Anda di halaman 1dari 62

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Memahami Materi Hidup


Lapang Dengan Berbagi Melalui Model Market Place Aktivity ”

OLEH : BUDI HERMANSYAH

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

LOKAL A1 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UIN IMAM BONJOL

PADANG 1445 H / 2023 M


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan nikmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah sederhana ini dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Memahami Materi Hidup Lapang

Dengan Berbagi Melalui Model Market Place Aktivity “ Penulis mengucapkan

terima kasih sekaligus penghargaan yang tulus kepada semua pihak telah secara langsung

maupun secara tidak langsung memberikan konstribusi dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Secara lebih khusus penulis ucapkanterima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :

1. Bapak Amirwan sebagai Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI)

Kec.Padang Selatan kota Padang yang selalu memberikan kesempatan

kepada penulis dalam mengikuti kegiatan keilmiahan untuk pengembangan

karierpenulis.

2. Ibu Hj. Nurbaiti,S.pd.SD sebagai Kepala Sekolah 08 VII koto sungai

sariakyang selalu mendorong dan memberikan kesempatan dalam

pengembangan dan kemajuan karier penulis.

3. Rekan-rekan sesama pengajar dan karyawan di Sekolah Dasar 08 VII koto

yang sudah menjalin kerja sama dan hubungan yang harmonis sehingga

penulis dapat mewujudkan karya tulis ini.

4. Kepada Istri dan anak-anak serta keluarga tercinta yang selalu memberikan

pengertian, semangat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan

karya tulis ini.

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis sangat menyadari masih banyak

kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
ii
pembaca sangat diharapkan untuk kemajuan dan perbaikan dimasa yang akan datang.

Semoga segala bantuan, saran dan kritikan yang telah diberikan menjadi ibadah dan

memperoleh amalan yang setimpal dari Allah swt. Amin ya rabbal alamin.

Limpato , Oktober 2023


Penulis,

BUDI HERMANSYAH

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................1

B. Identifikasi Masalah.................................................................7

C. Pembatasan Masalah................................................................8

D. Perumusan Masalah..................................................................8

E. Tujuan Penelitian.......................................................................8

F. Manfaat Penelitian....................................................................9

G. Defenisi Operasional.................................................................9

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori.......................................................................11

B. Kajian Penelitian Yang Relevan............................................25

C. Kerangka Berfikir...................................................................25

D. Hipotesis Tindakan.................................................................25

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian......................................................................26

B Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................26

C. Subjek Penelitian..................................................................26

D. Prosedur Penelitian................................................................26

E. Data dan Sumber Data...........................................................30

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.............................31

G. Analisa Data..........................................................................32

iv
D. Indikator Keberhasilan...........................................................33

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBATASAN

A. Temuan Penelitian.................................................................34
B. Pembahasan...........................................................................51

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................55
B. Saran......................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 56

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Pendidikan

sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi yang harus secara bebas dapat dimiliki

oleh semua warga Negara. “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (UU No.

20 Tahun 2003 pasal 1).

Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia karena dengan pendidikan

manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.

Pendidikan dimulai sejak manusia lahir sampai manusia tersebut tutup usia atau

yang sering disebut dengan istilah long life education. Sesuai dengan yang

dipaparkan Henderson (Sadulloh, dkk 2007: 4) “Pendidikan merupakan suatu

proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan

lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak

manusia lahir”. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan merupakan suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia

memiliki kualiatas yang lebih baik, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak

mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya.

1
Pendidikan Islam adalah proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai-nilai

Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan,

pengasuhan, pengawasan dan pengembangan potensi guna mencapai keselarasan

dan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat.

Pada Sekolah Dasar (SD) Pendidikan Agama Islam atau PAI merupakan salah

satu mata pelajaran pokok yang harus dikuasai oleh siswa disamping mata

pelajaran pokok lainnya. Dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

ini diharapkan peserta didik dapat diarahkan untuk dapat menjadi insan yang

memahami ajaran agamanya yang sekaligus dapat diarahkan untuk dapat menjadi

insan yang memahami ajaran agamanya sekaligus dapat dipraktekkan dalam

kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia terlebih lagi di

akhirat nantik.

Dengan mempelajari nilai-nilai yang ada dalam ajaran agama Islam

diharapkan peserta didik dapat menjadi insan yang berilmu, beriman, berakhlak

mulia dan bertaqwa kepada Allah swt. Sesuai dengan tujuan akhir dari pendidikan

Islam yakninya untuk pembinaan akhlak, penguasaan ilmu dan menyiapkan anak

didik untuk hidup dunia akhirat serta keterampilan bekerja dalam masyarakat.

Tujuan Pendidikan Agama Islam di tingkat SD adalah mewujudkan manusia

Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang

berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,

bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta

mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

2
Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) mempunyai peran yang sangat

strategis dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar dapat

menghayati ajaran agama Islam. Guru juga figur utama dalam menanamkan nilai-

nilai luhur ajaran agama Islam dalam rangka pembentukan sikap dan watak serta

prilaku peserta didik melalui berbagai model pembelajaran yang digunakan.

Tugas seorang guru PAI tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta

didik, tetapi diharapkan dapat memberikan kemudahan belajar kepada seluruh

peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan,

gembira, penuh semangat dan membangkitkan rasa ingin tahunya sehingga

tumbuh minat dan motivasinya untuk belajar.

Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi

ke dalam kepala peserta didik, tetapi lebih dari itu. Banyak hal yang dapat

diajarkan, bukan diberitahukan. Guru dapat memberitahu peserta didik tentang

apa yang perlu mereka ketahui dengan sangat cepat, tetapi mereka bahkan lebih

cepat melupakan apa yang kita beritahukan.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mel Silberman :

“Apa yang saya dengan saya lupa,

Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit

Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa

kolega/teman, saya mulai paham.

Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan saya memperoleh

pengetahuan dan keterampilan.

Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya”.

3
Dalam proses pembelajaran saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai

komunikan atau penerima pesan, bisa saja peserta didik berperan sebagai

penyampai pesan atau komunikator untuk gurunya maupun sebagai komunikator

untuk temannya sesama peserta didik. Dalam kondisi seperti itu terjadilah

komunikasi dua arah (two way traffic communication), bahkan komunikasi

banyak arah (multy way traffic communication).

Seorang guru benar-benar dituntut dapat menawarkan dan menampilkan

model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan agar siswa dapat

menerima pelajaran dengan bahagia dan meninggalkan kesan dan pengalaman

yang tidak terlupakan bagi peserta didik.

Untuk suksesnya proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan,

seorang guru benar-benar harus kreatif menciptakkan model dan penggunaan

media dalam pembelajaran, mengkondisikan dengan suasana pembelajaran yang

kondusif dan tidak membosankan.

Demikian juga dalam memahami tentang zakat dan ketentuannya. Materi ini

adalah materi yang berkaitan dengan aspek fiqh yang di dalamnya mempelajari

tentang zakat serta ketentuannya yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

Salah satu fakta yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa lebih dari

50 % peserta didik belum mengetahui tentang zakat dan beserta ketentuan dan

pelaksanaanya. Apabila peserta didik tidak mengetahui tentang tentu mereka juga

tidak bisa memahami tentang zakat serta bagaimana penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain motivasi

4
dan perhatian siswa yang rendah, metode pembelajaran yang belum variatif, dan

masih mengandalkan metode ceramah, media yang masih terbatas dan faktor lain

yang tidak mendukung terlaksananya proses pembelajaran di kelas dengan baik.

Indikasi yang sering terjadi menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum

tercapai didasarkan pada hasil pengamatan dan penilaian selama proses

pembelajaran dimana para siswa masih banyak yang belum memahami tentang

zakat dan ketentuannya dengan benar. Dengan demikian, masalah tersebut

seharusnya tidak terjadi apabila motivasi belajar peserta didik cukup bagus serta

metode yang digunakan guru cukup variatif.

Saat ini pembelajaran PAI di kelas V SD DEK Padang kurang terlaksanakan

dengan baik. Hal ini disebabkan karena pembelajaran di sekolah masih terpusat

pada buku pegangan guru dan lembar kerja siswa (LKS). Proses pembelajaran

PAI belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam

melibatkan siswa dan pembelajarannya belum terkait dengan dunia nyata siswa.

Belum tepatnya penggunaan model pembelajaran pada saat proses pembelajaran

menyebabkan pembelajaran berlangsung monoton. Pembelajaran yang monoton

menyebabkan siswa tidak memahami materi yang diajarkan, sehingga siswa asyik

sendiri dan kurang berperan aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung

dan itu semua berdampak kepada hasil belajar siswa yang rendah. Sementara itu

KKM untuk mata pelajaran PAI di kelas V SD DEK Padang adalah 75. Hal

tersebut terlihat dalam Tabel 1. sebagai Berikut:

5
Tabel 1. Data Hasil Belajar Siswa

Kelas Presentasi Nilai

Jumlah Siswa yang Tuntas Jumlah Siswa yang Tidak tuntas

V 5 Siswa (30%) 10 Siswa (70%)

Indikasi yang menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai

didasarkan pada hasil pengamatan dan penilaian selama proses pembelajaran

dimana para peserta didik masih banyak yang belum memahami materi

Hidup Lapang Dengan Berbagi dengan benar. Dengan demikian, masalah

tersebut seharusnya tidak terjadi apabila motivasi belajar peserta didik cukup

bagus serta model yang digunakan guru cukup bervariatif.

Berdasarkan kenyataan di atas. Salah satu upaya yang diyakini oleh peneliti

dapat meningkatkan motivasi peserta didik yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan kompetensi siswa adalah dengan menggunakan model Market

Place Aktivity. Penggunaan model ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik

dalam memahami, menguasai dan mempraktekkan apa yang dipelajari oleh

peserta didik tersebut.

Masalah yang banyak ditemui sekarang adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Selama proses pembelajaran, peserta didik kurang dimotivasi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas terlalu

diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal tanpa dituntut untuk

memahami materi yang diperolehnya dan menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Akibatnya adalah mereka lulus, mereka pintar secara teori tetapi

6
miskin dalam aplikasi.

Oleh sebab itu, kita diharapkan dapat menguasai model-model maupun

berbagai metode pelajaran yang dapat digunakan untuk menyajikan materi sesuai

dengan kebutuhan dan dengan kompetensi yang ada ditambah dengan

pemanfaatan teknologi yang semakin tinggi seperti pemanfaatan ICT dalam

proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi proses yang

menyenangkan bagi peserta didik. Oleh karena itu maka penulis mencoba untuk

menyusun sebuah model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAIKEM) bagi peserta didik.

Berdasarkan permasalahan yang sudah di paparkan di atas, maka di rasa perlu

ada perubahan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran yang tepat. Model yang digunakan berfungsi

untuk membantu guru dalam memberikan penjelasan dengan memfokuskan

perhatian siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan latar

belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Memahami Materi Hidup

Lapang Dengan Berbagi Melalui Model Market Place Aktivity ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasi

permasalahannya sebagai berikut:

1. Pembelajaran masih terpusat pada buku pegangan guru dan buku pegangan siswa.
2. Proses pembelajaran PAI belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran

secara aktif dan kreatif dalam melibatkan peserta didik.

3. Pembelajaran belum terkait dengan dunia nyata peserta didik.

7
4. Model pembelajaran yang belum tepat dan kurang menarik bagi peserta didik,

sehingga peserta didik kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh

guru.

5. Peserta didik tidak memahami materi yang diajarkan.

6. Peserta didik asyik sendiri dan kurang berperan pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung sehingga hasil belajar peserta didik rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalahnya yaitu

dibatasi pada masalah hasil belajar PAI yang rendah dan upaya untuk

meningkatkan hasil belajar PAI pada peserta didik kelas V SD DEK Padang

pada materi Hidup Lapang Dengan Berbagi Melalui Model Market Place Aktivity.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah

1. Bagaimanakah Peningkatan hasil belajar PAI peserta didik kelas V SD DEK

Padang pada materi Hidup Lapang Dengan Berbagi Melalui Model Market

Place Aktivity?

2. Apakah penggunaan model Market Place Aktivity dapat Menunjukkan

Peningkatan hasil belajar Pendidikan Agam Islam peserta didik kelas V SD

DEK Padang

E. Tujuan Penelitian
Penelitan ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui upaya peningkatan hasil belajar PAI dan BP peserta didik kelas

VI SD DEK Padang pada materi Hidup Lapang Dengan Berbagi Melalui

Model Market Place Aktivity.

8
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar PAI dan BP peserta didik kelas V

SD DEK Padang pada materi Hidup Lapang Dengan Berbagi Melalui

Model Market Place Aktivity.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

• Menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran PAI di kelas sehingga akan ada peningkatan hasil

belajarnya.

• Menumbuhkan keaktifan siswa serta memfokuskan perhatian peserta didik

untuk dapat mengikuti pembelajaran yang berlangsung.

2. Bagi Guru

• Sebagai input dalam mengelola kreatifitas guru dalam pelaksanaan

pembelajaran.

• Mempermudah guru dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik,

karena pembelajaran dilakukan dengan mengaitkan materi pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

• Sebagai motivasi untuk masa yang akan datang.


3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengupayakan

peningkatan mutu pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

G. Definisi Operasional

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang penulis laksanakan

9
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Memahami Hidup Lapang

Dengan Berbagi Melalui Model Market Place Aktivity Pada Siswa Kelas V

Sekolah 08 VII koto sungai sariak” di laksanakan di Sekolah 08 VII koto sungai

sariakkarena sekolah tersebut Mengizinkan untuk di laksanakan Penelitian dan

sekolah tersebut mau menerima pembaharuan dari Penelitian Tindakan Kelas

yang penulis Lakukan

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Pendidikan memerlukan kaidah-kaidah teori psikologi dan belajar yang

shahih dan lengkap yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar

mengajar. Untuk itu ia dihadapkan kepada pilihan beberapa teori belajar.

Menurut Thorndike (salah satu pendiri aliran tingkah laku): belajar adalah

interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan

dan respon yang juga bias berbentuk pikiran, perasaan atau gerakan). Jelasnya

menurut Thorndike, perubahan tingkah laku itu boleh berwujud sesuatu yang konkret

(dapat diamati) atau yang non konkret (sesuatu yang tidak dapat diamati).

Menurut pandangan Skiner “belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang

belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka

responnya menurun”. Ada tida syarat terjadinya interaksi antara oerganisme dan

lingkungannya. Ketiga syarat tersebut adalah: (1) saat respon terjadi, (2) respon itu

sendiri, (3) konsekuensi penguatan respon.

Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada

dasarnya terletak pada perubahan tingkah laku, seperti pengertian belajar yang di

kemukakan oleh M.Surui sebagai berikut “belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya


11
dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan tampak dalam penguasaan pola-

pola respon terhadap lingkungan, yang berupa keterampilan- keterampilan sikap,

kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apresiasi dan .sebagainya.

Dari pengertian diatas secara komprehensif ada beberapa prinsip belajar

sebagai ciri dari perbuatan belajar yaitu:

1) Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.

2) Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.

3) Belajar merupakan suatu proses.

4) Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai.

5) Belajar merupakan bentuk pengalaman.

Menurut Gage and Berliner belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

yang muncul karena pengalaman, sedangkan Holgard menegaskan bahwa “belajar

dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relative permanen yang terjadi

karena pengalaman”.

b. Unsur-Unsur Belajar

Cronbach mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar,

yaitu:

1) Tujuan, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan.

2) Kesiapan untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak

atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan

psikis. Kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu,

12
maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang

mendasarinya.

3) Situasi kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.

4) Interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen

situasi belajar, makna dari hubunga tersebut dan

menghubungkannya dengankemungkinan pencapaian tujuan.

5) Respons berpegang kepada hasil dari interprestasi apakah individu

mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka

ia memberikan respons.

6) Konsekuensi setiap usaha akan membawa hasil, akibat konsekuensi

entah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan respons

atau usaha belajar siswa.

7) Reaksi terhadap kegagalan selain keberhasilan, kemungkinan lain yang

diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan. (Ginnis, 2008)

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Didalam proses belajar ada faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang

untuk mencapai suatu keberhasilan yang diharapkan, diantaranya adalah:

1) Faktor-faktor dalam individu.

Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau sipelajar yang

mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya, Faktor-faktor tersebut

menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu.

2) Faktor-faktor lingkungan

Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh factor-faktor diluar diri


13
siswa, baik factor fisik maupun social. Psikologis yang berada

pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

d. Prinsip-Prinsip Belajar

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada juga beberapa

prinsip dalam belajar sebagai penunjang daripada keberhasilan belajar, antara

lain:

1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan

2) Belajar berlangsung seumur hidup.

3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan:

faktor lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri.

4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan.

5) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu.

6) Belajar berlangsung dengan guru atau tanpa guru.


7) Belajar berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.

8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan

sangat kompleks. (Omar Hamalik. 1994)

e. Kegunaan dan Fungsi Hasil Belajar

Secara teoritis hasil belajar dalam lembaga pendidikan mempunyai arti yang sangat

strategis jika ditinjau dari kegunaannya, antara lain seperti yang tertera di

bawah ini:

1) Sebagai bahan laporan tentang kemajuan peserta didik yang bersangkutan

kepada orangtuanya tentang kemampuan anaknya, disamping sebagai

keterangan didik peserta didik selama mengikuti pendidikan pada suatu


14
lembaga tertentu.

15
2) Sebagai bahan masukan bagi bimbingan dan penyuluhan.

3) Hasil belajar peserta didik dapat meramalkan dan memproyeksikan

perkembangan dan kemajuan siswa secara individual maupun kelompok.

4) Hasil belajar peserta didik dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan

tentang metode dan bahan yang diberikan guru dalam pelaksanaan supervise.

5) Sebagai keperluan penelitian, terutama mengenai penyelenggaraan

pembelajaran yang meliputi penelitian tentang model yang digunakan pada

waktu mengajar, kurikulum yang berlaku dan efisiensi lulusannya.

6) Hasil belajar peserta didik dapat dijadikan sebagai bahan untuk

menentukan status peserta didik dalam berbagai mata pelajaran.

7) Sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai

pembelajaran dan kinerja yang diharapkan.

8) Hasil belajar peserta didik digunakan untuk memotivasi peserta didik, dan

untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru,

pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran harus didukung oleh peserta didik, guru, kepala sekolah, dan

orangtua peserta didik. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka

memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat. Untuk itu

laporan perkembangan hasil belajar peserta didik untuk guru atau sekolah,

untuk peserta didik dan orangtua peserta didik.

f. Metode Pengukuran Hasil Belajar

1) Hasil belajar peserta didik mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan

afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh dari system

yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan


16
kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuisioner,

inventory dan pengamatan yang sistematik.

2) Hasil belajar peserta didik harus digambarkan secara jelas dan dapat

diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar peserta didik

dapat melalui ujian,kusioner, wawancara, atau pengamatan. Informasi

hasil belajar ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh melalui ujian,

sedangkan ranah afektif diperoleh melalui angket, inventory, dan

pengamatan”.

3) Hasil belajar peserta didik memiliki tingkat keberhasilan yang beragam

sesuai dengan kemampuan peserta didik dalam memahami materi

pelajaran. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa diperlukan upaya

untuk mengukurnya. Tingkat hasil belajar peserta didik diantaranya dapat

diketahui dengan melakukan pengukuran melalui evaluasi atau ulangan.

Untuk mengukur evaluasi tingkat belajar siswa melalui tes prestasi

belajar, yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan

semester

4) Ulangan harian digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya

serap peserta didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini

dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu

dalam waktu tertentu.

5) Ulangan tengah semester, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran

tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, biasanya pada

pertengahan semester. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran


17
daya serap peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta

didik.

6) Ulangan semester, tes ini untuk mengukur daya serap peserta didik

terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama

satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf

keberhasilan belajar pesertadidik dalam kurun waktu tertentu.

7) Hasil belajar diperoleh dari hasil evaluasi, baik ulangan harian, ulangan

tengah semester, maupun ulangan semester, menggambarkan kualitas

proses pembelajaran yang dilakukan siswa. Proses pembelajaran dan

hasil belajar tersebut keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Syaiful Djamarah menjelaskan “faktor-faktor yang mempengaruhi proses

dan hasil belajar secara garis besar ada empat faktor yaitu faktor

lingkungan, instrumental, fisiologi, psikologis”.

2. Model Pembelajaran Market Place Aktivity

Market Place Aktivity adalah metode pembelajaran berupa kegiatan

seperti di pasar. Dalam kegiatan ini peserta didik melakukan kegiatan aktivitas

jual beli. Adapun yang diperjual belikan dalam hal ini adalah berupa informasi

sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan. Dalam penerapan model

ini terdiri dari dua kelompok, kelompok pertama adalam kelompok peserta

didik pemilik informasi untuk dijual kepada kelompok lain dan kelompok

yang kedua sebagai kelompok peserta didik yang akan membeli informasi.

Market Place Aktivity adalah salah satu model yang berbasis active

learning atau pembelajaran aktif. Salah satu ciri penerapan model ini adalah

18
peserta didik harus aktif dalam mencari dan mengumpulkan pengetahuan dari

satu kelompok ke kelompok yang lainnya. Istilahnya saling belanja atau jual

beli ilmu pengetahuan. Selain dituntut keaktifan peserta didik dalam

penerapan model ini, dibutuhkan juga kerjasama antar peserta didik

(cooperatif learning). (Melvin L Silberman, 2006). Peran pendidik atau guru

dalam kegiatan ini hanya sebagai fasilitator yang akan membimbing dan

mengarahkan serta memantau terlaksananya proses pembelajaran dan agar

tidak keluar dari tujuan yang ingin dicapai. Melalui model Market Place

Aktivity ini diharapkan dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam

belajar, meningkatkan interaksi antara pendidik dan perserta didik dan antar

sesama peserta didik, melatih berpikir kritis dan melatih para peserta didik

untuk saling bertanya, menyelesaikan permasalahan dan terampil dalam

mengemukakan pendapatnya.

Pembelajaran yang terjadi di kelas seperti aktivitas yang terjadi di

pasar dimana ada barang yang diperjualbelikan, ada penjual dan ada pembeli

serta ada media komunikasi berupa pesan, terjadi tanya jawab,

mempertahankan bahkan mempromosikan suatu produk berupa konsep materi

yang sesuai dengan yang diajarkan pada hari itu. Teknisnya suatu konsep atau

karya yang menggunakan Market Place Aktivity maka dalam kelompok

belajar peserta didik setiap kelompok disepakati pembagian tugas ada yang

menjadi kelompok penjual untuk mempromosikan dan mempertahankan karya

kelompoknya, ada yang berfungsi sebagai pembeli informasi untuk berkeliling

mengunjunngi karya kelompok lain, baik dengan melakukan dialog, tanya

19
jawab bahkan mengevaluasi dan mengkritisi. Informasi yang diperjualbelikan

dalam kegiatan ini adalah materi yang dipelajari pada hari itu, bagaiman

peserta didik memahami konsep dan karya dalam setiap kelompok dengan

mencari sumber-sumber informasi yang dapat dilakukan dengan diskusi

kelompok, kemudian dituangkan dalam sebuah karya konsep atau media yang

mudah dipahami oleh para calon pembeli yang akan berkunjung pada

kelompok tersebut.

3. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran

Secara garis besarnya langkah-langkah penerapan model pembelajara

Market Place Aktivity terdiri atas dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap

pelaksanaan (Omar Hamalik. 1994). Pada masing-masing tahap terdapat

beberapa langkah yang dilakukan sesuai dengan yang materi yang akan

diajarkan.

a. Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai

berikut :

1) Peserta didik dibagi atas kelompok-kelompok kecil antara 3-5 orang

yang disesuaikan dengan kondisi kelas, baik dengan cara menghitung

sesuai dengan tempat duduk misalnya ingin menjadi 5 kelompok

maka menghitung dari 1 sampai 5 kemudian diulang lagi, kelompok

yang angkanya sama menjadi satu kelompok, atau dibagikan kertas

warna warni, spidol warna warni, permen dengan merk yang berbeda

20
sesuai dengan kelompok yang diinginkan.

2) Perserta didik duduk berkelompok dengan merubah tempat duduk

menjadi kelompok kecil baik berbentuk leter U, O atau meja bundar

bahkan bisa duduk berkelompok di luar kelas dengan lesehan,

kemudian mereka diberi waktu untuk lebih saling mengenali antar

anggota kelompok. Tempat duduk dirancang dengan susunan agar

mereka mudah bergerak atau berkunjung dari satu kelompok ke

kelompok yang lainnya. Ruangan kelas dikosongkan di beberapa

bagian karena akan digunakan sebagai jalur lalulintas peserta didik

ketika mereka melakukan kunjungan ke kelompok lainnya.

3) Peserta didik tiap kelompok dalam waktu singkat menentukan ketua

dan sekretaris kelompok, misalnya dengan cara mengangkat tangan

semua peserta dalam hitungan 3 tunjuk ketua, berikutnya sekretaris

dalam kelompok tersebut.

4) Setelah terpilih ketua dan sekretaris, tiap kelompok menyepakati

nama kelompok sesuai dengan kontent yang dipelajari, misalnya

ketika mempelajari kontent akhlak maka nama kelompok diambil

nama-nama akhlak yang baik seperti jujur, istiqomah, kerja sama.

Ketika materi keimanan bisa menggunakan nama-nama malaikat,

nama-nama rasul dan lain sebagainya.

5) Guru mengemukakan tujuan dan topik ruang lingkup materi yang

akan dibahas pada hari itu, serta memberikan penjelasan kepada

peserta didi apa yang harus dilakukan peserta didik, instrumen apa

21
yang digunakan dalam proses pembelajaran.

6) Guru membagikan pokok bahasan atau materi yang akan dikerjakan

dalam kelompok, materi antar kelompok bisa saja sama apabila

keluasan materinya terbatas, apabila materinya sangat luas maka

materi tiap kelompok diusahakan agar berbeda disesuaikan dengan

nama kelompok.

7) Setiap kelompok mempesiapkan barang yang akan dijual berupa

materi atau pokok bahasan yang telah dibagi oleh guru. Pada tahap

ini peserta didik mengamati, menanya dan mengeksplorasi pokok

bahasan atau materi tersebut dengan menggunakan sumber atau

referensi yang kuat dengan kerjasama dengan sesama anggota dalam

kelompok tersebut. Barang yang dijual berupa materi pembelajaran

ini dirancang dengan semenarik mungkin melalui produk seperti

mind map, peta konsep, desain gambar dan lain sebagainya.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Dalam tahap ini guru melakukan monitoring ke setiap kelompok

sebagai fasilitator dengan memegang alat tulis untuk mengamati dan

mencatat perkembangan dari situasi dalam suatu kelompok dan

sesekali duduk bersama kelompok ketika ada permasalahan yang

sulit bagi peserta didik dalam kelompok tersebut. Jika peserta didik

duduk lesehan diusahakan agar guru dalam memberikan jawaban atau

bantuan kepada peserta didik di kelompok yang memerlukan bantuan,

duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi ini dengan tujuan untuk
22
mewujudkan keakraban pendidik dengan peserta didik.

2) Setiap kelompok melakukan diskusi tentang pokok bahasan atau

materi yang menjadi tanggung jawab kelompok dengan cara belajar

dari sumber belajar yang beragam dan tidak terbatas, seperti melalui

buku paket, LKS, hasil belajar yang sebelumnya, majalah, koran,

wawancara, internet dan lain sebagainya. Hasil diskusi tersebut

kemudian dituangkan dalam sebuah karya yang mudah dimengerti

oleh kelompok lain baik berupa peta konsep, gambar, bagan atau tabel

yang dapat dipaparkan sesuai dengan tingkat pemahaman

keilmuwannya dan dapat dipertanggungjawabkan oleh masing-masing

kelompok tersebut.

3) Hasil karya masing-masing kelompok disajikan dengan menarik, bisa

menggunakan mid mapping (peta konsep), desain gambar yang jelas,

serta berbagai bentuk pesan lainnya yang mudah dipahami dan

dimengerti oleh kelompok lain.

4) Setelah hasil kerja kelompok selesai dan siap untuk diperjualbelikan

di pasar, maka tiap kelompok membagi tugas siapa yang akan

menjadi pembeli ke kelompok lain dengan membawa instrumen

penilaian produk yang sudah dipersiapkan oleh guru serta membawa

catatan kecil, dan ada yang bertugas menjadi penjual dengan berdiri

diam di kelompoknya menunggu dan menyambut calon pembeli dari

kelompok lain. Penjual ini berusaha untuk menjelaskan kehebatan

produknya, sedangkan yang berfungsi sebagai pembeli akan

berkunjung ke kelompok lain untuk melihat, membeli, menilai dengan


23
cara mencatat point penting, menanyakan kepada penjual, serta

memberikan komentar sebagai bukti pembelian atau tidak membeli,

misalnya dengan memberikan tanda tangan, bintang atau koin-koinan

yang telah dipersiapkan sebelumnya.

5) Petugas tiap kelompok yang berfungsi sebagai pembeli berkunjung ke

pajangan penjual kelompok lain kurang lebih 5-6 menit dan mencatat

hal penting yang dijelaskan penjual kelompok yang dikunjungi,

usahakan agar guru menyiapkan stopwatch yang ditayangkan di

depan perlima-enam menit setiap melakukan kunjungan ke kelompok

lain. Agar tidak terjadi penumpukan atau pemerataan pembeli, maka

perubahan kunjungan mengikuti arah jarum jam atau sebaliknya.

6) Setelah pembeli melakukan kunjungan ke semua kelompok, pembeli

kembali ke kelompoknya untuk melaporkan hasil kunjungannya

kepada kelompok lain. Pembeli menjelaskan kepada yang berfungsi

sebagai penjual di kelompoknya, kemudian melakukan penilaian dan

mendiskusikannya. Sedangkan penjual dalam suatu kelompok

tersebut menjelaskan masukan dan saran dari pembeli kelompok lain,

kemudian menyimpulkan temuan dan masukan demi perbaikan karya

kelompoknya terutama poit-poit penting berkaitan dengan pokok

bahasan atau materi yang dibahas.

7) Setiap kelompok diminta guru untuk melakukan presentasi kelompok

hasil perbaikan karyanya maksimal 5 menit perkelompok, atau

minimal komentar tiap kelompok. Jika waktu sangat terbatas, minimal

keterwakilan beberapa kelompok yang dianggap terbaik sambil


24
mengumpulkan hasil penilaian yang dilakukan kelompok terhadap

kelompok lain yang sebelumnya dibagikan guru.

8) Guru menjelaskan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali

apa yang terjadi sesuai dengan tujuan pembelajaran serta nilai-nilai

karakter yang muncul selama proses pembelajaran, serta

mengumumkan .hasil terbaik kelompok secara transparan, dan

disarankan memberikan reward berupa hadiah, pujian, bintang atau

sejenis pialan yang disiapkan secara sederhana.

9) Guru melakukan penguatan tentang materi yang telah dipelajari

dengan mengungkapkan kajian teori, konseptual bahkan bukti-bukti

terkait materi baik dalam bentuk tayangan, video, cerita

menyesuaikan dengan beberapa kontens yang mudah dipahami oleh

peserta didik sesuai dengan usianya, misalnya mengaitkan dengan

realita yang ada dan terjadi di masyarakat dan idealitas yang

seharusnya berdasarkan pendidikan.

10) Guru menyimpulkan secara bersama-sama dengan peserta didik

tentang point penting dalam pembelajaran yang telah dilakukan,

melakukan evaluasi terhadap materi yang telah disajikan berupa tugas

baik dikerjakan di sekolah atau di rumah, serta menutup kegiatan

pembelajaran dengan menyanyi bersama, berdo’a dan membaca

hamdalah serta salam.

25
B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah :

1. PTK yang ditulis oleh Fatimatul Hasanah yang berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Kuantum Teknik Market Place Aktivity Untuk

Meningkatkan kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS

Kelas IV MI Insan Mulia Jimbaran

2. Portal Jurnal FKIP Uninus oleh E Sofyan tahun 2018 yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Market Place Aktivity.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah :

Masalah Rendahnya Hasil Belajar PAI

Pemecahan Masalah
Model Pembelajaran MPA

Meningkatkan Hasil Belajar


Hasil Yang Diharapkan Peserta Didik Mata Pelajaran
PAI pada Mater Hidup lapang
Dengan Berbagi

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan permasalahan dan kajian teori dan kajian teori di atas,

maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Penerapan model Market

Place Aktivity dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD

DEK Padang dalam memahami materi Hidup lapang Dengan Berbagi.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian penelitian tindakan

kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan

(action), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD DEK Padang yang berlokasi di

Kecamatan Padang Selatan Kota Padang. Pelaksanaan PTK ini akan di

laksanakan pada bulan Oktober sampai Desember selama kurang lebih 3 bulan.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD DEK Padang

yang berjumlah 15 orang siswa, yang terdiri laki-laki 11 orang dan perempuan 4

orang.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan ini terdiri dari beberapa siklus yang dimulai

dari siklus pertama, yang terdiri dari satu kali pertemuan. Apabila siklus I belum

berhasil maka dilanjutkan dengan siklus ke II dan Apabila siklus II belum

berhasil maka dilanjutkan ke Siklus III untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Penelitian ini memakai rancangan penelitian Arikunto (2006: 21) komponennya

adalah:

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan (Actuating)

3. Pengamatan (Observing)
27
4. Refleksi (Reflecting)

a. Siklus Pertama

1) Perencanaan (planning)

Perencanaan yang dilakukan yaitu menyusun materi dan bentuk

pembelajaran.

Tabel 1. Langkah-Langka Siklus I,II dan III

Siklus Perencanaan:  Merencanakan pembelajaran yang akan di


Ke- I Identifikasi masalah dan terapkan dalam PBM,

penetapanalternatif  Menetukan pokok bahasan,


pemecahan masalah  Mengembangkan skenario pembelajaran,

 Menyusun Modul,

 Menyiapkan sumber belajar,

 Mengembangkan format evaluasi, dan

 Mengembangkan format observasi


pembelajaran.

Tindakan  Menerapkan tindakan mengacu pada


skenario dan Modul

Pengamatan  Melakukan observasi dengan memakai

format observasi.

 Menilai hasil tindakan dengan

menggunakan format Modul.

Refleksi  Melakukan tindakan evaluasiyang telah di

lakukan yang meliputi evaluasi mutu,

jumlah dan waktu dari setiap macam

tindakan

 Melakukan pertemuan untuk membahas hasil


28
evaluasi tentang skenario,

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai

hasil evaluasi, untuk di gunakan pada

siklus berikutnya, dan

 Evaluasi tindakan ke-I

Siklus Perencanaan  Identifikasi masalah dan penetapan alternatif

ke-II pemecahan masalah, dan

 Pelaksanaan program tindakan ke-II.

Tindakan  Pelaksanaan program tindakanke-II

Pengamatan  Pengumpulan data tindakan ke-II

Refleksi  Evaluasi tindakan ke-II

Siklus Perencanaan  Identifikasi masalah danpenetapan

ke-III alternatif pemecahan masalah, dan

 Pelaksanaan program tindakan ke-III

Tindakan  Pelaksanaan program tindakanke-III

Pengamatan  Pengumpulan data tindakan ke-III

Refleksi  Evaluasi tindakan ke-III

 Selanjutnya, di uraikan rincian rencana kegiatan pada siklus berikutnya

(bila ada)

29
2) Pelaksanaan (Actuating)

a) Guru mengadakan apersepsi.

b) Mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang membaca

menggunakan kartu kata.

c) Melakukan kegiatan membaca melalui kartu kata.

d) Mengajukan pertanyaan tentangkartu kata yang telah dilaksanakan.

e) Guru memberi kesempatan kepada siswa secara bergantian untuk

bermain membaca dengan kartu kata.

f) Guru mengadakan tanya jawab tentang permainan yang telah di

laksanakan sebagai evaluasi

3) Pengamatan (Observing)
a) Melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatanpembelajaran.

b) Membicarakan hasil pengamatan kepada guru yang lain.

c) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran berdasarkanpengamatan.

4) Refleksi (Reflekting)

Kegiatan pada tahap refleksi adalah peneliti dan guru mata pelajaran

mengkaji kekurangan dan hambatan yang muncul pada saat

berlangsungnya proses belajar mengajar, sehingga diperoleh alternatif

pemecahan masalah yang muncul pada setiap proses belajar mengajar,

dan dapat melakukan perbaikan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.

Hasil refleksi pada siklus I untuk merencanakan tindakan pada siklus II

dan Siklus III. Siklus penelitian ini berdasarkan daur ulang penelitian

tindakan kelas menurut Arikunto (2006:16) berikut ini :

30
Perencanaan
Refleksi

Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan
Pengamatan

Siklus II Pelaksanaan
Refleksi

Perencanaan
Pengamatan

Siklus III Pelaksanaan


Refleksi

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Sekolah

E. Data dan Sumber Data

Data ini berupa hasil pengamatan, catatan lapangan dan dari setiap tindakan

perbaikan pembelajaran. Data ini tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang berupa informasi sebagai berikut:

1. Perencanaan berupa Menyusun rancangan tindakan berupa model Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

31
2. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru dan siswa

yang meliputi interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa, siswa-siswa,

dan siswa-guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi.

3. Penilaian pembelajaran PAI dan Budi Pekerti berupa penilaian proses dan

penilaian hasil.

4. Hasil belajar siswa dari siklus I, II dan III

5. Sumber data penelitian adalah proses kegiatan belajar mengajar PAI dan Budi

Pekerti di kelas V SD DEK Padang. Maka perencanaan pembelajaran sampai

pelaksanaan pembelajaran terdiri dari langkah persiapan, langkah

pelaksanaan, tindak lanjut, kegiatan evaluasi pembelajaran, serta perilaku guru

dan siswa sewaktu proses pembelajaran.

F. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode tes, dan

observasi. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa

dan metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data keterlaksanan model

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Market Place Aktivity

(MPA) baik keterlaksanaan pembelajaran oleh guru maupun aktivitas siswa.

Adapun instrument pengumpulan data dal am penelitian ini adalah:

1. Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah PAI peserta

didik yang berupa tes hasil belajar. Instrumen tes dalam penelitian ini terdiri

atas soal-soal hasil belajar untuk mengukur kemampuan siswa pada siklus

1,siklus II dan Siklus III.

2. Lembar observasi

Lembar observasi guru digunakan untuk mengumpulkan data keterlaksanaan

32
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Market Place

Aktivity (MPA). Lembar observasi ini disusun dengan beberapa aspek yang

menjadi tolak ukur keterlaksanaan pembelajaran Market Place Aktivity

(MPA) tersebut.

G.Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: (1) proses

penyederhanaan data yang dilakukan melalui reduksi data, (2) paparan data, dan

(3) penyimpulan. Reluksi data seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data

mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses

penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk naratif, sedangkan

penyimpulan merupakan proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah

terorganisasikan dalam bentuk pernyataan kalimat yang mengandung pengertian

luas

Data yang diperoleh dari observasi dan tes hasil belajar selama proses

pembelajaran dianalisis melalui cara :

1. Statistic deskriptif untuk melihat teknik persentase dan nilai rata-rata hitung.

(NHR). Teknik persentase digunakan untuk ketuntasan belajar siswa secara

individual.

Untuk mengetahui persentase kemampuan siswa dalam pelaksanaan shalat

fardhu digunakan rumus :

P= f/N x 100 % (diadopsi dari Anas: 1999)

Yakni : P = Angka persentase kemampuan siswa

f = Frekuensi kemampuan siswa

N = Banyaknya individu (siswa)

Menurut Diniyati dan Mujiono (1994:125), kriteria keaktifan siswa dapat

dikelompokkan ke dalam empat range, yaitu :


33
(1) 1 % - 25 % = sedikit sekali

(2) 26 % - 50 % = sedikit

(3) 51 % - 75 % = banyak

(4) 76 % - 99% = banyak sekali

Dalam penelitian ini, aktivitas siswa dinyatakan tuntas jika minimal rata-rata

aktivitas positif siswa masuk dalam kriterian keaktivan yang banyak

dilakukan (51 % - 75 %)

2. Tes hasil belajar setelah satu siklus diolah secara statistic untuk menentukan

nilai rata-rata. Peserta didik dinyatakan tuntas apabila sudah menacapai batas

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 75.

3. Data yang berasal dari pengamatan digunakan analisis deskriptif

H. Indikator Keberhasilan

Model pembelajaran Market Place Aktivity (MPA) dikatakan efektif untuk

meningkatkan hasil belajar PAI jika:

a. Rata-rata kelas sekurang-kurangnya 75

b. Persentase ketuntasan klasikal sekurang-kerungnya 75 %

34
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang upaya peningkatan kemampuan peserta didik tentang zakat

dan ketentuannya melalui penerapan Market Place Aktivity (MPA) pada siswa kelas

V Sekolah Dasar DEK Padang dilaksanakan dengan Tiga siklus. Pada tiap siklus

dilakukan empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

A. Temuan Penelitian

1. Pra Siklus

Pada Pertemuan Pertama, peneliti memberikan tes awal kepada peserta didik.

Tes tersebut berupa tes tertulis materi tentang zakat dan ketentuannya. Tujuannya

adalah untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam memahami tentang

dan zakat dan ketentuannya.

Hasil tes awal menunjukkan bahwa 15 orang yang mengikuti tes, 5 orang

tuntas dan 10 orang yang tidak tuntas dengan rata-rata 62,2 dan ketuntasan secara

klasikal 40 %. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa peserta didik telah

memiliki pengetahuan dan pengalaman awal materi tentang zakat dan ketentuannya.

Kondisi ini disebabkan karena materi tentang materi tentang zakat dan ketentuannya

sudah pernah dipelajari pada tingkat sebelumnya, sehingga peserta didik sudah

mengetahui konsep awal tentang zakat dan ketentuannya, namun walaupun demikian

peserta didik masih belum memahami dan menguasai materi tentang zakat dan

ketentuannya secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan tindakan-tindakan pada

siklus

35
2. Siklus I

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil tes awal, maka direncanakan hal-hal berikut:

pertama, perencanaan untuk menggunakan model Market Place

Aktivity(MPA) dalam upaya peningkatan kemampuan siswa dalam

praktek pelaksanaan shalat fardhu. Kegiatan pembelajaran dilakukan

dengan membagi peserta didik pada dua kelompok dan diberikan

penjelasantentang kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Kedua, menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti kelas V dengan kompetensi dasar memahami

hikmah zakat, infaq, dan sedekah sebagai implementasi rukun Islam.

Dalam RPP ini, peneliti menjabarkan langkah-langkah apa saja yang

akan dilaksanakan dalam proses peningkatan kemampuan siswa dalam

materi tentang zakat dan ketentuannya.

Ketiga, mempersiapkan slide dan gambar yang berkaitan dengan

materi tentang zakat dan ketentuannya.

Keempat, mempersiapkan bentuk penugasan berupa penyelesaian

soal-soal tes tertulis materi tentang zakat dan ketentuannya.

36
Kelima, mempersiapkan rancangan penilaian. Penilaian meliputi

pengertian zakat, jenis-jenis zakat, ketentuan zakat.

Keenam, mempersiapkan lembaran observasi teman sejawat.

Lembaran observasi tersebut meliputi dua hal, yang pertama untuk

melihat aktivitas guru dalam kelas dan yang kedua untuk melihat

aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

b. Pelaksanaan

Sesuai dengan perencanaan, setelah disusun rencana pembelajaran

dan disiapkan instrument penelitian yang dibutuhkan, dilaksanakan

proses belajar mengajar (PBM) di kelas V SD DEK Padang yang

dijadikan sebagai subjek penelitian.

Dalam siklus I, proses belajar mengajar dilaksanakan satu kali

pertemuan, 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Sesuai dengan materi

pembelajaran adalah tentang zakat dan ketentuannya. Pada siklus I ini,

peserta didik dan di cek kehadirannya. Peserta didik diberikan penjelasan

mengenai kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai melalui

pembelajaran tentang zakat dan ketentuannya. Peserta didik diberi

motivasi dengan memaparkan kepada mereka bahwa materi tentang

zakat dan ketentuannya ini sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam

mempunyai banyak keuntungan, dan kepada peserta didik dipaparkan

tentang keutamaan-keutamaan bagi orang yang mengeluarkan zakat serta

akibat-akibat yang akan diteriman bagi orang yang tidak mengeluarkan

zakat.

37
Selanjutnya peserta didik mengamati tayangan melalui infocus

tentang zakat dan ketentuannya sekaligus dijelaskan oleh guru mengenai

cara penghitungan zakat tersebut.

Setelah itu peserta didik disuruh untuk melakukan tanya jawab

berkaitan dengan materi tentang zakat dan ketentuannya. Pada saat tanya

jawab sedang berlangsung guru tetap membimbing dan mengarahkan

peserta didik.

Setelah kegiatan tanya jawab selesai dilaksanakan guru

mendiskusikan kembali dengan peserta didik tentang zakat dan

ketentuannya. Pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan materi

pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik secara tertulis

berkaitan dengan materi tersebut sebagai pekerjaan rumah atau PR.

Pelajaran ditutup dengan memberikan refleksi kepada siswa.

c. Observasi

Pengamatan terhadap proses peningkatan kemampuan materi

tentang zakat dan ketentuannya dengan mengggunakan model Market

Place Aktivity (MPA) meliputi dua hal. Pertama, pengamatan terhadap

pelaksanaan proses belajar mengajar oleh guru di dalam kelas. Kedua,

pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama proses belajar

mengajar berlangsung. Dalam melakukan pengamatan, digunakan

bantuan teman sejawat.

38
1. Pengamatan terhadap Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Jumlah peserta didik pada siklus pertama ini adalah 15 orang.

Guru mengamati peserta didik mulai dari penjelasan tentang kewajiban

zakat, pengertian zakat serta ketentuannya zakat.

2. Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama Proses

Belajar Mengajar

Aktivitas peserta didik yang diamati pada pertemuan pertama

adalah peserta didik yang antusias terhadap berbagai aktivitas PBM,

peserta didik yang serius mengamati tayangan yang ditampilkan di

depan, peserta didik yang aktif dalam bertanya dan mengemukakan

pendapat, peserta didik yang aktif dalam menjawab pertanyaan dan

peserta didik yang senang dalam PBM.

Rekapitulasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar

mengajar pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus I

Jumlah Kriteria
NO Aktivitas Yang Diamati %
Siswa Keaktifan

1 Peserta didik yang antusias 8 50% sedikit

terhadap aktivitas PBM

2 Peserta didik yang aktif 6 40 % Sedikit

dalam mendemonstrasikan

materi pembelajaran

3 Peserta didik yang aktif 5 36,3 Sedikit

39
dalam bertanya dan

mengemukakan pendapat

4 Peserta didik yang aktif 6 40 % Sedikit

dalam menjawab pertanyaan

5 Peserta didik yang senang 11 60% Banyak

dalam PBM

Peserta didik yang senang dalam PBM berjumlah 8 orang (50 %) yang

berarti banyak peserta didik yang senang dalam PBM. peserta didik yang aktif

dalam mendemonstrasikan berjumlah 6 orang (40%) yang berarti aktivitas

tersebut banyak dilakukan oleh peserta didik. peserta didik yang aktif dalam

bertanya dan mengemukakan pendapat sebanyak 5 orang yang termasuk dalam

kategori sedikit dilakukan oleh siswa. 8 orang peserta didik (40 % ) yang aktif

dalam menajwab pertanyaan dengan kategori aktivitas sedikit yang dilakukan.

Sedangkan peserta didik yang senang dalam PBM berjumlah 11 orang (60 % )

dengan kategori aktivitas yang banyak dilakukan

3. Penilaian Hasil Belajar Siswa

Penilaian dilakukan mulai dari pengertian zakat, kewajiban tentang zakat

bagi umat Islam sampai pada hikmah membanyarkan zakat. Rata-rata nilai hasil

belajar dan persentase peserta didik yang belum mencapai kriteria. Ketuntasan

Minimal (KKM) 75 dan ketuntasan hasil belajar siswa secara kalsikal pada siklus

I dapat dilihat pada tabel 3.

40
Tabel 3 :

Data Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik pada Pra Siklus dan Siklus I

Peserta Didik Peserta Didik


Rata-Rata
Yang telah Yang Mencapai Ketuntasan
Siklus Hasil
Mencapai ˃ ˂ 75 Klasikal
Belajar
75
Jumlah % Jumlah %

Pra 6 40,0 % 9 60,0 % 39,8 40,0 %

I 8 50,0 % 8 50,0 % 50,0 50,0 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta

didik. Pada Pra Siklus, yakni sebelum PBM dengan menggunakan model Market

Place Aktivity(MPA) dilakukan terdapat 6 orang peserta didik yang telah

mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 8 orang peserta didik

masih belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum

tuntas belajar, dengan rata-rata hasil belajar adalah 62, 2 dan ketuntasan klasikal

36,3 %

Pada siklus I, yakni setelah PBM dengan menggunakan model Market

Place Aktivity(MPA) dilakukan, terjadi peningkatan nilai hasil belajar peserta

didik, yakni terdapat 8 orang yang telah tuntas mencapai standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) dan 8 orang peserta didik peserta didik masih belum

mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum tuntas

belajar, dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 50,0 % dan ketuntasan klasikal

50,0 %

d. Refleksi

Berdasarkan hasil catatan di lapangan oleh guru, hasil pengamatan oleh

41
teman sejawat dan hasil belajar peserta didik pada siklus I terjadi peningkatan

pengetahuan peserta didik dalam merumuskan Pengertian zakat, Jenis Zakat,

dan Ketentuan Zakat, tetapi belum maksimal. Aktivitas siswa masih ada dalam

kategori sedikit, belum sesuai dengan apa yang diharapkan, yakni minimal

aktivitas peserta didik dalam kategori banyak.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil Siklus I, maka direncanakan hal-hal berikut:

pertama, perencanaan untuk menggunakan model Market Place

Aktivity(MPA) cara penghitungan pengeluaran zakat, orang yang berhak

menerima zakat dan hikmah membayarkan zakat.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan membagi peserta didik

pada dua kelompok dan diberikan penjelasan tentang kompetensi yang

harus dikuasai oleh peserta didik.

Kedua, menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti kelas V dengan kompetensi dasar memahami

hikmah zakat, infaq, dan sedekah sebagai implementasi rukun Islam.

Dalam RPP ini, peneliti menjabarkan langkah-langkah apa saja yang

akan dilaksanakan dalam proses peningkatan kemampuan siswa dalam

materi tentang zakat dan ketentuannya.

Ketiga, mempersiapkan slide dan gambar yang berkaitan dengan

materi tentang zakat dan ketentuannya.

Keempat, mempersiapkan bentuk penugasan berupa penyelesaian

soal-soal tes tertulis materi tentang zakat dan ketentuannya.

42
Kelima, mempersiapkan rancangan penilaian. Penilaian meliputi

cara penghitungan pengeluaran zakat, orang yang berhak menerima zakat

dan hikmah membayarkan zakat.

Keenam, mempersiapkan lembaran observasi teman sejawat.

Lembaran observasi tersebut meliputi dua hal, yang pertama untuk

melihat aktivitas guru dalam kelas dan yang kedua untuk melihat

aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

e. Pelaksanaan

Sesuai dengan perencanaan, setelah disusun rencana pembelajaran

dan disiapkan instrument penelitian yang dibutuhkan, dilaksanakan

proses belajar mengajar (PBM) di kelas V SD DEK Padang yang

dijadikan sebagai subjek penelitian.

Dalam siklus II, proses belajar mengajar dilaksanakan satu kali

pertemuan, 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Sesuai dengan materi

pembelajaran adalah tentang zakat dan ketentuannya. Pada siklus II ini,

peserta didik dan di cek kehadirannya. Peserta didik diberikan penjelasan

mengenai kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai melalui

pembelajaran tentang zakat dan mustahik zakat serta cara menghitung

zakat. Peserta didik diberi motivasi dengan memaparkan kepada mereka

bahwa materi tentang zakat dan ketentuannya ini sesuai dengan

ketentuan ajaran agama Islam mempunyai banyak keuntungan, dan

kepada peserta didik dipaparkan tentang keutamaan-keutamaan bagi

orang yang mengeluarkan zakat serta akibat-akibat yang akan diteriman

bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat.

Selanjutnya peserta didik mengamati tayangan melalui infocus

tentang zakat dan ketentuannya sekaligus dijelaskan oleh guru mengenai

43
cara penghitungan zakat tersebut tersebut.

Setelah itu peserta didik disuruh untuk melakukan tanya jawab

berkaitan dengan materi tentang zakat dan mustahik zakat serta cara

menghitung zakat. Pada saat tanya jawab sedang berlangsung guru tetap

membimbing dan mengarahkan peserta didik.

Setelah kegiatan tanya jawab selesai dilaksanakan guru

mendiskusikan kembali dengan peserta didik tentang zakat dan

ketentuannya. Pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan materi

pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik secara tertulis

berkaitan dengan materi tersebut sebagai pekerjaan rumah atau PR.

Pelajaran ditutup dengan memberikan refleksi kepada siswa.

f. Observasi

Pengamatan terhadap proses peningkatan kemampuan materi

tentang zakat dan ketentuannya dengan mengggunakan model Market

Place Aktivity(MPA) meliputi dua hal. Pertama, pengamatan terhadap

pelaksanaan proses belajar mengajar oleh guru di dalam kelas. Kedua,

pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama proses belajar

mengajar berlangsung. Dalam melakukan pengamatan, digunakan

bantuan teman sejawat.

4. Pengamatan terhadap Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Jumlah peserta didik pada siklus pertama ini adalah 20 orang. Guru

mengamati peserta didik mulai dari penjelasan tentang cara

penghitungan pengeluaran zakat, orang yang berhak menerima zakat dan

hikmah membayarkan zakat.

5. Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama Proses

Belajar Mengajar
44
Aktivitas peserta didik yang diamati pada pertemuan pertama

adalah peserta didik yang antusias terhadap berbagai aktivitas PBM,

peserta didik yang serius mengamati tayangan yang ditampilkan di

depan, peserta didik yang aktif dalam bertanya dan mengemukakan

pendapat, peserta didik yang aktif dalam menjawab pertanyaan dan

peserta didik yang senang dalam PBM.

Rekapitulasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar

mengajar pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus II

Jumlah Kriteria
NO Aktivitas Yang Diamati %
Siswa Keaktifan

1 Peserta didik yang antusias 12 81,8 % Banyak

terhadap aktivitas PBM sekali

2 Peserta didik yang aktif 10 72,7 % Banyak

dalam mendemonstrasikan

materi pembelajaran

3 Peserta didik yang aktif 5 36,3 Sedikit

dalam bertanya dan

mengemukakan pendapat

4 Peserta didik yang aktif 7 45,4 % Sedikit

dalam menjawab pertanyaan

5 Peserta didik yang senang 10 72,7 % Banyak

dalam PBM

Peserta didik yang senang dalam PBM berjumlah 12 orang (81.1 %) yang

berarti banyak sekali peserta didik yang senang dalam PBM. peserta didik yang
45
aktif dalam mendemonstrasikan berjumlah 10 orang (72,7 %) yang berarti

aktivitas tersebut banyak dilakukan oleh peserta didik. peserta didik yang aktif

dalam bertanya dan mengemukakan pendapat sebanyak 6 orang yang termasuk

dalam kategori sedikit dilakukan oleh siswa. 7 orang peserta didik (45,4 % ) yang

aktif dalam menjawab pertanyaan dengan kategori aktivitas sedikit yang

dilakukan. Sedangkan peserta didik yang senang dalam PBM berjumlah 12 orang

(72,7 % ) dengan kategori aktivitas yang banyak dilakukan

6. Penilaian Hasil Belajar Siswa

Penilaian dilakukan mulai dari pengertian zakat, kewajiban tentang zakat

bagi umat Islam sampai pada hikmah membanyarkan zakat.. Rata-rata nilai hasil

belajar dan persentase peserta didik yang belum mencapai kriteria. Ketuntasan

Minimal (KKM) 75 dan ketuntasan hasil belajar siswa secara kalsikal pada pra

siklus dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 4 :

Data Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus I dan Siklus II

Peserta Didik Yang Peserta Didik Yang Rata-Rata


Ketuntasan
Siklus telah Mencapai ˃ 75 Mencapai ˂ 75 Hasil
Klasikal
Jumlah % Jumlah % Belajar

I 8 50,0 % 8 50,0 % 50,0 50,0 %

II 10 65,0 % 5 35,0 % 65,0 65,0 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta

didik. Pada Siklus I, yakni sebelum PBM dengan menggunakan model Market

Place Aktivity(MPA) dilakukan terdapat 8 orang peserta didik yang telah

mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 8 orang peserta didik

masih belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau

46
belum tuntas belajar, dengan rata-rata hasil belajar adalah 50,0 % dan ketuntasan

klasikal 50,0 %

Pada siklus II, yakni setelah PBM dengan menggunakan model Market

Place Aktivity(MPA) dilakukan, terjadi peningkatan nilai hasil belajar peserta

didik, yakni terdapat 13 orang yang telah tuntas mencapai standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) dan 7 orang peserta didik peserta didik masih belum

mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum tuntas belajar,

dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 70,5 % dan ketuntasan klasikal 68,1 %

g. Refleksi

Berdasarkan hasil catatan di lapangan oleh guru, hasil

pengamatan oleh teman sejawat dan hasil belajar peserta didik pada

siklus II terjadi dengan materi cara penghitungan pengeluaran zakat,

orang yang berhak menerima zakat dan hikmah membayarkan zakat.

Aktivitas siswa masih ada dalam kategori sedikit, belum sesuai dengan

apa yang diharapkan, yakni minimal aktivitas peserta didik dalam

kategori banyak.

Ketuntasan individu juga belum tercapai, serta masih ada dalam

penghitungan pembagian peserta didik belum bisa melakukan

penghitungan. Pada umumnya peserta didik masih kurang menguasai

atau memahami tentang penghitungan pengeluaran zakat yang wajib

dikeluarkan oleh seseorang.

4. Siklus III

Pada siklus III, langkah-langkah yang dilakukan sama dengan siklus II.

Perbedaannya adalah waktu, kegiatan dan materi pembelajaran. Pada dasarnya

materi siklus III sama dengan siklus II, akan tetapi pada siklus III materi lebih

ditekankan pada cara penghitungan besarnya zakat yang harus dikeluarkan,

47
karena berdasarkan hasil siklus II, aspek inilah yang harus ditingkatkan.

a. Perencanaan

Berdasarkan refleksi tentang hasil belajar, perlu dilakukan tindakan yang

bisa meningkatkan kemampuan cara menghitung jumlah zakat yang harus

dikeluarkan. Walaupun kemampuan pemahaman tentang zakat pada peserta

didik sudah meningkat pada siklus I, masih ada aspek penilaian yang perlu

ditingkatkan. Aspek tersebut adalah kemampuan peserta didik dalam cara

penghitungan besarnya zakat yang harus dikeluarkan baik zakat fitrah maupun

zakat mal.

Berdasarkan hal di atas, direncanakan hal-hal sebagai berikut :

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Menyusun materi dan bahan ajar sesuai dengan tujuan perbaikan pada siklus

III, yakni difokuskan pada penguasaan cara penghitungan jumlah atau besar

zakat yang harus dikeluarkan .

3. Mempersiapkan bahan ajar tentang zakat.

4. Menyiapkan penugasan. Penugasan pada siklus III masih sama dengan siklus

II, namun pada siklus III peneliti memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk lebih meningkatkan penguasaan materi tentang cara menghitung jumlah

zakat yang akan dikeluarkan.

5. Mempersiapkan format penilaian.

6. Mempersiapkan lembar observasi proses belajar mengajar yang meliputi

aktivitas guru dan peserta didik.

b. Pelaksanaan

Pada siklus III ini, hasil belajar peserta didik pada siklus II disampaikan

pada peserta didik. Peserta didik diberikan penjelasan mengenai hasil belajar

pada siklus II, aspek utama yang perlu ditingkatkan adalah penugasan cara

48
penghitungan dan jumlah zakat yang harus dikeluarkan. Selanjutnya peserta

didik melakukan tanya jawab dan berdiskusi lagi tentang cara penghitungan

dan jumlah zakat yang harus dikeluarkan.

Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang sudah mampu

menghitung jumlah zakat yang harus dikeluarkan, tujuannya adalah agar

peserta didik dapat melakukan penghitungan jumlah zakat yang harus

dikeluarkan dengan benar sesuai dengan ketentuan ajaran Islam. Setelah itu

guru bersama peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran dan

mengakhiri pertemuan dengan memberikan tes secara tertulis pada peserta

didik.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Hasil

observasi pada siklus III adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar

Sama halnya dengan pertemuan sebelumnya, guru tetap mengecek

kehadiran peserta didik, setelah itu memberikan apersepsi dan motivasi.

Kemudian guru menayangkan kembali materi pelajaran melalui tayangan

infocus.

Setelah itu peserta didik mempraktekkan kembali cara penghitungan

jumlah zakat yang harus dikeluarkan baik secara indiVdu maupun

berkelompok.

Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pelajaran serta

merefleksikan pelaksanaan proses belajar mengajar. Kemudian mengakhiri

pertemuan dengan sebuah nyanyian “Rukun Islam”.

2. Pengamatan terhadap aktivitas Peserta Didik dalam proses belajar

mengajar

49
Aktivitas peserta didik yang diamati pada siklus III ini adalah peserta didik

yang antusias terhadap berbagai aktivitas proses belajar mengajar. Peserta

didik yang aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat, peserta didik

yang aktif dalam menjawab pertanyaan, dan peserta didik yang senang dalam

proses belajar mengajar.

Rekapitulasi aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar

pada siklus III terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 :

Rekapitulasi aktivitas peserta didik pada siklus III

Jumlah Kriteria
NO Aktivitas Yang Diamati %
Peserta Didik Keaktifan

1 Peserta didik yang antusias 13 90,9 % Banyak


terhadap aktivitas proses belajar sekali
mengajar

2 Peserta didik yang aktif dalam 13 90,9 % Banyak

mendemosntasikan materi sekali

pembelajaran

3 Peserta didik yang aktif dalam 12 81,8 % Banyak

bertanya dan mengemukakan

pendapat

4 Peserta didik yang aktif dalam 11 77,2 % Banyak

menjawab pertanyaan

5 Peserta didik yang senang 13 90,9 % Banyak

dalam proses belajar mengajar sekali

Peserta didik yang senang dalam proses belajar mengajar berjumlah 13 orang

(90,9 %) yang berarti banyak sekali peserta didik yang senang dalam proses belajar

mengajar. Peserta didik yang aktif dalam mendemonstrasikan materi pembelajaran 13

50
orang (90,9 %) yang berarti banyak sekali peserta didik yang aktif

mendemonstrasikan keserasian gerakan dan bacaan shalat, peserta didik yang aktif

dalam bertanya dan mengemukakan pendapat sebanyak 12 orang (81,8 %) yang

termasuk dalam kategori banyak sekali dilakukan peserta didik, 11 orang (77,2 %)

yang aktif dalam menjawab pertanyaan dengan kategori aktivitas yang banyak

dilakukan. Sedangkan peserta didik yang senang dalam proses belajar mengajar

berjumlah 13 orang (90,9 %) dengan kategori aktivitas yang banyak sekali dilakukan

peserta didik.

3. Penilaian hasil belajar peserta didik

Seteleh proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Market Place

Activity dan pemanfaatan multi media dilakukan, rata-rata terjadi peningkatan

nilai siswa. Rata-rata nilai hasil belajar dengan persentase peserta didik yang

belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 dan ketuntasan

hasil belajar peserta didik secara klasikal pada siklus III dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 5 :

Ketuntasan hasil belajar pada siklus III

Peserta Didik Yang Peserta Didik Yang


Rata-Rata Ketuntasan
telah Mencapai ˃ 75 Mencapai ˂ 75
Hasil Belajar Klasikal
Jumlah % Jumlah %

11 85,0 % 4 15,0 % 84,7 85,0 %

Hasil nilai ujian peserta didik pada siklus III menunjukkan jumlah peserta

didik yang tuntas sesuai dengan standar kriteria ketuntasan minimal (KKM)

51
dalam belajar (nilai ˂ 75) adalah 11 orang siswa dan yang belum tuntas

belajar (nilai ˃ 75) adalah sebanyak 4 orang peserta didik, dengan nilai rata-

rata hasil belajar adalah 82,2 dan ketuntasan klasikal 86,3 %

d. Refleksi

Berdasarkan hasil catatan lapangan oleh guru, hasil pengamatan oleh

teman sejawat, dan penilaian hasil belajar peserta didik tergambar bahwa telah

terjadi peningkatan kemampuan peserta didik dalam memahami materi

tentang zakat dan ketentuannya dan cara perhitungan membayar Zakat bagi

peserta didik kelas V SD DEK Padang.

B. Pembahasan

Berdasarkan deskripsi data, tergambar bahwa kemampuan pada materi

hidup lapang dengan berbagi peserta didik pada pra siklus sangat rendah karena

dari 20 peserta didik hanya 8 orang peserta didik yang dianggap tuntas sesuai

dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 75, sedangkan 9 orang peserta didik

belum tuntas hasil belajarnya dalam materi hidup lapang dengan berbagi.

Artinya, rata-rata hasil belajar siswa 64,0 dan ketuntasan secara klasikal baru

mencapai 36,0 %.

Kegagalan peserta didik dalam memahami materi tentang zakat dan

ketentuannya disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, peserta didik belum

memahami tentang zakat dan ketentuannya, sehingga peserta didik tidak mampu

dalam menjelaskan tentang zakat. Kedua, peserta didik belum menguasai tentang

jenis-jenis zakat, sehingga dalam peserta didik tidak bisa membedakan antara

zakat fitrah dan zakat mal. Ketiga, peserta didik belum memahami orang-orang

yang berhak menerima zakat. Keempat, masih rendahnya pengetahuan peserta

didik tentang cara penghitungan jumlah zakat yang harus dikeluarkan.

52
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa peserta didik belum

memahami tentang zakat dan ketentuannya dengan benar. Pembayaran zakat ini

harus sesuai dengan ketentuan ajaran Islam karena zakat adalah ibadah yang

hukumnya wajib bagi setiap umat Islam yang mampu sesuia dengan apa yang

ada dalam rukun Islam. Pembayaran zakat ini harus sesuai dengan ketentuan-

ketentuan ajaran Islam, apabila tidak memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut

maka zakat yang dibayarkan tidak sah.

Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami

pembayaran zakat ini, maka guru melakukan tindakan kelas. Sejalan dengan

pendekatan konstektual (Contextual Teaching and Learning) bahwa guru

bertugas membantu peserta didik untuk mencapai tujuannya. Guru akan lebih

banyak berurusan dengan strategi mengajar. Guru bertugas mengelola kelas

sebagai suatu tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi

siswa. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi

siswa. Guru tidak hanya mentransfer pengetahuan pada peserta didik (Depdiknas,

2003:1).

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pada siklus dilaksanakan penerapan

metode demonstrasi dan pemanfaatan saran multi media audio Vsual dalam

proses belajar mengajar.

Peningkatan tidak hanya terlihat pada hasil belajar, tetapi aktivitas peserta

didik juga terlihat dalam proses belajar mengajar, berdiskusi, tanya jawab dan

keantusiasan siswa dalam proses belajar mengajar (dapat dilihat pada tabel 2

dan 3).

Sekalipun ada peningkatan pada siklus I dengan 2 x 35 menit pelajaran,

namun masih ada timbul permasalahan setelah direfleksi. Sasaran utama pada

siklus II dan III adalah memperbaiki hal-hal yang belum dicapai pada siklus I.

53
Materi pembelajaran antara siklus I siklus II dan Siklus III memiliki sedikit

perbedaan. Siklus II dan III lebih menekankan pada penguasaan cara

penghitungan jumlah zakat yang harus dikeluarkan.

Pada Siklus I, yakni sebelum PBM dengan menggunakan model Market

Place Aktivity(MPA) dilakukan terdapat 8 orang peserta didik yang telah

mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 7 orang peserta didik

masih belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum

tuntas belajar, dengan rata-rata hasil belajar adalah 50,0 % dan ketuntasan

klasikal 50,0 %

Pada siklus II, yakni setelah PBM dengan menggunakan model Market

Place Aktivity(MPA) dilakukan, terjadi peningkatan nilai hasil belajar peserta

didik, yakni terdapat 9 orang yang telah tuntas mencapai standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) dan 6 orang peserta didik peserta didik masih belum

mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum tuntas belajar,

dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 70,5 % dan ketuntasan klasikal 68,1 %

Hasil belajar pada siklus III menunjukkan peningkatan dari pada siklus I,

yaitu 11 orang peserta didik sudah tuntas sesuai standar kriteria minimal (KKM),

hanya 4 orang peserta didik yang belum mencapai standar KKM. Rata-rata hasil

belajar 82,2 dan ketuntasan klasikal 86,3 %. Di samping peningkatan itu,

peningkatan terhadap aktivitas peserta didik pun meningkat yaitu 11 orang

peserta didik sudah aktif dalam proses belajar mengajar dengan skor rata-rata

90,9 % dengan klasikal baik sekali dengan rata-rata skor 81,8 % dan 90,9 % dari

20 orang peserta didik. Keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan

berada pada klasikal baik dengan rata-rata skor 77,2 % atau 11 orang peserta

didik.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran

54
tentang zakat dan ketentuannya dengan menggunakan model Market Place

Aktivity(MPA) ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

memahami materi tentang zakat dan ketentuannya. Di samping itu juga dapat

meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar.

55
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan-temuan dan pengolahan data yang telah

dikemukakan pada uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pembelajaran dengan penerapan model Market Place Activity

(MPA) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam memahami

materi tentang zakat dan ketentuannya pada peserta didik kelas V

Sekolah Dasar DEK Padang.

2. Penggunaan model Market Place Activity (MPA) dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dalam materi tentang

zakat dan ketentuannya pada peserta didik kelas V SD DEK Padang

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat

disampaikansaran-saran sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi

tentang zakat dan ketentuannya, guru dan dapat menggunakan model

Market Place Activity (MPA).

2. Untuk penggunaan model Market Place Activity (MPA) disesuaikan

dengan tingkat pemahaman dan usia siswa.

3. Untuk kesempurnaan hasil karya tulis ini dibutuhkan kritikan dan

masukan yang sifatnya membangun dari pembaca

56
DAFTAR PUSTAKA

Al-quran Dan Terjemahan, Departemen Agama Republik Indonesia, Agung Harapan Arsyad,
Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Arief, Sadiman. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekom Dikbud dan PT. Raja Grafindo.

Asmani. 2014. 7 Tips Aplikasi Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan Yogyakarta: Diva Press

Depdikbud. 2003. Undang-undang Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud .

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar, FPTK-IKIP
Bandun Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dasar Depag RI, 2007.
Standar Isi dan Standar Kelulusan, Subdit Kurikulum dan Evaluasi

Djam‟an Satori, dkk. 2007, Profesi Keguruan, Universitas Terbuka

Dr. Abdul Mujib, M.Ag dan Dr. Jusuf Mudzakir, M.Si. 2006, Ilmu Pendidikan Islam,
PrenadMedia Group

Dr.I.G.A Wardani. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat penerbit Universitas Terbuka.
Ginnis. 2008. Trik dan Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kela California : Corwin Press

MelVn L Silberman. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.
Natawijaja. 1984. Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Omar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Cetakan ke V. Bandung: Citra Aditya Bakti. Prof.
Ahmad Tafsir. 2006, Filsafat Pendidikan Islam, PT Remaja Rosdakarya Bandung
Rachmat Taufik Hidayat dkk. 2000, Almanak Alam Islam, Pustaka Jaya

Syafril. 2005. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Melalui pendekatan Cooperative


LearninDalam Mata Kuliah statistika di Jurusan KTP FIP UNP. Padang: UNP

Sudjana, Nana ( 1991). Teknologi pengajaran. Bandung, PT. Sinar baru

Tafsir Ahmad , Ilmu Pendidikan Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), h.49

Udin. S Winataputra, 2003. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka

57

Anda mungkin juga menyukai