Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR

TEORI PERKEMBANGAN KARIR

Disusun oleh:

Annisa Niefla Nur Azizah (K3120011)

Elisabeth Sari Ditaningrum (K3120017)

Rosella Lestania (K3120057)

Samuel Kevin Ardian Praditya (K3120061)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori
Perkembangan Karir” sebagai tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karir. Pada
makalah ini penulis mencoba untuk menjelaskan mengenai teori perkembangan karir yang
memuat delapan pendapat para ahli. Tujuan dari makalah ini untuk menambah wawasan
penulis dan pembaca tentang teori-teori perkembangan karir dari berbagai sudut pandang para
ahli.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Naharus Surur, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karir dan semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 11 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1 ........................................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB 2 ........................................................................................................................................ 3

2.1 Teori Trait and Factor ................................................................................................. 3

2.2 Teori Perkembangan Karir Donald E. Super .............................................................. 3

2.3 Social Learning Approach to Career Development Theory Krumboltz ..................... 4

2.4 Teori Penyesuaian Kerja ............................................................................................. 4

2.5 Teori Karir Holland Personality in Work Enviroment ................................................ 5

2.6 Savickas ....................................................................................................................... 7

2.7 Teori Batasan dan Kompromi Gottfredson ................................................................. 9

2.8 Sosial Kognitif........................................................................................................... 10

BAB 3 ...................................................................................................................................... 11

3.1 Rangkuman................................................................................................................ 11

3.2 Kesimpulan................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permendikbud nomor 111 tahun 2014, mengemukakan bahwa layanan bimbingan dan
konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang
dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam rangka memfasilitasi
perkembangan peserta didik untuk mencapai kemandirian diri dan kesejahteraan dalam
kehidupannya. Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara tatap muka atau
langsung antara konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik maupun
secara tidak langsung dengan menggunakan media tertentu. Pada bidang layanan
bimbingan dan konseling menurut Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling (POP BK) meliputi empat bidang, salah satunya bidang karir. Bidang karir ini
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menentukan dan mengambil keputusan
karir untuk masa depannya.
Winkel pada tahun 2007 (Winkel, 2017) menyatakan bahwa karir merupakan pekerjaan
atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh
alam pikiran dan perasaan seseorang serta mewarnai gaya hidupnya. Sedangkan Abdullah
pada tahun 2018 (Abdullah, 2018) mendefinisikan karir sebagai suatu proses kemajuan dari
rangkaian-rangkaian perjalanan pengembangan pengalaman seseorang sepanjang waktu
yang dilaluinya dan berkaitan dengan pekerjaan utamanya. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa karir adalah pekerjaan atau profesi yang ditekuni dan mencakup proses
kemajuan pada kehidupan dalam dunia kerjanya.
Pada makalah ini, penulis akan membahas delapan teori perkembangan karir, yakni
Teori trait and factor, Teori perkembangan karir Donald E. Super, Social Learning
Approach to Career Development Theory Krumboltz, Teori Penyesuaian Kerja, Teori Karir
Holland Personality in Work Enviroment, Teori Konsep Diri Perkembangan Karir
Savickas, Teori Gottfredsson Batasan dan Kompromi (Circumscription and Compromise),
dan Teori Karir Kognitif-Sosial.
Teori Holland menggunakan pendekatan self-knowledge dan informasi karir yang
dibutuhkan dalam menentukan keputusan karir untuk masa depan. Hal ini berdampak besar
dalam bidang bimbingan dan konseling karir, yakni membantu dalam proses asesmen minat
dan bakat peserta didik dan implikasinya bagi konseling untuk mengembangkan strategi

1
2

dalam meningkatkan pengetahuan tentang diri sendiri, berbagai lingkungan kerja, serta
persyaratan okupasional.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana konsep Teori Perkembangan Karir menurut para ahli?


a. Teori trait and factor
b. Teori perkembangan karir Donald E. Super
c. Social Learning Approach to Career Development Theory Krumboltz
d. Teori Penyesuaian Kerja
e. Teori Karir Holland Personality in Work Enviroment
f. Teori Konsep Diri Perkembangan Karir Savickas
g. Teori Gottfredsson Batasan dan Kompromi (Circumscription and Compromise)
h. Teori Karir Kognitif-Sosial

1.3 Tujuan

Mengetahui dan memahami konsep Teori Pemahaman Karir menurut para ahli, yakni
Teori trait and factor, Teori perkembangan karir Donald E. Super, Social Learning
Approach to Career Development Theory Krumboltz, Teori Penyesuaian Kerja, Teori
Karir Holland Personality in Work Enviroment, Teori Konsep Diri Perkembangan Karir
Savickas, Teori Gottfredsson Batasan dan Kompromi (Circumscription and
Compromise), dan Teori Karir Kognitif-Sosial
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Teori Trait and Factor

Trait and Factor, secara sederhana dapat diartikan sebagai mencocokkan karakter
individu dengan tuntutan suatu okupasi tertentu yang akan membantu memecahkan
masalah penelusuran karirnya. Dalam teori Trait and Factor, kepribadian merupakan suatu
sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya seperti kecakapan, minat,
sikap, dan temperament. Kepribadian dapat diidentifikasi dari hasil testing psikologis yang
mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.

Karakteristik utama dari teori ini adalah asumsi bahwa individu mempunyai pola
kemampuan unik atau traits yang dapat diukur secara objektif dan berkaitan dengan
tuntutan berbagai jenis pekerjaan. Pada dasarnya, individu berusaha untuk menggunakan
pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan
potensinya. Namun, pendekatan trait dan faktor dinilai terlalu sempit cakupannya untuk
dipandang sebagai teori utama perkembangan karir karena hanya terdapat satu tujuan karir
untuk setiap orang dan keputusan karir terutama didasarkan atas kemampuan yang terukur.

2.2 Teori Perkembangan Karir Donald E. Super

Teori self-concept merupakan bagian yang sangat penting dari pendekatan Super
terhadap perilaku vokasional. Vocational self-concept berkembang melalui pertumbuhan
fisik dan mental, observasi kehidupan bekerja, mengidentifikasi orang dewasa yang
bekerja, lingkungan umum, dan pengalaman. Meskipun vocational self-concept hanya
merupakan bagian dari konsep diri secara keseluruhan, tetapi konsep tersebut merupakan
tenaga penggerak yang membentuk pola karir yang akan diikuti oleh individu sepanjang
hidupnya.

Super membagi teori konsep diri ke dalam dua komponen: (1) personal atau
psikologis, yang berfokus pada cara individu memilih dan beradaptasi pada pilihannya; dan
(2) sosial, yang berfokus pada asesmen pribadi yang dilakukan oleh individu terhadap
situasi sosio-ekonominya dan struktur sosial. Hubungan antara konsep diri dengan
perkembangan karir merupakan salah satu kontribusi utama teori Super.

3
4

Super (1974) mengidentifikasi dimensi kematangan karir yang mendukung konsep


bahwa pendidikan dan konseling dapat menjadi stimulus untuk perkembangan karir.
Kematangan karir tidak hanya terkait dengan tugas-tugas perkembangan yang terselesaikan
secara individual tetapi juga dengan perilaku yang diimplementasikan dalam melaksanakan
tugas-tugas perkembangan pada periode tertentu. Konsep kematangan karir yang
dikembangkan oleh Super mempunyai implikasi yang besar bagi program pendidikan karir
dan konseling karir.

2.3 Social Learning Approach to Career Development Theory Krumboltz

Pendekatan teori social-learning dalam pemilihan karir telah dipelopori oleh


Krumboltz, Mitchell, dan Gelatt (1975). Dalam teori ini, proses perkembangan karir
melibatkan empat faktor yaitu: (1) warisan genetic dan kemampuan khusus, (2) kondisi dan
peristiwa lingkungan, (3) pengalaman belajar, dan (4) keterampilan pendekatan tugas.

Krumboltz et al. menekankan bahwa pengalaman belajar yang unik dari masing-
masing individu selama hidupnya menyebabkan berkembangnya pengaruh-pengaruh
primer yang mengarahkan pilihan karirnya. Pembentukan keyakinan dan generalisasi
individu menjadi hal yang penting dalam model social-learning. Dalam mengambil
keputusan individu dapat mengamati, meniru, dan mencontohi orang-orang yang ada
disekelilingnya. Peranan konselor adalah menelusuri asumsi-asumsi dan keyakinan
individu dan mengeksplorasi alternative keyakinan dan tindakan yang perlu dilakukan.

2.4 Teori Penyesuaian Kerja

Leung (dalam Athanasou, 2008:116) mengemukakan bahwa teori penyesuaian


kerja merupakan teori perkembangan karir untuk mengkaitkan perbedaan individual
perilaku memilih pekerjaan yang menyesuaikan dengan korespondensi lingkungan.
a. Konsep Dasar
Brown mengemukakan bahwa teori penyesuaian kerja termasuk kelas teori yang
dikenal sebagai teori P (person) dan E (environment). Teori ini untuk mengetahui P
sebagai invidu atau pekerja/karyawan sedangkan E adalah lingkungan kerja dan atau
organisasi. Variabel P dan E ini sering digunakan untuk menjelaskan perilaku atau
hasil.
Teori Penyesuaian Kerja dimulai dengan asumsi bahwa:
1. P sebagai organisme yang bekerja
2. P memiliki kemampuan untuk bertahan atau menyesuaikan diri dengan E
5

3. P mempunyai perilaku untuk berinteraksi dalam E


b. Karakteristik Teori Penyesuaian Kerja
Setiap individu ingin mencapai prestasi dalam bekerja dan kepuasan dalam
pencapaiannya. Dawis dan Lofquist menuliskan bahwa kepuasan adalah indikator
kunci dalam penyesuaian kerja. Kepuasan dan pemuasan kerja dapat berhubungan
dengan pergantian, absensi, keterlambatan dalam bekerja, kesetian dalam bekerja,
kesetian pada pekerjaan, menjaga moral kerja dan produksi.
c. Aspek Penyesuaian Kerja
1. Aspek Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri
sehingga tercapainya hubungan yang harmonis antara siapa dirinya dengan
lingkungan kerjanya.
2. Penyesuaian Sosial
Lingkungan masyarakat dan individu dapat mempengaruhi satu sama lain. Dari
proses tersebut timbul pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah
aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi untuk mencapai
penyesuaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.

2.5 Teori Karir Holland Personality in Work Enviroment

John Holland berpendapat bahwa kepribadian merupakan prioritas yang menjadi


alasan utama individu dapat tertarik atau tidak pada suatu karir yang ingin
diperjuangkannya dalam hidup. Holland juga menambahkan bahwa terdapat variable-
variabel lain yang dapat melatarbelakangi atau mempengaruhi pengambilan keputusan
karir individu. Konsep yang menjadi pusat perhatian Holland adalah bagaimana individu
dapat mengambil keputusan tentang karirnya untuk memuaskan orientasi kesenangan
pribadinya yang telah terbentuk melalui sifat genetik yang diturunkan orang tua dan
perjalanan atau bahkan pengalaman hidup individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Semakin tinggi tingkat dominan orientasi yang dimiliki, semakin tinggi
pula tingkat kepuasan yang akan diperoleh individu. Selain itu, lingkungan kerja yang
cocok atau sesuai dengan individu akan menjadi faktor penentu pemilihan gaya hidup
individu.

Selffulfillment dapat diraih saat individu berada dalam okupasi yang sifatnya
homogen. Hal ini juga dapat menjadi penyebab konsistennya karir individu. Holland
6

menegaskan bahwa dalam proses pencarian kepuasan dan stabilitas vokasional, individu
sangat memerlukan pengetahuan yang memadai dari dirinya sendiri (selfknowledge).
Langkah berikutnya yang harus diperhatikan individu adalah menyadari pentingnya self-
evaluations individual demi mencapai karirnya.

Berikut ini tabel mengenai gaya pribadi dan lingkungan okupasional yang saling
berkaitan satu sama lain. 1

Gaya Pribadi Tema Lingkungan Okupasional


• Memiliki kecenderungan Realistic • Pekerja terampil seperti tukang
agresif, pipa, tukang listrik, dan operator
• Menyukai hal-hal yang mesin.
konkret, • Keterampilan teknisi seperti juru
• Hubungan interaksi mesin pesawat terbang, juru foto,
personal kurang baik juru draft dan pekerjaan servis
tertentu.
• Intelektual, Investigative • Ilmiah seperti ahli kimia, ahli
• Abstrak, fisika, dan ahli matematik.
• Analitik, • Teknisi seperti teknisi lab,
• Mandiri, programmer komputer, dan
pekerja elektronik.
• Imaginatif, Artistic • Artistik seperti pematung,
• Menghargai estetika, pelukis, dan desainer.
• Menyukai ekspresi diri • Musikal seperti guru musik,
melalui seni, pemimpin orkestra, dan musisi.
• Agak mandiri dan • Sastrais seperti editor, penulis,
extrovert dan kritikus.
• Menyukai interaksi sosial, Social • Edukasional seperti guru,
• Senang bergaul, administrator pendidikan, dan
• Memperhatikan masalah- profesor.
masalah sosial, • Kesejahteraan sosial seperti
• Religius, pekerja sosial, sosiolog, konselor

1 Artikel Teori Perkembangan Karir oleh Didi Tarsidi


7

• Berorientasi layanan rehabilitasi, dan perawat


masyarakat, dan profesional.
• Tertarik pada kegiatan
pendidikan
• Extrovert, Enterprising • Managerial seperti menejer
• Agresif, personalia, produksi, dan
• Petualang, menejer pemasaran.
• Menyukai peran-peran • Berbagai posisi pemasaran
pemimpin, seperti salesperson asuransi, real
• Dominant, estate, dan mobil.

• Persuasif, dan
• Memanfaatkan
keterampilan verbal yang
baik
• Praktis, Conventional • Pekerja kantor dan administrasi
• Terkendali, seperti penjaga waktu, petugas
• Bisa bergaul, file, teller, akuntan, operator,
• Agak konservatif, sekretaris, petugas pembukuan,

• Menyukai tugas-tugas resepsionis, dan manejer kredit.

terstruktur dan menyukai


aturan-aturan dengan
sanksi masyarakat

Jika dikaitkan dengan bimbingan dan konseling, teori Holland menekankan


pentingnya pencarian informasi yang tepat agar individu dapat mencapai kepuasan dalam
karirnya. Guru BK atau konselor dapat lebih berfokus pada pengembangan assesmen minat
dan bakat konselinya agar dapat diarahkan sedini mungkin dalam hal pengambilan
keputusan karir. Individu sangat perlu untuk memiliki self-knowledge, mengetahui
berbagai macam gaya pribadi dan jenis pekerjaan serta lingkungan okupasional yang
menjadi ketertarikannya.

2.6 Savickas
8

Savickas merupakan salah satu ahli yang berinovatif untuk menambahkan teori
Super. Konsep yang ditambahkan Savickas adalah konsep mengenai konstruksi kognitif.
Namun, Savickas hanya berfokus pada kehidupan karir yang didasarkan pada pengalaman
individu saat memasuki tahap dewasa sehingga pilihan kariri saat usia remaja bukanlah hal
yang ditekankan oleh Savickas.
Savickas (1997) menjelaskan proses karier merupakan gambaran detail dari
pembangunan konstruksi pribadi/social dan tidak dapat dikatakan sebagai kajian internal.
Pada tahun 2005, lebih jelas lagi Savickas mengatakan bahwa kebutuhan eksternal
merupakan hal yang juga harus dipertimbangkan dengan pribadi individu. Selain itu,
pengintegrasian informasi yang dikaji dari berbagai sumber menjadi hal yang sangat
penting. Pengumpulan informasi ini termasuk dalam skema umum. Proses identitas karir
terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan konstruksi juga ikut berubah saat
memasuki fase dewasa seiring dengan keputusan-keputusan baru yang akan diambil
kemudian hari serta lingkungan kerja individu. Namun, self concept career sebelumnya
telah terbentuk menjadi gambaran yang stabil pada masa remaja.
Terdapat lima tahap perkembangan yaitu pertumbuhan, mengeksplorasi,
pembentukan, pemeliharaan, dan pelepasan. Kelima tahap tersebut akan mengisi setiap
perubahan besar dalam individu. Konkret atau tidaknya proses perubahan yang terjadi
dapat dilihat dari penjelasan bagaimana perubahan itu terjadi. Mekanisme yang
ditunjukkan dalam penyesuaian perubahan karir dapat dikatakan dengan istilah “adaptasi”.
Dalam proses awal penentuan karir, individu sangat memerlukan konstruksi dasar.
Sedangkan, faktor pendukung yang tak kalah penting adalah partisipasi yang diberikan
individu dalam pekerjaan sebagai upaya mencapai integrasi sosial. Savickas juga
menggunakan istilah “habitus” untuk mengilustrasikan hubungan antara tingkat
kesubjektifan pandangan individu dengan konstruksi sosial serta penjelasan dari tujuan
struktur sosial.
Sikap, keyakinan dan kompetensi, ditunjuk oleh Savicas sebagai ABC atau
komponen dasar adaptabilitas. Sikap (A) dan keyakinan (B) menunjukkan keadaan dan
perasaan seseorang untuk beradaptasi lebih efektif. 2

2
Nita, R. M. Makalah Teori Perkembangan Karir.
http://www.academia.edu/6640647/MAKALAH_TEORI_PERKEMBANGAN_KARIR
9

Jika dikaitkan dengan bimbingan dan konseling, maka peran konselor berfokus pada
pengembangan praokupasi pada konseli. Pengembangan bertujuan untuk menanamkan
pemahaman tentang nilai-nilai yang menjadi inti kehidupan yang pada akhirnya makna
yang didapat akan menjadi bekal untuk mencari karir.
2.7 Teori Batasan dan Kompromi Gottfredson

Teori batasan dan kompromi yang telah dirumuskan oleh Gottfredson berfokus
pada pekerjaan yang diinginkan oleh individu dengan harapan adanya kecocokan antara
pekerjaan yang diinginkan dengan citra diri individu. Di sisi lain, Gottfredson juga
menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadi pengaruh besar bagi konsep diri individu
yaitu latar belakang sosial ekonomi dan tingkat intelektualitas.
Menurut Gottfredson kelas sosial dan kecerdasan diklasifikasikan ke dalam teori
konsep diri yang berkaitan dengan penentuan pilihan kejuruan. Hal ini dapat dijabarkan
dengan konstruksi berikut,
1. Self-Concept: pandangan seseorang mengenai segala hal dengan dirinya sendiri,
2. Images of Occupations: gambaran mengenai pekerjaan yang tetap memperhatikan
beberapa hal seperti kepribadian dan kecocokan individu atas pilihan pekerjaannya,
3. Cognitive Maps of Occupations: ilustrasi tentang peta kognitif yang berkaitan
dengan pekerjaan,
4. Sosial Space: lingkungan bekerja individu yang kemungkinan besar dapat menjadi
orientasinya dalam memilih pekerjaan didasarkan dengan keadaan mayoritas, baik
secara langsung maupun tidak langsung,
5. Circumscription: proses penyempitan ruang lingkup atau wilayahnya mengenai
pengambilan keputusan terkait ruang sosialnya serta alternatif lainnya,
6. Compromise: kepuasan individu mengenai pilihan baiknya meskipun bukanlah
yang terbaik,
7. Perkembangan Kognitif: kemampuan penalaran individu meningkat seiring
bertambahnya usia dan merupakan kompetensi mental pengembangan peta kognitif
yang di dalamnya terdapat pekerjaan dan konsep diri yang berkaitan dengan
pemahaman individu terhadap dunia kerja.
8. Pembentukan Diri: individualitas seseorang berkembang sebagai proses memahami
dan pembentukan diri.
10

9. Teori Batasan: proses penghilangan keinginan pekerjaan yang dilakukan individu


dikarenakan hal tersebut tidak dapat diterima. Teori batasan juga memiliki tahapan-
tahapan tertentu.
2.8 Sosial Kognitif

Pada teori ini, Brown pada tahun 2007 mengemukakan bahwa hal yang menjadi
perhatian utama dalam teori sosial kognitif adalah efisiensi diri dan minat. Keduanya
memiliki hubungan yang sangat erat dan akan semakin kuat jika dikembangkan
menggunakan beberapa cara. Cara-cara yang dapat digunakan adalah pemodelan,
dukungan, dan performa. Brown menegaskan bahwa performa merupakan cara yang
menduduki peringkat satu dalam menguatkan efisiensi diri dan minat.
Setahun kemudian, Brown dan Lend mengungkapkan bahwa dalam pengambilan
keputusan konseli dan pengembangan karir sangat dipengaruhi dua faktor utama, yaitu,

• Pengalaman belajar
o Pengalaman belajar instrumental (terkait konsekuensi dan tindakan yang
hasilnya dapat diamati)
o Asosiatif

• Keterampilan pendekatan tugas /tasks approach skills (sudah dikembangkan oleh


individu)3
o Keterampilan problem-solving,
o Kebiasaan kerja,
o Mental set,
o Respon emosional, dan
o Respon kognitif

3 Jurnal Inovatif Ilmu Pendidikan Vol. 2 No. 1, (2020), Hlm. 65-72


http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JIIP/index
BAB 3

PENUTUP

3.1 Rangkuman

1. Trait and Factor, secara sederhana dapat diartikan sebagai mencocokkan karakter
individu dengan tuntutan suatu okupasi tertentu yang akan membantu memecahkan
masalah penelusuran karirnya. Dalam teori Trait and Factor. Karakteristik utama dari
teori ini adalah asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan unik atau traits
yang dapat diukur secara objektif dan berkaitan dengan tuntutan berbagai jenis
pekerjaan.
2. Teori self-concept merupakan bagian yang sangat penting dari pendekatan Super
terhadap perilaku vokasional. Super membagi teori konsep diri ke dalam dua
komponen: (1) personal atau psikologis, yang berfokus pada cara individu memilih dan
beradaptasi pada pilihannya; dan (2) sosial, yang berfokus pada asesmen pribadi yang
dilakukan oleh individu terhadap situasi sosio-ekonominya dan struktur sosial.
Kematangan karir tidak hanya terkait dengan tugas-tugas perkembangan yang
terselesaikan secara individual tetapi juga dengan perilaku yang diimplementasikan
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada periode tertentu. Konsep
kematangan karir yang dikembangkan oleh Super mempunyai implikasi yang besar
bagi program pendidikan karir dan konseling karir.
3. Dalam teori Krumboltz, Mitchell, dan Gelatt, proses perkembangan karir melibatkan
empat faktor yaitu: (1) warisan genetic dan kemampuan khusus, (2) kondisi dan
peristiwa lingkungan, (3) pengalaman belajar, dan (4) keterampilan pendekatan tugas.
Krumboltz et al. menekankan bahwa pengalaman belajar yang unik dari masing-masing
individu selama hidupnya menyebabkan berkembangnya pengaruh-pengaruh primer
yang mengarahkan pilihan karirnya.
4. Teori penyesuaian kerja menurut Leung yaitu bahwa teori penyesuaian kerja
merupakan teori perkembangan karir untuk mengkaitkan perbedaan individual perilaku
memilih pekerjaan yang menyesuaikan dengan korespondensi lingkungan. Pada konsep
dasar Brown mengemukakan bahwa teori penyesuaian kerja termasuk kelas teori yang
dikenal sebagai teori P (person) dan E (environment). Teori ini untuk mengetahui P
sebagai invidu atau pekerja/karyawan sedangkan E adalah lingkungan kerja dan atau
organisasi. Pada karakteristik teori penyesuaian kerja Dawis dan Lofquist menuliskan

11
12

bahwa kepuasan adalah indikator kunci dalam penyesuaian kerja. Kepuasan dan
pemuasan kerja dapat berhubungan dengan pergantian, absensi, keterlambatan dalam
bekerja, kesetian dalam bekerja, kesetian pada pekerjaan, menjaga moral kerja dan
produksi. Pada aspek penyesuaian kerja dibagi menjadi 2 hal, yaitu aspek pribadi dan
penyesuaian sosial.
5. John Holland berpendapat bahwa kepribadian merupakan prioritas yang menjadi alasan
utama individu dapat tertarik atau tidak pada suatu karir yang ingin diperjuangkannya
dalam hidup. Holland juga menambahkan bahwa terdapat variable-variabel lain yang
dapat melatarbelakangi atau mempengaruhi pengambilan keputusan karir individu.
Selffulfillment dapat diraih saat individu berada dalam okupasi yang sifatnya homogen.
Hal ini juga dapat menjadi penyebab konsistennya karir individu. Holland menegaskan
bahwa dalam proses pencarian kepuasan dan stabilitas vokasional, individu sangat
memerlukan pengetahuan yang memadai dari dirinya sendiri (self-knowledge).
6. Savickas menjelaskan proses karier merupakan gambaran detail dari pembangunan
konstruksi pribadi/social dan tidak dapat dikatakan sebagai kajian internal. Savickas
mengatakan bahwa kebutuhan eksternal merupakan hal yang juga harus
dipertimbangkan dengan pribadi individu. Selain itu, pengintegrasian informasi yang
dikaji dari berbagai sumber menjadi hal yang sangat penting. Pengumpulan informasi
ini termasuk dalam skema umum. Terdapat lima tahap perkembangan yaitu
pertumbuhan, mengeksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, dan pelepasan. Kelima
tahap tersebut akan mengisi setiap perubahan besar dalam individu.
7. Teori batasan dan kompromi yang telah dirumuskan oleh Gottfredson berfokus pada
pekerjaan yang diinginkan oleh individu dengan harapan adanya kecocokan antara
pekerjaan yang diinginkan dengan citra diri individu. Ada dua hal yang menjadi
pengaruh besar bagi konsep diri individu yaitu latar belakang sosial ekonomi dan
tingkat intelektualitas. Menurut Gottfredson kelas sosial dan kecerdasan
diklasifikasikan ke dalam teori konsep diri yang berkaitan dengan penentuan pilihan
kejuruan yaitu self-concept, images of occupations, cognitive maps of occupations,
sosial space, circumscription, compromise, perkembangan kognitif, pembentukan diri,
dan teori batasan.
8. Pada teori ini, Brown mengemukakan bahwa hal yang menjadi perhatian utama dalam
teori sosial kognitif adalah efisiensi diri dan minat. Keduanya memiliki hubungan yang
sangat erat dan akan semakin kuat jika dikembangkan menggunakan beberapa cara.
Setahun kemudian, Brown dan Lend mengungkapkan bahwa dalam pengambilan
13

keputusan konseli dan pengembangan karir sangat dipengaruhi dua faktor utama, yaitu
pengalaman belajar dan keterampilan pendekatan tugas.

3.2 Kesimpulan

Teori konsep pengembangan karir menurut para ahli telah disampaikan seperti yang
terdapat pada bab-bab sebelumnya. Setelah membaca teori tersebut kita diharapkan mampu
untuk memahami dan menerapkan metode yang tepat dalam proses pemberian layanan
bimbingan dan konseling agar dapat memberikan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. M. (2018). A Multiple Loops Career Crafting Model: Konstruksi Karier Di Era
Boundaryless Workplace. Universitas Gajah Mada.

Anonim. (2020). Teori Penyesuaian Kerja (Theory of Work Adjustment).


https://www.journalpapers.org/2020/06/teori-penyesuaian-kerja-theory-of-work.html (diakses
pada tanggal 13 September 2021)

Athanasou, James A. (2008). Internasional Handbook of Career Guidance. Australia: Springer


Science + Business Media B.V.
Azmatul, Yusuf, Megaiswari, Afdhal. (2021). Analisis Teori Karir Krumboltz: Literature
Review. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling UNDIKSHA, 12(1) 2021

Berru dan Yola. (2019). Perspektif Holland Theory serta Aplikasinya dalam Bimbingan dan
Konseling Karir. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 4(2), Desember 2019, hlm 63-
70.

Brown, S.D. & Lent, R.W. (2005). Career Development and Counseling, Putting Theory and
Research to Work. New Jersey: John Willey & Sons.
Gothard, Bill. (2001). Careers Guidance in Context. London: SAGE Publication.
Janare, Bela. (2021). Studi Literatur: Teori Perkembangan Karir Donald Edwin Super. Jurnal
Bimbingan Konseling Islam Al-Isyrof Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang,
3(1), 2021

Kemendikbud. (2014). Permendikbud No 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ming Liu, William. (2013). The Oxford Handbook of Social Classin Counseling. New York:
Oxford University Press.
Patton, Wendy. (2008). Careers Developmental Series 2. Netherland: Sense Publisher.
Sari, Azmatul Khairiah dkk. (2021). Analisis Teori Karir Krumboltz: Literature Review. Jurnal
Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 12 (1), 116-121.

Tarsidi, Didi. Teori Perkembangan Karir. Diintisarikan dari Zunker, Vernon G. (1986). Career
Counseling: Applied Concepts of Life Planning. Second Edition. Chapter 2: Theories of
Career Development. Monterey, California: Brooks/Cole Publishing Company.

14
Winkel WS & MM. Sri Hastuti, (2007). Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi

15

Anda mungkin juga menyukai