Anda di halaman 1dari 34

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH EVALUASI DAN TEKNIK

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA PENDIDIKAN BAHASA


INDONESIA

Teknik Pengujian Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa

Kelas 5A

Kelompok 3

Cici Nurzannati NPM 186210284

Irsan Vanni NPM 186210453

M. Lutfi NPM 186210747

Rahayu Kusumawati NPM 186210771

Shefira Nurulita NPM 186210535

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakkatuh

Setinggi puji sedalam syukur kita ucapkan atas ke hadiran Allah Swt yang
telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas
makalah kelompok ini bisa terselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para
sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.

Kami bersyukur bisa menyelesaikan tugas kelompok makalah mata kuliah Evaluasi
dan Teknik Pencapaian Hasil Belajar Siswa Pendidikan Bahasa Indonesiayang
berjudul “Teknik Pengujian Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar
Siswa”yang dibimbing oleh ibu Desi Sukenti,S.Pd.,M.Ed. Kami berharap makalah ini
bisa memberi manfaat dan menambah pengetahuan para pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik lagi, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada tugas makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikianlah tugas makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wababarakatuh.

Pekanbaru, September 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teknik Pengujian Validitas Tes ......................................................................... 3

B. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes...................................................................... 8

C. Teknik Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar........................................... 14

D. Soal- soal Latihan dan Penugasan Terstruktur Di Sekolah …........................... 18

E. Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif Dengan

Menggunakan Pendekatan SingleTrial ............................................................... 21

BAB III PENUTUP

SIMPULAN ............................................................................................................30

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................. 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini


menunjukkan arahyang lebih luas. Penilaian program pendidikan atau penilaian
kurikulum menyangkut penilaianterhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi
pelaksanaan program dan sarana pendidikan.Penilaian proses belajar-mengajar
menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatansiswa, pola interaksi guru-
siswa dan keterlaksanaan program belajar-mengajar. Sedangkan penilaian hasil hasil
belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangkapanjang.

Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan


nilaikepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai
tersebutberlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas. Hal ini
mengisyaratkan bahwaobjek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Keberhasilan
mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya(objektivitas hasil
penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di sampingpada cara
pelaksanaannya. Berdasarkan beberapa data di atas serta dikaitkan dengan
permasalahan yang kami akan jelajahi, maka penulisan ini akan difokuskan pada
pembahasan tentang “Teknik pengujian Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar
Siswa” agar dapat lebih memahami apa itu sebenarnya Teknik pengujian Validitas
dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa.

B.     Rumusan Masalah

            Dari   deskripsi   yang   dikemukakan  pada  latar  belakang  di  atas,  dapat
diformulasikan permasalahan yaitu:

1
1. Apa saja teknik pengujian validitas tes?
2. Apa saja teknik pengujian reliabilitas tes?
3. Apa saja teknik pengujian validitas item tes hasil belajar?
4. Bagaimana soal-soal latihan dan penugasan terstruktur di Sekolah?
5. Bagaimana pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk objektif dengan
menggunakan pendekatan single trial?

C.    Tujuan Penulisan

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang dan


rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:

1. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang apa sajateknik pengujian


validitas tes.
2. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang apa saja teknik pengujian
reliabilitas tes.
3. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang apa saja teknik pengujian
validitas item tes hasil belajar.
4. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang apa saja soal-soal latihan
dan penugasan terstruktur di Sekolah.
5. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang apa saja pengujian
reliabilitas tes hasil belajar bentuk objektif dengan menggunakan pendekatan
single trial.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.   Teknik Pengujian Validitas Tes

Seperti diketahui pada umumya bahwa ketentuan penting dalam evaluasi


adalah bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang dievaluasi.Mengevaluasi
dapat diumpamakan sebagai pekerjaan memotret, gambar hasil pemotretan atau foto
dikatakan baik apabila sesuai dengan aslinya (bukan lebih baik dari aslinya seperti
banyak dikatakan orang atau iklan-iklan foto di televisi atau radio).Gambar
pemotretan hasil evaluasi tersebut di dalam kegiatan evaluasi dikenal dengan data
evaluasi.

Data evaluasi yang baik adalah sesuai dengan kenyataan yang disebut data
valid.Agar dapat diperoleh data valid, instrurnen atau alat untuk mengevaluasi harus
valid.Untuk mengukur kesesuaian, efisiensi, dan kemantapan (consistency) suatu alat
penilaian atau suatu tes dipergunakan bermacam-macam kualitas seperti oalid.itas,
reliabilitas, kepraktisan, dan obyektifitas.Dalam pembicaraan ini akan dikemukakan
salah satu alat penguiian mutu soal yaitu validitas, yang didalamnyaakan diuraikan
dua jenis validitas. Validitas pertama menyangkut soal secara keseluruhan dan yang
kedua validitas yang menyangkut butir soal atau item.

a. Konsep Validitas

Validitas merupakan syarat terpentig dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik
evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik
evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Sebagaimana
dikatakan oleh Cronbach: "How well a test or eualuatioe technique does the job thet it
is employed to do." Validitas bukanlah suatu cid atau sifat yang mutlak dari suatu

3
teknik evaluasi, ia merupakan suatu ciri yang relatif terhadap turuan yang hendak
dicapai oleh pembuat tes.

Validitas (kesahihan) adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara


suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tuiuan kriteria belaiar atai tingkah laku.
Di dalam buku Encyclopedia of Education yang ditulis oleh Scarvia B. Anderson dan
kawan-kawan, seperti dikutip disebutkan: A test is aalid if it measures what it
purpose to nea' sure. Dari pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa validitas
adalah menunjukkan adanya kesesuaian, ketepatan, kebenaran alat tes dengan antara
hasil tes. Atau dengan kata lain, bahwa sebuah tes dapat dikatakan valid apabila dapat
mengukur atau mengungkaP aPa yang seharusnya diungkap atau diukur melalui tes
tersebut.Jadi tes hasil belaiar dapat dinyatakan valid apabila hasil belajar sebagai alat
pengukur keberhasilan belaiar peserta didik dengan secara tepat, benat shahih, telah
dapat mengukur atau mengungkap hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta
didiksetelah mereka menempuh proses belajar mengaiar dalam iangka waktu tertentu.

b. Jenis-fenis Validitas

Telah dikatakan diatas bahwa validitas suatu alat evaluasi bukanlah


merupakan ciri yang mutlak. Suatu tes dapat memiliki validitas yang bertingkat-
tingkat: tinggi, sedang, rendah, bergantung pada tuiuannya. Sehubungan dengan itu
ada beberapa jenis validitas, yaitu :

1) Content validity, (curricular oalidity)


Suatu tes dikatakan memiliki content aalidity jlka scope dan isi tes itu sesuai
dengan scope dan isi kurikulum yang sudah diajarkan.isi tes sesuai dengan
atau mewaklli sample hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai menurut
tuiuan kurikulum.
2) Construct validity
Untuk menentukan adanya contruct oalidity, suatu tes dikerelasikan dengan
suatu konsepsi atau teori. Items dalam tes itu harus sesuai dengan ciri-ciri

4
yang disebutkan dalam konsepsi tadi, yaitu konsepsi tentang obiek yang akan
dites. Dengan kata lain, hasil-hasil tes itu disesuakan dengan turuan atau ciri-
ciri tingkah laku (domain) yang hendak diukur.
3) Predictiae validity
Suatu tes dikatakan IJr.eniliki ptedictiz;e oalidity jika hasll korelasi tes itu
dapat meramalkan dengan tepat keberhasilan seseorang pada masa mendatang
di dalam lapangan tertentu. Tepat tidaknya ramalan tersebut dapat dilihat dari
korelasi antara hasil tes itu dengan hasil alat ukur lain pada masa mendatang.
4) Concutent validity
Jika hasil suatu tes mempunyai korelasi yang tinggi dengan hasil suatu alat
ukur lain terhadap bidang yang sama pada waktu yang sama pula, maka
dikatakan tes itu memiliki Concurrent aalidity(consurrent = bersamaan waktu)
Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka koefisien (r).

Kriteria korelasi koefisien adalah sebagai berikut :

0,00 - O20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi)

0,21 - 0,40 korelasi rendah

0,41 - 0,60 korelasi cukup

0,61 - 0,80 korelasi tinggi

O81 - 1,00 korelasi sangat tinggi (sempurna)

Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu:

1) Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi tinggi, sedang,


sukup, dan sebagainya.
2) Dengan berkonsultasi ke tabel harga ktitik r Ptoduct moment, sehingga dapat
diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari
harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga
arti sebaliknya.

5
c. Teknik Pengujian Soal Tes Keseluruhan

Apabila setelah selesai menulis soal, maka langkahIangkah selaniutnya


adalah melakukan perbaikanperbaikan terhadap soal yang sudah dibuat.Perbaikan ini
mengacu pada kaidah penulisan soal maupun dari segi isi (content). Dengan demikian
akan diperoleh soal yang baik bila dilihat dari segi teori. Untuk lebih sempurnanya
soal yang dibuat, soal tersebut perlu diujicobakan untuk memperoleh informasi yang
berasal dari lapangan.Dari hasil ujicoba tersebut diperoleh data statistik dari masing-
masing soal, yang mana data statistik tersebut membantu dalam pengambilan
keputusan apakah soal itu diterima atau ditolak.

Dalam bagian ini penulis akan mencoba menguraikan dan memberikan


contoh, bagaimana cara atau teknik menghitung validitas suatu tes. Teknik yang
digunakan untuk mengetahui validitas suatu tes adalah dengan teknik korelasi product
moment yar.g dikemukakan oleh Person.

Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:

a) korelasi product moment dengan simpangan,dan


b) korelasi product moment dengan angka kasar
- Rumus korelasi product moment dengan simpangan

- Rumus prodact moment detgan angka kasar :

6
Contoh pengujian soal tes :

Misalnya sebuah tes Bahasa Atab dicobakan kepada dua kelompok siswa yang
berjumlah 14 orang tiap kelompoknya. Skor hasil tes dari kedua kelompok tersebut
adalah :

Kelompok A = 31 36 36 30 38 37 28 37 36 36 38 38 40 34

Kelompok B = 24 24 36 29 36 36 24 3-l 31. 27 36 35 35 32

Dari skor-skor kedua kelompok tersebut diolah untuk mengetahui

a. validitas sebuah tes dengan menggunakan table


b. dapat mengetahui jumlah mean, deviasi
c. memberikan interprestasi terhadap angka product momen of
correlation tersebut menggunakan kriteria penafsiran korelasi
koefisien.
d. Teknik Pengulian Validitas Butir Soal atau Validitas Item

Dalam uraian di atas telah penulis uraikan secara sederhana teknik pengujian
validitas tes secara keseluruhan.Di samping mencari validitas tes secara keseluruhan
perlu iuga dicari validitas butir soal atau validitas item.

Validitas item adalah sebuah tes dikatakan valid apabila mempunyai


dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total
menjadi tinggi atau rendah. Fungsi dari mencari validitas butir soal adalah untuk

7
mengetahui butir-butir tes manakah yang menyebabkan soal secara keseluruhan
tersebut jelek karena memiliki validitas rendah.Untuk keperluan inilah validitas butir
soal dicari.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa butir soal atau item soal memiliki
validitas tinggi .iika skor pada item mempunyai keseiaiaran dengan skor total.
Kesejaiaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untul mengetahui validitas
item digunakan rumus korelasi sePerti telah disebutkan di atas.

Sebagai contoh, untuk soal-soal bentuk obiektif biasanya skor untuk item
diberikan dengan 1 bagi item yang diiawab benar dan 0 untuk item yang diiawab
salah, sedangkan skor total adalah merupakan jumlah dari skor untuk semua lawaban
benar.

e. Validitas dan Panjang Test

Bilamana panjang test ditingkatkan dengan menambahkan sejumlah item baru


yang isinya pararel dengan isi test semula, maka reliabilitas test akan meningkat. Test
yang reliabilitasnya meningkat akan bertambah pula tinggi validitasnya. Semakin
proporsi varians skor tampak yang merupakan varians skor murni (artinya semakin
reliable) maka semakin besar pula proporsi varians yang samasama dimiliki oleh test
dan kriterianya (artinya semakin valid).

Telah diketahui bahwa validitas maksimum test yang mempunyai reliabilitas rr xx '
adalah √ r xx ' . Dengan bertambah panjangnya test sebesar n kali panjang semul4
mp\qlaliditas maksimumnya dapat dilambangkan sebagai √ r xx n , sehirgga rasio
antara validitas maksimum setelah penambahan dan sebelum penambahan
item.Apabila validitas dan reliabilitas test sebelum penambahan item diketahui maka
estimasi terhadap validitasnya setelah penambahan item dapat dihitung dengan
formula.

8
B. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes

Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam
bahasa Inggris yang berasal dari kata asal reliable yang memiliki arti dapat dipercaya.
Seperti halnya istilah validitas dan valid, kekacauan dalam penggunaan istilah
“reliabilitas” sering dikacaukan dengan istilah “reliable”.“Reliabiltas” merupakan
kata benda.

Sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau kata keadaan.Sudah


diterangkan dalam persyaratan tes, bahwa tes yang baik adalah tes yang memiliki
taraf reliabilitas tinggi.Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang
tinggi jika tes tersebut diujikan dalam kurun waktu yang berbeda dapat memberikan
hasil yang tetap.

Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil


tes.konsep reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila telah memahami konsep
validitas. Tuntutan bahwa instrumen evaluasi harus valid menyangkut harapan
diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan.Sedangkan reliabilitas
tuntutannya tidak jauh Evaluasi Pendidikan. Jika validitas terkait dengan ketepatan
objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya
bahwa data tersebut benar.

Maka dari itu konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan


berkalikali.Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg
memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.Lebih lanjut yang dimaksud
reliabilitas adalah sebagai berikut.

 Sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya


 Sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya bila dilakukan pengukuran
pada waktu yg berbeda pada kelompok subjek yg sama diperoleh hasil yg
relatif sama asalkan aspek yg diukur dalam diri subjek memang belum
berubah

9
 Tinggi/rendahnya reliabilitas secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut nilai koefisien reliabilitas
 Reliabilitas yg tinggi ditunjukkan dengan nilai 1.00, reliabilitas yg dianggap
sudah cukup memuaskan atau tinggi adalah ≥ 0.70

Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson nmenyatakan bahwa


persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting.Dalam hal ini, validitas
lebih penting, dan reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya
validitas.Sebuah tes mungkin reliable tetapi tidak valid.Sebaliknya, sebuah tes yang
valid biasanya reliable.

Untuk dapat memperoleh gambaran yang ajeg memang sulit karena unsur
kejiwaan manusia itu sendiri tidak ajeg.Misalnya, kemampuan, kecakapan, sikap, dan
sebagainya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Dalam bab ini dibahas tentang teknik
pengujian reliabilitas dari sebuah tes hasil belajar. Dalam bab ini disajikan 2 teknik
pengujian reliabilitas, yaitu teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk
uraian dan bentuk obyektif.

a. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Uraian

Dalam menentukan apakah tes belajar bentuk uraian yang disusun sudah memiliki
daya keajegan atau reriabilitas yang tinggi ataukah belum, digunakan sebuah rumus
yang dikenal dengan Rumus Alpha.

Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui


tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes.Suatu instrument
atau tes dikatakan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat
memiliki hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.15Indeks
reliabilitas berkisar antara 0- 1.Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes
(mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya.

10
Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat, reproducibel,
dan generalized terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Secara rinci
faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas sebuah tes di antaranya:

a. Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes.


b. Semakin lama waktu tes, semakin ajek.
c. Semakin sempit range kesukaran butir soal, semakin besar keajegan.
d. Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajegan.
e. Semakin objektif pemberian skor, semakin besar keajegan.
f. Ketidaktepatan pemberian skor.
g. Menjawab besar soal dengan cara menebak.
h. Semakin homogen materi semakin besar keajegan.
i. Pengalaman peserta ujlan.
j. Salah penafsiran terhadap butir soal.
k. Menjawab soal dengan buru-buru/cepat.
l. Kesiapan mental peserta ujian.
m. Adanya gangguan dalam pelaksanaan tes.
n. Jarak antara tes pertama dengan tes kedua.
o. Mencontek dalam mengerjakan tes.
p. Posisi individu dalam belajar.
q. Kondisi fisik peserta tes/ujian.

Selanjutnya ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk menentukan reliabilitas skor
tes, yaitu :

a. Keajegan pengukuran ulang: kesesuaian antara hasil pengukuran pertama dan


kedua dari sesuatu alat ukur terhadap kelompok yang sama.
b. . Keajegan pengukuran setara: kesesuaian hasil pengukuran dan 2 atau lebih
alat ukur berdasarkan kompetensi kisi-kisi yang lama.
c. Keajegan belah dua: kesesuaian antara hasil pengukuran belahan pertama dan
belahan kedua dari alat ukur yang sama. Untuk mengetahui koefisien

11
reliabilitas tes/soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus Kuder Richadson
21 (KR-21) dengan persamaan:

n ∑ ẋ ( n− ẋ )
r11= [1− ]…
n−1 n ( SD )2

Keterangan:

 r11 = koefisien reliabilitas


 n = Banyaknya butir soal
 ẋ = ̅Rata-rata skor total
 (SD)2 = Varians skor total

Nilai korelasi (r) yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel
koefesien korelasi dengan kategori sebagai berikut:

 0,90 ≤ r ≤ 1,00 = korelasi sangat tinggi (sempurna)

 0,70 ≤ r ≤ 0,90 = korelasi tinggi

 0,40 ≤ r ≤ 0,70 = korelasi sedang

 0,20 ≤ r ≤ 0,40 = korelasi rendah

 0,00≤ r ≤ 0,20 = korelasi sangat rendah.19

Jika hasil perhitungan diperoleh besarnya r=0,76, maka berarti 0,76 terletak
antara 0,6 ≤ r ≤ 0,8, berarti koefisien reliabilitas tes tergolong kategori tinggi.

Berdasarkan uji metode ini, maka tes yang dicari reliabilitasnya adalah tes
yang sah saja, yaitu tes yang sudah valid atau memenuhi ke tiga 3 kreteria analisis
butir (r butir, indeks kesukaran, daya pembeda).Berdasarkan hal tersebut maka tidak
semua soal dapat dipakai, untuk itu perlu kembali penatan ulang nomor soal.

b. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif


1) Pengujian realibilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan
pendekatan single test – single trial Single test – single trial

12
merupakan pendekatan “serba single” atau „serba satu”, yaitu satu
kelompok subyek, satu jenis alat pengukur atau satu kelompok testee, dan satu
kali testing. Ada 5 jenis formula untuk menentukan reliabilitas dengan
menggunakan single test- single trial.Pertama, formula Brown, Flanagan, dan
Rulon yang dilakukan dengan “membelah 2” tes (split-half technique).Namun
Formula Kuder-Richardsen dan C. Hoyt tidak menggunakan teknik belah
dua.Formula Spearman Brown didasarkan pada korelasi, yaitu korelasi antara
separoh belahan pertama dengan separoh belahan kedua dari tes.Sedangkan
Formula Flanagan. Didasarkan pada deviasi (selisih skor dengan mean
totalnya, yaitu x = X - Mx)
Kedua, formula Rullon didasarkan pada selisih skor yang dimiliki oleh
belahan pertama dengan belahan kedua dari tes yang dilambangkan: d =(X–
Y), dimana d = difference.
Ketiga, formula Kuder-Richardsen dilakukan dengan menganalisis
skor-skor teitem tes hasil belajar.
Sedangkan formula C. Hyot , sasarannya adalah interaksi antar testee
dengan item tes hasil belajar. Teknik analisis tesebut adalah Teknik Analisis
Varian (ANAVA).a. Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Formula
Spearman Brown Penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif
dengan menggunakan formula spearman-brown dikenal dengan istilah teknik
belah dua (split half technique). Hal itu dikarenakan dalam penentuan
reliabilitas tes, penganalisisannya dilakukan dengan jalan membelah dua
butir-butir soal tes menjadi dua bagian yang sama, sehingga masing-masing
testee memiliki dua macam skor. Untuk mengetahui reliabilitas tes secara
2) Pengujian realibilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan
pendekatan test-reetest (single test – double trial) Evaluasi Pendidikan.
Dikenal dengan pendekatan bentuk ulangan dimana tester hanya
menggunakan satu seri tes tetapi percobaannya dilakukan dua kali.Misalkan
seorang guru memberikan satu seri tes dalam dua kesempatan.Setelah tes

13
selesai skor hasil tes pertama dikorelasikan dengan skor hasil tes kedua.Jika
terdapat korelasi positif maka tes hasil belajar dapat dinyatakan reliable
karena skor hasil tes belajar memperlihatkan kestabilan atau keajegan.
3) Pengujian realibilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan
pendekatan alternate form (double test – double trial)
Mempergunakan dua tes yang diberikan tanpa adanya tenggang waktu dengan
ketentuan tes harus sejenis, mengukur hal yang sama maupun tingkat
kesukaran yang sama. Alasan bahwa pendekatan alternate form (bentuk
pararel) lebih baik daripada pendekatan yang sebelumnya:
a. Terhindar dari kemungkinan testee latihan atau menghafal karena butir item
yang diberikan tidak sama
b. Terhindar akan timbulnya perbedaan situasi dan kondisi baik yang bersifat
sosial maupun alami. Apabila terdapat korelasi positif signifikan maka dapat
dikatakan tes tersebut reliabel. Teknik korelasi yang digunakan antara teknik
product moment dari Pearson atau teknik rank order dari Spearman(khusus
untuk N ≤ 30
C. Teknik Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar

Disamping mencari validitas soal perlu juga dicari validitas item.Jika seorang
peneliti atau seorang guru mengetahui bahwa validitas soal tes misalnya terlalu
rendah dan rendah saja, maka selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes manakah
yang menyebabkan soal secara keseluruhan tersebut jelek karena memiliki validitas
rendah.Untuk kepentingan inilah dicari validitas butir soal.

Pengertian umum untuk validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan
valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item
menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat
dikemukakan di sini bahwa item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item
mempunyai kesejajaran dengan skor total. Sebutir item dapat dikatakan valid apabila
skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian dengan skor

14
totalnya. Skor total merupakan variabel terikat dan skor item merupakan variabel
bebas. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji sebuah item valid atau tidak
yaitu teknik korelasi.Sebuah item dapat dinyatakan valid apabila memiliki korelasi
positif dan signifikan dengan skor totalnya.

a. Pengertian validitas item

Validitas item dari sebuah tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh
sebutir item (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes bagian suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.
Apabila kita mau memperhatikan secara cermat, maka tes-tes hasil belajar yang
dibuat akan disusun oleh para pengajar, baik guru, dosen staf pengajar lainnya,
sebenarnya adalah merupakan kumpulan dari sekian banyak butir-butir item; dengan
item mana para penyusun tes ingin mengukur atau mengungkap hasil belajar yang
telah dicapai oleh masing-masing individu peserta didik, setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Pernyataan itu mengandung
makna, bahwa sebenarnya setiap butir item yang ada dalam tes hasil belajar itu adalah
merupakan bagian tak terpisahkan dari tes hasil belajar tersebut sebagai totalitas.

Erat hubungannya antara butir item dengan tes hasil belajar sebagai suatu totalitas
itu kiranya dapat dipahami dari kenyataan, bahwa semakin banyak butir-butir item
yang dapat dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes tersebut
akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin sedikit butir-butir item yang dapat dijawab
dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes itu akan semakin rendah atau
semakin menurun.

b. Teknik Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar

Berdasarkan uraian diatas maka cukup jelas bahwa sebutir item dapat dikatakan
telah memiliki validitas tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir
item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor
totalnya, skor total disini berkedudukan sebagai variable terikat sedangkan variable

15
item merupakan variable bebasnya. Kalau demikian, maka untuk sampai pada
kesimpulan bahwa item-item yang ingin diketahui validitasnya, yaitu valid ataukah
tidak, kita dapat menggunakan teknik kolerasi sebagai teknik analisisnya.Sebutir item
dapat dinyatakan valid apabila skor item yang bersangkutan terbukti mempunyai
kolerasi positif yang signifikan dengan skor totalnya.

Permasalahannya adalah bagaimana Memilih dan menentukan jenis tekhnik


dalam rangka menguji validitas item itu. Seperti yang diketahui pada tes objektif
maka hanya ada dua kemungkinan yaitu betul atau salah.Setiap butir soal yang dapat
dijawab dengan benar diberikan skor 1 ( satu ) sedangkan untuk setiap jawaban yang
salah diberikan skor 0 ( nol ) jenis data seperti ini biasanya merupakan tes benar –
salah, ya – tidak dan sejenisnya dalam ilmu statistic dikenal dengan disket murni atau
data dikotomik. Sedangkan, skor total yang dimiliki oleh masing-masing testee
adalah merupakan penjumlahan dari setiap skor itu merupakan data kontinyu.

Berdasarkan teori yang ada apabila variable 1 berupa data dikotomik sedangkan
variable II data kontinyu maka, teknik korelasi yang tepat untuk digunakan dalam
mencari korelasi dua variable adalah teknik korelasi point biserial, diman angka
indeks korelasi diberi lambang rpbi dapat diperoleh dengan rumus :

Rpbi :

Dimana :

Rpbi = koefisien korelasi point berserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara
variable I dan II yang dalam hal ini sebagai koefisien validitas item.

Mp = skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee.

Mt = skor rata-rata dari skor total.

16
SDt = standar deviasi dari skor total.

p = proporsi testee yang menjawab denagn benar terhadap butir item yang diuji
validitasnya..

q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang diuji validitasnya

Table 03. Cara menghitung Validitas Butir Instrumen dengan Korelasi Point Biseria

Misalnnya diuji Validitas Butir Soal no 6, maka perhitungannya sebagai berikut

17
Jadi validitas butir soal no 6 dengan rumus Korelasi Point Biserial adalah 0, 504

D. Soal- soal Latihan Dan Penugasan Terstruktur Di Sekolah

Tugas terstruktur adalah tugas yang diberikan kepada siswa dengan batasan
tertentu setelah ia menyelesaikan suatu materi pembelajaran. Pengertian lain, tugas
terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk
peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan ditentukan oleh guru.Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung
antara guru dengan peserta didik.Misalnya tugas itu dikumpulkan pada pertemuan
minggu berikutnya atau beberapa hari lagi tergantung guru. Winkel (2009:59).

Pendapat lain disampaikan Soekartiwi (2005:19) bahwa model pembelajaran


tugas terstruktur adalah tugas mandiri yang harus diselesaikan seorang siswa dengan
batas yang telah ditentukan oleh guru. Misalnya tugas harus dikumpulkan pada

18
pertemuan minggu berikutnya atau beberapa hari setelah pembelajaran.Kegiatan
tugas mandiri terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan
kemandirian belajar peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator, tutor, teman

Selanjutnya, Mulyasa (2009:71) menyatakan bahwa pembelajaran tugas


terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik pendidik untuk
mencapai standar kompetensi.Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan
oleh pendidik, biasanya masih dalam kegiatan tatap muka di kelas.Kegiatan
pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk
mencapai kompetensi.Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru.Dalam
kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung antara guru dengan peserta didik.

 TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR

1) Standar Kompetensi                        :

5.1 Membaca:  Memahami  makna teks tulis fungsional dan esei pendek 
sederhana berbentuk prosedur dan anekdot untuk berinteraksi dalam konteks
kehidupan  sehari-hari

2) Kompetensi Dasar                :

5.2 Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek
sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam
konteks kehidupan sehari-hari

3) Indikator                              :

Mengidentifikasi ciri kebahasaan teks fungsional pendek, pengumuman Jenis


Teks mengidentifikasi makna yang terdapat teks fungsional pendek;
pengumuman, iklan, pesan singkat

4) Jenis teks                              : Teks Eksposisi


5) Jenis tugas                            : kelompok

19
6) Tanggal pemberian tugas     :  29 September 2020
7) Waktu pelaksanaan              :  10 s.d Oktober 20202
8) Batas waktu pengumpulan   :  3 hari sebelum Ulangan Mid Semester
Genap
9) Deskripsi tugas                     :

Bentuk tugas : mencari/menemukan teks ”teks eksposisi” dari surat kabar

Tempat          : lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal

Waktu           : di luar jam pelajaran

Target            : Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional


pendek

Jumlah iklan  : minimal 5 contoh iklan (teks eksposisi)

Bentuk laporan : kliping

Bukti fisik     : terlampir

Mengetahui                                                                     Doko,   Januari 2014

Kepala SMP Negeri 2 Doko                                                Guru Mata Pelajaran

M.Lutfi, S.Pd,M.Pd                                           Mang Oleh,S.Pd

NIP. 19990802 202412 2 006 NIP. 19670410 199103 1 012

E. Pengujian Realibilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif Dengan


Menggunakan Pendekatan single trial

20
Single test – single trial merupakan pendekatan “serba single” atau „serba
satu”, yaitu satu kelompok subyek, satu jenis alat pengukur atau satu kelompok
testee, dan satu kali testing. Ada 5 jenis formula untuk menentukan reliabilitas
dengan menggunakan single test- single trial.Pertama, formula Brown, Flanagan, dan
Rulon yang dilakukan dengan “membelah 2” tes (split-half technique).Namun
Formula Kuder-Richardsen dan C. Hoyt tidak menggunakan teknik belah
dua.Formula Spearman Brown didasarkan pada korelasi, yaitu korelasi antara separoh
belahan pertama dengan separoh belahan kedua dari tes. Sedangkan Formula
Flanagan didasarkan pada deviasi (selisih skor dengan mean totalnya, yaitu x = X -
Mx). Kedua, formula Rullon didasarkan pada selisih skor yang dimiliki oleh belahan
pertama dengan belahan kedua dari tes yang dilambangkan: d =(X–Y), dimana d =
difference. Ketiga, formula Kuder-Richardsen dilakukan dengan menganalisis skor-
skor teitem tes hasil belajar. Sedangkan formula C. Hyot , sasarannya adalah interaksi
antar testee dengan item tes hasil belajar. Teknik analisis tesebut adalah Teknik
Analisis Varian (ANAVA).

a. Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Formula Spearman Brown

Penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan


formula spearman-brown dengan istilah teknik belah dua (split half technique). Hal
itu dikarenakan dalam penentuan reliabilitas tes, penganalisisannya dilakukan dengan
jalan membelah dua butir-butir soal tes menjadi dua bagian yang sama, sehingga
masing-masing testee memiliki dua macam skor. Untuk mengetahui reliabilitas tes

r
secara keseluruhan spearman-brown menciptakan formula sebagai berikut. tt=¿
2 r hh
¿
1+r hh ❑

Keterangan :

r tt = Koefisien relibilitas tes secara total (tt = total tes).

r hh = Koefisien kolerasi product moment antara separuh tes pertama dan separuh tes
kedua (hh = half-half).

21
1 & 2 = Bilangan konstan.

1) Pendekatan Single Test-Single Trial Dengan Menggunakan Formula


Spearman-Brown Model Gasal Genap.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam penentuan reliabilitas tes
dengan pendekatan single testsingle trial dengan menggunakan formula
spearmanbrown model gasal genap adalah sebagai berikut.
 Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang benomor gasal
yang dimiliki oleh masing-masing individu testee.
 Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang benomor genap
yang dimiliki oleh masing-masing individu testee.
 Mencari (menghitung) koefisien kolerasi “r” product mement ( r xy =

11
r hh=r ¿ Dalam hal ini jumlah skorskor dari butir-butir item yang
12
bernomor gasal kita anggap sebagai variabel X, sedangkan jumlah
skorskor dari butir-butir item yang bernomor genap kita anggap
variabel Y, dengan menggunakan rumus:
11
( r tt = r hh=r ¿
12

 Mencari (menhitung) koefisien reliabilitas tes ( r 11 = r tt )dengan


menggunakan rumus:

22
 Memberikan interprestasi terhadap r 11
2) Pendekatan Single Test-Single Trial Dengan Menggunakan Formula
Spearman-Brown Model Belahan Kiri dan Kanan.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam penentuan reliabilitas tes
dengan pendekatan single testsingle trial dengan menggunakan formula
spearmanbrown model belahan kiri dan kanan adalah sebagai berikut.
 Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang terletak diseparuh
bagian kiri yang dimiliki oleh masing-masing individu testee.
 Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang terletak diseparuh
bagian kanan yang dimiliki oleh masing-masing individu testee.
 Mencari (menghitung) koefisien kolerasi “r” product mement ( r xy =

11
r hh=r ¿ Dalam hal ini jumlah skorskor dari butir-butir item yang
12
terletak diseparuh bagian kiri kita anggap sebagai variabel X,
sedangkan jumlah skor-skor dari butir-butir item yang terletak
diseparuh bagian kanan kita anggap variabel Y, dengan menggunakan
rumus:

 Mencari (menhitung) koefisien reliabilitas tes ( r 11 = r tt ) dengan


menggunakan rumus:

 Memberikan interprestasi terhadap r 11


3) Kelemahan-Kelemahan Formula Spearman-Brown

23
 Formula ini menghendaki agar belahan yang dicari kolerasinya, yaitu
belahan gasal-genap dan belahan kiri-kanan haruslah sebanding.
 Formula ini juga menuntun agar jumlah butir-butir item yang
akandiuji reliabilitasnya haruslah genap.
 Dengan dua buah model perhitungan tersebut, dapat terjadi bahwa
koefisien reliabilitas menunjukan bilangan yang tidak sama.
4) Ketepatan Penggunaan formula Spearman-Brown
 Tes yang diajukan cukup banyak
 Butir-butir item termasuk kategori item yang sukar
 Materi tes bersifat menyeluruh, agar penyusun dapat membuat dua
item untuk satu permasalahan yangsama.
b. Pendekatan single test-single trial dengan menggunakan formula Flanagan

Dimana:

 r 11 = Koefisien reliabilitas tes secara total


 2 & 1 = bilangan konstan
 s21 = Jumlah varian dari skor-skor hasil tes yang termasuk belahan I

 s22 = Jumlah varian dari skor-skor hasil tes yang termasuk belahan II

 s2t = Jumlah varian total dari skor hasil tes belahan I dan II

2 ∑ x2
Rumus: s=
1 , deviasi x = x-m x
N

2 ∑ x2
s=
2 , deviasi y = Y- m y
N

s2t =
∑ ( x + y )2
N

24
1) Pendekatan dengan menggunakan Formula Flanagan dengan menerapkan
Model gasal-genap.
Langkah 1. Menghitung kuadrat dari deviasi X (∑ X 2 ), Y (∑Y 2), dan jumlah
kuadrat dari deviasi total X dan Y (∑(x+y¿2)
Langkah- langkah perhitungan dalam table:
 Menjumlahkan skor variable X dan Y
∑X ∑Y
 Mencari mean X dan Y: M X = , MY =
N N
 Mencari deviasi skor X dan Y: X = X- M X , y= y- M Y . ∑ x maupun ∑y
=0
 Mengkuadratkan deviasi x( x 2) dan y ¿)
 Mencari jumlah (x+y) dan diukudratkan (x+Y¿2

Langkah 2.Menghitung varian skor item gasal dan genap.

Langkah 3. Mencari varian total s2t =


∑ ( x + y )2
N

Langkah 4. Mencari koefisien reliabilitas ( r 11)Lalumemberikan interpretasi

r 11= 2¿)

2) Pendekatan dengan menggunakan Formula Flanagan dengan menerapkan


Model kiri-kanan.
Langkah 1. Menghitung kuadrat dari deviasi X (∑ x 2), y (∑ y 2), dan jumlah
kuadrat dari deviasi total X dan Y ( ∑ (x+y¿2)
Langkah 2.Menghitung varian skor item kiri dan kanan.

25
Langkah 3. Mencari varian total s2t =
∑ ( x + y )2
N
Langkah 4.Mencari koefisien reliabilitas r 11 lalu memberikan interpretasi.r 11=
2¿)
c.Pendekatan single tes-single trial dengan formula Rulon

s 2d
Rumus: r 11 =¿1- 2 , dimana s2d = varian perbedaan testee belahan I dan II
st

Langkah- langkah:

 Menghitung d= (X- Y), menjumlahkan d= ∑d lalu mengkuadratkan ∑


d2
2
 Menghitug jumlah kuadrat perbedaab (∑x d ) dan mencari varian

2 2 ∑ d2 2 2 ∑ x2d
perbedaan (s ) skor belahan I dan II
d ∑x = ∑d -
d lalu sd =
N N
 Mencari skor total x t dan menjumlahkan x t = ∑ x t
2 2
 Mengkuadratkan x t dan menjumlahkan menjadi ∑x t

2 2 ∑ t2 2 ∑ x2t
 Mencari x t =¿ ∑x t - lalu mencari st =
N N
s 2d
 Lalu mencari koefisien reliabilitas: r 11 =¿1- 2
st

Pendekatan formula rulon dengan menggunakan model gasal-genap dan belahan kiri-
kanan menggunakan formula yang sama hanya membedakan skor item yang dipilih.

d. Pendekatan single tes-single trial dengan formula Kuder-Richardsen

Formula Kuder-Richardsen yaitu KR 20 dan KR 21

26
Dimana:

N= banyak butir item pi= proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item
tersebut
s2t = varian total q i=¿¿proporsi testee yang menjawab salah, q i=¿1− p ¿
i

∑ pi qi=¿¿ jumlah hasil perkalian pi dan q i

Dimana: M t = Mean total (rata-rata hitung dari skor total)

KR 20dalam perhitungannya lebih teliti namun perhitungannya lebih rumit. Sedangkan


KR 21

perhitungannya lebih sederhana namun kurang teliti.

1) Pendekatan formula Kuder-Richardsen dengan Rumus KR 20

Langkah-langkah:

2 ∑ x2t 2 2 ∑ xt 2

 mencari st = namun sebelumnya mencari ∑x t = ∑x t -


N N
2
 telah mengetahui n,st , ∑ pi qi

r 11=¿
akhirnya mencari

2) Pendekatan formula Kuder-Richardsen dengan Rumus KR 21


Langkah- langkah:
∑ x❑
 mencari M t = t
setelah diketahui ∑ x t dan N
N

KR 21 :r 11=¿
 substutusikan ke dalam rumus

27
e.Pendekatan single tes-single trial dengan formula C. Hyot

Keistimewaan dari teknik ANAVA:

 Bisa digunakan selain single test-single trial. Misalny test retest atau
alternate form
 Bisa digunakan bila skor-skor hasil tesnya dikotomik tidak hanya dikotomi
(betul skor 1 sedangkan salah skor 0
M Ke
 Rumus: r 11=¿ 1−
M Ks
Dimana: M K e =¿Mean kuadrat interaksi antara testee danitem, M K s =Mean
kuadrat antar subjek

Langkah-langkah:

 Menjumlahkan skor-skor jawaban yang betul lalu menjumlahkan x t sehingga


memperoleh ΣX
 Menghitung jumlah kuadrat totat J K tot
2
 Menghitung ∑x t Caranya mengkuadratkan semua skor hasil tes dari kiri
kekanan tabel sampai habis. Misalkan 12+12+ 02 +12+12+12+02 …..dst.
Sehingga mendapatkan hasil ∑ x t
 Jumlah subjeknya adalah banyaknya siswa x banyak item

2 ∑ x2t 2 2
 Mencari J K tot = ∑x t - = dengan diketahui ∑x t , ∑x t dan N
N
 Mengkuadratkan jawaban yang betul misalkanitem/soal nomor 1 yang
dijawab betul adalah oleh 15 testee. Setelah itu membagi masing-masing
dengan jumlah testee. Misalkan jumlah testee adalah 20 orang. Setelah

∑ x2t
dibagi, jumlahkan lalu kurangi dengan ( )
N

Hasil merupakan JK ant .item

28
 Mengkuadratkan skor yang dicapai masing-masing siswa lalu dibagi dengan
jumlah soal. Misalkan skor yang dicapai adalalah 16 dan jumlah soal adalah

∑ x2t
20. Jumlahkan semuanya lalu dikurangi dengan ( )
N

Hasilnya merupakan JK ant . subjek

 Mencari jumlah kuadrat interaksi antar item dengan subyek


 Rumus = JK ant .i−s atau JK e= JK tot - JK ant .it - JK ant . s
MK
 Mencari mean kuadrat antar item dan antar subyek ant. item=¿
JK ant .item
db ant .item
¿

Dimana db ant .item=¿N ¿ (jumlah soal/item) -1


1

JK ant. subjek
MK ant. subjek atau MK S = dimana db ant .subyek =¿ N ¿ (jumlah siswa/testee)-1
dbant . subjek 2

 Mencari mean kuadrat interaksi antar item dengan subyek


MK ant. i−satau MK e = db ant .it X db ant .s
Dimana db ant .i−s= db ant .it x db ant .s
MKe
 Mencari koefisien reliablitas tes:r 11 = lalu memberikan interpretasi.
MKs

29
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

1. validitas adalah menunjukkan adanya kesesuaian, ketepatan, kebenaran alat


tes dengan antara hasil tes. Jadi tes hasil belajar dapat dinyatakan valid
apabila hasil belajar sebagai alat pengukur keberhasilan belaiar peserta didik
dengan secara tepat, benat shahih, telah dapat mengukur atau mengungkap
hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didiksetelah mereka menempuh
proses belajar mengaiar dalam angka waktu tertentu.Teknik yang digunakan
untuk mengetahui validitas suatu tes adalah dengan teknik korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Person. Rumus korelasi product moment
ada dua macam, yaitu: korelasi product moment dengan simpangan,dan
korelasi product moment dengan angka kasar.
2. Ada 2 teknik pengujian reliabilitas, yaitu teknik pengujian reliabilitas tes
hasil belajar bentuk uraian dan bentuk obyektif. Untuk bentuk objektif terbagi
3 yaitu: Pengujian realibilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan
menggunakan pendekatan single test – single trial Single test – single trial,
Pengujian realibilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan
pendekatan test-reetest (single test – double trial) Evaluasi Pendidikan dan
Pengujian realibilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan
pendekatan alternate form (double test – double trial).

30
3. Single test – single trial merupakan pendekatan “serba single” atau „serba
satu”, yaitu satu kelompok subyek, satu jenis alat pengukur atau satu
kelompok testee, dan satu kali testing. Ada 5 jenis formula untuk menentukan
reliabilitas dengan menggunakan single test- single trial.

DAFTAR RUJUKAN

Pramana, I Nyoman Doni, dkk.Evaluasi Pendidikan. Denpasar : BETA.

Supriyadi, Gito. 2011. Pengantar dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Malang:


Intimedia

Abdul, Kadir. 2015. Menyusun dan Mengnalisis Tes Hasil Belajar: Jurnal Al-Ta’dib.
Vol.8,No2.

31

Anda mungkin juga menyukai