Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok Dosen Pembimbing

Kelompok 5 Ahmal, S.Pd,M.Hum

Tentang

HAK ASASI MANUSIA DAN BELA NEGARA

Disusun Oleh :
Indah Ismayanti Achmad Faridsz
M.wahyudi D B Faraz Ramadhan
Nurrahma Rizka Inanda Harahap
Lucia Noralita Mei Silfia Situmorang
Edison Roganda Putri Utami

JURUSAN BUDI DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

2014
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah

mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini dengan baik. adapun judul makalah yang akan

saya bahas kali ini adalah tentang Hak Asasi Manusia dan Bela Negara. Semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta menambah wawasan kita lebih mendalam

mengenai pentingnya perlindungan Hak Asasi Manusia dan pembelaan terhadap sebuah

negara.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat adanya kesalahan dan

kekurangan yang mendasar. Oleh karena itu, saya meminta kepada pembaca makalah

memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah

saya selanjutnya .

Akhir kata semoga dengan adanya makalah ini kita dapat mempelajari bersama demi

terciptanya suatu kemajuan dalam ilmu pengetahuan Sumber Daya Manusia mendatang

memabngun indonesi menjadi negara yang lebih baik lagi .

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM)....................................................................

2.2 Pengertian Hak Asasi Manusia............................................................................

2.3 Penjelasan Beberapa istilah mengenai Hak Asasi Manusia......................................

2.4 Pengakuan atas martabat dan hak hak yang sama sebagai manusia hidup di dunia

...............................................................................................................................

2.5 Penghormatan dan penghargaan atas Hak-Hak Manusia dengan Perlindungan


Hukum di Indonesia.................................................................................................

2.6 Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945..................................................

2.7 Makna Bela Negara..............................................................................................

2.8 Implementasi Bela Negara..................................................................................

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dilahirkan kedunia ini yang telah diciptakan oleh Allah SWT kendatinya sudah
memiliki hak untuk penghidupan selanjutnya. Hak yang dibawanya dari lahir ini lah
merupakan hak yang harus dilindungi dan dapat diberikan ganjaran hukum bila hak tersebut
dirampas oleh orang lain. Deklarasi universal human right ialah suatu naskah yang telah
disahkan oleh PBB di pada tahun 1948 dimana didalamnya berisikan perlindungan hak asasi
manusia di dunia internasional. Dalam negara kita Indonesia juga telah menerapkan sistem
perlindungan Hak Asasi Manusia yang kita kenal dengan HAM diatur dalan UU No. 39 tahun
1999 dan dalam pasal 27 sampai pasal 34 mengatur berkaitan dengan HAM. Beragam istilah
dan penjabaran yang telah dijelaskan dalam UUD 1945 baik dalam pasal pasalnya maupun
naskah asli pembukaan UUD 1945 itu. Salah satu upaya perlindungan HAM yang kita kenal
di Indonesia adalah Lembaga KOMNASHAM. Hak-hak asasi itu akan menjadi tegak dan
kokoh apabila beriringan dengan pelaksanaan kewajiban seseorang manusia itu sendiri.

Disamping itu juga adanya Pembelaan Negara yang dilakukan oleh warga atau rakyat
indonesia terhadap pertahanan , kesejahteraan , dan keamanan serta kenyamanan pada negara
ini demi terciptanya negra Indonesia yang baik.

Oleh sebab itu, saya membuat makalah ini adalah dengan tujuan agar kita semua lebih
mengetahui dan memahami lagi lebih mendalam mengenai sebuah arti penting keikutsertaan
rakyata atau wagra negara dalam partisipasi pembelaan negara dan perlindungan Hak Asasi
Manusia yang tertata dan di patuhi oleh seluruh warga negaranya dalam suatu
keberlangsungan hidup manusia.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah tersebut sebagai
berikut :

Bagaimana sejarah Hak Asasi Manusia itu terwujud ?


Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia ?
Bagaimana istilah istilah dalam HAM itu ?
Bagaimana Pengakuan atas martabat dan hak hak yang sama sebagai manusia
hidup di dunia ?
Bagaimana Penghormatan dan penghargaan atas Hak-Hak Manusia dengan
Perlindungan Hukum di Indonesia ?
Bagaimana Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945 ?
Apa yang dimaksud dengan Bela Negara ?
Bagaimana Implementasi Bela Negara itu ?
BAB II

PEMBAHASAN

HAK ASASI MANUSIA


2.1 Sejarah Hak Asasi Manusia

Sejarah mutakhir tentang hak asasi manusia dimulai ketika perang dunia kedua selesai,
dimana selama berkecimpung perang hak asasi manusia diinjak-injak, kemudian timbul
keinginan untuk merumuskan hak asasi manusia itu dalam suatu naskah yang berlaku secara
internasional. Usaha ini pada tahun 1948 berhasil dengan diterimanya Universal Declaration
Of Human Right oleh negara negar aynag tergabung dalam Perserikatan Bangsa
Bangsa(PBB).

Puncak perkembangan perjuangan hak hak asasi tersebut yaitu ketika Human Right telah
dirumuskan untuk pertama kalinya secara resmi dalam Declaration of Independence
Amerika sertikat pada tahun 1776 yang dinyatakan bahwa seluruh umat manusia dikaruniai
oleh tuhan yang Maha Esa beberapa hak yang tetap dan melekat padanya. Perumusan hak hak
asasi manusia secara resmi kemudian menjadi pokok konstitusi negara Amerika Serikat yang
mulai berlaku 4 Maret 1789.

Terhadap Deklarasi sedunia tentang hak-hak asasi manusia Majelis Umum PBB menyatakan
Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia ini merupakan suatu pelaksanaan umum
yang baku bagi semua bangsa dan negara. bangsa-bangsa sedunia melalui perwakilan-
perwakilannya memberikan pengakuan dan perlindungan secara yuridis formal walaupun
dalam realisasinya juga disesuaikan dengan kondisi serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Dalam akar kebudayaan indonesia pengakuan serta penghormatan tentang Hak Asasi
Manusia telah mulai dikenal dan berkembang dalam masyarakat jawa yang dikenal dengan
istilah Hak Pepe yaitu hak warga desa yang diakui dan dihormati oleh penguasa seperti hak
mengemukakan pendapat , walaupun hak tersebut bertentangan dengan kemauan penguasa.

Setiap orang dan setiap badan dalam masyarakat perlu senantiasa mengingat dan berusaha
mengajar dan mendidik untuk mempertinggikan penghargaan terhadap hak-hak dan
kebebasan kebebasan ini dan melalui tindakan tindakan progresif secara nasional maupun
internasional, menjamin pengakuan dan pelaksanaan hak-hak dan kebebasan itu secra aumum
dan efektif oleh bangsa bangsa dari negara negara anggota maupun dari daerah-daerah yang
berada dibawah naungan kekuasaan hukum mereka.

2.2 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Dalam Tap MPR No. XVII/1998 hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri
manusia secara kodrati universal dan abadi sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Hak hak
tersebut meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak
mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa
aman, hak atas kesejahteraan , hakt turut serta dalam pemerintahan, hak wanita dan hak anak.
Hak tersebut tidak dapat dirampas oleh siapa pun .

Dalam UU No. 39 tahun 1999 dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.

Dari rumusan pengertian tersebut tampak bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar
sebagai pemberian Tuhan dan bukan pemberian pemerintah, maupun pemberian masyarakat.
Adapun Demi tegaknya hak asasi manusia setiap orang maka diatur pula kewajiban dasar
manusia, antara lain kewajiban untuk menghormati hak asasi orang lain, dan konsekuensinya
setiap orang harus tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu
juga diatur kewajiban dan tanggung jawab pemerintah untuk menghormati , melindungi,
menegakkan,serta memajukan hak-hak asasi manusia tersebut yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan dan hukum internasional yang diterima oleh negara republik Indonesia.

Hak asasi manusia memiliki cakupan yang sangat luas dan meliputi segala aspek kehidupan
manusia. Bahkan cakupan itu sewaktu waktu tampak semakin luas dan kompleks sejalan
dengan kehidupan manusia yang semakin kompleks. Perihal perlindungan terhadap seseorang
dari praktek perdagangan manusia (human trafficking), perlindungan masyarakat dari
pencemaran lingkungan, perlindungan konsumen atas produk-produk yang dikonsumsi,
semua itu sekarang mulai mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari perspektif hak
asasi manusia.

Diantara berbagai macam hak asasi manusia itu ada yang digolongkan sebagai derogable
right dan ada yang digolongkan sebagai non-derogble rights.

Derogable right ialah hak asasi manusia yang dalam kondisi yang sangat memaksa dapat
dikesampingkan seperti kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat,kebebasan
berorganisasi, hak pilih dalam pemilu, dan sebagainya.

Sedangkan non-derogable right ialah hak asasi manusia yang dalam kondisi apapun tidak
boleh dikesampingkan seperti kebebasan beragama dan kebebasan menjalankan ibadah.

2.3 Penjelasan beberapa istilah dalam Hak Asasi Manusia

A. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
B. Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksan dan tegaknya hak asasi manusia.
C. Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung
atau pun tak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras
,etnik, kelompok,golongan status sosial yang berakibat pada pengurungan,
penyimpangan pengakuan,pelaksanaanatau penggunaan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar kehidupan , baik individu maupun koliektif dalam bidang politik,
ekonomi, hukum, sosialbudaya dan aspek kehidupan lainnya.
D. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga
menimbulkan rasa sakit ataupun penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani
pada seseorang untuk memperoleh pengakuan dari seseorang atau orang ketiga
dengan menghukumnya.
E. Anak adalah setiap orang yang berusia dibawah 18 tahun dan belum menikah
termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi
kepentingannya.
F. Pe;anggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan yang dilakukan seseorang
atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak sengaja ,
mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
Undang-undangini, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum
yang berlaku
G. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia adalah lembaga mandiri yang berkedudukan
setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian ,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi hak asasi manusia.

2.4 Pengakuan atas martabat dan hak hak yang sama sebagai manusia hidup di dunia

Pembicaraan tentang pengakuan atas martabat dan hak hak yang sama bagi setiap manusia
hidup didunia ini, mengarahkan perhatian kita pada bagaimana sejarah pengakuan atas
martabat dan hak hak asasi manusia itu sendiri.

Berikut isi dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Tahun 1948 telah disetujui dan
diumumkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 10 Desember 1948
sebagai berikut:

Semua orang yang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak hak yang sama .
setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang tanpa pengecualian. Setiap orang
berhak atas penghidupan, kemerdekaan, dan keselamatan seseorang. Tidak seorang pun boleh
diperbudak dan diperhamba dan perdagangan budak dalam bentuk papun hurus dilarang.
Tidak seorang pun boleh dianiyaya atau diperlakukan secara kejam tanpa mengingat
kemanusiaan atau dengan perlakuan atau hukuman yang menghinakan. Setiap orang berhak
atas pengakuan sebagai manusia pribadi di depan undang undang dimana saja ia berada .
semua orang adalahsama dihadapan undangundang dan berhak atas perlindungan yang sama
dari setiap perbedaan yang memperkosa pernyataan ini serta dari segala hasutan yang
ditujukan kepada perbedaan semacam ini. Setiap orang berhak atas pengadilan yang efektif
oleh hakim hakim nasional yang berkuasa mengadili perkosaan hak hak dasar yang diberikan
kepadanya oleh undang undang dasar negara atau undang undang. Tidak seorang pun boleh
ditangkap ditahan atau dibuang secara sewenang-wenangnya. Setiap orang berhak
memperoleh perlakuan yang sama dan suaranya didengar sepenuhnya di muka umum secara
adil oleh pengadilan yang merdeka.

2.5 Penghormatan dan penghargaan atas Hak-Hak Manusia dengan Perlindungan


Hukum di Indonesia.

Seperti halnya dengan negara-negara baru lainnya, indonesia telah mencantumkan beberapa
hak asasi didalam undang-undang dasarnya, baik dalam UUD 1945 maupun dalam Undang-
Undangdasar berikutnya. Hak hak asasi manusia yang tercantum dalam UUD 1945 tersebar
dalam beberapa pasa terutama dalam pasal 27 sampai pasal 34. Akan tetapi hak-hak asasi
yang dimuat terbatas jumlahnya dan dirumuskan secara singkat. Hal ini tidak mengherankan
mengingat bahwa naskah ini disusun pada akhir masa pendudukan jepang dalam suasana
mendesak. Sehingga tidak memungkinkan membicarakan hak-hak asasi secara mendalam
sekali.

Dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan perkembangan dan dinamika masyarakat ,
masakah HAM di indonesia telah diatur dalam

a. Undang-Undang Dasar 1945


b. Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
c. UU No. 39/1999 tentang HAM
d. Uu No. 26/2000 tentang pengadilan HAM

Berikut kajian HAM di indonesia :

1. Hak memeperoleh keadilan


2. Hak atas kebebasan pribadi
3. Hak atas rasa Aman
4. Hak atas kesejahteraan
5. Hak turut serta dalam pemerintaahan
6. Hak wanita hak anak
7. Kewajiban dasar manusia
8. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah
9. Komisi nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Berasaskan Pancasila. Yang bertujuan untuk
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia
sesuai pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB, serta deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia indonesia seutuhnya dan kemampuannya
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
Untuk mencapai tujuan itu Komnas HAM melaksanakan fungsi, pengkajian,
penelitian, penyalahan, pemantauan, dan meditasi tentang Hak asasi Manusia.
Komnas HAM beranggotakan tokoh masyarakat yang profesional yang berdedukasi
tinggi dan berintegritas tinggi serta menghormati HAM dan kewajiban dasar manusia.

10. Partisipasi masyarakat


11. Pengadilan hak asasi manusia
Termuaat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000
merupakan pengadilan khusus yang berada dilingkungan peradilan umum
berkedudukan didaerah kabupaten dan kota yang daerah hukumnya meliputi daerah
hukum pengadilan negara yang bersangkutan. Bertugas dan berwenang memeriksa
dan memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pelanggaran
HAM yang berat meliputi

Kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

2.6 Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945

Menurut Pancasila hakikat manusia adalah tersusun atas jiwa jiwa dan raga , kedudukan
kodrat sebagai makhluk Tuhan dan Makhluk pribadi, aadapun sifat kodratnya sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam pengertian inilah manusia tidak dapat
dipisahkan dengan hakikat kodrat manusia tersebut. Konsekuensinya dalam realisasinya
maka hak asasi manusia senantiasa memiliki hubungan yang korelatif dengan wajib asasi
manusia karena sifat kodrat manusia sebagai individu dan makluk sosial. Deklarasi bangsa
Indonesia pada prinsipnya termuat dalam naskah pembukaan UUD 1945 inilah yang
merupakan sumber normatif bagi hukum positif indonesia terutama penjabaran dalam pasal
pasal UUD 1945.

Dalam pembukaan UUD 1945 alenia 1 dinyatakan bahwa Kemerdekaan adalah hak segala
bangsa.. dalam pernyataan tersebut terkandung pengakuan bahwa secara yuridis hak hak
asasi manusia tentang kemerdekaan. Dasar filosofi hak asasi manusia tersebut bukanlah
kebebasan Individualis, melainkan menempatkan manusia dalam hubungannya dengan
bangsa (makhluk sosial). Sehingga hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan
kewajiban asasi manusia.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya

Mengandung arti bahwa deklarasi bangsa indonesia terkandung pengakuan manusia yang
berketuhanan yang maha esa maka negara indonesia mengakui hak hak asasi manusia untuk
memeluk agama sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia
PBB pasal 18 serta dalam UUN 1945 pasal29 ayyat 2. Melalui Pembukaan UUD 1945
dinyatakan dalam alenia IV bahwa negara Indonesia sebagai suatu persekutuan bersama
bertujuan untuk melindungi warganya terutama dalam kaitannya dengan perlindungan hak-
hak asasinya .

Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal tersebut mengandung
konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi seluruh warganya dengan suatu
Undang-Undang terutama untuk melindungi hak-hak asasinya demi kesejahteraan hidup
bersama. Demikian pula negara Indonesia juga memiliki ciri tujuan negara hukum material,
dalam rumusan tujuan negara...memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa...

Berdasarkan pada tujuan negara sebagai terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut ,
negara indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia para warganya terutama
dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah antara lain
berkaitan dengan hak hak asasi bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, Pendidikan, dan
agama.

Dalam perjalanan sejarah kenegaraan pelaksanaan perlindungan terhadap hak-hak asasi


manusia di indonesia mengalami kemajuan antara lain sejak rezin soeharto telah dibentuk
KOMNAS HAM.walaupun pelaksanaannya belum optimal.

Dalam proses reformasi dewasa ini terutama akan perlindungan hak-hak asasi manusia
semakin kuat bahkan merupakan tema sentral. Oleh karena itu jaminan hak asasi manusia
sebagiamana terkandung dalam UUD 1945, menjadi semakin efektif terutama dengan
diwujudkanya Unang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999, tentang Hak Asasi
Manusia . Dengan UU No. 39 tahun 1999 tentang hak-hak asasi manusia tersebut bangsa
indonesia telah masuk pada era baru terutama dalam menegakkan masyarakat yang
demokratis yang melindungi hak-hak asasi manusia. Namun demikian seiring dalam
pelaksanaannya mengalami kendala yaitu dilema antara penegakkan hukum dengan
kebebasan sehingga kalau tidak konsisten maka akan merugikan bangsa indonesia itu sendiri.

Konsekuensinya pengaturan atas jaminan hak-hak asasi manusia tersebut harus diikuti
dengan pelaksanaan, serta jaminan hukum yang memadai. Untuk ketentuan yang lebih rinci
atas pelaksanaan dan penegakkan hak-hak asasi manusia tersebut diatur dalam Undang-
undang No. 9 tahun 1999. Satu kasus yang cukup penting dalam menegakkan hak-hak asasi
manusia adalah dengan pelaksanaannya pengadilan Ad Hoc atas pelanggaran hak-hak asasi
manusia di jakarta, atas pelanggaran di Timor Timur. Hal ini menunjukkan kepada
masyarakat internasional , bahwa bangsa indonesia memiliki komitmen atas penegakkan hak-
hak asasi manusia. Memang pelaksanaan pengadilan Ad Hoc tersebut atas desakan PBB,
yang taruhannya adala nasib dan kredibilitas bangsa Indonesia dimata Internasional. Dipihak
lain, perbenturan kepentingan antara penegakkan hak-hak asasi manusia dengan kepentingan
nasional serta rasa nasionalisme sebagai bangsa indonesia. Dalam kenyataannya mereka
dituduh melanggar HAM berat di Timor Timur pada hakikatnya berjuang demi kepentingan
bangsa dan negara.
Terlepas dari berbagai macam kelebihan dan kekurangan, bagi kita merupakan suatu
kemajuan yang sangat berarti karena bangsa indonesia memiliki komitmen yang tinggi atas
jaminan serta penegakkan hak-hak asasi manusia.

BELA NEGARA
2.7 Makna Bela Negara

1.Pertahanan dan keamanan

Menurut UUD 1945 (yang telah diamandemen) pasal 30, tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Sehubungan dengan itu,usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui


sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh :

a. Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai


kekuatan utama.
Tentara Nasional Indonesia adalah komponen utama yang siap digunakan
untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan. Sedangkan komponen cadangan adalah
sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna
memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.
Tentara Nasional Indonesia terdiri atas angkatan darat, angkatan laut,dan
angkatan udara sebagai alat negara, bertugas :
1) Mempertahankan,melindungi, dan memelihara.
2) Melindungi, dan
3) Memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

Kepolisian negara republik indonesia sebagai negara yang :

1. Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,


2. Bertugas melindungi,mengayomi,melayani masyarakat,serta
3. Menegakkan hukum.

b. Rakyat sebagai Kekuatan Pendukung


Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen
cadangan.
Sedangkan sumber daya nasional adalah sumber daya manusia, sumber daya
alam,dan sumberdaya buatan.

2. Prinsip-prinsip Pembelaan Negara

a. Dalam kehidupan bernegara,aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki


dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Tanpa mampu
mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar negeri dan/atau dari dalam negeri,
suatu negara tidak akan dapat mempertahankan keberadaannya. Bangsa Indonesia
yang memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945 bertekad
bulat untuk membela, mempertahankan,dan menegakkan kemerdekaan,serta
kedaulatan negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Pandangan hidup bangsa indonesia tentang pertahanan negara,sebagaimana
ditentukan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945, adalah :
1. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan
perikeadilan.
2. Pemerintah negara melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan
bangsa,serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi,dan keadilan sosial.
3. Hak dan kewajiban setiap warga negara untuk ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.
4. Bumi,air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari pandangan hidup tersebut di atas, bangsa indonesia dalam penyelenggaraan


pertahanan negara menganut prinsip :

1. Bangsa indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan


dan kedaulatan negara,keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman.
2. Pembelaan negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya
pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga
negara. Oleh karena itu, tidak seorangpun warga negara boleh dihindarkan dari
kewajiban ikut serta dalam pembelian negara,kecuali ditentukan dengan undang-
undang. Dalam prinsip ini terkanduung pengertian bahwa upaya pertahanan
negara herus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara
serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
3. Bangsa indonesia cinta perdamaian,tetapi lebih cinta kepadakemerdekaan dan
kedaulatannya. Penyelesaian pertikaian atau pertentangan yang timbiul antara
bangsa indonesia dan bangsa lain akan selalu diusahakan melalui cara-cara damai.
Bagi bangsa Indonesia, perang adalah jalan terakhir dan hanya dilakukan apabila
semua usaha dan penyelesaian secara damai tidak berhasil. Prinsip ini
menunjukkan pandangan bangsa indonesia tentang perang dan damai.
4. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik
bebas aktif. Untuk itu,pertahanan negara ke luar bersifat defensif aktif yang berarti
tidak agresif tidak ekspansif sejauh kepentingan nasional tidak terancam. Atas
dasr sikap dan pandangan tersebut,bangsa indonesia tidak terikat atau ikut serta
dalam suatu pakta pertahanan dengan negara lain.
5. Bentuk pertahanan negara bersifat semesta dalam arti melibatkan seluruh rakyat
dan segenap sumber daya nasional,sarana dan prasarana nasional,serta seluruh
wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan.
6. Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum
internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan
secara damai sengan memperhatikan prinsip kemerdekaan, kedaulatan, dan
keadilan sosial.
b. Era globalisasi yang ditndai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetauhan,
teknologi, komunikasi, dan informasi sangat mempengaruhi pola dan bentuk
ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional
(fisik) dan saat ini berkembang menjadi multdimensional (fisik dan non fisik), baik
yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Ancaman yang bersifat
multdimensional tersebbut dapat bersumber, baik dari ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, maupun permasalahan keamanan yang terkait dengan kejahatan
internasional, antara lain terorisme, imigran gelap, bahaya narkotika, pencurian
kekayaan alam, bajak laut dan perusahaan lingkungan.
Hal ini semua menyebabkan permasalahan pertahanan menjadi sangat kompleks
sehingga penyelesaiaanya tidak hanya bertumpu pada departemen yang menangani
pertahanan saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh instansi terkait, baik
instansi pemerintah maupun nonpemerintah.
c. Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara republik indonesia,serta keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman. Dengan demikian, semua usaha penyelenggaraan pertahanan
negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah negara
kesatuan republik indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan.
Pertahanan negara diselenggarakan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara
dini dengan sistem pertahanan negara melalui usaha membangun dan membina
kemampuan dan daya tangkal negara dan bangsa serta menanggulangi setiap
ancaman.
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
tentara nasional indonesia sebagai komponen utama dengan didukungoleh komponen
cadangan dan komponen pendukung.
Dalam menghadapi ancaman nonmiliter, menempatkan lembagapemerintah di bidang
pertahanan sebagai unsur utama yang di sesuaikan dengan bentuk dan sifat ancaman
dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
d. Sistem pertahanan negara melibatkan seluruh yang komponen pertahanan negara yang
terdiri atas komponen utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung. Hal ini
berbeda dengan komponen kekuatan pertahanan keamanan negara yang diatur dalam
UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan
Keamanan Negara Republik Indonesia,yang terdiri atas kompnen dasar, komponen
utama, komponen khusus, dan kopmponen pendukung. Perbedaan lainnya adalah
bahwa dalam undang-undang ini, hanya Tentara Nasional Indonesia saja yang
ditetapkan sebagai komponen utama,sedangkan cadangan Tentara Nasional Indonesia
dimasukkan sebagai komponen cadangan. Hal tersebut dimaksudkan gar pelaksanaan
penyelenggaraan pertahanan negara sesui dengan prinsip perbedaan perlakuan
terhadap kombatan dan nonkombatan, serta untuk penyederhanaan pengorganisasian
upaya bela negara. Di samping itu, undang-undang ini juga mengatur mengenai
sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional, baik
sebagai komponen cadangan maupun komponen pendukung.
e. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan,pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib,pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia, dan pengabdian
sesuai dengan profesi.

Istilah Tentara Nasional Indonesia yang digunakan dalam undang-undang ini


adalah sebagai pengganti istilah angkatan bersenjata republik indonesia dalam UU
No.20 Tahun 1982. Berdasarkan Ketetapan MPR RI No.VI/MPR/2000 dan
No.VII/MPR/2000, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia secara kelembagaan terpisah sesuai dengan peran dan fungsi masing-
masing. Tentara Nasional Indonesia yang terdiri atas angkatan darat, angkatan laut,
dan angkatan udara adalah alat negara yang berrperan sebagai alat pertahanan negara,
sedangkan Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,
memberikan pengayoman, serta pelayanan kepada masyarakat.

Untuk mendukung kepentingan pertahanan negara, sumber daya manusia


sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang
berada di dalam dan/atau di luar pengelolaan departemen yang membidangi
pertahanan dimanfaatkan semaksimal mungkin, baik sebagai komponen cadangan
maupun komponen pendukung.

2.8 Implementasi bela negara

1. Penyelenggaraan Pertahanan Negara

a. Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina


kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman.
b. Pertahanan negara,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, diselenggarakan oleh
pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung.
Yang dimaksud dengan ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.

c. Ancaman militer dapat berbentuk antara lain :


1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa
atau dalam bentuk dan cara-cara antara lain :
a. Invansi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap
wilayah NKRI.
b. Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh
angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah NKRI.
c. Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI oleh
angkatan bersenjata negara lain.
d. Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat
atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia.
e. Unsur kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah NKRI
berdasarkan perjanjian yangt tindakan atau keberadaannya bertentangan
dengan ketentuan dalam perjanjian.
f. Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh
negara lain sebagai daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap NKRI.
g. Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain untuk
melakukan tindakan kekerasan di wilayah NKRI atau melakukan tindakan
seperti tersebut di atas.
2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik yang menggunakan
kapal maupun pesawat nonkomersial.
3. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan
rahasia militer.
4. Sabotase untuk merusak instalansi penting militer dan obyak vital nasional yang
membahayakan keselamatan bangsa.
5. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau
yang bekerja sama dengan terorisme dalam negeri atau terorisme luar negeri
yang beresklasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
6. Pemberontakan bersenjata.
7. Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan
kelompok masyarakat bersenjata lainnya.

Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan


lembaga pemerintah di luar bidang pertahan sebagai unsur utama, sesuai dengan
bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsu-unsur lain dari
kekuatan bangsa.

d. Komponen cadangan, terdiri atas warga negara, sumber daya manusia sumber daya
alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan
untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen
utama.
Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah tindakan pengerahan dan
penanggungan secara serentak sumber daya nasional serta sarana dan prasarana
nasional sebagai kekuatan pertahanan negara.
Komponen pendukung, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber
daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak
langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan
komponen cadangan.
Komponen cadangan dan komponen pendukung, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan undang-undang.

2. Hak dan Kewajiban Bela Negara

a) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain
sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
b) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), diselenggarakan melaui :
1. Pendidikan kewarganegaraan
Dalam pendidikan kewarganegaraan sudah tercakup pemahaman tentang
kesadaran bela negara.
2. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
3. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara suka rela atau
secara wajib, dan
4. Pengabdian sesuai dengan profesi
Yang dimaksud dengan pengabdian sebagai sesuai dengan profesi adalah
pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan
pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat
yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.
c) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara
wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang-undang.

3.Peranan TNI

a) TNI berperan sebagai alat pertahanan NKRI.


b) TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
c) TNI bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk :
1. Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah
2. Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa
3. Melaksanakan operasi militer selain perang :
Operasi militer pada dasarnya, terdiri atas operasi militer untuk perang dan
operasi militer selain perang. Operasi militer meliputi kegiatan terencana yang
dilaksanakan oleh satuan militer dengan sasaran, waktu, tempat,dan dukungan
lagistik yang telah ditetapkan sebelumnya melalui perencanaan terinci.
Opersi militer selai perang,antara lain berupa bantuan kemanusiaan (civic
mission), bantuan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka
tugas keamanan dan ketertiban masyarakat, bantuan kepada pemerintahan sipil,
pengamanan pelayaran/penerbangan, bantuan pencarian dan pertolongan
(search and rescue), bantuan pengungsian, dan penanggulangan korban bencana
alam.
Operasi militer selain perang dilakukan berdasarkan permintaan dan/atau
peraturan perundang-undangan.
4. Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan
internasional.
5. Susunan organisasi, tugas dan fungsi TNI sebagai alat pertahanan negara diatur
dengan undang-undang.
BAB III

KESIMPULAN

Bangsa Indonesia ialah bangsa yang pernah dijajah Barat selama tiga setengah abad lamanya,
pasti lebih menghayati nilai hak asasi manusia daripada pihak barat yang notabenenya adalah
mantan penjajah. Bahkan sampai sekarang pun beberapa manifestasi dari penjajah itu, seperti
di bidang budaya, ekonomi, dan teknologi masih tetap dilaksanakan Barat dengan para
sekutunya.

Indonesia memiliki konsepsi HAM yang sesuai dengan corak hidupnya sendiri. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945, disebutkan tentang Hak Asasi Manusia itu seperti hak
memperoleh pendidikan, hak beragama, hak hidup layak, dan sebagainya. Adapun
implementasinya dilaksanakan dalam berbagai perundang-undangan. Adanya suatu negara
yang menekan negara lain untuk ,engikuti konsep-konsepnya, merupakan bukti bahwa ia
tidak menghormati hak asasi manusia itu sendiri. Indonesia tidak pernah berusaha untuk
memaksa visinya terhadap HAM ini kepada bangsa-bangsa lain, dan indonesia juga tidak
mau dipaksa untuk melaksanakan HAM yang tidak sesuai dengan visinya.

Bagaimana pun perjuangan yang besar layaknya perjuangan menegakkan hak asasi manusia
yang murni ini pasti menuntut tenaga dan waktu yang amat besar, sehingga mungkin tidak
dapat dituntaskan dalam satu generasi saja . tetapi perjuangan ini harus tetap dilanjutkan dan
setiap generasi wajib mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mencapai tujuan ini.

Aksi bela negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan bentuk partisipasi warga
negara untuk membangun negara indonesia yang lebih baik lagi. Membantu untuk
menegakkan sebuah Hak Asasi Manusia. Melakukan pembelaan dengan bergabung dalam
TNI untuk mempertahan kan kedaulatan negara pun dibutuhkan beragam macam bela negara
yang dilakukan oleh seorang warga negara yang baik dan taat terhadap undang undang.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. CST kansil, S.H.2002.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:PT PRADNYA


PARAMITA.

Prof. Dr. Kaelan,M.S.2010.Pendidikan Pancasila edisi Reformasi.Yogyakarta:Paradigma

Pendidikan Kewarganegaraan Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2007

Pendidikan Kewarganegaraan Perguruan Tinggi oleh DRS.SUNARTO.SH MSI dkk penerbit


Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negri Semarang

Pembangunan, situasi global dan Hak Asasi Manusia penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta 1994

Anda mungkin juga menyukai