Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................3
ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang pesat di berbagai bidang kehidupan menuntut manusia untuk selalu siap
menerima perubahan. Salah satu bidang yang terkena imbas dari kemajuan ilmu
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
4
Kenyataan ini menuntut semua unsur yang terlibat dalam dunia pendidikan,
baik itu peserta didik maupun penentu kebijakan pendidikan di Indonesia untuk
selalu belajar agar siap menghadapi perubahan jaman. Hal itu tentu tidak mudah
globalisasi ini semua masalah dan informasi dapat dengan cepat diketahui oleh
seluruh dunia melalui berbagai media yang ada, termasuk informasi tentang
salah satu kegiatan yang sangat penting. Informasi yang didapat hanya dari
melihat dan mendengar, dimungkinkan akan cepat terlupakan dan hilang, tetapi
jika didapat dari media cetak, informasi tersebut akan tersimpandalam waktu yang
relatif lama dan bisa dicari kembali jika diperlukan dalamkegiatan membaca.
Pada era globalisasi ini, dimana kemajuan teknologi sudah berkembang pesat,
minat baca pada generasi baru cenderung menurun dan tidak lebih baik dari
visual yang menyebabkan generasi baru lebih senang memanjakan mata dan
ketiadaan mata pelajaran membaca yang seharusnya diajarkan sejak dini pada
pendidikan dasar.
5
Tarigan mendefenisikan, membaca adalah proses yang dilakukan serta
oleh penulis melalui bahasa tulis. Membaca pada dasarnya merupakan awal dari
penguasaan ilmu. Semua ilmu yang ada di bumi ini tidak akan pernah bisa
membaca diharapkan mata rantai dalam penguasaan sebuah ilmu tidak akan
hilang. Mata rantai itu adalah mendengar, membaca dan melihat. Sebagai salah
satu mata rantai dalam penguasaan ilmu, membaca untuk dijadikan sebagai
kebiasaan atau bahkan budaya dalam kehidupan sehari-hari masih sulit dilakukan.
Hal ini mungkin berasal dari budaya Indonesia yang berlatar budaya tutur
(oral culture), dimana legenda, dongeng, hikayat dan cerita-cerita rakyat yang
paling mudah untuk dilaksanakan karena bisa dipelajari dari pada membaca
sebuah buku untuk merubah pengetahuan relatif lebih lama padahal kebiasaan dan
budaya membaca itu identik dengan budaya belajar yang justru amat penting bagi
membaca.
6
Membaca merupakan jendela dunia. Ungkapan ini secara jelas
Jadi membaca merupakan salah satu pintu utama untuk mendapatkan informasi
dan pengetahuan.
manusia akan banyak menemui kesulitan dalam memecahkan setiap masalah yang
dihadapinya. Salah satu kegiatan utama dalam proses belajar dan mengajar di
sekolah adalah membaca. Kebiasaan membaca buku yang dilakukan oleh siswa
sangat ditentukan oleh minat siswa terhadap aktivitas membaca tersebut. Dengan
demikian terlihat bahwa minat menjadi motivator untuk melakukan suatu kegiatan
seperti membaca.
7
Membaca adalah kunci untuk keberhasilan belajar siswa di sekolah.
Kemampuan membaca dan minat baca yang tinggi adalah modal dasar untuk
keberhasilan siswa dalam berbagai mata pelajaran. Minat dapat diartikan sebagai
faktor yang sangat penting yang ada dalam diri setiap manusia. Karena tanpa
dapat diketahui bahwa kegiatan membaca baru dapat berjalan dengan baik apabila
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata/bahasa tulis. Dalam hal ini, membaca adalah suatu usaha untuk
menelusuri makna yang ada dalam tulisan. Sehubungan dengan pembahasan ini
yaitu tentang membaca, maka perlu ditinjau lebih lanjut tentang perintah
membaca yang ada dalam Al-Qur’an. Firman Allah di dalam surat Al-Alaq ayat 1
segumpal darah (2), Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah(3), yang
8
Perintah membaca ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua
kali dalam rangkaian wahyu pertama. Sasaran perintah membaca ini tentu
tidak hanya ditunjukkan kepada pribadi nabi Muhammad SAW semata- mata,
tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah, karena realisasi perintah
ukhrawi.
yang terkait langsung dengan perintah ini masih rendah dalam merealisasi
diabaikan oleh kalangan pelajar. Karena pada dasarnya kurang minat dalam
Siswa sekolah dasar akan lebih senang bermain game dari pada
membaca, terlebih lagi membaca buku pelajaran yang lebih menekankan kepada
Sekolah Dasar Negeri 128 Muara Bungo, dengan adanya fasilitas perpustakaan yang
mendukung kegiatan membaca ini seperti adanya taman bacaan, perpustakaan yang
bersih dan rapi, dan memiliki buku bacaan yang banyak belum menjamin siswanya
9
Minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh
perasaan senang yang timbul dari perilaku terarah guna melakukan kegiatan
membaca sebagai tingkat kesenangan yang kuat. Di sini minat baca dapat
Oleh sebab itu, semakin tinggi minat baca seseorang, maka semakin
disimpulkan bahwa minat baca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk
Minat baca juga berarti keinginan yang kuat serta kesadaran seseorang
10
Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat baca anak,
yaitu (1) Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu
bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian
Salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca adalah usia. Pada
usia sekolah dasar yaitu antara 6-12 tahun, anak sudah mulai mempunyai
minat pada aktivitas tertentu yang dianggap sesuai dengan kebutuhan, yaitu
ingin sekolah, rasa ingin tahu, tertarik terhadap bacaan dan sebagainya.
diketahui bahwa siswa sekolah dasar sudah mampu berpikir abstrak dalam
khususnya orang tua dan pihak sekolah dalam mengembangkan minat baca
yang mendasar. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 Mei
11
1. Kurangnya siswa yang mau mengunjungi perpustakaan.
membosankan.
3. Siswa lebih suka menerima informasi dalam bentuk lisan dari pada
mengetahui secara lebih mendalam lagi mengenai minat bacanya, ataupun faktor yang
mempengaruhi minat baca serta upaya-upaya dalam meningkatkan minat baca siswa.
Kemudian dengan teori-tori yang ada, peneliti ingin membuktikan apakah benar gejala-
gejala yang ada tersebut dapat mempengaruhi minat bacanya. Sehingga minat bacanya
dapat dikatakan tinggi atau rendah. Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan Judul
12
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang ada
Manfaat dalam penelitian ini yaitu untuk membantu siswa sekolah dasar
13
BAB II
KAJIAN TEORI
Manusia adalah makluk yang unik karena manusia mampu melakukan hal-hal
tertentu dengan atau tanpa berpikir. Manusia selalu berjabat tangan menggunakan
tangan kanan, manusia menunjuk sesuatu menggunakan tangan kanan, manusia makan
menggunakan tangan kanan, manusia menggunakan sepatu diawali dari kanan dan
melepaskan sepatu diawali kaki kiri, manusia membungkukan badan ketika berjalan di
Kenapa manusia melakukan hal tersebut. Kenapa manusia tidak berjabat tangan
menggunakan tangan kiri, menunjuk sesuatu menggunakan tangan kiri atau memakai
sepatu diawali dari kaki kiri. Jawabannya adalah kebiasaan. Manusia telah terbiasa
adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama”.
Manusia secara otomatis mengulurkan tangan kanan manu dan menggenggam tangan
orang itu ketika ada orang lain yang mengulurkan tangan mengajak bersalaman.
menerus atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang sama dan tanpa hubungan
akal, atau dia adalah sesuatu yang tertanam di dalam jiwa dari hal-hal yang berulang
kali terjadi dan diterima tabiat”. Manusia bisa menyimpulkan bahwa manusia
melakukan kebiasaan tanpa berpikir karena hal tersebut telah tertanam dalam jiwa
14
Kebiasaan dapat diartikan respon seseorang dalam menghadapi suatu hal tanpa
melalui proses berpikir. Kebiasaan dikatakan respon karena kebiasaan tidak melalui
proses berpikir manusia secara otomatis melakukannya seperti masalah berjabat tangan,
manusia tidak berpikir harus menggunakan tangan kanan atau tangan kiri untuk
berjabat tangan atau menggunakan tangan kanan ketika manusia berjabat tangan
dengan orang yang manusia sukai dan menggunakan tangan kiri ketika berjabat tangan
Jadi kebiasaan adalah respon dari seseorang dalam menghadapi suatu hal tanpa
melalui proses berpikir. Kebiasaan adalah respon dari individu. Jika kebiasaan adalah
respon dari individu mengapa setiap manusia temukan manusia berjawab selalu
menggunakan tangan kanan dan tidak manusia temui manusia yang berjabat tangan
menggunakan tanggan kiri, mengapa respon yang diberikan manusia tidak berbeda.
tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yg
berpikir panjang dikarenakan perilaku tersebut adalah tanggapan dari sebuah perilaku
yang diberikan oleh orang lain kepadanya. Jadi kebiasaan bisa berupa tanggapan
15
Kebiasaan dilakukan secara berulang-ulang yang menjadi respon dari suatu
perilaku. Jika kebiasaan adalah respon dari perilaku maka respon yang didapatkan dari
perbuatan yang sama tidak akan sama karena perbuatan manusia dipengaruhi oleh
dilakukan secara berulang-ulang dalam hal yang sama, sehingga menjadi adat
kebiasaan dan ditaati oleh masyarakat”. Manusia dapat menyimpulkan hal baru bahwa
kebiasaan bisa berbentuk pribadi karena dilakukan hanya oleh individu tersebut, contoh
dari kebiasaan individu adalah selebarasi pemain sepakbola ketika mencetak goal. Luiz
Suarez akan mencium tato pergelangan tangan kirinya dan Daniel Sturridge akan
berulang-ulang, tanpa melalui proses berpikir, sebagai tanggapan atau respon terhadap
sesuatu, dan umumnya adalah perbuatan sehari. Perilaku yang digolongkan kebiasaan
melalui proses berpikir karena perilaku tersebut adalah respon terhadap sesuatu yang
yang terpuji karena kebiasaan juga dapat berbentuk perbuatan tercela. Contoh
kebiasaan baik adalah mematuhi perkataaan orang tua dan contoh kebiasaan buruk
16
Pengertian kebiasaan merupakan suatu pekerjaan atau hal yang dapat dilakukan
secara teratur dan terlatih sehingga membentuk suatu kebiasaan. Djali (2015:128)
secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis’’.
siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaan yang akan tampak
diatas dapat disimpulkan kebiasaan merupakan pekerjaan yang dilakukan secara terus-
menerus sehingga dari yang awalnya tidak bisa dikerjakan jadi terlatih dan lama-
Gemar artinya suka, senang sekali. Sementara minat dalam kamus besar
bahasa Indonesia (prasetyono, 2008: 51) yaitu kata minat memiliki arti “kesukaan
(kecenderungan hati) kepada sesuatu, keinginan”. Jadi harus ada sesuatu yang
ditimbulkan, baik dalam dirinya maupun dari luar untuk menyukai sesuatu. Hal ini
menjadi landasan penting untuk mencapai keberhasilan suatu pekerjaan karena dengan
adanya minat, seseorang menjadi termotivasi dan tertarik untuk melakukan sesuatu
yang disenanginya.
17
Menurut Winkel (prasetyono: 51) minat adalah kecenderungan yang agak
mentap dan subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu. Jika dalam hati ada perasaan senang, maka biasanya
akan menimbulkan minat. Bila diperkuat dengan sikap positif, maka minat akan
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu sikap batin dari dalam
diri seseorang yang merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang
tercipta dengan penuh kemauan dan perasaan senang yang timbul dari dorongan batin
seseorang. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk
melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang
menjadi keinginannya.
dengan yang lain dan merupakan satu kesatuan. Kegiatan membaca merupakan
kegiatan reseptif, suatu bentuk penyerapan yang aktif. Dalam kegiatan membaca,
pikiran dan mental dilibatkan secara aktif, tidak hanya aktifitas fisik saja. Banyak ahli
yang memberikan definisi tentang membaca. Berikut ini akan dikemukakan berbagai
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83), membaca adalah melihat
18
serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca merupakan suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dengan kata lain, membaca
adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan
tulis.
yang terpadu yang mencangkup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-
mencangkup :
sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika
membaca.
Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui
beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus
19
Selanjutnya, Tarigan (1979: 7) mengutip pendapat Hodgson, mengemukakan
bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata
atau bahasa tulis. Anderson (Tarigan, 1979: 7) mengartikan membaca ditinjau dari
sudut lingkungan bahwa membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
mengetahui isi yang tersurat ataupun yang tersirat. Finochiaro dan Bonomo (Tarigan,
1979: 8) secara singkat mengatakan bahwa reading adalah “bringing meaning ti and
getting meaning from printed or written material”, memetik serta memahami arti atau
melihat, memahami isi atau makna dan memperoleh pesan yang hendak disampaikan
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis sehingga diperoleh pemahaman
terhadap bacaan.
20
Membaca merupakan salah satu di antara empat keterampilan berbahasa
(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang penting untuk dipelajari dan
dikuasai oleh setiap individu. Dengan membaca, seseorang dapat bersantai, berinteraksi
sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life-
long learning). Dengan mengajarkan kepada anak cara membaca berarti memberi anak
tersebut sebuah masa depan yaitu memberi suatu teknik bagaimana cara mengekplorasi
“dunia” mana pun yang dia pilih dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan
tujuan hidupnya.
dapat diperoleh. Orang yang melakukan aktivitas tentunya mempunyai tujuan yang
ingin dicapai, demikian juga dalam kegiatan membaca. Seseorang yang membaca
dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang
tidak mempunyai tujuan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
(meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam
membaca.
21
Kustaryo (1988:2) menyimpulkan bahwa pengertian membaca adalah suatu
tertulis. Menurut Kustaryo, yang kurang lebih sama seperti yang diungkapkan Allen
dan Valette (1977), untuk seorang pemula membaca berarti mengenal simbol (printed
symbol) dari sebuah bahasa. Pemahaman bacaan secara bertahap akan dikuasai setelah
atau proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan
merespon terhadap pesan si penulis. Dari sini dapat dilihat bahwa kegiatan membaca
dan dengan daya kritisnya ditantang untuk bisa merespon dengan menyetujui atau
bahkan untuk tidak menyetujui gagasan atau ide-ide yang dilontarkan seorang penulis.
Apabila dilihat dari tipenya menurut Tarigan (1994) ada beberapa macam tipe
1. Membaca Nyaring
wujud makna. Dalam membaca nyaring penglihatan dan ingatan juga turut aktif.
22
Membaca dalam hati merupakan keterampilan membaca yang sebenarnya,
pikiran dari bahan bacaan. Ada beberapahal yang sangat perlu diperhatikan agar
menangkap pokok-pokok pikiran dari bahan bacaan dengan sekecil mungkin energi
yang diperlukan.
3. Membaca Pemahaman
dari bahan yang tersurat. Tidak selamanya makna yang terkandung didalam bahan
bacaan sesuai dengan apa yang tertulis dalam bahan bacaan tersebut. Hal ini
dikarenakan adanya makna denotatif atau makna yang sebenarnya dan makna yang
konotatif yaitu makna yang lebih tinggi atau lebih dalam seperti yang terdapat dalam
4. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan bukan hanya sekedar
mengetahui dan memahami apa yang dikemukakan oleh penulis dalam karyanya,
bagaimana hal ini bisa terjadi, baik latar belakang yang menjadi penyebabnya
maupun akibat dari kejadian yang tertulis di bahan bacaan. Dengan sendirinya
membaca kritis adalah kegiatan membaca yang bijaksana, penuh tenggang rasa,
5. Membaca Ide
23
Membaca ide merupakan jenis kegiatan membaca yang ingin mencari,
memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Agar pembaca
ide dapat mencari, menemukan, serta mendapatkan meuntungan dari ide-ide yang
terkandung dalam bahan bacaan, maka pembaca ide harus berusaha menjadi
pembaca yang baik, pembaca yang benar-benar terampil menangkap ide-ide yang
paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi,
baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan
bagi dirinya. Menurut Yaumi (2014: 60) gemar membaca adalah kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi
dirinya.
kesukaan akan membaca dan kecenderungan hati untuk memahami dan mengerti isi
Indikator sikap gemar membaca untuk kelas empat sampai kelas enam SD
cerita pendek
c. Membaca buku atau tulisan tentang alam, sosial, budaya, seni, dan teknolog
24
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari karena minat
menambah dorongan untuk belajar. Menurut Hurlock (1999: 114), minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan
bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka
untuk membaca selain itu minat baca disertai dengan perasaan senang terhadap
individu untuk membaca yang berawal dari dorongan diri masing-masing yang
didukung dengan lingkungan. Anak yang membaca dengan minat akan lebih
memahami bacaan yang sedang dibaca, karena anak akan membaca dengan sepenuh
hati. Agar siswa dapat mengetahui makna bacaan dibutuhkan minat yang baik dalam
membaca.
ketertarikan untuk membaca terhadap suatu hal dengan menaruh perhatian pada suatu
Kemauan juga keinginan yang tinggi untuk membaca dan didorong dengan kesadaran
siswa akan pentingnya keinginan membaca sangat diperlukan demi tercapainya tujuan
25
Menurut Triatma (Anjani, Dantes, dan Artawan, 2019: 75) Minat baca
dipengaruhi oleh faktor dalam diri siswa dan faktor luar diri siswa. Faktor dari dalam
diri siswa meliputi perasaan, motivasi, dan perhatian. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi minat baca dari luar terdiri dari peranan guru, lingkungan, keluarga dan
fasilitas. Seorang guru hendaknya harus mampu memberikan motivasi, dan perhatian
secara terus menerus kepada siswa. Juga mampu menggunakan teori atau komponen
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik juga dapat diterima dengan mudah oleh
siswa.
Agar siswa memliki minat baca tinggi maka membutuhkan beberapa hal
diantaranya: lingkungan yang mendukung, bahan bacaan yang menarik, dan bimbingan
terhadap bacaan yang sesuai dengan tingkatan umur siswa menurut (Anjani, Dantes,
baca siswa, maka daat disimpulkan bahwa minat baca seseorang dapat dipengaruhi
oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa juga dari faktor luar diri siswa. Dan untuk
menumbuhkan minat baca dibutuhkan peranan guru dalam memberikan motivasi juga
26
2.2.5 Indikator Gemar Membaca
Indikator minat baca (Arinda Sari, 2018: 363). indikator minat baca diantaranya
adalah :
1. kesenangan membaca
3. frekuensi membaca
Menurut Safari dalam Ony, Kisyani, dan Wahyu (2017: 321-322) indikator
1. Perasaan senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu
mata pelajaran, siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya.
Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut;
2. Ketertarikan siswa
merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman
3. Perhatian siswa
dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang
objek tersebut.
27
4. Keterlibatan siswa
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari
objek tersebut.
Menurut (Anjani, Dantes, dan Artawan, 2019:75) Indikator minat baca terdiri
dari siswa memiliki semangat dalam membaca, siswa memiliki kesadaran akan
pentingnya membaca, siswa memiliki daya tarik untuk membaca, siswa dapat
memanfaatkan waktu luang untuk membaca, dan siswa memiliki keinginan sendiri
untuk mencari bahan bacaan. Membaca bukan hanya melihat dan mengucapakan
kalimat tetapi tujuan yang dikejar adalah mendapatkan pemahaman setelah membaca.
minat baca siswa, peneliti menggunakan indikator berdasarkan pendapat dari Safari
dalam Ony, Kisyani, dan Wahyu (2017: 321-322) yakni perasaan senang, ketertarikan
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat baca pada suatu subjek yang baru adalah dengan ditanamkannya
minat baca sedini mungkin. Menurut Hasyim (Yusuf, 2021:2) menyebutkan bahwa
28
2. dorong anak bercerita tentang apa yang telah didengar atau dibacanya,
minat baca dapat muncul dari dalam diri siswa. Upaya meningkatkan minat baca
dengan cara memaksa siswa membaca buku sebanyak-banyaknya tidak akan efektif,
karena akan lebih baik jika keinginan tersebut berasal dari dalam diri siswa tanpa ada
paksaan.
diperlukan untuk meningkatkan minat baca siswa, baik fasilitas ruangan atau pun
kelengkapan koleksi di perpustakaan. Juga diperlukan kerja sama yang baik antara guru
dan pustakawan, sekolah juga perlu menyediakan fasilitas seperti majalah dinding dan
majalah sekolah untuk para siswa. Dan yang tidak kalah penting adalah ketersedian
29
Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral
dalam proses belajar mengajar dimana di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai
pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya
secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi
Menurut Abu Ahmadi, siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang
membutuhkan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna
melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai
warga negara yang baik dan sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi
atau individu. Menurut Ali (2010) menyatakan bahwa siswa adalah mereka yang
sedang berguru (belajar, bersekolah). Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan (2005)
pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau
adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses
berkembang.
30
Dalam proses berkembang itu siswa membutuhkan bantuan yang sifat dan
contohnya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu
pengertian siswa adalah orang yang datang kesekolah untuk memperoleh atau
Pada masa ini siswa mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis.
Selain itu juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang
dewasa. Dari beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan siswa adalah salah satu
faktor yang paling penting dalam dunia pendidikan dan untuk berjalanya sistem
belajar-mengajar. Siswa adalah orang yang datang kesekolah untuk memperoleh atau
sekolah dasar adalah salah satu pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan
umum pada jenjang pendidikan dasar. Suharjo (2006) menyatakan bahwa sekolah
program pendidikan enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Hal ini juga
selama 6 tahun.
31
Pernyataan tentang sekolah dasar lainnya yang dikemukakan oleh
Harmon & Jones (2005) bahwa: “Elementary schools usually serve children
between the ages of five and eleven years, or kindergarten through sixth grade.
Some elementary schools comprise kindergarten through fourth grade and are
called primary schools. These schools are usually followed by a middle school,
which includes fifth through eighth grades. Elementar schools can also range
from kindergarten to eighth grade”. Pernyataan oleh Harmon & Jones sedikit
Jika Suharjo menyatakan sekolah dasar lebih ditujukan pada anak yang
berusia 6-12 tahun, maka Harmon dan Jones menyatakan sekolah dasar biasanya
terdiri atas anak- anak antara usia 5-11 tahun dan usia tingkatan sekolah
tahun sampai 12 tahun. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari
sumber daya manusia yang bermutu. Melalui sekolah, anak belajar untuk
and social experiences from which children develop the skill, knowledge, interest,
and attitudes that characterize them as individuals and that shape their abilities to
32
perform adult roles” (Berns, 2004). Bagi anak, ketika masuk ke sekolah dasar
terdapat suatu perubahan dimana peran-peran dan kewajiban baru akan dialami.
berinteraksi dan menjalin hubungan yang lebih luas dengan orang lain yang baru
dikenalinya. Pada masa usia sekolah dasar ini terdapat dua fase yang terjadi, yaitu:
a. Masa kelas rendah sekolah dasar (usia 6 tahun sampai usia sekitar 8
tahun). Pada usia ini dikategorikan mulai dari kelas 1 sampai dengan
kelas
b. Masa kelas tinggi sekolah dasar (usia 9 tahun sampai kira-kira usia 12
tahun) Pada usia ini dikategorikan mulai dari kelas 4 sampai dengan
kelas
masing.
33
f. Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak memperhatikan
g. Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami daripada hal yang
abstrak.
h. Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah hal
cepat.
Sedangkan ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di sekolah dasar
yaitu:
c. Menjelang akhir masa ini terdapat minat terhadap hal- hal atau mata
menyelesaikannya sendiri.
d. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai hal yang
34
lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional melainkan mereka
Penelitian yang dilakukan oleh Dona Aji Karunia Putra (2006) dengan judul
dengan pemahaman membaca siswa. Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian
Dwi Agustina Wati pada tahun 2007, telah melakukan penelitian dengan
Dalam penelitian tersebut, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
35
tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan sehingga dijadikan sebagai
acuan penelitian.
menunjukan bahwa rata-rata tingkat kecepatan membaca siswa pada saat pre-test
adalah 134 kpm. Rata-rata tingkat pemahaman isi bacaan adalah 55% Pada saat
pos-test rata-rata tingkat kecepatan membaca adalah 193 kpm. Rata-rata tingkat
penelitian tersebut mempunya kaitan dengan penelitian yang dikaji oleh penulis,
perbedaan dari penelitian di atas dimana penelitian peneliti hanya dua variabel
36
BAB III
METODE PENELITIAN
37
Metode kualitatif merupakan kumpulan metode untuk menganalisis dan
peneliti menganalisis dan setelah itu melaporkan fenomena dalam suatu hasil
analisa dalam penelitian. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini dipilih
secara purposive, kriteria yang dipakai adalah subjek berusia 7-13 tahun / berada
penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami
generalisasi
observasi. Wawancara adalah suatu pola khusus dari sebuah interaksi yang
38
dimulai secara lisan untuk suatu tujuan tertentu dan di fokuskan pada daerah
konten yang spesifik dengan suatu proses eliminasi dari bahan-bahan yang tidak
ada hubungannya secara berkelanjutan Robert Kahn dan Daniel Katz (2006).
dan secara lisan pembentukan responden, untuk berkomunikasi secara tatap muka.
metode wawancara merupakan suatu percakapan antara dua orang atau lebih dan
lebih dalam mengenai topik permasalahan. Adapun data yang diperoleh peneliti
sebaliknya, data yang valid akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang
benar. Keabsahan data merupakan konsep yang sangat penting yang diperbaharui
39
1. Ketekunan Pengamat
persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada
2. Triangulasi
peneliti pada saat mengumpulkan data dan menganalisis data. Ide dasarnya
adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik, sehingga
diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari sudut pandang yang
informasi yang diperoleh peneliti dan berbagai sudut pandang yang berbeda
dengan cara mengurangi sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada saat
40
a. Triangulasi sumber data:
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
b. Triangulasi teori:
dalam penelitian.
c. Triangulasi metode:
3. Perpanjangan Keikutsertaan
41
Metode keabsahan data berfungsi untuk data yang diperoleh sangat
besar peluang untuk keluar dari objektifitas. Keabsahan data untuk kebenaran
suatu hasil penelitian yang lebih menekankan pada data informasi daripada
dengan landasan teori pada hasil akhir yang dapat membuat kesimpulan
fakta) yang tidak cukup, apabila hanya diukur dengan menggunakan skala saja.
Hal ini terutama didasari oleh asumsi bahwa manusia merupakan animal
penelitian ini memerlukan peran kualitatif guna melihat manusia secara total.
analisis kuantitatif. Prinsip pokok teknik analisis data kualitatif ialah mengolah
dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur,
42
Menurut Miles,Huberman &Saldana (2014), terdapat tiga teknik analisis
data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
3. Penarikan Kesimpulan
dipahami bahwa ada yang mengutarakan memfokuskan pada kalimat dan ada
43
DAFTAR PUSTAKA
Suprijanto, 2012. Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar: Dari Teori Hingga
Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
44
Mizan. Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengolahan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.
45