Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR

KONSELING KELOMPOK
Matriks ini untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Teori Bimbingan Dan Konseling Kelompok
Dosen Pengampu: Agung Nugraha, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Nurul Maulida Suryana (C1986201033)


Tiara Gita Nurahmah Dona (C1986201037)
Vina Aulia Rahman (C1986201093)
Yayu Puji Lestari (C1986201092)

Kelas BK4B

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
Konsep Dasar Konseling Kelompok

NO ASPEK PENJELASAN KAJIAN


KAJIAN

1 WHAT Konseling kelompok merupakan kegiatan yang


memberikan efek untuk anggota kelompok yang
mengikutinya.Konseling kelompok bisa
menyelesaikannya masalah yang dialami siswa di
sekolah. ( Ristianti, D. H., Danim, S., Winarto, H., &
Dharmayana, I. W. 2019)

Keuntungan dari layanan konseling kelompok Terdapat


dinamika kelompok yang ditunjukkan oleh keaktifan,
semangat dan kondisi yang dinamis (Walgito 2010) yang
dimana hal itu akan membuat kegiatan kelompok
menyenangkan dan tidak monoton. Terlebih dari itu
konseling kelompok lebih efektif dalam memfasilitasi
pengentasan masalah dibandingkan dengan konseling
individual, karena klien dibantu oleh beberapa orang-
orang yang berada dalam anggota grup (Pérusse,
Goodnough, & Lee, 2009). Selain itu, jika dibandingkan
dengan layanan yang lainnya dalam bimbingan dan
konseling, konseling kelompok adalah layanan yang
mampu menjangkau banyak orang secara cepat, tepat dan
dalam waktu yang singkat.( Ristianti, D. H., Danim, S.,
Winarto, H., & Dharmayana, I. W. 2019)

Konseling kelompok biasanya berkaitan dengan masalah


perkembangan dan masalah situasional anggota.
Fokusnya adalah pada sikap dan emosi, pilihan dan nilai
yang terlibat dalam hubungan antar pribadi. Tujuan
utama dari konseling kelompok adalah terciptanya iklim
pertolongan antarpribadi (suasana konseling) yang
memungkinkan setiap individu untuk mengembangkan
wawasan tentang dirinya dan mencapai penyesuaian
pribadi yang lebih sehat.

2 WHY Dalam program konseling kelompok, dapat memberikan


individu terhadap berbagai jenis pengalaman kelompok
yang membantu mereka belajar bagaimana untuk
memberi fungsi efektif, untuk memberikan
pengembangkan toleransi terhadap stres dan kecemasan,
dan juga untuk menemukan sebuah kepuasan dalam
bekerjasama dan hidup dengan orang lain (Berg &
Landreth, 2011) sehingga hal tersebut dapat membangun
pembelajaran yang kondusif terhadap lingkungan yang
dapat membuat siswa belajar dengan nyaman (Amri &
Elisah, 2011: 57 dalam Ristianti, D. H., Danim, S.,
Winarto, H., & Dharmayana, I. W. 2019)

Berbagai penelitian mengungkap besarnya manfaat


kegiatan konseling kelompok. Diantaranya adalah
bimbingan kelompok di sekolah yang merupakan alat
utama mendukung pertumbuhan dan perkembangan
siswa (Pérusse, Goodnough, & Lee, 2009), meningkatkan
disiplin belajar siswa (Mardia 2014) dan meningkatkan
harga diri siswa (Tri Oktha, Muswardi dan Shinta, 2014).

Konseling kelompok juga dipergunakan untuk membantu


para pelajar sekolah dalam mempelajari tingkah laku
pemecahan masalah sosial, yang membantu mereka
mempersiapkan diri dalam memutuskan karir yang akan
dipilihnya.

3 WHO Dalam readings in counseling psychology (2019: 134)


dijelaskan bahwa di dalam konseling kelompok, konselor
merupakan fasilitator yang mengarahkan ide,
mengklarifikasi masalah, meringkas dan menafsirkan
masalah. Posisi duduk konselor. Keterampilan dan
kepercayaan diri seorang konselor adalah kunci dari
keberhasilan konseling kelompok. Pengalaman dalam
konseling individu sering kali memberikan landasan
untuk dapat bekerja dengan kelompok. Dia harus
menyampaikan perasaan penerimaan, kehangatan dan
pengertian. Peran seorang konselor dalam konseling
kelompok melibatkan pemilihan atau membantu memilih
anggota kelompok, membantu mengembangkan
lingkungan di mana mereka merasa aman dan diterima,
dan membantu menetapkan struktur dan prosedur untuk
kelompok.

4 WHERE Pelayanan konseling di sekolah harus dilaksanakan oleh


guru bimbingan dan konseling atau konselor sesuai
dengan prosedur operasi standar. Hengki Irawan (2014:
15-16) Layanan konseling kelompok pada dasarnya
adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan
didalam suasana kelompok,dimana ada konselor/guru
pembimbing dan klien (siswa). Disana terjadi hubungan
konseling dalam suasana hangat, terbuka, permisif, dan
penuh keakraban. Hallen mengungkapkan bahwa layanan
konseling kelompok adalah suatu layanan bimbingan dan
konseling di sekolah yang memungkinkan peserta didik
(klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui
dinamika kelompok di sekolah.

5 WHEN Selama dekade terakhir banyak peneliti telah mempelajari


keefektifan konseling kelompok berbasis solusi dalam
meningkatkan karakteristik seperti efikasi diri, adaptasi
sosial, dan motivasi akademik di kalangan anak usia
sekolah. (Shechtman, Z. 2014)

Tahap pelaksanaan layanan konseling kelompok yang


utama adalah perencanaan, perencanaan yang dilakukan
adalah dengan mengidentifikasi topik-topik yang akan
dibahas pada kegiatan layanan konseling kelompok yang
akan dilaksanakan. (Hines, E. M., Hines, M. R., Moore
III, J. L., Steen, S., Singleton, P., Cintron, D., ... &
Henderson, J. 2020).

Dalam pandangan Prayitno terkait konseling kelompok


Menyatakan bahwa Dalam pelaksanaan layanan
konseling kelompok, aktifitas dan dinamika kelompok
harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang
berguna bagi pengembangan dan pemecahan masalah
individu (siswa) yang menjadi anggota kelompok.
Konseling kelompok dilakukan ketika siswa/konseli tidak
dapat menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan
layanan konseling individual dimana ia tidak dapat
terbuka dan leluasa dalam menyampaikan permasalahan
terkait dirinya yang membuat dirinya menjadi takut.
Sebenarnya permasalahan tersebut tidak akan terjadi
kepada siswa, jika guru pembimbing melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling secara maksimal dan
efektif, dimana salah satunya adalah dengan pelaksanaan
layanan konseling kelompok, karena dengan begitu bisa
membantu siswa untuk menyelesaikan permasalahannya
serta memperoleh pengetahuan dan informasi baru yang
dapat mengembangkan perasaan, pikiran dan
wawasannya.

6 HOW Konseling kelompok yang menerapkan anggota tetap


dapat lebih mudah membentuk dan memelihara
kohesivitasnya. Tetapi jika terdapat anggota kelompok
yang keluar, dengan system keanggotaan yang demikian,
tidak dapat ditambahkan lagi dan harus menjalankan
konseling berapa pun jumlah anggotanya (Solomon &
Rotthblum, 1984) . Untuk melihat keberhasilan kelompok
layanan konseling, maka perlu dilakukan penilaian
terhadap konseling kelompok. Penilaian dilakukan untuk
mencari tahu atau memperoleh informasi akurat tentang
keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan.( Ristianti, D.
H., Danim, S., Winarto, H., & Dharmayana, I. W. 2019)

Menurut Ellis dan Knaus (Tuckman, 2002), Sangat


penting bahwa seorang konselor yang ingin bekerja
dengan individu dan kelompok harus memiliki teori dan
praktek yang menyeluruh bersama dengan beberapa
pengalaman tentang prinsip dan praktek dinamika
kelompok. Dalam konseling kelompok terdapat asas
keahlian yang di perlihatkan oleh pemimpin kelompok
dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan secara
keseluruhan.

Dalam Penilaian Koneling Kelompok (2020: 15) Asas


keahlian selain mengacu kepada kualifikasi konselor,
juga pada pengalaman. Teori dan praktik bimbingan dan
konseling perlu di padukan. Oleh karena itu, seorang
konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan
praktik secara baik. Dalam konseling kelompok asas
keahlian di perlihatkan oleh pemimpimpin kelompok
dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan secara
keseluruhan.
Daftar Pustaka

Abidin, Zainal. 2018. Optimalisasi Konseling Individu dan Kelompok untuk Keberhasilan
Siswa. Volume 14 no 1, 2018.

Eko, Hijrah, Putro. 2016. Model Konseling Kelompok Teknik Self Regulated Learning untuk
Mengurangi Prokrastinasi Akademik Siswa. Vol 5 no.1, 2016.

Hassan E.M. 2019. Readings in Counseling Psychology. Publishing Department of


Counselling Psychology, College of Applied Education and Vocational Technology, Tai
Solarin University of Education, Ijagun, Ijebu-Ode.
Hines, E. M., Hines, M. R., Moore III, J. L., Steen, S., Singleton, P., Cintron, D., ... &
Henderson, J. (2020). Preparing African American males for college: A group counseling
approach. The Journal for Specialists in Group Work, 45(2), 129-145.

Irawan, Hengki. 2014. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok di Sekolah.

Noer laila, Faizah. 2017. Bimbingan Konseling Sosial. Surabaya : UIN Sunan Ampel Press.

Ristianti, D. H., Danim, S., Winarto, H., & Dharmayana, I. W. (2019). The Development Of
Group Counselling Assessment Instruments. International Journal of Scientific &
Technology Research, 8(10).

Ristianti, D. H., & Fathurrochman, I. (2020). Penilaian Konseling Kelompok. Deepublish.

Siregar, S. W., 2018. Konsep Dasar Konseling Kelompok. Pendidikan dan Konseling,
Volume XII, pp. 78-97.

Shechtman, Z. (2014). Group counseling in the School. Hellenic Journal of Psychology,


11(3), 169-183.

Anda mungkin juga menyukai