Kelas 5A
Kelompok 3
2020
KATA PENGANTAR
Setinggi puji sedalam syukur kita ucapkan atas ke hadiran Allah Swt yang
telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas
makalah kelompok ini bisa terselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para
sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.
Kami bersyukur bisa menyelesaikan tugas kelompok makalah mata kuliah Evaluasi
dan Teknik Pencapaian Hasil Belajar Siswa Pendidikan Bahasa Indonesiayang
berjudul “Teknik Pengujian Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar
Siswa”yang dibimbing oleh ibu Desi Sukenti,S.Pd.,M.Ed. Kami berharap makalah ini
bisa memberi manfaat dan menambah pengetahuan para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik lagi, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada tugas makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
SIMPULAN ............................................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari deskripsi yang dikemukakan pada latar belakang di atas, dapat
diformulasikan permasalahan yaitu:
1
1. Apa saja teknik pengujian validitas tes?
2. Apa saja teknik pengujian reliabilitas tes?
3. Apa saja teknik pengujian validitas item tes hasil belajar?
4. Bagaimana soal-soal latihan dan penugasan terstruktur di Sekolah?
5. Bagaimana pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk objektif dengan
menggunakan pendekatan single trial?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Data evaluasi yang baik adalah sesuai dengan kenyataan yang disebut data
valid.Agar dapat diperoleh data valid, instrurnen atau alat untuk mengevaluasi harus
valid.Untuk mengukur kesesuaian, efisiensi, dan kemantapan (consistency) suatu alat
penilaian atau suatu tes dipergunakan bermacam-macam kualitas seperti oalid.itas,
reliabilitas, kepraktisan, dan obyektifitas.Dalam pembicaraan ini akan dikemukakan
salah satu alat penguiian mutu soal yaitu validitas, yang didalamnyaakan diuraikan
dua jenis validitas. Validitas pertama menyangkut soal secara keseluruhan dan yang
kedua validitas yang menyangkut butir soal atau item.
a. Konsep Validitas
Validitas merupakan syarat terpentig dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik
evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik
evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Sebagaimana
dikatakan oleh Cronbach: "How well a test or eualuatioe technique does the job thet it
is employed to do." Validitas bukanlah suatu cid atau sifat yang mutlak dari suatu
3
teknik evaluasi, ia merupakan suatu ciri yang relatif terhadap turuan yang hendak
dicapai oleh pembuat tes.
b. Jenis-fenis Validitas
4
yang disebutkan dalam konsepsi tadi, yaitu konsepsi tentang obiek yang akan
dites. Dengan kata lain, hasil-hasil tes itu disesuakan dengan turuan atau ciri-
ciri tingkah laku (domain) yang hendak diukur.
3) Predictiae validity
Suatu tes dikatakan IJr.eniliki ptedictiz;e oalidity jika hasll korelasi tes itu
dapat meramalkan dengan tepat keberhasilan seseorang pada masa mendatang
di dalam lapangan tertentu. Tepat tidaknya ramalan tersebut dapat dilihat dari
korelasi antara hasil tes itu dengan hasil alat ukur lain pada masa mendatang.
4) Concutent validity
Jika hasil suatu tes mempunyai korelasi yang tinggi dengan hasil suatu alat
ukur lain terhadap bidang yang sama pada waktu yang sama pula, maka
dikatakan tes itu memiliki Concurrent aalidity(consurrent = bersamaan waktu)
Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka koefisien (r).
5
c. Teknik Pengujian Soal Tes Keseluruhan
6
Contoh pengujian soal tes :
Misalnya sebuah tes Bahasa Atab dicobakan kepada dua kelompok siswa yang
berjumlah 14 orang tiap kelompoknya. Skor hasil tes dari kedua kelompok tersebut
adalah :
Kelompok A = 31 36 36 30 38 37 28 37 36 36 38 38 40 34
Dalam uraian di atas telah penulis uraikan secara sederhana teknik pengujian
validitas tes secara keseluruhan.Di samping mencari validitas tes secara keseluruhan
perlu iuga dicari validitas butir soal atau validitas item.
7
mengetahui butir-butir tes manakah yang menyebabkan soal secara keseluruhan
tersebut jelek karena memiliki validitas rendah.Untuk keperluan inilah validitas butir
soal dicari.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa butir soal atau item soal memiliki
validitas tinggi .iika skor pada item mempunyai keseiaiaran dengan skor total.
Kesejaiaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untul mengetahui validitas
item digunakan rumus korelasi sePerti telah disebutkan di atas.
Sebagai contoh, untuk soal-soal bentuk obiektif biasanya skor untuk item
diberikan dengan 1 bagi item yang diiawab benar dan 0 untuk item yang diiawab
salah, sedangkan skor total adalah merupakan jumlah dari skor untuk semua lawaban
benar.
Telah diketahui bahwa validitas maksimum test yang mempunyai reliabilitas rr xx '
adalah √ r xx ' . Dengan bertambah panjangnya test sebesar n kali panjang semul4
mp\qlaliditas maksimumnya dapat dilambangkan sebagai √ r xx n , sehirgga rasio
antara validitas maksimum setelah penambahan dan sebelum penambahan
item.Apabila validitas dan reliabilitas test sebelum penambahan item diketahui maka
estimasi terhadap validitasnya setelah penambahan item dapat dihitung dengan
formula.
8
B. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam
bahasa Inggris yang berasal dari kata asal reliable yang memiliki arti dapat dipercaya.
Seperti halnya istilah validitas dan valid, kekacauan dalam penggunaan istilah
“reliabilitas” sering dikacaukan dengan istilah “reliable”.“Reliabiltas” merupakan
kata benda.
9
Tinggi/rendahnya reliabilitas secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut nilai koefisien reliabilitas
Reliabilitas yg tinggi ditunjukkan dengan nilai 1.00, reliabilitas yg dianggap
sudah cukup memuaskan atau tinggi adalah ≥ 0.70
Untuk dapat memperoleh gambaran yang ajeg memang sulit karena unsur
kejiwaan manusia itu sendiri tidak ajeg.Misalnya, kemampuan, kecakapan, sikap, dan
sebagainya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Dalam bab ini dibahas tentang teknik
pengujian reliabilitas dari sebuah tes hasil belajar. Dalam bab ini disajikan 2 teknik
pengujian reliabilitas, yaitu teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk
uraian dan bentuk obyektif.
Dalam menentukan apakah tes belajar bentuk uraian yang disusun sudah memiliki
daya keajegan atau reriabilitas yang tinggi ataukah belum, digunakan sebuah rumus
yang dikenal dengan Rumus Alpha.
10
Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat, reproducibel,
dan generalized terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Secara rinci
faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas sebuah tes di antaranya:
Selanjutnya ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk menentukan reliabilitas skor
tes, yaitu :
11
reliabilitas tes/soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus Kuder Richadson
21 (KR-21) dengan persamaan:
n ∑ ẋ ( n− ẋ )
r11= [1− ]…
n−1 n ( SD )2
Keterangan:
Nilai korelasi (r) yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel
koefesien korelasi dengan kategori sebagai berikut:
Jika hasil perhitungan diperoleh besarnya r=0,76, maka berarti 0,76 terletak
antara 0,6 ≤ r ≤ 0,8, berarti koefisien reliabilitas tes tergolong kategori tinggi.
Berdasarkan uji metode ini, maka tes yang dicari reliabilitasnya adalah tes
yang sah saja, yaitu tes yang sudah valid atau memenuhi ke tiga 3 kreteria analisis
butir (r butir, indeks kesukaran, daya pembeda).Berdasarkan hal tersebut maka tidak
semua soal dapat dipakai, untuk itu perlu kembali penatan ulang nomor soal.
12
merupakan pendekatan “serba single” atau „serba satu”, yaitu satu
kelompok subyek, satu jenis alat pengukur atau satu kelompok testee, dan satu
kali testing. Ada 5 jenis formula untuk menentukan reliabilitas dengan
menggunakan single test- single trial.Pertama, formula Brown, Flanagan, dan
Rulon yang dilakukan dengan “membelah 2” tes (split-half technique).Namun
Formula Kuder-Richardsen dan C. Hoyt tidak menggunakan teknik belah
dua.Formula Spearman Brown didasarkan pada korelasi, yaitu korelasi antara
separoh belahan pertama dengan separoh belahan kedua dari tes.Sedangkan
Formula Flanagan. Didasarkan pada deviasi (selisih skor dengan mean
totalnya, yaitu x = X - Mx)
Kedua, formula Rullon didasarkan pada selisih skor yang dimiliki oleh
belahan pertama dengan belahan kedua dari tes yang dilambangkan: d =(X–
Y), dimana d = difference.
Ketiga, formula Kuder-Richardsen dilakukan dengan menganalisis
skor-skor teitem tes hasil belajar.
Sedangkan formula C. Hyot , sasarannya adalah interaksi antar testee
dengan item tes hasil belajar. Teknik analisis tesebut adalah Teknik Analisis
Varian (ANAVA).a. Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Formula
Spearman Brown Penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif
dengan menggunakan formula spearman-brown dikenal dengan istilah teknik
belah dua (split half technique). Hal itu dikarenakan dalam penentuan
reliabilitas tes, penganalisisannya dilakukan dengan jalan membelah dua
butir-butir soal tes menjadi dua bagian yang sama, sehingga masing-masing
testee memiliki dua macam skor. Untuk mengetahui reliabilitas tes secara
2) Pengujian realibilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan
pendekatan test-reetest (single test – double trial) Evaluasi Pendidikan.
Dikenal dengan pendekatan bentuk ulangan dimana tester hanya
menggunakan satu seri tes tetapi percobaannya dilakukan dua kali.Misalkan
seorang guru memberikan satu seri tes dalam dua kesempatan.Setelah tes
13
selesai skor hasil tes pertama dikorelasikan dengan skor hasil tes kedua.Jika
terdapat korelasi positif maka tes hasil belajar dapat dinyatakan reliable
karena skor hasil tes belajar memperlihatkan kestabilan atau keajegan.
3) Pengujian realibilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan
pendekatan alternate form (double test – double trial)
Mempergunakan dua tes yang diberikan tanpa adanya tenggang waktu dengan
ketentuan tes harus sejenis, mengukur hal yang sama maupun tingkat
kesukaran yang sama. Alasan bahwa pendekatan alternate form (bentuk
pararel) lebih baik daripada pendekatan yang sebelumnya:
a. Terhindar dari kemungkinan testee latihan atau menghafal karena butir item
yang diberikan tidak sama
b. Terhindar akan timbulnya perbedaan situasi dan kondisi baik yang bersifat
sosial maupun alami. Apabila terdapat korelasi positif signifikan maka dapat
dikatakan tes tersebut reliabel. Teknik korelasi yang digunakan antara teknik
product moment dari Pearson atau teknik rank order dari Spearman(khusus
untuk N ≤ 30
C. Teknik Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar
Disamping mencari validitas soal perlu juga dicari validitas item.Jika seorang
peneliti atau seorang guru mengetahui bahwa validitas soal tes misalnya terlalu
rendah dan rendah saja, maka selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes manakah
yang menyebabkan soal secara keseluruhan tersebut jelek karena memiliki validitas
rendah.Untuk kepentingan inilah dicari validitas butir soal.
Pengertian umum untuk validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan
valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item
menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat
dikemukakan di sini bahwa item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item
mempunyai kesejajaran dengan skor total. Sebutir item dapat dikatakan valid apabila
skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian dengan skor
14
totalnya. Skor total merupakan variabel terikat dan skor item merupakan variabel
bebas. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji sebuah item valid atau tidak
yaitu teknik korelasi.Sebuah item dapat dinyatakan valid apabila memiliki korelasi
positif dan signifikan dengan skor totalnya.
Validitas item dari sebuah tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh
sebutir item (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes bagian suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.
Apabila kita mau memperhatikan secara cermat, maka tes-tes hasil belajar yang
dibuat akan disusun oleh para pengajar, baik guru, dosen staf pengajar lainnya,
sebenarnya adalah merupakan kumpulan dari sekian banyak butir-butir item; dengan
item mana para penyusun tes ingin mengukur atau mengungkap hasil belajar yang
telah dicapai oleh masing-masing individu peserta didik, setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Pernyataan itu mengandung
makna, bahwa sebenarnya setiap butir item yang ada dalam tes hasil belajar itu adalah
merupakan bagian tak terpisahkan dari tes hasil belajar tersebut sebagai totalitas.
Erat hubungannya antara butir item dengan tes hasil belajar sebagai suatu totalitas
itu kiranya dapat dipahami dari kenyataan, bahwa semakin banyak butir-butir item
yang dapat dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes tersebut
akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin sedikit butir-butir item yang dapat dijawab
dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes itu akan semakin rendah atau
semakin menurun.
Berdasarkan uraian diatas maka cukup jelas bahwa sebutir item dapat dikatakan
telah memiliki validitas tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir
item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor
totalnya, skor total disini berkedudukan sebagai variable terikat sedangkan variable
15
item merupakan variable bebasnya. Kalau demikian, maka untuk sampai pada
kesimpulan bahwa item-item yang ingin diketahui validitasnya, yaitu valid ataukah
tidak, kita dapat menggunakan teknik kolerasi sebagai teknik analisisnya.Sebutir item
dapat dinyatakan valid apabila skor item yang bersangkutan terbukti mempunyai
kolerasi positif yang signifikan dengan skor totalnya.
Berdasarkan teori yang ada apabila variable 1 berupa data dikotomik sedangkan
variable II data kontinyu maka, teknik korelasi yang tepat untuk digunakan dalam
mencari korelasi dua variable adalah teknik korelasi point biserial, diman angka
indeks korelasi diberi lambang rpbi dapat diperoleh dengan rumus :
Rpbi :
Dimana :
Rpbi = koefisien korelasi point berserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara
variable I dan II yang dalam hal ini sebagai koefisien validitas item.
16
SDt = standar deviasi dari skor total.
p = proporsi testee yang menjawab denagn benar terhadap butir item yang diuji
validitasnya..
q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang diuji validitasnya
Table 03. Cara menghitung Validitas Butir Instrumen dengan Korelasi Point Biseria
17
Jadi validitas butir soal no 6 dengan rumus Korelasi Point Biserial adalah 0, 504
Tugas terstruktur adalah tugas yang diberikan kepada siswa dengan batasan
tertentu setelah ia menyelesaikan suatu materi pembelajaran. Pengertian lain, tugas
terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk
peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan ditentukan oleh guru.Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung
antara guru dengan peserta didik.Misalnya tugas itu dikumpulkan pada pertemuan
minggu berikutnya atau beberapa hari lagi tergantung guru. Winkel (2009:59).
18
pertemuan minggu berikutnya atau beberapa hari setelah pembelajaran.Kegiatan
tugas mandiri terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan
kemandirian belajar peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator, tutor, teman
1) Standar Kompetensi :
5.1 Membaca: Memahami makna teks tulis fungsional dan esei pendek
sederhana berbentuk prosedur dan anekdot untuk berinteraksi dalam konteks
kehidupan sehari-hari
2) Kompetensi Dasar :
5.2 Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek
sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam
konteks kehidupan sehari-hari
3) Indikator :
19
6) Tanggal pemberian tugas : 29 September 2020
7) Waktu pelaksanaan : 10 s.d Oktober 20202
8) Batas waktu pengumpulan : 3 hari sebelum Ulangan Mid Semester
Genap
9) Deskripsi tugas :
20
Single test – single trial merupakan pendekatan “serba single” atau „serba
satu”, yaitu satu kelompok subyek, satu jenis alat pengukur atau satu kelompok
testee, dan satu kali testing. Ada 5 jenis formula untuk menentukan reliabilitas
dengan menggunakan single test- single trial.Pertama, formula Brown, Flanagan, dan
Rulon yang dilakukan dengan “membelah 2” tes (split-half technique).Namun
Formula Kuder-Richardsen dan C. Hoyt tidak menggunakan teknik belah
dua.Formula Spearman Brown didasarkan pada korelasi, yaitu korelasi antara separoh
belahan pertama dengan separoh belahan kedua dari tes. Sedangkan Formula
Flanagan didasarkan pada deviasi (selisih skor dengan mean totalnya, yaitu x = X -
Mx). Kedua, formula Rullon didasarkan pada selisih skor yang dimiliki oleh belahan
pertama dengan belahan kedua dari tes yang dilambangkan: d =(X–Y), dimana d =
difference. Ketiga, formula Kuder-Richardsen dilakukan dengan menganalisis skor-
skor teitem tes hasil belajar. Sedangkan formula C. Hyot , sasarannya adalah interaksi
antar testee dengan item tes hasil belajar. Teknik analisis tesebut adalah Teknik
Analisis Varian (ANAVA).
r
secara keseluruhan spearman-brown menciptakan formula sebagai berikut. tt=¿
2 r hh
¿
1+r hh ❑
Keterangan :
r hh = Koefisien kolerasi product moment antara separuh tes pertama dan separuh tes
kedua (hh = half-half).
21
1 & 2 = Bilangan konstan.
11
r hh=r ¿ Dalam hal ini jumlah skorskor dari butir-butir item yang
12
bernomor gasal kita anggap sebagai variabel X, sedangkan jumlah
skorskor dari butir-butir item yang bernomor genap kita anggap
variabel Y, dengan menggunakan rumus:
11
( r tt = r hh=r ¿
12
22
Memberikan interprestasi terhadap r 11
2) Pendekatan Single Test-Single Trial Dengan Menggunakan Formula
Spearman-Brown Model Belahan Kiri dan Kanan.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam penentuan reliabilitas tes
dengan pendekatan single testsingle trial dengan menggunakan formula
spearmanbrown model belahan kiri dan kanan adalah sebagai berikut.
Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang terletak diseparuh
bagian kiri yang dimiliki oleh masing-masing individu testee.
Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang terletak diseparuh
bagian kanan yang dimiliki oleh masing-masing individu testee.
Mencari (menghitung) koefisien kolerasi “r” product mement ( r xy =
11
r hh=r ¿ Dalam hal ini jumlah skorskor dari butir-butir item yang
12
terletak diseparuh bagian kiri kita anggap sebagai variabel X,
sedangkan jumlah skor-skor dari butir-butir item yang terletak
diseparuh bagian kanan kita anggap variabel Y, dengan menggunakan
rumus:
23
Formula ini menghendaki agar belahan yang dicari kolerasinya, yaitu
belahan gasal-genap dan belahan kiri-kanan haruslah sebanding.
Formula ini juga menuntun agar jumlah butir-butir item yang
akandiuji reliabilitasnya haruslah genap.
Dengan dua buah model perhitungan tersebut, dapat terjadi bahwa
koefisien reliabilitas menunjukan bilangan yang tidak sama.
4) Ketepatan Penggunaan formula Spearman-Brown
Tes yang diajukan cukup banyak
Butir-butir item termasuk kategori item yang sukar
Materi tes bersifat menyeluruh, agar penyusun dapat membuat dua
item untuk satu permasalahan yangsama.
b. Pendekatan single test-single trial dengan menggunakan formula Flanagan
Dimana:
s22 = Jumlah varian dari skor-skor hasil tes yang termasuk belahan II
s2t = Jumlah varian total dari skor hasil tes belahan I dan II
2 ∑ x2
Rumus: s=
1 , deviasi x = x-m x
N
2 ∑ x2
s=
2 , deviasi y = Y- m y
N
s2t =
∑ ( x + y )2
N
24
1) Pendekatan dengan menggunakan Formula Flanagan dengan menerapkan
Model gasal-genap.
Langkah 1. Menghitung kuadrat dari deviasi X (∑ X 2 ), Y (∑Y 2), dan jumlah
kuadrat dari deviasi total X dan Y (∑(x+y¿2)
Langkah- langkah perhitungan dalam table:
Menjumlahkan skor variable X dan Y
∑X ∑Y
Mencari mean X dan Y: M X = , MY =
N N
Mencari deviasi skor X dan Y: X = X- M X , y= y- M Y . ∑ x maupun ∑y
=0
Mengkuadratkan deviasi x( x 2) dan y ¿)
Mencari jumlah (x+y) dan diukudratkan (x+Y¿2
r 11= 2¿)
25
Langkah 3. Mencari varian total s2t =
∑ ( x + y )2
N
Langkah 4.Mencari koefisien reliabilitas r 11 lalu memberikan interpretasi.r 11=
2¿)
c.Pendekatan single tes-single trial dengan formula Rulon
s 2d
Rumus: r 11 =¿1- 2 , dimana s2d = varian perbedaan testee belahan I dan II
st
Langkah- langkah:
2 2 ∑ d2 2 2 ∑ x2d
perbedaan (s ) skor belahan I dan II
d ∑x = ∑d -
d lalu sd =
N N
Mencari skor total x t dan menjumlahkan x t = ∑ x t
2 2
Mengkuadratkan x t dan menjumlahkan menjadi ∑x t
2 2 ∑ t2 2 ∑ x2t
Mencari x t =¿ ∑x t - lalu mencari st =
N N
s 2d
Lalu mencari koefisien reliabilitas: r 11 =¿1- 2
st
Pendekatan formula rulon dengan menggunakan model gasal-genap dan belahan kiri-
kanan menggunakan formula yang sama hanya membedakan skor item yang dipilih.
26
Dimana:
N= banyak butir item pi= proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item
tersebut
s2t = varian total q i=¿¿proporsi testee yang menjawab salah, q i=¿1− p ¿
i
Langkah-langkah:
2 ∑ x2t 2 2 ∑ xt 2
r 11=¿
akhirnya mencari
KR 21 :r 11=¿
substutusikan ke dalam rumus
27
e.Pendekatan single tes-single trial dengan formula C. Hyot
Bisa digunakan selain single test-single trial. Misalny test retest atau
alternate form
Bisa digunakan bila skor-skor hasil tesnya dikotomik tidak hanya dikotomi
(betul skor 1 sedangkan salah skor 0
M Ke
Rumus: r 11=¿ 1−
M Ks
Dimana: M K e =¿Mean kuadrat interaksi antara testee danitem, M K s =Mean
kuadrat antar subjek
Langkah-langkah:
2 ∑ x2t 2 2
Mencari J K tot = ∑x t - = dengan diketahui ∑x t , ∑x t dan N
N
Mengkuadratkan jawaban yang betul misalkanitem/soal nomor 1 yang
dijawab betul adalah oleh 15 testee. Setelah itu membagi masing-masing
dengan jumlah testee. Misalkan jumlah testee adalah 20 orang. Setelah
∑ x2t
dibagi, jumlahkan lalu kurangi dengan ( )
N
28
Mengkuadratkan skor yang dicapai masing-masing siswa lalu dibagi dengan
jumlah soal. Misalkan skor yang dicapai adalalah 16 dan jumlah soal adalah
∑ x2t
20. Jumlahkan semuanya lalu dikurangi dengan ( )
N
JK ant. subjek
MK ant. subjek atau MK S = dimana db ant .subyek =¿ N ¿ (jumlah siswa/testee)-1
dbant . subjek 2
29
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
30
3. Single test – single trial merupakan pendekatan “serba single” atau „serba
satu”, yaitu satu kelompok subyek, satu jenis alat pengukur atau satu
kelompok testee, dan satu kali testing. Ada 5 jenis formula untuk menentukan
reliabilitas dengan menggunakan single test- single trial.
DAFTAR RUJUKAN
Abdul, Kadir. 2015. Menyusun dan Mengnalisis Tes Hasil Belajar: Jurnal Al-Ta’dib.
Vol.8,No2.
31