Anda di halaman 1dari 7

Nama: Aulia Syalwa Risky Ananda

NIM: 200401110254

PENGANTAR BIMBINGAN KONSELING


A. LATAR BELAKANG
Bimbingan konseling ialah proses bantuan untuk peserta didik baik individu/
kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi,
sosial, belajar, karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas
dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan konseling yaitu membantu siswa
dalam mengembangkan potensinya secara optimal (Fenti Hikmawati, 2011)
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena
setiap siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik masalah pribadi
maupun masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah yang dihadapi masing-masing
siswa sudah pastilah berbeda.
Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang yang dikutip oleh
Prayitno dalam bukunya Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, yaitu: “PP No. 28 dan 29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991 pada
dasarnya mengemukakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan. Secara lebih spesifik, SK MENDIKBUD No. 025/0/1995
mengemukakan: bahwa Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melaui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno. 2001:61).
B. DEFINISI BIMBINGAN
Banyak yang memaknai arti kata “bimbingan” jika dilihat dari sudut
sematiknya bimbingan dalam bahasa asing “guidance” . Pada dasarnya, Bimbingan
merupakan upaya untuk membantu mengoptimalkan individu. Arthur J.Jones (1970)
mengrtikan Bimbingan sebagai “ the help given by one person to another in making
choices and adjustment and in solving problems” pengertian Bimbingan yang
dikemukakan oleh arthur ini sangat sederhana yaitu bahwa dalam proses Bimbingan
ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbning, dimana pembimbing
membantu siterbimbing sehingga siterbimbing mampu membuat pilihan-pilihan,
menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalahnya.
Dalam kamus bahasa Inggris, kata guidance dikaitkan dengan kata
asalnya”guide” yang diartikan sebagai:
a. Showing the way artinya menunjukkan jalan
b. Leading artinya memimpin
c. Conducting artinya menuntun
d. Giving Intruction artinya memberi petunjuk
e. Regulating artinya mengatur
f. Governing artinya mengarahkan,dan
g. Giving advice artinya memberi nasehat.
Berdasarkan terminologi “Bimbingan adalah: suatu proses membantu individu
melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya
untuk memperoleh kebahagian pribadi dan manfaat sosial”.
Lebih lanjut untuk memudahakan ingatan dapat di simpulkan unsurunsur
pokok pengertian dari bimbingan:

 B = bantuan
 I = individu
 M = mandiri
 B = bahan
 I = intraksi
 N = nasehat
 G = gagasan
 A = asuhan
 N = norma

Unsur-unsur tersebut dapat di katakan bahwa bimbingan merupakan bantuan


yang diberikan kepada individu agar dapat mandiri dengan mempergunakan berbagai
bahan, intraksi, nasehat, dan gagasan, dalam suasana asuhan berdasarkan norma-
norma yang berlaku”.
Dari beberapa pemaparan dapat di tarik kesimpulan bahwa bimbingan
merupakan sebuah usaha pendekatan konselor dengan klien bukan hanya
menyelesaikan sebuah masalah yang di hadapi namun mengembangkan potensinya
dengan berbagai anjuran atau nasehat sebagai solusi.
C. DEFINISI KONSELING
Sebutan “konseling” merupakan konversi dari bahasa Inggris”counseling” jika
di tinjau dari segi sematik ”Dalam kamus bahasa Inggris,kata ”counseling” dikaitkan
dengan kata “counsel” yakni berarti nasehat (to obtain counsel), anjuran (to give
counsel),pembicaraan (to take counsel).
Kata “Counseling” pada saat ini telah diterjemahkan dengan konseling, tetapi
kadang-kadang konseling juga masih diterjemahkan dengan penyuluhan. Namun
pengertian “penyuluhan” terkandung adanya makna “keaktifan yang searah” seperti
halnya dalam bimbingan, seperti “wayang suluh”, yaitu ingin memberikan “sesuluh”
atau ingin memberikan penyuluhan. Padahal dalam pengertian “counseling” salah satu
prinsipnya adalah aktifitas konseling tidak hanya dilakukan dari pihak konselor saja,
tetapi konselor harus mengusahakan adanya hubungan yang timbal balik antara
konselor dengan klien, bahkan diharapkan yang lebih berperan aktif adalah klien.
Namun demikian karena istilah penyuluhan telah memasyarakat, maka sampai
dengan saat ini istilah penyuluhan masih digunakan disamping istilah konseling.
Konseling di tinjau berdasarkan terminologi yang di ungkapkan oleh
Moh.surya “konseling merupakan upaya bantuan yang di berikan kepada klien supaya
dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri untuk di manfaatkan
olehnya dalam memperbaiki tingkah laku pada masa yang akan datang dengan
mengenali diri sendiri,orang lain, pendapat orang lain terhadap dirinya,tujuan yang di
kehendaki dan kepercayaannya.
Untuk mempermudah mengingat unsur-unsur pokok pengertian konseling ,
maka huruf-huruf penyuluhan dan konseling dijadikan akronim dengan arti :
1. Penyuluhan
 P = pertemuan
 E = empat mata
 N = klien
 Y = penyuluh
 U = usaha
 L = laras
 U = unik
 H = human (manusiawi)
 A = ahli
 N = norma

Dari unsur tersebut, penyuluhan merupakan pertemuan empat mata kepada


klien dan penyuluh merupakan usaha dengan cara yang laras, unik dan manusiawi,
yang bersifat keahlian berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Konseling
 K = kontak
 O = orang
 N = menangani
 S = masalah
 E = expert (ahli)
 L = laras
 I = integrasi
 N = norma
 G = guna

Dengan demikian pengertian konseling adalah kontrak antara dua orang


(konselor dan Klien), untuk menangani masalah klien dalam suasana yang keahlian
laras dan terintegrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku, untuk tujuan yang
berguna bagi klien.
Natawijaya menambahkan:”konseling merupakan bagian terpadu dari
bimbingan yaitu hubungan timbal balik antara dua individu dimana yang satu
berusaha membantu mencapai pengertian tentang dirinya dalam hubungannya dengan
masalah-masalah yang di hadapi sekarang maupun yang akan dating.
Dari penjelasan pengertian konseling dapat disimpulkan bahwa konseling
merupakan bagian dari bimbingan namun konseling di tekankan klien yang
menemukan jalan keluar sendiri dengan tatap muka sehingga klien mengakui atas
masalahnya, secara sadar dan atas kemauannya sendiri meminta bantuan. dan dapat
kita fahami juga bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap
muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus.
D. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Asumsi atau pandangan seorang peserta didik kepad profesi seorang guru
bimbingan dan konseling (BK) terkadang negatif, atau bahkan tidak mendapatkan
perhatian yang seharusnya dari peserta didik. Kenyataannya fungsi bimbingan
konseling sendiri memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan peserta
didik saat di sekolah ataupun diluar sekolah. Beberapa fungsi bimbingan konseling di
sekolah adalah sebagai berikut:

 Untuk ikut berperan dalam membantu peserta didik memahami dan mengerti
akan dirinya sendiri serta lingkungannya. Hal ini bertujuan agar individu yang
bersangkutan dapat mengembangkan potensi pribadinya dengan optimal dan
dapat menyesuaikan dirinya sendiri dengan lingkungan dengan baik dan sehat.
 Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh perkembangan
yang optimal dan seimbang dalam kepribadian diri seorang peserta didik.
 Membantu peserta didik untuk menentukan minat, bakat dan potensi, termasuk
dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler, program studi saat akan kuliah
atau lebih jauh untuk lebih mengembangkan kemampuan untuk karir dimasa
depan.
 Membantu dalam mengantisipasi atau pencegahan masalah yang dapat terjadi
pada peserta didik dan membantu mereka dalam mengatasinya.
 Membantu untuk turut meluruskan pemikiran, tindakan dan dalam meluapkan
perassan peserta didik yang menyimpang/kurang baik (intervensi) dan
memberikan bimbingan dalam berpola pikir yang sehat, logis dan berperasaan
yang tepat dan baik.
 Memberikan bantuan kepada peserta didik yang tengah menghadapi
permasalahan yang bersifat pribadi ataupun secara sosial.
 Berperan penting dalam pengembangan pribadi peserta didik agar mereka bisa
selalu membentengi diri mereka kepada hal-hal yang kurang baik yang bisa
menurunkan performa diri mereka sendiri.
 Membantu memfasilitasi dalam mengembangkan peserta didik untuk
mencapai tugas-tugas perkembangan mereka.

Prinsip Bimbigan dan Konseling tercantum dalam lampiran Pemendibud no.111


Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidika
Menengah. Terdapat 12 prinsip yang harus dipegang oleh guru bk atau konselor,yaitu:
1. Bimbingan dan Konseling untuk semua peserta didik dan konseli tidak
deskriminatif.Prinsip ini dimana setiap individu akan menerima bimbingan
secara menyeluruh oleh konseli dengan adil dan sesuai dengan programnya.
2. BK sebagai proses individuasi,maksudnya individu berbeda dan unik serta
dinamis sehingga dibutuhkan konseli dalam membantu pembentukan diri.
3. BK menekankan nilai positif,maksudnya konseli akan memberikan nilai
positif terhadap semua permasalahan yang akan dicari solusinya.
4. Bimbingan dan konseling adalah tanggung jawab bersama,maksudnya
semua ikut berperan dalam melaksanakan peran bk dilingkungan sekolah
5. Pengambilan keputusan adalah hal esensial dalam BK,maksudnya BK akan
memberikan arahan dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan
persoalan individu.
6. BK berlangsung disemua situs kehidupan,bukan hanya lingkungan konseli
tetapi keluarga,masyarakat,lingkungan pendidikan dan bangsa negara.
7. BK merupakan integral layanan pendidikan karena itu akan mencapai tujuan
pendidikan nasional
8. BK dilaksalanakan dalam lingkungan budaya Indonesia.Intergrasi guru dan
siswa harus selaras dengan budaya yang ada.
9. BK bersifat fleksibel dan adiftif serta berkelanjutan dengan memperthatikan
sarana dan prasanan mendukung
10. BK dilaksanakan oleh tangan yang kompeten seperti guru BK atau konselor
yang akademik sarjana pendidikan dalam Bimbingan dan Konseling serta
telah lulus dalam Pendidikan Profesi Konselor dari Lembaga Pendidikan
Tinggi Kependidikan
11. Program bimbingan harus sesuai dengan kebutuhan individu dalam aspek
perkembangan
12. Program tersebut harus dievaluasi untuk melihat keberhasilan layanan dan
pengembangan program lebih lanjut.

Dari prinsip diatas sudah jelas bahwa dalam melakukan layanan,konseli tidak
deskriminatif dan adil terhadap semua individu.Konseli juga akan membantu dalam
menemukan solusi yang tepat,tetapi bukan berarti konseli yang mengambil keputusan
melainkan individu itu sendiri.Konseli hanya akan menuntun untuk mencapai pemikiran
dalam mencapai solusi permasalahan.Dalam pelayanan BK juga dibutuhkan peran dari
semua kalangan,agar proses program yang diberikan dapat terjamin dengan baik dan
berkelanjutan.Program yang diberikan juga sesuai dengan permasalahan individu.Individu
sendiri sangat unik dan dinamis,mereka harus dibimbing untuk memahami diri sendiri agar
mengetahui keingian diri untuk masa depan.

Prinsip Bimbingan dan Konseling akan dijadikan pedoman dalam melakukan layanan
program kepada individu sebagai sumber dari terjalinnya proses layanan.Layanan diberikan
oleh orang yang sudah kompeten dan terjamin pendidikannya.BK juga akan memberikan
dampak positif dalam pemikiran yang matang,dimana BK akan mengajak berfikir secara luas
dan menggunakan perasaan sebab akibat dalam mengambil keputusan.BK akan mengajak
untuk rileks dan fleksibel dalam proses layanan.
E. Asas bimbingan dan konseling

Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat


ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut:

 Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut


dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli yang menjadi sasaran
pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh
orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan
menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
 Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya
kesukaan dan kerelaan konseli  mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-
kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
 Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-
pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan
dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan
konseli. Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan
adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar
konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan
tidak berpura-pura.
 Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli
yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong
konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang
diperuntukan baginya.
 Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan
umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli sebagai sasaran pelayanan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya
mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseling.
 Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam
kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi
masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan
apa yang diperbuat sekarang.
 Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
 Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh
guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
 Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,
hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan
norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
 Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-
kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam
penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
 Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima
alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian pula guru
pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai