Oleh :
HALIMATUS SAKDIYAH
PRODI
HUKUM EKONOMI SYARI’AH
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing
Bismillahirahmanirrahim,
Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasulullah terakhir
yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat, dan membawa
keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Makalah berjudul Hukum Jual Beli dalam Islam ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia. Saya telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat tersusun
sesuai harapan.
Sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang
tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah yang saya susun ini
pun belum mencapai tahap kesempurnaan.
Saya sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Dosen yang telah
memberikan tugas makalah ini. Dan umumnya kepada rekan-rekan yang telah
memberikan motivasi dalam bentuk moril maupun materiil.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat, dan semoga
amal ibadah serta kerja keras kita, senantiasa mendapat ridho dan ampunan dari-
Nya. Amin.
Sangkapura,
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ilmiyah ini ada beberapa rumusan masalah,
yaitu:
1. Apa pengertian jual beli?
2. Apa syarat, rukun dan hukum jual beli dalam islam?
3. Apa sajakah jual beli yang terlarang?
C. Tujuan Pembahasan
Dalam penulisan karya tulis ilmiyah ini mempunyai beberapa tujuan
masalah, yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian jual beli.
2. Untuk mengetahui dan memahami syarat, rukun dan hukum jual beli dalam
islam.
3. Untuk mengetahui dan memahami beberapa jual beli yang telarang.
D. Manfaat Pembahasan
Dalam penelitian karya tulis ilmiyah ini terdapat beberapa manfaat, yaitu:
1. Denagan mengetahui pengertian jual beli, masyarakat dapat mengetahui
definisi-definisi jual beli.
2. Dengan mengetahui syarat-syarat, rukun-rukun dan hukum-hukum jual beli
dalam islam, masyarakat dapat mengetahui hal-hal tersebut.
3. Dengan mengetahui jual beli yang terlarang, masyarakat dapat mengetahui
macam-macam jual beli yang dilaang dalam islam.
E. Penegas Judul
Dalam penegasan judul ini penulis akan membahas tentang hukum jual
beli dalam islam yang dianggap penting agar masyarakat dapat terarah dan tidak
menyimpang dalam prosen jual beli menurut islam dari maksud yang diinginkan.
F. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis ini adalah penelitian
literature. Dengan menelaah berbagai sumber relevansinya dan masalah yang akan
dibahas, kemudian data tersebut dianalisa guna mencari landasan pemecahan
masalah.
G. Sistem Pembahasan
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari
berbagai sumber kemudian mempelajarinya terutama dari segi kelengkapan,
kejelasan makna, keselarasan antara yang satu dengan yang lainnya dan
keseragaman masing-masing dalam kelompok data.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Khiyar
Khiyar menurut bahasa adalah memilih, sedangkan menurut istilah adalah
antara penjual dan pembeli memilih yang terbaikdari dua perkara untuk
melangsungkan atau membatalkan akad jual beli. Khiyar terdiri dari delapan
macam, yaitu:
Khiyar Majlis (Pilihan Majlis)
Yaitu taempat berlangsungnya jual beli. Maksudnya bagi yang berjual beli
mempunyai hak untuk memilih selama keduanya ada di dalam majlis. Rasulullah
SAW bersabda “jika dua orang saling berjual beli, maka masing-masing
mempunyai hak untuk memilih selama belum berpisah dan keduanya ada di dalam
majlis”.
Khiyar majlis menjadi bubar ada kalanya disebabkan berpisahnya kedua
belah pihak dari tempat akadnya atau penjual dan pembeli memilih
menggugurkan akadnya.
Khiyar Syarat
Yaitu masing-masing dari penjual dan pembeli mensyaratkan adanya
khiyar ketika melakukan akad atau setelahnya selama khiyar majlis dalam waktu
tertentu. Dan dua orang yang bertransaksi sah untuk mensyaratkan khiyar
terhadap salah seorang dari keduanya karena khiyar merupakan hak dari
keduanya, maka selama keduanya ridho berarti hal itu boleh.
Khiyar Ghobn
Yaitu jika seorang tertipu dalam jual beli dengan penipuan yang keluar
dari kebiasaan, maka seorang telah tertipu diberi pilihan akan melangsungkan
transaksinya atau membatalkannya. Dan orang yang tertipu tidak akan lapang
jiwanya dengan penipuan, kecuali kalau penipuan tersebut adalah penipuan ringan
yang sudah biasa terjadi, maka tidak ada khiyar baginya.
Khiyar Tadlis
Yaitu menampakkan barang yang aib (cacat) dalam bentuk yang bagus
seakan-akan tidak ada cacat. Tadlis diambil dari kata ad-dzulma (gelap) yaitu
penjual menunjukkan barang kepada pembeli yang bagus di dalam kegelapan
sehingga barang tersebut tidak terlihat secara sempurna. Tadlis ada dua macam,
yaitu:
a. Menyembunyikan cacat barang
b. Menghiasi dan memperindahnya dengan sesuatu yang menyebabkan harganya
bertambah.
Tadlis hukumnya adalah haram, dan bagi pembeli yang sudah terlanjur
membeli barang tadlis maka syariat memperbolehkan mengembalikan barang
pembeliannya.
Khiyar aib
Yaitu khiyar bagi pembeli yang disebabkan adanya aib dalam suatu barang
yang tidak disebutkan oleh penjual atau tidak diketahui olehnya, akan tetapi jelas
aib itu ada dalam barang-barang dagangan sebelum dijual. Adapun ketentuan aib
yang memperbolehkan adanya khiyar adalah dengan adanya aib itu biasanya
menyebabkan nilai barang berkurang atau mengurangi harga barang itu sendiri.
Apabila pembeli mengetahui aib setelah akad, maka baginya berhak khiyar
untuk melanjutkan membeli dan mengambil ganti rugi seukuran perbedaan antara
harga barang yang baik dengan yang terdapat aib. Atau boleh bagi pembeli untuk
membatalkan pembelian dengan mengembalikan barang dan meminta kembali
uang yang telah ia berikan.
Khiyar Takhbir Bitsaman
Yaitu menjual barang dengan harga pembelan, kemudian penjual
mengkhabarkan kadar barang tersebut ternyata tidak sesuai dengan hakikat dari
barang tersebut.
Khiyar Bisababi Takhaluf
Khiyar yang terjadi apabila pembeli dan penjual berselisih dalam sebagian
perkara, sepertiberselisih dalam kadar harganya, ukurannya atau berselisih dalam
keadaan tidak ada kejelasan dari keduanya, maka ketika itu terjadi perselisihan
dan keduanya mempunyai keinginan yang berbeda. Maka keduanya boleh
membatalkan jika ia tidak ridha dengan perkataan lainnya.
Khiyar Ru’yah
Yaitu khiyar bagi pembeli, jika ia membeli suatu barang berdasarkan penglihatan
sebelumnya, kemudian ia mendapati adanya perubahan sifat barang tersebut.
Maka ketika itu baginya berhak untuk memilih antara melanjutkan atau
membatalkan pembelian.
2. Pengertian Riba
Riba menurut bahasa adalah ziyadah yang artinya tambahan, sedangkan
menurut istilah adalah pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli
maupun pinjam-meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip-prinsip
muamalat dalam islam.
Riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba hutang piutang dan riba jual beli.
Riba hutang piutang yang terdiri riba qiradh dan riba jabiliyah sedangkan riba jual
beli terbagi atas:
Riba Fadhl
Yaitu pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda,
sedangkan yang dipertukarkan itu termasukdalam jenis barang ribawi
Riba Nasi’ah
Yaitu penangguhan penyarahan atau penerimaan barang ribawi yang
dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba nasi’ah muncul karena
adanya perbedaan perubahan atau tambahan antara yang diserahkan saat ini
dengan yang diserahkan kemudian.
seharian
Menghindarkan kejadian rampas merampas dan ceroboh mencerobohi
dalam usaha memiliki harta
Menggalakkan orang ramai supaya hidup berperaturan, bertimbang rasa,
jujur dan ikhlas.
Hikah Bagi Negara
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara ke tahap yang lebih baik.
Dapat menarik pelabur asing untuk melabur dalam ekonomi negara.
Menggalakkan persaingan ekonomi yang sihat sesama negara islam.
beli apabila salah satu dari keduanya ada unsur terpaksa. Tanpa haq (sesuatu
yang diperbolehkan). Namun apabila keterpaksaan itu adalah perkara yang
haq (dibenarkan syariah), maka sah jual belinya.
Yang berakad adalah orang yang diperkenankan oleh syariat untuk
melakukan transaksi, yaitu orang yang merdeka, mukallaf, dan orang yang
sehat akalnya. Dan tidak sah jual beli dari anak kecil, orang bodoh, orang
gila, hamba sahaya yang tanpa izin majikannya. (jual beli yang tidak boleh
dilakukan anak kecil adalah jual beli yang biasa dilakukan orang dewasa,
seperti jual beli rumah, kendaraan dan lain-lain. Bukan jual beli yang
sifatnya sepele seperti jual beli jajanan anak kecil).
Bagi Barang yang Diakadi
Barang tersebut adalah sesuatu yang dapat diambil manfaatnya secara
5. Samsaran
Merupakan jual beli yang diharamkan. Samsaran adalah seorang penduduk
kota menghadang orang yang datang dari tempat lain (luar kota), kemudian orang
itu meminta kepadanya untuk menjadi perantara dalam jual belinya, begitu juga
sebaliknya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jual beli merupakan transaksi antara penjual dan pembeli untukmelakukan
tukar-menukar barang atas dasar suka sama suka yang disertai dengan akad.
Dalam jual beli penjual dan pembeli diberi kesempatan untuk berkhiyar sebelum
berakad. Allah SWT memperbolehkan jual beli namun mengharamkan riba.
Untuk melakukan jual beli terdapat beberapa syarat dan rukun jual beli
yang harus dipenuhi penjual dan pembeli, jika tidak dipenuhi maka tidak sah jual
beli di antara kedua pihak tersebut.
Pada dasarnya hukum jual beli adalah mubah, namun bisa berubah wajib
jika memang sangat terpaksa untuk melakukan jual beli tersebud. Dan bisa juga
berubah haram jika tidak memenuhi syarat dan rukun jual beli. Selain itu, juga
dikarenakan kecurangan atau penipuan dari salah satu penjual dan pembeli.
B. Saran-saran
1. Jual beli merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap manusia,
namun pada zaman sekarang manusia tidak menghiraukan hukum islam. Oleh
karena itu, sering terjadi penipuan dimana-mana. Untuk menjaga perdamaian
dan ketertiban sebaiknya kita berhati-hati dalam bertransaksi dan alangkah
baiknya menerapkan hukum islam dalam interaksinya.
2. Allah SWT telah berfirman bahwasannya Allah memperbolehkan jual beli dan
mengharamkan riba. Maka dari itu, jauhilah riba dan jangan sampai kita
melakukun riba. Karena sesungguhnya riba dapat merugikan orang lain.
3. Hendaklah meninggalkan jual beli dan segala kesibukan lainnya kemudian
beribadahlah kepada Allah ketika mendengarkan seruan adzan. Karena
sesungguhnya Allah SWT mengharamkan jual beli di waktu tertentu. Dimana
kita harus melakukan ibadah, seperti shalat jum’at dan shalat fardhu.
DAFTAR PUSTAKA