hari, lantai terbuat tanah dan
pada keluarga Tn.W khususnya An.V di dapatkan data subjektif dan data
sesuai yang dialami An.V dimana data subjektif yang mendukung yaitu
keluarga Tn.W setiap hari sibuk pergi kesawah dan keluarga Tn.W tidak
mengerti tentang criteria rumah sehat. Dan data objektif yang mendukung
jarang dibuka setiap hari, penataan perabotan kurang rapi, masih banyak
debu yang menempel di meja dan kursi, lantai terbuat dari tanah.
yang aman.
Pada metode ceramah dan diskusi dapat terjadi yyang diharapkan melalui
struktual agar penataan rumah lebih mudah. EB: Pada metode ceramah dan
piaraan jika perlu. EB: Pada metode ceramah dan diskusi dapat terjadi
kekuatan dalam unit keluarga juga sistem pendukung yang akan membantu
pemeliharaan rumah.
lingkuangan rumah yang sehat, bersih dan nyaman yang dilakukan pada
rumahnya.
tentang pemeliharaan rumah yang sehat dan nyaman. Data objektif Tn.W
lingkungan rumah Tn.W sudah terlihat bersih, jendela sudah dibuka setiap
hari, lantai dalam kondisi lembab dan debu tidak berterbangan. Sehingga
C. Pembenaran
intervensi yang belum dilakukan dan diperoleh hasil: Keluarga Tn.W terus
kooperatif, tetapi An.V masih terlihat batuk, pilek, serta terdapat secret di
1. Nyeri akut
(international association for the study of pain): awitan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
mengalami nyeri akut dan tidak ada keluhan nyeri yang secara memdadak
148
dan dalam waktu yang singkat, sehingga tidak terdapat pada klien yang
penulis kaji.
merasa cukup.
PENUTUP
Klampok, maka dalam bab ini peneliti akan memberikan kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan
tersumbat, panas, nafsu makan menurun, batuk dan pilek (RR: 30x/menit,
Suhu: 37,2oc, Nadi :94x/menit). Dari data-data diatas dapat diambil diagnose
masalah yang ada pada keluarga Tn.W khususnya An.V dengan Infeksi
dialami oleh An.V belum teratasi karena An.V masih mengalami batuk dan
dialami oleh An.V. Kedua, Defisiensi pengetahuan sudah dapat teratasi pada
dapat teratasi pada keluarga Tn.W karena rumah sudah bersih, ventilasi dan
149
150
pencahayaan sudah cukup baik namun harus tetap diterapkan terus apa
yang sudah di anjurkan untuk menjaga rumah agar tetap terpelihara dengan
sehat.
B. Saran
1. Keluarga
tanda dan gejala, cara penularan hingga cara penanganan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut.
2. Bagi Pendidikan
3. Institusi Puskesmas
4. Kader
151
keluarga yang ada di setiap dusun tersebut agar selalu meningkatkan dan
5. Peneliti
Adriana. (2011). Tumbuh Kembang dan terapi pada anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Alimul. (2009). Penelitian dan Keperawatan & Tehnik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Hartono. R, dkk. (2012). Gangguan pernafasan pada anak: ISPA. Nuha Medika:
Jakarta.
Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2014). Hubungan Perilaku Keluarga Terhadap Penyakit ISPA, 11.
Media, Jakarta.
Naning, D. (2014). Infeksi Saluran Pernapasan Akut dan Infeksi Respiratori Akut,
7–8.
(Puskesmas).
Sayuti, dkk. (2008). Patologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. (A. Wijaya, Ed.).
Kedokteran ECG.
Supartini, Y. (2014). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.
Tantut susanto. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga aplikasi teori pada
Lampiran 1
Subjek penelitian
Kegiatan BULAN
OKT NOV DES JAN FEB MAR APR DST
1 PengajuanTema
2 Studi literature
3 Studipendahuluan
4 Penyusunan proposal
5 Ujian proposal
6 Revisiujian proposal
7 Perijinanpenelitian
8 Pengambilan data
9 Penyusunanlaporanhasil
10 Sidang KTI
11 Pengumpulan KTI
PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ISPA
DI SUSUN OLEH
ARI KRISTIANA
15.01.20.06
2018
155
156
A. LATAR BELAKANG
ISPA yang merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut
diperkenalkan pada tahun 1984. Istilah ini merupakan dari istilah Inggris acute
respiratory infection. ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut adalah suatu
kelompok penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Secara anatomis,
ISPA dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ISPA Atas dan ISPA Bawah,
dengan batas anatomis adalah suatu bagian dalam tenggorokan yang disebut
epligotis. ISPA Atas (Acute Upper Respiratory Infections) ISPA Atas yang
perlu diwaspadai adalah radang saluran teggorokan atau pharingitis dan
radang telinga tengah atau otitis. Pharingitis yang disebabkan kuman tertentu
(Sterptococcus hemolyticus) dapat berkomplikasi dengan penyakit jantung
(Endokarditis) sedangkan radang telinga tengah yang tidak diobati dapat
berakibat terjadinya ketulian. ISPA Bawah (Acute Lower Respiratory
Infection) salah satu ISPA Bawah yang berbahaya adalah pneumonia
(Maryunani, 2010).
ISPA merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan dimana saluran
pernafasan merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang paling sering
pada anak terutama bayi karena saluran nafasnya masih sempit dan daya tahan
tubuhnya masih rendah. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu dilakukan
penyuluhan tentang ISPA.
Implementasi merupakan proses dalam asuhan keperawatan, dimana
implementasi inilah yang menentukan apakah masalah dalam keluarga dapat
terselesaikan atau tidak. Dalam menentukan implementasi disesuaikan dengan
masalah keperawatan yang muncul dan intervensi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 15 Agustus
2018 pada keluarga Tn.W khususnya An.V didapatkan data bahwa An.V
telah menderita ISPA selama 4 hari. Ny.P mangatakan An.V sudah berobat ke
dokter. Ny.P mengatakan An.V nafasnya sesak dan ada bunyi ronchi.
157
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang infeksi pada saluran
pernafasan akut selama 30 menit, maka keluarga Tn.W dapat mengenal
masalah kesehatan tentang ISPA.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menyebutkan pengertian, penyebab batuk pilek/ISPA
b. Mampu menyebutkan faktor predisposisi terjadinya ISPA
c. Mampu menyebutkan cara penularan ISPA
d. Mampu menyebutkan cara pencegahan penularan ISPA
e. Mampu menjelaskan cara merawat anggota keluarga dengan ISPA
C. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3.
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Keluarga pasien
Target : Rumah pasien
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Jumat 17 Agustus 2018
Waktu : 10.00 – 10.35 WIB
158
G. SETTING TEMPAT
A
Keterangan :
A : Mahasiswa
B C D
BCD : Keluarga pasien
159
H. PENGORGANISASIAN
a. Penyaji : Ari Kristiana
b. Observer : Keluarga pasien
I. DAFTAR PUSTAKA.
Maryunani. (2010). ILMU KESEHATAN ANAK Dalam Kebidanan. Trans Info
Media, Jakarta.
A. Pengertian.
Batuk pilek (Commond Cold) adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang
sering mengenai bayi dan anak.
B. Penyebab.
Virus.
C. Hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya batuk dan pilek
1. Kelelahan.
2. Gizi buruk.
3. Anemia.
4. Kedinginan.
5. Tertular penderita batuk.
6. Tinggal di rumah dan lingkungan tidak sehat
Biasanya penyakit terjadi waktu pergantian musim.
D. Cara Penularan.
1. Percikan ludah dari bersin atau batuk.
2. Ingus yang dikeluarkan penderita.
E. Cara Pencegahan Penularan.
1. Jauhkan anak dari penderita batuk.
2. Berikan makana bergizi setiap hari.
3. Jaglah kebersihan: tubuh, makanan, rumah dan lingkungan.
F. Tanda dan Gejala
1. Pilek, keluar secret yang cair dan jernih dari hidung.
2. Batuk sedikit dan kadang-kadang bersin.
3. Pada anak yang lebih besar didapatkan kelelahan otot, pusing dan
anorexia.
G. Cara Merawat.
1. Memberikan obat gosok agar anak lebih nyaman.
161
2. Bayi dibaringkan tengkurap dengan kepala bayi miring dan lubang hidung
masih terbuka.
3. Berikan obat batuk sebelum tidur malam. Bila waktu tidur sering batuk
berikan minum hangat.
4. Jika obat selalu dimuntahkan caranya dengan diencerkan dengan 1-2
sendok teh manis, sirup atau madu kemudian diberikan sedikt demi
sedikit.
5. Berikan makanan bergizi setiap hari.
162
CARA PENULARANISPA
1. Percikan ludah dari bersin atau
PENYEBAB ISPA batuk
- Virus Influensa 2. Ingus yang dikeluarkan penderita
163
DIII KEPERAWATAN
STIKES AN-NUR PURWODADI
TAHUN 2018