Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN


SEORANG MUSLIM

Dosen pembimbing:

Imam

Ghozali,S.Ag.,M.Pd.I

Disusun oleh:

Raynal Fira Ramadlan

200401010024

PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

TAHUN AJARAN 2020

2.Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Implementasi Iman dan Taqwa Dalam Kehidupan
Seorang Muslim tepat waktu.
Makalah ini guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Bimbingan dan Konseling
diUniversitas Kanjuruhan Malang. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca. saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Imam Ghozali,S.Ag.,M.Pd.I. selaku dosen pembimbing. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni.Saya juga mengucapkan
terima kasih pada semua teman-teman saya yang tercinta.

MALANG 24-10-2020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................   i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang .............................................................................................................   1
1.2   Rumusan Masalah ........................................................................................................   1
1.3   Tujuan ..........................................................................................................................   1
BAB II 
PEMBAHASAN 
A.Pengertian Iman dan Taqwa ........................................................................................  2
B.Tanda-tanda Orang Beriman .......................................................................................   3
C.Wujud Iman dan Taqwa ..............................................................................................   3
D.Proses Terbentuknya Iman ..........................................................................................  4
E.Kolerasi Keimanan dan Ketaqwaan ............................................................................   4
F.Implementasi Iman dan Taqwa ...................................................................................   4
G.Peran dan Taqwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern ...   5
H.Problematika, Tantangan, dan Resiko dalam Kehidupan Modern ............................... 7
BAB III 
PENUTUP 
Kesimpulan ..................................................................................................................   9
       Daftar Pustaka .............................................................................................................   9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

            Makalah ini ditunjukkan untuk seorang muslimagar mengenal Implementasi iman dan
taqwa dalam kehidupan.Seiring perkembangan dunia yang begitu pesat yang selain bersifat
positif atau negatif.
            Demikianlah seorang manusia yang ingin sukses harus dapat bersikap profesional dan
proforsonal dalam mencapai tujuan tersebut, sebab sesungguhnya tujuan akhir seorang
manusia adalah mewujudkan peribadatan kepada Allah dengan iman dan taqwa.
            Oleh karena itu orang yang paling sukses dan paling mulia disisi Allah adalah yang
paling taqwa, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:

                                                                        ‫إِنَّ أَ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد هللاِ أَ ْتقَا ُك ْم إِنَّ هللاَ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS.
49:13).

1.2 RUMUSAN MASALAH


           
1. Apa pengaruh iman dan taqwa  terhadap kehidupan manusia ?
2. Bagaimanakah peran iman dan taqwa dalam menjawab masalah dan tantangan kehidupan
modern ?

1.3 TUJUAN

1.Untuk mengetahui tantangan dan resiko orang beriman dalam kehidupan modern.
2. Untuk mengetahui peran iman dan taqwa

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IMAN DAN TAQWA
· Pengertian Iman
            Iman menurut bahasa adalah  percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau
keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok - pokok kepercayaan
yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam.
Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu - amanan yang berarti percaya.
Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.
Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang
amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu, beriman kepada
Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah. Oleh karena iu beriman kepada Allah berarti
amat sangat terhadap ajaran Allah yaitu Al-Quran dan sunnah rasul.
            Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan
dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal
perbuatan (al-Imaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun bil arkaan)
Istilah iman dalam al-qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak
dan warna tentanhg suatu yang diimani, seperti dalam surat an-Nisa’: 51 yang dikaitkan
dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan thaghut (realita/nasionalisme). Sedangkan dalam surat
al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili. Bathil
berarti tidak benar menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4 iman dirangkaikan
dengan kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.
            Iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Secara
sempurna pengertiannya adalah membenarkan (mempercayai) Allah dan segala apa yang
datang dari pada-Nya sebagai wahyu melalui rasul-rasul-Nya dengan kalbu, mengikrarkan
dengan lisan dan mengerjakan dengan perbuatan.

·Pengertian Taqwa
             Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat
diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama
Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).      
            Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang aplikasinya

2
berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim yang bertaqwa
pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala larangannya
dalam kehidupan ini.
            Karakteristik orang - orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan
kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan, yaitu :
a.Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument
ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman.
b.Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat,anak yatim,orang–orang miskin,orang –
orang yang terputus di perjalanan,orang–orang yang meminta–minta dana, orang–orang yang
tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya.
c.Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal.
d.Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.
e.Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain memiliki
semangat perjuangan.

B.   TANDA-TANDA ORANG BERIMAN


            Al-qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut :
1.Jika disebut nama Allah hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tidak lepas dari syaraf
memorinya (Al-anfal:2).
2.Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah. ( Ali imran:120, Al
maidah:12, Al-anfal:2, At-taubah:52, Ibrahim:11).
3.Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintah-Nya. (Al-anfal:3, Al-
mu’minun:2,7)
4.Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah. (Al-anfal:3, Al-mukminun:2,7).
5.Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan. (Al-mukminun;3,5).
6.Memelihara amanah dan menepati janji. (Al-mukminun:6).
7.Berjihad di jalan Allah dan suka menolong. (Al-anfal:74).
8.Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin. (An-nur:62).

C. WUJUD IMAN DAN TAQWA


            Akidah islam dalam al-qur’an disebut iman. Iman bukan hanya berarti percaya
melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Akidah islam atau
iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan aturan hukum yang datang dari
3
islam. Oleh karena itu, menjadi seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala
sesuatu yang diatur dalam ajaran islam. Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan
dari hal-hal yang di larang agama, merupakan salah satu bentuk wujud seorang muslim yang
bertaqwa. Karena taqwa adalah sebaik-baik bekal yang harus kita peroleh dalam mengarungi
kehidupan dunia.
D.PROSES TERBENTUKNYA IMAN
            Proses terbentuknya iman di awali dengan proses perkenalan, mengenal ajaran Allah
adalah langkah dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran
Allah maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah.
            Selain proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa
pembiasaan. Seorang anak harus dibiasakan terhadap apa yang diperintahkan Allah dan
menjauhi larangan Allah agar kelak nanti terampil melaksanakan ajaran Allah.

E.   KOLERASI KEIMANAN DAN KETAQWAAN


            Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua
yaitu, tauhid teoristis dan tauhid praktis.
·  Tauhid Teoristis
                 Tauhid yang membahas tentang keesaan zat, sifat dan perbuatan tuhan.
· Tauhid Praktis
              Tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah berhubungan dengan amal dan
ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan penerapan dari tauhid teoritis.
Seperti dengan kata lain, tidak ada yang di sembah selain Allah, atau yang wajib
disembah hanyalah Allah semata yang menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan
gerak langkah. Oleh karena itu, seseorang baru dinyatakan beriman dan bertaqwa apabila
sudah mengucapkan kalimat tauhid dan dengan mengamalkan semua perintah Allah dan
menjauhi larangannya.

F.IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA


a.     Pemantapan Iman dan Taqwa
            Masa depan ditentukan oleh umat yang memiliki kekuatan budaya yang
dominan.Generasi pelopor penyumbang dibidang pemikiran dan pembaruan perlu dibentuk di
era pembangunan. Keunggulan generasi pelopor akan di ukur ditengah masyarakat dengan
pengetahuan dan pemahaman permasalahan yang dihadapi umat. 
4
Mantapnya pemahaman agama dan adat budaya dalam perilaku seharian jadi landasan. Usaha
kearah pemantapan metodologi pengembangan melalui program pendidikan dan pelatihan,
pembinaan keluarga, institusi serta lingkungan mesti sejalin dan sejalan dengan pemantapan
Akidah Agama pada generasi mendatang. .

b.     Melemahnya Jati Diri


            Kelemahan mendasar ditengah perkembangan zaman adalah melemahnya jati diri,dan
kurangnya komitmen kepada nilai luhur agama yang menjadi anutan. Kurangnya kemampuan
dalam penguasaan teknologi dasar yang akan menopang perekonomian bangsa, dipertajam
oleh kurangnya minat menuntut ilmu, menjadikan diri masyarakat bertambah tertutup.
Kondisi ini akan menjauhkan peran di eraglobalisasi, dan akhirnya membuka peluang
menjadi jajahan di negeri sendiri. 
            Melibatkan generasi muda secara aktif menguatkan jalinan hubungan timbal balik
antara masyarakat dalam tata kehidupan sehari-hari. Aktifitas ini mendorong
lahirnya generasi yang bertanggung jawab.

c.      Arus Globalisasi
            Globalisasi sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau proses menjadikan
sesuatu mendunia (universal),.  Era globalisasi adalah era perubahan cepat. Dunia akan
transparan, terasa sempit seakan tanpa batas.Globalisasi juga menjanjikan harapan dan
kemajuan.Kejelian dalam menangkap zaman mampu menjaring peluang-peluang yang ada,
sehingga memiliki visi jauh ke depan.  Diantara yang menjanjikan itu adalah pertumbuhan
ekonomi yang pesat. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menjadi alat untuk menciptakan
kemakmuran masyarakat.

G.  PERAN IMAN DAN TAQWA DALAM MENJAWAB PROBLEMA DAN


TANTANGAN KEHIDUPAN      
Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan
beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia:
a.     Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.
                 Orang  yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau Allah
hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat mencegahnya.
Sebaliknya,jika Allah hendak menimpakan bencana, maka tidak ada satu kekuatanpun yang
sanggup menahan dan mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan
5
sifat mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan,
menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada
khufarat, takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah firman
Allah surat Al Fatihah ayat 1-7.
b.     Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.
            Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak diantara
manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko.
Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang
beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah:
         “Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan kamu kendatipun kamu di
benteng yang tinggi lagi kokoh”.( An Nisa 4: 78)
c.      Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan.
                   Rezeki memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang
melepaskan pendirian bahkan tidak segan-segan melepaskan prinsip,menjual
kehormatan,bermuka dua,menjilat dan memperbudak diri karena kepentingan materi.
Pegangan orang beriman dalam hal ini adalah firman Allah:
        “Dan tidak ada satu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfud)”. (Hud, 11:6)
d.     Iman memberikan kententraman jiwa.
                 Seringkali manusia dilanda resah dan duka cita, serta digoncang oleh keraguan dan
kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan , hatinya tentram(mutmainah),
dan jiwanya tenang(sakinah), seperti dijelaskan firman Allah:
        “…..(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (Ar-
Ra’d,13:28)
e.      Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).
                 Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu melakukan
kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah :
         “Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahal yang lebih baik
dari apa yang mereka kerjakan.” (An Nahl, 16:97)
f.       Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
                 Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat ikhlas, tanpa pamrih ,
6
kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah
diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berfirman pada
firman Allah:
  Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.” (Al-An’aam, 6:162).
g.     Iman memberikan keberuntungan.
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar karena Allah membimbing
dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang beriman adalah
orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
"Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang
yang beruntung”. (Al-Baqarah, 2:5)
h.       Iman mencegah penyakit.
             Ahlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh
manusia mukmin dipengaruhi oleh iman.Jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak
mengacuhkan azas moral dan ahlak, merobek-robek nilai kemanusiaan dalam setiap
perbuatannya, tidak pernah ingat kepada Allah, maka orang yang seperti ini hidupnya akan
dikuasai oleh kepanikan dan ketakutan.Hal itu akan menyebabkan tingginya hormon
adrenalin dan persenyawaan kimia lainnya. Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang
negatif terhadap biologi tubuh serta lapisan otak bagian atas. Hilangnya keseimbangan
hormon dan kimiawi akan mengakibatkan terganggunya kelancaran proses metabolisme zat
dalam tubuh manusia. Pada waktu itulah timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan
ketegangan psikologis, serta hidupnya selalu dibayangi oleh kematian.
                 Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya
sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi menjadi kekuatan yang mendorong dan
membentuk sikap perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orang yang
beriman, maka akan terbentuk masyarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera.

I. PROBLEMAATIKA, TANTANGAN, DAN RESIKO DALAM KEHIDUPAN


Problem-problem manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya dampak negatif,
mulai dari berbagai penemuan teknologi yang berdampak terjadinya pencemaran lingkungan,
rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beberapa penyakit.
       Beberapa problem yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
7
a.  Problem dalam Hal Ekonomi
             Semakin lama manusia semakin menganggap bahwa dirinya merupakan homo
economicus, yaitu merupakan makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan melupakan
dirinya sebagai homo religious yang erat dengan kaidah – kaidah moral.
b.Problem dalam Bidang Moral
       Pada hakikatnya Globalisasi adalah sama halnya dengan Westernisasi.  Ini tidak lain
hanyalah kata lain dari penanaman nilai – nilai Barat yang menginginkan lepasnya ikatan –
ikatan nilai moralitas agama yang menyebabkan manusia Indonesia berkiblat kepada dunia
Barat dan menjadikannya sebagai suatu simbol dan tolok ukur suatu kemajuan.
c. Problem dalam Bidang Agama
      Tantangan agama dalam kehidupan modern ini lebih dihadapkan kepada faham
Sekulerisme yang menyatakan bahwa urusan dunia hendaknya dipisahkan dari urusan agama.
d.Problem dalam Bidang Keilmuan
      Masalah yang paling kritis dalam bidang keilmuan adalah pemikiran yang pada
kehidupan modern ini adalah menganut faham positivisme dimana tolok ukur kebenaran yang
rasional,terukur lebih ditekankan.
8

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
◦ Iman berarti percaya, sedangkan taqwa berarti memelihara. Imanadalah suatu keyakinan
terhadap aturan Allah sedangkan Taqwa adalahmemelihara diri dari sifat dhzalim dengan
mematuhi segala aturan danmenjauhi segala larangan Allah SWT.
◦ Wujud keimanan dari dalam diri seseorang bisa dilihat dari akidah danakhlaknya.
◦ Proses pembentukan iman, diawali dengan proses perkenalan,kemudian meningkat menjadi
senang atau benci. Mengenal ajaranAllah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada
Allah.
◦ Implementasi iman dapat dari berbagai segi kehidupan, dari segiekonomi, politik, sosial,
budaya dll.
◦ Peran keimanan dalam kehidupan sehari-sehari juga beragam salahsatunya keimanan juga
mencegah diri dari kemusyrikan.
◦ Hubungan iman, taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi adalahdapat dilihat dari
sikapnya; ketika seorang cendekiawan muslim beriman dan bertaqwa maka ia akan menjaga
sikapnya dan berbagiilmu kepada sesama.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29551339/MAKALAH_AGAMA_IMPLEMENTASI_IMAN_D
AN_TAQWA_DALAM_KEHIDUPAN_MODERN
9

Anda mungkin juga menyukai