Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH STRATEGI BELAJAR TUNTAS TERHADAP

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERITA SISWA


KELAS VIII UPTD SMP NEGERI 12 PEMATANG SIANTAR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas HKBP Nommensen Pematang


Siantar Untuk Memenuhi Syarat Penyelesaian Program
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Nama : Novita Anggelin Siagian


NPM 1901020040
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANG
SIANTAR 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
E. Tujuan Masalah......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
G. Luaran Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Kemampuan Membaca ............................................................................. 7
1. Hakikat Membaca ................................................................................. 7
2. Tujuan Membaca .................................................................................. 8
3. Aspek-aspek Membaca.......................................................................... 9
4. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan .....................................................10
B. Keterampilan Membaca..................................................................................11
1. Teknik Keterampilan Membaca.................................................................12
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca...................13
C. Srategi Belajar Tuntas.....................................................................................14
1. Penerapan Belajar Tuntas didalam Membaca............................................14
D. Teks Berita......................................................................................................15
1. Unsur-unsur Teks Berita.............................................................................16
2. Ciri-ciri Teks Berita....................................................................................17
3. Struktur Teks Berita....................................................................................18
4. Jenis-Jenis Teks Berita................................................................................19
E. Penelitian yang Relevan..................................................................................20
F. Kerangka Konseptual Penelitian.....................................................................22
G. Hipotesis..........................................................................................................23

i
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................24
A. Jenis Penelitian................................................................................................24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................25
C. Populasi dan Sampel.......................................................................................25
1. Populasi.....................................................................................................25
2. Sampel.......................................................................................................26
D. Variabel dan Penelitian...................................................................................26
E. Instrumen Penelitian........................................................................................26
1. Tes Membaca............................................................................................27
F. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................27
1. Tahap Eksperimen.....................................................................................28
G. Teknik Analisis Data.......................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk mengubah manusia dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak pintar menjadi pintar
serta proses memanusiakan manusia. Pendidikan mengajarkan banyak pe-
ngetahuan, akhlak dan juga pengalaman. Pendidikan tidak hanya diperoleh dari
bangku sekolah saja, pendidikan juga bisa diperoleh dimana saja di luar sekolah,
misalnya dalam lingkungan masyarakat dan juga lingkungan keluarga. Pendidikan
disekolah tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar.
Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun
2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Sedangkan menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus
menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang
telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan,
seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusian.

1
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya
dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain.
Pembelajaran bahasa merupakan kegiatan yang membelajarkan siswa
tentang tata bahasa dan seluk beluknya. Dalam aktivitas pembelajaran tidak hanya
guru yang dituntut aktif tetapi siswa juga dituntut aktif, sehingga penguasaan
bahasa akan lebih dapat diterima oleh siswa. Bahasa merupakan alat komunikasi,
maka belajar bahasa juga belajar berkomunikasi. Pembelajaran yang membuka
peluang yang seluas-luasnya bagi siswa untuk melakukan aktivitas berbahasa
dalam segala keterampilan atau aspeknya (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis).
Menurut Dawson, (dalam Tarigan 2019: 1) keterampilan berbahasa dalam
kurikulum Bahasa Indonesia di sekolah mencakup empat aspek, yaitu (1)
keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca,
(4) keterampilan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali hubungannya
dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam
memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan
yang teratur.
Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menjelajahi dunia dengan
pesan-pesan yang disampaikan oleh penulis. Agar informasi dapat terserap dengan
baik pembaca harus mempunyai kemampuan membaca yang baik. Seperti
mempunyai tujuan dalam membaca, dapat menjaga konsentrasi, dan dapat
memahami isi bacaan dengan baik. Pembaca yang baik harus mempunyai tujuan
dalam membaca. Umumnya, tujuan membaca untuk memperoleh pengetahuan
sebanyak-banyaknya di samping itu juga untuk mencari hiburan semata, pembaca
yang baik juga harus dapat menjaga konsentrasi. Konsentrasi adalah suatu
kemampuan diri untuk terus menerus menjaga pikiran kita tertuju pada apa yang
kita kerjakan, atau khususnya terhadap apa yang sedang kita baca.
Keterampilan membaca di sekolah memiliki peranan penting dalam

2
meningkatkan kemampuan membaca siswa. Pembelajaran membaca di sekolah
tidak hanya membuat siswa melafalkan kata-kata dalam suatu bacaan, tetapi dapat
memahami isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu, kemampuan membaca inilah
yang akan menjadi bekal siswa ketika mereka masih belajar di sekolah dan setelah
keluar dari lingkungan sekolah. Oleh karena itu, penting untuk membangun minat
baca siswa. Selain itu, tujuan utama pembaca adalah memahami isi bacaan,
sehingga pembaca tidak asal membaca.
Dalam Kurikulum 2013 ada beberapa Kompetensi Dasar, salah satu K.D
tersebut yaitu, K.D 4.1 Menyimpulkan isi berita (membanggakan dan memotivasi)
yang dibaca atau di dengar. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
peneliti di UPTD SMP Negeri 12 Pematang Siantar, khususnya di kelas VIII
masih banyak siswa yang memiliki hambatan dalam membaca, sehingga
keterampilan membaca siswa kurang efektif. Dari hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran, hasil rata-rata kemampuan membaca teks berita siswa kelas VIII
adalah 60,87. Nilai tersebut jauh dari harapan, artinya tidak mencapai KKM yang
sudah ditentukan sekolah yaitu ≥ 70. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu kurangnya strategi pembelajaran guru, media pembelajaran yang kurang
efektif, dan motivasi belajar siswa yang rendah.
Menurut (Hamdani 2022: 18) Strategi pembelajaran adalah sebagai suatu
upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan). Dan
memegang peran penting untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan. Salah satu strategi pembelajaran adalah belajar tuntas.
Belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk
meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang
lebih meningkat. Menurut penelitian Wiwi Setio Utami yang berjudul
“Keefektifan Strategi Belajar Tuntas Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman
Siswa Kelas VIII SMP N 2 Mlati”, dan juga penelitian dari Ilmi Suciana yang
berjudul Penerapan Strategi Belajar Tuntas untuk Mencapai Standar Kompetensi
Dalam Pembelajaran”, sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, membuktikan bahwa strategi belajar

3
tuntas memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran ini
terdiri atas lima tahap, yaitu (a) orientasi (orientation), (b) penyajian
(presentation), (c) latihan terstruktur (structured practice), (d) latihan terbimbing
(gided practice), (e) latihan mandiri (independenpractice)
Dalam hal ini diharapkan strategi belajar tuntas sebagai solusi dalam
menyelesaikan permasalahan dalam penelitian, sehingga kemampuan membaca
teks berita oleh siswa dapat semakin meningkat. Oleh sebab itu, peneliti ini
merumuskan variabel-variabel yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
dalam judul, Pengaruh Strategi Belajar Tuntas Terhadap Keterampilan
Membaca Teks Berita Siswa Kelas VIII UPTD SMP Negeri 12 Pematang
Siantar.

B. Identifikasi Masalah
1. Siswa tidak dapat memahami isi teks berita.
2. Kurangnya strategi pembelajaran guru di dalam kelas.
3. Media pembelajaran guru yang kurang efektif.
4. Motivasi belajar siswa tentang membaca rendah.

C. Batasan Masalah
Cakupan penelitian ini berfokus pada teks berita dengan menerapkan
strategi belajar tuntas dalam hal ini lebih difokuskan pada kemampuan membaca
siswa kelas VIII di UPTD SMP Negeri 12 Pematang Siantar.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti memfokuskan pada
masalah:
1. Bagaimana kemampuan siswa terhadap keterampilan membaca Sebelum
menggunakan strategi belajar tuntas kelas VIII UPTD SMP Negeri 12

4
Pematang Siantar?
2. Bagaimana keterampilan membaca siswa sesudah menggunakan strategi
belajar tuntas kelas VIII UPTD SMP Negeri 12 Pematang Siantar?
3. Bagaimana pengaruh strategi belajar tuntas terhadap kemampuan
keterampilan membaca siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 12
Pematang Siantar?

E. Tujuan Masalah
Berdasarkan pertanyaan peneliti di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui:
1. Untuk mendeskripsikan kemampuan keterampilan membaca siswa
sebelum menggunakan strategi belajar tuntas kelas VIII UPTD SMP
Negeri 12 Pematang Siantar.
2. Untuk mendeskripsikan kemampuan keterampilan membaca siswa
sesudah menggunakan strategi belajar siswa kelas VIII UPTD SMP
Negeri 12 Pematang Siantar.
3. Untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan strategi belajar tuntas
dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas VIII UPTD
SMP Negeri 12 Pematang Siantar.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
menambah teori atau referensi tentang strategi belajar tuntas dan teks
berita.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Dengan strategi belajar tuntas peserta didik akan mampu
membaca teks berita.

5
b. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
pertimbangan dalam meningkatkan pembelajaran membaca sehingga
pembelajaran membaca dapat berjalan secara baik.
c. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan bagi pembaca
lain dalam menerapkan strategi belajar tuntas pada keterampilan
membaca.

G. Luaran Penelitian
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat doterbitkan pada
jurnal nasional sinta 4.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Membaca
1. Hakikat Membaca
Menurut Hodgson (dalam Tarigan, 2019: 7) membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-
kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi,
pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan
proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki lima
makna dan maksud di antaranya: melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati); Mengeja atau melafalkan
apa yang tertulis; mengucapkan; mengetahui atau meramalkan;
memperhitungkan atau memahami. Selain itu, membaca juga merupakan
proses berpikir sehingga dapat memahami maksud dari tulisan yang dibaca.
Berdasarkan hal itu, membaca pada hakikatnya adalah suatu tindakan yang
tidak sekadar menafsirkan tulisan, tetapi juga melibatkan banyak hal, antara
lain: aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Membaca
menjadi sebuah kegiatan penalaran yang dikaitkan dengan sebuah tugas
bahasa. Dengan demikian dapat dikatakan membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Menurut Y. Budi Artati (dalam Elvi Susanti: 4), membaca merupakan
proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sebuah pesan. Pesan
tersebut dapat berupa media kata-kata. Proses tersebut menuntut agar
kelompok kata dapat diketahui maknanya. Jika hal ini tidak terpenuhi, pesan
tidak dapat dipahami. Oleh karena itu, proses membaca tidak dapat terlaksana.

7
Jadi, kita harus dapat memahami apa yang telah dibaca. Dari segi linguistik,
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi
(decoding). Sebuah aspek pembacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata
tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan atau
cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Berdasarkan beberapa pengertian membaca dari para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang tidak
hanya melihat dan mengenal kata, namun melibatkan pikiran untuk
memahami kata tersebut agar pesan yang ingin disampaikan tercapai. Jadi,
membaca merupakan aktivitas memahami makna dari sebuah bacaan untuk
memperoleh pesan, informasi atau berita.

2. Tujuan Membaca
Kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang tentu memiliki
tujuan tertentu. Namun pada dasarnya membaca memiliki dua tujuan. Yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum membaca adalah untuk
mencari dan mendapatkan informasi dari sumber yang dibaca. Dan secara
khusus Tarigan (2019: 9) mengemukakan bahwa membaca memiliki beberapa
tujuan sebagai berikut:
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh para penemu. Membaca seperti ini disebut membaca
untuk memperoleh perincian atau fakta (reading for details or facts).
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal tersebut merupakan topic yang
baik atau menarik. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh ide-ide utama (reading for mains ideas).
c. Membaca untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita.
Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau
susunan (reading for sequence or organization)
d. Membaca untuk mengetahui serta menemukan mengapa para tokoh
merasakan. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi (reading for inferensi)

8
e. Membaca untuk mengetahui dan menemukan apa-apa yang tidak bisa atau
tidak wajar mengenai seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut
membaca untuk mengelompokkan (reading for classify)
f. Membaca untuk mencari atau menemukan apakah tokoh berhasil atau
hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. Membaca seperti ini disebut
membaca untuk menilai (reading tu evaluate)
g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk membandingkan atau
mempertentangkan (reading for compare or contrasts).

3. Aspek-aspek Membaca
Telah diutarakan di muka bahwa membaca merupakan suatu
keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang
lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam
membaca, yaitu:
a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini
mencakup:
1) pengenalan bentuk huruf;
2) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata,frase, pola
klausa, kalimat, dan lain- lain);
3) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi
(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau "to bark at print”);
4) kemampuan membaca ke taraf lambat.
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order. )Aspek ini
mencakup:
1) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal,retorikal);
2) memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang,
relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca);
3) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);

9
4) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.
Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilanmekanis
(mechanical skills) tersebut, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca
nyaring, membaca bersuara (atau reading aloud;oral reading). Untuk
keterampilan pemahaman (comprehension skills), yang paling tepat adalah
dengan membaca dalam hati (silent reading), yang dapat pula dibagi atas:
a. membaca ekstensif (extensive reading);
b. membaca intensif (intensive reading).
Selanjutnya, membaca ekstensif ini mencakup pula:
a. membaca survei (survey reading);
b. membaca sekilas (skimming);
c. membaca dangkal (superficial reading).
Sedangkan, membaca intensif dapat pula dibagi atas:
a. membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula:
1) membaca teliti (close reading);
2) membaca pemahaman (comprehensive reading);
3) membaca kritis (critical reading);
4) membaca ide (reading for ideas).
b. membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup pula:
1) membaca bahasa asing (foreign language reading);
2) membaca sastra (literary reading).

4. Membaca sebagai suatu keterampilan


Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa
membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang
mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan- keterampilan yang lebih
kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca mencakup tiga
komponen, yaitu:
a. pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca;
b. korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik
yang formal;
c. hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning

1
Keterampilan A merupakan suatu kemampuan untuk mengenal
bentuk-
bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar,gambar di atas
suatu lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam
hubungan-hubungan berpola yang teratur rapi.
Keterampilan B merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan
tanda-tanda hitam di atas kertas - yaitu gambar-gambar berpola tersebut
dengan bahasa. Adalah tidak mungkin belajar membaca tanpa kemampuan
belajar memperoleh sertamemahami bahasa. Hubungan-hubungan itu jelas
sekali terlihat terjadi antara unsur-unsur dari pola-pola tersebut di atas kertas
dan unsur-unsur bahasa yang formal. Sesuai dengan hakikat unsur-unsur
linguistik yang formal tersebut, pada hakikatnya sifat keterampilan itu akan

1
selalu mengalami perubahan-perubahan pula. Unsur-unsur itu dapat
merupakan kelompok bunyi kompleks yang dapat disebut sebagai kata, frase,
kalimat, paragraf, bab, atau buku. Unsur itu dapat pula berupa unsur yang
paling dasar, yaitu bunyi-bunyi tunggal yang disebut fonem.
Keterampilan ke tiga atau C yang mencakup keseluruhan keterampilan
membaca, pada hakikatnya merupakan keterampilanintelektual; ini merupakan
kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas
kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi,
dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.

B. Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca pada hakikatnya dimiliki oleh setiap orang
terlebih lagi oleh para peserta didik guna mencapai pengetahuan yang lebih luas.
Dengan membaca seorang dapat mengetahui pesan yang disampaikan penulis
lewat tulisan.
Kridalaksana menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal
dan memahami tulisan dalam bentuk urutan, lambang-lambang, dan grafis.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan

1
keterampilan berbahasa yang bertujuan meningkatkan kualitas membaca, maka
akan terbina tata baca yang baik dan benar serta menumbuhkan kebiasaan
membaca.
1. Teknik Keterampilan Membaca
Membaca bukan hanya kegiatan memahami huruf demi huruf yang
tertulis. Dalam membaca juga diperlukan teknik tertentu agar kegiatan
membaca menjadi efektif tanpa harus membuang banyak waktu. Berikut ini
4 teknik membaca efisien yang dapat diterapkan:
a. Scanning
Scanning atau pemindaian merupakan metode yang sering
digunakan daripada teknik lainnya. Dalam teknik ini kita hanya ingin
membaca untuk informasi spesifik seperti kata kunci, angka, nama, dan
sebagainya tanpa melihat detail lainnya. Teknik ini dapat kita terapkan
dengan memaca baris subjek dan tentukan apakah itu yang kita cari atau
bukan. Selain itu, kita bisa memindai hal yang kita cari dengan jari kita
sebagai panduan. Cara ini adalah teknik terbaik untuk digunakan saat kita
membutuhkan informasi spesifik dengan cepat.
b. Skimming
Skimming melibatkan membaca lebih banyak dalam waktu yang
lebih singkat. Tidak seperti pemindaian, kita terlebih dahulu harus
mendapatkan ide utama materi sebelum mencari detail tertentu yang
mendukungnya. Teknik ini paling bagus untuk karya non-fiksi. Namun,
teknik ini tidak disarankan untuk membaca kontrak, novel, atau makalah
penelitian karena kita mungkin melewatkan detail pentingnya. Teknik
skim dapat kita gunakan untuk membaca ulasan seperti testimoni untuk
mendapatkan kesan keseluruhan dari produk atau layanan. Intinya dengan
teknik ini kita bisa membaca bagian-bagian penting dan meninggalkan
yang tidak perlu.
c. Membaca Intensif
Membaca intensif adalah teknik yang paling memakan waktu dari
semua teknik membaca. Tujuan utama teknik ini adalah untuk menyimpan

1
informasi jangka panjang. Metode ini direkomendasikan terutama untuk
siswa bahasa karena membantu mereka benar-benar memahami arti kata-
kata dalam konteksnya. Namun, cara ini juga bagus untuk menganalisis
laporan dan penelitian terperinci. Digunakan bersama dengan skimming
dan pemindaian, membaca intensif dapat memperluas wawasan kita dan
membantu menyimpan informasi penting lebih lama.
d. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berfokus pada membaca untuk kesenangan.
Strategi ini bagus tidak hanya untuk karya fiksi, tetapi juga untuk
meningkatkan tulisan, dan memperluas kosa kata. Tidak ada teknik khusus
dalam teknik membaca ekstensif. Pembaca hanya membaca bacaan sesuka
hati mereka. Mereka bisa menggunakan cara mereka sendiri dan
bagaimana memahami materi yang dibaca.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca


Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik
membaca permulaan maupun membaca lanjut. Adapun faktor-faktornya
adalah sebagai berikut:
a. Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neuro-logis
(misalnya berbagai cacat otak) dan kelamin.
b. Faktor intelektual
c. Faktor Lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa
dirumah, dan lingkungan sosial siswa.
Menurut Trie Utami, dkk proses membaca terlibat dalam berbagai
faktor. Pertama, faktor internal dapat berupa intelegensi(IQ), minat, sikap,
bakat, motivasi, tujuan membaca dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal bisa
dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, kebiasaan, dan
tradisi membaca). Faktor internal dan eksternal tiap orang berbeda-beda. Hal
ini yang menjadi alasan kemampuan membaca tiap orang itu berbeda-beda.

1
C. Strategi Belajar Tuntas
Strategi belajar tuntas adalah suatu pendekatan pendidikan yang
berorientasi pada tujuan pembelajaran (objectives oriented), berbasis penguasaan
keterampilan dasar (basic skills), dan pengetahuan baku (well-structured
knowkedge) yang sempit. Ditinjau dari segi perolehan belajar, kemampuan siswa
yang dapat dijangkau dengan pembelajaran belajar tuntas hanya terbatas pada
kemampuan kognitif tingkat rendah (ingatan dan pemahaman) atau tingkat
berpikir konkret. Pembelajaran dengan belajar tuntas, lebih mengarahkan siswa
pada terpenuhinya target penguasaan isi materi (Pudyo Susanto, 2018: 12).
1. Penerapan Belajar Tuntas di dalam Membaca
Strategi pembelajaran ini terdiri atas lima tahap, yaitu (1) orientasi
(orientation), (2) penyajian (presentation), (3) latihan terstruktur (structured
practice), (4) latihan terbimbing (gided practice), (5) latihan mandiri
(independent practice). Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam
pembelajaran membaca, sebagai berikut:
a. Tahap Pertama (Orientasi)
Pada tahap orientasi ini, siswa melakukan survei terhadap teks bacaan.
Tujuan dari tahap ini adalah agar pembaca mengenal atau familiar
terhadap bacaan yang akan segera dibaca secara detail. Praktik dari tahap
ini, yaitu: 1) bacalah judulnya, tujuannya adalah agar pembaca mampu
mengaitkan hubungan antara judul dan isi teks bacaan tersebut; (2) bacalah
bagian pembuka atau pengantarnya (bila ada), tujuannya adalah agar
pembaca dapat sedikit mengenal apa yang sebenarnya dibahas dalam teks
bacaan; (3) bacalah setiap subjudul yang ditebalkan berikut kalimat
pertama di bawah subjudul itu (bila ada); tujuannya agar siswa dapat
sedikit mengenal apa yang sebenarnya dibahas dalam setiap subjudul yang
ada dalam teks bacaan; (4) bacalah keterangan gambar, peta, grafik, dan
diagram, (bila ada), tujuannya agar pembaca lebih dapat memahami isi
teks melalui keterangan atau ilustrasi gambar;
b. Tahap Kedua (Penyajian)
Pada tahap ini, siswa membaca teks bacaan, membaca yang dimaksud

1
adalah membaca dengan mengacu pada pemahaman, sebagai berikut: (1)
dalam membaca siswa memahami arti kata-kata dari bacaan melalui
konteks. Memahami kata yang tidak diketahui artinya kemudian mencatat
kata-kata tersebut; (2) memahami paragraf, dalam membaca siswa
memahami ide pokok yang terdapat dalam setiap paragraf. Kemudian
mencatat ide-ide pokok setiap paragraf; (3) memahami teks bacaan, siswa
memahami pokok pikiran atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis
dalam teks bacaan. Kemudian mencatat pokok pikiran atau pesan yang
ingin disampaikan oleh penulis.
c. Tahap Ketiga (Latihan Terstruktur)
Pada tahap ini siswa menuliskan kembali hasil kerja yang didapat pada
waktu membaca teks bacaan atau menuliskan kembali catatan-catatan
yang dihasilkan selama proses membaca berlangsung. Selanjutnya siswa
menyimpulkan isi teks bacaan tersebut dengan bahasa sendiri.
d. Tahap Keempat (Latihan Terbimbing)
Pada tahap ini guru dan siswa mendiskusikan hasil kerja siswa berupa
catatan-catatan yang dihasilkan selama proses membaca berlangsung.
e. Tahap Kelima (Latihan Mandiri)
Pada tahap ini guru memberikan beberapa tugas atau pertanyaan yang
harus dikerjakan oleh siswa secara mandiri. Tujuan latihan mandiri adalah
menguatkan atau memperkokoh pemahaman siswa terhadap sebuah teks
bacaan.

D. Teks Berita
Berita adalah informasi yang menyampaikan peristiwa yang sedang terjadi
atau terkini, contoh teks berita pada umumnya disusun oleh seorang wartawan
atau jurnalis. Isi dari teks ini berupa fakta yang didapatkan langsung dari lapangan
maupun sumber dari jurnalis, sehingga dapat dipastikan bahwa isi dari teks berita
ini merupakan kenyataan yang bisa dipercaya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berita merupakan cerita
atau keterangan terkait kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi. Teks berita

1
adalah suatu teks untuk menyampaikan kabar atau informasi kepada masyarakat
mengenai suatu peristiwa atau kejadian aktual dan faktual yang diinformasikan
secara tertulis.
Dikatakan faktual karena teks berita sebaiknya ditulis secara berdasarkan
kenyataan, sementara itu aktual yang merupakan kejadian yang dituliskan baru
saja terjadi. Dapat disimpulkan apabila teks berita berisi mengenai segala kejadian
atau peristiwa yang baru saja terjadi dan sedang hangat diperbincangkan oleh
masyarakat luas dalam waktu tersebut.
1. Unsur-unsur Teks Berita
E. Kosasih (2017: 2) Unsur teks berita dikenal dengan istilah 5W + 1H,
yang artinya sebagai berikut:
a. What (Apa)
Dalam unsur what, kamu harus mengetahui kejadian apa yang terjadi saat
itu sehingga bisa dimuat ke dalam berita dan dijadikan topik utama.
b. Where (Di mana)
Pada unsur ini, detikers harus mencari tahu di mana kejadian tersebut
berlangsung. Hal ini agar masyarakat tahu apa yang sedang terjadi di
daerah tersebut.
c. When (Kapan)
Unsur yang satu ini digunakan untuk mencari tahu kapan terjadinya
kejadian atau kronologi saat peristiwa itu terjadi
d. Who (Siapa)
Unsur who atau siapa digunakan untuk menjelaskan orang atau pihak
mana saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
e. Why (Kenapa)
Dalam unsur why, kamu harus mencari tahu kenapa peristiwa atau
kejadian itu bisa terjadi. Tentu, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi
kejadian tersebut.
f. How (Bagaimana)
Unsur yang terakhir adalah how, yakni bagaimana kejadian atau peristiwa
tersebut bisa terjadi.

1
2. Ciri-ciri Teks Berita
Ada sejumlah ciri-ciri yang perlu ketahui sebelum mulai menulis teks
berita. Berikut ciri-ciri teks berita:
a. Faktual
Berisi kejadian yang sifatnya nyata dan benar-benar terjadi tanpa rekayasa
serta tidak terikat oleh waktu misalnya kejadian di masa lalu. Namun, teks
berita harus berupa kejadian terkini, sedang terjadi, baru, terhangat, dan
baru saja terjadi.
b. Aktual
Berisi kejadian yang sifatnya benar sesungguhnya terjadi sedang hangat-
hangatnya dan menjadi bahan perbincangan orang banyak.
c. Unik dan Menarik
Di dalam teks berita harus menyajikan berita yang dapat menarik perhatian
dan kata-kata yang digunakan memakai kata yang unik sehingga pembaca
merasa tertarik untuk membacanya. Perlu diingat, unik dan menarik dalam
hal ini maksudnya dapat menimbulkan rasa ingin tahu untuk menyimak
berita tersebut. Kejadian yang menarik biasanya bersifat menghibur,
mengandung nilai kemanusiaan, kriminalitas, kejadian yang sedang
booming, konflik, dan lain sebagainya. Semakin menarik dan unik, maka
pembaca akan suka.
d. Berpengaruh bagi Masyarakat Luas
Teks berita yang dapat mempengaruhi seseorang termasuk berita yang
baik karena jika masyarakat luas tertarik maka akan dipercayai oleh
banyak dan berpengaruh pada masyarakat sebagai pendengar.
e. Terdapat Waktu dan Kronologis Kejadian
Pada umumnya, teks berita selalu dilengkapi oleh runtutan waktu kejadian
dan kronologisnya. Kapan dan di mana kejadian itu berlangsung selalu
dicantumkan dalam teks berita, fungsinya supaya pembaca dapat
memahami waktu dan tempat kejadiannya.
f. Objektif
Berita yang disampaikan harus sesuai keadaan atau kondisi saat itu, tanpa

1
melibatkan pandangan atau opini pribadi yang dapat mempengaruhi
pembaca.
g. Bahasa Baku, Sederhana, dan Komunikatif
Secara umum, teks berita menggunakan bahasa yang baku, sederhana, dan
komunikatif dengan tujuan jika kata-kata yang disampaikan tidak
menggunakan bahasa baku maka pembaca akan sulit memahaminya. Maka
dari itu, penggunaan bahasa baku sudah sesuai dengan kaidah-kaidah
standar berupa pedoman.
h. Ejaan (EBI)
Ciri-ciri teks berita yang terakhir adalah penggunaan ejaan tepat, yaitu
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Penggunaannya yang sederhana dan
komunikatif dapat mempengaruhi pembaca dengan apa yang terjadi.

3. Struktur Teks Berita


Dijelaskan dalam buku Jenis-jenis Teks: Fungsi, Struktur, dan Kaidah
Kebahasaan oleh Kokasih (2017: 12), struktur berita terasaji dalam bentuk
piramida terbalik. Lalu, di dalam piramida tersebut terdapat enam unsur berita.
Pada bagian awal piramida merupakan bagian pokok suatu berita.
Kemudian, semakin mengarah ke bawah menunjukkan bahwa berita tersebut
merupakan perincian-perincian lagi, sehingga sifatnya cenderung tidak terlalu
penting.
Secara umum, struktur teks berita terdiri dari empat bagian yaitu
sebagai berikut:
a. Judul Berita
Dalam sebuah berita, judul sangat penting karena berperan sebagai
pemikat pembaca untuk membaca isi dari teks berita. Untuk itu, judul
harus dibuat semenarik mungkin agar dapat memancing rasa penasaran
pembaca.
b. Kepala Berita (Lead atau Teras Berita)
Kepala berita memiliki lingkup bahasan yang lebih besar. Dalam struktur
ini, ada banyak informasi yang disajikan kepada pembaca.

1
Informasi penting dalam berita memuat unsur ADiKSiMBa. Umumnya
pada bagian awal berita ini, penulis akan mengawali informasinya dengan
menyajikan 4 unsur utama, yaitu "apa, di mana, kapan, dan siapa".
c. Tubuh Berita (Body)
Dalam struktur ini, tubuh berita atau body berisi tentang penjelasan atau
informasi yang sudah disampaikan sedikit di bagian kepala berita. Bagian
ini adalah jawaban atas pertanyaan "mengapa dan bagaimana" yang
membuat para pembaca penasaran.
d. Ekor Berita
Struktur yang terakhir adalah ekor berita. Pada bagian ini, penulis akan
mencantumkan informasi yang bersifat tambahan. Apabila bagian ini
dihilangkan, tidak akan berpengaruh terhadap pokok berita dan
mengurangi informasi yang disampaikan.

4. Jenis-jenis Teks Berita


Dalam dunia jurnalistik, setidaknya ada beberapa jenis berita yang
umumnya ditulis oleh seorang penulis. Berikut jenis-jenis berita yang dikenal
dalam dunia jurnalistik:
a. Berita Langsung
Berita langsung (straight news) adalah laporan peristiwa yang ditulis
secara singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Berita langsung dibagi ke
dalam dua jenis, yakni berita keras atau hangat (hard news) dan berita
lembut atau ringan (soft news).
b. Berita Opini
Berita opini (opinion news) merupakan berita yang isinya mengenai
pendapat, pernyataan, atau gagasan dari seseorang. Umumnya, penulis
akan meminta pendapat dari seorang ahli, pejabat ternama, atau
cendekiawan.
c. Berita Interpretatif
Berita interpretatif (interpretative news) adalah berita yang dikembangkan
dengan komentar atau penilaian wartawan atau narasumber yang

2
kompeten atas berita yang muncul sebelumnya sehingga merupakan
gabungan antara fakta dan interpretasi.
d. Berita Mendalam
Berita mendalam (depth news) adalah berita yang dikembangkan dari
berita yang sudah muncul atau naik sejak beberapa waktu lalu. Agar
informasi yang didapat semakin banyak, dilakukan pendalaman terhadap
suatu hal yang belum muncul di permukaan.
e. Berita Penjelasan
Berita penjelasan (explanatory news) adalah berita yang sifatnya
menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap, penuh
data, dan kronologi yang sesuai.
f. Berita Penyelidikan
Jenis berita yang terakhir adalah berita penyelidikan atau investigative
news. Berita ini diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau
penyelidikan dari berbagai narasumber, melakukan penyelidikan langsung
ke lapangan, dan menggali informasi lebih dalam.

E. Penelitian yang Relevan


Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang
dilakukan oleh:
1. Fifin Indriatun dengan judul: “Keefektifan Penggunaan Teknik Panduan
Antisipasi dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa SMP N 4
Playen Gunung Kidul”. Penelitian tersebut dilaksanakan pada tahun 2009.
Kesimpulan penelitian ini yaitu, pembelajaran membaca menggunakan teknik
Panduan Antisipasi lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan memahami
bacaan bagi siswa SMP N 4 Playen Gunung Kidul dibandingkan dengan
pembelajaran membaca tanpa menggunakan teknik Panduan Antisipasi. Hal
ini teruji dari hasil perhitungan tes akhir antara kelompok dengan nilai t hitung
5,439 dan nilai p = 0,00 lebih tinggi daripada yang ditentukan dalam
penelitian ini, sebesar 5%. Skor rerata tes awal anatara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan, sedangkan skor rerata

2
tes akhir anatara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara
signifikan. Persamaan dan perbedaan penelitian yang berjudul “Keefektifan
Penggunaan Teknik Panduan Antisipasi dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Siswa SMP N 4 Playen Gunung Kidul” dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut: persamaan, ada beberapa persamaan yaitu sebagai berikut: (1)
Analisis data dalam kedua penelitian tersebut adalah analisis data kuantitatif
(hasil pre-test dan post-test) melalui eksperimen, (2) keduannya sama-sama
mengkaji aspek kebahasaan khususnya keterampilan membaca menggunakan
sebuah strategi atau teknik pembelajaran. Perbedaan, ada beberapa perbedaan
yaitu sebagai berikut: (1) teknik atau strategi pembelajaran membaca
pemahaman yang digunakan, (2) siswa, sebagai sampel penelitian, (3) waktu
penelitian.
2. Tony (2009) dengan judul: “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui
Model Belajar Tuntas di Kelas V SDN 3 Keden”. Dalam penelitiannya ini
siswa banyak mengalami peningkatan, diantaranya keaktifan belajar siswa
meningkat 76,92%, pemahaman materi siswa meningkat 87,18% dan
kemandirian belajar siswa meningkat 79,49%. Dari hasil yang didapat, Tony
menyatakan bahwa pembelajaran yang didasarkan pada penerapan
pembelajaran melalui Model Belajar Tuntas dengan kombinasi pembelajaran
klasikal, kelompok, dan individual serta pemecahan masalah dapat membuat
siswa semakin kreatif.
3. Dafid Armawan (2011) berjudul: “Belajar Tuntas Sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas XI-2 Jurusan TKR SMKN
1 Seyegan”. Dalam penelitian ini terdapat hubungan positif yang signifikan
padan kegiatan tindakan pada proses dimana terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran. Dimana besarnya peningkatan tersebut nampak pada hasil
penelitian dimana ditunjukkan oleh selisih nilai rata-rata pre-test dengan nilai
post-test sebesar 2.33. Rata-rata nilai pre test sebesar 5.38 dan nilai post-test
sebesar 7.71.

2
F. Kerangka Konseptual Penelitian
Keterampilan membaca dalam teks bahasa Indonesia bukan hanya tentang
bagaimana membaca dengan baik sesuai dengan ketepatan suara yang keras.
Mengajar membaca tidak semudah itu. Namun fokusnya adalah bagaimana proses
membaca dapat dipahami oleh siswa, pengajaran membaca dilakukan melalui
pengenalan pengucapan yang benar dari kata, kalimat, untuk melengkapi teks.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus menerapkan strategi yang tepat dalam
pengajaran membaca. Peneliti memilih strategi belajar tuntas dalam penelitian ini.
Strategi belajar tuntas ini dapat membantu siswa dalam penguasaan bacaan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan
penelitian tentang keefektifan strategi belajar tuntas terhadap penguasaan
membaca siPeneliti ingin mengetahui apakah strategi ini dapat menjadi solusi
permasalahan keterampilan membaca siswa.
Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan seperti pada kolom:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


.
Pengaruh Strategi Belajar
Tuntas Terhadap Keterampilan
Membaca
Membaca
Teks Berita

Penerapan Strategi Belajar Tuntas

POST - TEST

Ada pengaruh/tidak ada pengaruh


2 strategi belajar
dari penerapan
tuntas
G. Hipotesis
Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh penggunaan strategi belajar tuntas terhadap
keterampilan membaca teks berita.
Ha : Terdapat pengaruh penggunaan strategi belajar tuntas terhadap
keterampilan membaca teks berita.

2
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2014: 8) menyatakan bahwa “Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental designs
jenis one-group pretes-posttes design yaitu, penelitian ini hanya menggunakan
satu kelas eksperimen yang diberikan perlakuan pre-tes dan post-tes saja tanpa
adanya kelas pembanding atau kelas kontrol. Metode eksperimen ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi belajar tuntas terhadap
keterampilan membaca teks berita siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri SMP 12
Pematang Siantar. Design ini dapat digambarkan sebagai berikut

Tabel 3.1 Pre-test dan Post-test One Group Design

O1 X O2

(Sumber : Sugiyono, 2014)


Keterangan:
O1 : Nilai pre-test sebelum diberi perlakuan
O2 : Nilai post-test setelah dilakukan perlakuan
X : Perlakuan dengan menggunakan strategi belajar
tuntas Model eksperimen ini melalui ini melalui tiga langkah
yaitu :
a) Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat (keterampilan membaca
teks berita) sebelum perlakuan dilakukan.
b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menerapkan
strategi belajar tuntas.

2
c) Memberikan posstest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan
dilakukan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini di UPTD SMP Negeri 12 Pematang Siantar yang
beralamat: Jln. Sibolga, Nomor 25, Kecamatan Siantar Selatan, Kota Pematang
Siantar, Provinsi Sumatera Utara.
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan September sampai
bulan Oktober 2023.

C. Populasi dan sampel


Peneliti melakukan eksperimen terhadap siswa kelas VIII UPTD SMP
Negeri 12 Pematang Siantar.
1. Populasi
Menurut Sugiyono, (2014; 80), bahwa populasi adalah wilayah
generelisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP NEGERI 12 Pematang
Siantar tahun ajaran 2023/2024, yang berjumlah 287 siswa. Jumlah populasi
tersebut dapat diliat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Populasi
Kelas Jumlah
VIII 1 32
VIII 2 32
VIII 3 32
VIII 4 32
VIII 5 32
VIII 6 32
VIII 7 31
VIII 8 32
VIII 9 32
Total 287

2
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014:80) Menyatakan bahwa sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Dalam hal ini peneliti memilih kelas VIII-7 sebagai kelas eksperimen karena
nilai rata-rata siswa di bawah standar penilaian. Terdiri dari 31 siswa,
sehingga total sampel adalah 31 siswa.
Tabel 3.3 Sampel
No Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Siswa 15 16 31

D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:38) variabel didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang memiliki varian antara satu orang dengan orang lain
atau satu objek dengan objek lainnya. Dengan kata lain variabel adalah segala
sesuatu yang ditentukan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi
yang kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang
memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Jadi dalam penelitian mandiri ini
yang menjadi variabel bebas adalah strategi belajar tuntas. Sedangkan variabel
terikat adalah keterampilan membaca teks berita.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menggunakan tes (pre-test dan post-test) untuk
pengumpulan data. Peneliti memberikan dua macam tes, yaitu pre-test dan post-
test. Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
materi teks bacaan. Teks bacaan berupa teks berita, teks berita yang diberikan
kepada siswa adalah berita tentang pengaruh gadget dikalangan anak sekolah.
Diberikan pada pertemuan pertama, sebelum dilakukan perlakuan. Selain itu,
post-test diberikan setelah peneliti melakukan perlakuan di dalam kelas. Hasil pre-
test dan post-test dibandingkan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum

2
dan sesudah menerapkan strategi belajar tuntas dalam keterampilan membaca. Ini
menunjukkan apakah ada peningkatan keterampilan siswa dalam membaca teks
berita.
Instrumen yang digunakan, ada:
1. Tes Membaca
a) Guru menyuruh siswa untuk membaca teks berita dengan nyaring di
depan kelas.
b) Siswa menganalisis hasil bacaan teks berita pada temannya.
c) Siswa memberikan tanggapan kepada teman yang sudah membacakan
teks berita.
Tabel 3.4 Indikator Penilaian Keterampilan Membaca Teks Berita
No. Aspek Penilaian
1. Ide utama 1,3,4,6,8,9,12,13,14,15,
18,19,20
2. Kosa Kata 2,5,7,10,11,16,17

Total kuis 20

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan instrumen yaitu tes


membaca. Jenis pengumpulan data terdiri dari data kuantitatif yang
instrumennya menggunakan tes dan data kualitatif yang instrumennya
berupa pertanyaan.
Metode pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memberikan teks berita kepada siswa untuk dibaca
kemudian siswa diberikan soal berupa pilihan ganda sebanyak 20
soal.

F. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes
membaca.

2
1. Tahap Eksperimen
Pada tahap ini dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen.
Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan strategi belajar tuntas.
Adapun langkah-langkah dalam perlakuan tersebut sebagai berikut.
1) Kegiatan Awal (Pendahuluan)
a. Guru menginformasikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran.
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran.
c. Guru menjelaskan strategi belajar tuntas.
2) Kegiatan Inti (Penyajian)
a. Guru membagikan teks bacaan yang sama kepada seluruh siswa.
b. Siswa membaca dengan strategi belajar tuntas.
c. Tahap pertama (orientasi), siswa mensurvei teks bacaan dengan
membaca judul, bagian pengantar (bila ada), subjudul (bila ada), dan
membaca keterangan gambar, peta, grafik, dan diagram, (bila ada).
d. Tahap kedua (penyajian), siswa membaca keseluruhan teks tersebut.
Dalam membaca siswa mengacu pada pemahaman sebagai berikut.
1) siswa mencatat kata-kata penting atau kata-kata sulit yang
ditemukan selama proses membaca berlangsung, 2) siswa mencatat
ide pokok setiap paragraf selama proses membaca berlangsung, 3)
siswa mencatat pokok pikiran atau pesan yang ingin disampaikan
oleh penulis dalam teks tersebut.
e. Tahap ketiga (latihan terstruktur), siswa menuliskan kembali hasil
kerja yang didapat pada waktu membaca teks bacaan atau
menuliskan kembali catatan-catatan yang dihasilkan selama proses
membaca berlangsung. Selanjutnya Siswa menyimpulkan isi teks
bacaan tersebut dengan bahasa sendiri.
f. Tahap keempat (latihan terbimbing), guru dan siswa mendiskusikan
hasil kerja siswa berupa catatan-catatan yang dihasilkan selama
proses membaca berlangsung.
g. Tahap kelima (latihan mandiri), siswa menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan teks bacaan secara mandiri.

2
3) Kegiatan akhir
Guru dan siswa mengoreksi hasil kerja yang telah dibuat oleh siswa.

G. Teknik Analisis Data


Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan
digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa
nilai pre-test dan nilai post-test kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua
nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai
yang didapatkan antara nilai pre-test dengan nilai Post-test. Pengujian perbedaan
nilai hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu
digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-
langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen dengan One Group
Pre-test Post-test Design adalah sebagai berikut:
a. Analisis Data Statistik Deskriptif
Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama
proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam
penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:
a) Rata-rata (Mean)
∑𝑛 1 𝑥i
𝑥̅ = i
𝑛
b) Persentase (%) nilai rata-rata
ƒ
𝑃=
𝑁 𝑥 100%
Dimana :
P = Angka persentase
f = frekuensi yang dicari persentasenya
N = Banyaknya sampel responden

3
b. Klasifikasi Nilai Siswa:
No. Klasifikasi Skor
1 Bagus sekali 96-100

2 Sangat bagus 86-95

3 Bagus 76-85

4 Cukup baik 66-75

5 Baik 56-65

6 Rendah 36-55

7 Sangat Rendah 0-35

c. Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik


statistik t (uji t). Dengan tahapan sebagai berikut :

𝑀𝑑
𝑡 = ∑ 𝑥2𝑑
√𝑁 (𝑁 − 1)
Keterangan :
MD = mean dari perbedaan pre-test dan post-test
X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pre-test)
X2 = hasil belajar setelah perlakuan (post-test)
∑ 𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus :
∑𝑑
Md =
𝑁

Keterangan :
MD = mean dari perbedaan pre-test dengan post-test
∑ 𝑑 = jumlah dari gain (post-test – pre-test)
N = subjek pada sampel

3
b) Mencari “ ∑ 𝑥2𝑑 “ dengan menggunakan rumus:
2
∑ 𝑥2𝑑 = ∑ 𝑑 − (∑ 𝑑)

Keterangan :
∑ 𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi
∑𝑑 = jumlah dari gain (post-test – pre-test)
N = subjek pada sampel
c) Menentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:
𝑀𝑑
𝑡 = ∑ 𝑥2𝑑
√ 𝑁 (𝑁−1)

Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pre-test dan post-test
X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pre-test)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (post-test)
∑ 𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan
Kaidah pengujian signifikan :
Jika nilai thitung > ttabel atau - thitung < -ttabel maka h0 ditolak dan ha diterima Jika
nilai thitung < ttabel atau - thitung > -ttabel maka h0 diterima dan ha ditolak
Menentukan t Tabel dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf
signifikan α = 0,05 dan dk = N – 1.
e. Membuat kesimpulan apakah strategi belajar tuntas berpengaruh terhadap
keterampilan membaca siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 12 Pematang
Siantar.

3
DAFTAR PUSTAKA

A. K, Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia, 2022.

Atikoh, Dewi. Pengaruh Strategi Belajar Tuntas Terhadap Hasil Belajar Siswa :
Pendidikan IPS, UIN. 17-26.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Susanti, Elvi. Keterampilan Membaca. Bogor: IN MEDIA

Harjasujana, Achmad S. 1999. Membaca. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Indriatun, Fifin. 2009. Keefektifan Penggunaan Teknik Panduan Antisipasi dalam


Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa SMP N 4 Playen Gunung
Kidul. Skripsi S1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, FPBS IKIP Yogyakarta.

Kokasih, E. 2017. Bahasa Indonesia. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,


Kemendikbud.

Nurhadi. 2010. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Malang:


PT.Sinar Baru Algensindo.

Pupuh Fathurroham, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Refika Aditama,


2007.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung


2014.

Susanto, Pudyo. Belajar Tuntas. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2018.

Tarigan, Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :


Angkasa Bandung, 2019.

Wiwi, Setio. Keefektifan Strategi Belajar Tuntas dalam Pembelajaran Membaca


Pemahaman Siswa Kelas VIII SMP N 2 Mlati. Skripsi S1. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP
Yogyakarta.

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca.


Yogyakarta: UNY Press.

https://www.ruangguru.com/blog/ciri-ciri-dan-struktur-teks-berita
http://eprints.uny.ac.id/20921/1/Wiwi%20Setio%20Utami%2008201244020.pdf

https://scholar.google.co.id/scholar?
start=10&q=jurnal+penelitian+strategi+belajar+tuntas&hl=id&as_sdt=0,5&as
_vis=1#d=gs_qabs&t=1691244707512&u=%23p%3D74C XLo22eEcJ

Anda mungkin juga menyukai