Anda di halaman 1dari 20

VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Asep Abdurrahman, M.A.

Disusun Oleh:
Kelompok 6 Kelas D

Renazsyah Finsa Atmoudy 1986208267

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH TANGERANG
TANGERANG 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu dan terselesaikan
dengan baik.
Makalah “Validitas dan Reliabilitas Tes” ini disusun agar dapat memenuhi syarat
mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Tangerang demi tercapainya calon pendidik yang baik di masa yang
akan datang. Makalah ini memuat mengenai penelaahan kurikulum dan perangkat yang
terdapat pada pembelajaran. Diharapkan Pembaca dapat memahami isi dari laporan ini
kemudian dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dan wadah untuk belajar.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Evaluasi Pendidikan
yang selalu mengarahkan dan menuntun demi selesainya makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak dijumpai kekurangan pada makalah
tentang “Validitas dan Reliabilitas Tes” ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan dan
kesalahan tersebut. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Tangerang, 8 Maret 2022

Kelompok 6

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I
DAFTAR ISI.............................................................................................................................II
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES.................................................................................2
A. Karakteristik Tes Hasil belajar........................................................................................2
B. Validitas Tes Hasil Belajar..............................................................................................3
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Validitas.................................................................4
D. Reliabilitas Tes hasil Belajar...........................................................................................5
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas............................................................6
F. Menguji Validitas dan Reliabilitas Suatu Tes.................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan
evaluasi sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga
hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang
diukur. Instrumen ini memang harus memiliki akurasi ketika digunakan. Konsisten
dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu pengukuran satu ke
pengukuran yang lain.
Data yang kurang memiliki validitas dan reliabilitas, akan menghasilkan
kesimpulan yang bisa kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja
bertentangan dengan kelaziman. Dengan demikian inti penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria,
maka penulisan makalah ini berfokuskan pada pembahasan tentang “ Validitas dan
Relibilitas tes” agar dapat lebih memahami apa itu Validitas dan Reliabilitas serta
lebih memahami bagaimana suatu alat penilaian dikatakan berkualitas baik
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana karakteristik tes hasil belajar dengan baik ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Validitas tes hasil belajar ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Reliabilitas tes hasil belajar ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat menguraikan tujuan dari masalah
tersebut yaitu:
1. Untuk mengetahui karakteristik tes hasil belajar yang baik
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Validitas tes hasil belajar
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Reliabilitas tes hasil belajar

1
BAB II

VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES

A. Karakteristik Tes Hasil belajar


Dalam bidang pendidikan, tes merupakan bagian yang mendasar dalam
proses belajar dan mengajar. Salah satu bentuk evaluasi yang popular digunakan
untuk mengetahui apakah hasil belajar telah sesuai dengan tujuan pembelajaran
adalah dengan memberikan tes. Dengan kata lain, untuk mengukur keberhasilan
dari suatu proses belajar dan mengajar adalah dengan melalui sebuah tes. Jadi,
antara tes dan proses belajar dan mengajar mempunyai hubungan yang erat dan
tidak dapat dipisahkan.
Tes mempunyai banyak fungsi misalnya sebagai alat diagnosa kelemahan
siswa dari materi yang telah diberikan (diagnostic test), sebagai alat untuk
mengetahui pengatahuan/ kemampuan awal (pre-test), sebagai alat untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar (post-test/ achievement test), hingga sebagai alat
untuk membuat keputusan misalnya lulus atau tidaknya peserta didik. Mengingat
pentingnya sebuah tes tersebut, apalagi apabila digunakan sebagai alat pengambil
keputusan, tentunya diperlukan sebuah tes yang baik. Tes yang baik harus
memenuhi ciri-ciri (karakteristik) tes yang baik. Sudiyono (2011) dan Arikunto
(2009) menyatakan bahwa karakteristik tes yang baik mencakup validitas,
reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis.1
Validitas berkaitan dengan apakah suatu tes mengurkur dan untuk siapa tes itu
layak digunakan. Sedangkan Reliabilitas mengacu pada konsisiten yang dapat
diestimasikan dari data (skor) dengan menggunakan teknik statistic yang diperoleh
dari koefisien kolerasi. Koefesien kolerasi menunjukan angka desimal atara 0,00
sampai 1,00. Angka yang mendekati 0,00 menunjukan Validitas atau Reliabiltas
rendah. Sedangkan angka yang mendekati 1,00 menunjukan Validitas dan Reliabilitas
tinggi. Spesifikasi kondisi di dalam ujian juga menjadi karakteristik penting bagi tes
standart.

1
https://www.researchgate.net/publication/306057639_CIRI-CIRI_KARAKTERISTIK_TES_YANG_BAIK

2
B. Validitas Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut
dengan secara tepat, benar, sahih atau absah telah dapat mengukur atau mengungkap
hasil-hasil belajar yang telah dicapai peserta didik, setelah mereka menempuh proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Validitas berkenaan dengan ketepatan
alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang
seharusnya dinilai. Untuk dapat menentukan apakah suatu tes hasil belajar telah
memiliki validitas atau daya ketepatan mengukur, dapat dilakukan dari dua segi, yaitu
dari  segi tes itu sendiri dan dari segi itemnya.
1. Definisi Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan
suatu instrument. Jadi validitas suatu instrumen berhubungan dengan tingkat
akurasi instrumen. Instrument dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Menurut Sugiyono
(2008:363). Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas
isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris
atau validitas kriteria.2
a. Validitas isi (content validity)
Menunjukkan sejauhmana pertanyaan, artinva tes itu valid apabila butir-
butir tes itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau
yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Validitas isi mendasarkan pada
analisis logika, tidak merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung secara
statistika.
b. Validitas konstruk (construct validity)
Adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes
mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep
khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Untuk menentukan
validitas konstruk dilakukan proses penelaahan teoretik dari suatu konsep dari
variabel yang hendak diukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan
dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-butir
instrumen.
c. Validitas empiris

2
http://repository.uki.ac.id/5291/1/SurveiKepuasanPenggunaLayananBiroAdministrasiAkademik.pdf/

3
Validitas empiris atau validitas kriteria adalah validitas berdasarkan kriteria,
baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Validitas empiris diperoleh
melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara dengan responden yang
akan dievaluasi atau diteliti. Kriteria internal adalah tes atau instrumen itu sendiri
yang menjadi kriteria, sedang kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen atau
tes lain di luar instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria. Validitas yang
ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut validitas internal sedangkan
validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria eksternal disebut validitas eksternal.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Validitas
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi validitas suatu alat tes. Beberapa
faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu:
Faktor yang berasal dari dalam tes
Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes evaluasi
di antaranya sebagai berikut:
1. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat mengurangi
validitas tes. 
2. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrument evaluasi, terlalu sulit. 
3. Item-item tes dikonstruksi dengan jelek. 
4. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang
diterima siswa. 
5. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu
kurang atau terlalu longgar. 
6. Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sample materi
pembelajaran. 
7. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa.
Faktor yang berasal dari administrasi dan skor
Faktor yang berasal dari administrasi dan skor alat tes adalah sebagai berikut:
1. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan jawaban
dalam situasi yang tergesa-gesa. 
2. Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak bisa membedakan antara siswa
yang belajar dengan yang melakukan kecurangan. 
3. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada semua
siswa. 

4
4. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten, misalnya pada tes esai, juga
dapat mengurangi validitas tes evaluasi. 
5. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes esai, juga dapat
mengurangi validitas tes evaluasi. 
6. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.
Faktor-faktor yang berasal dari jawaban testee
Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak
valid, karena dipengaruhi oleh jawaban testee dari pada interpretasi item-item pada tes
evaluasi.3
D. Reliabilitas Tes hasil Belajar
Reliabilitas adalah tingkat keajegan atau kemantapan hasil dari hasil dua
pengukuran terhadap hal yang sama. Hasil pengukuran itu diharapkan akan sama
apabila pengukuran diulangi pada waktu yang berbeda. Reliabilitas atau keajegan
suatu skor merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah
menyajikan pengkuran yang baik atau belum. Pengukuran yang baik tentunya akan
ajeg membedakan kemampuan peserta didik antara yang pandai dan yang kurang
pandai. Reliabilitas memiliki dua keajegan, pertama adalah keajegan internal yakni
tingkat sejauhmana tingkat butir soal itu homogen baik dari segi tingkat kesukaran
maupun bentuk soalnya. Keajegan kedua adalah keajegan ektemal yakni tingkat
sejauhmana skor dihasilkan tetap sama sepanjang kemampuan orang yang diukur
belum berubah.
Reliabilitas telah didefinisikan dengan cara yang berbeda oleh pengarang yang
berbeda. Cara yang terbaik untuk membahas reliabilitas adalah sejauhmana hasil
pengukuran dari suatu instrumen mewakili karakteristik yang diukur. Sebagai contoh,
reliabilitas didefinisikan seberapa besar konsistensi skor tes yang dicapai peserta tes
pada pengujian ulang. Definisi ini akan memuaskan jika skor tes dapat
menggambarkan kemampuan peserta tes; jika tidak maka skor tes tidak sistematis,
tidak dapat diulangi atau tidak terikat. Reliabilitas juga diartikan sebagai indikator
ketidakhadiran kesalahan acak. Jika kesalahan acak dapat diperkecil maka skor tes
akan lebih konsisten dari suatu pengujian ke pengujian berikutnya.
Setiap pengukuran, baik dalam sain maupun dalam penilaian kelas selalu
mengandung kesalahan pengukuran. Pengukuran materan dengan skala mm misalnya
memiliki kesalahan pengukuran sebesar 0,01mm. Pengukuran dengan skala cm
3
https://www.psychologymania.com/2013/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_12.html

5
memiliki kesalahan sebesar 0,1cm. Konsep dasar reliabilitas juga menggunakan
kesalahan pengukuran tersebut. Setiap skor yang diperoleh seorang peserta tes terdiri
atas tiga hal: skor amatan yang sering disebut skor perolehan (observed test score),
skor yang sebenarnya (true score), yaitu skor yang sesuai dengan kemampuan pesefta
tes yang sebenarnya, dan kesalahan pengukuran, yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidakajegan suatu pengukuran adalah situasi yang mempengaruhi
perolehan skor (error of meosurement). Secara umum konsep dasar tersebut
dinyatakan dalam persamaan matematis sebagai berikut :
X =T+e
X = observed test score
T = true SCOre
e = error ofmeasurement
Kesalahan pengukuran merupakan selisih antara skor amatan (perolehan) dan
skor sebenarnya. e: X-T
Berbagai hasil telah diturunkan dari teori ini yang pada akhirnya mengandung
beberapa implikasi terhadap pengukuran (penilaian berbasis kelas khususnyaJ. Teori
reliabilitas ditentukan berdasarkan varian antara skor perolehan yang merupakan
penjumlahan dari varian skor sebenarnya dengan varian kesalahan pengukuran, yaitu :
ox=or+oE
Persamaan ini menunjukkan bahwa skor tes ditentukan oleh dua hal, yaitu
variabilitas skor sebenarnya dan variabilitas kesalahan pengukuran. Jika kesalahan
pengukuran itu memberikan kontribusi yang signifikan, maka tes menjadi tidak ajeg.
Dengan kata lain apabila varian kesalahan pengukuran relatif tidak bera rti
maka pengukuran menjadi ajeg. Koefisien reliabilitas (r-,) menyajikan indek relatif
penga ruh skor sebenarnya dan skor kesalahan pengukuran terhadap skor yang
diperoleh.4
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas suatu alat tes. Koefisien
reliabilitas dapat dipengaruhi di antaranya oleh waktu penyelenggaraan tes-retes.
Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh akan mempengaruhi
koefisien reliabilitas.
Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi di
antaranya sebagai berikut:
4
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2393/1/Gito%20Supriyadi.pdf

6
1. Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item
materi pembelajaran diukur. 
2. Penyebaran skor, koefisien reliabilitas secara langsung dipengruhi oleh bentuk
sebaran skor dalam kelompok siswa yang diukur. 
3. Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa
cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah. 
4. Obyektivitas, yang dimaksud dengan obyektif yaitu derajat di mana siswa
dengan kompetensi sama, mencapai hasil sama
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keandalan suatu tes adalah:
1. Luas-tidaknya sampling yang di ambil. Makin luas suatu sampling, berarti tes
semakin andal. 
2. Perbedaan bakat dan kemampuan murid yang di tes. Makin variabel
kemampuan peseta tes, berarti makin tinggi keadaan koefisien tes. 
3. Suasana dan kondisi testing. Suasana ketika berlangsung testing, seperti
tenang, gaduh, banyak gangguan, pengetes yang marah-marah dapat
mengganggu mengerjakan tes sehingga dengan demikian mempengaruhi pula
hasil dan keandalan tes.5
F. Menguji Validitas dan Reliabilitas Suatu Tes
Uji Validitas
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang  tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang
tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang
memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu
alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki
kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi perbedaan-
perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu
validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun
menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada
kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor
5
https://www.psychologymania.com/2013/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_6133.html

7
faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total
keseluruhan faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap
item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara
skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti
pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor
faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah
suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu
item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada
taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan
terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS.  Teknik
pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini
dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total
adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi
signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan
dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r tabel
(uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Langkah-langkah dalam pengujian
validitas ini yaitu :
1. Buat skor total masing-masing variabel  (Tabel perhitungan skor)

8
2. Klik Analyze ->  Correlate  ->  Bivariate  (Gambar/Output SPSS)

3. Masukan seluruh item variabel x ke Variabels

9
4. Cek list Pearson ; Two Tailed ; Flag
5. Klik Ok

Tabel rangkuman hasil uji validitas dari variabel tersebut dapat dilihat sebagai
berikut :

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji
signifikan 0.05, artinya bahwa item-item tersebut diatas valid.
Rumus Korelasi Product Moment :

Keterangan :

10
Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas)
adalah keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak (2006)
menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen
yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat
dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang
sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas
suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
menghasilkan data yang reliabel.
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata
lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala
yang sama.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana
hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus
reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang
sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk
pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang
mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya
pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh
mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang
terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan
bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa
diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.

11
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang
disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai rxx
mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup
memuaskan jika ≥ 0.700.
Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach
karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. Rumus Alpha
Cronbach sevagai berikut :

Keterangan :

Jika nilai alpha > 0.7 artinya


reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0.80 ini
mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki
reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90
maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha <
0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa
item tidak reliabel.

12
Langkah pengujian reliabilitas dengan SPSS :
1. Klik Analyze -> Scale -> Reliability Analysis

2. Masukan seluruh item variabel X ke Items

3. Pastikan pada model terpilih Alpha

13
4. Klik Ok

14
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.981 yang menunjukan bahwa ke-11 pernyataan
cukup reliabel

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tes yang baik harus memenuhi ciri-ciri (karakteristik) tes yang baik.
Sudiyono (2011) dan Arikunto (2009) menyatakan bahwa karakteristik tes yang baik
mencakup validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Tes hasil
belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut dengan secara tepat, benar,
sahih atau absah telah dapat mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah
dicapai peserta didik, setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka
waktu tertentu.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu
instrument. Jadi validitas suatu instrumen berhubungan dengan tingkat akurasi instrumen.
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas) adalah
keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan bahwa
reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam
penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat
pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan.
Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat
diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang
seharusnya diukur.

B. Saran
Seorang peneliti sebaiknya menggunakan alat pengukuran data yang valid dan
reliabel dalm mengadakan penelitian.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakafta, PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Arikunto, S. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
http://devamelodica.com/cara-menghitung-uji-validitas-dan-uji-reliabilitas-instrumen-
skripsi-kuantitatif-dengan-spss/
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/diklat_kursus_spss/
d.Bab_II_Uji_Validitas_dan_Uji_Reliabilitas.pdf
http://www.slideshare.net/rachmatstatistika/uji-validitas-dan-reliabilitas
https://www.psychologymania.com/2013/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi

17

Anda mungkin juga menyukai