OLEH:
Alfin Zawawi 200401010004
Meilisa Eka D 200401010029
M. Vicry Rahman J 200401010020
Raynal Fira R 200401010002
Widya Herawati 200401010005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahNya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul TEORI UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
dengan tepat waktu guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Statistik Parametrik di
Universitas PGRI Kanjuruhan Malang. Kami berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Teori uji validitas dan uji reliabilitas.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah penelitian dibidang pendidikan pada dasarnya terdapat sebuah
variabel yang harus diukur karakteristiknya. Adapun karakterististiknya misalnya adalah
rata-rata, mean, median, modus, standar deviasi dan lain-lain. Instrument merupakan
sebutan untuk alat ukur yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mengukur
karakteristik sebuah variable dalam penelitian pendidikan.
Nurkancana (1992: 141) mengungkapkan bahwasannya suatu alat pengukur
dapat dikatakan alat pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur
apa yang hendak diukur secara tepat. Adapun yang mempengaruhi validitas dan
reliabilitas, adalah (1) instrumen, (2) subjek yang diukur, dan (3) petugas yang
melakukan pengukuran. Sedangkan dalam hal pengukuran, terkhusus bidang pendidikan
hal yang terpenting adalah informasi hasil ukur yang tepat. Karena dengan hasil ukur
yang tidak tepat maka akan memberikan informasi yang tidak benar pula, sehingga
kesimpulan yang diambil juga tidak benar.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimana konsep dasar validitas dan reliabilitas instrument?
2. Bagaimana penerapan validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian?
3. Bagaimana Praktikum uji validitas dan reliabilitas instrument dengan software
SPSS?
4. Bagaimana Konsep dasar analisis faktor ?
5. Bagaimana Praktikum analisis faktor dengan software SPSS ?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dituliskannya makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar uji validitas dan reliabilitas sebuah
intrumen
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan validitas dan reliabilitas instrumen dalam
penelitian
3. Untuk mengetahui bagaimana praktikum uji validitas dan reliabilitas instrumen
dengan software SPSS
4. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar dari analisis faktor
5. Untuk mengetahui bagaimana praktikum analisis faktor dengan software SPSS
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk menilai apakah nilai-nilai di atas (Validitas Butir dan Reliabilitas Butir) valid
dan reliabel, bandingkan dengan R Tabel Pada DF=N-2 dan Probabilitas 0,05. Dari tabel
diatas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji signifikan 0.05, artinya
bahwa item-item tersebut diatas valid.
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.981 yang menunjukan bahwa ke-11 pernyataan cukup
reliabel.
Dalam SPSS kita bisa gunakan uji pearson product moment untuk uji validitas butir,
dan kita bisa gunakan corrected item to toral correlalation
4. Konsep Dasar Analisis Faktor
Pada dasarnya, Analisis faktor (AF) merupakan salah satu analisis multivariant
yang dirancang dengan tujuan untuk meneliti sebuah sifat dari hubungan antara beberapa
variabel dalam pola hubungan dan satu perangkat tertentu.
Hardjodipuro, 1988 : 3, mengemukakan bahwa tujuan AF adalah menentukan
apakah satu perangkat variabel dapat digambarkan berdasarkan berdasarkan jumlah
“dimensi” atau “faktor” yang lebih sedikit daripada jumlah variabel. Sedangkan Suryanto
(1988 : 234) mengemukakan bahwa AF adalah kajian tentang kesalingketergantungan
antara variabelvariabel dengan tujuan untuk menemukan himpunan variabel baru yang
lebih sedikit jumlahnya dari variabel semula dan menunjukkan variabel-variabel mana
dari variabel semula tersebut yang merupakan faktor persekutuan.
Kerlinger (1996 : 1000) menyatakan bahwa AF merupakan keiritan upaya ilmiah
yaitu mengurangi kelipatgandaan tes dan pengukuran sehingga jauh menjadi lebih
sederhana dengan jalan memberitahukan hal-hal sebagai berikut : ada butir-butir tes atau
ukuran yang saling dapat serasi atau sama tujuannya dan sejauh mana kesamaan itu,
ukuranukuran apa saja yang mengukur hal yang sama dan seberapa jauhkah ukuran-
ukuran tersebut mengukur hal atau karakteristik yang diukur. Kemudian Kerlinger juga
menambahkan bahwa AF juga membantu menemukan dan mengidentifikasi keutuhan-
keutuhan atau sifat-sifat mendasar yang melandasi tes dan pengukuran.
Hardjodipuro (1988 : 62) mengemukakan bahwa AF merupakan penyederhaan
ilmiah (scientific parsimony) karena analisis tersebut mengurangi kerumitan tes dan
pengukuran menjadi suatu deskripsi ilmiah yang sederhana. Didalamnya, AF membahas
mengenai berbagai tes atau berbagai pengukuran mana yang merupakan satu kelompok
atau mana yang mengukur atau menguji hal-hal yang sama tersebut. AF juga dapat
membantu mengurangi jumlah variabel. AF juga dapat membantu peneliti dapat
menemukan dan mengidentifikasi satuan-satuan atau ciri-ciri yang mendasari suatu tes
dan pengukuran.
Terdapat beberapa istilah teknis yang harus diketahui dalam AF, yakni:
1) Variabel/butir
AF akan menguji apakah setiap butir tersebut mengukur masing-masing
satu dimensi variabel atau beberapa butir sebenarnya mengukur dimensi yang
sama. AF membantu menyederhanakan dengan menyatukan beberapa variabel
bebas yang ternyata mengukur hal yang sama ke dalam faktor, sehingga
variabel terikat tidak dijelaskan oleh terlalu banyak variabel, tapi hanya
beberapa variabel (faktor) saja.
2) Faktor
Faktor adalah sejumlah butir / alasan yang sebenarnya mengerok perspektif
yang arah-arah. Mengukur / menggambarkan alasan memperuntukkan
terlampau berlebihan butir / alasan berperan sulit menangkap perspektif yang
dimiliki alasan. AF membantu membentuk pemendekan tambah mengerahkan
sejumlah butir / alasan yang mengerok perspektif arah-arah berperan tunggal
faktor.
3) Ekstraksi
Menurut arti kamus, ekstraksi (extraction) berarti memeras dan ekstrak
(extract) berarti sari (Echols dan Shadily, 1993 : 227). Beberapa butir /
variabel kemungkinan mengukur / menjelaskan dimensi yang sama atau
memiliki faktor yang sama. Prosedur 160 ekstraksi dilakukan untuk memeras
banyak butir / variabel hingga ditemukan beberapa faktor saja yang menjadi
sarinya.
4) Eigenvalues
Eigenvalues adalah ukuran nilai tertentu dari varians butir agar dapat
dikonstruksi menjadi sebuah faktor. Setiap butir memiliki eigenvalues 1,00
bila digunakan untuk mengukur variabel. Sebuah faktor dimaksudkan untuk
meringkas butir-butir yang mempunyai dimensi sama. Pekerjaan meringkas
berfungsi dengan baik bila faktor berperan lebih baik dibandingkan butirbutir
berdiri sendiri, sehingga faktor harus mempunyai varians di atas 1,00. Oleh
karena itu faktor hanya akan dipertahankan bila memiliki eigenvalues di atas
1,00.
5) Rotasi
Rotasi (rotation) mempunyai arti kamus perputaran (Echols dan Shadily, 1993
: 491). Dalam AF, rotasi dimaksudkan sebagai proses memutar sumbu
mendekati koordinat butir / variabel, sehingga diketahui pengelompokkan dan
sumbangan butir kepada faktor.
6) Communalities
Faktor terbentuk karena adanya varians bersama beberapa butir. Setiap butir
mengandung varians umum, spesifik dan galat. Varians umum (common
variance) merupakan bagian dari varians butir tersebut yang disumbangkan
kepada setiap faktor. Total varians umum yang disumbangkan kepada semua
faktor disebut komunalitas yang dinotasikan dengan h 2 . Bila metode
ekstraksi menggunakan principal component analysis, maka komunalitas akan
selalu 1,00 (satu), karena metode ekstraksi ini tidak memisahkan varians
umum, spesifik dan galat.
7) Factor loadings
Muatan faktor (factor loadings) yang dinotasikan dengan h merupakan
sumbangan varians bersama sebuah butir kepada faktor. Sebuah butir menjadi
muatan sebuah faktor bila memberikan sumbangan yang besar hanya pada
satu faktor tersebut dan tidak pada faktor lainnya.