Anda di halaman 1dari 14

KHITTAH MUHAMMADIYAH

(UJUNG PANDANG, SURABAYA, DAN DENPASAR)


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan
Dosen Pengampu : Abdurrohim, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 6

Renazsyah Finsa Atmoudy 1986208267

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH TANGERANG
TANGERANG 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu dan terselesaikan
dengan baik.
Makalah “Khittas Muhammadiyah (Ujung Pandang, Surabaya, dan Denpasar)” ini
disusun agar dapat memenuhi syarat mata kuliah Kemuhammadiyahan yang
diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Tangerang demi tercapainya calon
pendidik yang baik di masa yang akan datang. Makalah ini memuat mengenai
perjuangan Muhammadiyah yang dapat diadopsi dalam implementasi kehidupan sehari-
hari. Diharapkan Pembaca dapat memahami isi dari makalah ini kemudian dapat
dijadikan sebagai tambahan wawasan dan wadah untuk belajar.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Kemuhammadiyahan
yang selalu mengarahkan dan menuntun demi selesainya makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak dijumpai kekurangan pada makalah
tentang “Khittah Muhammadiyah (Ujung Pandang, Surabaya, dan Denpasar)” ini. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan
menyempurnakan kekurangan dan kesalahan tersebut. Semoga buku ini dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Tangerang, 19 Maret 2022

Kelompok 6

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I
DAFTAR ISI.............................................................................................................................II
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
KHITTAH MUHAMMADIYA (UJUNG PANDANG, SURABAYA, DAN DENPASAR)...3
A. Pengertian Khittah...........................................................................................................3
B. Fungsi khittah..................................................................................................................6
C. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1971 (Khittah Ujung Pandang).................6
D. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978 (Khittah Surabaya)...........................6
E. Khittah Perjuangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Khittah Denpasar
Tahun 2002)............................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perjuangan Muhammadiyah adalah perjuangan menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam di Indonesia sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Perjuangan Muhammadiyah tersebut dilaksanakan melalui gerakan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar di seluruh dimensi. kehidupan dengan sasaran umat dakwah
dan umat ijabah baik pada level perseorangan/syahsiyah maupun masyarakat/jama’ah,
sebagaimana yang menjadi misi persyarikatan sebagaimana Allah berfirman dalam
surat Ali Imran ayat 104 yang artinya : “dan hendaklah ada diantara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung”.
Ditinjau dari stuktur konsepnya, pada. hakekatnya perjuangan Muhammadiyah
merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah Perjuangan Muhammadiyah.
Karena itu Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan dengan sebagai pola
dasar dari konsep Strategi Perjuangan Muhammadiyah. Sedangkan dilihat dari
substansinya, Khittah Perjuangan. Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori
perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahami dan memecahkan
persoalan yang dihadapi Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks
situasi dan kondisi yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa itu pengertian dari Khittah?
2. Bagaimana Khittah Ujung Pandang?
3. Bagaimana Khittah Surabaya?
4. Bagaimana Khittah Denpasar?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat menguraikan tujuan dari masalah
tersebut yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian mengenai apa itu Khittah.
2. Untuk mengetahui konsep mengenai Khittah Ujung Pandang.

1
3. Untuk mengetahui konsep mengenai Khittah Surabaya.
4. Untuk mengetahui konsep mengenai Khittah Denpasar.

2
BAB II
KHITTAH MUHAMMADIYA (UJUNG PANDANG, SURABAYA, DAN
DENPASAR)

A. Pengertian Khittah
Khittah secara bahasa berarti langkah atau jalan. Dalam dunia gerakan
Muhammadiyah, Khittah dipakai untuk menyebut panduan langkah-langkah dalam
berjuang.. Khittah adalah pedoman yang dipegang oleh Muhammadiyah yang sangat
berguna dalam menghadapi kenyataan sebenarnya yang terjadi di masyarakat.
Singkatnya khittah adalah garis-garis garis haluan perjuangan Muhammadiyah.1
Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan
tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. Hal tersebut mempunyai arti penting karena
menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota
muhammadiyah. Garis-garis besar perjuangan Muhammadiyah tersebut tidak boleh
bertentangan dengan asas dan program yang telah disusun. Isi khittah harus sesuai
dengan tujuan Muhammadiyah, khittah disusun sesuai dengan perkembangan zaman.
Khittah Muhammadiyah secara bahasa berarti garis-garis besar atau langkah-
langkah Persyarikatan Muhammadiyah. Sedangkan secara istilah berarti pedoman,
arahan, kebijakan atau langkah-langkah persyarikatan untuk mewujudkan keyakinan
dan cita-cita hidup serta perjuangannya.
Jika dikaji secara menyeluruh, maka diketahui bahwa Muhammadiyah
memilki beberapa macam khittah. Ini setidaknya yang terekam dalam sejarah
rumusan khittah Muhammadiyah. Di antaranya adalah :
12 Langkah Muhammadiyah disusun oleh KH. Mas Mansyur pada masa
kepemimpinannya tahun 1936-1942
1. Memperdalam masuknya iman
2. Memperbuahkan paham agama
3. Memperbuahkan budi pekerti
4. Menuntun amal intiqod
5. Menguatkan persatuan
6. Menegakkan keadilan
7. Melakukan kebiaksanaan
8. Menguatkan majelis tanwir
1
http://makalahapaajaboleh.blogspot.com/2015/01/makalah-khittah-muhammadiyah.html

3
9. Mengadakan konferensi bagian
10. Mempermusyawarahkan putusan
11. Mengawasi gerakan jalan
12. Mempersambung gerakan luar2
Muhammadiyah senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan sebagai
berikut:
1) Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara
merupakan salah satu aspek ajaran Islam dalam urusan keduniawian yang harus
selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral
yang utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh
warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan politik untuk tegaknya
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2) Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun memalui
pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak
diperlukan untuk membangun dimana nilai-nilai Illahiyah melandasi dan tumbuh
subur bersamaan dengan tegakknya nilai-nilai kebersamaan, keadilan,
perdamaian, ketertiban, keadaban untuk terwujudnya “Baldatun thayyibatun wa
rabbun ghafur”
3) Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya
masyarakat madani yang kuat sebagaimana tujuan muhammadiyah untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sedangkan hal-hal yang
berkaitan dengan kebijakan kenegaraan sebagai proses dan hasil dari fungsi politik
pemerintahan akan ditempuh melalui pendekatan-pendekatan secara tepat dan
bijaksana sesuai prinsip-prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif
dalam kehidupan negara yang demokratis
4) Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat
praktis dan berorientasi pada kekuasaan untuk dijalankan oleh partai-partai politik
dan lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju
terciptanya sistem politik yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-
cita luhur bangsa dan negara. Dalam hal ini perjuangan politik yang dilakukan
2
https://vinazyunita.blogspot.com/2013/06/makalah-kemuhammadiyahan.html/

4
oleh kekuatan-kekuatan politik hendaknya benar-benar mengedepankan
kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana yang menjadi
semangat dasar dan tujuan didirikannya NKRI yang diprolkamasikan tahun 1945
5) Muhammadiyah senantiasa memainkan peran politiknya sebagai wujud dari
da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan
kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur
bangsa. Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan
berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan
nasional yang damai dan berkeadaban
6) Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris
dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhammadiyah
senantiasa mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan pollitik
dan menjalankan fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar
demi tegaknya sistem politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban
7) Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota persyarikatan
untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai dengan hati
nurani masing-masing. Penggunaan hak pilih tersebut harus sesuai
dengantangguang jawab sebagai warga negara yag dilaksanakan secara rasional
dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan Muhammadiayah, demi
kemaslahatan bangsa dan negara
8) Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik
untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-
sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab, akhlaq mulia, keteladanan, dan
perdamaian. Aktifitas politik tersebut harus sejalan dengan upaya
memperjuangkan misi persyarikatan dalam melaksanakan da’wah amar ma’ruf
nahi munkar.
9) Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan mana pun
berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan
bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang
lebih baik, maju, demokratis dan berkeadaban3

3
https://kemuhammadiyahan.com/khittah-denpasar/

5
B. Fungsi khittah
Fungsi khittah perjuangan Muhammadiyah adalah sebagai landasan berpikir
bagi semua pimpinan dan anggota juga menjadi landasan setiap amal usaha
Muhammadiyah.
Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan
tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. hal tersebut mempunyai arti penting karena
menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota
muhammadiyah.
C. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1971 (Khittah Ujung Pandang)
Khittah Ujung Pandang (1971) Setiap anggota Muhammadiyah, sesuai dengan
hak azasinya, memiliki hak untuk bergabung atau tidak dengan organisasi lain,
sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar , Anggaran Rumah tangga, dan
Ketentuan –ketentuan lain yang berlaku dalam persyarikatan Muhammadiyah.
Dirumuskan pada periode kepemimpinan K.H. A.R. (Abdul Razaq) Fahruddin
pada tahun 1971.
Isinya :
a. Muhammadiyah adalah gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam bidang
kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dan
tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai atau organisasi apapun.
b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki
atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan- ketentuan lain yang berlaku
dalam Muhammadiyah.
c. Untuk lebih memantapkan Muhammadiyah sebagai gerakan Dakwah Islam
setelah Pemilu tahun 1971, Muhammadiyah melakukan amar ma’ruf nahi munkar
secara konstruktif dan positif terhadap Partai Muslimin Indonesia seperti halnya
partai – partai politik dan organisasi – organisasi lainnya.
d. Untuk lebih meningkatkan partisipasi Muhammadiyah dalam pelaksanaan
pembangunan nasional, mengamanatkan kepada PP Muhammadiyah untuk
menggariskan kebijaksanaan dan mengambil langkah – langkah dalam
pembangunan ekonomi, sosial, dan mental spiritual.
D. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978 (Khittah Surabaya)
Khittah Surabaya, khittah perjuangan tahun 1978 rumusannya dibuat pada
Muktamar ke - 40 di Surabaya kala itu Muhammadiyah masih dalam periode KH.

6
A.R. Fachruddin. Khittah ini berisikan tentang menegaskan hakikat perjuangan
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam serta hubungannya dengan lapangan
masyarakat.
Dirumuskan pada periode kepemimpinan K.H. A.R. (Abdul Razaq) Fahruddin
pada tahun 1978.
Dasar Program Muhammadiyah :
1. Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun
sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman
teguh, ta‘at beribadah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-
tengah masyarakat.
2. Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak
dan kewajiban sebagai warga negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan dan kesulitan hidup
masyarakat.
3. Menepatkan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk melaksanakan
da’wah amar ma’ruf nahi munkar ke segenap penjuru dan lapisan masyarakat
serta di segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
E. Khittah Perjuangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Khittah
Denpasar Tahun 2002)
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam besar di tanah air ikut
merasakan dampak dari tarik ulur dukung mendukung itu. Terasa sekali adanya
singgungan, rayuan, ajakan bahkan desakan kepada elite Muhammadiyah untuk
membawa gerbong organisasi ini salah satu calon presiden dan wakil presiden.
Bahkan dari salah satu tokoh Muhammadiyah sendiri muncul sentilan akan
“menjewer” PP Muhammadiyah saat ini yang dikomandani oleh Haedar Nasir jika
tidak menentukan sikap dalam pemilu tahun ini.
Jika merunut sejarah perkembangan Muhammadiyah, maka sebetulnya jauh
beberapa dekade yang lalu tepatnya dekade 60-an yaitu tahun 1969 dalam Tanwir
Muhammadiyah di Ponorogo, untuk pertama kalinya Muhammadiyah merumuskan
pendirian untuk bersikap tegas memilih tetap sebagai organisasi sosial
kemasyarakatan yang tidak terjun ke dalam dunia politik praktis. Urusan politik
praktis diserahkan sepenuhnya kepada partai politik.

7
Sikap tersebut diambil karena situasi perpolitikan nasional saat itu juga tak
kalah panas dengan situasi politik saat ini terutama pada tahun-tahun sebelumnya
yang puncaknya tahun 1965 saat terjadi kudeta G30S/PKI. Sebetulnya saat itu politik
nasional sudah mereda, namun imbasnya terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara begitu besar dengan terjadinya reformasi struktural kenegaraan yang
fundamental yaitu terjadinya pergantian kepemimpinan nasional sampai
penyederhanaan struktur kepartaian nasional.
Terakhir sikap Muhammadiyah tentang politik diputuskan dalam Khittah
Denpasar tahun 2002 yang naskah komplitnya ada dibawah ini. Khittah ini menjadi
khittah terakhir yang menegaskan posisi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara khususnya urusan politik. Jika khittah ini disodorkan kepada semua
pihak, maka mereka seharusnya menghargai sikap politik Muhammadiyah ini sebagai
pendirian yang harus dihormati dan tidak diusik keberadaannya.
Berikut kutipan lengkap Khittah Muhammadiyah Dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara tahun 2002 (Khittah Denpasar) :
“Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan
bahwa agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi: aqidah, ibadah,
akhlak dan muamalah duniawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus
dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban
misi gerakan tersebut Muhamadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan
agama Islam menjadi rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan di muka bumi ini”.
Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun.
“Bahwa peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan
melalui dua strategi dan lapangan perjuangan. Pertama, melalui kegiatan-kegiatan
politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real politics, politik
praktis) sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan
politik formal di tingkat kelembagaan negara. Kedua, melalui kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun
kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi
kebijakan negara dengan perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan

8
kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara sebagaimana dilakukan
oleh kelompok-kelompok kepentingan (interest groups)”.
“Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa
dan negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan
da’wah amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya
sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia. Peran
dalam kehidupan bangsa dan negara tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah
strategis dan taktis sesuai kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah
perjuangannya sebagai acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab
dalam mewujudkan “Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur”.4
Dirumuskan pada era kepemimpinan Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’i Ma’arif pada
tahun 2002. Dengan programnya :
Warga atau anggota Muhammadiyah yang aktif dalam kegiatan politik
hendaklah bersungguh – sungguh dalam melaksanakan tugasnya dan mengedepankan
empat hal :
a. Rasa tanggung jawab (amanah)
b. Berakhlak mulia (akhlaq al karimah)
c. Menjadi teladan / contoh yang baik (uswatun hasanah)
d. Perdamaian (ishlah)

4
https://kemuhammadiyahan.com/khittah-denpasar/

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Khittah Muhammadiyah secara bahasa berarti garis-garis besar atau langkah-
langkah Persyarikatan Muhammadiyah. Sedangkan secara istilah berarti pedoman,
arahan, kebijakan atau langkah-langkah persyarikatan untuk mewujudkan keyakinan
dan cita-cita hidup serta perjuangannya.
Khittah Ujung Pandang (1971) Setiap anggota Muhammadiyah, sesuai dengan
hak azasinya, memiliki hak untuk bergabung atau tidak dengan organisasi lain,
sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar , Anggaran Rumah tangga, dan
Ketentuan –ketentuan lain yang berlaku dalam persyarikatan Muhammadiyah.
Khittah Surabaya dirumuskan pada periode kepemimpinan K.H. A.R. (Abdul
Razaq) Fahruddin pada tahun 1978 dan memuat beberapa program dasar
kemuhammadiyahan.
Khittah Denpasar dirumuskan pada era kepemimpinan Prof. Dr. H. Ahmad
Syafi’i Ma’arif pada tahun 2002 yang memuat program Muhammadiyah. Warga atau
anggota Muhammadiyah yang aktif dalam kegiatan politik hendaklah bersungguh –
sungguh dalam melaksanakan tugasnya dan mengedepankan empat hal yaitu : rasa
tanggung jawab (amanah), berakhlak mulia (akhlaq al karimah), menjadi teladan /
contoh yang baik (uswatun hasanah), dan perdamaian (ishlah).

B. Saran
Seorang muslim Muhammadiyah sebaiknya menggunakan fondasi sejarah
mengenai perjuangan islamiyah yang benar dan di implementasikan dalam tindakan
yang tepat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nashir DR. Haedar, Manhaj Gerakan Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah


kerjasama  dengan Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah).
Tarjihbms. Files. Wordpress.com / 2007 /08 / pedoman hidup – prdf.
http://taufiqismail93.blogspot.com/2014/01/macam-macam-khittah-muhammadiyah.html

11

Anda mungkin juga menyukai