Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH VALIDITAS ISI BUTIR SOAL

Mata Kuliah : Tes dan Asessment

Dosen Pengampu : Emi Sulistri, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 6

FITRI DWI ASTUTI 11308505210048

LISTARI 11308505210063

PUTRI NUR’RANY 11308505210096

RAMADHANDI 11308505210099

4C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SINGKAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillah dengan


memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu Emi Sulistri,
S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah tes dan asessment yang telah
membimbing kami mengenai pembuatan makalah ini dan Terima kasih juga kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung selesainya makalah ini dengan
tepat waktu. Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenaivalidalitas isi butir soal.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen maupun teman-teman
demi tercapainya makalah yang lebih baik. Demikian yang kami sampaikan, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai ilmu pengetahuan khususnya
dalam Test dan Asessment SD.

Singkawang, 11 Mei 2023


penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Validitas isi butir soal...................................................................
B. Bentuk-Bentuk Validitas Secara Garis Besar.................................................
C. Mendefinisikan bentuk-bentuk validitas menurut para ahli...........................
D. Mendeskripsikan validitas butir soal..............................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
A. KESIMPULAN
B. SARAN
C. DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur,
sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Gronlund dan
Linn (1990), Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran
atau evaluasi. Sebagai contoh, ingin mengukur kemampuan siswa dalam matematika.
Kemudian diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan yang berbelit-belit
sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhirnya siswa tidak dapat menjawab, akibat
tidak memahami pertanyaannya. Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung
pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan
tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain. Contoh variabel prestasi
belajar dan motivasi bisa diukur oleh tes ataupun oleh kuesioner. Caranya juga bisa
berbeda, tes bisa dilaksanakan secara tertulis atau bisa secara lisan. Data yang kurang
memiliki validitas, akan menghasilkan kesimpulan yang bias, kurang sesuai dengan
yang seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan dengan kelaziman, Untuk
membuat alat ukur instrumen itu, diperlukan kajian teori, pendapat para ahli serta
pengalaman-pengalaman yang kadang kala diperlukan bila definisi operasional
variabelnya tidak kita temukan dalam teori.
Alat ukur atau instrumen yang akan disusun itu tentu saja harus memiliki
validitas, agar data yang diperoleh dari alat ukur itu bisa reliabel, valid dan disebut
dengan validitas. Tes dapat dikatakan baik bilamana tes tersebut memilki ciri sebagai
alat ukur yang baik. Kriterianya antara lain: memiliki validitas yang cukup tinggi,
memiliki relabilitas yang baik, dan memilki nilai kepraktisan. Makalah ini merupakan
makalah mengenai “Validitas” berisi tentang pengertian validitas, bentuk-bentuk
validitas secara garis besar, bentuk-bentuk validitas menurut para ahli, dan konsep
pengukuran validitas. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur. Tetapi validitas ini lebih ditekankan pada hasil pengetesan atau
skornya bukan pada tes itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Mendeskripsikan pengertian validasi?
2. Mendeskripkan bentuk-bentuk validasi
3. Mendefinisikan bentuk-bentuk validitas menurut para ahli?
4. Mendeskripsikan validitas butir soal?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian validitas.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk validasi.
3. Untuk Memahami bentuk-bentuk validasi menurut para ahli.
4. Untuk mengetahui contoh validasi butir soal.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Validitas isi butir soal


Valid ( dalam bahasa Indonesia) disebut dengan istilah
"sahih" .Misalnya: Untuk mengukur panjang dipakai meteran, mengukur
berat dipakai timbangan, mengukur penguasaan matematika dipakai ujian
matematika untuk kelas yang setara, dan sebagainya. Secara lebih jelas,
suatu ujian untuk mata kuliah tertentu dikatakan valid jika ia benar-benar
cocok dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai dengan
penyajian mata kuliah tersebut. Suatu alat pengukur dikatakan valid jika ia
benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sebagaimana
dikemukakan oleh Scarvia B.Anderson dalam bukunya "Encyclopedia of
Educational Evaluation" disebutkan bahwa "A test is valid it measures
what it purpose to measure" (sebuah tes dikatakan valid apabila tes
tersebut mengukur apa yang hendak diukur).
Validitas bukan ditekankan pada tesitu sendiri tetapi padhasil
pengetesan atau skornya. Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan tes yang
valid apabila tes tersebut betul-betul dapat mengukur hasil belajar. Jadi
bukan sekedar mengukur daya ingat atau kemampuan bahasa saja misalnya.
 Menurut Gronlund dan Linn (1990): Validitas adalah ketepatan
interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi.
 Menurut Anastasi (1990): Validitas adalah ketepatan mengukur
konstruk,menyangkut; “What the test measure and how well it does”
 Menurut Arikunto (1995): Validitas adalah keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu
mengukur apa yang akan diukur.
 Menurut Sukadji (2000): Validitas adalah derajat yang menyatakan
suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur.
 Menurut Azwar (1986): Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya

pengertian yang bisa digunakan sebagai berikut:


1. Validitas berkenaan dengan hasil dari suatu alat tes atau alat
evaluasi, dan tidak menyangkut alat itu sendiri. Tes intelegensi
sebagai alat untuk melakukan tes kecerdasan hasilnya valid, tapi
kalau digunakan untuk melakukan tes hasil belajar tidak valid.

2. Validitas adalah persoalan yang menyangkut tingkat (derajat),


sehingga istilah yang digunakan adalah derajat validitas suatu tes
maka suatu tes ada yang disebut validitasnya tinggi, sedang dan
rendah.

3. Validitas selalu dibatasi pada pengkhususannya dalam


penggunaan dan tidak pernah dalam arti kualitas yang umum. Suatu
tes berhitung mungkin tinggi validitasnya untuk mengukur
keterampilan menjumlah angka, tetapi rendah validitasnya untuk
mengukur berfikir matematis dan sedang validitasnya untuk
meramal keberhasilan siswa dalam pelajaran matematik yang akan
datang.

Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian.


Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode
sebagai berikut:

1. Pengukuran produktivitas ( productivity), yaitu derajat di mana suatu


studi menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan
variabel.

2. Predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan


peristiwa yang akan datang.

3. Construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang


dipakai dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian
tersebut.
B. Bentuk-Bentuk Validitas Secara Garis Besar
Secara garis besar ada dua macam validitas yaitu validitas logis dan
validitas empiris :
1. Validitas logis
persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut
dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang
secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Sebagaimana
pelaksanaan tugas yang lain misalnya membuat karangan, jika penulis sudah
mengikuti aturan mengarang, tentu secara logis karangannya sudah baik.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka instrumen yang sudah disusun
berdasarkan teori penyusunan instrumen, secara logis sudah valid. Dari
penjelasan tersebut kita dapat memahami bahwa validitas logis dapat dicapai
apabila instrumen disusun mengikuti ketentuan yang ada. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu di uji kondisinya tetapi
langsung diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai di susun. Ada dua
macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen yaitu:
validitasisi dan validitas konstrak.

a. Validitas isi (conten validity)


Sebuah tes di katakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
Oleh karena materi yang diajarkan tertera pada kurikulum maka validitas isi
sering juga disebut validitas kurikuler. Validitas isi dapat diusahakan
tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum
atau materi buku pelajaran. Bagaimana cara memerinci materi untuk
kepentingan diperolehnya validitas isi sebuah tes akan dibicarakan secara
lebih mendalam pada waktu menjelaskan cara penyusunan tes.

b.  Validitas konstruksi (contruct validity)


Sebuah tes di katakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir
soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti
yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika
butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek
berpikir yang menjadi tujuan instruksional. masyarakat apabila dalam
pengalaman dapat di buktikan bahwa orang tersebut memang jujur. Dari
penjelasan dan contoh-contoh tersebut diketahui bahwa validitas empiris
tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrument berdasarkan
ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi harus dibuktikan melalui
pengalaman.

2. Validitas Empiris
Ada dua macam validitas empiris, yakni ad dua cara yang dapat di
lakukan untuk menguji bahwa sebuah instrumen memang valid. Pengujian
tersebut dilakukan dengan membandingkan kondisi instrumen yang
bersangkutan dengan kriterium atau sebuah ukuran. Kriterium yang di
gunakan sebagai pembanding kondisi instrumen dimaksud ada dua yaitu:
yang sudah tersedia dan yang belum ada tetapi akan terjadi di waktu yang
akan datang (prediksi).

a. aliditas “ada sekarang” (concurrent validity)


Validitas ini lebih garis besar dikenal dengan validitas empiris Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan
pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan.
Dalam hal ini hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman
selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut
sekarang sudah ada (ada sekarang, concurrent). Dalam membandingkan hasil
sebuah tes maka diperlukan suatu kriterium atau alat pembanding. Maka hasil
tes merupakan sesuatu yang dibandingkan. Untuk jelasnya di bawah ini
dikemukakan sebuah contoh. Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah
tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum. Untuk itu diperlukan sebuah
kriterium masa lalu yang sekarang datanya dimiliki. Misalnya nilai ulangan
harian atau nilai ulangan sumatif yang lalu.

b. Validitas prediksi ( predictive valydity)


Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenai hal
yang akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai
kemampuan untuk Apabila calon peserta memiliki nilai tes yang tinggi tentu
menjamin keberhasilannya kelak. Sebaliknya seorang calon dikatakan tidak
lulus apabila memiliki nilai yang rendah jadi diperkirakan akan tidak mampu
mengikuti perkuliahan yang akan datang. Sebagai alat pembanding validitas
prediksi adalah nilai-nilai yang diperoleh setelah peserta tes mengikuti
pelajaran di perguruan tinggi. Jika ternyata siapa yang memiliki nilai tes yang
lebih tinggi gagal dalam ujian semester 1 dibandingkan dengan yang dahulu
nilai tesnya lebih rendah maka tes masuk yang dimaksud tidak memiliki
validitas prediksi.

C. Bentuk-Bentuk Validitas Menurut Para Ahli.

a. Menurut Ebel (dalam Nazir 1988) ada 9 jenis-jenis validitas:


1) Concur rent Vali dity   adalah validitas yang berkenaan
dengan hubungan antara skor dengan kinerja.

2) Constru ct Validity  adalah validitas yang berkenaan dengan


kualitas aspek psikologisapa yang diukur oleh suatu pengukuran
serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat
dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
3) Face Vali dity  adalah validitas yang berhubungan apa yang
nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang
seharusnya hendak diukur.

4) F actori al Validity  dari sebuah alat ukur adalah korelasi


antara alat ukur dengan faktor-faktor yang yang bersamaan
dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya,
dimana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik
analisis faktor.

5) Empiri cal Validity   adalah validitas yang berkenaan


dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria
tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa
yang ingin diramalkan oleh pengukuran. mendukung bahwa
suatu alatukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur.

6) Predictive Validity   adalah validitas yang berkenaan


dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja
seseorang di masa mendatang.

7) Content V ali dity  adalah validitas yang berkenaan dengan


baik buruknya sampling dari suatu populasi.

8) Curri cular Validity  adalah validitas yang ditentukan


dengan cara menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa
jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang benar-
benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan
instruksional.

b. Sementara Kenneth Bailey mengelompokan tiga jenis utama


validitas yaitu:
1. Validitas Rupa (F ace validi ty) .
Validitas rupa ( face validity) adalah validitas yang menunjukan
apakah alat  pengukur/instrumen penelitian dari segirupanya
nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih
mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen.
Menurut Djamaludin Ancok  validitas rupa amat penting dalam
pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran,
kecerdasan, bakat dan keterampilan.
2. Validitas isi (Content V ali dity) .

Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen


mengukur isi yang harus diukur. Artinya, alat ukur tersebut mampu
mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur.
Misalnya tes hasil belajar bidang studi IPS, harus bisa mengungkap
isi bidang studi tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
menyusun tes yang bersumber dari kurikulum bidang studi yang
hendak diukur. Di samping kurikulum dapat juga diperkaya dengan
melihat/mengkaji buku sumber. Sungguhpun demikian tes hasil
belajar tidak mungkin dapat mengungkap semua materi yang ada
dalam bidang studi tertentu sekalipun hanya menetapkan sampel tes
adalah memilih konsep-konsep yang esensial dari materi yang di
dalamnya. Misalnya menetapkan sejumlah konsep dari setiap
pokok bahasan yang ada. Dari setiap konsep dikembangkan
beberapa pertanyaan tes (lihat bagan). Disinilah pentingnya
peranan kisi- kisi sebagai alat untuk memenuhi validitas isi.

D. Validitas Butir Soal

Apa yang sudah dibicarakan di atas adalah soal secara keseluruhan tes di samping
mencari validitas soal perlu juga dicari validitas item Jika seorang peneliti atau seorang
guru mengetahui bahwa validitas soal tes misalnya terlalu rendah atau rendah saja
maka selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes manakah yang menyebabkan soal
secara keseluruhan tersebut jelek karena memiliki validitas rendah untuk keperluan
inilah dicari validitas butir soal.

Pengertian umum untuk validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan valid
apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. skor pada item
menyebabkan super total menjadi tinggi atau rendah. Secara garis besar ada dua yaitu
dengan kata lain dapat dikemukakan di sini bahwa sebuah item memiliki validitas yang
tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini
dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan
rumus korelasi seperti sudah diterangkan di atas.
Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan dengan 1( bagi
item yang dijawab benar) dan O ( item yang di jawab salah), sedangkan skor total
selanjutnya mempunyai jumlah dari skor untuk semua item yang
membangun soal tersebut.

Contoh perhitungan

Tabel analisis item untuk perhitungan validitas item

No Nama Butir Soal / Item Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 Hartati 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8

2 Yoyok 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5

3 Oktaf 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4

4 Wendi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5

5 Diana 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6

6 Faul 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4

7 Suzana 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7

8 Helen 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8

Misalnya, akan dihitung validitas item 6, maka score item tersebut disebut variabel x dan
skor total disebut variabel y. Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi product moment, baik dengan rumus simpangan maupun rumus
angka bek kasar. Penggunaan kedua rumus tersebut masing-masing ada keuntungannya.
Menggunakan rumus simpangan angkanya kecil-kecil tetapi kadang-kadang pecahnya
rumit. Jika skor rata-rata (mean) pecahan, simpangannya cenderung banyak pecahan.
Mengalikan pecahan persepuluhan ditambah dengan tanda-tanda plus(+) dan minus (-)
kadang-kadang bisa menyesatkan. Penggunaan rumus angka kasar bilangannya besar-besar
tetapi bulat. Jika ada kalkulator statistik disarankan menggunakan rumus angka kasar saja.
Yang dibutuhkan hanyalah : Σx,Σ,y,Σx2, Σy2,danΣxy. Tidak perlu membuat tabel seutuhnya.

Contoh perhitungan mencari validitas item


Untuk menghitung validitas item nomor 6, dibuat terlebih dahulu tabel persiapannya sebagai
berikut:

Tabel persiapan

Untuk menghitung validitas item nomor 6

No Nama X Y
1 Hartati 1 8
2 Yoyok 0 5
3 Oktaf 1 4
4 Wendi 1 5
5 Diana 1 6
6 Faul 0 4
7 Suzana 1 7
8 Helen 1 8

Keterangan:

X = skor item no 6

Y = skor total

Dari perhitungan kalkulator diperoleh data sebagai berikut :

Σx = 6 Σx2 = 6

Σy = 46 Σy2 = 288

6
Σxy = 37 ρ= = 37
8

2
x-1 = 5,57x ԛ = = 5,57
8

ӯ = 6,17 y
sudah diketahui Σx, Σy, Σx2, Σy2 dan Σxy. Tinggal masukkan bilangan-bilangan tersebut ke
dalam rumus korelasi product moment dengan rumus angka besar. Data di atas dimasukkan
ke dalam rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:

Koefisien validitas item nomor 6 adalah 0,421. Dilihat secara sepintas bilangan ini memang
sesuai dengan kenyataannya. Hal ini dapat diketahui dari skor-skor yang tertera baik pada
item maupun skor total. Oktaf yang hanya memiliki skor total 3 dapat memperoleh skor 1
pada item, sedangkan Yoyo dan Wendy yang mempunyai skor total sama yaitu 5 skor pada
item tidak sama. Validitas item tersebut kurang meyakinkan tentu saja validitasnya tidak
tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Validitas adalah ketepatan suatu  pengukuran dengan menggunakan instrumen
pengukuran atau evaluasi.Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara
atau metode yaitu Pengukuran produktivitas ( productivity),  Predictive validity, dan
Construct validity. Secara garis besar ada dua macam validitas yaitu validitas logis
dan
validitas empiris.Pengukuran validitas sebenarnya dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar (dalam arti kuantitatif) suatu aspek psikologis terdapat dalam diri
seseorang, yang dinyatakan oleh skor pada instrumen pengukur yang bersangkutan.
Sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar
terhadap skor total. Skor item yang menyebabkan bisa tinggi atau rendah. Sebuah
item memilki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan
skor total.Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiilikioleh
sebutir item (soal), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat
butir item tersebut.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat mudah-mudahan apa yang kami
paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih
mengetahui validitas isi butir soal. Kami menyadari makalah yang kami paparkan
dalam makalah ini tentu masih banyak kekurangan, maka dari itu kami berharap
masukan dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara.
Azwar, Syaifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sudjana, Nana.1999. Penilian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
BAB II
PEMBAHASAN
Validitas Butir Soal Validitas butir soal atau validitas konstruk adalah sebuah alat ukur yang
menunjukkan hasil yang diperoleh sesuai dengan teori (Arikunto, 2013). Validitas butir soal
menurut Arikunto (2013) dapat dihitung dengan rumus korelasi point biseral. Setelah itu
dihitung rpbis dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan tepat 5% jika rpbis > maka
butir soal dikatakan valid Rumus dari validitas butir soal (2) rpbis = ୑୮ି୑୲ ୗ୲ ට୮ ୯
.................................................................................(2) Keterangan : rpbis = Koefisien korelasi
biseral MP = Rata-rata skor peserta didik yang menjawab benar Mt = Rata-rata skor total     
27 St = Standar deviasi skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar q = Proporsi
siswa yang menjawab salah Setelah dihitung dan diperoleh nilai koefisien korelasi biseral,
kemudian nilai koefisien biseral (rpbis) dibandingkan dengan nilai r tabel menggunakan taraf
signifikansi 5% atau setara dengan 0,05. Jika rpbis > r tabel maka butir soal dikatakan valid.
Butir soal yang valid layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil validitas butir soal
dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Lampiran 3.6 hasil setelah validitas butir soal dapat dilihat
pada lampiran 3.4 Tabel 3.4 Tabel Hasil Validitas Butir Soal Instrumen Prestasi Belajar
Jumlah Soal Validitas Butir Soal 30 Valid Tidak Valid

Anda mungkin juga menyukai