D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
A. Latar Belakang
Ketika kita melihat keluarga yang bahagia alangkah senangnya. Mereka saling menyayangi,
menghormati, dan mengasihi. Hidup saling berbagi juga indah.
Ada orang yang membutuhkan, ada orang yang memberikan. Hidup ini terasa sempurna jika
semuanya saling memahami akan ke butuhan hidupnya masing-masing.
Akan tetapi, kita sering saksikan dalam kehidupan banyak yang jauh menyimpang dari ajaran
Islam, seperti perilaku durhaka kepada kedua orang tua, tidak menuruti nasihat orang tua dan guru,
dan tidak menghargai guru.
Perilaku ini apabila dibiarkan akan merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain
sehingga akan membuat kehidupan ini tidak nyaman dan tidak tenteram.
Sebagai anak-anak muslim, kita seharusnya tidak melakukan perilaku seperti itu. Bahkan, kita
harus menasihati teman-teman yang sering melakukan perbuatan tersebut.
Kita harus peduli, meraskan apa yang dirasakan teman kita. Kita wajib menghormati kedua
orang tua kita yang telah membesarkan kita. Kita juga wajib menghormati guru-guru kita karena
dari merekalah kita sekarang ini bisa membaca dan menulis.
Sikap empati atau peduli terhadap orang lain, menghormati orang tua, serta menghormati guru
merupakan perilaku terpuji yang harus dijunjung tinggi agar kita menjadi manusia yang sempurna.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan empati ?
b. Sikap empati itu timbul apabila ?
c. Sebutkan perilaku empati dalam kehidupan sehari hari !
d. Berikan penjelasan mengenai menghormati orang tua
e. Berikan penjelasan mengenai menghormati guru
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Empati
Empati adalah keadaan mental yang membuat orang merasa dirinya dalam keadaan,
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain. Dalam istilah lain, empati dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari diri sendiri atas perasaan seseorang, lalu
bertindak untuk membantunya.
Empati merupakan sifat terpuji Islam menganjurkan hambanya memiliki sifat ini.
Empati sama dengan rasa iba atau kasihan kepada orang lain yang terkena musibah.
Islam sangat menganjurkan sikap empati, sebagaimana firman Allah Swt. “Dan apabila
sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang baik”. (Q.S. an-Nisa/4: 8).
Ayat tersebut menjelaskan apabila ada kerabat, anak yatim, dan orang miskin yang ikut
menyaksikan pembagian warisan, maka mereka diberi bagian sekadarnya sebagai atau tali
kasih. Kepedulian terhadap mereka perlu ditumbuhkan.
b. Sikap Empati
Sikap empati ini akan timbul apabila:
1. Dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain,
2. Mampu menempatkan diri sebagai orang lain, dan
3. Menjadi orang lain yang merasakan.
Terkait sikap empati ini, Rasulullah saw. bersabda. “Dari Abi Musa r.a. dia berkata,
Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu
bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan. (H.R. Bukhari)
Hadis di atas, secara tidak langsung mengajarkan kepada kita untuk bisa merasakan
apa yang dirasakan orang mukmin yang lain. Apabila ia sakit, kita pun merasa sakit.
Apabila ia gembira, kita pun merasa gembira.
Allah Swt. menyuruh umat manusia untuk berempati terhadap sesamanya. Peduli dan
membantu antar sesama yang membutuhkan. Allah Swt. sangat murka kepada orang-
orang yang egois dan sombong.
c. Perilaku Empati
Perilaku empati terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan
dengan cara:
1. peka terhadap perasaan orang lain,
2. membayangkan seandainya aku adalah dia,
3. berlatih mengorbankan milik sendiri, dan
4. membahagiakan orang lain.
e. Menghormati Guru
Kita harus berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua. Kita juga
diperintahkan untuk berbuat baik atau berbakti kepada guru. Gurulah yang telah
mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita.
Sebagai pendidik, guru membentuk kita menjadi manusia yang beriman, mengerti
baik dan buruk, berbudi pekerti luhur, dan menjadi orang yang bertanggung jawab,
baik kepada diri sendiri, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Gurulah yang menjadikan kita orang yang pandai dan memahami ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, kita akan memperoleh kedudukan yang tinggi di ha
dapan Allah Swt., sebagaimana firman-Nya. ”...Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orangorang yang berilmu pengetahuan beberapa
derajat...” (Q.S. al-Mujadalah/58:11)
Cara berbakti kepada guru, antara lain dengan bersikap:
1. Mengucapkan salam apabila bertemu;
2. Memperhatikan apabila diajak bicara di dalam dan di luar kelas
3. Rendah hati, sopan, dan menghargai;
4. Melaksanakan nasihatnya;
5. Melaksanakan tugas belajar dengan ikhlas.
BAB III
PENUTUP
Berempati sesama manusia yaitu sangat mudah dengan cara kita menghargai orang lain.
Menghormati itu memang indah apabila kita tanamkan kesesama manusia baik sesama
agama maupun berbeda agama tanpa membedakan sesama.