DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 1
1. SUZETH H FAKDAWER (111419048)
2. NUR KHALIFAH ZAKARIA (111421004)
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa.
KELOMPOK 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................I
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan ....................................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II TOPIK MATERI..............................................................................................II
A. Perbedaan Bimbingan Konseling dan Psikoterapi ......................................................5
B. Urgensi Bimbingan dan Konseling..............................................................................6
C. Tujuan-tujuan dan Konseling.......................................................................................6
D. Keragaman Teori dalam Konseling.............................................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................III
A. Kesimpulan...................................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori konseling menurut bebrapa para ahli merupakan suatu proses yang terjadi dalam
hubungan seorang dengan yang lainnya, yaitu individu yang mempunyai masalah akan
tetapi tidak dapat diatasi sendiri, sehingga memerlukan tenaga professional
(konselor)yang telah memperoleh latihan dan pengalaman untuk membantu klien
memecahkan masalah tersebut. Konseling adalah bentuk wawancara dimana klien
ditolong untuk mengerti lebih jelas tentang dirinya sendiri untuk mengatasi kesulitan
yang berkaitan dengan lingkungan..
Terdapat beberapa model bimbingan dan konseling, ditinjau dari tahap
perkembangannya model bimbingan dan konseling terbagi ke dalam beberapa periode,
diantaranya:
Model personian, tokohnya adalah Frank parson. Model ini Memberi bantuan pada
individu dalam memilih pekerjaan. Individu yang bekerja sesuai dengan karakteristiknya
akan beik baginya.
Model BK identik dengan pendidikan,dengan tokoh dibaliknya yaitu brawer. konsep
bimbingan harus identik dengan pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik dalam
kehidupan yang bermakna.
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan perbedaan bimbingan dan konseling psikoterapi
2. Menjelaskan urgensi bimbingan konseling
3. Menjelaskan tujuan tujuan konseling
4. Menjelaskan keragaman teori dalam konseling
C. Tujuan
Tujuannya untuk melatih penulis dalam menysusun makalah yang baik benar dan juga
untuk menambah wawasan kepada penulis dan pembaca mengenai konsep model dan
teori konseling.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERBEDAAN BIMBINGAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI
Mengenai perbedaan konseling dan psikoterapi Gladding (1992,2004) mengungkapkan
Konseling terkait dengan:
1. Keprihatinan pada kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, karier dan juga patologi
Dengan perkataan lain berkaitan dengan bidang-bidang yang melibatkan hubungan
antar manusia dan hubungan dengan dirinya sendiri, berhubungan dengan menemukan
makna hidup dan penyesuaian dalam berbagai situasi (sekolah, kareir, keluarga dan
lain-lain).
2. Untuk orang yang dianggap masih normal.
3. Suatu proses dimana klien belajar bagaimana membuat keputusan dan
memformulasikan cara baru untuk bertingkah laku, merasa dan berfikir (berhubungan
dengan pilihan dan perubahan).
Sedangkan psikoterapi terkait dengan:
1. Berhubungan dengan masalah gangguan jiwa yang lebih serius.
2. Lebih menekankan pada yang lalu dari pada yang sekarang.
3. Peran terapis lebih sebagai ahli, bukan sebagai sharing partner.
4. Perubahan-perubahan bersifat rekonstruktif dan hubungan jangka panjang.
Menurut Mappiare (Asmiti,2004) ada sejumlah perbedaan psikoterpi dan konseling, sebagai
berikut :
1. Konseling merupakan bagian dari psikoterapi, psikoterapi merupakan bagian yang
lebih luas dari pada konseling.
2. Konseling lebih mengarah pada penyebab atau awal masalah, pada pengembangan-
pendidikan-pencegahan. Berbeda dengan psikoterapi yang mengarah pada
penyembuhan-penyesuaian-penyembuhan.
3. Dasar konseling adalah filsafat manusia. Dasar psikoterapi adalah perbedaan
individual dengan dasar-dasar psikologi kepriadian dan psikopatologi.
4. Tujuan antara konseling dan psikoterapi sama, namun keduanya berbeda proses
pencapaiannya. Psikoterapi mencapainya dengan “pembedahan” psikis dan otak,
5
sedangkan proses konseling lebih mengarah kepada identifikasi dan kekuatan-
kekuatan positif yang di miliki klien, agar klien lebih maksimal dalam kehidupannya.
6
Teori konseling membantu member arti kepada observasi observasi yang dibuat
konselor (lesmana, 2006, p. 11-12).
Berdasarkan pendapat bebrapa ahli di atas, dpat disimpulkan bahwa pemahaman tentang
teori teori konseling sangat penting bagi konselor karena teori memberikan landasan
pemahaman tentang proses konseling yang meliputi: hubungan konseling, sikap dan
respon yang harus ditampilkan konselor, analisis tingkah laku dan pemikiran konseli,
identifikasi permasalahan konseli dan menseleksi teknik yang sesuai dengan
permasalahan konseli. Di samping itu, teori juga penting untuk proses perbaikan
peningkatan kualitas konseling. Konselor dapat menganalisis, mengevaluasi dan
meneliti proses konseling yangtelah dilaksanakan dalam rangkan perbaikan dan
peningkatan kualitas konseling.
C. TUJUAN-TUJUAN KONSELING
Menurut McLeod (2006), tujuan tujuan konseling dilandasi oleh fondasi dari keragaman
model teori dan tujuan sosial masing masing pendekatan konseling. McLeod
mengatakan bahwa beberapa tujuan konseling yang didukung secara eksplisit dan
implisit oleh konselor adalah:
Pemahaman
Yaitu adanya pemahaman terdapat akar dan perkembangan kesulitan emosiona, mengarah
kepada peningkatan kapasitas untuk lebih memilih control rasional ketimbang persaan
dan tindakan.
Berhubungan dengan orang lain
Yaitu menjadi lebih mampu membentuk dan mempertahankan hubungan yang bermakna
dan memuaskan dengan orang lain, misalnya dalam keluarga atau di dunia pendidikan.
Kesadaran diri
Yaitu menjadi lebih peka terhadap pemikiran dan perasaan yang selama iniditahan atau
ditolak, atau mengembangkan perasaan yang lebih akurat berkenan dengan penerimaan
orang lain terhadap diri.
Penerimaan diri
Yaitu pengembangan sifat positif terhadap diri, yang ditandai oleh kemampuan menjelaskan
pengalaman yang selalu menjadi subjek kritik dan penolakan.
Aktualisasi diri atau individuasi
7
Yaitu pergerakan kea rah pemenuhan potensi atau penerimaan integrasi bagian diri yang
sebelumnya saling bertentangan.
Pencerahan
Yaitu membantu konseli mencapai kondisi kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
Secara Umum, tujuan konseling adalah Untuk membantu individu memperkembangkan diri
secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya
(seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada
(seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan
tuntutan positif lingkungannya. Sedangkan tujuan khusus konseling merupakan
penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan
yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas
permasalahannya itu. Secara khusus tujuan konseling di sekolah ialah agar peserta
didik, dapat:
1. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin
2. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
3. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan
sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan
4. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
5. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan
6. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihakpihak di luar sekolah untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut
8
humanistic yang merepresentasikan cara yang sangat berbeda dalam memandang
manusia, masalah emosional, dan tingkah laku mereka (McLeod, 2006, p. 11).
Terdapat tujuh teori konseling yang banyak dijadikan acuan dan digunakan di sekolah.
1) Pendekatan psikodinamik yang sebagian besar berbasis pada insight, ketidaksadaran
dan rekonstruksi kepribadian. Pendekatan ini diwakili dengan terapi psikoanalisis freud.
Pendekatan psikoanalisis freud banyak dijadikan landasan bagi berbagai teori konseling
yang lahir sesudahnya. Landasan ini dapat merupakan reaksi pro atau kontra terhadap
teori psikoanalisis.
2) Adalah pendekatan yang berorientasi pada behavioral kognitif. Pendekatan ini meliputi
teori tingkah laku (behavioral theory), rational emotive behavior therapy, teori realitas
(reality).
3) Pendekatan humanistikyang terdiri dari pendekatan berpusat pada manusia (person-
centered approach).
4) Pendekatan Gestalt yang menekankan pada pencapaian manusia seutuhnya, seperti :
kebebasan, tanggungjawab, kecemasan, perasaan bersalah, kesadaran dengan
keterbatasan diri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulannya dalam bimbingan konseling memerlukan adanya model dan
teknik konseling agar proses konseling antar konselor dan konseli dapat berjalan dengan
lancer. Di dalam bimbingan konseling ada beberapa macam model diantaranya model
personian, model bimbingan konseling identik dengan pendidikan, dan model bimbingan
konseling kontemporer.
Terdapat beberapa model bimbingan konseling dari segi perkembangannya, pada
periode awal yaitu: model personian, model identik dengan pendidikan. pada periode
selanjutnya terdapat : model distribusi dan penyesuaia, proses klinis, pengambilan
keputusan, dan model sistem elektrik. Sedangkan dalam period kontemporer terdapat :
9
model konstalasi layanan, model perkembangan, model ilmu pengetahuan, model
rekonstruksi social, model pengembangan pribadi, model keterampilan hidup, model
resfectfull, dan model religious.
.
B. Saran
Dalam pelaksanaan bimbingan konselor harus memahami konsep dasar bimbingan dan
konseling, melaksanakan prinsip dan menggunakan model yang sesuai dengan karakteristik
pendidikan dan kondisi pendidikan dalam suatu sekolah untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Asmiti Karmi. (2014). Konseling dan Psikoterapi Internasional. Syi’ar Vol. 14. Hal. 51.
Dra.Gantina Komalasari,M.Psi. (2018). Teori dan teknik konseling. PT indeks,Jakarta
Gladding, S.T. (1992). Counseling a comprehensive profession. 2nd ed. New York” Maxwel
MacMillan International.
Lesmana J.M (2005). Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Penerbit UI Press.
McLeod.J. (2008). Pengantar konseling, teori dan studi kasus. Jakarta: Kencana.
Yohandi & A. Khairuddin (2015), Konseling Dan Psikoterapi Bagi Dependensi: jurnal lisan
al-hal, volume 9 (no. 1). Hal 193. file:///C:/Users/Windows%207/Downloads/82-Article
%20Text-111-3-10-20190409%20(1).pdf.
11