Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ Teknik teknik dalam konseling “ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada Mata Kuliah Psikologi Konseling. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang teknik teknik dalam konseling bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
(Kelompok III)
DAFTAR ISI
Sampul
Kata pengantar.................................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3
A. Pengertian Konseling................................................................................. 3
B. Persiapan untuk Konseling........................................................................ 4
C. Prosedur dan teknik konseling................................................................... 5
D. Teknik memahami individu dengan memperoleh data.............................. 6
E. Fase fase dalam bimbingan dan konseling................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 14
A. Kesimpulan................................................................................................ 14
B. Saran.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka atau
tidak langsung (seperti melalui media internet atau telepon) antara dua orang
dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan
khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya
sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan
dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat.
Persamaan antara bimbingan dan komseling terletak pada tujuan yang
hendak dicapai yaitu sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, sama-
sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama mengikuti norma-
norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu
diselenggarakan.
Perbedaan antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan
dan tenaga yang menyelenggarakan.
Interaksi antara konselor dan klien dalam suatu kondisi yang membuat
klien merasa terbantu dalam mencapai perubahan dan membuat keputusan sendiri
serta bertanggung jawab atas keputusan yang diambil
Ada beberapa pengertian konseling menurut para ahli yaitu :
Rogers (1952) dalam Rosjidan (1994), mengemukakan
bahwa konseling merupakan proses dimana sturktur diri (pribadi) dibuat
sesantai mungkin demi menjaga hubungan dengan ahli terapi, dan
pengalaman-pengalaman sebelumnya yang tertolak dirasakan dan
selanjutnya diintegrasikan kedalam suatu diri (self) yang telah dirubah.
Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah
hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada
pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan.
Menurut Pietrofesa, Leonarddan Hoose (1978) dalam Mappiare (2002)
menyatakan bahwa definisi konseling adalah suatu proses dimana ada
seseorang yang dipersiapkan secara profesional
untuk membantu orang lain dalam memahami diri, pembuatan keputusan
dan memecahkan masalah. Selain itu konseling adalah pertemuan “dari
hati ke hati” antarmanusia yang hasilnya sangat bergantung
pada kualitas hubungan.
Menurut C. H. Patterson (1959) dalam Abimanyu dan Manrihu (1996),
mengemukakan bahwa konseling adalah proses yang melibatkan
hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu atau lebih
klien dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis
atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam
upaya meningkatkan kesehatan mental klien.
a. Teknik Rapport
Melalui teknik ini maka akan tercipta hubungan yang akrab antara
konselor dan klien yang ditandai dengan saling mempercayai.
Implementasi teknik rapport dalam konseling yaitu:
b. Perilaku Attending
b. Teknik Structuring
e. Refleksi Perasaan
h. Teknik Bertanya
Umumnya konselor mengalami kesulitan untuk membuka percakapan
dengan klien, karena sulit menduga apa yang dipikirkan oleh klien. Untuk itu,
konselor harus memiliki keterampilan bertanya. Teknik bertanya ada dua macam
yaitu bertanya terbuka (open question), dan bertanya tertutup (closed question).
Pada pertanyaan terbuka, klien bebas memberikan jawabannya, sedangkan pada
pertanyaan tertutup telah menggambarkan alternatif jawabannya misalnya
jawaban ya atau tidak, setuju atau tidak setuju, dan lain sebagainya.
j. Interpretasi
Interpretasi merupakan usaha konselor mengulas pikiran, perasaan, dan
perilaku atau pengalaman klien berdasarkan atas teori-teori tertentu.tujuan utama
teknik ini adalah untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah laku klien,
agar klien megerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru.
k. Teknik Mengarahkan (Directing)
Seperti telah disebutkan di muka bahwa proses konseling memerlukan
partisipasi secara penuh dari klien. Untuk mengajak klien berpartisipasi secara
penuh di dalam proses konseling, perlu ada ajakan dan arahan dari konselor.
Upaya konselor mengarahkan klien dapat dilakukan dengan menyuruh klien
memerankan sesuatu (bermain peran) atau mengkhayalkan sesuatu.
l. Teknik Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Agar pembicaraan dalam konseling maju secara bertahap dan arah
pembicaraan semakin jelas, maka setiap periode waktu tertentu konselor bersama
klien perlu menyimpulkan pembicaraan. Hal ini bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah
dibicarakan bersama konselor. Selain itu, untuk menyimpulkan kemajuan hasil
pembicaraan secara bertahap. Tujuan lainnya yaitu untuk meningkatkan kualitas
diskusi serta mempertajam atau memperjelas fokus atau arah wawancara
konseling.
m. Teknik-teknik Memimpin
Agar wawancara konseling tidak menyimpang, maka konselor harus
mampu memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling bisa tercapai
secara efektif dan efisien. Penerapan teknik ini dalam konseling harus
memperhatikan:
Teknik ini bertujuan agar pembicaraan klien tidak menyimpang dari fokus
yang dibicarakan dan agar arah pembicaraan terfokus pada tujuan konseling.
n. Teknik Fokus
Dalam wawancara konseling selalu ada fokus yang membantu klien untuk
menyadari bahwa persoalan pokok yang dihadapinya adalah “A”. Mungkin
banyak masalah yang berkembang di dalam wawancara konseling, tetapi konselor
harus membantu klien agar ia memfokuskan pada masalah tertentu (misalnya
masalah “A” dan lain-lain).
o. Teknik Konfrontasi
Teknik ini dalam konseling dikenal juga dengan memperhadapkan. Teknik
konfrontasi adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya
inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan, ide awal
dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan. Tujuan teknik ini adalah:
p. Menjernihkan (Clarifying)
Dalam konseling, teknik ini dilakukan oleh konselor dengan
mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, samar-samar, atau agak
karuan. Tujuan teknik ini ialah untuk menyatakan pesannya secara jelas,
ungkapan kata-kata yang tegas, dan dengan alasan-alasan yang logis. Tujuan yang
lain adalah klien menjelaskan, mengulang dan mengilustrasikan pengalamannya.
q. Memudahkan (Facilitating)
Facilitating adalah suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan
mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan
pengalamannya secara bebas. Melalui teknik ini, komunikasi dan partisipasi
meningkat dan proses konseling berjalan secara efektif.
s. Mengambil Inisiatif
Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor ketika klien kurang
bersemangat untuk berbicara, lebih sering diam, dan kurang partisipatif. Teknik
ini diterapkan apabila untuk mengambil inisiatif apabila klien kurang
bersemangat, klien lambat berpikir untuk mengambil keputusan, serta klien
kehilangan arah pembicaraan.
t. Memberi Nasihat
Dalam konseling, pemberian nasihat sebaiknya dilakukan apabila klien
memintanya. Meskipun demikian, konselor tetap harus mempertimbangkan-nya,
apakah pantas atau tidak memberikan nasihat. Hal yang harus diperhatikan dalam
pemberian nasihat adalah aspek kemandirian dalam konseling. Para penganut teori
Client Centered menyatakan bahwa apabila klien masih dinasihati berarti belum
mandiri. Dengan perkataan lain, pemberian nasihat tidak sesuai dengan hakikat
kemandirian dalam konseling.
u. Pemberian Informasi
Apabila konselor tidak mengetahui informasi, sedangkan klien
memintanya, maka konselor harus secara jujur mengatakan tidak mengetahuinya.
Sebaliknya, apabila konselor mengetahui, sebaiknya diupayakan agar klien tetap
mengusahakannya sendiri.
v. Merencanakan
Menjelang akhir sesi konseling, konselor harus membantu klien untuk
dapat membuat rencana suatu program untuk action (melakukan tindakan sesuatu)
guna memecahkan masalah yang dihadapinya. Atau rencana perbuatan nyata yang
produktif bagi kemajuan klien. Rencana yang baik harus merupakan kerja sama
antara konselor dengan klien.
w. Menyimpulkan
Pada akhir sesi konseling, bersama klien konselor membuat suatu
kesimpulan. Atau konselor membantu klien membuat kesimpulan yang
menyangkut diri klien selama melakukan konseling.
1. Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi keunikan
pribadi,
9. Latar belakang.
1. Pembukaan
Disini, proses konseling diawali dengan membangun hubungan antar
pribadi, yang memungkinkan pembicaraa terbuka dan terarah dalam
wawancara konseling. Konselor akan menyambut kedatangan konseli dengan
sikap ramah, seperti berjabat tangan, mempersilahkan duduk. Lalu, konselor
akan berusaha membuat konseli dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di
ruangan konseling.
2. Penjelasan masalah.
Konseli mengemukakan hal-hal yang ingin dibicarakan dengan konselor,
sambil mengutarakan sejumlah pikiran dan perasaan yang berkaitan dengan
hal tersebut. Konseli bebas mengungkapkan inisiatifnya sendiri.
3. Penggalian latar belakang masalah.
Fase ini disebut juga sebagai analisis kasus, dimana dibutuhkan penjelasan
yang lebih mendetail dan mendalam. Dalam hal ini inisiatif akan bergeser ke
pihak konselor, yang lebih mengetahui apa yang dibutuhkan supaya konseli
dan konselor memperoleh gambaran yang menyeluruh.
4. Penyelesaian masalah.
Konselor dan konseli membahas bagaimana persoalan dapat diatasi. Peran
konselor dalam mencari penyelesaian permasalahan lebih besar, meskipun
konseli juga ikut berpikir, memandang dan mempertimbangkan masalah yang
ada.
5. Penutup.
Ketika konseli merasa sudah mantap tentang penyelesaian masalah yang
ditemukan, maka proses konseling dapat diakhiri.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka atau
tidak langsung (seperti melalui media internet atau telepon) antara dua
orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
2. Teknik-teknik konseling akan melaui beberapa tahap-tahap kegiatan
berupa:
1) Persiapan Konseling
a. Kesiapan untuk Konseling
b. Riwayat Kasus
c. Evaluasi Psikodiagnostik.
2) Teknik-teknik melakukan konseling yaitu diantaranya :
Rapport, Attending, Structuring, Empati, Refleksi Perasaan, Eksplorasi,
Paraphrasing, Bertanya, Dorongan Minimal, Interpretasi, Directing,
Summarizing, Memimpin, Fokus, Konfrontasi, Clarifying, Fasilitating,
Silent, Mengambil Inisiatif, memberi Nasihat, memberi Informasi,
Merencanakan, menyimpulkan dan Mengakhiri.
3) Teknik memahami individu dengan memperoleh data ada dua cara yaitu
dengan Teknik Test dan Non-test. Teknik Test yaitu dengan misalnya tes
hasil belajar, tes bakat khusus, tes minat, tes perkembangan vokasional, tes
kepribadian, psikotes dll. Sedangkan teknik nontes misalnya dengan
melakukan angket, wawancara, observasi, otobiografi, anekdot, skala
penilaian, sosiometri, kunjungan rumah, kartu pribadi, studi kasus dll.
4) Lima fase dalam bimbingan konseling yaitu,
1. Pembukaan
2. Penjelasan Masalah
3. Penggalian latar belakang masalah
4. Penyelesaian masalah, serta
5. Penutup.
B. Saran
Teknik-teknik dalam bimbingan konseling sangat penting untuk dipelajari
dan dipahami di karenakan dengan kita mengetahui dan mempelajari teknik-
teknik bimbingan konseling kita mampu berpikir dengan baik dalam mengambil
sebuah keputusan dengan bijak sehingga cara ataupun metode yang digunakan
dalam menyelesaikan permasalahan dapat membantu, dan dapat mengarahkan
seseorang atau kelompok agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi
dirinya supaya bisa menentukan tujuan hidup.
Kritik dan saran yang membangun juga kami harapkan demi tercapainya
kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga bermanfaat bagi semua yang
membaca makalah ini.