Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Konseling Kelompok


Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok.Disana ada konselor dan
ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya minimal dua orang). Dimana
juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab
timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
Layanan konseling kelompok pada hakekatnya adalah suatu proses antar
pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam
suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor,
dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan
hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya

B. Fungsi Layanan Konseling Kelompok

Nurihsan, J (2006:24) menyatakan bahwa konseling kelompok mempunyai dua


fungsi yaitu layanan yang diarahkan untuk mengatasi persoalan yang dialami
individu, dan fungsi layanan preventif; yaitu layanan konseling yang diarahkan untuk
mencegah terjadinya persoalan pada diri individu. Sebagaimana disebutkan di atas
bahwa konseling kelompok bersifat pencegahan dan penyembuhan. Sifat pencegahan
sebagaimana dimaksud mengandung arti bahwa individu yang dibantu mempunyai
kemampuan normal atau berfungsi secara wajar di masyarakat namun memiliki
beberapa kelemahan dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran
berkomunikasi dengan orang lain.
Sementara itu konseling yang bersifat penyembuhan mengandung arti membantu
individu untuk dapat keluar dari persoalan yang dialaminya dengan cara memberikan
kesempatan, dorongan, juga pengarahan individu untu mengubah sikap dan
perilakunya agar selaras dengan lingkungannya. Improvisasi penyembuhan disini
bertolak dari hakikat keberadaan konseli yang merupakan subjek dan bukan objek
yang artinya konseli bebas untuk memilih dan membuat suatu keputusan atas apa
yang tengah dihadapinya, dengan diberikannya kebebasan kepda konseli ini juga
berati bahwa konseling kelompok bukan persepsi pada penyembuhan individu yang
sakit secara psikologsi namun untuk individu yang normal.
Saat ini konseling kelompok telah diterapkan diberbagai institusi seperti, sekolah,
rumah sekolah, perusahaan dan masyarakat luas, untuk mengatasi masalah-maslah
kesehatan (prawitasari, 1997); perilaku anti sosial, Latipun, 1999); pendidikan dan
remaja (Prayitno, 1995) dan sebagainya. Pendekatan kelompok diskembangkan dalam
proses konseling didasakan atas pertimbangan bahwa pada dasarnya kelompok dapat
pula membantu memecahkan individu atausejumlah individu yang bermasalah
(Latipun, 2006: 183).

C. Tujuan Layanan Konseling Kelompok


Tujuan konseling kelompok pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu,
tujuan teoritis dan tujuan operasional. Tujuan teoritis berkaitan dengan tujuan yang
secara umum dicapai melalui proses konseling, sedangkan tujuan operasional
disesuaikan dengan harapan konseli dana masalah yang dihadapi konseli. Tujuan-
tujuan tersebut diupayakan melalui proses dalma konseling kelompok. Pemberi
dorongan (supportive) dan pemahaman melalui redukatif ( insight-reeducative)
sebagai pendekatan yang digunakan konseling. Diharapkan konseli dapat mencapai
tujuan-tujuan tersebut Nelson-Jones (Latipun,2006: 182). Tujuan operasionalnya
disesuaikan dengan masalah konseli, dan dirumuskan secara bersama-bersama antara
konseli dan konselor.
Tujuan mengacu pada mengapa kelompok mengadakan pertemuan dan apa
tujuan serta sasaran yang hendak dicapai. Sebagaimana Brow (2009) mengatakan
bahwa ketika pemimpin sepenuhnya memahami tujuan dari kelompok, lebih mudah
baginya untuk memutuskan hal-hal seperti ukuran, keanggotaan, panjang sesi, dan
jumlah sesi dalam kelompok, sementara itu Hulse-Killacky, Killacky & Donigian,
(2001) menyatakan tujuan dari kelompok berfungsi sebagai peta bagi pemimpin.
Anggota dan pemimpin harus jelas tentang kedua tujuan umum dan tujuan spesifik
setiap sesi kelompok, kadang-kadang tujuannya jelas, seperti menurunkan berat
badan, berhenti merokok, mengatasi fobia, atau belajar keterampilan belajar.
Dikatakan oleh Jacob, at all. (2012: 57) bahwa· ketika seorang pemimpin
kelompok belum jelas tentang tujuan kelompok yang dipimpinnya, maka ada
kecenderungan kelompok tersebut akan sering membingungkan, membosankan, atau
tidak produktif atau pemimpin tidak mengikuti tujuan yang dinyatakan. Selain itu,
tujuan kelompok dapat berubah sebagaimana perkembangan yang terjadi pada
kelompok. Jika konselor menguasai proses klarifikasi tujuan, berikutnya yang penting
dari aspek kepemimpinan kelompok yang efektif adalah perencanaan. Konseling
kelompok berfokus pada membantu konseli dalam melakukan perubahan dengan
menaruh perhatian pada perkembangan dan penyesuaian sehari-hari, misalnya
modifikasi tingkah laku, pengembangan keterampilan hubungan personal, nilai, sikap
atau membuat keputusan karier Gibson dan Mitchell, (Latipun, 2006: 181).

D. Urgensi Konseling Kelompok di Sekolah


Pada zaman millennial ini , permasalahan yang dihadapi oleh para siswa di
sekolah semakin beragam. Mulai dari masalah belajar , karir dan lain sebagaianya.
Banyak masalah yang di hadapi oleh para siswa yang tidak terselesaikan dikarenakan
siswa terkadang tidak mau untuk memanfaatkan bimbingan konseling yang ada
disekolahnya sebagai salah satu solusi pemecahan masalah yang mereka alami.
Mungkin mereka enggan konsultasi kepada bimbingan konseling yang ada di sekolah
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Disamping itu juga sebagian para siswa
masih berfikiran bahwa guru bk merupakan guru/ figure yang menakutkan, sehingga
ketika siswa dipanggil untuk melakukan konseling mereka datang dengan membawa
perasaaan takut terlebih dahulu.
Siswa justru cenderung merasa takut dan tertutup dengan masalah-masalah
yang dihadapinya untuk tidak diungkapkan kepada guru pembimbing atau orang lain
yang ida merasa tidak begitu dekat, sehingga upaya dalam menyelesaikan masalah
tidak berjalan dengan maksimal. Sebenarnya permasalahan tersebut tidak akan terjadi
kepada siswa, apabila guru pembimbing melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konseling secara maksimal dan efektif, dimana salah satunya dengan melaksanakan
konseling kelompok. Karena dengan begitu bisa membantu siswa unutk
menyelesaikan permasalahannya serta memperoleh pengetahuan , informasi baru
yang dapat mengembangkan perasaan , pikiran dan wawasannya. Guru pembimbing
sebenarnya bisa membuat kegiatan layanan konseling kelompok semenarik mungkin,
sehingga bisa menarik minat siswa untuk mengikutinya secara sukarela dan tidak
merasa takut atau canggung lagi.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik ( siswa)
dalam rangka pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
Selain bersifat pencegahan, konseling klompok dapat pula bersifat penyembuhan.
Konseling kelompok adalah salah satu upaya bantuan kepada peserta didik dalam
suasanan kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan
kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.
Klien (peserta didik) dalam konseling kelompok dapat menggunakan interaksi dalam
kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan
tujuan-tujuan tertentu untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan
perilaku tertentu. Jadi , konseling kelompok memang sangat berperan penting pada
kegiatan bimbingan konseling di sekolah.

E. Konseling Kelompok dalam Membangun Keterampilan dan Pengalaman dalam


Pelayanan Sosial serta Mengembangkan Potensi Peserta didik
Keanggotaan merupakan unsur pokok dalam proses kehidupan konseling
kelompok, dapat dikatakan bahwa tidak ada anggota yang tidak mungkin ada sebuah
kelompok. Untuk keanggotaan konseling kelompok yang ideal adalah 6 orang
meskipun pada umumnya anggota berjumlah antara 4-10 orang (Wibowo, 2005:18).
Kegiatan atau kehidupan konseling kelompok itu sebagian besar dirasakan atas
peranan anggotanya. Adapun peranan anggota konseling kelompok menurut Prayitno
(dalam Mahfudzon, 2005:26) antara lain; membantu terbinanya suasana keakraban
dalam hubungan antara anggora konseling kelompok; Mencurahkan segenap perasaan
dalam melibatkan diri kegiatan konseling kelompok; Berusaha yang dilakukan itu
membantu tercapainya tujuan bersama; Membantu tersausunnya aturan konseling
kelompok dan berusaha memenuhinya dengan baik; Benar-benar berusaha secara
efektif ikut serta dalam seluruh kegiatan konseling kelompok.
Dengan adanya hal tersebut maka tanggung jawab anggota dalam kegiatan proses
layanan konseling kelompok dapat meliputi: menghindari pertemuan secara teratur,
menepati waktu, mengambil resiko akibat dari proses kolompok, bersedia berbicara
mengenai diri sendiri, memberikan balikan kepada anggota konseling kelompok lain
dan memelihara kerahasiaan.
DAFTAR PUSTAKA

Kurnanto, E. (2013). Konseling Kelompok. Alfabeta. Bandung


Latipun. (2006). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di
Sekolah Metode, Teknik dan Aplikasi. Bandung: Rizke Press

Anda mungkin juga menyukai