Anda di halaman 1dari 12

PERAN DAN FUNGSI TAUHID DALAM

KEHIDUPAN SOSIAL

Makalah disusun guna memenuhi tugas


Mata kuliah: Tauhid
Yang diampu oleh: Hj. Arikhah, M.Ag.

Disusun oleh:
M. Fuad Zainul A 073111106

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
PERAN DAN FUNGSI TAUHID DALAM
KEHIDUPAN SOSIAL
I. PENDAHULUAN
Tauhid adalah sesuatu yang sudah akrab di telinga kita. Namun tidak ada
salahnya kita mengingat beberapa keutamaannya. Karena dengan begitu bisa
menambah keyakinan kita atau meluruskan tujuan sepak terjang kita yang selama
ini yang mungkin keliru. Karena melalaikan masalah tauhid akan berujung pada
kehancuran dunia dan akhirat.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, yang
Artinya:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.” (QS: Adz Dzariyaat: 56).
Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata, yaitu tujuan mereka Kuciptakan
adalah untuk Aku perintah agar beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku
membutuhkan mereka (Tafsir Al Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir surat Adz Dzariyaat).
Makna menyembah-Ku dalam ayat ini adalah mentauhidkan Aku, sebagaimana
ditafsirkan oleh para ulama terdahulu yang sholeh Tujuan Diutusnya Para Rosul
Adalah Untuk Mendakwahkan Tauhid Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda, yang artinya:
“Hak Alloh yang harus ditunaikan hamba yaitu mereka menyembah-Nya
dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun…” (HR: Bukhori dan
Muslim).
Menyembah Alloh ‘Azza wa Jalla dan tidak menyekutukan-Nya artinya
mentauhidkan Alloh dalam beribadah. Tidak boleh menyekutukan Alloh ‘Azza
wa Jalla dengan sesuatu apapun dalam beribadah, Kewajiban ini lebih wajib
daripada semua kewajiban, bahkan lebih wajib daripada berbakti kepada orang
tua. Sehingga seandainya orang tua memaksa anaknya untuk berbuat syirik maka
tidak boleh ditaati. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya:

1
“Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya…” (QS: Luqman: 15)
Demikian kilasan singkat tentang ilmu tauhid baik keutamaan maupun
kewajiban mempelajari ilmu tersebut, dalam kesempatan kali ini kami akan
menyampaikan makalah tentang peran dan fungsi tauhid dalam kehidupan sosial.
Yang mencakup dari segi kehidupan masyarakat yaitu krhidupan bersosial,
bermasyarakat, dan dalam kehidupan bernegara.

II. POKOK MASALAH


1. Pengertian Tauhid.
2. Peran dan fungsi ilmu kalam dalam kehidupan social.
3. Arti penting ilmu kalam dalam kehidupan social.
4. Bagaimana implementasi ilmu kalam dalam hidup bersosialisasi.
5. Beberapa bagian dari tauhid.

III. PEMBAHASAN
a. Pengertian Tauhid
1. Tauhid Rububiyah
Yaitu meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Pencipta hamba dan
Pemberi rizki mereka, yang Menghidupkan dan Mematikan mereka. Atau kita
katakan : Mengesakan Allah dengan perbuatan-Nya, seperti meyakini bahwa
Allah adalah Al-Kholiq (Maha Pencipta) dan Ar Raziq (Maha Pemberi rizki).
Keyakinan ini juga diakui kaum musyrikin lampau serta seluruh pemeluk
agama dari yahudi, nasroni, shabiin (penyembah bintang) dan majusi. Tidak ada
yang mengingkari tauhid ini selain kaum Dahriyah yang lampau (di zaman kita,
Kaum atheis)
Dalil Tauhid Rububiyah:
 (35) ‫ سورة الطور‬‫أَ ْم ُخلِقُوا ِمنْ َغ ْي ِر ش َْي ٍء أَ ْم ُه ُم ا ْل َخالِقُو‬
Artinya:
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu ataukah mereka sendiri yang
menciptakan” (Ath Thur :35)
Dan Firman-Nya :

2
(62) ‫ق ُك ّل ش َْي ٍء َو ُه َو َعلَى ُك ّل ش َْي ٍء‬ ‫سورة الزمر ا‬
ُ ِ‫اُ َخال‬
Artinya:

“Allah Pencipta segala sesuatu sedang Dia Maha Mengurus segala


sesuatu” (Az Zumar : 62)
Dalil pengakuan kaum musyrikin terhadap tauhid rububiyah:
Allah Ta’ala berfirman:
َ‫اُ قُ ِل ا ْل َح ْم ُد ِ الِ بَ ْل أَ ْكثَ ُر ُه ْم يَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫ت َو ْالَ ْر‬
‫ض لَيَقُولُنا ا‬ ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ َ َ‫سأ َ ْلتَ ُهم امنْ َخل‬
‫ق ال ا‬ َ ‫َولَئِن‬
 ‫ سورة لقمان‬ (25)
Artinya:
“Jika kalian tanyakan kepada mereka siapakah yang menciptakan langit
dan bumi niscaya mereka menyatakan Allah. Katakanlah segala puji bagi Allah
akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” (Luqman:25)
Katakanlah siapakah yang melimpahkan rizki kepada kalian dari langit
dan bumi atau siapakah yang memiliki pendengaran dan penglihatan dan siapakah
yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan. Niscaya mereka
mengatakan Allah. Maka katakanlah tidakkah kalian mau bertaqwa. Itulah Allah
Rabb kalian yang hak. Maka tidaklah setelah hak itu melainkan kesesatan. Maka
bagaimana kalian dipalingkan (Yunus:31-32)1
Catatan:
Tauhid Rububiyah belum bisa memasukkan manusia ke dalam agama
Islam melainkan jika menyertakan pula tauhid uluhiyah.
2. Tauhid Uluhiyah
Tauhid ini disebut pula tauhid ibadah. Yaitu mengesakan Allah dengan
ibadah. Sebab Dialah yang berhak untuk diibadahi bukan selain-Nya sekalipun
tinggi derajat dan kedudukannya.
Ia mearupakan tauhid yang dibawa para Rasul ke umat-umat mereka.
Sebab para rasul –‘alaihissalam- datang dengan menetapkan tauhid rububiyah
yang diyakini umat mereka lalu menyeru mereka kepada tauhid uluhiyah
sebagaimana yang diberitakan Allah tentang mereka dalam kitab-Nya yang mulia.
Allah Ta’ala berfirman mengisahkan Nuh as:

1
Aqidah Islam webBlog.htm

3
ٍ ِ‫اب يَ ْو ٍم أَل‬
 ‫يم‬ َ ‫اَ إِنّ َي أَ َخافُ َعلَ ْي ُك ْم َع َذ‬
‫) أَن ا تَ ْعبُدُو ْا إِ ا ا‬25( ٌ‫وحا إِلَى قَ ْو ِم ِه إِنّي لَ ُك ْم نَ ِذي ٌر ّمبِين‬ َ ‫َولَقَ ْد أَ ْر‬
ً ُ‫س ْلنَا ن‬
(26)
Artinya:
“Dan telah Kami utus Nuh kepada kaumnya (seraya mengatakan)
sesungguhnya aku pemberi peringatan yang nyata bagi kalian. Janganlah kalian
meanyembah melainkan kepada Allah sesungguhnya aku takut atas kalian akan
azab pada hari yang sangat pedih” (Hud : 25-26)2
Allah Ta’ala berfirman mengisahkan tentang Musa as ketika berdebat
dengan Fir’aun:
ِ ‫ت َوالَ ْر‬
َ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما إن ُكنتُم ّموقِنِين‬ ‫) قَا َل َر ّب ال ا‬23( َ‫قَا َل فِ ْرع َْونُ َو َما َر ّب ا ْل َعالَ ِمين‬
ِ ‫س َما َوا‬
Artinya:
“Firaun berkata siapakah Rabb alam semesta? Musa berkata: Rabb
langit dan bumi serta antara keduanya jika kalian kaum yang yakin” (Asy
Syuara:23-24)
b. Peran dan fungsi ilmu kalam dalam kehidupan sosial.
Ilmu kalam adalah bagian dari agama yang sulit dipisahkan. Setiap orang
diharuskan untuk mencari ilmu tersebut sebagai pondasi hidup bahkan keharusan
mencari ilmu tersebut menduduki tingkat yang paling tinggi dibandingkan dari
ibadah lainnya. Dalam kehidupan sosial, ilmu kalam mempunyai beberapa peran
dan fungsi, yakni sebagai berikut:
1. Membentuk aqidah masarakat
masalah aqidah merupakan inti dari pembahasan ilmu kalam. Arti
aqidah itu sendiri ialah suatu pendapat dan fikiran yang mempengaruhi jiwa
manusia, lalu menjadi sebagai suatu suku dari manusia sendiri, dibela,
dipertahankan dan di i’tikodkan bahwa hal itu adalah benar. Harus
dipertahankan dan diperkembangkan.
Setiap orang mempunyai beberapa i’tiqod sedikit maupun banyak.
Semakin banyak pengalaman ritual agamanya, semakin subur pula
ma’rifatnya. Semakin bertambah ilmunya semakin bertambah pula i’tiqod dan
lapangannya.
Aqidah tersebut yang dimaksud adalah aqidah diniyah, yaitu aqidah
yang mempunyai hubungan erat dengan agama, baik merupakan hukum,
pikiran ataupun pendapat. Dengan demikian, terdapat aqidah-aqidah yang

2
Ibid

4
tidak mempunyai hubungan dengan dengan agama. Seperti i’tiqod bahwa
manusia adalah semulia-mulianya makhluk dan bahwasanya Allah SWT telah
mengutamakan manusia atas kebanyakan makhluknya3
2. Pembina kebudayaan umat
Gustave lebon pujangga prancis yang terkenal dan seorang ahli
kemasyarakatan dalam kitabnya Al-Araa’ wal mu’taqodat menta’rifkan bahwa
aqidah itu ialah keimanan yang tumbuh dari suatu sumber yang tak dapat
dirasakan yang memaksa manusia mempercayai sesuatu ketentuan tanpa dalil.
Karenanya, akal tidak mempunyai saham dalam mewujudkan keimanan.
Walaupun akal manusia berusaha mewujudkannya, sesudah dia berwujud.
Lantaran itu aqidah adakalanya sesuai dengan dengan kenyataan dan
adakalanya tidak. Maksudnya ialah manusia tidaklah berpegang dalam
menganut sesuatu aqidah kepada akal yang merdeka lagi murni. Lebon dalam
hal ini mrmbedakan antara aqidah dan ma’rifat(ilmu).
Lebon berpendapat, bahwasanya ilmu pengetahuan adalah unsure yang
terbesar bagi kebudayaan dan kemajuan bangsa dalam bidang material. Segala
rupa anutan, baik dalam bidang politik ataupun agama juga merupakan sendi-
sendi kebudayaan. Karena dialah yan menyalurkan tujuan pikiran dan
menggariskan jalan yang ditempuh.4
3. kultur keagamaan
semua agama bila dikerjakan dengan baik adalah ketaqwaan dan
kebajikan, namun berarti kemungkaran dan kefasikan bila dikerjakan
sebaliknya. Dalam ilmu kalam, agama menghendaki umatnya untuk
memenuhi kebutuhan dengan jalam kewajaran. Seperti makan dan minum,
rumah yang nyaman, mengubah dunia menjadi taman yang indah dan hal-hal
baik dalam kehidupan. Jelasnya, agama menganjurkan untuk melakukan
semua itu dengan kesalehan, tanpa dusta dan tipu, tanpa dzalim terhadap diri
sendiri, orang lain maupun alam semesta. Manusia adalah sebagai khalifah

3
Prof. Dr. T. M. Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam. Jakarta: PT. Bulan
Bintang. 1990. 42.
4
As Shiddiqy, Hasbi, Ibid. hal. 51.

5
atau wakl tuhan, sebab melakukan hal itu dengan baik berarti memenuhi
kehendak tuhan.
Hubunga sosial manusia adalah alamiah dan sesuadah menjadi
kemustian. Relevansi agama dengannya sebagian besar menyangkut dimensi
sosial keagamaan. Bahkan hanya sedikit aspek pribadi yang diatur
didalamnya. Seperti zakat dan haji jelas memiliki sifat dan efek sosial yang
kuat. Yang lainnya, seperti shalat dan puasa. Walaupun keduanya lebih sedikit
sifat kadar sosialnya.
Dalam agama, muslim mengakui bahwa shalat yang tidak nencegah
pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar adalah sia-sia. Dan bahwa ibadah
haji yang tidak mendatangkan kemanfaatan pada pelakunya adalah tidak
sempurna.5 Kultur agama akan senantiasa terbentuk bila muslim dalam
memegang aqidah-aqidah islam dengan kuat dan baik dalam menerapkannya
dalam tatanan sosial kemasyarakatan.
c. Arti penting ilmu kalam dalam kehidupan social
Kehidupan sosial berarti sebuah sistem nilai-nilai atau `prinsip-prinsip
yang mengatur kehidupan suatu masyarakat, kata sosial berasal dari society
(masyarakat) yang mempunyai arti lebih terbatas, sedangkan masyarakat sendiri
memiliki arti: suatu kelompok sukarela manusia yang dirancang untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu.6
Dalam ilmu kalam mengajarkan kepada kita untuk bersikap peduli
terhadap orang lain dan mengamalkan nilai-nilai agama yang bersumber dari Al-
qur’an dan Hadits, Tidak bersikap egois atau mementingkan diri sendiri. Karena
dalam ilmu kalam tidak dibenarkan umat islam untuk bersikap egois dan tamak
atau cinta pada harta, jabatan dan kedudukan dalam kehidupan sekarang ini lebih
dikenal sebagai sekularisme.
seaorang muslim dianjurkan untuk bertauhid kepada Allah yaitu beribadah
hanya karena Allah. Seseorang yang beribadah hanya karena allah maka tiada
keraguan didalam hatinya dan dalam hidupnya akan diberi ketenangan.
Sesungguhnya orang yang takut pada Allah maka ia tidak akan takut menghadapi
5
Ismail Raji’ Al-Faruqy, Tauhid, Bandung: Pustaka. 1988. Hal. 87.
6
Al-Faruqy, Ismail Raji, Ibid. Hal. 107

6
tantangan dan cobaan dalam hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam
hidup dan meraih peringkat tertinggi dihadapan Allah.
Seorang muslim yang mengatakan bahwa “tiada penguasa selain Allah”
atau “Allah adalah satu-satunya raja, penguasa”. Yang merupakan inti dari
pengalaman keagamaan-nya berarti dia menyatakan dirinya siap untuk mematuhi
kehendak tuhan. Tuhan sang penguasa, memegang kekuasaan atas seluruh
ciptaan.7
d. Implementasi ilmu kalam dalam hidup bersosialisasi.
Ilmu tauhid merupakan ilmu yang membahas tentang ke-esaan Allah
SWT. Dalam meng implementasikan ilmu tauhid setiap orang terjadi perbedaan
cara seperti:
1. Tata sosial dalam masa Nabi
Pada dasarnya nabi Adam diturunkan kebumi untuk bertauhid kepada
Allah dan mengajak anak cucunya untuk mengesakan Allah (bertauhid),
mereka pupn mengikuta ajakan nabi Adam. Kejadian ini terjadi juga pada
nabi-nabi setelahnya. Sehingga tata sosial sangat tergantung pada seorang
pemimpin yang berlangsung sampai nabi wafat. Setelah nabi wafat tata sosial
berubah dan kacau sehingga diutusnya nabi Nuh untuk meneruskan ajaran
nabi Adam AS, dengan diutusnya nabi Nuh tata sosial menjadi stabil namun
setelah wafatnya nabi Nuh tata sosial menjadi kacau balau sampai di utusnya
nabi Ibrahim AS. Hal ini terus berlanjud sampai diutusnya nabi Muhammad
SAW.8 yang membawa risalah dan tauhid untuk umat manusia, serta
mengajak untuk mengesakan Allah SWT dangan ikhlas dan murni. Dimana
ajaran ini terus menyebar dan berkembang sampai sekarang ini.
2. Masuknya budaya asing
Setelah meninggalnya nabi Muhammad SAW pemerintahan dipegang
oleh Khulafaurrosyidin (11-40 H), kemudian dipegang oleh bani Umayyah
(40-132 H), kemudian Daulat bani Abbasiyah semenjak 132H. Sejak akhir
pemerintahan umayyah, dunia islam mulai kemasukan kebudayaan-
kebudayaan asing seperti Persi, Yunani, India dan lainnya. Disaat
7
ibid, hal. 24
8
Prof. K. H. M. Raib Thahir Abdul Mu’in, Ilmu Kalam. Jakarta: Widjaya. 1981. Hal. 16.

7
pemerintahan bani Abbasiyah yaitu pada Khalifah Ma’mun umat islam
mencapai puncak kejayaan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Pada zaman Kholifah Ma’mun semua aliran dinyatakan lenyap dan tak
berpengaruh. Namun setelah meninggalnya Kholifah Ma’mun aliran tersebut
bermunculan. Sehingga muncul mazdhab yang hanya berpegang pada sunnah
rosul saja, yang diberi nama mazdhab muhadditsin dan adajuga golongan
yang mengalami kemunduran seperti golongan mu’tazilah.
Sejak umat islam kemasukan budaya-budaya asing , terjadilah perbedaan
pandangan ilmu kalam (ilmu tauhid) dan akhirnya timbul golongan- golongan
baru diantaranya golongan murjiah, khowarij, jahamiyah, karamiyah dan lain-
lain. Diantara golongan satu dan yang lain saling tuduh menuduh , memfitnah,
mengkafirkan satu dangan yang lain.9
Dan yang mengakibatkan antara golongan satu dengan yang lain
saling menyalahkan ialah dikarenakan keyakinan mereka dan kepercayaan
mereka terhadap alirannya, mereka meyakini bahwa apa yang dipegang itu
merupakan suatu kebenaran menurut pemehaman mereka yang didasarkan
pada dalil Al-Qur’an dan Hadits.
3. Perbedaan jalan ketuhanan
Identifikasi kehendak ilahi dengan nilai-nilai membebaskan nilai-nilai
dari semua wujud tertentu yang biasanya dianggap sebagai sumber normatif
nilai, seperti suku, ras, tanah air atau kebudayaan. Karena hanya allah sajalah
tuhan itu, dan setiap wujud lain adalah makhluk dan kedua tatanan realitas ini
saling mencalup, maka semua makhluk berkedudukan sama.10 Ragamnya
kebudayaan berpengaruh pada kepercayaan dan keyakinan masyarakat dalam
berkehidupan social. Untuk itu berbagai pendapat mengenai cara manusia
mengenal tuhan.
1. timbulnya kepercayaan terhadap tuhan disebabkan adanya kepercayaan
bahwa roh-roh itu senantiasa berpindah dari suatu tubuh ke tubuh yang
lain manuia dan binatang. Hal ini mengakibatkan mendewakan bimatang
itu, karena sangat banyaknya macam binatang di dunia ini, debab itu
9
Abdul Mu’in, Taib Thahir, Ibid. Hal 18.
10
Al-Faruqy, Ismail Raji’, Op Cit. Hal. 98.

8
timbul pemikiran untuk mrncari yang paling patut dan paking wajar di
hotmati dan disembah diantara demua itu, maka jadilah mereka, hanya
ber-tuhan kepada satu saja. Yaitu yang menciptakan semua itu, allah swt.
Tuhan yang paling dianggap maha esa tempat mereka berlindung dari
bahaya, serta minta pertolongan dalam kesempatan.11
2. kehidupan timbul dari sebab memikirkan betapa besarnya alam ini, yang
berupa gunung, air, udara, mata hari bulan dan bintang-bintang semuanya
itu, tentu ada diantaranya yang paling berpengaruh dan berkuasa, sehingga
kepadanyalah tunduk. Dan dia pula yang terbanyak memberikan
pertolongan dan manfaat pada manusia sehingga semua menganggap
hanya satu saja yang paling kuasa. Jadi nyatalah bagi manusia bahwa
manusia tetap berkeyakinan, yang paling baik dan yang paling mulia itu,
ialah yang satu itu (Allah).
IV. ANALISIS
Diantara peran dan fungsi tauhid dalam kehidupan sosial ialah dengan
mengamalka ajaran-ajaran tauhid secara murni dapat mengakibatkan orang
tersebut dihindarkan dari api neraka dan di tinggikan derajatnya hingga mencapai
tingkat kekasih Allah.
Kewajiban menuntut ilmu tauhid mengalahkan kewajidan ibadah lain
bahkan lebih wajib dari pada patuh atau berbakti pada kedua orang tua seperti
yang tersirat dalam surat: Luqman: 15yang artinya: “Dan jika keduanya (orang
tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Dalam
ayat ini manunjukkan bahwa kita disuruh untuk berbakti kepada kedua orang tua
bukan dalam segala hal, jdan jika kita disuruh untuk menyekutukan Allah maka
kita wajib menolaknya.
Dengan kita mengetahui peran dan fungsi tauhid dalam kehidupan sosial
maka kita akan semakin mantap dalam menjalani kehidupan kita karena tidak ada
lagi hal yang meresahkan kita, disebabkan ketebalan iman kita terhadap Allah

11
Abdul Mui’n, Taib Thahir, Op Cit. 25.

9
SWT maka kita akan diberi kemudahan dalam menjalani cobaan dan tantangan
hidup

V. KESIMPULAN
Ilmu tauhid terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Tauhid RububiyahYaitu meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
Pencipta hamba dan Pemberi rizki mereka, yang Menghidupkan dan
Mematikan mereka.
2. Tauhid UluhiyahTauhid ini disebut pula tauhid ibadah. Yaitu mengesakan
Allah dengan ibadah
Peran dan fungsi Ilmu kalam dalam kehidupan sosial adalah :
1. Sebagai pembentuk aqidah masyarakat.
2. Sebagai pembina kebudayaan umat.
3. Sebagai kultur keagamaan.
Hukum mempelajari tauhid menempati tingkat paling tinggi diantara
ibadah-ibadah yang lain. Bahkan lebih diutamakan patuh pada allah dibanding
patuh kepada kedua orang tua seperti yang firmankan allah pada surat
Lukman ayat 15.
VI. PENUTUP
Puja dan puji syukur kamipanjatkan kehadirat Allah SWT. serta salawat
serta salam kita haturkan pada junjungan nabi besar Muhammad SAW, dengan
kesabaran dan kasih sayangnya terhadap kita sebagai umatnya membimbing kita
dari zaman kegelapan pada zaman yang penuh berkah dan kebahagiaan
sekarang ini. Demikian makalah yang dapat kami sampaikan semoga apa yang
terdapat dalam pembahasan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua pada
umumnya, dan khusus nya bagi para pembaca. Apabila dalam makalah ini
terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun pemaparannya, kami selaku
pemakalah mohan maaf. Dan tidak lupa kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun, sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan makalah yang
akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA
Al- Faruqi, Isma’il Raji’, Tauhid, Bandung: Pustaka.1988.
Abdul mu’in, taib thahir, Ilmu Kalam , Jakarta: Widjaya. 1981.
Ash. Shiddieqy, hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam. Jakarta:
bulan bintang. 1990.
Aqidah Islam webBlog.htm

11

Anda mungkin juga menyukai