Anda di halaman 1dari 16

A.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN MENYIMAK

Pembelajaran menyimak  Reseptif: mampu memahami apa yang ada didalam bahan simakan

Tersebut.

 Apresiatif: harus bisa atau dapat menutur terhadap sesuatu yang


akan kita simak, lebih kreatif dan dapat merespon simakan.

Ada tiga istilah yang dipertukarkan penggunaannya, ketiga istilah tersebut adalah mendengarkan,
mendengar dan menyimak. Mendengarkan adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja. Mendengar adalah belum ada unsur suatu kesengajaan dalam simakan. Menyimak
dimana terdapat unsur kesengajaan dalam menyimak sesuatu dan terdapat pula memahami apa
yang disimak dengan sungguh-sungguh. Dalam menyimak ini akan memproleh keterampilan
berbahasa yang baik, pengetahuan dan informasi yang diinginkanpun didapatkan. Harus kita
ketahui bahwa dalam menyimak pula diperlukan kosentrasi yang baik dan penyimak diminta
untuk aktif dalam menyimak. Menyimak merupakan kegiatan yang dipertukarkann dengan
kegiatan membaca. Pembelajaran menyimak merupakan serangkaian aktifitas yang dilakukan
siswa untuk memproleh dan memahami pesan, informasi dan serangkaian gagasan yang
terkandung dalam bahan simakan, melalui bimbingan, arahan dan motivasi guru. Orientasi dalam
pembelajaran menyimak adalah sebagai berikut:

1. Melatih daya kosentrasi siswa


2. Melatih daya paham siswa
3. Melatih daya kreatif siswa

Tujuannya adalah bersikap hirarki. Melatih daya kosentrasi dalam memperhatikan bahan
pelajaran. Tanpa kesadaran penuh bahwa pembelajaran menyimak merupakan serangkaian
aktivitas yang harus dirancang guru untuk dilakukan siswa, pembelajaran menyimak yang
diampu guru tidak akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

B. ARAH DAN ORIENTASI PEMBELAJARAN MENYIMAK

Pembelajaran menyimak dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan. Secara sensial


minimalnya ada tiga tujuan penting pembelajaran menyimak disekolah. Tiga tujuan tersebut
adalah untu (1) melatih daya konsentrasi siswa. (2) melatih daya paham siswa, dan (3) melatih
daya kreatif siswa. Ketiga tujuan ini bersifat hararki sehingga guna mencapaitujuan melatih daya

1
kreatif, pembelajaran menyimak harus dilakukan agar mencapai pula tujuan melatih daya
konsentrasi daya paham siswa.

C. KONDISI PEMBELAJARAN MENYIMAK SAAT INI

Kondisi pembelajaran menyimak hingga saat ini masih cukup memprihatinkan. Pembelajaran
menyimak maish dianggap sebagai pembelajaran yang kurang penting dibandingkan dengan
pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain. Kondisi pertama adalah bahwa pembelajaran
menyimak hanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan. Kondisi yang lebih memperhatikan
adalah bahwa pembelajaran menyimak dilakukan melalui kegiatan membaca.dalam hal
penilaian, kemampuan siswa menyimak dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan yang ada
didalam buku teks. Penilaian yang dilakukan dengan cara demikian tentu sangat bias sebab siswa
bisa saja membaca kembali teks yang ada dalam upaya menjawab pertanyaan. Kondisi ini sangat
mirip dengan pembelajaran membaca.

D. PRNSIP PEMBELAJARAN MENYIMAK

Prinsip pembelajaran menyimak yang penting diperhatikan guru:

1. Pembelajaran menyimak hendaknya tidak dilakukan sebatas menguji kemampuan siswa


menyimak tetapi harus diarahkan pada pembentukan keterampilan menyimak
2. Pembelajaran menyimak dikemas oleh guru melalui berbagai aktivitas aktif kreatif bagi
siswa selama pembelajaran sehingga mampu membentuk keterampilan menyimak dan
mampu pula mengembangkan karakter siswa
3. Pembelajaran menyimak harus dilakukan dengan berbasis proses menyimak disertai dengan
otentik di dalamnya
4. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan sesuai dengan kemampuan siswa dengan
berorientasi terhadap pembentukan perilaku menyimak yang baik.
5. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran yang tepat.

Konsekuensi yang harus dilakukan guru selama pembelajaran menyimak:

1. Selama pembelajaran menyimak guru hendaknya senantiasa melatih daya simak siswa
2. Selama pembelajaran menyimak guru hendaknya senantiasa melatih daya paham simak
siswa.

2
3. Selama pembelajaran menyimak guru hendaknya senantiasa melatih daya kreatif siswa.

E. PROSEDUR PEMBELAJARAN MENYIMAK


1. Tahap prasimak
Tahapan yang dilakukan sebelum siswa menyimak. Tahapan prasimak ini memiliki
tujuan, yakni sebagai berikut :
a. Membangun hubungan baik antara siswa dan materi simakan
b. Membangun kebiasaan menyimak bertujuan
c. Membangkitkan motivasi siswa untuk menyimak
d. Memusatkaan perhatian siswa terhadap bahan siswa
e. Memandu kegiatan menyimak yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran
f. Memahami benar berbagai aktivitas yang harus siswa lakukan selama proses
pembelajaran menyimak.

Sejalan dengan tujuan kegiatan prasimak di atas, berikut diuraikan berbagai aktivitas
yang dpat siswa lakukan pada tahapan ini.

a. Memprediksi cerita
Aktivitas ini dapat digunakan dengan cara guru membecakan atau
memperdengarkan seperempat cerita atau sampai pada peristiwa yang memerlukan
penyelesaian dan selanjutnya siswa disuruh menebak kelanjutan cerita tersebut.
b. Menebak cerita
Aktivitas ini dapat diterapkan dengan jalan guru menyiapkan dua buah gambar
atau ilustrasi yang berhubungan dengan cerita. Siswa diminta mengamati kedua
ilustrasi tersebut kemudian disuruh menebak ilustrasi mana yang akan berhubungan
dengan cerita yang akan diperdengarkan.
c. Curah pendapat
Aktivitas ini dapat dilakukan jika bahan simakan yang akan diperdengarkan
bersifat problematic (mengandung unsur pemecahan maslaah). Siswa diminta
mencurahkan gagasannya dalam hal memecahkan masalah tersebut
d. Observasi gambar dan ilustrasi
Aktivitas ini dapat dilakukan jika bahan simakan berhubungan erat dengan
kehidupan anak. Pada tahap ini siswa diminta mengobservasi gambar kemudian

3
disuruh menuliskan segala yang mereka ketahui tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan gambar tersebut.
e. Arisan keinginan
Aktivitas ini bertujuan agar siswa termotivasi untuk mendengar berbagai hal yang
terkandung dalam bahan simakan. Aktivitas ini dilakukan melalui pertanyaan
pancingan guru tentang hal apa saja yang belum siswa ketahui tentang bahan simakan
sehingga mereka ingin mengetahuinya.
f. Pertanyaan pemandu
Merupakan aktivitas yang harus dilakukan siswa dengan jalan menyusun
pertanyaan seputar isi bahan simakan.
g. Menyusun peta semantic
Aktivitas ini dilakukan siswa setelah mereka menerima peta sematik yang berisi
hal-hal pokok yang terkandung dalam bahan simakan.
h. Memerankan adegan atau tokoh
i. Membongkar skemata
Aktivitas ini dilakukan dengan cara siswa diminta menuliskan segala sesuatu yang
mereka telah ketahui tentang tema bahan simakan
2. Tahap Menyimak
Tahapan yang dilakukan selama siswa menyimak atau selama kegiatan inti pembelajaran
menyimak. Tahapan menyimak ini memiliki tujuan yakni sebagai berikut :
a. Melatih kosentrasi siswa selama proses menyimak
b. Menjembatani kegiatan bertukar ide bagi para siswa
c. Meningkatkan kinerja siswa selama dan setelah menyimak
d. Membangun pemahaman para siswa secara komprehensif
e. Memunculkan ide kreatif berdasarkan bahan simakan.
3. Tahap pascasimak
Tahapan yang dilakukan dengan tujuan utama menguji kemampuan siswa menyimak.
Tahapan pascasimak ini memiliki tujuan yakni sebagai berikut:
a. Menguji kemampuan menyimak
b. Menciptakan produk kratif atas dasar bahan simakan

4
c. Meningkatkan pengetahuan umum yang bertemali dengan informasi yang terdapat
dalam bahan simakan.

Sejalan dengan tujuan kegiatan di atas, berikut diuraikan berbagai aktivitas yang dapat
siswa lakukan pada tahapan pascasimak:

a. Menjawab pertanyaan sebagai bentuk tes kemampuan menyimak


b. Meringkas atau menceritakan kembali isi bahan simakan
c. Membuat cerita versi sendiri berdasarkan bahan simakan yang dapat saja berbeda
dengan bahan simakan atau hanya berbeda dalam hal tertentu, misalnya tokoh,
latar, alur dan sudut pandang, dengan bahan simakan.
d. Membuat komik sederhana atas dasar bahan simakna
e. Bermain peran yakni siswa mementaskan cerita yang didengarnya pada saat ini
menyimak
f. Mengubah atau mentransformasi genre isi simakan misalnya mengubah cerita
menjadi puisi, mengubah berita menjadi bujukan, dll
g. Membuat intisari bahan simakan
h. Membuat daftar istilah penting berdasarkan hasil kegiatan menyimak hingga
berbentuk semua kamus istilah.
F. KETERPADUAN PROSEDUR PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN
PENDIDIKAN KARAKTER

Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, prosedur pembelajaran menyimak ini


merupakan saluran pendidikan karakter. Pada masing- masing tahapan pembelajaran menyimak
ini akan terdapat sejumlah aktivitas yang harus dilakukan siswa. Mulai aktivitas- aktivitas inilah
siswa akan secara tidak sadar menunjukan karakter dirinya. Guna memperjelas hubungan
prosedur pembelajaran menyimak (yang nantinya akan membentuk meode menyimak) dengan
pengembangan karakter siswa, berikut diuraikan analisis aktivitas pada setiap tahapan
pembelajaran menyimak dalam kaitannya dengan pembiasaan berkarakter pada diri siswa.

Pada tahap prasimak, siswa dapat melakukan serangkaian aktivitas seperti curah pendapat
tentang hal umum mungkin terkandung dalam materi simakan.kegiatan ini akan menuntut siswa
mengungkapkan segala pengetahuan yang telah dimilikinya hingga ia akan lebih mudah
memahami bahan simakan. Pada saat siswa menggali skemata yang dimilikinya ia sebenarnya

5
sedang membiasakan diriuntuk jujur yakni mengatakan hal yang ia sudah ketahui dan tidak
mengatakan hal- hal yang belum diketahuinya. Selain jujur, nilai karakter yang muncul dalam
kegiatan ini adalah perhatian, keberanian dan percaya diri.

Pada tahap menyimak, siswa dapat melakukan kegiatan menyimak melakukan kegiatan
mengisi peta konsep. Aktivitas ini pada dasarnya akan membentuk siswa yang teliti, cermat,
beretos kerja tinggi dan disiplin. Pada dasarnya apabila kegiatan menyimak dilakukan dengan
sungguh-sungguh dengan menggerakan siswa secara aktif akan diproleh dua hal sekaligus yaitu
pemahaman siswa tinggi atas isi materi simakan dan pembentukan karakter siswa.

Pada tahap pascasimak akan terbentuk pula berbagai karakter misalnya jujur dalam
menjawab pertanyaan, kreatif mengubah isi materi menjadi wacana lain, dan berani dalam
mengemukakan hasil pemahaman atas sebuah bahasa simakan. Selain aktivitas ini tentu saja
masih banyak aktivitas pascasimak lain yang akan membentuk karakter siswa. Aktivitas lain
akan ditentukan metode menyimak yang menaunginya.

G. METODE-METODE PEMBELAJARAN MENYIMAK

Metode dalam pembelajaran menyimak pada dasarnya berisi sejumlah aktivitas siswa
selama kegiatan menyimak, baik prasimak, menyimak, maupun pascasimak oleh sebab itu,
seandainya guru telah mengetahui berbagai aktivitas menyimak guru secara kreatif bisa
menyusun metode pembelajaran menyimak sendiri. Metode menyimak yang dibuat guru bisa
saja lebih efektif dibandingkan dengan metode yang telah ada sebab gurulah yang paling
mengetahui kondisi, kebutuhan dan hal yang harus dikembangkan pada diri siswa. Namun
demikian, guru dapat pula menggunakan metode pembelajaran menyimak yang telah disusun
oleh para ahli. Berikut adalah metode- metode pembelajaran menyimak yang dikemukakan para
ahli.

1. Metode Cox
Metode Cox sebenarnya merupakan tawaran yang digagas Cox (1999) bagi para guru
untuk melaksanakan pembelajaran menyimak. Motode ini merupakan metode
pembelajaran menyimak yang terdiri atas empat `tahap pembelajaran yakni experiencing,
sharing, discussing and reporting. Tujuan utama metode inii adalah agar siswa mampu
memiliki kemampuan menyimak yang tinggi berbasis kinerja nyata aktif para siswa.
Dalam praktik metode Cox untuk digunakan dalam materi satra, namun sebenarnya dapat

6
digunakan juga dalam materi yang lain. Tahapan penerapan metode Cox diuraikan
sebagai berikut.
a. Tahap Prasimak
1) Apresiasi. Tujuan tahap ini adalah untuk membangkitkan motivasi siswa
karena sadar bahwa materi hari ini bermakna baginya.
2) Mengalami. Pada tahap ini siswa dapat menstimulasi perasaan, emosi, dan ide
yang dimilikinya. Siswa ditugaskan guru untuk berbagi pengelaman tentang
tema simakan yang telah diungkapkan guru.
b. Tahap Menyimak
1) Siswa menyimak materi simakan yang diperdengarkan. Selama siswa
menyimak siswa mencatat beberapa hal penting yang terdapat dalam bahan
simakan misalnya tokoh dan karakternya, setting dan jalan cerita.
2) Diskusi. Siswa diminta berdiskusi tentang isi bahan simakan. Hal- hal yang
siswa diskusikan disusun oleh guru dalam LKP. Hal yang didiskusikan bisa
mencakup isi cerita, makna cerita, pesan ataupun amanat yang ada dalam
cerita.
3) Menulis Laporan. Siswa diminta menyusun laporan diskusi yang nanti akan
disajikan di dapan kelas.
4) Presentasi. Pada tahap ini perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi di
depan kelas. Guru sebaiknya memilih anggota kelompok secara acak untuk
presentasi bukan ketua kelompok. Setelah presentasi sebaiknya dilakukan
kegiatan tanya jawab ataupun diskusi kelas untuk memberikan kesempatan
pada siswa lain menanggapin hasil diskusi temannya.
c. Tahap Pascasimak
Menceritakan kembali. Pada tahap ini siswa secara individu ditugaskan guru untuk
menceritakan kembali isi wacana dengan menggunakan bahasa sendiri. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengukur kreativitas dan pemahaman siswa menyimak.
2. Metode DLA (Directed Listening Activity)
Metode DLA adalah metode pembelajaran terstruktur yang digunakan oleh guru untuk
meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam hal menyimak. Tujuan DLA
adalah untuk memberi guru format dasar dalam memperkenalkan pembelajaran yang

7
sistematis, meningkatkan rekognisi dan pemahaman siswa, membantu siswa
melaksanakan menyimak secara cermat dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami isi materi simakan. DLA dilaksanakan dalam lima tahap, yaitu persiapan,
menyimak, mengecek pemahaman dan diskusi, membacakan hasil, dan tindak lanjut.
Kelima tahap tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Tahap Prasimak
1) Persiapan. Tahap ini dimaksudkan agar siswa memiliki persiapan sebelum
menyimak. Guna mempersiapkan siswa menyimak haruslah dilakukan
beberapa kegiatan sebagai berikut.
a. Membangkitkan skemata anak dengan cara menghubungkan isi teks
dengan pengalaman siswa ataupun dengan materi yang pernah siswa
bahas.
b. Membangkitkan minat, guru membangun minat dan antusiasme siswa
untuk menyimak dengan cara menggunakan berbagai media pembelajaran
yang menarik atau dengan cara menyajikan bagian bahasa simakan yang
menumbuhkan keingintahuan siswa atas isi materi secara lengkap.
c. Memperkenalkan beberapa kosakata baru yang mungkin baru dikenal
siswa yang terkandung dalam bahan simakan.
d. Menetapkan tujuan menyimak, guru secara jelas menjelaskan tujua
menyimak yang harus dicapai siswa setelah mareka membaca. Tujuan
mnyimak juga dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
pemandu sehingga siswa memiliki arah yang jelas selama menyimak.
b. Tahap Menyimak
2) Menyimak pada tahap ini siswa melaksanakan kegiatan menyimak guna
menemukan jawaban atas pertanyaan tujuan (pertanyaan pemandu) yang
disampaikan guru pada tahap prasimak. Usahakan guru mengurangi bantuan
pada saat siswa menyimak, namun tetap memerhatikan berbagai perilaku
siswa selama menyimak.
3) Mengecek Pemahaman dan Diskusi. Pada tahap ini siswa berdiskusi dengan
temannya untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Tugas tersebut bisa

8
saja pertanyaan pemandu yang telah ditetapkan ataupun tugas baru yang
diberikan guru.
4) Membacakan Hasil Diskusi. Tahap ini berhubungan dengan tahap
sebelumnya. Yang dibicarakan secara nyaring dalam hal ini adalah jawaban-
jawaban pertanyaan yang telah ditulis siswa selama diskusi. Biasanya yang
paling ditekankan adalah jawaban yang kebenarannya masih diragukan oleh
siswa sehingga perlu pemecahan masalah secara bersama- sama dengan
bantuan guru. Jika ditemukan masalah demikian, siswa akan dapat
diperdengarkan kembali bagian materi yang belum siswa ketahui.
c. Tahap Pascasimak
5) Tahap Tindak Lanjut. Tahap ini bertujuan agar siswaa semakin memahami
materi yang telah disimaknya serta memperkaya pemahaman tentang konsep
isi bahan simakan. Pada tahap inii guru juga dapat menyampaikan berbagai
temuan yang diperolehnya selama pembelajaran berlangsung termasuk
membahas perilaku menyimak siswa yang kurang baik. Kegiatan tindak lanjut
ini dapat diwujudkan dengan pemberian tugas kepada siswa untuk menulis
versi lain cerita, tugas membaca ekstensif dari berbagai buku di perpustakaan
dengan tema yang sama, ataupun melalui kerja kreatif yakni dengan membuat
ilustrasi isi cerita dan membuat cerita berdasrkan versi siswa.

3. Metode DLTA (Directed Listening Thingking Activity)

Tiernay et.al. (1996) mengemukakan bahwa DLTA muncul sebagai sebuah kritik
terhadap penggunaan metode DLTA. Secara umum DLTA bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan menyimak kritis dan reflektif. Secara khusus DLTA bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam (1) menjelaskan tujuan menyimak; (2)
mengutip, memahami, dan asimilasikan informasi; (3) membahas bahan simakkan
berdasarkan tujuan menyimak; (4) menggantungkan keputusa, dan (5) membuat
keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kegiatan menyimak. Metode DLTA
dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembelajaran sebagai berikut.

a. Tahap Prasimak

9
1) Guru memperkenalkan materi simakan, dengan jalan menyampaikan beberapa
informasi tentang isi simakan,
2) Siswa mampu prediksi atas materi yang akan disimaknya.
b. Tahap Menyimak
3) Siswa menyimak materi secara cermat untuk mengecek prediksi yang
disimaknya.
4) Menguji prediksi, siswa harus mengecek prediksi yang dibuatnya. Jika
prediksi salah siswa harus mampu menunjukkan letak kesalahan tersebut dan
mampu membuat gammbaran bar tentan isi wacama yang sebenarnya.
c. Tahapan Pascasimak
5) Pelatihan keterampilan kreatif. Tahapan ini dilakukan oleh siswa untuk
mengaktifkan kemampuan berpikirnya.

4. Metode KWL

KWL diciptakan atas dasar bahwa menyimak akan berhasil jika diawali dengan
kepemilikan schemata atas isi materi. Oleh sebab itu, metode ini dikembangkan oleh Ogle
(Tierney et. al., 1996) untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan
dan minat siswa pada suatu topik. Tahap KWL dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Tahap Prasimak
1) `Tahap Know (Apa diketahui)
Langkah pertama ini terdiri atas dua tahap yakni curah pendapat dan
menghasilkan kategori ide.
2) Tahap What I Want to learn (W) (apa yang ingin saya ketahui)
Pada tahap ini, guru menuntun siswa menyusun tujuan khusus menyimak.
Dari minat, rasa ingin tahu, dan ketidak jelasan, yang ditimbulkan.
b. Tahap Menyimak
3) Tahap What I Have Learned (L)
Tahap ini diawali dengan kegiatan siswa menyimak secara sungguh-sungguh
wacana ekspositoris yang diberikan guru.
c. Tahap Pascasimak
4) Tahap tindak lanjut

10
Tahap ini berbagai pertanyaan yang tidak dapat siswa jawab dibahas guru dan
siswa dalam diskusi kelas.

5. Metode PORPE (Predict, organize, rehearse, practice, evaluate)

Simpson (Tiernay et. al. 1996) sebagai pencetus metode ini menyatakan bahwa PORPE
pada dasarnay adalah metode yang bertujuan tuntuk membuktikan bahwa menulis dapat
digunakan sebagai sarana terbaik dalam membentuk kemandirian menyimak pada setiap
jenis bahan simakan dan mengatasi kelemahan siswa ketika menghadapi soal esai.
Metode PORPE adalah sebagai berikut.

a. Tahap prasimak
1) Mempersiapkan bahan simakkan. Guru mempersiapkan buku/bacaan ilmiah
yang akan dibacakannya untuk siswa.
2) `Menjelaskan prosedur pembelajaran. Tahapan ini bertujuan untuk
memperkenalkan metode PORPE kepada para siswa sehingga memahami
benar penerapannya dalam kegiatan menyimak yang akan dilaksanakan.
3) Menyusun prediksi. Pada tahap ini siswa harus menyusun prediksi atas bacaan
yang akan disimaknya. Prediksi sebaiknya disusun dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang akan digunakannya sebagai pemadu dan tujuan yang harus
dicapainya ketika siswa menyimak.
4) Mengorganisasikan pertanyaan. Pada tahap ini siswa menyusun ulang
pertanyaan prediksi yang dibuatnya agar jelas sistematikanya.
b. Tahap menyimak
5) Konsentrasi. Siswa mulai menyimak dengan sungguh-sungguh dan mencatat
apa yang disimaknya dalm LKP.
6) Praktikum. Siswa memvalidasi hasil belajarnya melalui kegiatan menulis
karangan berdasarkan kerangka pertanyaan yang disusunnyasehingga menjadi
sebuah karangan baru versi siswa.
c. Tahap pascasimak
7) Evalausi. Siswa harus mengecek kembali pertanyaan prediksi dan krangka
pertanyaan yang disusunnya serta memeriksa hasil karangannya.

11
Kelima metode di atas merupakan metode yang telah disusun para ahli. Selanjutnya, guru
secara kreatif dapat pula menyusun metode menyimak sendiri berdasarkan aktivitas
tahapan menyimak yang telah dibahas. Beberapa metode pembelajaran menyimak
sebagai hasil memadukan berbagai aktivitas menyimak.

1. Metode Rangsang Visual Konteksual


Metode menyimak yang disusun atas dasar rangsangan visual yang diberikan kepada
siswa sebagai jalan mendayagunakan skemata anak. Tujuan utama adalah mmemaksimalkan
skemata bagi peningkatan kemampuan menyimak pemahaman.
Langkah-langkah metode ini sebagai berikut:
a. Tahap Prasimak
1) Apresiasi
Tahap ini guru memperkenalkan materi simakan kepada siswa dengan cara
menghubungkan materi simakan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
2) Observasi Gambar dan Ilustrasi
Tahap ini siswa diminta mengobservasi gambar yang ada dalam kehidupan anak
sehari-hari.
b. Tahap Menyimak
1) Mengisi peta konsep
Tahap ni siswa menyimak bahan simakan sambil mengisi peta konsep yang telah
dibuat guru. Tujuannya adalah agar siswa benar-benar berkonsentrasi selama
menyimak.
2) Menyusun ide pokok menjadi kerangka karangan
Aktivitas ini merupakan kelanjutan atas aktivitas mengisis peta konsep. Tahap
selanjutnya siswa harus mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah
karangan cerita dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
c. Tahap Pascasimak
3) Menceritakan Kembali
Tahap ini siswa membaca hasil karangannya di depan kelas. Jika waktu tidak
mencukupi karangan siswa dikumpulkan untuk dikoreksi oleh guru.
2. Metode Rangsangan Imajinatif

12
Metode pembelajaran menyimak yang memaksimalkan daya baying siswa atas bahan
simakan. Metode ini menggunakan bahan ajar berupa cerita yang menarik bagi siswa dan
cerita yang disajikan hendaknya beragam sehingga siswa dapat mwmilih cerita mana yang
menarik bagi mereka. Tujuan utama adalah mengembangkan kemampuan menyimak
ekstensif pada diri siswa.
Langkah-langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Prasimak
1) Apersepsi
Tahap ini guru memperkenalkan dua atau tiga cerita yang akan dibahas.
2) Menebak Cerita
Tahap ini siswa diminta mengamati kedua ilustrasi yang disajikan kemudian disuruh
menebak ilustrasi mana yang akan berhubungan dengan cerita yang akan
diperdengarkan.
b. Tahap Menyimak
1) Menangkap satuan peristiwa
Tugasnya siswa untuk mencatat setiap satuan peristiwa dari cerita yang
diperdengarkan.
2) Merepson karya
Tahap ini siswa diminta menanggapi cerita yang telah disimaknya.
3) Membanding cerita
Setelah siswa mengetahui isi cerita pertama, siswa diminta mendengarkan cerita ini
ataupun dengan cara membaca cerita kedua yang disediakan guru.
4) Menguji cerita
Tahap ini siswa digunakan untuk menuliskan kesamaan, perbedaan, ataupun
penilaian isi atas dua cerita yang telah diketahuinya.
c. Tahap Pascasimak
5) Membuat cerita versi sendiri
Tahap ini siswa ditugaskan untuk berkreativitas melalui kegiatan menulis cerita
berdasarkan bahan simakan.
3. Metode Rangsang Gagasan

13
Metode pembelajaran menyimak yang dikembangkan berdasarkan kegiatan curah
gagasan yang dilakukan siswa sebelum proses menyimak. Bahan ajar yang digunakan
hendaknya merupakan bahan ajar yang problematic sehingga nantinya siswa dapat
merumuskan alternative pemecahan masalah, bai berdasarkan versi teks sebagai wujud
pemahaman maupun versi siwa sendiri sebagai wujud penalran. Tujuan utama adalah
meningkatkan kemampuan daya simak siswa sekaligus membangun kemampuan penalaran
siswa.
Langkah-langkah metode ini diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap Prasimak
1) Apersepsi
Tahap ini guru memperkenalkan tema wacana yang akan siswa pelajari selama
pembelajaran menyimak.
2) Curah pendapat
Tahap ini siswa ditugaskan untuk mencurahkan gagasannya dalam hal memecahkan
masalah seputar tema materi simakan.
b. Tahap Menyimak
1) Menangkap ide
Tahap ini siswa ditugaskan untuk mencatat seua ide penting yang berhubungan
dengan usaha pemecahan masalah sekait dengan tema yang dibacakan guru.
2) Membedakan fakta dan opini
Tahap ini siswa dituntut untuk mampu membedakan fakta dan opini sekaligus
menanggapi fakta dan opini tersebut berdasarkan cara pandang mereka sendiri.
3) Diskusi ide pokok
Tahap ini siswa secara kooperatif berusaha memecahkan masalah yang disajikan.
c. Tahap Pascasimak
1) Membuat intisari
Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir yang bertujuan untuk menguji kemampuan
menyimak siswa dan juga daya nalar mereka
2) Menjawab pertanyaan
Kegiatan ini dapat saja dipilih sebagai alternative kegiatan 6 diatas.
4. Metode Rangsang Peran

14
Metode pembelajaran menyimak yang dilakukan dengan bermain peran sebagai
rangsangan bagi para siswa untuk membangun kemampuannya menyimak. Bahan ajar yang
sebaiknya digunakan adalah naskah drama pendek. Tujuan utama adalah membangkitkan
kemam`puan siswa menyimak dan mengembangkan daya kreatif siswa pascamenyimak.
Langkah``-langkah metode ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Prasimak
1) Pemilihan bahan dan pemain
Tahap ini guru memiliki bahan simakan berupa dialog atau naskah drama pendek.
2) Memerankan adegan atau tokoh
Tahap ini siswa memerankan adegan atau tokoh cerita.
b. Tahap Menyimak
1) Peran lanjutan
Tahap ini siswa kembali ditugaskan untuk membaca naskah secara lengkap.
2) Diskusi struktur cerita
Tahap ini mulai berdiskusi tentang struktur naskah yang telah didengarnya.
c. Tahap Pascasimak
1) Membuat komik sederhana
Pada kegiatan akhir siswa ditugaskan untuk membuat komik sederhana sebagai
bentuk pemahamannya atas materi simakan yang dipelajarinya.
5. Metode Rangsang Tujuan
Metode pembelajaran menyimak yang diawali dengan pelibatan siswa untuk
mengemukakan berbagai keingitahuannya tentang bahan simakan. Bahan ajar yang
digunakan untuk menerapkan metode ini seyogianya merupakan wacana yang bersifat
persuasive. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa menyimak
sekaligus meningkatkan kemampuannya dalam mengemukakan gagasan persuasive.
Langkah-langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
a. Tahap Prasimak
1) Arisan keinginan
Guru memberikan pertanyaan pancingan tentang hal apa saja yang belum siswa
ketahui tentang bahan simakan sehingga mereka ingin mengetahuinya.
2) Pertanyaan pemandu

15
Berdasarkan arisan keinginan yang dibuat, siswa mengubah keinginan tersebut
menjadi pertanyaan yang harus mereka jawab selama proses pembelajaran.
b. Tahap Menyimak
3) Menjawab pertanyaan pemandu
Atas dasar ide yang dihasilkan pada tahap ini diskusi, siswa menulis sebuah naskah
pidato pendek atas dasar bahan simakan yang telah mereka pahami.
4) Diskusi persuasif
c. Tahap Pascasimak
5) Mengubah genre
Atas dasar ide yang dihasilkan pada tahap diskusi, siswa menulis sebuah naskah
pidato pendek atau dasar bahan simakan yang telah mereka pahami.

Demikian beberapa metode pembelajaran menyimak yang kreatif sendiri berdasarkan tahapan
menyimak. Dalam praktiknya berbagai tahapan menyimak yang telah dibahas dimuka dapat
berkembang, sehingga akan melahirkan sejumlah aktivitas yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan anak menyimak.

16

Anda mungkin juga menyukai