Anda di halaman 1dari 22

PENDEKATAN IMPACT THERAPY DALAM KONSELING :

ED JACOBS & DANIEU BEAULIEU

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Konseling dan
Psikoterapi Kontemporer
Dosen Pengampu : Muhammad Muhajirin, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 12 (BK 4B)

Resti Evi Afifah C2086201073


Siti Mardianti Mulaeni C2086201028
Tsani Azkia Diswantina C2086201005

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafaatnya kita nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, sehingga makalah “Pendekatan Impact Therapy Dalam Konseling”
dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori
Konseling dan Pskoterapi Kontemporer. Kami berharap makalah tentang
“Pendekatan Impact Therapy Dalam Konseling” dapat menjadi referensi bagi
pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam
penyusunan makalah ini dan kami mohon kepada pembaca agar saran dan kritik
kepada kami agar ketika penyusunan makalah kembali dapat lebih baik dari
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis
maupun pembaca.

Tasikmalaya, 21 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Ruang Lingkup Pembahasan 1

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengantar 3

B. Riwayat Hidup 3

C. Konsep Dasar 4

D. Proses Konseling 8

E. Prosedur dan Teknik Konseling 10

BAB III APLIKASI KASUS

A. Kasus Riko 12

B. Analisis Kasus Riko 12

C. Rancangan Penanganan Kasus Riko 13

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 15

B. Implikasi 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Impact therapy dapat juga dikatakan teori konseling kreativitas,
kreativitas merupakan salah satu elemen yang kritis dalam konseling.
Selama konseling berlangsung, konselor harus dapat membantu dan
membawa klien untuk memahami masalahnya dalam berbagai sudut
pandang. Pada saat konselor dan klien menemukan ide-ide atau isu yang
ambigu, maka konselor harus dapat memastikan ide-ide atau isu tersebut.
Proses konseling merupakan upaya untuk konselor dan konseli
dalam mengeksplor atau konselor juga dapat membantu klien untuk
memahami makna dari setiap pengalaman yang telah klien alami. Namun
dalam proses konseling ini ada dua kemungkinan dimana yang
pertamaakan menjadi pengalaman yang membawa pencerahan bagi
masalah klien, dan yang kedua hanya sebagai pengalaman yang
menjenuhkan dan kurangatau tidak bermakna. Sehingga konselor
diharapkan untuk menguasai banyak pendekatan yang kreatif sehingga
dapat meningkatkan keefektifan konseling.

B. Ruang Lingkup Pembahasan


1. Pengantar Teori
2. Riwayat Tokoh Impact Therapy
3. Pokok Bahasan Impact Therapy
4. Proses Konseling Impact Therapy
5. Prosedur dan Teknik Impact Therapy
6. Analisis Kasus

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengantar teori impact counselling
2. Untuk mengetahui riwayat tokoh teori impact counselling
3. Untuk mengetahui pokok bahasan teori impact counselling
4. Untuk mengetahui proses konseling teori impact counselling
5. Untuk mengetahui prosedur dan teknik teori impact counselling
6. Untuk mengetahui analisis kasus dengan teori impact counseling

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengantar
Teori Impact therapy merupakan pendekatan dalam konseling yang
menghargai ragam cara belajar, cara berubah, dan cara berkembang
konseli. Impact therapy melihat tujuan dari setiap sesi terapi untuk
menciptakan perubahan atau mengatur proses untuk perkembangan dan
kemajuan selama sesi konseling, pendekatan ini menekankan pada
pentingnya membantu konseli untuk memahami permasalahan dan solusi
secara jelas dan konkrit. Impact counselin menekankan pendekatan
multisensori yang memanfaatkan dimensi verbal, visual, dan kinestetik
dalam proses konseling. Proses konseling dalam impact therapy
menekankan keaktifan konseli dalam berfikir, memahami, dan mengalami
sesi konseling. Di lembaga kesehatan mental dan pusat rehabilitasi
menekankan konselor untuk dapat melibatkan klien dengan proses yang
lebih cepat dantidak berlarut-larut. Impact therapy merespons tuntutan ini
dan meminta konselor menekankan keaktifan konseli dalam berfikir dan
memahami, dan mengalami selama sesi konseling. Banyak permasalahan
konselingyang memerlukan sejumlah sesi, impact therapy membantu
konselor bekerja lebih cepat dan lebih produktif sehingga konseli dapat
menemukan solusi permasalahannya tanpa berlarut-larut dalam
permasalahannya.

B. Riwayat Hidup
Tokoh Ed Jacobs, Ph.D. adalah seorang profesor dalam konseling,
psikologi konseling, dan Departemen rehabilitasi di West Virginia
University, dimana ia telah mengajar selama lebih dari 30 tahun. Dia saat
ini menjabat sebagai koordinator program master dalam konseling di West
Virginia University. Dia juga adalah pendiri dan Direktur Impact
Therapy Associates yang menawarkan konseling pribadi dan 25-30
presentasi setahun. Presentasi sering 1-2 hari lokakarya, 1-3

3
jam program dikonferensi nasional atau negara, atau Keynote alamat
untuk konferensi negara atau organisasi besar. Dr. Jacobs adalah presenter
Nasional untuk American konseling Association. Dr. Jacobs telah menulis
enam buku: Impact Therapy: keberanian untuk Counsel, terapi dampak,
kreatif konseling: sebuah panduan ilustrasi, kelompok konseling: strategi
dan keterampilan, kelompok konseling dalam pengaturan Correctional,
dan cara pilih dan Terapkan perubahan Strategi dalam grup. Ia
menyelesaikan pekerjaan sarjana dan master dalam bidang psikologi di
University of Texas di Austin dan pekerjaan doktoralnya dalam
pendidikan konselor di Florida State University di Tallahassee. Saat ini
dia mengajar program pasca sarjana dalam Teknik konseling, teori
konseling, konseling kelompok, konseling kecanduan, konseling krisis,
dan konseling kesedihan. Dr. Jacobs juga mengawasi siswa yang sedang
dalam praktikum dan magang. Di masa lalu, ia telah mengajarkan
konseling perkawinan dan keluarga, konseling tentang masalah seksual,
teknik canggih, dan remaja dan dewasa konseling. Dr. Jacobs telah
menjabat sebagai konsultan yang sedang berjalan dengan distrik sekolah
yang berbeda dan agen narkoba dan alkohol. Pada musim panas, untuk
perubahan dalam pemandangan, ia sering mengajar di Universitas lain di
Amerika Serikat. Dr. Jacobs juga menghabiskan banyak waktu mentoring
dan bekerja dengan para rekan yang menawarkan terapi dampak di seluruh
Amerika Utara.Dr. Jacobs Terpilih sebagai Fellow dalam Association for
Specialistsin Group Work dan juga diterima pada 2003, penghargaan
Professional Development dari Asosiasi tersebut.
C. Konsep Dasar
Konsep dasar dalam impact counseling ada 5T, yaitu :
1. Theory
Impact therapy merupakan pendekatan dalam konseling yang
menghargai ragam cara belajar, cara berubah, dan cara berkembang.
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya membantu konseli untuk
memahami permasalahan dan solusi permasalahan secara jelas dan
konkrit.

4
Pada saat melakukan konseling, maka diperlukan penggunaan
Teknik yang mutlak. Impact therapy sendiri bersandar pada Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT), Transaksional Analysis (TA), dan
Gestalt, itu karena dapat menjawab darimana perasaan itu berasal dan
mengapa orang sulit untuk melakukan perubahan.
a. REBT dan Impact Therapy
REBT telah menjadi yang paling membantu karena ini
menjelaskan bagi saya bagaimana kita menyebabkan perasaan kita.
Konseling membantu orang mengubah perasaan dan perilaku, dan
salah satu cara terbaik untuk melakukannya dalam membantu orang
mengubah pikiran dan bicara sendiri. Konseling REBT biasanya
mengajarkan klien ide bahwa itu adalah pemikirannya yang
menyebabkan perasaannya. Terapis kemudian membantah self-talk
klien dengan menggunakan berbagai teknik untuk membuat klien
melihat bahwa self-talk-nya tidak benar. Konselor REBT dan konselor
Impact keduanya menghabiskan banyak waktu untuk
memperdebatkan pembicaraan negatif klien dengan menantang kata-
kata, logika, dan kesimpulan yang salah.
Konselor Impact sangat sering menambahkan cara visual dan
kreatif untuk membantah pembicaraan pribadi klien. Karena klien
mengingat lebih banyak dari apa yang mereka lihat bukan daripada
apa yang mereka dengar, seringkali para konselor Impact menulis
kalimat dibawah dua kolom, tidak benar dan benar atau rasional dan
irasional.
Konselor impact menunjukkan bagaimana kalimat di sebelah kiri
menyebabkan perasaan buruk dimana kalimat di sebelah kanan
mengarah pada perasaan lebih baik. Memiliki kalimat yang ditulis
sangat membantu klien dan juga membantu sesi fokus pada perubahan
self-talk.
b. Transaksional Analisis dan Impact Counseling
Konselor impact menggunakan TA dengan berbagai cara yang
berbeda. Konselor mengajarkan TA pada klien dan kemudian

5
digunakan untuk membantunya memahami mengapa klien memiliki
masalah yang dimilikinya. Cara lain yang digunakan TA adalah
mengamati keadaan ego klien selama sesi berlangsung. Konselor
impact menggunakan TA setelah bertemu dengan klien karena dia
selalu waspada terhadap keadaan ego klien mana yang masuk.
Konselor juga sadar saat klien menggeser keadaan ego selama sesi
berlangsung. Konselor impact memang menimbulkan perasaan dari
klien tetapi juga menghabiskan banyak waktu untuk membuat klien
berpikir (dewasa) tentang apa yang dia lakukan dan bagaimana dia
membuat dirinya merasakan seperti yang dia lakukan. Impact
counseling dibangun atas gagasan bahwa seseorang dapat berubah jika
dia dapat memperkuat keadaan ego dewasanya. Penguatan orang
dewasa dilakukan dengan mempertajam kesadaran klien akan keadaan
egonya dan kemudian membantunya mengembangkan menjadi orang
dewasa.
c. Gestalt dan Impact Counseling
Premis utama konseling gestalt adalah meningkatkan kesadaran
klien. Hal ini dilakukan cukup sering dalam konseling gestalt dengan
menggunakan kursi kosong untuk membawa masalah ke masa
sekarang. Konselor Impact sangat setuju dengan premis ini dan oleh
karena itu, memiliki beragam cara untuk mewujudkan kesadaran.
Impact counseling juga menggunakan teknik kuat untuk berbicara
dengan kursi kosong agar klien bisa berhubungan dengan perasaan
atau pemikirannya tentang suatu situasi. Teknik berdiri di kursi
kosong pasti meningkatkan kesadaran klien tentang siapa yang dia
tempatkan di atasnya dan bagaimana perasaannya di kursi klien.
Konselor Impact juga akan menggunakan berbagai aktivitas gerakan,
seperti menyuruh berdiri klien dan bergerak maju sementara konselor
menarik lengannya. Ini membantu pengalaman klien ditahan.
2. Timing
Waktu yang tepat merupakan bagian sangat penting dalam
konseling. Konselor yang memiliki perasaan tepat waktu akan secara

6
tepat membawa klien lebih ke dalam rasa sakit daripada mundur atau
membiarkan klien kembali. Salah satu cara tambahan bagi konselor
untuk memeriksa waktunya adalah agar konselor bertanya kepada
klien apakah ini saat waktu yang tepat untuk mengeksplorasi suatu
masalah tertentu.
3. Teaching (Pengajaran)
Seorang konselor impact menyadari bahwa ada kalanya pengajaran
diperlukan. Penting untuk disadari bahwa pengajaran harus tepat
waktu, dipikirkan dengan baik, dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga klien memperoleh informasi yang berguna. Konselor pemula
tidak pernah mengajar atau secara keliru mengajar secara tidak efektif
dengan memberi ceramah atau mengubah sesi hampir ke situasi kelas.
4. Training (Pelatihan)
Konselor Impact memahami konseling sering melibatkan
pelatihan. Dengan pelatihan, maka membantu klien mempelajari
keterampilan dengan meminta klien untuk berlatih dan menerima
umpan balik. Konselor Impact menyadari bahwa akan ada saat ketika
memutuskan untuk melatih klien tentang bagaimana melakukan terapi
yang lebih baik yang melibatkan pelatihan. Alasan untuk hal ini yaitu
seringkali klien hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki
pengalaman atau pemahaman tentang bagaimana melakukan
perubahan yang akan berharga dalam hidupnya.
5. Thinking (Berpikir)
Berpikir adalah bagian penting dari impact therapy. Banyak
program pelatihan konseling menekankan bahwa mendengarkan
sedemikian rupa sehingga konselor menghabiskan waktu mereka
dalam sesi mendengarkan dan jarang berpikir. Terlalu sering, konselor
mengajukan pertanyaan atau menawarkan refleksi berdasarkan hal
terakhir yang dikatakan klien. Konselor Impact tidak hanya sibuk
mendengarkan tapi juga sibuk memikirkan strategi, teori dan
kemungkinan kreatif.

7
D. Proses Konseling
1. Tujuan Impact therapy
Membantu konseli untuk mengklarifikasi masalah, membantu
meningkatkan kesadaran dan pemahaman konseli, dan membantu
konseli menemukan hal-hal baru yang ada dalam dirinya. Konseling
ini juga bertujuan untuk mendukung atau mendorong klien untuk
membuat keputusan yang paling terbaik. Serta membantu konseli
untuk berpikir positif dan tetap rasional.
2. Fungsi dan Peran Konselor
Impact therapy merupakan pendekatan directive, di mana konselor
menjadi lebih aktif dalam proses konseling. Dalam terapi ini, terapis
selalu berusaha untuk mencapai inti masalah dengan memotong detail
yang tidak perlu, cerita yang tidak relevan, dan diskusi yang tidak
fokus. Terapis melihat tujuan dari setiap sesi terapi sebagai
menciptakan perubahan atau menggerakan proses untuk perubahan.
Dalam terapi ini membebaskan konselor untuk menjadi kreatif selama
sesi dan dapat mencapai lebih banyak sesi dalam satu waktu karena
tipe konseling yang singkat. Konselor melibatkan konseli dalam setiap
kemungkinan dan dengan berbagai cara di setiap sesi dengan
menggunakan dan mengkombinasikan teknik konseling yang ada.
Konselor harus benar-benar membuaat konseling menjadi jelas dan
konkrit. Konselor bertanggung jawab terutama untuk proses konseling
tetapi tidak bertanggung jawab untuk hasilnya. Konselor harus mampu
membuat suasana konseling menjadi menyenangkan dan tidak
membosankan.
3. Pengalaman Klien dalam Konseling
Setelah konselor melakukan konseling kepada konselinya, harapan
yang
ingin diraih oleh seorang konselor yakni hasil konseling. Pada
prinsipnya sulit untuk membedakanTingkat hubungan yang lebih besar
antara self picture dengan self ideal. Secara, emosional lebih
matang.Peningkatan dalam keseluruhan penyesuaian

8
dalam latihan-latihan vokasional.Lebih kreatif.
Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk
menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan
mendapat tilikan perasaan yang mengarah pada pertumbuhan. (c)
Melalui penerimaan terhadap klien konselor membantu untuk
menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman
sebelumnya ke dalam konsep diri. (d) Dengan redefinisi, pengalaman,
individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan
menjadi orang yang berkembang penuh. (e) Wawancara merupakan
alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal
balik
4. Hubungan Konselor dan Konseli
Hubungan baik terjadi ketika klien merasa bahwa konselor peduli,
kompeten dan yang terpenting sangat membantu. Pembangunan
hubungan sangat penting dan merupakan sesuatu yang
teraktualisasikan sepanjang seluruh hubungan konseling, bukan hanya
sesuatu yang dilakukan pada awal konseling. Dalam proses konseling
impact terdapat empat tahap (RCFF) yang harus dilalui, yaitu :
a. Rapport, yaitu membangun hubungan yang baik antara konselor dan
klien.
b. Contract, yaitu persetujuan baik secara implisit ataupun eksplisit antara
konselor dan klien dalam menetapkan tujuan seluruh sesi konseling
atau sebagian sesi.
c. Focus, yaitu tahap yang berfokus kepada topik atau isu tertentu dalam
jangka waktu tertentu.
d. Funnel, yaitu tahap mendiskusikan sebuah isu dengan cara tertentu
sampai tercapai tingkat pemahaman baru yang lebih mendalam.
E. Prosedur dan Teknik Konseling
Terdapat beragam teknik konseling kreatif dalam impact
counseling yang dapat digunakan oleh konselor (Jacobs, 1992, 1994),
seperti:
1. Penggunaan teknik kursi kosong

9
a. Penggunaan sebuah kursi kosong dapat membantu konseli
untuk melakukan refleksi terhadap keadaanya saat ini,
menghayati dan membawa pengalaman di masa lalu atau
ekspektasi terhadap masa depan ke keadaan sekarang,
memberikan saluran bagi konseli untuk mengatakan luapan
emosi yang terpendam, atau menjadi wahana untuk berlatih
mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada orang lain.
b. Penggunaan 2 atau lebih kursi kosong yang
merepresentasikan 2 atau lebih pilihan atau tujuan yang harus
dipilih konseli. Konseli diajak untuk menimbang sisi positif dan
negatif dari beberapa pilihan keputusan sambil menduduki
setiap kursi dan merasakan pengalaman dari dampak keputusan
yang ia pilih.
c. Menggunakan sebuah kursi kosong untuk merepresentasikan
tujuan realisitis yang ingin dicapai konseli. Konselor kemudian
meletakkan lembaran-lembaran kertas yang merepresentasikan
rencana dan langkah-langkah tindakan yang perlu dilakukan
konseli untuk mencapai tujuan. Lembaran-lembaran kertas
tersebut juga dapat digunakan sebagai indikator yang membantu
konseli untuk mengevaluasi secara akurat apakah ia semakin
dekat, semakin jauh, atau tidak beranjak dalam mencapai
tujuannya.
2. Menggunakan gambar, kursi besar, dan kursi kecil/anak dalam sesi
konseling dengan memanfaatkan teori Transactional Analysis
(TA). Melalui pendekatan ini konselor membantu konseli untuk :
a. Mengenali critical parent atau tuntutan-tuntutan yang ada serta
keadaan Not OK Child pada diri konseli yang mengakibatkan
perasaan tertekan dalam perjalanan hidup konseli. Dimana
konseli yang merasakan Not Ok Child merasakan tidak
berharga, rendah diri, dan tidak cukup baik.

10
b. Menggunakan TA untuk membantu konseli dalam memahami
konflik dengan orang lain. Ini dapat dilakukan dengan
mengamati pola suara,bahasa tubuh, dan kata-kata konseli.
3. Menggunakan teknik perisai untuk membantu konseli dalam
melindungi dirinya terhadap perkataan atau perbuatan yang buruk
dari orang lain. Sehingga dengan adanya teknik ini konseli tidak
merasa mudah terbawa suasana akan perkataan yang orang lain
katakan padanya.
4. Menggunakan filter untuk membantu konseli memahami ide
tentang pentingnya menyaring informasi, perkataan, atau perbuatan
orang lain yang buruk sehingga tidak mengganggu stabilitas emosi
konseli. Dimana apabila emosi konseli stabil, konseli dapat
berpikir secara lebih kreatif dalam mencari atau mengembangkan
masalah yang sedang dihadapi oleh konseli.
5. Menggunakan karakter tertentu seperti boneka yang sudah dikenal
yang merepresentasikan kepribadian tertentu. Dr. Ed Jacobs kerap
menggunakan karakter Winnie the pooh dan rekan-rekannya untuk
merepresentasikan beragam tipe kepribadian. Contohnya seperti :
piglet yang mengidap anxiety disorder atau gangguan kecemasan.
Dimana piglet mudah cemas dan terkadang juga memilih untuk
bersembunyi di balik badan winnie the pooh jika ada masalah atau
yang membuatnya menjadi cemas.

11
BAB III
APLIKASI KASUS

A. Kasus Riko
Riko adalah seorang laki-laki berusia 24 tahun. Dia pengangguran dan
mengikuti sesi konseling karena memiliki beberapa permasalahan yang
menggangunya. Masalah pertama adalah dia merasa depresi dan frustrasi
dengan hidupnya karena dia tidak mempunyai pekerjaan. Pernah dia
kuliah, akan tetapi tidak tamat karena tidak serius dan banyak bolos
sehingga dia Drop Out (DO) oleh kampusnya. Dia merasa hidupnya sudah
tidak berarti dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Ia mengatakan
dalam dirinya bahwa dia tidak layak untuk hidup bahagia seperti orang
lain. Ada keinginan dalam hatinya untuk menikah dan hidup bahagia
bersama wanita pilihannya akan tetapi melihat kondisinya sekarang, dia
merasa frustrasi terhadap dirinya. Ia mengatakan setiap kali mendekati
perempuan, dia merasa cemas dan dalam pikirannya seringkali muncul
pikiran bahwa perempuan itu pasti berpikir jelek tentang kondisinya yang
buruk dan tidak punya pekerjaan. Ketika dihadapkan pada pemikiran
terhadap masalah yang ia hadapi, ia langsung mabuk dengan meminum
alkohol dengan tujuan supaya menghilangkan pikirannya yang stres. Akan
tetapi kadangkala ia berpikir untuk bunuh diri agar terbebas dari tekanan
yang ia rasakan. Ia merasa hidupnya tidak berarti. Satu-satunya yang ia
rasakan berarti adalah ia memiliki ibu yang baik hati. Akan tetapi, setiap
kali melihat ibunya, seringkali muncul pikiran bahwa dirinya tidak
berguna dan tidak bisa membahagiakan ibunya.

B. Analisis Kasus Riko


Riko depresi akan kehidupannya, dia merasa hidupnya tidak berarti
bahkan Riko tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, untuk mendekati
seorang perempuan pun Riko tidak berani, dia berfikiran semua
perempuan akan menganggap buruk tentang dirinya. Selain dari pada itu,
diamerasa

12
bahwa hidupnya tidak pantas untuk bahagia dan pernah berfikiran untuk
bunuh diri.
Dari permasalahan diatas maka dapat dinyatakan bahwa Riko
kehilangan pikiran positifnya yang menimbulkan banyak pikiran
irasionalnya, selain itu Riko menempatkan harga diri pada
konsep/kepercayaan yang salah yaitu jika tidak memiliki pekerjaan,
perempuan berfikiran buruk, mabuk ketika dihadapkan dengan masalah
serta berfikir bunuh diri karena merasa tidak berarti sampai pada akhirnya
menyalahkan diri sendiri. Riko telah berhasil membangun konsep dirinya
secara tidak realistis berdasarkan anggapan yang salah terhadap dirinya
dan sekitarnya. Maka dapat dilakukan beberapa alternatif bantuan
menyesuaikan masalahnya, yaitu dengan dilakukannya konseling individu
untuk memberikan bantuan kepada Riko mengenai permasalahan dalam
hidupnya.

C. Rancangan Penanganan Kasus Riko


Dalam impact proses konseling tidak memiliki ciri khas atau sama saja
dengan yang lain. Namun ada tahap yang harus dilalui yaitu RCFF. Kasus
Riko bila ditangani dengan RCFF yaitu :
1. R (rapport) disini konselor harus benar-benar memperhatikan
pertanyaan-pertanyaan atau pendekatan yang tepat untuk Riko karena Riko
mengalami depresi. Riko juga dalam keadaan Not Ok Child dimana ia
merasa tidak berguna dan rendah diri.
2. C (contract) disini konselor dan Riko membuat sebuah kontrak atau
perjanjian untuk membahas lebih jauh mengenai masalah apa saja yang
Riko alami. Seperti depresi, dia merasa tidak berdaya, dia takut dan
merasa ingin bunuh diri. Disini juga Riko menentukan tujuan dari
konselingnya.
3. F (Focus) disini konselor harus memahami apa yang dibutuhkan oleh
Riko saat ini dengan mengatasi depresi Riko dengan membantu Riko
untuk tetap fokus terhadap tujuannya.

13
4. F (Funnel) disini konselor harus dapat menyalurkan sesi, konselor harus
dapat memancing Riko untuk bercerita, dan konselor harus membantu 12
Riko untuk mencapai tujuannya dan mengurangi rasa depresi yang Riko
alami.

Teori Tokoh Konsep Tujuan Konseling Fungsi dan Peran Hubun Pengalama Tahapan Konseling
Dasar Konselor gan n Klien
dalam dalam
Konsel Konseling
ing
Pendekatan Ed Konsep- Tujuan pendekatan Interpreter klien Tidak ada 1.R (rapport)
Jacob konsep
impact REBT adalah konselor harus b
s dasar terapi
therapy rasional menghilangkan benar memperha
emotif ini
dalam gangguan pertanyaan-pertanya
mengikuti
konseling : pola yang emosional yang atau pendekatan
didasarkan
Ed jacobs dapat merusak diri tepat untuk Riko k
pada teori
& danieu A-B-C, (seperti benci, rasa Riko mengalami de
yaitu: A =
beaulieu bersalah, cemas, Riko juga dalam kea
Activating
Melalui Experence dan marah) serta Not Ok Child dima
teori (pengalam
mendidik klien merasa tidak bergun
REBT an aktif)
ialah suatu agar mengahadapi rendah diri.
keadaan,
kenyataan hidup 2. C (contract)
fakta
peristiwa, secara rasional. konselor dan
atau
Tujuan pendekatan membuat sebuah ko
tingkah
laku yang REBT menurut atau perjanjian
dialami
Ellis, membahas lebih
individu. B
= Belief adalah“membantu mengenai masalah
System
untuk memperoleh saja yang Riko a
(Cara
individu filsafat hidup yang Seperti depresi,
memandan
lebih merasa tidak berday
g suatu
hal). realistik".Yang takut dan merasa
Pandangan
berarti bunuh diri. Disini
dan
penghayata menunjukkan Riko menentukan t
n individu
bahwa verbalisasi- dari konselingnya.
terhadap

14
A. C = verbalisasi 3. F (Focus)
Emotional
terhadap diri masih konselor
Consequen
ce (akibat menjadi sumber memahami apa
emosional)
utama dari dibutuhkan oleh
. Akibat
emosional gangguan- saat ini de
atau reaksi
gangguan mengatasi depresi
individu
positif atau emosional yang dengan membantu
negatif
terjadi, yang untuk tetap
menjadikan diri terhadap tujuannya.
sendiri tidak 4. F (Funnel) disini
realistis dengan konselor harus dapa
berbagai pemikiran menyalurkan sesi,
yang irasional, konselor harus dapa
tidakmemiliki memancing Riko un
batasan kebutuhan bercerita, dan konse
utama dalam harus membantu 12
kehidupannya dan untuk mencapai
tidak mampu tujuannya dan
menghadapi mengurangi rasa dep
masalah.Dengan yang Riko alami.
demikian tujuan
pendekatan REBT
adalah
menghilangkan
gangguan
emosional yang
dapat merusak diri
(seperti benci, rasa
bersalah, cemas,
dan marah) serta
mendidik klien
agar mengahadapi

15
kenyataan hidup
secara rasional.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konseling adalah upaya kolaboratif antara konselor dengan konseli
yang bersifat terapeutik, dalam prosesnya konselor mengeksplorasi yang
menjadi masalah untuk konseli serta mengembangkan solusi untuk
permasalahan tersebut. Tokoh dari impact therapy ini adalah (Ed Jacobs,
Phd.) dia menciptakan sebuah pendekatan ini karena ketakutan akan
proses konseling yang kurang menarik dan membosankan karena
prosesnya yang berlarut-larut yang akan mengakibatkan klien atau konseli
tidak mendapatkan pengalaman yang bermakna dan menghambat konseli
dalam menyelesaikan masalahnya.
Dalam konsep dasar impact konseling terdapat 5T, yaitu teori dimana
impact merupakan pendekatan dalam konseling yang menghargai ragam
cara belajar, cara berubah, dan cara berkembang. Impact bersandar pada
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT), Transaksional Analysis
(TA), dan Gestalt, itu karena dapat menjawab darimana perasaan itu
berasal dan mengapa orang sulit untuk melakukan perubahan. Timing
(waktu) dimana waktu yang tepat merupakan bagian sangat penting dalam
konseling. Teaching (pengajaran) dimana penting untuk disadari bahwa
pengajaran harus tepat waktu, dipikirkan dengan baik, dan disampaikan
sedemikian rupa sehingga klien memperoleh informasi yang berguna.
Training (pelatihan) dimana penting untuk disadari bahwa pengajaran
harus tepat waktu, dipikirkan dengan baik, dan disampaikan sedemikian
rupa sehingga klien memperoleh informasi yang berguna. Thinking
(berpikir) dimana berpikir adalah bagian penting dari impact therapy.

17
B. Implikasi
Pendekatan yang dapat diterapkan adalah impact konseling. Impact
Therapy merupakan proses pengajaran yang dilakukan oleh konselor, di
mana seorang konselor menuliskan dan menvisualkan kepada klien
tentang apa yang diinginkan klien, yang akan dilakukan klien, bagaimana
klien melakukan penilaian terhadap prilakunya serta bagaimana klien
merencanakan apa yang akan dilakukannya ke depan. Hal ini digambarkan
oleh Ed Jacobs (2011). Sebagai WDEP ( Want, Doing, Evaluate,and Plan).
Sebelum menggunakan impact konseling bagi klien yang tidak mampu
mengkomunikasikan permasalahan yang dialaminya terlebih dahulu
dilaksanakan terapi ekspressif. Terapi ekspressif dikenal sebagai suatu
terapi dalam konseling dan psikoterapi di mana klien dapat
mengkomunkasikan dan mengekspressikan perasaan-perasaan dan
pemikiran-pemikirannya melalui aktifitas yang berkaitan dengan seni,
musik, tari-tarian, drama, puisi, serta permainan. Terapi ekspressif disebut
juga dengan ”Terapi Seni Kreatif”. Khususnya seni, musik, drama dan
puisi (National Coalition of Creative Arts Therapies assosiation (INCCTA
2004).

18
DAFTAR PUSTAKA

Jacobs, Edward E. (1994). Impact therapy. Impact Therapy Associates.


West Virginia

Rahmadian, A.A. (2012). Kreativitas dalam Konseling

Impact Therapy Associates. t.t. about Dr. Ed Jacobs. Diakses dari


http://impacttherapy.com/about/about-dr-ed-jacobs/ . Pada tanggal 17
Maret 2022.
Pukul 20:15. https://osf.io/2cgjy/

Rahmadian, A.A. (2012). Impact counseling : sebuah pendekatan kreatif


dalam konseling. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

19

Anda mungkin juga menyukai