0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan5 halaman
Teks tersebut membahas tiga strategi layanan bimbingan dan konseling yaitu bimbingan kelompok, konseling individu, dan konseling kelompok. Bimbingan kelompok bertujuan memberikan informasi kepada anggota kelompok secara bersama-sama, sedangkan konseling individu memberikan layanan satu-satu untuk membantu klien menyadari pemikiran dan perasaannya. Konseling kelompok memungkinkan pembahasan masalah secara kelomp
Teks tersebut membahas tiga strategi layanan bimbingan dan konseling yaitu bimbingan kelompok, konseling individu, dan konseling kelompok. Bimbingan kelompok bertujuan memberikan informasi kepada anggota kelompok secara bersama-sama, sedangkan konseling individu memberikan layanan satu-satu untuk membantu klien menyadari pemikiran dan perasaannya. Konseling kelompok memungkinkan pembahasan masalah secara kelomp
Teks tersebut membahas tiga strategi layanan bimbingan dan konseling yaitu bimbingan kelompok, konseling individu, dan konseling kelompok. Bimbingan kelompok bertujuan memberikan informasi kepada anggota kelompok secara bersama-sama, sedangkan konseling individu memberikan layanan satu-satu untuk membantu klien menyadari pemikiran dan perasaannya. Konseling kelompok memungkinkan pembahasan masalah secara kelomp
Makul : Bimbingan Konseling Pendidikan Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Edi Kurnanto, S.Ag. M.Pd. SINOPSIS TEMA 7 Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. A. Pendahuluan Menurut saya mengapa materi strategi layanan bimbingan dan konseling perlu dibahas karena dengan strategi akan memberikan perbaikan dengan pengalaman hidup baru, artinya klien/peserta didik harus dapat merubah kehidupan tanpa melihat asal usul masalah mereka serta dengan strategi akan mendapatkan pendekatan umpan balik langsung kepada klien sehingga dapat membantu klien menyadari apa yang telah ia kerjakan atau yang belum ia kerjakan, apa yang telah dipirkan dan apa yang belum dipirkan, dan apa yang ia telah rasakan dan yang ia belum rasakan dalam berbagai situasi. B. Ringkasan Materi 1. Bimbingan Kelompok Hallen (2002) menjelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok yaitu layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik untuk bersamasama mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik-topik penting. Bimbingan kelompok mengacu kepada aktivitas-aktivitas yang berfokus pada penyediaan informasi atau pengalaman melalui sebuah aktivitas kelompok yang terencana dan terorganisir. Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Mungin Eddy Wibowo, 2005) Peranan anggota kelompok dalam bimbingan kelompok, yaitu aktif membahas permasalahan atau topik umum tertentu yang hasil pembahasannya itu berguna bagi para anggota kelompok: berpartisipasi aktif dalam dinamika interaksi sosial, menyumbang bagi pembahasan masalah, dan menyerap berbagai informasi untuk diri sendiri. Suasana interaksi multiarah, mendalam dengan melibatkan aspek kognitif. Sifat pembicaraan umum, tidak rahasia, dan kegiatan berkembang sesuai dengan tingkat perubahan dan pendalaman masalah/topik. Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan kepada klien secara kelompok dengan jumlah anggota kelompok berkisar antara 10-15 orang. Dalam pelaksanaannya bimbingan kelompok dipimpin oleh satu orang konselor yang telah terampil dalam memimpin kegiatan kelompok. Oleh karena itu, seorang calon konselor harus benar- benar mempelajari dan mendalami pelaksanaan layanan bimbingan kelompok agar pelaksanaan yang professional benar-benar dapat terwujud secara utuh. 2. Konseling Individu Hallen (2002) mengungkapkan bahwa layanan konseling individual yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendapat layanan langsung tatap muka dengan guru BK. Lebih lanjut ditegaskan bahwa Layanan Konseling Individu adalah merupakan salah satu pemberian bantuan secara perorangan dan secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship (hubungan muka ke muka, atau hubungan empat mata) antara konselor dengan individu yang terjadi ketika seorang konselor bertemu secara pribadi dengan klien untuk tujuan konseling. Ini adalah interaksi antara konselor dan konseli dimana banyak yang berfikir bahwa ini adalah esensi dari pekerjaan konselor. Konseling individu merupakan bentuk layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Dengan demikian konseling perorangan merupakan ”jantung hati”. Implikasi lain pengertian ”jantung hati” adalah apabila seorang konselor telah menguasai dengan baik apa, mengapa dan bagaimana pelayanan konseling itu (memahami, menghayati dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan dengan berbagai teknik dan teknologinya), maka diharapkan ia dapat menyelenggarakan layanan- layanan bimbingan lainnya tanpa mengalami banyak kesulitan. Banyak peserta didik yang tidak mau membicarakan masalah pribadi atau urusan pribadi mereka dalam diskusi kelas dengan guru. Beberapa dari mereka ragu untuk berbicara di depan kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, konseling individu dalam sekolah- sekolah, tidak terlepas dari psikoterapi, didasarkan pada asumsi bahwa klien itu akan lebih suka berbicara sendirian dengan seorang konselor. Selain itu, kerahasiaan, selalu dianggap sebagai dasar konseling. Akibatnya, muncul asumsi bahwa siswa membutuhkan pertemuan pribadi dengan seorang konselor untuk mengungkapkan pikiran mereka dan untuk meyakinkan bahwa pengungkapan mereka akan dilindungi. Tidak ada yang lebih aman dari pada konseling individu. Secara menyeluruh dan umum, proses konseling individu dari kegiatan paling awal sampai kegiatan akhir, terdapat lima tahap yaitu: tahap pengantaran (introduction), tahap penjajagan (insvention), tahap penafsiran (interpretation), tahap pembinaan (intervention) dan tahap penilaian (inspection). Dalam keseluruhan proses layanan konseling individu, konselor harus menyadari posisi dan peran yang sedang dilakukannya. 3. Konseling Kelompok Hallen (2002) bahwa layanan konseling kelompok yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, bergerak, yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok. Selanjutnya layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan yang saling keterkaitannya sangat besar. Dalam kegiatan kelompok (baik layanan bimbingan kelompok maupun konseling kelompok). Ohlsen dalam Mungin Eddy Wibowo (2005) menyatakan bahwa konseling kelompok merupakan pengalaman terpenting bagi orang-orang yang tidak mempunyai masalah- masalah emosional yang serius. Dalam konseling kelompok ada hubungan antara konselor dengan anggota kelompok penuh rasa penerimaan kepercayaan dan rasa aman. Dalam hubungan ini anggota kelompok (klien belajar menghadapi, mengekspresikan dan menguasai perasaan-perasaan atau pemikiran-pemikiran yang mengganggunya yang merupakan masalah baginya. Topik atau masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat “pribadi” yaitu masalah itu memang merupakan masalah pribadi yang secara langsung dialami, atau lebih tepat lagi merupakan masalah atau kebutuhan yang sedang dialami oleh para anggota kelompok yang menyampaikan topik atau masalah itu. Masalah atau topik pribadi “berada di dalam diri anggota kelompok yang menyampaikannya, menjadi “milik” atau bagian dari pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok, sangat berbeda dengan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, walaupun secara umum kelihatan sama. Dalam beberapa pemahaman dijelaskan bahwa antara pelaskanaan layanan konseling kelompok dengan bimbingan kelompok dapat dikatakan “sama tetapi berbeda”. Bahkan dalam beberapa pendapat dikatakan bahwa perbedaan antara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan konseling kelompok sama dengan “dua orang anak kembar” yang sepintas lalu kelihatan sama tetapi mengalami banyak perbedaan. Sepintas lalu memang sulit bagi guru lain dalam memberdayakannya. Tetapi kondisi ini dapat dijawab dengan memperhatikan secara seksama tentang pelaksanaan yang dilakukan oleh konselor, apakah yang dilakukan itu layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok. Dalam pelaksanaan konseling kelompok, jumlah anggota kelompok berkisar antara 8-10 orang. Jumlah ini agak sedikit dibanding dengan jumlah anggota bimbingan kelompok. Lebih lanjut ditambakan oleh Prayitno (2017) bahwa pelaksanaan layanan ini dapat dilakukan dimana saja, baik dalam ruang tertutup atau ruangan terbuka, asalkan kenyamanan dan keamanan klien dapat terjaga dengan baik. C. Analisis Analisis melihat bahwa strategi layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu kebutuhan yang mencakup berbagai dimensi dan dilaksanakan secara terpadu, ditujukan untuk seluruh peserta didik (murid), dengan menggunakan berbagai strategi dan meliputi ragam dimensi, serta bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi secara optimal, mencegah terhadap timbulnya masalah dan berusaha membantu memecahkan masalah peserta didik (murid). Esensi strategi untuk membantu murid mengembangkan dan menguasai perilaku yang diharapkan terletak pada pengembangan lingkungan belajar yang memungkinkan murid memperoleh perilaku baru yang efektif. Dalam suatu lingkungan perkembangan akan mengandung unsur-unsur peluang, pendukung dan penghargaan. DAFTAR PUSTAKA Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Ciputat pers: Jakarta. Prayitno. 2017. Konseling Profesional yang Berhasil. Rajawali Press: Jakarta. Eddy Wibowo, Mungin. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UNNES Press.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu